bab 1 pendahuluan

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk
pencapaian suatu target tertentu. Sehingga pengukuran kinerja merupakan salah satu
faktor yang sangat penting bagi perusahaan (Giri, 1998). Pengukuran kinerja adalah
proses menilai kemajuan kinerja terhadap tujuan dan sasaran yang sebelumnya telah
ditentukan, termasuk informasi mengenai tingkat efisiensi penggunaan sumber daya
dalam memproduksi dan menghasilkan barang dan jasa, kualitas barang dan jasa,
hasil dari kegiatan yang diinginkan, dan efektivitas tindakan dalam pencapaian tujuan
(Robetson, 2002). Sedangkan Ulum (2009) menyatakan bahwa dengan penetapan
reward and punishment system yang dilakukan oleh manajemen dapat memperkuat
sistem pengukuran kinerja.
Pada
umumnya
perusahaan-perusahaan
masih
menggunakan
sistem
pengukuran kinerja secara tradisional yaitu dengan mengukur kinerja berdasarkan
perspektif keuangan. Ukuran keuangan dianggap lebih mudah diterapkan sehingga
kinerja personal yang diukur hanya yang berhubungan dengan aspek keuangan.
Pengukuran kinerja tradisional memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan
pengukuran kinerja tradisional adalah berorientasi terhadap keuntungan jangka
pendek. Sehingga hal ini mendorong manajemen untuk lebih banyak memperbaiki
1
kinerja jangka pendek perusahaannya (Sulastri, 2003). Penilaian kinerja perusahaan
yang hanya melihat dari aspek keuangan dapat menghasilkan pemahaman yang
menyesatkan, karena kinerja keuangan yang dianggap baik pada saat ini mungkin
dicapai dengan mengorbankan kepentingan jangka panjang perusahaan. Begitupula
sebaliknya, kinerja keuangan yang kurang baik pada saat ini dapat terjadi karena
perusahaan sedang melakukan investasi-investasi demi kepentingan jangka panjang
(Wahyuni, 2011).
Kaplan dan Norton (1996) menyatakan bahwa untuk mengatasi kekurangan
penilaian kinerja tradisional, maka diciptakan metode pendekatan yang mengukur
kinerja perusahaan dengan aspek-aspek selain keuangan. Pendekatan ini mengukur
kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan empat perspektif, yaitu perspektif
keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif
proses belajar dan berkembang. Hal ini guna untuk menyeimbangkan pengukuran
dari aspek keuangan dan aspek nonkeuangan, yang menghasilkan suatu metode yaitu
metode Balanced Scorecard. Menurut Utama (2012) dengan menerapkan metode
Balanced Scorecard, maka para manajer perusahaan mampu mengukur unit-unit
bisnis mereka, bagaimana masing-masing unit mampu untuk melakukan penciptaan
nilai pada saat ini dengan melihat dan mempertimbangkan kepentingan-kepentingan
masa depan.
Balanced Scorecard yang dirancang oleh Kaplan dan Norton digunakan untuk
pengukuran kinerja yang lebih komprehensif. Sistem ini mengamati aspek keuangan
dan aspek nonkeuangan. Kaplan dan Norton (1993) menyatakan: “Balanced
2
Scorecard provides executes with a comprehensive framework that translater a
company’s strategic objectives into a coherent set of performance measures” dapat
diketahui bahwa balanced scorecard merupakan metode pengukuran kinerja yang
komprehensif, karena balanced scorecard merupakan suatu metode pengukuran
kinerja yang tidak hanya melihat pada perspektif keuangan saja tetapi juga melihat
perspektif selain keuangan. Aspek nonkeuangan merupakan faktor yang sangat
penting, karena peningkatan kinerja keuangan sendiri berasal dari aspek-aspek
nonkeuangan. Apabila perusahaan ingin meningkatkan pendapatannya maka
perusahaan harus memperhatikan kinerja aspek nonkeuangan, karena keduanya
memiliki keterkaitan.
Kaplan dan Norton (1996) menyatakan bahwa Balanced Scorecard adalah
suatu sistem manajemen dan pengukuran yang menunjukkan kinerja unit bisnis
dengan melihat dari empat perspektif yaitu, perspektif keuangan, perspektif
pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran. Empat perspektif itu dimaksudkan untuk menjelaskan penampilan
suatu organisasi dari empat titik pandang berikut (Kaplan dan Norton, 1992)
1. Perspektif Keuangan digunakan untuk menjawab pertanyaan: untuk
mencapai kesuksesan finansial, kinerja keuangan organisasi yang
bagaimanakah yang patut ditunjukkan kepada pemilik organisasi?
2. Perspektif
Pelanggan
digunakan
untuk
menjawab
pertanyaan:
bagaimanakah penampilan/citra organisasi di mata pelanggan?
3
3. Perspektif Proses Bisnis Internal, digunakan untuk menjawab
pertanyaan : untuk memuaskan para pemilik organisasi dan para
pelanggan, proses bisnis mana yang harus diunggulkan?
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan digunakan untuk menjawab
pertanyaan: bagaimana cara organisasi mempertahankan kemampuan
sehingga organisasi dapat menjadi lebih baik?
Keunggulan pendekatan Balanced Scorecard dalam sistem perencanaan
strategis adalah mampu menghasilkan rencana strategis dengan mendefinisikan visi
dan misi kedalam rencana strategis empat aspek balanced scorecard. Balanced
Scorecard memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut yaitu komprehensif,
koheren, seimbang, dan terukur (Mulyadi, 2001)
1. Komprehensif: Balanced Scorecard memperluas prepektif dalam
pengukuran kinerja. Sebelumnya hanya terbatas pada perspektif
keuangan meluas menjadi prespektif pelanggan, prespektif proses
bisnis internal, serta prespektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Perluasan prespektif ini menghasilkan manfaat bagi perusahaan, yaitu
menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka
panjang, serta membantu perusahaan untuk memasuki lingkungan
bisnis yang kompleks.
2. Koheren:
Balanced
Scorecard
mewajibkan
personel
untuk
membangun hubungan sebab akibat diantara berbagai sasaran strategis
yang dihasilkan dalam perencanaan strategik. Setiap sasaran yang
4
ditetapkan dalam perspektif nonkeuangan harus memiliki hubungan
kausal dengan sasaran keuangan, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
3. Seimbang:
Keseimbangan
diantara
keempat
perspektif
dalam
Balanced Scorecard yang dihasilkan oleh sistem perencanaan
strategis, sangat penting untuk mengahasilkan kinerja keuangan yang
berjangka panjang. Bobot keempat prespektif dalam Balanced
Scorecard adalah seimbang, dimana prespektif yang satu tidak
melebihi prespektif yang lain.
4. Terukur: Balanced Scorecard mengukur sasaran strategik yang sulit
untuk diukur. Sasaran strategik di perspektif pelanggan, proses bisnis
internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan merupakan sasaran yang
tidak mudah terukur, namun dalan Balanced Scorecard ketiga
prespektif nonkeuangan tersebut ditentukan ukurannya sehingga dapat
diwujudkan untuk mengukur kinerja perusahaan.
Metode pengukuran kinerja dengan pendekatan metode Balanced Scorecard
tidak hanya menggunakan ukuran pada perspektif keuangan saja, tetapi juga
menggunakan ukuran pada perspektif
nonkeuangan. Pengukuran kinerja dengan
pendekatan Balanced Scorecard dapat diterapkan sebagai pendekatan pengukuran
kinerja pada entitas bisnis maupun nonbisnis. Dari perspektif keuangan, sektor bisnis
mengutamakan keuntungan pertumbuhan dan pangsa pasar sedangkan untuk sektor
publik digunakan untuk pengukuran produktivitas dan tingkat efisiensi (Aurora,
5
2010). Demikian juga dengan pihak yang berkepentingan, pada sektor bisnis lebih
mengutamakan para pemegang saham, pembeli dan manajemen, sedangkan pada
sektor publik meliputi para pembayar pajak, pengguna jasa, dan legislatif (Machfud
dalam Frenny, 2009). Sektor publik yang menempatkan laba bukan hanya sebagai
ukuran kinerja utama, namun pelayanan yang cenderung bersifat kualitatif dan
nonkeuangan, dinilai cocok apabila menggunakan metode Balances scorecard
(Mahmudi, 2007).
Rumah sakit merupakan salah satu organisasi bisnis yang bergerak pada
bidang jasa yang memiliki tugas dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Rumah sakit harus mampu memberikan pertanggungjawaban yang baik
secara keuangan maupun nonkeuangan dan harus lebih kompetitif dalam memenuhi
keinginan dan kebutuhan pasiennya sebagai pengguna jasa.
Oleh karena itu
pengukuran kinerja rumah sakit tidak hanya dilihat dari aspek keuangan saja, tetapi
dilihat dari tingkat kepuasan pelanggan, mutu pelayanan, dan pemenuhan kebutuhan
pelanggan. Kepuasan pelanggan merupakan kunci keberhasilan organisasi bisnis.
Pengelola rumah sakit harus berhati-hati karena pelayanan yang diberikan oleh rumah
sakit menyangkut kesehatan pasien, penyembuhan pasien, bahkan hidup-mati pasien.
Jika terjadi sedikit kesalahan dalam tindakan medis yang dilakukan oleh pihak rumah
sakit dapat berakibat fatal bagi pasien, seperti cacat permanen hingga kematian.
Tetapi tingkat kepuasan pelanggan tidak hanya dilihat dari tindakan medis saja. Ada
hal lain yang juga dapat berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan seperti pelayanan
administratif yang mudah. Keramahan dan kecekatan para staf medis maupun
6
nonmedis, kecepatan pelayanan dapat dijadikan ukuran untuk menyatakan apakah
kinerja rumah sakit tersebut sudah dapat dikatakan baik.
Berdasarkan uraian diatas maka rumah sakit perlu menerapkan pengukuran
kinerja dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard. Alat pengukuran
kinerja ini mencakup semua aspek yang dikelompokkan menjadi empat perspektif
yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal,
serta perspektif pelanggan. Apabila keseluruhan perspektif tersebut diukur, maka
diharapkan mampu menjadikan pengukuran kinerja rumah sakit menjadi lebih baik.
Sehingga penelitian ini dilakukan untuk menenerapan elemen-elemen Balanced
Scorecard untuk mengukur berbagai aspek kinerja Rumah Sakit Semen Gresik.
Dengan menerapkan elemen-elemen Balanced Scorecard dapat menjadikan
pengukuran kinerja di Rumah Sakit Semen Gresik menjadi lebih baik.
1.2 Perumusan Masalah
Rumah Sakit Semen Gresik merupakan salah satu organisasi nonbisnis di kota
Gresik yang berjenis lembaga organisasi nirlaba. Rumah Sakit Semen Gresik
berusaha memberikan pelayanan kesehatan secara professional dengan kualitas yang
baik. Rumah Sakit Semen Gresik memiliki tugas pokok yaitu memelihara kesehatan
karyawan PT. Semen Gresik dan keluarganya, namun rumah sakit ini juga melayani
masyarakat yang bukan karyawan atau keluarga dari PT. Semen Gresik. Rumah Sakit
Semen Gresik sebagai sektor publik memiliki tujuan untuk memberikan pelayanan
yang terbaik kepada masyarakat. Untuk memberikan kepuasan terhadap konsumen
maka rumah sakit harus memberikan pelayanan yang terbaik, menghindari kelalaian,
7
serta mampu terus berinovasi serta mengikuti perubahan teknologi agar tetap mampu
dalam menghadapi persaingan yang ada. Rumah Sakit Semen Gresik memiliki
beberapa pesaing di Gresik khususnya di daerah kota sendiri seperti Rumah Sakit
Petrokimia Gresik, Rumah Sakit Islam Muhamadiyah Gresik, Rumah Sakit Umum
Daerah Ibnu Sina, Rumah Sakit Nyai Ageng Pinatih, Rumah Sakit Denisa, dan di
daerah Sidayu Gresik terdapat Rumah Sakit PKU Muhamadiyah Sekapuk. Karena
cukup banyaknya pesaing, maka diperlukan suatu sistem pengukuran kinerja yang
komprehensif sehingga perusahaan mampu untuk tetap berjalan dan berkembang
ditengah persaingan yang ada.
Studi ini mengemukakan bahwa Rumah Sakit Semen Gresik masih
menggunakan pengukuran kinerja tradisional yang memiliki orientasi pada perspektif
keuangan sebagai tolok ukur kinerja mereka. Pengukuran kinerja tradisional yang
hanya
menekankan
pada
aspek
keuangan
memiliki
kelemahan.
Dengan
mengandalkan informasi keuangan selama periode tertentu dapat menyebabkan fokus
perhatian manajemen hanya tertuju pada perbaikan kinerja jangka pendek, hal ini
mendorong
manajer
memperhatikan
jangka
untuk
mengambil
kedepannya
keputusan
sehingga
dapat
jangka
pendek
membahayakan
tanpa
kinerja
perusahaan dalam jangka panjang.
Dengan adanya kekurangan tersebut, maka diperlukan adanya strategi yang
mempertimbangkan aspek keuangan dan nonkeuangan. Strategi ini dikenal dengan
Balanced Scorecard, merupakan suatu bentuk pengukuran kinerja yang komprehensif
dengan menyeimbangkan ukuran keuangan (financial measures) dan non keuangan
8
(nonfinancial measures), ukuran hasil (outcome measures), faktor pendorong kinerja
(driver measures), ukuran internal (internal measures) dan ukuran eksternal (external
measures). Selain itu Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen
strategis yang mampu menerjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam tujuantujuan dan ukuran operasional. Tujuan dan ukuran operasional tersebut dinyatakan
kedalam empat perspektif yaitu perspektif keuangan (financial), pelanggan
(customers), proses bisnis internal (internal business process), serta pembelajaran dan
pertumbuhan (learning and growth).
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi sistem
pengukuran kinerja pada Rumah Sakit Semen Gresik. Apakah ada kemungkinan
penerapan Balanced Scorecard sebagai sistem pengukuran kinerja Rumah Sakit
Semen Gresik. Tujuan pertama adalah untuk mengetahui profil Rumah Sakit Semen
Gresik, kondisi lingkungan yang dihadapi oleh rumah saki, dan sistem pengukuran
kinerja yang digunakan. Tujuan kedua adalah mengevaluasi sistem pengukuran
kinerja yang sudah diterapkan oleh Rumah Sakit Semen Gresik serta memasukkan
elemen-elemen Balanced Scorecard sebagai model pengukuran kinerja di rumah sakit
ini.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi manajemen Rumah
Sakit Semen Gresik sebagai organisasi sektor publik.. Hasil penelitian ini diharapkan
9
dapat membantu rumah sakit dalam melakukan pengukuran kinerja yang mampu
mencerminkan seluruh aspek. Dengan menggunakan konsep Balanced Scorecard
sebagai suatu sistem pengukuran kinerja, diharapkan dapat menjelaskan strategi
perusahaan dan memberikan pedoman atau masukan untuk masa kini dan masa
mendatang. Dan diharapkan mampu memberikan masukan pada perusahaan agar
dapat melakukan evaluasi pada kinerja perusahaan. Sehingga, penelitian ini dapat
memacu perusahaan untuk berusaha meningkatkan pelayanan dan kualitas bagi
kemajuan perusahaan.
Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan
sumber pengetahuan khususnya tentang penerapan metode Balanced Scorecard
sebagai sistem pengukuran kinerja suatu perusahaan sektor publik seperti rumah
sakit,. Dan bagi penulis, dengan adanya penelitian ini penulis dapat lebih mengetahui
teori-teori yang di dapat di bangku kuliah serta dapat menerapkan praktik dilapangan
khususnya tentang penerapan elemen Balanced Scorecard dalam pengukuran kinerja.
1.5 Sistematika Penelitian
BAB 1: Pendahuluan
Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian metodologi penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB 2: Landasan Teori dan Telaah Literatur
10
Bab ini membahas teori-teori yang terkait dengan topik penelitian yang akan
dijelaskan secara rinci mengenai pengertian kinerja, pengertian penilaian
kinerja tradisional, menjelaskan mengenai Balanced Scorecard, sejarah
Balanced Scorecard, pengertian Balanced Scorecard, keunggulan Balanced
Scorecard, karakteristik Balanced Scorecard, pengukuran kinerja dengan
menggunakan Balanced Scorecard.
BAB 3: Gambaran Umum Rumah Sakit Semen Gresik
Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum Rumah Sakit Semen Gresik,
visi dan misi Rumah Sakit Semen Gresik, struktur organisasi, produk dan
pelayanan, ketenagakerjaan Rumah Sakit.
BAB 4: Metode Penelitian
Bab ini membahas mengenai ruang lingkup penelitian, objek penelitian,
variable penelitian, jenis data, metode analisis data, serta rumus-rumus yang
digunakan.
BAB 5: Pembahasan
Bab ini membahas mengenai pengukuran kinerja yang selama ini diterapkan
oleh rumah sakit, kemungkinan penerapan Balanced Scorecard sebagai sistem
11
pengukuran kinerja pada Rumah Sakit Semen Gresik. Analisis visi, misi,
organisasi yang kemudian dijabarkan dalam 4 perspektif balanced scorecard
BAB 6: Kesimpulan dan Saran
Bab terakhir merupakan kesimpulan dan saran atas hasil penelitian yang telah
dilakukan. apakah ada kemungkinan menerapkan elemen Balanced Scorecard
dalam pengukuran kinerja Rumah Sakit, dan saran bagi Rumah Sakit Semen
Gresik itu sendiri.
12
Download