1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari aktivitas keuangan perusahaan
yang mampu menggambarkan kinerja keuangan perusahaan tersebut (PSAK No.1
Paragraf 7 – Revisi 2009; Investopedia). Tujuan utama dari laporan keuangan ini
adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi stakeholder perusahaan
(pihak – pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan), seperti kreditur, investor,
manajemen perusahaan, dan lainnya. Laporan keuangan yang berguna tersebut
adalah laporan keuangan yang dapat mempengaruhi keputusan (relevan), dan dapat
dipercaya (reliabel) yang menyebabkan para pengguna informasi tergantung kepada
informasi tersebut (Kusuma 2006).
Informasi keuangan yang biasa menjadi informasi utama, yang digunakan oleh
para pengguna informasi untuk mengukur kinerja suatu perusahaan adalah laba dan
nilai buku. Laba menggambarkan performa masa depan perusahaan, dan nilai buku
menggambarkan performa masa lalu perusahaan (Whelan 2004). Untuk mengukur
tingkat ke-relevanan informasi akuntansi, penelitian ini menggunakan model Ohlson
(1995), yang menilai tingkat relevansi dari laba dan nilai buku dengan melihat
pengaruhnya terhadap harga saham.
Penelitian mengenai relevansi nilai sudah banyak dilakukan (Dwimulyani 2010;
Santoso 2010; Cahyonowati & Ratmono 2012 Chandrapala 2013; Johan 2013), dan
terus mengalami perkembangan. Sebagian besar penelitian menghasilkan kesimpulan
bahwa laba dan nilai buku memiliki relevansi nilai. Ini menunjukkan bahwa laporan
keuangan yang dihasilkan oleh sebagian besar perusahaan adalah relevan.
Permasalahan akan muncul ketika hasil dari nilai laba tersebut bukanlah nilai
yang sesungguhnya, melainkan nilai yang sudah diatur oleh manajemen perusahaan.
Tindakan seperti ini dikenal dengan nama praktik manajemen laba (earnings
management). Tindakan manajemen laba merupakan tindakan manajer yang dengan
sengaja mengubah hasil pelaporan keuangan tanpa adanya dampak pada kondisi
keuangan yang sesungguhnya dengan tujuan tertentu yang tidak objektif. Dengan
adanya praktik manajemen laba ini, laporan keuangan yang dihasilkan menjadi tidak
1
2
dapat dipercaya kebenarannya (tidak reliabel), yang mengakibatkan hilangnya fungsi
utama dari laporan keuangan itu sendiri.
Tindakan manajemen laba ini semakin mungkin terjadi karena Indonesia
menggunakan
standar
akuntansi
IFRS
(International
Financial
Reporting
Standards), yang berbasis akrual. Sistem pencatatan akuntansi yang berbasis akrual
ini merupakan metode pencatatan yang mengukur peforma perusahaan dengan
mengakui kejadian ekonomi tanpa memperhatikan kapan kas tersebut diterima /
dibayarkan. Dengan kata lain, sistem akuntansi ini mengakui pendapatan dan beban
perusahaan pada saat transaksi terjadi, bukan pada saat kas tersebut diterima /
dibayarkan (Investopedia). Dengan sistem akuntansi yang berbasis akrual,
perusahaan memiliki hak untuk mengakui pendapatan / bebannya sebelum kas
tersebut diterima / dibayarkan. Akrualisasi ini merupakan salah satu indikator
ekspektasi kas masuk / kas keluar di masa depan untuk menggambarkan kondisi
keuangan perusahaan yang lebih akurat (Investopedia). Dengan diberlakukan sistem
akuntansi berbasis akrual, banyak perusahaan yang memanfaatkannya untuk
melakukan praktik manajemen laba, baik dalam meningkatkan laba perusahaan
ataupun mengurangi laba perusahaan.
Penelitian – penelitian mengenai relevansi nilai dan manajemen laba ini juga
sudah banyak dilakukan (Whelan 2004; Habib 2004; Kusuma 2006; Sudjito 2006;
Subekti 2007; Sholilah 2013; Abdurrahman & Handayani 2014). Penelitian –
penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan yang berbeda – beda.
Dalam menentukan indikator praktik manajemen laba yang dilakukan oleh
perusahaan, penelitian ini menggunakan model perhitungan Whelan (2004) yang
merupakan pengembangan dari model perhitungan Jones (1991) dan Dechow (1994).
Model ini mengkategorikan manajemen laba menjadi discretionary accruals
(komponen akrual yang berada di dalam kebijakan manajemen / adanya intervensi
manajer) dan non-discretionary accruals (komponen akrual di luar kebijakan
manajemen). Kemudian, discretionary accruals ini dipisahkan lagi menjadi 2 jenis,
yaitu manajemen laba via short-term discretionary accruals, manajemen laba via
long-term discretionary accruals.
Pada model ini, perhitungan manajemen laba perusahaan adalah dengan
mengurangkan pendapatan perusahaan dan kas bersih dari operasional perusahaan.
Kemudian hasil tersebut akan dipisahkan menjadi discretionary accruals dan nondiscretionary accruals menggunakan estimasi regresi. Setelah itu, hasil dari
3
discretionary accruals akan dipisahkan menggunakan median. Nilai discretionary
accruals yang berada di bawah median akan dikategorikan sebagai perusahaan yang
tidak melakukan manajemen laba (0), dan nilai discretionary accruals yang berada di
atas median akan dikategorikan sebagai perusahaan yang melakukan manajemen laba
(1).
Pemisahan discretionary accruals menjadi short-term dan long-term accruals
ini dikarenakan adanya perbedaan sifat antara kedua metode tersebut. Short-term
accruals merupakan akrualisasi komponen – komponen laporan keuangan yang
kurang dari satu tahun, sedangkan long-term accruals merupakan akrualisasi
komponen – komponen laporan keuangan yang lebih dari satu tahun. Perbedaan sifat
ini yang kemudian akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap relevansi nilai
(Whelan 2004).
Sifat jangka pendek dari short-term accruals ini menginterpretasikan bahwa
investor akan memperoleh pengembalian secepatnya (kurang dari 1 tahun). Dengan
demikian, saat investor tidak memperoleh pengembalian dalam waktu 1 tahun,
investor akan beranggapan bahwa informasi dari laba perusahaan tersebut tidak dapat
dipercaya. Sehingga investor akan berpindah menggunakan nilai buku sebagai proksi
utama dalam menilai perusahaan tersebut. Sedangkan, sifat jangka panjang dari longterm accruals menginterpretasikan bahwa investor akan memperoleh pengembalian
dalam jangka waktu yang lama (lebih dari 1 tahun), sehingga akrual jenis ini akan
lebih sulit dideteksi oleh investor karena tidak mengharapkan pengembalian
secepatnya, atau bahkan lupa akan harapan memperoleh pengembalian tersebut
(Whelan 2004).
Dari perbedaan sifat dan respon investor terhadap kedua metode manajemen
laba ini, dapat dikatakan bahwa manajemen laba via short-term accruals memiliki
risiko yang lebih tinggi dibandingkan manajemen laba via long-term accruals.
Karena perbedaan risiko ini, perusahaan akan lebih menggunakan manajemen laba
via long-term accruals, sehingga manajemen laba via long-term accruals akan
memiliki dampak yang lebih besar terhadap relevansi nilai dari laba dan nilai buku
dibandingkan dengan manajemen laba via short-term accruals (Whelan 2004).
Berdasarkan latar belakang dan studi terdahulu terkait relevansi nilai serta
manajemen laba, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap praktik
manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan di Indonesia. Penelitian ini akan
memfokuskan pada sektor manufaktur, yang didasari oleh analisis industri yang
4
dilakukan penulis, yaitu dengan menganalisis kondisi keuangan sektor BEI yang
ditunjukkan pada gambar 1.1. Berdasarkan analisis tersebut, rata – rata EPS (earning
per share) atau laba per lembar saham sektor manufaktur merupakan rata – rata
tertinggi, yaitu 284.59 poin. Tetapi, jika diukur dengan besar perusahaan yang
diproksikan oleh kapitalisasi pasar, posisi tertinggi dipegang oleh sektor keuangan
dengan besar kapitalisasi pasar 13,940 miliar rupiah, dan posisi kedua sebesar 12,171
miliar rupiah dipegang oleh sektor manufaktur. Namun rata – rata, EPS pada sektor
keuangan menunjukkan kondisi yang kurang baik (114.46 poin – posisi ketiga), dan
laporan keuangan pada sektor keuangan juga berbeda dari laporan keuangan
perusahaan lainnya.
Sektor BEI
300.00
16,000
14,000
250.00
12,000
200.00
10,000
150.00
8,000
6,000
100.00
4,000
50.00
2,000
-
Infra
Keu
Manuf
Average of EPS (TTM)
Perdag
Pertamb
Pertan
Prop &
Estate
Average of Market Cap (Bil.)
Sumber: Stocks Overview – Reuters Data
Gambar 1.1: Jumlah Earning per Share (EPS) dan Kapitalisasi Pasar pada
Masing – masing Sektor di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Selain itu, karakter indsutri manufaktur di Indonesia merupakan industri yang
mendominasi. Banyaknya perusahaan pada industri manufaktur dengan kondisi
perekonomian pada saat dan setelah mengalami krisis pada tahun 2008, menciptakan
persaingan antar perusahaan tersebut. Sehingga, setiap perusahaan pada industri ini
akan berusaha untuk mencapai tujuannya masing – masing, seperti meningkatkan
5
laba (Abdurrahman & Handayani 2014), sehingga peneliti mengambil kesimpulan
untuk memfokuskan penelitian pada sektor manufaktur.
Dengan demikian, judul dari penelitian ini adalah “PENGARUH LABA DAN
NILAI BUKU TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN MANAJEMEN LABA
SEBAGAI VARIABEL MODERAT”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah “apakah
praktik manajemen laba oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dapat menurunkan relevansi laba perusahaan tersebut, yang
menyebabkan para stakeholder berpindah dari penggunaan proksi laba menjadi
penggunaan proksi nilai buku?”. Dirumuskan menjadi:
1. Apakah laba dan nilai buku pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
memiliki nilai relevansi terhadap harga saham?
2. Terdiri dari 3 bagian:
a. Apakah nilai relevansi laba perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
akan menurun dan relevansi nilai buku akan meningkat, ketika perusahaan
menggunakan manajemen laba melalui short-term discretionary accruals?
b. Apakah nilai relevansi laba perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
akan menurun dan relevansi nilai buku akan meningkat, ketika perusahaan
menggunakan manajemen laba melalui long-term discretionary accruals?
c. Apakah nilai relevansi laba perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
akan menurun dan relevansi nilai buku akan meningkat, ketika perusahaan
menggunakan manajemen laba melalui total discretionary accruals?
3. Apakah manajemen laba melalui long-term discretionary accruals yang
dilakukan oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, memiliki dampak
yang lebih besar terhadap relevansi laba dan nilai buku dibandingkan dengan
manajemen laba melalui short-term discretionary accruals?
1.3. Ruang Lingkup
Penelitian ini akan meneliti relevansi laba dan nilai buku pada perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), khususnya pada sektor manufaktur yang
terdiri dari 142 emiten (sektor industri dasar dan kimia (64 emiten), sektor aneka
6
industri (41 emiten), dan sektor industri barang & konsumsi (37 emiten)), pada
periode 2010 – 2014. Penelitian ini membatasi perusahaan dengan kriteria:
1. Melakukan IPO (Initial Public Offering) sebelum tahun 2011;
2. Secara konsisten melaporakan laporan keuangannya;
3. Laporan keuangan yang dilaporkan menggunakan tanggal periode 31 Desember.
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah laba dan nilai buku memiliki nilai relevansi terhadap
harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI;
2. Untuk mengetahui apakah stakeholder perusahaan akan memindahkan fokus
penilaiannya dari laba menjadi nilai buku saat mengetahui bahwa perusahaan
melakukan manajemen laba
3. Untuk mengetahui apakah long-term discretionary accruals memberikan dampak
yang besar berbeda terhadap relevansi laba dan nilai buku dibandingkan dengan
short-term discretionary accruals.
Manfaat dari penelitian ini akan berguna untuk:
4. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)
Penelitian ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam menetapkan
kebijakan akuntansi, sehingga mampu terhindar dari praktik manajemen laba
yang dilakukan oleh perusahaan.
5. Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Manajemen Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan peringatan kepada KAP dan
manajemen perusahaan agar tidak melakukan praktik manajemen laba yang dapat
menimbulkan sanksi dari pemerintah.
6. Investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kesadaran kepada investor agar
dapat lebih berhati – hati dalam menentukan pilihan perusahaan, karena adanya
kemungkinan praktik manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
7. Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi di masa yang akan datang untuk
para peneliti dalam meneliti relevansi nilai informasi akuntansi dan manajemen
laba.
7
8. Lainnya
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih luas lagi
terhadap relevansi nilai informasi akuntansi dan praktik manajemen laba.
1.5. Metodologi Penelitian
Penelitian ini meneliti dampak dari manajemen laba terhadap relevansi nilai dari
informasi akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2010 – 2014. Penelitian ini menggunakan metodologi:
1. Analisis kuantitatif menggunakan regresi panel data dengan program EViews 9;
2. Data merupakan data sekunder perusahaan yang diambil dari sumber terpercaya,
yaitu website Indonesia Stock Exchange dan Yahoo! Finance, serta website
perusahaan itu sendiri;
3. Populasi penelitian sebanyak 142, dan pemilihan sampel dilakukan dengan
metode purposive sampling;
4. Time horizon penelitian selama 5 tahun, yaitu tahun 2010 – 2014;
8
1.6. Tinjauan Pustaka
Berikut adalah tabel tinjauan pustaka yang terdapat pada penelitian ini.
Tabel 1.1: Tinjauan Pustaka
No Judul Jurnal
Penulis
1
The Impact of
Earnings
Management on the
Value-Relevance of
Earnings and Book
Value: A
Comparison of
Short-term and
Long-term
Discretionary
Accruals
Chaterine
Whelan
(2004)
2
Impact of Earnings
Management on
Value-Relevance of
Accounting
Information:
Empirical Evidence
from Japan
Ahsan Habib
(2004)
3
Dampak Manajemen
Laba terhadap
Relevansi Informasi
Akuntansi: Bukti
Empiris dari
Indonesia
Hadri
Kusuma
(2006)
Hasil Penelitian
Laba dan nilai buku adalah value
relevant
Manajemen laba via total
discretionary accruals tidak
memiliki dampak yang signifikan
Manajemen laba via short-term
discretionary accruals mengurangi
relevansi laba, dan tidak memiliki
dampak terhadap relevansi nilai buku
Manajemen laba via long-term
discretionary accruals mengurangi
relevansi laba, dan tidak memiliki
dampak terhadap relevansi nilai buku
Manajemen laba via long-term
discretionary accruals memiliki
dampak yang lebih besar
dibandingkan via short-term
discretionary accruals
Manajemen laba memiliki dampak
yang negatif terhadap kualitas
informasi yang diberikan kepada
investor
Manajemen laba mengurangi
relevansi laba dan meningkatkan
relevansi nilai buku
Manajemen laba melalui short-term
accruals tidak memiliki dampak
apapun terhadap relevansi laba &
nilai buku
Manajemen laba melalui long-term
accruals menurunkan relevansi laba,
tetapi tidak memiliki dampak
terhadap nilai buku
Saat diuji bersama, kedua jenis
manajemen laba tersebut tidak
memberikan dampak yang signifikan
9
No Judul Jurnal
Penulis
Hasil Penelitian
Reaksi pasar lebih kuat pada
perusahaan yang memperbesar laba
dibandingkan perusahaan yang
mengecilkan laba
Terdapat korelasi positif tetapi tidak
signifikan antara manajemen laba
income increasing dengan reaksi
Dwi Apriyani
pasar
Sudjito
Risiko investasi lebih tinggi pada
(2006)
perusahaan yang memperbesar laba
dibandingkan perusahaan yang
mengecilkan laba
Terdapat korelasi positif tetapi tidak
signifikan antara manajemen laba
income increasing dengan risiko
pasar
Integrated Earnings Management
(IEM) mengurangi relevansi nilai
Imam
dari laba dan nilai buku,
Subekti
mengindikasikan bahwa kualitas
(2007)
yang rendah pada informasi
akuntansi saat perusahaan melakukan
IEM
Nilai informasi yang terkandung
dalam neraca, yaitu aktiva dikurang
hutang mempunyai kekuatan
hubungan dengan nilai perusahaan
Susi
adalah sedang
Dwimulyani
Nilai informasi yang terkandung
(2010)
dalam neraca, yaitu nilai buku
ekuitas ditambah laba berjalan
mempunyai kekuatan hubungan
dengan nilai perusahaan adalah kuat
4
Analisis Praktek
Manajemen Laba
pada Perusahaan
Manufaktur yang
Melakukan Initial
Public Offering dan
Listed di BEJ
Periode 1997-2004
5
Integrated Earnings
Management, Value
Relevance of
Earnings and Book
Value of Equity
6
Relevansi Nilai
Informasi Akuntansi
di Bursa Efek
Indonesia
7
The Value Relevance
of Accounting
Information:
Evidence from
Indonesian Listed
Companies
Jane Santoso
(2010)
Laba, nilai buku, dan arus kas
memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap harga saham
8
Adopsi IFRS dan
Relevansi Nilai
Informasi Akuntansi
Nur
Cahyonowati
& Dwi
Ratmono
(2012)
Tidak terdapat peningkatan relevansi
dengan adanya adopsi IFRS ini
10
No
9
10
Judul Jurnal
Penulis
Hasil Penelitian
Relevansi pendapatan dan nilai buku
berada di bawah rata - rata
The Value Relevance
of Earnings and
Perusahaan yang kepemilikannya
Book Value: The
Pathirawasam terkonsentrasi memiliki relevansi
Importance of
Chandrapala yang lebih tinggi
Ownership
(2013)
Perusahaan yang besar memiliki
Concentration and
relevansi yang lebih tinggi
Firm Size
Relevansi nilai buku lebih tinggi dari
relevansi pendapatan
Permanent earnings dan BVPS
sebagai variabel intermediat adalah
The Value Relevance
berpengaruh signifikan terhadap
of Company
harga saham
Permanent Earnings
Transitory earnings dan BVPS
Versus Transitory
Stefanie
sebagai variabel intermediat adalah
Earnings: Evidence
Johan (2013) berpengaruh signifikan terhadap
from Companies
harga saham
Listed in Kompas
Transitory earnings lebih relevan
100
dibandingkan dengan permanent
earnings
Laba dan nilai buku memiliki
relevansi nilai
11
The Effect of
Earnings
Management on the
Value Relevance of
Earnings and Book
Value
12
Earning
Management Dan
Abdurrahman
Relevansi Informasi
Manajemen laba menurunkan
& Sri
Akuntansi:
relevansi laba dan meningkatkan
Handayani
Pendekatan Motivasi
relevansi nilai buku
(2014)
Signaling Dan
Oportunistik
Sumber: Berbagai Jurnal Penelitian
Himma Putri
Sholilah
(2013)
Laba memiliki relevansi nilai yang
lebih tinggi dibandingkan nilai buku
Manajemen laba mengurangi
relevansi nilai dari laba dan nilai
buku
11
1.7. Struktur Penelitian
Struktur penelitian pada penelitian ini adalah:
Bab 1: Pendahuluan
Bab ini menjelaskan latar belakang dari penelitian dan isu pokok penelitian,
perumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian,
metologi yang digunakan pada penelitian ini secara singkat, dan penelitian –
penelitian terdahulu terkait relevansi nilai dan manajemen laba.
Bab 2: Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis
Bab ini menjelaskan landasan teori / literatur yang mendukung penelitian ini,
kerangka teori, dan perumusan hipotesis. Literatur pada penelitian ini diambil
dari buku dan penelitian terdahulu yang berupa jurnal dan artikel, serta berasal
dari website terpercaya.
Bab 3: Metodologi Penelitian
Bab ini menjelaskan jenis dan sumber data yang digunakan, jumlah populasi dan
sampel yang akan diteliti, metode pengumpulan data, dan desain penelitian yang
akan digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh.
Bab 4: Analisis dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan analisis dan pembahasan dari hasil yang diperoleh.
Bab 5: Kesimpulan dan Saran
Bab ini menjelaskan kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan yang
diperoleh, dan memberikan saran yang akan berguna untuk penelitian
selanjutnya.
12
Download