SKRIPSI DAMPAK PERPINDAHAN LOKASI PASAR SENTRAL TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG DAN PENERIMAAN RETRIBUSI PASAR DI KABUPATEN BUTON UTARA Oleh ANDRIYANI Stb. B1A1 12 219 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016 SKRIPSI DAMPAK PERPINDAHAN LOKASI PASAR SENTRAL TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG DAN PENERIMAAN RETRIBUSI PASAR DI KABUPATEN BUTON UTARA Oleh ANDRIYANI Stb. B1A1 12 219 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016 i DAMPAK PERPINDAHAN LOKASI PASAR SENTRAL TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG DAN PENERIMAAN RETRIBUSI PASAR DI KABUPATEN BUTON UTARA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh ANDRIYANI Stb. B1A1 12 219 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016 ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING Skipsi Oleh: ANDRIYANI, B1A1 12 219, telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk diajukan pada panitia ujian skripsi Kendari , Juli 2016 Pembimbing I Pembimbing II Dr. Fajar Saranani,SE.,M.Si Nip. 19620531 198810 1 001 Jamal Nasir Baso,SE.,M.Si Nip. 19570101 197803 1 003 Mengetahui, Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Dr. Rosnawintang, SE, M.Si NIP. 19680808 199403 2 002 iii HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Oleh :ANDRIYANI ini telah dipertahankan di depan Dewan penguji pada tanggal 19 Juli 2016 berdasarkan SK Dekan Nomor: 3539/UN29.6/PP/2016 dan dinyatakan lulus di depan penguji yang terdiri dari: Dewan Penguji Dr.Zainuddin Saeonong,SE.,M.Si Nip:19630129 198703 1 002 (ketua) Dr.Muh. Nur Afiat, SE.,M.Si Nip: 19831013 200812 1 003 (Sekretaris) Dr.Fajar Saranani, SE.,M.Si Nip:19620531 198810 1 001 (Anggota) Jamal Nasir Baso, SE.,M.Si Nip: 19570101 197803 1 003 (Anggota) Ahmad, SE.,M.Si Nip: 19621231 198903 1 032 (Anggota) Mengetahui/Mengesahkan Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Dr. Rosnawintang, SE, M.Si NIP. 19680808 199403 2 002 iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Yang bertandatangan di bawah ini: Nama : ANDRIYANI Stambuk : B1A1 12 219 Jurusan : Ekonomi Pembangunan Fekultas : Ekonomi dan Bisnis Universitas : Halu Oleo Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri. Apabila dikemudianhari terbukti bahwa Skipsi ini hasil duplikasi atau hasil karya orang lain maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya. Kendari, Juli 2016 Yang Membuat Pernyataan ANDRIYANI Stb. B1A1 12 219 v ABSTRACT Andriyani (2016), The Impact Movement Against Central Market Area Income and Revenue Levy Traders Market In North Buton. Thesis S1 Studies Program Development Economics Department of Economics, Faculty of Economics and Business haluoleo university, guided by Fajar Saranani and Jamal Nasir Baso. This study aims to determine whether the displacement of the central market place affect the income of traders and retribution in the central market Kulisusu District of North Buton. Data used in this study is Primary data and secondary data. The number of samples in this study were 40 respondents taken using cluster random sampling technique. Analysis of data using descriptive analysis, namely to study or describe the income of traders and market acceptance of retribution after the central location of the market on the move. The result showed that 29 respondents or 72.5% experienced a decline in revenue, 9 respondents or 22.5% of revenue fixed, and 2 respondents or 5% increased revenue, which is caused by factors mileage market location, location sales, and the number of traders, and the market acceptance of retribution after the central market on the move has increased from year 2012-2014 the highest Rp 97.069 million be Rp152.912.000 in 2015, which caused an increase in the number of traders and rising rental market retribution. Keywords: Income traders, and market acceptance of retribution vi ABSTRAK ANDRIYANI (2016), Dampak Perpindahan Lokasi Pasar Sentral Terhadap Pendapatan Pedagang dan Penerimaan Retribusi Pasar Di Kabupaten Buton Utara.Skripsi S1 Program Studi Ekonomi Pembangunan Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo, dibimbing oleh Fajar Saranani dan Jamal Nasir Baso. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perpindahan lokasi pasar sentral berpengaruh terhadap pendapatan pedagang dan penerimaan retribusi pasar sentral Kecamatan Kulisusu di Kabupaten Buton Utara. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Primer dan data Sekunder.Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 orang responden di ambil menggunakan teknik Cluster Random Sampling.Analisis data menggunakan analisis deskriptif, yakni mengkaji atau menggambarkan pendapatan pedagang dan penerimaan retribusi pasar setelah lokasi sentral pasar di pindahkan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 29 orang responden atau 72,5 % mengalami penurunan pendapatan, 9 orang responden atau 22,5 % pendapatannya tetap, dan 2 orang responden atau 5 % mengalami peningkatan pendapatan, yang di sebabkan oleh faktor jarak tempuh lokasi pasar, lokasi penjualan, dan jumlah pedagang, serta penerimaan retribusi pasar setalah pasar sentral di pindahkan mengalami peningkatan dari tahun 2012-2014 paling tinggi Rp 97.069.000 menjadi Rp152.912.000 pada tahun 2015, yang disebabkan bertambahnya jumlah pedagang dan meningkatnya sewa retribusi pasar. Kata Kunci: Pendapatan pedagang, dan penerimaan retribusi pasar vii KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kepadaAllah Subhanahu Wata’ala yang telah melimpahkan rahmat dan pertolongan kepada penulis serta nikmat dan karunia yang lebih sehingga tak mampu bagi penulis untuk sekedar menghitung dan mengucap syukur atas segala yang dianugrahkan Allah SWT kepada penulis satu per satu. Salawat serta salam senantiasa penulis hanturkan kepada sosok idola ummat Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai suri tauladan dan panutan penulis dalam bertingkah laku. Terimakasih atas orang-orang terhebat yang engkau hadirkan di sekelilingku sehingga hal tersebut menjadi motivasi untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Dampak Perpindahan Lokasi Pasar Sentral Terhadap Pendapatan Pedagang Dan Penerimaan Retribusi Pasar Di Kabupaten Buton Utara””. Dalam penelitian ini, penulis menghadapi berbagai hambatan dan kesulitan, namun atas Rahmat Allah SWT dan bantuan, dukungan, serta doa dari berbagai pihak sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik. Olehnya itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada Ayahanda tercinta “Derlin“ dan Ibunda“Wa Emi”yang senantiasa memberikan dukungan, dorongan, pengorbanan, dan bantuan baik berupa materil, moril, motivasi, dan kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh pendidikan, serta saudarasaudari saya Indara Hidayat S.I.Kom, Nurmayani, Rian Hidayat, Sandra, dan Hendra viii yang memberikan tambahan motivasi, doa, keikhlasan dan kesabaran yang tak ternilai oleh apapun. Untuk kesempatan yang berharga ini penulis tak lupa juga menyampaikan penghargaan dengan sepenuhnya kepada: 1. Rektor Universitas Halu Oleo Kendari 2. Dekan Fakultas Ekonomi Dr.Rostin, SE., M.Si beserta Stafnya 3. Ketua Jurusan Dr.Rosnawintang, SE., M.Si dan Sekertaris Jurusan Dr.Irmawaty Paula Tamburaka, SE., MP beserta stafnya 4. Bapak Dr.Fajar Saranani, SE., M.Si dan Bapak Jamal Nasir Baso, SE., M.Si masing-masing sebagai pembimbing I dan II 5. Bapak Dr.Zainuddin Saenong, SE., M.Si, Dr.Muh.Nur Afiat, SE., M.Si dan Ahmad, SE., M.Si masing-masing sebagai tim penguji 6. Bapak dan Ibu Dosen dalam lingkup Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo Kendari 7. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pembangunan angkatan 2012 yaitu Suci, Metri, Sasa, Ketut Sudiana, Samsul Bahrim, Aulia Rianto, Hasaruddin, Tri Aldiman, Witri, Jeni Angria, Uti, Rian Pratiwi, Stefany, Jusman, Fitra, Sakim, Ika, Sunny, Anti, Mega, Diba, Erni, Juju, Novi, dan masih banyak lagi yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. 8. Kepada sahabat saya Pian, Enceng, Ria, Iron, Hisman, Yaya, Irma, Andra, Azizah, Nur, Reva, Resna, Nastin, Ella, Miko serta keluarga besar Asrama ix Damai Jaya yang selalu membantu dan memberi dukungan serta motivasi kepada penulis. 9. Teman-teman KKN Desa Warinta Kecamatan Pasar Wajo Kabupaten Buton yaitu Dewi, Misdar, Karnia, Pa Adi, Batin, dan Wawan. 10. Warga Desa Warinta Kecamatan Pasar Wajo Kabupaten Buton yaitu Pak Ridwan dan Keluarga, Bapak Dinda dan Keluarga, Beler, Wendy, Irman, Misung, Darlin, serta masih banyak lagi yang tidak bisa sebutkan satu persatu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih belum sempurna, namun penulis berharap kritik dan saran yang membangun untuk pemperbaiki skripsi ini, supaya dapat bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan untuk penelitian selanjutnya. Kendari, Penulis x Juli 2016 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i HALAMAN JUDUL .............................................................................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................ v ABSTRACT ............................................................................................................ vi ABSTRAK ............................................................................................................. vii KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiii DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1 1.2. Rumusan Masalah................................................................................... 6 1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7 1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7 1.5. Ruang lingkup penelitian ........................................................................ 8 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjaun Pustaka ..................................................................................... 9 2.1.1. Teori Lokasi Pasar ......................................................................... 9 2.1.2. Relokasi Pasar............................................................................... 12 2.1.3. Pengertian Pasar .......................................................................... 12 2.1.4. Retribusi Daerah........................................................................... 13 2.1.5. Pengertian Pedagang .................................................................... 19 2.1.6. Teori Pendapatan .......................................................................... 20 2.1.7. Perubahan Sosial ( Aspek Ekonomi )........................................... 24 2.1.8. Kebijakan Pemerintah .................................................................. 26 2.2. Penelitian Sebelumnya ......................................................................... 29 2.3. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 32 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu Dan Lokasi Penelitian .............................................................. 34 3.2. Populasi dan Sampel ............................................................................ 34 3.2.1. Populasi ........................................................................................ 34 3.2.2. Sampel .......................................................................................... 34 xi 3.3. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 35 3.3.1 Jenis Data ...................................................................................... 35 3.3.2 Sumber Data .................................................................................. 36 3.4. Teknik Pengambilan Data .................................................................... 36 3.5. Teknik Analisis Data ............................................................................ 36 3.6. Definisi Operasional............................................................................. 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian ................................................... 38 4.1.1 Letak Geografis ............................................................................. 38 4.1.2 Luas Wilayah ................................................................................. 38 4.1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian.............................................. 40 4.2. Hasil Penelitian ................................................................................... 40 4.2.1 Karakteristik Responden................................................................ 40 1. Tingkat Umur ............................................................................... 40 2. Tingkat Pendidikan ...................................................................... 41 4.2.2 Tingkat Pendapatan Responden..................................................... 42 4.2.3 Penerimaan Retribusi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara Tahun 2012-2015 ...................................................... 49 4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 51 4.3.1 Adanya pengaruh perpindahan lokasi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu di Kabupaten Buton Utara terhadap pendapatan pedagang ....................................................................................................... 51 4.3.2 Adanya pengaruh perpindahan lokasi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu di Kabupaten Buton Utara terhadap pendapatan pedagang ....................................................................................................... 52 4.3.3 Adanya pengaruh perpindahan lokasi pasar sentral Kecamatan Kulisus terhadap penerimaan retribusi pasar Kabupaten Buton Utara ....................................................................................................... 54 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 56 5.2. Saran ..................................................................................................... 56 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Halaman Kerangka Pemikiran ................................................................................... 33 xiii DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Teknik Pengambilan Sampel.......................................................................... 35 2. Luas Wilayah Kabupaten Buton Utara Tahun 2016 ...................................... 39 3. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Umur, Tahun 2016 .................... 41 4. Karakterisrik Responden Menurut Tingkat Pendidikan, Tahun 2016 ........... 42 5. Tingat Pendapatan Responden, Tahun 2016 .................................................. 42 16. Penerimaan Retribusi Pasar Sentral Kec. Kulisusu Tahun 2012-2015 .......... 50 xiv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kusioner Penelitian Lampiran 2 Tabel Karakteristik Responden Lampiran 3 Serat Izin Penelitian Dari Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Lampiran 4 Surat Izin Penelitian Dari Badan Penelitian Dan Pengembangan Sulawesi Tenggara Lampiran 5 Surat Izin Penelitian Dari Dari Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik Kabupaten Buton Utara Lampiran 6 Dokumentasi Pengambilan Data Pada Pedagang di Pasar Sentral Kabupaten Buton Utara xv 1 BAB 1 PENDAHULUAAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini daya beli masyarakat semakin meningkat dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari, konsumen akan berusaha melakukan kegiatan untuk memenuhi kebutuhannya. Konsumen dapat memilih pasar sebagai tempat untuk melakukan pembelian. Dengan tersedianya tempat pemasaran hasil produksi yang memadai, khususnya pasar yang layak dan lengkap dengan fasilitasnya maka transaksi dagang dapat berlangsung lebih mudah, cepat dan efektif, sehingga memberikeuntungan yang lebih besar bagi penjual maupun pembeli. Pasar merupakan salah satu lembaga yang paling penting dalam institusi ekonomi.Berfungsinya lembaga pasar sebagai institusi ekonomi yang menggerakkan kehidupan ekonomi tidak terlepas dari aktivitas yang dilakukan oleh pedagang dan pembeli. Aktivitas ekonomi pasar merupakan tempat dimana proses transaksi antara pembeli dan penjual berlangsung, serta sebagai tempat untuk mendapatkan alat pemuas kebutuhan dengan harga yang sesuai (Damsar, 2005: 14). Saat ini pasar tidak hanya menjadi tempat terjadinya transaksi jual beli tetapi pasar juga mulai dijadikan sebagai sarana penggerak perekonomian. Dinamika perekonomian suatu kota ditentukan oleh seberapa jauh efisiensi penggunaan ruang atau pola penggunaan ruang untuk aktivitas perekonomian di kota tersebut. Perkembangan perekonomian kota ini secara spesifik akan ditentukan oleh 1 2 dinamika sistem perdagangan yang ada di kota itu dan juga di kawasan sekitarnya (Kiik, 2006). Di pasar para pedagang dan pembeli saling memperoleh keuntung, sehingga hampir disetiap tempat terdapat pasar.salah satu sarana perdagangan yang sampai saat ini tetap eksis di lingkungan pedesaan maupun perkotaan adalah pasar tradisional. Sifat khas pasar tradisional memiliki fungsi penting yang keberadaannya tidak pernah bisa tergantikan oleh pasar modern. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual dan pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan pedagang menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian, barang elektronik, jasa dan lain-lain.Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar. Dalam rangka mengoptimalkan fungsi pasar, pemerintah Kabupaten Buton Utara menerapkan kebijakan berupa revitalisasi. Salah satu bentuk kebijakan revitalisasi pasar adalah relokasi yaitu pemindahan lokasi pasar dari satu tempat ke tempat yang lain. Berdasarkan kebijakan Pemerintah Kabupaten Buton Utara, pada tahun 2015 dilakukan pemindahan lokasi (relokasi) pada salah satu pasar tradisional di Kabupaten Buton Utara yaitu dari Pasar Sentral ke Pasar Sentral Mina-Minanga, dengan alasan lokasi pasar sentral lama tidak memungkinkan lagi untuk menampung 3 jumlah pedagang yang semakin meningkat seiring dengan perkembangan daerah.Pada dasarnya kegiatan relokasi memiliki dampak positif dan negatif baik dilihat dari sisi sosial maupun ekonomi terhadap para pelaku ekonomi di dalamnya. Lokasi sangat memegang peranan penting dalam percepatan pertumbuhan ekonomi suatu daerah, demikian juga dengan lokasi pasar sebagai pusat pembelanjaan bagi masyarakat.Dengan demikian teori lokasi merupakan teori dasar dalam analisis spasial dimana tata ruang dan lokasi kegiatan ekonomi merupakan unsur utama.Teori lokasi ini memberikan kerangka analisis yang baik dan sistematis mengenai pemilihan lokasi kegiatan ekonomi (dalam hal ini adalah lokasi pasar tradisional sebagai pusat pembelanjaan). Salah satu teori lokasi yang ada adalah teori lokasi yang dikembangkan oleh August Losch (1954), yang mempelopori TeoriLokasi Market Area dan mendasarkan analisis pemilihan lokasi optimal pada luas pasar yang dapat dikuasi dan kompetisi antar tempat. Artikel ini menekankan pada Teori Lokasi Market Area, yang mendasarkan pandangan bahwa produsen akan memilih tempat sebagai lokasi yang optimal berdasarkan kekuatan persaingan antar tempat dan luas pasar yang dapat dikuasainya. Kabupaten Buton Utara adalah salah satu Kabupaten yang merasakan langsung bagaimana pentingnya pasar sebagai salah satu penggerak perekonomian masyarakat. Di mana pasar tersebut terdapat 400 pedagang yang terdiri dari 44 los, yaitu 127 pedagang yang menempati kios, 273 padagang yang menempati non kios, belum termaksud pedagang emperan, lebih banyak dari jumlah pedagang yang ada di 4 pasar sentral sebelumnya yaitu sebanyak 326 pedagang belum termaksud dengan pedagang emperan. Setalah observasi dan wawancara secara langsung dengan beberapa pedagang yang ada di pasar, perpindahan lokasi pasar yang terjadi di Kabupaten Buton Utara yaitu dari pasar Sentral ke pasar Mina-Minanga yang ± 1 tahun beroperasi lebih banyak menimbulkan dampak yang negatif yaitu banyaknya pedagang yang mengeluhkan pendapatan mereka menurun dan sewa retribusi pasar yang semakin tinggi yaitu dari Rp 5.000-Rp 10.000/ bulan untuk sewa retribusi pedagang yang menempati kios, dan Rp 500/hari untuk sewa retribusi pedagang emperan di Pasar Sentral lama, menjadi Rp 40.000/bulan untuk sewa retribusi pedagang yang menempati kios dan Rp 1.000/hari untuk sewa retribusi pedagang emperan di Pasar Sentral baru. Penurunan pendapatan pedagang diakibat oleh jarak tempuh yang jauh menuju pasar setelah di pindahkan yaitu sekitar ±3KM dari pasar Sentral lama dan masyarakat juga masih perlu menyesuaikan berpindahan lokasi perdagangan yang baru. Perpindahan yang dilakukan oleh para Pedagang ini mempunyai resiko yang besar.Setelah bertahun-tahun mempunyai tempat berjualan dan mempunyai pelanggan sendiri pedagang ini harus berpindah tempat dan mencoba dari awal kembali.Apalagi lokasi yang ditempati saat ini bukan berada di pusat kota. Menjadi tantangan tersendiri untuk bisa bertahan dan berusaha menghasilkan pendapatan yang lebih baik dibandingkan dengan lokasi yang terdahulu. 5 Pengelolaan yang baik terhadap pasar juga akan berdampak pada peningkatan penerimaan retribusi pasar. Dimana Dengan adanya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, maka pasar tidak hanya sebagai unit pelayanan kepada masyarakat, tetapi pasar sudah merupakan unit usaha bagi pemerintah daerah sehingga diharapkan dapat menghasilkan laba retribusi. Apabila hal itu dapat terpenuhi, maka sumber pendapatan dapat digunakan oleh Pemerintah Kabupaten Buton Utara meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan pada akhirnya dapat untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat Kabupaten Buton Utara. Dengan meningkatnya kehidupan perekonomian Kabupaten Buton Utara, maka akan memberikan pengaruh pada tingkat konsumsi masyarakat Kabupaten Buton Utara. Perkembangan kehidupan perekonomian yang akan mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat, sehingga harus didukung adanya fasilitas bagi masyarakat untuk mengadakan kegiatan ekonomi. Kaho (l998) tenteng Prospek Otonomi Daerah, menegaskan bahwa pasar merupakan salah satu kontributor yang cukup signifikan bagi pelaksanaan pembangunan di daerah, karena melalui retribusi yang dihasilkan bisa menambah pendapatan daerah. Retribusi merupakan salah satu PAD bagi pemerintah daerah berdasarkan Undang-Undang No.28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Salah satu cara untuk meningkatkan PAD adalah dengan meningkatkan pendapatan dari retribusi yang dalam hal ini adalah samua retribusi yang dapat dipungut dari pasar, yaitu retribusi pasar. 6 Dengan adanya pasar, maka akan tercipta siklus perputaran uang bagi peningkatan kehidupan perekonomian, begitu juga dengan masyarakat Kabupaten Buton Utara. Peningkatan perekonomian tersebut secara tidak langsung berdampak bagi Pemerintah Kabupaten Buton Utara untuk senantiasa mengembangkan pasar yang dikelola oleh pemerintah yang juga digunakan sebagai potensi penerimaan daerah. Oleh karena itu, semakin baik pengelolaan pasar di lakukan, maka akan berdampak pada pengembangan penerimaan retribusi pasar. Usaha para pedagang ini tidak mungkin dapat berhasil tanpa adanya peran dari pemerintah daerah perpindahan lokasi Kabupaten Buton Utora yang mengeluarkan kebijakan pasar. Sejauh mana peran pemerintah daerah dalam menghidupkan pasar baru ini perlu diketahui agar terbentuk kepercayaan masyarakat kepada pemerintah daerah apabila kedepannya mengeluarkan kebijakan baru mendapat tanggapan yang baik dari masyarakat. Mengingat adanya berbagai kemungkinan dampak positif dan negatif yang dapat ditimbulkan dari kegiatan relokasi Pasar Sentral ke Pasar SentralMina-Minanga di Desa Linsowu Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara, sehingga peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang “Dampak Perpindahan Lokasi Pasar Sentral Terhadap Pendapatan Pedagang dan Penerimaan Retribusi Pasar Di Kabupaten Buton Utara”. 1.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas saya menyimpulkan beberapa masalah dalam penulisan penelitian saya, yaitu sebagai berikut: 7 1. Apakah perpindahan lokasi pasar sentral berpengaruh terhadap pendapatan pedagang di Kabupaten Buton Utara? 2. Apakah perpindahan lokasi pasar sentral berpengaruh terhadap penerimaan retribusi pasar di Kabupaten Buton Utara? 1.3.Tujuan Penelitian Adapun dilakukannya penelitian ini adalah bertujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh perpindahan lokasi pasar sentral terhadap pendapatan pedagang di Kabupaten Buton Utara 2. Untuk mengatahui apakah perpindahan lokasi pasar sentral mempengaruhi penerimaan retribusi pasar di Kabupaten Buton Utara 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan memperkaya teori mengenai dampak perpindahan lokasi pasar terhadap penerimaan retribusi pasar dan pendapatan pedagang. 2. Manfaat metodologis penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti lain yang penelitiannya relevan dengan bidang ini. 3. Manfaat praktis adalah hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman kepada pemerintah, pengelola pasar Kabupaten Buton Utara , masyarakat, penulis mengenai dampak perpindahan lokasi pasar sentral terhadap pendapatan pedagang dan penerimaan retribusi pasar. 8 1.5. Ruang Lingup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini di batasi pada dampak perpindahan lokasi pasar sentral terhadap pendapatan pedagang dan penerimaan retribusi pasar di Kabupaten Buton Utara. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Lokasi Pasar Pasar membutuhkan lahan dan lokasi yang strategis, mengingat aktivitas yang terjadi di pasar tersebut dan pentingnya peran pasar sebagai salah satu komponen pelayanan kota, daerah dan wilayah yang mengakibatkan kaitan dan pengaruh dari masing-masing unsur penunjang kegiatan perekonomian kota. Dengan letak yang strategis, akan lebih terjamin proses transaksi jual-belinya daripada pasar yang letaknya kurang strategis. Dalam hal ini harus diperhatikan faktor-faktor keramaian lalu lintas, kemungkinan tempat pemberhentian orang untuk berbelanja, keadaan penduduk di lingkungan pasar, keadaan perparkiran dan sebagainya. Dalam hal pemilihan lokasi pembangunannya, pasar tradisional sebaiknya didirikan pada lokasi yang ramai dan luas. Pendirian pasar pada lokasi yang tidak ada aktivitas perdagangannya, sangat sulit diharapkan akan dikunjungi oleh masyarakat. Sedangkan jumlah penduduk, pendapatan perkapita, distribusi pendapatan, aglomerasi dan kebijaksanaan pemerintah juga sangat mempengaruhi penentuan lokasi suatu kegiatan (Djojodipuro, 1992). Menurut Miles (1999), faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan lokasi adalah: 1. Zoning (peruntukan lahan) 9 10 2. Fisik (physical features) 3. Utilitas 4. Transportasi 5. Parkir 6. Dampak lingkungan (sosial dan alam) 7. Pelayanan publik 8. Penerimaan/respon masyarakat (termasuk perubahan perilaku) 9. Permintaan dan penawaran (pertumbuhan penduduk, penyerapan tenaga kerja, distribusi pendapatan) Selain hal-hal yang telah dikemukakan oleh Miles, dkk (dalam Ristantyo, 2004), mengemukakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan lokasi pasar tradisional adalah: 1. Populasi yang terdapat pada daerah perdagangan, meliputi komposisi dan pertumbuhannya 2. Perkembangan kota yang dapat diukur dari perubahan sosial ekonomi 3. Kebiasaan belanja penduduk 4. Daya beli penduduk dapat dilihat dari jumlah tenaga kerja, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan dan jumlah 5. Tabungan yang dimiliki 6. Perbedaan status sosial yang dapat dilihat dari tipe rumah, kepemilikan rumah, tingkat pendidikan dan jumlah kepemilikan kendaraan 7. Jumlah, luas, tipe dan lokasi pasar lama 11 8. Aksesibilitas berupa fasilitas transportasi umum, kedekatan dengan konsumen yang potensial dapat berupa daerah perumahan dan perkantoran 9. Kondisi fisik alam, dapat dilihat dari topografi, kondisi geologis, rawan bencana dan sebagainya. Menurut Asy’ari (1993), diperlukan kemudahan yang maksimal bagi penyesuaian warga atau penduduk di suatu kota. Dalam jangka panjang diusahakan untuk menyediakan prasarana dan sarana melalui perencanaan menuju suatu keadaan yang ideal. Prinsip umum yang dijadikan pedoman dalam upaya manusia untuk mudah menyesuaikan diri pada alam lingkungan atau penyelarasan dengan sekitarnya, adalah: 1. Prinsip ongkos minimum, dengan mempertimbangkan faktor-faktor: a. Perbedaan antara kegunaan dan harga tanah, bahan mentah, tenaga kerja serta modal b. Perbedaan permintaan dari berbagai pasar akan hasil (produksi) dengan harga penjualan c. Ongkos transportasi bagi orang serta barang d. Perbedaan harga dan ongkos penempatan barang dengan aspek keamanan atau resiko yang harus ditanggung 2. Prinsip lokasi median (median location) Di mana lokasi yang paling tepat dapat ditentukan di tengah-tengah atau median dari segala arah. Jarak lokasi menjadi pertimbangan dalam memilih lokasi yang paling tepat, dengan demikian dapat ditentukan letak zona atau lokasi pasar, 12 pertokoan, supermarket, stasiun, pusat pendidikan, pusat pemerintahan, fasilitas kesehatan, dan lain sebagainya. 3. Prinsip penentuan jalur transportasi rutin. Pengaruh transportasi bagi intersection dari unit-unit permukiman penduduk sangat besar artinya dalam penentuan lokasi, misalnya untuk keperluan pabrik atau keperluan lainnya, sebab transportasi memudahkan mobilitas penduduk. Pertemuan antar rute transportasi merupakan median yang sangat strategis dan efisien bagi banyak keperluan. 4. Penentuan lokasi di kota sangat bervariasi, antara lain prinsip ongkos minimum, efisiensi, dan lokasi median, jalur transportasi, sumber bahan baku pemasaran dan jumlah penduduk merupakan faktor yang mesti diperhitungkan. 2.1.2. Relokasi Pasar Relokasi pasar adalah pemindahan pasar lamake pasar baru yang lebih strategis denganbangunan permanen lebih baik didukungdengan sarana prasarana sanitasi pembuanganair yang lancar tidak menimbulkan bau tidaksedap, penerangan yang cukup, keamananberjualan dan barang dagangan aman, waktupenyelenggaraan pasar sertatempat parkiryang nyaman. 2.1.3. Pengertian Pasar Pasar merupakan suatu daerah dimana pembeli dan penjual saling berhubungan satu sama lainya, untuk melakukan pertukaran barang maupun jasa pada waktu-waktu tertentu, (Amir, 2000:186). Perumusan pasar dan pengertian dalam bidang ekonomi terdiri atas lima komponen yaitu: 13 1) Adanya wilayah (area place). 2) Adanya pelaku (subject) penjual dan pembeli. 3) Adanya kegiatan untuk saling berhubungan antar subjek pasar. 4) Adanya objek (barang-barang dan jasa). 5) Faktor waktu. Sedangkan menurut Brian Berry dalam bukunya Geography of Market (dalam, Astonik 1967) menyatakan bahwa pasar adalah tempat di mana terjadi proses tukar menukar. Proses ini terjadi bila ada komunikasi antara penjual dan pembeli dan diakhiri dengankeputusan untuk membeli barang tersebut. Pasar akan selalu mengalami perubahan, terutama secara fisik, mengikuti perubahan tingkah laku penggunanya. 2.1.4. Retribusi Daerah Pemerintah pusat kembali mengeluarkan regulasi tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, melalui Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009. Dengan UU ini dicabut UU Nomor 18 Tahun 1997, sebagaimana sudah diubah dengan UU Nomor 34 Tahun 2000. Berlakunya UU pajak dan retribusi daerah yang baru di satu sisi memberikan keuntungan daerah dengan adanya sumber-sumber pendapatan baru, namun disisi lain ada beberapa sumber pendapatan asli daerah yang harus dihapus karena tidak boleh lagi dipungut oleh daerah, terutama berasal dari retribusi daerah. Pengertian Retribusi daerah adalah: " Pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan ". Pada prinsipnya 14 retribusi sama dengan pajak. Unsur-unsur pengertian pajak sama dengan retribusi. Yang membedaannya adalah bahwa imbalan atau kontra-prestasi dalam retribusi langsung dapat dirasakan oleh pembayar. Unsur-unsur yang melekat dalam retribusi antara lain : 1. Pungutan retribusi harus berdasarkan undang-undang; 2. Pungutannya dapat dipaksakan; 3. Pemungutannya dilakukan oleh Negara; 4. Digunakan sebagai pengeluaran masyarakat umum; 5. Imbalan atau prestasi dapat dirasakan secara langsung oleh pembayar retribusi. a. Obyek Retribusi Daerah Sedangkan obyek retribusi adalah berbagai jenis jasa tertentu yang disediakan oleh Pemerintah Daerah. Tidak semua yang diberikan oleh Pemerintah Daerah dapat dipungut retribusinya, tetapi hanya jenis-jenis jasa tertentu yang menurut pertimbangan sosial ekonomi layak dijadikan sebagai obyek retribusi. Menurut UU Nomor 28 Tahun 2009 secara keseluruhan terdapat 30 jenis retribusi yang dapat dipungut oleh daerah yang dikelompokkanke dalam 3 golongan retribusi, yaitu retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, dan retribusi perizinan tertentu. 1. Retribusi Jasa Umum Obyek retribusi jasa umum adalah pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. 15 Jenis-jenis retribusi jasa umum adalah: 1. Retribusi Pelayanan Kesehatan; Pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan di Puskesmas, Balai Pengobatan, dan Rumah Sakit Umum Daerah. Dalam retribusi pelayanan kesehatan ini tidak termasuk pelayanan pendaftaran; 2. Retribusi Pelayanan Persampahan persampahan/kebersihan meliputi atau kebersihan; pengambilan, Pelayanan pengangkutan, dan pembuangan serta penyediaan lokasi pembuangan/pemusnahan sampah rumah tangga, dan perdagangan, tidak termasuk pelayanan kebersihan jalan umum dan taman; 3. Retribusi Penggantian Biaya cetak Kartu penduduk dan Akte catatan Sipil. Akte catatan sipil meliputi akte kelahiran, akte perkawinan, akte perceraian, akte pengesahan dan pengakuan anak, akte ganti nama bagi warga negara asing, dan akte kematian; 4. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan pengabuan Mayat; Pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat meliputi pelayanan penguburan atau pemakaman termasuk penggalian dan pengurugan, pembakaran atau pengabuan mayat, dan sewa tempat pemakaman atau pembakaran atau pengabuan mayat yang dimiliki atau dikelola Pemerintah Daerah; 5. Retribusi Pelayanan Parkir Tepi Jalan Umum; Pelayanan parkir di tepi jalan umum adalah penyediaan pelayanan parkir ditepi jalan umum yang ditentukan oleh pemerintah Daerah; 16 6. Retribusi Pelayanan Pasar. Pelayanan pasar adalah fasilitas pasar tradisional atau sederhana berupa pelataran, los yang dikelola Pemerintah Daerah, dan khusus disediakan untuk pedagang, tidak termasuk yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara - Badan Usaha Milik Daerah dan pihak swasta; Adapun yang menjadi subyek dari retribusi pasar adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan fasilitas pasar. Sedangkan obyek retribusi pasar meliputi: Penyediaan fasilitas pasar/tempat (Kios, Los, front Toko, dan Pelataran) pada pasar yang disediakan oleh pemerintah daerah. Setiap kegiatan membongkar muatan hasil bumi, laut, ternak, dan barang dagangan lainnya pada radius 200 meter dari pasar. Keramaian pasar. Biaya balik nama pemakai. 7. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor; Pelayanan pengujian kendaraan bermotor adalah pelayanan pengujian kendaraan bermotor sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang diselenggarakan oleh pemerintah Daerah; 8. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran; Pelayanan pemeriksaan alat pemadam kebakaran adalah pelayanan pemeriksaan dan/atau pengizinan oleh Pemerintah Daerah terhadap alat-alat pemadam kebakaran yang dimiliki dan/atau dipergunakan oleh masyarakat; 17 9. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta; Peta adalah peta yang dibuat oleh Pemerintah Daerah, seperti peta dasar (garis), peta foto, peta digital, peta tematik, dan peta teknis (struktur); 10. Retribusi Pengujian Kapal Perikanan; Pelayanan pengujian kapal perikanan adalah pengujian terhadap kapal penangkap ikan yang menjadi kewenangan daerah. 2. Retribusi Jasa Usaha Obyek retribusi jasa usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial. Pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah menganut prinsip komersial meliputi : 1. Pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal; 2. Pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum memadai disediakan oleh pihak swasta. 3. Retribusi Perizinan Tertentu Obyeknya retribusi perizinan tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang prasarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Jenis retribusi perizinan tertentu untuk daerah Propinsi dan daerah Kabupaten/Kota ditetapkan sesuai dengan kewenangan masing-masing daerah. 18 Jenis-jenis retribusi perizinan tertentu adalah: Retribusi Izin Mendirikan Bangunan. Izin mendirikan bangunan adalah pemberian izin untuk mendirikan suatu bangunan, termasuk dalam pemberian izin ini adalah kegiatan peninjauan desain dan pemantapan pelaksanaan pembangunannya agar tetap sesuai dengan rencana teknis bangunan dan rencana tata ruang yang berlaku dengan tetap memperhatikan Koefisien Luas Bangunan (KLB), Koefisien Ketinggian Banguan (KKB), dan pengawasan penggunaan bangunan yang meliputi pemeriksaan dalam rangka memenuhi syarat-syarat keselamatan bagi yang menempati bangunan tersebut; Retribusi lzin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol; Izin tempat penjualan minuman beralkohol adalah pemberian izin untuk melakukan penjualan minuman beralkohol di suatu tempat tertentu; Retribusi lzin Gangguan; Izin gangguan adalah pemberian izin tempat usaha/kegiatan kepada orang pribadi atau badan di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian atau gangguan, tidak termasuk tempat usaha/kegiatan yang telah ditentukan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah; Retribusi Izin Trayek; Izin trayek adalah pemberian izin kepada orang pribadi atau badan usaha untuk menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum pada suatu atau beberapa trayek tertentu. Pemberian izin oleh Pemerintah Daerah dilaksanakan sesuai dengan kewenangan masing-masing daerah. 19 Pungutan pajak dan retribusi daerah yang berlebihan dalam jangka pendek dapat meningkatkan pendapatan asli daerah, namun dalam jangka panjang dapat menurunkan kegiatan perekonomian, yang pada akhirnya akan menyebabkan menurunnya pendapatan asli daerah (Brahmantio ,2002). Hal ini sesuai dengan pendapat Mardiasmo 2002 yang menyatakan ; Untuk kepentingan jangka pendek pungutan yang bersifat retribusi lebih relevan dibanding pajak. Alasan yang mendasari, pungutan ini secara langsung berhubungan dengan masyarakat. Masyarakat tidak akan membayar apabila kualitas dan kuantitas layanan publik tidak mengalami peningkatan. Oleh karena itu belanja yang dialokasi pemerintah, hendaknya memberikan manfaat langsung bagi masyarakat (Mardiasmo, 2002). 2.1.5. Pengartian Pedagang Menurut yangmencari Kamus nafkah Besar dengan Bahasa Indonesia, berdagang. Pedagang Pedagang adalah adalah orang orang yang menjalankanusaha berjualan, usaha kerajinan, atau usaha pertukangan kecil (Sudirmansyah,2011). Pedagang dapat dikategorikan menjadi : 1) Pedagang Grosir, beroprasi dalam rantai distribusi antara produsen dan Pedagang eceran. 2) Pedagang Eceran, disebut juga pengecer menjual produk komuditas langsung kepada konsumen. Menurut Hentiani (2011) dalam pasar tradisional pedagang dibedakanmenjadi dua, yaitu pedagang kios dan pedagang non kios. 20 1) Pedagang Kios adalah Pedagang yang menempati bangunan kios di pasar. 2) Pedagang Non Kios adalah pedagang yang menempati tempat selain kios, yaitu dalam los, luar los, dasaran dan palyon. 2.1.6. Teori Pendapatan Pendapatan merupakan usahaperdagangan, karena unsur dalam yang sangat melakukan suatu penting dalam sebuah usaha tentu ingin mengetahuinilai atau jumlah pendapatan yang diperoleh selama melakukan usaha tersebut(Paula, 2005). Dalam arti ekonomi, pendapatan merupakan balas jasa ataspenggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh sektor rumah tangga dansektor perusahaan yang dapat berupa gaji/upah, sewa, bunga sertakeuntungan/profit ( Sukirno,2000). Menurut (Munandar, 2006) pengertian pendapatan adalah suatupertambahan asset yang mengakibatkan bertambahnya owners equity, tetapibukan karena pertambahan modal baru dari pemiliknya dan bukan pulamerupakan pertambahan asset yang disebabkan karena bertambahnya liabilities.Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan, semakinbesar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemapuan perusahaanuntuk membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukanoleh perusahaan. Kondisi seseorang dapat diukur dengan menggunakan konsep pendapatanyang menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumahtangga selama jangka waktu tertentu (Samuelson dan Nordhaus, 2002). Definisi lain dari pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diperoleh dari hasil 21 pekerjaan dan biasanya pendapatan seseorang dihitung setiap tahun atau setiap bulan. Dengan demikian pendapatan merupakan gambaran terhadap posisi ekonomi keluarga dalam masyarakat. Pendapatan keluarga berupa jumlah keseluruhan pendapatan dan kekayaan keluarga, dipakai untuk membagi keluargadalam tiga kelompok pendapatan, yaitu: pendapatan rendah, pendapatanmenengah dan pendapatan tinggi. Pembagian di atas berkaitan dengan, status,pendidikan dan keterampilan serta jenis pekerja seseorang namun sifatnya sangatrelatif.Sebagaimana pendapat di atas, bahwa pendapatan merupakan gambaranterhadap posisi ekonomi keluarga dalam masyarakat, oleh karenanya setiap orangyang bergelut dalam suatu jenis pekerjaan tertentu termasuk pekerjaan di sektorinformal atau perdagangan, berupaya untuk selalu meningkatkan pendapatan darihasil usahanya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganyadan sedapat mungkin pendapatan yang diperoleh dapat meningkatkan taraf hidupkeluarganya. Menurut Sukirno (2002), pendapatan dapat dihitung melalui tiga cara yaitu : 1) Cara Pengeluaran. Cara ini pendapatan dihitung dengan menjumlahkan nilai pengeluaran/perbelanjaan ke atas barang-barang dan jasa. 2) Cara Produksi. Cara ini pendapatan dihitung dengan menjumlahkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan. 3) Cara Pendapatan. Dalam penghitungan ini pendapatan diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima. 22 Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa uang kontan maupun natura.Pendapatan wargamasyarakat adalah atau hasil juga disebut penjualannya juga income dari dari faktor-faktor seorang produksi yangdimilikinya pada sektor produksi. Dan sektor produksi ini membeli faktorfaktorproduksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses produksi dengan hargayang berlaku di pasar faktor produksi. Harga faktor produksi di pasar (sepertihalnya juga untuk barang-barang di pasar barang) ditentukan oleh tarik menarik,antara penawaran dan permintaan.Secara garis besar pendapatan digolongkan menjadi tiga golongan(Suparmoko, 2000), yaitu : 1) Gaji dan Upah. Imbalan yang diperoleh setelah orang tersebut melakukan pekerjaan untuk orang lain yang diberikan dalam waktu satu hari, satu minggu maupun satu bulan. 2) Pendapatan dari Usaha Sendiri. Merupakan nilai total dari hasil produksi yang dikurangi dengan biaya-biaya yang dibayar dan usaha ini merupakan usaha milik sendiri atau keluarga dan tenaga kerja berasal dari anggota keluarga sendiri, nilai sewa kapital milik sendiri dan semua biaya ini biasanya tidak diperhitungkan. 3) Pendapatan dari Usaha Lain. Pendapatan yang diperoleh tanpa mencurahkan tenaga kerja, dan ini biasanya merupakan pendapatan sampingan antara lain : 1.) Pendapatan dari hasil menyewakan aset yang dimiliki seperti rumah, 2.) Ternak dan barang lain, 3.)Bunga dari uang, 23 4.)Sumbangan dari pihak lain, 5.)Pendapatan dari pensiun, 6.)Dan lainlain. Menurut Tohar (2003) pendapatan perseorangan adalah jumlah pendapatanyang diterima setiap orang dalam masyarakat yang sebelum dikurangi transferpayment. Transfer Payment yaitu pendapatan yang tidak berdasarkan balas jasa dalam proses produksi dalam tahun yang bersangkutan. Pendapatan dibedakan menjadi : 1) Pendapatan asli yaitu pendapatan yang diterima oleh setiap orang yang langsung ikut serta dalam produksi barang. 2) Pendapatan turunan (sekunder)yaitu pendapatan dari golongan penduduk lainnya yang tidak langsung ikut serta dalam produksi barang seperti dokter, ahli hukum dan pegawai negeri. Sedangkan pendapatan menurut perolehannya dibedakan menjadi : 1) Pendapatan kotor yaitu pendapatan yang diperoleh sebelum dikurangi pengeluaran dan biaya–biaya. 2) Pendapatan bersih yaitu pendapatan yang diperoleh sesudah dikurangi pengeluaran dan biaya-biaya. Sedangkan pendapatan menurut bentuknya dibedakan menjadi : 1) Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan yang sifatnya reguler dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa, sumber utamanya berupa gaji, upah, bangunan, pendapatan bersih dari usaha sendiri dan pendapatan dari penjualan seperti : hasil sewa, jaminan sosial, premi asuransi. 24 2) Pendapatan berupa barang adalah segala penghasilan yang sifatnya reguler dan biasanya tidak berbentuk balas jasa dan diterima dalam bentuk barang. Menurut Yudhohusodo dalam Ariyani (2006) tingkat pendapatan seseorang dapat digolongkan dalam 4 golongan yaitu : 1) Golongan yang berpenghasilan rendah (low income group) yaitu pendapatan rata-rata dari Rp.150.000 perbulan. 2) Golongan berpenghasilan sedang (Moderate income group) yaitu pendapatan rata-rata Rp.150.000 – Rp.450.000 perbulan. 3) Golongan berpenghasilan menengah (midle income group) yaitu pendapatan rata-rata yang diterima Rp.450.000 – Rp.900.000 perbulan. 4) Golongan yang berpenghasilan tinggi (high income group) yaitu rata-rata pendapatan lebih dari Rp.900.000. 2.1.7. Perubahan Sosial ( Aspek Ekonomi ) Setiap kehidupan masyarakat manusia senantiasa mengalami perubahanperubahan. Hal ini terjadi karena manusia mempunyai kepentingan-kepentingan yang berbeda. Perubahan ini adalah merupakan fenomena sosial yang wajar. Menurut Suwarsono (1991), bahwa kenyataan sosial selalu berada terus-menerus dalam proses perubahan. Demikian pula yang diungkapkan oleh Soekanto (2000), bahwa setiap masyarakat pasti pernah mengalami perubahan, ini disebabkan tidak adanya masyarakat yang hidup secara terisolasi mutlak. Perubahan sosial dari aspek ekonomi, merupakan proses berubahnya sistem di masyarakat yang meliputi perubahan kehidupan perekonomian masyarakat tersebut. 25 Hal tersebut meliputi perubahan mata pencaharian, perubahan penghasilan, bahkan sampai peningkatan taraf kehidupan yang lebih baik lagi. Para ahli sosiologi mempercayai bahwa, masyarakat manapun pasti mengalami perubahan berlangsung puluhan atau bahkan ratusan tahun yang lalu. Perbedaannya dengan yang terjadi di masa yang lalu adalah dalam hal kecepatannya, intensitasnya, dan sumber- sumbernya. Perubahan sosial sekarang ini berlangsung lebih cepat dan lebih intensif, sementara itu sumber-sumber perubahan dan unsur- unsur yang mengalami perubahan juga lebih banyak. Perubahan-perubahan yang terjadi bisa merupakan kemajuan atau mungkin justru suatu kemunduran. Unsur-unsur yang mengalami perubahan biasanya adalah mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perikelakuan, organisasi sosial, lembaga-lembaga kemasyarakatan, stratifikasi sosial, kekuasaan, tanggung jawab, kepemimpinan dan sebagainya. Dalam masyarakat maju atau pada masyarakat berkembang, perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan selalu berkaitan erat dengan ciri dan bentuk perekonomiannya. Sikap tertentu juga merintangi perubahan. Pembangunan ekonomi akan bekerjasama, mengkehendaki terhambat kecuali jika mau mempelajari sikap kemajuan, menghargai pekerjaan, dan sebagainya. Bahkan perubahan menjanjikan pemenuhan kebutuhan dasar seperti pemeliharaan kesehatan sekalipun, mungkin menghadapi rintangan karena sikap tradisional. 26 2.1.8. Kebijakan Pemerintah 1. Pengertian Kebijakan Kebijakan adalah prinsip atau cara bertindak yang dipilih untuk mengarahkan pengambilan keputusan. Menurut Ealau dan Keneth Prewit yang dikutip Charles O. Jones, dalam Suharno (2010:12) kebijakan adalah sebuah ketetapan yang berlaku yang dicirikan oleh perilaku yang konsisten dan berulang baik dari yang membuatnya maupun menaatinya yang terkena kebijakan itu. Richard Rose dalam Suharno (2010: 11-12) sebagai seorang pakar ilmu politik menyarankan kebijakan hendaknya sebagai serangkaian kegiatan yang sedikit banyak berhubungan beserta konsekuensikonsekuensinya bagi mereka yang bersangkutan daripada sebagai suatu keputusan tersendiri. Kebijakan menurutnya dipahami sebagai arah atau pola kegiatan dan bukan sekedar suatu keputusan untuk melakukan sesuatu. 2. Tujuan Kebijakan Konteks pembangunan sosial, kebijakan sosial merupakan suatau perangkat, mekanisme, dan sistem yang dapat mengarahkan dan menterjemahkan tujuan-tujuan pembangunan.Kebijakan sosial senantiasa berorientasi kepada pencapaian tujuan sosial.Tujuan sosial ini mengandung dua pengertian yang saling terkait, yakni memecahkan masalah sosial dan memenuhi kebutuhan sosial.Tujuan pemecahan masalah mengandung arti mengusahakan atau mengadakan perbaikan karena adanya suatu keadaan yang tidak diharapkan (misalnya kemiskinan) atau kejadian yang bersifat destruktif atau patologis yang mengganggu dan merusak tatanan masyarakat (misalnya kenakalan remaja), Edi Suharto, 2005: 61). 27 Tujuan pemenuhan kebutuhan mengandung arti menyediakan pelayananpelayanan sosial yang diperlukan, baik dikarenakan adanya masalah maupun tidak ada masalah, dalam arti bersifat pencegahan (mencegah terjadinya masalah, mencegah meluasnya masalah, dan mencegah terulangnya kembali suatu masalah, atau pengembangan dalam arti (meningkatkan kualitas suatu kondisi agar lebih baik dari keadaan sebelumnya). Secara lebih rinci, tujuan kebijakan sosial adalah: 1. Mengantisipasi, mengurangi, atau mengatasi maslah sosial yang ada di masyarakat 2. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu, keluarga, kelompokatau masyarakat yang tidak dapat mereka penuhi secara sendiri–sendiri melainkan harus melalui tindakan kolektif. 3. Meningkatkan hubungan intrasosial manusia dengan mengurangi kedisfungsian sosial individu atau kelompok yang disebabkan oleh faktorfaktor internal-personal maupun eksternal-struktural. 4. Meningkatkan situasi dan lingkungan sosial ekonomi, yang kondusif bagi upaya pelaksanaan pelaksanaan peran-peran sosial dan pencapaian kebutuhan masyarakat sesuai dengan hak, harkat dan martabat kemanusiaan. 5. Menggali mengalokasikan dan mengembangkan sumber- sumber kemasyarakatan demi tercapainya kesejahteraan sosial dan keadilan sosial (Edi Suharto, 2005: 59-62). 28 3. Analisa Kebijakan Menurut E.S. Quade dalam Rian Nugroho (2003: 83) mengemukakan bahwa asal muasal analisa kebijakan disebabkan banyaknya kebijakan yang tidak memuaskan.Begitu banyak kebijakan yang tidak menyelesaikan masalah kebijakan, bahkan menciptakan masalah baru. Menurut David. S Savicky dalam Rian Nugroho (2003: 84) dengan gamblang menjelaskan bahwa analisa kebijakan adalah tindakan yang diperlukan untuk dibuatnya suatu kebijakan, baik kebijakan yang baru sama sekali, atau kebijakan kebijakan yang baru sebagai konsekuensi dari kebijakan yang ada. Menurut Dunn analisa kebijakan sebagai disiplin ilmu sosial terapan yang menerapkan berbagai metode penyelidikan, dalam konteks argumentasi dan debat publik untuk menciptakan secara kritis menaksir, dan mengkomunikasikan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan. Analisa kebijakan adalah suatu hal yang harus bagi perumusan kebijakan, namun tidak terlalu ditekankan pada implementasi kebijakan dan lingkungan kebijakan.Meski analisa kebijakan lebih fokus pada perumusan, pada prinsipnya setiap analisa kebijakan pasti mencakup evaluasi kebijakan. Analisis kebijakan dibagi menjadi dua, yaitu analisis deskriptif, yang hanya memberikan gambaran dan analisis perspektif, yang menekankan kepada rekomendasi-rekomendasi Analis deskriptif oleh Micael disebut sebagai ex-post, analisa kebijakan yang baik adalah analisa yang bersifat preskriptif, karena memang 29 perannya adalah memberikan rekomendasi kebijakan yang patut diambil (Rian Nugroho, 2003: 87-88). 4. Kebijakan Pemerintah Kebijakan yang dilakukan pemerintah berkaitan erat dengan kebijakan publik. Kebijakan sesungguhnya bukanlah sekedar bersangkut paut dengan mekanisme penjabaran keputusan politik ke dalam prosedur rutin lewat saluran birokrasi pemerintah melainkan lebih dari itu, lebih menyangkut masalah konflik, keputusan dan siapa memperoleh apa dari suatu kebijakan. Kebijakan publik sangat erat dengan putusan pemerintahan dalam proses pembangunan. Kebijakan publik menjadi penting apabila kebijakan tersebut dijalankan atau diimplementasikan (Nyoman Sumaryadi, 2010: 83). 2.2. Penelitian Sebelumnya Penelitian terdahulu dimaksudkan sebagai acuan atau pembanding bagi peneliti dalam melakukan penelitian mengenai dampak perpindahan lokasi pasar sentral terhadap pendapatan pedagang dan penerimaan retribusi pasar di Kabupaten Buton Utara. Adapun contoh-contoh penelitian terdahulu adalah sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Nella (2011), yang meneliti tentang Dampak Perubahan Lokasi PasarTerhadap Sosial Ekonomi MasyarakatDi Nagari Muaralabuh Kecamatan Sungai PaguKabupaten Solok Selatan. Adapun tujuan penelitian ini adalalah untuk mengutahui perubahan sosial ekonomi masyarakat di Nagari Muaralabuh Kecamatan Sungai PaguKabupaten Solok Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode 30 kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Dengan hasil penelitian Alasan sosial, perpindahan lokasi pasar membuat hubungan sosial antara pedagang dengan pedagang lain, pembeli tidak akrab lagi, hubungan sosial mereka terpecah karena pedagang dikelompokan sesuai jenis dagangannya. Alasan ekonomi, perpindahan lokasi pasar membuat dari sebagian pedagang yang mengalami penurunan pendapatannya dan ada dari pedagang pendapatannya meningkat. Seperti masyarakat dilokasi pasar lama mereka mengalami penurunan pendapatan karena pengunjung tidak lagi berbelanja di lokasi pasar lama, mereka lebih ke lokasi pasar baru. Perbedaan penelitian penulis dengan Nela yaitu, penelitian penulis hanya meneliti tentang dampak perpindahan lokasi pasar sentral terhadap aspek ekonomi yaitu perubahan pendapatan pedagang, sedangkan Nela selian tentang asapek ekonomi pedagang Nela juga meneliti tantang dampak perpindahan lokasi pasar terhadap aspek sosial pedagang. 2. Rica (2013), yang meneliti tentang Dampak Relokasi Pasar Niten Terhadap Tingkat Pendapatan Pedagang di Pasar Niten, Desa Tirtonirmolo, Kec. Kasihan,Kab. Bantul. Adapun tujuan penelitian ini adalah Mengetahui karakteristik sosial pedagang Pasar Niten Lama, Mengetahui perbedaan pendapatan pedagang Pasar Niten sebelum dan sesudah relokasi pasar, dan untuk mengetahui jalur distribusi masukan barang dagangan Pasar Niten. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode Analisis frekuensi dan analisis peta. Dengan hasil penelitian Karakteristik pedagang di Pasar 31 Niten secara umum adalah pedagang dengan didominsai perempuan, pendidikan rendah, usia produktif, asal dari desa sekitar pasar Niten. Relokasi pasar tidak terlalu berdampak terhadap perubahan pendapatan. Jalur distribusi barang pasar Niten sebagian besar berasal dari daerah sekitarnya. Perbedaan penelitian penulis dangan Rica adalah, penulis tidak hanya meneliti tentang dampak perpindahan lokasi pasar terhadap pendapatan pedagang, akan tetapi meneliti juga tentang dampak perpindahan lokasi pasar terhadap penerimaan retribusi pasar. Serta metode analisis data yang digunakan berbeda. 3. Hendra (2013), yang meneliti tentang Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar Klithikan Notoharjo Surakarta. Adapun tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh Revitalisasi Pedagang Kaki Lima di kawasan Banjarsari terhadap omset, keuntungan, jumlah tenaga kerja dan kuantitas barang yang dijual Pedagang Kaki Lima tersebut, untuk mengetahui pengaruh Revitalisasi Pedagang Kaki Lima di kawasan Banjarsari te rhadap pungutan retribusi dan pungutan pasar. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pengumpulan data primer (Wawancara, Observasi) Dan data sekunder(Studi pustaka, instansional). Dengan hasil penelitian Dari kelima variabel, yang mengalami perubahan signifikan adalah omset, keuntungan, kuantitas penjualan, dan retribusi dan pungutan pasar. Sedangkan variabel yang menunjukkan tidak ada perubahan adalah jumlah tenaga kerja. Perbedaan penelitian penulis dengan Hedra adalah, penulis meneliti tentang dampak 32 perpindahan lokasi pasar sentral terhadap pendapatan semua pedagang, dan penerimaan retribusi pasar, sedangkan Hendra hanya meneliti tentang dampak perpindahan lokasi pasar terhadap pendapatan pedagang kaki lima. 2.3. Kerangka Pemikiran Perpindahan lokasi pasar sentral di Kabupaten Buton Utara tidak terlepas dari dampak positif maupun negatif. Adapun dampak negatif yang di rasakan pedagang di Kabupaten Buton Utara adalah menurunnya tingkat pendapatan pedagang, hal ini dikarenakan lokasi pasar setelah di pindahkan memiliki jarak tempuh yang lumayan jauh dan tidak berada di pusat kota, kondisi jarak inilah yang mempengaruhi kondisi ekonomi pedagang. Pengelolaan yang baik terhadap pasar juga akan berdampak pada peningkatan penerimaan retribusi pasar. Dimana Dengan adanya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, maka pasar tidak hanya sebagai unit pelayanan kepada masyarakat, tetapi pasar sudah merupakan unit usaha bagi pemerintah daerah sehingga diharapkan dapat menghasilkan laba retribusi. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk mmengadakan penelitian dengan kerangka pemikiran yaitu sebagai berikut: 33 Dampak Perpindahan Lokasi Pasar Sentral Jumlah Pedagang Karaktristik sosial : Jenis usaha pedagang Jumlah los Jumlah kios Lokasih usaha Jarak tempuh lokasi pasar Tingkat Pendapatan Pedagang Penerimaan retribusi pasar sentral Bagan 1 Kesimpulan Gambar 1: Kerangka Pemikiran 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini di laksanakan pada bulan April sampai Juni 2016.Lokasi penelitan ini bertempat di Pasar Mina-Minanga Desa Linsowu kecamatan kulisusu Kabupaten Buton Utara. 3.2. Populasi Dan Sampel 3.2.1. Populasi Populasi penelitian ini adalah 400 pedagang di Pasar Mina-Minanga 3.2.2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010).Sampel penelitian ini di ambil sebesar 10% dari jumlah keseluruhan pedagang yaitu 400. Jadi total sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah 400 x 10% = 40 pedagang. Teknik penarikan sampel Penelitian ini di lakukan secara Cluster setelah itu di Random Sampling. Cluster Random Sampling adalah pengambilan sampel yang di lakukan terhadap sampling unit (individu), di mana sampling unit berada dalam satu kelompok (cluster). Tiap unit (individu) di dalam kelompok terpilih akan di ambil sebagai sampel. Cara ini dipakai bila populasi dapat di bagi dalam kelompok – kelompok dan setiap karakteristik yang dipelajari ada dalam setiap kelompok. 34 35 Tabel 1: Teknik Pengambilan Sampel Cluster No Jumlah Pedagang (orang) Presentase pengambilan sampel 10% (orang) 1. pedagang beras 26 3 2. pedagang ikan 108 11 3. pedagang sayur 108 11 4. pedagang sembako 24 2 5. pedang pakaian 24 2 6. pedang peca bela 20 2 7. pedagang kosmetik 20 2 8. pedagang elektronik 5 1 9. pedagang aksesoris 14 1 10. pedagang alat nelayan 20 2 11. pedagang lain-lain 31 3 400 40 Total 3.3. Jenis Dan Sumber Data 3.3.1. Jenis Data 1. Data kuantitatif merupakan data yang dapat dihitung yaitu data berupa angka-angka (Etta dan Sophia 2010). Data kuantitatif penelitian ini adalah data pendapatan pedagang dan data penerimaan retribusi, jumlah pedagang sebelum dan sesudah perpindahan lokasi pasar sentral di Kabupaten Buton utara. 36 2. Data kualitatif merupakan data yang dinyatakan dalam bentuk verbal yang tidak dapat dihitung dan bukan berupa angka-angka (Etta dan Sophia 2010). Data kualitatif meliputi karakteristik responden. 3.3.2. Sumber Data 1. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari responden melalui wawancara dengan menggunakan kusioner yang telah disediakan yaitu meliputi, karakteristik responden, dan data pendapatan pedagang sebelum dan sesudah perpindahan lokasi pasar di Kabupaten Buton Utara. 2. Data Sekunder adalah merupakan data penunjang yang berkaitan dengan penelitian yang di peroleh dari berbagai sumber atau instasi seperti Dinas Perindak, yaitu meliputi profil pasar dan data peneriman retribusi pasar. 3.4. Teknik Pengambilan Data teknik pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode interview (wawancara langsung) dengan menggunakan kuesioner (suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai masalah yang diteliti) 3.5. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bentuk analisis deskriptif kualitatif. Analisis ini akan mendeskripsikan hasil penelitian berdasarkan temuan di lapangan dan selanjutnya diberi penafsiran dan kesimpulan. Tahap awaal yang dilakukan adalah pengelompokan data, pengkategorian data, dan selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif sehingga 37 dapat menghasilkan suatu pemahaman dan definisi yang ilmiah untuk mendapatkan gambaran secara sistematis tentang dampak perpindahan lokasi pasar terhadap pendapatan pedagang dan penerimaan retribusi pasar di Kabupaten Buton Utara. 3.6. Definisi Operasional Variabel 1. Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi barang dan jasa. 2. Pendapatan adalah hasil yang di peroleh pedagang dari hasil penjualan barang dan jasa dengan satuan rupiah. 3. Pedagang adalah orang yang melakukan kegiatan jual beli yang ada di pasar. 4. Jenis usaha pedagang adalah pengkategorian menurut jenis barang dagangan yang di jual oleh pedagang. 5. Retribusi pasar adalah sewa yang harus di bayar kepada pemerintah daerah oleh pedagang yang ada di pasar sebagai balas jasa di sediakannya fasilitas yang di siapkan dengan satuan rupiah. 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian 4.1.1. Letak Geografis Kabupaten Buton Utara memiliki luas wilayah 1.923,03 km² (belum termasuk wilayah perairan), terletrak di jazirah Sulawesi Tenggara meliputi bagian Utara Pulau Buton dan gugusan pulau-pulau di sekitarnya; secara administratif terdiri dari 6 kecamatan dan 59 desa/kelurahan/UPT. Ditinjau dari letak geografisnya Kabupaten Buton Utara terletak pada 4,6 LS – 5,15 LS serta membujur dari Barat ke Timur antara 122,59 BT – 123,15 BT, dengan batas-batas sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Wawonii Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Buton Sebelah Barat berbatasan dengan selat Buton dan Kabupaten Muna 4.1.2. Luas Wilayah Kabupaten Buton Utara yang terdiri dari 2 matra darat dan matra laut. Luas wilayah daratan seluas 1.923,03 km² dan luas perairan sekitar 2.500 km². Pembagian luas wilayah daratan menurut kecamatan masing-masing, dapat dilihat pada tabel berikut ini. 38 39 Tabel 2.Luas Wilayah Kabupaten Buton Utara Menurut Kecamatan Tahun 2016 No. Kecamatan Luas wilayah Presentase (km2) (%) 1 Bonegunu 491,44 25,56 2 Kambowa 303,44 15,78 3 Wakorumba 245,26 12,75 4 Kulisusu 172,78 8,98 5 Kulisusu Barat 370,47 19,26 6 Kulisusu Utara 339,64 17,66 Jumlah 100% Sumber data : BPS Kabupaten Buton Utara Tabel 1. menunjukan bahwa luas wilayah Kabupaten Buton Utara mencapai 1923,03 km2, daerah yang memiliki luas wilayah terbesar adalah kecamatan Bonegunu yaitu 491,44 km2 atau 25,56 % dari luas wilayah Kabupaten Buton Utara, selanjutnya kecamatan Kambowa dengan luas 303,44 km2 atau 15,78 %, kecamatan Wakorumba dengan luas wilayah 245,26 km2 atau 12,75 %, kecamatan Kuisusu Barat dengan luas wilayah 370,47 km2 atau 19,26 %, kecamatan Kulisusu Utara dengan luas wilayah 339,64km2 atau 17,66 %, sedangkan wilayah terkecil adalah kecamatan Kulisusu dengan luas wilayah 172,78 km2 atau 8,98 % dari luas wilayah Kabupaten Buton Utara. 40 4.1.3. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pasar Mina-Minanga di dirikan pada tahun 2010 di tanah milik pemerintah daerah yang di kelola oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan dengan kondisi bangunan pasar permanen yang terletak pada Desa Linsowu dengan luas lahan 4 ha, dan terletak pada titik koordinat 4º47 LS-123º10 BT.Pasar sentral di buka tiap hari dan memiliki jumlah pedagang lebih banyak dari pasar sentral sebelumnya yaitu sebanyak 400 orang pedagang terdiri dari 44 los, yaitu 127 pedagang yang menempati kios, 273 padagang yang menempati non kios. Jarak pasar sentral lama ke pasar sentral baru ±3 KMdan tidak terletak di pusat kota sehingga membutuhkan biaya transportasi yang relatif tinggi jika di bandingkan dengan pasar sentral lama yang terletak di pusat kota. 4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Karakteristik Responden 1. Tingkat Umur Dalam mengelola usahanya, responden dipengaruhi oleh faktor umur. Dimana mereka yang berumur relatif muda (usia produktif) akan lebih tinggi tingkat produktifitasnya jika dibanding dengan umur tua (usia non produktif). Disamping memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat dan cenderung cepat menerima hal-hal yang bersifat baru dan berani menanggung resiko dalam usaha. Sesuai dengan hasil penelitian terhadap 40 responden yang ada di pasar Sentral Mina-Minanga Kecamatan Kulisusu, Kabupaten Buton Utara, ternyata mayoritasberusia produktif. Lebih jelasya ditampilkan melalui tabel berikut : 41 Tabel 3.Karakteristik responden menurut tingkat umur, Tahun 2016 No. Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Presentase (%) 1. 20 - 29 5 12,5 2. 30 - 39 8 20 3. 40 - 49 17 42,5 4. 50 - 59 6 15 5. 60 ke atas 4 10 40 100,00 Jumlah Sumber: Data Primer Diolah Dari tabel di atas menunjukan bahwa hanya 4 (10%) responden yang usianya 60 tahun keatas, 5 (12,5%) respoden dengan usia 20-29 tahun, 6 (15%) responden dengan usia 50-59 tahun, 8 (20%) responden dengan usia 30-39, dan responden tertinggi yaitu sebanyak 17 (42%) dengan usia 40-49 tahun. Jadi umur responden yang ada di Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu menunjukan bahwa rata-rata responden masih produktif bila ditinjau dari umurnya. 2. Tingkat Pendidikan Pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang menyebabkan kemampuan mereka untuk membaca dan menulis serta pola berfikirnya akan lebih maju dan lebih komunikatif. Dengan demikian semakin tinggi tingkat pendidikan yang mereka miliki akan lebih memanfaatkn sumber informasi baik lewat media electronika maupun media cetak guna mendapatkan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan usahanya. 42 Sesuai hasil penelitian pada umumnya responden yang di teliti adalah tammatan SMA. Untuk lebih jelasnya di tampilkan melalui tabel berikut : Tabel 4.Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan, Tahun 2016 No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Presentase (%) 1. SD 11 27,5 2. SMP 10 25 3. SMA 19 72,5 Jumlah Sumber: Data Primer Diolah 40 100,00 Tabel 3 di atas menunjukan bahwa sebanyak 19 responden (72,5%) adalah tamatan SMA, 10 responden (25 %) adalah tamatan SMP, dan 11 responden (27.5 %) adalah tamatan SD, dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan responden di Pasar Sentral Mina-Minanga Kabupaten Buton Utara tergolong memadai. 4.2.2. Tingkat Pendapatan Responden. Tingkat pendapatan dilihat dari pendapatan responden baik sebelum maupun sesudah perpindahan lokasi Pasar Sentral Kecamatan Kulisus Kabupaten Buton Utara. 43 Tabel 5 Besaran Pendapatan Pedagang Beras Rata-Rata Sebelum & Sesudah Perpindahan Lokasi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu di Kabupaten Buton Utara No Responden Pendapatan (Rp/bulan) Sebelum pasar di pindahkan Sesudah pasar di pindahkan 1 Nurcahaya 1.500.000-9.000.000 900.000-3.000.000 2 Musina 1.800.000-9.000.000 600.000-3.000.000 3 Rosi 1.500.000-9.000.000 Sumber: Data Primer Diolah 600.000-2.400.000 Dari tabel di atas menunjukan bahwa adanya perubahan pendapatan pedagang yaitu menurunnya tingkat pendapatan yang terjadi pada responden pedagang beras hal ini di sebabkan karena jarak tempuh lokasi pasar yang relatif jauh yang membuat pembeli lebih memilih untuk membeli beras pada warung dekat rumah dari pada untuk pergi ke pasar, serta lokasi penjualan responden yang jarang di kunjungi pembeli. Tabel 6. Besaran Pendapatan Pedagang Lain-Lain Rata-Rata Sebelum & Sesudah Perpindahan Lokasi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu di Kabupaten Buton Utara No Pendapatan (Rp/bulan) Responden Sebelum pasar di pindahkan Sesudah pasar di pindahkan 1 Watia 9.000.000-21.000.000 4.500.000-12.000.000 2 Hasma 6.000.000-15.000.000 3.000.000-6.000.000 3 Fina 3.000.000-6.000.000 1.500.000-3.000.000 Sumber: Data Primer Diolah Pada tabel di atas menunjukanbahwa adanya penurunan pendapatan pedagang yang terjadi pada pedagang lain-lainyang di sebabkan oleh jarak tempuh lokasi pasar yang relatif jauh yang membuat pembeli lebih memilih untuk membeli dagangan 44 dekat rumah atau pedagang keliling, serta lokasi penjualan responden yang jarang di kunjungi pembeli. Tabel 7. Besaran Pendapatan Penujual Ikan Rata-Rata Sebelum & Sesudah Perpindahan Lokasi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu diKabupaten Buton Utara Pendapatan (Rp/bulan) No Responden Sebelum pasar di pindahkan Sesudah pasar di pindahkan 1 Zakia 1.500.000-6.000.000 1.500.000-2.100.000 2 Nelin 1.500.000-6.000.000 900.000-3.000.000 3 Fida 1.500.000-4.500.000 900.000-3.000.000 4 Harimusi 1.500.000-3..000.000 900.000-2.400.000 5 Herniati 1.500.000-10.500.000 900.000-4.500.000 6 Suniati 1.500.000-9.000.000 900.000-4.500.000 7 Suliati 3.000.000-7.500.000 1.500.000-4.500.000 8 Wa Titi 1.500.000-6.000.000 900.000-3.000.000 9 Halida 1.500.000-3.000.000 900.000-1.500.000 10 Wanili 1.500.000-3.000.000 1.500.000-2.400.000 11 Tatia 1.500.000-3.000.000 Sumber: Data Primer Diolah 1.500.000-2.400.000 Pada tabel di atas menunjukan bahwa adanya perubahan pendapatan yaitu menurunnya tingkat pendapatan yang diterima oleh pedagang ikan setelah pasar Sentral Kecamatan Kulisusu di Pindahkan, hal ini disebabkan karena jarak tempuh lokasi pasar yang jauh, yang membuat pembeli lebih memilih untuk menunggu penjual ikan keliling dibanding untuk pergi di pasar, serta banyaknya jumlah penjual ikan bila dibandingkan dengan pasar sental sebelum di pindahkan. 45 Tabel 8. Besaran Pendapatan Penujual Sayur Rata-Rata Sebelum & Sesudah Perpindahan Lokasi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu di Kabupaten Buton Utara No Responden Pendapatan (Rp/bulan) Sebelum pasar di pindahkan Sesudah pasar di pindahkan 1 Jayana 1.500.000-2.100.000 600.000-900.000 2 Hamilia 1.500.000-3.600.000 900.000-2.400.000 3 Seniati 12.000.000-30.000.000 12.000.000-30.000.000 4 Sarwia 15.000.000-30.000.000 3.000.000-12.000.000 5 Linda 3.000.000-21.000.000 900.000-3.000.000 6 Kesnia 1.500.000-2.100.000 1.500.000-4.500.000 7 Wd. Malia 3.000.000-9.000.000 900.000-1.500.000 8 Norma 3.000.000-9.000.000 3.000.000-9.000.000 9 Wd. Salma 1.500.000-4.500.000 900.000-2.100.000 10 Arni 1.500.000-4.500.000 1.500.000-9.000.000 11 Hasrianti 1.500.000-3.600.000 Sumber: Data Primer Diolah 900.000-2.100.000 Pada tabel di atas menunjukan bahwa adanya perubahan tingkat pendapatan yang terjadi pada pedagang sayur di atas, dimana ada 7 respondan yang mengalami penurunan tingkat pendapatan setelah pasar sentral di pindahkan, hal ini di sebabkan karena lokasi penjualan yang kurang strategis dimana lokasi penjualan jarang dikunjungi pembeli, serta semakin bertambahnya jumlah pedagang sayur setelah pasar sentral di pindahkan, selanjutnya ada 2 responden yang mengalami peningkatan pendapatan setelah lokasi pasar sentral di pindahkan, hal ini disebabkan karena lokasi penjualan responden setelah pasar di pindahkan lebih strategis dimana pembeli 46 mudah menemukan lokasi penjualan tersebut, dan ada 2 responden pedagang sayur yang pendapatannya stabil dari pasar sebelum dan sesudahnya di pindahkan lokasi pasar sentral. Tabel 9. Besaran Pendapatan Pedagang Sembako Rata-Rata Sebelum & Sesudah Perpindahan Lokasi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu di Kabupaten Buton Utara No 1 Responden Ilham Pendapatan (Rp/bulan) Sebelum pasar di pindahkan Sesudah pasar di pindahkan 15.000.000-30.000.000 15.000.000-30.000.000 2 Delly 15.000.000-30.000.000 Sumber: Data Primer Diolah 15.000.000-30.000.000 Pada tabel di atas menunjukan bahwa tidak terjadi perubahan pendapatan sebelum dan sesudah perpindahan lokasi pasar sentral pada pedagang sembako, hal ini dikarenakan oleh lokasi penjualan responden di pasar sebelum dan sesudah perpindahan lokasi pasar sentral masih sama-sama strategis. Tabel 10.Besaran Pendapatan Pedagang Pakaian Rata-Rata Sebelum &Sesudah Perpindahan Lokasi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu di Kabupaten Buton Utara No 1 Responden Yus Pendapatan (Rp/bulan) Sebelum pasar di pindahkan Sesudah pasar di pindahkan 15.000.000-60.000.000 9.000.000-30.000.000 2 Astrid 9.000.000-30.000.000 Sumber: Data Primer Diolah 6.000.000-24.000.000 Pada tabel di atas menunjukan bahwa adanya perubahan pendapatan yang terjadi pada pedagang pakaian yaitu menurunnya tingkat pendapatan setelah perpindahan lokasi pasar, hal ini dikarenakan oleh lokasi penjualan sekarang dirasa 47 kurang stragis bila di bandingkan dengan lokasi penjualan di pasar sentral sebelum di pindahakan. Tabel 11 Besaran Pendapatan Pedagang Peca Bela Rata-Rata Sebelum & Sesudah Perpindahan Lokasi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu di Kabupaten Buton Utara No 1 Responden Hania Pendapatan (Rp/bulan) Sebelum pasar di pindahkan Sesudah pasar di pindahkan 6.000.000-21.000.000 6.000.000-21.000.000 2 La Ani 6.000.000-15.000.000 Sumber: Data Primer Diolah 3.000.000-7.500.000 Pada tabel di atas menunjukan bahwa adanya penurunan tingkat pendapatan setelah pasar sentral di pindahkan yang terjadi pada salah satu responden, hal ini di sebabkan oleh lokasi penjualan responden setelah pasarsentral di pindahkan tidak starategis lagi sehingga jarang di kunjungi pembeli, sedangkan satu responden lagi tidak mengalami penurunan pendapatan hal ini di sebabkan karena lokasi penjualan responden sebelum dan sesudah lokasi pasar sentral di pindahkan sama di tempat yang strategis. Tabel 12 Besaran Pendapatan Pedagang Kosmetik Rata-Rata Sebelum & Sesudah Perpindahan Lokasi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu di Kabupaten Buton Utara Pendapatan (Rp/bulan) No Responden Sebelum pasar di pindahkan Sesudah pasar di pindahkan 1 Dewi 10.000.000-24.000.000 10.000.000-24.000.000 2 Dion 6.000.000-24.000.000 6.000.000-24.000.000 Sumber: Data Primer Diolah Pada tabel di atas menunjukan bahwa tidak terjadi perubahan pendapatan pada pedagang kosmetik sebelum dan sesudah pasar sentral di pindahkan, hal ini di sebabkan oleh lokasi penjualan responden sebelum dan sesudah pasar sentral di 48 pindahkan berada di tempat yang strategis sehingga masih tetap banyak di kunjungi oleh pembeli. Tabel 13 Besaran Pendapatan Pedagang Electronik Rata-Rata Sebelum & Sesudah Perpindahan Lokasi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu di Kabupaten Buton Utara No Pendapatan (Rp/bulan) Responden Sebelum pasar di pindahkan 1 Alwan 15.000.000-90.000.000 Sesudah pasar di pindahkan 15.000.000-90.000.000 Sumber: Data Primer Diolah Pada tabel di atas menunjukan bahwa tidak terjadi perubahan pendapatan pedagang electronic sebelum dan sesudah pasar sentral di pindahkan, hal ini disebabkan karena masih sedikitnya pedagang yang menjual barang-barang electronic. Tabel 14 Besaran Pendapatan Pedagang Aksesoris Rata-Rata Sebelum & Sesudah Perpindahan Lokasi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu di Kabupaten Buton Utara No Responden Pendapatan (Rp/bulan) Sebelum pasar di pindahkan Sesudah pasar di pindahkan 1 Diary 3.000.000-15.000.000 Sumber: Data Primer Diolah 3.000.000-15.000.000 Pada tabel di atas menunjukan bahwa tidak ada perubahan pendapatan yangterjadi pada pedagang aksesoris sebelum dan sesudah pasar sentral di pindahkan hal ini di karenakan oleh lokasi penjualan responden sebelum dan sesudah pasar sentral di pindahakan tetap strategis dan banyak di kunjungi oleh pembeli. 49 Tabel 15. Besaran Pendapatan Pedagang Alat Nelayan Rata-Rata Sebelum & Sesudah Perpindahan Lokasi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu di Kabupaten Buton Utara No 1 Responden Marniati Pendapatan (Rp/bulan) Sebelum pasar di pindahkan Sesudah pasar di pindahkan 9.000.000-30.000.000 15.000.000-45.000.000 2 La Suwa 9.000.000-30.000.000 Sumber: Data Primer Diolah 9.000.000-30.000.000 Pada tabel di atas menunjukan bahwa ada 1 responden yang mengalami perubahan pendapatan setelah pasar sentral di pindahkan yaitu meningkatnya pendapatan yang di peroleh responden setelah pasar sentral di pindahkan, hal ini di sebabkan karena lokasi penjualan setelah pasar sentral di pindahkan lebih strategis bila dibandingkan dengan lokasi penjualan responden sebelum pasar sentral di pindahkan,dan 1 responden yang pendapatannya tidak mengalami perubahan sebelum dan sesudah lokasi pasar sentral di pindahkan, hal ini di sebabkan lokasi penjualan sebelum dan sesudah pasar sentral di pindahkan di rasa masih sama strategisnya. 4.2.3. Penerimaan Retribusi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton UtaraTahun 2012-2015 Retribusi pasar sebagai salah satu jenis penerimaan daerah dapat dijadikan andalan dan merupakan primadona penerimaan di sektor retribusi daerah. Hal ini selaras dengan dengan apa yang dikatakan oleh Santoso (1995:20) bahwa retribusi pasar di banyak daerah kabupaten dan kota di Indonesia menjadi sumber penerimaan PAD yang cukup berarti. Retribusi pasar akan turut menentukan besarnya tingkat 50 kemandirian suatu daerah dalam arti mampu mendanai sendiri segala urusan otonomi daerah. Tabel 16.Penerimaan Retribusi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara Tahun 2012-2015 2012 2013 2014 2015 Kerterangan No. (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Penerimaan Retribusi 1 Pasar 41.696.000 97.096.000 66.694.000 152.912.000 SentralKec.Kulisusu Kab. BUTUR Sumber Data: Dinas Pendapatan Daerah Kab.BUTUR Dari tabel di atas menunjukakan penerimaan retribusi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar Rp 55.400.000di bandingkan pada tahun 2012yaitu sebesar Rp 41.696.000 dan pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar Rp 30.375.000 bila di bandingkan pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp 97.096.000, hal ini di sebabkan karena penerimaan pada retribusi pada tahun 2014 hanya sampai pada Bulan Oktober berhubung pada Bulan November-Desember Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu Di Pindahkan Ke Pasar Sentral Mina-Minanga Desa Linsowu Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara sehingga pembayaran retribusi pada tahun 2014 tidak genap satu tahun, dan pada tahun 2015 mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 86.218.000 dari tahun 2014, sebesar Rp 55.816.000 dari tahun 2013, hal ini dikarenakan oleh jumlah pedagang dan sewa retribusi setelah Pasar Sentral Kecamtan Kulisusu Kabupaten Buton Utara di pindahkan mengalami peningkatan. 51 4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 4.3.1. Adanya pengaruh perpindahan lokasi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu di Kabupaten Buton Utara terhadap pendapatan pedagang Beberapa studi secara konsisten telah memperlihatkan bahwa pemilihan lokasi di dirikannya pasar berpengaruh terhadap tingkat pendapatanpedagang Pasar Sentral Mina-minanga Kabupaten Buton Utara. Pasar membutuhkan lahan dan lokasi yang strategis, mengingat aktivitas yang terjadi di pasar tersebutdan pentingnya peran pasar sebagai salah satu komponen pelayanan kota, daerah dan wilayah yangmengakibatkan kaitan dan pengaruh dari masing-masing unsur penunjang kegiatan perekonomian kota. Denganletak yang strategis, akan lebih terjamin proses transaksi jual-belinya daripada pasar yang letaknya kurangstrategis. Dalam hal ini harus diperhatikan faktor-faktor keramaian lalu lintas, kemungkinan tempatpemberhentian orang untuk berbelanja, keadaan penduduk di lingkungan pasar, keadaan perparkiran dansebagainya.Dalam hal pemilihan lokasi pembangunannya, pasar tradisional sebaiknya didirikan pada lokasi yangramai dan luas. Pendirian pasar pada lokasi yang tidak ada aktivitas perdagangannya, sangat sulit diharapkanakan dikunjungi oleh masyarakat. Sedangkan jumlah penduduk, pendapatan perkapita, distribusi pendapatan,aglomerasi dan kebijaksanaan pemerintah juga sangat mempengaruhi penentuan lokasi suatu kegiatan(Djojodipuro, 1992) Hal ini diperjelas oleh pernyataan ibu Emi salah satu pembeli di Pasar Sentral Mina-Minanga pada hari Sabtu 30 April 2016 mengatakan: 52 “Lokasi pasar sekarang sangat jauh dan membutuhkan biaya transportasi yang tinggi untuk sampai ke pasar, jika saya hanya ingin membeli ikan maka saya lebih memilih untuk menunggu pedagang ikan keliling saja, ujarnya.” Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya, Lokasi sangat memegang peranan penting dalam percepatan pertumbuhan ekonomi suatu daerah, demikian juga dengan lokasi pasar sebagai pusat pembelanjaan bagi masyarakat. Dengan demikian teori lokasi merupakan teori dasar dalam analisis spasial dimana tata ruang dan lokasi kegiatan ekonomi merupakan unsur utama.Teori lokasi ini memberikan kerangka analisis yang baik dan sistematis mengenai pemilihan lokasi kegiatan ekonomi (dalam hal ini adalah lokasi pasar tradisional sebagai pusat pembelanjaan). Salah satu teori lokasi yang ada adalah teori lokasi yang dikembangkan oleh August Losch (1954), yang mempelopori TeoriLokasi Market Area dan mendasarkan analisis pemilihan lokasi optimal pada luas pasar yang dapat dikuasi dan kompetisi antar tempat. Artikel ini menekankan pada Teori Lokasi Market Area, yang mendasarkan pandangan bahwa produsen akan memilih tempat sebagai lokasi yang optimal berdasarkan kekuatan persaingan antar tempat dan luas pasar yang dapat dikuasainya. 4.3.2. Adanya pengaruh perpindahan lokasi penjualan pedagang diPasar Sentral Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara terhadap pendapatan pedagang Lokasi penjualan pedagang berpengaruh positif terhadap tingkat pendapatan pedagang Pasar Sentral Mina-minanga Kabupaten Buton Utara.Besarnya pendapatan rata-rata pedagang yang berlokasi di tempat strategis lebih besar dengan rata-rata pendapatan pedagang di tempat yang tidak strategis. Pedagang yang memiliki lokasi 53 usaha tidak strategis yaitu lokasi berdagang yang tertutup dan tidak mudah dijangkau oleh pembeli, dan tidak ada tempat pemberhentian kendaraan bermotor misalnya pojok belakang.Pedagang dengan lokasi usahastrategis yaitu lokasi berdagang yang mudah dijangkau pembeli, sering dikunjungi dan mudah ditemukan pembeli dan bisa dilalui kendaraan bbermotor misalnya di pinggir jalan, letaknya di sekitar pintumasuk dan pintu keluar. Lokasi usaha pedagang Pasar Sentral Mina-Minanga saat ini sudah didesain dariawal terbentuknya gedung Pasar Sentral Mina-Minanga yaitu memanjang dari satu blok keblok lainnya dimana luas masing-masing tempat usaha 2,50 M2 serta arus pengunjung dikonsep melalui dan melintasi semua blok pedagang di dalam Pasar Sentral Mina-Minanga sehingga semua pedagang dapat terjangkau oleh pembeli. Tetapi dalam kenyataannyapembeli lebih memilih berkunjung pada lokasi yang mudah dijangkau danlebih banyak menghindari lokasi di pojok karena berbagai alasan. Hal inidiperjelas oleh pernyataan ibu Yus pedagang pakaiandi Pasar Sentral Mina-Minanga pada hariSabtu 30 April 2016 mengatakan: “Lokasi usaha yang saya miliki tidak strategis karena terletak di pojok belakang,pengunjung tidak melintas karena keterbatasan waktu, tidak bisa dilalui kendaraan bermotor ataupun karena persainganusaha diantara para pedagang. Pengunjung lebih memilih di lokasi yang strategis yaitu bisa dilalui kendaraan bermotorkarena cepat dan mudah dijangkau.Sehingga , saya tidak memperoleh lakujualanjadi pendapatan yang diperoleh menjadi tidak pasti,” ujarnya. Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penentuan lokasi juga sangat mempengaruhi pendapatan. Semakin strategis lokasi berdagang yang ditempatinya maka pendapatan yang diterima pedagang akan 54 semakin tinggi pula. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Natelda (2010) dimana lokasi usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang sektor informal di Kota Medan. Memilih lokasi berdagang merupakan keputusan penting untuk bisnis yang harus membujuk pelanggan untuk datang ke tempat bisnis dalam pemenuhan kebutuhannya (Dewi, 2010).Menurut Ayuningsasi (2010) pemilihan lokasi mempunyai fungsi yang strategis karena dapat ikut menentukan tercapainya tujuan usaha.Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan daerah pembelanjaan adalah luas daerah perdagangan, dapat dicapainya dengan mudah, potensi pertumbuhannya, lokasi toko-toko saingan.Keputusan tentang pemilihan lokasi toko di dalam pusat pembelanjaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang lebih spesifik seperti biaya dan lamanya sewa, pelayanan yang diberikan oleh pengusaha pusat pembelanjaan, luas ruangan beserta layout-nya, arus pengunjung, jarak dari tempat parkir. 4.3.3. Adanya pengaruh perpindahan lokasi pasar sentral Kecamatan Kulisusu terhadap penerimaan retribusi pasar Kabupaten Buton Utara Sesuai hasil penelitian, perpindahan lokasi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu adalah mengalami meningkatan sebesar Rp 55.400.000 di bandingkan pada tahun 2012 yaitu sebesar Rp 41.696.000 dan pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar Rp 30.375.000 bila di bandingkan pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp 97.096.000, hal ini di sebabkan karena penerimaan pada retribusi pada tahun 2014 hanya sampai pada Bulan Oktober berhubung pada Bulan November-Desember Pasar 55 Sentral Kecamatan Kulisusu Di Pindahkan Ke Pasar Sentral Mina-Minanga Desa Linsowu Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara sehingga pembayaran retribusi pada tahun 2014 tidak genap satu tahun, dan pada tahun 2015 mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 86.218.000 dari tahun 2014, sebesar Rp 55.816.000 dari tahun 2013, hal ini dikarenakan oleh jumlah pedagang dan sewa retribusi setelah Pasar Sentral Kecamtan Kulisusu Kabupaten Buton Utara mengalami meningkatan. Seperti penelitian yang di lakukan oleh Polipoke (2002) yang menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan retribusi pasar dalam rangka peningkatan pendapatan asli daerah, hasil penelitiannya menunjukan variabel PDRB tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan retrribusi pasar, sedangkan variabel jumlah penduduk serta variabel los dan kios berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan retribusi pasar. 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Adanya perpindahan lokasi pasar sentral menyebabkan menurunnya tingkat pendapatan pada pedagangyaitu sebanyak 29 pedagang dari 40 orang pedagang sebagai sampel yang dikarenakan oleh jarak tempuh lokasi pasar, lokasi penjualan yang tidak strategis dan jumlah pedagang yang semakin banyak. 2. Adanya perpindahan lokasi pasar menyebabkan meningkatnya penerimaan retribusi pasar dari tahun 2012-2014 paling tinggi Rp 97.069.000 menjadi Rp152.912.000 pada tahun 2015, yang disebabkan bertambahnya jumlah pedagang dan meningkatnya nilai retribusi pasar. 5.2. Saran Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka disarankan sebagai berikut: 1. Bagi pemerintah daerah, harus melakukan pemusatan area parkir kendaran bermotor, agar membeli tidak langsung masuk di dalam lokasi penjualan pedagang, sehingga membuat pedagang lain yang lokasi penjualannya tidak bisa dilalui kendaran bermotor, jarang dan bahkan tidak di kunjungi oleh pembeli. 57 2. Pemerintah perlu menurunkan sewa retribusi pasar, agar pedagang tidak keberatan karena harus disesuaikan dengan pendapatan mereka. 3. Pemerintah harus segera melengkapi fasilitas pasar seperti listrik, air, toilet dan lain-lain. DAFTAR PUSTAKA Amir. 2000. Teknik Perdagangan Luar Negeri. Jakarta: PPM. Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Jakarta. PT. Rineka Cipta. Ariyani. 2006. Analisis Faktor –Faktor YangMempengaruhi Pendapatan Pedagang PasarSeni Sukawati Di Kabupaten Gianyar”. Denpasar: Skripsi Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Udayana. Asy’ari. 1993.Sosiologi Kota dan Desa. Usaha Nasional: Surabaya. August Losch. 1954. Economic of Location. John Wiley & Sons, Inc. New York. Ayuningsasi, Anak Agung Ketut. 2010. Analisis Pendapatan Pedagang Sebelumdan Sesudah Program Revitalisasi Pasar Tradisional Di KotaDenpasar (Studi Kasus Pasar Sudha Merta Desa Sidakarya.Jurnal Piramida.7 (1) available at: ejournal.unud.ac.id/ Ayuningsasi, A.K dan Mirah.P.P. 2013. “Efektivitas dan Dampak Program Revitalisasi Pasar Tradisional di Pasar Agung Peninjoan” ,Jurnal Ekonomi Pembangunan, vol. 2, no. 5, hal. 233-243. Badan Pusat Statistik Kabupaten Buton Utara, 2016. Buton Utars dalam Angka 2015.BPS Kabupaten Buton Utara. Brian Berry dalam bukunya Geography of Market (dalam, Astonik 1967). Budi, Santoso Ir. 1995. Jahe Gajah, Yogyakarta, PT Kanisius Damsar. 2005.Sosiologi Pasar. Padang. Laboratorium Sosiologi. FISIP – UA ---------. 1997. Sosiologi Ekonomi. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Dewi, Surya Rustariyuni, 2010, Analisis Tingkat Pendapatan Pedagang canang di Pasar Badung dan Kereneng, Denpasar , Laporan Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Djojodipuro. Etta , dkk. 1992. 2010. Teori Lokasi. Lembaga Metodologi PenerbitFE-UI. Penelitian. Jakarta. Penerbit Andi. Hendra Utomo Widi. 2013. “ JudulAnalisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar Klithikan Notoharjo Surakarta.” Hentiani. 2011. Analisis Faktor –Faktor YangMempengaruhi Pendapatan Pedagang PasarSeni Sukawati Di Kabupaten Gianyar”. Denpasar: Skripsi Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Udayana. http:// v2truck. Blogspot . com. pasar-tradisional). Di akses pada 6 maret 2016 https://carapedia.com/pengertian_definisi_pendapatan_info2172.html di akses pada tanggal 6 maret 2016 Julia Surbakti Rica. 2013. “Dampak Relokasi Pasar Niten Terhadap Tingkat Pendapatan Pedagang di Pasar Niten, Desa Tirtonirmolo, Kec. Kasihan,Kab. Bantul.” Kabupaten Bondowoso.Jurnal.Fakultas Ekonomi Universitas Dr. Soetomo Surabaya, vol. 11, no.1, Desember, hal. 74-89. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi III. Jakarta: Balai Pustaka Wirwan B. Ilyas dan Richard Burton. 2004. Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat. Kiik. 2006. “Kajian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tidak Optimalnya Fungsi Pasar Tradisional Lolowa dan Pasar Tradisional Fatubenao Kecamatan Kota Atambua-Kabupaten Belu. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang. Miles. 1999. Real Estate Developmen.Principles and Process. Washington DC: Urban Land Institute. Munandar. 2006. Analisis Faktor –Faktor YangMempengaruhi Pendapatan Pedagang PasarSeni Sukawati Di Kabupaten Gianyar”. Denpasar: Skripsi Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Udayana. Natelda R. Timisela, Stephen F. W. Thenu dan Junianita F. Sopamena, 2009 Analysis of Factors Affecting the Time Spent and Income of WomenCraftsmen from Sago Home Industry in Saparua District. Jurnal Budidaya Pertanian, Vol. 5. No 2, Desember 2009. Nugroho Rian 2003. KebijakanPublik.Formulasi .Implementasi dan Evaluasi. Paula. 2005. Analisis Faktor –Faktor YangMempengaruhi Pendapatan Pedagang PasarSeni Sukawati Di Kabupaten Gianyar”. Denpasar: Skripsi Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Udayana. Pedagang Kaki Lima di Lokasi Binaan Studi Kasus di Lokasi Binaan Paal Merah Jakarta Pusat”.Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia. (tidak dipublikasikan). Polipoke, (2002). Dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PenerimaanRetribusi Pasar Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Rajawali Presjakarta ,hal.135.Yogyakarta. Riwo Kaho Josef. 1998. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia. Rajawali Pers, Jakarta Sinaga, S. 2004. Dampak Sosial Kebijakan Pemda DKI Jakarta Tentang Relokasi Soekanto. 2000. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Sudirmansyah.2011. Analisis Faktor –Faktor YangMempengaruhi Pendapatan Pedagang PasarSeni Sukawati Di Kabupaten Gianyar”. Denpasar: Skripsi Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Udayana. Suharno.2010. Dasar-Dasar Kebijakan Publik (Kajian Proses Dan Analisis Kebijakan). Yogyakarta: UNY Press. Suharto. 2005. Analisis Kebijakan Pablik: Paduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial. Bandung:Alfabeta Sukesi. 2008. “Analisis Aspek Ekonomi Rencana Pengembangan Pasar Induk Kabupaten Bondowoso”, Jurnal, Fakultas Ekonomi Universitas Dr. Soetomo Surabaya, vol. 11, no.1, Desember, hal. 74-89. Sukirno Sadono. 2002. Teori Makro Ekonomi,PT.Raja Grafindo Praseda.Jakarta Sumaryadi Nyoman. 2010. Sosiologi Pemerintahan. Bogor: Ghalia Indonesia. Suparmoko. 2002. Analisis Faktor –Faktor YangMempengaruhi Pendapatan Pedagang PasarSeni Sukawati Di Kabupaten Gianyar”. Denpasar: Skripsi Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Udayana. Suwarsono , dkk. 1991. Jakarta:LP3S. Perubahan Sosial dan Pembangunan di Indonesia. Tohar. 2003. Dalam TesisDewa Made Aris Artaman dengan “Judal Analisis Faktor – Faktor YangMempengaruhi Pendapatan Pedagang PasarSeni Sukawati Di Kabupaten Gianyar”. Denpasar: Skripsi Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Udayana. Undang-Undang No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah www.comhttp://v2truck .blogspot.com/2009/10pasar-tradisionalmodern19.htmlDiakses 05 maret 2016 Yulianti Nella. 2011. “Judul Dampak Perubahan Lokasi Pasar Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Nagari Muaralabuh Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan”. Padang: Skripsi Jurusan Sosiologi Fisip Universitas Andalas. Zunaidi.2013.“ Kehidupan Sosial Ekonomi Pedagang di Pasar Tradisional Pasca Relokasi dan Pembangunan Pasar Moder”, Jurnal Sosiologi Islam, vol. 3, no.1, hal 5164. KUSIONER PENELITIAN Kusioner ini merupakan insrtumen pengumpulan data dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul : DAMPAK PERPINDAHAN LOKASI PASAR SENTRAL TERHADAP Nama peneliti : ANDRIYANI PENDAPATAN PEDAGANG DAN dan PENERIMAAN RETRIBUSI Fakultas/Jurusan : Ekonomi Bisnis/ Keuangan Daerah PASAR Universitas : Universitas Halu Oleo Saya mengharapkan partisipasi dari Bapak/Ibu untuk menjawab kusioner ini, atas ketersediannya diucapakan terimah kasih Nama Responden : ………………………………… Jenis kelamin : ………………………………… Umur Responden : ………..Tahun Alamt Responden : ………………………………… Pendidikan : ………………………………… Jenis Usaha Pedagang : ………………………………… Pendapatan Pedagang a. Sebelum Pasar Di Pindahkan : ………………………………… b. Sesudah Pasar Di Pindahkan : ………………………………… 8. Faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang a. Jenis usaha pedagang : ………………………………… b. Jumlah los : ………………………………… c. Jumlah kios : ………………………………… d. Jarak tempuh lokasi pasar : ………………………………… e. Lokasi Usaha : ………………………………… 9. Biaya a. Retribusi pasar : …………/ hari : ………../ minggu : ………./ bulan b. Pajak : …………/ hari : ………../ minggu : ………./ bulan c. Trasportasi 1. Sebelum pasar di pindahkan : ……………………………… 2. Sesudah pasar di pindahkan : ……………………………… 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Tabel Karakterisrik Responden Nama Responden Jenis Pedagang Alamat Nurcahaya Pedagang Beras Sara,ea Musina Pedagang Beras Wandaka Rosi Pedagang Beras Wandaka Zakia Pedagang Ikan Linsowu Nelin Pedagang Ikan Lipu Fida Pedagang Ikan Wandaka Harimusi Pedagang Ikan Wandaka Herniati Pedagang Ikan Lipu Suniati Pedagang Ikan Lipu Suliati Pedagang Ikan Lipu Wa Titi Pedagang Ikan Lipu Halida Pedagang Ikan Lipu Wanili Pedagang Ikan Lipu Tatia Pedagang Ikan Wandaka Jayana Pedagang Sayur Wandaka Hamilia Pedagang Sayur Lipu Seniati Pedagang Sayur Wandaka Sarwia Pedagang Sayur Epe Linda Pedagang Sayur Lipu Kesnia Pedagang Sayur Bone Wd. Malia Pedagang Sayur La Sora Norma Pedagang Sayur Wapala Wd. Salma Pedagang Sayur Kadacua Arni Pedagang Sayur La,ea Hasrianti Pedagang Sayur Jampaka Ilham Pedagang Sembako Lipu Delly Pedagang Sembako Wajo Yus Pedagang Pakaian Wandaka Astrid Pedagang Pakaian Wandaka Hania Pedagang Peca Bela EeLahaji La Ani Pedagang Peca Bela Lipu Dewi Pedagang Kosmetik Sara,ea Dion Pedagang Kosmetik Lemo Alwan Pedagang Electronik Lipu Diary Pedagang Aksesoris Sara,ea Marniati Pedagang Alat Nelayan Rombo La Suwa Pedagang Alat Nelayan Rombo Watia Pedagang Lain-Lain Wandaka Hasma Pedagang Lain-Lain Wandaka Fina Pedagang Lain-Lain Sara,ea Jenis Kelamin Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-Laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Laki-Laki Perempuan Perempuan Laki-Laki Perempuan Perempuan Perempuan Dokumentasi Pengambilan Data