Menuju Rumah Sakit Bermutu dan Profesional yang Terakreditasi Media Komunikasi, Informasi dan Edukasi RSAL Dr. Mintohardjo Lebih Peduli dan Terpercaya Pengobatan Penyakit Jantung Koroner Melalui KATETERISASI JANTUNG BM Media Jangan Takut untuk Medical Check Up Atasi Diabetes dengan Terapi Hiperbarik Rumkital Dr. Mintohardjo Menjawab Tantangan Jaman BM LAYANAN KESEHATAN Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Mintohardjo Layanan Medis Umum • Unit Gawat Darurat (UGD) 24 jam • Kedokteran Gigi Umum Layanan Medis Spesialistik dan Subspesialistik • Penyakit Dalam • Alergi • Penyakit Jantung (Intervensi) • Penyakit Paru • Penyakit Ginjal dan Hipertensi • Kebidanan dan Kandungan Media • Kesehatan Anak • KIA dan Laktasi • Bedah Umum • Bedah Orthopaedi • Bedah Urologi • Bedah Saraf • Bedah Onkologi • Bedah Digestif • Bedah Plastik • Psikiatri dan Psikologi • Saraf • Kulit dan Kelamin • THT • Mata • Periodontie • Bedah Mulut Layanan Penunjang Medis • Angiografi • Endoscopy • Hemodialisa • Treadmill • ECG • EKG • EEG • EMG • Spirometri • Audiometri • Rehabilitasi Medik : Fisioterapi Terapi Wicara • Lab. Patologi Klinik • Lab. Patologi Anatomik • Radiologi • Farmasi/Apotek • Farmasi Klinis Layanan Medis Khusus • ICU • ICCU • Hyperbaric Center • Medical Check Up • Poliklinik “Teratai” • Aesthetic Center • Akupuntur S A M B U TA N KEPALA RUMKITAL Dr. MINTOHARDJO BM Media Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga Majalah Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Mintohardjo sebagai media komunikasi, informasi dan edukasi dapat terbit tepat waktu sesuai dengan rencana. Sejalan dengan perkembangan waktu guna mewujudkan pembangunan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan akan hidup sehat bagi setiap orang serta tercapainya kesehatan masyarakat setinggi-tingginya yang merupakan investasi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis, maka Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Mintohardjo selalu bertekad dan berupaya untuk selalu memberikan dukungan kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terbaik bagi anggota TNI/TNI AL beserta keluarganya dan masyarakat umum dengan mengutamakan keselamatan pasien. Dengan terbitnya Majalah ini akan merupakan salah satu wujud nyata dalam tanggung jawab memberikan edukasi kesehatan dalam upaya mengisi pembangunan kesehatan guna mencapai masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat. Pada kesempatan ini pula tidak lupa saya sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Tim Penerbit yang telah bekerja keras dan berupaya sehingga dapat terbitkan Majalah ini dengan baik, dan semoga penerbitan Majalah ini memberikan manfaat bagi setiap orang yang membacanya. Demikian sambutan dari saya, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberikan lindungan, bimbingan, dan petunjuk kepada kita semua dalam setiap menjalankan tugas dan pengabdian kepada Bangsa dan Negara Indonesia. Jakarta, 25 Maret 2015 Kepala Rumkital Dr. Mintohardjo dr. I.D.G Nalendra D.I, Sp.B, Sp.BTKV(K) Kolonel Laut (K) NRP. 9137/P SUSUNAN REDAKSI Penasihat : dr. I.D.G Nalendra D.I, Sp.B, Sp.BTKV(K) Pembina : Kolonel Laut (K) dr. Radito Soesanto, Sp. THT Kolonel Laut (K) dr. Dwi Adang Iskandar, Sp. B Redaksi : Kolonel Laut (K) Mariyono, Kolonel Laut (K) dr. Tjatur Bagus Gunarto, Sp JP, FIHA, RSALSkp, Dr. Mintohardjo Kolonel Laut (K/W) dr. N. Trisnawati, Letnan Kolonel Laut (K/W) Dety MSc 1 Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Mintohardjo Menjawab Tantan BM Media Sejarah panjang dan prestasi membanggakan pernah dilaluinya, namun demikian seiring berkembangnya waktu dimana persaingan pelayanan kesehatan begitu kuat dan berkembangnya penyakit akibat perubahan gaya hidup masyarakat, seberapa besar Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Mintohardjo mampu menjawab dinamika jaman tersebut? 2 RSAL Dr. Mintohardjo ngan Jaman BM Media R umah Sakit Angkatan Laut (Rumkital) Dr. Mintohardjo, Jakarta Pusat, saat ini makin terlihat megah, asri dan kokoh. Berbagai pelayanan yang diberikan tetap mengupayakan yang terbaik bagi seluruh pasien, begitu juga halnya dengan beragam fasilitas yang dimilikinya, juga berjalan seiring dengan perkembangan jaman. Bahkan, dari rumah sakit ini terlahir ratusan, ribuan bahkan ratusan ribu tenaga medis dan non medis yang menyebar di hampir se- antero Negeri. Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Mintohardjo yang berdiri di atas lahan 42.596 meter per segi dan terletak di Jalan Bendungan Hilir No.1, Pejompongan, Jakarta Pusat itu memang tidak bisa lekang dari sejarah panjangnya. Awalnya, rumah sakit ini hanyalah sebuah kegiatan pelayanan kesehatan berupa perawatan pasien di Jalan Cut Meutia No. 16 Jakarta dan Klinik Bersalin di Jalan Citandui No. 4 Jakarta serta di Jalan Cidurian No. 2 Menteng Jakarta Pusat. Waktu itu, kesemua tempat pelayanan itu dikelola oleh Dinas Kesehatan Komando Daerah Maritim Djakarta yang berkedudukan di Jalan Prapatan Nomor 48 Jakarta. Seiring berkembangnya zaman dan tuntutan kebutuhan pelayanan serta perawatan kesehatan, TNI AL membangun rumah sakit di Bendungan Hilir di Jakarta Pusat Diresmikan pada 1 Agustus 1957, diberi nama Rumah Sakit Angkatan Laut Djakarta. Waktu itu, sebagai komandan dipercayakan kepada Mayor Laut (K) dr. Gandi. AT. Kala itu prasarana dan fasilitas RSAL Dr. Mintohardjo 3 rumah sakit sangat sederhana, diawaki oleh 5 orang dokter yang terdiri dari dokter bedah, anak, kebidanan, penyakit dalam dan satu orang dokter umum. Pada 28 Juni 1961 Rumah Sakit Angkatan Laut Djakarta ditunjuk oleh Departemen Kesehatan sebagai tempat Sekolah Pengatur Rawat (A). Dan di masa perjuangan Trikora dan Dwikora Rumah sakit Angkatan Laut Djakarta memperoleh kepercayaan mempersiapkan tenaga medis dan non medis. Di masa kepemimpinan Letkol Laut (K) dr. Soedibyo Sardadi, MPH, pada 15 Mei 1974 Rumah Sakit Angkatan Laut Djakarta berganti nama menjadi Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Mintohardjo berdasarkan Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut No.Skep/5041.2/II/1974 tanggal 20 Februari 1974. Pada tahun 1976 periode kepemimpinan Kolonel Laut (K) dr. Susanto Mangun Sajito, Rumah Sakit Dr. Mintohardjo ditetapkan sebagai Rumah sakit Matra Laut dengan ditempatkannya Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT). Fasilitas ini dipakai untuk menanggulangi akibat penyelaman disamping untuk kegiatan matra laut, seperti uji badan bagi prajurit dan penyelam dari luar instansi TNI Angkatan Laut serta untuk kebugaran. Disamping tugas pelayanan kesehatan dan dukungan kesehatan, Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Mintohardjo juga berperan aktif pada berbagai event nasional maupun internasionaI yang diselenggarakan di Jakarta. Bahkan, rumah sakit ini juga melaksanakan dukungan kesehatan secara terbatas dan kesehatan Matra Laut pada satuan-satuan operasional TNl AL. termasuk di dalamnya melaksanakan rujukan bagi Rumah Sakit Angkatan Laut di Wilayah Barat dan merupakan rumah sakit rujukan tertinggi Matra Laut Wilayah Barat. Rumah Sakit Dr. Mintohardjo juga memberikan rekomendasi tentang BM Media 4 RSAL Dr. Mintohardjo Persiapan Akreditasi Paripurna 2015 tingkat kelayakan kesehatan personel untuk kepentingan pembinaan personel dan melaksanakan penelitian dan pengembangan bidang kesehatan dan rumah sakit. Rumah sakit ini mampu mewujudkan dirinya sebagai rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa Institusi Pendidikan Kesehatan, antara lain: Program Studi Kedokteran, Keperawatan, Kebidanan, Farmasi /Apoteker, Psikologi, Kesehatan Masyarakat, dan lain-lain, serta memberi peluang terhadap riset, penelitian program sarjana dan master bidang kesehatan dan non kesehatan yang berkaitan dengan rumah sakit. Berlikunya balutan sejarah dan prestasi membanggakan yang diraih, tentunya tidak membuat seluruh awak Rumah Sakit Dr. Mintohardjo berpuas diri. Sebagai rumah sakit idaman prajurit dan masyarakat, tentunya rumah sakit ini harus tetap melangkah ke depan guna tetap bisa memberikan pelayanan terbaiknya, apalagi, perkembangan penyakit dewasa ini terus berubah dan berkembang pesat. Maka dari itu, mau tidak mau cakupan layanan dari rumah sakit ini juga harus lebih ditingkatkan melalui kelengkapan sarana prasarana, penunjang diagnositik yang canggih dan memadai serta SDM yang mumpuni. Pertanyaannya, seberapa besar rumah sakit yang pernah bertaburan prestasi itu mampu menjawab tantangan jaman untuk tetap eksis menjadi pelayan kesehatan yang berkualitas, dicintai anggota, keluarga dan masyarakat? Simak gambaran lengkapnya lebih lanjut. BM Media DAFTAR ISI RSAL Dr. Mintohardjo Menjawab Tantangan Jaman Pelayanan Pelanggan Customer Service Menuju Rumah Sakit Bermutu dan Profesional yang Terakreditasi Atasi Diabetis dengan Terapi Oksigen Hiperbarik Terapi Oksigen Hiperbarik ‘Ramuan Ajaib’ Valentino Rossi Terapi Hiperbarik Oksigen pada Kebugaran Cegah Jantung Koroner Dengan Angiografi Penyakit Jantung Koroner dan Angiografi Koroner Paling Minim Risiko Jangan Takut untuk Medical Check Up Mengelola Pelayanan Keperawatan Kenali Gejala Bell’s Palsy GOWES JAKARTA-CIREBON RSAL Dr. Mintohardjo 5 RUMKITAL KITA Pelayanan Pelanggan Customer Service Keberadaan unit kerja pelayanan pelanggan atau customer services di rumah sakit saat ini sudah merupakan suatu kebutuhan yang diamanatkan pada akrediatasi rumah sakit versi 2012. BM Media “S ebenarnya dalam pengorganisasian secara struktural, tidak ada di rumah sakit tentara yang namanya customer service atau pelayanan pelanggan. Kami ada karena suatu tuntutan dan merupakan kebutuhan. Akreditasi juga menuntut harus ada pelayanan pelanggan,” jelas Kolonel Laut (K) Mariyono, Kepala Bagian Customer Service. Karena tuntutan, maka dibentuk satu unit kerja, pelayanan pelanggan yang termasuk di dalam organisasi fungsional. Pembentukan Customer Service ini kemudian diusulkan ke Kepala Staf TNI Angkatan Laut. Sesuai dengan namanya, Customer Service melayani kebutuhan masyarakat 6 RSAL Dr. Mintohardjo Kolonel Laut (K) Mariyono secara umum terkait dengan keberadaan RSAL Dr. Mintohardjo. Untuk itu tugas utama adalah melayani pelangan terutama keluhan mereka. Yang dimaksud pelanggan disini adalah pasien dan keluarga pasien, “serta pengunjung rumah sakit lainnya atau sering disebut masyarakat rumah sakit,” tambah Kolonel Mariyono. Untuk menangani keluhan, Bagian Customer Service membawahi beberapa sub bagian, antara lain Sub Bagian Informasi dan Sub Bagian Humas salah satu tugasnya adalah pemasaran atau marketing. Tugas informasi adalah memberikan semua informasi yang ada di RSAL Dr. Mintohardjo, yang diperlukan oleh masyarakat rumah sakit. Mengenai Marketing atau Pemasaran, memang belum pernah ada di rumah sakit tentara. Sebetulnya tanpa pemasaran pun RSAL Dr. Mintohardjo menurut Kolonel Mariyono tetap eksis, ini bedanya rumah sakit tentara dengan rumah sakit lainnya terutama rumah sakit swasta. Meski demikian, keberadaan marketing perlu untuk menarik pasien lebih banyak. Salah satu upaya menarik pasien itu adalah menjalin kerjasama dengan pihak luar; bisa rumah sakit lain atau institusi terkait. Kolonel Mariyono memberi contoh letak RSAL Dr. Mintohardjo yang sangat strategis dikelilingi oleh ratusan perkantoran berbagai skala mulai dari Jl. Jenderal Gatot Subroto, Kuningan, sampai Jl. Jenderal Sudirman. Pembangunan perkantoran di sekitar jalan-jalan itu pun banyak sekali. Disinilah tantangan pemasaran. Mampukah ia menembus pembangunan proyek-proyek perkantoran tersebut. Artinya, proyekproyek pembangunan itu memerlukan standar kesehatan kerja. “Untuk itu kan perlu rumah sakit rujukan, bagi personilnya yang sakit atau kecelakaan. Mereka bisa dikirim ke RSAL, karena letak kami yang strategis. Jadi kami menangani kerja sama dengan berbagai perusahaan dan kontraktorkontraktor lain,” kata Kolonel Mariyono. BM Media Utamakan anggota Dalam hal pelayanan rawat inap, RSAL Dr. Mintohardjo mengutamakan pasien anggota TNI terutama TNI AL. Kalau kamar tidak penuh, mereka menerima pasien umum. Meski demikian, tidak seperti rumah sakit-rumah sakit lain, RSAL selalu menyediakan tempat tidur cadangan untuk pasien meski mereka katakan ‘penuh’. Tempat tidur cadangan itu berkisar 2-5% dari 315 tempat tidur yang ada di RSAL Dr. Mintohardjo.Cadangan itu sangat berguna kalau ada kejadian mendadak dimana anggota TNI AL memerlukan tempat tidur rawat inap. Contohnya ketika terjadi ledakan RUMKITAL KITA gudang amunisi dan senjata Komando Pasukan Katak TNI AL di Pondok Dayung belum lama ini, seluruhnya bisa ditangani dan dirawat di RSAL Dr. Mintohardjo. Terus terang Kolonel Mariyono mengatakan para purnawirawan TNI AL masih lebih suka berobat ke RSAL Dr. Mintohardjo dari pada ke rumah sakit lain. Menurut mereka, berobat kesini seperti dilayani di rumah sendiri, lebih nyaman dan tenaga medisnya pun ramah-ramah. Sebagai bagian pelayanan pelanggan, Kolonel Mariyono juga berhadapan dengan keluhan pasien. Keluhan itu bisa dari pasien atau dari keluarga pasien, di tempat informasi di depan, di kamar perawatan atau di poliklinik. Ke depan Bagian Customer Service akan terus melakukan pembenahan, seiring dengan tantangan dan perkembangan yang cepat. Disamping itu Bagian Costumer Services juga membina dan menyelenggarakan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) yang merupakan bagian tidak kalah pentingnya dengan bagian lain di rumah sakit, yang memiliki peran memberikan informasi dan edukasi kesehatan baik kepada pasien, keluarga pasien dengan pengunjung rumah sakit lainnya maupun kepada petugas rumah sakit itu sendiri serta masyarakat di sekitar rumah sakit. Adapun kegiatannya adalah menyelenggarakan penyuluhan kesehatan, pemasangan banner, penyebaran brosur, poster, booklet dan media cetak lainnya. Serta memberikan edukasi perilaku hidup sehat yang bertanggung jawab. Intinya lingkup kerja PKRS itu adalah kesehatan preventif. RSAL Dr. Mintohardjo 7 Menuju Rumah Sakit Bermutu dan Profesional yang Terakreditasi Rumkital Dr. Mintohardjo berupaya mencapai akreditasi tingkat paripurna. Target secara paripurna itu menjadi motivasi sangat kuat dari seluruh jajaran Rumkital untuk berproses meningkatkan mutu pelayanannya. BM Media S esuai dengan undang-undang No.44 Tahun 2009, pasal 40 ayat 1, menyatakan bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal tiga tahun sekali. Syukur Alhamdulillah, setelah melalui perjuangan yang cukup panjang akhirnya Rumkital Dr. Mintohardjo dapat menyelesaikan penilaian akreditasi pada tanggal 10-12 Maret 2015 yang dilakukan oleh tim KARS, suatu lembaga independen yang ditunjuk oleh Menteri 8 RSAL Dr. Mintohardjo Kesehatan sebagai pelaksana akreditasi rumah sakit yang bersifat fungsional dan non struktural. Menurut Kolonel Laut (K/W) Noor Trisnawati, SKM, Ketua Akreditasi Rumkital Dr. Mintohardjo, pengerjaan persiapan akreditasi Rumkital Dr. Mintohardjo telah dilakukan sejak tahun lalu sampai puncak penilaian pada 10-12 Maret 2015 dimana hasilnya diharapkan sudah dapat diketahui sebulan kemudian. “Setiap rumah sakit wajib memberi pelayanan yang bermutu, aman, anti diskriminasi dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai standart pelayanan rumah sakit,” kata Kolonel Laut Noor Trisnawati, SKM. Ia juga mengemukakan, rumah sakit wajib membuat kebijakan, melaksanakan dan menjaga standart mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sebagai acuan dalam melayani pasien. Standar pelayanan rumah sakit harus tetap berlandaskan peraturan dan perundang-undangan, utamanya UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, sedang akreditasi sebagai basis manajemen rumah sakit. Banyak manfaat yang diperoleh dengan akreditasi ini, di antaranya; • Kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit yang semakin baik. • Efisiensi sumber daya rumah sakit. • Lebih menghormati hakhak pasien dan melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan atas pelayanan yang akan diberikan. • Peningkatan koordinasi pelayanan. • Peningkatan komunikasi antara staff. • Penurunan keluhan pasien dan staf. • Peningkatan sistem dan prosedur. • Menciptakan lingkungan internal rumah sakit yang lebih kondusif untuk penyembuhan, pengobatan dan perawatan pasien. Diingatkan, tujuan akreditasi rumah sakit selain untuk memberikan jaminan kepuasan dan perlindungan kepada masyarakat, memberikan pegakuan kepada rumah sakit yang telah menerapkan standar yang ditetapkan dan menciptakan lingkungan internal rumah sakit yang kondusif untuk penyembuhan dan pengobatan pasien sesuai struktur dan prosedur, juga melindungi SDM rumah sakit serta mendukung program pemerintah di bidang kesehatan. BM Media Lebih lanjut dikatakan bahwa yang lebih dari tahapan proses akreditasi selanjutnya adalah implementasi dari kebijakan berupa standar-2, pedoman, panduan dan SPO yang telah ditetapkan secara berkesinambungan, kepatuhan, monitoring, evaluasi serta upaya perbaikan dan peningkatannya sehingga proses PDCA (Plan, Do Cek and Act) tidak pernah berhenti. D a l a m penjelasannya yang didampingi Wakil Ketua Akreditasi Kolonel Laut (K/W) dr. Jati Berandini, MARS, yang sehariharinya menjabat sebagai Kepala Departemen Bedah ditambahkan bahwa pasien merupakan center point dari target akreditasi. Seluruh kebijakan, upaya dan tidankan yang dilakukan oleh rumah sakit dan unit pelayanan medis harus berorientasi dan berfokus pada pemenuhan hak dan kepuasan pasien. Usaha peningkatan mutu pelayanan membuat bagaimana menjaga pasien agar selamat, merasa aman, nyaman mulai dari datang mendaftar sampai keluar (selesai pengobatan) dapat tetap berjalan menyenangkan. Akreditasi standar biasanya diyakinis sebagai sesuatu yang optimal dan dapat dicapai.Bahkan seluruh dunia telah memandang perlunya akreditasi sebagai cara yang efektif untuk mengevaluasi mutu suatu usaha pelayanan kesehatan yang sekaligus juga berperan sebagai sarana manajemen, demikian penjelasannya. RSAL Dr. Mintohardjo 9 Atasi Diabetis dengan Terapi Oksigen Hiperbarik BM Media Tekanan udara tinggi membuat oksigen lebih leluasa memasuki jaringan tubuh. Oksigen, zat yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme, digunakan untuk perbaikan sel yang rusak. Prinsip tersebut digunakan pada terapi hiperbarik oksigen untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit, termasuk di dalamnya diabetes melitus. 10 RSAL Dr. Mintohardjo S alah satu penyakit yang diupayakan sembuh dengan terapi hiperbarik adalah diabetes melitus (penyakit kencing manis). Diabetes yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah merupakan penyebab kematian nomor 6 di Indonesia dengan proporsi kematian 5,8 persen setelah stroke, tuberkulosis, hipertensi, cedera, dan perinatal (Kementerian Kesehatan 2007). Jumlah diabetes di Indonesia 8,4 juta penderita dan diperkirakan terus meningkat sampai 21,3 juta orang di tahun 2030. Gangguan kesehatan ini timbul karena tubuh kekurangan insulin atau reseptor insulin tubuh tidak berfungsi HIPERBARIK Jadwal Terapi Oksigen Hiperbarik : • Sesi I : 07.30 – 09.30 WIB • Sesi II : 09.30 – 11.30 WIB • Sesi III : 11.30 – 13.30 WIB (Dengan Perjanjian) • 24 jam bagi kasus emergensi (tentatif ) Informasi dan Lokasi : Gedung Hyperbaric Center (di depan gedung UGD) Rumah Sakit TNI AL dr. Mintohardjo Telp : (021)5703081-85 Ext.176 Direct : (021)5732221 Fax : (021)5711997 BM Media baik. Insulin adalah hormon yang diproduksi sel beta di pankreas yang mengatur metabolisme glukosa menjadi energi serta mengubah kelebihan glukosa menjadi glikogen yang disimpan pada hati dan otot. Dalam jangka panjang, kadar glukosa darah yang tinggi akan menaikkan kadar kolesterol dan trigliserida darah. Selanjutnya akan terjadi aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah) yang membuat aliran darah tidak lancar sehingga tubuh kekurangan oksigen. Penderita diabetes, terutama tipe II (gangguan pada reseptor insulin), telah banyak tertolong oleh terapi oksigen Hiperbarik ini. Begitu pula halnya dalam penyembuhan luka yang bagi para pasien diabetes, terapi oksigen hiperbarik ini juga memiliki peran yang sangat penting. Letkol Laut dr. Padma S. Alam menegaskan untuk luka diabetes biasanya banyak pembuluh darah yang rusak. Kalau banyak pembuluh darah yang rusak maka aliran darah pun menjadi kurang bagus. Untuk perbaikan sel sendiri membutuhkan zat-zat makanan dan pembentukan metabolisme. Metabolisme itu membutuhkan oksigen “Dengan terapi oksigen hiperbarik ini walaupun aliran darah itu sedikit, tetapi kaya dengan oksigen maka kebutuhan oksigen untuk memperbaiki sel cukup sekali,” ujar wanita yang hampir setiap hari berdinas di RS AL Dr. Mintohardjo tersebut. Selain penyembuhan luka, RSAL Dr. Mintohardjo 11 HIPERBARIK dalam pandangan Mayor Laut (K) Titut Harnanik, dokter dan Kepala Subdepartemen Faal Penyelaman TNI AL Armada Timur, terapi hiperbarik oksigen (HBO) mampu mempercepat kesembuhan dan mengurangi dosis obat yang diminum penderita diabetes. Tahun 2008, Mayor Titut melakukan penelitian atas biaya Kementerian Kesehatan. Sebanyak 13 pasien diabetes diterapi memakai oksigen 100 persen dan tekanan 2,4 atmosfir (setara kedalaman 14 meter di bawah permukaan laut). Selama lima hari berturut-turut, para penderita diabetes tanpa luka terbuka diberi perlakuan ini selama 2 jam. ”Selama menjalani terapi HBO, pasien tetap mengonsumsi obat. Setelah menjalani HBO, terjadi penurunan gula darah secara signifikan. Jika biasanya tak pernah kurang dari 200 miligram per desiliter (mg/dl), kadar gula darah mereka bisa sampai 60 mg/dl. Maka dosis obat harus diturunkan,” katanya. Di luar penelitian itu, Titut punya pasien diabetes tipe I (mengalami kerusakan pada fungsi pankreas sehingga BM Media 12 RSAL Dr. Mintohardjo tak bisa menghasilkan insulin). Setelah menjalani HBO beberapa waktu, pasien yang harus disuntik insulin itu bisa lepas dari ketergantungan pada insulin dari luar. ”HBO mengembalikan fungsi pankreas sebab sifat antioksidan pada oksigen,” ujarnya. Namun, pasien wajib diterapi HBO 3-5 kali per bulan, seumur hidup. Hal ini guna menjamin pasokan oksigen ke pankreas. Menurut Suyanto Sidik, dokter spesialis penyakit dalam dari RSAL Dr. Mintohardjo, HBO bersifat memperbaiki jumlah oksigen di dalam tubuh. Diabetes, tutur Suyanto, membuat kondisi pembuluh darah penderitanya buruk sehingga aliran darah tak lancar. Contohnya, ada pasien diabetes dengan luka terbuka yang tak sembuh atau tak kunjung kering. Hal itu terjadi karena pembuluh darah tak mendapat pasokan oksigen sehingga tak berfungsi normal dalam memperbaiki kerusakan sel. Oksigen sebagai obat Terapi HBO modern diperkenalkan peneliti Belanda, Ite Boerema, dalam artikel penelitian Life without blood tahun 1956. Dalam hal ini, molekul oksigen diberi tekanan tinggi HIPERBARIK sehingga mampu masuk ke pembuluh darah yang tersumbat atau peredaran darah yang terganggu. Oksigen lalu memicu metabolisme jaringan tubuh dan memperbaiki sel yang rusak. ”HBO merupakan pengobatan, seperti halnya dengan obat. Bedanya, ini memasukkan oksigen ke tubuh,” kata Suyanto. Di Rumkital Dr. Mintohardjo, ruang hiperbarik (ruang dengan udara bertekanan tinggi) berdaya tampung 24 dan 12 orang, termasuk seorang perawat. Dalam ruangan mirip kapsul kapal selam itu, pasien diberi oksigen lewat masker di hidung, kemudian tekanan udara diatur oleh operator di luar kapsul. Dokter di Pusat Hiperbarik RS AL Dr. Mintohardjo Jakarta, dr. Susan H. Manungkalit MS. SpKL, mengatakan, HBO mampu meningkatkan kandungan oksigen pada plasma darah. Meningkatnya tekanan dan volume oksigen menimbulkan oksigenasi pada jaringan yang mengalami kekurangan pasokan oksigen (hipoksia). Dampak lain, terjadinya pembaruan pembuluh darah, mendorong perkembangbiakan sel, dan meningkatkan ”kemampuan tempur” sel darah putih (leukosit). dr. Susan merekomendasikan agar pasien sebelum menjalani terapi hiperbarik oksigen harus menjalani torax foto. Syarat lain menjalani terapi HBO mirip dengan persyaratan umum menyelam, yaitu tidak boleh ada sinusitis (radang di hidung ), dan flu. Karena itu, terapi ini juga disebut penyelaman kering. Semua terapi tentu butuh konsultasi terlebih dahulu, karena tidak semua individu bisa memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan terapi. Semua sangat bergantung dengan respon tubuh kita masing-masing. BM Media RSAL Dr. Mintohardjo 13 HIPERBARIK Terapi Oksigen Hiperbarik BM Media ‘Ramuan Ajaib’ Valentino Rossi Tidak sedikit pasien yang merasakan manfaat luar biasa dari terapi oksigen hiperbarik, satu di antaranya Valentino Rossi Pembalap Motor GP asal Italia. A jang balap motor dunia pernah dikejutkan saat pembalap Valentino Rossi sembuh lebih cepat pasca-insiden patah kaki di Sirkuit Mugello, Italia, lima tahun lalu. Dari rekomendasi dokter, Rossi disarankan untuk rehat enam bulan setelah operasi. Namun kenyataan berbicara lain, Rossi hanya butuh enam minggu untuk kembali ke arena. Lho, kok bisa? Apa Rahasianya? 14 RSAL Dr. Mintohardjo Sederhana jawabnya. Pembalap asal Italia tersebut menjalani terapi oksigen hiperbarik. Setiap harinya dia rutin dua hingga tiga kali terapi hiperbarik. “Kondisi saya cepat pulih. Selama terapi, saya duduk nyaman sembari melakukan latihan kecil fisik untuk memulihkan kebugaran fisik,” kata Rossi. Rossi hingga kini masih berada di puncak kejayaannya. Keberhasilan metode pengobatannya menginspirasi pembalap motor dunia lainnya melakukan hal yang sama. Pembalap motor asal Inggris, Cal Crutchlow, hanya butuh tiga minggu untuk memulihkan cedera bahunya. M A N FA AT T E R A P I OKSIGEN HIPERBARIK Pengobatan Utama 1. Penyakit penyelaman (Decompression Sickness dan Emboli Gas Arteri) 2. Keracunan gas (CO, HCN, H2S) Mempercepat pelepasan gas beracun Meningkatkan kadar Oksigen sehingga kebutuhan seluruh sel tubuh akan terpenuhi. Manfaat Klinis 1. Luka yang sulit sembuh seperti luka pada Terapi Oksigen Hiperbarik adalah suatu cara pengobatan dimana peserta terapi bernafas dengan menghirup Oksigen murni (100%) di dalam Ruang Udara Bertekanan Tinggi lebih dari 1 Atmosfer Absolut. Di Jakarta ada beberapa rumah sakit yang menyediakan fasilitas ini, satu di antaranya Rumkital dr. Mintohardjo, Jakarta. Terapi OHB merupakan terapi utama pada penyakit penyelaman dan terapi tambahan pada berbagai penyakit klinis. Oksigen sangat diperlukan oleh mahluk hidup agar seluruh organ tubuhnya dapat berfungsi normal dan tetap sehat. Oksigen Hiperbarik merupakan metode terapi yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan didukung berbagai hasil penelitian (Evidence Base Medicine). BM Media • • 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. penderita kencing manis, luka terinfeksi, gas gangren, infeksi tulang, crush injury, compartment syndrome, luka bakar, luka pasca operasi dan transplantasi Meningkatkan sistem pertahanan tubuh untuk mengatasi infeksi Pembentukan cabang-cabang pembuluh darah baru untuk mengatasi penyumbatan dan kerusakan pembuluh darah Kencing manis Gangguan saraf seperti stroke dan neuropati Gangguan telinga seperti tuli mendadak dan telinga berdenging. Gangguan keseimbangan seperti vertigo Penyempitan pembuluh darah mata Gangguan saluran cerna seperti tukak lambung Mengatasi infeksi Jamur Alergi Meningkatkan Kebugaran Pada dekade terakhir terbukti bermanfaat untuk meningkatkan kebugaran dan kecantikan • Meningkatkan kadar Oksigen seluruh tubuh • Mempercepat recovery pada kelelahan fisik dan meningkatkan kebugaran • Meningkatkan pembentukan jaringan kolagen untuk kelenturan & kecantikan kulit • Memperbaiki pola tidur RSAL Dr. Mintohardjo 15 D i era kehidupan sekarang , tubuh kita banyak terpapar dengan bahan toxic. Baik dari makanan, minuman, obatobatan bahkan dari udara tercemar yang dihirup sehari-hari. Sehingga tubuh lebih cepat merasa letih, lelah, lesu dan lemah yang mengakibatkan lebih cepat terkena penyakit degeneratif. Akibatnya kita akan lebih cepat menjadi tua . Untuk hal tersebut, kita akan banyak membuang uang untuk membeli obat-obatan agar menjadi bugar kembali. Terapi hiperbarik merupakan solusi yang dapat dipakai untuk mengatasi hal tersebut di atas, karena terapi ini merupakan metode yang sangat efektif utuk mentransport oksigen kedalam sel. Terapi oksigen hiperbarik merupakan suatu bentuk terapi dengan cara memberikan 100% oksigen kepada pasien dalam suatu ruangan hiperbarik yaitu suatu ruangan yang memiliki tekanan udara lebih dari 1 atmosfir. Dalam keadaan normal, oksigen diangkut ke seluruh tubuh hanya oleh sel darah merah. Pada terapi dengan oksigen hiperbarik, pasokan oksigen ke dalam tubuh akan meningkat, oksigen akan larut ke dalam semua cairan tubuh, termasuk cairan plasma, getah bening, dan cairan serebrospinal yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Cairan ini dapat membawa tambahan oksigen, bahkan ke daerahdaerah di mana sirkulasinya buruk. Dengan cara ini, lebih banyak oksigen dapat mencapai Terapi Hiperbarik Oksigen pada Kebugaran BM Media Oksigen merupakan kebutuhan dasar dari kehidupan manusia. Tanpa adanya oksigen pada lingkungan ini, kita tidak dapat hidup. Oksigen diperlukan untuk pertumbuhan, perbaikan jaringan sehingga tubuh dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Kurangnya O2 pada tubuh kita, dapat menyebabkan penyakit infeksi, kerusakan jaringan atau keduanya. Oleh; dr. SUSAN H. MANUNGKALIT MS. SpKL 16 RSAL Dr. Mintohardjo BM Media jaringan yang rusak sehingga tubuh memiliki kesempatan lebih besar untuk mendukung penyembuhan sendiri. Dua efek penting yang mendasar pada terapi oksigen hiperbarik: I. Efek mekanik meningkatnya tekanan lingkungan yang memberikan manfaat penurunan volume gelembung gas atau udara, seperti pada terapi penderita dekompresi akibat kecelakaan kerja penyelaman dan gas emboli yang terjadi pada beberapa tindakan medis rumah sakit. II. Efek peningkatan tekanan parsial oksigen dalam darah dan jaringan, sehingga terapi Oksigen hiperbarik ini bermanfaat untuk : 1. Meningkatkan konsentrasi oksigen pada seluruh jaringan tubuh, bahkan pada aliran darah yang kurang baik. 2. Merangsang pertumbuhan pembuluh darah baru untuk meningkatkan aliran darah pada sirkulasi yang kurang baik. 3. Menyebabkan pelebaran arteri rebound sehingga meningkatkan diameter pembuluh darah, dibanding pada permulaan terapi. 4. Merangsang peningkatan superoxide dismutase (SOD), merupakan salah satu anti oksidan dalam tubuh untuk pertahanan terhadap radikal bebas dan bertujuan mengatasi infeksi dengan meningkatkan kerja sel darah putih sebagai antibiotik pembunuh kuman. 5. Merangsang produksi kolagen, cepat pulih dari operasi (kosmetik & lain), cedera olahraga, cedera dan kecelakaan. 6. Mengurangi pembengkakan dan peradangan 7. Membunuh kuman yang tdk tahan terhadap oksigen dan menahan pertumbuhan kuman pada kuman yang tahan terhadap oksigen 8. Meningkatkan kapasitas Fagositosis leukosit 9. Meningkatkan efektifitas potensi kerja antibiotik jaringan 10. Supresi Autoimmun 11. Stimulasi stem cell Kebugaran Kebugaran tubuh adalah kemampuan seseorang dalam mengusahakan oksigen dari udara luar, mengangkut serta mendistribusikan ke dalam sel jaringan tersebut dalam pelaksanaan kerja secara berkepanjangan. Tingkat kebugaran dapat dirasakan oleh yang bersangkutan (tidak mudah lelah), serta dapat diukur besarnya dengan kapasitas maksimal aerob (VO2 max). Makin tinggi nilai VO2 max makin bugar orang tersebut. Menurut Jain (1990), HBOT mengurangi gangguan biokimiawi yang ditimbulkan oleh latihan fisik yang berlebihan, belum terbukti bahwa latihan dalam kondisi HBOT dapat meningkatkan batas performance fisik seseorang. RSAL Dr. Mintohardjo 17 Menurut tumonggor (1992) ada beberapa faktor yang mempengaruhi VO2 max yaitu : umur, berat badan, latihan fisik, nutrisi serta lingkungan hiperbarik. Menurut Sastropanoelar, S., fungsi faali tubuh mencapai puncak maksimumnya pada usia ± 30 tahun, kemudian menurun sesuai perjalanan umur. Namun dengan latihan yang teratur penurunan tersebut dapat diperlambat. Penelitian lain di Indonesia yg berkaitan dengan program Kebugaran adalah: a. Megawati dkk (2000) : Terapi OHB dapat meningkatkan kadar SAT (anti oksidan total) dengan nilai p = 0,00 dan peningkatan yang bermakna nilai samapta atau status kebugaran setelah terapi OHB dengan nilai p = 0,00. b. Lukman J (2003), penurunan kadar asam laktat darah pada waktu istirahat setelah latihan submaksimal kelompok HBO lebih bermakna dibandingkan dengan kelompok NBO pada menit ke 5, 15 dan 30 Bila dibandingkan dengan latihan fisik di udara bebas, maka pada latihan fisik dalam kondisi OHB (1,5-2 ATA) produksi asam laktatnya lebih rendah. HBOT akan memacu enzim-enzim proses oksidatif sehingga meningkatkan pemecahan asam laktat. Disamping itu HBOT akan menghambat “Glucolytic sulfhydryl enzymes” yang mengakibatkan meningkatkannya glucolysis dan karena itu mengurangi pembentukan asam laktat. Oleh sebab itu HBOT bisa mempercepat pemulihan perubahan biokimiawi yang ditimbulkan oleh kerja fisik yang berlebihan, serta memperpendek waktu pemulihan dari kelelahan, sehingga badan akan terasa segar kembali lebih cepat. Efek rendahnya asam laktat akan terus berlangsung sampai minimal setelah 45 menit dari paparan HBOT. Disamping berpengaruh terhadap metabolisme asam laktat, latihan fisik pada kondisi HBOT juga berpengaruh terhadap fungsi kardiovaskuler, fungsi sistem pernafasan, serta metabolisme energi. BM Media 18 RSAL Dr. Mintohardjo Kepada semua peserta program dianjurkan untuk meningkatkan latihan fisik (aerobik 4 kali / minggu) di udara bebas serta menyeimbangkan / memperbaiki komposisi nutrisi sebagai faktor utama untuk meningkatkan dan mempertahankan kebugaran tubuh. Terapi OHB hanyalah sebagai faktor tambahan, dimana para peserta dapat meningkatkan latihan fisik tanpa terganggu rasa sakit, maupun kelelahan karena asam laktat yang terbentuk akan segera dimetabolisme dengan bantuan HBOT. Keuntungan lain latihan fisik dalam kondisi HBOT adalah dapat mengurangi kekakuan otot dan sendi (spastisitas), memperbaiki gerakan motorik (ruang gerak sendi lebih luas), meningkatkan kekuatan otot, serta dalam batas-batas tertentu dapat meningkatkan kapasitas latihan fisik dan mental, khususnya pada orang lanjut usia. Guna mempertahankan tingkat kebugaran yang telah tercapai maka perlu dilakukan latihan fisik serta pengaturan nutrisi yang seimbang secara teratur dalam jangka panjang. Bila suatu saat peserta mengalami kelelahan yang berlebihan, maka dapat dilakukan satu kali terapi HBOT untuk dengan cepat mengatasi kelelahan tersebut. Untuk mengurangi kemungkinan timbulnya keracunan oksigen pada peserta HBOT dapat kita beri perlindungan dengan bermacammacam anti oksidan / anti radikal bebas misalnya vitamin E, vitamin C, beta-karotene dan lain-lain. HBOT pada kebugaran diberikan tekanan 2-2,4 ATA, selama + 90 menit, sekali sehari. 5x/ seminggu pada minggu I (fase inisial = fase pemacuan), kemudian dilanjutkan 2-3 kali seminggu pada minggu ke II dan III, sehingga tercapai 10 sesi HBOT dalam 3 minggu. Setelah itu dilanjutkan dengan fase pemeliharaan dengan 2-4 sesi HBOT per bulan, tergantung kebutuhan. Pengobatan Penyakit Jantung Koroner Melalui KATETERISASI JANTUNG BM Media Dewasa ini telah dikembangkan berbagai langkah untuk pencegahan, deteksi dini dan pengobatan penyakit jantung koroner, antara lain dengan kateterisasi jantung atau angiografi koroner. Salah satu rumah sakit yang mengembangkan pelayanan ini adalah RUMKITAL Dr. Mintohardjo, Jakarta Pusat. Mau tahu seperti apa kegiatannya? M ungkin kita semua sudah sering mendengar informasi bahwa penyakit jantung koroner masih merupakan pembunuh nomor satu di dunia. Kira-kira dalam hitungan sekitar 20 menit sekali, ada manusia yang meninggal akibat serangan jantung. Beragam upaya dilakukan dalam dunia medis untuk mencegah hal tersebut, mulai dari pola hidup sehat, mengatur pola asupan gizi, olah raga teratur dan secara kontinu melakukan medical checkup. Medical check-up yang rutin mampu mendeteksi secara dini kemungkinan seseorang mengalami penyakit jantung RSAL Dr. Mintohardjo 19 JANTUNG BM Media 20 RSAL Dr. Mintohardjo Pusat sejak 21 Desember 2011. Langkah ini dilakukan sebagai wujud atau upaya untuk mengembangkan pelayanan medis anggota TNI AL dan masyarakat serta menjawab beragam tantangan perkembangan penyakit di era globalisasi ini. Tenaga pelaksana yang mengawaki ruang angiografi di RUMKITAL Dr. Mintohardjo merupakan dokter spesialis jantung yang sudah mengikuti pendidikan khusus, demikian juga paramedis di unit ini telah memiliki sertifikat khusus. Saat ini ruang angiografi di RUMKITAL Dr. Mintohardjo dikepalai oleh Kolonel Laut(K) dr. Tjatur Bagus Gunarto, SpJP thehealthyhavenblog koroner (PJK). Dengan menggunakan modalitasmodalitas yang dimilikinya, RUMKITAL Dr. Mintohardjo dapat medeteksi secara dini PJK dan sekaligus mengobatinya. Modalitas terkini yang dipunyai RUMKITAL Dr. Mintohardjo adalah laboratorium kateterisasi jantung. Pada laboratorium kateterisasi jantung dilakukan beberapa tindakan invasif non-bedah, baik dalam upaya diagnosis maupun pengobatan penyakit jantung. Di antara tindakan diagnostik yang dilakukan adalah angiografi koroner. Angiografi koroner merupakan langkah atau upaya untuk memastikan atau mendiagnosa penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah koroner di jantung. Proses ini dilakukan dengan menggunakan kateter, suatu selang elastis berukuran ±2mm, yang dimasukkan ke dalam pembuluh nadi di lipat paha atau pergelangan tangan. Kateter tersebut akan didorong sampai ke pangkal pembuluh darah besar (aorta) dimana muara pembuluh darah koroner berada. Kemudian kontras disemprotkan dan gambaran pembuluh darah divisualisasi dengan bantuan sinar X. Melalui prosedur ini akan dapat dipastikan apakah seseorang menderita penyempitan pembuluh darah koroner atau tidak. Prosedur angiografi koroner saat ini telah dikembangkan di Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Mintohardjo, Jakarta PENGOBATAN TERKINI PENYAKIT JANTUNG KORONER CEPAT, AKURAT DAN AMAN Dengan semakin canggihnya peralatan angiografi dan perkembangan teknik-teknik baru pada tindakan kateterisasi, maka prosedur ini memiliki risiko yang sangat minimal. Paska tindakan, pasien hanya menginap satu hari atau bahkan dapat langsung pulang. BM Media Mengapa seseorang perlu diangiografi? ada penyakit jantung koroner terjadi penyempitan pembuluh darah koroner akibat penebalan yang dimulai sejak usia muda. Hal tersebut dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak sehat atau pola makan yang tinggi kolesterol dan rendah serat sehingga terjadi penebalan lemak di dinding pembuluh darah koroner jantung. Seiring dengan penambahan usia penebalan lemak tersebut semakin bertambah dan mulai menimbulkan keluhan yang bervariasi. Nyeri atau sakit dada merupakan keluhan yang paling sering muncul dan sifatnya khas. Sebenarnya semua organ yang terletak di daerah dada dapat menyebabkan nyeri; mulai dari kulit, tulang, paru-paru, lambung dan sebagainya. Namun nyeri dada karena penyempitan koroner sangat khas yaitu bersifat tumpul, berat seperti ditekan, kadang disertai penjalaran ke lengan, P dr. Tjatur Bagus Gunarto, SpJP, FIHA RSAL Dr. Mintohardjo 21 JANTUNG rahang, punggung maupun ulu hati. Pada sumbatan minimal, keluhan tersebut hanya timbul saat beraktivitas. Jika sumbatan semakin bertambah maka saat istirahat pun dapat timbul keluhan sakit dada. Pada pasien tersebut kemudian akan dilakukan pemeriksaan EKG, jika hasil EKG normal maka pasien akan disarankan untuk menjalani pemeriksaan treadmill test. Jika terdapat kelainan pada hasil treadmill test tersebut, maka pasien tersebut dicurigai mengalami penyempitan di pembuluh darah coroner sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut. D a l a m meng konfirmasi penyempitan di pembuluh darah koroner, ada beberapa alat yang lebih akurat, antara lain dengan scanning dan angiografi (kateteriasasi jantung). Pada scanning dengan CTScan maupun MRI dapat divisualisasikan pembuluh darah koroner serta derajat penyempitannya. Pemeriksaan angiografi akan memvisualisasikan pembuluh darah coroner dengan lebih jelas dan akurat, yaitu dengan memasukkan kateter ke dalam BM Media 22 RSAL Dr. Mintohardjo pembuluh darah dan menyemprotkan zat kontras kedalamnya dan dilihat siluetnya dengan sinar x. Biasanya untuk menghindari pekerjaan dua kali, menurut Kepala Sub Departemen Jantung Rumkital Mintohardjo, Kolonel (Laut) dr.Tjatur Bagus Gunarto, SpJP, FIHA, pada angiografi selain dapat dilihat penyumbatan pembuluh darahnya dapat sekaligus dilebarkan. Prosedurnya sama, tetap satu kali prosedur, tetapi pasien dianjurkan untuk pasang cincin (stent) segera setelah penyumbatan diketahui. “Dulu untuk mengatasi penyempitan, semua pasien dioperasi atau dibypass. Sekarang bisa dipasang cincin, tidak di-bypass lagi. Jumlah cincin yang dipasang tergantung pada jumlah penyempitannya, ada yang hanya 1 cincin, bahkan ada pasien yang pasang 5-6 cincin, ” jelas dr. Tjatur. Jadi kapan pasien harus dikatakan perlu angiografi? Pemeriksaan tersebut akan dilakukan apabila sudah terbukti kuat EKG PTCA : Percutaneus Transluminal Coronary Angioplasty + Stenting dugaan ada penyempitan koroner, baik melalui treadmill positif ataupun melalui pemeriksaan CT-scan jantung. Kesulitan dalam melaksanakan angiografi, menurut dr.Tjatur mungkin saja terjadi jika terdapat kontraindikasi, misalnya terdapat masalah pada fungsi ginjalnya, dan lain-lain. Angiografi menggunakan zat kontras yang dapat merusak ginjal, sehingga harus diwaspadai pada pasien dengan penyakit ginjal, karena bisa memperparah penyakit ginjalnya, walaupun bukan termasuk kontraindikasi mutlak. Jika perlu (pada kondisi emergency), tindakan ini bisa saja dilakukan dengan back up hemodialisa. “Yang penting kita harus menyampaikan informasi yang sejelasjelasnya kepada pasien atau keluarganya, tentang manfaat terapi dan segala resiko yang mungkin timbul.” tegas beliau. JIka pasien menderita diabetes, maka kadar gulanya harus normal terlebih dahulu, demikian pula jika tekanan darah JANTUNG terlalu tinggi, akan diturunkan terlebih dahulu. Menurut dr.Tjatur,tindakan intervensi koroner ini dapat dilakukan dengan mudah dan cepat serta lebih aman dibanding operasi by pass coroner. Namun apabila terdapat kesulitan dalam menembus sumbatan di pembuluh darah koroner atau jika penyempitannya terlalu banyak, maka dokter tetap akan menganjurkan pasien untuk lebih baik menjalani operasi by pass. BM Media RSAL Dr. Mintohardjo 23 Penyakit Jantung Koroner dan Angiografi Koroner Penyakit kardiovaskular merupakan suatu kondisi dimana terjadi sumbatan pembuluh darah oleh lemak (aterosklerosis) dan masih menjadi penyebab salah satu angka kematian tertinggi di dunia. Istilah aterosklerosis sendiri diambil dari bahasa Yunani “athere” yang berarti “lemak” dan “scleros” yang berarti “pengerasan/penebalan”. BM Media P Proses aterosklerosis dimulai sejak usia 20 tahun akibat dari metabolisme lemak yang abnormal dan dipengaruhi oleh paparan berbagai faktor risiko, terutama bila superimpose dengan adanya faktor genetik (keturunan). Penyakit jantung koroner merupakan istilah jika proses aterosklerosis terjadi di arteri koroner jantung, menyebabkan penyempitan dan gangguan aliran darah ke otot jantung, sehingga jantung yang berfungsi sebagai pemompa darah ke seluruh tubuh tidak dapat bekerja dengan baik. Apa saja tanda dan gejala dari PJK? Gejala klinis dari penyakit jantung koroner sangat bervariasi mulai dari tidak ada keluhan sampai nyeri yang sangat hebat tergantung dari besarnya sumbatan dan kerusakan otot jantung yang mengalami gangguan aliran darah. “Angina pektoris” atau rasa nyeri atau tidak nyaman di dada yang bersifat tumpul, 24 RSAL Dr. Mintohardjo iStockPhoto Oleh; dr. Stephanie Salim dan dr. Tjatur Bagus Gunarto, SpJP, FIHA SubDep Jantung RSAL Mintoharjo seperti ditekan/diperas, menjalar ke lengan kiri/leher, dapat disertai kesulitan bernafas, berdebar, keringat dingin mual dan muntah; merupakan gejala yang paling sering ditemukan dan seringkali diabaikan oleh masyarakat karena dianggap masuk angin biasa. Selain angina pektoris, gejala lain yang dapat muncul atau dikenal dengan “angina ekuivalen” berupa tidak ada nyeri ataupun rasa tidak enak di dada yang khas, namun pasien menunjukkan gejala gagal jantung mendadak (sesak nafas), atau aritmia ventricular (palpitasi, presinkop, sinkop). Pada tahap awal saat sumbatan di arteri koroner belum signifikan, angina biasanya timbul bila jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya, seperti saat bekerja/olahraga atau saat emosi. Otot jantung yang disuplai oleh pembuluh darah yang menyempit tidak mendapat cukup oksigen dan menyebabkan nyeri dada. Jika JANTUNG Stress Testing (Uji Beban) Gambar 1. Progresivitas Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan Kerusakan Otot Jantung proses sudah berlangsung lama atau terjadi kondisi akut (serangan) maka angina dapat timbul saat pasien sedang beristirahat. Terkadang derajat dari sumbatan tidak menjadi patokan timbulnya gejala. Pada beberapa individu, serangan jantung dapat tanpa gejala, hal tersebut dilaporkan terutama pada pasien diabetes (kemungkinan karena terjadinya kerusakan saraf nyeri sebagai komplikasi dari diabetes), orang tua dan wanita. BM Media Bagaimana cara mengetahui apakah saya terserang PJK? Jika angina dicurigai, beberapa prosedur diagnosis dapat membantu untuk konfirmasi penyakit jantung koroner sebagai penyebabnya. Antara lain pemeriksaan elektrokardiogram, stress testing, angiografi koroner dan CT koroner. Elektrokardiogram Salah satu alat yang paling berguna adalah elektrokardiogram (EKG) yang direkam saat episode angina terjadi. Hal ini mudah jika gejala berlangsung selama pasien dalam perawatan, tetapi mungkin sulit untuk menangkap episode angina pada pasien rawat jalan karena perubahan EKG pada pasien dengan angina stabil dengan cepat menjadi normal kembali saat gejala mereda. Faktanya, EKG yang direkam pada periode bebas angina normal pada sekitar setengah pasien dengan angina stabil. Karena EKG yang direkam selama atau di antara episode serangan nyeri dada seringkali normal, maka penyakit jantung koroner tidak dapat disingkirkan begitu saja. Oleh karena itu, exercise testing atau stress test farmakologis merupakan teknik diagnosis pilihan. Untuk pasien yang dicurigai terserang PJK, tes olahraga standar dilakukan. Selama tes berlangsung, pasien berolahraga di treadmill atau sepeda stasis dengan beban kerja yang meningkat secara progresif dan dipantau timbulnya gejala nyeri dada atau sesak nafas. Detak jantung dan EKG dimonitor secara kontinu dan tekanan darah diperiksa dalam interval waktu tertentu. Tes kemudian dilanjutkan hingga gejala angina muncul, tanda kurangnya oksigen pada otot jantung akan tampak saat detak jantung mencapai 85% dari maksimal. Selain itu, terdapat pula modalitas diagnosis lainnya seperti studi pencitraan nuklir, exercise echocardiography dan stress tes farmakologis jika pasien tidak kuat untuk berolahraga. Tabel 1. Faktor Risiko Kardiovaskular Tidak dapat dimodifikasi Usia (pria > 45 tahun, wanita > 55 tahun) Jenis kelamin: pria > wanita Riwayat keluarga PJK prematur (pria < 55 tahun, wanita < 65 tahun) Dapat dimodifikasi Merokok Hipertensi (tekanan darah tinggi) Diabetes mellitus (kencing manis) Diet tinggi lemak jenuh Peningkatan kadar kolesterol LDL dan kadar kolesterol HDL yang rendah Obesitas Kurang aktivitas fisik RSAL Dr. Mintohardjo 25 JANTUNG Tempat -tempat nyeri pada gangguan jantung Pencitraan Noninvasif Arteri Koroner Cardiac computed tomography (CT) dapat menggambarkan anatomi jantung dengan detil dan sangat sensitif untuk deteksi kalsifikasi arteri koroner, yang berkaitan dengan beratnya PJK. Bagaimanapun, CT tidak lebih sensitif dari angiografi konvensional untuk mendefisinikan lesi koroner, namun tetap sangat membantu untuk menyingkirkan PJK signifikan padapasie dengan nyeri dada dan kecurigaan klinis yang rendah terhadap penyakit koroner yang serius. Apakah itu angiografi koroner atau kateterisasi jantung? Cara paling baik untuk mendiagnosis penyakit jantung koroner adalah dengan angiografi koroner/kateterisasi jantung yaitu pencitraan arteri koroner dengan cara memasukkan kateter (selang halus khusus yang fleksibel) melalui pembuluh darah arteri. Tingkat akurasi pemeriksaan ini dalam mendiagnosis penyakit jantung koroner merupakan yang tertinggi dibandingkan pemeriksaan lainnya. Boleh dikatakan mendekati 100%. Selain penyakit jantung koroner, ada beberapa hal lain yang menjadi indikasi pemeriksaan angiografi koroner, antara lain: penyakit jantung bawaan, kelainan irama jantung, kelainan katup jantung, hasil treadmill test positif, medical check-up untuk pasien dengan pasien dengan faktor risiko penyakit jantung, evaluasi operasi bypass (CABG) BM Media Prosedur Pemeriksaan ini dilakukan di dalam suatu ruangan khusus yang disebut sebagai “cath lab” (laboratorium kateterisasi). Pasien akan tetap sadar selama prosedur berlangsung, pembiusan dilakukan lokal di tempat masuknya kateter yaitu melalui arteri radialis di pergelangan tangan atau arteri femoralis di pangkal paha. Kateter kemudian dimasukkan hingga mencapai pangkal arteri koroner, kemudian zat kontras disuntikkan 26 RSAL Dr. Mintohardjo Gambar 2. Gejala penyakit jantung koroner dan lokasi nyeri pada gangguan jantung Sumber: Yayasan Jantung Indonesia sehingga arteri koroner dapat divisualisasikan dengan menggunakan sinar X (X-ray). Kebanyakan orang tidak merasakan sakit selama pemeriksaan. Karena tidak ada serabut saraf dalam pembuluh darah, maka gerakan kateter di dalam tubuh tidak terasa. Seluruh pemeriksaan memerlukan waktu sekitar 30 menit. Selanjutnya pasien tidak diperkenankan menggerakan kaki atau tangan selama 4-6 jam. Observasi diperlukan sekitar 24 jam, jika perdarahan sudah berhenti umumnya pasien diperbolehkan pulang. Hasil angiografi koroner dapat menunjukkan lokasi dan derajat penyempitan atau penyumbatan di arteri koroner, sehingga dokter dapat merekomendasikan tindak pengobatan yang paling tepat tergantung dari hasilnya. Apakah cukup dengan pengobatan, angioplasti koroner segera setelah angiografi atau bahkan perlu dilakukan operasi bedah jantung (bypass). JANTUNG Risiko Walaupun cenderung aman, prosedur tersebut tetap terkait dengan komplikasi berisiko kecil yang secara langsung terkait dengan tindakan invasif. Masalah yang dapat terjadi adalah memar kecil di sekitar tempat penusukan (masuknya kateter) yang biasanya hilang dalam beberapa hari, benjolan di tempat penusukan atau iritasi serabut saraf di sekitarnya (mati rasa atau kesemutan lokal) yang bersifat sementara. Masalah lain yang jarang dijumpai adalah alergi bahan kontras. Maka dari itu, angiografi koroner disarankan bagi pasien dengan gejala angina yang tidak berespon kuat dengan terapi farmakologis, untuk mereka dengan kondisi tidak stabil atau ditemukan hasil tidak normal dari uji non-invasif bahwa kemungkinan besar terdapat PJK yang membutuhkan revaskularisasi. Bagaimana cara mengobati PJK? BM Media Tujuan terapi dari penyakit jantung koroner kronik adalah untuk menurunkan frekuensi dari serangan angina, untuk mencegah sindrom koroner akut (serangan jantung) dan untuk memperpanjang survival. Tergantung dari jumlah dan beratnya kelainan pada pembuluh darah koroner, pengobatan untuk penyakit jantung koroner biasanya meliputi paling tidak satu dari dibawah ini: 1.Obat-obatan Obat-obatan diberikan pada PJK dengan derajat sumbatan ringan untuk mengurangi beban kerja jantung dan menghambat penebalan dinding koroner oleh plak aterosklerosis. 2.Angioplasti koroner / Intervensi Koroner Perkutan (IKP) / Primary Transluminal Coronary Angioplasty (PTCA) Angioplasti koroner merupakan tindakan pelebaran pembuluh darah koroner Gambar 3. Angiografi koroner: sebelum PTCA (kiri), sesudah PTCA (kanan) yang mengalami penyempitan dengan balon dan cincin (tanpa operasi) untuk membuka pembuluh darah yang menyempitkan. Prosedur hampir sama dengan angiografi koroner dan bahkan dapat dilakukan bersamaan pada saat angiografi koroner. Setelah dokter menentukan lokasi dan derajat penyempitan, kateter khusus dengan balon di ujungnya dimasukkan dan dikembangkan tepat di tempat penyempitan pembuluh darah koroner, dengan demikian penyempitan menjadi melebar.Untuk mencegah penyempitan kembali, dilakukan pemasangan “ring” atau cincin penyanggah (stent). Lama prosedur ini kurang lebih 1-2 jam. 3. Bedah Pintas Koroner/ Coronary Artery Bypass Grafting (CABG) Jika lesi penyempitan di arteri koroner terlalu banyak, maka dokter akan menyarankan CABG. Pembuluh darah yang sehat dari dada/ kaki/lengan akan dicangkok ke pembuluh darah koroner yang tidak berfungsi dengan baik. Darah selanjutnya dapat mengalir melalui jalan lain dan melewati daerah yang mengalami penyempitan. Langkah jangka panjang lainnya adalah untuk mengawasi faktor risiko yang dapat mempengaruhi perkembangan aterosklerosis di koroner. Penelitian menyatakan manfaat dari menghentikan merokok, perbaikan kadar kolesterol, kontrol tekanan darah dan glukosa darah menurunkan risiko dari kejadian serangan jantung koroner. RSAL Dr. Mintohardjo 27 Medical Check Up Jangan Takut untuk Medical Check Up Jangan menunggu sakit baru berobat, tapi cegah datangnya penyakit sejak dini melalui pelayanan Medical Check Up (MCU), satu di antaranya di RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta. Banyak manfaat yang bakal diperoleh. T ubuh yang sehat merupakan harta yang paling berharga dalam kehidupan seseorang. Namun demikian seiring berjalannya usia dan berkembangnya jaman, tubuh kerap rentan terhadap berbagai penyakit. Berbagai penyakit degeneratif kronis seperti hipertensi, stroke, diabetes kelainan liver dan jantung kerap muncul tiba-tiba, seolah tanpa sebab dan keluhan yang bermakna. Beragam penyakit ini muncul bagaikan hantu yang terus mengintai, bahkan ada yang mengibaratkannya sebagai dewa kematian. Sebenarnya, dengan semakin berkembangnya kemajuan tekhnologi kesehatan, deteksi dini dan petunjuk medis yang benar, penyakit atau ancaman mematikan lainnya dapat dicegah melalui uji pemeriksaan kesehatan atau lebih dikenal dengan Medical Check Up (MCU). BM Media 28 RSAL Dr. Mintohardjo Satu di antara rumah sakit yang menyediakan fasilitas pelayanan MCU ini adalah RSAL Dr. Mintohardjo, Jakarta. Sepintas, pelayanan ksehatan dalam fasilitas ini memang tidak berbeda seperti halnya di rumah sakit lain. “Yang membedakan dengan rumah sakit lain, di RSAL Dr. Mintohardjo menerima pasien MCU khusus bagi penyelam,” ujar Pjs. Kasubdep Urikkes RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta, Mayor Laut (K/W) dr. Merlin Avongsa, MKes. Khusus bagi penyelam hanya tertentu saja yang diakui sertifikatnya Medical Check Up Mayor Laut (K/W) dr. Merlin Avongsa, MKes. BM Media untuk menentukan dari kelainan penyelam.” Di Jakarta hanya RSAL Dr. Mintohardjo saja yang menyediakan fasilitas tersebut,” ujar dr. Merlin. Kehadiran MCU di RSAL Dr. Mintohardjo fokus utamanya melayani anggota TNI, PNS dan keluarganya, kemudian masyarakat umum. Namun diakui dr. Merlin banyak pihak masih memandang kehadiran MCU bukanlah sebuah kebutuhan. Orang masih beranggapan kalau tidak merasa sakit, tidak perlu ke rumah sakit. Masih sangat sedikit yang menyadari kalau penyakit itu sebenarnya bisa dicegah dan MCU perlu dilakukan secara teratur sebelum terjadinya penyakit. “Yang mesti dilakukan terutama dalam hal pendidikan bagi masyarakat ,” kata dr. Merlin. Selain itu ada masyarakat yang tidak ingin atau takut diketahui penyakitnya. Bisa-bisa nanti kalau di MCU akhirnya ketahuan sakit ini atau itu. Diakui dokter yang tidak asing dengan dunia hyperbaric ini juga, anggota TNI aktif dan PNS, sedikit lebih mudah diberikan pemahaman mengenai pentingnya MCU karena kegiatan ini merupakan suatu kewajiban sekali setahun. Ada surat perintah untuk melaksanakan MCU. Tapi di dalam pelaksanaannya, belum 100 persen berhasil. Alasannya banyak anggota yang terbentur waktu dengan dinas. Misalsedang dinas keluar atau sudah pindah. Bahkan ada yang malas karena merasa dirinya sehat. RSAL Dr. Mintohardjo 29 Medical Check Up Beruntung, di lingkungan TNI AL sudah ada upaya untuk memberikan pengarahan atau sosialisasi mengenai MCU. Dinas-dinas kesehatan di Kotama-kotama , misal Lantamal, Armabar dan Kolinlamil, aktif mensosialisasikan pentingnya MCU ke seluruh anggota mereka. “Jadi melaksanakan MCU tidak hanya sekedar menjalankan perintah saja. Tapi memahami arti penting mencegah penyakit,” tambah dokter yang ramah tersebut. Di masyarakat umum, kata dr. Merlin juga tidak jauh berbeda. Sejauh ini memang belum ada pihak yang mensosialisasikan pentingnya MCU. Pentingnya MCU di masyarakat diketahui dari mulut ke mulut saja. Kepada masyarakat dr. Merlin menyarankan untuk melaksanakan MCU minimal satu tahun sekali, bila tidak ada kelainan /penyakit yang berat. Tapi kalau ada kelainan / penyakit berat, mungkin bisa 6 bulan sekali. dr. Merlin, memberi pengertian inilah yang rasanya agak sulit untuk diterapkan di masyarakat. “Kita bisa mengatakan, mengobati itu lebih sulit dan lebih mahal daripada mencegah,” tambahnya. BM Media Paket pilihan Paket MCU untuk kedinasan, di RSAL Dr. Mintohardjo dikenal dengan paket Urikkes rutin berkala setiap tahun. Tujuannya untuk mengetahui adanya kelainan atau mencegah penyakit untuk pengobatan di stadium awal. 30 RSAL Dr. Mintohardjo Kemudian, kalau ada kedinasan khusus, seperti berdinas ke luar negeri atau ke daerah operasi militer harus diperiksa kesehatannya terlebih dahulu.” Jadi ini menunjukkan kesehatannya kalau jenjang karier di militer salah satunya ditentukan oleh faktor kesehatan, ” katanya. Prosedur Medical Check Up • Mengadakan perjanjian terlebih dahulu, minimal satu hari sebelum pemeriksaan. • Pelayanan Medical Check Up dilaksanakan hari Senin s/d Kamis Pendaftaran mulai pukul 07.00 s/d 09.00 • Peserta diwajibkan puasa malam sebelumnya mulai pukul 20.00 WIB, namun diperbolehkan minum air putih sampai dengan 2 jam sebelum pengambilan darah. • Membawa kartu tanda pengenal seperti: Kartu Keluarga atau Kartu Penunjukan Suami / Istri bagi peserta keluarga, dan Kartu Data Penerima Pensiun bagi Purnawirawan / Pensiunan PNS TNI Informasi: Gedung Rawat Jalan A Lt.III Telp: (021) 5703081-85 Ext.174. Direct: (021)-5741774 No 1 Wagino: Perlu Medical Checkup PT Patra Dinamika yang bergerak di bidang migas mensyaratkan kepada karyawannya untuk selalu sehat. Untuk itu, perusahaan tersebut mengirimkan mereka untuk melakukan medical checkup menyeluruh di RSAL Dr. Mintohardjo, Jakarta. Wagino, 39, salah seorang karyawan perusahaan itu yang ditemui sedang melakukan medical checkup di RSAL Dr. Mintohardjo mengatakan PT Patra Dinamika mengharuskan karyawannya melakukan medical checkup setahun sekali. Bagi Wagio sendiri, kesehatan adalah yang utama bahkan diutamakan. “Setiap karyawan PT Patra Dinamika yang bekerja di laut harus melakukan medical checkup. Seluruh biaya ditanggung oleh perusahaan,” jelasnya. Ia menambahkan kalau dirinya tidak sehat, tidak bisa lagi bekerja diperusahaannya sekarang. Walau seluruh biaya ditanggung oleh perusahaan, Wagino menegaskan perlunya melakukan medical checkup secara berkala meski harus bayar sendiri. PAKET EXECUTIVE Pemeriksaan fisik oleh dokter spesialis a. Penyakit dalam No 1 PAKET INTENSIF Pemeriksaan fisik oleh dokter spesialis a. Penyakit dalam b. Mata b. Mata c. THT c. THT d. Bedah d. Bedah e. Jantung e. Jantung 2 Pemeriksaan gigi 2 Pemeriksaan gigi 3 Thorax Foto 3 Thorax Foto 4 Treadmill test 4 EKG (Elektrokardiogram) 5 USG Abdomen 6 Audiometri 5 USG Abdomen 7 Spirometri 6 Audiometri 8 Laboratorium 7 Spirometri 9 USG Mamme (Wanita) 8 Laboratorium 10 Pap Smear (Wanita) Pemeriksaan Kandungan (Wanita) 9 Pap Smear (Wanita) Pemeriksaan Kandungan (Wanita) 11 Pria BM Media MST (Master Step Test) 10 : Rp. 1.912.500,- Pria Wanita : Rp. 2.257.500,No PAKET NON INTENSIF Wanita : Rp. 1.712.500,No 4 5 6 7 Pemeriksaan fisik oleh dokter umum Pemeriksaan Dokter Spesialis Mata Pemeriksaan Dokter Spesialis THT Pemeriksaan Dokter Gigi Thorax Foto EKG (Elektrokardiogram) Laboratorium 8 Pap Smear (Wanita) 8 9 Pemeriksaan Kandungan (Wanita) 1 2 3 Pria : Rp. 655.000,- Wanita : Rp. 765.000,- : Rp. 1.587.500,- PAKET CALON KARYAWAN 1 Pemeriksaan fisik oleh dokter umum 2 Pemeriksaan Kesehatan Jiwa 3 Pemeriksaan gigi 4 5 6 7 Thorax Foto EKG (Elektrokardiogram) Laboratorium Pap Smear (Wanita) Pemeriksaan Kandungan (Wanita) Pria : Rp. 620.000,- Wanita : Rp. 750.000,- RSAL Dr. Mintohardjo 31 Mengedepankan semangat profesionalisme dan tanggung jawab, mer upakan jawaban untuk meminimalisasikan keluhan pasien. Mengelola Pelayanan Keperawatan BM Media B agian Keperawatan RSAL Dr Mintohardjo belum lama ini menyelesaikan akreditasi, Kepala Bagian Keperawatan Letkol Laut (K/W) Dety, Skp, MSc. menjelaskan untuk menyelesaikan tugas yang satu ini, ia bersama staf harus kerja lembur siangmalam. Akreditasi versi 2012 yang mereka laksanakan tidak berdiri sendirisendiri, tapi terintegrasi. Misalnya untuk dokumen-dokumen keperawatan dilihat lebih kepada pasien. Mereka ditanya langasung, bagaimana pelayanan dokter, perawat dan lain sebagainya. Akreditasi versi 2012 untuk rumah sakit fokusnya kepasien, yang lainnya mendukung. 32 RSAL Dr. Mintohardjo “Kalau dulu akreditasinya keperawatan sendiri, dokter sendiri, bidang laboratorium juga sendiri. Kalau sekarang tidak seperti itu,” jelas Letkol Dety. Kini semua dokumen diteliti, kemudian dicek di lapangan (pasien). Kalau dulu lebih kedokumen. Sekarang dokumen bagus tapi di lapangan jelek, tidak lolos. Misalnya apakah perawat memperkenalkan dirinya kepada pasien atau tidak, lalu menjelaskan apa yang dia harus kerjakan. Letkol Dety, sebagai orang yang paling bertanggung jawab terhadap keperawatan, tugas pokoknya adalah mengelola pelayanan keperawatan terhadap pasien. Jadi semua pekerjaan perawat di rumah sakit ini berada dalam tanggung jawabnya. “Tanggung jawab saya membina profesi mereka,” jelas Letkol Dety. Untuk kelancaran tugasnya, ia dibantu oleh tiga orang mayor; Kepala Sub Bagian Rawat Jalan, Kepala Sub Bagian Rawat Inap, Kepala Sub Bagian Pembinaan Perawat. Jumlah perawat di RSAL Dr. Mintohardjo sekitar 363 orang. Idealnya harus ditambah 100 perawat lagi. Meski secara kuantitas belum memenuhi namun dengan jumlah yang ada sekarang, mereka tetap mampu melaksanakan tugas yang diemban. “Kami tidak menunggu, dengan tenaga yang ada sekarang, kami tetap harus tampil maksimal,” kata Letkol Dety. Keluhan Salah satu tugas yang harus BM Media dijalankan di Bagian Keperawatan ini adalah mendengar keluhan pasien dan mengatasinya. Biasanya surat keluhan pasien disampaikan ke Bagian Customer Service atau Pelayanan Pelanggan. Kemudian oleh Pelayanan Pelanggan dikoordinasikan ke Bagian Keperawatan kalau itu menyangkut perawat. Jika pasien mengeluh langsung ke Bagian Keperawatan, tidak ke Pelayanan Pelanggan, tetap akan dilayani. Mengedepankan semangat profesionalisme dan tanggungjawab, itulah salah satu kunci sehingga dalam beberapa bulan belakangan ini, tidak ada keluhan dari pasien baik ke Bagian Keperawatan maupun ke Bagian Pelayanan Pelanggan yang dipimpin oleh Kolonel Laut (K) Mariyono. Perawat Pernah mereka ‘kebanjiran’ keluhan, yakni pada bulan-bulan pertama penerapan kebijakan BPJS Januari 2014. Waktu itu, banyak calon pasien dan pasien bingung. Sebetulnya kalau ditelisik, bukan pelayanan medis RSAL Dr Mintohardjo yang kurang, tapi sistemnya yang masih baru sehingga pasien belum mengerti. Mereka merasa terombang-ambing dan dipersulit. “Tapi BPJS amanat UU, kami harus laksanakan,” terang Letkol Dety. Ia menuturkan, jangankan pasien, pihak RSAL pun ada yang bingung. Waktu itu memang sosialisasinya kurang, tapi ini dialami semua rumah sakit di Indonesia. Kolonel Laut (K/W) Dety, Skp, Msc. RSAL Dr. Mintohardjo 33 Berkat BPJS, animo masyarakat untuk berobat ke RSAL makin meningkat. Ini pun diimbangi dengan meningkatnya pelayanan RSAL Dr Mintohardjo terhadap masyarakat. Sebetulnya, tak hanya pasien yang mengeluh, perawat juga ada keluhan terhadap pasien. Itulah dinamika yang dihadapi. Ia tidak menutupi jika di ruang perawatan, ada satu-dua perawat yang terlihat ‘jutek’ walau pihak rumah sakit sudah memberikan bimbingan dan pembinaan. Mungkin si perawat sedang capek, kemudian pasien atau keluarganya merasa perawat itu tidak ramah. BM Media Kebutuhan perawat RSAL Dr Mintohardjo memiliki Bagian Pelatihan dan Pendidikan & Latihan. Bagian Keperawatan berkoordinasi dengan mereka akan kebutuhan perawat. Perawat-perawat RSAL ini diikut sertakan dalam seminar dan simposium, kursus ICU, bedah dan 34 RSAL Dr. Mintohardjo sebagainya. Untuk ICU mereka kursus 4 bulan di RS Cikini atau RSCM. Mereka yang memiliki strata D3 disekolahkan lagi untuk meraih S1. Perawat di RSAL Dr. Mintohardjo bukan hanya memberikan pelayanan kesehatan tapi juga memberi dukungan kesehatan dalam latihan-latihan militer, operasi bakti sosial, dan ikut dikirim dalam missi perdamaian PBB di luar negeri. Letkol Dety menyadari tantangan kedepan semakin berat, masyarakat bertambah kritis. Untuk itu pelayanan kesehatan harus benar-benar sesuai standar. Salah satunya dengan akreditasi. “Menghadapi itu, kami terus melakukan pembinaan. Pelayanan harus sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan,” kata Letkol Dety menutup pembicaraannya. Kenali Gejala Bell’s Palsy Oleh: Kolonel Laut (K) dr.Budi Wahjono, Sp.S P ada penderita Bell’s Palsy, terjadi unilateral facial paralysis yaitu kelumpuhan otot wajah yang terjadi hanya pada satu sisi saja. Kejadian ini dapat terjadi secara dramatis namun bersifat selflimiting (bisa sembuh degan sendirinya) dan hanya sementara. Ada beberapa hal yang harus diketahui sebagai pemicu terjadinya Bell’s Palsy meski hal ini hanya dapat dipastikan pada ¼ kasus. Kejadian atau fenomena yang diduga menjadi pemicunya adalah: • Otitis media akut. • Perubahan tekanan atmosfir yang tiba-tiba (misalnya saat menyelam atau terbang). • Terpapar dengan suhu dinin yang ekstrem. • Infeksi lokal dan sistemik (dapat disebabkan oleh virus, bakteri atau jamur). • Multiple sclerosis. • Iskhema pada syaraf di dekat foramen stylomastoid. Penyebab yang pasti dari kejadian ini belum diketahui, namun bisa terjadi akibat reaktivasi herpes simpleks atau herpes zoster pada ganglion genikulata, edema atau iskhemia syaraf dan kerusakan syaraf akibat autoimun. Orang pada semua kelompok umur dapat terkena Bell’s Palsy, namun yang paling sering terkena adalah usia paruh baya.lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Pada anakanak kejadian ini biasanya dikaitkan dengan infeksi virus, penyakit Lyme atau sakit telinga. BM Media Ada banyak variasi dalam keparahan gejala dan tanda. Ciri khasnya adalah kehilangan kendali otot secara tiba-tiba pada satu sisi wajah dan memberikan tampilan wajah yang kaku. Penderita sulit untuk tersenyum, menutup mata, mengedip atau menaikkan alis. Beberapa pasien (terutama yang menderita multiple sclerosis) mengalami rasa sakit sebelum terjadi paralysis (kelumpuhan). Bila gejala utamanya adalah vertigo atau tinnitus (telinga berdengung), maka dapat dicurigai adanya infeksi herpes zoster pada telinga dan dengan demikian diagnosisnya bukan lagi Bell’s Palsy melainkan sindrom Ramsay Hunt. Ujung mulut biasanya tertarik ke bawah dan menyebabkan air liur mudah menetes. Bicara menjadi tidak jelas dan penderita mungkin mengalami perubahan fungsi mengecap. Karena kelopak mata tidak dapat ditutup ataupun ulserasi pada konjungtiva. Tata Laksana Tidak ada perawatan yang disetujui secara universal untuk Bell’s Palsy. Histamine dan obat vasodilator lain dapat mengurangi durasi, demikian juga kortikosteroid sistemik. Antibiotik ocular dan air mata buatan dapat dibutuhkan untuk mencegah ulserasi kornea. Gejela biasanya mulai berkurang secara perlahan dan spontan dalam 1 hingga 2 bulan setelah gejala awal, namun pada beberapa kasus yang lebih berat (mungkin terjadi pada orang lansia)dapat terjadi pada periode waktu yang lebih panjang. Secara keseluruhan, kira-kira 82 % pasien sudah sembuh sempurna dalam waktu 6 bulan. RSAL Dr. Mintohardjo 35 L etkol Laut (K) Eko Purnomo yang kesehariannya menjabat Komandan Satuan Markas (Dansatma) Rumkital Mintohardjo, Jakarta, belum lama ini bersama empat rekannya gowes dari Jakarta ke Cirebon. Modalnya semangat dan tekad kuat. Tidak ada persiapan khusus. Wuiihh.. seru….. Keempat rekanya itu, Lettu Laut Komaruddin, Serda Rum Suhartoyo, Sertu Keu Budi dan PHL Malik menggunakan sepeda Polygon menempuh jarak yang cukup jauh, yakni 249,9 km dengan waktu tempuh sekitar 20 jam. Start dari halaman Rumkital Mintohardjo, Kamis (26/2) sekitar pukul 14.45 terus menelusuri Jalan Gatot Subroto terus ke jalur pantura; BekasiCikarang-Karawang sampai ke tempat tujuan. Mereka bersepeda secara konstan diiringi oleh satu ambulans. Bersyukur selama dalam perjalanan yang menguras tenaga itu, tidak ada satu anggota tim yang sakit bahkan sampai berhenti. Dari Jakarta hingga ke Cirebon, mereka singgah di lima buah rumah sakit untuk menyampaikan plakat. Rumah sakit pertama yang dikunjungi adalah RSU Sentot Indramayu, kemudian RS Bhayangkara Indramyu, RS MitraPlumbon, RS Arjawinangun, dan RS Ceremai Cirebon. Di semua rumah sakit yang dikunjungi, mereka disambut oleh pimpinan rumah sakit dengan ramah dan foto bersama. BM Media 36 RSAL Dr. Mintohardjo Menurut Letkol (Laut) (K) Eko Purnomo, tidak ada persiapan khusus dirinya untuk menempuh jarak yang sedemikian jauh itu. Dirinya dan keempat rekan lainnya secara spontan mengajukan diri ketika ada tawaran gowes Jakarta-Cirebon itu. “Tidak ada persiapan khusus dari diri saya. Karena saya anggota TNI saya biasa berolah raga, hidup teratur. Beberapa waktu sebelum kegiatan gowes itu dilaksanakan saya mencoba sejenak sepeda yang akan saya gunakan itu, putar-putar di Lapangan Parkir Timur, Senayan selama satu jam tanpa berhenti. Hanya itu,” terangnya. Memimpin rekan-rekannya, Letkol Laut (K) Eko Purnomo tetap memperhatikan kapan waktu istirahat, makan-minum dan shalat. Capek? Biasa saja, tandasnya. Kalau pegal-pegal di kaki itu biasa. Yang membuat perasaannya membuncah adalah ketika rombongan gowes itu sampai di tujuan, ia membawa bendera di tangan kiri layaknya pembalap kelas dunia Valentino Rossi memasuki finish setelah bertarung sekian ratus kilometer, mengalahkan lawan-lawan tangguhnya. BM Media Club Sepeda RSAL Dr. Mintohardjo “Sehat, bergembira & Bersahabat” GOWES JAKARTA-CIREBON RSAL Dr. Mintohardjo 37 RUMAH SAKIT ANGKATAN LAUT Dr. MINTOHARDJO VISI MENJADI RUMAH SAKIT TNI ANGKATAN LAUT WILAYAH BARAT YANG UNGGUL DALAM DUKUNGAN KESEHATAN, PELAYANAN KESEHATAN, PENDIDIKAN DAN PENELITIAN TERUTAMA KESEHATAN MATRA LAUT. MISI 1. 2. 3. 4. 5. MENYELENGGARAKAN DUKUNGAN KESEHATAN DAN PELAYANAN KESEHATAN TERPADU YANG BERMUTU DENGAN MENGUTAMAKAN KESELAMATAN PASIEN. MENYELENGGARAKAN PELAYANAN RUJUKAN SEBAGAI PUSAT RUJUKAN TERTINGGI BAGI UNSUR KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT WILAYAH BARAT DAN FASILITAS KESEHATAN LAINNYA. MELAKSANAKAN PENDIDIKAN DAN PENELITIAN TERUTAMA KESEHATAN MATRA LAUT. MELAKSANAKAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT. MENGEMBANGKAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) DAN PENATAAN KELEMBAGAAN RUMAH SAKIT YANG BERORIENTASI PADA MUTU. BM Media TUJUAN 1. 2. 3. 4. 5. TERSELENGGARANYA TATA KELOLA DUKUNGAN KESEHATAN DAN PELAYANAN KESEHATAN YANG TERINTEGRASI, SERTA BERORIENTASI PADA PENDIDIKAN TERUTAMA KESEHATAN MATRA LAUT YANG BERBASIS RISET. TERWUJUDNYA ALUMNI YANG PROFESIONAL, KOMPETEN, MEMILIKI INTEGRITAS TINGGI, SERTA BERSIKAP TERBUKA TERHADAP PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI. TERWUJUDNYA PENELITIAN INOVATIF YANG MENGACU KEPADA PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI TERUTAMA DI BIDANG KESEHATAN MATRA LAUT. TERWUJUDNYA PRODUK PENGABDIAN MASYARAKAT YANG BERORIENTASI PADA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT. TERWUJUDNYA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) RUMKITAL Dr. MINTOHARDJO YANG PROFESIONAL, AKUNTABEL YANG BERORIENTASI PADA KEPUASAN ANGGOTA DAN KELUARGA TNI, TNI ANGKATAN LAUT SERTA SELURUH LAPISAN MASYARAKAT. FALSAFAH MELAYANI DENGAN AMANAH, NIAT MULIA, HATI IKHLAS DAN SENYUM MOTTO LEBIH PEDULI DAN TERPERCAYA