1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Merger dan akuisisi telah menjadi topik yang populer dalam beberapa tahun
terakhir ini. Hingga saat ini, merger dan akuisisi masih diyakini sebagai sebuah
strategi yang cukup ampuh untuk menciptakan sinergi bagi perusahaanperusahaan yang melakukannya. Merger dan akuisisi pada intinya adalah sebuah
keputusan yang diambil perusahaan untuk menggabungkan atau membagi sumber
daya yang mereka miliki untuk mencapai tujuan bersama. Pada proses ini sebuah
entitas baru dapat terbentuk sebagai hasil proses penggabungan tersebut.1 Adapun
tujuan dilakukannya merger dan akuisisi tersebut adalah untuk membangun
keunggulan kompetitif perusahaan jangka panjang yang pada akhirnya dapat
meningkatkan nilai perusahaan dan memaksimumkan kemakmuran pemilik
perusahaan atau para pemegang saham.2 Perusahaan-perusahaan yang telah gopublic juga yakin
dengan merger dan akuisisi yang mereka lakukan pada
akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja sahamnya di pasar modal dan akan
meningkatkan nilai perusahaan itu.
Aktifitas merger dan akuisisi semakin meningkat seiring dengan intensnya
perkembangan ekonomi yang makin mengglobal. Hal yang sama juga terjadi di
pasar modal Indonesia. Merger dan akuisisi hingga kini telah menjadi trend di
1
Seitz, Neil and Mitch Ellison. Capital Budgeting and Long –Term Financing Decisions, 3th Ed,
(Harcourt Brace College Publisher)
2
Moin, Abdul. Merger, Akuisisi & Divestasi. Edisi kedua (Yogyakarta : Penerbit Ekonisia), 2004
1
banyak perusahaan di Indonesia. Kita telah menyaksikan berbagai peristiwa
merger dan akuisisi di Indonesia seperti merger Bank Mandiri, merger Bank
Permata, akuisisi Indofood atas Bogasari dan akuisisi Kalbe Farma atas Dankos
Lab. Dalam skala internasional kita juga telah menyaksikan puluhan bahkan
ratusan deal merger dan akuisisi setiap tahunnya. Merger antara Daimler-Benz
dengan Chrysler, Exxon dengan Mobil Oil, Pharmacia dengan Upjohn, akuisisi
Singapore Technologies Telemedia atas Indosat dan akuisisi Sony atas Columbia
Picture adalah hanya sebagian kecil merger dan akuisisi skala internasional.
Fenomena merger dan akuisisi merupakan pemandangan bisnis yang biasa pada
negara-negara maju seperti Amerika, Kanada dan Negara-negara Eropa Barat.
Bahkan di Amerika Serikat gelombang merger dan akuisisi telah dimulai sejak
akhir abad 18, dan sekarang telah memasuki gelombang ke lima.3
Adapun inti dari dilakukannya merger dan akuisisi adalah untuk
menciptakan sinergi yang tidak mungkin didapatkan apabila dua perusahaan atau
lebih berdiri secara sendiri-sendiri. Secara khusus sinergi yang dimaksud adalah
untuk meningkatkan kesejahteraan stakeholder secara keseluruhan, terutama
kesejahteraan para pemegang saham. Namun berdasarkan penelitian-penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya tindakan merger dan akuisisi tidak selalu
memberikan keuntungan bagi para pemegang saham perusahaan pengakuisisi
karena masih tergantung dari sukses atau tidaknya proses merger dan akuisisi.
Sukses atau tidaknya proses merger dan akuisisi diantaranya diukur dari
tercapainya peningkatan nilai perusahaan pasca merger dan akuisisi. Hal
3
Ibid. 2
2
sebaliknya terjadi pada para pemegang saham perusahaan yang diakuisisi, mereka
kerap kali diuntungkan karena harga saham mereka dihargai di atas harga pasar
(premium).4 Penelitian yang telah dilakukan selama ini menunjukkan hasil yang
berbeda-beda, beberapa penelitian memperlihatkan kinerja yang negatif sementara
beberapa penelitian lain menunjukkan kinerja yang positif.5 Penelitian di Amerika
Serikat terhadap tindakan merger dan akuisisi menunjukkan bahwa selama tiga
tahun pertama setelah merger terjadi adanya abnormal return yang negatif
(Agrawal, Jaffe, dan Mandelker, 1992) yaitu rata-rata -3,41% untuk sampai dua
tahun setelah merger. Sementara dalam penelitian lain juga ditemukan bahwa
tindakan merger dan akuisisi membawa kinerja yang positif, yaitu adanya
abnormal return sebesar rata-rata 18.53% pada dua hari waktu pengumuman
(Slovin dan Suskha, 1998).6
Penelitian yang telah dilakukan selama ini membuktikan bahwa tindakan
merger dan akuisisi dapat menyebabkan terjadinya abnormal return yang positif
dan juga abnormal return yang negatif. Pengukuran kinerja perusahaan yang
digunakan disini adalah dengan memperhatikan abnormal return di sekitar
periode event. Secara teori abnormal return adalah perbedaan antara tingkat
pengembalian actual
( actual return ) dengan tingkat pengembalian yang
diperkirakan atau diharapkan ( expected return ) pada suatu strategi investasi.
Actual return harian adalah tingkat pengembalian yang didapatkan dari
perbandingan harga saat ini dengan harga kemarin. Sementara itu expected return
4
Seitz, Neil and Mitch Ellison, Ibid. 834-835
Dennis, Debra K, and John J McConnell.”Corporate Merger and Security Returns.” Journal of
Financial Economics 16 (June 1986):143-187
6
Loderer, Claudio and Kenneth Martin. “Postacquisition Performance of Acquiring Firms.”
Financial Management (1992)
5
3
adalah tingkat pengembalian yang didapatkan dari perhitungan berbagai informasi
masa lalu dengan pengaruh faktor-faktor lainnya.7
Untuk mengukur pengaruh suatu event atau informasi terhadap harga saham
perusahaan, para periset di bidang keuangan mengembangkan metodologi event
study yang pertama kali diperkenalkan oleh Fama, Fisher, Jensen dan Roll pada
tahun 1966. Metode ini dikembangkan untuk menjawab pertanyaan mengenai
dampak informasi terhadap harga saham dan pertanyaan mengenai tingkat
efisiensi suatu pasar yang tidak dapat dijawab hanya melalui analisa teknikal dan
fundamental.
Event study merupakan suatu teknik empiris riset keuangan yang dilakukan
oleh para peneliti untuk mengetahui dampak adanya informasi tentang suatu
event terhadap return saham perusahaan. Banyak event study yang telah meneliti
bagaimana
reaksi
saham
terhadap
informasi-informasi
seperti:
earning
announcement dan dividen, program pembelian kembali saham, stock split,
penjualan saham dan obligasi, stock listing, perubahan peringkat obligasi, merger
dan akuisisi, perubahan manajemen, pengumuman tingkat inflasi oleh pemerintah,
serta masalah politik dan ekonomi secara makro dalam dan luar negeri.8
Metode event study sangat erat kaitannya dengan konsep pasar efisien yang
dikemukakan oleh Fama pada tahun 1970. Efisiensi Pasar modal hingga kini
merupakan salah satu topik yang menarik di dalam dunia pasar modal. Semenjak
Fama
mengemukakan hipotesis pasar efisisen, banyak para peneliti didunia
7
Brown, Stephen J and Jerold B. Warner.”Measuring Security Price Performance” Journal of
Financial Economics 8 (1980):205-258
8
Frank K Reily, Keith C. Brown, Investment Analysis and Portfolio Management, 7th Ed, (The
Dryden Press), 234
4
mencoba membuktikan hipotesis ini. Fama mendefinisikan efficient market untuk
suatu pasar yang memiliki
harga yang mencerminkan tersedianya informasi
secara penuh, atau dengan kata lain harga yang terbentuk adalah pencerminan dari
tersedianya informasi. Dalam pasar efisien, adanya informasi yang baru akan
segera diantisipasi oleh para pelaku pasar dalam mengambil keputusan untuk
membeli atau menjual, sehingga akan terjadi perubahan terhadap harga, dan
selanjutnya harga akan stabil kembali dengan sendirinya sehingga tidak ada
investor yang memperoleh keuntungan di atas rata-rata investor lain. Semakin
cepat harga bereaksi terhadap terhadap informasi baru maka pasar akan semakin
efisien.
Efisiensi suatu pasar modal dapat terlihat dari seberapa cepat harga saham
berubah seiring dengan adanya informasi baru yang muncul. Pertanyaan yang
timbul apakah saham-saham di Bursa Efek Indonesia telah dengan cepat bereaksi
terhadap informasi yang dipublikasikan. Jawaban dari pertanyaan dapat dijadikan
indikator untuk mengetahui tingkat efisiensi Bursa Efek Indonesia.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut, maka penulis melakukan penelitian
untuk mengetahui pengaruh pengumuman akuisisi terhadap return pemegang
saham perusahaan pengakuisisi di Bursa Efek Indonesia, serta kaitannya dengan
bentuk efisiensi Bursa Efek Indonesia pada periode penelitian 2004 hingga 2009.
1.2
Rumusan Masalah
Secara singkat dapat disimpulkan inti masalah yang akan dibahas di dalam
penelitian ini adalah:
5
a.
Untuk mengetahui bagaimana dampak pengumuman merger dan
akuisisi terhadap kinerja saham perusahan pengakuisisi pada periode
penelitian.
b.
Hasil dari penelitian ini juga dapat digunakan untuk mengetahui
tingkat efisiensi pasar modal di Bursa Efek Indonesia pada periode
penelitian tersebut.
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk :
a.
Mengetahui dampak pengumuman akuisisi terhadap kinerja saham
perusahaan pengakuisisi.
b.
Mengetahui apakah tindakan akuisisi memberikan keuntungan bagi
investor yang tercermin dalam penciptaan abnormal return selama
periode penelitian.
c.
Mengetahui seberapa besar signifikansi pergerakan tingkat abnormal
return saham-saham pada perusahaan yang melakukan tindakan
merger dan akuisisi.
d.
Mengetahui tingkat efisiensi Bursa Efek Indonesia pada periode
penelitian 2004 hingga 2009.
e.
Memberikan informasi kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pasar
modal, antara lain yaitu :
6
1.
Bagi investor, menginformasikan kepada investor tingkat efisiensi
Bursa Efek Indonesia agar dapat dijadikan ukuran yang
digunakan untuk menganalisa harga saham yang optimal.
2.
Bagi emiten, agar emiten-emiten mengetahui seberapa efektif
pengumuman merger dan akuisisi dalam kaitannya dengan respon
investor serta bagaimana pengaruh pengumuman tersebut
terhadap tingkat pengembalian saham mereka di Bursa Efek
Indonesia
3.
Bagi
pemerintah
(
Badan
Pengawas
Pasar
Modal
),
menginformasikan tingkat efisiensi Bursa Efek Indonesia agar
dapat dipakai untuk menciptakan transaksi pada pasar modal yang
wajar, teratur dan efisien.
1.4
Hipotesis Penelitian
Hipotesis awal dari penelitian ini adalah:
a.
Pengumuman merger dan akuisisi menghasilkan abnormal return bagi
investor.
b.
Rata-rata abnormal return sebelum tanggal pengumuman merger dan
akuisisi
berbeda
dengan
rata-rata
abnormal
return
setelah
pengumuman merger dan akuisisi.
7
1.5
Ruang Lingkup Penelitian
1.5.1 Obyek penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah data time series, pergerakan saham
sekitar tanggal pengumuman dari perusahaan yang melakukan merger dan
akuisisi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.5.2 Periode penelitian
Periode data yang diambil adalah data seluruh emiten di Bursa Efek
Indonesia yang melakukan merger dan akuisisi antara tahun 2004 sampai
tahun 2009.
1.6
Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini akan mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut :
a.
Studi lapangan, bertujuan untuk memperoleh data-data emiten yang
meliputi nama-nama emiten yang melakukan merger dan akuisisi pada
periode penelitian, tanggal pengumuman merger dan akuisisi kepada
publik, Indeks Harga Saham Individu, Indeks Harga Saham
Gabungan, laporan tahunan Bapepam, laporan keuangan, prospektus,
laporan keterbukaan informasi publik pada sampel perusahaan yang
akan diteliti. Data-data tersebut tersedia pada Pusat Referensi Pasar
Modal (PPRM) dan Bapepam.
8
b.
Studi Literatur, mencari informasi serta teori-teori dari berbagai
literatur seperti, buku, jurnal, surat kabar, majalah yang terkait dengan
topik penelitian.
c.
Studi bimbingan, melalui pembimbing skripsi maupun dosen-dosen
lainnya untuk memperluas wawasan dan menambah pengertian
mengenai topik yang sedang diteliti.
Pada penelitian ini penulis mencoba melihat pengaruh merger dan akuisisi
atas kinerja saham perusahaan dengan menghitung abnormal returnnya. Dengan
kata lain penelitian ini akan menggunakan metode event study yang selama ini
telah banyak digunakan oleh penelitian-penelitian lain untuk melihat reaksi harga
saham atas berbagai informasi pasar. Dalam melakukan event study terlebih
dahulu harus ditentukan periode window, yaitu periode estimasi dan periode event
serta event date, yaitu tanggal diumumkannya informasi tersebut kepada publik.
Menurut Halpern (1982), tanggal yang paling tepat digunakan sebagai event date
adalah tanggal pertama kalinya dilakukan pengumuman informasi tersebut oleh
perusahaan, yaitu tanggal diadakannya Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa (RUPSLB). Periode estimasi adalah periode sebelum periode event dimana
tingkat pengembalian saham pada periode ini akan dipakai untuk membentuk
market model yang menjadi dasar perhitungan selisih ( residual ) tingkat
pengembalian yang diharapkan dan tingkat pengembalian aktual.9 Periode event
adalah periode sebelum dan sesudah event yang dijadikan periode analisa
pengaruh suatu informasi terhadap harga saham. Periode estimasi dalam
9
Brown, Stephen J and Jerold B. Warner.”Measuring Security Price Performance” Journal of
Financial Economics 8 (1980):205-258
9
penelitian ini adalah 100 hari dan periode event yaitu 30 hari sebelum sampai 30
hari sesudah event atau t -30 sampai t +30. Jadi jumlah seluruh periode event
dalam penelitian ini adalah 61 hari.
Pembahasan lebih lanjut mengenai metode yang akan digunakan dalam
penelitian ini akan dibahas pada Bab III.
1.7
Kerangka Penulisan
Penelitian ini akan dibagi menjadi lima bagian, yaitu:
a.
BAB I
: Pendahuluan
Bab ini memberikan gambaran tentang masalah yang akan
dikemukakan, yang berisi latar belakang penelitian, perumusan
masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, hipotesis, dan kerangka
penulisan.
b.
BAB II
: Tinjauan Pustaka
Bab ini akan menjelaskan mengenai dasar teori yang berkaitan dengan
topik. Selain itu juga akan dipaparkan penelitian-penelitian sejenis
yang telah dilakukan sebelumnya yang berhubungan dengan topik.
c.
BAB III : Metoda Penelitian
Bab
ini
memberikan
penjelasan
mengenai
langkah-langkah
pengolahan data yang perlu dilakukan dalam melakukan penelitian
dan model yang dipakai.
d.
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
10
Bab ini memberikan penjelasan mengenai hasil dari pengumpulan dan
pengolahan data serta pembahasan dari hasil penelitian. Pembahasan
ini akan menjadi dasar untuk menyusun kesimpulan dari penelitian
yang dilakukan.
e.
BAB V
: Simpulan dan Saran
Bab akhir yang berisi kesimpulan yang dihasilkan melalui penelitian
yang telah dilakukan dan saran-saran yang dapat diberikan sehingga
dapat berguna untuk penelitian selanjutnya.
11
Download