1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pola kehidupan sehari-hari mahasiswi memiliki kegiatan yang cukup banyak sehingga sangat memerlukan kebugaran fisik yang cukup. Kebugaran fisik sangat terkait dengan intensitas dan konsistensi aktivitas fisik yang dilakukan setiap hari. Lemahnya kondisi fisik seseorang mengakibatkan terganggunya kebugaran, kesehatan, dan produktivitas untuk melakukan aktivitas dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari sesuai profesi masing-masing individu. Pergeseran dari pola hidup dari banyak kegiatan secara dinamis menjadi statis merupakan salah satu penyebab menurunnya kebugaran fisik. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan keuntungan terhadap aktivitas sehari-hari dimana manusia dapat menyelesaikan kegiatan ataupun pekerjaan secara efektif dan efisien dengan bantuan alat-alat modern sehingga tidak memerlukan energi yang berlebih. Akibatnya mahasiswi kurang bergerak sehingga mengakibatkan rendahnya tingkat kebugaran fisik. Keadaan kurang bergerak dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti mudah terkena stres, kerja paru-paru menjadi tidak efisien, anggota gerak menjadi lemah, lemak tubuh bertambah dan mengandung berbagai penyakit non infeksi, antara lain penyakit degeneratif dan penyakit kardiovaskular (Brick, 2001), selain itu dapat menurunkan efisiensi dan produktivitas kerja (Irianto, 2004). Secara global, kurangnya bergerak merupakan faktor risiko ke empat terbesar yang 1 2 menyebabkan tingkat kematian tertinggi akibat masalah kesehatan yang di timbulkannya, diperkirakan angka mortalitas pada tahun 2012 menjadi 3,2 juta kematian (Anonim, 2013). Survei Departemen Kesehatan (Anonim, 2001) menyebutkan bahwa seiring berjalannya waktu penyakit degeneratif terus meningkat. Misalnya penyakit kardiovaskular sebagai penyebab kematian telah meningkat dari urutan ke 11 pada tahun 1972, menjadi urutan ke 3 pada tahun 1986, dan menjadi urutan pertama pada tahun 1992, 1995, dan 2001. Hasil survei tahun 2001 juga menyatakan bahwa 56% penduduk (27% pria dan 29% wanita) berusia 25 tahun ke atas menderita hipertensi, 3% penduduk mengalami penyakit jantung, 1,2% penduduk mengalami kelebihan barat badan (Anonim, 2002). Berdasarkan analisis dan kebugaran yang dikumpulkan pada kegiatan SDI (Sport Development Index) 2006 menunjukkan bahwa 37,40% masuk dalam kategori kurang sekali, 43,90% kurang, 13,55% sedang, dan hanya 5,15 % yang masuk kategori baik dan baik sekali (Anonim, 2007). Hasil seperti ini sebenarnya tidak terlalu mengejutkan, mengingat beberapa penelitian yang lain juga menunjukkan data yang kurang lebih sama. Misalnya pada tahun 2002 Depertemen Kesehatan mengadakan pemetaan kebugaran fisik dan Pegawai Negeri Sipil yang berasal dari Pemda Tingkat I dan Dinas Kesehatan provinsi yang dilaksanakan di DKI Jakarta, Jawa barat, Sumatera Selatan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa lebih dari 63% memiliki tingkat kebugaran fisik yang sangat kurang. Selain itu pada tahun 2005 dilakukan survei tingkat kebugaran pada pelajar dan hasilnya 10,71% masuk kategori kurang sekali, 44,97% masuk kategori kurang, 37,66% 3 masuk kategori sedang dan 5,66% masuk kategori baik, sementara itu yang masuk kategori baik sekali 0% (Muchtar dan Maksum, 2007). Kondisi yang demikian tentu sangat memprihatinkan sehingga dapat menyebabkan produktivitas kerja masyarakat menurun, karena itu masyarakat perlu didorong untuk melakukan latihan fisik sehingga mencapai kebugaran fisik yang baik karena latihan fisik atau olahraga berperan besar dalam mengubah pola hidup statis (Sumosarjono, 2009). Latihan fisik juga memegang peranan yang sangat penting untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat kebugaran fisik (Maksum 2004b). Semakin tinggi derajat kebugaran fisik seseorang semakin tinggi pula kemampuan kerja fisiknya (Sumosarjono, 2009). Di samping itu latihan fisik berguna untuk mencegah cidera selama melakukan kegiatan fisik yang berat (Sharkley, 2003) dan menurunkan berat badan berlebih (Wirahadikusuma, 2000). Di samping pengaturan makanan, olahraga merupakan usaha sederhana dan murah untuk meningkatkan kesehatan (Irianto, 2004). Meningkatnya kesadaran akan kebugaran fisik ditengah kesibukan mendorong para wanita menjaga kesehatan dan meningkatkan kebugaran melalui olahraga guna mendapatkan tubuh yang sehat dan bugar (Nopembri, 2012). Dengan kesegaran jasmani yang cukup, seseorang akan dapat melakukan kegiatan sehari-hari tanpa timbul kesalahan yang berarti (Maksum, 2004). Kebugaran fisik ditingkatkan sehingga siswa bukan saja sehat saat istirahat (sehat statis) tetapi juga sehat dalam setiap aktivitas kehidupannya ( Breslow dan Enstrom, 1980). 4 Olahraga adalah salah satu bentuk dari upaya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui fisiknya yang diarahkan pada pembentukan watak dan kepribadian, disiplin dan sportivitas yang tinggi, serta meningkatkan presrtasi yang dapat membangkitkan rasa kebanggaan nasional (GBHN Tap MPR No. II/ MPR/1988). Olahraga juga merupakan serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak dan meningkatkan kemampuan gerak (Muchtamaji, 2005). Olahraga dapat menjaga stamina dan mengurangi stres, membangun kekuatan tubuh dan mempertahankan keseimbangan dalam aktivitas sehari-hari serta memperbaiki postur tubuh, membantu menurunkan berat badan yang berlebihan, menjaga kesehatan kardiovaskular, kesehatan kulit dan mengurangi risiko osteoporosis (Giriwijaya, 2001). Kesadaran masyarakat akan hidup sehat melalui olahraga semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari tempat pusat-pusat kebugaran terutama klubklub senam semakin banyak (Maksum dan Sumaryanto, 2004b). Selain satu jenis latihan fisik yang sangat diminati dan digunakan untuk meningkatkan kebugaran oleh fisik baik mahasiswi adalah senam aerobik. Senam aerobik merupakan latihan yang menggerakkan seluruh otot, terutama otot besar dengan gerakan yang terus-menerus, berirama, maju dan berkelanjutan (Kartinah, dkk., 2006). Gerakan – gerakan yang dilakukan dalam senam memiliki berbagai macam gerakan yang disesuaikan dengan kebutuhan dalam mencapai program latihan yang diinginkan (Sudarno, 1992; Utomo dkk., 2012). Banyak mahasiswi memilih meningkatkan kebugaran dengan mengikuti program pelatihan di pusat-pusat kebugaran fisik (Sukron dkk., 2012). Salah satunya adalah klub senam rutin di Politeknik 5 Kesehatan Dr.Rusdi Medan. Denyut nadi merupakan gambaran denyut jantung yang dapat diraba pada arteri yang berada dibawah kulit, seperti pada pergelangan tangan dan leher. Denyut jantung dihasilkan oleh kontraksi otot jantung saat memompakan darah. Saat jantung dalam keadaan istirahat, denyut nadinya akan lebih sedikit. Denyut nadi normal adalah 60-80 kali per menit. Bagi mereka yang tidak pernah olahraga, denyut jantung umumnya 80 kali per menit karena kerja jantung yang cukup berat. Tetapi orang yang melakukan olahraga dengan teratur biasanya jantung dapat berdenyut kurang dari 80 kali per menit. Berkaitan dengan respon nadi bahwa dalam beban kerja fisik yang sama, orang yang sering melakukan latihan dan mempunyai kebugaran jasmani yang baik cenderung akan lebih cepat pemulihanya dibandingkan dengan orang yang kurang sering melakukan latihan. Istilah denyut nadi merupakan kemampuan denyut jantung. Jantung adalah sebuah rongga berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Jantung adalah salah satu organ manusia yang berperan dalam sistem peredaran darah. Untuk meningkatkan fungsinya, jantung harus dilatih untuk bekerja lebih baik dan bekerja pada suatu tingkatan yang lebih tinggi dari biasanya. Senam Ayo Bergerak (SAB), dan senam kesegaran jasmani 2012 merupakan senam kebugaran fisik yang digemari diantara banyak jenis senam yang ada. Senam tersebut memiliki gerakan yang dimnamis, mudah dilakukan dan musiknya menimbulkan rasa gembira dan bersemangat, selain itu kedua 6 senam tersebut mengandung unsur budaya yang kental dalam gerakan dan musiknya. Senam Ayo Bergerak Indonesia adalah senam yang belum lama diluncurkan pada tahun 2012 oleh Pengurus Nasional Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) bersama dengan induk-induk Organisasi Olahraga Rekreasi Masyarakat dan berhimpun di dalamnya dan berada di bawah dukungan Kementrian Pemuda dan Olahraga, Kementrian Kesehatan, Kementrian Dalam Negeri dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Senam ini diciptakan dan dikemas dengan memadukan gerakan otot yang kuat, kencang, lincah dengan tujuan mengoptimalkan peningkatan kebugaran fisik. Senam ini juga mengandung unsur seni dan budaya sehingga menyenangkan dilakukan (Anonim, 2012a). Senam Kebugaran Jasmani 2012 adalah rangkaian kegiatan senam yang telah ditetapkan bertujuan untuk meningkatkan atau mempertahankan kebugaran jasmani seseorang yang melibatkan performa gerakan yang kekuatan, kecepatan dan membutuhkan keserasian gerakan fisik yang teratur (Dwidharto, 2012 : 1). Tujuan dari senam jenis apapun adalah untuk mencapai kebugaran fisik yang maksimal. Pada penelitian ini subjek yang diteliti adalah Mahasiswi Poltekkes Dr.Rusdi Medan yang memiliki kegiatan dan aktivitas sehari-hari yang bersifat statis dengan gaya hidup sedenter, kurang beraktivitas atau bergerak, tidak terlatih dan berdomisili di Kota Medan dan memiliki keinginan untuk 7 meningkatkan kebugaran fisiknya dengan bersedia berlatih senam di Poltekkes Dr.Rusdi Medan. 1.2 . Rumusan Masalah 1 Apakah pelatihan Senam Ayo Bergerak dapat meningkatkan kebugaran fisik pada mahasiswi Poltekkes Dr.Rusdi Medan ? 2. Apakah pelatihan Senam Kesegaran Jasmani 2012 dapat meningkatkan kebugaran fisik pada mahasiswi Poltekkes Dr.Rusdi Medan ? 3. Apakah Senam Ayo Bergerak lebih baik dibandingkan dengan Senam Kesegaran Jasmani 2012 dalam meningkatkan kebugaran fisik mahasiswi Poltekkes Dr.Rusdi Medan. 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai penulis pada penelitian ini yaitu : a. Tujuan Umum : Untuk mengetahui perbedaan pelatihan senam ayo bergerak dengan senam kesegaran jasmani dapat meningkatkan kebugaran fisik pada mahasiswi poltekkes Dr.Rusdi Medan. b. Tujuan Khusus : 1. Untuk mengetahui pelatih Senam Ayo Bergerak tiga kali Seminggu selama delapan minggu dapat meningkatkan kebugaran fisik pada mahasiswi Poltekkes Dr.Rusdi Medan. 8 2. Untuk mengetahui Senam kesegaran jasmani tiga kali seminggu selama delapan minggu dapat meningkatkan kebugaran fisik pada mahasiswi Poltekkes Dr.Rusdi Medan. 3. Untuk membuktikan bahwa Senam Ayo Bergerak lebih baik dan meningkatkan kebugaran fisik dibandingkan Senam Kesegaran Jasmani 2012. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat dari segi teoritis : 1. Memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada peneliti dalam menyusun , meneliti dan menemukan pengaruh pelatihan senam terhadap peningkatan kebugaran fisik mahasiswi. 2. Dapat mengembangkan teori dan wawasan mengenai metode pelatihan dalam meningkatkan kebugaran fisik melalui pelatihan senam. 3. Memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya kedokteran dan fisiologi olahraga, dengan adanya data-data yang menunjukkan pengaruh senam terhadap peningkatan kebugaran fisik pada mahasiswi. 1.4.2. Manfaat dari segi praktis : 1. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswi yang membutuhkan pengaruh lebih terhadap pelatihan senam dan peningkatan kebugaran fisik. 9 2. Dapat di jadikan bahan penetitian dan pengembangan selanjutnya di bidang kesehatan dan olahraga. 3. Sebagai bahan informasi dan referensi tambahan terhadap penanganan dan intervensi olahraga senam dalam meningkatkan kebugarann fisik. 4. Dapat memberi informasi mengenai kebugaran fisik serta prinsip dan pelatihannya dan pentingnya bergerak dan berolahraga agar tercapai derajat kesehatan yang optimal kepada Mahasiswi yang ingin meningkatkan kebugaran fisik dengan Senam Ayo Bergerak dan Senam Kesegaran Jasmani 2012.