PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGUNGKAPAN SOSIAL PADA PERUSAHAAN YANG BERGERAK DISEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) (Skripsi) Oleh MARDIATINA NINGSIH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 ABSTRAK PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGUNGKAPAN SOSIAL PADA PERUSAHAAN YANG BERGERAK DISEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Oleh MARDIATINA NINGSIH Penelitian ini bertujuan untuk menguji adanya discretionary accruals sebagai proksi manajemen laba, serta menganalisis pengaruh dari manajemen laba terhadap pengungkapan sosial perusahaan. Pengukuran pengungkapan sosial dengan melihat ada atau tidaknya laporan CSR pada laporan tahunan perusahaan. Menghitung discretionary accruals dengan menggunakan model jones, kemudian diklasifikasikan dengan melakukan analisis diskriminan dengan hasil 58 perusahaan melakukan income increasing (menaikkan laba) dan 12 perusahaan melakukan income decreasing (menurunkan laba). Pengujian dilanjutkan dengan uji asumsi klasik dan analisis regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari manajemen laba terhadap pengungkapan sosial, dan hubungan pengaruhnya positif. Kata Kunci: Pengungkapan Sosial, Manajemen Laba, perusahaan makanan dan minuman Nama : Mardiatina Ningsih Alamat : Jl.Danau Towuti no 99 Kedaton Bandar Lampung Hp : 085658805418 e mail : [email protected] ABSTRACT THE IMPACT OF EARNINGS MANAGEMENT TROUGH THE ACT SOCIAL DISCLOSURE AT FOOD AND BEVERAGE COMPANY WHICH IS REGISTERED AT INDONESIAN STOCK EXCHANGE By MARDIATINA NINGSIH This research was meant to test the presence of discretionary accruals as the proxy of earnings management, and also to analyze the impact of earnings management through the act of social disclosure of the company. The gauging of social disclosure by observing the presence of CSR account at annual company report. By counting on discretionary accruals using Jones method, then it will be classified using discriminate analysis with the quotient that 58 company had done income increasing and 12 company had done income decreasing. The test prolonged with classical trial assumption and doubled-linier regression analysis. The result shown that there is a significant influence from earnings management through social disclosure and could be concluded that the influence is positive. Key words: Social Disclosure, Earnings Management, Food and Beverage Company. SANWACANA Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah, dan karunia-Nya yang tiada henti-hentinya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan dan suri tauladan seluruh alam, Nabi Muhammad SAW. Skripsi dengan judul “Pengaruh Manajemen Laba terhadap Pengungkapan Sosial pada Perusahaan yang Bergerak di Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)” merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, akan sulit bagi penulis untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapakan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung; 2. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung 3. Ibu Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., Akt., selaku Pembimbing Utama yang telah berkenan meluangkan waktu dan perhatian, memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini; 4. Bapak Harsono Edwin Puspita, S.E., M.Si., selaku Pembimbing Kedua yang telah berkenan meluangkan waktu dan perhatian, memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini; 5. Bapak Kiagus Andi, S.E., M.Si., Akt., selaku Penguji Utama pada ujian skripsi. Terima kasih atas masukan dan saran-saran yang telah diberikan; 6. Bapak Fitra Darma, S.E., M.Si., selaku Pembimbing Akademik; 7. Bapak Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi, dan segenap dosen yang telah membantu penulis dengan bekal ilmu yang diberikan selama proses penyelesain pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung; 8. Staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, pak Sobari, pak Yusuf, mbak Mai, mas Leman, mas Yana, Edi, mas Nanang, Mpok, bang Feri, terimakasih atas bantuanya; 9. Ayahanda, yang selalu ingin memberikan yang terbaik untuku, mendoakan untuk keberhasilan dan kebahagiaanku, terima kasih atas segala cinta kasih yang selalu tercurah; 10. Almarhumah Ibunda, terima kasih atas kasih yang telah kau curahkan, ilmu yang kau ajarkan dan doa yang kau panjatkan untukku sejak kelahiranku hingga kepergianmu, rinduku padamu tak terlukiskan; 11. Kakak-kakakku: Mba Esti, Mba Ina, Mba Umi, Bang Iwan, Kak Nanang dan Mas Budi, yang selalu memberikan kasih sayang, doa, serta dukungan moral dan materil kepadaku. Adik-adikku: Mima dan Ayu. Ajo yang selalu mendukungku, menyemangatiku saat aku terpuruk, dan selalu mendoakanku. Mama yang telah mendoakanku. Terima kasih yang tiada terkira untuk kalian semua; 12. Keponakan-keponakanku: Rara, Raden, Rafif, Erina, Mutiara, Hafiz. Terimakasih doanya untuk bule; 13. Teman-teman KBG, MANDALA beserta keluarga: Nana, Ria, Iyah, Dian, ijah, Ati, Yuhzi, Iin, Rini, Desi, Risyu, Mimin, Uki. Terima kasih atas doa nya; 14. Teman-teman akuntansi: Pipi, Ayu, Ani, Arip, Didi, Mba Tri, Esa, Cyndhi, ‘Kang Adi, Chyntia, Ester, Jojo, Hikmah, Fitri. Terima kasih atas doa dan bantuannya; 15. Teman-teman seperjuangan: Yuli, Leni, Mei, Mba Yulia, Enda, Kiki, Siti, Hana, Rina, Nancy, Irene, Lawe, Wendra, Revi, Desti, Pandu. Semoga selalu sukses dan terus berjuang; 16. Keluarga tarbiyahku. Terimakasih atas doa dan perhatiannya; 17. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini; Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan sempga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan membawa manfaat bagi kita semua. Bandar Lampung, Agustus 2012 Penulis Mardiatina Ningsih MOTTO Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Qur’an Surat Al-Insyirah: 6 & 8) PERSEMBAHAN Kupersembahkan karya kecil ini kepada: Bapak dan Almarhumah Ibu tersayang serta seluruh keluargaku. Universitas Lampung, Almamater kebanggaan. DAFTAR ISI Halaman ………………………………………………… iv DAFTAR GAMBAR ………………………………………………… v BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………… 1 I.1. Latar Belakang ………………………………………… 1 I.2. Perumusan dan Batasan Masalah ………………………… 4 ………………………… 4 ………………………………… 5 ………………………… 5 I.3.1. Tujuan Penelitian ………………………………… 5 I.3.2. Manfaat Penelitian ………………………………… 5 ………………………………… 6 ………………………………… 6 ………………… 6 DAFTAR TABEL I.2.1. Perumusan Masalah I.2.2. Batasan Masalah I.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian BAB II. LANDASAN TEORI II.1. Laporan Keuangan II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan II.1.2. Tujuan Laporan Keuangan ………………… 7 II.1.3. Kegunaan Laporan Keuangan ………………… 8 ………………………………………………… 12 ………………………………… 12 II.2.2. Kualitas Informasi Laba ………………………… 12 ………………………………… 12 II.3. Manajemen Laba ………………………………………… 14 ………………… 14 II.3.2. Tujuan Manajemen Laba ………………………… 15 II.3.3. Faktor yang Mendorong Manajemen Laba ……… 16 ………………… 17 ………………………… 18 ………………………………… 19 II.4.1. Pengertian Pengungkapan Sosial ………………… 19 ………………… 20 ………………………………… 23 BAB III. METODE PENELITIAN ………………………………… 24 ………………………… 24 III.2. Penarikan Sampel ………………………………… 24 III.3. Operasional Variabel ………………………………… 26 III.3.1. Variabel Dependen ………………………… 27 III.3.2. Variabel Independen ………………………… 27 III.3.3. Variabel Kontrol ………………………………… 27 ………………………………………… 28 ………………………… 29 ………………… 29 II.2. Laba II.2.1. Pengertian Laba II.2.3. Teori Keagenan II.3.1. Pengertian Manajemen Laba II.3.4. Akuntansi Berbasis Akrual II.3.5. Discretionary Accruals II.4. Pengungkapan Sosial II.4.2. Alasan Pengungkapan Sosial II.5. Perumusan Hipotesis III.1. Metode Pengumpulan Data III.4. Alat Analisis III.4.1. Uji Asumsi Klasik III.4.1.1. Uji Normalitas III.4.1.2. Uji Multikolinearitas ………………… 30 ………………… 30 ………… 31 ………………………………… 31 ………………………… 33 ………………………………………… 33 ………………… 33 IV.2. Pengujian Asumsi Klasik ………………………………… 39 IV.2.1. Uji Normalitas Data ………………………… 39 IV.2.2. Uji Multikolinearitas ………………………… 40 IV.2.3. Uji Heterokedastisitas ………………………… 41 IV.2.4. Uji Autokorelasi ………………………………… 42 ………………………………… 43 ………………… 43 ………… 44 ………………… 45 ………………………… 46 ………………………………… 47 BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ………………………………… 48 V.1.Simpulan …………………………………………………… 48 ………………………………………… 49 V.3. Saran ……………………………………………………… 49 III.4.1.3. Uji Autokorelasi III.4.1.4. Uji Heterokedastisitas III.4.2. Uji Hipotesis BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Analisis Data IV.1.1. Perhitungan Manajemen Laba IV.3. Pengujian Hipotesis IV.3.1. Uji Signifikansi Simultan IV.3.2. Uji Signifikansi Parameter Individual a. Discretionary Accruals b. Ukuran Perusahaan c. Leverage V.2. Keterbatasan DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Sampel Penelitian …………………………………… 25 2. Klasifikasi Perusahaan Berdasarkan Discretionary Accruals Sebelum cutoff …………………………………… 34 …………………………… 35 3. Koefisien Fungsi determinan 4. Score Diskriminan dan Klasifikasi Perusahaan Berdasarkan …………………………………… 37 5. Nilai VIF Variabel Independen …………………………… 41 …………………………… 43 7. Hasil Uji Signifikansi Simultan …………………………… 44 …………… 45 Fungsi Diskriminan 6. Hasil Uji Durbin-Watson 8. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Hasil Uji Normalitas Halaman ……………………………………… 40 ……………………………… 42 2. Hasil Uji Heterokedastisitas BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Salah satu sumber informasi dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Disamping itu laporan keuangan juga digunakan untuk memenuhi tujuantujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak diluar perusahaan. Dari laporan keuangan tersebut dapat dilihat kinerja dari manajemen perusahaan. Manajemen perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat memberikan kebijakan dalam penyusunan laporan keuangan tersebut untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu, manajemen mempunyai kecenderungan untuk melakukan tindakan yang dapat membuat laporan keuangan menjadi baik, tindakan inilah yang sering disebut sebagai manajemen laba. Semakin merebaknya aktivitas manajemen laba telah mendorong berkembangnya perhatian publik pada pengungkapan informasi yang akurat. Oleh karena itu sebagai bentuk pertahanan terhadap resiko-resiko yang dapat merusak reputasi perusahaan, maka perusahaan akan berusaha meyakinkan stakeholder dengan melakukan pengungkapan pertanggung jawaban sosial. Pengungkapan sosial adalah pengungkapan informasi tentang aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan lingkungan sosial perusahaan. Pengungkapan sosial dapat dilakukan melalui berbagai media antara lain laporan tahunan, pengumuman kepada bursa efek, atau melalui media massa. Dalam Ayuna (2008), IAI dalam PSAK No. 1 (revisi 1998) paragraf 09 secara implisit menyarankan untuk mengungkapkan tanggung jawab akan masalah lingkungan dan sosial : “Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup laporan nilai tambah, khususnya bagi industri di mana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting”. Pengungkapan sosial ini juga mempunyai efek untuk menjaga image perusahaan dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya, yang akhirnya dapat memiliki dampak positif bagi berlangsungnya kegiatan perusahaan, terutama dalam peningkatan laba perusahaan. Perusahaan juga dapat memperoleh dukungan dan legitimasi dari masyarakat, juga cakupan baik dari media. I.2 Perumusan dan Batasan Masalah I.2.1 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian, maka perumusan masalah yang dapat diangkat dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh manajemen laba terhadap pengungkapan sosial perusahaan. I.2.2 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Sampel penelitian adalah adalah peruahaan yang bergerak disektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam rentang waktu 2006 s.d 2010. 2. Penelitian menggunakan laporan tahunan perusahaan yang dipublikasikan pada periode antara 2006 s.d 2010. I.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.3.1 Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari manajemen laba terhadap pengungkapan sosial pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). I.3.2 Manfaat Penelitian 1. Bagi mahasiswa atau akademisi, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi penelitian berikutnya disamping sebagai sarana untuk menambah wawasan. 2. Bagi pengembangan teori, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan terutama dibidang akuntansi. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Laporan Keuangan II.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Di samping itu laporan keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak diluar perusahaan. Menurut Baridwan , bahwa laporan keuangan yang disusun oleh manajemen biasanya terdiri dari: 1) Neraca. 2) Laporan rugi laba. 3) Laporan perubahan modal. 4) Laporan perubahan posisi keuangan (statement of changes in financial position). II.1.2 Tujuan Laporan keuangan Tujuan umum laporan keuangan adalah sebagai berikut: 1) Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumbersumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan. 2) Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi neto (sumber dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari aktivitas-aktivitas usaha dalam rangka memperoleh laba. 3) Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan didalam mengestimasi potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. 4) Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi mengenai aktivitas pembelanjaan dan penanaman 5) Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi menenai kebijaksanaan akuntansi yang dianut perusahaan. II.1.3 Kegunaan Laporan Keuangan Kegunaan laporan keuangan menurut SFAC (Statement Of Financial Accounting Concepts) No1 (dalam Intermediate Accounting) dinyatakan bahwa pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang : 1. Berguna bagi investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya dalam membuat keputusan untuk investasi, pemberian kredit dan keputusan lainnya. 2. Dapat membantu investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya untuk menaksir jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari penerimaan uang dimasa yang akan datang yang berasal dari dividen atau bunga dan dari penerimaan uang yang berasal dari penjualan, pelunasan, atau jatuh temponya surat-surat berharga atau pinjaman-pinjaman. 3. Menunjukkan sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaan, klaim atas sumber-sumber tersebut (kewajiban perusahaan untuk mentransfer sumbersumber ke perusahaan lain dan ke pemilik perusahaan), dan pengaruh dari transaksi-transaksi, kejadian-kejadian dan keadaan-keadaan yang mempengaruhi sumber-sumber dan klaim atas sumber-sumber tersebut. Laporan keuangan sangat diperlukan oleh setiap perusahaan untuk mengetahui kemajuan dan kemunduran dari usahanya. Laporan keuangan juga digunakan sebagai dasar untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut. Dimana dengan hasil analisa tersebut pihak yang berkepentingan dapat mengambil suatu keputusan untuk melakukan investasi pada suatu perusahaan. Laporan keuangan sebagai salah satu sumber utama informasi keuangan yang sangat penting bagi sejumlah pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, maka akan bermanfaat bila memenuhi ketujuh kualitas sebagai berikut : 1. Relevan. Relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud penggunaanya. Bila informasi tidak relevan untuk keperluan para pengambil keputusan, informasi demikian tidak akan ada gunanya, betapapun kualitas lainnya terpenuhi. 2. Dapat Dimengerti Informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya, dan dinyatakan dalam bentuk dan dengan istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian para pemakai. 3. Daya Uji Untuk meningkatkan manfaatnya, informasi harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama. 4. Netral Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak-pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan. 5. Tepat Waktu Informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut. 6. Daya Banding Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan yang sama, maupun dengan laporan keuangan perusahaan-perusahaan lainnya pada periode yang sama. 7. Lengkap Informasi akuntansi yang lengkap meliputi semua data akuntansi keuangan yang dapat memenuhi secukupnya enam tujuan kualitas diatas, dapat juga diartikan sebagai pemenuhan standar pengungkapan yang memadai dalam laporan keuangan. II.2 Laba II.2.1 Pengertian Laba Laba didefinisikan sebagai kenaikan modal (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama satu periode kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik. II.2.2 Kualitas Informasi Laba Laba yang ditampilkan dalam laporan keuangan, menjadi satu penilaian baik atau tidaknya kinerja dari suatu perusahaan. Umumnya semakin tinggi laba yang ditampilkan, semakin baik pula citra dari kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan yang baik, tentu saja yang menampilkan laporan yang akurat dan jujur. II.2.3 Teori Keagenan Agency theory memiliki asumsi bahwa masing-masing individu semata mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent. Pihak principal termotivasi mengadakan kontrak untuk mensejahterakan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat. Agent termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologinya, antara lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupaun kontrak kompensasi. Konflik kepentingan semakin meningkat terutama karena principal tidak dapat memonitor aktivitas CEO sehari-hari untuk mamastikan bahwa CEO bekerja sesuai dengan keinginan pemegang saham. Principal tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja agent. Agent mempunyai lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja, dan perusahaan secara keseluruhan. Hal inilah yang mengakibatkan adanya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh principal dan agent. Ketidakseimbangan informasi inilah yang disebut dengan asimetris informasi,yang mendorong agent untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada principal, terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja agent. II.3 Manajemen Laba II.3.1 Pengertian Manajemen Laba Secara umum manajemen laba didefinisikan sebagai upaya manajer perusahaan untuk mengintervensi atau mempengaruhi informasi-informasi dalam laporan keuangan dengan tujuan untuk mengelabui stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan. Scott (2006) mendefinisikan earnings management sebagai pilihan kebijakan akuntansi oleh manajer sehingga dapat mencapai beberapa tujuan yang spesifik. Manajer dapat memilih beberapa kebijakan akuntansi untuk menghitung earnings tanpa melanggar GAAP (Generally Accepted Accounting Principle) (Prior et al., 2008) dalam Purwamitha (2011). Menurut National Association of Certified Fraud Examiners dalam Sulistyanto (2008), definisi manajemen laba adalah kesalahan atau kelalaian yang disengaja dalam membuat laporan mengenai fakta material atau data akuntansi sehinga menyesatkan ketika semua informasi itu dipakai untuk membuat pertimbangan yang akhirnya akan menyebabkan orang yang membacanya akan mengganti atau mengubah pendapat atau keputusannya. II.3.2 Tujuan Manajemen Laba Manajemen laba dilakukan dengan tujuan mengelabui pemakai laporan keuangan. Pemahaman ini sejalan dengan teori agensi yang menyatakan bahwa pemisahan kepemilikan dan pengelolaan perusahaan akan mendorong manajer berusaha memaksimalkan kesejahteraan, meski harus mengelabui pihak lain. II.3.3 Faktor Yang Mendorong Manajemen Laba Menurut Watts dan Zimmerman (1986) dalam Ma’ruf (2006), faktor yang memotivasi terjadinya manajemen laba adalah: 1) Bonus plan hypothesis Bahwa pada perusahaan dengan bonus plan cenderung untuk menggunakan metode akuntansi yang akan meningkatkan income saat ini. 2) Debt (equity) hypothesis Bahwa pada perusahaan yang mempunyai rasio debt to equity besar maka manajer perusahaan tersebut cenderung menggunakan metode akuntansi yang akan meningkatakan pendapatan atau laba. 3) Political cost hypothesis Bahwa pada perusahaan yang besar, yang kegiatan operasinya menyentuh sebagian besar masyarakat akan cenderung untuk mengurangi laba yang dilaporkan. II.3.4 Akuntansi Berbasis Akrual Menurut Sulistyanto (2008), ada banyak cara yang dilakukan manajer dalam mempengaruhi laporan keuangan, yang secara singkat dikategorikan sebagai berikut: a. Memilih metode dan standar akuntansi Kebijakan ini relatif lebih mudah diketahui oleh pemakai laporan keuangan, karena prosedur yang digunakan manajer dalam menyusun laporan keuangan harus diungkapkan dengan jelas dalam catatan laporan keuangan bersangkutan, termasuk jika terjadi perubahan metode dan prosedur akuntansi yang digunakan. b. Mengendalikan berbagai akrual Kebijakan ini relatif lebih sulit terdeteksi oleh pemakai laporan keuangan, sehingga manajer lebih cenderung memilh kebijakan rekayasa dengan mengendalikan berbagai akrual. Manajemen laba dilakukan dengan mempermainkan komponen-komponen akrual dalam laporan keuangan, sebab akrual merupakan komponen yang mudah untuk dipermainkan sesuai dengan keinginan orang yang melakukan pencatatan transaksi dan melakukan penusunan laporan keuangan. Alasannya, komponen akrual merupakan komponen yang tidak memerlukan bukti kas secara fisik sehinga upaya mempermainkan besar kecilnya komponen akrual tidak harus disertai dengan kas yang diterima atau dikeluarkan perusahaan. Oleh karena itu, upaya awal untuk memahami manajemen laba adalah dengan memahami dasar akuntansi yang selama ini diakui dan digunakan secara luas, yaitu akuntansi bebasis akrual. Basis akuntansi ini merupakan dasar pencatatan akuntansi yang mewajibkan perusahaan mengakui hak dan kewajiban tanpa memperhatikan kapan kas akan diterima atau dikeluarkan. Berbeda dengan akuntansi berbasis kas yang menghitung pada penerimaan dan pengeluaran kas secara tunai, sehingga prinsip penandingan (matching cost to revenue) diabaikan. Akibatnya laporan keuangan keuangan berbasis kas yang dibuat tidak mencerminkan kinerja sesungguhnya suatu perusahaan selama periode tertentu. Sehingganya metode akuntansi berbasis akrual lebih diterima, karena memang tidak semua transaksi perusahaan merupakan transaksi tunai. II.3.5 Discretionary Accruals Menurut Sulistyanto (2008), akuntansi akrual terbagi menjadi dua komponen yaitu discretionary accruals dan nondiscretionary accruals. Discretionary accruals merupakan komponen akrual hasil rekayasa manajerial dengan memanfaatkan kebebasan dan keleluasaan dalam estimasi dan pemakaian standar akuntansi. Nondiscretionary accruals merupakan komponen akrual yang diperoleh secara alamiah dari dasar pencatatan akrual dengan mengikuti standar akuntansi yang diterma umum. Contoh dari nondiscretionary accruals adalah metode depresiasi dan penentuan persediaan yang dipilih harus mengikuti metode yang diakui dalam prinsip akuntansi. Sedangkan dalam discretionary accruals lebih diberi kebebasan, sehingga lebih mudah untuk dipermainkan dengan kebijakan manajerial. Total accruals terdiri dari jumlah discretionary accruals dan non discretionary accruals. II.4 Pengungkapan Sosial II.4.1 Pengertian Pengungkapan Sosial Pengungkapan sosial adalah pengungkapan informasi tentang aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan lingkungan sosial perusahaan. Pengungkapan sosial dapat dilakukan melalui berbagai media antara lain laporan tahunan, pengumuman kepada bursa efek, atau melalui media massa. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan. (Hackston dan Milne,1996) dalam Ayuna (2008). Dalam Purwamitha (2011), (Guthrie dan Mathews 1985), medefinisikan corporate social disclosure sebagai provisi informasi finansial dan nonfinansial yang berhubungan dengan interaksi perusahaan dengan lingkungan fisik dan sosial, yang diungkapkan dalam laporan tahunan atau laporan sosial terpisah. Sedangkan Ghozali dan Chariri (2007) mendefinisikan pengungkapan sosial dan lingkungan sebagai proses yang digunakan perusahaan untuk mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan dan pengaruhnya terhadap kondisi sosial dan lingkungan. II.4.2. Alasan Pengungkapan Sosial Dalam Ayuna (2008), ada beberapa alasan yang mendukung konsep tanggung jawab sosial perusahaan. Adapun alasan-alasan yang dikemukakan oleh para pendukung tanggung jawab sosial yaitu : 1) Keterlibatan sosial merupakan respon terhadap keinginan dan harapan masyarakat terhadap peranan perusahaan. Dalam jangka panjang hal ini sangat menguntungkan perusahaan. 2) Keterlibatan sosial mungkin akan mempengaruhi perbaikan lingkungan masyarakat yang mungkin akan menurunkan biaya produksi. 3) Meningkatkan nama baik perusahaan, dan akan menimbulkan simpati klien, karyawan, investor dan lain-lain. 4) Menghindari campur tangan pemerintah dalam melindungi masyarakat. Karena campur tangan pemerintah dianggap cenderung akan membatasi peran perusahaan, sehingga jika perusahaan memiliki tanggung jawab sosial mungkin dapat menghindari pembatasan kegiatan perusahaan. 5) Dapat menunjukkan respon positif perusahaan terhadap norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat sehingga mendapat simpati masayarakat. 6) Sesuai dengan keinginan pemegang saham, dalam hal ini publik. 7) Membantu kepentingan nasional dan lingkungan seperti konservasi alam, pemeliharaan barang seni budaya, peningkatan pendidikan rakyat, lapangan kerja, dan lain-lain. Pengungkapan informasi tentang perilaku perusahaan dan hasil tentang tanggung jawab sosial dapat membantu membangun citra positif di antara pemangku kepentingan (Orlitzky.,2003 dalam Diego.,2007). II.5 Perumusan Hipotesis Manajemen laba yang dilakukan persahaan merupakan tindakan yang dilakukan oleh manajer perusahaan untuk mempermainkan salah satu komponen dalam laporan keuangan yaitu laba. Sehingga menyebabkan laporan keuangan tidak menyajikan keadaan yang sebenarnya. Semakin merebaknya aktivitas manajemen laba ini telah mendorong berkembangnya perhatian publik pada pengungkapan informasi yang akurat. Dengan dilakukannya pengungkapan sosial, maka perusahaan berharap dapat membangun citra positifnya. Berdasarkan uraian-uraian diatas maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut: H1 : Manajemen laba berpengaruh terhadap pengungkapan sosial. BAB III METODE PENELITIAN III.1 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode studi dokumentasi, dengan mendapatkan data berupa laporan tahunan yang telah dikeluarkan dan dipublikasikan oleh perusahaan pada periode tahun 2006-2010. Data tersebut diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan alamat websitenya www.idx.co.id, data dari Indonesian Capital Market Dirrectory (ICMD), studi pustaka atau literatur melalui buku, artikel dan sumber data tertulis lainnya, yang berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan. III.2 Penarikan Sampel Penarikan sampel dilakukan berdasarkan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel saham perusahaan selama periode penelitian berdasarkan kriteria tertentu. Adapun tujuan dari metode ini untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Penelitian ini hanya menggunakan laporan tahunan sebagai sumber utama informasi dikarenakan beberapa alasan sebagai berikut (Alrazi et al., 2009 dalam Purwamitha.,2011): a. Penggunaan laporan tahunan akan konsisten dengan penelitian sebelumnya (Hakston dan Milne, 1996; Nik Ahmad dan Sulaiman, 2004; De Villers dan Van Staden, 2006). b. Laporan tahunan merupakan sumber informasi utama bagi stakeholder (Wiseman, 1982; Tilt 1994). c. Dibandingkan dengan media pengungkapan yang lain, laporan tahunan memiliki tingkat kredibilitas yang paling tinggi (Tilt, 1994; Gray et al., 1995; Neu et al.,1998; Unerman, 2000). d. Kemudahan akses laporan tahunan perusahaan (Gray et al., 1995; Unerman, 2000; Wilmshurst dan Frost, 2000). e. Keterbatasan tersedianya laporan CSR yang berdiri sendiri, misal sustainability report (ACCA, 2002; Thompson dan Zakaria, 2004). III.3 Operasional Variabel III.3.1 Variabel Dependen Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen (variabel bebas). Variabel dependen dalam peneltian ini adalah pengungkapan sosial perusahaan. Pengungkapan sosial adalah data yang diungkapkan perusahaan berkaitan dengan aktivitas sosial yang dilakukan perusahaan. Pengukuran pengungkapan sosial dilakukan dengan cara mengamati ada tidaknya suatu informasi dalam laporan tahunan, apabila informasi tidak ada dalam laporan tahunan maka diberi skor 0, dan jika informasi ada dalam laporan tahunan maka diberi skor 1. Kriteria pengungkapan yang dilakukan antara lain pendidikan, lingkungan, kesehatan, keterlibatab masyarakat dan umum. III.3.2 Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang diduga berpengaruh secara bebas terhadap variabel dependen. Variabel independen disisni adalah discretionary accruals sebagai bukti terjadinya manajemen laba. III.3.3 Variabel Kontrol Variabel kontrol adalah variabel yang faktornya dikontrol untuk menetralisir pengaruh yang dapat mengganggu hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah: 1. Ukuran Perusahaan Perusahaan didorong untuk menyiapkan pengungkapan laporan perubahan lingkungan untuk menunjukkan kegiatan sosial mereka yang sah dan juga konsisten dalam mendukukng tata kelola perusahaan yang baik, dan cenderung untuk menggunakan komunikasi formal dalam laporan tahunan sebagai upaya untuk menyebarluaskan informasi terkait kegiatan perusahaan. (Cowen et al.,1987, di Brammer dan Pavvelin,2006; Prior et al.,2008). Ukuran perusahaan dianggap menggunakan log total penghasilan. 2. Leverage Leverage menggambarkan kemampuan perusahaan menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap untuk memperbesar tingkat penghasilan bagi pemilik perusahaan. Perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi memiliki insentif yang besar untuk menggunakan discretionary accruals dalam meningkatkan earnings yang dilaporkan sehubungan dengan semakin dekatnya batas pelunasan. Leverage didefinisikan sebagai rasio atas total hutang dibagi dengan total aset. III.4 Alat Analisis Berikut perhitungan discretionary accruals. Untuk mengukur discretionary accruals, terlebih dahulu menghitung total akrual dengan cara: TAit= Net Income – Cash Flow From Operation Keterangan: TAit = Total Akrual pada periode t Dengan model empiris jones, discretionary accruals dilakukan dengan terlebih dahulu menghitung nilai nondiscretionary accruals. dengan rumus: Keterangan: ∆REVit= Pendapatan tahun t dikurangi pendapatan periode t-1 ∆RECit : piutang dagang perusahaaan i pada periode t dikurangi piutang dagang periode t-1 PPEit : aktiva tetap (gross) perusahaan i pada periode t At-1 = Total Aktiva periode t-1 α1α2α3 = Firm-spesific parameters Estimasi α1,α2,α3, dihitung selama periode estimasi dengan menggunakan model sebagai berikut: Selanjutnya menghitung discretionary accruals, yaitu selisih antara total akrual (TAit) dengan nondiscretionary accruals (NDA). Discretionary accruals merupakan proksi manajemen laba. DA = TAit – NDA III.4.1 Uji Asumsi Klasik III.4.1.1. Uji Normalitas Syarat data yang layak untuk diuji adalah data tersebut harus berdistribusi normal. Uji ini digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel independen dan dependen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang berdistribusi normal atau yang mendekati normal. III.4.1.2 Uji Multikolinieritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel yang nilai kolerasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2006). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas, dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Suatu model regresi linier berganda tidak terdapat multikolinearitas apabila VIF tidak lebih besar dari 10. III.4.1.3 Uji Autokolerasi Uji autokolerasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelsi akan dilakukan dengan Durbin-Watson Test dengan ketentuan: 1. Jika DW > batas atas (dU) maka tidak ada autokorelasi. 2. Jika DW < batas bawah (dL) maka terjadi autokorelasi. 3. Jika dL < DW < dU, tidak dapat diketahui terjadi autokorelasi atau tidak. III.4.1.4 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2006). Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model yang baik adalah yang Homokedastisitas atau tidak terjadi Heterokedastisitas. III.4.2 Uji Hipotesis Analisis yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah regresi linier berganda. Model analisis ini dipilih karena: 1. Penelitian ini dirancang untuk meneliti pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Juwita.,2008) 2. Analisis regresi linier berganda digunakan jika peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai factor predictor dimanipulasi / dinaik turunkan nilainya (Sugiyono.,2002 dalam Rahman.,2005 dalam Juwita.,2008). 3. Regresi dimaksudkan untuk mengetahui sanpai sejauh mana satu variabel berhubungan dengan variabel lainnya (Abdulrahman Ritonga, dalam Rahman.,2005, dalam Juwita.,2008). 4. Dengan demikian, model analisis dalam penelitian ini dapat ditulis sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3 + e Keterangan: Y = CSR a = konstanta b = koefisien regresi X1 = discretionary accruals (DA) X2 = ukuran perusahaan (Size) X3 = leverage perusahaan (Lev) e = error Uji Signifikansi Simultan Pengujian hipotesis yang pertama dilakukan secara simultan dengan menggunakan uji F. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang diamati secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan uji F pada tingkat kepercayaan 95%. Uji Signifikansi Parameter Individual Pengujian selanjutnya dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen yang diamati, yaitu discretionary accruals (DA), ukuran perusahaan (size), dan leverage terhadap variabel dependen yaitu pengungkapan sosial.