RSAL Dr. Mintohardjo

advertisement
Menuju Rumah Sakit Bermutu dan
Profesional yang Terakreditasi
Media Komunikasi, Informasi dan Edukasi
RSAL Dr. Mintohardjo
Lebih Peduli dan Terpercaya
Pengobatan Penyakit
Jantung Koroner Melalui
KATETERISASI JANTUNG
BM Media
Jangan Takut untuk
Medical Check Up
Atasi Diabetes dengan
Terapi Hiperbarik
Rumkital Dr. Mintohardjo
Menjawab Tantangan Jaman
BM
LAYANAN KESEHATAN
Rumah Sakit Angkatan Laut
Dr. Mintohardjo
Layanan Medis Umum
• Unit Gawat Darurat (UGD) 24 jam
• Kedokteran Gigi Umum
Layanan Medis Spesialistik dan
Subspesialistik
• Penyakit Dalam
• Alergi
• Penyakit Jantung (Intervensi)
• Penyakit Paru
• Penyakit Ginjal dan Hipertensi
• Kebidanan dan Kandungan
Media
• Kesehatan Anak
• KIA dan Laktasi
• Bedah Umum
• Bedah Orthopaedi
• Bedah Urologi
• Bedah Saraf
• Bedah Onkologi
• Bedah Digestif
• Bedah Plastik
• Psikiatri dan Psikologi
• Saraf
• Kulit dan Kelamin
• THT
• Mata
• Periodontie
• Bedah Mulut
Layanan Penunjang Medis
• Angiografi
• Endoscopy
• Hemodialisa
• Treadmill
• ECG
• EKG
• EEG
• EMG
• Spirometri
• Audiometri
• Rehabilitasi Medik :
Fisioterapi
Terapi Wicara
• Lab. Patologi Klinik
• Lab. Patologi Anatomik
• Radiologi
• Farmasi/Apotek
• Farmasi Klinis
Layanan Medis Khusus
• ICU
• ICCU
• Hyperbaric Center
• Medical Check Up
• Poliklinik “Teratai”
• Aesthetic Center
• Akupuntur
S A M B U TA N
KEPALA RUMKITAL Dr. MINTOHARDJO
BM Media
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya
sehingga Majalah Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Mintohardjo sebagai
media komunikasi, informasi dan edukasi dapat terbit tepat waktu sesuai
dengan rencana. Sejalan dengan perkembangan waktu guna mewujudkan
pembangunan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan akan hidup sehat bagi setiap orang serta
tercapainya kesehatan masyarakat setinggi-tingginya yang merupakan
investasi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial
dan ekonomis, maka Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Mintohardjo selalu
bertekad dan berupaya untuk selalu memberikan dukungan kesehatan dan
pelayanan kesehatan yang bermutu dan terbaik bagi anggota TNI/TNI
AL beserta keluarganya dan masyarakat umum dengan mengutamakan
keselamatan pasien.
Dengan terbitnya Majalah ini akan merupakan salah satu wujud
nyata dalam tanggung jawab memberikan edukasi kesehatan dalam upaya
mengisi pembangunan kesehatan guna mencapai masyarakat yang mandiri
untuk hidup sehat.
Pada kesempatan ini pula tidak lupa saya sampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan kepada Tim Penerbit yang telah bekerja keras dan
berupaya sehingga dapat terbitkan Majalah ini dengan baik, dan semoga
penerbitan Majalah ini memberikan manfaat bagi setiap orang yang
membacanya.
Demikian sambutan dari saya, semoga Tuhan Yang
Maha Kuasa selalu memberikan lindungan, bimbingan, dan
petunjuk kepada kita semua dalam setiap menjalankan
tugas dan pengabdian kepada Bangsa dan Negara
Indonesia.
Jakarta, 25 Maret 2015
Kepala Rumkital Dr. Mintohardjo
dr. I.D.G Nalendra D.I, Sp.B, Sp.BTKV(K)
Kolonel Laut (K) NRP. 9137/P
SUSUNAN REDAKSI
Penasihat : dr. I.D.G Nalendra D.I, Sp.B, Sp.BTKV(K)
Pembina : Kolonel Laut (K) dr. Radito Soesanto, Sp. THT
Kolonel Laut (K) dr. Dwi Adang Iskandar, Sp. B
Redaksi : Kolonel Laut (K) Mariyono, Kolonel Laut (K) dr. Tjatur Bagus Gunarto, Sp JP, FIHA,
RSALSkp,
Dr. Mintohardjo
Kolonel Laut (K/W) dr. N. Trisnawati, Letnan Kolonel Laut (K/W) Dety
MSc
1
Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Mintohardjo
Menjawab Tantan
BM Media
Sejarah panjang dan prestasi membanggakan pernah dilaluinya, namun demikian
seiring berkembangnya waktu dimana persaingan pelayanan kesehatan begitu kuat dan
berkembangnya penyakit akibat perubahan gaya hidup masyarakat,
seberapa besar Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Mintohardjo
mampu menjawab dinamika jaman tersebut?
2 RSAL Dr. Mintohardjo
ngan Jaman
BM Media
R
umah Sakit Angkatan Laut
(Rumkital) Dr. Mintohardjo,
Jakarta Pusat, saat ini makin
terlihat
megah, asri dan kokoh.
Berbagai pelayanan yang diberikan tetap
mengupayakan yang terbaik bagi seluruh
pasien, begitu juga halnya dengan beragam
fasilitas yang dimilikinya, juga berjalan
seiring dengan perkembangan jaman.
Bahkan, dari rumah sakit ini
terlahir ratusan, ribuan bahkan ratusan
ribu tenaga medis dan non medis yang
menyebar di hampir se- antero Negeri.
Rumah Sakit Angkatan Laut Dr.
Mintohardjo yang berdiri di atas lahan
42.596 meter per segi dan terletak di Jalan
Bendungan Hilir No.1, Pejompongan,
Jakarta Pusat itu memang tidak bisa
lekang dari sejarah panjangnya.
Awalnya, rumah sakit ini hanyalah
sebuah kegiatan pelayanan kesehatan
berupa perawatan pasien di Jalan Cut
Meutia No. 16 Jakarta dan Klinik
Bersalin di Jalan Citandui No. 4 Jakarta
serta di Jalan Cidurian No. 2 Menteng
Jakarta Pusat. Waktu itu, kesemua
tempat pelayanan itu dikelola oleh Dinas
Kesehatan Komando Daerah Maritim
Djakarta yang berkedudukan di Jalan
Prapatan Nomor 48 Jakarta.
Seiring berkembangnya zaman
dan tuntutan kebutuhan pelayanan
serta perawatan kesehatan, TNI AL
membangun rumah sakit di Bendungan
Hilir di Jakarta Pusat Diresmikan pada 1
Agustus 1957, diberi nama Rumah Sakit
Angkatan Laut Djakarta. Waktu itu,
sebagai komandan dipercayakan kepada
Mayor Laut (K) dr. Gandi. AT.
Kala itu prasarana dan fasilitas
RSAL Dr. Mintohardjo 3
rumah sakit sangat sederhana, diawaki
oleh 5 orang dokter yang terdiri dari
dokter bedah, anak, kebidanan, penyakit
dalam dan satu orang dokter umum.
Pada 28 Juni 1961 Rumah Sakit
Angkatan Laut Djakarta ditunjuk oleh
Departemen Kesehatan sebagai tempat
Sekolah Pengatur Rawat (A). Dan di masa
perjuangan Trikora dan Dwikora Rumah
sakit Angkatan Laut Djakarta memperoleh
kepercayaan mempersiapkan tenaga medis
dan non medis.
Di masa kepemimpinan Letkol Laut
(K) dr. Soedibyo Sardadi, MPH, pada 15
Mei 1974 Rumah Sakit Angkatan Laut
Djakarta berganti nama menjadi Rumah
Sakit Angkatan Laut Dr. Mintohardjo
berdasarkan Surat Keputusan Kepala Staf
Angkatan Laut No.Skep/5041.2/II/1974
tanggal 20 Februari 1974.
Pada
tahun
1976
periode
kepemimpinan Kolonel Laut (K) dr.
Susanto Mangun Sajito, Rumah Sakit Dr.
Mintohardjo ditetapkan sebagai Rumah
sakit Matra Laut dengan ditempatkannya
Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT).
Fasilitas ini dipakai untuk menanggulangi
akibat penyelaman disamping untuk
kegiatan matra laut, seperti uji badan
bagi prajurit dan penyelam dari luar
instansi TNI Angkatan Laut serta untuk
kebugaran.
Disamping
tugas
pelayanan
kesehatan dan dukungan kesehatan, Rumah
Sakit Angkatan Laut Dr. Mintohardjo
juga berperan aktif pada berbagai event
nasional maupun internasionaI yang
diselenggarakan di Jakarta.
Bahkan, rumah sakit ini juga
melaksanakan
dukungan
kesehatan
secara terbatas dan kesehatan Matra Laut
pada satuan-satuan operasional TNl AL.
termasuk di dalamnya melaksanakan
rujukan bagi Rumah Sakit Angkatan
Laut di Wilayah Barat dan merupakan
rumah sakit rujukan tertinggi Matra Laut
Wilayah Barat.
Rumah Sakit Dr. Mintohardjo
juga memberikan rekomendasi tentang
BM Media
4 RSAL Dr. Mintohardjo
Persiapan Akreditasi Paripurna 2015
tingkat kelayakan kesehatan personel
untuk kepentingan pembinaan personel
dan melaksanakan penelitian dan
pengembangan bidang kesehatan dan
rumah sakit.
Rumah
sakit
ini
mampu
mewujudkan dirinya sebagai rumah sakit
pendidikan bagi mahasiswa Institusi
Pendidikan Kesehatan, antara lain:
Program Studi Kedokteran, Keperawatan,
Kebidanan, Farmasi /Apoteker, Psikologi,
Kesehatan Masyarakat, dan lain-lain,
serta memberi peluang terhadap riset,
penelitian program sarjana dan master
bidang kesehatan dan non kesehatan yang
berkaitan dengan rumah sakit.
Berlikunya balutan sejarah dan
prestasi membanggakan yang diraih,
tentunya tidak membuat seluruh awak
Rumah Sakit Dr. Mintohardjo berpuas diri.
Sebagai rumah sakit idaman
prajurit dan masyarakat, tentunya rumah
sakit ini harus tetap melangkah ke depan
guna tetap bisa memberikan pelayanan
terbaiknya,
apalagi,
perkembangan
penyakit dewasa ini terus berubah dan
berkembang pesat.
Maka dari itu, mau tidak mau
cakupan layanan dari rumah sakit ini
juga harus lebih ditingkatkan melalui
kelengkapan sarana prasarana, penunjang
diagnositik yang canggih dan memadai
serta SDM yang mumpuni.
Pertanyaannya, seberapa besar
rumah sakit yang pernah bertaburan
prestasi itu mampu menjawab tantangan
jaman untuk tetap eksis menjadi pelayan
kesehatan yang berkualitas, dicintai
anggota, keluarga dan masyarakat? Simak
gambaran lengkapnya lebih lanjut.
BM Media
DAFTAR ISI
RSAL Dr. Mintohardjo
Menjawab Tantangan Jaman
Pelayanan Pelanggan
Customer Service
Menuju Rumah Sakit
Bermutu dan Profesional
yang Terakreditasi
Atasi Diabetis dengan Terapi
Oksigen Hiperbarik
Terapi Oksigen Hiperbarik
‘Ramuan Ajaib’ Valentino Rossi
Terapi Hiperbarik Oksigen
pada Kebugaran
Cegah Jantung Koroner
Dengan Angiografi
Penyakit Jantung Koroner
dan Angiografi Koroner
Paling Minim Risiko
Jangan Takut untuk
Medical Check Up
Mengelola Pelayanan
Keperawatan
Kenali Gejala Bell’s Palsy
GOWES
JAKARTA-CIREBON
RSAL Dr. Mintohardjo 5
RUMKITAL KITA
Pelayanan Pelanggan
Customer Service
Keberadaan unit kerja pelayanan
pelanggan atau customer services
di rumah sakit saat ini sudah
merupakan suatu kebutuhan yang
diamanatkan pada akrediatasi rumah
sakit versi 2012.
BM Media
“S
ebenarnya dalam pengorganisasian
secara struktural, tidak ada
di rumah sakit tentara yang
namanya customer service atau pelayanan
pelanggan. Kami ada karena suatu tuntutan
dan merupakan kebutuhan. Akreditasi juga
menuntut harus ada pelayanan pelanggan,”
jelas Kolonel Laut (K) Mariyono, Kepala
Bagian Customer Service.
Karena tuntutan, maka dibentuk
satu unit kerja, pelayanan pelanggan yang
termasuk di dalam organisasi fungsional.
Pembentukan Customer Service ini
kemudian diusulkan ke Kepala Staf TNI
Angkatan Laut.
Sesuai dengan namanya, Customer
Service melayani kebutuhan masyarakat
6 RSAL Dr. Mintohardjo
Kolonel Laut (K) Mariyono
secara umum terkait dengan keberadaan
RSAL Dr. Mintohardjo. Untuk itu tugas
utama adalah melayani pelangan terutama
keluhan mereka. Yang dimaksud pelanggan
disini adalah pasien dan keluarga pasien,
“serta pengunjung rumah sakit lainnya atau
sering disebut masyarakat rumah sakit,”
tambah Kolonel Mariyono.
Untuk menangani keluhan, Bagian
Customer Service membawahi beberapa
sub bagian, antara lain Sub Bagian
Informasi dan Sub Bagian Humas salah satu
tugasnya adalah pemasaran atau marketing.
Tugas informasi adalah memberikan
semua informasi yang
ada di RSAL
Dr. Mintohardjo, yang diperlukan oleh
masyarakat rumah sakit.
Mengenai Marketing atau Pemasaran,
memang belum pernah ada di rumah sakit
tentara. Sebetulnya tanpa pemasaran pun
RSAL Dr. Mintohardjo menurut Kolonel
Mariyono tetap eksis, ini bedanya rumah
sakit tentara dengan rumah sakit lainnya
terutama rumah sakit swasta. Meski
demikian, keberadaan marketing perlu
untuk menarik pasien lebih banyak.
Salah satu upaya menarik pasien itu
adalah menjalin kerjasama dengan pihak
luar; bisa rumah sakit lain atau institusi
terkait.
Kolonel Mariyono
memberi
contoh letak RSAL Dr. Mintohardjo yang
sangat strategis dikelilingi oleh ratusan
perkantoran berbagai skala mulai dari Jl.
Jenderal Gatot Subroto, Kuningan, sampai
Jl. Jenderal Sudirman.
Pembangunan perkantoran di sekitar
jalan-jalan itu pun banyak sekali. Disinilah
tantangan pemasaran. Mampukah ia
menembus pembangunan proyek-proyek
perkantoran tersebut. Artinya, proyekproyek pembangunan itu memerlukan
standar kesehatan kerja. “Untuk itu kan
perlu rumah sakit rujukan, bagi personilnya
yang sakit atau kecelakaan. Mereka bisa
dikirim ke RSAL, karena letak kami yang
strategis. Jadi kami menangani kerja sama
dengan berbagai perusahaan dan kontraktorkontraktor lain,” kata Kolonel Mariyono.
BM Media
Utamakan anggota
Dalam hal pelayanan rawat inap,
RSAL Dr. Mintohardjo mengutamakan
pasien anggota TNI terutama TNI AL.
Kalau kamar tidak penuh, mereka menerima
pasien umum. Meski demikian, tidak seperti
rumah sakit-rumah sakit lain, RSAL selalu
menyediakan tempat tidur cadangan untuk
pasien meski mereka katakan ‘penuh’.
Tempat tidur cadangan itu berkisar
2-5% dari 315 tempat tidur yang ada di
RSAL Dr. Mintohardjo.Cadangan itu sangat
berguna kalau ada kejadian mendadak dimana
anggota TNI AL memerlukan tempat tidur
rawat inap. Contohnya ketika terjadi ledakan
RUMKITAL KITA
gudang amunisi dan senjata Komando
Pasukan Katak TNI AL di Pondok Dayung
belum lama ini, seluruhnya bisa ditangani dan
dirawat di RSAL Dr. Mintohardjo.
Terus terang Kolonel Mariyono
mengatakan para purnawirawan TNI AL
masih lebih suka berobat ke RSAL Dr.
Mintohardjo dari pada ke rumah sakit lain.
Menurut mereka, berobat kesini seperti
dilayani di rumah sendiri, lebih nyaman dan
tenaga medisnya pun ramah-ramah.
Sebagai bagian pelayanan pelanggan,
Kolonel Mariyono juga berhadapan dengan
keluhan pasien. Keluhan itu bisa dari
pasien atau dari keluarga pasien, di tempat
informasi di depan, di kamar perawatan
atau di poliklinik. Ke depan Bagian
Customer Service akan terus melakukan
pembenahan, seiring dengan tantangan dan
perkembangan yang cepat.
Disamping itu Bagian Costumer
Services juga membina dan menyelenggarakan
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
yang merupakan bagian tidak kalah
pentingnya dengan bagian lain di rumah
sakit, yang memiliki peran memberikan
informasi dan edukasi kesehatan baik kepada
pasien, keluarga pasien dengan pengunjung
rumah sakit lainnya maupun kepada petugas
rumah sakit itu sendiri serta masyarakat di
sekitar rumah sakit.
Adapun
kegiatannya
adalah
menyelenggarakan penyuluhan kesehatan,
pemasangan banner, penyebaran brosur,
poster, booklet dan media cetak lainnya. Serta
memberikan edukasi perilaku hidup sehat
yang bertanggung jawab. Intinya lingkup
kerja PKRS itu adalah kesehatan preventif.
RSAL Dr. Mintohardjo 7
Menuju Rumah Sakit
Bermutu dan Profesional
yang Terakreditasi
Rumkital Dr. Mintohardjo
berupaya mencapai akreditasi
tingkat paripurna. Target
secara paripurna itu menjadi
motivasi sangat kuat dari
seluruh jajaran Rumkital untuk
berproses meningkatkan mutu
pelayanannya.
BM Media
S
esuai dengan undang-undang
No.44 Tahun 2009, pasal 40 ayat
1, menyatakan bahwa dalam upaya
peningkatan mutu pelayanan rumah sakit
wajib dilakukan akreditasi secara berkala
minimal tiga tahun sekali.
Syukur Alhamdulillah, setelah
melalui perjuangan yang cukup panjang
akhirnya Rumkital Dr. Mintohardjo
dapat menyelesaikan penilaian akreditasi
pada tanggal 10-12 Maret 2015 yang
dilakukan oleh tim KARS, suatu lembaga
independen yang ditunjuk oleh Menteri
8 RSAL Dr. Mintohardjo
Kesehatan sebagai pelaksana akreditasi
rumah sakit yang bersifat fungsional dan
non struktural.
Menurut Kolonel Laut (K/W)
Noor Trisnawati, SKM, Ketua Akreditasi
Rumkital Dr. Mintohardjo, pengerjaan
persiapan akreditasi Rumkital Dr.
Mintohardjo telah dilakukan sejak tahun
lalu sampai puncak penilaian pada 10-12
Maret 2015 dimana hasilnya diharapkan
sudah dapat diketahui sebulan kemudian.
“Setiap
rumah
sakit
wajib
memberi pelayanan yang bermutu, aman,
anti diskriminasi dan efektif dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai
standart pelayanan rumah sakit,” kata
Kolonel Laut Noor Trisnawati, SKM.
Ia juga mengemukakan, rumah sakit
wajib membuat kebijakan, melaksanakan
dan menjaga standart mutu pelayanan
kesehatan di rumah sakit sebagai acuan
dalam melayani pasien. Standar
pelayanan rumah sakit harus
tetap berlandaskan peraturan
dan
perundang-undangan,
utamanya UU No. 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit,
sedang akreditasi sebagai basis
manajemen rumah sakit.
Banyak manfaat yang
diperoleh dengan akreditasi
ini, di antaranya;
• Kepercayaan masyarakat
terhadap pelayanan rumah
sakit yang semakin baik.
• Efisiensi sumber daya
rumah sakit.
• Lebih menghormati hakhak pasien dan melibatkan mereka dalam
pengambilan keputusan atas pelayanan
yang akan diberikan.
• Peningkatan koordinasi pelayanan.
• Peningkatan komunikasi antara staff.
• Penurunan keluhan pasien dan staf.
• Peningkatan sistem dan prosedur.
• Menciptakan lingkungan internal rumah
sakit yang lebih kondusif untuk penyembuhan,
pengobatan dan perawatan pasien.
Diingatkan, tujuan akreditasi
rumah sakit selain untuk memberikan
jaminan kepuasan dan perlindungan
kepada
masyarakat,
memberikan
pegakuan kepada rumah sakit yang telah
menerapkan standar yang ditetapkan dan
menciptakan lingkungan internal rumah
sakit yang kondusif untuk penyembuhan
dan pengobatan pasien sesuai struktur
dan prosedur, juga melindungi SDM
rumah sakit serta mendukung program
pemerintah di bidang kesehatan.
BM Media
Lebih lanjut dikatakan
bahwa yang lebih dari tahapan
proses akreditasi selanjutnya
adalah
implementasi
dari
kebijakan berupa standar-2,
pedoman, panduan dan SPO
yang telah ditetapkan secara
berkesinambungan, kepatuhan,
monitoring, evaluasi serta upaya
perbaikan dan peningkatannya
sehingga proses PDCA (Plan,
Do Cek and Act) tidak pernah
berhenti.
D a l a m
penjelasannya yang
didampingi
Wakil
Ketua
Akreditasi
Kolonel Laut (K/W)
dr. Jati Berandini, MARS, yang sehariharinya
menjabat sebagai Kepala
Departemen Bedah ditambahkan bahwa
pasien merupakan center point dari
target akreditasi. Seluruh kebijakan,
upaya dan tidankan yang dilakukan oleh
rumah sakit dan unit pelayanan medis
harus berorientasi dan berfokus pada
pemenuhan hak dan kepuasan pasien.
Usaha peningkatan mutu pelayanan
membuat bagaimana menjaga pasien agar
selamat, merasa aman, nyaman mulai
dari datang mendaftar sampai keluar
(selesai pengobatan) dapat tetap berjalan
menyenangkan.
Akreditasi
standar
biasanya
diyakinis sebagai sesuatu yang optimal dan
dapat dicapai.Bahkan seluruh dunia telah
memandang perlunya akreditasi sebagai
cara yang efektif untuk mengevaluasi mutu
suatu usaha pelayanan kesehatan yang
sekaligus juga berperan sebagai sarana
manajemen, demikian penjelasannya.
RSAL Dr. Mintohardjo 9
Atasi Diabetis dengan Terapi
Oksigen Hiperbarik
BM Media
Tekanan udara tinggi
membuat oksigen lebih leluasa
memasuki jaringan tubuh.
Oksigen, zat yang dibutuhkan
tubuh untuk metabolisme,
digunakan untuk perbaikan
sel yang rusak. Prinsip tersebut
digunakan pada terapi
hiperbarik oksigen untuk
menyembuhkan berbagai
macam penyakit, termasuk di
dalamnya diabetes melitus.
10 RSAL Dr. Mintohardjo
S
alah satu penyakit yang diupayakan
sembuh dengan terapi hiperbarik
adalah diabetes melitus (penyakit
kencing manis). Diabetes yang ditandai
dengan peningkatan kadar gula darah
merupakan penyebab kematian nomor 6
di Indonesia dengan proporsi kematian
5,8 persen setelah stroke, tuberkulosis,
hipertensi,
cedera,
dan
perinatal
(Kementerian Kesehatan 2007).
Jumlah diabetes di Indonesia 8,4
juta penderita dan diperkirakan terus
meningkat sampai 21,3 juta orang di
tahun 2030.
Gangguan kesehatan ini timbul
karena tubuh kekurangan insulin atau
reseptor insulin tubuh tidak berfungsi
HIPERBARIK
Jadwal Terapi Oksigen Hiperbarik :
• Sesi I : 07.30 – 09.30 WIB
• Sesi II : 09.30 – 11.30 WIB
• Sesi III : 11.30 – 13.30 WIB
(Dengan Perjanjian)
• 24 jam bagi kasus emergensi
(tentatif )
Informasi dan Lokasi :
Gedung Hyperbaric Center
(di depan gedung UGD)
Rumah Sakit TNI AL
dr. Mintohardjo
Telp : (021)5703081-85 Ext.176
Direct : (021)5732221
Fax : (021)5711997
BM Media
baik. Insulin adalah hormon yang
diproduksi sel beta di pankreas yang
mengatur metabolisme glukosa menjadi
energi serta mengubah kelebihan glukosa
menjadi glikogen yang disimpan pada hati
dan otot.
Dalam jangka panjang, kadar
glukosa darah yang tinggi akan menaikkan
kadar kolesterol dan trigliserida darah.
Selanjutnya akan terjadi aterosklerosis
(penyempitan pembuluh darah) yang
membuat aliran darah tidak lancar
sehingga tubuh kekurangan oksigen.
Penderita diabetes, terutama tipe
II (gangguan pada reseptor insulin), telah
banyak tertolong oleh terapi oksigen
Hiperbarik ini. Begitu pula halnya dalam
penyembuhan luka yang bagi para pasien
diabetes, terapi oksigen hiperbarik ini
juga memiliki peran yang sangat penting.
Letkol Laut dr. Padma S. Alam
menegaskan untuk luka diabetes biasanya
banyak pembuluh darah yang rusak.
Kalau banyak pembuluh darah yang rusak
maka aliran darah pun menjadi kurang
bagus. Untuk perbaikan sel sendiri
membutuhkan zat-zat makanan dan
pembentukan metabolisme. Metabolisme
itu membutuhkan oksigen “Dengan
terapi oksigen hiperbarik ini walaupun
aliran darah itu sedikit, tetapi kaya
dengan oksigen maka kebutuhan oksigen
untuk memperbaiki sel cukup sekali,” ujar
wanita yang hampir setiap hari berdinas di
RS AL Dr. Mintohardjo tersebut.
Selain
penyembuhan
luka,
RSAL Dr. Mintohardjo 11
HIPERBARIK
dalam pandangan Mayor Laut (K)
Titut Harnanik, dokter dan Kepala
Subdepartemen Faal Penyelaman TNI
AL Armada Timur, terapi hiperbarik
oksigen (HBO) mampu mempercepat
kesembuhan dan mengurangi dosis obat
yang diminum penderita diabetes.
Tahun 2008, Mayor Titut
melakukan
penelitian
atas
biaya
Kementerian Kesehatan. Sebanyak 13
pasien diabetes diterapi memakai oksigen
100 persen dan tekanan 2,4 atmosfir
(setara kedalaman 14 meter di bawah
permukaan laut).
Selama lima hari berturut-turut,
para penderita diabetes tanpa luka
terbuka diberi perlakuan ini selama 2
jam. ”Selama menjalani terapi HBO,
pasien tetap mengonsumsi obat. Setelah
menjalani HBO, terjadi penurunan gula
darah secara signifikan.
Jika biasanya tak pernah kurang dari
200 miligram per desiliter (mg/dl), kadar
gula darah mereka bisa sampai 60 mg/dl.
Maka dosis obat harus diturunkan,” katanya.
Di luar penelitian itu, Titut
punya pasien diabetes tipe I (mengalami
kerusakan pada fungsi pankreas sehingga
BM Media
12 RSAL Dr. Mintohardjo
tak bisa menghasilkan insulin). Setelah
menjalani HBO beberapa waktu, pasien
yang harus disuntik insulin itu bisa
lepas dari ketergantungan pada insulin
dari luar. ”HBO mengembalikan fungsi
pankreas sebab sifat antioksidan pada
oksigen,” ujarnya. Namun, pasien wajib
diterapi HBO 3-5 kali per bulan, seumur
hidup. Hal ini guna menjamin pasokan
oksigen ke pankreas.
Menurut Suyanto Sidik, dokter
spesialis penyakit dalam dari RSAL
Dr.
Mintohardjo,
HBO
bersifat
memperbaiki jumlah oksigen di dalam
tubuh. Diabetes, tutur Suyanto, membuat
kondisi pembuluh darah penderitanya
buruk sehingga aliran darah tak lancar.
Contohnya, ada pasien diabetes dengan
luka terbuka yang tak sembuh atau tak
kunjung kering. Hal itu terjadi karena
pembuluh darah tak mendapat pasokan
oksigen sehingga tak berfungsi normal
dalam memperbaiki kerusakan sel.
Oksigen sebagai obat
Terapi
HBO
modern
diperkenalkan peneliti Belanda, Ite
Boerema, dalam artikel penelitian Life
without blood tahun 1956. Dalam hal
ini, molekul oksigen diberi tekanan tinggi
HIPERBARIK
sehingga mampu masuk ke pembuluh
darah yang tersumbat atau peredaran
darah yang terganggu. Oksigen lalu
memicu metabolisme jaringan tubuh
dan memperbaiki sel yang rusak. ”HBO
merupakan pengobatan, seperti halnya
dengan obat. Bedanya, ini memasukkan
oksigen ke tubuh,” kata Suyanto.
Di Rumkital Dr. Mintohardjo,
ruang hiperbarik (ruang dengan udara
bertekanan tinggi) berdaya tampung 24
dan 12 orang, termasuk seorang perawat.
Dalam ruangan mirip kapsul kapal selam
itu, pasien diberi oksigen lewat masker
di hidung, kemudian tekanan
udara diatur oleh operator di
luar kapsul.
Dokter di Pusat Hiperbarik
RS AL Dr. Mintohardjo Jakarta,
dr. Susan H. Manungkalit
MS.
SpKL,
mengatakan,
HBO mampu meningkatkan
kandungan oksigen pada plasma
darah.
Meningkatnya tekanan
dan volume oksigen menimbulkan oksigenasi pada jaringan
yang mengalami kekurangan
pasokan oksigen (hipoksia).
Dampak
lain,
terjadinya
pembaruan pembuluh darah,
mendorong perkembangbiakan
sel,
dan
meningkatkan
”kemampuan tempur” sel darah
putih (leukosit).
dr. Susan merekomendasikan agar pasien sebelum
menjalani terapi hiperbarik oksigen harus
menjalani torax foto.
Syarat lain menjalani terapi
HBO mirip dengan persyaratan umum
menyelam, yaitu tidak boleh ada sinusitis
(radang di hidung ), dan flu. Karena itu,
terapi ini juga disebut penyelaman kering.
Semua terapi tentu butuh
konsultasi terlebih dahulu, karena tidak
semua individu bisa memiliki kesempatan
yang sama untuk melakukan terapi. Semua
sangat bergantung dengan respon tubuh
kita masing-masing.
BM Media
RSAL Dr. Mintohardjo 13
HIPERBARIK
Terapi Oksigen Hiperbarik
BM Media
‘Ramuan Ajaib’ Valentino Rossi
Tidak sedikit pasien yang
merasakan manfaat luar biasa dari
terapi oksigen hiperbarik, satu di
antaranya Valentino Rossi Pembalap
Motor GP asal Italia.
A
jang balap motor dunia pernah
dikejutkan saat pembalap
Valentino Rossi sembuh lebih
cepat pasca-insiden patah kaki di Sirkuit
Mugello, Italia, lima tahun lalu. Dari
rekomendasi dokter, Rossi disarankan
untuk rehat enam bulan setelah operasi.
Namun kenyataan berbicara lain, Rossi
hanya butuh enam minggu untuk kembali
ke arena. Lho, kok bisa? Apa Rahasianya?
14 RSAL Dr. Mintohardjo
Sederhana jawabnya. Pembalap asal
Italia tersebut menjalani terapi oksigen
hiperbarik. Setiap harinya dia rutin
dua hingga tiga kali terapi hiperbarik.
“Kondisi saya cepat pulih. Selama terapi,
saya duduk nyaman sembari melakukan
latihan kecil fisik untuk memulihkan
kebugaran fisik,” kata Rossi.
Rossi hingga kini masih berada di
puncak kejayaannya. Keberhasilan metode
pengobatannya menginspirasi pembalap
motor dunia lainnya melakukan hal yang
sama. Pembalap motor asal Inggris, Cal
Crutchlow, hanya butuh tiga minggu
untuk memulihkan cedera bahunya.
M A N FA AT T E R A P I
OKSIGEN HIPERBARIK
Pengobatan Utama
1. Penyakit penyelaman (Decompression
Sickness dan Emboli Gas Arteri)
2. Keracunan gas (CO, HCN, H2S)
Mempercepat pelepasan gas beracun
Meningkatkan kadar Oksigen sehingga kebutuhan seluruh sel tubuh akan terpenuhi.
Manfaat Klinis
1. Luka yang sulit sembuh seperti luka pada
Terapi Oksigen Hiperbarik adalah
suatu cara pengobatan dimana peserta
terapi bernafas dengan menghirup
Oksigen murni (100%) di dalam Ruang
Udara Bertekanan Tinggi lebih dari 1
Atmosfer Absolut.
Di Jakarta ada beberapa rumah
sakit yang menyediakan fasilitas ini, satu
di antaranya Rumkital dr. Mintohardjo,
Jakarta.
Terapi OHB merupakan terapi
utama pada penyakit penyelaman dan
terapi tambahan pada berbagai penyakit
klinis. Oksigen sangat diperlukan
oleh mahluk hidup agar seluruh organ
tubuhnya dapat berfungsi normal dan
tetap sehat.
Oksigen
Hiperbarik
merupakan metode terapi yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah
dan didukung berbagai hasil penelitian
(Evidence Base Medicine).
BM Media
•
•
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
penderita kencing manis, luka terinfeksi,
gas gangren, infeksi tulang, crush injury,
compartment syndrome, luka bakar, luka
pasca operasi dan transplantasi
Meningkatkan sistem pertahanan tubuh
untuk mengatasi infeksi
Pembentukan cabang-cabang pembuluh
darah baru untuk mengatasi penyumbatan
dan kerusakan pembuluh darah
Kencing manis
Gangguan saraf seperti stroke dan neuropati
Gangguan telinga seperti tuli mendadak
dan telinga berdenging.
Gangguan keseimbangan seperti vertigo
Penyempitan pembuluh darah mata
Gangguan saluran cerna seperti tukak
lambung
Mengatasi infeksi Jamur
Alergi
Meningkatkan Kebugaran
Pada dekade terakhir terbukti bermanfaat untuk
meningkatkan kebugaran dan kecantikan
• Meningkatkan kadar Oksigen seluruh tubuh
• Mempercepat recovery pada kelelahan
fisik dan meningkatkan kebugaran
• Meningkatkan pembentukan jaringan kolagen untuk kelenturan & kecantikan kulit
• Memperbaiki pola tidur
RSAL Dr. Mintohardjo 15
D
i era kehidupan sekarang , tubuh kita
banyak terpapar dengan bahan toxic.
Baik dari makanan, minuman, obatobatan bahkan dari udara tercemar yang dihirup
sehari-hari. Sehingga tubuh lebih cepat merasa
letih, lelah, lesu dan lemah yang mengakibatkan
lebih cepat terkena penyakit degeneratif.
Akibatnya kita akan lebih cepat menjadi tua .
Untuk hal tersebut, kita akan banyak membuang
uang untuk membeli obat-obatan agar menjadi
bugar kembali.
Terapi hiperbarik merupakan solusi yang
dapat dipakai untuk mengatasi hal tersebut
di atas, karena terapi ini merupakan metode
yang sangat efektif utuk mentransport oksigen
kedalam sel.
Terapi oksigen hiperbarik merupakan
suatu bentuk terapi dengan cara memberikan
100% oksigen kepada pasien dalam suatu
ruangan hiperbarik yaitu suatu ruangan yang
memiliki tekanan udara lebih dari 1 atmosfir.
Dalam keadaan normal, oksigen diangkut
ke seluruh tubuh hanya oleh sel darah merah.
Pada terapi dengan oksigen hiperbarik, pasokan
oksigen ke dalam tubuh akan meningkat,
oksigen akan larut ke dalam semua cairan
tubuh, termasuk cairan plasma, getah bening,
dan cairan serebrospinal yang mengelilingi otak
dan sumsum tulang belakang. Cairan ini dapat
membawa tambahan oksigen, bahkan ke daerahdaerah di mana sirkulasinya buruk. Dengan
cara ini, lebih banyak oksigen dapat mencapai
Terapi Hiperbarik Oksigen
pada Kebugaran
BM Media
Oksigen merupakan kebutuhan dasar dari
kehidupan manusia. Tanpa adanya oksigen
pada lingkungan ini, kita tidak dapat hidup.
Oksigen diperlukan untuk pertumbuhan,
perbaikan jaringan sehingga tubuh dapat
menjalankan fungsinya dengan baik.
Kurangnya O2 pada tubuh kita, dapat
menyebabkan penyakit infeksi, kerusakan
jaringan atau keduanya.
Oleh; dr. SUSAN H. MANUNGKALIT MS. SpKL
16 RSAL Dr. Mintohardjo
BM Media
jaringan yang rusak sehingga tubuh memiliki
kesempatan lebih besar untuk mendukung
penyembuhan sendiri.
Dua efek penting yang mendasar pada
terapi oksigen hiperbarik:
I. Efek mekanik meningkatnya tekanan
lingkungan yang memberikan manfaat penurunan
volume gelembung gas atau udara, seperti pada
terapi penderita dekompresi akibat kecelakaan
kerja penyelaman dan gas emboli yang terjadi
pada beberapa tindakan medis rumah sakit.
II. Efek peningkatan tekanan parsial
oksigen dalam darah dan jaringan, sehingga
terapi Oksigen hiperbarik ini bermanfaat untuk :
1. Meningkatkan konsentrasi oksigen pada
seluruh jaringan tubuh, bahkan pada aliran
darah yang kurang baik.
2. Merangsang pertumbuhan pembuluh darah
baru untuk meningkatkan aliran darah pada
sirkulasi yang kurang baik.
3. Menyebabkan pelebaran arteri rebound
sehingga meningkatkan diameter
pembuluh darah, dibanding pada
permulaan terapi.
4. Merangsang peningkatan superoxide
dismutase (SOD), merupakan salah
satu anti oksidan dalam tubuh untuk
pertahanan terhadap radikal bebas dan
bertujuan mengatasi infeksi dengan
meningkatkan kerja sel darah putih
sebagai antibiotik pembunuh kuman.
5. Merangsang produksi kolagen, cepat
pulih dari operasi (kosmetik & lain),
cedera olahraga, cedera dan kecelakaan.
6. Mengurangi pembengkakan dan
peradangan
7. Membunuh kuman yang tdk tahan
terhadap oksigen dan menahan pertumbuhan
kuman pada kuman yang tahan terhadap
oksigen
8. Meningkatkan kapasitas Fagositosis leukosit
9. Meningkatkan efektifitas potensi kerja
antibiotik jaringan
10. Supresi Autoimmun
11. Stimulasi stem cell
Kebugaran
Kebugaran tubuh adalah kemampuan
seseorang dalam mengusahakan oksigen dari
udara luar, mengangkut serta mendistribusikan
ke dalam sel jaringan tersebut dalam pelaksanaan
kerja secara berkepanjangan. Tingkat kebugaran
dapat dirasakan oleh yang bersangkutan (tidak
mudah lelah), serta dapat diukur besarnya dengan
kapasitas maksimal aerob (VO2 max). Makin tinggi
nilai VO2 max makin bugar orang tersebut.
Menurut Jain (1990), HBOT mengurangi
gangguan
biokimiawi
yang
ditimbulkan
oleh latihan fisik yang berlebihan, belum
terbukti bahwa latihan dalam kondisi HBOT
dapat meningkatkan batas performance fisik
seseorang.
RSAL Dr. Mintohardjo 17
Menurut tumonggor (1992) ada beberapa
faktor yang mempengaruhi VO2 max yaitu : umur,
berat badan, latihan fisik, nutrisi serta lingkungan
hiperbarik. Menurut Sastropanoelar, S., fungsi
faali tubuh mencapai puncak maksimumnya
pada usia ± 30 tahun, kemudian menurun sesuai
perjalanan umur. Namun dengan latihan yang
teratur penurunan tersebut dapat diperlambat.
Penelitian lain di Indonesia yg berkaitan
dengan program Kebugaran adalah:
a. Megawati dkk (2000) : Terapi OHB
dapat meningkatkan kadar SAT (anti
oksidan total) dengan nilai p = 0,00
dan peningkatan yang bermakna nilai
samapta atau status kebugaran setelah
terapi OHB dengan nilai p = 0,00.
b. Lukman J (2003), penurunan
kadar asam laktat darah pada waktu
istirahat setelah latihan submaksimal
kelompok HBO lebih bermakna
dibandingkan dengan kelompok NBO
pada menit ke 5, 15 dan 30
Bila dibandingkan dengan
latihan fisik di udara bebas, maka
pada latihan fisik dalam kondisi OHB
(1,5-2 ATA) produksi asam laktatnya
lebih rendah. HBOT akan memacu
enzim-enzim
proses
oksidatif
sehingga meningkatkan pemecahan asam laktat.
Disamping itu HBOT akan menghambat “Glucolytic
sulfhydryl enzymes” yang mengakibatkan
meningkatkannya
glucolysis dan karena itu
mengurangi pembentukan asam laktat. Oleh sebab
itu HBOT bisa mempercepat pemulihan perubahan
biokimiawi yang ditimbulkan oleh kerja fisik yang
berlebihan, serta memperpendek waktu pemulihan
dari kelelahan, sehingga badan akan terasa segar
kembali lebih cepat. Efek rendahnya asam laktat
akan terus berlangsung sampai minimal setelah 45
menit dari paparan HBOT.
Disamping
berpengaruh
terhadap
metabolisme asam laktat, latihan fisik pada
kondisi HBOT juga berpengaruh terhadap fungsi
kardiovaskuler, fungsi sistem pernafasan, serta
metabolisme energi.
BM Media
18 RSAL Dr. Mintohardjo
Kepada
semua
peserta
program
dianjurkan untuk meningkatkan latihan fisik
(aerobik 4 kali / minggu) di udara bebas serta
menyeimbangkan / memperbaiki komposisi
nutrisi sebagai faktor utama untuk meningkatkan
dan mempertahankan kebugaran tubuh.
Terapi OHB hanyalah sebagai faktor
tambahan, dimana para peserta dapat
meningkatkan latihan fisik tanpa terganggu rasa
sakit, maupun kelelahan karena asam laktat yang
terbentuk akan segera dimetabolisme dengan
bantuan HBOT.
Keuntungan lain latihan fisik
dalam kondisi HBOT adalah dapat
mengurangi kekakuan otot dan sendi
(spastisitas), memperbaiki gerakan
motorik (ruang gerak sendi lebih
luas), meningkatkan kekuatan otot,
serta dalam batas-batas tertentu
dapat
meningkatkan
kapasitas
latihan fisik dan mental, khususnya
pada orang lanjut usia.
Guna
mempertahankan
tingkat kebugaran yang telah
tercapai maka perlu dilakukan
latihan fisik serta pengaturan nutrisi
yang seimbang secara teratur dalam
jangka panjang. Bila suatu saat
peserta mengalami kelelahan yang berlebihan,
maka dapat dilakukan satu kali terapi HBOT untuk
dengan cepat mengatasi kelelahan tersebut.
Untuk
mengurangi
kemungkinan
timbulnya keracunan oksigen pada peserta HBOT
dapat kita beri perlindungan dengan bermacammacam anti oksidan / anti radikal bebas misalnya
vitamin E, vitamin C, beta-karotene dan lain-lain.
HBOT pada kebugaran diberikan tekanan
2-2,4 ATA, selama + 90 menit, sekali sehari.
5x/ seminggu pada minggu I (fase inisial =
fase pemacuan), kemudian dilanjutkan 2-3 kali
seminggu pada minggu ke II dan III, sehingga
tercapai 10 sesi HBOT dalam 3 minggu. Setelah
itu dilanjutkan dengan fase pemeliharaan dengan
2-4 sesi HBOT per bulan, tergantung kebutuhan.
Pengobatan Penyakit Jantung Koroner Melalui
KATETERISASI JANTUNG
BM Media
Dewasa ini telah
dikembangkan berbagai
langkah untuk pencegahan,
deteksi dini dan pengobatan
penyakit jantung koroner,
antara lain dengan
kateterisasi jantung atau
angiografi koroner. Salah
satu rumah sakit yang
mengembangkan pelayanan
ini adalah RUMKITAL Dr.
Mintohardjo, Jakarta Pusat.
Mau tahu seperti apa
kegiatannya?
M
ungkin kita semua sudah
sering mendengar informasi
bahwa penyakit jantung
koroner masih merupakan pembunuh
nomor satu di dunia. Kira-kira dalam
hitungan sekitar 20 menit sekali, ada
manusia yang meninggal akibat serangan
jantung.
Beragam upaya dilakukan dalam
dunia medis untuk mencegah hal tersebut,
mulai dari pola hidup sehat, mengatur
pola asupan gizi, olah raga teratur dan
secara kontinu melakukan medical checkup. Medical check-up yang rutin mampu
mendeteksi secara dini kemungkinan
seseorang mengalami penyakit jantung
RSAL Dr. Mintohardjo 19
JANTUNG
BM Media
20 RSAL Dr. Mintohardjo
Pusat sejak 21 Desember 2011. Langkah
ini dilakukan sebagai wujud atau upaya
untuk
mengembangkan
pelayanan
medis anggota TNI AL dan masyarakat
serta menjawab beragam tantangan
perkembangan penyakit di era globalisasi
ini.
Tenaga pelaksana yang mengawaki
ruang angiografi di RUMKITAL Dr.
Mintohardjo merupakan dokter spesialis
jantung yang sudah mengikuti pendidikan
khusus, demikian juga paramedis di unit
ini telah memiliki sertifikat khusus. Saat
ini ruang angiografi di RUMKITAL
Dr. Mintohardjo dikepalai oleh Kolonel
Laut(K) dr. Tjatur Bagus Gunarto, SpJP
thehealthyhavenblog
koroner
(PJK).
Dengan
menggunakan
modalitasmodalitas yang dimilikinya,
RUMKITAL Dr. Mintohardjo
dapat medeteksi secara dini PJK
dan sekaligus mengobatinya.
Modalitas terkini yang dipunyai
RUMKITAL Dr. Mintohardjo
adalah laboratorium kateterisasi
jantung.
Pada laboratorium kateterisasi
jantung dilakukan beberapa tindakan
invasif non-bedah, baik dalam upaya
diagnosis maupun pengobatan penyakit
jantung. Di antara tindakan diagnostik
yang dilakukan adalah angiografi koroner.
Angiografi koroner merupakan
langkah atau upaya untuk memastikan
atau mendiagnosa penyempitan atau
penyumbatan pembuluh darah koroner
di jantung. Proses ini dilakukan dengan
menggunakan kateter, suatu selang elastis
berukuran ±2mm, yang dimasukkan ke
dalam pembuluh nadi di lipat paha atau
pergelangan tangan. Kateter tersebut
akan didorong sampai ke pangkal
pembuluh darah besar (aorta) dimana
muara pembuluh darah koroner berada.
Kemudian kontras disemprotkan dan
gambaran pembuluh darah divisualisasi
dengan bantuan sinar X. Melalui
prosedur ini akan dapat dipastikan
apakah seseorang menderita penyempitan
pembuluh darah koroner atau tidak.
Prosedur angiografi koroner saat
ini telah dikembangkan di Rumah Sakit
Angkatan Laut Dr. Mintohardjo, Jakarta
PENGOBATAN TERKINI
PENYAKIT JANTUNG KORONER
CEPAT, AKURAT DAN AMAN
Dengan semakin canggihnya
peralatan angiografi dan
perkembangan teknik-teknik
baru pada tindakan kateterisasi,
maka prosedur ini memiliki
risiko yang sangat minimal.
Paska tindakan, pasien hanya
menginap satu hari atau bahkan
dapat langsung pulang.
BM Media
Mengapa seseorang perlu
diangiografi?
ada penyakit jantung koroner
terjadi penyempitan pembuluh
darah koroner akibat penebalan
yang dimulai sejak usia muda. Hal
tersebut dipengaruhi oleh gaya hidup yang
tidak sehat atau pola makan yang tinggi
kolesterol dan rendah serat sehingga
terjadi penebalan lemak di dinding
pembuluh darah koroner jantung.
Seiring
dengan
penambahan
usia penebalan lemak tersebut semakin
bertambah dan mulai menimbulkan
keluhan yang bervariasi. Nyeri atau
sakit dada merupakan keluhan yang
paling sering muncul dan sifatnya khas.
Sebenarnya semua organ yang terletak di
daerah dada dapat menyebabkan nyeri;
mulai dari kulit, tulang, paru-paru,
lambung dan sebagainya.
Namun
nyeri
dada
karena
penyempitan koroner sangat khas yaitu
bersifat tumpul, berat seperti ditekan,
kadang disertai penjalaran ke lengan,
P
dr. Tjatur Bagus Gunarto, SpJP, FIHA
RSAL Dr. Mintohardjo 21
JANTUNG
rahang, punggung maupun ulu hati. Pada
sumbatan minimal, keluhan tersebut
hanya timbul saat beraktivitas. Jika
sumbatan semakin bertambah maka saat
istirahat pun dapat timbul keluhan sakit
dada. Pada pasien tersebut kemudian akan
dilakukan pemeriksaan EKG, jika
hasil EKG normal maka pasien
akan disarankan untuk
menjalani pemeriksaan
treadmill test. Jika
terdapat
kelainan
pada hasil treadmill
test
tersebut,
maka
pasien
tersebut dicurigai
mengalami
penyempitan di
pembuluh darah
coroner sehingga
perlu pemeriksaan
lebih lanjut.
D a l a m
meng konfirmasi
penyempitan
di
pembuluh
darah
koroner, ada beberapa
alat yang lebih akurat,
antara lain dengan scanning
dan angiografi (kateteriasasi
jantung). Pada scanning dengan CTScan maupun MRI dapat divisualisasikan
pembuluh darah koroner serta derajat
penyempitannya. Pemeriksaan angiografi
akan memvisualisasikan pembuluh darah
coroner dengan lebih jelas dan akurat, yaitu
dengan memasukkan kateter ke dalam
BM Media
22 RSAL Dr. Mintohardjo
pembuluh darah dan menyemprotkan zat
kontras kedalamnya dan dilihat siluetnya
dengan sinar x.
Biasanya
untuk
menghindari
pekerjaan dua kali, menurut Kepala
Sub Departemen Jantung Rumkital
Mintohardjo, Kolonel (Laut) dr.Tjatur
Bagus Gunarto, SpJP, FIHA, pada
angiografi selain dapat dilihat
penyumbatan
pembuluh
darahnya dapat sekaligus
dilebarkan. Prosedurnya
sama, tetap satu kali
prosedur,
tetapi
pasien dianjurkan
untuk
pasang
cincin
(stent)
segera
setelah
penyumbatan
diketahui. “Dulu
untuk mengatasi
penyempitan,
semua
pasien
dioperasi atau dibypass.
Sekarang
bisa dipasang cincin,
tidak di-bypass lagi.
Jumlah cincin
yang
dipasang tergantung pada
jumlah penyempitannya, ada
yang hanya 1 cincin, bahkan
ada pasien yang pasang 5-6 cincin, ”
jelas dr. Tjatur.
Jadi kapan pasien harus dikatakan
perlu angiografi?
Pemeriksaan
tersebut
akan
dilakukan apabila sudah terbukti kuat
EKG
PTCA : Percutaneus Transluminal
Coronary Angioplasty + Stenting
dugaan ada penyempitan
koroner, baik melalui treadmill
positif
ataupun
melalui
pemeriksaan CT-scan jantung.
Kesulitan dalam melaksanakan
angiografi, menurut dr.Tjatur mungkin
saja terjadi jika terdapat kontraindikasi,
misalnya terdapat masalah pada fungsi
ginjalnya, dan lain-lain. Angiografi
menggunakan
zat
kontras
yang
dapat merusak ginjal, sehingga harus
diwaspadai pada pasien dengan penyakit
ginjal, karena bisa memperparah penyakit
ginjalnya, walaupun bukan termasuk
kontraindikasi mutlak. Jika perlu (pada
kondisi emergency), tindakan ini bisa saja
dilakukan dengan back up hemodialisa.
“Yang
penting
kita
harus
menyampaikan informasi yang sejelasjelasnya kepada pasien atau keluarganya,
tentang manfaat terapi dan segala resiko
yang mungkin timbul.” tegas beliau.
JIka pasien menderita diabetes,
maka kadar gulanya harus normal terlebih
dahulu, demikian pula jika tekanan darah
JANTUNG
terlalu tinggi, akan diturunkan
terlebih dahulu. Menurut
dr.Tjatur,tindakan intervensi
koroner ini dapat dilakukan
dengan mudah dan cepat serta
lebih aman dibanding operasi
by pass coroner. Namun
apabila terdapat kesulitan
dalam menembus sumbatan di
pembuluh darah koroner atau
jika penyempitannya terlalu
banyak, maka dokter tetap
akan menganjurkan pasien
untuk lebih baik menjalani
operasi by pass.
BM Media
RSAL Dr. Mintohardjo 23
Penyakit Jantung Koroner
dan Angiografi Koroner
Penyakit kardiovaskular merupakan suatu
kondisi dimana terjadi sumbatan pembuluh
darah oleh lemak (aterosklerosis) dan masih
menjadi penyebab salah satu angka kematian
tertinggi di dunia. Istilah aterosklerosis sendiri
diambil dari bahasa Yunani “athere” yang
berarti “lemak” dan “scleros” yang berarti
“pengerasan/penebalan”.
BM Media
P
Proses aterosklerosis dimulai sejak
usia 20 tahun akibat dari metabolisme
lemak yang abnormal dan dipengaruhi
oleh paparan berbagai faktor risiko, terutama
bila superimpose dengan adanya faktor genetik
(keturunan).
Penyakit jantung koroner merupakan
istilah jika proses aterosklerosis terjadi di arteri
koroner jantung, menyebabkan penyempitan dan
gangguan aliran darah ke otot jantung, sehingga
jantung yang berfungsi sebagai pemompa darah
ke seluruh tubuh tidak dapat bekerja dengan baik.
Apa saja tanda dan gejala dari PJK?
Gejala klinis dari penyakit jantung koroner
sangat bervariasi mulai dari tidak ada keluhan
sampai nyeri yang sangat hebat tergantung dari
besarnya sumbatan dan kerusakan otot jantung
yang mengalami gangguan aliran darah.
“Angina pektoris” atau rasa nyeri atau
tidak nyaman di dada yang bersifat tumpul,
24 RSAL Dr. Mintohardjo
iStockPhoto
Oleh; dr. Stephanie Salim dan
dr. Tjatur Bagus Gunarto, SpJP, FIHA
SubDep Jantung RSAL Mintoharjo
seperti ditekan/diperas, menjalar ke lengan
kiri/leher, dapat disertai kesulitan bernafas,
berdebar, keringat dingin mual dan muntah;
merupakan gejala yang paling sering ditemukan
dan seringkali diabaikan oleh masyarakat karena
dianggap masuk angin biasa.
Selain angina pektoris, gejala lain yang
dapat muncul atau dikenal dengan “angina
ekuivalen” berupa tidak ada nyeri ataupun rasa
tidak enak di dada yang khas, namun pasien
menunjukkan gejala gagal jantung mendadak
(sesak nafas), atau aritmia ventricular (palpitasi,
presinkop, sinkop).
Pada tahap awal saat sumbatan di arteri
koroner belum signifikan, angina biasanya timbul
bila jantung harus bekerja lebih keras dari
biasanya, seperti saat bekerja/olahraga atau saat
emosi. Otot jantung yang disuplai oleh pembuluh
darah yang menyempit tidak mendapat cukup
oksigen dan menyebabkan nyeri dada. Jika
JANTUNG
Stress Testing (Uji Beban)
Gambar 1. Progresivitas Penyakit Jantung Koroner (PJK)
dan Kerusakan Otot Jantung
proses sudah berlangsung lama atau terjadi
kondisi akut (serangan) maka angina dapat
timbul saat pasien sedang beristirahat.
Terkadang derajat dari sumbatan
tidak menjadi patokan timbulnya gejala. Pada
beberapa individu, serangan jantung dapat tanpa
gejala, hal tersebut dilaporkan terutama pada
pasien diabetes (kemungkinan karena terjadinya
kerusakan saraf nyeri sebagai komplikasi dari
diabetes), orang tua dan wanita.
BM Media
Bagaimana cara mengetahui
apakah saya terserang PJK?
Jika angina dicurigai, beberapa prosedur
diagnosis dapat membantu untuk konfirmasi
penyakit jantung koroner sebagai penyebabnya.
Antara lain pemeriksaan elektrokardiogram,
stress testing, angiografi koroner dan CT koroner.
Elektrokardiogram
Salah satu alat yang paling berguna
adalah elektrokardiogram (EKG) yang direkam
saat episode angina terjadi. Hal ini mudah
jika gejala berlangsung selama pasien
dalam perawatan, tetapi mungkin sulit untuk
menangkap episode angina pada pasien rawat
jalan karena perubahan EKG pada pasien dengan
angina stabil dengan cepat menjadi normal
kembali saat gejala mereda.
Faktanya, EKG yang direkam pada periode
bebas angina normal pada sekitar setengah
pasien dengan angina stabil.
Karena EKG yang direkam selama atau
di antara episode serangan nyeri dada seringkali
normal, maka penyakit jantung koroner tidak
dapat disingkirkan begitu saja. Oleh karena itu,
exercise testing atau stress test farmakologis
merupakan teknik diagnosis pilihan.
Untuk pasien yang dicurigai terserang
PJK, tes olahraga standar dilakukan. Selama
tes berlangsung, pasien berolahraga di treadmill
atau sepeda stasis dengan beban kerja yang
meningkat secara progresif dan dipantau
timbulnya gejala nyeri dada atau sesak nafas.
Detak jantung dan EKG dimonitor secara kontinu
dan tekanan darah diperiksa dalam interval
waktu tertentu. Tes kemudian dilanjutkan hingga
gejala angina muncul, tanda kurangnya oksigen
pada otot jantung akan tampak saat detak
jantung mencapai 85% dari maksimal.
Selain itu, terdapat pula modalitas diagnosis
lainnya seperti studi pencitraan nuklir, exercise
echocardiography dan stress tes farmakologis
jika pasien tidak kuat untuk berolahraga.
Tabel 1. Faktor Risiko Kardiovaskular
Tidak dapat dimodifikasi
Usia (pria > 45 tahun, wanita > 55 tahun)
Jenis kelamin: pria > wanita
Riwayat keluarga PJK prematur
(pria < 55 tahun, wanita < 65 tahun)
Dapat dimodifikasi
Merokok
Hipertensi (tekanan darah tinggi)
Diabetes mellitus (kencing manis)
Diet tinggi lemak jenuh
Peningkatan kadar kolesterol LDL dan kadar
kolesterol HDL yang rendah
Obesitas
Kurang aktivitas fisik
RSAL Dr. Mintohardjo 25
JANTUNG
Tempat -tempat nyeri pada
gangguan jantung
Pencitraan Noninvasif Arteri
Koroner
Cardiac computed tomography (CT) dapat
menggambarkan anatomi jantung dengan detil
dan sangat sensitif untuk deteksi kalsifikasi
arteri koroner, yang berkaitan dengan beratnya
PJK. Bagaimanapun, CT tidak lebih sensitif dari
angiografi konvensional untuk mendefisinikan
lesi koroner, namun tetap sangat membantu
untuk menyingkirkan PJK signifikan padapasie
dengan nyeri dada dan kecurigaan klinis yang
rendah terhadap penyakit koroner yang serius.
Apakah itu angiografi koroner atau
kateterisasi jantung?
Cara paling baik untuk mendiagnosis
penyakit jantung koroner adalah dengan
angiografi
koroner/kateterisasi
jantung
yaitu pencitraan arteri koroner dengan cara
memasukkan kateter (selang halus khusus yang
fleksibel) melalui pembuluh darah arteri. Tingkat
akurasi pemeriksaan ini dalam mendiagnosis
penyakit jantung koroner merupakan yang
tertinggi dibandingkan pemeriksaan lainnya.
Boleh dikatakan mendekati 100%.
Selain penyakit jantung koroner, ada
beberapa hal lain yang menjadi indikasi
pemeriksaan angiografi koroner, antara lain:
penyakit jantung bawaan, kelainan irama
jantung, kelainan katup jantung, hasil treadmill
test positif, medical check-up untuk pasien
dengan pasien dengan faktor risiko penyakit
jantung, evaluasi operasi bypass (CABG)
BM Media
Prosedur
Pemeriksaan ini dilakukan di dalam suatu
ruangan khusus yang disebut sebagai “cath lab”
(laboratorium kateterisasi). Pasien akan tetap
sadar selama prosedur berlangsung, pembiusan
dilakukan lokal di tempat masuknya kateter yaitu
melalui arteri radialis di pergelangan tangan
atau arteri femoralis di pangkal paha. Kateter
kemudian dimasukkan hingga mencapai pangkal
arteri koroner, kemudian zat kontras disuntikkan
26 RSAL Dr. Mintohardjo
Gambar 2. Gejala penyakit jantung koroner dan lokasi nyeri
pada gangguan jantung
Sumber: Yayasan Jantung Indonesia
sehingga arteri koroner dapat divisualisasikan
dengan menggunakan sinar X (X-ray).
Kebanyakan orang tidak merasakan sakit
selama pemeriksaan. Karena tidak ada serabut
saraf dalam pembuluh darah, maka gerakan
kateter di dalam tubuh tidak terasa.
Seluruh pemeriksaan memerlukan waktu
sekitar 30 menit. Selanjutnya pasien tidak
diperkenankan menggerakan kaki atau tangan
selama 4-6 jam. Observasi diperlukan sekitar 24
jam, jika perdarahan sudah berhenti umumnya
pasien diperbolehkan pulang.
Hasil
angiografi
koroner
dapat
menunjukkan lokasi dan derajat penyempitan
atau penyumbatan di arteri koroner, sehingga
dokter dapat merekomendasikan tindak
pengobatan yang paling tepat tergantung dari
hasilnya. Apakah cukup dengan pengobatan,
angioplasti koroner segera setelah angiografi
atau bahkan perlu dilakukan operasi bedah
jantung (bypass).
JANTUNG
Risiko
Walaupun cenderung aman, prosedur
tersebut tetap terkait dengan komplikasi berisiko
kecil yang secara langsung terkait dengan
tindakan invasif. Masalah yang dapat terjadi
adalah memar kecil di sekitar tempat penusukan
(masuknya kateter) yang biasanya hilang dalam
beberapa hari, benjolan di tempat penusukan
atau iritasi serabut saraf di sekitarnya (mati rasa
atau kesemutan lokal) yang bersifat sementara.
Masalah lain yang jarang dijumpai adalah alergi
bahan kontras.
Maka dari itu, angiografi koroner
disarankan bagi pasien dengan gejala angina
yang tidak berespon kuat dengan terapi
farmakologis, untuk mereka dengan kondisi tidak
stabil atau ditemukan hasil tidak normal dari uji
non-invasif bahwa kemungkinan besar terdapat
PJK yang membutuhkan revaskularisasi.
Bagaimana cara mengobati PJK?
BM Media
Tujuan terapi dari penyakit jantung
koroner kronik adalah untuk menurunkan
frekuensi dari serangan angina, untuk mencegah
sindrom koroner akut (serangan jantung) dan
untuk memperpanjang survival. Tergantung dari
jumlah dan beratnya kelainan pada pembuluh
darah koroner, pengobatan untuk penyakit
jantung koroner biasanya meliputi paling tidak
satu dari dibawah ini:
1.Obat-obatan
Obat-obatan diberikan pada PJK dengan
derajat sumbatan ringan untuk mengurangi
beban kerja jantung dan menghambat penebalan
dinding koroner oleh plak aterosklerosis.
2.Angioplasti koroner / Intervensi
Koroner Perkutan (IKP) / Primary
Transluminal Coronary Angioplasty (PTCA)
Angioplasti
koroner
merupakan
tindakan pelebaran pembuluh darah koroner
Gambar 3. Angiografi koroner: sebelum PTCA (kiri),
sesudah PTCA (kanan)
yang mengalami penyempitan dengan balon
dan cincin (tanpa operasi) untuk membuka
pembuluh darah yang menyempitkan. Prosedur
hampir sama dengan angiografi koroner dan
bahkan dapat dilakukan bersamaan pada saat
angiografi koroner. Setelah dokter menentukan
lokasi dan derajat penyempitan, kateter khusus
dengan balon di ujungnya dimasukkan dan
dikembangkan tepat di tempat penyempitan
pembuluh darah koroner, dengan demikian
penyempitan menjadi melebar.Untuk mencegah
penyempitan kembali, dilakukan pemasangan
“ring” atau cincin penyanggah (stent). Lama
prosedur ini kurang lebih 1-2 jam.
3. Bedah Pintas Koroner/ Coronary
Artery Bypass Grafting (CABG)
Jika lesi penyempitan di arteri koroner
terlalu banyak, maka dokter akan menyarankan
CABG. Pembuluh darah yang sehat dari dada/
kaki/lengan akan dicangkok ke pembuluh darah
koroner yang tidak berfungsi dengan baik. Darah
selanjutnya dapat mengalir melalui jalan lain dan
melewati daerah yang mengalami penyempitan.
Langkah jangka panjang lainnya adalah
untuk mengawasi faktor risiko yang dapat
mempengaruhi perkembangan aterosklerosis
di koroner. Penelitian menyatakan manfaat
dari menghentikan merokok, perbaikan kadar
kolesterol, kontrol tekanan darah dan glukosa
darah menurunkan risiko dari kejadian serangan
jantung koroner.
RSAL Dr. Mintohardjo 27
Medical Check Up
Jangan Takut untuk
Medical Check Up
Jangan menunggu sakit baru berobat,
tapi cegah datangnya penyakit sejak
dini melalui pelayanan Medical Check
Up (MCU), satu di antaranya di RSAL
Dr. Mintohardjo Jakarta. Banyak
manfaat yang bakal diperoleh.
T
ubuh yang sehat merupakan
harta yang paling berharga
dalam kehidupan seseorang.
Namun demikian seiring berjalannya usia
dan berkembangnya jaman, tubuh kerap
rentan terhadap berbagai penyakit.
Berbagai penyakit
degeneratif
kronis seperti
hipertensi, stroke,
diabetes kelainan liver dan jantung
kerap muncul tiba-tiba, seolah tanpa
sebab dan keluhan yang bermakna.
Beragam penyakit ini muncul bagaikan
hantu yang terus mengintai, bahkan ada
yang mengibaratkannya sebagai dewa
kematian.
Sebenarnya,
dengan
semakin
berkembangnya kemajuan tekhnologi
kesehatan, deteksi dini dan petunjuk
medis yang benar, penyakit atau ancaman
mematikan lainnya dapat dicegah melalui
uji pemeriksaan kesehatan atau lebih
dikenal dengan Medical Check Up (MCU).
BM Media
28 RSAL Dr. Mintohardjo
Satu di antara rumah sakit yang
menyediakan fasilitas pelayanan MCU
ini adalah RSAL Dr. Mintohardjo,
Jakarta. Sepintas, pelayanan ksehatan
dalam fasilitas ini memang tidak berbeda
seperti halnya di rumah sakit lain. “Yang
membedakan dengan rumah sakit lain,
di RSAL Dr. Mintohardjo menerima
pasien MCU khusus bagi penyelam,”
ujar Pjs. Kasubdep Urikkes RSAL Dr.
Mintohardjo Jakarta, Mayor Laut (K/W)
dr. Merlin Avongsa, MKes.
Khusus bagi penyelam hanya
tertentu saja yang diakui sertifikatnya
Medical Check Up
Mayor Laut (K/W) dr. Merlin Avongsa, MKes.
BM Media
untuk menentukan dari kelainan
penyelam.” Di Jakarta hanya RSAL Dr.
Mintohardjo saja yang menyediakan
fasilitas tersebut,” ujar dr. Merlin.
Kehadiran MCU di RSAL Dr.
Mintohardjo fokus utamanya melayani
anggota TNI, PNS dan keluarganya,
kemudian masyarakat umum.
Namun diakui dr. Merlin banyak
pihak masih memandang kehadiran MCU
bukanlah sebuah kebutuhan. Orang
masih beranggapan kalau tidak merasa
sakit, tidak perlu ke rumah sakit. Masih
sangat sedikit yang menyadari kalau
penyakit itu sebenarnya bisa dicegah
dan MCU perlu dilakukan secara teratur
sebelum terjadinya penyakit. “Yang mesti
dilakukan terutama dalam hal pendidikan
bagi masyarakat ,” kata dr. Merlin.
Selain itu ada masyarakat yang tidak
ingin atau takut diketahui penyakitnya.
Bisa-bisa nanti kalau di MCU akhirnya
ketahuan sakit ini atau itu.
Diakui dokter yang tidak asing
dengan dunia hyperbaric ini juga,
anggota TNI aktif dan PNS, sedikit lebih
mudah diberikan pemahaman mengenai
pentingnya MCU karena kegiatan ini
merupakan suatu kewajiban sekali setahun.
Ada surat perintah untuk melaksanakan
MCU. Tapi di dalam pelaksanaannya,
belum 100 persen berhasil. Alasannya
banyak anggota yang terbentur waktu
dengan dinas. Misalsedang dinas keluar
atau sudah pindah. Bahkan ada yang
malas karena merasa dirinya sehat.
RSAL Dr. Mintohardjo 29
Medical Check Up
Beruntung, di lingkungan TNI
AL sudah ada upaya untuk memberikan
pengarahan atau sosialisasi mengenai MCU.
Dinas-dinas kesehatan di Kotama-kotama ,
misal Lantamal, Armabar dan Kolinlamil,
aktif
mensosialisasikan pentingnya
MCU ke seluruh anggota mereka. “Jadi
melaksanakan MCU tidak hanya sekedar
menjalankan perintah saja. Tapi memahami
arti penting mencegah penyakit,” tambah
dokter yang ramah tersebut.
Di masyarakat umum, kata dr.
Merlin juga tidak jauh berbeda. Sejauh
ini memang belum ada pihak yang
mensosialisasikan pentingnya MCU.
Pentingnya MCU di masyarakat diketahui
dari mulut ke mulut saja.
Kepada masyarakat dr. Merlin
menyarankan untuk melaksanakan MCU
minimal satu tahun sekali, bila tidak ada
kelainan /penyakit yang berat. Tapi kalau
ada kelainan / penyakit berat, mungkin
bisa 6 bulan sekali.
dr. Merlin, memberi pengertian inilah
yang rasanya agak sulit untuk diterapkan
di masyarakat. “Kita bisa mengatakan,
mengobati itu lebih sulit dan lebih mahal
daripada mencegah,” tambahnya.
BM Media
Paket pilihan
Paket MCU untuk kedinasan, di
RSAL Dr. Mintohardjo dikenal dengan
paket Urikkes rutin berkala setiap tahun.
Tujuannya untuk mengetahui adanya
kelainan atau mencegah penyakit untuk
pengobatan di stadium awal.
30 RSAL Dr. Mintohardjo
Kemudian, kalau ada kedinasan
khusus, seperti berdinas ke luar negeri atau
ke daerah operasi militer harus diperiksa
kesehatannya terlebih dahulu.” Jadi ini
menunjukkan kesehatannya kalau jenjang
karier di militer salah satunya ditentukan
oleh faktor kesehatan, ” katanya.
Prosedur Medical Check Up
• Mengadakan perjanjian terlebih dahulu,
minimal satu hari sebelum pemeriksaan.
• Pelayanan Medical Check Up
dilaksanakan hari Senin s/d Kamis
Pendaftaran mulai pukul 07.00 s/d 09.00
• Peserta diwajibkan puasa malam
sebelumnya mulai pukul 20.00 WIB,
namun diperbolehkan minum air
putih sampai dengan 2 jam sebelum
pengambilan darah.
• Membawa kartu tanda pengenal
seperti: Kartu Keluarga atau Kartu
Penunjukan Suami / Istri bagi peserta
keluarga, dan Kartu Data Penerima
Pensiun bagi Purnawirawan / Pensiunan
PNS TNI
Informasi:
Gedung Rawat Jalan A Lt.III
Telp: (021) 5703081-85 Ext.174.
Direct: (021)-5741774
No
1
Wagino:
Perlu Medical Checkup
PT
Patra
Dinamika
yang bergerak di bidang
migas mensyaratkan kepada
karyawannya
untuk
selalu
sehat. Untuk itu, perusahaan
tersebut mengirimkan mereka
untuk
melakukan
medical
checkup menyeluruh di RSAL Dr.
Mintohardjo, Jakarta.
Wagino, 39, salah seorang
karyawan perusahaan itu yang
ditemui sedang melakukan
medical checkup di RSAL Dr.
Mintohardjo mengatakan PT
Patra Dinamika mengharuskan
karyawannya melakukan medical
checkup setahun sekali.
Bagi
Wagio
sendiri,
kesehatan adalah yang utama
bahkan diutamakan. “Setiap
karyawan PT Patra Dinamika yang
bekerja di laut harus melakukan
medical checkup. Seluruh biaya
ditanggung oleh perusahaan,”
jelasnya. Ia menambahkan kalau
dirinya tidak sehat, tidak bisa
lagi bekerja diperusahaannya
sekarang.
Walau
seluruh
biaya
ditanggung oleh perusahaan,
Wagino menegaskan perlunya
melakukan medical checkup
secara berkala meski harus bayar
sendiri.
PAKET EXECUTIVE
Pemeriksaan fisik oleh
dokter spesialis
a. Penyakit dalam
No
1
PAKET INTENSIF
Pemeriksaan fisik oleh
dokter spesialis
a. Penyakit dalam
b. Mata
b. Mata
c. THT
c. THT
d. Bedah
d. Bedah
e. Jantung
e. Jantung
2
Pemeriksaan gigi
2
Pemeriksaan gigi
3
Thorax Foto
3
Thorax Foto
4
Treadmill test
4
EKG (Elektrokardiogram)
5
USG Abdomen
6
Audiometri
5
USG Abdomen
7
Spirometri
6
Audiometri
8
Laboratorium
7
Spirometri
9
USG Mamme (Wanita)
8
Laboratorium
10
Pap Smear (Wanita)
Pemeriksaan Kandungan
(Wanita)
9
Pap Smear (Wanita)
Pemeriksaan Kandungan
(Wanita)
11
Pria
BM Media
MST (Master Step Test)
10
: Rp. 1.912.500,-
Pria
Wanita : Rp. 2.257.500,No
PAKET NON INTENSIF
Wanita : Rp. 1.712.500,No
4
5
6
7
Pemeriksaan fisik oleh
dokter umum
Pemeriksaan Dokter
Spesialis Mata
Pemeriksaan Dokter
Spesialis THT
Pemeriksaan Dokter Gigi
Thorax Foto
EKG (Elektrokardiogram)
Laboratorium
8
Pap Smear (Wanita)
8
9
Pemeriksaan Kandungan
(Wanita)
1
2
3
Pria
: Rp. 655.000,-
Wanita : Rp. 765.000,-
: Rp. 1.587.500,-
PAKET CALON KARYAWAN
1
Pemeriksaan fisik oleh
dokter umum
2
Pemeriksaan Kesehatan Jiwa
3
Pemeriksaan gigi
4
5
6
7
Thorax Foto
EKG (Elektrokardiogram)
Laboratorium
Pap Smear (Wanita)
Pemeriksaan Kandungan
(Wanita)
Pria
: Rp. 620.000,-
Wanita : Rp. 750.000,-
RSAL Dr. Mintohardjo 31
Mengedepankan semangat
profesionalisme dan tanggung
jawab, mer upakan jawaban
untuk meminimalisasikan
keluhan pasien.
Mengelola Pelayanan
Keperawatan
BM Media
B
agian Keperawatan RSAL Dr
Mintohardjo belum lama ini
menyelesaikan akreditasi, Kepala
Bagian Keperawatan Letkol Laut (K/W)
Dety, Skp, MSc. menjelaskan untuk
menyelesaikan tugas yang satu ini, ia
bersama staf harus kerja lembur siangmalam.
Akreditasi versi 2012 yang
mereka laksanakan tidak berdiri sendirisendiri, tapi terintegrasi. Misalnya untuk
dokumen-dokumen keperawatan dilihat
lebih kepada pasien. Mereka ditanya
langasung, bagaimana pelayanan dokter,
perawat dan lain sebagainya. Akreditasi
versi 2012 untuk rumah sakit fokusnya
kepasien, yang lainnya mendukung.
32 RSAL Dr. Mintohardjo
“Kalau
dulu
akreditasinya
keperawatan sendiri, dokter sendiri, bidang
laboratorium juga sendiri. Kalau sekarang
tidak seperti itu,” jelas Letkol Dety.
Kini semua dokumen diteliti,
kemudian dicek di lapangan (pasien).
Kalau dulu lebih kedokumen. Sekarang
dokumen bagus tapi di lapangan jelek,
tidak lolos. Misalnya apakah perawat
memperkenalkan dirinya kepada pasien
atau tidak, lalu menjelaskan apa yang dia
harus kerjakan.
Letkol Dety, sebagai orang yang
paling bertanggung jawab terhadap
keperawatan, tugas pokoknya adalah
mengelola
pelayanan
keperawatan
terhadap pasien. Jadi semua pekerjaan
perawat di rumah sakit ini berada dalam
tanggung jawabnya.
“Tanggung jawab saya membina
profesi mereka,” jelas Letkol Dety. Untuk
kelancaran tugasnya, ia dibantu oleh
tiga orang mayor; Kepala Sub Bagian
Rawat Jalan, Kepala Sub Bagian Rawat
Inap, Kepala Sub Bagian Pembinaan
Perawat. Jumlah perawat di RSAL Dr.
Mintohardjo sekitar 363 orang. Idealnya
harus ditambah 100 perawat lagi.
Meski secara kuantitas belum
memenuhi namun dengan jumlah yang
ada sekarang, mereka tetap mampu
melaksanakan tugas yang diemban. “Kami
tidak menunggu, dengan tenaga yang
ada sekarang, kami tetap harus tampil
maksimal,” kata Letkol Dety.
Keluhan
Salah satu tugas yang harus
BM Media
dijalankan di Bagian Keperawatan ini
adalah mendengar keluhan pasien dan
mengatasinya. Biasanya surat keluhan
pasien disampaikan ke Bagian Customer
Service atau Pelayanan Pelanggan.
Kemudian oleh Pelayanan Pelanggan
dikoordinasikan ke Bagian Keperawatan
kalau itu menyangkut perawat. Jika
pasien mengeluh langsung ke Bagian
Keperawatan, tidak ke Pelayanan
Pelanggan, tetap akan dilayani.
Mengedepankan
semangat
profesionalisme dan tanggungjawab,
itulah salah satu kunci sehingga dalam
beberapa bulan belakangan ini, tidak
ada keluhan dari pasien baik ke Bagian
Keperawatan
maupun
ke
Bagian
Pelayanan Pelanggan yang dipimpin oleh
Kolonel Laut (K) Mariyono.
Perawat
Pernah
mereka
‘kebanjiran’ keluhan, yakni
pada bulan-bulan pertama
penerapan kebijakan BPJS
Januari 2014. Waktu itu,
banyak calon pasien dan
pasien bingung. Sebetulnya
kalau
ditelisik,
bukan
pelayanan medis RSAL Dr
Mintohardjo yang kurang,
tapi sistemnya yang masih
baru sehingga pasien belum
mengerti. Mereka merasa
terombang-ambing
dan
dipersulit.
“Tapi
BPJS
amanat UU, kami harus
laksanakan,” terang Letkol
Dety.
Ia menuturkan,
jangankan
pasien,
pihak
RSAL
pun
ada yang bingung.
Waktu itu memang
sosialisasinya kurang,
tapi ini dialami
semua rumah sakit
di Indonesia.
Kolonel Laut (K/W) Dety, Skp, Msc.
RSAL Dr. Mintohardjo 33
Berkat BPJS, animo masyarakat untuk
berobat ke RSAL makin meningkat. Ini
pun diimbangi dengan meningkatnya
pelayanan RSAL Dr Mintohardjo
terhadap masyarakat. Sebetulnya, tak
hanya pasien yang mengeluh, perawat
juga ada keluhan terhadap pasien. Itulah
dinamika yang dihadapi.
Ia tidak menutupi jika di ruang
perawatan, ada satu-dua perawat yang
terlihat ‘jutek’ walau pihak rumah sakit
sudah memberikan bimbingan dan
pembinaan. Mungkin si perawat sedang
capek, kemudian pasien atau keluarganya
merasa perawat itu tidak ramah.
BM Media
Kebutuhan perawat
RSAL Dr Mintohardjo memiliki
Bagian Pelatihan dan Pendidikan
&
Latihan.
Bagian
Keperawatan
berkoordinasi dengan mereka akan
kebutuhan perawat. Perawat-perawat
RSAL ini diikut sertakan dalam seminar
dan simposium, kursus ICU, bedah dan
34 RSAL Dr. Mintohardjo
sebagainya. Untuk ICU mereka kursus 4
bulan di RS Cikini atau RSCM. Mereka
yang memiliki strata D3 disekolahkan lagi
untuk meraih S1.
Perawat di RSAL Dr. Mintohardjo
bukan hanya memberikan pelayanan
kesehatan tapi juga memberi dukungan
kesehatan dalam latihan-latihan militer,
operasi bakti sosial, dan ikut dikirim
dalam missi perdamaian PBB di luar
negeri.
Letkol Dety menyadari tantangan
kedepan semakin berat, masyarakat
bertambah kritis. Untuk itu pelayanan
kesehatan harus benar-benar sesuai
standar. Salah satunya dengan akreditasi.
“Menghadapi itu, kami terus
melakukan
pembinaan.
Pelayanan
harus sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan,” kata Letkol Dety menutup
pembicaraannya.
Kenali Gejala
Bell’s Palsy
Oleh: Kolonel Laut (K) dr.Budi Wahjono, Sp.S
P
ada penderita Bell’s Palsy, terjadi
unilateral
facial
paralysis
yaitu
kelumpuhan otot wajah yang terjadi
hanya pada satu sisi saja. Kejadian ini dapat
terjadi secara dramatis namun bersifat selflimiting (bisa sembuh degan sendirinya) dan
hanya sementara.
Ada beberapa hal yang harus diketahui
sebagai pemicu terjadinya Bell’s Palsy meski
hal ini hanya dapat dipastikan pada ¼ kasus.
Kejadian atau fenomena yang diduga menjadi
pemicunya adalah:
• Otitis media akut.
• Perubahan tekanan atmosfir yang tiba-tiba
(misalnya saat menyelam atau terbang).
• Terpapar dengan suhu dinin yang ekstrem.
• Infeksi lokal dan sistemik
(dapat disebabkan oleh virus, bakteri atau jamur).
• Multiple sclerosis.
• Iskhema pada syaraf di dekat foramen stylomastoid.
Penyebab yang pasti dari kejadian ini
belum diketahui, namun bisa terjadi akibat
reaktivasi herpes simpleks atau herpes zoster
pada ganglion genikulata, edema atau iskhemia
syaraf dan kerusakan syaraf akibat autoimun.
Orang pada semua kelompok umur dapat
terkena Bell’s Palsy, namun yang paling sering
terkena adalah usia paruh baya.lebih sering
terjadi pada wanita daripada pria. Pada anakanak kejadian ini biasanya dikaitkan dengan
infeksi virus, penyakit Lyme atau sakit telinga.
BM Media
Ada banyak variasi dalam keparahan
gejala dan tanda. Ciri khasnya adalah kehilangan
kendali otot secara tiba-tiba pada satu sisi
wajah dan memberikan tampilan wajah yang
kaku. Penderita sulit untuk tersenyum, menutup
mata, mengedip atau menaikkan alis.
Beberapa pasien (terutama yang
menderita multiple sclerosis) mengalami rasa
sakit sebelum terjadi paralysis (kelumpuhan).
Bila gejala utamanya adalah vertigo atau tinnitus
(telinga berdengung), maka dapat dicurigai
adanya infeksi herpes zoster pada telinga dan
dengan demikian diagnosisnya bukan lagi Bell’s
Palsy melainkan sindrom Ramsay Hunt.
Ujung mulut biasanya tertarik ke bawah
dan menyebabkan air liur mudah menetes.
Bicara menjadi tidak jelas dan penderita mungkin
mengalami perubahan fungsi mengecap. Karena
kelopak mata tidak dapat ditutup ataupun
ulserasi pada konjungtiva.
Tata Laksana
Tidak ada perawatan yang disetujui
secara universal untuk Bell’s Palsy. Histamine
dan obat vasodilator lain dapat mengurangi
durasi, demikian juga kortikosteroid sistemik.
Antibiotik ocular dan air mata buatan dapat
dibutuhkan untuk mencegah ulserasi kornea.
Gejela biasanya mulai berkurang secara
perlahan dan spontan dalam 1 hingga 2 bulan
setelah gejala awal, namun pada beberapa kasus
yang lebih berat (mungkin terjadi pada orang
lansia)dapat terjadi pada periode waktu yang
lebih panjang. Secara keseluruhan, kira-kira 82
% pasien sudah sembuh sempurna dalam waktu
6 bulan.
RSAL Dr. Mintohardjo 35
L
etkol Laut (K) Eko Purnomo
yang kesehariannya menjabat
Komandan
Satuan
Markas
(Dansatma) Rumkital Mintohardjo,
Jakarta, belum lama ini bersama empat
rekannya gowes dari Jakarta ke Cirebon.
Modalnya semangat dan tekad kuat.
Tidak ada persiapan khusus. Wuiihh..
seru…..
Keempat rekanya itu, Lettu Laut
Komaruddin, Serda Rum Suhartoyo, Sertu
Keu Budi dan PHL Malik menggunakan
sepeda Polygon menempuh jarak yang
cukup jauh, yakni 249,9 km dengan
waktu tempuh sekitar 20 jam.
Start dari halaman Rumkital
Mintohardjo, Kamis (26/2) sekitar pukul
14.45 terus menelusuri Jalan Gatot
Subroto terus ke jalur pantura; BekasiCikarang-Karawang sampai ke tempat
tujuan. Mereka bersepeda secara
konstan diiringi oleh satu ambulans.
Bersyukur selama dalam perjalanan
yang menguras tenaga itu, tidak ada
satu anggota tim yang sakit bahkan
sampai berhenti.
Dari Jakarta hingga ke Cirebon,
mereka singgah di lima buah rumah
sakit untuk menyampaikan plakat.
Rumah sakit pertama yang dikunjungi
adalah
RSU
Sentot
Indramayu,
kemudian RS Bhayangkara Indramyu,
RS MitraPlumbon, RS Arjawinangun,
dan RS Ceremai Cirebon.
Di semua rumah sakit yang
dikunjungi, mereka disambut oleh
pimpinan rumah sakit dengan ramah
dan foto bersama.
BM Media
36 RSAL Dr. Mintohardjo
Menurut Letkol (Laut) (K) Eko
Purnomo, tidak ada persiapan khusus
dirinya untuk menempuh jarak yang
sedemikian jauh itu. Dirinya dan
keempat rekan lainnya secara spontan
mengajukan diri ketika ada tawaran
gowes Jakarta-Cirebon itu.
“Tidak ada persiapan khusus
dari diri saya. Karena saya anggota TNI
saya biasa berolah raga, hidup teratur.
Beberapa waktu sebelum kegiatan
gowes itu dilaksanakan saya mencoba
sejenak sepeda yang akan saya
gunakan itu, putar-putar di Lapangan
Parkir Timur, Senayan selama satu jam
tanpa berhenti. Hanya itu,” terangnya.
Memimpin
rekan-rekannya,
Letkol Laut (K) Eko Purnomo tetap
memperhatikan kapan waktu istirahat,
makan-minum dan shalat.
Capek? Biasa saja, tandasnya.
Kalau pegal-pegal di kaki itu biasa. Yang
membuat perasaannya membuncah
adalah ketika rombongan gowes itu
sampai di tujuan, ia membawa bendera
di tangan kiri layaknya pembalap
kelas dunia Valentino Rossi memasuki
finish setelah bertarung sekian ratus
kilometer, mengalahkan lawan-lawan
tangguhnya.
BM Media
Club Sepeda RSAL Dr. Mintohardjo
“Sehat, bergembira & Bersahabat”
GOWES
JAKARTA-CIREBON
RSAL Dr. Mintohardjo 37
RUMAH SAKIT ANGKATAN LAUT Dr. MINTOHARDJO
VISI
MENJADI RUMAH SAKIT TNI ANGKATAN LAUT WILAYAH BARAT YANG UNGGUL DALAM
DUKUNGAN KESEHATAN, PELAYANAN KESEHATAN, PENDIDIKAN DAN PENELITIAN TERUTAMA
KESEHATAN MATRA LAUT.
MISI
1.
2.
3.
4.
5.
MENYELENGGARAKAN DUKUNGAN KESEHATAN DAN PELAYANAN KESEHATAN TERPADU
YANG BERMUTU DENGAN MENGUTAMAKAN KESELAMATAN PASIEN.
MENYELENGGARAKAN PELAYANAN RUJUKAN SEBAGAI PUSAT RUJUKAN TERTINGGI BAGI
UNSUR KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT WILAYAH BARAT DAN FASILITAS KESEHATAN
LAINNYA.
MELAKSANAKAN PENDIDIKAN DAN PENELITIAN TERUTAMA KESEHATAN MATRA LAUT.
MELAKSANAKAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT.
MENGEMBANGKAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) DAN PENATAAN
KELEMBAGAAN RUMAH SAKIT YANG BERORIENTASI PADA MUTU.
BM Media
TUJUAN
1.
2.
3.
4.
5.
TERSELENGGARANYA TATA KELOLA DUKUNGAN KESEHATAN DAN PELAYANAN
KESEHATAN YANG TERINTEGRASI, SERTA BERORIENTASI PADA PENDIDIKAN TERUTAMA
KESEHATAN MATRA LAUT YANG BERBASIS RISET.
TERWUJUDNYA ALUMNI YANG PROFESIONAL, KOMPETEN, MEMILIKI INTEGRITAS TINGGI,
SERTA BERSIKAP TERBUKA TERHADAP PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN
TEKNOLOGI.
TERWUJUDNYA PENELITIAN INOVATIF YANG MENGACU KEPADA PENGEMBANGAN ILMU
PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI TERUTAMA DI BIDANG KESEHATAN MATRA LAUT.
TERWUJUDNYA PRODUK PENGABDIAN MASYARAKAT YANG BERORIENTASI PADA
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT.
TERWUJUDNYA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) RUMKITAL Dr. MINTOHARDJO YANG
PROFESIONAL, AKUNTABEL YANG BERORIENTASI PADA KEPUASAN ANGGOTA DAN
KELUARGA TNI, TNI ANGKATAN LAUT SERTA SELURUH LAPISAN MASYARAKAT.
FALSAFAH
MELAYANI DENGAN AMANAH, NIAT MULIA, HATI IKHLAS DAN SENYUM
MOTTO
LEBIH PEDULI DAN TERPERCAYA
Download