penerapan model pembelajaran interaktif dalam ips

advertisement
PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM IPS
SUMINAH
Dosen KSDP Universitas Negeri Malang
E-mail: [email protected]
Abstrak: Model pembelajaran interaktif adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang mengembangkan potensi rasa ingin tahu siswa terhadap
suatu objek atau peristiwa melalui pertanyaan. Model pembelajaran ini
disebut juga pendekatan “pertanyaan siswa”. Dalam kegiatan pembelajaran
interaktif guru berperan sebagai motivator, fasilitator, mediator, evaluator,
pembimbing, dan agem pembaharu. Dengan demikian, kedudukan siswa
dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas memiliki peran aktif, dimana
aktivitasnya dapat diukur dari kegiatan memperhatikan, mencatat, bertanya,
menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, mengerjakan tugas baik
tugas individu maupun tugas kelompok. Menurut Solikin dan Raharjo (2008)
IPS membentu memecahkan permasalahan antara manusia dan lingkungannya
sehingga manusia dapat memahami lingkungan.
Kata Kunci: Pembelajaran, Model Interaktif, IPS
pengetahuan sosial yang berguna untuk masa
depannya, keterampilan sosial dan intelektual
dalam membina perhatian serta kepedulian
sosialnya sebagai SDM yang bertanggung
jawab merealisasikan tujuan Pendidikan
Nasional.
Karaktersitik IPS adalah merupakan
integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial
seperti geografi, sejarah, ekonomi, antropologi,
sosiologi, politik, hukum dan budaya (Trianto,
2007). Oleh sebab itu dalam pembelajarannya
diharapkan guru memiliki kemampuan dan
keterampilan dalam memadukan konsepkonsep ilmu sosial serta dapat memilih model
pembelajaran yang dapat meningkatkan
kreatifitas berpikir logis pada anak didik. Salah
satu model yang sesuai dengan karakteristik
pembelajaran IPS yang memadukan beberapa
konsep ilmu sosial yaitu berbagai cabang
ilmu sosial yang ruang lingkupnya interaksi
antara lingkungan dan masyarakat maka yang
paling sesuai digunakan untuk menyajikan
materi adalah model pembelajaran interaktif.
Kegiatan pembelajaran merupakan inti proses
pendidikan atau merupakan interaksi antar
komponen pembelajaran sehingga tercipta
interaksi edukatif yaitu antara guru, siswa,
materi, media, metode, sumber belajar dan
tujuan pembelajaran, sehingga hasil belajar
siswa lebih baik. Seperti yang diutarakan
paradigma terdahulu Dahlan (1997) bahwa
pendidikan IPS sebagai upaya strategis
pembangunan manusia seutuhnya untuk
menghadapi era globalisasi artinya IPS
memiliki peranan penting membentuk atau
menyiapkan anak didik dalam menghadapi
kehidupan sehari-hari. Peranan ini menuntut
pada guru sebagai seorang pendidik memiliki
kemampuan yang dapat menciptakan interaksi
edukatif tersebut. Seorang pendidik juga harus
memahami tujuan dari IPS adalah membekali
siswa dengan kemampuan mengembangkan
penalarannya disamping aspek nilai dan
moral (Udin. S, 2011), disamping itu menurut
Lif Choiru Ahmadi (2011) menyatakan fungsi
IPS yaitu membekali anak didik dengan
9
10
WAHANA SEKOLAH DASAR (Kajian Teori dan Praktik Pendidikan) Tahun 24, Nomor 1,Januari 2016
Karena model pembelajaran interaktif
merupakan suatu pendekatan pembelajaran
yang mengembangkan potensi rasa ingin tahu
siswa terhadap suatu objek atau peristiwa
melalui pertanyaan.
Pembelajaran Interaktif
Model pembelajaran ini mengacu
pada falsafah pendidikan konstruktivisme
bahwa pengetahuan dibentuk oleh siswa
bukan ditransfer dari guru. Dalam proses
pembentukan pengetahuan tersebut, guru
berperan sebagai fasilitator bagi siswa. Menurut
Harlen (1992) model pembelajaran interaktif
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
mengembangkan potensi rasa ingin tahu siswa
terhadap suatu objek atau peristiwa melalui
pertanyaan. Model pembelajaran ini disebut
juga pendekatan “pertanyaan siswa”. Dengan
kata lain, guru menggali pertanyaan siswa
mengenai materi pembelajaran yang sedang
dibahas, kemudian siswa mencari jawabannya.
Namun pertanyaan yang diajukan guru tidak
dapat langsung dijawab oleh siswa, akan
tetapi siswa harus melalui proses penggalian
informasi terlebih dahulu.
Terdapat beberapa faktor yang perlu
diperhatikan oleh guru agar siswa terlibat aktif
dalam kegiatan pembelajaran, yakni aktivitas
merumuskan pertanyaan dan menjawabnya.
Faktor-faktor tersebut antara lain: yang
pertama Faktor minat dan perhatian siswa,
merupakan faktor utama penentu derajat
keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut Uzer (1996) terdapat 22 macam
minat salah satu diantaranya adalah anak
memiliki minat belajar. Guru memfasilitasi
minat siswa tersebut, misalnya dengan cara
memilih topik pembelajaran sebagai konsep
kunci untuk mendapat perhatian siswa secara
penuh.
Faktor kedua Motivasi. Motivasi adalah
suatu proses untuk menggiatkan motif-motif
menjadi perbbuatan guna mancapai tujuan.
Atau keadaan atau kesiapan dalam diri siswa
yang mendorong tingkah lakunya untuk
melakukan kegiatan belajar dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Sedangkan motif
adalah daya yang terdapat pada siswa yang
mendorongnya untuk melakukan kegiatan
belajar. Motivasi belajar dapat timbul dari
dalam diri siswa dan pengaruh dari luar dirinya.
Dalam kegiatan pembelajaran, guru sebagai
motivator untuk menumbuh kembangkan
kedua motivasi tersebut agar siswa mau dan
mampu melakukan kegiatan belajar. Motivasi
instrinsik telah dimiliki setiap siswa dengan
adanya potensi rasa ingin tahu, sedangkan
motivasi ekstrinsik dapat timbul dari upaya
guru melalui penerapan sistem penghargaanhukuman yang diorientasikan pada upaya
memotivasi siswa untuk belajar.
Faktor ketiga Latar atau Konteks. Belajar
berpasarkan pada realita akan menarik bagi
siswa, belajar dimulai dari yang sederhana dapat
memotivasi siswa, dan belajar berdasarkan
pengalaman siswa dapat mengaktifkan siswa.
Dalam kegiatan pembelajaran, guru perlu
mencari tahu pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang telah dimiliki oleh siswa
dengan dua tujuan, yaitu agar tidak terjadi
pengulangan materi karena hal tersebut
dapat menimbulkan kebosanan bagi siswa,
dan untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang telah dimiliki
siswa tersebut.
Faktor keempat perbedaan individu. Pada
hakikatnya siswa adalah individu yang unik
dan memiliki karakteristik berbeda-beda, baik
pengetahuan, minat, bakat, sifat, kemampuan,
dan latar belakang. Perbedaan tersebut dapat
mempengaruhi kegiatan pembelajaran. Secara
umum, siswa memiliki perbadaan secara
vertikal dan secara horizontal. Perbedaan
secara vertikal berkenaan dengan kecerdasan
(IQ), dan perbedaan horizontal berkenaan
dengan bakat (talenta) dan minat. Mengingat
adanya perbedaan tersebut, guru hrndaknya
menyadari dan memaklumi apabila ada
siswa yang berhasil dengan baik atau bahkan
sebaliknya mengalami kesukaran memahami
materi pelajaran. Dalam hal ini guru harus
tetap memperhatikan persamaan dan
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM IPS ...
perbedaan siswa dengan cara mengoptimalkan
pengembangan kemampuan mereka masingmasing.
Faktor kelima sosialisasi. Sosialisasi atau
proses hubungan sosial, pada masa anakanak sedang tumbuh, yang ditandai dengan
keinginannya untuk selalu berisaha menjallin
hubungan dengan teman-temannya. Tetapi,
ada suatu hal yang perlu mendapat perhatian
guru ketika sedang berlangsung kegiatan
pembelajaran, yaitu mereka merefleksikannya
dengan cara mengobrol dengan temannya.
Upaya guru untuk menyalurkan kebutuhan
anak akan hubungan sosial tersebut dapat
dilakukan dengan belajar kelompok sehingga
dapat mengembangkan potensi dan melatih
anak menciptakan suasana kerja sama,
proses pembentukan kepribadian, tumbuhnya
kesadaran akan perbedaan diantara temannya
yang dapat menumbuhkan solidaritas melalui
saling membantu menyelesaikan tugas.
Faktor keenam belajar sambil bermain.
Bermain merupakan kebutuhan bagi siswa
yang sehat, karena bermain merupakan
keaktifan yang menimbulkan kegemaran dan
menyenangkan serta dapat mengembangkan
potensi dan melatih anak untuk membentuk
kepribadian saling membentu sesuai dengan
PAKEM.
Faktor ketujuh belajar sambil bekerja
(learning by doing) menurut John Dewey
(dalam Udin. S, 2011) mengemukakan
pentingnya aktivitas belajar siswa dalam
kegiatan pembelajaran, aktivitas tersebut
meliputi aktivitas jasmaniah dan mental.
Aktivitas belajar terdapat lima kategori
(1) aktivitas visual (visual activities), (2)
aktivitas lisan (oral activities), (3) aktivitas
mendengarkan (listening activities), (4)
aktivitas gerak (motor activities), (5) aktivitas
menulis (writing activities).
Faktor kedelapan inkuiri. Siswa memiliki
potensi untuk mencari dan menemukan
sendiri (sense of inquiry) baik fakta maupun
data informasi. Guru hendaknya memberikan
sendiri informasi dalam materi. Dan Faktor
kesembilan memecahkan masalah. Setiap
11
siswa menyukai tantangan dalam belajar
sesuai dengan kemampuannya. Tantangan
belajar ini mendorong siswa aktif yang
diciptakan oleh guru.
Langkah-langkah model pembelajaran
interaktif menurut Faire dan cosgrove (dalam
Udin, 2011) terdapat 7 langkah yang dapat
dilihat pada gambar di bawah ini. (lihat
gambar 1)
Ketujuh langkah kegiatan pembelajaran
interaktif tersebut dilaksanakan secara
berurutan mulai dari persiapan sampai
refleksi yaitu: 1) Persiapan, yaitu yaitu
kegiatan yang dirancang sebelum melakukan
kegiatan pembelajaran, 2) Pengetahuan awal,
yaitu dalam kegiatan ini guru menggali
pengetahuan siswa tentang materi yang akan
dibahas, 3) kegiatan eksplorasi, pada kegiatan
ini guru memberikan uraian singkat tentang
materi pembelajaran dengan tujuan siswa
memiliki gambaran materi.tidak lupa dalam
menyampaikan materi guru juga memberikan
motivasi kepada siswa. 4) pertanyaan siswa,
tahap ini pertanyaan siswa ini merupakan
refleksi rasa ingin tahu tentang materi yang telah
disampikan guru. Guru mencatat pertanyaan
untuk dipilih dan anak mencari jawabannya
secara investigasi. 5) tahap penyelidikan,
penyelidikan atau investigasi adalah kegiatan
siswa untuk mencari jawaban dari pertanyaaan
yang dipilih. 6) tahap pengetahuan akhir,
kegiatan ini setiap siswa berkelompok
mendiskusikan hasil penyelidikannya, dengan
membandingkannya dengan pengetahuan
awal. Perbedaan pengetahuan tersebut
adalah hasil belajar siswa. 7) tahap refleksi,
terdapat dua kegiatan pada tahap ini, yaitu
membuat kesimpulan dan pemantapan. Guru
membimbing siswa membuat kesimpulan atas
proses dan hasil belajar mereka, kemudian
pemantapan dapat diberikan oleh guru dengan
cara memberi tugas.
Pembelajaran IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan
mata pelajaran yang diajarkan di jenjang
12
WAHANA SEKOLAH DASAR (Kajian Teori dan Praktik Pendidikan) Tahun 24, Nomor 1,Januari 2016
Persiapan
Pengetahuan Awal
Pertanyaan Siswa
Perbandingan
Penyelidikan
Pertanyaan Susulan
Pengetahuan Akhir
Refleksi
Gambar 1
Langkah-langkah Model pembelajaran Interaktif
Sd sampai sekolah menengah. Menurut
Solikin dan Raharjo (2008) IPS membentu
memecahkan permasalahan antara manusia
dan lingkungannya sehingga manusia dapat
memahami lingkungan. Lebih lanjut UU
Sikdiknas pasal 27 (dalam Sapriyo, 2009)
bahwa bahan kajian Ilmu Pengetahuan Sosial
antara lain sejarah, ilmu bumi, ekonomi,
kesehatan, dan sebagainya dimaksudkan untuk
mengembangkan pengetahuan,pemahaman
dan kemampuan analisis siswa terhadap
kondisi sosial masyarakat. Selain itu
Depdikbud (2006) dalam KTSP, tujuan IPS
yaitu: 1) mengenal konsep-konsep yang
berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya. 2) memiliki kemampuan
dasar untuk berpikir kritis, logis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan
keterampilan dalam bersosial. 3) memiliki
komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai
sosial dan berkompetisi dalam masyarakat
yang majemuk di tungkat lokal, nasional dan
global.
Berdasarkan karakteristik dan tujuan IPS
dalam KTSP, maka pembelajarannya harus
dapat menggunakan strategi yang memadukan
atau mengintegrasikan dari berbagai konsep
ilmu-ilmu sosial yang disajikan secara utuh,
sehingga guru harus berusaha mengetahui
dan menggali konsep-konsep yang telah
dimiliki siswa dan memadukannya dengan
pengetahuan baru.
Sesuai dengan karakteristik IPS dan
model pembelajaran interaktif, guru dalam
menyampaikan materi pelajaran IPS sangat
cocok menggunakan model pembelajaran
interaktif, karena konsep-konsep IPS dapat
dengan mudah dipahami oleh siswa melalui
berbagai
pertanyaan-pertanyaan
yang
nantinya dapat dijawab oleh siswa dengan
cara penyelidikan. Materi pembelajaran IPS
yang sangat kompleks dan berkaitan dengan
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM IPS ...
lingkungan dan masyarakat yang setiap hari
dialami oleh siswa dapat dijadikan sebagai
pertanyaan oleh guru, sehingga siswa dapat
mengembangkan pengetahuan, keterampilan,
dan sikapnya menjadi lebih baik sesuai dengan
apa yang dia alami sendiri.
KESIMPULAN
Pengembangan model pembelajaran
interaktif dalam IPS dapat dilakukan oleh guru
pada semua pokok bahasan, dengan syarat
harus memperhatikan sembilan hal yakni:
motivasi, pemusatan perhatian, latar belakang
siswa dan konteksitas materi pelajaran,
perbedaan individual siswa, belajar sambil
bermain, belajar sambil bekerja, belajar
menemukan dan pemecahan permasalahan
serta hubungan sosial. Dalam kegiatan
pembelajaran interaktif guru berperan sebagai
motivator, fasilitator, mediator, evaluator,
pembimbing, dan agem pembaharu. Dengan
demikian, kedudukan siswa dalam kegiatan
pembelajaran di dalam kelas memiliki peran
aktif, dimana aktivitasnya dapat diukur dari
kegiatan memperhatikan, mencatat, bertanya,
menjawab
pertanyaan,
mengemukakan
pendapat, mengerjakan tugas baik tugas
individu maupun tugas kelompok. Dengan
situasi belajar yang demikian, siswa akan
mendapatkan pengalaman yang berkesan,
menyenagkan dan tidak membosankan.
Artinya kegiatan pembelajara sesuai dengan
filsafat konstruktivisme.
13
Dalam kegiatan pembelajaran interaktif,
guru dapat mengembangkan teknik bertanya
efektif atau melakukan dialog kreatif dengan
mengajukan pertanyaan kepada siswa,
pertanyaan tersebut akan dijawab siswa
melalui penyelidikan terlebih dahulu dan
dipecahkan melalui tahap diskusi kelompok
bersama temannya dikelas. Hingga nanti
ditarik kesimpulan bersama guru. Langkahlangkah model pembelajaran interaktif yaitu
persiapan, pengetahuan awal, eksplorasi,
pertanyaan siswa, penyelidikan, pengetahuan
akhir, dan refleksi.
DAFTAR RUJUKAN
Winataputra, Udin S, dkk. 2011. Materi dan
Pembelajaran IPS SD.Jakarta: Universitas
Terbuka
Satriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Depdikbud. 2006. Kurikulum Tingkat satuan
Pendidikan. Jakarta: Depdiknas
Trianto, 2007. Model Pembelajaran Terpadu
dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi
Pustaka Publikasi
Riyanto,Yatim. 2011. Paradigma Baru
Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada
Group
Ahmadi, Iif Khoiru, dkk. 2011. Pengembangan
Pembelajaran IPS Terpadu. Jakarta: PT
Prestasi Pustakaraya
Download