ANALISIS KEBIJAKAN RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA SAHAM SEKTOR PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012 – 2015 (Skripsi) Oleh Rara Puji Lestari FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2016 ABSTRAK Analisis Kebijakan Right Issue Terhadap Kinerja Saham Sektor Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 – 2015 Oleh RARA PUJI LESTARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan yang signifikan terhadap abnormal return sebelum dan sesudah perusahaan melakukan kebijakan right issue pada saham sektor perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2015. Right issue atau hak memesan efek terlebih dahulu adalah pengeluaran saham baru dalam rangka penambahan modal perusahaan, namun terlebih dahulu ditawarkan kepada pemegang saham saat ini (Darmadji dkk,2012). Untuk mengetahui hal tersebut akan dilakukan pengujian dengan menggunakan metodologi studi peristiwa (event study), yaitu mengamati abnormal return saham 5 hari sebelum, 1 hari peristiwa, dan 5 hari setelah pengumuman right issue tahun 2012 – 2015. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini adalah datadata perdagangan saham harian pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sektor perbankan yang melakukan right issue selama tahun 2012-2015 selama periode jendela. Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji beda dua rata-rata. Hasil pengujian data dengan menggunakan uji normalitas menunjukkan bahwa data terdistribusi normal dan tidak memiliki akar unit. Hasil uji beda rata- rata menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan abnormal return yang signifikan sebelum dan sesudah kebijakan right issue. Hasil ini menunjukan bahwa informasi mengenai right issue yang dilakukan oleh perusahaan sudah diserap pasar sehingga investor sudah mengantisipasi terjadinya perubahan return, ditunjukkan oleh besarnya nilai rata-rata abnormal return pada periode sebelum dan sesudah kebijakan right issue tidak jauh berbeda. Kata Kunci : studiperistiwa, right issue, abnormal return ANALISIS KEBIJAKAN RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA SAHAM SEKTOR PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012 – 2015 Oleh RARA PUJI LESTARI Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI Pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG TAHUN 2016 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di kota Palembang pada tanggal 7 September 1991 sebagai anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak H. Muhammad Gustaf Akib dan Ibu Hj. Koesnimarmi. Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah Taman Kanak-Kanak Indria, Bogor pada tahun 1997, Sekolah Dasar Patra Dharma Bunyu, Kalimantan Timur pada tahun 2003, Sekolah Menengah Pertama Negeri 23 BandarLampung pada tahun 2006, Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Karang, BandarLampung pada Tahun 2009, Diploma III Keuangan dan Perbankan Universitas Lampung pada tahun 2013. Pada tahun 2014, penulis diterima sebagai mahasiswa Strata 1 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen Keuangan Universitas Lampung. MOTTO “Success needs a process” (Unknown) “Success is not a final, only an achievement” (Unknown) PERSEMBAHAN Alhamdulillahirobbil’alamiin Teriiring do’a dan rasa syukur kepada Allah SWT yang mencintai dan membimbingku dalam menjalani kehidupan ini. Ku persembahkan Karya penuh perjuangan ini kepada : Kedua orangtuaku dengan segala pengorbanan yang tak akan pernah terbayar. Terimakasih banyak atas segenap cinta dan kasih sayang dan do’a yang dipanjatkan, serta dukungan moril dan materil yang diberikan selama ini. Kakak dan adik-adikku tersayang yang selalu memberi semangat dalam hidupku untuk terus berjuang. Donny Pratama yang selalu memberikan motivasi dalam penyelesaian penelitian ini. Sahabat – sahabat terbaikku yang selalu ada. Teman- teman konversi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung. Semua orang yang menyayangiku. SANWACANA Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul : “Pengaruh Perombakan (Reshuffle) Kabinet Kerja Terhadap Reaksi Pasar Modal Indonesia (Event Study Pada Saham LQ45 Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia”. Penulisan skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) pada jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Penulis telah mendapatkan bimbingan, bantuan, serta dorongan dari berbagai pihak dalam penulisan skripsi ini, dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E.,M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 2. Ibu Dr. Rr. Erlina, S.E.,M.M., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 3. IbuYuningsih, S.E.,M.M., selaku Pembimbing Akademik dan Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 4. Bapak Hidayat Wiweko, S.E.,M.Si.,selaku Dosen Pembimbing Utama atas kesediannya yang telah banyak memberikan waktu, pengetahuan, bimbingan, serta saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini. 5. Bapak Prakarsa Panjinegara, S.E.,M.E., selaku Dosen Pembimbing Pendamping atas kesediannya yang telah banyak memberikan waktu, pengetahuan, bimbingan, serta saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini. 6. Ibu Dr, Ernie Hendrawaty, S.E.,M.Si. selaku Dosen Penguji Utama atas kesediannya yang telah banyak memberikan waktu, pengetahuan, bimbingan, serta saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.. 7. Bapak dan Ibu dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Terimakasih atas semua ilmu, pelajaran, waktu dan kesabaran yang telah diberikan selama ini. 8. Papa, Mama, Kakak, dan Adik-adikku tercinta,serta keluarga yang selalu menyayangiku, mendidikku sampai sejauh ini dan memberikan dukungan terbesar untuk kesuksesanku. TerimaKasih yang sebesar-besarnya atas doa dan semangat yang telah diberikan selama ini. 9. Donny Pratama yang selalu memberikan doa, semangat, motivasi, dan dukungan yang luar biasa yang menjadi penyemangat selama ini, terimakasih kuucapkan. 10. Sahabat-sahabat terbaikku Yusnia, Delly, Siti, Windy, Nugroho. Terimakasih atas perhatian, kesetiaan, keikhlasan dalam setiap waktu kebersamaan yang telah kita lewati. 11. Sahabat-sahabat seperjuangan Dian Kartika, Rilly, Deni, Andhika, Fian, Uti, Mpin, Putri, Merta, dan teman-teman yang lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.Terima kasih atas kebersamaan, canda tawa, tangis dan dukungan yang luar biasa yang menjadi penyemangat selama ini. 12. Seluruh teman-teman konversi 2010 dan 2011, terimakasih atas kebersamaan kalian, semoga kesuksesan senantiasa mengiringi langkah kaki kita. 13. Dan seluruh pihak yang secara langsung dan tidak langsung ikut membantu dalam penyusunan laporan akhir ini. 14. Almamater tercinta, Universitas Lampung. Semoga Allah SWT membalas kebaikan, dukungan dan bantuan jauh lebih baik dari yang telah penulis terima. Dengan bantuan dan dukungan tersebutlah penulis mampu menyelesaikan peyusunan skripsi ini. Penulis menyadari adanya kekurangan maupun kesalahan dalam skripsi ini, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari semua pihak. Semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca serta masyarakat pada umumnya. Amin. Bandar Lampung, 11 Agustus 2016 Penulis Rara Puji Lestari DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ………………………………………………………. I DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. II DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………III I. PENDAHULUAN……………………………………………….. 1 1.1. Latar Belakang………………………………………………. 1 1.2. Permasalahan dan Batasan Masalah…………………………… 8 1.2.1. Permasalahan …………………………………………….. 8 1.2.2. Batasan Masalah………………………………………….. 9 1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………… 9 1.3.1. Tujuan Penelitian ………………………………………… 9 1.3.2. Manfaat Penelitian ………………………………………... 9 1.4. Kerangka Pemikiran…………………………………………….. 10 1.5.Hipotesis ………………………………………………………. 12 II. LANDASAN TEORI ……………………………………………… 13 2.1.Teori Efisiensi Pasar …………………………………………… 13 2.2.Penelitian Terdahulu …………………………………………… 22 III. METODELOGI PENELITIAN …………………………………. 25 3.1.Event Study (Studi Peristiwa) …………………………………… 25 3.2.Metodelogi Penelitian………………………………………….. 27 3.3.Jenis Data………………………………………………………. 27 3.4.Metode Pengumpulan Data……………………………………. 28 3.5.Populasi Dan Sampel………………………………………….. 28 3.6. Variabel Penelitian …………………………………………… 30 3.6.1. Identifikasi Variabel……………………………………. 30 3.6.2. Definisi Operasional Variabel…………………………….30 3.7.Alat Analisis ……………………………………………………. 34 3.7.1. Uji Normalitas (Augmented Dickey Fuller)………………. 34 3.7.2. Uji Beda Dua Rata-Rata………………………………… 34 3.7.3. Pengujian Hipotesis……………………………………….. 35 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………… 37 4.1. Analisis data ……………………………………………………. 37 4.2.Statistik Deskriptif………………………………………………. 38 4.3.Hasil Uji Normalitas Terhadap Abnormal Return……………… 39 4.3.1. Hasil Perhitungan Abnormal Return dan Cummulative Abnormal Return…………………………………………………… 40 4.3.2. Hasil Uji Beda ………………………………………….. 42 4.4. Pembahasan……………………………………………………. 43 V. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………….. 45 5.1. Kesimpulan………………………………………………………45 5.2. Saran ……………………………………………………………. 46 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1. Grafik Rata-Rata Harga Saham Emiten……………………… 5 Gambar 1.2. Kerangka Pemikiran…………………………………………..11 Gambar 2.1. Tingkatan Kumulatif Dari Tiga Bentuk Pasar Efisien……… 16 Gambar 3.1. Periode Jendela Penelitian…………………………………. 30 Gambar 4.1. Pergerakan abnormal return saham sektor perbankan di BEI tahun 2012-2015………………………………………………… 41 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1. Harga Saham Emiten…………………………………………… 5 Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu…………………………………………... 22 Tabel 3.1. Daftar Sampel Emiten Right Issue………………………………29 Tabel 4.1. Hasil Statistik Deskriptif Data…………………………………. 38 Tabel 4.2. Uji Normalitas Terhadap Abnormal Return…………………... 39 Tabel 4.3. Hasil perhitungan Abnormal Return saham sektor perbankan yang terdaftar di BEI Periode 2012-2015…………………………… 40 Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Cumulative Abnormal Return Saham Sektor Perbankan Yang Terdaftar di BEI……………………………… 42 Tabel 4.5. Hasil uji beda dua rata-rata abnormal return sebelum dan abnormal return sesudah kebijakan right issue............................................. 43 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Daftar Saham Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Yang Melakukan Kebijakan Right Issue Periode 2012-2015 Lampiran 2 : Daftar Harga Saham Emiten Selama Periode Jendela Lampiran 3 : Daftar Indeks Harga Saham Gabungan Selama Periode Jendela Lampiran 4 : Hasil Statistik Deskriptif Data Lampiran 5 : Hasil Uji Normalitas Lampiran 6 : Hasil Perhitungan Abnormal Return Lampiran 7 : Hasil Perhitungan Cumulative Abnormal Return Lampiran 8 : Hasil Uji Beda 1 I. 1.1 PENDAHULUAN Latar Belakang Semakin pesatnya pertumbuhan perekonomian, maka peran pasar modal menjadi sangat penting sebagai sarana untuk menghimpun dana dari pelaku bisnis dan juga masyarakat. Di era perekonomian modern, pasar modal seringkali dijadikan tolok ukur kemajuan perekonomian disuatu negara. Pasar modal juga memiliki peranan dalam perekonomian karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang kelebihan dana (lender) dan pihak yang membutuhkan dana (borrower). Menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki, lenders mengharapkan akan memperoleh imbalan dari penyerahan dan tersebut, sedangkan dari sisi borrower tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan mereka melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari hasil operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana sesuai karakteristik 2 yang dipilih. Pada dasarnya, pasar modal merupakan tempat diperjualbelikannya berbagai instrumen keuangan jangka panjang, seperti utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif, dan instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun instansi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan jual beli dan kegiatan berinvestasi. Ini berarti pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. Perusahaan yang ingin mendapatkan dana dari masyarakat harus menerbitkan sahamnya dan menjual kepada masyarakat melalui pasar modal, untuk itu perusahaan tersebut melakukan Initial Public Offering (IPO) atau lebih dikenal dengan sebutan go public. Perusahaan yang telah go public dalam perkembangannya masih membutuhkan sumber dana untuk membiayai kegiatan usahanya. Apabila perusahaan ingin mendapatkan tambahan dana, perusahaan dapat melakukan penawaran saham kembali kepada investor, baik melalui penawaran umum maupun penawaran terbatas. Penawaran umum, saham ditawarkan kepada investor secara keseluruhan, sedangkan penawaran terbatas saham ditawarkan kepada para pemegang saham lama dengan harga yang umumnya lebih murah dari harga pasar sehingga investor tertarik untuk membelinya. Penawaran terbatas ini sering disebut dengan right issue. Right issue atau hak memesan efek terlebih dahulu adalah pengeluaran saham baru dalam rangka penambahan modal perusahaan, namun terlebih dahulu ditawarkan kepada pemegang saham saat ini (Darmadji dkk, 2012). Kebijakan right issue atau saham penawaran terbatas merupakan upaya emiten untuk menghemat biaya emisi 3 serta untuk menambah jumlah saham yang beredar. Penambahan jumlah saham baru dalam kebijakan right issue hanya ditawarkan kepada pemegang saham lama dengan jangka waktu tertentu, sehingga kebutuhan akan tambahan dana tetap terpenuhi dengan menambah modal sendiri, tetapi tidak menimbulkan dilusi kepemilikan bagi pemegang saham lama. Pemegang saham lama juga dapat mempertahankan pengendalian, disamping itu dengan melakukan right issue kebutuhan akan tambahan modal dapat terpenuhi dan pemegang saham lama dapat membeli saham yang ditawarkan dengan harga yang lebih rendah dari harga pasar. Right issue dilakukan dengan menawarkan terlebih dahulu sekuritas baru kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru tersebut, pada harga tertentu dan pada jangka waktu tertentu pula. Perusahaan akan menawarkan saham baru itu dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga pasar agar pemegang saham lama berminat untuk membelinya. Investor lama memiliki preemptive right atau hak untuk lebih dahulu membeli tambahan saham yang diterbitkan agar dapat mempertahankan proporsi kepemilikan mereka sehingga para pemegang saham bisa mempertahankan kekuasaan pengendalian mereka atas perusahaan. Right issue merupakan hak, maka investor tidak terikat untuk harus membeli saham baru yang dikeluarkan oleh perusahaan. Apabila investor tidak mau menggunakan haknya, maka dia dapat menjual right yang dimilikinya (Ghozali dkk, 2003). Ghozali dkk (2003) menyatakan terdapat beberapa alasan bagi perusahaan untuk melakukan right issue, yaitu: 4 1. Right issue dapat mengurangi biaya, karena right issue biasanya tidak menggunakan jasa penjamin (underwriter). 2. Right issue merupakan solusi yang cepat untuk memperoleh dana yang murah dan dengan proses yang mudah dan hampir tanpa resiko. 3. Right issue jauh lebih aman dibandingkan dengan jalan lain, baik dengan pinjaman langsung atau dengan penerbitan surat hutang. Dana right issue masuk sebagai modal sehingga tidak membebani perusahaan sama sekali, sedangkan jika dana diperoleh dari pinjaman, maka perusahaan harus menanggung beban bunga. 4. Minat emiten untuk melakukan right issue didorong oleh keinginan untuk memanfaatkan situasi pasar modal yang dalam tahun-tahun ini berkembang pesat. 5. Right issue menyebabkan jumlah saham perusahaan yang ada akan bertambah sehingga diharapkan akan meningkatkan frekuensi perdagangan atau yang berarti meningkatkan likuiditas saham. Sebelumnya penulis telah melakukan pengamatan terhadap harga saham harian 11 emiten yang melakukan kebijakan right issue selama periode pengamatan yaitu 5 hari sebelum, 1 hari pelaksanaan, dan 5 hari sesudah pengumuman right issue, diperoleh data sebagai berikut : 5 Tabel 1.1. Harga Saham Emiten SEBELUM No Emiten Tanggal Pengumuman SESUDAH H-5 H-4 H-3 H-2 H-1 H H+1 H+2 H+3 H+4 H+5 1 SRAJ 18/12/2012 420 420 420 370 370 339 335 335 323 327 323 2 MYOH 17/12/2012 840 840 850 870 890 883 903 893 874 912 932 3 INPC 14/12/2012 110 112 111 111 111 112 112 111 113 113 113 4 CNKO 13/12/2012 440 440 435 445 430 425 450 455 425 440 455 5 AUTO 15/05/2013 3450 3325 3400 3425 3450 3500 3500 3500 3500 3500 3500 6 TPIA 29/11/2013 2925 2900 2975 2975 2975 3000 2975 3000 3225 3200 3250 7 PALM 27/12/2013 390 390 390 390 360 370 370 370 365 380 380 8 BBKP 16/01/2014 620 620 630 620 620 620 625 625 610 615 625 9 BNLI 24/01/2014 1260 1260 1265 1275 1280 1285 1290 1310 1290 1275 1270 10 PBRX 27/01/2014 381 385 RATA-RATA HARGA SAHAM 388 391 392 389 402 405 1082.84 390 390 1109.086 Sumber : yahoofinance.com Tabel pergerakan rata – rata harga saham emiten tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut : 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 SRAJ MYOH INPC CNKO AUTO TPIA H-5 H-4 H-3 H-2 H-1 H H+1 H+2 H+3 H+4 H+5 Gambar 1.1. Grafik Rata-Rata Harga Saham Emiten PALM 376 6 Pada Gambar 1.1 terlihat bahwa harga saham perusahaan pada saat sebelum dan sesudah melakukan kebijakan right issue tidak ada perbedaan yang signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa informasi right issue tidak mempengaruhi harga saham. Penelitian tentang reaksi pasar terhadap right issue yang dilakukan perusahaan menunjukkan adanya hasil yang beragam, ada yang berpengaruh positif, ada yang negatif, bahkan ada yang tidak berpengaruh (tidak signifikan). Penelitian yang dilakukan Yusi (2001) menemukan pengaruh negatif terhadap harga saham. Peneliti lain seperti Widjaja (2000) menemukan pengaruh positif terhadap reaksi harga saham dan Gozhali, dkk (2003) tidak menemukan pengaruh apapun dengan adanya right issue (Setyawan, 2008). Penelitian Heri Siswanto dan Muqodim dalam Kurniawan (2006), pengumuman right issue tidak berpengaruh terhadap harga saham dan tingkat keuntungan saham, akan tetapi berpengaruh negatif terhadap likuiditas saham yang menyebabkan likuiditasnya menurun. Pada penelitian tersebut pengumuman right issue tidak mempengaruhi pengambilan keputusan investor, bahkan investor lebih cenderung mengabaikan adanya pengumuman right issue tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Budiarto dan Baridwan pada tahun 1998 mengenai pengaruh right issue terhadap tingkat keuntungan dan likuiditas saham di Bursa Efek Jakarta periode 1994-1996 menyimpulkan, tidak terdapat perubahan atau perbedaan abnormal return dan aktivitas volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue yang cukup berarti (Rivai, 2007) 7 Perkembangan harga saham merupakan indikator penting untuk mempelajari tingkah laku pasar, yaitu investor. Untuk menentukan apakah investor akan melakukan transaksi di pasar modal, biasanya ia akan mendasarkan keputusannya pada berbagai informasi yang dimilikinya, baik informasi yang tersedia di publik maupun informasi pribadi. Informasi tersebut akan memiliki makna atau nilai bagi investor. Berbagai aksi yang dilakukan perusahaan akan memunculkan beragam reaksi dari para pemegang saham, tergantung dari informasi yang diterima oleh pemegang saham. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan yang signifikan terhadap abnormal return pada saat sebelum dan sesudah kebijakan right issue. Untuk mengetahui hal tersebut akan dilakukan pengujian dengan menggunakan metodologi studi peristiwa (event study). Studi peristiwa merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efesiensi pasar bentuk setengah kuat (Hartono, 2008). Return saham dan abnormal return dapat menunjukkan kinerja saham perusahaan. Kinerja saham merupakan pengukuran prestasi yang dapat dicapai oleh adanya pengelolaan saham perusahaan dan mencerminkan kondisi kesehatan perusahaan (Sudarsini, 2005). Kinerja saham yang positif dapat menarik minat investor dalam menanamkan modalnya ke perusahaan. Para pemegang saham dapat mengetahui keunggulan atau kelemahan dari investasi yang dilakukan dengan mengevaluasi 8 kinerja saham. Penilaian kinerja saham sangat penting untuk mengetahui sejauh mana saham yang dimiliki mampu memberikan kinerja yang dapat memuaskan investor. Kinerja saham perusahaan dapat dilihat dari return yang dihasilkan oleh saham. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Kinerja saham akan mengindikasikan kinerja pasar perusahaan yang dapat diukur dengan menggunakan nilai pasar saham perusahaan yang beredar di pasar modal. Melalui harga saham dan indeks pasar maka dapat dihitung abnormal return sebelum dan sesudah right issue. Berkaitan dengan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk memilih judul : “Analisis Kebijakan Right Issue Terhadap Kinerja Saham Sektor Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 – 2015”. 1.2 Permasalahan dan Batasan Masalah 1.2.1. Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan sebelumnya, maka permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah : apakah ada perbedaan abnormal return yang signifikan sebelum dan sesudah perusahaan melakukan kebijakan right issue pada saham sektor perbankan yang terdaftar di BEI. 9 1.2.2. Batasan Masalah Batasan masalah dimaksudkan untuk memfokuskan peneliti agar masalah yang diteliti memiliki ruang lingkup dan arah yang jelas, maka peneliti memberikan batasan masalah sebagai berikut : 1. Faktor – faktor kinerja saham yang diteliti yaitu abnormal return. 2. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor perbankan yang melakukan penerbitan saham right issue dari tahun 2012 – 2015. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan abnormal return yang signifikan pada saat sebelum dan sesudah right issue. 1.3.2. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan Sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan pengambilan keputusan dalam hal menetapkan kebijakan keuangan di masa yang akan datang. 2. Bagi Investor Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan investasi yang tepat sehingga dapat memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan risiko atas investasi dananya. 10 3. Bagi akademisi Menambah kepustakaan dalam bidang ilmu pengetahuan dan sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya. 4. Bagi peneliti Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti di bidang investasi di pasar modal. 1.4. Kerangka Pemikiran Right issue atau hak memesan efek terlebih dahulu adalah pengeluaran saham baru dalam rangka penambahan modal perusahaan, namun terlebih dahulu ditawarkan kepada pemegang saham saat ini (exsisting shareholder), (Darmadji dkk, 2012). Kebijakan right issue atau saham penawaran terbatas merupakan upaya emiten untuk menghemat biaya emisi serta untuk menambah jumlah saham yang beredar. Penambahan jumlah saham baru dalam kebijakan right issue hanya ditawarkan kepada pemegang saham lama dengan jangka waktu tertentu, sehingga kebutuhan akan tambahan dana tetap terpenuhi dengan menambah modal sendiri, tetapi tidak menimbulkan dilusi kepemilikan bagi pemegang saham lama. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspekstasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang (Hartono, 2008). Return saham diasumsikan mengalami perubah ketika ada informasi baru dan diserap oleh pasar. Informasi yang diserap oleh pasar salah satunya adalah pengumuman right issue pada 11 perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2015 yang berimbas pada return saham yang terdaftar . Pengujian pengumuman right issue dilakukan dengan menggunakan studi peristiwa (event study) yaitu studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa. Perolehan return tergantung pada pintarnya investor dalam menganalisis informasi yang terdapat di pasar. Investor dapat memperoleh abnormal return dalam berinvestasi saham. Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal (Hartono, 2008). Kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Bursa Efek Indonesia (BEI) Kebijakan right issue tahun 2012 - 2015 Kinerja saham Expected Return Actual Return Abnormal return Sesudah Sebelum Uji Beda Gambar 1.2. Kerangka Pemikiran 12 1.5. Hipotesis Penelitian ini mencoba melihat pengaruh right issue terhadap kinerja saham secara keseluruhan. Pengumuman right issue berdampak negatif bagi perusahaan dinilai dari sisi kinerja saham karena dengan adanya right issue harga saham akan jatuh secara permanen untuk jangka waktu tertentu setelah pengumuman right issue dan harga saham cenderung naik ke posisi semula. Hal itu di sebabkan oleh pengumuman right issue yang diasumsikan oleh investor sebagai sinyal yang buruk. Pengumuman right issue yang memiliki kandungan informasi akan menimbulkan perbedaan abnormal return saham pada saat sebelum dan sesudah kebijakan right issue. Abnormal return merupakan kelebihan return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya, sedangkan return ekspektasi merupakan return yang harus diestimasi (Hartono, 2008). H1: Diduga terdapat perbedaan abnormal return yang signifikan pada saat sebelum dan sesudah perusahaan melakukan kebijakan right issue pada saham sektor perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2015. 13 II. 2.1. LANDASAN TEORI Teori Efisiensi Pasar Pasar modal yang baik ialah pasar modal yang efisien. Secara umum, efisiensi pasar didefinisikan sebagai hubungan antara harga-harga sekuritas dan informasi (Beaver dalam Hartono, 2008). Fama (1970) menyebutkan bahwa suatu pasar dikatakan efisien apabila tidak seorangpun, baik investor individu maupun investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal, setelah disesuaikan dengan risiko, dan dengan menggunakan strategi perdagangan yang ada. Suatu pasar yang efisien adalah pasar yang harga-harga sekuritasnya mencerminkan semua informasi yang tersedia dan dimiliki secara cepat dan akurat (Jones dalam Hartono, 2008). Hartono (2008) juga mendefinisikan bahwa suatu pasar yang efisien jika kondisi pasar bereaksi dengan cepat dan akurat, untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas semakin efisien pasar modal tersebut sehingga sulit dan bahkan tidak mungkin bagi investor untuk memperoleh tingkat pendapatan diatas normal yang konstan yaitu tingkat pendapatan yang direalisasikan lebih tinggi 14 dari tingkat pendapatan yang diharapkan dengan melakukan transaksi perdagangan di pasar modal. Fama (1970) menyatakan bahwa bentuk efisiensi pasar dapat dikelompokkan menjadi tiga, yang dikenal sebagai hipotesis pasar efisien (efficient market hypothesis), yaitu: 1. Efisiensi Pasar Bentuk Lemah (Weak Form) Pasar efisien dalam bentuk lemah berarti pasar yang harga-harga dari sekuritasnya secara penuh mencerminkan informasi masa lalu. Oleh karena itu, informasi historis tersebut (seperti harga dan volume perdagangan, serta peristiwa dimasa lain) tidak bisa lagi digunakan untuk memprediksi perubahan harga dimasa yang akan datang, karena sudah tercermin pada harga saat ini. Ini berarti bahwa untuk pasar yang efisiensi bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntungan yang tidak normal. 2. Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat (Semi Strong) Pasar efisien dalam bentuk setengah kuat berarti pasar yang harga-harga dari sekuritasnya secara penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan (seperti earning, deviden, pengumuman stocksplit, penerbitan saham baru, kesulitan keuangan yang dialami perusahaan, dan peristiwaperistiwa terpublikasi lainnya yang berdampak pada aliran kas perusahaan dimasa datang). Pada pasar efisien bentuk setengah kuat, abnormal return hanya terjadi diseputar pengumuman (publikasi) suatu peristiwa sebagai representasi dari respon pasar terhadap pengumuman tersebut. Suatu pasar 15 dinyatakan efisien dalam bentuk setengah kuat bila informasi terserap atau direspon dengan cepat oleh pasar (dalam waktu satu hingga dua spot waktu atau hari di seputar pengumuman). Abnormal return yang terjadi berkepanjang lebih dari tiga spot waktu) mencerminkan sebagian respon pasar terlambat dalam menyerap atau menginterpretasi informasi, dan dengan demikian dianggap pasar tidak efisien dalam bentuk setengah kuat. 3. Efisiensi Pasar Bentuk Kuat (Strong Form) Pasar efisien dalam bentuk kuat berarti pasar yang harga-harga dari sekuritasnya secara penuh mencerminkan semua informasi termasuk informasi privat (informasi yang tidak dipublikasikan). Pada pasar efisien kuat tidak akan ada seorang investorpun yang dapat memperoleh abnormal return karena mempunyai informasi privat. Tujuan membedakan kedalam tiga macam bentuk pasar efisien ini adalah untuk mengklasifikasikan penelitian empiris terhadap efisiensi pasar (Fama, 1970). Ketiga bentuk pasar efisien ini berhubungan satu dengan yang lainnya. Hubungan ketiga bentuk pasar efisien ini berupa tingkatan yang kumulatif, yaitu bentuk lemah merupakan bagian dari bentuk setengah kuat dan bentuk setengah kuat merupakan bagian dari bentuk kuat. 16 Pasar efisien bentuk lemah Pasar efisien bentuk setengah kuat Pasar efisien bentuk kuat Gambar 2.1. Tingkatan kumulatif dari tiga bentuk pasar efisien (Hartono, 2008) Hartono (2008) menjelaskan bahwa terdapat beberapa alasan yang menyebabkan pasar menjadi efisien dan tidak efisien. Agar pasar efisien ada dalam kehidupan nyata, terdapat beberapa kondisi yang idealnya harus terpenuhi atau didekati oleh kenyataan yang ada di pasar, yaitu : 1. Investor adalah penerima harga, yang berarti bahwa sebagai pelaku pasar, investor seorang diri tidak mempengaruhi harga dari sekuritas. Hal seperti ini dapat terjadi jika pelaku-pelaku pasar terdiri dari sejumlah besar institusiinstitusi dan individual-individual rasional yang mampu mengartikan dan menginterprestasikan informasi dengan baik untuk menganalisis, menilai, dan melakukan transaksi penjualan atau pembelian sekuritas bersangkutan. 2. Informasi tersedia secara luas kepada semua pelaku pasar pada saat bersamaan dan harga untuk memperoleh informasi tersebut murah. Umumnya pelaku pasar dapat memperoleh informasi tersebut melalui surat kabar atau majalah bisnis, bahkan informasi tersebut dapat diperoleh secara cuma-cuma 17 dengan hanya mendengarkan lewat radio atau televisi. 3. Informasi dihasilkan secara acak dan tiap-tiap pengumuman informasi sifatnya random satu dengan yang lainnya. Informasi dihasilkan secara random mempunyai arti bahwa investor tidak dapat memprediksi kapan emiten akan mengumumkan informasi yang baru. 4. Investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan cepat, sehingga harga dari sekuritas berubah dengan semestinya mencerminkan informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan yang baru. Sebaliknya jika kondisi-kondisi di atas tidak terpenuhi, kemungkinan pasar tidak efisien dapat terjadi. Pasar dapat menjadi tidak efisien jika kondisi-kondisi seperti berikut : 1. Terdapat sejumlah kecil pelaku pasar yang dapat mempengaruhi harga dari sekuritas. 2. Harga dari informasi adalah mahal dan terdapat akses yang tidak seragam antara pelaku pasar yang satu dengan yang lainnya terhadap suatu informasi yang sama. 3. Informasi yang disebarkan dapat diprediksi dengan baik oleh sebagian pelaku-pelaku pasar. 4. Untuk pasar yang tidak efisien, masih banyak investor yang bereaksi terhadap informasi secara lugas dan tidak canggih, karena mereka mempunyai kemampuan yang terbatas di dalam mengartikan dan menginterprestasikan informasi yang diterima. 18 Right issue merupakan hak bagi pemodal untuk membeli saham baru yang dikeluarkan oleh emiten. Karena merupakan hak, maka investor tidak terikat harus membelinya. Right issue diterjemahkan sebagai bukti right, alat investasi ini merupakan produk turunan dari saham. Kebijakan right issue merupakan upaya emiten untuk menambah saham yang beredar guna menambah modal perusahaan. Di Indonesia right issue lebih dikenal sebagai hmetd atau hak memesan efek terlebih dahulu. Beberapa tujuan perusahaan mengeluarkan right issue yaitu untuk menambah modal dari perusahaan, perluasan investasi atau untuk pembayaran utang. Saham baru yang diterbitkan, terlebih dahulu ditawarkan kepada pemegang saham sekarang (existing shareholder) dengan harga yang biasanya lebih rendah dari harga yang ditawarkan dipasar dikarenakan para pemegang saham memiliki preemptive right atau hak memesan efek terlebih dahulu atas saham-saham baru tersebut. Alasan yang biasanya emisi right digunakan adalah agar setiap pemegang saham memiliki hak untuk mempertahankan presentase haknya atas laba dan hak suara dalam perusahaan. Jika sejumlah saham baru langsung dijual kepada para pemegang saham baru makin banyak hak suara dan laba dalam perusahaan akan beralih kepada mereka, dikatakan juga bahwa setiap pemegang saham yang ada mempunyai hak untuk mempertahankan presentase kepemilikan kekayaan bersih perusahaan. Sifat right issue adalah sebagai hak dan bukan kewajiban maka jika pemegang saham tidak ingin melaksanakan haknya ia dapat menjual hak tersebut, dengan demikian terjadilah perdagangan atas right. Right issue diperdagangkan seperti halnya saham namun 19 perdagangan right issue mempunyai masa berlaku tertentu. Alasan memilih right issue dibandingkan dengan penawaran biasa (Rejeki, 2006): 1. Biaya yang dikeluarkan lebih murah daripada penawaran umum karena tidak harus menggunakan penjamin (underwriter) yang akan menjamin bahwa saham yang ditawarkan akan laku semua. 2. Pemegang saham lama dapat mempertahankan proporsi kepemilikan sahamnya dengan cara menggunakan haknya untuk membeli right tersebut. 3. Saham bisa menjadi lebih likuid karena jumlahnya menjadi jauh lebih besar dan bisa meningkatkan frekuensi perdagangan. Setiap pemegang saham right issue yang memiliki hak preemptive dapat membeli atau melepaskan saham yang dimilikinya setiap saat dan dengan harga tertentu tanpa harus meminta izin kepada perusahaan/pemegang saham lainnya. Kinerja saham merupakan pengukuran prestasi yang dapat dicapai oleh adanya pengelolaan saham perusahaan dan mencerminkan kondisi kesehatan perusahaan. Kinerja saham dapat ditunjukkan dengan return saham (Sudarsini, 2005). Sari (2003) menyatakan bahwa kinerja saham perusahaan diproksi dengan abnormal return harian saham di sekitar hari pengumuman. Miller & Rock (1985) berpendapat bahwa right issue akan memberikan sinyal badnews tentang perusahaan dan pasar akan merespon negatif informasi tersebut. Pengumuman right issue akan dianggap sebagai badnews oleh pasar apabila investor mengira dana yang diperoleh dari kegiatan right issue digunakan untuk membayar 20 hutang yang telah jatuh tempo atau untuk mendanai proyek yang mempunyai NPV nol atau bahkan negatif. Kebijakan right issue berdampak negatif bagi perusahaan dinilai dari sisi kinerja saham, karena dengan adanya right issue harga saham akan jatuh secara permanen untuk jangka waktu tertentu setelah pengumuman right issue dan harga saham cenderung naik ke posisi semula. Hal itu disebabkan oleh pengumuman right issue yang diasumsikan oleh investor sebagai sinyal buruk. Pengukuran kinerja saham jangka pendek dalam penelitian ini dilihat dari: a. Return saham Return merupakan keuntungan yang diperoleh oleh investor dari investasi. Return dapat berupa return realisasi ataupun return ekspektasi. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan serta sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) untuk mengukur risiko di masa yang akan datang. Sedangkan return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang akan datang, jadi sifatnya belum terjadi. Penelitian ini menggunakan market adjusted model, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar (Hartono, 2008). b. Abnormal Return (Return Tidak Normal) Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang 21 Sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya, sedangkan return ekspektasi merupakan return yang harus diestimasi (Hartono, 2008). Terdapat tiga cara yang dapat dilakukan untuk mengukur abnormal return, yaitu: 1. Model Disesuaikan Rata-Rata (Mean Adjusted Model) Model ini beranggapan bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi. Dengan menggunakan model ini, return ekspektasi suatu sekuritas pada periode tertentu diperoleh melalui pembagian return realisasi sekuritas tersebut dengan lamanya periode estimasi. Tidak ada patokan untuk lamanya periode estimasi, periode yang umum dipakai biasanya berkisar dari 100 sampai dengan 250 hari untuk mendapatkan data harian dan dari 24 sampai dengan 60 bulan untuk data bulanan. 2. Model Pasar (Market Model) Perhitungan return ekspektasi dengan model ini dilakukan melalui dua tahapan, yaitu: a) Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi. 22 b) Menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi diperiode jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk dengan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square). 3. Model Disesuaikan Pasar (Market-Adjusted Model) Model ini beranggapan bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar (Hartono, 2008). 2.2. Penelitian Terdahulu Beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu dirangkum dalam bentuk tabel sebagai berikut : Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Variabel dependen 1 Ghozali & Solichin (2003) Return Saham Abnormal Return Jumlah Lembar Saham metode sampel Hasil independen pengumuman right issue market adjusted model Pada saat pengumuman maupun pada sekitar pengumuman right issue ternyata tidak ditemukan abnormal return yang perusahaan negatif dan signifikan 23 2 Suryaningr um & Prasetyo (2005) 3 Hartono (2008) 4 Listiana Sri Mulatsih (2009) Abnormal Return Jumlah Lembar Saham Return Saham Abnormal Return Volume Saham Return Abnormal Return, Security Return Variabiliy Trading Volume Activity pengumuman right issue pengumuman right issue pengumuman right issue market model market adjusted model market adjusted model Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata – rata abnormal return pada tanggal pengumuman dengan perusahaan hari – hari diluar right issue serta 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah issue. perusahaan 24 perusahaan Signifikan terhadap return saham, abnormal return, volume perdagangan Hasil penelitian untuk return saham menunjukkan perbedaan yang signifikan hanya untuk sebelum dengan saat. Abnormal Return dan Security Return Variability tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Sedangkan Trading Volume Activity menunjukkan perbedaan yang signifikan untuk periode pengamatan sebelum dengan saat dan sesudah dengan sebelum pengumuman 24 5 Abnormal Return Rica Syafitri Sirait, Wiwik Tiswiyanti , Fitrini Mansur (2010) 6 Chan Hengky Chandra, Njo Anastasia, Gesti Memarista (2014) Pergantian Menteri Keuangan Ri mean adjusted model 20 perusahaan pemilihan presiden market model 45 perusahaan Average Abnormal Return Average Trading Volume Activity terdapat perbedaan Average Abnormal Return (AAR) yang signifikan sebelum dan saat perisitiwa pergantian Menteri Keuangan, terdapat perbedaan Average Abnormal Return (AAR) yang signifikan saat peristiwa dan setelah perisitiwa pergantian Menteri Keuangan tahun 2010, terdapat perbedaan Average Abnormal Return (AAR) yang signifikan sebelum dan setelah perisitiwa pergantian Menteri Keuangan tahun 2010 tidak terdapat perbedaan average abnormal return secara signifikan pada kelompok LQ-45 saat sebelum dan sesudah peristiwa pemilihan presiden tahun 2004 dan 2009. Tidak terdapat perbedaan average trading volume activity secara signifikan pada kelompok LQ-45 saat sebelum dan sesudah peristiwa pemilihan presiden tahun 2004 dan 2009. 25 III. 3.1. METODELOGI PENELITIAN Event Study (Studi Peristiwa) Studi peristiwa (event study) disebut juga dengan nama analisis residual (residual analysis) atau pengujian kinerja tak normal (abnormal performance index test) atau pengujian reaksi pasar (market reaction test). Studi peristiwa adalah studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu perisiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman (Hartono, 2010). Penelitian-penelitian studi peristiwa dapat digolongkan ke dalam empat kategori, yaitu sebagai berikut ini: 1. Kandungan informasi (Information content). 2. Efisiensi pasar (Market efficiency). 3. Evaluasi model (Model evaluation). 4. Penjelasan metrik (Metric explanation). Studi peristiwa kategori pertama digunakan untuk menguji kandungan informasi (Information content) dari suatu peristiwa. Kategori kedua digunakan untuk menguji pasar efisien. Pengujian pasar efisien adalah lanjutan dari pengujian kandungan informasi. Pengujian terhadap kandungan informasi hanyan menguji return 26 taknormal sebagai reaksi dari pasar, sedangkan pengujian pasar efisien meneruskan dengan menguji kecepatan reaksi pasar tersebut. Kategori ketiga adalah penelitian yang mengevaluasi model-model yang digunakan di studi peristiwa untuk menentukan model mana yang paling sesuai untuk kondisi tertentu. Kategori keempat dari penelitian adalah mencoba untuk menjelaskan penyebab reaksi pasar lebih lanjut. Sesusai dengan penjelasan sebelumnya pada latar belakang, rumusan masalah, rumusan masalah. Penelitian ini termasuk pada event study kategori kedua. Penelitian ini melihat reaksi pasar yang menguji kandungan informasi dari suatu peristiwa, kandungan infromasi ini diuji melalui return tidak normal (abnormal return) Dilihat dari tipenya, suatu peristiwa (event) dapat dikelompokan menjadi peristiwa pengumuman atau peristiwa kejadian. Berikut adalah contoh peristiwa pengumumanpengumuman: 1. Pengumuman yang berhubungan dengan laba (earnings- related announcements), seperti pengumuman laporan tahunan. 2. Pengumuman-pengumuman peramalan oleh pejabat perusahaan (forecast announcements by company officials), seperti pengumuman peramalan penjualan. 3. Pengumuman-pengumuman dividen (dividen announcements), seperti pengumuman dividen saham. 4. Pengumuman-pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti pengumuman pembelian kembali saham. 27 5. Pengumuman-pengumuman investasi (investment announcements), seperti pengumuman usaha baru. 6. Pengumuman-pengumuman ketenaga kerjaan (labor announcement), seperti pengumuman negosiasi. 7. Pengumuman-pengumuman industri sekuritas (securities industry announcements), seperti pengumuman perubahan-perubahan kepemilikan saham. 3.2. Metodelogi Penelitian Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data valid dengan tujuan dapat dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang administrasi dan manajemen (Sugiono, 2009) Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi peristiwa ( even study), yaitu untuk mengamati abnormal return saham 5 hari sebelum, 1 hari peristiwa, dan 5 hari setelah pengumuman right issue tahun 2012 – 2015. Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. 3.3. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data-data perdagangan saham harian 28 pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang melakukan right issue selama tahun 2012-2015, dapat diketahui secara jelas tanggal pengumuman yang dikeluarkan oleh Bapepam dan BEI, dan memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan. 3.4. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan penelitian dokumentasi yang dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari buku-buku dan literatur, jurnal-jurnal Ekonomi dan Bisnis, dan bacaan-bacaan laindi internet serta mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan teori efisiensi pasar. 3.5. Populasi Dan Sampel Populasi merupakan keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian penelitian. Populasi akan digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan sektor perbankan yang melakukan right issue pada tahun 2012 – 2015 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselediki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yang bertujuan untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan (Sekaran, 2006), kriteria perusahaan yang menjadi sampel antara lain: 29 1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang melakukan right issue pada tahun 2012-2015. 2. Perusahaan yang diteliti adalah yang melakukan right issue dan tidak melakukan corporate action yang lain seperti stock split, saham bonus, dividen saham, warrant atau pengumuman lainnya selama periode penelitian. 3. Perusahaan yang diteliti tidak melakukan right issue yang berulang selama periode penelitian 4. Dapat diketahui secara jelas tanggal pengumuman yang dikeluarkan oleh Bapepam dan BEI. 5. Perusahaan yang diteliti termasuk kedalam sub sektor perbankan. 6. Memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan. Berdasarkan kriteria diatas maka dari 61 populasi emiten yang melakukan right issue terpilih sampel sebanyak 8 sampel. Berikut keseluruhan sampel dalam bentuk tabel : Tabel 3.1. Daftar Sampel Emiten Right Issue Tahun 2012 Emiten Emiten Code Bank Artha Graha Internasional Tbk INPC Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk BBTN Bank Pundi Indonesia Tbk BEKS Bank Windu Kentjana International Tbk MCOR Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk AGRO 2013 2014 PT Bank Maybank Indonesia Tbk BNII Bank Bukopin Tbk BBKP 2015 Bank of India Indonesia Tbk BSWD Sumber : data diolah ( www.idx.co.id ) Jangka waktu penelitian ini adalah 11 hari bursa dengan periode jendela, yaitu 5 hari 30 sebelum peristiwa,1 hari saat peristiwa,dan 5 hari setelah peristiwa pengumuman kebijakan right issue. Periode jendela dapat dilihat pada gambar berikut : Periode Jendela ( ) Gambar 3.1. Periode Jendela Penelitian 3.6. Variabel Penelitian 3.6.1. Identifikasi Variabel Variabel penelitian adalah variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen). Variabel terikat (Y) adalah kinerja saham yang diproksi dengan abnormal return sedangkan variabel bebasnya (X) adalah kebijakan right Issue. 3.6.2. Definisi Operasional Variabel Abnormal Return Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Dengan demikian abnormal return adalah selisih 31 antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi (Jogiyanto, 2008). Langkah-langkah dalam mencari abnormal return saham, sebagai berikut: 1. Menghitung return saham sesungguhnya Return sesungguhnya adalah selisih antara harga penutupan hari ini dengan harga penutupan hari sebelumnya, dibagi dengan harga penutupan hari sebelumnya. Return saham dapat berupa return total, relatif return, logaritma return dan return disesuaikan, baik disesuaikan dengan inflasi ataupun disesuaikan dengan nilai tukar mata uang asing (Hartono, 2008). Keterangan : = ,− , , Ri,t = return saham sesungguhnya perusahaan i pada hari ke t Pi,t = harga saham perusahaan i pada hari ke t Pi,t-1= harga saham perusahaan i pada hari ke t -1 2. Menghitung return pasar Return indeks pasar adalah selisih antara indeks pasar penutupan hari ini dengan hari sebelumnya dibagi dengan indeks pasar penutupan hari sebelumnya (Hartono, 2008). 32 Keterangan: Rm,t = Return indeks pasar (market return) IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan pada t IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan pada t-1 3. Menghitung expected return Menghitung expected return harian saham, menggunakan market adjusted model dimana model ini menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut (Hartono, 2008), yaitu : ( Keterangan : E( ) , )= = return ekspektasi sekuritas ke- i pada periode ke-t = return pasar periode peristiwa ke-t yang dapat dihitung dengan rumus dengan , =( gabungan periode ke-t. 4. Menghitung abnormal return − )/ adalah indeks harga saham 33 Penelitian ini menggunakan Market- Adjusted Model, dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar (Hartono, 2008). ARit = Rit - E(Rm,t) Keterangan : ARit = Abnormal Return saham i pada hari t Rit = Actual Return saham i pada hari t E(Rm,t) = Expected Return saham i pada hari t 5. Menghitung cummulative abnormal return Cummulative Abnormal Return merupakan penjumlahan abnormal return hari sebelumnya di dalam periode peristiwa untuk masing-masing sekuritas (Hartono,2008). Cummulative Abnormal Return tiap-tiap saham selama periode pengamatan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : t = RTN i t at 3 Keterangan = akumulasi abnormal return harian tiap-tiap saham = return tidak normal (abnormal return) untuk sekuritas ke-i pada hari ke-a, yaitu mulai t3 (hari awal periode jendela) sampai hari ke-t. 34 3.7. Alat Analisis 3.7.1. Uji Normalitas (Augmented Dickey Fuller) Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dependen dan independen dalam model tersebut terdistribusi secara normal (Ghozali, 2006). Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Augmented Dickey-Fuller (ADF) Test. Hipotesis untuk pengujian ini adalah : Ho : data tidak terdistribusi normal H1 : data terdistribusi normal Dengan tingkat keyakinan 95%, maka apabila Probabilitas < 0,05 : Ho ditolak Probabilitas > 0,05 : Ho diterima 3.7.2. Uji Beda Dua Rata-Rata Uji beda dua rata-rata digunakan untuk melihat perbedaan rata-rata dari hasil abnormal return sebelum dan sesudah kebijakan right issue terhadap kinerja saham sektor perbankan yank terdaftar di BEI. Paired sample t-test atau uji-t sampel berpasangan merupakan uji parametrik yang digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan rata-rata dua sampel yang berhubungan (Ghozali, 2006). Teknik pengujian dilakukan dengan menggunakan paired sample t-test karena adanya data kemungkinan terdistribusi normal. Rumus (Supranto, 2009) 35 = ( − 1) ̅ − ̅ +( − 1) n n ( + n − 2) +n Pengujian paired sample t-test, variabel dibandingkan antara abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman right issue dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% atau α = 5%. Jika probabilitas ˃ 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jika probabilitas ˂ 0,05 maka Ho ditolak Ha diterima. 3.7.3. Pengujian Hipotesis Hipotesis harus dinyatakan secara kuantitatif untuk dapat diuji. Pengujian hipotesis adalah prosedur yang memungkinkan keputusan dapat dibuat, yaitu keputusan untuk menolak atau tidak menolak hipotesis yang sedang dipersoalkan / diuji (Supranto, 2009). Sebelum melakukan uji hipotesis data sudah terdistribusi normal. Hipotesis : Ho : Diduga tidak terdapat perbedaan abnormal return yang signifikan pada saat sebelum dan sesudah perusahaan melakukan kebijakan right issue pada saham sektor perbankan yang terdaftar di BEI tahun 20122015. Ha : Diduga terdapat perbedaan abnormal return yang signifikan pada saat sebelum dan sesudah perusahaan melakukan kebijakan right issue 36 pada saham sektor perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2015. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji signifikansi dengan ketentuan sebagai berikut : Jika probabilitas ˃ 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jika probabilitas ˂ 0,05 maka Ho ditolak Ha diterima. 45 V. 5.1. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan abnormal return yang signifikan pada saat sebelum dan sesudah right issue pada saham sektor perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2015. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta hasil analisis statistik yang telah dijelaskan pada bab empat maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil uji beda rata- rata menunjukkan hasil t tes yang tidak signifikan, dengan probalilitas 0.7329 lebih besar dari taraf signifikan 5% (0.7329 > 0,05), yang berarti bahwa tidak ada perbedaan abnormal return yang signifikan sebelum dan sesudah kebijakan right issue. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis awal (H1) tidak terdukung, yaitu diduga terdapat perbedaan abnormal return yang signifikan pada saat sebelum dan sesudah perusahaan melakukan kebijakan right issue pada saham – saham yang terdaftar di BEI tahun 2012-2015. 2. Tidak terdapatnya perbedaan abnormal return yang signifikan pada saat sebelum dan sesudah perusahaan melakukan kebijakan right issue pada saham 46 sektor perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2015 menandakan bahwa pasar tidak bereaksi, karena investor telah dapat mengantisipasi informasi pengumuman kebijakan right issue. 5.2. Saran Penulis sadar bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan dan masih banyak kekurangan, oleh karna itu penulis mengajukan beberapa saran untuk investor, calon investor, maupun untuk penelitian selanjutnya. Adapun saran-saran yang akan diajukan sebagai berikut : 1. Bagi investor dan calon investor yang akan berinvestasi, hendaknya dalam mengambil keputusan tidak hanya melihat peristiwa kebijaka right issue saja, namun juga memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi harga saham, seperti Earning per share, tingkat bunga, dan lain sebagainya. Sehingga informasi yang sudah diperoleh dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan diwaktu yang akan datang. 2. Penelitian ini menggunakan market adjusted model dalam mengestimasi tingkat pengembalian yang diharapkan, oleh sebab itu bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk mencoba menggunakan mean adjusted model dan market model atau menggunakan ketiga model, kemudian hasil perhitungan ketiga model tersebut dapat dibandingkan untuk mengetahui dampaknya terhadap hasil penelitian. Daftar Pustaka Beaver, William H. 1968. The Information Content Of Annual Earning Announcements. Journal Of Accounting Research. Vol. 6. No. 2. 67-1000 Budi, Ichsan Setiyo. 2003. Pengaruh Right Issue Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan yang Go public di BEJ. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. September. Vol. IX, No.2, pp: 225-238. Budiarto, A & Baridwan, Z. 1998. Pengaruh Right Issue Terhadap Tingkat Keuntungan dan Likuiditas Saham di BEJ periode 1994-1996. Jurnal Riset dan Akuntansi Indonesia. pp: 96. Chandra, Chan Hengky. Njo Anastasi dan Gesti Memarista. 2014. Perbedaan Average Abnormal Return, Average Trading Volume Activity Sebelum Dan Sesudah Pemilu Di Indonesia. FINESTA Vol. 2, No. 1, 14-11 Darmadji, Tjiptono dan Hendy M Fakhruddin. 2012. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan dan Tanya Jawab. Salemba Empat. Jakarta. Fama, E. F. 1970. “Efficient Capital Markets: A Review of Theory and Empirical Work”. Journal of Finance. Vol. 25, No. 2: 383-417. Ghozali, Imam. 2006. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”.Semarang : Badan Penerbit Undip Ghozali, Imam dan Agus Solichin.2003. Analisis Dampak Pengumuman Right Issue Terhadap Reaksi Pasar Di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Ekonomi Perusahaan, Vol.X, No.1. Hartono.2008. Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Kinerja Saham di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Penelitian Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Husnan, Suad. 2003. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Hartono, Jogiyanto. 2008.“Teori Portofolio Dan Analisis Investasi”.BPFE , Yogyakarta. Hartono, Jogiyanto. 2010. Studi Peristiwa : Menguji Reaksi Pasar Modal akibat Suatu Peristiwa. Edisi pertama, Cetakan Pertama. BPFE, Yogyakarta. Kurniawan,Taufan Adi. 2006. “Analisis Dampak Pengumuman Right Issue Terhadap Return Saham dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Jakarta”. Skripsi. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. Miller.M.H and K.Rock. (1985). Dividend policy under asymmetric information. Journal of Finance. 40: 1031-1051. Mulatsih, Listiana Sari. 2009. Analisis Reaksi Pasar Modal Terhdap Pengumuman Right Issue Di Bursa Efek Jakarta (BEJ) (Pengamatan Terhadap Return, Abnormal Return, Security Return Variability Dan Trading Volume Activity. Vol. 12 No. 4 Nachrowi.D Mphil, Hardius Usman.( 2006). Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta.Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Rejeki, Indah Sri. 2006. Kinerja Saham Setelah Seasoned Equity Offerings: Benarkah Underperformance?. Skripsi. FE UNS. Rivai, Saiful. 2007. Analisis Pengaruh Right Issue Terhadap Dividend dan Capital Gain pada Perusahaan yang Go Public di BEJ 1995-2005. Yogyakarta.Skripsi. Universitas Islam Indonesia. Sari, Fitria Eka. 2003. Analisis Kinerja Keuangan dan Kinerja Saham pada Perusahaan yang Melakukan Right Issue Sebelum dan Setelah Periode Krisis. Tesis. FE UNS. Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business. Edisi Empat. Jakarta: PT. Salemba Empat. Setyawan, Ignatius Roni. 2008. Reaksi Pasar (Investor) Sebelum dan Sesudah Pengumuman Right Issue Untuk Saham-Saham LQ45 & Non LQ45. Usahawan. No.04 TH XXXVII. p 32 -37. Siswanto, Heri dan Muqodim. 1999. Study Empiris Tentang Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Tingkat Keuntungan Dan Likuiditas Saham Di Bursa Efek Jakarta Periode 1997-1999. Jurnal Ekonomi. Sirait, Rica Syafitri. Wiwik Tiswiyanti dan Fitrini Mansur. 2012. Dampak Pergantian Mentri Keuangan RI Tahun 2010 Terhadap Abnormal Return Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Binar Akuntansi Vol.1 No.1 Sudarsini. 2005. Analisis Kinerja Jangka Pendek dan Jangka Panjang Perusahaan yang Melakukan Merger dan Akuisisi. Skripsi. FE UNS. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Supranto,J. 2009. Statistik Teori dan Aplikasi, Edisi ketujuh Jilid 2. Jakarta, Penerbit Erlangga. Suryaningrum, Sri dan Nanang Prasetyo. 2005. Analisis Dampak Pengumuman Right Issue Terhadap Rekasi Pasar Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta Tahun 1996-2003, Jurnal Administrasi Bisnis, Vol .2, No.1 Juli 2005, Hal, 48-61 Widjaja, Indra. 2000.Pengaruh Penawaran Umum(Right issue)Terhadap Imbalan Saham, Disertasi pada Bidang Ilmu Ekonomi Program Studi Ilmu Manajemen FE UI, Jakarta Yusi Sari, Prima. 2001. Analisis Pengaruh Right Issue terhadap Return Saham Setelah Cumdate. Simposium Nasional Akuntansi IV. www.yahoofinance.co.id www.idx.com