Teknik Pembesaran Ikan gurami Oieh : Nuning Setyaningrum Fakultas Biologi Unsoed 1. Pendahuluan Ikan gurami merupakan salah satu komoditi perikanan air tawar yang cukup penting apabila dilihat dari permintaannya yang cukup besar dan harganya yarLg relatif tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya seperti ikan mas, nila, tambakan dan tawes. Ikan gurami merupakan salah satu sumber protein yang cukup tinggi. Bagi masyarakat umume ikan disajikan pada ini dipandang sebagai aeeu;a-acara salah satu ikan bergengsi dan biasanya yang dianggap penting. Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila ikan gurami menjadi salah satu komoditi unggulan di sektor perikanan air tawar. Ikan gurami merupakan jenis ikan pemakn tumbuhan atu bersifat herbivore, tetapi setelah dibudidayakan bersifat omnivore karena sudah diberi pakan berupa pellet. Ikan gurami dapat tumbuh normal di daerah pada ketinggian 50-400 m dpl. Kualitas air pemeliharaannya harus bersih, dasar kolamnya tidak berlumpur dan tidak terlalu keruh. Kedalaman kolam 70-100 cm. Pengairan yang baik akan mempengaruhi pertumbuhan ikan. Umumnya budidaya ikan gurami masih dilaksanakan oleh masyarakat dengan teknologi semi intensif. Masa pemeliharaanya relatif lama sehingga dilakukan dalam beberapa tahap pemeliharaan yaitu tahap pembenihan, tahap pendederan dan tahap pembesaran, dimana pada masing-masing tahapan menghasilkan produk yang dapat di pasarkan secara tersendiri. Selain lebih mahal, ikan gurami ini memiliki banyak penggemar fanatik, sehingga cocok dikembangkan untuk menambang keuntungan. Ikan gurami adalah ikan air tawar yang banyak digemari konsumen. Dagingnya empuk, rasanya enak dan gurih serta harganya pun relatif lebih mahal bila dibandingkan jenis ikan air tawar lainnya. Ikan gurami merupakan ikan yang relatif lambat pertumbuhannya dan baru mencapai kematangan telur sekitar umur 2 tahun (Sitanggang, 1998). 2. bio.unsoed.ac.id Teknis Budidaya Pembesaran Ikan Gurami *Makalah disampaikan pada kegiatanTalk Show "Radio Mitra Anda" Pekuncen Banyumas tanggal 7 Juli 20t4 Untuk mendapatkan kualitas ikan gurami yang optimal selama budidaya maka diperlukan persyaratan minimal yang harus dipenuhi, antara lain: 1. 2. Dilaksanakan di dataran rendah pada ketinggian 20 - 400 m dpl. Kuantitas dan kualitas air mencukupi. Kualitas air yang dibutuhkan yaitu air tenang, bersih, dasar kolam tidak berlumpur (kekeruhan air 40 cm dari permukaan air), tidak tercemar bahan kimia beracun dan limbah (kadar NH: tidak lebih besar dat'_ 0,02%o), pH air 6,5 - 8. Apabila pH di bawah 6,5 maka untuk menaikkan pH di lakukan pengapuran dengan CaCO3, sedangkan apabilah pH diatas 8 maka untuk menurunkan dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang. 3. Tanah tidak berporous dan cukup mengandung humus, sehingga tanah dapat menahan massa air yang besar dan tidak mudah bocor, sedangkan perbandingan antara tanah liat dan pasir kurang dari 60%:40%. 4. 5. 6. Kemiringan tanah 3 ' 5% untuk memudahkan pengairan kolam' Temparatur optimum 25 - 30oC. Kandungan oksigen dalam t 2 PPm. (l). Persiapan kolam Sebelum dilakukan kegiatan budidaya, perlu dilakukan pembuatan kolam yang meliputi antara lain pembuatan pematang, saluran pemasukan air dan saluran pembuangan air, pintu pematang air, pintu pembuangan air, caren dan koweanlkobakan, serta pengolahan dasar kolam dengan pupuk dan kapur. Kolam yang baik untuk gurami berasal dari jenis tanah liat/lempung, tidak betporos dan cukup mengandung humus. Jenis tanah seperti ini dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor. Kemiringan tanah berkisar 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi. Kolam budidaya gurami terdiri dari kolam penyimpanan induk, pemijahan, pendederan, pembesaran, dan pemberokan. Kolam pembesaran berfungsi membesarkan bibit hingga mencapai ukuran ikan konsumsi. Jumlah bibit yang ditebar sebaiknya tidak lebih dari 10 ekark*. Kolam pemberokan adalah tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan. Kolam ini berukuran 10 ketinggian bio.unsoed.ac.id pematang bagian atas 0,5 m, dan bagian bawah I m dengan x l0 m. Lebar I m. Setelah kolam siap untuk digunakan pembesaran ikan gurami. *Makalah disampaikan pada kegiatanTalk Show "Radio Mitra Anda" Pekuncen Banyumas tanggal 7 Juli 20L4 (2). Pembuatan kolam Luas kolam optimal untuk pembesaran * 200 *2 dettgatt konstruksi kolam berupa kolam terlalu berlumpur. tanah. Kedalaman air kolam sekitar 1 m dari dasar kolam dibuat tidak kemiringan Bentuk pematang dibuat trapesium yaitu lebih lebar di bagian bawah, dengan pencangkulan guna sebaiknya tidak lebih dari 45oC. Untuk membuat kolam dilakukan *keduk teplok", yaitu memperdalam saluran dan dengan membalik tanah dasar ketinggian air pemetakan kolam yang sekaligus memperbaiki pematangny4 sehingga ukuran 1x1x0,4 kolam nantinya mencapai 60 m. Kowean dibuat di tengah kolam dengan m dan diberi tanggul seperti kolam kecil di dalam kolam. Kowean berfungsi untuk unuk menangkap ikan melepaskan benih berat 0,5 gfam pada saat penebaran dan tempat cm dan dalam 30 cm' yang saat panen. Setelah itu membuat caron dengan lebar 30 atau surut dan berfungsi sebagai tampat pengumpulan benih pada saat air kolam dangkal untuk menggiring benih ke kowean saat panen Pemupukan sebaiknya dilakukan setiap kali pemeliharaan' dan pada saat kolam pertama-tama dikeringkan, dengan tujuan untuk meningkatkan makanan alami. Caranya, sedikit demi sedikit diberi pupuk kandang 7,5 kguntuk tiap 100 mt kolam. Air disisakan sampai ketinggian l0 cm, dan dibiarkan selama 3 hari. Kemudian dilanjutkan pupuk kolam. Pupuk ditebarkan buatan (kimia), seperti TSP atau Urea, 500 gram setiap 100 m2 merata ke setiap dasar dan sudut kolam. juga pengeringan dasar kolam' Setelah Pada saat persiapan pembuatan kolam dilakukan dasar kolam kering, diberikan kapur dengan dosis 100-200 500-1.000 glf grpt dan pupuk kandang pupuk kandang yang cukup baik untuk digunakan adalah kotoran ayam pakan alami, mudah karena memiliki unsur hara yang lengkap untuk menumbuhkan terurai dan kandungan amoniaknya tidak terlalu tinggi. Pemupukan dilakukan untuk menyuburkan tanah sekaligus menumbuhkan pakan alami seperti fitoplankton, benih ikan zooplankton dan bentos yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan larva dan gurami. Setelah itu dilalcukan pengisian air dan dibiarkan selama 7 haxt untuk memberi gUrami. Persediaan kesempatan pupuk terurai dan menumbuhkan pakan alami bagi benih pakan alami ini dapat memenuhi kebutuhan benih ikan selama 1l-14 hari. bio.unsoed.ac.id (3). Pembesaran *Makalah disampaikan pada kegiatanTalk Show "Radio Mitra Anda" Pekuncen Banyumas tanggal 7 Juli 2014 Pembesaran merupakan tahapan akhir dari pemeliharaan yang menghasilkan gurami siap konsumsi. Fahor yang perlu diperhatikan adalah ukuran kolam dengan ukuran bibit yang ditebar, kualitas air kolam/lingkungan, pakan tambahan dan teknis budidayanya menggunakan monokultur atau polikultur. Polikultur adalah oara pemeliharan gurami secara bersama-sama dengan ikan jenis lain, seperti tawes, mas, nilam, atau mujair. Cara ini lebih menguntungkan, mengingat pertumbuhan gurami lambat. Sedangkan monokultur, pemeliharaan khusus untuk gurami. Debit air kolam yang baik 3 literidetik, sedangkan polikultur idealnya berkisar 24 - 28 oC 6-l}lrterldetik dengan keasaman air (pH) 6,5 - 8, dan suhu (Respati,H et al,1993). Ikan yang dipelihara dapat berukuran berat 200-250 gram/ekor dan ditebar kepadatan benih dengan t I' zkgl*t. Untuk memudahkan pengelolaan pemberian pakan sebaiknya menggunakatl takaran yang baku yaitu pellet diberikan sebanyak ZYo biomass/hari pada pagi dan sore hari dan hijauan berupa daundaunan, seperti: pepaya, keladi, ketela pohon, gonJer, kimpul, kangkung, ubi jalar, ketimun, labu dan dadap sebnyak SYo btomass/hari pada sore hari. Dalam waktu 4 bulan ikan akan mencapai ularan konsumsi dengan berat 500- 700 gram/ekor. Panen gurami tergantung permintaan konsumen. Umumny4 setelah gurami berumur 2 - 3 tahun. Umur 2 tahun, ukuran panjangnya mencapai 25 cm, dan berat 0,3 kg/ekor, umur 3 tahun panjangnya sekitar 35 om dan beratnya 0,7 kg/ekor. Untuk ikan berumur 4 tahun panjangnya dapat mencapai 40 cm dan berat 1.5 kg/ekor. Pemanenan dilakukan dengan menguangi air kolam dan ditangftap menggunakan alat seser dan diminimalkan terjadinya ikan luka dan terjadinya kematian. (4). Hama dan Penyakit Hama yang biasanya menganggu ikan gurami adalah ikan liar pemangsa seperti gabus (Ophiocephalus striatur BI), belut (Monopterus albus Zueiw),lele (Clarias batrachus L) dan lain-}ain. Musuh lainnya adalah biawak (Varanus salvator Dour), kura-kura (Tryonix cartilagineers Bodd), katak (Rana spec), ular dan bermacam-macam jenis burung. bio.unsoed.ac.id Beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes, mujair dan sepat dapat menjadi pesaing dalam perolehan makanan. Oleh karena itu sebaiknya benih gurami tidak dicampur pemeliharaannya dengan jenis ikan yang lain. Untuk menghindari gurami dari ikan-ikan *Makalah disampaikan pada kegiatanTalk Show "Radio Mitra Anda" Pekuncen Banyumas tanggal 7 )uli 2Ot4 pemangsa, pada pipa pemasukan air dipasangi serumbung atau saringan ikan agar hama tidak masuk dalam kolam. Penyebab penyakit didalam budidaya gurami dapat bersifat infeksi dan non infeksi. Gangguan penyakit dapat lebih mudah menyeftmg ikan gurami pada saat musim penghujan dimana suhu menjadi lebih lebih dingin. Penyakit infeksi disebabkan oleh organisme patogen seperti prasit, bakteri ataupun virus sehingga dapat menular dengan cepat baik lewat media pemeliharaart ataupun lewat bersinggungan langsung lewat antar ikan maupun pembudidaya. Penyakit yang non infeksi disebabkan oleh non patogen seperti nutrisi, kualitas air, keracunan/polutan, genetik maupun penanganan (handling). Ciri-ciri ikan yang terkena penyakit infeksi oleh patogen adalah sebagai berikut Penyakit pada kulit : : kulit berwarna merah, terutama pada bagian dada, perut dan pangkal Pada bagian tertentu sirip. Wama ikan menjadi pucat dan tubuhnya berlendir. Penyakit pada insang : Tutup insang mengembang, lembaran insang menjadi pucat, kadang-kadang tampak semburat merah dan kelabu. Penyakit pada organ dalam : Perut ikan membengkak, sisik berdiri. Kadang-kadang sebaiknya perut menjadi amat kurus, ikan menjadi lemah dan mudah ditangkap. Salah satu parasit yang sering menyerang ikan gurami adalah Argulus indicus yang tergolong crustacea tingkat rendah yang hidup sebagai ektoparasit, berbentuk oval atau membundar dan berwama kuning bening. Parasit ini menempel pada sisik atau sirip dan dapat menimbulkan lubang kecil yang akhirnya akan menimbulkan infeksi. Selanjutnya infeksi ini dapat menyebabkan patah sirip atau aasar. Parasit lainnya adalah bakteri Aeromonas hdyrophyla, Pseudomonas, dan cacing thematoda yang berasal dari siput- siput kecil. Pencegahan penyakit memindahkan ikan ini dapat dilakukan dengan mengangkat ke dalam kolam lain dan melakukan penjemuran kolam dan yang terjangkit penyakit selama beberapa hari agar parasit mati. Parasit yang menempel pada tubuh ikan dapat disiangi dengan pinset. Sementara pengobatan bagi ikan-ikan yang bio.unsoed.ac.id penyakitnya lebih berat dapat menggunakan bahan kimia seperti Kalium Permanagat (PK), neguvon dan garam dapur. Altematif lain, daun lambesan (Chromolaena odorata) *Makalah disampaikan pada kegiatanTalk Show "Radio Mitra Anda" Pekuncen Banyumas tanggal 7 Juli 2Ot4 digunakan sebagai antibiotik dengan cara dimasukkan ke dalam kolam sebelum ikan di tebar yaitu pada saat pengolahan kolam. Penyakit nutrisi disebabkan oleh satu atau beberapa unsur hara yang diperlukan serta ketidakseimbangan komposisi pakan yang diberikan kepada ikan. Pakan yang kurang bermutu, seperti kekurangan vitamin dapat mengakibatkan menunrnnya kekebalan ikan terhadap penyakit, menghambat pertumbuhan ikan dan mudah terserang penyakit. Gejala-gejala penyakit ikan akibat kekurangan nutrisi seperti kurang nafsu makan, perut kembung, perubahan warna kulit, kelainan bentuk tulang, sirip rontok, mata menonjol, tumbuh lambat, iritasi, pendarahan kulit, rentan penyakit ataupun efisiensi pakan buruk. Cara mengatasinya harus menggunakan pakan dengan kualitas baik dan tepat ukurannya serta bebas dari bahan-bahan yang tercemar yang dapat membahayakan kesehatan ikan. Pemberian pakan harus teratur sehingga pengamatan tingkah laku dan nafsu makan dapat terpantau perkembangannya (Puspowardoyo dan A.S. Djarij ah, 1992). Penutup Budidaya ikan gurami perlu diperhatikan mulai dari pemelihan lahan untuk pemeliharaan sampai dengan teknik melakukan budidayanya. Budidaya ikan gurami akan berhasil apabila apabila tahapannya dilakukan dengan baik sehingga dapat terhindar dari penyakit dan menghasilkan produk yang diinginkan. Daftar Pustaka Puspowardoyo, H dan A.S. Djarijah. 1992. Membudidayakan Gurami Secara Intensif. Kanisius. Yogyakarta. Sitanggang. 1998. Budidaya Gurami. Penebar Swadaya. Jakarta. Respati, H dan B. Santoso.1993. Petunjuk Praktis Budidaya Ikan Gurami. Kanisius. Yogyakarta. bio.unsoed.ac.id *Makalah disampaikan pada kegiatanTalk Show "Radio Mitra Anda" Pekuncen Banyumas tanggal 7 Juli2O74