hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan kelengkapan imunisasi

advertisement
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KELENGKAPAN
IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI PUSKESMAS BARING
KECAMATAN SEGERI KABUPATEN PANGKEP
Rety Bolly1, Maryam Jamaluddin2, St. Nurbaya3
1STIKES
Nani Hasanuddin Makassar
Nani Hasanuddin Makassar
3STIKES Nani Hasanuddin Makassar
2STIKES
ABSTRAK
Imunisasi merupakan upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan (imunitas)
pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit. Pentingnya imunisasi didasarkan pada
pemikiran bahwa pencegahan penyakit merupakan upaya terpenting dalam pemeliharaan kesehatan
anak (Supartini, 2009). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan
ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di puskesmas baring kecamatan segeri
kabupaten pangkep. Penelitian ini menggunakan pendekatan survey analitik dengan rancangan cross
sectional study, populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi yang berkunjung
ke Puskesmas Baring. Pengambilan sampel menggunakan tehnik Accidental sampling, didapatkan
31 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan
komputer program mikrosoft Excel dan program statistik (SPSS) versi 16.00. Analisis data mencakup
analisis univariat dengan mencari distribusi frekuensi dan bivariat dengan uji Chi-square Fisher’s
Exact Test (α=0,05). Hasil bivariat menunjukkan bahwa Tingkat pengetahuan Tahu (p=0,004), Tingkat
pengetahuan Memahami (p=0,014), Tingkat pengetahuan Aplikasi (p=0,000). Kesimpulan dalam
penelitian ini adalah terdapat hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan kelengkapan imunisasi
dasar pada bayi di Puskesmas Baring Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep
Kata Kunci : Imunisasi, Tingkat pengetahuan
PENDAHULUAN
Imunisasi merupakan upaya yang
dilakukan dengan sengaja memberikan
kekebalan (imunitas) pada bayi atau anak
sehingga terhindar dari penyakit. Pentingnya
imunisasi didasarkan pada pemikiran bahwa
pencegahan penyakit merupakan upaya
terpenting dalam pemeliharaan kesehatan
anak (Supartini, 2009).
Imunisasi adalah suatu cara untuk
meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila
kelak ia terpajan pada antigen yang serupa,
tidak terjadi penyakit. Imunisasi menjaga bayi
dan anak dari penyakit tertentu. Tujuan
imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya
penyakit tertentu pada seseorang dan
menghilangkan penyakit tertentu. Oleh karena
itu
pemerintah
mewajibkan
para
ibu
melakukan imunisasi bagi bayinya dengan
tujuan melindungi bayi dari PD3I (penyakit
yang dapat di cegah dengan imunisasi) seperti
TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus dan campak.
Imunisasi merupakan pencegahan primer
terhadap penyakit infeksi yang paling efektif
dan murah ( Prayogo, 2009 & Ranuh, 2008).
Imunisasi tidak hanya bermanfaat bagi diri
sendiri tetapi juga
bermanfaat
untuk
menciptakan kekebalan komunitas. Sebagai
respon terhadap tantangan imunisasi global
WHO (World Health Organization) dan
UNICEF (United Nations Children’s Fund)
mencanangkan GIVS (Global Immunization
Vision and Strategy) yaitu rancangan kerja 10
tahun untuk mencegah penyakit-penyakit yang
dapat di hindari melalui imunisasi. Sasaran
GIVS hingga tahun 2010 adalah meningkatkan
cakupan
imunisasi
negara
sekurangkurangnya sebesar 90% cakupan imunisasi
nasional dan sekurang-kurangnya sebesar
80% cakupan imunisasi dalam setiap distrik
atau daerah administratif untuk mengetahui
pemerataan penyebaran imunisasi pada
semua anak (WHO, 2009).
Menurut undang-undang No. 36 tahun
2009 tentang kesehatan bahwa kesehatan
merupakan hak asasi manusia dan salah satu
unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan
sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,
sebagaimana yang dimaksud dalam Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945
(Depkes RI, 2009).
409
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
Agar imunisasi dapat menjangkau
semua lapisan masyarakat maka sasaran
yang ditujukan ialah orang tua. Khususnya
pada ibu atau calon ibu untuk diberikan
penyuluhan tentang pentingnya imunisasi bagi
anak, menganjurkan agar ibu membawa
anaknya ke Posyandu. Adapun faktor- faktor
yang mempengaruhi yaitu faktor pendidikan
(pengetahuan), usia, penyuluhan oleh bidan.
Semua orang tua, tentu berkeinginan supaya
anak-anaknya tetap sehat. Jangankan sakit
berat, sakit ringanpun kalau mungkin jangan
sampai diderita anaknya. Salah satu upaya
agar anak-anak jangan sampai menderita
suatu penyakit adalah dengan jalan memberi
imunisasi. Pada saat ini imunisasi sendiri
sudah berkembang cukup pesat ini terbukti
dengan menurunya angka kesakitan dan
angka kematian bayi. Angka kesakitan bayi
menurun 10% dari angka sebelumnya,
sedangkan angka kematian bayi menurun 5%
dari angka sebelumnya menjadi 1,7 juta
kematian setiap tahunnya di Indonesia
(Depkes RI, 2009).
Untuk Provinsi Sulawesi Selatan
menargetkan cakupan sasaran program
imunisasi 2011 di atas 95% atau meningkat
dibandingkan 2010 yaitu HB0 73,9%,
imunisasi Campak 93,2%, BCG 87%, DPT
92,8% dan 94% untuk imunisasi polio (Dinkes
Sulsel, 2010).
Berdasarkan
data
imunisasi
di
Puskesmas Baring pada tahun 2012 yaitu
terdapat 144 bayi. Dimana ditemukan terdapat
59 bayi yang tidak mendapat imunisasi dasar
lengkap dan 85 dengan imunisasi dasar
lengkap. Dan berdasarkan data tahun 2013,
jumlah bayi yang datang untuk mendapatkan
imunisasi adalah 58 bayi (Profil Puskesmas
Baring 2013).
BAHAN DAN METODE
Lokasi, populasi, dan sampel
Penelitian ini menggunakan metode
Survey Analitik dengan pendekatan Cross
Sectional, dimana penelitian ini bertujuan
untuk
mengetahui
hubungan
tingkat
pengetahuan
ibu
dengan
kelengkapan
imunisasi dasar pada bayi di Puskesmas
Baring
Kecamatan
Segeri
Kabupaten
Pangkep.
Populasi pada penelitian ini adalah
semua ibu yang memiliki bayi yang berkunjung
ke puskesmas Baring dengan jumlah
sebanyak 31 responden.
Sampel dalam penelitian ini adalah
semua ibu yang memiliki bayi yang berkunjung
di puskesmas Baring, selama penelitian
berlangsung dengan metode Accidental
Sampling dimana pengambilan sampel
410
dilakukan dengan mengambil responden yang
kebetulan ada dilokasi penelitian dengan
jumlah sebanyak 31 responden.
Kriteria sampel dalam penelitian ini.
a. Kriteria inklusi :
1) Semua ibu yang berada dilokasi
penelitian
selama
penelitian
berlangsung.
2) Bayi yang berumur 0-12 bulan dan
memiliki KMS
b. Kriteria eksklusi :
1) Ibu yang tidak bersedia mengisi
kuisioner yang diberikan.
2) Ibu yang tidak membawa KMS
anaknya.
Pengumpulan data
Untuk mendapatkan informasi yang
diinginkan peneliti menggunakan kuesioner
sebagai alat ukur pengumpulan data. Dalam
penelitian ini informasi didapatkan dari dua
jenis sumber data yaitu data primer dan
sekunder.
1. Editing
Upaya
untuk
memeriksa
kembali kebenaran data yang diperoleh
atau dikumpulkan.
2. Koding
Merupakan kegiatan pemberian
kode numerik (angka) terhadap data yang
terdiri atas beberapa kategori.
3. Tabulasi Data
Data-data hasil penelitian di
masukkan kedalam tabel-tabel sesuai
kinerja
untuk
memudahkan
penganalisisan data.
Analisis data
a. Analisis Univariat
Dilakukan
untuk
mendapatkan
gambaran
umum
dengan
cara
mendiskripsikan tiap variabel yang
digunakan dalam penelitian dengan
melihat distribusi frekuensi, mean,
median dan modus.
b. Analisis Bivariat
Dilakukan untuk melihat hubungan
antara variabel bebas secara sendiri
dengan
variabel
terikat
dengan
menggunakan uji statistik Chi-Square,
komputerisasi.
Setelah data ditabulasi maka pengolahan data
dilakukan dengan menggunakan computer
program SPSS
for windows 16,00 yang
meliputi : Analisis univariat dilakukan terhadap
tiap variabel dari hasil penelitian. Analisis ini
menghasilkan distribusi dan persentase dari
tiap variable yang diteliti dan Analisis bivariat
dilakukan untuk melihat hubungan antara
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
variabel independen dan dependen dengan
menggunakan uji statistik Chi-Square dengan
tingkat kemaknaan p < α (0,05). Dari hasil uji
statistik tersebut dapat diketahui tingkat
signifikan hubungan antar variabel tersebut.
HASIL PENELITIAN
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penelitian ini
bertujuan
untuk
melihat
distribusi
responden dari variabel independen yaitu
tingkat
pengetahuan
ibu,
(Tahu,
Memahami,
Aplikasi)
serta
variabel
dependen kelengkapan Imunisasi dasar
pada bayi dan data demografi responden.
Tabel 1. Distribusi frekuensi responden
berdasarkan jenis kelamin bayi di
Puskesmas Baring Pangkep
Jenis Kelamin
n
(%)
Laki-laki
9
29,0
Perempuan
22
71,0
Jumlah
31
00,0
Dari tabel 1 diatas, diketahui bahwa
anak bayi jenis kelamin laki-laki sebanyak 9
orang
(29,0%)
dan
jenis
kelamin
perempuan 22 orang (71,0%).
Tabel 2. Distribusi frekuensi responden
berdasarkan umur bayi di Puskesmas
Baring Pangkep
Umur (thn)
n
(%)
1-4 bln
15
48,4
5-8 bln
10
32,4
9-12 bln
6
19,4
Total
31
100,0
Dari tabel 2 diketahui bahwa anak
bayi yang memiliki kelompok umur tertinggi
adalah umur 1-4 bulan sebanyak 15 orang
(32,3), kemudian umur 5-8 bulan sebanyak
10 orang (32,3%) dan terendah adalah
umur 9-12 bulan sebanyak 6 orang
(19,4%).
Tabel 3. Distribusi frekuensi responden
berdasarkan tingkat pengetahuan tahu ibu
di Puskesmas Baring Pangkep
Tahu
n
(%)
Kurang Tahu
9
29,0
Tahu
22
71,0
Total
31
100,0
Dari tabel 3 diatas, diketahuai bahwa
ibu dengan tingkat pengetahuan tahu
sebanyak 22 orang (71,0%), dan ibu
dengan tingkat pengetahuan kurang
sebanyak 9 orang (29,0).
Tabel 4. Distribusi frekuensi responden
berdasarkan
tingkat
pengetahuan
memahami ibu di Puskesmas Baring
Pangkep
Memahami
n
(%)
Tidak Memahami
7
22,6
Memahami
24
77,4
Total
31
100,0
Dari tabel 4 diketahuai bahwa ibu
dengan tingkat pengetahuan memahami
sebayak 24 orang (77,4%), dan ibu dengan
tingkat pengetahuan kurang sebanyak 7
orang (22,0).
Tabel 5. Distribusi frekuensi responden
berdasarkan tingkat pengetahuan aplikasi
ibu di Puskesmas Baring Pangkep
Aplikatif
n
(%)
Tidak Aplikatif
9
29,0
Aplikatif
22
71,0
Total
31
100,0
Dari tabel 5. diketahuai bahwa ibu
dengan tingkat pengetahuan Aplikasi
sebayak 22 orang (71,0%), dan ibu dengan
tingkat
pengetahuan
Tidak
Aplikasi
sebanyak 9 orang (29,0%).
Tabel 6. Distribusi frekuensi responden
pemberian imunisasi dasar lengkap di
Puskesmas Baring Pangkep
Pemberian
n
(%)
imunisasi
Tidak lengkap
6
19,4
Lengkap
25
80,0
Total
31
100,0
Dari tabel 6 diketahuai bahwa bayi
dengan pemberian imunisasi tidak lengkap
sebanyak 6 bayi (19,6%) dan bayi dengan
pemberian imunisasi lengkap sebanyak 25
bayi (80,0%).
2. Analisis Bivariat
Tabel
7.
Hubungan
antara
tingkat
pengetahuan “tahu” ibu dengan kelengkapan
pemberian imunisasi dasar pada bayi
Tahu
Kurang
tahu
Tahu
Jumlah
Imunisasi
Tidak
Lengkap
Lengkap
n
%
n
%
n
%
5
16,1
12,9
9
29,0
1
6
3,2
19,4
21 67,7
25 80,6
p : 0,004
22
31
71,0
100,0
4
Jumlah
Berdasarkan hasil penelitian ini
didapatkan bahwa dari 31 bayi dan ibu, 9
411
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
orang ibu memiliki bayi dengan tingkat
pengetahuan kurang tahu dimana dari
jumlah tersebut 4 ibu (12,9%) memiliki bayi
dengan imunisasi lengkap dan 5 ibu
(16,1%) memiliki memiliki bayi imunisasi
tidak lengkap. Sedangkan dari 22 orang
(71,0%) ibu yang mengatakan tahu, 21
ibu (95,5%)
memiliki bayi dengan
imunisasi lengkap dan 1 ibu
(4,5%)
memiliki bayi dengan imunisasi tidak
lengkap seperti tertera pada tabel berikut:
Berdasarkan nilai hasil uji ChiSquare dengan alternatif Fisher’s Exact
Test diperoleh nilai p : 0,004 yang berarti
lebih kecil α = 0,05. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa ada hubungan
yang bermakna antara tingkat pengetahuan
tahu ibu dengan kelengkapan pemberian
imunisasi dasar pada bayi.
Tabel 8. Hubungan antara tingkat
pengetahuan “memahami” ibu dengan
Kelengkapan pemberian imunisasi dasar
pada bayi
Memahami
Imunisasi
Tidak
Lengkap
Lengkap
n
%
n
%
Tidak
4
memahami
Memahami 2
Jumlah
6
12,9
3
9,7
6,5
22 71,0
19,4 25 80,6
p : 0,014
Jumlah
n
%
7
22,6
24 77,1
31 100,0
Berdasarkan hasil penelitian ini
didapatkan bahwa dari 31 bayi dan ibunya,
7 orang (22,6%) ibu bayi memiliki tingkat
pengetahuan Tidak memahami dimana dari
jumlah tersebut 3 ibu (9,7%) memiliki bayi
dengan imunisasi lengkap dan 4 ibu
(12,9%) memiliki bayi dengan imunisasi
tidak lengkap. Sedangkan dari 24 orang
(77,4%) ibu bayi yang memiliki tingkat
pengetahuan memahami, 22 bayi (71,0%)
memiliki imunisasi lengkap dan 2 bayi
(6,5%) memiliki imunisasi tidak lengkap.
Berdasarkan nilai hasil uji ChiSquare dengan alternatif Fisher’s Exact
Test diperoleh nilai p : 0,014 yang berarti
lebih kecil α = 0,05. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa ada hubungan
yang bermakna antara tingkat pengetahuan
memahami ibu dengan kelengkapan
pemberian imunisasi dasar pada bayi.
Tabel 9. Hubungan antara tingkat
pengetahuan
“aplikatif”
ibu
dengan
Kelengkapan pemberian imunisasi dasar
pada bayi
412
Imunisasi
Tidak
Aplikatif Lengkap Lengkap
n
%
n
%
Tidak
6 19,4 3
9,7
aplikatif
0
22 71,0
Aplikatif 0
Jumlah
6
19,4 25 80,6
p : 0,000
Jumlah
n
%
9
29,0
22
71,0
31
100,0
Berdasarkan hasil penelitian ini
didapatkan bahwa dari 31 bayi dan ibunya,
9 orang (22,6%) ibu bayi memiliki tingkat
pengetahuan Tidak aplikasi dimana dari
jumlah tersebut 3 ibu (9,7%) memiliki bayi
dengan imunisasi lengkap dan 6 ibu
(19,4%) memiliki bayi dengan imunisasi
tidak lengkap. Sedangkan dari 22 orang
(77,4%)
ibu yang memiliki tingkat
pengetahuan aplikasi, 22 bayi (71,0%)
memiliki imunisasi lengkap dan 0 bayi (0
%) memiliki imunisasi tidak lengkap seperti
tertera pada tabel berikut:
Berdasarkan hasil penelitian ini
didapatkan bahwa dari 31 bayi dan ibunya,
9 orang (22,6%) ibu bayi memiliki tingkat
pengetahuan Tidak aplikatif dimana dari
jumlah tersebut 3 ibu (9,7%) memiliki bayi
dengan imunisasi lengkap dan 6 ibu
(19,4%) memiliki bayi dengan imunisasi
tidak lengkap. Sedangkan dari 22 orang
(77,4%)
ibu yang memiliki tingkat
pengetahuan aplikasi, 22 bayi (71,0%)
memiliki imunisasi lengkap dan 0 bayi (0
%) memiliki imunisasi tidak lengkap seperti
tertera.
Berdasarkan nilai hasil uji ChiSquare dengan alternaif Fixer’s Exact Test
diperoleh nilai p : 0,000 yang berarti lebih
kecil α = 0,05. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara tingkat pengetahuan
apliatif ibu dengan kelengkapan pemberian
imunisasi dasar pada bayi.
PEMBAHASAN
1. Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu
dengan kelengkapan imunisasi dasar
pada bayi
Berdasarkan
analisis
univariat
diketahuai bahwa ibu dengan tingkat
pengetahuan tahu sebayak 22 orang
(71,0%), dan ibu dengan tingkat
pengetahuan kurang sebanyak 9 orang
(29,0). Sedangkan berdasarkan tingkat
pengetahuan memahai, ibu dengan tingkat
pengetahuan memahami sebayak 24
orang (77,4%), dan ibu dengan tingkat
pengetahuan kurang sebanyak 7 orang
(22,0) dan untuk tingkat pengetahuan
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
aplikasi, ibu dengan tingkat pengetahuan
Aplikasi sebayak 22 orang (71,0%), dan
ibu dengan tingkat pengetahuan Tidak
Aplikasi sebanyak 9 orang (29,0%). Hal ini
berbanding
lurus
dengan
distribusi
pemberian imunisasi pada anak yang
dalam penelitian ini didapatkan dari 31
jumlah responden diketahuai bahwa bayi
dengan pemberian imunisasi tidak lengkap
sebanyak 6 bayi (19,6%) dan bayi dengan
pemberian imunisasi lengkap sebanyak 25
bayi (80,0%).
Sehingga berdasarkan hasil uji chi
squre dengan alternatif Fisher’s Exact Test
didapatkan bahwa terdapat hubungan
yang
bermakna
antara
tingkat
pengetauhuan ibu dengan kelengkapan
pemberian imunisasi dasar lengkap pada
bayi dengan nilai p lebih kecil dari nilai α=
0,05
dimana
untuk
masing-masing
tingkatan pengetahuan memiliki nilai yaitu
: p = 0,004 untuk tingkat pengetahuan
tahu, p = 0,0014 untuk tingkat
pengetahuan memahami dan p = 0,000
untuk tingkat pengetahuan aplikasi
Hal ini sejalan dengan teori
Notoadmijdo yang mengatakan bahwa
Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (ovent
behavior). Dari pengalaman dan penelitian
ternyata perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari
pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan.
Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Emmy Isnainia
dengan
judul
“Hubungan
Tingkat
Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap
Kepatuhan Pemberian imuinisasi dasar
pada bayi di desa Mororejo Kaliwunggu
Kabupaten
Kendal”
yang
dalam
penelitianya mengatakan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna tinggkat
pengetahuan
dengan
kepatuhan
pemberian imunisasi dasar.
Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Andrianus
Josiman dengan judul “Hubungan Antara
Tingkat
Pengetahuan
Ibu
Tentang
Imaunisasi dengan Status Kelengkapan
Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Depok 1 Yogyakarta”
yang mengatakan bahwa ada hubungan
antara tingkat pengetahuan ibu dengan
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.
Dari hasil penelitian di dapatkan
bahwa ada beberapa responden yang
mengetahui tentang imunisasi pada bayi
namun tidak mengaplikasikan nya dan ada
juga responden yang tidak mengetahui
namun mengaplikasikan, hal ini bisa saja
terjadi karena tingkat pengetahuan
seseorang menurut Notoadmojo (2005) di
pengaruhi oleh beberapa hal salah
satunya adalah sosial budaya dan
ekonomi, kebiasaan dan tradisi yang
dilakukan orang-orang tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan baik
atau buruk. Satus ekonomi sesorang juga
akan menentukan tersedianya suatu
fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan
tertentu, sehingga status sosial ekonomi
ini akan mempengaruhi pengetahuan
sesorang. Faktor yang kedua yaitu
lingkungan dimana lingkungan adalah
segala sesuatu yang ada disekitar inividu,
baik lingkungan fisik, biologis, maupun
sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap
masuknya pengetahuan kedalam individu
yang berada dalam lingkungan tersebut.
Hal ini terjadi karena adanya interaksi
timbal balik atau tidak, yang akan direspon
sebagai pengetahuan tiap individu.
Menurut pendapat peneliti semakin
tinggi pengetahuan ibu tentang imunisasi
maka semakin lengkap imunisasi dasar
pada bayinya,
semakin tinggi tingkat
pemahaman ibu tentang imunisasi maka
semakin lengkap imunisasi dasar pada
bayinya,
semakin
sering
ibu
mengaplikasikan pemberian imunisasi
semakin lengkap imunisasi dasar pada
bayinya. Jadi dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu
tentang imunisasi akan semakin lengkap
imunisasi dasar pada bayinya.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dapat
dilihat pada analisis bivariat dan pembahasan
penelitian, maka pada penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara
tingkat pengetahuan ibu dengan kelengkapan
imunisasi dasar pada bayi di Puskesmas
Baring.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilaksanakan, maka dikemukakan saran-saran
kepada pihak terkait, yaitu sebagai berikut :
Bagi ibu diharapkan dapat mengetahui
pentingnya kelengkapan imunisasi dasar pada
bayi, bagi puskesmas Baring hendaknya
mengadakan penyuluhan tentang manfaat
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi, Bagi
tenaga
kesehatan
dalam
memberikan
penyuluhan
kesehatan
diharapkan
memberikan informasi yang objektif kepada
ibu-ibu yang datang mengimunisasiikan
413
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
anaknya, serta Bagi peneliti kiranya dapat
bermanfaat bagi peneliti-peneliti yang lain di
masa mendatang untuk meneruskan dan lebih
mendalaminya serta dapat dijadikan sebagai
bahan bacaan untuk penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
A.Aziz Alimul Hidayat, 2010.Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif. Health Books Publising,
Surabaya
Anik Maryunani, 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. CV. Trans Info Media, Jakarta
Atikah Proverawati dan Citra setyo Dwi Andhini, 2010. Imunisasi dan Vaksinasi. Nuha ArtTheam, Yogyakarta
A.Wawan dan Dwei M, 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Medika Book,
Yogyakarta
Dameria Saragih, 2010. Panduan Praktik Keperawatan. RT Intan Sejati, Citra Aji Parama, Yogyakarta
Depkes RI, 2009. Pengetahuan Ibu Balita Tentang Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi. (Online),
(http://mazanto10.blogspot.com/2013/02/hubungan-tingkat-pengetahuan-dan-sikap.html), diakses tanggal
11Juni 2013
Deslidel, Zuchrah Hasan, Rully Hervrialni, Yan Sartika, 2011. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita, Buku
Kedokteran EGC. Jakarta
Indonesia, 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi Bab I.
(online), (anekamakalahkita.blogspot.com) di akses tanggal 8 April 2013
Nursalam, 2011, Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika, Jakarta
Prof. Dr. Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Alfabeta, CV. Bandung
Shahibul Ahyan, 2012. Pengertian Imunisasi. (online), (shahibul1628.wordpress.com), diakses pada tanggal 4
April 2013
Soedjatmiko, 2009. Hmpir Semua Bayi Diseluruh Dunia Di Imunisasi Setiap Tahun. (online), (www.idal.or.id),
diakses pada tanggal 27 Maret 2013
Sudarti dan FauziahAfroh, 2012.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonates Bayi Dan Anak Balita.Cetakan pertama,
Nuha Medika, Yogjakarta
Sujono Riyadi dan Sukarmin, 2009. Asuhan Keperawatan Pada Anak, Graha Ilmu, Yogyakarta
Supartini,
2009.
Hubungan
Tingkat
Pegetahaun
Dan
Sikap.
(http://mazanto10.blogspot.com/2013/02/hubungan-tingkat-pengetahuan-dan-sikap.html),
tanggal 11 Juni 2013
di
(Online),
akses
Sunarti, 2012. Pro Kontra Imunisasi Bahaya, Manfaat, dan Tips Alternatif. Hanggar Kreator, Hanggar Krearor,
Yogyakarta
Tawi, 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap. (online), (http://mazanto10.blogspot.com/2013/02/hubun
gan-tingkat-pengetahuan-dan-sikap.html), di akses tanggal 11 Juni 2013
VivianNannyLia Dewi, 2011. Asuhan Neonates Bayi dan Anak Balita. Cetakan ketiga, Salemba Medika, Jakarta
414
Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 4 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
Download