39 BAB IV KONDISI UMUM 4.1. Letak Geografis

advertisement
39
BAB IV
KONDISI UMUM
4.1. Letak Geografis, Aksesibilitas, dan Jaringan Jalan
Secara geografis Kota Bogor terletak pada koordinat 6,36º30’30”LS
hingga 6º41’00”LS dan 106º43’30”BT hingga 106º51’00”BT. Kota Bogor
terletak di sebelah selatan Kota Jakarta, yaitu kurang lebih berjarak 56 kilometer
dari Kota Jakarta. Luas wilayah Kota Bogor adalah 11.850 ha (0,27 % dari luas
wilayah provinsi Jawa Barat) yang terdiri dari 6 kecamatan, yaitu Bogor Selatan,
Bogor Timur, Bogor Tengah, Bogor Barat, Bogor Utara, dan Tanah Sareal
(Bapeda Kota Bogor, 2008). Secara administratif, perincian batas wilayah Jalan
Kapten Muslihat hingga Terminal Laladon adalah sebagai berikut:
a. sebelah utara berbatasan dengan Jln. Dewi Sartika, Taman Topi, Stasiun KA,
Jln. Perintis Kemerdekaan, Jln. Rante, dan Jln. Sindang Barang Jero;
b. sebelah timur berbatasan dengan Istana Negara dan Jln. Ir. H. Juanda;
c. sebelah selatan berbatasan dengan Gereja Katedral, Kantor PLN, Jln.
Paledang, Jln. Mantarena Lebak, Plaza Jembatan Merah, Jln. Bayangkara, dan
Jln. Pagelaran Ciomas;
d. sebelah barat berbatasan dengan Jln. Letjen Ibrahim Adjie dan Jln. Raya
Dramaga.
Jalur Jln. Kapten Muslihat -- Terminal Laladon terbentang di antara
Kecamatan Bogor Tengah hingga Bogor Barat, yaitu tepatnya antara Kelurahan
Panaragan hingga Sindangbarang (Bapeda Kota Bogor, 2008). Menurut Dinas
Bina Marga dan Pengairan Kota Bogor (2007), jalur jalan tersebut merupakan
jalan kolektor primer yang menghubungkan Jalan Raya Dramaga yang memiliki
karakter sebagai lahan pertanian, pendidikan, pemukiman, perdagangan, dan jasa
dengan Jalan Ir. H. Juanda yang memiliki ciri sebagai fungsi perkantoran, wisata,
perdagangan, dan jasa melalui Terminal Laladon.
Berdasarkan pengamatan, Jalan Kapten Muslihat -- Terminal Laladon
dapat ditempuh dari berbagai arah, di antaranya, arah Kampus IPB Dramaga
melalui Jalan Raya Dramaga, arah Terminal Bubulak, dan arah Jalan Raya
Pajajaran melalui Jalan Ir. H. Juanda. Karena jalur ini dapat ditempuh dari
40
berbagai arah serta memiliki beberapa fungsi, seperti fungsi pertanian,
pemukiman, pendidikan, perdagangan, dan fungsi sejarah, Jln. Kapten Muslihat -Terminal Laladon dapat dikatakan cukup strategis. Jalur jalan tersebut juga dilalui
oleh dua macam trayek angkutan umum, yaitu 02 dan 03 yang merupakan trayek
utama dari dan menuju pusat kota.
Menurut Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (2007), panjang Jalan
Kapten Muslihat -- Letjen Ibrahim Adjie adalah 5,40 km dan memiliki lebar jalur
lalu lintas jalan yang bervariasi, yaitu 12,5 m pada Jalan Kapten Muslihat; 14 m
pada Jalan veteran; 6,5 m pada Jalan Mayor Jenderal Ishak Djuarsa; 7 m pada
Jalan Letnan Jenderal Ibrahim Adjie.
4.2. Iklim
Badan Meteorologi dan Geofisika Kota Bogor (2009) menyatakan bahwa
kondisi iklim rata-rata Kota Bogor pada tahun 2001 -- 2008 adalah sebagai berikut
(Gambar 8).
1. Suhu udara rata-rata adalah 27,17ºC dengan suhu minimum rata-rata 21,77ºC,
dan suhu maksimum rata-rata 31,87ºC.
2. Kelembaban udara rata-rata sebesar 83,99%, dengan kelembaban udara
maksimum terjadi pada bulan Februari, yaitu 89,31%, dan kelembaban udara
minimum pada bulan Juli, yaitu 79,50%.
3. Curah hujan rata-rata adalah 321,54 mm, dengan curah hujan maksimum
terjadi pada bulan Maret, yaitu 506,16 mm, dan curah hujan minimum pada
bulan Agustus, yaitu 162,16 mm.
4. Intensitas penyinaran matahari tertinggi terjadi pada bulan Juli, yaitu 85,66%
dan terendah pada bulan Februari, yaitu 27,19%, sementara intensitas
penyinaran rata-rata sebesar 64,02%.
5. Kecepatan angin rata-rata adalah 2,39 km/jam, dengan kecepatan angin
maksimum terjadi pada bulan Februari, yaitu 3,04 km/jam, dan kecepatan
angin minimum pada bulan Juni, yaitu 1,93 km/jam.
41
Gambar 8. Grafik Iklim Kota Bogor Tahun 2001 -- 2008
4.3. Tanah dan Topografi
Struktur tanah yang terdapat di wilayah Bogor dan sekitarnya adalah
Latosol, yaitu golongan tanah yang telah mengalami perkembangan profil,
bersifat gembur, dan agak asam. Kota Bogor juga memiliki daya dukung tanah
yang besarnya kurang lebih 1,5 kg/cm2. Bogor merupakan daerah perbukitan
bergelombang yang memiliki topografi bervariasi dari landai, gelombang, dan
lembah dengan ketinggian antara 190 m hingga 350 m di atas permukaan laut
(Anonim (2003) dalam Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Bogor
(2007)).
Kota Bogor juga memiliki kemiringan lereng yang bervariasi, yaitu
berkisar 0 -- 2 % (datar) seluas 1.763,94 ha; 2 -- 15 % (landai) seluas 8.091,27 ha;
15 -- 25 % (agak curam) seluas 1.109,89 ha; 25 -- 40 % (curam) seluas 764,96 ha;
dan lebih dari 40 % (sangat curam) seluas 119,94 ha. Kemiringan lereng di
sepanjang Jalan Kapten Muslihat hingga Terminal Laladon cukup bervariasi, yaitu
sebagai berikut (Anonim (2003) dalam Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Kota Bogor (2007)).
1.
Kawasan Jln. Kapten Muslihat, yakni antara pertigaan yang berbatasan
dengan Jln. Ir. H. Juanda hingga area di depan Gereja Katedral, kemiringan
lerengnya datar (0 -- 2 %), pada area jalur hijau di depan gedung DPRD
hingga depan markas Kepolisian Resort (Polres) kemiringan lerengnya landai
(2-15 %), dan area antara markas Polres hingga Plaza Jembatan Merah
kemiringan lerengnya datar (0 -- 2 %).
42
2.
Kawasan Jln. Veteran, yakni antara Plaza Jembatan Merah hingga pertigaan
menuju Pasar Gunung Batu pada Jln. Mayor Jenderal Ishak Djuarsa,
kemiringan lerengnya termasuk kategori agak curam (15 -- 25 %).
3.
Kawasan Jln. Mayor Jenderal Ishak Djuarsa, yakni pada area Pasar Gunung
Batu hingga Terminal Laladon, memiliki kemiringan lereng yang datar (0 -- 2
%).
4.4. Hidrologi
Berdasarkan keterangan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota
Bogor (2007), wilayah Kota Bogor dialiri oleh tiga sungai besar, yaitu Sungai
Ciliwung, Sungai Cisadane, dan Sungai Cipakancilan, serta tiga sungai kecil,
yaitu Sungai Cipedit, Sungai Cibalok, dan Sungai Ciater, yang berperan penting
bagi kondisi hidrologi dan drainase wilayah Bogor. Sungai Ciliwung dan Sungai
Cisadane memiliki tujuh anak sungai yang secara keseluruhan membentuk pola
aliran paralel-subparalel sehingga mempercepat aliran air pada waktu mencapai
debit puncak (time to peak) di Sungai Ciliwung dan Cisadane sebagai sungai
utamanya. Pada umumnya, aliran sungai tersebut dimanfaatkan sebagai sumber
air oleh Perusahaan Daerah Air Minum serta sebagian masyarakat Kota Bogor.
Sistem drainase yang digunakan pada jalan utama Kota meliputi sistem
drainase tertutup dan sistem drainase terbuka. Sementara itu, air hujan dialirkan
melalui saluran drainase sekunder menuju saluran drainase utama yang pada
akhirnya menuju ke sungai. Aliran sistem drainase di Kota Bogor bersifat alami
yang pada prinsipnya mengikuti bentuk topografi Kota, yakni dari daerah yang
lebih tinggi menuju daerah yang lebih rendah sehingga tidak ditemukan adanya
daerah tergenang. Sistem drainase pada jalur ini adalah drainase terbuka berupa
parit.
4.5. Geologi
Secara umum Kota Bogor ditutupi oleh batuan vulkanik yang berasal dari
endapan (batuan sedimen) dua gunung berapi, yaitu Gunung Pangrango (berupa
breksi tupaan/kpbb) dan Gunung Salak (berupa aluvium/kal dan kipas
aluvium/kpal). Lapisan batuan ini berada agak dalam dari permukaan tanah dan
43
jauh dari daerah aliran sungai. Endapan permukaan umumnya berupa aluvial yang
tersusun oleh tanah, pasir, dan kerikil sebagai hasil dari pelapukan sehingga baik
untuk tanaman. Dari struktur geologi tersebut, Kota Bogor memiliki jenis aliran
andesit seluas 2.719,61 ha, kipas aluvial seluas 3.249,98 ha, endapan 1.372,68 ha,
tufaan 3.395,75 ha, dan lanau breksi tufan dan capili seluas 1.112,56 ha (Dinas
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Bogor (2007))
Sementara itu, menurut Badan Pertanahan Nasional (1986) dalam Dinas
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Bogor (2007), endapan batuan yang
menutupi Kota Bogor berasal dari Gunung Gede dan Gunung Salak vulkanik
kwarter sebagai hasil endapan yang dikenal dengan sebutan hipro alluvium yang
berumur plestosin dan kwarter.
4.6. Tata Guna Lahan
Penggunaan lahan di sepanjang Jln. Kapten Muslihat hingga Terminal
Laladon meliputi daerah perkantoran, permukiman, bangunan komersial, dan
fasilitas sosial (pendidikan, klinik kesehatan, tempat ibadah, dan terminal).
Terdapat beberapa bagian di Jln. Kapten Muslihat yang memiliki jalur
pedestrian tepi jalan baik di sisi kiri maupun sisi kanan jalan. Pedestrian tersebut
digunakan sebagai jalur sirkulasi bagi pejalan kaki dari segala usia. Namun, pada
beberapa ruas jalan, jalur pedestrian disalahgunakan sebagai tempat usaha
(misalnya, pedestrian di depan Taman Topi).
Jalur Jln. Kapten Muslihat -- Terminal Laladon dilengkapi oleh bangunan
pelengkap dan perlengkapan jalan. Bangunan pelengkap jalan terdiri dari
jembatan penyeberangan, saluran tepi jalan, pagar, dan pembatas. Perlengkapan
jalan sebagian besar terdapat di Jln. Kapten Muslihat, yang terdiri dari ramburambu lalu lintas dan sarana umum seperti, hydrant, telepon umum, dan kotak
surat.
4.7. Vegetasi
Pohon-pohon pada sebagian besar lanskap jalan di Kota Bogor baik yang
telah lama ada ataupun yang masih baru memiliki ciri khas pada konsep
penanamannya. Pohon-pohon tersebut ditanam dengan pola penanaman yang
44
memadukan pohon, perdu, semak, dan tanaman penutup tanah secara linear pada
jalur hijau tepi jalan. Jenis tanaman yang terdapat pada tepi Jalan Kapten Muslihat
hingga Terminal Laladon terangkum dalam Tabel 11 berikut.
Tabel 11. Jenis Tanaman pada Lokasi Penelitian
Jenis
Tanaman
Nama Ilmiah
Lokasi
1
Acacia mangium
Akasia
Albizia falcataria
Sengon
Amherstia nobilis
Bunga Ratu
Araucaria heterophylla
Cemara Norfolk
√
Artocarpus heterophyllus
Nangka
√
Baringtonia asiatica
Keben
√
Bauhinia purpurea
2
3
√
5
√
√
Bunga Kupu-
√
Kupu
Kenari
√
Caryota urens
Palem Ekor Tupai
√
√
Palem Kuning
√
Delonix regia
Flamboyan
√
Elaesis guinensis
Kelapa Sawit
√
Erythrina crystagali
Dadap Merah
√
Erythrina variegata
Dadap Kuning
Ficus benjamina
Beringin
Ficus elastica
lutescens
4
√
Canarium commune
Chrysalidocarpus
Pohon
Nama Lokal
√
√
√
√
√
√
√
Beringin Karet
√
√
Ficus lyrata
Biola Cantik
√
Filicium decipiens
Kerai Payung
√
Leucana glauca
Lamtoro
√
Mangifera indica
Mangga
√
Maniltoa grandiflora
√
√
√
Bunga
√
Saputangan
Mimusoph elengi
Tanjung
√
Muntingia calabura
Kersen
√
Roystonia regia
Palem Raja
Samanea saman
Ki Hujan
Swietenia mahogani
Mahoni
√
√
√
√
√
√
√
√
√
45
Jenis
Nama Ilmiah
Tanaman
Perdu
Semak
Penutup
Tanah
Nama Lokal
Lokasi
1
2
3
4
5
Bambusa multipleks
Bambu Pagar
√
Bougenvillea spectabilis
Kembang Kertas
√
Codieaum variegatum
Puring
√
Cordyline terminalis
Hanjuang Merah
√
Dracaena fragrans
Hanjuang Hijau
√
Euphorbia barnhartii
Euphorbia
Heliconia rostrata
Pisang Hias
Musa paradisiaca
Pisang
Mussaenda phillipica
Nusa Indah
√
√
Thuja orientalis
Cemara Kipas
√
√
Yucca aulifolia
Yuca
√
Acalypha macrophilla
Akalipa
Cana indica
Kana
√
Cryptanthus sp.
Nanas Merah
√
Hymenocallis sp.
Spider Lili
√
Ixora javanica
Soka Jepang
Pandanus pyegmeus
Pandan Kuning
Althernantera ficoides
Bayam Merah
Iris tectorum
Iris
√
Rhoeo discolor
Adam Hawa
√
Axonopus compressus
Rumput Gajah
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Sumber: Pengamatan dan Dinas Pertamanan Kota Bogor (2010)
dengan
1 : Jln. Letjen Ibrahim Adjie
2 : Jln. Sindang Barang
3 : Jln. Mayjen Ishak Djuarsa
4 : Jln. Veteran
5 : Jln. Kapten Muslihat
Komposisi dan lokasi penanaman tanaman pada lanskap Jln. Kapten Muslihat
hingga Terminal Laladon terdapat pada Tabel 12 berikut.
46
Tabel 12. Komposisi dan Lokasi Penanaman pada Segmen I -- VI
Jalan
Segmen
Lokasi Penanaman
Komposisi dan Jenis
Tanaman
Massal sejenis (kenari,
palem raja, bambu
pagar).
Massal campuran
depan Gereja Katedral
Bogor, depan Kantor
Jln. Kapten Muslihat
I
Bapeda, depan Polres Bogor,
depan Ruko Taman Topi,
depan Kantor PLN, dan
Jembatan Merah
(kenari, palem raja, kerai
payung, bunga ratu,
tanjung, nusa indah,
cemara kipas, kembang
kertas, akalipa, pandan
kuning, spider lili, nanas
merah, adam hawa, iris,
rumput)
Soliter (kenari, ki hujan,
dadap merah, palem
kuning, euphorbia).
Massal sejenis (kenari).
Jln. Veteran
II
depan Plaza Jembatan
Massal campuran
Merah, depan Taman Topi
(kenari, bunga sapu
Square, depan SMA Taruna
tangan, biola cantik,
Andhiga, depan SPBU, dan
sengon, palem raja,
depan Perpustakaan
akalipa, rumput).
Kehutanan (setelah titik
Soliter (beringin, palem
persimpangan Ciomas)
raja, kerai payung,
beringin karet).
Massal sejenis (mahoni,
akalipa).
Massal campuran
(mahoni, tanjung, palem
Jln. Veteran
Jln. Mayjen Ishak
Djuarsa
III
Mesjid Gunung Batu, dan
raja, palem kuning, biola
Markas Yonif Garuda 315
cantik, yuca, hanjuang
merah, hanjuang hijau,
bayam merah, rumput)
Soliter (mahoni, kerai
payung, akasia)
47
Jalan
Segmen
Lokasi Penanaman
Komposisi dan Jenis
Vegetasi
Massal sejenis (mahoni,
depan Markas Yonif
Jln. Mayjen Ishak
Djuarsa
Garuda 315, dan titik
IV
persimpangan Jln. Darul
Qur'an dan Jln. Mayjen
Ishak Djuarsa
pisang, akalipa).
Massal campuran (mahoni,
mangga, tanjung,
flamboyan, cemara kipas,
pisang hias, soka jepang,
bayam merah, rumput).
Soliter (mahoni)
depan Perumahan Sindang
Massal sejenis (mahoni).
Barang Jero, dan Giant
Massal campuran (mahoni,
Swalayan hingga Jln.
akalipa, pisang, hanjuang
Letjen Ibrahim Adjie (titik
merah, rumput).
Jln. Letjen Ibrahim
persimpangan Jln.
Soliter (dadap kuning,
Adjie
Bayangkara dan Jln.
dadap merah, mahoni,
Letjen Ibrahim Adjie)
bunga kupu-kupu, puring).
Jln. Sindang Barang
V
Massal sejenis (kenari,
pisang).
Massal campuran (kenari,
depan Ruko Sindang
Jln. Letjen Ibrahim
Adjie
Barang Grande, depan
VI
SPBU, depan Restoran
Chick'n Fun, dan depan
Terminal Laladon
mahoni, beringin, tanjung,
jambu air, kelapa sawit,
sengon, pete cina, palem
ekor tupai, kersen, pisang,
hanjuang hijau, hanjuang
merah, puring, rumput).
Soliter (mangga, nangka,
cemara norflok, keben,
dadap merah).
Sumber: Pengamatan
Download