BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

advertisement
BAB III
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan penguatan
kapasitas fiskal daerah, Pemerintah Daerah diberi kewenangan
yang lebih besar untuk mewujudkan kemandirian keuangan melalui
desentralisasi fiskal yang diatur dengan peraturan perundangundangan. Beberapa peraturan yang terkait langsung dengan hal
tersebut adalah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah, dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah.
Kemandirian keuangan daerah menjadi sangat penting, baik
dari sisi pendapatan (revenue), maupun dari sisi pengeluaran
(expenditure) agar Pemerintah Daerah memiliki kemampuan yang
lebih kuat untuk mendesain dan melaksanakan kegiatan-kegiatan
yang bersifat stimulan bagi peningkatan kesejahteraan rakyat
sesuai dengan aspirasi dan karakteristik masyarakatnya masingmasing.
Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan
terus
peningkatan
menerus
menggiatkan
pendapatan
daerah,
upaya
khususnya
mengoptimalkan
Pendapatan
Asli
Daerah (PAD), karena menajemen pemungutan PAD berada di
dalam ranah kebijakan Pemerintah Daerah sendiri, berbeda dengan
Dana
Perimbangan
yang
kebijakannya
merupakan
domain
Pemerintahan Pusat. Hal ini sesuai pula dengan Kebijakan Umum
Anggaran di bidang Pendapatan Daerah Tahun 2011 yang tetap
diarahkan pada upaya peningkatan pendapatan daerah melalui
LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011
31
optimalisasi pengelolaan pendapatan daerah sesuai potensi dan
kewenangan
yang
ada
berdasarkan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan yang berlaku, dengan tetap mengedepankan
pertimbangan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat.
Optimalisasi pengelolaan pendapatan daerah dilakukan dengan
mensinergikan program intensifikasi dan ekstensikasi sumbersumber pendapatan daerah. Intensifikasi difokuskan pada upaya
peningkatan
kualitas
penyederhanaan
pelayanan
birokrasi,
pajak
dan
peningkatan
retribusi
tertib
daerah,
administrasi,
penegakan sanksi, peningkatan komunikasi dan informasi kepada
masyarakat serta reformasi sistem perpajakan daerah sebagai
salah satu tujuan implementasi Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan Nomor 10 tahun 2010 tentang Pajak Daerah. Sedangkan
ekstensifikasi difokuskan pada upaya penyesuaian regulasi atas
pengelolaan retribusi daerah menyusul ditetapkannnya UndangUndang No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah.
1. Intensifikasi Sumber-Sumber PAD
Intensifikasi adalah upaya peningkatan PAD melalui proses
optimalisasi pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah
yang selama ini telah dikelola oleh pemerintah daerah. Pada
tahun 2011, intensifikasi pengelolaan PAD meliputi :
a. Peningkatan
melalui
pelayanan
teknologi
kualitas
pelayanan,
peningkatan
dan
Samsat
Unggulan,
informasi
dalam
antara
lain
pengembangan
pemanfaatan
pelayanan
Pajak
Daerah dan sistem pelaporan Pajak Daerah, dan
penyederhanaan sistem dan prosedur pelayanan
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
b. Peningkatan sarana dan prasarana, antara lain melalui
renovasi dan pengembangan kantor dan sarana pelayanan
untuk
meningkatkan
kenyamanan
masyarakat
dalam
membayar Pajak dan Retribusi Daerah.
c. Peningkatan
kualitas
SDM,
melalui
pelatihan
maupun
bimbingan teknis tentang pengelolaan pendapatan daerah.
e. Peningkatan tertib administrasi pemungutan Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah pada seluruh SKPD pengelola PAD.
f. Koordinasi
yang
intensif
dan
efektif,
yaitu
dengan
meningkatkan kerjasama dengan seluruh SKPD pengelola
pendapatan, termasuk dengan instansi vertikal dalam hal
intensifikasi Dana Bagi Hasil dan Pendapatan Lain-Lain yang
Sah.
g. Peningkatan
ketaatan
masyarakat
dalam
memenuhi
kewajibanya membayar Pajak Daerah melalui sosialisasi,
peningkatan pengawasan dan penegakan sanksi.
2. Ekstensifikasi Sumber-Sumber PAD
Ekstensifikasi merupakan upaya peningkatan pendapatan
Daerah melalui perluasan dan/atau penambahan obyek dan
subyek sumber-sumber pendapatan Daerah.
Pada tahun 2011 upaya ekstensifikasi yang dilakukan antara
lain dengan:
a. menerapkan
Peraturan
secara
efektif
Daerah
provinsi
Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun
2010 tentang Pajak Daerah, yang
antara lain menetapkan:
− Penambahan
objek
Pajak
Kendaraan
Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBNKB) yang baru,
yaitu kendaraan milik Pemerintah;
− Peningkatan tarif pajak:
LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011
33
i.BBNKB
penyerahan
I
dari
10% mejdi 12,5% dari Nilai
Jual Kendaraan bermotor;
ii.Pajak
Bahan
Bakar
Kendaraan
(PBBKB)
Bermotor
dari
5%
menjadi
7,5% dari nilai jual, kecuali
untuk
bahan
bakar
bersubsidi.
iii.Pemberlakuan
progresif
PKB
pajak
pada
tahun
2012.
b. Penyusunan,
penetapan
pembahasan
3
(tiga)
dan
peraturan
daerah di sektor retribusi daerah,
yaitu
Perda
tentang
No.9
Retribusi
Tahun
Jasa
2011
Umum,
Peraturan Daerah Nomor 10 tahun
2011 tentang Retribusi Perizinan
Tertentu, dan Peraturan Daerah
No.1 tahun 2011 tentang Retribusi
Jasa Usaha.
3.
Sumber-Sumber Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan
a. Pendapatan Asli Daerah :
1) Pajak Daerah :
-
Pajak Kendaraan Bermotor
-
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
-
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;
-
Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan.
2) Retribusi Daerah :
-
Retribusi Pelayanan Kesehatan;
-
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;
-
Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah;
-
Retribusi Izin Trayek;
-
Retribusi Izin Usaha Perikanan.
3) Hasil Pengelolaan Keuangan Daerah yang Dipisahkan :
- Bagian Laba Atas Perusda ;
- Penyertaan Saham pada:
•
PT. Bank Sulselbar;
•
PT. ASKRIDA;
•
PT. KIMA;
•
PT. GMTD.
4) Lain-Lain PAD yang Sah :
-
Penjualan Kekayaan Daerah/Asset
yang tidak dipisahkan;
-
Jasa Giro Kas Daerah;
-
Tuntutan Ganti Kerugian Daerah;
-
Pendapatan Denda dari
Keterlambatan Pelaksanaan
Pekerjaan;
-
Pendapatan Denda Pajak;
-
Pendapatan dari Pengembalian;
-
Sumbangan Pihak Ketiga;
-
Lain-lain PAD Yang Sah Lainnya.
b. Dana Perimbangan :
1) Bagi Hasil Pajak :
-
Pajak Bumi dan Bangunan;
-
Pajak Penghasilan Pasal 25 dan 29
Wajib Pajak Pribadi dalam Negeri dan
PPh Pasal 21;
LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011
35
-
Bagi
Hasil
Cukai
Hasil
Tembakau
(sejak Tahun 2010)
2) Bagi Hasil Bukan Pajak / Sumber Daya Alam :
-
Provisi Sumber Daya Hutan;
-
Iuran Tetap/Landrent;
-
Iuran Eksploitasi/Royalty;
-
Penerimaan
dari
sektor
Pertambangan Gas Bumi (sejak Tahun
2011).
3) Dana Alokasi Umum.
4) Dana Alokasi Khusus.
c. Lain-Lain Pendapatan Yang Sah.
-
Tambahan Penghasilan Guru PNSD;
-
Dana
Penguatan
Infrastruktur
dan
Prasarana Daerah (DPIPD).
4. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah
Pada Tahun 2011, total pendapatan daerah mencapai
Rp3.110.759.720.536,98
ditetapkan
sebesar
dengan
realisasi
atau
100,12
%
dari
Rp3.106.899.564.184,20.
tahun
target
yang
Dibandingkan
sebelumnya
sebesar
Rp2.564.075.934.897,33 terjadi peningkatan sebesar 21,32%.
Pendapatan tersebut bersumber dari Pendapatan Asli Daerah,
Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah.
Khusus PAD, realisasi penerimaan tahun 2011 mencapai
Rp1.959.708.781.233,98
ditetapkan
realisasi
sebesar
atau
99,39
%
dari
Rp1.971.718.453.964,20.
tahun
sebelumnya
target
yang
Dibandingkan
yang
sebesar
Rp1.545.589.709.031,33 terjadi peningkatan sebesar 26,79%.
Untuk
Dana
Perimbangan,
Rp1.106.989.189.303,00
ditetapkan
sebesar
atau
realisasinya
101,45%
dari
Rp1.091.119.360.220,00.
mencapai
target
yang
Dibandingkan
dengan
realisasi
tahun
sebelumnya
yang
sebesar
Rp959.942.494.138,00 terjadi peningkatan sebesar 15,32%.
Adapun
Pendapatan
Rp44.061.750.000,00
ditetapkan
sebesar
Lain-Lain
atau
yang
100,00 %
Sah
mencapai
dari target yang
Rp44.061.750.000,00.
Pencapaian
ini
menurun sebesar 24,74% dari realisasi tahun sebelumnya yang
sebesar Rp58.543.731.728,00.
Untuk selengkapnya, rincian Penerimaan Pendapatan
Daerah
Provinsi
Sulawesi
Selatan
Tahun
2010
adalah
sebagaimana pada tabel berikut:
TABEL 3.1
TARGET DAN REALISASI PENDAPATAN DAERAH
PROVINSI SULAWESI SELATAN TA.2011
DAN PERBANDINGANNYA DENGAN REALISASI TA. 2010
NO
JENIS PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI
DAERAH (PAD)
I.
A
PAJAK DAERAH
B
RETRIBUSI DAERAH
HASIL PERUSDA DAN
KEKAYAAN DAERAH
YANG DIPISAHKAN
LAIN-LAIN P A D YANG
SAH
C
D
II.
DANA PERIMBANGAN
%
CAPAIAN
2011
% / TUMB
REAL. DR
2010
1.959.708.781.233,98
99,39
26,79
1.733.492.252.968,20
1.729.141.431.429,50
99,75
29,54
108.560.876.582,73
112.592.521.050,00
111.676.007.398,98
99,19
2,87
51.551.621.433,08
62.366.615.388,00
62.366.615.388,00
100,00
20,98
50.673.190.257,52
63.267.064.558,00
56.524.727.017,50
89,34
11,55
REALISASI 2010
TARGET 2011
REALISASI 2011
1.545.589.709.031,33
1.971.718.453.964,20
1.334.804.020.758,00
101,45
15,32
BAGI HASIL
224.389.792.670,00
232.475.391.220,00
248.345.220.303,00
106,83
10,68
Bagi Hasil Pajak
Bagian Hasil Bukan
Pajak/ S D A
217.385.913.240,00
215.496.504.253,00
230.606.604.752,00
107,01
6,08
7.003.879.430,00
16.978.886.967,00
17.738.615.551,00
104,47
153,27
B
DANA ALOKASI UMUM
706.276.399.000,00
816.757.969.000,00
816.757.969.000,00
100,00
15,64
C
DANA ALOKASI KHUSUS
29.276.302.468,00
41.886.000.000,00
41.886.000.000,00
100,00
43,07
58.543.731.728,00
44.061.750.000,00
44.061.750.000,00
100,00
58.543.731.728,00
44.061.750.000,00
44.061.750.000,00
100,00
A.
1
2
III.
LAIN-LAIN PENDAPATAN YG SAH
Dana Penyesuaian
959.942.494.138,00
1.091.119.360.220,00
LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011
1.106.989.189.303,00
37
-24,74
-24,74
TOTAL PENDAPATAN
2.564.075.934.897,33
3.106.899.564.184,20
3.110.759.720.536,98
100,12
5. Perbandingan Realisasi Pendapatan Daerah 2011 dengan
Proyeksi RPJMD
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
Nomor 12 Tahun 2008 tentang RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2008-2013, proyeksi pendapatan daerah ditetapkan
sebesar Rp2.907.154.4689.671,46, sedangkan realisasi real total
pendapatan TA.2011 adalah sebesar Rp3.110.759.720.536,98.
Dengan demikian realisasi pendapatan TA.2011 telah melampaui
proyeksi
RPJMD
untuk
tahun
yang
sama
sebesar
Rp203.605.251.865,52, atau 7%.
Pelampauan proyeksi tersebut bersumber dari PAD dan LainLain Pendapatan yang sah. Untuk PAD, realisasi riel TA.2011
telah melampaui proyeksi RPJMD sebesar Rp441.533.240.317,98
atau 29,08%. Dimana proyeksi RPJMD PAD TA.2011 adalah
sebesar Rp1.518.175.540.916. sedangkan realisasi PAD adalah
sebesar
Rp1.959.708.781.233,98.
Pelampauan
tersebut
bersumber dari Pajak Daerah sebesar Rp370.956.657.049,50
atau 27,31%; Retribusi Daerah sebesar Rp34.376.188.158,98
atau
44,47%;
Hasil
Pengelolaan
Kekayaan
Daerah
yang
Dipisahkan sebesar Rp8.734.858.233,00 atau 16,29 % dan Lainlain PAD yang Sah sebesar Rp27.465.536.876,50 atau 94,52%
dari proyeksi RPJMD.
Untuk Penerimaan Lain-lain Pendapatan yang Sah, realisasi
riel TA.2011 mengalami peningkatan yang sangat signifikan
sebesar Rp40.050.573.672,00 atau 998,47%. Dimana Proyeksi
RPJMD untuk penerimaan dari Lain-lain Pendapatan yang Sah
TA.2011 sebesar Rp4.011.176.328,00 sedangkan realisasi tahun
tersebut
adalah
sebesar
Rp44.061.750.000,00.
Hal
ini
21,32
disebabkan meningkatnya koordinasi antara Pemerintah Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan dengan Pemerintah Pusat.
Adapun penerimaan jenis penerimaan yang tidak mencapai
proyeksi RPJMD adalah Dana Perimbangan. Hal ini disebabkan
karena dalam beberapa tahun terakhir, terjadi pergeseran
kekuatan fiskal daerah yang lebih dominan ke PAD sehingga
mempengaruhi formulasi pembagian Dana Alokasi Umum yang
diterima. Sebagai dana penyeimbang yang berfungsi untuk
menutup fiscal gap antara fiscal need dan fiscal capacity, jumlah
DAU yang diterima oleh Daerah akan menurun persentasenya
seiring dengan meningkatnya penerimaan PAD-nya, walaupun
dari
sisi
jumlah
penerimaan
Dana
tetap
mengalami
bagi
Hasil
Pajak
kenaikan.
yang
Selain
itu,
bersumber
Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan tidak diterima lagi oleh
Pemerintah Provinsi karena sumber pendapatan tersebut telah
dialihkan
menjadi
kewenangan
Pemerintah
Kabupaten/Kota
mulai Tahun 2011.
6. Permasalahan
dalam
Pengelolaan
Pendapatan
Daerah
Pertumbuhan total Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan selama periode 2008-2011 rata-rata sebesar 13%
pertahun, sedangkan
pertahun.
Pajak
pertumbuhan PAD
Daerah
sebagai
primadona
rata-rata
PAD
17%
dengan
kontribusi rata-rata sebesar 86% per tahun, meningkat rata-rata
sebesar 18% per tahun. Tingginya pertumbuhan pendapatan
daerah dipicu oleh tingginya peningkatan ekonomi masyarakat
Sulawesi Selatan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
yang kini lebih merata.
Dari
aspek
pengelolaan,
pemerintah
daerah
masih
menghadapi hambatan atau permasalahan, di antaranya adalah:
LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011
39
a. Terbatasnya kewenangan Pemerintah Daerah
dalam
mengelola
pendapatannya.
jenis-jenis
Terdapat
sumber
banyak
jenis
pelayanan yang cukup potensil untuk menjadi
sumber
pendapatan
dari
sektor
Retribusi
namun tidak diatur dalam Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 sehingga tidak dapat
dipungut Daerah.
b. Sumber-sumber pendapatan yang potensinya
besar
masih
dikuasai
oleh
Pemerintahan
Pusat;
c. Bagi hasil pendapatan yang diterima oleh
Pemerintah Daerah dari Pemerintah Pusat
belum mencerminkan aspek pemerataan dan
pendistribusian hasi-hasil kekayaan Daerah
secara adil kepada seluruh Daerah;
d. Asset daerah yang potensil sebagai sumber
pandapatan
belum
menghasilkan
PAD
sebagaimana yang diharapkan;
e. Perusahaan Daerah tidak memberi kontribusi
sebagai penghasil PAD;
f. Pertisipasi BUMN/Perusahan Swasta Nasional
yang beroperasi di Sulawasi Selatan belum
memadai
dalam
mendukung
ketersediaan
dana pembangunan;
g. Terbatasnya kemampuan keuangan Daerah,
sehingga penerapan teknologi informasi dalam
pengelolaan PAD masih rendah dan sarana
pelayanan belum memadai;
7. Solusi
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut di
atas, Pemerintahan Daerah telah
mengupayakan
berbagai
kegiatan yang terangkum dalam program strategis peningkatan
pendapatan
daerah
melalui
program
intensifikasi
dan
ekstensifikasi tahun 2011 sebagaimana yang telah diuraikan
sebelumnya, yaitu dengan melakukan :
a. Koordinasi yang intensif dan sinkronisasi
yaitu dengan meningkatkan kerjasama
dengan
seluruh
pendapatan,
SKPD
termasuk
pengelola
pula
instansi
vertikal dalam hal intensifikasi Dana Bagi
Hasil;
b. Melakukan penyesuaian regulasi sesuai
ketentuan yang berlaku;
c. Peningkatan
sarana
dan
prasarana
pelayanan, serta peningkatan pelayanan
melalui pemanfaatan teknologi informasi
secara
bertahap
sesuai
dengan
kemampuan keuangan daerah;
d. Peningkatan
kualitas
SDM
aparatur
pengelola pendapatan daerah;
e. Sosialisasi
peraturan
perundang-
undangan dalam rangka meningkatkan
ketaatan masyarakat membayar Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah;
f. Peningkatan pengawasan, pengendalian,
monitoring
dan
evaluasi
pengelolaan
PAD.
B. Pengelolaan Belanja Daerah
1. Kebijakan Umum Belanja Daerah
LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011
41
Pengelolaan Belanja Daerah memiliki ciri hemat, tepat guna
dan tepat sasaran, ekonomis, transparan dan bertanggungjawab
dengan tetap memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
Kebijakan Pengelolaan Belanja Daerah menyangkut kewajiban
daerah dalam rangka membayar kebutuhan belanja yang telah
direncanakan
program
dan
kegiatan
penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik atau kegiatan pembangunan
yang
telah
ditetapkan
dalam
penyusunan
kebijakan
umum
anggaran APBD yang dilanjutkan pada penyusunan prioritas plafon
anggaran sementara sebagai pedoman untuk menyusun program
dan kegiatan yang dituangkan pada rancangan APBD selanjutnya
dibahas
bersama
DPRD
untuk
ditetapkan
sebagai
Peraturan
Daerah.
Secara umum Kebijakan Belanja Daerah tetap mengacu pada
Ketentuan
Peraturan
Perundang-undangan
yang
berlaku
sebagaimana telah diatur dalam undang-undang Nomor 17 tahun
2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang nomor 1
tahun
2004
tentang
Perbendaharaan
Negara.
Kebijakan
pengelolaan belanja daerah dimaksud tentunya adalah menjamin
kelancaran pendanaan program/kegiatan
dan biaya operasional
pemerintah daerah yang telah direncanakan dalam APBD dalam
upaya
mendorong
peningkatan
kinerja
pelayanan
kepada
masyarakat, yang diharapkan akan meningkatkan partisipasi dalam
pelaksanaan pembangunan. Sejalan dengan hal tersebut, kebijakan
belanja daerah lebih menekankan pengendalian likwiditas, upaya
tertib dan mantapnya penyelenggaraan sistem akuntansi dan
pertanggungjawaban keuangan daerah. Untuk itu kebijakan umum
belanja daerah diarahkan pada kebijakan pembangunan secara
umum pada tahun 2011 meliputi :
1) Peningkatan Kualitas Pelayanan untuk Pemenuhan Hak
Dasar,
dengan
pembangunan
masyarakat.
sasaran
manusia.
yaitu
;
Meningkatnya
Meningkatnya
Meningkatnya
mutu
kualitas
pendidikan.
indeks
kesehatan
Berkurangnya
jumlah penduduk kurang pangan dan gizi serta meningkatnya
persentase lingkungan / perumahan sehat, sanitasi dan air
bersih.
2) Peningkatan Industri Pengolahan hasil Pertanian,
dengan sasaran yaitu; Peningkatan Investasi. Peningkatan Nilai
PDRB tahun 2011. Peningkatan Pendapatan Perkapita tahun
2011.
Kenaikan
pertumbuhan
daya
ekonomi.
beli
masyarakat.
Pengembangan
Peningkatan
kewirausahaan
dan
keunggulan kompetitif UMKM sebagai usaha unggulan serta
Menurunnya jumlah Pengangguran Terbuka.
3) Pengembangan Energi dan Infrastruktur Wilayah, dengan
sasaran
yaitu,
Meningkatnya
kualitas
dan
ketersediaan
Infrastruktur Wilayah guna mendorong laju peningkatan aktifitas
perekonomian
dan
pembangunan
sumberdaya
pengelolaan
sosial
sumberdaya
kemasyarakatan.
energi
energi
Penambahan
listrik.
alternatif
Meningkatkan
sebagai
energy
pengganti Migas.
4) Peningkatan
Kualitas
Kelembagaan
dan
Sumberdaya
Manusia, dengan sasaran, Pengembangan kualitas sumberdaya
manusia
dalam
pengelolaan
pemerintah
dan
masyarakat.
Menguatnya nilai-nilai budaya lokal yang berbasis pada nilai-nilai
budaya
bahari
kelembagaan
dan
keagamaan.
masyarakat
yang
Tumbuh
tangguh
kembangnya
dan
mandiri.
Tumbuhkembangnya masyarakat yang mandiri. Terciptanya
tenaga kerja yang profesional berdasarkan kebutuhan pasar
tenaga
kerja.
Terwujudnya
organisasi
pemerintah
daerah
sebagai organisasi pembelajar yang mengikuti kaidah-kaidah
good governance, serta berbasis pada misi (mission-driven).
LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011
43
Terbentuknya SKPD sebagai unit kerja yang mandiri dan
profesional dalam menyelenggarakan misinya.
5) Peningkatan Kualitas Pengelolaan Sumber Daya Alam,
dengan
sasaran,
Meningkatnya
produktivitas
khususnya
komoditas unggulan pada sektor pertanian. Terpeliharanya
kondisi dan kualitas lingkungan hidup/ berkurangnya kerusakan
lingkungan hidup. Berkurangnya tingkat kerusakan DAS dan
luasan
lahan
Meningkatnya
kepentingan
kritis
khususnya
peran
dalam
serta
pada
kawasan
masyarakat
pengelolaan
dan
lingkungan
hutan.
pemangku
hidup
serta
Ekstensifikasi dan diversifikasi pada areal pengelolaan lahan
khususnya pada sektor pertanian.
Oleh karena itu Kebijakan Belanja APBD Tahun Anggaran 2011
merupakan implementasi pengalokasian anggaran pada program
dan kegiatan pemerintahan dan
pembangunan Tahun Anggaran
2011 sebagaimana tertuang dalam penjabaran Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan Tahun 2011 antara lain :
1. Program Penuntasan Wajib Belajar 12 Tahun.
2. Program
Peningkatan
Kualitas
dan
Distribusi
Fasilitasi
Pendidikan.
3. Program Peningkatan pelayanan akses masyarakat terhadap
Fasilitas
Pendidikan
dengan
terpenuhinya
dan
tersalurnya
bantuan fasilitas pendidikan.
4. Program Pemberantasan Buta Aksara
5. Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat.
6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat.
7. Program Promosi dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat.
8. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.
9. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air
Limbah.
10.Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan.
11.Program Pengembangan Agrobisnis dan Agroindustri.
12.Program
Peningkatan
Penerapan
Teknologi
Pertanian
dan
Perikanan.
13.Program Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Produksi Pertanian
dan Perikanan.
14.Program Peningkatan Ketersediaan dan Cadangan Pangan serta
Penanganan Kerawanan Pangan.
15.Program Pelatihan Keterampilan dan Perluasan Kesempatan
Kerja.
16.Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi.
17.Program Pengelolaan dan Pengembangan ekspor.
18.Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah.
19.Program Penataan Struktur Industri.
20.Program Pengembangan Desa Mandiri Pangan.
21.Program
Pembinaan
dan
Pengembangan
Bidang
Ketenagalistrikan.
22.Program Penguasaan dan Pengembangan Aplikasi serta
Teknologi Energi dan Kelistrikan.
23.Program Pembangunan Center Point Of Indonesia.
24.Program Pengembangan, Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan
Jaringan Pengairan.
25.Program Pengembangan Infrastruktur Pedesaan.
26.Program Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.
27.Program Pengembangan Destinasi Keparawisataan.
28.Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Masyarakat
Perdesaan.
29.Program Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Tepat
Guna.
30.Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Pemerintah
Daerah.
31.Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja.
LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011
45
32.Program Pengembangan Nilai-Nilai Budaya Lokal.
33.Program Peningkatan Keamanan dan Pemeliharaan Ketentraman
Masyarakat.
34.Program Kerjasama Informasi dengan Mass Media.
35.Program Peningkatan Kualitas dan Profesionalisme Anggota
Dewan.
36.Program Penguatan Kelembagaan Legislatif.
37.Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan
Hidup.
38.Program Perlindungan Hutan dan Konservasi Sumberdaya Alam.
39.Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air
Limbah.
40.Program Peningkatan Penanggulangan Lahan Kritis.
41.Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai.
42.Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Bencana.
Sasaran dan tujuan penganggaran Belanja Daerah Pemerintah
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2011, adalah untuk
mendukung
pendanaan
dalam
rangka
penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan sebagaimana agenda yang telah
ditetapkan
pelaksanaan
dalam
RPJMD
asas-asas
dengan
pengelolaan
tetap
mengedepankan
keuangan
negara/daerah
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
APBD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2011 disusun
dengan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37
Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2011, Permendagri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Permendagri Nomor 59 Tahun
2007, Penyusunan perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan
Belanja Daerah yang menganut pada prinsip berbasis prestasi kerja
yang berorientasi pada pencapaian hasil (outcome) dari alokasi
anggaran biaya yang telah ditetapkan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka pengelolaan belanja
daerah menganut kebijakan pengalokasian dana dengan susunan
sebagai berikut :
a. Belanja Tidak Langsung
Belanja
Tidak
Langsung
merupakan
belanja
yang
dianggarkan untuk menutup kebutuhan belanja yang tidak
terkait secara langsung dengan pelaksanaan program/kegiatan
SKPD sebagaimana dimaksud ketentuan pasal 36 ayat (2)
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah
dituangkan dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran dan
APBD Tahun Anggaran 2011 meliputi :
1. Belanja Pegawai
2. Belanja Bunga
3. Belanja Hibah
4. Belanja Bantuan Sosial
5. Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kab/Kota dan Pemerintah
Desa.
6. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota
dan Pemerintah Desa.
7. Belanja Tidak Terduga
Adapun komponen belanja tidak langsung dapat diuraikan
sebagai berikut:
1.1. Belanja Pegawai
Kebijakan belanja Pegawai Tahun Anggaran 2011,
menyangkut
hal-hal sebagai berikut :
a. Menyiapkan Anggaran gaji PNS antara 5-15 % sesuai
kebijakan pemerintah.
b. MEnyiapkan
anggaran
LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011
acress
2,5
%
47
untuk
mengantisipasi KGB, tunjangan keluarga, mutasi jumlah
jiwa, dan mutasi jabatan.
c. Pembayaran Gaji ke-13
d. Kenaikan
Tambahan
Penghasilan
PNS
sebesar
Rp.500.000,e. Biaya Operasional DPRD dan KDH/WKDH
f. Belanja Komunikasi Instensif DPRD, dan
g. Biaya Pajak Daerah bagi aparat pemungut.
1.2. Belanja Bunga
a. Belanja Bunga Hutang yang dialokasikan dalam APBD
Tahun Anggaran 2011, adalah sisa pembayaran bunga
atas pinjaman Pemrintah Provinsi Sulawesi Selatan yang
bersumber dari OECF Tahun 1996 yang lalu dalam
rangka Pembangunan Sarana Air bersih di Kota Makassar
sebagai sharing pembiayaan antara Pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kota Makassar.
b. Pada Tahun Angaran 2011 dialokasikan dana untuk,
kewajiban
pembayaran
bunga
tetap
atas
pinjaman
tersebut diatas.
1.3. Belanja Hibah
Belanja hibah dianggarkan untuk mendukung fungsi
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dilakukan
oleh pemerintah lainnya, semi pemerintah atau Perusahaan
Daerah serta masyarakat dan organisasi kemasyarakatan.
Pemberian hibah dalam bentuk uang, barang dan/atau
jasa kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya,
perusahaan
daerah,
masyarakat,
organisasi
kemasyarakatan yang secara spesifik telah ditetapkan
peruntukannya. Belanja hibah ini secara selektif diberikan
dengan
mempertimbangkan
kemampuan
keuangan
daerah, rasionalitas dan ditetapkan dengan keputusan
Kepala Daerah sepanjang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan.
Kebijakan pemberian Hibah Daerah ditingkatkan dari
tahun ketahun sesuai kemampuan keuangan daerah.
Pada
Tahun
Anggaran
Anggaran
Pendapatan
2011
dan
dialokasikan
Belanja
Sulawesi Selatan sebesar
Daerah
pada
Provinsi
Rp. 104.818.000.000
dengan perincian sebagai berikut :
 Belanja
Hibah
kepada
Badan/Lembaga/Organisasi
Swasta sebesar Rp. 104.818.000.000,-.
1.4. Belanja Bantuan Sosial
 Belanja Bantuan Sosial adalah pemberian bantuan
yang secara spesifik belum ditetapkan peruntukannya.
 Penganggarannya dilakukan secara selektif.
 Memperhatikan azas keadilan dan pemerataan dalam
upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, sebagai
implementasi
Sulawesi
dari
Selatan
meningkatkan
organisasi
komitmen
untuk
Pemerintah
tetap
pemberdayaan
maupun
Provinsi
mendukung
masyarakat,
kelompok
serta
dan
baik
organisasi
keagamaan.
 Penganggaran Bantuan Sosial pada Tahun Anggaran
2011 tetap menjadi perhatian Pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan, namun jumlahnya dikurangi secara
bertahap sesuai ketentuan perundang-undangan. Pada
tahun
anggaran
2011
dianggarkan
pada
Belanja
Bantuan Sosial Organisasi Kemasyarakatan sebesar
Rp. 33.893.500.000,1.5.
Belanja
LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011
Bagi
Hasil
kepada
49
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa
 Penganggaran
Belanja
Bagi
hasil
mengacu
pada
peraturan yang berlaku.
 Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam tahun
Anggaran 2011 berkewajiban untuk mengalokasikan
dana bagi hasil kepada Pemerintah Kabupaten/Kota
dan Pemerintah Desa, khususnya yang bersumber dari
pajak daerah yang dihitung berdasarkan ketentuan
yang berlaku secara proporsional.
 Peningkatan jumlah anggaran belanja Bagi hasil sangat
berkaitan langsung dengan peningkatan PAD, sehingga
anggaran
Bagi
berdasarkan
Hasil
target
di
Tahun
penerimaan
2011
PAD
dihitung
pada
tahun
Anggaran 2010. Anggaran untuk Belanja Bagi hasil
kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa
pada APBD T.A. 2011 sebesar Rp.681.996.825.626,41.
1.6. Belanja
Bantuan
Keuangan
kepada
Provinsi/Kabupaten/ Kota dan Pemerintah Desa
 Pemberian
belanja
Bantuan
Pemerintah Kabupaten/Kota
Keuangan
kepada
dan Pemerintah
Desa
serta Pemerintah Daerah lainnya, pada hakekatnya
dilakukan dalam kerangka kebijakan untuk mendorong
dan mensupport akselerasi kegiatan pembangunan di
daerah dan desa. Pada APBD T.A. 2011 dialokasikan
dana
sebesar
Rp.
491.868.634.049,25
dengan
perincian sebagai berikut :
a. Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota
sebesar Rp. 459.989.634.049,25.
b. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Desa sebesar
Rp. 31.879.000.000.
1.7. Belanja Tidak Terduga.
 Tujuan pembiayaan untuk Belanja Tidak terduga yang
disediakan adalah untuk :
a.
Penanggulangan bencana alam.
b. Penanggulangan bencana sosial.
c. Kegiatan tanggap darurat dalam rangka pencegahan
gangguan
terhadap
pemerintahan
stabilitas
demi
penyelenggaraan
terciptanya
keamanan,
ketentraman dan ketertiban masyarakat di daerah.
 Penganggaran Belanja Tidak Terduga pada Tahun
Anggaran
2011
tetap
dipersiapkan
untuk
mengantisipasi hal-hal tersebut diatas dengan jumlah
anggaran Sebesar Rp.27.500.000.000.
b. Belanja Langsung
Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan
terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan
kegiatan SKPD. Belanja Langsung yang telah dialokasikan pada
program
dan
kegiatan
SKPD
sebagai
implementasi
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah terdiri atas
Urusan Wajib dan Urusan Pilihan yang selanjutnya dijabarkan
kedalam tujuh agenda pembangunan sebagai berikut :
1) Agenda
pembangunan
peningkatan
Kualitas
pendidikan dan Kesehatan Masyarakat.
Prioritas
kebijakan
keuangan
diarahkan
pada
urusan
kesehatan, pendidikan termasuk pendidikan gratis, dan
lingkungan permukiman dengan alokasi belanja sebesar
21,64 persen dari APBD.
2) Pada Agenda Peningkatan dan pemerataan
Kesejahteraan Masyarakat.
Kebijakan keuangan untuk program disektor pertanian,
LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011
51
ketahanan
pangan,
koperasi,
tenaga
kerja
dan
penanggulangan bencana sebesar 6,84 persen dalam APBD
dari total belanja langsung.
3) Pada Agenda Perwujudan Keunggulan Lokal
untuk
memicu
laju
Perumbuhan
Perekonomiaan.
Penempatan posisi belanja pada agenda ini mencxapai 5,11
persen dari total belanja langsung yang melaksanakan
program pengembangan industri strategis, pengembangan
kerjasama
regional
dan
promosi
perdagangan,
dan
mewujudkan Sulawesi Selatan sebagai destinasi pariwisata
terkemuka di Indonesia.
4)
Pada Agenda Mewujudkan Sulawesi Selatan
sebagai
Entitas
Sosial
Ekonomi
Yang
Berkeadilan.
Belanja langsung yang diarahkan pada agenda ini sebesar
29,24 persen dari total belanja langsung yang terkait pada
program pekerjaan umum, penataan ruang, pembangunan
kota metropolitan serta pembangunan saran dan prasanan
perhubungan.
5) Agenda penciptaan Lingkungan yang kondusif
bagi kehidupan yang inovatif.
Prioritas kebijakan pada agenda ini adalah program yang
mengarah
pada
peningkatan
ketertiban
masyarakat,
penataan sistem legislasi daerah, pembinaan sosial politik,
peningkatan kualitas informasi, pembinaa kehidupan sosialpolitik,
peningkatan
kualitas
informasi
dan
komunikasi
dengan alokasi belanja sebesar 4,70 persen
6) Agenda penguatan kelembagaan masyarakat
Prioritas kebijakan keuangan pada agenda ini sebesar 4,11
persen dari total belanja langsung yang difokuskan pada
peningkatan
pemahaman
peningkatan
kualitas
nilai-nilai
teknosttuktur
budaya
komunitas,
lokal,
fasilitas
baruga sayang, pemberdayaan organisasi pemuda dan olah
raga. Pemberdayaan organisasi keagamaan dan lain-lain.
7) Agenda penguatan kelembagaan pemerintah.
Prioritas kebijakan pada agenda ini sebesar 28,83 persen
dari
total
belanja
menciptakan
langsung
pemerintahan
yang
dimaksudkan
yang
baik,
untuk
pemanfaatan
teknologi terkini, penetapan regulasi, penetapan SPM bagi
SKPD, Penataan kelembagaan sesuai PP 41 Tahun 2007,
peningkatan kompetensi aparatur pemerintah dan anggota
DPRD, peningkatan kualitas pelayanan dan profesionalisme
aparatur pemerintah, peningkatan kualitas perencanaan,
pengawasan dan pengelolaan keuangan daerah, dan lainlain
2. Target dan Realisasi Belanja
Target
Anggaran Belanja
sebesar
Daerah
Tahun
Anggaran
2011
Rp. 3.385.714.710.554,11 realisasi sampai
akhir tahun anggaran 2011 sebesar
Rp. 3.177.043.309.755,29
atau 93,83% terdiri dari :
a. Belanja
Tidak
Langsung
yang
Rp.1.969.727.383.358,11
direncanakan
terealisasi
sebesar
sebesar
Rp.1.820.969.739.157,10 atau 92,45% dengan perincian
sebagai berikut :
1) Belanja
Pegawai
yang
Rp.629.500.423.682,45
direncanakan
dapat
sebesar
direalisir
sebesar
Rp.609.703.853.472,44 atau 96,85%.
2) Belanja
Bunga
Rp.150.000.000,00,-
yang
dapat
direncanakan
sebesar
direalisir
sebesar
Rp.65.198.380,42 atau 43,46%.
3) Belanja
Hibah
LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011
yang
direncanakan
sebesar
53
Rp.104.818.000.000,00,-
dapat
direalisir
sebesar
direncanakan
sebesar
Rp.97.116.151.746,00,- atau 92,65%.
4) Belanja
Bantuan
Sosial
Rp.33.893.500.000,00,-
yang
dapat
direalisir
sebesar
Rp.19.510.369.538,00,- atau 57,56 %.
5) Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota
dan
Pemerintah
Desa
Rp.681.996.825.626,41
yang
dapat
direncanakan
sebesar
direalisir
sebesar
Rp.630.352.515.085,24 atau 92,42%.
6) Belanja
Bantuan
Keuangan
Kepada
Provinsi/Kabupaten/ Kota dan Pemerintah Desa yang
direncanakan
sebesar
Rp.491.868.634.049,25
dapat
direalisir sebesar Rp.463.265.650.935,00,- atau 94,18%.
7) Belanja
Tidak
Terduga
Rp.27.500.000.000,00-
yang
dapat
direncanakan
direalisir
sebesar
sebesar
Rp.956.000.000,00,- atau 3,47 %.
TABEL 3.2
TARGET DAN REALISASI
BELANJA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN
TAHUN ANGGARAN 2011
NO.
URAIAN
2.
BELANJA
BELANJA TDK
LANGSUNG
Belanja Pegawai
Belanja Bunga
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bagi Hasil
kepada Prov/Kab/ Kota
dan Desa
Belanja Bantuan
Keuangan Kepada
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
ANGGARAN STLH
PERUBAHAN
3.385.714.710.554,11
1.969.727.383.358,11
REALISASI ANGGARAN
3.177.043.309.755,29
1.820.969.739.157,10
%
93,83
92,45
629.500.423.682,45
150.000.000,00
104.818.000.000,00
33.893.500.000,00
681.996.825.626,41
609.703.853.472,44
65.198.380,42
97.116.151.746,00
19.510.369.538,00
630.352.515.085,24
96,85
43,46
92,65
57,56
92,42
491.868.634.049,25
463.265.650.935,00
94,18
2.1.7
2.2.
2.2.1
2.2.2
2.2.3
Prov/Kab/Kota dan
Pemerintah Desa
Belanja Tidak Terduga
BELANJA LANGSUNG
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan
Jasa
Belanja Modal
27.500.000.000,00
1.415.987.327.196,00
152.038.437.922,00
767.754.712.763,00
956.000.000,00
1.356.073.570.598,19
146.344.103.814,10
742.032.649.855,09
3,47
95,76
96,25
96,64
496.194.176.511,00
467.696.816.929,00
94,25
Selanjutnya dapat dijelaskan bahwa besaran
jumlah realisasi belanja
berupa pesentase
yang disampaikan merupakan penjelasan
makro karena masih dalam proses perhitungan dan laporan keuangan
yang lebih lengkap dapat diperoleh nantinya setelah hasil perhitungan
disusun
oleh
Pengelolaan
Pemerintah
Keuangan
Provinsi
Daerah
Sulawesi
Provinsi
Selatan
Sulawesi
Cq
Selatan
Badan
yang
selanjutnya terlebih dahulu untuk diaudit oleh Perwakilan BPK Provinsi
Sulawesi Selatan, yang hasilnya nanti disampaikan oleh Perwakilan
BPK Provinsi Sulawesi Selatan kepada DPRD Provinsi Sulawesi Selatan,
dan juga sekaligus merupakan bagian dari pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD tahun 2011 yang akan disampaikan Gubernur
kepada DPRD Provinsi Sulawesi Selatan guna pembahasan lebih lanjut
sesuai mekanisme dan ketentuan yang mengatur hal tersebut.
3. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan :
1) Bahwa
dengan
terjadinya
perubahan
peraturan
yang
menyangkut pengelolaan keuangan daerah secara beruntun, hal
ini tentunya membawa implikasi bagi para pelaksana dilapangan
dalam menindak lanjuti berbagai ketentuan baru tersebut.
2). Masalah lainnya yang tetap muncul dalam penyusunan APBD
adalah banyaknya usul yang diajukan sementara kemam[puan
dana yang tersedia terbatas.
Solusi :
LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011
55
1) Mengadakan adaptasi terhadap pemberlakuan ketentuan baru
tersebut.
2) Melakukan
penentuan
pengalokasian
skala
anggaran
prioritas
belanja
yang
mengingat
ketat
sulitnya
dalam
bagi
pemerintah daerah untuk mengakomodir berbagai usul.
C. Pembiayaan Daerah
Kebijakan anggaran untuk pembiayaan daerah dibagi atas dua
bagian yakni penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.
Penerimaan
pembiayaan
daerah
secara
umum
diarahkan
pada
penyediaan dana dalam rangka menutupi defisit anggaran yang
bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2011.
Sedangkan
pengeluaran
pembiayaan
daerah
diarahkan
untuk
memenuhi kewajiban Pemerintah Daerah dalam rangka penyelesaian
angsuran pokok pinjaman daerah yang jatuh tempo dalam Tahun
Anggaran 2011 dan investasi dalam rangka penyertaan modal pada
Badan Usaha Milik Daerah.
1. Target
dan
Realisasi
Pembiayaan
Daerah
Penerimaan Pembiayaan APBD Tahun Anggaran 2011 diperoleh
dari Sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SiLPA),
dengan
sebesar
target
sejumlah
Rp.290.514.746.369,91
Rp.290.514.746.369,91
atau
100%.
dapat
direalisir
sehingga
total
penerimaan pembiayaan daerah sebesar Rp.290.514.746.369,91 atau
99,83 % dari rencana anggaran yang telah ditetapkan.
Sedangkan untuk Pengeluaran Pembiayaan APBD Tahun Anggaran
2011 ditargetkan sejumlah Rp.11.700.000.000,00,- yang dialokasikan
untuk penyertaan modal (investasi) daerah dan pembayaran pokok
utang hingga akhir tahun anggaran dapat direalisir pembayaran
angsuran pokok utang sebesar Rp.11.699.622.205,66 atau 99,99 %
dari rencana anggaran yang ditargetkan.
TABEL 3.3
TARGET DAN REALISASI
PEMBIAYAAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN
TAHUN ANGGARAN 2011
NO
3.1
3.1.1
3.1.2
3.2
3.2.1
3.2.3
ANGGARAN
STLH PERUBAHAN
URAIAN
PEMBIAYAAN DAERAH
Penerimaan Pembiayaan
Daerah
Pelampauan Penerimaan
PAD
Kegiatan Lanjutan
Pengeluaran Pembiayaan
Daerah
Penyertaan Modal (Investasi)
Daerah
Pembayaran Utang Pokok
PEMBIAYAAN NETTO
REALISASI
ANGGARAN
%
290.514.746.369,91
290.514.746.369,91
100
286.782.132.369,91
290.514.746.369,91
101,30
11.700.000.000,00
11.699.622.205,66
99,99
11.000.000.000,00
11.000.000.000,00
700.000.000,278.814.746.369,91
699.622.205,65
278.815.124.164,25
3.732.614.000,00
100
99,94
100
3. Permasalahan dan Solusi
a. Permasalahan
Dalam pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2011, permasalahan
yang dihadapi secara umum meliputi :
1)
Kebutuhan dana untuk mendukung dan
mengaselerasi
pelaksanaan
tugas-tugas
pemerintahan dan pembangunan di Provinsi
Sulawesi
Selatan
dibandingkan
relatif
dengan
lebih
besar
potensi
dan
kemampuan keuangan daerah
2)
Kemampuan
daya
serap
dalam
pelaksanaan pada beberapa program dan
kegiatan
tertentu
relatif
mengalami
peraturan
perundang-
kelambatan
3)
Regulasi
undangan
LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011
dan
tentang
pengelolaan
keuangan
57
daerah selalu mengalami perubahan sehingga
dapat
mempengaruhi
pemahaman
dan
penerapan pengelolaan keuangan daerah
4) Kemampuan aparat dalam mengabsorbsi dan
mengadopsi berbagai regulasi dan peraturan
perundang-undangan tentang mekanisme dan
tata cara pelaksanaan APBD relatif terbatas,
sehingga perlu dilakukan peningkatan sumber
daya aparatur dalam bentuk pendidikan dan
pelatihan
b. Solusi
Dari identifikasi permasalahan yang timbul, maka alternatif solusi
terhadap kondisi tersebut, diperlukan langkah-langkah taktis dan
strategis sebagai berikut:
1) Perlu
perencanaan
yang lebih matang dan
komprehensif
menetapkan
untuk
program
dan kegiatan prioritas.
2) Perlu koordinasi yang
lebih
mantap
antar
instansi terkait
3) Perlu terus diupayakan
optimalisasi
pengelolaan
sumber
daerah
sumber-
pendapatan
yang
bertentangan
tidak
dengan
undang-undang
dapat
agar
meningkatkan
jumlah pendapatan
4) Perlu terus dilakukan
peningkatan kapasitas
dan
kapabilitas
personil dalam bentuk
pendidikan
dan
pelatihan
5) Perlu terus dilakukan
sosialisasi
dan
bimbingan
teknis
mengenai
peraturan
perundang-undangan
yang berlaku
LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011
59
Download