Tata Letak Lahan Menghambat Produksi Garam Rakyat

advertisement
TataLetakLahanMenghambatProduksi
GaramRakyat
Gambar Lahan Pola Tradisional
Dari gambar diatas adalah pola lahan tradisional, dimana perbandingan antara kolam
penampung air muda (buffer), kolam peminihan (penguapan) dan kolam penampung air tua
(bunker) dengan meja kristalisasi hampir berbanding 65%: 35% dan hal inilah diantara
penyebab hasil produksi garam rakyat tidak akan lebih dari 100 ton per hektar permusim,
karenatataletakluasanlahangaramdidapatsecaraturuntemurundanpetanitambakgaram
tidak ada upaya sama sekali untuk meningkatkan hasil produksinya, karena keterbatasan
informasi teknologi baru yang selama ini mereka belum dapatkan. Kalaupun petani akan
mencobamenambahluasanmejaKristalhaliniakanmenghadapikendaladidalampenyiapan
airtuayangakandilepaspadamejaKristalkarenapadaumumnyamerekatidakmemilikikolam
penampungairtua.
Teknologi pembuatan garam secara tradisional di Indonesia rata-rata menghasilkan garam
dengankualitasdanproduktivitasyangrendah(kadarNaCl75-80%danproduktivitasnyajauh
dibawah100.000ton/hektar/tahun.Halinidisebabkanantaralain:
1. Perbandinganataurasioluasanantarakolampenampung(reservoir,kolampenguapan
dankolamkritalisasiyangbelummemadai.Yaituberbandingkuranglebih65%luasan
lahan digunakan untuk meja penampung air muda , meja peminihan dan 35 % untuk
mejaKristal.Karenapadaumumnyapetanitambakgaramrakyatdiperolehnyalahan
secara turun temurun sehingga tidak ada upaya sama sekali bagaimana supaya hasil
produksibisameningkat
2. Terlalu kecilnya luasan kolam kristalisasi. Dengan luasan lahan yang ada petani garam
membagiuntukmejakritalsangattidakseimbangsehinggahasilyangdidapatpuntidak
akan ada perobahan peningkatan produksi yang nyata, hal ini disebabkan terlalu
sedikitnyastokairtuayangakandilepaskemejaKristal.
3. Tidak adanya kolam bunker untuk air tua dikolam penguapan.Hampir disemua lahan
tambakgaramtradisionaltidaktersediakolampenampunganairtua(bunker)sebagai
stok air tua, mereka hanya mengandalkan saluran kecil atau parit yang ada disekitar
meja Kristal , dan hal ini sangat merugikan sekali terhadap peningkatan hasil produksi
yangdiharapkan
4. Dikembalikanyaairbuangandarikolamkristalisasikekolamsebelumnya.Selamaproses
produksigaramdimejaKristalakanterjadipeningkatankepekatanterhadaplarutanair
garam yang ada, karena petani garam merasakan terhadap perobahan hasil yang
didapatataupetanisangatmemperhatikanwarnakecerahanlarutanairgaramyangada
dimeja Kristal yaitu kekuning – kuningan ( disebut biten ), sehingga untuk mengganti
larutan air garam yang baru mereka membuang air biten ini ke parit penuaan air tua
disekitar meja Kristal dengan harapan setelah air biten ini tercampur air tua yang ada
diparit tersebut akan memepercepat proses penuan air tua, padahal hal ini sangat
merugikanterhadapgaramyangdihasilkankarenaairbiteninijustruakanmenurunkan
kualitasgaramtersebut.
5. Belum adanya budaya kontrol kualitas air yang baik.Didaerah sentra garam yang ada
didaerah minapolitan belum didapat hasil produksi garam yang memenuhi standart
garamindustrymaupunkonsumsi,dikarenakanpetanitambakgarambelummemahami
betultentangkualitasairtuayangakandilepaskemejakristalisasiuntukmendapatkan
garamyangberkualitas.
6. Belum adanya pemanfaatan sistim tata air yang baik.Air laut adalah sebagai bahan
bakuutama dalam produksi garam sehingga kualitasnya harus benar – benar
diperhatikan , namun karena belum adanya tata saluran air yang baik maka petani
garam yang memiliki lahan jauh dari laut sangat kesulitan dalam menyalurkan bahan
bakutersebutsampaikelahan.
7. Tanah sebagai faktor peralatan utama.Indonesia mempunyai panjang garis pantai
sampai95000kilometer,namundenganluasangarispantaitersebuttidakseluruhnya
dapat dimanfaatkan untuk lahan garam, mengingat lahan garam yang baik adalah
bertanah liat karena tekstur tanah tersebut mampu menahan air dari kebocoran ,
sedangkan tanah yang berpasir bersifat forus. Sehingga mengingat kondisi tersebut
makapadadaerah–daerahtertentusajayangbisamemproduksigaram.
8. Iklimsebagaisumbertenaga.Wilayahpantaiutarajawayangmerupakandaerahsentra
garamrakyathanyaberkisar4sampai5bulansajaterjadimusimkemarau,padahal
dimusim tersebut petani garam mampu memproduksi garam secara maksimal ,
sehingga petani garam hanya mampu memproduksi disaat kemarau saja . tetapi lain
halnya didaerah Indonesia timur , musim kemarau hampir bisa sampai 8 bulan ,
sehinggauntukekstensifikasilahanIndonesitimursangatlebihbaik.
SOLUSIPENGOLAHANLAHAN
Sangatlahnyatahasilproduksigaramrakyatdari60–80tonperhektarpermusimmenjadi150
tonperhekterpermusimyaitudenganmerobahlahangaramdaripolatradisionalmenjadipola
semiintensif.karenadaripolasemiintensifiniakandidapatbeberapakeuntungan
1. Luasanperbandinganlahan35%untukkolambuffer,mejapeminihandanbunker,dan
65% meja Kristal. Sehingga meja Kristal dapat di buat sampai 48 meja per hektarnya,
sedangkanpadapolatradisionalhanya20mejaKristalsetiaphektarnya.
2. Adanyasistimuliryangdigunakandarimejapeminihansampaikekolampenampungan
airtua(bunker),karenapadasistimuliriniakanmempercepatprosesperolehanair
tua.
3. Tersedianyabunkersebagaikolampenampunganairtua,sehinggapetanigaramtidak
akankesulitan(kekurangan)airtuayangakandilepaskemejaKristal
4. Waktuprosespersiapanproduksiakanlebihcepatyaknihanya15hari,karenaproses
pembuatanairbaku(airtua)menggunakansistimulir.Sedangkanpadapolatradisional
untukpersiapanprosesproduksimencapai40hari.
Download