Hal. Judul+intisari - USD Repository

advertisement
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
KAJIAN PENATALAKSANAAN
GANGGUAN MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI EMPAT SMU
DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2004
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
oleh
Martha Noviana Wulandari
NIM : 008114081
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
PERSEMBAHANKU
“Jika aku dapat meminta agar hidupku sempurna,
itu merupakan godaan yang menggiurkan namun
aku akan terpaksa menolak, karena dengan begitu aku tidak dapat
lagi menarik pelajaran dari kehidupan”.
”Dia memberi kekuatan kepada yang lelah
dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya”.
“Ucapkanlah syukur dalam segala hal,
sebab itulah yang dikehendaki Allah
di dalam Kristus Yesus bagi kamu”.
!
"
#
"
#
#
#
"
#$
%"
&
#
'
#! # #
#
"
#
"
#
#! #
iv
#
#
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
INTISARI
Gangguan menstruasi adalah keluhan yang dialami wanita ketika
menstruasi, antara lain berupa nyeri haid (dysmenorrhea) dan sindrom pra
menstruasi. Nyeri haid (dysmenorrhea) adalah menstruasi yang disertai rasa
sakit, merupakan keluhan yang paling sering dialami wanita. Dysmenorrhea
dibagi menjadi 2, yaitu dysmenorrhea primer dan dysmenorrhea sekunder.
Dysmenorrhea primer terjadi apabila tidak ditemukan penyebab yang
mendasarinya dan paling sering ditemukan pada wanita. Sindrom pra
menstruasi adalah gangguan siklus menstruasi berupa kombinasi perubahan
fisik dan emosional yang terjadi sebelum menstruasi dan membaik saat terjadi
menstruasi. Penatalaksanaan gangguan menstruasi dapat dilakukan dengan
pengobatan mandiri menggunakan obat tanpa resep dan tanpa menggunakan
obat.
Penelitian ini termasuk penelitian observasional dengan rancangan
penelitian survei deskriptif. Instrumen penelitian yang digunakan berupa
kuesioner. Pemilihan tempat dan subyek penelitian dilakukan secara non
random convenience sampling. Data yang diperoleh diolah secara analisis
deskriptif. Dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui penatalaksanaan
gangguan menstruasi pada remaja putri di empat SMU di Kabupaten Bantul
dengan dan tanpa menggunakan obat.
Hasil penelitian berdasarkan pada 379 subyek penelitian, diketahui
bahwa 64,6% responden mengalami nyeri haid. Responden yang menunjukkan
gejala sindrom pra menstruasi berupa peningkatan emosi sebesar 64,9%, food
craving sebesar 39,3%. Penatalaksanaan gangguan menstruasi oleh responden
yang menggunakan obat tradisional sebesar 81,5% dengan alasan dapat
mengurangi keluhan (19,4%) dan obat modern sebesar 12,1% dengan alasan
cepat sembuh (32,6%). Merek obat modern yang paling banyak digunakan
responden adalah Feminax (66,7%) dan obat tradisional yang banyak
digunakan adalah kunyit asam (93,8%). Penatalaksanaan tanpa menggunakan
obat sebagian besar responden memilih istirahat yang cukup (59,3%).
Kata kunci : Gangguan menstruasi, penatalaksanaan
vi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
Menstruation disorders is a complaint that occurred in women when
they have menstruation i.e., dysmenorrhea and premenstrual syndrome.
Dysmenorrhea is menstruation accompanying with pain, which most occurred
in woman. Dysmenorrhea is divided into primary and secondary disease.
Primary dysmenorrhea occurred when the cause is unknown and mostly found
in women. Premenstrual syndrome can be defined as a cyclic disorder
composed from the combination of a physical and emotional changes, that
occured before the menstruation and improve within the menstrual flow.
Treatment of the menstruation disorders can be done with self care medication
using the over the counter products and non pharmacology therapy.
This is an observational research with descriptive survey design. The
research instrument was questionnaire. The location and subject of the research
was selected with non random convenience sampling method. Data obtained
was analyzed using the descriptive analysis. The goals of this research is
knowing the treatment of menstruation disorders in adolescent girls at four
high schools in Kabupaten Bantul by using over the counter products or not.
According to the result of 379 subjects, 64,6% respondent having
dysmenorrhea in their menstrual flow. The symptom of premenstrual
syndrome as a mood swing is represented by 64,9% of respondent and 39,3%
as a food craving. The treatment of menstruation disorders by the respondent
who was using the traditional drugs is 81,5% for the reason of decrease the
symptom (19,4%) and 12,1% using the modern drugs for the same reason
(32,6%). Feminax (66,7%) is the modern drug trademark that mostly used by
the respondent and kunyit asam (93,8%) is the traditional drug that mostly used
by the respondent. Mostly respondent (59,3%) choose to take a rest for
treatment of the menstruation disorders with non pharmacology therapy.
Key words: menstruation disorders, treatment
vii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
PRAKATA
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas setiap
berkat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
berjudul “Kajian Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi pada Remaja Putri di
Empat SMU di Kabupaten Bantul pada Tahun 2004”. Skripsi ini disusun dan
diajukan guna melengkapi salah satu syarat menyelesaikan program Strata
Satu (S1) di Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak lepas dari dorongan dan
bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini, dengan rendah hati penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
2. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing utama, atas segala
bimbingan dan sarannya serta kesempatan, kesabaran dan keramahan yang
diberikan kepada penulis.
3. Ibu dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes. sebagai dosen penguji atas
kesediaannya menguji serta kritik dan saran yang membangun kepada
penulis.
4. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt. sebagai dosen penguji atas kesediaannya
menguji serta kritik dan saran yang membangun kepada penulis.
viii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
5. Kepala BAPPEDA Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten
Bantul, atas ijin yang telah diberikan sehingga penulis dapat melakukan
penelitian ini.
6. Kepala Sekolah SMU Negeri 1 Sewon, SMU Negeri 1 Kasihan, SMK
Negeri 1 Bantul, dan SMK Negeri 1 Sewon, atas ijin yang telah diberikan
kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang bersangkutan.
7. Adik-adik siswi SMU Negeri 1 Sewon, SMU Negeri 1 Kasihan, SMK
Negeri 1 Bantul, dan SMK Negeri 1 Sewon, atas bantuannya mengisi
kuesioner.
8. Bapak dan Mamaku tercinta (Pak Ayub dan Bu Yanti), atas kasih sayang,
pengertian, kesabaran, kesempatan, dan kerja kerasnya selama ini demi
keberhasilanku. Semua ini tidak ada artinya tanpa kasih sayang dan doa
dari Bapak dan Mama.
9. Adikku Ruth Triana (Nongki) tersayang atas cinta, doa dan dukungannya
setiap hari, yang selalu membantuku dan menemaniku selama ini.
10. Keluarga di Yogyakata, Wates, Tg. Uban, dan Jakarta atas perhatian
dukungannya.
11. Yossie ”mas ku” atas cinta, doa dan perhatiannya selama ini.
12. Nur dan Ndrew atas kebaikannya meminjamkan laptop
13. Sahabat terbaikku Dewi ”dewok” dan Yayuk ”gelok” atas doa, dukungan,
kritik dan sarannya serta pertemanan kita selama ini.
ix
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
14. Para anggota PABELI : Betha, Dewi, Tri, Wanda, dan Yayuk atas cinta
kasih, doa, dukungan serta persahabatan yang indah.
15. Raul dan Lisa atas pertemanan, semangat, dan bantuannya.
16. Para penghuni ”Canna”: Maya ”monchu”, Yessi, Cahya, Laura, Nur, Ina
“butet”, Nana, Siska, dan Tara atas pertemanan dan kebersamaan kita
selama ini. Senang rasanya bisa kenal kalian semua.
17. Teman-teman persekutuan GKJ Madukismo: Risma ”butet”, Ester ”es-teh”,
mbak Atik, Aan, Andri, Krisna, dan lain-lain atas kebersamaan dan
pertemanan kita dalam persekutuan, juga atas doa dan dukungannya.
18. Mbak Enny ”mbak ku” di Solo atas perhatian, doa dan dukungannya, juga
saran-sarannya. Terima kasih sudah mau mendengarkan keluh kesahku.
19. Maya ”monchu” salah satu penghuni ”Canna” atas kesediaannya
menghiburku. Terima kasih sudah mau jadi bulan-bulananku untuk
menghibur saat jenuh.
20. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari, skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karenanya saran dan kritik akan penulis terima dengan senang hati. Akhirnya,
penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, November 2007
Penulis
Martha Noviana Wulandari
x
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA....................................................... v
INTISARI...................................................................................................... vi
ABSTRACT.................................................................................................... vii
PRAKATA .................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xix
BAB I PENGANTAR .....................................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................1
1. Permasalahan.............................................................................6
2. Keaslian penelitian ....................................................................7
3. Manfaat Penelitian.....................................................................7
B. Tujuan Penelitian ............................................................................8
xi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA.............................................................9
A. Menstruasi .......................................................................................9
1. Pengertian ..................................................................................9
2. Siklus Menstruasi ......................................................................10
3. Fisiologi Siklus Menstruasi .......................................................12
B. Karakteristik Usia Responden.........................................................13
C. Dysmenorrhea .................................................................................15
1. Pengertian ..................................................................................15
2. Penggolongan ............................................................................16
3. Patofisiologi Dysmenorrhea Primer ..........................................16
4. Penatalaksanaan Dysmenorrhea Primer ....................................17
5. Dysmenorrhea Sekunder ...........................................................19
D. Sindrom Pra Menstruasi ..................................................................20
1. Pengertian ..................................................................................20
2. Penyebab Sindrom Pra Menstruasi............................................21
3. Gejala Klinis..............................................................................22
4. Penatalaksanaan Sindrom Pra Menstruasi.................................23
E. Sakit, Kesakitan, dan Perilaku Kesehatan.......................................27
F. Obat dan Pengobatan Sendiri ..........................................................29
G. Analgesik.........................................................................................31
H. Keterangan Empiris yang Diharapkan ............................................33
xii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.....................................................34
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................34
B. Definisi Operasional........................................................................34
C. Subyek Penelitian............................................................................36
D. Tempat Penelitian............................................................................36
E. Instrumen Penelitian........................................................................36
F. Tata Cara Penelitian ........................................................................37
G. Tata Cara Pengolahan Hasil ............................................................39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................42
A. Karakteristik Responden .................................................................42
1. Usia Responden .........................................................................42
2. Usia Responden Saat Pertama Menstruasi ................................43
3. Keteraturan Waktu Menstruasi..................................................44
B. Gangguan Menstruasi yang Dialami Responden ............................45
1. Keluhan pada Tahun Pertama Menstruasi.................................46
2. Gangguan Menstruasi yang Dialami Responden di SMU.........48
3. Pengaruh Menstruasi terhadap Aktivitas Responden................52
C. Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi oleh Responden ...............53
1. Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi Menggunakan Obat
Tanpa Resep ..............................................................................54
2. Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi Tanpa Menggunakan
Obat ..........................................................................................66
xiii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
D. Perbedaan Penelitian ini dengan Penelitian yang Dilakukan oleh
Astuti (2004) ...................................................................................68
1. Perbedaan Gangguan Menstruasi yang Dialami oleh
Responden .................................................................................69
2. Perbedaan Penatalaksanaan Nyeri Haid yang Dialami oleh
Responden .................................................................................70
E. Rangkuman .....................................................................................72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................74
A. Kesimpulan .....................................................................................74
B. Saran................................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................76
LAMPIRAN ....................................................................................................79
BIOGRAFI ......................................................................................................93
xiv
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I.
Terapi Dysmenorrhea dengan Obat Tanpa Resep .........................18
Tabel II.
Perubahan Fisik dan Emosional pada Sindrom Pra Menstruasi ....22
Tabel III. Gejala-gejala Umum Sindrom Pra Menstruasi...............................23
Tabel IV. Distribusi Usia Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten
Bantul Tahun 2004 .........................................................................43
Tabel V.
Distribusi Usia Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten
Bantul Tahun 2004 Saat Pertama Kali Menstruasi ........................44
Tabel VI. Keluhan yang Dialami Remaja Putri di Empat SMU di
Kabupaten Bantul Tahun 2004 pada Tahun Pertama
Menstruasi ......................................................................................47
Tabel VII. Jenis Obat Tanpa Resep yang Digunakan Remaja Putri di
Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004..............................54
Tabel VIII. Gambaran Jenis Obat Tradisional yang Digunakan Usia Remaja
Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004................57
Tabel IX. Alasan Pemilihan Obat Tradisional oleh Remaja Putri di
Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004..............................58
Tabel X.
Gambaran Lama Waktu Penggunaan Obat Tradisional pada
Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul
Tahun 2004.....................................................................................59
xv
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Tabel XI. Merek Obat Tanpa Resep yang Digunakan Remaja Putri di Empat
SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004 ........................................61
Tabel XII. Alasan Pemilihan Obat Modern oleh Remaja Putri di
Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004..............................64
Tabel XIII. Gambaran Lama Waktu Penggunaan Obat Modern pada
Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul
Tahun 2004....................................................................................65
Tabel XIV. Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi Tanpa Menggunakan
Obat pada Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten
Bantul Tahun 2004 .........................................................................68
xvi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Sistem Reproduksi Wanita ............................................................10
Gambar 2. Fisiologi Siklus Menstruasi ...........................................................13
Gambar 3. Keteraturan Waktu Menstruasi Remaja Putri di Empat
SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004 .........................................45
Gambar 4. Keteraturan Keluhan Menstruasi Setiap Bulan pada Remaja
Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004.................48
Gambar 5. Gambaran Gangguan Menstruasi pada Remaja Putri di Empat
SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004 yang Sama Seperti
Tahun Pertama Menstruasi setelah Berada di SMU.......................49
Gambar 6. Gambaran Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul
Tahun 2004 yang Mengalami Peningkatan Emosi........................49
Gambar 7. Gambaran Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul
Tahun 2004 yang Mengalami Food Craving ................................50
Gambar 8. Gambaran Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul
Tahun 2004 yang Mengalami Keluhan Lain .................................50
Gambar 9. Gambaran Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul
Tahun 2004 yang Mengalami Dysmenorrhea ...............................51
Gambar 10. Pengaruh Gangguan Menstruasi terhadap Aktivitas Remaja
Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004...............52
xvii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Gambar 11. Gambaran Efek Obat Setelah Penggunaan Obat Tradisional
pada Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul
Tahun 2004...................................................................................60
Gambar 12. Gambaran Efek Obat Setelah Penggunaan Obat Modern pada
Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul
Tahun 2004...................................................................................66
Gambar 13. Perbedaan Gangguan Menstruasi yang Dialami Responden
pada Penelitian Astuti (2004) dan Penelitian Kajian
Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi pada Remaja Putri di
Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004............................70
Gambar 14. Perbedaan Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi yang
Dialami Responden pada Penelitian Astuti (2004) dan
Penelitian Kajian Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi
pada Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul
Tahun 2004...................................................................................71
xviii
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Lembar Kuesioner ............................................................................79
Lampiran 3. Rekapitulasi Jawaban Responden.....................................................85
Lampiran 4. Surat Ijin dari BAPPEDA DIY.........................................................91
Lampiran 4. Surat Ijin dari BAPPEDA Bantul .....................................................92
xix
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Menstruasi merupakan kejadian yang umumnya dialami oleh setiap
wanita, dimulai dari masa remaja dan biasanya berlanjut sampai akhir paruh
baya. Setiap bulan, secara periodik, seorang wanita akan mengalami
menstruasi yaitu meluruhnya jaringan endometrium karena tidak adanya
telur matang yang dibuahi sperma. Peristiwa ini begitu wajar dan alami
sehingga dapat dipastikan bahwa semua wanita normal akan mengalaminya.
Walaupun demikian, pada kenyataannya banyak wanita yang mengalami
gangguan menstruasi baik sebelum maupun ketika menstruasi. Gangguan
menstruasi yang dialami oleh kebanyakan wanita antara lain adalah
gangguan
sebelum
menstruasi/sindrom
pra
menstruasi
dan
nyeri
haid/dysmenorrhea (Shimp, 2000).
Nyeri haid paling sering terjadi pada remaja yang berusia antara
duabelas tahun hingga
sekitar duapuluh tahun. Suatu penelitian
mengungkapkan bahwa sebagian wanita yang mengalami nyeri haid akan
kehilangan aktivitas hari-hari kerja mereka dalam sebulan karena gejala
yang ditimbulkan tidak dapat ditoleransi. Pada kebanyakan wanita yang
mengalami nyeri haid, membutuhkan waktu sementara untuk beristirahat di
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
2
rumah dan bila perlu menggunakan obat pengurang nyeri haid (Shimp,
2000).
Angka kejadian nyeri haid di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari
50 persen wanita dalam usia reproduksi di setiap negara mengalaminya. Di
Amerika, angka persentase wanita yang mengalami nyeri haid sekitar 60
persen. Di Swedia, angka persentasenya sekitar 72 persen dan diperkirakan
di Indonesia 55 persen wanita wanita usia produktif tersiksa nyeri selama
haid. Untuk mengantisipasi nyeri haid, ada beberapa terapi yang
ditawarkan. Terapi tersebut antara lain terapi dengan obat dan pola hidup
sehat (Anonim, 2004).
Pada umumnya yang terjadi pada masyarakat, untuk mengatasi nyeri
haid, mereka banyak melakukan pengobatan mandiri. Namun, pengobatan
mandiri yang dilakukan dapat menimbulkan bahaya bila mereka tidak
mengerti dengan jelas mengenai informasi obat yang benar. Kasus seperti
ini biasanya terjadi pada masyarakat yang menggunakan obat tanpa resep
yang beredar di pasaran (Shimp, 2000). Hal ini dikarenakan dalam
menggunakan obat tersebut, mereka tidak didampingi oleh tenaga
kesehatan. Selain itu, dari penderita sendiri juga dituntut mampu melakukan
perawatan sendiri dalam mencegah dan menyembuhkan rasa sakit dengan
obat modern ataupun obat tradisional (Holt dan Hall, 1990).
Penelitian mengenai nyeri haid pernah dilakukan oleh Astuti pada
tahun 2004. Penelitian tersebut menggambarkan tentang pola pemilihan dan
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
3
penggunaan obat pengurang nyeri haid pada siswi SMU. Menilik dari
penelitian tersebut, peneliti pada penelitian ini tertarik untuk mengetahui
lebih lanjut tentang gambaran umum menstruasi seperti yang digambarkan
oleh peneliti sebelumnya. Dalam hal ini, gambaran umum menstruasi yang
akan diteliti tidak hanya gangguan menstruasi yang berupa nyeri haid saja,
tetapi juga mengenai sindrom pra menstruasi. Selain itu, peneliti juga
tertarik untuk melihat bagaimana penatalaksanaan gangguan menstruasi
yang berupa nyeri haid dan sindrom pra menstruasi tersebut. Jadi, penelitian
ini ingin mengetahui apakah responden juga mengalami gangguan
menstruasi lain selain nyeri haid, yaitu sindrom pra menstruasi. Penelitian
ini mengambil tempat penelitian yang sama dengan sebelumnya, yaitu
Kabupaten Bantul, namun subyek penelitian yang digunakan berbeda.
Seperti halnya nyeri haid, sindrom pra menstruasi dewasa ini juga
sudah banyak dikenal oleh masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan pendapat
para ahli di dunia bahwa sekitar 40 persen wanita di dunia menghadapi
sindrom pra menstruasi. Biasanya sindrom pra menstruasi ini dialami oleh
mereka yang berumur 14 sampai 50 tahunan. Sindrom pra menstruasi mulai
pada 7 sampai 14 hari sebelum menstruasi dan akan lebih membaik ketika
mulai menstruasi. Ditandai dengan tingginya perubahan emosional dan fisik
yang biasanya meningkat pada hari-hari sebelum menstruasi, sakit kepala
dan nafsu makan yang meningkat, perasaan murung dan gelisah.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
4
Gangguan kesehatan berupa pusing, depresi perasaan sensitif
berlebihan sekitar dua minggu sebelum haid umumnya dianggap hal yang
wajar bagi wanita usia produktif. Penelitian berdasarkan survey tahun 1982
di Amerika Serikat menunjukkan sindrom pra menstruasi dialami 50 persen
wanita dengan sosio ekonomi menengah yang datang ke klinik ginekologi.
Sindrom pra menstruasi memang kumpulan gejala akibat perubahan
hormonal yang berhubungan dengan siklus saat ovulasi (pelepasan sel telur
dari ovarium) dan menstruasi. Sindrom ini akan menghilang pada saat
menstruasi dimulai sampai beberapa hari setelah selesai menstruasi
(Karyadi, 1999).
Banyak wanita yang mengalami gangguan menstruasi mengatakan
bahwa mereka dapat sedikit mengatasinya dengan olah raga teratur atau
dengan mengkonsumsi vitamin. Bagi mereka yang mengalami gejala lebih
parah, akan sangat membantu bila mengkonsumsi obat-obatan tertentu
seperti misalnya obat pengurang nyeri haid. Kenyataan yang terlihat, tidak
semua wanita yang mengalami gangguan menstruasi mampu mengatasinya
dengan mudah. Untuk mengatasi gangguan menstruasi ini terkadang
dilakukan dengan cara yang kurang benar, misalnya pada sindrom pra
menstruasi, pelampiasan emosi yang meningkat secara berlebihan atau
dengan makan makanan yang berlebihan ketika rasa lapar muncul. Padahal,
gangguan menstruasi dapat diatasi dengan cara yang lebih baik. Contohnya,
para wanita dapat mengalihkan perhatiannya dari gangguan menstruasi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
5
yang dialaminya dengan istirahat cukup, bila rasa lapar berlebihan muncul
dapat mengkonsumsi makanan sehat, buah dan air mineral (Agustini, 2007).
Di Negara maju seperti Amerika Serikat, diperkirakan dalam waktu
satu tahun penduduk yang mengeluh atau merasa menderita sakit sebanyak
75% dari jumlah penduduknya. Dari jumlah tersebut, 10% tidak berbuat
apa-apa, 25% pergi ke dokter untuk mendapatkan pertolongan, dan sisanya
sebanyak 65% melakukan pengobatan sendiri. Dengan demikian, dapat
diperkirakan bahwa di Indonesia yang pergi ke dokter kurang dari 25%,
sedangkan yang melakukan pengobatan sendiri lebih dari 65% jumlah
penduduk yang mengeluh atau merasa menderita sakit dalam setahun.
Pengobatan sendiri di Indonesia dilakukan dengan menggunakan obat
tradisional atau jamu dan obat-obat paten, seperti golongan obat bebas.
Pada umumnya, dasar pemilihan dalam menentukan jamu atau obat paten
untuk pengobatan sendiri adalah pengalamam menggunakan jamu atau obat
tertentu pada waktu yang lalu atau informasi dari orang lain (Sartono,
1993).
Berdasarkan hal tersebut, penelitian tentang kajian penatalaksanaan
gangguan menstruasi pada remaja putri di empat SMU di Kabupaten Bantul
menarik untuk dilakukan. Hal ini berkaitan dengan pengobatan sendiri yang
dilakukan oleh remaja putri usia SMU dalam mengatasi gangguan
menstruasi yang dialaminya.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
6
Penelitian ini menggunakan remaja usia SMU sebagai sampel karena
diperkirakan pada usia tersebut keseluruhan siswi sudah mengalami
menstruasi, dan tentu saja yang mengalami gangguan menstruasi adalah
wanita yang sudah menstruasi. Penelitian menggunakan 4 sekolah karena
observasi di tempat yang berlainan akan lebih representatif. Selain itu, tidak
ada alasan khusus mengapa penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bantul.
1. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut ini.
a. Seperti apakah karakteristik remaja putri di 4 SMU di Kabupaten
Bantul yang mengalami gangguan menstruasi?
b. Gangguan menstruasi apa saja yang dialami oleh remaja putri di 4
SMU di Kabupaten Bantul?
c. Bagaimanakah
penatalaksanaan
gangguan
menstruasi
yang
dilakukan oleh remaja putri di 4 SMU di Kabupaten Bantul ketika
mengalami gangguan menstruasi?
d. Apakah perbedaan yang terdapat pada penelitian ini dengan
penelitian yang dilakukan Astuti pada tahun 2004?
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
7
2. Keaslian Penelitian
Penulis menemukan penelitian yang sejenis dengan judul “Pola
Pemilihan dan Penggunaan Obat Pengurang Nyeri Haid oleh Siswi di 5
SMU Kabupaten Bantul Tahun 2004” (Astuti, 2004). Hasil penelitian
tersebut menyimpulkan bahwa sebagian siswi pernah mengalami nyeri haid.
Penelitian tersebut dilakukan di 5 SMU di Kabupaten Bantul dan
menyajikan pola pemilihan dan penggunaan obat nyeri haid. Sejauh
pengamatan penulis, belum pernah dilakukan penelitian yang berjudul
“Kajian Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi pada Remaja Putri di
Empat SMU di Kabupaten Bantul”. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian yang dilakukan Astuti adalah penelitian ini juga dilakukan di
Kabupaten Bantul tetapi pada empat SMU yang berbeda. Di samping itu,
penelitian ini menyajikan perbandingan hasil yang diperoleh dengan
penelitian yang dilakukan Astuti. Penelitian ini juga membahas mengenai
sindrom pra menstruasi yang dialami oleh remaja putri di empat SMU di
Kabupaten Bantul.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat praktis
Hasil yang diperoleh dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam
pemberian informasi tentang penggunaan obat bebas secara rasional
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
8
sehingga dapat mencegah atau mengurangi kesalahan dalam
penggunaan obat-obat tersebut.
b. Manfaat teoritis
Memberikan gambaran yang jelas tentang penatalaksanaan gangguan
menstruasi oleh remaja putri di empat SMU di Kabupaten Bantul.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini dilakukan untuk evaluasi penatalaksanaan gangguan
menstruasi pada remaja putri di 4 SMU di Kabupaten Bantul.
2. Tujuan Khusus
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui:
a. karakteristik remaja putri di empat SMU di Kabupaten Bantul yang
mengalami gangguan menstruasi.
b. gangguan menstruasi yang dialami oleh remaja putri di empat SMU
di Kabupaten Bantul.
c. penatalaksanaan gangguan menstruasi yang dilakukan oleh remaja
putri di empat SMU di Kabupaten Bantul ketika mengalami
gangguan menstruasi.
d. perbedaan yang terdapat pada penelitian ini dengan penelitian yang
dilakukan Astuti pada tahun 2004.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
9
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Menstruasi
1. Pengertian
Menstruasi atau haid adalah proses keluarnya darah yang terjadi
secara periodik. Keluarnya darah dari vagina disebabkan luruhnya lapisan
dalam rahim yang banyak mengandung pembuluh darah dan sel telur yang
tidak dibuahi (Kasdu, 2005). Menstruasi merupakan kondisi fisiologis
berupa pelepasan sel telur (ovum) yang tidak dibuahi oleh sperma. Sel telur
yang tidak dibuahi akan mati sesudah ± 20 jam. Kemudian setelah ± 14 hari
(10-16) selaput lendir yang tidak terpakai itu mengelupas dan dikeluarkan
(Sohn dan Korberly, 1990).
Proses menstruasi berlangsung terus sampai berakhirnya masa
produktif wanita, yaitu saat menstruasi berhenti secara permanen (Kasdu,
2005). Masa produktif wanita dimulai saat usia remaja, ketika mengalami
fase pubertas. Pubertas (puberty) adalah suatu periode kematangan
kerangka dan seksual terjadi dengan pesat terutama pada awal masa remaja.
Kematangan seksual merupakan suatu rangkaian dari perubahanperubahan yang terjadi pada masa remaja, yang ditandai dengan perubahan
pada ciri-ciri seks primer (primary sex characteristics) dan ciri-ciri seks
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
10
sekunder (secondary sex characteristics). Ciri-ciri seks primer menunjuk
pada organ tubuh yang secara langsung berhubungan dengan proses
reproduksi. Pada wanita, perubahan ciri-ciri seks primer ditandai dengan
munculnya periode menstruasi, yang disebut dengan menarche, yaitu
menstruasi yang pertama kali dialami oleh seorang wanita. Perubahan ciriciri seks sekunder yang dialami oleh wanita ditandai dengan membesarnya
payudara dan pinggul, suara menjadi halus, dan tumbuhnya rambut pada
beberapa bagian tubuh (Desmita, 2005).
Gambar 1. Sistem Reproduksi Wanita
Sumber: www.web-books.com/.../Reproductive/uterus.jpg
2. Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi secara fisiologis biasanya dialami oleh wanita,
dimulai dari masa remaja dan berlanjut sampai menopause (Shimp, 2000).
Menopause sering diartikan sebagai titik awal menurunnya fungsi seorang
wanita. Menstruasi tidak muncul dan fungsi reproduksi juga tidak terjadi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
11
lagi (Indarti, 2004). Menstruasi terjadi karena pengaruh siklus bulanan dari
hormon-hormon reproduktif wanita. Menstruasi dialami pertama kali oleh
wanita antara umur 9 sampai 17 tahun. Usia umum dimana seorang wanita
mengalami menstruasi pertama kali (menarche) adalah antara 12-14 tahun.
Namun, ditemukan juga wanita dimana mengalami kematangan seksual
lebih cepat pada usia kurang dari 12 tahun dan lebih lambat kematangan
seksualnya, yaitu pada usia > 14 tahun. Hal tersebut terjadi karena berbagai
faktor seperti nutrisi dan faktor keturunan (Cherry, 1999). Sementara itu
Sarwono (2005) mengatakan bahwa keadaan gizi yang semakin baik dapat
mempecepat pertumbuhan organ-organ seksual manusia. Peneliti lain juga
berpendapat bahwa usia menarche yang semakin cepat disebabkan oleh
hubungan antar jenis yang serba boleh (permisif) sehingga mempercepat
kematangan tubuhnya. Selain itu, terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti ras, faktor gen, status nutrisi, intensitas latihan (olah raga),
dan faktor psikologi (Shimp, 2000).
Lamanya siklus menstruasi yang normal dihitung dari jarak antara
tanggal mulainya menstruasi sebelumnya dengan mulainya menstruasi
berikutnya, yaitu berkisar antara 25 sampai 32 hari (Indarti, 2004). Menurut
Guyton (1991), lama siklus menstruasi rata-rata 28 hari, dapat juga
sependek 20 hari atau selama 45 hari, bahkan pada wanita yang normal.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
12
3. Fisiologi Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi terjadi karena aktivitas hormon-hormon di
hipotalamus, kelenjar pituitary, dan ovarium. Kelenjar pituitari adalah
kelenjar di bawah otak yang mempengaruhi fungsi dan pertumbuhan badan.
Sel-sel dalam hipotalamus berperan penting pada pengaturan siklus
menstruasi dengan memproduksi Gonadotropin – Releasing Hormon
(GnRH). Hormon GnRH mendorong sel-sel gonadotrop pituitari untuk
mensintesis dan mengsekresi Luitenizing Hormon (LH) dan Follicle
Stimulating Hormon (FSH). Hormon FSH kemudian merangsang folikel
dalam ovarium agar cepat matang (Shimp, 2000).
Folikel yang matang karena rangsangan dari Follicle Stimulating
Hormon (FSH), akan dikeluarkan dari ovum. Kemudian folikel ini akan
menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh
Luteinizing Hormon (LH). Korpus luteum akan mengeluarkan hormon
estrogen dan progesteron yang semakin lama semakin tinggi kadarnya.
Estrogen dan progesteron berguna untuk membentuk dan mempertahankan
ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar
progesteron akan terus dipertahankan selama trimester awal (tiga bulan)
kehamilan sampai fungsiya digantikan oleh plasenta (Guyton, 1991).
Apabila pembuahan tidak terjadi, korpus luteum akan mengalami
degenerasi. Akibat degenerasi korpus luteum, maka kadar estrogen dan
progesteron mengalami penurunan, semakin berkurang sampai akhirnya
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
13
berhenti. Hal ini menyebabkan terjadinya vasokonstriksi pada pembuluh
darah dan segera diikuti vasodilatasi. Keadaan seperti ini meyebabkan
pelepasan lapisan endometrium dan pendarahan yang disebut menstruasi
(Manuaba, 1998).
Gambar 2. Fisiologi Siklus Menstruasi
Sumber: http://www.nordica.org/reproductive
B. Karakteristik Usia Remaja
Masa remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari anak-anak ke
dewasa, bukan hanya dalam artian psikologis, tetapi juga fisik. Bahkan,
perubahan-perubahan fisik yang terjadi itulah yang merupakan gejala
primer dalam pertumbuhan remaja. Batasan usia remaja yang ditetapkan
oleh WHO adalah batas usia 10-20 tahun. Remaja awal adalah remaja yang
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
14
berusia 10-14 tahun dan usia 15-20 tahun digolongkan pada remaja akhir
(Sarwono, 2005).
Usia 14-19 tahun termasuk kategori usia remaja. Remaja dikenal
sebagai tahap perkembangan fisik ketika organ reproduksi manusia
mencapai kematangannya dan berfungsi secara sempurna. Kematangan
organ reproduksi pada remaja wanita ditandai dengan menstruasi setiap
bulannya.
Tidak hanya kematangan fisik saja yang terjadi pada usia remaja,
tetapi juga kematangan perilaku dan pola pikir remaja itu sendiri.
Responden yang tidak lain adalah remaja, sudah selayaknya mengalami
kematangan perilaku dan pola pikir, dapat mengambil keputusan sendiri,
mempunyai inisiatif dan bertanggung jawab atas keputusan yang telah
diambil. Seorang remaja memiliki kebebasan untuk memilih apa yang
seharusnya dilakukan ketika menghadapi sesuatu.
Didalam kebebasan memilih menurut Covey (1990) yang dituliskan
oleh Desmita (2005) , terkandung unsur-unsur:
a. Self-awareness (kesadaran diri), yaitu kemampuan untuk melihat,
memikirkan, menenangkan dan menilai diri sendiri.
b. Imagination (imajinasi), yaitu kemampuan untuk membayangkan
sesuatu melampaui realitas yang dimungkinkan manusia untuk
menciptakan sesuatu dalam pikirannya yang tidak dibatasi oleh dunia
nyata.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
15
c. Concience (kata hati), yaitu kesadaran batin yang mendalam tentang
benar-salah, baik-buruk, yang diharapkan-tidak diharapkan, sebagai
prinsip
yang
mengatur
perilaku
manusia
sehingga
ia
dapat
menyelaraskan pikiran, perasaan dan tindakannya.
d. Independent-will (kehendak bebas), yaitu kemampuan untuk bertindak
berdasarkan kesadaran dirinya dan bebas dari segala pengaruh lain.
C. Dysmenorrhea
1. Pengertian
Dysmenorrhea (nyeri haid) adalah nyeri yang timbul akibat
kontraksi yang tidak teratur ketika peluruhan dinding endometrium. Nyeri
yang dirasakan mulai dari nyeri ringan sampai berat pada perut bagian
bawah. Pada keadaan yang berat dapat disertai berbagai gejala dan tanda,
mulai dari mual, muntah, diare, pusing, nyeri kepala bahkan sampai pingsan
(Anonim, 2004; Cherry, 1999).
Rasa nyeri ketika menstruasi yang demikian hebat seringkali
memerlukan obat pereda sakit. Gejala-gejala klinis biasanya dimulai sehari
sebelum menstruasi berlangsung, selama hari pertama dan kedua
menstruasi, dan jarang terjadi setelah itu. Nyeri terasa hilang timbul, tajam
dan bergelombang, biasanya mengikuti gerak rahim dan dapat menjalar ke
arah pinggang bagian belakang. Selain rasa nyeri, dapat pula disertai
perasaan mudah tersinggung atau depresi (Riyanto, 2002).
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
16
2. Penggolongan
Berdasarkan penyebabnya, dikenal dua jenis dysmenorrhea (nyeri
haid)
yaitu
dysmenorrhea
primer
dan
dysmenorrhea
sekunder.
Dysmenorrhea primer terjadi apabila tidak ditemukan penyebab yang
mendasarinya dan dysmenorrhea sekunder jika penyebabnya adalah
kelainan kandungan.
3.
Patofisiologi Dysmenorrhea Primer
Dysmenorrhea primer hanya terjadi saat siklus ovulatori. Oleh
karena itu, angka kejadiannya lebih tinggi pada wanita diawal masa
remajanya (awal menstruasi) dan ketika menginjak dewasa. Karena pada
masa ini, keteraturan ovulasi meningkat (Shimp, 2000).
Penyebab terjadinya dysmenorrhea primer adalah kontraksi pada
uterus, yang berhubungan dengan kadar prostaglandin. Endometrium dan
miometrium pada uterus memegang peranan atau mempunyai kapasitas
pada sintesis prostaglandin. Kadar prostaglandin dalam endometrium dan
cairan menstruasi pada wanita dengan dysmenorrhea primer ditemukan
mempunyai kadar yang tinggi. Perbandingannya adalah 5-13 kali lebih
besar prostaglandin yang ditemukan pada wanita dengan dysmenorrhea
primer dibandingkan yang tidak mengalami dysmenorrhea primer.
Kadar prostaglandin yang meningkat, menyebabkan turunnya kadar
progesteron selama siklus menstruasi. Bersamaan dengan itu, kadar
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
17
prostacyclin juga mengalami penurunan. Kondisi ini dapat memicu
terjadinya kontraksi uterin yang kuat dan mengalami vasokonstriksi.
Akibatnya, terjadi defisiensi oksigen untuk mencapai jaringan dan
menyebabkan atau menimbulkan rasa sakit pada beberapa wanita.
Pada menstruasi yang normal, tekanan kontraksi berkisar antara 5080 mmHg dan berlangsung selama 15-30 detik setiap 10 menit. Sedangkan
pada kasus dysmenorrhea primer, tekanan kontraksinya mencapai 400
mmHg, waktu kontraksi dapat lebih dari 90 detik dan jarak antar kontraksi
bisa kurang dari 15 detik (Shimp, 2000).
4.
Penatalaksanaan Dysmenorrhea Primer
Untuk mengatasi dysmenorrhea primer, perlu dipahami mengenai
sasaran terapi, strategi terapi serta pemilihan obat untuk dysmenorrhea
primer. Tujuannya agar terapi yang dilakukan benar-benar efektif dalam
mengatasi nyeri haid (dysmenorrhea primer).
a. Tujuan Terapi
Terapi dimaksudkan untuk mengurangi gejala-gejala dysmenorrhea
primer dan untuk meredakan ketidak nyamanan dan gangguan saat
beraktivitas (Shimp, 2000).
b. Strategi Terapi
Strategi terapi dysmenorrhea primer dibagi menjadi dua, yaitu
strategi terapi non farmakologi dan strategi terapi farmakologi. Strategi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
18
terapi non farmakologi antara lain dapat dilakukan dengan cara
mengompres daerah sekitar perut dengan air hangat atau dengan
menggunakan “Heating pad”. Selain itu, mengatur diet makanan,
mengurangi konsumsi kafein, alkohol dan meningkatkan konsumsi
karbohidrat serta olahraga secara teratur dipercaya dapat meringankan rasa
nyeri saat menstruasi (Shimp, 2000). Kafein dengan dosis yang tinggi akan
menyebabkan gugup, gelisah, tremor dan insomnia (Wilmana, 1995).
Tabel I. Terapi Dysmenorrhea dengan Obat Tanpa Resep
(Shimp,2000)
OBAT
REKOMENDASI DOSIS MAKSIMAL
DOSIS
HARIAN
Acetaminophen 650-1000 mg setiap
4000 mg
4-6 jam
Aspirin
650-1000 mg setiap
4000 mg
4-6 jam
Ibuprofen
200-400 mg setiap 41200 mg
6 jam
Ketoprofen
12.5-25 mg setiap 4-8
75 mg
jam; tidak lebih dari
25 mg dalam 4-6 jam.
Noproxen
220-440 mg diawal:
660 mg
sodium
kemudian 220 mg
setiap 8-12 jam
Strategi
terapi
farmakologi
merupakan
terapi
mengatasi
dysmenorrhea primer dengan menggunakan obat. Pada umumnya obat yang
digunakan adalah obat tanpa resep, antara lain aspirin, acetaminophen, dan
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
19
obat anti inflamasi non steroid (AINS). Tiga anti inflamasi non steroid
(AINS) yang tersedia sebagai obat tanpa resep dan sering digunakan untuk
mengatasi dysmenorrhea primer adalah ibuprofen, naproxen sodium, dan
ketoprofen. Tabel I menunjukkan dosis beberapa jenis obat yang
direkomendasikan untuk mengatasi dysmenorrhea primer.
5. Dysmenorhea Sekunder
Dysmenorrhea sekunder biasanya berhubungan dengan patologi
pelvic yaitu terjadi karena adanya kelainan atau penyakit dan biasanya
terjadi pada usia dewasa. Nyeri pada dysmenorrhea sekunder biasanya
mulai pada awal siklus menstruasi dan lebih lama dari pada nyeri haid pada
umumnya.
Kemungkinan penyebab dysmenorrhea sekunder antara lain
endometriosis (adanya jaringan endometrial pada tempat yang tidak
semestinya), tumor jinak pada rahim, kista indung telur, polip dinding
rahim, infeksi panggul rahim, cervical stenosis, dan kelainan bawaan
(Shimp, 2000).
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
20
D. Sindrom Pra Menstruasi
1. Pengertian
Sindrom pra menstruasi didefinisikan sebagai gangguan siklus
menstruasi berupa kombinasi perubahan fisik dan emosional yang terjadi
dalam fase luteal siklus menstruasi, secara nyata membaik atau hilang
dalam beberapa hari pertama aliran menstruasi, dan absen selama minggu
pertama setelah menstruasi (Shimp, 2000). Keluhan yang dialami ini bisa
bervariasi dari bulan ke bulan, bisa menjadi lebih ringan ataupun lebih
berat. Diperkirakan kurang lebih 85% wanita usia produktif antara usia 2535 tahun mengalami satu atau lebih gejala dari sindrom pra menstruasi.
Namun, hanya 2-10% yang menunjukkan gejala sindrom pra menstruasi
berat yang biasa disebut Premenstrual Dysphoric Disorder/PMDD
(Agustini, 2007).
Kira-kira 80% wanita mengalami beberapa perubahan fisik dan
emosional sebelum menstruasi. Sekitar 66% wanita dengan sindrom pra
menstruasi menunjukkan perubahan yang positif seperti meningkatnya
aktivitas, kreativitas, dan produktivitas dalam bekerja. Sebagian wanita
menunjukkan kemunduran kemampuan mereka dalam keadaan normal
ketika mengalami sindrom pra menstruasi. Sebagian besar wanita dengan
sindrom pra menstruasi dapat mengatasi gangguan yang mereka alami
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
21
dengan baik, perubahan fisik yang dialami tidak mengganggu aktivitas
kesehariannya (Shimp, 2000).
2. Penyebab Sindrom Pra Menstruasi
Penyebab pasti sindrom pra menstruasi belum diketahui hingga kini.
Salah satu dugaan penyebab sindrom pra menstruasi adalah peranan dari
hormon estrogen dan progesteron. Umumnya, menjelang menstruasi
dijumpai peningkatan hormon progesteron dan penurunan hormon estrogen.
(Baziad, 2005).
Penurunan kadar hormon estrogen setelah ovulasi mempengaruhi
neurotransmitter di otak terutama serotonin. Serotonin memegang peranan
dalam regulasi emosi. Meskipun demikian, diduga interaksi kompleks
antara hormon estrogen, progesteron dan serotonin dengan sindrom pra
menstruasi masih perlu diteliti lebih lanjut.
Gangguan metabolisme dan pola hidup yang tidak sehat (terutama
faktor nutrisi) juga mungkin turut berperan dalam menyebabkan sindrom
pra menstruasi. Diduga terjadi gangguan metabolisme prostaglandin akibat
kurangnya gamma linolenic acid (GLA). Fungsi prostaglandin adalah untuk
mengatur efek hormon estrogen dan progesteron pada sistem reproduksi,
juga mengatur kerja neurotransmitter pada sistem saraf. Selain gangguan
metabolisme, pola nutrisi yang tidak seimbang berupa diet tinggi lemak,
tinggi garam dan gula, rendah vitamin dan mineral, sedikit serat dapat
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
22
menimbulkan sindrom pra menstruasi. Konsumsi kafein serta alkohol yang
berlebihan dapat memperberat gejala yang ada (Agustini, 2007).
3. Gejala Klinis
Gejala yang paling sering ditemukan adalah perasaan mudah
tersinggung (irritability) dan perasaan sedih (dysphoria). Gejala mulai
dirasakan 7-10 hari menjelang menstruasi berupa gejala fisik maupun psikis
yang mengganggu aktivitas sehari-hari dan biasanya menghilang setelah
menstruasi (Agustini, 2007). Gejala yang berupa perubahan fisik dan
mental (emosional) pada wanita yang mengalami sindrom pra menstruasi
dapat dilihat pada tabel II.
Tabel II. Perubahan Fisik dan Emosional pada Sindrom Pra
Menstruasi
Fisik
Kelemahan umum (lekas letih,
pegal)
Acne (jerawat)
Nyeri pada kepala, punggung,
perut bagian bawah
Nyeri pada payudara
Gangguan saluran cerna
Food craving
Emosional
Gangguan konsentrasi
Insomnia
Irritability (mudah tersinggung)
Depresi
Mood swings
Oversensitivity
Setiap wanita dengan sindrom pra menstruasi, mengalami gejala
yang berbeda-beda ketika sindrom pra menstruasi menyerang. Persentasi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
23
banyaknya wanita dengan sindrom pra menstruasi yang memperlihatkan
beberapa gejala dan tanda dapat dilihat pada tabel III (Shimp, 2000).
Tabel III. Gejala-Gejala Umum Sindrom Pra Menstruasi
(Shimp, 2000)
Gejala/tanda
PERILAKU
Letih
Mudah marah
Suasana hati labil (kadang sedih/marah)
% wanita-SPM
memperlihatkan
gejala
92
91
81
Depresi
Peka sekali (oversensitivity)
Cepat menangis (crying spells)
Enggan bersosialisasi
Pelupa
Sulit konsentrasi
FISIK
Perut terasa penuh (abdominal bloating)
80
69
65
63
56
47
90
Nyeri pada payudara
Jerawat
Sering merasa lapar (food craving)
Kaki-tangan bengkak
Nyeri pada kepala
Gangguan saluran cerna
85
71
70
67
60
48
4. Penatalaksanaan Sindrom Pra menstruasi
Untuk mengurangi keluhan dan gejala sindrom pra menstruasi,
diperlukan suatu pemahaman mengenai sasaran terapi, strategi terapi serta
pemilihan obat yang dapat mengatasi gejala maupun keluhan yang dialami
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
24
wanita dengan sindrom menstruasi. Terapi ditujukan pada gejala serta
keluhan saat sindrom pra menstruasi menyerang, dengan cara meringankan
atau menghilangkan keluhan-keluhan yang dirasa paling berat.
a. Tujuan Terapi
Tujuan terapi yang diharapkan adalah adanya pemahaman tentang
sindrom pra menstruasi. Pengetahuan tentang gangguan ini dapat digunakan
oleh wanita agar dapat lebih mengontrol gejala-gejala gangguan tersebut
dan meringankan kondisi ini dalam lingkungan sosial dan pekerjaan
mereka.
b. Strategi Terapi
Strategi terapi sindrom pra menstruasi dilakukan dengan terapi non
farmakologi dan terapi farmakologi.
1) Terapi non farmakologi
Terapi non farmakologi merupakan terapi untuk mengatasi sindrom
pra menstruasi tanpa menggunakan obat. Terapi tersebut meliputi olah raga
(aerobik) secara rutin, pola makan yang sehat, dan terapi perilaku-kognitif.
Wanita dengan sindrom pra menstruasi yang berolahraga lebih dapat
merasakan berkurangnya gejala dan keluhan sindrom pra menstruasi
dibandingkan wanita dengan sindrom pra menstruasi yang tidak
berolahraga. Untuk menjaga pola makan yang sehat, disarankan untuk
mengurangi masukan gula, garam, alkohol, dan kafein serta menambah
masukan karbohidrat. Terapi perilaku-kognitif ditujukan untuk relaksasi,
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
25
dengan meredakan gangguan emosional ketika sindrom menstruasi
menyerang. Terapi ini dapat berupa hipnoterapi, meditasi, aromaterapi, dan
sebagainya (Shimp, 2000).
Selain menjaga pola nutrisi dan melakukan relaksasi melalui terapi
perilaku-kognitif, menghindari rokok dan stres berkepanjangan juga dapat
mengatasi gejala sindrom pra menstruasi (Agustini, 2007).
2) Terapi farmakologi
Terapi pada sindrom pra menstruasi umumnya menggunakan obat
tanpa resep atau obat bebas. Obat bebas yang dianggap efektif adalah
vitamin, mineral, dan anti inflamasi non steroid (AINS). Kalsium
diperlukan untuk mengurangi gejala sindrom pra menstruasi. Sebuah
penelitian pada 466 wanita dengan sindrom pra menstruasi sedang sampai
berat merasakan berkurangnya gejala sindrom pra menstruasi setelah dua
bulan terapi. Gejala sindrom pra menstruasi tersebut antara lain berupa
depresi, mood swings, food craving, retensi cairan, dan kram abdominal.
Piridoxin (vitamin B6) dipercaya dapat mengatasi sindrom pra
menstruasi. Vitamin B6 dapat mengurangi gejala-gejala yang menyertai
sindrom pra menstruasi seperti mastalgia, irritability (perasaan mudah
tersinggung), perasaan tegang, dan kembung. Tetapi, dosis Piridoxin yang
direkomendasikan untuk sindrom pra menstruasi tidak boleh lebih dari 100
mg per hari, karena pada dosis tinggi berpotensi menyebabkan neuropathi.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
26
Gejala yang menunjukkan ketoksikan piridoxin antara lain paresthesia,
hyperesthesia, nyeri tulang, dan kelemahan otot (Shimp, 2000).
Vitamin E direkomendasikan untuk mengurangi rasa nyeri pada
payudara. Vitamin E menghambat produksi prostaglandin dan membantu
mempertahankan fungsi dan struktur saraf (Wilmana, 1995).
Kadar magnesium dalam darah pada wanita dengan sindrom pra
menstruasi lebih rendah dibanding wanita normal. Defisiensi magnesium
menyebabkan irritability pada wanita dengan sindrom pra menstruasi.
Selain magnesium, mineral lain seperti kalsium, mangan, dan potasium juga
digunakan untuk mengurangi gejala sindrom pra menstruasi.
Anti inflamasi non steroid (AINS) sebagai inhibitor prostaglandin
juga dapat mengatasi sindrom pra menstruasi, yaitu mengatasi gejala
sindrom pra menstruasi yang bersifat fisik seperti nyeri pada kepala dan
cepat merasa lelah. Anti inflamasi non steroid (AINS) yang biasa digunakan
adalah mefanamic acid dan naproksen sodium.
Salah satu keluhan yang biasa dirasakan pada wanita dengan
sindrom pra menstruasi adalah akumulasi cairan, perut terasa penuh
(gembung abdominal). Rasa kembung dan bengkak pada sindrom pra
menstruasi dikarenakan adanya perubahan cairan. Oleh karena itu, diuretik
yang diindikasikan untuk mengurangi retensi cairan dapat digunakan bagi
sebagian besar wanita dengan sindrom pra menstruasi. Beberapa diuretik
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
27
yang dapat diperoleh tanpa resep adalah ammonium klorida, kafein, dan
pamabrom (Shimp, 2000).
E. Sakit, Kesakitan dan Perilaku Kesehatan
Penyakit dan kesakitan, meskipun sangat berkaitan satu dengan yang
lainnya, namun mencerminkan suatu perbedaan. Kesakitan adalah apa yang
dirasakan pasien saat dia pergi ke dokter, sedang penyakit adalah apa yang
didapatnya sepulang dari dokter. Jadi penyakit adalah sesuatu yang dimiliki
suatu organ, sedang kesakitan adalah sesuatu yang dimiliki seseorang.
Kesakitan adalah respon subyektif dari pasien, serta respon disekitarnya,
terhadap keadaan tidak sehat (Helman,1990, cit., Smet, 1994). Hal ini akan
mepengaruhi perilaku seseorang dalam menanggapi rasa sakit dan gejalagejalanya.
Setiap individu mempunyai perbedaan dalam menanggapi gejalagejala kesakitan yang dialami. Pertama, orang yang memusatkan perhatian
pada diri sendiri lebih cepat memperhatikan adanya gejala daripada orang
yang memusatkan perhatian pada lingkungan serta kegiatan mereka. Kedua,
bila orang berada pada tekanan stress, mereka mungkin percaya bahwa
mereka akan lebih mudah terserang kesakitan sehingga akan lebih
memperhatikan tubuhnya. Mereka juga bisa mengalami perubahanperubahan fisiologis yang berkaitan dengan stres, serta mengintepretasikan
oerubahan-perubahan ini sebagai gejala kesakitan. Ketiga, suasana hati
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
28
(mood) juga mempengaruhi penghargaan diri terhadap kesehatan. Bila
orang dalam suasana hati positif, mereka mengira bahwa mereka lebih
sehat, lebih jarang melaporkan tentang ingatan yang berhubungan dengan
kesakitan, serta lebih sedikit melaporkan tentang gejala (Smet, 1994).
Rasa sakit merupakan tanda atau gejala bahwa kesehatan seseorang
terganggu, Pada umumnya, rasa sakit kurang mempunyai arti sebagai tanda
peringatan maupun dalam menegakkan diagnosa. Rasa sakit dapat
dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu rasa sakit di permukaan, rasa
sakit di dalam dan rasa sakit somatik. Rasa sakit di permukaan dirasakan di
bagian kulit atau selaput lendir dan pada bagian tertentu. Rasa sakit di
dalam dirasakan pada organ-organ tubuh yang terdiri dari otot polos. Kedua
golongan rasa sakit ini biasanya memerlukan obat-obat yang didapatkan
dengan resep dokter. Rasa sakit somatik, dirasakan di bagian-bagian otot
rangka, sendi-sendi dan pembuluh-pembuluh yang tidak jelas tempatnya,
misalnya sakit kepala, sakit gigi, pegal-pegal dan sebagainya. Rasa sakit
somatik yang tidak berat, biasanya dapat dihilangkan dengan obat-obat
penghilang rasa sakit yang dapat diperoleh tanpa resep dokter atau dijual
bebas (Sartono, 1993).
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
29
F. Obat dan Pengobatan Sendiri
Dalam arti luas, obat adalah setiap zat kimia yang dapat
mempengaruhi proses hidup (Suyatna, 1995). Obat merupakan bahan atau
paduan bahan yang digunakan untuk mempengaruhi sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, penscegahan penyakit,
penyembuhan penyakit, pemulihan, dan peningkatan kesehatan termasuk
kontrasepsi dan sediaan biologis (Anonim, 1998).
Pengobatan mandiri lebih banyak dipilih orang untuk mengobati
sakit dan penyakit selama bertahun-tahun (Pal, 2000). Pengobatan sendiri di
Indonesia dilakukan dengan menggunakan obat tradisional atau jamu dan
obat-obat paten baik dari golongan obat bebas maupun golongan obat bebas
terbatas. Pada umumnya, dasar pemilihan dalam menentukan jamu atau
obat paten untuk pengobatan sendiri ialah pengalaman menggunakan jamu
atau obat tertentu pada waktu yang lalu atau diberi tahu orang lain
(Sartono,1993).
Obat tanpa resep (OTR) atau obat bebas digunakan untuk
pencegahan, terapi, meringankan gejala, atau pengobatan penyakit, luka,
dan kondisi lainnya, yang mana konsumen dapat mengidentifikasi dan
bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri atau dengan bantuan tenaga
kesehatan yang profesional termasuk farmasis (Pal, 2000). World Heath
Organization
(WHO),
mendefinisikan
pengobatan
sendiri
sebagai
pemilihan dan penggunaan obat tidak semata-mata obat modern saja tetapi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
30
juga herbal dan obat tradisional oleh dirinya sendiri untuk mengobati
penyakit atau gejalanya. Pengobatan sendiri merupakan salah satu upaya
untuk mencapai kesehatan bagi semua yang memungkinkan masyarakat
dapat hidup poduktif secara sosial dan ekonomi (Supardi, 1997).
Setelah mendapatkan obat bebas, ada 2 hal yang harus diperhatikan
sebelum menggunakan obat tersebut. Hal pertama adalah membaca dengan
teliti indikasi, kontraindikasi, misalnya bagi penderita penyakit jantung,
tekanan darah tinggi, dan penyakit ginjal serta dosis pemakaiannya. Hal
yang kedua adalah memperhatikan efek samping yang tidak dikehendaki
dan mungkin berbahaya bagi beberapa oang tertentu karena bidang tugas
atau pekerjaannya, seperti sopir, atlet, dan sebagainya (Sartono, 1993).
Obat bebas dan obat bebas terbatas dapat dibeli secara bebas (obat
tanpa resep) di apotek, toko obat, toko, dan warung. Obat bebas terbatas
meskipun dapat dijual dengan bebas, berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 6355/Dir. Djen/S.K./1969 tanggal 28 Oktober 1969,
harus dicantumkan tanda peringatan pada wadah atau kemasannya. Tanda
peringatan tersebut berwarna hitam dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar
2 cm atau disesuaikan dengan kemasannya, dan memuat pemberitahuan
dengan huruf berwarna putih. Sesuai dengan obatnya, pemberitahuan
tersebut adalah sebagai berikut:
a. P.No.1 Awas! Obat Keras. Bacalah aturan pemakaiannya di dalam
b. P.No.2 Awas! Obat Keras. Hanya untuk kumur, jangan ditelan
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
31
c. P.No.3 Awas! Obat Keras. Hanya untuk bagian luar dari badan
d. P.No.4 Awas! Obat Keras. Hanya untuk dibakar
e. P.No.5 Awas! Obat Keras. Tidak boleh ditelan
f. P.No.6 Awas! Obat Keras. Obat wasir, jangan ditelan
Selain itu, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
2380/A/SK/VI/1983 tertanggal 15 Juli 1983, obat bebas dan obat bebas
terbatas harus diberi tanda khusus berupa lingkaran dengan diameter 1,5
cm atau disesuaikan dengan kemasannya. Untuk obat bebas, warna
lingkarannya hijau dengan garis tepi hitam. Sedangkan untuk obat bebas
terbatas, warna lingkarannya biru tua dengan garis tepi hitam (Sartono,
1993).
G. Analgesik
Obat analgesik antipiretik serta obat anti-inflamasi nonstreroid
(AINS) merupakan suatu kelompok obat yang heterogen. Walaupun
demikian obat-obat ini ternyata memiliki banyak persamaan dalam efek
terapi maupun fek samping. Prototip obat golongan ini adalah aspirin,
karena itu obat golongan ini sering disebut juga sebagai obat mirip aspirin
(aspirin-like drugs). Semua obat mirip aspirin bersifat anti piretik, analgesik
dan anti-inflamasi.
Sebagai analgesik, obat mirip aspirin hanya efektif terhadap nyeri
dengan intensitas rendah sampai sedang misalnya sakit kepala, mialgia dan
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
32
nyeri lain yang berasal dari integumen, juga efektif terhadap nyeri yang
berkaitan dengan inflamasi. Efek analgesiknya jauh lebih lemah daripada
efek analgesik opiat. Tetapi berbeda dengan opiat, obat mirip aspirin tidak
menimbulkan ketagihan atau tidak menimbulkan efek samping yang
merugikan. Obat mirip aspirin ini hanya meringankan gejala nyeri dan
inflamasi yang berkaitan dengan penyakitnya secara simtomatik, tidak
menghentikan, memperbaiki atau mencegah kerusakan jaringan. Selain itu,
obat mirip aspirin hanya mengubah persepsi modalitas sensorik nyeri, tidak
mempengaruhi sensorik lain (Wilmana,1995).
Parasetamol bersifat antipiretik dan analgesik tetapi sifat antiinflamasinya lemah sekali. Parasetamol tersedia sebagai obat bebas. Efek
analgesik parasetamol yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan
sampai sedang, dan dapat menurunkan suhu tubuh. Reaksi alergi
parasetamol jarang terjadi. Akibat dosis toksik yang paling serius ialah
nekrosis hati. Kerusakan hati dapat mengakibatkan ensefalopati, koma dan
kematian (Wilmana, 1995).
Ibuprofen bersifat analgesik dengan daya anti inflamasi yang tidak
terlalu kuat. Efek analgesiknya sama seperti aspirin. Efek samping terhadap
saluran cerna lebih ringan dibandingkan dengan aspirin. Efek samping
lainnya yang jarang ialah eritema kulit, sakit kepala, dan trombositopenia.
Ibuprofen dijual sebagai obat generik bebas di beberapa negara dengan
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
33
alasan bahwa ibuprofen relatif lebih lama dikenal dan tidak menimbulkan
efek samping serius pada dosis analgesik.
Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin
adalah analgesik antipiretik dan anti-inflamasi yang sangat luas digunakan
dan digolongkan dalam obat bebas. Aspirin dosis terapi bekerja cepat dan
efektif sebagai antipiretik. Asetosal tidak boleh diberikan pada penderita
dengan kerusakan hati berat, defisiensi vitamin K dan hemofilia, sebab
dapat menimbulkan pendarahan (Wilmana,1995).
Efek samping yang paling sering terjadi berupa iritasi mukosa
lambung dengan resiko tukak lambung dan pendarahan samar (occult).
Penderita asma juga tidak boleh diberikan obat ini, karena akan
menyebabkan bronchokonstriksi (Tjay dan Rahardja, 2002). Salisilat
merangsang langsung pusat pernapasan sehingga terjadi hiperventilasi
dengan pernapasan yang dalam dan cepat (Wilmana, 1995).
H. Keterangan Empiris yang Diharapkan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan deskripsi tentang kajian
penatalaksanaan gangguan menstruasi pada remaja putri di 4 SMU di
Kabupaten Bantul.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian observasional dengan rancangan
penelitian deskriptif, yaitu untuk mengetahui penatalaksanaan gangguan
menstruasi pada remaja putri usia SMU di empat SMU di Kabupaten Bantul
ketika mengalami gangguan menstruasi tersebut.
B. Definisi Operasional
1. Menstruasi merupakan peristiwa yang umumnya dialami oleh wanita dewasa
setiap bulannya berupa pendarahan dari liang vagina.
2. Gangguan menstruasi adalah tanda atau gejala mengganggu pada wanita
ketika menstruasi. Gangguan dapat terjadi sebelum atau saat menstruasi.
Gangguan menstruasi antara lain berupa sindrom pra menstruasi dan nyeri
haid (dysmenorrhea).
3. Sindrom pra menstruasi adalah gangguan menstruasi berupa tanda atau gejala
mengganggu yang dialami sebagian wanita sebelum sampai saat menstruasi
terjadi.
4. Nyeri haid (dysmenorrhea) adalah rasa sakit atau nyeri berupa kontraksi uterus
yang terjadi ketika menstruasi.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
35
5. Siklus menstruasi adalah rentang waktu yang dibutuhkan seseorang untuk
mengalami menstruasi dari satu masa menstruasi ke masa menstruasi
berikutnya.
6. Pengobatan mandiri adalah pengobatan gangguan menstruasi menggunakan
obat tanpa resep, baik obat modern maupun obat tradisional.
7. Obat tanpa resep adalah obat bebas dan obat bebas terbatas yang digunakan
responden untuk mengatasi gangguan menstruasi.
8. Obat tradisional adalah obat dari bahan atau ramuan bahan alami yang
digunakan oleh responden untuk mengatasi gangguan menstruasi, yang
biasanya sudah menjadi kebiasaan secara turun-temurun
9. Kajian adalah studi yang dilakukan untuk memperdalam atau mengetahui
dengan lebih jelas kejadian, kasus sesuatu hal dari suatu fenomena.
10. Cara mengatasi gangguan menstruasi adalah beberapa cara yang biasa
dilakukan atau dipilih oleh responden untuk mengatasi gangguan menstruasi
yang dialami.
11. Responden adalah siswi di empat SMU di Kabupaten Bantul tahun 2004 yang
telah mengisi kuesioner yang disediakan oleh peneliti untuk mendapatkan
informasi yang diperlukan.
12. Karakteristik responden dalam hal ini adalah mencakup usia responden dan
usia responden ketika pertama kali menstruasi.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
36
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah sebagian siswi di 2 Sekolah Menengah Umum
(SMU) dan 2 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Bantul. Subyek
penelitian ini adalah remaja putri usia SMU yang dalam hal ini adalah siswi SMU
dan SMK. Diperkirakan pada usia SMU ini, seluruh responden sudah mengalami
menstruasi. Selain itu, gangguan menstruasi umumnya terjadi pada usia remaja.
Pemilihan subyek penelitian dilakukan secara non random convenience sampling.
Selanjutnya, subyek penelitian disebut dengan responden.
D. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di empat SMU di Kabupaten Bantul. Empat SMU
tersebut adalah SMU Negeri 1 Sewon, SMU Negeri 1 Kasihan, SMK Negeri 1
Bantul, dan SMK Negeri 1 Sewon. Pemilihan tempat penelitian dilakukan secara
non random convenience sampling.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang terdiri dari
beberapa pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti bersifat terbuka dan
pilihan, yang akan diisi oleh responden. Secara keseluruhan, kuesioner terdiri atas
26 pertanyaan. Terdapat 2 pertanyaan yang merupakan data pribadi responden,
dan 24 pertanyaan lainnya mengenai gangguan menstruasi yang dialami
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
37
responden dan cara responden mengatasi gangguan menstruasi tersebut. Dari 24
pertanyaan tersebut, dibagi menjadi 2 bagian, yaitu 6 pertanyaan ketika pertama
kali mengalami menstruasi dan 18 pertanyaan ketika sudah berada di bangku
SMU.
Setelah penyusunan kuesioner dilakukan, selanjutnya diadakan uji coba
penelitian terhadap kuesioner yang telah dibuat untuk mengetahui validitas tiap
soal. Pemahaman bahasa dan perintah soal pada kuesioner antara lain menjadi
parameter validitas yang digunakan peneliti.
Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti dengan bantuan guru dan
kepala sekolah dari sekolah yang bersangkutan. Peneliti diberi kesempatan oleh
pihak sekolah yang bersangkutan untuk melakukan penelitian pada salah satu jam
pelajaran sekolah. Jadi, kuesioner yang akan diajukan kepada responden dapat
disajikan langsung oleh peneliti, selanjutnya diisi langsung oleh responden.
F. Tata Cara Penelitian
1. Pembuatan Kuesioner
Peneliti membuat kuesioner dengan mengacu pada informasi yang didapat dan
buku yang dibaca, serta melalui konsultasi dengan dosen pembimbing.
2. Penentuan Besar Sampel
Ukuran minimum sampel yang dapat diterima dalam penelitian deskriptif
adalah 10 persen dari populasi. Untuk populasi yang sangat kecil diperlukan
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
38
ukuran minimum sampel sebanyak 20 persen (Sevilla, dkk, 1993). Jumlah
keseluruhan siswi putri di 4 SMU di Kabupeten Bantul pada penelitian ini
adalah 1684 orang, sehingga ukuran minimum sampel yang dapat diterima
adalah 10 persen dari 1684, yaitu sebesar 168 orang. Peneliti menyebarkan
kuesioner sebanyak 380 eksemplar, dan kuesioner yang kembali sebanyak 379
eksemplar. Jumlah siswi di SMU Negeri 1 Sewon adalah 367 orang dan
kuesioner yang disebarkan sebanyak 81 eksemplar. Siswi di SMU Negeri 1
Kasihan berjumlah 518 orang dan kuesioner yang disebarkan sebanyak 102
eksemplar. Jumlah siswi di SMK Negeri 1 Bantul adalah 405 orang dan
kuesioner yang disebarkan sebanyak 107 eksemplar, siswi di SMK Negeri 1
Sewon berjumlah 394 orang dan kuesioner yang disebarkan sebanyak 90
eksemplar.
3. Penyebaran Kuesioner dan Pengumpulan Data
Penyebaran kuesioner dilakukan sendiri oleh peneliti di 2 SMU dan 2 SMK di
kabupaten Bantul dengan ijin dari sekolah yang bersangkutan. Selanjutnya,
peneliti diberi kesempatan oleh pihak sekolah untuk melakukan penelitian
dengan mengambil satu jam pelajaran, yaitu pada Bimbingan dan Konseling
(BK). Dengan demikian, peneliti berkesempatan untuk menyebarkan
kuesioner secara langsung dan responden diberi kesempatan untuk langsung
mengisi kusioner tersebut. Dari 380 kuesioner yang disebarkan, yang kembali
sebanyak 379 eksemplar. Hal ini dikarenakan terdapat 1 orang yang belum
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
39
mengalami menstruasi sehingga tidak memungkinkan untuk mengisi kuesioner
yang telah diajukan.
4. Analisis Hasil
Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan meggolongkan data
tersebut berdasarkan kriteria tertentu. Setelah itu, data yang telah diperoleh
diolah dengan perhitungan statistik deskriptif, yaitu dengan menghitung
persentasi (%) setiap kemungkinan jawaban. Data kemudian disajikan dalam
bentuk tabel dan diagram.
G. Tata Cara Pengolahan Hasil
Pengolahan hasil dilakukan dengan cara menghitung frekuensi dan jumlah
setiap alternatif jawaban responden. Setelah itu, peneliti mengelompokkan setiap
alternatif jawaban tersebut berdasarkan beberapa kategori. Kemudian hasil
disajikan dalam bentuk persentasi (%) dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan
diagram pie. Hasil yang ditampilkan dalam bentuk tabel mencakup berbagai
alternatif jawaban, namun lebih kepada penekanan perbandingan persentasi
alternatif jawaban satu dengan alternatif jawaban lainnya.
Pengolahan hasil dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama adalah
karakteristik responden, yang mana pada penelitian ini adalah nama responden
dan umur responden. Persentasi hasil dari bagian ini berdasarkan pada jumlah
total responden.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
40
Rumusnya adalah:
P= X
R
Keterangan:
P = Persentasi jawaban responden
X = Jumlah responden yang memilih alternatif jawaban tertentu
R = Jumlah total responden
Bagian kedua dengan rumus yang sama dengan bagian pertama merupakan
gambaran tentang menstruasi yang dialami responden pada tahun pertama
menstruasi. Bagian ini meliputi usia responden ketika pertama mendapat
menstruasi, keteraturan menstruasi responden, keluhan yang dirasakan pada tahun
pertama menstruasi dan keteraturan gangguan menstruasi responden setiap bulan.
Bagian ini juga memberi gambaran tentang menstruasi yang dialami dan
pamilihan obat bebas oleh responden.
Bagian ketiga adalah gambaran cara mengatasi gangguan menstruasi
dengan obat bebas meliputi alasan pemilihan obat, lama waktu mengkonsumsi
obat dan cara lain yang dilakukan untuk mengatasi gangguan menstruasi.
Persentasi jawaban diperoleh dengan menggunakan jumlah responden yang
memilih obat modern atau jumlah responden yang memilih obat tradisional pada
bagian kedua sebagai pembagi.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
41
Rumusnya adalah:
1. Perhitungan persentasi mengenai gambaran responden menggunakan obat
modern
P=
X
Rm
Keterangan:
P = Persentasi jawaban responden
X = Jumlah responden yang memilih alternatif jawaban tertentu (terdapat
responden yang memilih jawaban labih dari satu)
Rm= Responden yang memilih obat modern
2. Perhitungan persentasi mengenai gambaran responden menggunakan obat
tradisonal
P=
X
Rt
Keterangan:
P = Persentasi jawaban responden
X = Jumlah responden yang memilih alternatif jawaban tertentu (terdapat
respoden yang menjawab lebih dari satu jawaban)
Rt = Responden yang memilih obat tradisional
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
42
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini menunjukkan gambaran umum tentang
menstruasi dan gangguan menstruasi yang dialami oleh responden. Seluruh
responden pada penelitian ini, yaitu sebanyak 379 responden, sudah
mengalami menstruasi. Hasil penelitian dan pembahasannya disajikan
sebagai berikut.
A. Karakteristik Responden
Karakteristik responden pada penelitian ini mencakup usia
responden dan karakteristik responden ketika pertama mengalami
menstruasi, yang antara lain meliputi usia responden dan gangguan
menstruasi yang dialami responden saat itu.
1. Usia Responden
Usia responden pada penelitian ini bervariasi, yaitu antara 14-19
tahun. Usia responden yang menempati persentasi terbesar adalah
responden yang berusia 16 tahun (54,6%) dan responden yang berusia 17
tahun (23,5%). Usia tersebut tergolong usia remaja, yang memiliki
kemampuan pola pikir, sehingga dapat menentukan keputusan sendiri dan
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
43
memiliki kebebasan untuk memilih apa yang seharusnya dilakukan ketika
menghadapi sesuatu, dalam hal ini adalah gangguan menstruasi.
Tabel IV. Distribusi Usia Remaja Putri di Empat SMU
di Kabupaten Bantul Tahun 2004
No
Usia (th)
1
2
3
4
5
6
14
15
16
17
18
19
Total
Jumlah
1
72
207
89
9
1
379
Persentasi
(%)
0,3
19,0
54,6
23,5
2,4
0,3
100,0
2. Usia Responden Saat Pertama Menstruasi
Dari data yang diperoleh, usia responden saat pertama kali
menstruasi (menarche), sebagian besar berusia 12-14 tahun. Responden
yang mengalami menstruasi pertama kali pada usia 12 tahun sebesar 32,4%,
pada usia 13 tahun sebesar 35,9%, dan 14 tahun sebesar 25,6%. Menurut
teori (Cherry, 1999), usia umum ketika seorang wanita mengalami
menstruasi pertama kali adalah antara 12-14 tahun. Jadi, usia responden
saat pertama kali menstruasi sesuai dengan yang disebutkan menurut teori.
Namun, didapat juga data responden yang mengalami menstruasi pertama
kali pada usia < 12 tahun dan > 14 tahun. Hal ini dapat disebabkan oleh
banyak faktor, seperti keadaan nutrisi seseorang dan faktor lingkungan.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
44
Faktor lingkungan merupakan hubungan responden dengan lingkungannya,
seperti hubungan antar jenis yang serba boleh, yang mempercepat
kematangan tubuhnya. Hal ini menyebabkan seorang wanita akan
mengalami mentruasi pertama kali lebih cepat daripada yang seharusnya.
Tabel V. Distribusi Usia Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten
Bantul Tahun 2004 Saat Pertama Kali Menstruasi
No
Usia (th)
1
2
3
4
5
6
7
9
11
12
13
14
15
16
Tidak
menjawab
Total
8
1
7
123
136
97
9
1
Persentasi
(%)
0,3
1,8
32,4
35,9
25,6
2,4
0,3
5
1,3
379
100,0
Jumlah
3. Keteraturan Waktu Menstruasi
Umumnya menstruasi terjadi setiap satu bulan sekali. Namun,
seringkali menstruasi tidak teratur setiap bulannya. Hal tersebut
dikarenakan siklus menstruasi seorang dengan yang lain berbeda-beda,
sehingga mungkin saja seorang wanita tidak mengalami menstruasi dalam
satu bulan. Responden yang mengalami menstruasi secara rutin sebesar
76,8%, dan yang tidak rutin sebesar 23,2%.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
45
Keteraturan menstruasi yang tidak rutin pada responden terjadi
karena siklus menstruasi yang bervariasi pada masing-masing responden.
Hal ini merupakan suatu kekurangan pada penelitian ini, yang tidak
menggambarkan secara jelas tentang ketidakrutinan menstruasi seperti apa
yang dialami oleh responden. Menstruasi tidak rutin yang dialami oleh
responden tidak dapat diketahui dengan pasti apakah karena siklus
menstruasi responden yang panjang atau karena adanya faktor lain
23,2%
76,8%
Rutin
Tidak rutin
Gambar 3. Keteraturan Waktu Menstruasi Remaja Putri di Empat
SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004
B. Gangguan Menstruasi yang Dialami Responden
Penelitian ini akan melihat gambaran bagaimana responden dapat
mengatasi gangguan menstruasi yang dialami. Responden, sebagai individu
yang merasakan keluhan saat terjadi gangguan menstruasi, diharapkan
dapat mengambil tindakan sendiri. Responden dituntut untuk berpikir dan
dapat memilih apa yang seharusnya dilakukan, langkah apa yang
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
46
seharusnya diambil. Selain itu, dapat membuat pertimbangan benar-salah,
baik-buruknya pilihan dan langkah yang diambil responden sendiri untuk
mengatasi gangguan menstruasi.
1. Keluhan Pada Tahun Pertama Menstruasi
Keluhan pada tahun pertama menstruasi merupakan keluhan yang
dirasakan oleh responden pada awal mendapatkan menstruasi sebelum
berada di SMU. Keluhan menstruasi yang dialami oleh responden adalah
gejala gangguan menstruasi berupa sindrom pra menstruasi dan nyeri haid.
Setiap responden dapat mengalami lebih dari satu keluhan, yang berupa
gejala sindrom pra menstruasi atau nyeri haid saja atau bahkan keduanya,
seperti yang ditunjukkan pada tabel VI.
Sebagian besar responden (32,4%) mengalami gejala nyeri haid,
yaitu sakit perut. Selain itu, sebesar 24,8% responden mengalami gejala
nyeri haid disertai dengan gejala sindrom pra menstruasi berupa emosi yang
tidak stabil (peningkatan emosi). Gejala sindrom pra menstruasi yang
dialami responden, seperti yang terlihat pada tabel, antara lain berupa emosi
tidak stabil, perasaan bingung, malas, selalu ingin makan, cepat lelah,
pusing, gelisah, dan sebagainya. Sakit/nyeri di perut juga dapat terjadi pada
sindrom pra menstruasi.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
Tabel VI. Keluhan yang Dialami Remaja Putri di Empat SMU di
Kabupaten Bantul Tahun 2004 pada Tahun Pertama Menstruasi
Keluhan yang Dialami Responden
Bingung
Bingung, sakit perut
Bingung, emosi
Bingung, emosi,sakit perut
Emosi
Emosi, lapar
Emosi, malas
Emosi, lemas/lesu
Emosi, pegal-pegal
Emosi, sakit perut
Emosi, sakit perut, pegal-pegal
Emosi, sakit perut, capek
Emosi, sakit perut, pusing
Emosi, sakit perut, payudara membengkak
Emosi, sakit perut, gelisah
Emosi, sakit perut, pegal, jerawat
Emosi, mudah menangis
Emosi, tidak percaya diri
Emosi, kembung, jerawat, pegal
Emosi, pusing
Emosi, sakit perut, mudah lapar
Sakit perut
Sakit perut, pusing
Sakit perut, malas
Sakit perut, capek, pegal
Sakit perut, tidak percaya diri
Pegal-pegal, cepat lelah
Malas, lemas
Nafsu makan bertambah
Biasa saja
Tidak menjawab
Total
Jumlah
4
4
2
10
45
2
1
2
6
94
8
9
2
6
1
4
1
4
1
1
6
123
2
1
13
2
6
3
1
12
3
379
Persentasi
(%)
1,0
1,0
0,5
2,6
11,9
0,5
0,3
0,5
1,6
24,8
2,1
2,4
0,5
1,6
0,3
1,0
0,3
1,0
0,3
0,3
1,6
32,4
0,5
0,3
3,4
0,5
1,6
0,8
0,3
3,4
0,8
100,0
47
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
48
Responden yang mengalami keluhan tersebut setiap bulan sebesar
61,7%. Responden yang tidak setiap bulan mengalami keluhan tersebut,
dalam arti kadang-kadang sebesar 37,7%.
61,7%
0,5%
37,7%
Selalu mengalami keluhan
Tidak selalu mengalami keluhan
Tidak menjawab
Gambar 4. Keteraturan Keluhan Menstruasi Setiap Bulan pada
Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004
2. Gangguan Menstruasi yang Dialami Responden di SMU
Pada tahun pertama menstruasi, umumnya responden mengalami
gangguan menstruasi seperti sakit perut, peningkatan emosi, pusing, tubuh
terasa pegal, muncul jerawat, payudara sakit dan nafsu makan bertambah.
Saat berada di bangku SMU, terdapat responden yang masih merasakan
gangguan menstruasi yang sama seperti pada tahun pertama menstruasi,
yaitu sebesar 63,1%. Responden yang tidak mengalami gangguan
menstruasi yang sama seperti tahun pertama menstruasi sebesar 36,1%.
Gejala sindrom pra menstruasi yang paling sering ditemui adalah
ketidakstabilan emosi (peningkatan emosi) dan food craving. Pada
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
49
penelitian ini, responden yang mengalami peningkatan emosi sebesar
64,9% dan food craving sebesar 39,3%. Selain itu didapat juga data keluhan
sindrom pra menstruasi lain yang dialami responden sebesar 55,9%.
0,8%
36,1%
63,1%
Gangguan menstruasi yang sama
Gangguan menstruasi yang tidak sama
Tidak menjawab
Gambar 5. Gambaran Gangguan Menstruasi pada Remaja Putri di
Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004 yang Sama seperti
Tahun Pertama Menstruasi Setelah Berada di SMU
0,5%
34,6%
64,9%
Emosi cenderung meningkat
Emosi stabil
Tidak menjawab
Gambar 6. Gambaran Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten
Bantul Tahun 2004 yang Mengalami Peningkatan Emosi
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
50
60,7%
39,3%
Mengalami food craving
Tidak mengalami food craving
Gambar 7. Gambaran Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten
Bantul Tahun 2004 yang Mengalami Food Craving
44,1%
55,9%
Keluhan lain
Tidak mengalami keluhan lain
Keterangan:
Keluhan lain: pusing, cepat lelah, pegal, jerawat, mual dan kembung, lemas, malas, gelisah dan
payudara sakit
Gambar 8. Gambaran Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten
Bantul Tahun 2004 yang Mengalami Keluhan Lain
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
51
Responden yang mengalami nyeri haid sebesar 64,6%. Nyeri haid
adalah gejala yang mulai timbul satu atau dua tahun sesudah periode
menstruasi pertama. Timbul rasa sakit di bagian bawah perut dan perasaan
pegal linu. Kadang-kadang disertai dengan sakit yang menyengat sekali
seperti kram. Bisa juga disertai rasa mual, muntah, perut kembung (Cherry,
1999). Dari data yang didapat pada penelitian ini, setiap responden dapat
mengalami lebih dari satu gangguan sindrom pra menstruasi maupun nyeri
haid, atau bahkan kedua-duanya.
35,4%
64,6%
Mengalami dysmenorrhea
Tidak mengalami dysmenorrhea
Gambar 9. Gambaran Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten
Bantul Tahun 2004 yang Mengalami Dysmenorrhea
Sebagai suatu kekurangan, penelitian ini tidak memberikan batasan
secara jelas antara responden yang mengalami sindrom pra menstruasi,
nyeri haid (dysmenorrhea) dan responden yang mengalami kedua gangguan
menstruasi tersebut. Diagram-diagram yang ditampilkan merupakan
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
52
gambaran persentasi dari keluhan-keluhan tersebut, yang mana setiap
responden dapat mengalami lebih dari satu keluhan saat menstruasi.
3. Pengaruh Menstruasi terhadap Aktivitas Responden
Gangguan menstruasi yang dialami oleh sebagian besar wanita,
dapat mengganggu aktivitas keseharian para wanita tersebut. Bahkan,
sebagian dari wanita yang mengalami gangguan menstruasi, sama sekali
tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasa, sehingga hanya berada di
rumah saja. Tetapi ada juga wanita yang yang tetap melakukan aktivitasnya
walaupun mengalami gangguan menstruasi.
1,3%
40,1%
58,6%
Aktivitas terganggu
Aktivitas tidak terganggu
Tidak menjawab
Gambar 10. Pengaruh Gangguan Menstruasi Terhadap Aktivitas
Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004
Responden pada penelitian ini ketika mengalami gangguan
menstruasi, sebesar 58,6% terganggu aktivitasnya. Responden yang tetap
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
53
dapat beraktivitas sebesar 40,1%. Aktivitas responden dalam hal ini
menyangkut aktivitasnya sebagai pelajar SMU. Kemungkinan saat dalam
keadaan normal, tidak sedang menstruasi, responden dapat beraktivitas
seperti biasa di sekolahnya. Namun, aktivitas responden berkurang ketika
sedang
menstruasi
dan
mengalami
gangguan
menstruasi,
seperti
konsentrasinya berkurang, tidak percaya diri atau tidak bisa bergerak bebas
dan tidak nyaman.
C. Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi oleh Responden
Kebanyakan wanita yang mengalami gangguan menstruasi seperti
nyeri haid mengatasi gangguan tersebut dengan pengobatan sendiri. Pada
umumnya, menggunakan obat tanpa resep merupakan cara pengobatan
sendiri yang dilakukan untuk mengatasi gangguan menstruasi. Selain itu,
mengompres perut yang sakit dengan air hangat dipercaya dapat
meringankan gangguan mestruasi.
Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyei haid ataupun
sindrom pra menstruasi adalah dengan mengatur emosi sendiri, agar tidak
depresi. Melakukan gaya hidup yang sehat, dengan cukup beristirahat dan
menjaga pola makan juga dapat meringankan gangguan menstruasi.
Beberapa wanita bahkan tetap melakukan olah raga secara rutin ketika
mengalami gangguan menstruasi, karena merasa lebih meringankan
gangguan menstruasi tersebut (Shimp, 2000; Kasdu, 2005). Penelitian ini
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
54
menggambarkan tindakan apa saja yang dilakukan responden ketika
mengalami gangguan menstruasi, yaitu dengan menggunakan obat dan
tanpa menggunakan obat.
1. Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi Menggunakan Obat Tanpa
Resep
Jenis obat tanpa resep yang digunakan responden untuk mengatasi
gangguan menstruasi adalah obat modern dan obat tradisional. Beberapa
responden menggunakan kedua jenis obat tersebut ketika mengalami
gangguan menstruasi. Dari 379 responden pada penelitian ini, didapat data,
responden yang menggunakan obat modern sebesar 12,1% dan yang
menggunakan obat tradisional sebesar 81,5%, sedangkan yang tidak
menggunakan obat ketika mengalami gangguan menstruasi sebesar 9,5%.
Tabel VII. Jenis Obat Tanpa Resep yang Digunakan Remaja Putri di
Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004
No
1
2
3
Jenis Obat Bebas
Obat Modern
Obat Tradisional
Tidak Minum Obat
Jumlah Persentasi
(org)
(%)
46
12,1
309
81,5
36
9,5
Keterangan: Terdapat responden yang menggunakan kedua jenis obat.
Dalam hal ini, responden yang menggunakan obat untuk mengatasi
gangguan menstruasi, pada dasarnya tidak menggunakan obat tersebut
setiap bulan secara rutin ketika mengalami gangguan menstruasi tersebut.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
55
Terkadang responden juga mengatasinya dengan tidak menggunakan obat,
misalnya cukup dengan istirahat saja, kompres air hangat dan lain
sebagainya.
Responden yang mengatasi gangguan menstruasi dengan obat tanpa
resep dapat dikatakan telah melakukan pengobatan mandiri. Setiap individu
dapat menentukan sendiri apa yang sebaiknya dilakukan ketika individu
tersebut mengalami gangguan menstruasi. Ketika responden merasa bahwa
gangguan menstruasi yang mereka alami mengganggu aktivitasnya dan
harus melakukan sesuatu untuk meringankan keluhan tersebut, maka
responden dapat memutuskan apa yang seharusnya dilakukan. Responden
pada penelitian ini adalah siswi SMU, dimana kisaran usia responden
adalah 14–19 tahun. Usia ini merupakan usia remaja, dimana pada usia ini
remaja sudah dapat berpikir dengan baik, mampu memutuskan suatu
keputusan. Hal ini dikarenakan kemampuan kognitif mereka mencapai
kematangan (Desmita, 2005).
a. Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi Dengan Obat Tradisional
Obat tradisional merupakan obat yang paling banyak dipilih oleh
responden untuk mengatasi gangguan menstruasi, yaitu sebesar 81,5%.
Penggunaan obat tradisional untuk pengobatan sendiri sudah dilakukan
secara turun temurun di Indonesia. Pada umumnya pemilihan penggunaan
obat tradisional adalah pengalaman menggunakan obat tradisional tersebut
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
56
pada waktu yang lalu atau melalui informasi dari orang lain. Selain itu,
pengobatan dengan obat tradisional mempunyai efek samping yang kecil
atau bahkan tidak mempunyai efek samping dibanding obat modern
(Sartono, 1993; Thomas, 1989). Hal tersebut dapat menjadi penyebab
alasan responden memilih obat tradisional untuk mengatasi gangguan
menstruasi yang dialami. Alasan lain responden lebih memilih obat
tradisional adalah karena lebih murah, lebih mudah didapat atau karena
anjuran orang tua, yang terbiasa menggunakan obat tradisional.
Penggunaan obat tradisional pada remaja putri di empat SMU di
kabupaten Bantul untuk mengatasi gangguan menstruasi akan disajikan
dengan beberapa gambaran dari alternatif jawaban responden mengenai
obat tradisional. Gambaran yang akan disajikan antara lain mengenai jenis
obat tradisional apa yang dipilih oleh responden, alasan responden memilih
dan menggunakan obat tradisional tersebut dan berapa lama responden
menggunakan obat tradisional tersebut. Selain itu, efek yang dialami
responden setelah menggunakan obat tradisional juga akan disajikan berupa
berkurang tidaknya gangguan menstruasi yang mereka alami.
Dari 309 responden yang menggunakan obat tradisional, hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa jenis obat tradisional yang paling banyak
digunakan oleh responden adalah kunyit asam (93,8%), walaupun ada jenis
obat tradisional lain yang digunakan.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
57
Tabel VIII. Gambaran Jenis Obat Tradisional yang Digunakan
Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004
No
1
2
3
4
5
Jenis Obat Tradisional
Kunyit asam
Galian
Beras kencur
Pil tuntas
M kapsul
Jumlah Persentasi
(org)
(%)
290
93,8
72
23,3
7
2,3
2
0,6
1
0,3
Keterangan : Responden dapat menggunakan lebih dari satu obat tradisional.
Alasan responden memilih obat tradisional bermacam-macam, antara
lain karena harganya lebih murah, promosi yang menarik, informasi dari
teman, anjuran orang tua, dan sebagainya. Responden mempunyai lebih
dari satu alasan mengapa memilih dan menggunakan obat tradisional
tersebut. Kebanyakan responden beralasan karena dengan menggunakan
obat tradisional dapat mengurangi keluhan nyeri haid yang mereka alami
(19,4%). Selain itu, alasan lain yang kebanyakan dipilih oleh responden
adalah karena anjuran orang tua (13,3%) dan karena harganya lebih murah
(11,3%) Persentasi alasan responden memilih obat tradisional disajikan
pada tabel IX.
Lama waktu penggunaan obat tradisional menunjukkan kebutuhan
responden pada obat tradisional tersebut hingga gangguan menstruasi yang
mereka alami berkurang. Lama waktu menggunakan obat tradisional
masing-masing responden bevariasi.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
58
Tabel IX. Alasan Pemilihan Obat Tradisional oleh Remaja Putri di
Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004
Alasan Memilih Obat Tradisional
Anjuran orang tua
Anjuran orang tua, berkhasiat
Anjuran orang tua, harga murah
Anjuran orang tua, alami
Alami
Alami, harga murah
Alami, lebih mudah
Alami, murah, berkhasiat
Murah
Murah, berkhasiat
Murah, tidak ada efek samping
Murah, mudah didapat, manjur
Murah, cepat sembuh
Murah, lebih mudah
Informasi dari teman
Informasi dari teman, manjur
Tidak ada efek samping
Tidak ada efek samping, sakit
berkurang
Cocok
Efektif
Promosi menarik
Mengurangi sakit perut
Rasanya enak
Melancarkan menstruasi
Badan lebih segar
Kebiasaan
Tidak menjawab
Total
Jumlah
Persentasi
(org)
(%)
41
13,3
7
2,3
4
1,3
3
1,0
30
9,7
4
1,3
2
0,6
2
0,6
35
11,3
3
2,0
6
1,9
1
0,3
4
1,3
5
1,6
22
7,1
1
0,3
23
7,4
2
0,6
10
3
3
60
11
5
2
16
4
309
3,2
1,0
1,0
19,4
3,6
1,6
0,6
5,2
1,3
100,0
Dari hasil yang diperoleh, terdapat responden yang menggunakan
obat tradisional 1 hari saja, tetapi ada juga responden yang menggunakan
obat tradisional sampai keluhan yang mereka alami berkurang atau hilang.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
59
Namun, diperoleh juga data penggunaan obat tradisional oleh responden
selama 2-3 hari. Sebagian besar responden (47,2%) hanya 1 hari
menggunakan obat tradisional ketika mengalami gangguan menstruasi.
Sedangkan responden yang menggunakan obat tradisional sampai keluhan
hilang sebesar 28,2%.
Tabel X. Gambaran Lama Waktu Penggunaan Obat Tradisional pada
Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004
No Lama waktu penggunaan
1
2
3
4
1 hari
2 hari
3 hari
Sampai keluhan hilang
Total
Jumlah
146
54
22
87
309
Persentasi
(%)
47,2
17,5
7,1
28,2
100,0
Tidak semua responden yang menggunakan obat tradisional sebagai
pilihan
untuk
mengatasi
gangguan
menstruasi
merasakan
efek
berkurangnya keluhan yang mereka alami. Hal ini dikarenakan setiap
individu yang menerima asupan obat tradisional mendapatkan efek yang
berbeda pada masing-masing individu dikarenakan terdapat beberapa faktor
seperti faktor psikologis seseorang, fisiologis dan nutrisi seseorang, maupun
faktor keturunan. Sebesar 92,9% responden merasakan keluhan gangguan
menstruasi yang dialami berkurang setelah menggunakan obat tradisional.
Responden yang keluhannya tidak berkurang sebesar 5,8 %.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
5,8%
60
1,3%
92,9%
Keluhan berkurang
Keluhan tidak berkurang
Tidak menjawab
Gambar 11. Gambaran Efek Obat Setelah Penggunaan
Obat Tradisional pada Remaja Putri di Empat SMU
di Kabupaten Bantul Tahun 2004
b. Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi dengan Obat Modern
Obat modern dalam hal ini adalah obat paten, mengandung unsur
kimiawi, dari golongan obat bebas. Beberapa merek obat tanpa resep yang
digunakan responden untuk mengatasi gangguan menstruasi akan disajikan
pada penelitian ini. Selain itu, alasan pemilihan merek obat tanpa resep
tersebut dan lama waktu pemakaiannya juga akan disajikan. Responden
yang memilih obat modern sebanyak 46 responden.
Pertanyaan mengenai merek obat tanpa resep yang digunakan
responden bersifat terbuka, sehingga masing-masing responden dapat
menjawab lebih dari satu merek obat tanpa resep sesuai dengan yang
responden gunakan. Gangguan menstruasi, terlebih nyeri haid umumnya
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
61
diatasi dengan menggunakan obat-obat golongan analgesik, antipiretik dan
antiinflamasi untuk mengatasinya. Obat-obat tersebut dapat digunakan
untuk mengatasi nyeri haid karena kemampuannya dalam menghambat
biosintesis prostaglandin (Shimp, 2000; Wilmana, 1995).
Tabel XI. Merek Obat Tanpa Resep yang Digunakan Remaja Putri
di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004
Merek obat
Feminax
Biogesic
Bodrex
Antalgin
Oskadon
Komposisi
Persentasi
(%)
34
73,9
Jumlah
Parasetamol
500 mg
Kafein
50 mg
Ekstrak hiosiami 19 mg
Parasetamol
500 mg
Parasetamol
500 mg
Kafein
50 mg
Metampiron
500 mg
Parasetamol
500 mg
Kafein
50 mg
3
7
6,5
15,2
5
2
10,9
4,3
Keterangan : Responden dapat menjawab lebih dari satu merek obat
Obat-obat golongan analgesik, antipiretik dan antiinflamasi untuk
mengatasi nyeri, dalam hal ini nyeri haid sudah banyak dikenal oleh
masyarakat. Obat-obat ini sudah menyebar di kalangan awam, sehingga
masyarakat dapat memperoleh dengan mudah ketika membutuhkan.
Masyarakat mengetahui informasi tentang obat-obat tersebut dari berbagai
sumber, seperti media cetak atau elektronik, informasi dari teman atau
kerabat, atau dari pengalaman masa lalu.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
62
Data yang ditunjukkan pada tabel, sebesar 73,9% responden
menggunakan Feminax untuk mengurangi nyeri haid. Sementara itu, obat
tanpa resep lain yang digunakan antara lain Biogesic (6,5%), Bodrex
(15,2%), Antalgin (10,9%) dan Oskadon (4,3%). Responden yang
mengalami nyeri haid, tidak hanya menggunakan obat bebas saja untuk
mengurangi rasa nyeri. Beberapa responden juga menggunakan obat
tradisional, yang dapat dikatakan sebagai obat tambahan. Kemungkinan hal
ini sudah merupakan suatu kebiasaan menggunakan obat tradisional,
sehingga merasa sulit ditinggalkan. Selain itu ada anggapan bahwa obat
tradisional lebih baik digunakan dibanding obat modern karena relatif lebih
aman.
Feminax diindikasikan untuk meredakan nyeri haid. Hal ini mungkin
yang menjadikan Feminax lebih digemari responden sebagai pilihan untuk
mengatasi gangguan menstruasi seperti nyeri haid. Feminax dapat
mengurangi nyeri haid karena mengandung parasetamol sebagai analgesik
yang bekerja untuk meredakan nyeri. Selain itu, ekstrak hiosiamin yang
juga terdapat dalam komposisi Feminax bekerja sebagai antispasmodik
yang bisa mengurangi kontraksi uterus. Efek antispasmodik pada uterus,
yang inervasi otonomnya berbeda dari otot polos lainnya, tidak terlihat
relaksasi, sehingga hiosiamin hampir tidak bermanfaat untuk mengobati
nyeri haid.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
63
Merek obat lain yang juga digunakan responden untuk mengatasi
gangguan menstruasi bisa juga digunakan untuk mengobati sakit kepala dan
sakit gigi. Merek obat tersebut adalah Biogesic dan Bodrex yang
mengandung parasetamol, antalgin (metampiron) dan Oskadon yang juga
mengandung parasetamol.
Feminax mengandung parasetamol 500 mg, kafein 50 mg dan
ekstrak hiosiamin 19 mg. Selain sebagai obat tunggal, parasetamol terdapat
sebagai kombinasi tetap dalam bentuk tablet maupun cairan. Dosis
parasetamol untuk dewasa 300 mg-1 g per kali, dengan maksimum 4 g per
hari (Wilmana, 1995). Dalam hal ini, Feminax tidak melebihi dosis
parasetamol (500 mg). Kafein di dalam Feminax dapat memacu sistem saraf
pusat sebagai stimulan lemah, dapat menghilangkan rasa lelah dan penat.
Kafein sering dimasukkan ke dalam sediaan analgesik dalam dosis kecil.
Penambahan kafein ini dapat menambah efek analgesik (Anonim, 2000)
Biogesic hanya mengandung parasetamol 500 mg. Dalam hal ini,
parasetamol yang digunakan tidak melampaui dosis terapi. Bodrex dan
Oskadon masing-masing mengandung parasetamol (500 mg) dan kafein 50
mg untuk Bodrex dan 35 mg pada Oskadon. Dalam hal ini, masing-masing
obat tidak melampaui dosis terapi, tetapi kafein yang terkandung
didalamnya dapat merangsang sistem saraf pusat.
Antalgin mengandung metampiron 500 mg, tidak melampaui dosis.
Obat ini hanya digunakan sebagai analgesik-antipiretik karena efek
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
64
antiinflamasinya lemah. Keamanan obat ini diragukan, sehingga sebaiknya
obat ini hanya diberikan bila dibutuhkan analgesik-antipiretik suntikan atau
bila pasien tidak tahan analgesik-antipiretik yang lebih aman.
Dalam memutuskan pemilihan obat tanpa resep untuk mengatasi
gangguan menstruasi, responden mempunyai alasan mengapa menggunakan
obat tersebut. Alasan tersebut antara lain karena harganya murah, promosi
obat modern yang menarik, informasi dari teman, meringankan keluhan,
kecocokan, dan sebagainya. Alasan responden memilih dan menggunakan
obat modern sebagian besar karena nyeri haid cepat sembuh (32,6%),
karena merasa cocok sebesar 19,6%, dan karena informasi dari teman
(15,2%).
Tabel XII. Alasan Pemilihan Obat Modern oleh Remaja Putri
di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004
Alasan Memilih Obat Modern
Ajuran orang tua
Cocok
Cepat sembuh
Harga murah
Harga murah, sakit berkurang
Informasi dari teman
Informasi dari teman, sakit
berkurang
Mudah didapat
Promosi menarik
Dari UKS
Tidak menjawab
Total
2
9
15
2
1
7
Persentasi
(%)
4,3
19,6
32,6
4,3
2,2
15,2
2
4,3
1
1
1
5
46
2,2
2,2
2,2
10,9
100,0
Jumlah
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
65
Lamanya waktu responden mengkonsumsi obat modern bervariasi,
mulai dari 1 hari sampai responden merasa gangguan menstruasi yang
mereka alami berkurang. Sebagian besar responden yang mengalami
gangguan menstruasi, menggunakan obat modern selama 1 hari (63,0%)
untuk mengurangi nyeri haid yang mereka rasakan. Responden yang
menggunakan obat modern sampai keluhan hilang sebesar 19,6%.
Tabel XIII. Gambaran Lama Waktu Penggunaan Obat Modern pada
Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul
Tahun 2004
No
1
2
3
4
Lama waktu
1 hari
2 hari
3 hari
Sampai keluhan hilang
Total
Jumlah
29
7
1
9
46
Persentasi
(%)
63,0
15,2
2,2
19,6
100,0
Dari data terlihat bahwa lamanya waktu mengkonsumsi obat
bervariasi. Hal ini kemungkinan masing-masing individu mempunyai
tingkat keluhan gangguan menstruasi yang berbeda. Nyeri haid yang
menyerang responden, dirasakan tidak sama antara responden yang satu
dengan responden yang lain. Beberapa orang akan sembuh rasa sakitnya
hanya dengan mengkonsumsi obat selama 1 hari saja, tetapi yang lain
belum tentu akan sembuh bila hanya mengkonsumsi obat 1 hari, mungkin 2
atau 3 hari atau sampai keluhan hilang.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
66
4,3% 4,3%
91,3%
Keluhan Berkurang
Keluhan Tidak Berkurang
Tidak menjawab
Gambar 12. Gambaran Efek Obat Setelah Penggunaan Obat Modern
pada Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul
Tahun 2004
Dari 46 responden yang menggunakan obat modern untuk mengatasi
gangguan menstruasi, sebesar 91,3% merasa keluhan yang mereka alami
berkurang. Responden yang merasa keluhan yang mereka alami tidak
berkurang sebesar 4,3% dan sebesar 4,3% responden tidak memberikan
jawaban.
2. Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi Tanpa Menggunakan Obat
Pada penelitian ini, berbagai cara dilakukan responden selain
menggunakan obat untuk mengatasi gangguan menstruasi yang mereka
alami. Walaupun responden sudah menggunakan obat bebas, baik obat
modern maupun obat tradisional, ada juga beberapa cara lain yang dianggap
perlu dilakukan agar gangguan menstruasi yang mereka alami cepat
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
67
berkurang. Cara lain yang dilakukan responden antara lain dengan istirahat
yang cukup, mengompres perut dengan air hangat, olah raga ringan, dan
sebagainya. Masing-masing responden dapat melakukan lebih dari satu cara
untuk meringankan gangguan menstruasi yang mereka alami sesuai dengan
apa yang mereka butuhkan.
Sebagian besar responden memilih istirahat yang cukup untuk
meringankan gangguan menstruasi yang mereka alami, yaitu sebesar
59,3%. Berbagai macam cara dilakukan oleh responden agar gangguan
menstruasi yang mereka alami dapat diatasi. Cara mengatasi gangguan
menstruasi yang responden pilih adalah cara yang menurut mereka tepat.
Responden dapat memilih menggunakan obat modern atau obat tradisional
sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Selain dengan menggunakan obat,
responden mengatasi gangguan menstruasi dengan beberapa cara lain.
Istirahat yang cukup menurut sebagian besar responden dapat mengurangi
gangguan menstruasi. Hal ini dikarenakan dengan istirahat yang cukup
tingkat emosi (stres) seseorang dapat stabil, juga dapat mengatasi rasa cepat
lelah.
Mengatasi gangguan menstruasi selain dengan obat dan istirahat
yang cukup, dapat dilakukan dengan cara lain, seperti yang ditunjukkan
pada data. Konsultasi ke dokter kurang diminati oleh sebagian besar
responden. Semua cara yang dilakukan responden dalam melakukan
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
68
pengobatan sendiri bertujuan agar gangguan menstruasi yang dialami dapat
teratasi.
Tabel XIV. Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi Tanpa
Menggunakan Obat pada Remaja Putri di Empat SMU
di Kabupaten Bantul Tahun 2004
Keterangan
Istirahat yang cukup
Istirahat, minum air putih
Istirahat, makan buah
Istirahat, perut diolesi balsam/minyak
kayu putih
Istirahat, kompres
Istirahat, olahraga ringan
Istirahat, olahraga ringan, minum air putih
Minum air putih
Olahraga ringan
Konsultasi ke dokter
Meluapkan emosi ke orang lain
Melakukan aktivitas seperti biasa
Tidak menjawab
Total
Persentasi
(%)
226
59,3
51
13,5
1
0,3
Jumlah
1
0,3
4
2
6
40
6
6
1
4
31
379
1,1
0,5
1,6
10,5
1,6
1,6
0,3
1,1
8,2
100,0
D. Perbedaan Penelitian ini dengan Penelitian yang Dilakukan oleh
Astuti (2004)
Penelitian yang dilakukan oleh Astuti berjudul Pola Pemilihan dan
Penggunaan Obat Pengurang Nyeri Haid oleh Siswi di 5 SMU Kabupaten
Bantul Tahun 2004. Tempat penelitian tersebut adalah di 5 SMU di
Kabupaten Bantul, yaitu SMUN 1 Bantul, SMUN 2 Bantul, SMUN 3
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
69
Bantul, SMU Stella Duce Bantul, dan SMK Putra Tama Bantul. Responden
yang digunakan adalah siswi dari masing-masing SMU tersebut.
Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui tentang pola
pemilihan dan penggunaan obat pengurang nyeri haid yang dilakukan oleh
siswi di 5 SMU Kabupaten Bantul, disertai dengan pertimbangan yang
berperan dalam memilih dan menggunakan obat tersebut. Penelitian yang
dilakukan Astuti ini memberikan gambaran mengenai responden yang
mengalami nyeri haid dan penggunaan obat bebas untuk mengatasi nyeri
haid tersebut, disertai pertimbangannya. Jadi, penelitian ini menitik
beratkan pada pemilihan dan penggunaan obat bebas yang dilakukan oleh
responden untuk mengatasi nyeri haid.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Astuti (2004) lebih
kepada perbandingan hasil yang diperoleh pada kedua penelitian tersebut.
Selain itu, ada beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan
penelitian
Astuti,
yaitu
mengenai
sindrom
pra
menstruasi
dan
penatalaksanaannya yang pada penelitian Astuti tidak ditonjolkan.
1. Perbedaan Gangguan Menstruasi yang Dialami oleh Responden
Hasil penelitian yang dibandingkan antara penelitian ini dengan
penelitian Astuti (2004) adalah gangguan menstruasi yang dialami
responden berupa nyeri haid dan beberapa keluhan lain yang menyertainya.
Perbandingan hasil kedua penelitian dapat dilihat pada gambar 12. Hasil
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
70
yang diperoleh menunjukkan bahwa persentasi responden yang mengalami
nyeri haid dan keluhan lain pada penelitian ini lebih tinggi dibandingkan
hasil penelitian Astuti (2004).
70,0%
60,0%
64,6%
55,9%
53,0%
47,0%
50,0%
40,0%
30,0%
20,0%
10,0%
0,0%
Nyeri Haid
Keluhan Lain
Penelitian Astuti (2004)
Penelitian ini
Keterangan:
Keluhan Lain: Pusing, pegal-pegal, cepat lelah, lemas, payudara sakit
Gambar 13. Perbedaan Gangguan Menstruasi yang Dialami
Responden pada Penelitian Astuti (2004) dan Penelitian Kajian
Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi pada Remaja Putri
di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004
2. Perbedaan Penatalaksanaan Nyeri Haid yang Dialami Responden.
Selain membandingkan hasil gangguan menstruasi berupa nyeri haid
yang dilami responden, penatalaksanaan nyeri haid juga dapat menjadi
suatu perbandingan hasil. Penatalaksanaan nyeri haid yang dilakukan
responden dan yang akan dibandingkan hasilnya pada kedua penelitian
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
71
berupa penatalaksanaan nyeri haid dengan obat tanpa resep baik modern
maupun tradisional. Seperti yang terlihat pada gambar 13.
Perbandingan hasil yang diperoleh dalam persentase pada kedua
penelitian menunjukkan responden yang menggunakan obat modern pada
penelitian Astuti (2004) lebih tinggi dibandingkan penelitian ini. Namun,
responden yang menggunakan obat tradisional untuk mengatasi nyeri haid,
persentasi hasilnya menunjukkan angka lebih tinggi pada penelitian ini
dibandingkan hasil yang diperoleh pada penelitian Astuti (2004).
90,0%
81,5%
80,0%
73,5%
70,0%
60,0%
50,0%
40,0%
30,0%
20,0%
26,5%
12,1%
10,0%
0,0%
Obat modern
Obat tradisional
Penelitian Astuti (2004)
Penelitian ini
Gambar 14. Perbedaan Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi yang
Dialami Responden pada Penelitian Astuti (2004) dan Penelitian
Kajian Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi pada Remaja Putri
di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
72
E. Rangkuman
1. Usia responden (15 tahun ada 19,0%; 16 tahun ada 54,6%; 17 tahun ada
23,5%). Usia responden saat pertama kali menstruasi (saat usia 12 tahun
ada 32,4%; saat usia 13 tahun ada 35,9%; saat usia 14 tahun ada 25,6%).
2. Keluhan pada tahun pertama menstruasi (sakit atau nyeri di perut ada
32,4%; peningkatan emosi ada 11,9%; peningkatan emosi dan sakit
perut ada 24,8%), keteraturan keluhan menstruasi setiap bulan (61,7 %
mengalami keluhan gangguan menstruasi setiap bulan). Gangguan
menstruasi setelah di SMU (63,1% mengalami keluhan yang sama saat
pertama kali menstruasi; 36,1% keluhan tidak sama). Keluhan sindrom
pra menstruasi (64,9% peningkatan emosi; 53,4% pusing, payudara
sakit, cepat lelah, jerawat, mual dan kembung, perasaan gelisah; 39,3%
nafsu makan bertambah), keluhan nyeri haid (64,6%). Pengaruh
gangguan menstruasi terhadap aktivitas responden (58,6% aktivitasnya
terganggu; 40,1% aktivitasnya tidak terganggu).
3. Penatalaksanaan gangguan menstruasi menggunakan obat (81,5%
menggunakan obat tradisional; 12,1% menggunakan obat modern). Jenis
obat tradisional yang digunakan (93,8% kunyit asam; 23,3% galian;
2,3% beras kencur). Alasan pemilihan obat tradisional (13,3% karena
anjuran orang tua; alami ada 9,7%; tanpa efek samping ada 7,4%;
sebesar 11,3% karena harganya lebih murah). Lama waktu penggunaan
obat tradisional (47,2% selama 1 hari; 17,4% selama 2 hari; 28,1%
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
73
sampai keluhan hilang). Efek obat setelah menggunakan obat tradisional
(92,9% keluhan berkurang; 5,8% keluhan tidak berkurang). Merek obat
modern yang digunakan (66,7% menggunakan Feminax; 13,7% Bodrex;
9,8% antalgin; 5,9% Biogesic; 3,9% Oskadon). Alasan pemilihan obat
modern (19,6% karena cocok; karena sakit berkurang ada 32,6%; karena
anjuran orang tua ada 4,3%; sebesar 15,2 % karena informasi dari
teman; 10,9% tidak menjawab). Lama waktu mennggunakan obat
modern (63,0% selama 1 hari; 15,2% selama 2 hari; 19,6% sampai
keluhan hilang). Efek obat setelah menggunakan obat modern (keluhan
berkurang
ada
91,3%;
keluhan
tidak
berkurang
ada
4,3%).
Penatalaksanaan gangguan menstruasi tanpa menggunakan obat (59,3%
istirahat; 13,5% istirahat dan banyak minum air putih; 2,6% olahraga
ringan; 1,1% kompres air hangat).
4. Pada penelitian Astuti (2004), menunjukkan responden yang mengalami
nyeri haid sebesar 53,0%; keluhan lain seperti pusing, pegal-pegal,
lelah, lemas, payudara sakit sebesar 47,0%; penatalaksanaan nyeri haid
dengan obat modern ada 26,5%; dengan obat tradisional ada 73,5%.
Pada penelitian ini, menunjukkan responden yang mengalami nyeri haid
sebesar 64,6%; keluhan lain seperti pusing, pegal-pegal, lelah, lemas,
payudara sakit sebesar 55,9%. Penatalaksanaan nyeri haid pada
penelitian ini dengan obat modern ada 12,1%; dengan obat tradisional
ada 81,5%.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
74
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Responden berusia 16 tahun (54,6%), responden mengalami menstruasi
pertama kali pada usia 13 tahun (35,9%). Responden mengalami menstruasi
rutin (76,9%)
2. Responden mengalami keluhan sakit perut ketika menstruasi (32,4%),
responden mengalami gangguan menstruasi setiap bulannya (61,7%).
Responden mengalami gangguan menstruasi seperti saat tahun pertama
menstruasi (63,1%), sindrom pra menstruasi yang dialami responden adalah
ketidakstabilan emosi (64,9%), responden mengalami nyeri haid (64,6%),
responden terganggu aktivitasnya karena gangguan menstruasi (58,6%).
3. Responden menggunakan obat tradisional (81,5%), yaitu kunyit asam (93,8%).
Alasan memilih obat tradisional karena anjuran orang tua (13,3%). Responden
menggunakan obat tradisional selama 1 hari (47,2%) dan merasakan keluhan
berkurang (92,9%). Responden memilih Feminax untuk mengatasi nyeri haid
(66,7%) dengan alasan mengurangi rasa sakit/cepat sembuh (32,6%).
Responden menggunakan obat modern selama 1 hari (63,0%) dan merasakan
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
75
keluhan berkurang (91,3%). Cara lain yang dilakukan responden untuk
mengatasi gangguan menstruasi adalah dengan istirahat yang cukup (59,3%).
4.
Penelitian Astuti (2004), menunjukkan responden mengalami nyeri haid
(53,0%); penatalaksanaan nyeri haid dengan obat modern (26,5%); dengan
obat tradisional (73,5%). Penelitian ini menunjukkan responden mengalami
nyeri haid (64,6%); penatalaksanaan nyeri haid dengan obat modern (12,1%);
obat tradisional (81,5%).
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai permasalahan
gangguan menstruasi untuk pemahaman dan pengetahuan pada masyarakat
sehingga dapat dilakukan intervensi yang sesuai.
2. Perlu dilakukan penelitian yang serupa dengan responden yang berbeda,
misalnya di tingkat universitas sehingga dapat dilihat perbedaan pola pikir
responden dalam mengatasi gangguan menstruasi.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
76
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1998, Peraturan Pemerinyah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1998,
Tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan.
Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim,
2004,
Menanggulangi
Nyeri
Haid
Secara
http://www.indomedia.com/sripo/2004/09/09/0909 gay3.htm
Alami,
Anonim, 2006, Informasi Spesialite Obat Indonesia (ISO), Volume XLI, Ikatan
sarjana Farmasi Indonesia, Jakarta.
Agustini, S., 2007, Pre Menstrual Syndrome/Sindrom Pra Menstruasi,
http://www.mediakaholistik.com/2033/2004/11/28/medika.html, diakses
pada 26 Januari 2007.
Astuti, A.M.P, 2004, Pola Pemilihan dan Penggunaan Obat Pengurang Nyeri Haid
Oleh Siswi di 5 SMU kabupaten Bantul, Skripsi, Fakultas Farmasi,
Univesitas Sanata Dharma.
Baziad, A., 2005, Sindrom Pra-Haid, Kompas online, Januari 10, Available from
URL: http://situs.kesrepro.info/kia/jan/2005/kia01.html
Cherry, S.H., 1999, Bimbingan Ginekologi Perawatan Modern Untuk Kesehatan
Wanita, 38-49, 55-57, 209-210, CV. Pionir Jaya, Bandung.
Desmita, 2005, Psikologi Perkembangan, 189-192, 210-212, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Guyton, 1991, Fisioloi Manusia, diterjemahkan oleh Adrianto, P., Edisi III, 741749, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Holt G.A., dan Hall, E.L., 1990, The Self Care Movement in Fieldmann, E.G.,
(Editor), Handbook of Nonprescription Drugs, 1-9, AphA, New York.
Indarti, J., 2004, Panduan Kesehatan Wanita, 6-9, 13-14, Penerbit Puspa Swara,
Jakarta.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
77
Karyadi, E., 1999, Sindrom Pra Menstruasi, Intisari online, Mei, Available From
URL: http://www.indomedia.com/intisari/1999/Mei/haid.htm
Kasdu, D., 2005, Solusi Problem Wanita Dewasa, 11-20, Penerbit Puspa Swara,
Jakarta.
Manuaba, I.B.G., 1998, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana, 87-94, Penerbit Buku Kedokteran EGC, jakarta.
Pal, S., 2000, Self-Care and nonprescription Pharmacotherapy, in Popovich, P.G.,
Allen, L.V., (Eds), Handbook of Nonprescription Drugs, 3-7, APhA,
New York.
Riyanto, H., 2002, Nyeri Haid pada Remaja, Majalah Gemari, Edisi 12, Available
from URL: http://www.keluargasehat.com/klinika_isi
Sartono, 1993, Obat-Obat Bebas dan Bebas Terbatas, Edisi I, 1-5, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Sarwono, S.W., 2005, Psikologi Remaja, Edisi revisi, 7-16,52, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Sevilla, C.G., Ochabe, J.A., Punsalan, P.G., Pegala, B.P., dan Uriatre, 1993, An
Introduction to Research Methode, diterjemahkan oleh Tuwu, A., 162163, UI Press, Jakarta.
Shimp, L.A., 2000, Disorder Related to Menstruastion, in Popovich, P.G., Allen,
L.V., (Eds), Handbook of Nonprescription Drugs, 133-146, APhA, New
York.
Smet, B., 1994, Psikologi Kesehatan,8-9, 214-222, PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia, Jakarta.
Sohn, L.A., dan Koberly, B.H., 1990, Menstrual Products in Fieldmann, E.G.,
(Editor), Handbook of Nonprescription Drugs, 119-122, APhA, New
York.
Supardi, S., 1997, Pengobatan Sendiri dan Masalahnya, Cermin Dunia
Kedokteran, No. 118, 40-49.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
78
Suyatna, F.D., Zunilda, S.B., dan Setiabudy, A., Pengantar Farmakologi,
Ganiswara, S.G., Setiabudy, R., (Eds), Farmakologi dan Terapi, Edisi
IV, 207-222, Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta.
Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaannya
dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi IV, 259-301,652-655, PT. Elex Media
Komputindo Gramedia, Jakarta.
Wijaya, K., 2003, Pustaka Pintar Kesehatan Wanita, 58-63, Progres, Jakarta.
Wiknyosastro, H., 1999, Ilmu Kandungan, 54-55, 65-67, 103-107, Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharja, Jakarta.
Wilmana, P.F., 1995, Analgesik Anti Piretik, Analgesik Anti Inflamasi Nonsteroid
dan Obat Pirai, Ganiswara, S.G., Setiabudy, R., (Eds), Farmakologi dan
Terapi, Edisi IV, 207-233, Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta.
1
PLAGIAT
TINDAKAN
TIDAK
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKANLampiran
TINDAKAN
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
79
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
CARA MENGATASI SINDROM PRA MENSTRUASI PADA REMAJA
PUTRI USIA SMU DI KABUPATEN BANTUL
DAFTAR PERTANYAAN YANG DIISI REMAJA PUTRI USIA SMU
Petunjuk Pengisian.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan cara melingkari atau
mengisi titik-titik sesuai dengan keadaan yang anda alami.
Data Pribadi Responden.
Nama
: …………………….
Umur/Kelas
:…………th /………..
Daftar pertanyaan tentang Sindrom Pra Menstruasi yang dialami oleh remaja
putri usia SMU.
A. Tahun Pertama Mengalami Menstruasi
1. Pada usia berapa anda pertama kali mengalami menstruasi ?
a. 12
b. 13
c. 14
d. ……
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
80
2. Apakah anda mengalami menstruasi secara rutin setiap bulannya ?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah anda selalu mengalami menstruasi pada tanggal yang sama setiap
bulannya?
a.
Ya
b. Tidak
4.
Ketika anda mengalami menstruasi tersebut, apa yang anda rasakan ?
a. Bingung.
b. Ingin marah / emosi
c. Sakit perut
d. Lain-lain : ………………………………………………………………….
(jawaban anda boleh lebih dari satu)
5. Apakah setiap bulannya anda mengalami keluhan-keluhan tersebut ?
a. Ya
b. Tidak
6. Apa yang anda lakukan untuk mengatasi keluhan tersebut ketika mengalaminya ?
a.
Minum obat
b. Pergi ke dokter
c.
Cukup dengan istirahat saja
d. Lain-lain :……………………….……………………………………….
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
81
B. Setelah Berada Di Bangku SMU.
1. Setelah beberapa tahun menstruasi, apakah anda masih merasakan keluhan yang
sama seperti pada tahun pertama mengalami menstruasi ?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah sebelum datangnya menstruasi, anda merasa emosi meninggi seperti ingin
marah ?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah sebelum datangnya menstruasi, anda merasa sering lapar ?
a.
Ya
b.
Tidak
4. Apakah selama menstruasi anda mengalami keluhan sakit perut ?
a.
Ya
b. Tidak
5. Apakah ada keluhan-keluhan lain yang anda alami sebelum dan saat anda
menstruasi ?
a.
Ya
b. Tidak
Sebutkan :………………………………………………………………………….
6. Apakah keluhan-keluhan tersebut mengganggu aktivitas anda ?
a.
Ya
b. Tidak
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
82
7. Apakah anda masih melakukan hal yang sama dalam mengatasi keluhan-keluhan
tersebut seperti pada tahun pertama menstruasi ?
a.
Ya
b. Tidak
8. Bila anda minum obat, jenis obat apa yang anda minum ?
a.
Obat modern
b. Obat tradisional
Jika jawaban anda A, teruskan ke pertanyaan nomor 9. Apabila jawaban anda B,
lanjutkan ke pertanyaan nomor 14.
9. Sebutkan nama obat modern yang anda minum !
Jawab :…………………………………………………………………………
10. Apa alasan anda memilih obat tersebut?
a.
Harganya murah
b.
Promosinya menarik
c.
Informasi dari teman
d.
Lain-lain:………………………………………………………………
11. Berapa lama anda minum obat tersebut ?
a. 1 Hari
b. 2 Hari
c. 3 Hari
d. Sampai keluhan hilang.
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
83
12. Apakah dengan minum obat tersebut anda merasa keluhan-keluhan anda
berkurang ?
a. Ya
b. Tidak
13. Agar keluhan-keluhan yang anda alami berkurang, adakah cara lain yang anda
lakukan?
a.
Istirahat yang cukup
b. Konsultasi ke dokter
c.
Banyak minum air putih
d.
Lain – lain :…………………………………………………………………….
Pertanyaan untuk obat tradisional
14. Sebutkan nama obat tradisional yang anda minum !
Jawab :…………………………………………………………………………..
15. Berapa lama anda minum obat/jamu tersebut ?
a. 1 Hari
b. 2 Hari
c. 3 Hari
d. Sampai keluhan hilang
16. Apa alasan anda memilih obat/jamu tersebut?
a.
Harganya murah
b.
Promosinya menarik
c.
Informasi dari teman
d.
Lain-lain:……………………………………………………………….
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
84
17. Apakah dengan minum obat/jamu anda merasa keluhan-keluhan anda berkurang ?
a. Ya
b. Tidak
18. Agar keluhan-keluhan yang anda alami berkurang, adakah cara lain yang anda
lakukan?
a. Istirahat yang cukup
b. Konsultasi ke dokter
c. Banyak minum air putih
d. Lain – lain :…………………………………………………………………….
ATAS KERJASAMA DAN KEJUJURAN SAUDARA
KAMI UCAPKAN TERIMA KASIH
2
PLAGIAT
TINDAKAN
TIDAK
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKANLampiran
TINDAKAN
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
85
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
CARA MENGATASI SINDROM PRA MENSTRUASI PADA REMAJA
PUTRI USIA SMU DI KABUPATEN BANTUL
DAFTAR PERTANYAAN YANG DIISI REMAJA PUTRI USIA SMU
Petunjuk Pengisian.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan cara melingkari atau
mengisi titik-titik sesuai dengan keadaan yang anda alami.
Data Pribadi Responden.
Nama
: …………………….
Umur/Kelas
:…………th /………..
Daftar pertanyaan tentang Sindrom Pra Menstruasi yang dialami oleh remaja
putri usia SMU.
A. Tahun Pertama Mengalami Menstruasi
1. Pada usia berapa anda pertama kali mengalami menstruasi ?
a. 12
(32,4%)
b. 13
(35,9%)
c. 14
(25,6%)
d. 9, 11, 15, 19
( 4,8%)
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
86
2. Apakah anda mengalami menstruasi secara rutin setiap bulannya ?
a. Ya
(76,8%)
b. Tidak
(23,2%)
3. Apakah anda selalu mengalami menstruasi pada tanggal yang sama setiap
bulannya?
a.
Ya
b. Tidak
4.
Ketika anda mengalami menstruasi tersebut, apa yang anda rasakan ?
a. Bingung.
(5,5%)
b. Ingin marah / emosi
(52,0%)
c. Sakit perut
(74,7%)
d. Lain-lain : pegal-pegal, pusing, payudara sakit, jerawat, lelah, dsb (24,0%)
(jawaban anda boleh lebih dari satu)
5. Apakah setiap bulannya anda mengalami keluhan-keluhan tersebut ?
a. Ya
(61,7%)
b. Tidak
(37,7%)
6. Apa yang anda lakukan untuk mengatasi keluhan tersebut ketika mengalaminya ?
a.
Minum obat
b. Pergi ke dokter
c.
Cukup dengan istirahat saja
d. Lain-lain :……………………….……………………………………….
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
87
B. Setelah Berada Di Bangku SMU.
1. Setelah beberapa tahun menstruasi, apakah anda masih merasakan keluhan yang
sama seperti pada tahun pertama mengalami menstruasi ?
a. Ya
(63,1%)
b. Tidak
(36,1%)
2. Apakah sebelum datangnya menstruasi, anda merasa emosi meninggi seperti ingin
marah ?
a. Ya
(64,9%)
b. Tidak
(34,6%)
3. Apakah sebelum datangnya menstruasi, anda merasa sering lapar ?
a.
Ya
(39,3%)
b.
Tidak
(60,7%)
4. Apakah selama menstruasi anda mengalami keluhan sakit perut ?
a.
Ya
b. Tidak
(64,6%)
(35,4%)
5. Apakah ada keluhan-keluhan lain yang anda alami sebelum dan saat anda
menstruasi ?
a.
Ya
(55,9%)
b. Tidak
(44,1%)
Sebutkan : pusing, cepat lelah, pegal, jerawat, mual dan kembung, lemas, malas,
gelisah dan payudara sakit
6. Apakah keluhan-keluhan tersebut mengganggu aktivitas anda ?
a.
Ya
(58,6%)
b. Tidak
(40,1%)
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
88
7. Apakah anda masih melakukan hal yang sama dalam mengatasi keluhan-keluhan
tersebut seperti pada tahun pertama menstruasi ?
a.
Ya
b. Tidak
8. Bila anda minum obat, jenis obat apa yang anda minum ?
a.
Obat modern
(12,1%)
b. Obat tradisional
(81,5%)
Jika jawaban anda A, teruskan ke pertanyaan nomor 9. Apabila jawaban anda B,
lanjutkan ke pertanyaan nomor 14.
9. Sebutkan nama obat modern yang anda minum !
Jawab : Feminax, Biogesic, Bodrex, Antalgin, Oskadon
10. Apa alasan anda memilih obat tersebut?
a.
Harganya murah
(6,5%)
b.
Promosinya menarik
(6,5%)
c.
Informasi dari teman
(23,9%)
d.
Lain-lain: cocok, sakit berkurang, anjuran orang tua, ada di UKS, mudah
didapat.
(71,4%)
11. Berapa lama anda minum obat tersebut ?
a. 1 Hari
(63,0%)
b. 2 Hari
(15,2%)
c. 3 Hari
( 2,2%)
d. Sampai keluhan hilang.
(19,6%)
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
89
12. Apakah dengan minum obat tersebut anda merasa keluhan-keluhan anda
berkurang ?
a. Ya
(91,3%)
b. Tidak
(4,3%)
13. Agar keluhan-keluhan yang anda alami berkurang, adakah cara lain yang anda
lakukan?
a.
Istirahat yang cukup
(84,8%)
b. Konsultasi ke dokter
(2,2%)
c.
(19,6%)
Banyak minum air putih
d. Lain – lain : Kompres air hangat, mengoleskan perut dengan balsam atau
minyak kayu putih, olah raga ringan, dll
(8,7%)
Pertanyaan untuk obat tradisional
14. Sebutkan nama obat tradisional yang anda minum !
Jawab : Kunyit asam, pil tuntas, M kapsul, galian, beras kencur
15. Berapa lama anda minum obat/jamu tersebut ?
a. 1 Hari
(47,2%)
b. 2 Hari
(17,5%)
c. 3 Hari
(7,1%)
d. Sampai keluhan hilang
(28,2%)
16. Apa alasan anda memilih obat/jamu tersebut?
a.
Harganya murah
(21,0%)
b.
Promosinya menarik
(1,9%)
c.
Informasi dari teman
(10,4%)
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
90
d. Lain-lain: manjur, alami, anjuran orang tua, kebiasaan, tanpa efek samping,
lebih mudah, tubuh lebih segar.
(79,9%)
17. Apakah dengan minum obat/jamu anda merasa keluhan-keluhan anda berkurang ?
a. Ya
(92,9%)
b. Tidak
(5,8%)
18. Agar keluhan-keluhan yang anda alami berkurang, adakah cara lain yang anda
lakukan?
a. Istirahat yang cukup
(82,2%)
b. Konsultasi ke dokter
(2,6%)
c. Banyak minum air putih
(29,8%)
d. Lain – lain : Olah raga ringan, kompres air hangat, dibiarkan
ATAS KERJASAMA DAN KEJUJURAN SAUDARA
KAMI UCAPKAN TERIMA KASIH
(6,8%)
Lampiran 3
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
91
Lampiran 4
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
92
PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI
93
BIOGRAFI
Penulis
skripsi
Penatalaksanaan
yang
berjudul
“Kajian
Gangguan Menstruasi pada
Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten
Bantul Tahun 2004” ini bernama lengkap
Martha Noviana Wulandari. Penulis merupakan
anak pertama dari dua bersaudara pasangan
Bapak Ayub Suyadi dan Ibu Setyati Iriantini
yang dilahirkan di Tanjung Pinang pada tanggal
10 November 1982.
Penulis mengawali pendidikan formalnya di TK Hang Tuah, Tanjung Uban,
Kepulauan Riau pada tahun 1987-1988; kemudian melanjutkan ke SD Negeri 004,
Tanjung Uban pada tahun 1988-1994; jenjang berikutnya ditempuh di SMP
Negeri 2 Tanjung Uban pada tahun 1994-1997; setelah itu meneruskan pendidikan
di SMU Negeri 1 Kasihan Bantul pada tahun 1997-2000 dan pada tahun 2000
melanjutkan kuliah di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Download