skripsi dampak perpindahan lokasi pasar sentral

advertisement
SKRIPSI
DAMPAK PERPINDAHAN LOKASI PASAR SENTRAL
TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG DAN PENERIMAAN
RETRIBUSI PASAR DI KABUPATEN BUTON UTARA
Oleh
ANDRIYANI
Stb. B1A1 12 219
JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI
2016
SKRIPSI
DAMPAK PERPINDAHAN LOKASI PASAR SENTRAL
TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG DAN PENERIMAAN
RETRIBUSI PASAR DI KABUPATEN BUTON UTARA
Oleh
ANDRIYANI
Stb. B1A1 12 219
JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI
2016
i
DAMPAK PERPINDAHAN LOKASI PASAR SENTRAL
TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG DAN PENERIMAAN
RETRIBUSI PASAR DI KABUPATEN BUTON UTARA
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
ANDRIYANI
Stb. B1A1 12 219
JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI
2016
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skipsi Oleh: ANDRIYANI, B1A1 12 219, telah diperiksa dan disetujui oleh
pembimbing untuk diajukan pada panitia ujian skripsi
Kendari ,
Juli 2016
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Fajar Saranani,SE.,M.Si
Nip. 19620531 198810 1 001
Jamal Nasir Baso,SE.,M.Si
Nip. 19570101 197803 1 003
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi
Dr. Rosnawintang, SE, M.Si
NIP. 19680808 199403 2 002
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi Oleh :ANDRIYANI ini telah dipertahankan di depan Dewan penguji pada
tanggal 19 Juli 2016 berdasarkan SK Dekan Nomor:
3539/UN29.6/PP/2016 dan dinyatakan lulus di depan penguji yang
terdiri dari:
Dewan Penguji
Dr.Zainuddin Saeonong,SE.,M.Si
Nip:19630129 198703 1 002
(ketua)
Dr.Muh. Nur Afiat, SE.,M.Si
Nip: 19831013 200812 1 003
(Sekretaris)
Dr.Fajar Saranani, SE.,M.Si
Nip:19620531 198810 1 001
(Anggota)
Jamal Nasir Baso, SE.,M.Si
Nip: 19570101 197803 1 003
(Anggota)
Ahmad, SE.,M.Si
Nip: 19621231 198903 1 032
(Anggota)
Mengetahui/Mengesahkan
Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi
Dr. Rosnawintang, SE, M.Si
NIP. 19680808 199403 2 002
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: ANDRIYANI
Stambuk
: B1A1 12 219
Jurusan
: Ekonomi Pembangunan
Fekultas
: Ekonomi dan Bisnis
Universitas
: Halu Oleo
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri.
Apabila dikemudianhari terbukti bahwa Skipsi ini hasil duplikasi atau hasil karya
orang lain maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Kendari,
Juli 2016
Yang Membuat Pernyataan
ANDRIYANI
Stb. B1A1 12 219
v
ABSTRACT
Andriyani (2016), The Impact Movement Against Central Market Area Income and
Revenue Levy Traders Market In North Buton. Thesis S1 Studies Program
Development Economics Department of Economics, Faculty of Economics and
Business haluoleo university, guided by Fajar Saranani and Jamal Nasir Baso.
This study aims to determine whether the displacement of the central market
place affect the income of traders and retribution in the central market Kulisusu
District of North Buton. Data used in this study is Primary data and secondary data.
The number of samples in this study were 40 respondents taken using cluster random
sampling technique. Analysis of data using descriptive analysis, namely to study or
describe the income of traders and market acceptance of retribution after the central
location of the market on the move.
The result showed that 29 respondents or 72.5% experienced a decline in
revenue, 9 respondents or 22.5% of revenue fixed, and 2 respondents or 5% increased
revenue, which is caused by factors mileage market location, location sales, and the
number of traders, and the market acceptance of retribution after the central market
on the move has increased from year 2012-2014 the highest Rp 97.069 million be
Rp152.912.000 in 2015, which caused an increase in the number of traders and rising
rental market retribution.
Keywords: Income traders, and market acceptance of retribution
vi
ABSTRAK
ANDRIYANI (2016), Dampak Perpindahan Lokasi Pasar Sentral Terhadap
Pendapatan Pedagang dan Penerimaan Retribusi Pasar Di Kabupaten Buton
Utara.Skripsi S1 Program Studi Ekonomi Pembangunan Jurusan Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo, dibimbing oleh Fajar Saranani
dan Jamal Nasir Baso.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perpindahan lokasi pasar
sentral berpengaruh terhadap pendapatan pedagang dan penerimaan retribusi pasar
sentral Kecamatan Kulisusu di Kabupaten Buton Utara. Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data Primer dan data Sekunder.Jumlah sampel dalam
penelitian ini sebanyak 40 orang responden di ambil menggunakan teknik Cluster
Random Sampling.Analisis data menggunakan analisis deskriptif, yakni mengkaji
atau menggambarkan pendapatan pedagang dan penerimaan retribusi pasar setelah
lokasi sentral pasar di pindahkan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 29 orang responden atau 72,5 %
mengalami penurunan pendapatan, 9 orang responden atau 22,5 % pendapatannya
tetap, dan 2 orang responden atau 5 % mengalami peningkatan pendapatan, yang di
sebabkan oleh faktor jarak tempuh lokasi pasar, lokasi penjualan, dan jumlah
pedagang, serta penerimaan retribusi pasar setalah pasar sentral di pindahkan
mengalami peningkatan dari tahun 2012-2014 paling tinggi Rp 97.069.000 menjadi
Rp152.912.000 pada tahun 2015, yang disebabkan bertambahnya jumlah pedagang
dan meningkatnya sewa retribusi pasar.
Kata Kunci: Pendapatan pedagang, dan penerimaan retribusi pasar
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kepadaAllah Subhanahu Wata’ala
yang telah melimpahkan rahmat dan pertolongan kepada penulis serta nikmat dan
karunia yang lebih sehingga tak mampu bagi penulis untuk sekedar menghitung
dan mengucap syukur atas segala yang dianugrahkan Allah SWT kepada penulis satu
per satu. Salawat serta salam senantiasa penulis hanturkan kepada sosok idola ummat
Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai suri tauladan dan
panutan penulis dalam bertingkah laku. Terimakasih atas orang-orang terhebat yang
engkau hadirkan di sekelilingku sehingga hal tersebut menjadi motivasi untuk penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Dampak Perpindahan Lokasi Pasar
Sentral Terhadap Pendapatan Pedagang Dan Penerimaan Retribusi Pasar Di
Kabupaten Buton Utara””.
Dalam penelitian ini, penulis menghadapi berbagai hambatan dan kesulitan,
namun atas Rahmat Allah SWT dan bantuan, dukungan, serta doa dari berbagai pihak
sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik. Olehnya itu dengan segala
kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada Ayahanda tercinta
“Derlin“ dan Ibunda“Wa Emi”yang senantiasa memberikan dukungan, dorongan,
pengorbanan, dan bantuan baik berupa materil, moril, motivasi, dan kasih sayang
serta doa yang tulus dan ikhlas selama penulis menempuh pendidikan, serta saudarasaudari saya Indara Hidayat S.I.Kom, Nurmayani, Rian Hidayat, Sandra, dan Hendra
viii
yang memberikan tambahan motivasi, doa, keikhlasan dan kesabaran yang tak ternilai
oleh apapun.
Untuk kesempatan yang berharga ini penulis tak lupa juga menyampaikan
penghargaan dengan sepenuhnya kepada:
1. Rektor Universitas Halu Oleo Kendari
2. Dekan Fakultas Ekonomi Dr.Rostin, SE., M.Si beserta Stafnya
3. Ketua
Jurusan
Dr.Rosnawintang, SE., M.Si
dan
Sekertaris
Jurusan
Dr.Irmawaty Paula Tamburaka, SE., MP beserta stafnya
4. Bapak Dr.Fajar Saranani, SE., M.Si dan Bapak Jamal Nasir Baso, SE., M.Si
masing-masing sebagai pembimbing I dan II
5. Bapak Dr.Zainuddin Saenong, SE., M.Si, Dr.Muh.Nur Afiat, SE., M.Si dan
Ahmad, SE., M.Si masing-masing sebagai tim penguji
6. Bapak dan Ibu Dosen dalam lingkup Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Halu Oleo Kendari
7. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pembangunan angkatan 2012 yaitu
Suci, Metri, Sasa, Ketut Sudiana, Samsul Bahrim, Aulia Rianto, Hasaruddin,
Tri Aldiman, Witri, Jeni Angria, Uti, Rian Pratiwi, Stefany, Jusman, Fitra,
Sakim, Ika, Sunny, Anti, Mega, Diba, Erni, Juju, Novi, dan masih banyak lagi
yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
8. Kepada sahabat saya Pian, Enceng, Ria, Iron, Hisman, Yaya, Irma, Andra,
Azizah, Nur, Reva, Resna, Nastin, Ella, Miko serta keluarga besar Asrama
ix
Damai Jaya yang selalu membantu dan memberi dukungan serta motivasi
kepada penulis.
9.
Teman-teman KKN Desa Warinta Kecamatan Pasar Wajo Kabupaten Buton
yaitu Dewi, Misdar, Karnia, Pa Adi, Batin, dan Wawan.
10. Warga Desa Warinta Kecamatan Pasar Wajo Kabupaten Buton yaitu Pak
Ridwan dan Keluarga, Bapak Dinda dan Keluarga, Beler, Wendy, Irman,
Misung, Darlin, serta masih banyak lagi yang tidak bisa sebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih belum
sempurna, namun penulis berharap kritik dan saran yang membangun untuk
pemperbaiki skripsi ini, supaya dapat bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan
untuk penelitian selanjutnya.
Kendari,
Penulis
x
Juli 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................ v
ABSTRACT ............................................................................................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7
1.5. Ruang lingkup penelitian ........................................................................ 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjaun Pustaka ..................................................................................... 9
2.1.1. Teori Lokasi Pasar ......................................................................... 9
2.1.2. Relokasi Pasar............................................................................... 12
2.1.3. Pengertian Pasar .......................................................................... 12
2.1.4. Retribusi Daerah........................................................................... 13
2.1.5. Pengertian Pedagang .................................................................... 19
2.1.6. Teori Pendapatan .......................................................................... 20
2.1.7. Perubahan Sosial ( Aspek Ekonomi )........................................... 24
2.1.8. Kebijakan Pemerintah .................................................................. 26
2.2. Penelitian Sebelumnya ......................................................................... 29
2.3. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 32
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu Dan Lokasi Penelitian .............................................................. 34
3.2. Populasi dan Sampel ............................................................................ 34
3.2.1. Populasi ........................................................................................ 34
3.2.2. Sampel .......................................................................................... 34
xi
3.3. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 35
3.3.1 Jenis Data ...................................................................................... 35
3.3.2 Sumber Data .................................................................................. 36
3.4. Teknik Pengambilan Data .................................................................... 36
3.5. Teknik Analisis Data ............................................................................ 36
3.6. Definisi Operasional............................................................................. 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian ................................................... 38
4.1.1 Letak Geografis ............................................................................. 38
4.1.2 Luas Wilayah ................................................................................. 38
4.1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian.............................................. 40
4.2. Hasil Penelitian ................................................................................... 40
4.2.1 Karakteristik Responden................................................................ 40
1. Tingkat Umur ............................................................................... 40
2. Tingkat Pendidikan ...................................................................... 41
4.2.2 Tingkat Pendapatan Responden..................................................... 42
4.2.3 Penerimaan Retribusi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu Kabupaten
Buton Utara Tahun 2012-2015 ...................................................... 49
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 51
4.3.1 Adanya pengaruh perpindahan lokasi Pasar Sentral Kecamatan
Kulisusu di Kabupaten Buton Utara terhadap pendapatan pedagang
....................................................................................................... 51
4.3.2 Adanya pengaruh perpindahan lokasi Pasar Sentral Kecamatan
Kulisusu di Kabupaten Buton Utara terhadap pendapatan pedagang
....................................................................................................... 52
4.3.3 Adanya pengaruh perpindahan lokasi pasar sentral Kecamatan
Kulisus terhadap penerimaan retribusi pasar Kabupaten Buton Utara
....................................................................................................... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 56
5.2. Saran ..................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1.
Halaman
Kerangka Pemikiran ................................................................................... 33
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.
Teknik Pengambilan Sampel.......................................................................... 35
2.
Luas Wilayah Kabupaten Buton Utara Tahun 2016 ...................................... 39
3.
Karakteristik Responden Menurut Tingkat Umur, Tahun 2016 .................... 41
4.
Karakterisrik Responden Menurut Tingkat Pendidikan, Tahun 2016 ........... 42
5.
Tingat Pendapatan Responden, Tahun 2016 .................................................. 42
16.
Penerimaan Retribusi Pasar Sentral Kec. Kulisusu Tahun 2012-2015 .......... 50
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Kusioner Penelitian
Lampiran 2
Tabel Karakteristik Responden
Lampiran 3
Serat Izin Penelitian Dari Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Lampiran 4
Surat
Izin
Penelitian
Dari
Badan
Penelitian
Dan
Pengembangan Sulawesi Tenggara
Lampiran 5
Surat Izin Penelitian Dari Dari Badan Kesatuan Bangsa Dan
Politik Kabupaten Buton Utara
Lampiran 6
Dokumentasi Pengambilan Data Pada Pedagang di Pasar
Sentral Kabupaten Buton Utara
xv
1
BAB 1
PENDAHULUAAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini daya beli masyarakat semakin meningkat dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-hari, konsumen akan berusaha melakukan kegiatan untuk
memenuhi kebutuhannya. Konsumen dapat memilih pasar sebagai tempat untuk
melakukan pembelian. Dengan tersedianya tempat pemasaran hasil produksi yang
memadai, khususnya pasar yang layak dan lengkap dengan fasilitasnya maka
transaksi dagang dapat berlangsung lebih mudah, cepat dan efektif, sehingga
memberikeuntungan yang lebih besar bagi penjual maupun pembeli.
Pasar merupakan salah satu lembaga yang paling penting dalam institusi
ekonomi.Berfungsinya lembaga pasar sebagai institusi ekonomi yang menggerakkan
kehidupan ekonomi tidak terlepas dari aktivitas yang dilakukan oleh pedagang dan
pembeli. Aktivitas ekonomi pasar merupakan tempat dimana proses transaksi antara
pembeli dan penjual berlangsung, serta sebagai tempat untuk mendapatkan alat
pemuas kebutuhan dengan harga yang sesuai (Damsar, 2005: 14). Saat ini pasar tidak
hanya menjadi tempat terjadinya transaksi jual beli tetapi pasar juga mulai dijadikan
sebagai sarana penggerak perekonomian.
Dinamika perekonomian suatu kota ditentukan oleh seberapa jauh efisiensi
penggunaan ruang atau pola penggunaan ruang untuk aktivitas perekonomian di kota
tersebut. Perkembangan perekonomian kota ini secara spesifik akan ditentukan oleh
1
2
dinamika sistem perdagangan yang ada di kota itu dan juga di kawasan sekitarnya
(Kiik, 2006). Di pasar para pedagang dan pembeli saling memperoleh keuntung,
sehingga hampir disetiap tempat terdapat pasar.salah satu sarana perdagangan yang
sampai saat ini tetap eksis di lingkungan pedesaan maupun perkotaan adalah pasar
tradisional. Sifat khas pasar tradisional memiliki fungsi penting yang keberadaannya
tidak pernah bisa tergantikan oleh pasar modern.
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta
ditandai dengan adanya transaksi penjual dan pembeli secara langsung dan biasanya
ada proses tawar menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los
dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar.
Kebanyakan pedagang menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan
berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian, barang elektronik, jasa
dan lain-lain.Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya.
Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat
kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar.
Dalam rangka mengoptimalkan fungsi pasar, pemerintah Kabupaten Buton
Utara menerapkan kebijakan berupa revitalisasi. Salah satu bentuk kebijakan
revitalisasi pasar adalah relokasi yaitu pemindahan lokasi pasar dari satu tempat ke
tempat yang lain. Berdasarkan kebijakan Pemerintah Kabupaten Buton Utara, pada
tahun 2015 dilakukan pemindahan lokasi (relokasi) pada salah satu pasar tradisional
di Kabupaten Buton Utara yaitu dari Pasar Sentral ke Pasar Sentral Mina-Minanga,
dengan alasan lokasi pasar sentral lama tidak memungkinkan lagi untuk menampung
3
jumlah pedagang yang semakin meningkat seiring dengan perkembangan daerah.Pada
dasarnya kegiatan relokasi memiliki dampak positif dan negatif baik dilihat dari sisi
sosial maupun ekonomi terhadap para pelaku ekonomi di dalamnya.
Lokasi sangat memegang peranan penting dalam percepatan pertumbuhan
ekonomi suatu daerah, demikian juga dengan lokasi pasar sebagai pusat
pembelanjaan bagi masyarakat.Dengan demikian teori lokasi merupakan teori dasar
dalam analisis spasial dimana tata ruang dan lokasi kegiatan ekonomi merupakan
unsur utama.Teori lokasi ini memberikan kerangka analisis yang baik dan sistematis
mengenai pemilihan lokasi kegiatan ekonomi (dalam hal ini adalah lokasi pasar
tradisional sebagai pusat pembelanjaan).
Salah satu teori lokasi yang ada adalah teori lokasi yang dikembangkan oleh
August Losch (1954), yang mempelopori TeoriLokasi Market Area dan mendasarkan
analisis pemilihan lokasi optimal pada luas pasar yang dapat dikuasi dan kompetisi
antar tempat. Artikel ini menekankan pada Teori Lokasi Market Area, yang
mendasarkan pandangan bahwa produsen akan memilih tempat sebagai lokasi yang
optimal berdasarkan kekuatan persaingan antar tempat dan luas pasar yang dapat
dikuasainya.
Kabupaten Buton Utara adalah salah satu Kabupaten yang merasakan
langsung bagaimana pentingnya pasar sebagai salah satu penggerak perekonomian
masyarakat. Di mana pasar tersebut terdapat 400 pedagang yang terdiri dari 44 los,
yaitu 127 pedagang yang menempati kios, 273 padagang yang menempati non kios,
belum termaksud pedagang emperan, lebih banyak dari jumlah pedagang yang ada di
4
pasar sentral sebelumnya yaitu sebanyak 326 pedagang belum termaksud dengan
pedagang emperan.
Setalah observasi dan wawancara
secara
langsung dengan beberapa
pedagang yang ada di pasar, perpindahan lokasi pasar yang terjadi di Kabupaten
Buton Utara yaitu dari pasar Sentral ke pasar Mina-Minanga yang ± 1 tahun
beroperasi lebih banyak menimbulkan dampak yang negatif yaitu banyaknya
pedagang yang mengeluhkan pendapatan mereka menurun dan sewa retribusi pasar
yang semakin tinggi yaitu dari Rp 5.000-Rp 10.000/ bulan untuk sewa retribusi
pedagang yang menempati kios, dan Rp 500/hari untuk sewa retribusi pedagang
emperan di Pasar Sentral lama, menjadi Rp 40.000/bulan untuk sewa retribusi
pedagang yang menempati kios dan Rp 1.000/hari untuk sewa retribusi pedagang
emperan di Pasar Sentral baru.
Penurunan pendapatan pedagang diakibat oleh jarak tempuh yang jauh
menuju pasar setelah di pindahkan yaitu sekitar ±3KM dari pasar Sentral lama dan
masyarakat juga masih perlu menyesuaikan berpindahan lokasi perdagangan yang
baru. Perpindahan yang dilakukan oleh para Pedagang ini mempunyai resiko yang
besar.Setelah bertahun-tahun mempunyai tempat berjualan dan mempunyai
pelanggan sendiri pedagang ini harus berpindah tempat dan mencoba dari awal
kembali.Apalagi lokasi yang ditempati saat ini bukan berada di pusat kota. Menjadi
tantangan tersendiri untuk bisa bertahan dan berusaha menghasilkan pendapatan yang
lebih baik dibandingkan dengan lokasi yang terdahulu.
5
Pengelolaan
yang baik terhadap pasar juga akan berdampak pada
peningkatan penerimaan retribusi pasar. Dimana Dengan adanya Undang-Undang
Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, maka pasar tidak hanya sebagai
unit pelayanan kepada masyarakat, tetapi pasar sudah merupakan unit usaha bagi
pemerintah daerah sehingga diharapkan dapat menghasilkan laba retribusi. Apabila
hal itu dapat terpenuhi, maka sumber pendapatan dapat digunakan oleh Pemerintah
Kabupaten Buton Utara meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat dan pada
akhirnya dapat untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat Kabupaten Buton
Utara.
Dengan meningkatnya kehidupan perekonomian Kabupaten Buton Utara,
maka akan memberikan pengaruh pada tingkat konsumsi masyarakat Kabupaten
Buton Utara. Perkembangan kehidupan perekonomian yang akan mempengaruhi
tingkat konsumsi masyarakat, sehingga harus didukung adanya fasilitas bagi
masyarakat untuk mengadakan kegiatan ekonomi.
Kaho (l998) tenteng Prospek Otonomi Daerah, menegaskan bahwa pasar
merupakan salah satu kontributor yang cukup signifikan bagi pelaksanaan
pembangunan di daerah, karena melalui retribusi yang dihasilkan bisa menambah
pendapatan daerah. Retribusi merupakan salah satu PAD bagi pemerintah daerah
berdasarkan Undang-Undang No.28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah. Salah satu cara untuk meningkatkan PAD adalah dengan meningkatkan
pendapatan dari retribusi yang dalam hal ini adalah samua retribusi yang dapat
dipungut dari pasar, yaitu retribusi pasar.
6
Dengan adanya pasar, maka akan tercipta siklus perputaran uang bagi
peningkatan kehidupan perekonomian, begitu juga dengan masyarakat Kabupaten
Buton Utara. Peningkatan perekonomian tersebut secara tidak langsung berdampak
bagi Pemerintah Kabupaten Buton Utara untuk senantiasa mengembangkan pasar
yang dikelola oleh pemerintah yang juga digunakan sebagai potensi penerimaan
daerah. Oleh karena itu, semakin baik pengelolaan pasar di lakukan, maka akan
berdampak pada pengembangan penerimaan retribusi pasar.
Usaha para pedagang ini tidak mungkin dapat berhasil tanpa adanya peran
dari pemerintah daerah
perpindahan
lokasi
Kabupaten Buton Utora yang mengeluarkan kebijakan
pasar.
Sejauh
mana
peran
pemerintah
daerah
dalam
menghidupkan pasar baru ini perlu diketahui agar terbentuk kepercayaan masyarakat
kepada pemerintah daerah apabila kedepannya mengeluarkan kebijakan baru
mendapat tanggapan yang baik dari masyarakat. Mengingat adanya berbagai
kemungkinan dampak positif dan negatif yang dapat ditimbulkan dari kegiatan
relokasi Pasar Sentral ke Pasar SentralMina-Minanga di Desa Linsowu Kecamatan
Kulisusu Kabupaten Buton Utara, sehingga peneliti tertarik untuk mengkaji lebih
lanjut tentang “Dampak Perpindahan Lokasi Pasar Sentral Terhadap Pendapatan
Pedagang dan Penerimaan Retribusi Pasar Di Kabupaten Buton Utara”.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas saya menyimpulkan beberapa masalah dalam
penulisan penelitian saya, yaitu sebagai berikut:
7
1. Apakah perpindahan lokasi pasar sentral berpengaruh terhadap pendapatan
pedagang di Kabupaten Buton Utara?
2. Apakah perpindahan lokasi pasar sentral berpengaruh terhadap penerimaan
retribusi pasar di Kabupaten Buton Utara?
1.3.Tujuan Penelitian
Adapun dilakukannya penelitian ini adalah bertujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui
apakah ada pengaruh perpindahan lokasi pasar
sentral
terhadap pendapatan pedagang di Kabupaten Buton Utara
2. Untuk mengatahui
apakah perpindahan lokasi pasar sentral mempengaruhi
penerimaan retribusi pasar di Kabupaten Buton Utara
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan
memperkaya teori mengenai dampak perpindahan lokasi pasar terhadap
penerimaan retribusi pasar dan pendapatan pedagang.
2. Manfaat metodologis penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi
peneliti lain yang penelitiannya relevan dengan bidang ini.
3. Manfaat praktis adalah hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman
kepada pemerintah, pengelola pasar Kabupaten Buton Utara , masyarakat,
penulis mengenai dampak perpindahan lokasi pasar sentral terhadap pendapatan
pedagang dan penerimaan retribusi pasar.
8
1.5. Ruang Lingup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini di batasi pada dampak perpindahan lokasi pasar
sentral terhadap pendapatan pedagang dan penerimaan retribusi pasar di Kabupaten
Buton Utara.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Teori Lokasi Pasar
Pasar membutuhkan lahan dan lokasi yang strategis, mengingat aktivitas yang
terjadi di pasar tersebut dan pentingnya peran pasar sebagai salah satu komponen
pelayanan kota, daerah dan wilayah yang mengakibatkan kaitan dan pengaruh dari
masing-masing unsur penunjang kegiatan perekonomian kota. Dengan letak yang
strategis, akan lebih terjamin proses transaksi jual-belinya daripada pasar yang
letaknya kurang strategis. Dalam hal ini harus diperhatikan faktor-faktor keramaian
lalu lintas, kemungkinan tempat pemberhentian orang untuk berbelanja, keadaan
penduduk di lingkungan pasar, keadaan perparkiran dan sebagainya.
Dalam hal pemilihan lokasi pembangunannya, pasar tradisional sebaiknya
didirikan pada lokasi yang ramai dan luas. Pendirian pasar pada lokasi yang tidak ada
aktivitas perdagangannya, sangat sulit diharapkan akan dikunjungi oleh masyarakat.
Sedangkan
jumlah
penduduk,
pendapatan
perkapita,
distribusi
pendapatan,
aglomerasi dan kebijaksanaan pemerintah juga sangat mempengaruhi penentuan
lokasi suatu kegiatan (Djojodipuro, 1992).
Menurut Miles (1999), faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan
lokasi adalah:
1. Zoning (peruntukan lahan)
9
10
2. Fisik (physical features)
3. Utilitas
4. Transportasi
5. Parkir
6. Dampak lingkungan (sosial dan alam)
7. Pelayanan publik
8. Penerimaan/respon masyarakat (termasuk perubahan perilaku)
9. Permintaan dan penawaran (pertumbuhan penduduk, penyerapan tenaga kerja,
distribusi pendapatan)
Selain hal-hal yang telah dikemukakan oleh Miles, dkk (dalam Ristantyo,
2004), mengemukakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan lokasi pasar
tradisional adalah:
1. Populasi yang terdapat pada daerah perdagangan, meliputi komposisi dan
pertumbuhannya
2. Perkembangan kota yang dapat diukur dari perubahan sosial ekonomi
3. Kebiasaan belanja penduduk
4. Daya beli penduduk dapat dilihat dari jumlah tenaga kerja, jenis pekerjaan,
tingkat pendapatan dan jumlah
5. Tabungan yang dimiliki
6. Perbedaan status sosial yang dapat dilihat dari tipe rumah, kepemilikan
rumah, tingkat pendidikan dan jumlah kepemilikan kendaraan
7. Jumlah, luas, tipe dan lokasi pasar lama
11
8. Aksesibilitas berupa fasilitas transportasi umum, kedekatan dengan konsumen
yang potensial dapat berupa daerah perumahan dan perkantoran
9. Kondisi fisik alam, dapat dilihat dari topografi, kondisi geologis, rawan
bencana dan sebagainya.
Menurut Asy’ari (1993), diperlukan kemudahan yang maksimal bagi
penyesuaian warga atau penduduk di suatu kota. Dalam jangka panjang diusahakan
untuk menyediakan prasarana dan sarana melalui perencanaan menuju suatu keadaan
yang ideal. Prinsip umum yang dijadikan pedoman dalam upaya manusia untuk
mudah menyesuaikan diri pada alam lingkungan atau penyelarasan dengan
sekitarnya, adalah:
1. Prinsip ongkos minimum, dengan mempertimbangkan faktor-faktor:
a. Perbedaan antara kegunaan dan harga tanah, bahan mentah, tenaga kerja
serta modal
b. Perbedaan permintaan dari berbagai pasar akan hasil (produksi) dengan
harga penjualan
c. Ongkos transportasi bagi orang serta barang
d. Perbedaan harga dan ongkos penempatan barang dengan aspek keamanan
atau resiko yang harus ditanggung
2. Prinsip lokasi median (median location)
Di mana lokasi yang paling tepat dapat ditentukan di tengah-tengah atau median
dari segala arah. Jarak lokasi menjadi pertimbangan dalam memilih lokasi yang
paling tepat, dengan demikian dapat ditentukan letak zona atau lokasi pasar,
12
pertokoan, supermarket, stasiun, pusat pendidikan, pusat pemerintahan, fasilitas
kesehatan, dan lain sebagainya.
3. Prinsip penentuan jalur transportasi rutin.
Pengaruh transportasi bagi intersection dari unit-unit permukiman penduduk
sangat besar artinya dalam penentuan lokasi, misalnya untuk keperluan pabrik atau
keperluan lainnya, sebab transportasi memudahkan mobilitas penduduk.
Pertemuan antar rute transportasi merupakan median yang sangat strategis dan
efisien bagi banyak keperluan.
4. Penentuan lokasi di kota sangat bervariasi, antara lain prinsip ongkos minimum,
efisiensi, dan lokasi median, jalur transportasi, sumber bahan baku pemasaran dan
jumlah penduduk merupakan faktor yang mesti diperhitungkan.
2.1.2. Relokasi Pasar
Relokasi pasar adalah pemindahan pasar lamake pasar baru yang lebih
strategis denganbangunan permanen lebih baik didukungdengan sarana prasarana
sanitasi pembuanganair yang lancar tidak menimbulkan bau tidaksedap, penerangan
yang cukup, keamananberjualan dan barang dagangan aman, waktupenyelenggaraan
pasar sertatempat parkiryang nyaman.
2.1.3. Pengertian Pasar
Pasar merupakan suatu daerah dimana pembeli dan penjual saling
berhubungan satu sama lainya, untuk melakukan pertukaran barang maupun jasa pada
waktu-waktu tertentu, (Amir, 2000:186). Perumusan pasar dan pengertian dalam
bidang ekonomi terdiri atas lima komponen yaitu:
13
1) Adanya wilayah (area place).
2) Adanya pelaku (subject) penjual dan pembeli.
3) Adanya kegiatan untuk saling berhubungan antar subjek pasar.
4) Adanya objek (barang-barang dan jasa).
5) Faktor waktu.
Sedangkan menurut Brian Berry dalam bukunya Geography of Market
(dalam, Astonik 1967) menyatakan bahwa pasar adalah tempat di mana terjadi proses
tukar menukar. Proses ini terjadi bila ada komunikasi antara penjual dan pembeli dan
diakhiri dengankeputusan untuk membeli barang tersebut. Pasar akan selalu
mengalami perubahan, terutama secara fisik, mengikuti perubahan tingkah laku
penggunanya.
2.1.4. Retribusi Daerah
Pemerintah pusat kembali mengeluarkan regulasi tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, melalui Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009. Dengan UU ini
dicabut UU Nomor 18 Tahun 1997, sebagaimana sudah diubah dengan UU Nomor 34
Tahun 2000. Berlakunya UU pajak dan retribusi daerah yang baru di satu sisi
memberikan keuntungan daerah dengan adanya sumber-sumber pendapatan baru,
namun disisi lain ada beberapa sumber pendapatan asli daerah yang harus dihapus
karena tidak boleh lagi dipungut oleh daerah, terutama berasal dari retribusi daerah.
Pengertian Retribusi daerah adalah: " Pungutan daerah sebagai pembayaran
atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan ". Pada prinsipnya
14
retribusi sama dengan pajak. Unsur-unsur pengertian pajak sama dengan retribusi.
Yang membedaannya adalah bahwa imbalan atau kontra-prestasi dalam retribusi
langsung dapat dirasakan oleh pembayar. Unsur-unsur yang melekat dalam retribusi
antara lain :
1. Pungutan retribusi harus berdasarkan undang-undang;
2. Pungutannya dapat dipaksakan;
3. Pemungutannya dilakukan oleh Negara;
4. Digunakan sebagai pengeluaran masyarakat umum;
5. Imbalan atau prestasi dapat dirasakan secara langsung oleh pembayar
retribusi.
a. Obyek Retribusi Daerah
Sedangkan obyek retribusi adalah berbagai jenis jasa tertentu yang disediakan
oleh Pemerintah Daerah. Tidak semua yang diberikan oleh Pemerintah Daerah dapat
dipungut retribusinya, tetapi hanya jenis-jenis jasa tertentu yang menurut
pertimbangan sosial ekonomi layak dijadikan sebagai obyek retribusi. Menurut UU
Nomor 28 Tahun 2009 secara keseluruhan terdapat 30 jenis retribusi yang dapat
dipungut oleh daerah yang dikelompokkanke dalam 3 golongan retribusi, yaitu
retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, dan retribusi perizinan tertentu.
1. Retribusi Jasa Umum
Obyek retribusi jasa umum adalah pelayanan yang disediakan oleh
Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat
dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
15
Jenis-jenis retribusi jasa umum adalah:
1. Retribusi Pelayanan Kesehatan; Pelayanan kesehatan adalah pelayanan
kesehatan di Puskesmas, Balai Pengobatan, dan Rumah Sakit Umum Daerah.
Dalam retribusi pelayanan kesehatan ini tidak termasuk pelayanan
pendaftaran;
2. Retribusi
Pelayanan
Persampahan
persampahan/kebersihan
meliputi
atau
kebersihan;
pengambilan,
Pelayanan
pengangkutan,
dan
pembuangan serta penyediaan lokasi pembuangan/pemusnahan sampah rumah
tangga, dan perdagangan, tidak termasuk pelayanan kebersihan jalan umum
dan taman;
3. Retribusi Penggantian Biaya cetak Kartu penduduk dan Akte catatan Sipil.
Akte catatan sipil meliputi akte kelahiran, akte perkawinan, akte perceraian,
akte pengesahan dan pengakuan anak, akte ganti nama bagi warga negara
asing, dan akte kematian;
4. Retribusi
Pelayanan
Pemakaman
dan
pengabuan
Mayat;
Pelayanan
pemakaman dan pengabuan mayat meliputi pelayanan penguburan atau
pemakaman termasuk penggalian dan pengurugan, pembakaran atau
pengabuan mayat, dan sewa tempat pemakaman atau pembakaran atau
pengabuan mayat yang dimiliki atau dikelola Pemerintah Daerah;
5. Retribusi Pelayanan Parkir Tepi Jalan Umum; Pelayanan parkir di tepi jalan
umum adalah penyediaan pelayanan parkir ditepi jalan umum yang ditentukan
oleh pemerintah Daerah;
16
6. Retribusi Pelayanan Pasar. Pelayanan pasar adalah fasilitas pasar tradisional
atau sederhana berupa pelataran, los yang dikelola Pemerintah Daerah, dan
khusus disediakan untuk pedagang, tidak termasuk yang dikelola oleh Badan
Usaha Milik Negara - Badan Usaha Milik Daerah dan pihak swasta; Adapun
yang menjadi subyek dari retribusi pasar adalah orang pribadi atau badan yang
menggunakan fasilitas pasar. Sedangkan obyek retribusi pasar meliputi:

Penyediaan fasilitas pasar/tempat (Kios, Los, front Toko, dan
Pelataran) pada pasar yang disediakan oleh pemerintah daerah.

Setiap kegiatan membongkar muatan hasil bumi, laut, ternak, dan
barang dagangan lainnya pada radius 200 meter dari pasar.

Keramaian pasar.

Biaya balik nama pemakai.
7. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor; Pelayanan pengujian kendaraan
bermotor adalah pelayanan pengujian kendaraan bermotor sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang diselenggarakan oleh
pemerintah Daerah;
8. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran; Pelayanan pemeriksaan alat
pemadam kebakaran adalah pelayanan pemeriksaan dan/atau pengizinan oleh
Pemerintah Daerah terhadap alat-alat pemadam kebakaran yang dimiliki
dan/atau dipergunakan oleh masyarakat;
17
9. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta; Peta adalah peta yang dibuat oleh
Pemerintah Daerah, seperti peta dasar (garis), peta foto, peta digital, peta
tematik, dan peta teknis (struktur);
10. Retribusi Pengujian Kapal Perikanan; Pelayanan pengujian kapal perikanan
adalah pengujian terhadap kapal penangkap ikan yang menjadi kewenangan
daerah.
2. Retribusi Jasa Usaha
Obyek retribusi jasa usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah
Daerah dengan menganut prinsip komersial. Pelayanan yang disediakan oleh
Pemerintah Daerah menganut prinsip komersial meliputi :
1.
Pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan daerah yang belum
dimanfaatkan secara optimal;
2.
Pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum memadai disediakan oleh
pihak swasta.
3.
Retribusi Perizinan Tertentu
Obyeknya retribusi perizinan tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah
Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang
dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas
kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang prasarana, atau
fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian
lingkungan. Jenis retribusi perizinan tertentu untuk daerah Propinsi dan daerah
Kabupaten/Kota ditetapkan sesuai dengan kewenangan masing-masing daerah.
18
Jenis-jenis retribusi perizinan tertentu adalah:
 Retribusi Izin Mendirikan Bangunan. Izin mendirikan bangunan adalah
pemberian izin untuk mendirikan suatu bangunan, termasuk dalam pemberian
izin ini adalah kegiatan peninjauan desain dan pemantapan pelaksanaan
pembangunannya agar tetap sesuai dengan rencana teknis bangunan dan
rencana tata ruang yang berlaku dengan tetap memperhatikan Koefisien Luas
Bangunan (KLB), Koefisien Ketinggian Banguan (KKB), dan pengawasan
penggunaan bangunan yang meliputi pemeriksaan dalam rangka memenuhi
syarat-syarat keselamatan bagi yang menempati bangunan tersebut;
 Retribusi lzin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol; Izin tempat penjualan
minuman beralkohol adalah pemberian izin untuk melakukan penjualan
minuman beralkohol di suatu tempat tertentu;
 Retribusi lzin Gangguan; Izin gangguan adalah pemberian izin tempat
usaha/kegiatan kepada orang pribadi atau badan di lokasi tertentu yang dapat
menimbulkan bahaya, kerugian atau gangguan, tidak termasuk tempat
usaha/kegiatan yang telah ditentukan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah
Daerah;
 Retribusi Izin Trayek; Izin trayek adalah pemberian izin kepada orang pribadi
atau badan usaha untuk menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum
pada suatu atau beberapa trayek tertentu. Pemberian izin oleh Pemerintah
Daerah dilaksanakan sesuai dengan kewenangan masing-masing daerah.
19
Pungutan pajak dan retribusi daerah yang berlebihan dalam jangka pendek
dapat meningkatkan pendapatan asli daerah, namun dalam jangka panjang dapat
menurunkan kegiatan perekonomian, yang pada akhirnya akan menyebabkan
menurunnya pendapatan asli daerah (Brahmantio ,2002). Hal ini sesuai dengan
pendapat Mardiasmo 2002 yang menyatakan ; Untuk kepentingan jangka pendek
pungutan yang bersifat retribusi lebih relevan dibanding pajak.
Alasan yang mendasari, pungutan ini secara langsung berhubungan dengan
masyarakat. Masyarakat tidak akan membayar apabila kualitas dan kuantitas layanan
publik tidak mengalami peningkatan. Oleh karena itu belanja yang dialokasi
pemerintah, hendaknya memberikan manfaat langsung bagi masyarakat (Mardiasmo,
2002).
2.1.5. Pengartian Pedagang
Menurut
yangmencari
Kamus
nafkah
Besar
dengan
Bahasa
Indonesia,
berdagang.
Pedagang
Pedagang
adalah
adalah
orang
orang
yang
menjalankanusaha berjualan, usaha kerajinan, atau usaha pertukangan kecil
(Sudirmansyah,2011). Pedagang dapat dikategorikan menjadi :
1) Pedagang Grosir, beroprasi dalam rantai distribusi antara produsen dan
Pedagang eceran.
2) Pedagang Eceran, disebut juga pengecer menjual produk komuditas
langsung kepada konsumen.
Menurut Hentiani (2011) dalam pasar tradisional pedagang dibedakanmenjadi
dua, yaitu pedagang kios dan pedagang non kios.
20
1) Pedagang Kios adalah Pedagang yang menempati bangunan kios di pasar.
2) Pedagang Non Kios adalah pedagang yang menempati tempat selain kios,
yaitu dalam los, luar los, dasaran dan palyon.
2.1.6. Teori Pendapatan
Pendapatan
merupakan
usahaperdagangan, karena
unsur
dalam
yang
sangat
melakukan
suatu
penting
dalam sebuah
usaha
tentu ingin
mengetahuinilai atau jumlah pendapatan yang diperoleh selama melakukan usaha
tersebut(Paula, 2005). Dalam arti ekonomi, pendapatan merupakan balas jasa
ataspenggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh sektor rumah tangga
dansektor
perusahaan
yang
dapat
berupa
gaji/upah,
sewa,
bunga
sertakeuntungan/profit ( Sukirno,2000).
Menurut (Munandar, 2006) pengertian pendapatan adalah suatupertambahan
asset yang mengakibatkan bertambahnya owners equity, tetapibukan karena
pertambahan modal baru dari pemiliknya dan bukan pulamerupakan pertambahan
asset
yang
disebabkan
karena
bertambahnya
liabilities.Pendapatan
sangat
berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan, semakinbesar pendapatan yang
diperoleh maka semakin besar kemapuan perusahaanuntuk membiayai segala
pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukanoleh perusahaan.
Kondisi
seseorang
dapat
diukur
dengan
menggunakan
konsep
pendapatanyang menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau
rumahtangga selama jangka waktu tertentu (Samuelson dan Nordhaus, 2002).
Definisi lain dari pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diperoleh dari hasil
21
pekerjaan dan biasanya pendapatan seseorang dihitung setiap tahun atau setiap bulan.
Dengan demikian pendapatan merupakan gambaran terhadap posisi ekonomi
keluarga dalam masyarakat.
Pendapatan keluarga berupa jumlah keseluruhan pendapatan dan kekayaan
keluarga, dipakai untuk membagi keluargadalam tiga kelompok pendapatan, yaitu:
pendapatan rendah, pendapatanmenengah dan pendapatan tinggi. Pembagian di atas
berkaitan dengan, status,pendidikan dan keterampilan serta jenis pekerja seseorang
namun sifatnya sangatrelatif.Sebagaimana pendapat di atas, bahwa pendapatan
merupakan gambaranterhadap posisi ekonomi keluarga dalam masyarakat, oleh
karenanya setiap orangyang bergelut dalam suatu jenis pekerjaan tertentu termasuk
pekerjaan di sektorinformal atau perdagangan, berupaya untuk selalu meningkatkan
pendapatan darihasil usahanya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
keluarganyadan sedapat mungkin pendapatan yang diperoleh dapat meningkatkan
taraf hidupkeluarganya.
Menurut Sukirno (2002), pendapatan dapat dihitung melalui tiga cara yaitu :
1)
Cara Pengeluaran. Cara ini pendapatan dihitung dengan menjumlahkan nilai
pengeluaran/perbelanjaan ke atas barang-barang dan jasa.
2)
Cara Produksi. Cara ini pendapatan dihitung dengan menjumlahkan nilai
barang dan jasa yang dihasilkan.
3)
Cara Pendapatan. Dalam penghitungan ini pendapatan diperoleh dengan
cara menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima.
22
Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa uang kontan
maupun
natura.Pendapatan
wargamasyarakat
adalah
atau
hasil
juga
disebut
penjualannya
juga
income
dari
dari
faktor-faktor
seorang
produksi
yangdimilikinya pada sektor produksi. Dan sektor produksi ini membeli faktorfaktorproduksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses produksi dengan
hargayang berlaku di pasar faktor produksi.
Harga faktor produksi di pasar (sepertihalnya juga untuk barang-barang di
pasar barang) ditentukan oleh tarik menarik,antara penawaran dan permintaan.Secara
garis besar pendapatan digolongkan menjadi tiga golongan(Suparmoko, 2000), yaitu :
1) Gaji dan Upah. Imbalan yang diperoleh setelah orang tersebut melakukan
pekerjaan untuk orang lain yang diberikan dalam waktu satu hari, satu
minggu maupun satu bulan.
2) Pendapatan dari Usaha Sendiri. Merupakan nilai total dari hasil produksi
yang dikurangi dengan biaya-biaya yang dibayar dan usaha ini merupakan
usaha milik sendiri atau keluarga dan tenaga kerja berasal dari anggota
keluarga sendiri, nilai sewa kapital milik sendiri dan semua biaya ini
biasanya tidak diperhitungkan.
3) Pendapatan dari Usaha Lain. Pendapatan yang diperoleh tanpa
mencurahkan tenaga kerja, dan ini biasanya merupakan pendapatan
sampingan antara lain : 1.) Pendapatan dari hasil menyewakan aset yang
dimiliki seperti rumah, 2.) Ternak dan barang lain, 3.)Bunga dari uang,
23
4.)Sumbangan dari pihak lain, 5.)Pendapatan dari pensiun, 6.)Dan lainlain.
Menurut
Tohar
(2003)
pendapatan
perseorangan
adalah
jumlah
pendapatanyang diterima setiap orang dalam masyarakat yang sebelum dikurangi
transferpayment. Transfer Payment yaitu pendapatan yang tidak berdasarkan balas
jasa dalam proses produksi dalam tahun yang bersangkutan. Pendapatan dibedakan
menjadi :
1)
Pendapatan asli yaitu pendapatan yang diterima oleh setiap orang yang
langsung ikut serta dalam produksi barang.
2)
Pendapatan turunan (sekunder)yaitu pendapatan dari golongan penduduk
lainnya yang tidak langsung ikut serta dalam produksi barang seperti dokter,
ahli hukum dan pegawai negeri.
Sedangkan pendapatan menurut perolehannya dibedakan menjadi :
1)
Pendapatan kotor yaitu pendapatan yang diperoleh sebelum dikurangi
pengeluaran dan biaya–biaya.
2)
Pendapatan bersih yaitu pendapatan yang diperoleh sesudah dikurangi
pengeluaran dan biaya-biaya.
Sedangkan pendapatan menurut bentuknya dibedakan menjadi :
1) Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan yang sifatnya reguler dan
yang diterima biasanya sebagai balas jasa, sumber utamanya berupa gaji,
upah, bangunan, pendapatan bersih dari usaha sendiri dan pendapatan dari
penjualan seperti : hasil sewa, jaminan sosial, premi asuransi.
24
2) Pendapatan berupa barang adalah segala penghasilan yang sifatnya reguler
dan biasanya tidak berbentuk balas jasa dan diterima dalam bentuk barang.
Menurut Yudhohusodo dalam Ariyani (2006) tingkat pendapatan seseorang
dapat digolongkan dalam 4 golongan yaitu :
1) Golongan yang berpenghasilan rendah (low income group) yaitu
pendapatan rata-rata dari Rp.150.000 perbulan.
2) Golongan berpenghasilan sedang (Moderate income group) yaitu
pendapatan rata-rata Rp.150.000 – Rp.450.000 perbulan.
3) Golongan berpenghasilan menengah (midle income group) yaitu
pendapatan rata-rata yang diterima Rp.450.000 – Rp.900.000 perbulan.
4) Golongan yang berpenghasilan tinggi (high income group) yaitu rata-rata
pendapatan lebih dari Rp.900.000.
2.1.7. Perubahan Sosial ( Aspek Ekonomi )
Setiap kehidupan masyarakat manusia senantiasa mengalami perubahanperubahan. Hal ini terjadi karena manusia mempunyai kepentingan-kepentingan yang
berbeda. Perubahan ini adalah merupakan fenomena sosial yang wajar. Menurut
Suwarsono (1991), bahwa kenyataan sosial selalu berada terus-menerus dalam proses
perubahan. Demikian pula yang diungkapkan oleh Soekanto (2000), bahwa setiap
masyarakat pasti pernah mengalami perubahan, ini disebabkan tidak adanya
masyarakat yang hidup secara terisolasi mutlak.
Perubahan sosial dari aspek ekonomi, merupakan proses berubahnya sistem di
masyarakat yang meliputi perubahan kehidupan perekonomian masyarakat tersebut.
25
Hal tersebut meliputi perubahan mata pencaharian, perubahan penghasilan, bahkan
sampai peningkatan taraf kehidupan yang lebih baik lagi. Para ahli sosiologi
mempercayai bahwa, masyarakat manapun pasti mengalami perubahan berlangsung
puluhan atau bahkan ratusan tahun yang lalu. Perbedaannya dengan yang terjadi di
masa yang lalu adalah dalam hal kecepatannya,
intensitasnya, dan sumber-
sumbernya. Perubahan sosial sekarang ini berlangsung lebih cepat dan lebih intensif,
sementara itu sumber-sumber perubahan dan unsur- unsur yang mengalami
perubahan juga lebih banyak.
Perubahan-perubahan yang terjadi bisa merupakan kemajuan atau mungkin
justru suatu kemunduran. Unsur-unsur yang mengalami perubahan biasanya adalah
mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perikelakuan, organisasi
sosial, lembaga-lembaga kemasyarakatan, stratifikasi sosial, kekuasaan, tanggung
jawab, kepemimpinan dan sebagainya. Dalam masyarakat maju atau pada masyarakat
berkembang, perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan selalu berkaitan erat
dengan ciri dan bentuk perekonomiannya. Sikap tertentu juga merintangi perubahan.
Pembangunan ekonomi akan
bekerjasama, mengkehendaki
terhambat kecuali jika mau mempelajari sikap
kemajuan, menghargai pekerjaan, dan sebagainya.
Bahkan perubahan menjanjikan pemenuhan kebutuhan dasar seperti pemeliharaan
kesehatan sekalipun, mungkin menghadapi rintangan karena sikap tradisional.
26
2.1.8. Kebijakan Pemerintah
1. Pengertian Kebijakan
Kebijakan adalah prinsip atau cara bertindak yang dipilih untuk mengarahkan
pengambilan keputusan. Menurut Ealau dan Keneth Prewit yang dikutip Charles O.
Jones, dalam Suharno (2010:12) kebijakan adalah sebuah ketetapan yang berlaku
yang dicirikan oleh perilaku yang konsisten dan berulang baik dari yang membuatnya
maupun menaatinya yang terkena kebijakan itu. Richard Rose dalam Suharno (2010:
11-12) sebagai seorang pakar ilmu politik menyarankan kebijakan hendaknya sebagai
serangkaian kegiatan yang sedikit banyak berhubungan beserta konsekuensikonsekuensinya bagi mereka yang bersangkutan daripada sebagai suatu keputusan
tersendiri. Kebijakan menurutnya dipahami sebagai arah atau pola kegiatan dan
bukan sekedar suatu keputusan untuk melakukan sesuatu.
2. Tujuan Kebijakan
Konteks pembangunan sosial, kebijakan sosial merupakan suatau perangkat,
mekanisme, dan sistem yang dapat mengarahkan dan menterjemahkan tujuan-tujuan
pembangunan.Kebijakan sosial senantiasa berorientasi kepada pencapaian tujuan
sosial.Tujuan sosial ini mengandung dua pengertian yang saling terkait, yakni
memecahkan masalah sosial dan memenuhi kebutuhan sosial.Tujuan pemecahan
masalah mengandung arti mengusahakan atau mengadakan perbaikan karena adanya
suatu keadaan yang tidak diharapkan (misalnya kemiskinan) atau kejadian yang
bersifat destruktif atau patologis yang mengganggu dan merusak tatanan masyarakat
(misalnya kenakalan remaja), Edi Suharto, 2005: 61).
27
Tujuan pemenuhan kebutuhan mengandung arti menyediakan pelayananpelayanan sosial yang diperlukan, baik dikarenakan adanya masalah maupun tidak
ada masalah, dalam arti bersifat pencegahan (mencegah terjadinya masalah,
mencegah meluasnya masalah, dan mencegah terulangnya kembali suatu masalah,
atau pengembangan dalam arti (meningkatkan kualitas suatu kondisi agar lebih baik
dari keadaan sebelumnya). Secara lebih rinci, tujuan kebijakan sosial adalah:
1. Mengantisipasi, mengurangi, atau mengatasi maslah sosial yang ada di
masyarakat
2. Memenuhi
kebutuhan-kebutuhan
individu,
keluarga,
kelompokatau
masyarakat yang tidak dapat mereka penuhi secara sendiri–sendiri
melainkan harus melalui tindakan kolektif.
3. Meningkatkan
hubungan
intrasosial
manusia
dengan
mengurangi
kedisfungsian sosial individu atau kelompok yang disebabkan oleh faktorfaktor internal-personal maupun eksternal-struktural.
4. Meningkatkan situasi dan lingkungan sosial ekonomi, yang kondusif bagi
upaya pelaksanaan pelaksanaan peran-peran sosial dan pencapaian
kebutuhan
masyarakat
sesuai
dengan
hak,
harkat
dan
martabat
kemanusiaan.
5. Menggali
mengalokasikan
dan
mengembangkan
sumber-
sumber
kemasyarakatan demi tercapainya kesejahteraan sosial dan keadilan sosial
(Edi Suharto, 2005: 59-62).
28
3. Analisa Kebijakan
Menurut E.S. Quade dalam Rian Nugroho (2003: 83) mengemukakan bahwa
asal muasal analisa kebijakan disebabkan banyaknya kebijakan yang tidak
memuaskan.Begitu banyak kebijakan yang tidak menyelesaikan masalah kebijakan,
bahkan menciptakan masalah baru. Menurut David. S Savicky dalam Rian Nugroho
(2003: 84) dengan gamblang menjelaskan bahwa analisa kebijakan adalah tindakan
yang diperlukan untuk dibuatnya suatu kebijakan, baik kebijakan yang baru sama
sekali, atau kebijakan kebijakan yang baru sebagai konsekuensi dari kebijakan yang
ada.
Menurut Dunn analisa kebijakan sebagai disiplin ilmu sosial terapan yang
menerapkan berbagai metode penyelidikan, dalam konteks argumentasi dan debat
publik untuk menciptakan secara kritis menaksir, dan mengkomunikasikan
pengetahuan yang relevan dengan kebijakan. Analisa kebijakan adalah suatu hal yang
harus bagi perumusan kebijakan, namun tidak terlalu ditekankan pada implementasi
kebijakan dan lingkungan kebijakan.Meski analisa kebijakan lebih fokus pada
perumusan, pada prinsipnya setiap analisa kebijakan pasti mencakup evaluasi
kebijakan.
Analisis kebijakan dibagi menjadi dua, yaitu analisis deskriptif, yang hanya
memberikan
gambaran
dan analisis
perspektif,
yang menekankan kepada
rekomendasi-rekomendasi Analis deskriptif oleh Micael disebut sebagai ex-post,
analisa kebijakan yang baik adalah analisa yang bersifat preskriptif, karena memang
29
perannya adalah memberikan rekomendasi kebijakan yang patut diambil (Rian
Nugroho, 2003: 87-88).
4.
Kebijakan Pemerintah
Kebijakan yang dilakukan pemerintah berkaitan erat dengan kebijakan publik.
Kebijakan sesungguhnya bukanlah sekedar bersangkut paut dengan mekanisme
penjabaran keputusan politik ke dalam prosedur rutin lewat saluran birokrasi
pemerintah melainkan lebih dari itu, lebih menyangkut masalah konflik, keputusan
dan siapa memperoleh apa dari suatu kebijakan. Kebijakan publik sangat erat dengan
putusan pemerintahan dalam proses pembangunan. Kebijakan publik menjadi penting
apabila kebijakan tersebut dijalankan atau diimplementasikan (Nyoman Sumaryadi,
2010: 83).
2.2. Penelitian Sebelumnya
Penelitian terdahulu dimaksudkan sebagai acuan atau pembanding bagi
peneliti dalam melakukan penelitian mengenai dampak perpindahan lokasi pasar
sentral terhadap pendapatan pedagang dan penerimaan retribusi pasar di Kabupaten
Buton Utara. Adapun contoh-contoh penelitian terdahulu adalah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Nella (2011), yang meneliti tentang Dampak
Perubahan Lokasi PasarTerhadap Sosial Ekonomi MasyarakatDi Nagari
Muaralabuh Kecamatan Sungai PaguKabupaten Solok Selatan. Adapun tujuan
penelitian ini adalalah untuk mengutahui perubahan sosial ekonomi
masyarakat di Nagari Muaralabuh Kecamatan Sungai PaguKabupaten Solok
Selatan. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode
30
kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Dengan hasil penelitian Alasan
sosial, perpindahan lokasi pasar membuat hubungan sosial antara pedagang
dengan pedagang lain, pembeli tidak akrab lagi, hubungan sosial mereka
terpecah karena pedagang dikelompokan sesuai jenis dagangannya. Alasan
ekonomi, perpindahan lokasi pasar membuat dari sebagian pedagang yang
mengalami penurunan pendapatannya dan ada dari pedagang pendapatannya
meningkat. Seperti masyarakat dilokasi pasar lama mereka mengalami
penurunan pendapatan karena pengunjung tidak lagi berbelanja di lokasi pasar
lama, mereka lebih ke lokasi pasar baru. Perbedaan penelitian penulis dengan
Nela yaitu, penelitian penulis hanya meneliti tentang dampak perpindahan
lokasi pasar sentral terhadap aspek ekonomi yaitu perubahan pendapatan
pedagang, sedangkan Nela selian tentang asapek ekonomi pedagang Nela juga
meneliti tantang dampak perpindahan lokasi pasar terhadap aspek sosial
pedagang.
2. Rica (2013),
yang meneliti
tentang Dampak Relokasi
Pasar Niten
Terhadap Tingkat Pendapatan Pedagang di Pasar Niten, Desa Tirtonirmolo,
Kec. Kasihan,Kab. Bantul. Adapun tujuan penelitian ini adalah Mengetahui
karakteristik sosial pedagang Pasar Niten Lama, Mengetahui perbedaan
pendapatan pedagang Pasar Niten sebelum dan sesudah relokasi pasar, dan
untuk mengetahui jalur distribusi masukan barang dagangan Pasar Niten.
Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode Analisis frekuensi
dan analisis peta. Dengan hasil penelitian Karakteristik pedagang di Pasar
31
Niten secara umum adalah pedagang dengan didominsai perempuan,
pendidikan rendah, usia produktif, asal dari desa sekitar pasar Niten. Relokasi
pasar tidak terlalu berdampak terhadap perubahan pendapatan. Jalur distribusi
barang pasar Niten sebagian besar berasal dari daerah sekitarnya. Perbedaan
penelitian penulis dangan Rica adalah, penulis tidak hanya meneliti tentang
dampak perpindahan lokasi pasar terhadap pendapatan pedagang, akan tetapi
meneliti juga tentang dampak perpindahan lokasi pasar terhadap penerimaan
retribusi pasar. Serta metode analisis data yang digunakan berbeda.
3. Hendra (2013), yang meneliti tentang Analisis Dampak Revitalisasi dan
Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar Klithikan
Notoharjo Surakarta. Adapun tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui
pengaruh Revitalisasi Pedagang Kaki Lima di kawasan Banjarsari terhadap
omset, keuntungan, jumlah tenaga kerja dan kuantitas barang yang dijual
Pedagang Kaki Lima tersebut, untuk mengetahui pengaruh Revitalisasi
Pedagang Kaki Lima di kawasan Banjarsari te rhadap pungutan retribusi dan
pungutan pasar. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Pengumpulan data primer (Wawancara, Observasi) Dan data sekunder(Studi
pustaka, instansional). Dengan hasil penelitian Dari kelima variabel, yang
mengalami perubahan signifikan adalah omset, keuntungan, kuantitas
penjualan, dan retribusi dan pungutan pasar. Sedangkan variabel yang
menunjukkan tidak ada perubahan adalah jumlah tenaga kerja. Perbedaan
penelitian penulis dengan Hedra adalah, penulis meneliti tentang dampak
32
perpindahan lokasi pasar sentral terhadap pendapatan semua pedagang, dan
penerimaan retribusi pasar, sedangkan Hendra hanya meneliti tentang dampak
perpindahan lokasi pasar terhadap pendapatan pedagang kaki lima.
2.3. Kerangka Pemikiran
Perpindahan lokasi pasar sentral di Kabupaten Buton Utara tidak terlepas dari
dampak positif maupun negatif. Adapun dampak negatif yang di rasakan pedagang di
Kabupaten Buton Utara adalah menurunnya tingkat pendapatan pedagang, hal ini
dikarenakan lokasi pasar setelah di pindahkan memiliki jarak tempuh yang lumayan
jauh dan tidak berada di pusat kota, kondisi jarak inilah yang mempengaruhi kondisi
ekonomi pedagang.
Pengelolaan yang baik terhadap pasar juga akan berdampak pada peningkatan
penerimaan retribusi pasar. Dimana Dengan adanya Undang-Undang Nomor 32 tahun
2004 tentang Pemerintah Daerah, maka pasar tidak hanya sebagai unit pelayanan
kepada masyarakat, tetapi pasar sudah merupakan unit usaha bagi pemerintah daerah
sehingga diharapkan dapat menghasilkan laba retribusi.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk mmengadakan
penelitian dengan kerangka pemikiran yaitu sebagai berikut:
33
Dampak Perpindahan Lokasi
Pasar Sentral
Jumlah Pedagang
Karaktristik sosial :
 Jenis usaha pedagang
 Jumlah los
 Jumlah kios
 Lokasih usaha
 Jarak tempuh lokasi
pasar
Tingkat Pendapatan
Pedagang
Penerimaan retribusi pasar
sentral
Bagan 1
Kesimpulan
Gambar 1:
Kerangka Pemikiran
34
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini di laksanakan pada bulan April sampai Juni 2016.Lokasi
penelitan ini bertempat di Pasar Mina-Minanga Desa Linsowu kecamatan kulisusu
Kabupaten Buton Utara.
3.2.
Populasi Dan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah 400 pedagang di Pasar Mina-Minanga
3.2.2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010).Sampel
penelitian ini di ambil sebesar 10% dari jumlah keseluruhan pedagang yaitu 400. Jadi
total sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah 400 x 10% = 40 pedagang.
Teknik penarikan sampel Penelitian ini di lakukan secara Cluster setelah itu di
Random Sampling. Cluster Random Sampling adalah pengambilan sampel yang di
lakukan terhadap sampling unit (individu), di mana sampling unit berada dalam satu
kelompok (cluster). Tiap unit (individu) di dalam kelompok terpilih akan di ambil
sebagai sampel. Cara ini dipakai bila populasi dapat di bagi dalam kelompok –
kelompok dan setiap karakteristik yang dipelajari ada dalam setiap kelompok.
34
35
Tabel 1: Teknik Pengambilan Sampel
Cluster
No
Jumlah Pedagang
(orang)
Presentase pengambilan
sampel 10% (orang)
1.
pedagang beras
26
3
2.
pedagang ikan
108
11
3.
pedagang sayur
108
11
4.
pedagang sembako
24
2
5.
pedang pakaian
24
2
6.
pedang peca bela
20
2
7.
pedagang kosmetik
20
2
8.
pedagang elektronik
5
1
9.
pedagang aksesoris
14
1
10.
pedagang alat nelayan
20
2
11.
pedagang lain-lain
31
3
400
40
Total
3.3.
Jenis Dan Sumber Data
3.3.1. Jenis Data
1. Data kuantitatif merupakan data yang dapat dihitung yaitu data berupa
angka-angka (Etta dan Sophia 2010). Data kuantitatif penelitian ini adalah
data pendapatan pedagang dan data penerimaan retribusi, jumlah pedagang
sebelum dan sesudah perpindahan lokasi pasar sentral di Kabupaten Buton
utara.
36
2. Data kualitatif merupakan data yang dinyatakan dalam bentuk verbal yang
tidak dapat dihitung dan bukan berupa angka-angka (Etta dan Sophia 2010).
Data kualitatif meliputi karakteristik responden.
3.3.2. Sumber Data
1. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari
responden melalui wawancara dengan menggunakan kusioner yang telah
disediakan yaitu meliputi, karakteristik responden, dan data pendapatan
pedagang sebelum dan sesudah perpindahan lokasi pasar di Kabupaten
Buton Utara.
2. Data Sekunder adalah merupakan data penunjang yang berkaitan dengan
penelitian yang di peroleh dari berbagai sumber atau instasi seperti Dinas
Perindak, yaitu meliputi profil pasar dan data peneriman retribusi pasar.
3.4. Teknik Pengambilan Data
teknik pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
interview (wawancara langsung) dengan menggunakan kuesioner (suatu daftar yang
berisikan rangkaian pertanyaan mengenai masalah yang diteliti)
3.5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan bentuk analisis deskriptif kualitatif. Analisis ini akan mendeskripsikan
hasil penelitian berdasarkan temuan di lapangan dan selanjutnya diberi penafsiran
dan kesimpulan. Tahap awaal yang dilakukan adalah pengelompokan data,
pengkategorian data, dan selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif sehingga
37
dapat menghasilkan suatu pemahaman dan definisi yang ilmiah untuk mendapatkan
gambaran secara sistematis tentang dampak perpindahan lokasi pasar terhadap
pendapatan pedagang dan penerimaan retribusi pasar di Kabupaten Buton Utara.
3.6.
Definisi Operasional Variabel
1.
Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan
transaksi barang dan jasa.
2.
Pendapatan adalah hasil yang di peroleh pedagang dari hasil penjualan
barang dan jasa dengan satuan rupiah.
3.
Pedagang adalah orang yang melakukan kegiatan jual beli yang ada di
pasar.
4.
Jenis usaha pedagang adalah pengkategorian menurut jenis barang
dagangan yang di jual oleh pedagang.
5.
Retribusi pasar adalah sewa yang harus di bayar kepada pemerintah daerah
oleh pedagang yang ada di pasar sebagai balas jasa di sediakannya fasilitas
yang di siapkan dengan satuan rupiah.
38
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian
4.1.1. Letak Geografis
Kabupaten Buton Utara memiliki luas wilayah 1.923,03 km² (belum termasuk
wilayah perairan), terletrak di jazirah Sulawesi Tenggara meliputi bagian Utara Pulau
Buton dan gugusan pulau-pulau di sekitarnya; secara administratif terdiri dari 6
kecamatan dan 59 desa/kelurahan/UPT. Ditinjau dari letak geografisnya Kabupaten
Buton Utara terletak pada 4,6 LS – 5,15 LS serta membujur dari Barat ke Timur
antara 122,59 BT – 123,15 BT, dengan batas-batas sebagai berikut:
 Sebelah
Utara berbatasan dengan Selat Wawonii
 Sebelah
Timur berbatasan dengan Laut Banda
 Sebelah
Selatan berbatasan dengan Kabupaten Buton
 Sebelah
Barat berbatasan dengan selat Buton dan Kabupaten Muna
4.1.2. Luas Wilayah
Kabupaten Buton Utara yang terdiri dari 2 matra darat dan matra laut. Luas
wilayah daratan seluas 1.923,03 km² dan luas perairan sekitar 2.500 km². Pembagian
luas wilayah daratan menurut kecamatan masing-masing, dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
38
39
Tabel 2.Luas Wilayah Kabupaten Buton Utara Menurut Kecamatan Tahun
2016
No.
Kecamatan
Luas wilayah
Presentase
(km2)
(%)
1
Bonegunu
491,44
25,56
2
Kambowa
303,44
15,78
3
Wakorumba
245,26
12,75
4
Kulisusu
172,78
8,98
5
Kulisusu Barat
370,47
19,26
6
Kulisusu Utara
339,64
17,66
Jumlah
100%
Sumber data : BPS Kabupaten Buton Utara
Tabel 1. menunjukan bahwa luas wilayah Kabupaten Buton Utara mencapai
1923,03 km2, daerah yang memiliki luas wilayah terbesar adalah kecamatan
Bonegunu yaitu 491,44 km2 atau 25,56 % dari luas wilayah Kabupaten Buton Utara,
selanjutnya kecamatan Kambowa dengan luas 303,44 km2 atau 15,78 %, kecamatan
Wakorumba dengan luas wilayah 245,26 km2 atau 12,75 %, kecamatan Kuisusu Barat
dengan luas wilayah 370,47 km2 atau 19,26 %, kecamatan Kulisusu Utara dengan
luas wilayah 339,64km2 atau 17,66 %, sedangkan wilayah terkecil adalah kecamatan
Kulisusu dengan luas wilayah 172,78 km2 atau 8,98 % dari luas wilayah Kabupaten
Buton Utara.
40
4.1.3. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Pasar Mina-Minanga di dirikan pada tahun 2010 di tanah milik pemerintah
daerah yang di kelola oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan dengan kondisi
bangunan pasar permanen yang terletak pada Desa Linsowu dengan luas lahan 4 ha,
dan terletak pada titik koordinat 4º47 LS-123º10 BT.Pasar sentral di buka tiap hari
dan memiliki jumlah pedagang lebih banyak dari pasar sentral sebelumnya yaitu
sebanyak 400 orang pedagang terdiri dari 44 los, yaitu 127 pedagang yang menempati
kios, 273 padagang yang menempati non kios. Jarak pasar sentral lama ke pasar
sentral baru ±3 KMdan tidak terletak di pusat kota sehingga membutuhkan biaya
transportasi yang relatif tinggi jika di bandingkan dengan pasar sentral lama yang
terletak di pusat kota.
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Karakteristik Responden
1. Tingkat Umur
Dalam mengelola usahanya, responden dipengaruhi oleh faktor umur. Dimana
mereka yang berumur relatif muda (usia produktif) akan lebih tinggi tingkat
produktifitasnya jika dibanding dengan umur tua (usia non produktif). Disamping
memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat dan cenderung cepat menerima hal-hal
yang bersifat baru dan berani menanggung resiko dalam usaha.
Sesuai dengan hasil penelitian terhadap 40 responden yang ada di pasar
Sentral Mina-Minanga Kecamatan Kulisusu, Kabupaten Buton Utara, ternyata
mayoritasberusia produktif. Lebih jelasya ditampilkan melalui tabel berikut :
41
Tabel 3.Karakteristik responden menurut tingkat umur, Tahun 2016
No.
Kelompok Umur
(Tahun)
Jumlah
(Orang)
Presentase
(%)
1.
20 - 29
5
12,5
2.
30 - 39
8
20
3.
40 - 49
17
42,5
4.
50 - 59
6
15
5.
60 ke atas
4
10
40
100,00
Jumlah
Sumber: Data Primer Diolah
Dari tabel di atas menunjukan bahwa hanya 4 (10%) responden yang usianya
60 tahun keatas, 5 (12,5%) respoden dengan usia 20-29 tahun, 6 (15%) responden
dengan usia 50-59 tahun, 8 (20%) responden dengan usia 30-39, dan responden
tertinggi yaitu sebanyak 17 (42%) dengan usia 40-49 tahun. Jadi umur responden
yang ada di Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu menunjukan bahwa rata-rata
responden masih produktif bila ditinjau dari umurnya.
2. Tingkat Pendidikan
Pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang
menyebabkan kemampuan mereka untuk membaca dan menulis serta pola berfikirnya
akan lebih maju dan lebih komunikatif. Dengan demikian semakin tinggi tingkat
pendidikan yang mereka miliki akan lebih memanfaatkn sumber informasi baik lewat
media electronika maupun media cetak guna mendapatkan informasi dan
pengetahuan yang berhubungan dengan usahanya.
42
Sesuai hasil penelitian pada umumnya responden yang di teliti adalah
tammatan SMA. Untuk lebih jelasnya di tampilkan melalui tabel berikut :
Tabel 4.Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan, Tahun 2016
No.
Tingkat Pendidikan
Jumlah
(Orang)
Presentase
(%)
1.
SD
11
27,5
2.
SMP
10
25
3.
SMA
19
72,5
Jumlah
Sumber: Data Primer Diolah
40
100,00
Tabel 3 di atas menunjukan bahwa sebanyak 19 responden (72,5%) adalah
tamatan SMA, 10 responden (25 %) adalah tamatan SMP, dan 11 responden (27.5 %)
adalah tamatan SD, dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan
responden di Pasar Sentral Mina-Minanga Kabupaten Buton Utara tergolong
memadai.
4.2.2. Tingkat Pendapatan Responden.
Tingkat pendapatan dilihat dari pendapatan responden baik sebelum maupun
sesudah perpindahan lokasi Pasar Sentral Kecamatan Kulisus Kabupaten Buton
Utara.
43
Tabel 5 Besaran Pendapatan Pedagang Beras Rata-Rata Sebelum & Sesudah
Perpindahan Lokasi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu di Kabupaten
Buton Utara
No
Responden
Pendapatan (Rp/bulan)
Sebelum pasar di pindahkan Sesudah pasar di pindahkan
1
Nurcahaya
1.500.000-9.000.000
900.000-3.000.000
2
Musina
1.800.000-9.000.000
600.000-3.000.000
3
Rosi
1.500.000-9.000.000
Sumber: Data Primer Diolah
600.000-2.400.000
Dari tabel di atas menunjukan bahwa adanya perubahan pendapatan pedagang
yaitu menurunnya tingkat pendapatan yang terjadi pada responden pedagang beras
hal ini di sebabkan karena jarak tempuh lokasi pasar yang relatif jauh yang membuat
pembeli lebih memilih untuk membeli beras pada warung dekat rumah dari pada
untuk pergi ke pasar, serta lokasi penjualan responden yang jarang di kunjungi
pembeli.
Tabel 6. Besaran Pendapatan Pedagang Lain-Lain Rata-Rata Sebelum &
Sesudah Perpindahan Lokasi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu di
Kabupaten Buton Utara
No
Pendapatan (Rp/bulan)
Responden
Sebelum pasar di pindahkan Sesudah pasar di pindahkan
1
Watia
9.000.000-21.000.000
4.500.000-12.000.000
2
Hasma
6.000.000-15.000.000
3.000.000-6.000.000
3
Fina
3.000.000-6.000.000
1.500.000-3.000.000
Sumber: Data Primer Diolah
Pada tabel di atas menunjukanbahwa adanya penurunan pendapatan pedagang
yang terjadi pada pedagang lain-lainyang di sebabkan oleh jarak tempuh lokasi pasar
yang relatif jauh yang membuat pembeli lebih memilih untuk membeli dagangan
44
dekat rumah atau pedagang keliling, serta lokasi penjualan responden yang jarang di
kunjungi pembeli.
Tabel 7. Besaran Pendapatan Penujual Ikan Rata-Rata Sebelum & Sesudah
Perpindahan Lokasi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu diKabupaten
Buton Utara
Pendapatan (Rp/bulan)
No
Responden
Sebelum pasar di pindahkan Sesudah pasar di pindahkan
1
Zakia
1.500.000-6.000.000
1.500.000-2.100.000
2
Nelin
1.500.000-6.000.000
900.000-3.000.000
3
Fida
1.500.000-4.500.000
900.000-3.000.000
4
Harimusi
1.500.000-3..000.000
900.000-2.400.000
5
Herniati
1.500.000-10.500.000
900.000-4.500.000
6
Suniati
1.500.000-9.000.000
900.000-4.500.000
7
Suliati
3.000.000-7.500.000
1.500.000-4.500.000
8
Wa Titi
1.500.000-6.000.000
900.000-3.000.000
9
Halida
1.500.000-3.000.000
900.000-1.500.000
10
Wanili
1.500.000-3.000.000
1.500.000-2.400.000
11 Tatia
1.500.000-3.000.000
Sumber: Data Primer Diolah
1.500.000-2.400.000
Pada tabel di atas menunjukan bahwa adanya perubahan pendapatan yaitu
menurunnya tingkat pendapatan yang diterima oleh pedagang ikan setelah pasar
Sentral Kecamatan Kulisusu di Pindahkan, hal ini disebabkan karena jarak tempuh
lokasi pasar yang jauh, yang membuat pembeli lebih memilih untuk menunggu
penjual ikan keliling dibanding untuk pergi di pasar, serta banyaknya jumlah penjual
ikan bila dibandingkan dengan pasar sental sebelum di pindahkan.
45
Tabel 8. Besaran Pendapatan Penujual Sayur Rata-Rata Sebelum & Sesudah
Perpindahan Lokasi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu di Kabupaten
Buton Utara
No
Responden
Pendapatan (Rp/bulan)
Sebelum pasar di pindahkan
Sesudah pasar di pindahkan
1
Jayana
1.500.000-2.100.000
600.000-900.000
2
Hamilia
1.500.000-3.600.000
900.000-2.400.000
3
Seniati
12.000.000-30.000.000
12.000.000-30.000.000
4
Sarwia
15.000.000-30.000.000
3.000.000-12.000.000
5
Linda
3.000.000-21.000.000
900.000-3.000.000
6
Kesnia
1.500.000-2.100.000
1.500.000-4.500.000
7
Wd. Malia
3.000.000-9.000.000
900.000-1.500.000
8
Norma
3.000.000-9.000.000
3.000.000-9.000.000
9
Wd. Salma
1.500.000-4.500.000
900.000-2.100.000
10
Arni
1.500.000-4.500.000
1.500.000-9.000.000
11 Hasrianti
1.500.000-3.600.000
Sumber: Data Primer Diolah
900.000-2.100.000
Pada tabel di atas menunjukan bahwa adanya perubahan tingkat pendapatan
yang terjadi pada pedagang sayur di atas, dimana ada 7 respondan yang mengalami
penurunan tingkat pendapatan setelah pasar sentral di pindahkan, hal ini di sebabkan
karena lokasi penjualan yang kurang strategis dimana lokasi penjualan jarang
dikunjungi pembeli, serta semakin bertambahnya jumlah pedagang sayur setelah
pasar sentral di pindahkan, selanjutnya ada 2 responden yang mengalami peningkatan
pendapatan setelah lokasi pasar sentral di pindahkan, hal ini disebabkan karena lokasi
penjualan responden setelah pasar di pindahkan lebih strategis dimana pembeli
46
mudah menemukan lokasi penjualan tersebut, dan ada 2 responden pedagang sayur
yang pendapatannya stabil dari pasar sebelum dan sesudahnya di pindahkan lokasi
pasar sentral.
Tabel 9. Besaran Pendapatan Pedagang Sembako Rata-Rata Sebelum &
Sesudah Perpindahan Lokasi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu di
Kabupaten Buton Utara
No
1
Responden
Ilham
Pendapatan (Rp/bulan)
Sebelum pasar di pindahkan Sesudah pasar di pindahkan
15.000.000-30.000.000
15.000.000-30.000.000
2
Delly
15.000.000-30.000.000
Sumber: Data Primer Diolah
15.000.000-30.000.000
Pada tabel di atas menunjukan bahwa tidak terjadi perubahan pendapatan
sebelum dan sesudah perpindahan lokasi pasar sentral pada pedagang sembako, hal
ini dikarenakan oleh lokasi penjualan responden di pasar sebelum dan sesudah
perpindahan lokasi pasar sentral masih sama-sama strategis.
Tabel 10.Besaran Pendapatan Pedagang Pakaian Rata-Rata Sebelum &Sesudah
Perpindahan Lokasi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu di
Kabupaten Buton Utara
No
1
Responden
Yus
Pendapatan (Rp/bulan)
Sebelum pasar di pindahkan Sesudah pasar di pindahkan
15.000.000-60.000.000
9.000.000-30.000.000
2
Astrid
9.000.000-30.000.000
Sumber: Data Primer Diolah
6.000.000-24.000.000
Pada tabel di atas menunjukan bahwa adanya perubahan pendapatan yang
terjadi pada pedagang pakaian yaitu menurunnya tingkat pendapatan setelah
perpindahan lokasi pasar, hal ini dikarenakan oleh lokasi penjualan sekarang dirasa
47
kurang stragis bila di bandingkan dengan lokasi penjualan di pasar sentral sebelum di
pindahakan.
Tabel 11 Besaran Pendapatan Pedagang Peca Bela Rata-Rata Sebelum &
Sesudah Perpindahan Lokasi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu di
Kabupaten Buton Utara
No
1
Responden
Hania
Pendapatan (Rp/bulan)
Sebelum pasar di pindahkan Sesudah pasar di pindahkan
6.000.000-21.000.000
6.000.000-21.000.000
2
La Ani
6.000.000-15.000.000
Sumber: Data Primer Diolah
3.000.000-7.500.000
Pada tabel di atas menunjukan bahwa adanya penurunan tingkat pendapatan
setelah pasar sentral di pindahkan yang terjadi pada salah satu responden, hal ini di
sebabkan oleh lokasi penjualan responden setelah pasarsentral di pindahkan tidak
starategis lagi sehingga jarang di kunjungi pembeli, sedangkan satu responden lagi
tidak mengalami penurunan pendapatan hal ini di sebabkan karena lokasi penjualan
responden sebelum dan sesudah lokasi pasar sentral di pindahkan sama di tempat
yang strategis.
Tabel 12 Besaran Pendapatan Pedagang Kosmetik Rata-Rata Sebelum &
Sesudah Perpindahan Lokasi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu di
Kabupaten Buton Utara
Pendapatan (Rp/bulan)
No
Responden
Sebelum pasar di pindahkan Sesudah pasar di pindahkan
1
Dewi
10.000.000-24.000.000
10.000.000-24.000.000
2
Dion
6.000.000-24.000.000
6.000.000-24.000.000
Sumber: Data Primer Diolah
Pada tabel di atas menunjukan bahwa tidak terjadi perubahan pendapatan pada
pedagang kosmetik sebelum dan sesudah pasar sentral di pindahkan, hal ini di
sebabkan oleh lokasi penjualan responden sebelum dan sesudah pasar sentral di
48
pindahkan berada di tempat yang strategis sehingga masih tetap banyak di kunjungi
oleh pembeli.
Tabel 13 Besaran Pendapatan Pedagang Electronik Rata-Rata Sebelum &
Sesudah Perpindahan Lokasi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu di
Kabupaten Buton Utara
No
Pendapatan (Rp/bulan)
Responden
Sebelum pasar di pindahkan
1
Alwan
15.000.000-90.000.000
Sesudah pasar di pindahkan
15.000.000-90.000.000
Sumber: Data Primer Diolah
Pada tabel di atas menunjukan bahwa tidak terjadi perubahan pendapatan
pedagang electronic sebelum dan sesudah pasar sentral di pindahkan, hal ini
disebabkan karena masih sedikitnya pedagang yang menjual barang-barang
electronic.
Tabel 14 Besaran Pendapatan Pedagang Aksesoris Rata-Rata Sebelum &
Sesudah Perpindahan Lokasi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu di
Kabupaten Buton Utara
No
Responden
Pendapatan (Rp/bulan)
Sebelum pasar di pindahkan Sesudah pasar di pindahkan
1
Diary
3.000.000-15.000.000
Sumber: Data Primer Diolah
3.000.000-15.000.000
Pada tabel di atas menunjukan bahwa tidak ada perubahan pendapatan
yangterjadi pada pedagang aksesoris sebelum dan sesudah pasar sentral di pindahkan
hal
ini di karenakan oleh lokasi penjualan responden sebelum dan sesudah pasar sentral
di pindahakan tetap strategis dan banyak di kunjungi oleh pembeli.
49
Tabel 15. Besaran Pendapatan Pedagang Alat Nelayan Rata-Rata Sebelum &
Sesudah Perpindahan Lokasi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu di
Kabupaten Buton Utara
No
1
Responden
Marniati
Pendapatan (Rp/bulan)
Sebelum pasar di pindahkan Sesudah pasar di pindahkan
9.000.000-30.000.000
15.000.000-45.000.000
2
La Suwa
9.000.000-30.000.000
Sumber: Data Primer Diolah
9.000.000-30.000.000
Pada tabel di atas menunjukan bahwa ada 1 responden yang mengalami
perubahan pendapatan setelah pasar sentral di pindahkan yaitu meningkatnya
pendapatan yang di peroleh responden setelah pasar sentral di pindahkan, hal ini di
sebabkan karena lokasi penjualan setelah pasar sentral di pindahkan lebih strategis
bila dibandingkan dengan lokasi penjualan responden sebelum pasar sentral di
pindahkan,dan 1 responden yang pendapatannya tidak mengalami perubahan sebelum
dan sesudah lokasi pasar sentral di pindahkan, hal ini di sebabkan lokasi penjualan
sebelum dan sesudah pasar sentral di pindahkan di rasa masih sama strategisnya.
4.2.3. Penerimaan Retribusi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu Kabupaten
Buton UtaraTahun 2012-2015
Retribusi pasar sebagai salah satu jenis penerimaan daerah dapat dijadikan
andalan dan merupakan primadona penerimaan di sektor retribusi daerah. Hal ini
selaras dengan dengan apa yang dikatakan oleh Santoso (1995:20) bahwa retribusi
pasar di banyak daerah kabupaten dan kota di Indonesia menjadi sumber penerimaan
PAD yang cukup berarti. Retribusi pasar akan turut menentukan besarnya tingkat
50
kemandirian suatu daerah dalam arti mampu mendanai sendiri segala urusan otonomi
daerah.
Tabel 16.Penerimaan Retribusi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu Kabupaten
Buton Utara Tahun 2012-2015
2012
2013
2014
2015
Kerterangan
No.
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
Penerimaan Retribusi
1
Pasar
41.696.000 97.096.000 66.694.000 152.912.000
SentralKec.Kulisusu
Kab. BUTUR
Sumber Data: Dinas Pendapatan Daerah Kab.BUTUR
Dari tabel di atas menunjukakan penerimaan retribusi Pasar Sentral
Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara pada tahun 2013 mengalami
peningkatan sebesar Rp 55.400.000di bandingkan pada tahun 2012yaitu sebesar Rp
41.696.000 dan pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar Rp 30.375.000 bila di
bandingkan pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp 97.096.000, hal ini di sebabkan karena
penerimaan pada retribusi pada tahun
2014 hanya sampai pada Bulan Oktober
berhubung pada Bulan November-Desember Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu Di
Pindahkan Ke Pasar Sentral Mina-Minanga Desa Linsowu Kecamatan Kulisusu
Kabupaten Buton Utara sehingga pembayaran retribusi pada tahun 2014 tidak genap
satu tahun, dan pada tahun 2015 mengalami peningkatan dari tahun-tahun
sebelumnya yaitu sebesar Rp 86.218.000 dari tahun 2014, sebesar Rp 55.816.000 dari
tahun 2013, hal ini dikarenakan oleh jumlah pedagang dan sewa retribusi setelah
Pasar Sentral Kecamtan Kulisusu Kabupaten Buton Utara di pindahkan mengalami
peningkatan.
51
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1. Adanya pengaruh perpindahan lokasi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu
di Kabupaten Buton Utara terhadap pendapatan pedagang
Beberapa studi secara konsisten telah memperlihatkan bahwa pemilihan lokasi
di dirikannya pasar berpengaruh terhadap tingkat pendapatanpedagang Pasar Sentral
Mina-minanga Kabupaten Buton Utara. Pasar membutuhkan lahan dan lokasi yang
strategis, mengingat aktivitas yang terjadi di pasar tersebutdan pentingnya peran pasar
sebagai
salah
satu
komponen
pelayanan
kota,
daerah
dan
wilayah
yangmengakibatkan kaitan dan pengaruh dari masing-masing unsur penunjang
kegiatan perekonomian kota.
Denganletak yang strategis, akan lebih terjamin proses transaksi jual-belinya
daripada pasar yang letaknya kurangstrategis. Dalam hal ini harus diperhatikan
faktor-faktor keramaian lalu lintas, kemungkinan tempatpemberhentian orang untuk
berbelanja,
keadaan
penduduk
di
lingkungan
pasar,
keadaan
perparkiran
dansebagainya.Dalam hal pemilihan lokasi pembangunannya, pasar tradisional
sebaiknya didirikan pada lokasi yangramai dan luas. Pendirian pasar pada lokasi yang
tidak ada aktivitas perdagangannya, sangat sulit diharapkanakan dikunjungi oleh
masyarakat.
Sedangkan
jumlah
penduduk,
pendapatan
perkapita,
distribusi
pendapatan,aglomerasi dan kebijaksanaan pemerintah juga sangat mempengaruhi
penentuan lokasi suatu kegiatan(Djojodipuro, 1992)
Hal ini diperjelas oleh pernyataan ibu Emi salah satu pembeli di Pasar Sentral
Mina-Minanga pada hari Sabtu 30 April 2016 mengatakan:
52
“Lokasi pasar sekarang sangat jauh dan membutuhkan biaya transportasi yang tinggi
untuk sampai ke pasar, jika saya hanya ingin membeli ikan maka saya lebih memilih
untuk menunggu pedagang ikan keliling saja, ujarnya.”
Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya,
Lokasi sangat memegang
peranan penting dalam percepatan pertumbuhan ekonomi suatu daerah, demikian juga
dengan lokasi pasar sebagai pusat pembelanjaan bagi masyarakat. Dengan demikian
teori lokasi merupakan teori dasar dalam analisis spasial dimana tata ruang dan lokasi
kegiatan ekonomi merupakan unsur utama.Teori lokasi ini memberikan kerangka
analisis yang baik dan sistematis mengenai pemilihan lokasi kegiatan ekonomi
(dalam hal ini adalah lokasi pasar tradisional sebagai pusat pembelanjaan). Salah satu
teori lokasi yang ada adalah teori lokasi yang dikembangkan oleh August Losch
(1954), yang mempelopori TeoriLokasi Market Area dan mendasarkan analisis
pemilihan lokasi optimal pada luas pasar yang dapat dikuasi dan kompetisi antar
tempat. Artikel ini menekankan pada Teori Lokasi Market Area, yang mendasarkan
pandangan bahwa produsen akan memilih tempat sebagai lokasi yang optimal
berdasarkan kekuatan persaingan antar tempat dan luas pasar yang dapat dikuasainya.
4.3.2. Adanya pengaruh perpindahan lokasi penjualan pedagang diPasar
Sentral Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara terhadap
pendapatan pedagang
Lokasi penjualan pedagang berpengaruh positif terhadap tingkat pendapatan
pedagang Pasar Sentral Mina-minanga Kabupaten Buton Utara.Besarnya pendapatan
rata-rata pedagang yang berlokasi di tempat strategis lebih besar dengan rata-rata
pendapatan pedagang di tempat yang tidak strategis. Pedagang yang memiliki lokasi
53
usaha tidak strategis yaitu lokasi berdagang yang tertutup dan tidak mudah dijangkau
oleh pembeli, dan tidak ada tempat pemberhentian kendaraan bermotor misalnya
pojok belakang.Pedagang dengan lokasi usahastrategis yaitu lokasi berdagang yang
mudah dijangkau pembeli, sering dikunjungi dan mudah ditemukan pembeli dan bisa
dilalui kendaraan bbermotor misalnya di pinggir jalan, letaknya di sekitar pintumasuk
dan pintu keluar.
Lokasi usaha pedagang Pasar Sentral Mina-Minanga saat ini sudah didesain
dariawal terbentuknya gedung Pasar Sentral Mina-Minanga yaitu memanjang dari
satu blok keblok lainnya dimana luas masing-masing tempat usaha 2,50 M2 serta arus
pengunjung dikonsep melalui dan melintasi semua blok pedagang di dalam Pasar
Sentral Mina-Minanga sehingga semua pedagang dapat terjangkau oleh pembeli.
Tetapi dalam kenyataannyapembeli lebih memilih berkunjung pada lokasi yang
mudah dijangkau danlebih banyak menghindari lokasi di pojok karena berbagai
alasan. Hal inidiperjelas oleh pernyataan ibu Yus pedagang pakaiandi Pasar Sentral
Mina-Minanga pada hariSabtu 30 April 2016 mengatakan:
“Lokasi usaha yang saya miliki tidak strategis karena terletak di pojok
belakang,pengunjung tidak melintas karena keterbatasan waktu, tidak bisa dilalui
kendaraan bermotor ataupun karena persainganusaha diantara para pedagang.
Pengunjung lebih memilih di lokasi yang strategis yaitu bisa dilalui kendaraan
bermotorkarena cepat dan mudah dijangkau.Sehingga , saya tidak memperoleh
lakujualanjadi pendapatan yang diperoleh menjadi tidak pasti,” ujarnya.
Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
penentuan lokasi juga sangat mempengaruhi pendapatan. Semakin strategis lokasi
berdagang yang ditempatinya maka pendapatan yang diterima pedagang akan
54
semakin tinggi pula. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Natelda (2010)
dimana lokasi usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan
pedagang sektor informal di Kota Medan.
Memilih lokasi berdagang merupakan keputusan penting untuk bisnis yang
harus membujuk pelanggan untuk datang ke tempat bisnis dalam pemenuhan
kebutuhannya
(Dewi, 2010).Menurut
Ayuningsasi
(2010) pemilihan lokasi
mempunyai fungsi yang strategis karena dapat ikut menentukan tercapainya tujuan
usaha.Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan daerah
pembelanjaan adalah luas daerah perdagangan, dapat dicapainya dengan mudah,
potensi pertumbuhannya, lokasi toko-toko saingan.Keputusan tentang pemilihan
lokasi toko di dalam pusat pembelanjaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang lebih
spesifik seperti biaya dan lamanya sewa, pelayanan yang diberikan oleh pengusaha
pusat pembelanjaan, luas ruangan beserta layout-nya, arus pengunjung, jarak dari
tempat parkir.
4.3.3. Adanya pengaruh perpindahan lokasi pasar sentral Kecamatan Kulisusu
terhadap penerimaan retribusi pasar Kabupaten Buton Utara
Sesuai hasil penelitian, perpindahan lokasi Pasar Sentral Kecamatan Kulisusu
adalah mengalami meningkatan sebesar Rp 55.400.000 di bandingkan pada tahun
2012
yaitu sebesar Rp 41.696.000 dan pada tahun 2014 mengalami penurunan
sebesar Rp 30.375.000 bila di bandingkan pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp
97.096.000, hal ini di sebabkan karena penerimaan pada retribusi pada tahun 2014
hanya sampai pada Bulan Oktober berhubung pada Bulan November-Desember Pasar
55
Sentral Kecamatan Kulisusu Di Pindahkan Ke Pasar Sentral Mina-Minanga Desa
Linsowu Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara sehingga pembayaran retribusi
pada tahun 2014 tidak genap satu tahun, dan pada tahun 2015 mengalami peningkatan
dari tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 86.218.000 dari tahun 2014, sebesar
Rp 55.816.000 dari tahun 2013, hal ini dikarenakan oleh jumlah pedagang dan sewa
retribusi setelah Pasar Sentral Kecamtan Kulisusu Kabupaten Buton Utara mengalami
meningkatan.
Seperti penelitian yang di lakukan oleh Polipoke (2002) yang menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan retribusi pasar dalam rangka
peningkatan pendapatan asli daerah, hasil penelitiannya menunjukan variabel PDRB
tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan retrribusi pasar, sedangkan
variabel jumlah penduduk serta variabel los dan kios berpengaruh secara signifikan
terhadap penerimaan retribusi pasar.
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Adanya perpindahan lokasi pasar sentral menyebabkan menurunnya tingkat
pendapatan pada pedagangyaitu sebanyak 29 pedagang dari 40 orang
pedagang sebagai sampel yang dikarenakan oleh jarak tempuh lokasi pasar,
lokasi penjualan yang tidak strategis dan jumlah pedagang yang semakin
banyak.
2.
Adanya perpindahan lokasi pasar menyebabkan meningkatnya penerimaan
retribusi pasar dari tahun 2012-2014 paling tinggi Rp 97.069.000 menjadi
Rp152.912.000 pada tahun 2015, yang disebabkan bertambahnya jumlah
pedagang dan meningkatnya nilai retribusi pasar.
5.2. Saran
Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka
disarankan sebagai berikut:
1.
Bagi pemerintah daerah, harus melakukan pemusatan area parkir
kendaran bermotor, agar membeli tidak langsung masuk di dalam lokasi
penjualan pedagang, sehingga membuat pedagang lain yang lokasi
penjualannya tidak bisa dilalui kendaran bermotor, jarang dan bahkan
tidak di kunjungi oleh pembeli.
57
2.
Pemerintah perlu menurunkan sewa retribusi pasar, agar pedagang tidak
keberatan karena harus disesuaikan dengan pendapatan mereka.
3.
Pemerintah harus segera melengkapi fasilitas pasar seperti listrik, air,
toilet dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Amir.
2000.
Teknik
Perdagangan
Luar
Negeri.
Jakarta:
PPM.
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Jakarta. PT. Rineka Cipta.
Ariyani. 2006. Analisis Faktor –Faktor YangMempengaruhi Pendapatan Pedagang
PasarSeni Sukawati Di Kabupaten Gianyar”. Denpasar: Skripsi Jurusan Ilmu
Ekonomi Universitas Udayana.
Asy’ari.
1993.Sosiologi Kota dan Desa. Usaha Nasional: Surabaya.
August Losch. 1954. Economic of Location. John Wiley & Sons, Inc. New York.
Ayuningsasi, Anak Agung Ketut. 2010. Analisis Pendapatan Pedagang Sebelumdan
Sesudah Program Revitalisasi Pasar Tradisional Di KotaDenpasar (Studi
Kasus Pasar Sudha Merta Desa Sidakarya.Jurnal Piramida.7 (1) available at:
ejournal.unud.ac.id/
Ayuningsasi, A.K dan Mirah.P.P. 2013. “Efektivitas dan Dampak Program
Revitalisasi Pasar Tradisional di Pasar Agung Peninjoan” ,Jurnal Ekonomi
Pembangunan, vol. 2, no. 5, hal. 233-243.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Buton Utara, 2016. Buton Utars dalam Angka
2015.BPS Kabupaten Buton Utara.
Brian Berry dalam bukunya Geography of Market (dalam, Astonik 1967).
Budi, Santoso Ir. 1995. Jahe Gajah, Yogyakarta, PT Kanisius
Damsar. 2005.Sosiologi Pasar. Padang. Laboratorium Sosiologi. FISIP – UA
---------. 1997.
Sosiologi Ekonomi.
Jakarta :
Raja
Grafindo
Persada.
Dewi, Surya Rustariyuni, 2010, Analisis Tingkat Pendapatan Pedagang canang di
Pasar Badung dan Kereneng, Denpasar , Laporan Penelitian Fakultas
Ekonomi Universitas Udayana.
Djojodipuro.
Etta ,
dkk.
1992.
2010.
Teori Lokasi.
Lembaga
Metodologi
PenerbitFE-UI.
Penelitian.
Jakarta.
Penerbit
Andi.
Hendra Utomo Widi. 2013. “ JudulAnalisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi
Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar Klithikan Notoharjo
Surakarta.”
Hentiani. 2011. Analisis Faktor –Faktor YangMempengaruhi Pendapatan Pedagang
PasarSeni Sukawati Di Kabupaten Gianyar”. Denpasar: Skripsi Jurusan Ilmu
Ekonomi Universitas Udayana.
http:// v2truck.
Blogspot . com.
pasar-tradisional). Di akses pada 6 maret 2016
https://carapedia.com/pengertian_definisi_pendapatan_info2172.html di akses pada
tanggal 6 maret 2016
Julia Surbakti Rica. 2013. “Dampak Relokasi Pasar Niten Terhadap Tingkat
Pendapatan Pedagang di Pasar Niten, Desa Tirtonirmolo, Kec. Kasihan,Kab.
Bantul.”
Kabupaten Bondowoso.Jurnal.Fakultas Ekonomi Universitas Dr. Soetomo Surabaya,
vol. 11, no.1, Desember, hal. 74-89.
Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Edisi III. Jakarta: Balai Pustaka
Wirwan B. Ilyas dan Richard Burton. 2004. Hukum Pajak. Jakarta: Salemba
Empat.
Kiik. 2006. “Kajian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tidak Optimalnya Fungsi
Pasar Tradisional Lolowa dan Pasar Tradisional Fatubenao Kecamatan Kota
Atambua-Kabupaten Belu. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.
Miles. 1999. Real Estate Developmen.Principles and Process. Washington DC:
Urban Land Institute.
Munandar. 2006. Analisis Faktor –Faktor YangMempengaruhi Pendapatan Pedagang
PasarSeni Sukawati Di Kabupaten Gianyar”. Denpasar: Skripsi Jurusan Ilmu
Ekonomi Universitas Udayana.
Natelda R. Timisela, Stephen F. W. Thenu dan Junianita F. Sopamena, 2009 Analysis
of Factors Affecting the Time Spent and Income of WomenCraftsmen from
Sago Home Industry in Saparua District. Jurnal Budidaya Pertanian, Vol. 5.
No 2, Desember 2009.
Nugroho Rian 2003.
KebijakanPublik.Formulasi .Implementasi dan Evaluasi.
Paula. 2005. Analisis Faktor –Faktor YangMempengaruhi Pendapatan Pedagang
PasarSeni Sukawati Di Kabupaten Gianyar”. Denpasar: Skripsi Jurusan Ilmu
Ekonomi Universitas Udayana.
Pedagang Kaki Lima di Lokasi Binaan Studi Kasus di Lokasi Binaan Paal Merah
Jakarta Pusat”.Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia. (tidak dipublikasikan).
Polipoke, (2002). Dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PenerimaanRetribusi
Pasar Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Asli Daerah.
Rajawali Presjakarta ,hal.135.Yogyakarta.
Riwo Kaho Josef. 1998. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia.
Rajawali Pers, Jakarta
Sinaga, S.
2004. Dampak Sosial Kebijakan Pemda DKI Jakarta Tentang Relokasi
Soekanto. 2000.
Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Sudirmansyah.2011. Analisis Faktor –Faktor YangMempengaruhi Pendapatan
Pedagang PasarSeni Sukawati Di Kabupaten Gianyar”. Denpasar: Skripsi
Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Udayana.
Suharno.2010. Dasar-Dasar Kebijakan Publik (Kajian Proses Dan Analisis
Kebijakan). Yogyakarta: UNY Press.
Suharto. 2005. Analisis Kebijakan Pablik: Paduan Praktis Mengkaji Masalah dan
Kebijakan Sosial. Bandung:Alfabeta
Sukesi. 2008. “Analisis Aspek Ekonomi Rencana Pengembangan Pasar Induk
Kabupaten Bondowoso”, Jurnal, Fakultas Ekonomi Universitas Dr. Soetomo
Surabaya, vol. 11, no.1, Desember, hal. 74-89.
Sukirno Sadono.
2002.
Teori Makro Ekonomi,PT.Raja Grafindo Praseda.Jakarta
Sumaryadi Nyoman. 2010.
Sosiologi
Pemerintahan.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Suparmoko. 2002. Analisis Faktor –Faktor YangMempengaruhi Pendapatan
Pedagang PasarSeni Sukawati Di Kabupaten Gianyar”. Denpasar: Skripsi
Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Udayana.
Suwarsono , dkk. 1991.
Jakarta:LP3S.
Perubahan
Sosial
dan
Pembangunan
di
Indonesia.
Tohar. 2003. Dalam TesisDewa Made Aris Artaman dengan “Judal Analisis Faktor –
Faktor YangMempengaruhi Pendapatan Pedagang PasarSeni Sukawati Di
Kabupaten Gianyar”. Denpasar: Skripsi Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas
Udayana.
Undang-Undang No.28 Tahun
2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
www.comhttp://v2truck
.blogspot.com/2009/10pasar-tradisionalmodern19.htmlDiakses 05 maret 2016
Yulianti Nella. 2011. “Judul Dampak Perubahan Lokasi Pasar Terhadap Sosial
Ekonomi Masyarakat Di Nagari Muaralabuh Kecamatan Sungai Pagu
Kabupaten Solok Selatan”. Padang: Skripsi
Jurusan Sosiologi Fisip
Universitas Andalas.
Zunaidi.2013.“ Kehidupan Sosial Ekonomi Pedagang di Pasar Tradisional Pasca
Relokasi dan Pembangunan Pasar Moder”, Jurnal Sosiologi Islam, vol. 3, no.1,
hal 5164.
KUSIONER PENELITIAN
Kusioner ini merupakan insrtumen pengumpulan data dalam rangka penyusunan
skripsi dengan judul :
DAMPAK PERPINDAHAN LOKASI PASAR SENTRAL TERHADAP
Nama peneliti
: ANDRIYANI
PENDAPATAN PEDAGANG
DAN dan
PENERIMAAN
RETRIBUSI
Fakultas/Jurusan
: Ekonomi
Bisnis/ Keuangan
Daerah PASAR
Universitas
: Universitas Halu Oleo
Saya mengharapkan partisipasi dari Bapak/Ibu untuk menjawab kusioner ini, atas
ketersediannya diucapakan terimah kasih
Nama Responden
: …………………………………
Jenis kelamin
: …………………………………
Umur Responden
: ………..Tahun
Alamt Responden
: …………………………………
Pendidikan
: …………………………………
Jenis Usaha Pedagang
: …………………………………
Pendapatan Pedagang
a. Sebelum Pasar Di Pindahkan
: …………………………………
b. Sesudah Pasar Di Pindahkan
: …………………………………
8.
Faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang
a. Jenis usaha pedagang
: …………………………………
b. Jumlah los
: …………………………………
c. Jumlah kios
: …………………………………
d. Jarak tempuh lokasi pasar
: …………………………………
e. Lokasi Usaha
: …………………………………
9. Biaya
a. Retribusi pasar
: …………/ hari
: ………../ minggu
: ………./ bulan
b. Pajak
: …………/ hari
: ………../ minggu
: ………./ bulan
c. Trasportasi
1. Sebelum pasar di pindahkan : ………………………………
2. Sesudah pasar di pindahkan
: ………………………………
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Tabel Karakterisrik Responden
Nama Responden
Jenis Pedagang
Alamat
Nurcahaya
Pedagang Beras
Sara,ea
Musina
Pedagang Beras
Wandaka
Rosi
Pedagang Beras
Wandaka
Zakia
Pedagang Ikan
Linsowu
Nelin
Pedagang Ikan
Lipu
Fida
Pedagang Ikan
Wandaka
Harimusi
Pedagang Ikan
Wandaka
Herniati
Pedagang Ikan
Lipu
Suniati
Pedagang Ikan
Lipu
Suliati
Pedagang Ikan
Lipu
Wa Titi
Pedagang Ikan
Lipu
Halida
Pedagang Ikan
Lipu
Wanili
Pedagang Ikan
Lipu
Tatia
Pedagang Ikan
Wandaka
Jayana
Pedagang Sayur
Wandaka
Hamilia
Pedagang Sayur
Lipu
Seniati
Pedagang Sayur
Wandaka
Sarwia
Pedagang Sayur
Epe
Linda
Pedagang Sayur
Lipu
Kesnia
Pedagang Sayur
Bone
Wd. Malia
Pedagang Sayur
La Sora
Norma
Pedagang Sayur
Wapala
Wd. Salma
Pedagang Sayur
Kadacua
Arni
Pedagang Sayur
La,ea
Hasrianti
Pedagang Sayur
Jampaka
Ilham
Pedagang Sembako
Lipu
Delly
Pedagang Sembako
Wajo
Yus
Pedagang Pakaian
Wandaka
Astrid
Pedagang Pakaian
Wandaka
Hania
Pedagang Peca Bela
EeLahaji
La Ani
Pedagang Peca Bela
Lipu
Dewi
Pedagang Kosmetik
Sara,ea
Dion
Pedagang Kosmetik
Lemo
Alwan
Pedagang Electronik
Lipu
Diary
Pedagang Aksesoris
Sara,ea
Marniati
Pedagang Alat Nelayan Rombo
La Suwa
Pedagang Alat Nelayan Rombo
Watia
Pedagang Lain-Lain
Wandaka
Hasma
Pedagang Lain-Lain
Wandaka
Fina
Pedagang Lain-Lain
Sara,ea
Jenis Kelamin
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-Laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-Laki
Perempuan
Laki-Laki
Laki-Laki
Perempuan
Perempuan
Laki-Laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Dokumentasi Pengambilan Data
Download