QH8 memahami kandungan

advertisement
Pembelajaran Memahami Kandungan Al-Qur’an dan Hadits
;
PEMBELAJARAN MEMAHAMI ;MODUL
KANDUNGAN AL-QUR’AN DAN HADITS ; ;
8
; ;
PENDAHULUAN
A
l-Qur’an dan hadits merupakan pedoman utama dalam memberikan tuntuntan
berperilaku bagi umat Islam. Segala bentuk tata pelaksanaan berkehidupan
manusia di muka bumi ini harus berdasarkan pada dua sumber utama ajaran
Islam tersebut. Sehingga upaya untuk menggali petunjuk yang ada di dalam Al-Qur’an
dan hadits harus terus menerus dilakukan. Proses penggalian makna yang terkandung
dalam Al-Qur’an dan hadits merupakan tugas setiap muslim, yang dilakukan tanpa
kenal lelah.
Belajar terus menerus untuk mendalami kandungan Al-Qur’an dan hadits
memang tidak mengenal batas umur. Meskipun demikian, jika proses mempelajari
Al-Qur’an dan Hadits telah dimulai sejak dini, niscaya akan menghasilkan penguasaan
yang lebih baik terhadap kandungan Al-Qur’an dan hadits. Usia anak-anak sekolah
MI menjadi usia ideal untuk membelajarkan cara memahami kandungan Al-Qur’an
dan hadits. Proses pembelajaran memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits sebagai
kelanjutan dari proses pembelajaran mengartikan Al-Qur’an dan hadits.
Dalam modul ini Anda akan mempelajari berbagai hal berkenaan dengan proses
pembelajaran memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits. Dalam kegiatan
pembelajaran pertama, Anda akan memperoleh informasi mengenai tujuan
pembelajaran memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits sekaligus Anda akan
dipandu untuk mengetahui rumusan indikator pembelajaran memahami kandungan
Al-Qur’an dan hadits.
Selanjutnya, pada kegiatan pembelajaran kedua, Anda akan dibimbing dan
diberikan alternatif desain pembelajaran memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits.
Mulai dari desain pembelajaran memahami kandungan ayat-ayat Al-Qur’an sampai
dengan desain pembelajaran memahami kandungan hadits. Dalam kegiatan belajar
ini juga dilengkapi dengan cara evaluasi pembelajaran memahami kandungan AlQur’an dan hadits.
Dengan demikian, setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat:
1. menjelaskan tujuan pembelajaran memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits;
2. menjelaskan rumusan indikator pembelajaran memahami kandungan Al-Qur’an
dan hadits;
3. merumuskan desain pembelajaran memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits;
4. menjelaskan proses evaluasi pembelajaran memahami kandungan Al-Qur’an dan
hadits.
Mengingat besarnya manfaat yang akan Anda peroleh dengan mempelajari
modul ini. Maka, keseriusan, kecermatan dan pembacaan yang baik dituntut lebih
diberikan perhatian ketika membaca modul ini. Baiklah, selamat membaca, semoga
sukses!
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
225
Pembelajaran Memahami Kandungan Al-Qur’an dan Hadits
TUJUAN DAN RUMUSAN INDIKATOR
PEMBELAJARAN MEMAHAMI KANDUNGAN
AL-QUR’AN DAN HADITS
A. TUJUAN PEMBELAJARAN MEMAHAMI KANDUNGAN AL-QUR’AN
DAN
HADITS
A
l-Qur’an dan hadits merupakan dua pilar utama ajaran agama Islam. setiap rincian
dan detail ajaran Islam mesti merujuk kepada Al-Qur’an dan hadits. Bahkan AlQur’an menyifati dirinya sebagai hudallinnaas, petunjuk bagi umat manusia. Menurut
Quraisy Shihab (1992), setidaknya ada tiga tujuan pokok diturunkannya Al-Qur’an.
Pertama, petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang
tersimpul dalam keimanan dan keesaan Tuhan dan kepercayaan akan kepastian adanya
hari pembalasan. Kedua, petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan
menerangkan norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia
dalam kehidupannya baik secara individual maupun kolektif. Dan ketiga, petunjuk
mengenai syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang
harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Dengan
ungkapan lebih singkat, “Al-Qur’an adalah petunjuk bagi seluruh manusia ke jalan
yang harus di tempuh demi kebahagiaan di dunia dan di akhirat.”
Begitu pula dengan hadits, baik secara struktural maupun fungsional disepakati
oleh mayoritas kaum Muslim, sebagai sumber ajaran Islam. Dengan adanya hadits
itulah ajaran Islam menjadi jelas, rinci, dan spesifik. Hadits berperan dalam
menafsirkan Al-Qur’an dalam praktek atau penerapan ajaran Islam secara faktual
dan ideal. Kita akan sulit membayangkan jika tanpa “campur tangan” hadits, AlQur’an, khususnya yang berkaitan dengan masalah-masalah hukum dapat dipahami
dan diaktualisasikan dalam amaliah praktis kaum muslimin. Sebagai contoh, di dalam
Al Qur’an kita diperintahkan untuk shalat, tapi bagaimana cara melakukan shalat,
misalnya harus diawali dengan niat, kemudian takbir, dan diakhiri dengan salam, hal
itu semua dijelaskan di hadits Nabi. Begitu pula perintah lainnya seperti puasa,
zakat, haji, dan lain-lain. Karena itulah hadits menjadi sumber utama bagi kaum
muslimin setelah Al-Qur’an. Oleh karena itu pula hadits perlu mendapatkan perhatian
yang besar sejalan dengan besarnya perhatian umat Islam terhadap Al-Qur’an.
Dengan demikian begitu jelas terlihat pentingnya kedudukan Al-Qur’an dan
hadits bagi umat Islam. Sehingga keberadaan Al-Qur’an dan hadits tidak hanya untuk
dibaca dan dihafalkan semata. Al-Qur’an dan hadits penting untuk diketahui isi
kandungannya. Dengan memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits akan
mengantarkan kita untuk mengamalkannya.
226
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Pembelajaran Memahami Kandungan Al-Qur’an dan Hadits
Langkah-langkah untuk dapat memahami kandungan ayat-ayat Al-Qur’an adalah
sebagai berikut:
1. Memahami Ayat dengan Ayat. Menafsirkan satu ayat Al-Qur’an dengan ayat AlQur’an yang lain, adalah jenis penafsiran yang paling tinggi. Ungkapan yang sering
dikemukakan adalah Al-Qur’an yufassiru ba’dhuhu ba’dha. Karena ada sebagian
ayat Qur’an itu yang menafsirkan (yakni menerangkan) makna ayat-ayat yang
lain.
2. Memahami Ayat Al-Qur’an dengan Hadits Shahih. Menafsirkan ayat Al-Qur’an
dengan hadits shahih sangatlah penting. Allah menurunkan Al-Qur’an kepada
Nabi SAW tidak lain supaya diterangkan maksudnya kepada semua manusia.
3. Memahami Ayat dengan Pemahaman Sahabat. Merujuk kepada penafsiran para
sahabat terhadap ayat-ayat Qur’an seperti Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud sangatlah
penting sekali untuk mengetahui maksud suatu ayat. Karena, di samping
senantiasa menyertai Rasulullah, mereka juga belajar langsung dari beliau.
4. Mengetahui Gramatika Bahasa Arab. Tidak diragukan lagi, untuk bisa memahami
dan menafsiri ayat-ayat Qur’an, mengetahui gramatika bahasa Arab sangatlah
urgen. Karena Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab.
5. Memahami Nash Al-Qur’an dengan Asbabun Nuzul. Mengetahui sababun nuzul
(peristiwa yang melatari turunnya ayat) sangat membantu sekali dalam memahami
Al-Qur’an dengan benar.
6. Memahami Nash Al-Qur’an dengan Makkiyyah-Madaniyyah. Mengetahui
pengelompokan ayat menjadi Makkiyyah atau Madaniyyah, sangat membantu
sekali dalam memahami Al-Qur’an dengan benar.
7. Merujuk kepada kitab-kitab Tafsir Al-Qur’an. Dengan merujuk kepada kitabkitab tafsir Al-Qur’an yang sangat banyak, baik yang berbahasa Arab ataupun
Indonesia, sangat membantu untuk lebih memahami kandungan ayat-ayat AlQur’an.
Dengan demikian memahami Al-Qur’an dengan benar tidak akan lepas dari
telaah kaidah-kaidah yang di dalamnya, atau sering disebut dengan ‘Ulumul Qur’an,
sehingga diketahui bagaimana cara menafsirkan Al Qur’an yang baik. Di antara kaedahkaedah tersebut adalah sebab-sebab (asbabun nuzul) diturunkannya, nasikh
mansukh, perbedaan tempat turunnya ayat, serta pengetahuan tentang ayat-ayat
muhkam dan mutasyabihat dan masih banyak lagi lainnya. Dalam kitab-kitab tafsir
Al-Qura’n, mufassir dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an selalu mempergunakan
kaedah-kaedah tersebut.
Demikian juga dengan hadits. Sebelum mengamalkan hadits-hadits Rasulullah,
seorang muslim harus memahami terlebih dahulu kandungannya. Hal ini dilakukan
agar pemahamannya benar dan pengamalannya terarah. Langkah-langkah yang
dilakukan untuk memahami hadits adalah:
1. Memahami Hadits dengan Tuntunan Al-Qur’an. Hadits adalah sumber hukum
kedua setelah Al-Qur’an dalam syariat Islam. Hadits menerangkan dan merinci
apa yang ada dalam Al-Qur’an. Tidak ada pertentangan antara Hadits dengan AlQur’an. Jika terdapat pertentangan, hal itu mungkin terjadi karena haditsnya
tidak shahih atau kita sendiri yang tidak bisa memahaminya.
2. Mengumpulkan Hadits-Hadits yang Satu Tema dan Pembahasan pada Satu
Tempat. Merupakan suatu keharusan untuk memahami hadits dengan
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
227
Pembelajaran Memahami Kandungan Al-Qur’an dan Hadits
3.
4.
5.
6.
7.
pemahaman yang benar, yaitu mengumpulkan hadits-hadits shahih yang satu
pembahasan supaya hadits yang mutasyabih (yang memiliki banyak penafsiran)
bisa dikembalikan ke yang muhkam (maknanya jelas), dan yang ‘amm (maknanya
umum) ditafsirkan oleh yang khashsh (maknanya khusus). Dengan cara ini, akan
jelas maksud hadits tersebut, maka jangan mempertentangkan antara hadits
yang satu dengan yang lainnya.
Mengkompromikan Hadits-Hadits yang Tampak Bertentangan.
Pada dasarnya tidak ada pertentangan antara nash-nash Al-Qur’an dan Hadits
yang shahih. Seandainya terjadi suatu pertentangan, maka itu anggapan kita
semata, bukan hakikat dari nash-nash tersebut. Inilah keyakinan seorang mukmin
pada hadits-hadits yang dapat dipercaya (hadits-hadits yang shahih atau hasan).
Mengetahui Nasikh dan Mansukh Suatu Hadits. Nasikh adalah hadits yang
menghapus hadits yang Lain; Mansukh adalah hadits yang dihapus.
Nasakh (hukum yang lama diganti hukum yang baru) dalam hadits memang terjadi.
Seorang muslim yang mengamalkan suatu hadits tanpa mengetahui kalau hadits
itu mansukh, berarti dia telah terjatuh ke dalam ilmu yang tidak diperintahkan
syara’ untuk mengamalkannya. Sebab, kita tidak diperintahkan untuk
mengamalkan hadits-hadits yang mansukh. Sementara nasakh adalah suatu ‘illat
(penyebab) dilarangnya beramal dengan satu hadits (yang mansukh).
Mengetahui Asbabul Wurud Hadits. (Asbabul Wurud adalah Sebab-sebab
disabdakannya suatu hadits). Untuk memahami suatu hadits dengan pemahaman
yang benar dan mendalam, tidak boleh tidak, kita harus mengetahui situasi dan
kondisi yang menyebabkan hadits itu diucapkan oleh Nabi. Biasanya, hadits
datang sebagai penjelas terhadap kejadian-kejadian tertentu dan sebagai terapi
terhadap situasi dan kondisi kejadian tersebut. Dengan begitu, maksud dari
hadits itu dapat ditentukan dengan jelas dan rinci. Tujuannya tidak lain agar
hadits itu tidak menjadi sasaran bagi dangkalnya perkiraan, atau kita mengikuti
zhahir (lahiriah dari hadits tersebut) yang tidak dimaksudkan (oleh maknanya).
Mengetahui Gharibul Hadits. (Gharibul Hadits adalah Kata-kata yang Sulit
dipahami pada teks hadits). Rasulullah SAW adalah orang yang paling fasih dalam
mengucapkan bahasa Arab dan beliau berbicara kepada para sahabat dengan
bahasa Arab yang jelas dan dikenal oleh mereka. Mereka tidak mengalami
kesulitan dalam memahami apa yang diinginkan dari lafazh yang diucapkan oleh
Rasulullah SAW karena mereka adalah orang Arab asli, yang tidak pernah dimasuki
(dipengaruhi) oleh bahasa orang ‘Ajam (orang non-Arab). Sehingga dibutuhkan
keterampilan khusus dalam mendalami kata-kata yang gharib dalam hadits.
Merujuk Kitab-Kitab Syarah Hadits. Kitab-kitab yang berisi penjelasan dan
keterangan dari matan [teks] Hadits. Termasuk menjadi langkah yang penting
dalam memahami hadits-hadits Nabi adalah dengan merujuk kitab-kitab syarah.
Sebab, di dalamnya terdapat penjelasan tentang gharib, nasikh-mansukh, fiqhul
hadits, dan riwayat-riwayat yang tampaknya bertentangan. Sehingga seseorang
yang merujuk kepada kitab-kitab syarah hadits akakn sangat terbantu dalam
memahami isi kandungan suatu hadits.
Dalam pembelajaran memahami Al-Qur’an dan hadits untuk siswa Madrasah
Ibtidaiyah tentu saja belum mempergunakan langkah-langkah yang disebutkan di
atas. Akan tetapi langkah-langkah dalam memahami Al-Qur’an dan hadits,
sebagaimana yang diuraikan di atas itu, sangat baik dilakukan oleh guru yang akan
228
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Pembelajaran Memahami Kandungan Al-Qur’an dan Hadits
memberikan pembelajaran memahami Al-Qur’an dan hadits. Dengan mengikuti
langkah-langkah tersebut akan menambah wawasan dan arahan yang dimaksud dari
ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits. Hasil dari pemahaman guru dalam memahami
kandungan Al-Qur’an dan hadits dengan mengikuti langkah-langkah tersebut yang
kemudian disampaikan kepada para siswa. Tentu saja dengan menggunakan metode
dan teknik pembelajaran yang menarik. Tujuannya adalah agar siswa pada gilirannya
mampu memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits dengan baik dan benar.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka guru dalam proses pembelajaran
memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits ini perlu untuk merumuskan tujuan
pembelajaran memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits. Tujuan yang dirumuskan
meliputi aspek pengetahuan (knowing), aspek pelaksanaan (doing), dan aspek
pembiasaan (being).
1)
Aspek Pengetahuan (knowing)
Dalam hal ini murid memiliki pengetahuan mengenai berbagai hal yang
berkenaan dengan pemahaman kandungan Al-Qur’an dan hadits. Diawali dengan
pengetahuan mengenai arti pentingnya Al-Qur’an dan hadits bagi kehidupan umat
Islam. Karena langkah awal untuk memahami Al-Qur’an adalah dengan cara meyakini
kebenaran Al-Qur’an dan hadits. Sehingga murid mengetahui bahwa memahami
kandungan Al-Qur’an dan hadits bagi seorang Muslim harus dilakukan. Selain itu
murid juga mengetahui bahwa dengan mampu memahami Al-Qur’an dan hadits
menjadi pintu pembuka untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan dari guru untuk
mengarahkan dan mendidik siswanya. Karena pada aspek knowing ini guru harus
benar-benar yakin bahwa semua murid telah mengetahui apa yang telah
dipelajarinya.
Untuk mencapai tujuan ini, guru dapat memilih metode ceramah, tanya jawab,
dan demonstrasi. Sebagai tindak lanjut apakah murid telah memahami dan
mengetahui arti penting kemampuan memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits
sebagaimana yang telah disampaikan, guru dapat menyelenggarakan tanya jawab
dengan murid-murid, dapat diawali dengan bertanya kepada seluruh murid satu
kelas, lalu dilanjutkan mempertanyakan kepada satu per satu setiap murid. Jika
jawaban yang diberikan semuanya bagus, berarti tujuan pembelajaran aspek knowing
telah tercapai.
2)
Aspek Pelaksanaan (doing)
Dalam hal ini, pelaksanaan yang dimaksud adalah peserta didik terampil dalam
memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits, paling tidak yang menjadi materi
pelajaran. Untuk mencapai tujuan ini metode yang dapat digunakan misalnya adalah
demonstrasi atau simulasi. Misalnya ketika memberikan pembelajaran tentang
memahami kandungan surat Adh-Duha, guru dapat menyelenggarakan sebuah
permainan sandiwara yang berkenaan dengan kandungan surat Adh-Dhuha. Setelah
permainan selesai guru menjelaskan kandungan surat Adh-Dhuha sebagaimana yang
diperagakan.
Setelah para siswa satu kelas dirasa mampu memahami kandungan Al-Qur’an
dan hadits, guru dapat melakukan pengujian dengan menilai pemahaman siswa satu
per satu. Apabila guru telah yakin seluruh siswa telah mampu untuk memahami
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
229
Pembelajaran Memahami Kandungan Al-Qur’an dan Hadits
kandungan Al-Qur’an dan hadits dengan baik dan benar, maka tujuan aspek doing
telah tercapai.
3)
Aspek Pembiasaan (being)
Keterampilan dalam memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits itu tidak hanya
sekedar untuk diketahui tetapi juga menjadi miliknya dan menyatu dengan
kepribadiannya. Dalam contoh di atas, setelah siswa benar-benar terampil memahami
kandungan Al-Qur’an dan hadits, maka setiap ia telah membaca Al-Qur’an dan hadits,
atau mendengarkan bacaan Al-Qur’an atau hadits, maka ia mampu menyelami dan
memahami kandungan dari bacaan Al-Qur’an atau hadits tersebut. Inilah tujuan
pengajaran aspek being. Pembelajaran untuk mencapai being yang tinggi lebih
mengarahkan pada usaha pendidikan agar murid melaksanakan apa yang diketahuinya
itu dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk menjaga agar proses pemahaman siswa terhadap Al-Qur’an dan hadits
tetap baik, maka perlu untuk melakukan pembiasaan. Proses pembiasaan dilakukan
agar siswa benar-benar menguasai dan terampil dalam memahami kandungan AlQur’an dan hadits, paling tidak kandungan surat-surat Al-Qur’an atau hadits-hadits
pilihan yang menjadi materi pelajaran. Beberapa teknik yang dapat dilakukan
misalnya:
(a) Membaca Al-Qur’an dan hadits secara berjama’ah
Kemampuan dalam memahami kandungan Al-Qur’an dan hadis akan semakin
terasah jika sering dilatih. Latihan itu dapat berbentuk membaca Al-Qur’an atau
hadits secara berjama’ah. Pelaksanaan membaca Al-Qur’an atau hadits ini dilanjutkan
dengan memahami apa yang mereka baca. Langkah yang dilakukan bisa dengan cara
guru atau orang tua murid, membaca dan mengoreksi bacaan Al-Qur’an atau hadits
anak didik, setelah itu mintalah ia untuk mengartikannya. Beranjak dari arti yang
dibacakan oleh anak didik tersebut kemudian guru atau orang tua memberikan
penjelasan atas kandungan ayat Al-Qur’an atau hadits yang telah diartikan. Dalam
memberikan penjelasan, guru atau orang tua menyampaikannya dengan bahasa
sederhana yang mudah dipahami. Guru dapat menyampaikan kandungan Al-Qur’an
atau hadits itu dengan gaya berkisah/bercerita, atau dengan menjelaskan amaliahamaliah yang harus dilakukan sesuai dengan kandungan Al-Qur’an atau hadits yang
dijelaskan. Setelah itu, guru atau orang tua dapat melakukan tanya jawab dengan
anak didik untuk menguatkan pemahamannya atas kandungan Al-Qur’an atau hadits
yang telah dijelaskan.
(b) Shalat berjama’ah
Dengan telah melaksanakan shalat, apalagi dengan berjamaah, murid pada
dasarnya telah mulai ditanamkan pembelajaran memahami kandungan Al-Qur’an atau
hadits. Karena banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an ataupun hadits yang memerintahkan
kaum Muslim untuk melaksanakan shalat. Dengan menganjurkan murid agar selalu
melaksanakan shalat, bahkan dengan berjamaah, maka berarti guru atau orang tua
telah memulai untuk menanamkan cara memahami kandungan Al-Qur’an atau hadits.
Pada saat menyuruh anak didik untuk melaksanakan shalat, guru atau orang tua
dapat mengingatkan dan meminta anak didik agar membacakan salah satu ayat atau
hadits yang berkenaan dengan kewajiban Muslim untuk melaksanakan shalat.
230
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Pembelajaran Memahami Kandungan Al-Qur’an dan Hadits
Proses memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits yang lebih tinggi akan
mengantarkan anak didik secara otomatis sadar diri akan kandungan yang tercatat
dalam ayat-ayat Al-Qur’an atau hadits yang dibaca. Misalnya ketika anak didik
melaksanakan shalat berjamaah, pada saat Imam membacakan surat Al-Qur’an maka
dengan sendirinya tergugah dalam diri anak tersebut untuk memahami kandungan
surat Al-Qur’an yang dibaca oleh Imam. Tergetar hati si anak akan makna dalam
(deep meaning) dari surat Al-Qur’an yang Imam baca.
(c) Karya wisata
Kegiatan lain yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik dalam
memahami kandungan Al-Qur’an atau hadits adalah dengan melakukan karya wisata.
Kegiatan ini sangat baik dilakukan karena melibatkan unsur lingkungan sebagai sumber
belajar. Penentuan lokasi karya wisata tentu saja harus mempertimbangkan topik
yang akan dibicarakan, alokasi waktu yang tersedia, kemampuan intelektual peserta
didik dan biaya yang dibutuhkan. Misalnya, ketika menjenguk salah satu teman
sekelas yang sedang dirawat di rumah sakit, guru dapat menanamkan pemahaman
kandungan Al-Qur’an dan hadits yang berkenaan dengan rasa persaudaraan, kasih
sayang, dan yang lainnya. Pada saat di lokasi, guru dapat meminta murid untuk
mecatat kejadian-kejadian atau perilaku-perilaku sesuai dengan kandungan Al-Qur’an
dan hadits yang sedang dipelajari. Catatan-catatan yang dilakukan oleh murid
tersebut nantinya didiskusikan di kelas.
Keterlibatan keluarga peserta didik, terutama orang tua, sangat berpengaruh
dalam proses pembiasaan anak dalam memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits.
Sebagian besar waktu anak dihabiskan di lingkungan rumahnya, sehingga kontrol
orang tua terhadap anak sangat diperlukan agar anak dapat dengan baik memahami
kandungan Al-Qur’an dan hadits. Dengan sinergi yang baik antara guru dan orang
tua murid dalam proses pembelajaran, akan menghasilkan kualitas yang lebih baik
dalam diri anak ketika memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits.
B. RUMUSAN INDIKATOR PEMBELAJARAN MEMAHAMI KANDUNGAN AL-QUR’AN
DAN
HADITS
Dalam proses pembelajaran, merumuskan indikator pembelajaran merupakan
hal yang penting. Dengan indikator yang dirumuskan terlebih dahulu maka rangkaian
pelaksanaan pembelajaran akan lebih terarah. Indikator yang dibuat menjadi acuan
dalam melihat keberhasilan proses pembelajaran dan proses penilaian.
Demikian halnya dengan pembelajaran memahami kandungan Al-Qur’an dan
Hadits. Indikator yang dirumuskan dalam pembelajaran memahami kandungan AlQur’an dan Hadits adalah diupayakan agar murid mampu:
1. Memahami kandungan Al-Qur’an dengan baik dan benar.
2. Memahami kandungan hadits dengan baik dan benar.
Penjabaran secara lebih rinci indikator yang disebutkan di atas adalah sebagai berikut:
1.
Memahami Kandungan Al-Qur’an dengan Baik dan Benar
Kemampuan siswa dalam memahami kandungan Al-Qur’an, merupakan
kelanjutan siswa dalam pembelajaran mengartikan Al-Qur’an. Setelah siswa mampu
mengartikan ayat-ayat Al-Qur’an, maka ia dituntut untuk mampu memahami
kandungan ayat-ayat Al-Qur’an yang telah dipelajari.
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
231
Pembelajaran Memahami Kandungan Al-Qur’an dan Hadits
Untuk pembelajaran memahami kandungan Al-Qur’an, guru mengantarkan
terlebih dahulu kepada siswa materi surat Al-Qur’an yang akan dipahami
kandungannya. Proses mengajarkan cara memahami kandungan Al-Qur’an ini
disesuaikan dengan surat Al-Qur’an yang akan dipelajari. Tujuan dari proses
pembelajaran memahami kandungan Al-Qur’an ini adalah siswa mampu memahami
kandungan surat Al-Qur’an yang dipelajari dengan baik dan benar.
2.
Memahami kandungan Hadits dengan Baik dan Benar
Pembelajaran memahami kandungan hadits menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari pembelajaran hadits secara keseluruhan. Mulai dari kemampuan
membaca hadits, menuliskan, menghafal, dan kemudian mengartikannya. Setelah
semua kemampuan ini dikuasai maka pada gilirannya siswa dituntun untuk mampu
memahami kandungan hadits yang dipelajarinya. Dengan demikian tujuan dari proses
pembelajaran memahami kandungan hadits ini adalah siswa mampu memahami
kandungan hadits pilihan yang dipelajari dengan baik dan benar.
Demikian itulah dua indikator utama pembelajaran memahami kandungan AlQur’an dan hadits.
Agar pemahaman Anda lebih mendalam terhadap materi yang telah dibicarakan
di atas, silahkan Anda mengerjakan soal latihan berikut ini:
1. Jelaskan tujuan pembelajaran memahami kandungan Al-Qur’an dan Hadits!
2. Jelaskan arti penting pembelajaran memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits!
3. Mengapa kandungan Al-Qur’an dan hadits harus dipahami?
4. Jelaskan langkah-langkah yang ditempuh untuk memahami Al-Qur’an dan Hadits!
5. Jelaskan rumusan indikator pembelajaran mengamalkan kandungan Al-Qur’an
dan Hadits!
Petunjuk Menjawab Latihan
- Untuk menjawab soal nomor 1 – 4 berikan jawaban Anda dengan jelas dan
argumentatif. Lihat kembali uraian mengenai tujuan pembelajaran memahami
kandungan Al-Qur’an dan hadits.
- Untuk menjawab soal nomor 5, berikan jawaban Anda dengan jelas sesuai dengan
uraian yang terdapat pada bagian mengenai rumusan indikator pembelajaran
memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits.
1.Al-Qur’an dan hadits merupakan dua pilar utama ajaran agama Islam.
setiap rincian dan detail ajaran Islam mesti merujuk kepada Al-Qur’an
dan hadits.
232
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Pembelajaran Memahami Kandungan Al-Qur’an dan Hadits
2.Pentingnya kedudukan Al-Qur’an dan hadits bagi umat Islam, menjadkan
keberadaan Al-Qur’an dan hadits tidak hanya untuk dibaca dan dihafalkan
semata. Al-Qur’an dan hadits penting untuk diketahui isi kandungannya.
Dengan memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits akan mengantarkan
kita untuk mengamalkannya.
3. Tujuan pembelajaran memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits adalah
agar siswa mampu memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits dengan
baik dan benar.
4. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran memahami kandungan Al-Qur’an
dan hadits harus memenuhi tiga aspek, yakni aspek pengetahuan
(knowing), aspek pelaksanaan (doing), dan aspek pembiasaan (being).
5. Indikator pembelajaran memahami kandungan Al-Qur’an dan Hadits
adalah diupayakan agar murid mampu: (1) Memahami kandungan Al-Qur’an
dengan baik dan benar; dan (2) Memahami kandungan Hadits dengan
baik dan benar.
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat!
1. Al-Qur’an merupakan kitab petunjuk bagi umat manusia, ungkapan dalam bahasa
Arab adalah:
A. Kitabullah
C. Hudallinnas
B. Kalamullah
D. Betul semua
2. Rasulullah berperan dalam menafsirkan Al-Qur’an. Hasil penafsiran Al-Qur’an
terekam dalam bentuk:
A. Hadits
C. Qauliyah
B. Ijma’
D. Taqririyah
3. Sumber kedua ajaran Islam setelah Al-Qur’an adalah:
A. Fiqh
C. Akidah
B. Hadits
D. Akhlak
4. Mengetahui makna taqwa dalam Al-Qur’an dapat dipahami melalui rangkaian ayat
1-5 surat Al-Baqarah. Dalam langkah-langkah memahami kandungan Al-Qur’an cara
kerja tersebut termasuk dalam kegiatan:
A. Memahami ayat dengan ayat
B. Memahami ayat dengan hadits
C. Memahami ayat dengan pemahaman sahabat
D. Memahami ayat dengan merujuk kitab tafsir
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
233
Pembelajaran Memahami Kandungan Al-Qur’an dan Hadits
5. Peristiwa yang melatarbelakangi atau mengiringi turunnya wahyu disebut:
A. Makkiyyah-Madaniyyah
C. Muhkam-Mutasyabbih
B. Asbabun Nuzul
D. Nasikh-Mansukh
6. Sebelum pembelajaran memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits, siswa terlebih
dahulu diupayakan mampu:
A. Membaca Al-Qur’an dan Hadits
C. Mengartikan Al-Qur’an dan Hadits
B. Menulis Al-Qur’an dan Hadits
D. Betul semua
7. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, aspek-aspek yang harus dipenuhi
adalah:
A. Pengetahuan
C. Pembiasaan
B. Pelaksanaan
D. Betul semua
8. Hati Iqbal sangat terharu ketika mendengar bacaan surat Al-Qadr yang dibaca
oleh Imam, pada saat ia shalat maghrib berjamaah. Kondisi ini merupakan tujuan
pembelajaran memahami kandungan Al-Qur’an aspek:
A. Pengetahuan
C. Perwujudan
B. Pelaksanaan
D. Pembiasaan
9. Dengan cekatan Irfan menjelaskan isi kandungan hadits tentang persaudaraan
antar sesama ketika guru memintanya. Kemampuan semacam ini menjadi tujuan
pembelajaran memahami kandungan hadits aspek:
A. Pengetahuan
C. Pembiasaan
B. Pelaksanaan
D. Betul Semua
10. Indikator pembelajaran memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits adalah murid
diupayakan mampu:
A. Mengamalkan kandungan Al-Qur’an dan hadits dengan baik dan benar
B. Memahami kandungan Al-Qur’an dengan baik dan benar
C. Memahami kandungang hadits dengan baik dan benar
D. C dan B benar
234
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Pembelajaran Memahami Kandungan Al-Qur’an dan Hadits
Cocokkan jawaban Anda dengan menggunakan kunci jawaban Tes Formatif 1
yang terdapat di bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda
yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Rumus :
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = ______________________________
10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
90 % - 100% = Baik sekali
80 % - 89% = Baik
70% - 79 % = Cukup
< 70% = Kurang
X 100 %
Apabila tingkat penguasaan Anda telah mencapai 80 % atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1,
terutama bagian yang belum Anda kuasai.
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
235
Pembelajaran Memahami Kandungan Al-Qur’an dan Hadits
DESAIN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN
MEMAHAMI KANDUNGAN AL-QUR’AN DAN HADITS
A. DESAIN PEMBELAJARAN MEMAHAMI KANDUNGAN AL-QUR’AN
DAN
HADITS
1.
Desain Pembelajaran Memahami Kandungan Al-Qur’an
ampu dalam memahami kandungan ayat-ayat Al-Qur’an menjadi keterampilan
yang sangat bagus dimiliki seorang Muslim. Dengan mampu memahami kandungan
ayat-ayat Al-Qur’an akan memudahkan seseorang untuk mewujudkannya dalam
amaliah praktis. Sehingga, jika proses untuk memahami kandungan Al-Qur’an ini
telah dimulai sejak usia sekolah dasar, maka pengetahuannya tentang tata cara
memahami kandungan Al-Qur’an akan lebih berkualitas. Terlebih lagi dalam
melaksanakan isi kandungannya.
Pembelajaran memahami kandungan ayat-ayat Al-Qur’an menjadi langkah
lanjutan dari pembelajaran mengartikan ayat-ayat Al-Qur’an. Pada saat murid-murid
telah terampil dalam mengartikan ayat-ayat Al-Qur’an, maka langkah selanjutnya
adalah murid dituntut untuk mampu memahami isi kandungannya. Memahami
kandungan ayat-ayat Al-Qur’an menjadi sangat penting dilakukan pada saat murid
telah mampu mengartikannya. Hal ini disebabkan jika mengandalkan arti secara
harfiah dari ayat-ayat Al-Qur’an, tidak menutup kemungkinan akan terjebak pada
kesalahpemahaman atas maksud dari ayat-ayat Al-Qur’an yang dibaca.
Kesalahpemahaman atas ayat tersebut lebih parah lagi terjadi, jika proses yang
dilakukan dengan cara memegang makna ayat dengan cara sepenggal-sepenggal.
Padahal untuk dapat memahami kandungan ayat Al-Qur’an itu harus dilakukan secara
menyeluruh, tidak dapat hanya memotong arti suatu ayat.
Di Madrasah Ibtidaiyah, ayat-ayat Al-Qur’an yang dipelajari pemahaman
kandungannya adalah ayat-ayat yang terdapat dalam surat-surat tertentu dalam
juz’amma. Maka dalam mengajarkan isi kandungan ayat-ayat tersebut harus
mencakup kandungan seluruh ayat dari satu surat. Guru jangan hanya menjelaskan
isi kandungan ayat per ayat, akan tetapi juga menjelaskan kandungan keseluruhan
ayat dari satu surat. Jika guru hanya menjelaskan kandungannya ayat per ayat,
tidak menutup kemungkinan akan terjadi salah tangkap pemahaman dari ayat yang
dibaca. Misalnya, ketika mengajarkan memahami kandungan surat Al-Ma’un, jika
model yang dilakukan adalah dengan cara hanya menjelaskan ayat per ayat, maka
M
ketika menjelaskan ayat keempat yang berbunyi:
(“Maka
kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat”), maka murid bisa jadi akan mengangap
bahwa justru dengan melakukan shalat akan mendapatkan celaka. Kondisi ini
semacam ini tentu akan berbahaya. Untuk itu perlu bagi seorang guru untuk
236
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Pembelajaran Memahami Kandungan Al-Qur’an dan Hadits
mempersiapkan dengan matang pengetahuannya tentang kandungan suatu surat
yang akan diajarkan isi kandungannya kepada murid. Guru juga perlu mempersiapkan
metode dan teknik yang tepat agar penjelasan yang disampaikan dapat diterima
dengan baik oleh murid.
Berikut ini model pembelajaran memahami kandungan ayat-ayat Al-Qur’an
(dalam hal ini adalah memahami kandungan surat Al-Ma’un) yang dapat dilakukan:
Dalam pembelajaran pada tahap ini, guru dapat mempergunakan metode
Ceramah yang dibarengi dengan teknik drill and practice. Langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Tahap Persiapan
Beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh guru adalah:
(1) Merumuskan tujuan yang hendak dicapai oleh murid setelah proses ceramah
pembelajaran memahami kandungan surat Al-Ma’un ini berakhir. Tujuan ini
meliputi beberapa aspek yakni aspek pengetahuan (knowing), aspek
pelaksanaan (doing), dan aspek pembiasaan (being). Dalam aspek
pengetahuan, tujuan yang hendak dicapai murid adalah mengetahui dan
memahami pentingnya kemampuan memahami kandungan surat Al-Ma’un.
Aspek pelaksanaan, pembelajaran bertujuan agar murid terampil dalam
memahami kandungan surat Al-Ma’un. Dan dalam aspek pembiasaan, murid
telah terbiasa dengan pemahaman kandungan surat Al-Ma’un, seperti jika
ada seseorang yang membaca surat Al-Ma’un maka murid dengan sendirinya
memahami semua isi pokok kandungan surat Al-Ma’un yang dibaca oleh orang
tersebut.
(2) Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan. Dalam hal ini guru
mempersiapkan dengan matang poin-poin isi kandungan surat Al-Ma’un.
Dalam menentukan poin-poin kandungan surat Al-Ma’un ini juga perlu
dipersiapkan ilustrasi-ilustrasi yang relevan dan mudah difahami untuk
memperjelas dalam penyampaian kandungan surat Al-Ma’un.
(3) Mempersiapkan alat bantu. Dalam hal ini untuk mencapai tujuan pembelajaran
memahami kandungan surat Al-Ma’un, maka guru dapat mempersiapkan baganbagan mengenai poin-poin kandungan surat Al-Ma’un. Jika memungkinkan
guru dapat mempergunakan alat-alat multimedia, seperti komputer/laptop
beserta infocus nya atau VCD Player dengan televisi. Jika tidak bisa guru
dapat membuat bagan-bagan tersebut dengan karton atau menuliskannya di
papan tulis. Guru dapat mempersiapkan film-film yang sesuai dengan
kandungan surat Al-Ma’un, untuk diputar di kelas, sehingga menambah mudah
proses penerimaan penjelasan kandungan surat Al-Ma’un.
Bagan yang dipersiapkan adalah:
Ayat
Isi Pokok Kandungan Surat Al-Ma’un
1
Nabi Muhammad SAW ditanya oleh Allah SWT mengenai orang yang
mendustakan agama.
Pertanyaan Allah mengenai orang yang mendustakan agama itu
sangat penting. Jika yang dimaksud sebagai pendusta agama itu
adalah orang yang bukan memeluk agama Islam, maka hal itu wajar.
Tidak heran jika orang yang tidak memeluk agama Islam disebut
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
237
Pembelajaran Memahami Kandungan Al-Qur’an dan Hadits
Ayat
Isi Pokok Kandungan Surat Al-Ma’un
sebagai pendusta agama. Sedangkan yang dimaksud dengan
pendusta agama dalam surat ini adalah perilaku yang dilakukan
oleh orang Islam. sehingga pertanyaannya adalah siapakah
pendusta agama itu?
2-3
Dalam dua ayat ini dijawab, bahwa yang disebut pendusta agama
adalah orang yang menghardik anak yatim. Yakni orang yang
melecehkan dan menghina anak yatim; dan orang yang tidak mau
menyantuninya. Termasuk orang yang mendustakan agama adalah
orang yang tidak mengajak dan tidak menganjurkan orang untuk
memberi makan orang miskin.
4-5
Dalam dua ayat ini juga menjelaskan bahwa orang yang
mendustakan agama adalah orang yang lalai dalam mengerjakan
shalat. Shalat yang dikerjakannya dengan seenaknya sendiri, tidak
memperhatikan rukun dan sunnahnya shalat. Bergurau dan
bercanda pada saat shalat, tidak mau tahu bagaimana gerakan
shalat yang benar dan seharusnya dilakukan. Orang yang
mengerjakan shalat seperti ini yang akan mendapatkan celaka.
6
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa orang yang mengerjakan shalat
tapi tetap mendapatkan celaka, jika ia selalu berbuat riya. Orang
yang suka riya adalah orang yang suka pamer. Dia berbuat kebaikan
bukan diniatkan karena Allah, tapi karena suka pamer, supaya
dipuji oleh orang lain. Kalau tidak ada yang memuji, ia tidak mau
berbuat kebajikan. Ia tidak mau mengeluarkan sedekah dan
mendermakan sebagian hartanya. Shalatnya pura-pura khusyu’ jika
ada yang melihatnya. Tetapi kalau tidak ada yang melihat ia shalat
seenaknya saja.
7
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa orang yang shalat tapi
mendapatkan celaka adalah orang yang menghalang-halangi
memberi sesuatu kepada orang lain yang perlu dibantu. Sebab
hatinya tidak ada rasa kasih sayang terhadap sesama. Justru ia
merasa tidak senang terhadap orang yang membutuhkan
pertolongan. Ia tidak menyukai dan menyayangi orang fakir dan
miskin.
Kesimpulan:
Kita harus menjadi seorang Muslim yang baik dan patuh terhadap semua
yang diperintahkan oleh Allah SWT. Supaya kita terhindar dari golongan
orang yang mendustakan agama, maka kita harus melakakukan:
1. Melaksanakan Shalat lima waktu dengan baik dan benar.
2. Menyempurnakan shalat dengan melaksanakan rukun dan sunnah
shalat.
238
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Pembelajaran Memahami Kandungan Al-Qur’an dan Hadits
4. Tidak bercanda dan bergurau ketika melaksanakan shalat.
5. Menyayangi anak yatim.
6. Menyantuni fakir miskin
7. Selalu ringan tangan untuk menolong orang yang membutuhkan
bantuan.
Lembar Kerja Siswa yang dipersiapkan:
Memahami kandungan surat Al-Ma’un
Jawablah dengan Ya atau Tidak
No
Perilaku
Jawaban
1
2
Saya suka melaksanakan shalat lima waktu
Saya selalu bercanda dengan teman ketika
shalat magrib berjamaah di masjid.
Saya mengejek teman yang tinggal di panti
asuhan.
Saya memarahi pengemis yang meminta makan
di rumah.
Saya memamerkan kepada teman-teman topi
baru yang saya beli bersama ibu di mall.
Saya tidak akan meminjamkan pensil kepada
teman yang pensilnya patah.
Saya selalu kesiangan bangun tidur.
Saya tidak melaksanakan shalat shubuh.
Saya membagi bekal makanan saya kepada
teman yang tidak membawa bekal.
Saya memberi bantuan kepada anak yatim di
panti asuhan.
Ya
3
4
5
6
7
8
9
10
b) Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan:
(1) Langkah pembukaan
(a) Yakinkan bahwa siswa mengetahui dan memahami tujuan yang akan
dicapai. Untuk itu kemukakan tujuan yang hendak dicapai dalam
pembelajaran memahami kandungan surat Al-Ma’un.
(b) Guru mengadakan apersepsi sebagai pendahuluan dengan memberikan
motivasi agar peserta didik lebih bergairah dalam mengikuti kegiatan
belajar mengamalkan hadits tentang persaudaraan antar sesama. Dalam
hal ini guru dapat melakukan pra-tes untuk mengetahui kemampuan murid
terhadap materi yang akan diajarkan. Misalnya:
(b.1) Siapa diantara kalian yang telah hafal surat Al-Ma’un? Coba lakukan!
(b.2) Siapa yang dapat menerjemahkannya? Coba lakukan!
(b.3) Apa saja isi kandungan surat Al-Ma’un? Sebutkan!
(2) Langkah penyajian
(a) Jelaskan satu demi satu poin-poin kandungan surat Al-Ma’un. Sertai dengan
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
239
Pembelajaran Memahami Kandungan Al-Qur’an dan Hadits
ilustrasi-ilustrasi ketika menyampaikan penjelasan tiap-tiap poin
kandungan surat Al-Ma’un.
(b) Gunakan bahasa komunikatif dan mudah dicerna oleh siswa.
(c) Sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-loncat,
agar mudah dipahami oleh siswa.
(d) Menjaga kontak mata secara terus menerus dengan siswa. Kontak mata
menjadi isyarat dari guru agar siswa mau memperhatikan.
(e) Jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar.
(f) Tanggapilah respon siswa dengan segera. Sekecil apaun respon siswa harus
ditanggapi. Jika siswa memberikan respon yang tepat segera beri
penguatan dengan memberikan semacam pujian yang membanggakan
hati. Sedangkan jika siswa memberikan respon yang kurang tepat, segera
perbaiki dengan tidak menyinggung perasaan siswa.
(g) Pastikan seluruh murid mampu memahami kandungan surat Al-Ma’un.
(h) Guru menguji setiap murid dengan secara spontan menunjuk murid secara
acak agar murid menjelaskan kandungan surat Al-Ma’un dengan baik dan
benar
(i) Bagikan LKS yang telah dipersiapkan.
(j) Mintalah murid untuk mengerjakan.
(k) Selesai dikerjakan, dkumpulkan kembali untuk dikoreksi.
c) Langkah mengakhiri
(1) Membimbing siswa untuk dapat memahami dan mengingat materi
pelajaran yang baru disampaikan.
(3) Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai
materi pembelajaran yang baru disampaikan. Untuk tahap awal dapat
dilakukan dengan tanya jawab.
2.
Desain Pembelajaran Memahami Kandungan Hadits
Pembelajaran memahami kandungan hadits merupakan kelanjutan dari
pembelajaran mengartikan hadits. Setelah siswa mengetahui arti harfiyah dari suatu
hadits, maka murid diajarkan untuk memahami isi kandungannya. Dengan memahami
kandungan suatu hadits pada gilirannya akan mengantarkan siswa melaksanakan
apa yang telah dipahaminya.
Berikut ini model pembelajaran memahami kandungan hadits (dalam hal ini
adalah memahami kandungan hadits tentang keutamaan shalat berjama’ah) yang
dapat dilakukan:
Dalam pembelajaran pada tahap ini, guru dapat mempergunakan metode
demonstrasi. Metode ini ditindaklanjuti dengan menggunakan teknik karya wisata
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Tahap Persiapan
Beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh guru adalah:
(1) Merumuskan tujuan yang hendak dicapai oleh murid setelah proses
demonstrasi pembelajaran memahami kandungan hadits keutamaan shalat
berjamaah berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek, yakni aspek
pengetahuan (knowing), aspek pelaksanaan (doing), dan aspek pembiasaan
(being). Dalam aspek pengetahuan, tujuan yang hendak dicapai murid adalah
mengetahui dan memahami pentingnya kedudukan hadits bagi umat Islam.
240
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Pembelajaran Memahami Kandungan Al-Qur’an dan Hadits
murid juga mengetahui pentingnya pelaksanaan shalat dengan berjamaah.
Aspek pelaksanaan, pembelajaran bertujuan agar murid terampil dalam
memahami kandungan hadits keutamaan shalat berjamaah. Dan dalam aspek
pembiasaan, murid telah terbiasa memahami kandungan hadits keutamaan
shalat berjamaah, seperti pada saat tiba waktu shalat, murid akan segera
melaksanakan shalat dengan berjamaah sesuai dengan tuntunan hadits yang
ia pahami.
(2) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
Garis-garis besar langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk
menghindari kegagalan. Dalam hal ini guru mempersiapkan dengan matang
poin-poin isi kandungan hadits keutamaan shalat berjamaah. Dalam
menentukan poin-poin kandungan hadits keutamaan shalat berjamaah ini
juga perlu dipersiapkan ilustrasi-ilustrasi yang relevan dan mudah difahami
untuk memperjelas dalam penyampaian kandungan hadits keutamaan shalat
berjamaah.
(3) Mempersiapkan alat bantu. Dalam hal ini untuk mencapai tujuan pembelajaran
memahami kandungan hadits keutamaan shalat berjamaah, maka guru dapat
mempersiapkan bagan-bagan mengenai poin-poin kandungan hadits
keutamaan shalat berjamaah. Jika memungkinkan guru dapat mempergunakan
alat-alat multimedia, seperti komputer/laptop beserta infocus nya atau VCD
Player dengan televisi. Jika tidak bisa guru dapat membuat bagan-bagan
tersebut dengan karton atau menuliskannya di papan tulis. Guru dapat
mempersiapkan film-film yang sesuai dengan kandungan hadits keutamaan
shalat berjamaah, untuk diputar di kelas, sehingga menambah mudah proses
penerimaan penjelasan kandungan surat Al-Ma’un.
Bagan yang dipersiapkan adalah:
Isi Pokok Kandungan Hadits
Keutamaan Shalat Berjamaah
1. Mendapatkan pahala yang berlipat ganda, sampai dengan 27
kali dari pelaksanaan shalat sendirian.
2. Mempererat tali silaturahmi.
3. Mempererat rasa persaudaraan antar sesama umat Islam.
4. Masjid merupakan tempat yang mulia untuk melaksanakan
shalat berjamaah.
5. Setiap langkah menuju masjid untuk berjamaah akan
mendapatkan pahala dan diampuni dosa-dosanya.
6. Seseorang yang duduk di masjid untuk menunggu shalat
berjamaah, akan mendapatkan pahala yang besar.
(4) Menentukan lokasi karya wisata. Dalam hal ini guru dapat memanfaatkan
Masjid atau mushalla yang berada di lingkungan sekolah.
b) Tahap Pelaksanaan
1) Guru mengadakan apersepsi sebagai pendahuluan dengan memberikan
motivasi agar peserta didik lebih bergairah dalam mengikuti kegiatan belajar
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
241
Pembelajaran Memahami Kandungan Al-Qur’an dan Hadits
memahami hadits tentang keutamaan shalat berjamaah. Dalam hal ini guru
dapat melakukan pra-tes untuk mengetahui kemampuan murid terhadap
materi yang akan diajarkan. Misalnya:
(a) Siapa diantara kalian yang telah hafal hadits tentang keutamaan shalat
berjamaah? Coba lakukan!
(b) Siapa yang dapat menerjemahkan? Coba lakukan!
(c) Apa saja isi kandungan hadits tentang keutamaan shalat berjamaah?
(d) Bagaimana cara kalian melakukan shalat berjamaah?
2) Pada saat di lokasi, diawali dengan bersama-sama melafalkan hadits tentang
keutamaan shalat berjamaah, guru kemudian menjelaskan isi pokok
kandungan hadits tentang keutamaan shalat berjamaah terkait dengan lokasi
yang dijadikan sebagai objek pengajaran. Guru dapat memanfaatkan bagan
yang telah dipersiapkan.
3) Guru mendemonstrasikan cara pelaksanaan shalat berjamaah yang baik dan
benar
4) Guru menjelaskan pentingnya melaksanakan shalat dengan berjamaah.
5) Di lokasi, guru meminta murid untuk mempraktekkan pengetahuan yang telah
dijelaskan. Secara bergantian murid mempraktekkan shalat berjamaah yang
baik dan benar.
6) Lakukan secara bergantian, sampai semua murid mendapat bagian.
7) Setelah semua murid mempraktekkan shalat berjamaah. Guru meminta murid
untuk membuat catatan perjalanan di lapangan (field note) terkait dengan
pemahaman kandungan hadits tentang keutamaan shalat berjamaah.
8) Di kelas, guru mendiskusikan catatan yang dilakukan oleh murid. Lakukan
satu per satu sampai semua catatan murid selesai didiskusikan.
9) Pastikan semua murid memahami isi pokok kandungan hadits hadits tentang
keutamaan shalat berjamaah.
10) Guru menyimpulkan hasil catatan yang dilakukan oleh semua murid terkait
dengan pengamalan kandungan hadits tentang keutamaan shalat berjamaah.
c) Tahap Mengakhiri
1) Membimbing siswa untuk dapat memahami dan mengingat materi pelajaran
yang baru disampaikan.
2) Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai materi
pembelajaran yang baru disampaikan. Untuk tahap awal dapat dilakukan
dengan tanya jawab.
3) Guru meminta murid untuk selalu berbuat seperti yang dituntunkan dalam
hadits tentang ketamaan shalat berjamaah.
B. EVALUASI PEMBELAJARAN MEMAHAMI KANDUNGAN AL-QUR’AN
DAN
HADITS
Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh guru untuk memantau proses,
kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Dalam
pembelajaran memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits keterlibatan peran
keluarga, terutama orang tua, sangat mendukung dalam meningkatkan mutu
pembelajaran. Dengan demikian penilaian atas siswa terhadap pemahaman
kandungan Al-Qur’an dan hadits dievaluasi oleh guru dan orang tuanya.
Dalam evaluasi pembelajaran memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits ini
terdapat dua jenis penilaian, yakni penilaian proses dan penilaian hasil.
242
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Pembelajaran Memahami Kandungan Al-Qur’an dan Hadits
1.
Penilaian Proses
Bentuk evaluasi yang tepat untuk dipakai menilai keberhasilan proses
pembelajaran materi memahami kandungan Al-Qur’an dan Hadits adalah adalah
dengan teknik Unjuk Kerja untuk mengetahui seberapa bagus pemahaman siswa
terhadap kandungan Al-Qur’an dan Hadits yang telah dipelajari.
Dalam hal ini guru dapat menyediakan satu buku khusus bagi setiap murid
yang berisi catatan-catatan harian pemahaman kandungan Al-Qur’an dan hadits.
Contoh halaman sampul buku catatan harian:
BUKU CATATAN HARIAN
MEMAHAMI KANDUNGAN AL-QUR’AN DAN HADITS
(NAMA SEKOLAH)
Nama
Kelas
Tahun Pelajaran
Nama Guru
:
:
:
:
Contoh format isi bukunya adalah sebagai berikut:
Memahami Kandungan Surat Al-Ma’un
Nama
: Syarif Hidayat
Tanggal : 12 Februari 2009
Guru : Ustadz Munawir
Kelas : 5 (Lima)
Saya telah belajar tentang:
Surat Al-Ma’un, saya telah mampu untuk membaca, menulis,
menghafal, dan mengartikannya dengan baik dan benar. Saya
sangat senang dapat melakukan itu semua
Saya berencana untuk:
Memahami kandungan surat Al-Ma’un agar saya dapat
mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.
Perbuatan yang telah dilakukan:
saya belajar dengan rajin dan sungguh-sungguh untuk
memahami kandungan surat Al-Ma’un. Penjelasan guru
tentang kandungan surat Al-Ma’un saya pelajari kembali
supaya tidak lupa. Saya juga selalu bertanya mengenai isi
pokok kandungan surat Al-Ma’un kepada Ayah dan Ibu di
rumah.
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
243
Pembelajaran Memahami Kandungan Al-Qur’an dan Hadits
Perbuatan yang dilakukan setelah memahami kandungan surat:
Saya selalu melaksanakan shalat lima waktu, apalagi saya
selalu berjama’ah bersama ayah dan keluarga untuk
melaksanakan shalat maghrib, isya’ dan shubuh. Saya belajar
shalat
dengan
khusyu’.
Saya
tidak
bergurau
ketika
mengerjakan shalat. Setiap hari jum’at saya bersama ayah pergi
untuk melaksanakan shalat jum’at berjama’ah di masjid. Kami
duduk di berisan terdepan agar dapat mendengarkan khutbah
jum’at dengan tenang.
Komentar Guru:
Bagus, belajar lagi lebih rajin untuk lebih memahami kandungan surat Al-Ma’un.
Pelajari juga surat-surat lainnya untuk kemudian kamu pahami isi kandungannya.
Guru juga meminta kepada orang tua murid untuk mendampingi anaknya dalam
proses memahami kandungan suatu surat Al-Qur’an atau hadits. Berikut ini contoh
format pengamatan orang tua terhadap perilaku anaknya:
Nama Anak: Syarif Hidayat
Tanggal: 11 Februari 2009
Anak Saya sangat antusias sekali mempelajari surat Al-Ma’un
dan hadits tentang keutamaan shalat berjamaah. Ia selalu
bertanya
perbuatan-perbuatan
yang
harus
dilakukan
berdasarkan tuntunan kandungan surat Al-Ma’un dan hadits
tentang keutamaan shalat berjamaah. Dengan senang hati
saya memberikan pengertian kepadanya mengenai kandungan
surat Al-Ma’un dan hadits tentang keutamaan shalat
berjamaah. Sekarang anak saya sangat rajin melaksanakan
shalat lima waktu. Pada saat shalat maghrib dan isya’ ia
melakukannya berjamaah dengan saya dan keluarga.
Orang Tua Murid,
Muhammad Yusuf
2.
Penilaian Hasil
Bentuk evaluasi untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang tepat
untuk materi pembelajaran memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits adalah Tes
Obyektif dan Subyektif dengan teknik Lisan/Tulis. Tes ini akan dipakai untuk
mengukur kemampuan siswa dalam memahami cara memahami kandungan Al-Qur’an
dan hadits serta sikap mereka setelah menguasai cara memahami kandungan AlQur’an dan hadits. Oleh karena itu dibutuhkan latihan-latihan yang bisa membantu
siswa untuk menguasai materi ini dengan lebih baik.
244
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Pembelajaran Memahami Kandungan Al-Qur’an dan Hadits
Berikut ini adalah contoh soal-soal latihan untuk meningkatkan hasil
pembelajaran memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits:
a) Al-Qur’an
1. Apakah kamu hafal surat Al-Ma’un?
2. Bacakan surat Al-Ma’un!
3. Terjemahkan surat Al-Ma’un!
4. Apa isi kandungan surat Al-Ma’un? Jelaskan!
5. Apakah kamu pernah mengunjungi panti asuhan anak yatim?
6. Apa yang kamu lakukan di panti asuhan?
7. Ayat berapa dari surat Al-Ma’un yang memerintahkan kita untuk menyayangi
anak yatim?
8. Apa isi kandungan ayat keenam?
9. Apa yang dimaksud dengan perbuatan riya?
10. Bagaimana sikapmu jika ada temanmu yang memamerkan tas barunya?
b) Hadits
1. Hafalkah kamu hadits tentang keutamaan shalat berjamaah?
2. Bacakan hadits tentang keutamaan shalat berjamaah!
3. Terjemahkan hadits tersebut!
4. Apa isi kandungan hadits tersebut?
5. Apa yang dimaksud dengan shalat berjamaah?
6. Apakah kamu selalu melaksanakan shalat lima waktu?
7. Apakah kamu selalu melaksanakan shalat dengan berjamaah?
8. Shalat apa saja yang kamu lakukan dengan berjamaah?
9. Di mana kamu melaksanakan shalat berjamaah?
10. Apakah kamu bergurau pada saat melaksanakan shalat berjamaah? Kenapa?
Agar pemahaman Anda lebih mendalam terhadap materi kegiatan belajar 2
yang telah dibicarakan di atas, silahkan Anda mengerjakan soal latihan berikut ini:
1. Jelaskan metode dan teknik yang digunakan dalam pembelajaran memahami
kandungan Al-Qur’an dan Hadits!
2. Jelaskan proses evaluasi pembelajaran memahami Al-Qur’an dan Hadits!
Petunjuk Menjawab Latihan
Setelah menjawab soal-soal latihan di atas, coba praktikkan dengan temanteman Anda, lalu mintalah saran teman Anda terhadap praktek pembelajaran yang
telah Anda lakukan.
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
245
Pembelajaran Memahami Kandungan Al-Qur’an dan Hadits
1. Pemakaian metode dan teknik yang tepat akan berpengaruh besar
terhadap keberhasilan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Pembelajaran memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits menekankan
usaha untuk mendidik siswa agar mampu memahami kandungan Al-Qur’an
dan hadits dengan baik dan benar.
3. Kemampuan siwa dalam memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits
diwujudkan dengan membiasakannya sebagai perilaku yang dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari.
4. Evaluasi termasuk menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran
memahami kandungan Al-Qur’an dan Hadits. Melalui evaluasi dapat
diketahui pencapaian keberhasilan proses pembelajaran.
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat!
1. Setelah siswa mampu mengartikan Al-Qur’an dan hadits, maka siswa diajarkan
untuk mampu:
A. Membaca Al-Qur’an dan hadits
B. Menulis Al-Qur’an dan hadits
C. Menghafal Al-Qur’an dan hadits
D. Memahami kandungan Al-Qur’an dan Hadits
2. Di Madrasah Ibtidaiyah pembelajaran memahami kandungan Al-Qur’an, dilakukan
dengan memahami kandungan:
A. Keseluruhan surat yang ada dalam Juz’amma
B. Surat-surat tertentu dalam juz’amma
C. Ayat-ayat Al-Qur’an
D. Betul semua
3. Proses pembelajaran memahami ayat-ayat Al-Qur’an dilakukan dengan cara:
A. Memahami sepotong-sepotong dari satu ayat
B. Memahami satu ayat saja
C. Memahami secara keseluruhan ayat dalam satu surat
D. Salah semua
4. Salah dalam memahami kandungan ayat-ayat Al-Qur’an dapat terjadi jika dilakukan
dengan cara:
A. Memahami penggalan ayat
B. Memahami satu ayat saja
246
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Pembelajaran Memahami Kandungan Al-Qur’an dan Hadits
C. Memahami secara keseluruhan ayat dalam satu surat
D. A dan B benar
5. Sebelum pembelajaran memahami kandungan Al-Qur’an dan hadis dilakukan,
komponen-komponen yang harus dipersiapkan oleh guru:
A. Merumuskan tujuan
C. Bentuk evaluasi hasil pembelajaran
B. Mendesain pembelajaran
D. Betul semua
6. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, aspek-aspek yang harus terpenuhi
meliputi:
A. Pengetahuan
C. Pembiasaan
B. Pelaksanaan
D. Betul semua
7. Melakukan apersepsi dalam pembelajaran memahami kandungan Al-Qur’an dan
hadits dilakukan pada tahap:
A. Persiapan
C. Mengakhiri
B. Pelaksanaan
D. Pembukaan
8. Tujuan utama pembelajaran memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits adalah
agar murid:
A. Mengartikan Al-Qur’an dan hadits dengan baik dan benar
B. Menghafal kandungan Al-Qur’an dan hadits
C. Memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits
D. Memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits dengan baik dan benar
9. Keterlibatan keluarga murid, terutama orang tua, dalam kegiatan pembelajaran
memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits bertujuan:
A. Menambah wawasan
B. Meningkatkan kualitas pemahaman
C. Memudahkan dalam menerapkan kandungan Al-Qur’an dan hadits
D. A, B, dan C benar
10. Bagian dari proses pembelajaran yang dijadikan sebagai acuan untuk melihat
ketercapaian proses belajar mengajar adalah:
A. Silabus
C. Evaluasi
B. Kurikulum
D. Indikator
Cocokkan jawaban Anda dengan menggunakan kunci jawaban Tes Formatif 2
yang terdapat di bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda
yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
247
Pembelajaran Memahami Kandungan Al-Qur’an dan Hadits
Rumus :
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = ______________________________
10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
90 % - 100% = Baik sekali
80 % - 89% = Baik
70% - 79 % = Cukup
< 70% = Kurang
X 100 %
Apabila tingkat penguasaan Anda telah mencapai 80 % atau lebih, Anda telah
menuntaskan Bahan Belajar Mandiri. Bagus ! Tetapi apabila nilai tingkat penguasaan
Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2, terutama
bagian yang belum Anda kuasai.
248
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Pembelajaran Memahami Kandungan Al-Qur’an dan Hadits
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
TES FORMATIF 1
1. C
2. A
3. B
4. A
5. A
6. D
7. D
8. D
9. B
10. D
TES FORMATIF 2
1. D
2. B
3. C
4. D
5. D
6. D
7. B
8. D
9. D
10. C
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
249
Pembelajaran Memahami Kandungan Al-Qur’an dan Hadits
GLOSARIUM
Kolektif
Mufassir
Relevansi
Sinergi
250
: bersama-sama; Kehidupan secara koletif berarti kehidupan
bersosial masyarakat
: Orang yang menjelaskan atau menerangkan kandungan ayat AlQur’an
: kesesuaian dengan tema yang dibicarakan
: Kerja sama
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Pembelajaran Memahami Kandungan Al-Qur’an dan Hadits
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar, 2002, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajagrafindo Persada
Departemen Agama RI, 2006, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk
Madrasah Ibtidaiyah, Jakarta: Depag
Direktorat Pendidikan Madrasah, Depag, 2007, Model Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) Madrasah Ibtidaiyah, Jakarta Depag
English, Evelyn Williams, 2005, Mengajar dengan Empati, Bandung: Nuansa
Hergenhahn, B.R., & Mattew H. Olson, 2008, Theories of Learning (Teori Belajar),
terj. Triwibowo, Jakarta: Kencana
Rose, Colin dan Malcolm J. Nicholl, 2006, Accelerated Learning, Cara Belajar Cepat
Abad XXI, Bandung: Nuansa
Sanjaya, Wina, 2008, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta: Kencana
Shihab, M. Quraisy, 1992, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan
Shores, Elizabeth F., dan Cathy Grace, 2008, Pintar Membuat Portofolio, terj.
Fretty H. Panggabean, Jakarta: Esensi, Erlangga Group
Tafsir, Ahmad, 2008, Strategi Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam, Bandung:
Maestro
Software Holy Qur’an
Software Mausu’ah Hadits
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
251
Download