BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan penguatan kapasitas fiskal daerah, Pemerintah Daerah diberi kewenangan yang lebih besar untuk mewujudkan kemandirian keuangan melalui desentralisasi fiskal yang diatur dengan peraturan perundangundangan. Beberapa peraturan yang terkait langsung dengan hal tersebut adalah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Kemandirian keuangan daerah menjadi sangat penting, baik dari sisi pendapatan (revenue), maupun dari sisi pengeluaran (expenditure) agar Pemerintah Daerah memiliki kemampuan yang lebih kuat untuk mendesain dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersifat stimulan bagi peningkatan kesejahteraan rakyat sesuai dengan aspirasi dan karakteristik masyarakatnya masingmasing. Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan terus peningkatan menerus menggiatkan pendapatan daerah, upaya khususnya mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), karena menajemen pemungutan PAD berada di dalam ranah kebijakan Pemerintah Daerah sendiri, berbeda dengan Dana Perimbangan yang kebijakannya merupakan domain Pemerintahan Pusat. Hal ini sesuai pula dengan Kebijakan Umum Anggaran di bidang Pendapatan Daerah Tahun 2011 yang tetap diarahkan pada upaya peningkatan pendapatan daerah melalui LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 31 optimalisasi pengelolaan pendapatan daerah sesuai potensi dan kewenangan yang ada berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan tetap mengedepankan pertimbangan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat. Optimalisasi pengelolaan pendapatan daerah dilakukan dengan mensinergikan program intensifikasi dan ekstensikasi sumbersumber pendapatan daerah. Intensifikasi difokuskan pada upaya peningkatan kualitas penyederhanaan pelayanan birokrasi, pajak dan peningkatan retribusi tertib daerah, administrasi, penegakan sanksi, peningkatan komunikasi dan informasi kepada masyarakat serta reformasi sistem perpajakan daerah sebagai salah satu tujuan implementasi Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 tahun 2010 tentang Pajak Daerah. Sedangkan ekstensifikasi difokuskan pada upaya penyesuaian regulasi atas pengelolaan retribusi daerah menyusul ditetapkannnya UndangUndang No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 1. Intensifikasi Sumber-Sumber PAD Intensifikasi adalah upaya peningkatan PAD melalui proses optimalisasi pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah yang selama ini telah dikelola oleh pemerintah daerah. Pada tahun 2011, intensifikasi pengelolaan PAD meliputi : a. Peningkatan melalui pelayanan teknologi kualitas pelayanan, peningkatan dan Samsat Unggulan, informasi dalam antara lain pengembangan pemanfaatan pelayanan Pajak Daerah dan sistem pelaporan Pajak Daerah, dan penyederhanaan sistem dan prosedur pelayanan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. b. Peningkatan sarana dan prasarana, antara lain melalui renovasi dan pengembangan kantor dan sarana pelayanan untuk meningkatkan kenyamanan masyarakat dalam membayar Pajak dan Retribusi Daerah. c. Peningkatan kualitas SDM, melalui pelatihan maupun bimbingan teknis tentang pengelolaan pendapatan daerah. e. Peningkatan tertib administrasi pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah pada seluruh SKPD pengelola PAD. f. Koordinasi yang intensif dan efektif, yaitu dengan meningkatkan kerjasama dengan seluruh SKPD pengelola pendapatan, termasuk dengan instansi vertikal dalam hal intensifikasi Dana Bagi Hasil dan Pendapatan Lain-Lain yang Sah. g. Peningkatan ketaatan masyarakat dalam memenuhi kewajibanya membayar Pajak Daerah melalui sosialisasi, peningkatan pengawasan dan penegakan sanksi. 2. Ekstensifikasi Sumber-Sumber PAD Ekstensifikasi merupakan upaya peningkatan pendapatan Daerah melalui perluasan dan/atau penambahan obyek dan subyek sumber-sumber pendapatan Daerah. Pada tahun 2011 upaya ekstensifikasi yang dilakukan antara lain dengan: a. menerapkan Peraturan secara efektif Daerah provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, yang antara lain menetapkan: − Penambahan objek Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) yang baru, yaitu kendaraan milik Pemerintah; − Peningkatan tarif pajak: LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 33 i.BBNKB penyerahan I dari 10% mejdi 12,5% dari Nilai Jual Kendaraan bermotor; ii.Pajak Bahan Bakar Kendaraan (PBBKB) Bermotor dari 5% menjadi 7,5% dari nilai jual, kecuali untuk bahan bakar bersubsidi. iii.Pemberlakuan progresif PKB pajak pada tahun 2012. b. Penyusunan, penetapan pembahasan 3 (tiga) dan peraturan daerah di sektor retribusi daerah, yaitu Perda tentang No.9 Retribusi Tahun Jasa 2011 Umum, Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2011 tentang Retribusi Perizinan Tertentu, dan Peraturan Daerah No.1 tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha. 3. Sumber-Sumber Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan a. Pendapatan Asli Daerah : 1) Pajak Daerah : - Pajak Kendaraan Bermotor - Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; - Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; - Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan. 2) Retribusi Daerah : - Retribusi Pelayanan Kesehatan; - Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah; - Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah; - Retribusi Izin Trayek; - Retribusi Izin Usaha Perikanan. 3) Hasil Pengelolaan Keuangan Daerah yang Dipisahkan : - Bagian Laba Atas Perusda ; - Penyertaan Saham pada: • PT. Bank Sulselbar; • PT. ASKRIDA; • PT. KIMA; • PT. GMTD. 4) Lain-Lain PAD yang Sah : - Penjualan Kekayaan Daerah/Asset yang tidak dipisahkan; - Jasa Giro Kas Daerah; - Tuntutan Ganti Kerugian Daerah; - Pendapatan Denda dari Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan; - Pendapatan Denda Pajak; - Pendapatan dari Pengembalian; - Sumbangan Pihak Ketiga; - Lain-lain PAD Yang Sah Lainnya. b. Dana Perimbangan : 1) Bagi Hasil Pajak : - Pajak Bumi dan Bangunan; - Pajak Penghasilan Pasal 25 dan 29 Wajib Pajak Pribadi dalam Negeri dan PPh Pasal 21; LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 35 - Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (sejak Tahun 2010) 2) Bagi Hasil Bukan Pajak / Sumber Daya Alam : - Provisi Sumber Daya Hutan; - Iuran Tetap/Landrent; - Iuran Eksploitasi/Royalty; - Penerimaan dari sektor Pertambangan Gas Bumi (sejak Tahun 2011). 3) Dana Alokasi Umum. 4) Dana Alokasi Khusus. c. Lain-Lain Pendapatan Yang Sah. - Tambahan Penghasilan Guru PNSD; - Dana Penguatan Infrastruktur dan Prasarana Daerah (DPIPD). 4. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Pada Tahun 2011, total pendapatan daerah mencapai Rp3.110.759.720.536,98 ditetapkan sebesar dengan realisasi atau 100,12 % dari Rp3.106.899.564.184,20. tahun target yang Dibandingkan sebelumnya sebesar Rp2.564.075.934.897,33 terjadi peningkatan sebesar 21,32%. Pendapatan tersebut bersumber dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah. Khusus PAD, realisasi penerimaan tahun 2011 mencapai Rp1.959.708.781.233,98 ditetapkan realisasi sebesar atau 99,39 % dari Rp1.971.718.453.964,20. tahun sebelumnya target yang Dibandingkan yang sebesar Rp1.545.589.709.031,33 terjadi peningkatan sebesar 26,79%. Untuk Dana Perimbangan, Rp1.106.989.189.303,00 ditetapkan sebesar atau realisasinya 101,45% dari Rp1.091.119.360.220,00. mencapai target yang Dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya yang sebesar Rp959.942.494.138,00 terjadi peningkatan sebesar 15,32%. Adapun Pendapatan Rp44.061.750.000,00 ditetapkan sebesar Lain-Lain atau yang 100,00 % Sah mencapai dari target yang Rp44.061.750.000,00. Pencapaian ini menurun sebesar 24,74% dari realisasi tahun sebelumnya yang sebesar Rp58.543.731.728,00. Untuk selengkapnya, rincian Penerimaan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2010 adalah sebagaimana pada tabel berikut: TABEL 3.1 TARGET DAN REALISASI PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN TA.2011 DAN PERBANDINGANNYA DENGAN REALISASI TA. 2010 NO JENIS PENDAPATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) I. A PAJAK DAERAH B RETRIBUSI DAERAH HASIL PERUSDA DAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN LAIN-LAIN P A D YANG SAH C D II. DANA PERIMBANGAN % CAPAIAN 2011 % / TUMB REAL. DR 2010 1.959.708.781.233,98 99,39 26,79 1.733.492.252.968,20 1.729.141.431.429,50 99,75 29,54 108.560.876.582,73 112.592.521.050,00 111.676.007.398,98 99,19 2,87 51.551.621.433,08 62.366.615.388,00 62.366.615.388,00 100,00 20,98 50.673.190.257,52 63.267.064.558,00 56.524.727.017,50 89,34 11,55 REALISASI 2010 TARGET 2011 REALISASI 2011 1.545.589.709.031,33 1.971.718.453.964,20 1.334.804.020.758,00 101,45 15,32 BAGI HASIL 224.389.792.670,00 232.475.391.220,00 248.345.220.303,00 106,83 10,68 Bagi Hasil Pajak Bagian Hasil Bukan Pajak/ S D A 217.385.913.240,00 215.496.504.253,00 230.606.604.752,00 107,01 6,08 7.003.879.430,00 16.978.886.967,00 17.738.615.551,00 104,47 153,27 B DANA ALOKASI UMUM 706.276.399.000,00 816.757.969.000,00 816.757.969.000,00 100,00 15,64 C DANA ALOKASI KHUSUS 29.276.302.468,00 41.886.000.000,00 41.886.000.000,00 100,00 43,07 58.543.731.728,00 44.061.750.000,00 44.061.750.000,00 100,00 58.543.731.728,00 44.061.750.000,00 44.061.750.000,00 100,00 A. 1 2 III. LAIN-LAIN PENDAPATAN YG SAH Dana Penyesuaian 959.942.494.138,00 1.091.119.360.220,00 LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 1.106.989.189.303,00 37 -24,74 -24,74 TOTAL PENDAPATAN 2.564.075.934.897,33 3.106.899.564.184,20 3.110.759.720.536,98 100,12 5. Perbandingan Realisasi Pendapatan Daerah 2011 dengan Proyeksi RPJMD Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 12 Tahun 2008 tentang RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2013, proyeksi pendapatan daerah ditetapkan sebesar Rp2.907.154.4689.671,46, sedangkan realisasi real total pendapatan TA.2011 adalah sebesar Rp3.110.759.720.536,98. Dengan demikian realisasi pendapatan TA.2011 telah melampaui proyeksi RPJMD untuk tahun yang sama sebesar Rp203.605.251.865,52, atau 7%. Pelampauan proyeksi tersebut bersumber dari PAD dan LainLain Pendapatan yang sah. Untuk PAD, realisasi riel TA.2011 telah melampaui proyeksi RPJMD sebesar Rp441.533.240.317,98 atau 29,08%. Dimana proyeksi RPJMD PAD TA.2011 adalah sebesar Rp1.518.175.540.916. sedangkan realisasi PAD adalah sebesar Rp1.959.708.781.233,98. Pelampauan tersebut bersumber dari Pajak Daerah sebesar Rp370.956.657.049,50 atau 27,31%; Retribusi Daerah sebesar Rp34.376.188.158,98 atau 44,47%; Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sebesar Rp8.734.858.233,00 atau 16,29 % dan Lainlain PAD yang Sah sebesar Rp27.465.536.876,50 atau 94,52% dari proyeksi RPJMD. Untuk Penerimaan Lain-lain Pendapatan yang Sah, realisasi riel TA.2011 mengalami peningkatan yang sangat signifikan sebesar Rp40.050.573.672,00 atau 998,47%. Dimana Proyeksi RPJMD untuk penerimaan dari Lain-lain Pendapatan yang Sah TA.2011 sebesar Rp4.011.176.328,00 sedangkan realisasi tahun tersebut adalah sebesar Rp44.061.750.000,00. Hal ini 21,32 disebabkan meningkatnya koordinasi antara Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dengan Pemerintah Pusat. Adapun penerimaan jenis penerimaan yang tidak mencapai proyeksi RPJMD adalah Dana Perimbangan. Hal ini disebabkan karena dalam beberapa tahun terakhir, terjadi pergeseran kekuatan fiskal daerah yang lebih dominan ke PAD sehingga mempengaruhi formulasi pembagian Dana Alokasi Umum yang diterima. Sebagai dana penyeimbang yang berfungsi untuk menutup fiscal gap antara fiscal need dan fiscal capacity, jumlah DAU yang diterima oleh Daerah akan menurun persentasenya seiring dengan meningkatnya penerimaan PAD-nya, walaupun dari sisi jumlah penerimaan Dana tetap mengalami bagi Hasil Pajak kenaikan. yang Selain itu, bersumber Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan tidak diterima lagi oleh Pemerintah Provinsi karena sumber pendapatan tersebut telah dialihkan menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota mulai Tahun 2011. 6. Permasalahan dalam Pengelolaan Pendapatan Daerah Pertumbuhan total Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan selama periode 2008-2011 rata-rata sebesar 13% pertahun, sedangkan pertahun. Pajak pertumbuhan PAD Daerah sebagai primadona rata-rata PAD 17% dengan kontribusi rata-rata sebesar 86% per tahun, meningkat rata-rata sebesar 18% per tahun. Tingginya pertumbuhan pendapatan daerah dipicu oleh tingginya peningkatan ekonomi masyarakat Sulawesi Selatan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang kini lebih merata. Dari aspek pengelolaan, pemerintah daerah masih menghadapi hambatan atau permasalahan, di antaranya adalah: LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 39 a. Terbatasnya kewenangan Pemerintah Daerah dalam mengelola pendapatannya. jenis-jenis Terdapat sumber banyak jenis pelayanan yang cukup potensil untuk menjadi sumber pendapatan dari sektor Retribusi namun tidak diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 sehingga tidak dapat dipungut Daerah. b. Sumber-sumber pendapatan yang potensinya besar masih dikuasai oleh Pemerintahan Pusat; c. Bagi hasil pendapatan yang diterima oleh Pemerintah Daerah dari Pemerintah Pusat belum mencerminkan aspek pemerataan dan pendistribusian hasi-hasil kekayaan Daerah secara adil kepada seluruh Daerah; d. Asset daerah yang potensil sebagai sumber pandapatan belum menghasilkan PAD sebagaimana yang diharapkan; e. Perusahaan Daerah tidak memberi kontribusi sebagai penghasil PAD; f. Pertisipasi BUMN/Perusahan Swasta Nasional yang beroperasi di Sulawasi Selatan belum memadai dalam mendukung ketersediaan dana pembangunan; g. Terbatasnya kemampuan keuangan Daerah, sehingga penerapan teknologi informasi dalam pengelolaan PAD masih rendah dan sarana pelayanan belum memadai; 7. Solusi Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut di atas, Pemerintahan Daerah telah mengupayakan berbagai kegiatan yang terangkum dalam program strategis peningkatan pendapatan daerah melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi tahun 2011 sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, yaitu dengan melakukan : a. Koordinasi yang intensif dan sinkronisasi yaitu dengan meningkatkan kerjasama dengan seluruh pendapatan, SKPD termasuk pengelola pula instansi vertikal dalam hal intensifikasi Dana Bagi Hasil; b. Melakukan penyesuaian regulasi sesuai ketentuan yang berlaku; c. Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan, serta peningkatan pelayanan melalui pemanfaatan teknologi informasi secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan daerah; d. Peningkatan kualitas SDM aparatur pengelola pendapatan daerah; e. Sosialisasi peraturan perundang- undangan dalam rangka meningkatkan ketaatan masyarakat membayar Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; f. Peningkatan pengawasan, pengendalian, monitoring dan evaluasi pengelolaan PAD. B. Pengelolaan Belanja Daerah 1. Kebijakan Umum Belanja Daerah LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 41 Pengelolaan Belanja Daerah memiliki ciri hemat, tepat guna dan tepat sasaran, ekonomis, transparan dan bertanggungjawab dengan tetap memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Kebijakan Pengelolaan Belanja Daerah menyangkut kewajiban daerah dalam rangka membayar kebutuhan belanja yang telah direncanakan program dan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik atau kegiatan pembangunan yang telah ditetapkan dalam penyusunan kebijakan umum anggaran APBD yang dilanjutkan pada penyusunan prioritas plafon anggaran sementara sebagai pedoman untuk menyusun program dan kegiatan yang dituangkan pada rancangan APBD selanjutnya dibahas bersama DPRD untuk ditetapkan sebagai Peraturan Daerah. Secara umum Kebijakan Belanja Daerah tetap mengacu pada Ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku sebagaimana telah diatur dalam undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Kebijakan pengelolaan belanja daerah dimaksud tentunya adalah menjamin kelancaran pendanaan program/kegiatan dan biaya operasional pemerintah daerah yang telah direncanakan dalam APBD dalam upaya mendorong peningkatan kinerja pelayanan kepada masyarakat, yang diharapkan akan meningkatkan partisipasi dalam pelaksanaan pembangunan. Sejalan dengan hal tersebut, kebijakan belanja daerah lebih menekankan pengendalian likwiditas, upaya tertib dan mantapnya penyelenggaraan sistem akuntansi dan pertanggungjawaban keuangan daerah. Untuk itu kebijakan umum belanja daerah diarahkan pada kebijakan pembangunan secara umum pada tahun 2011 meliputi : 1) Peningkatan Kualitas Pelayanan untuk Pemenuhan Hak Dasar, dengan pembangunan masyarakat. sasaran manusia. yaitu ; Meningkatnya Meningkatnya Meningkatnya mutu kualitas pendidikan. indeks kesehatan Berkurangnya jumlah penduduk kurang pangan dan gizi serta meningkatnya persentase lingkungan / perumahan sehat, sanitasi dan air bersih. 2) Peningkatan Industri Pengolahan hasil Pertanian, dengan sasaran yaitu; Peningkatan Investasi. Peningkatan Nilai PDRB tahun 2011. Peningkatan Pendapatan Perkapita tahun 2011. Kenaikan pertumbuhan daya ekonomi. beli masyarakat. Pengembangan Peningkatan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UMKM sebagai usaha unggulan serta Menurunnya jumlah Pengangguran Terbuka. 3) Pengembangan Energi dan Infrastruktur Wilayah, dengan sasaran yaitu, Meningkatnya kualitas dan ketersediaan Infrastruktur Wilayah guna mendorong laju peningkatan aktifitas perekonomian dan pembangunan sumberdaya pengelolaan sosial sumberdaya kemasyarakatan. energi energi Penambahan listrik. alternatif Meningkatkan sebagai energy pengganti Migas. 4) Peningkatan Kualitas Kelembagaan dan Sumberdaya Manusia, dengan sasaran, Pengembangan kualitas sumberdaya manusia dalam pengelolaan pemerintah dan masyarakat. Menguatnya nilai-nilai budaya lokal yang berbasis pada nilai-nilai budaya bahari kelembagaan dan keagamaan. masyarakat yang Tumbuh tangguh kembangnya dan mandiri. Tumbuhkembangnya masyarakat yang mandiri. Terciptanya tenaga kerja yang profesional berdasarkan kebutuhan pasar tenaga kerja. Terwujudnya organisasi pemerintah daerah sebagai organisasi pembelajar yang mengikuti kaidah-kaidah good governance, serta berbasis pada misi (mission-driven). LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 43 Terbentuknya SKPD sebagai unit kerja yang mandiri dan profesional dalam menyelenggarakan misinya. 5) Peningkatan Kualitas Pengelolaan Sumber Daya Alam, dengan sasaran, Meningkatnya produktivitas khususnya komoditas unggulan pada sektor pertanian. Terpeliharanya kondisi dan kualitas lingkungan hidup/ berkurangnya kerusakan lingkungan hidup. Berkurangnya tingkat kerusakan DAS dan luasan lahan Meningkatnya kepentingan kritis khususnya peran dalam serta pada kawasan masyarakat pengelolaan dan lingkungan hutan. pemangku hidup serta Ekstensifikasi dan diversifikasi pada areal pengelolaan lahan khususnya pada sektor pertanian. Oleh karena itu Kebijakan Belanja APBD Tahun Anggaran 2011 merupakan implementasi pengalokasian anggaran pada program dan kegiatan pemerintahan dan pembangunan Tahun Anggaran 2011 sebagaimana tertuang dalam penjabaran Rencana Kerja Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan Tahun 2011 antara lain : 1. Program Penuntasan Wajib Belajar 12 Tahun. 2. Program Peningkatan Kualitas dan Distribusi Fasilitasi Pendidikan. 3. Program Peningkatan pelayanan akses masyarakat terhadap Fasilitas Pendidikan dengan terpenuhinya dan tersalurnya bantuan fasilitas pendidikan. 4. Program Pemberantasan Buta Aksara 5. Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat. 6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat. 7. Program Promosi dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat. 8. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak. 9. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah. 10.Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan. 11.Program Pengembangan Agrobisnis dan Agroindustri. 12.Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian dan Perikanan. 13.Program Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Produksi Pertanian dan Perikanan. 14.Program Peningkatan Ketersediaan dan Cadangan Pangan serta Penanganan Kerawanan Pangan. 15.Program Pelatihan Keterampilan dan Perluasan Kesempatan Kerja. 16.Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi. 17.Program Pengelolaan dan Pengembangan ekspor. 18.Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah. 19.Program Penataan Struktur Industri. 20.Program Pengembangan Desa Mandiri Pangan. 21.Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan. 22.Program Penguasaan dan Pengembangan Aplikasi serta Teknologi Energi dan Kelistrikan. 23.Program Pembangunan Center Point Of Indonesia. 24.Program Pengembangan, Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan. 25.Program Pengembangan Infrastruktur Pedesaan. 26.Program Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan. 27.Program Pengembangan Destinasi Keparawisataan. 28.Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Masyarakat Perdesaan. 29.Program Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna. 30.Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Pemerintah Daerah. 31.Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja. LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 45 32.Program Pengembangan Nilai-Nilai Budaya Lokal. 33.Program Peningkatan Keamanan dan Pemeliharaan Ketentraman Masyarakat. 34.Program Kerjasama Informasi dengan Mass Media. 35.Program Peningkatan Kualitas dan Profesionalisme Anggota Dewan. 36.Program Penguatan Kelembagaan Legislatif. 37.Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup. 38.Program Perlindungan Hutan dan Konservasi Sumberdaya Alam. 39.Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah. 40.Program Peningkatan Penanggulangan Lahan Kritis. 41.Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai. 42.Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Bencana. Sasaran dan tujuan penganggaran Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2011, adalah untuk mendukung pendanaan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan sebagaimana agenda yang telah ditetapkan pelaksanaan dalam RPJMD asas-asas dengan pengelolaan tetap mengedepankan keuangan negara/daerah sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. APBD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2011 disusun dengan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2011, Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007, Penyusunan perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan Belanja Daerah yang menganut pada prinsip berbasis prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil (outcome) dari alokasi anggaran biaya yang telah ditetapkan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pengelolaan belanja daerah menganut kebijakan pengalokasian dana dengan susunan sebagai berikut : a. Belanja Tidak Langsung Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan untuk menutup kebutuhan belanja yang tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program/kegiatan SKPD sebagaimana dimaksud ketentuan pasal 36 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah dituangkan dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran dan APBD Tahun Anggaran 2011 meliputi : 1. Belanja Pegawai 2. Belanja Bunga 3. Belanja Hibah 4. Belanja Bantuan Sosial 5. Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kab/Kota dan Pemerintah Desa. 6. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa. 7. Belanja Tidak Terduga Adapun komponen belanja tidak langsung dapat diuraikan sebagai berikut: 1.1. Belanja Pegawai Kebijakan belanja Pegawai Tahun Anggaran 2011, menyangkut hal-hal sebagai berikut : a. Menyiapkan Anggaran gaji PNS antara 5-15 % sesuai kebijakan pemerintah. b. MEnyiapkan anggaran LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 acress 2,5 % 47 untuk mengantisipasi KGB, tunjangan keluarga, mutasi jumlah jiwa, dan mutasi jabatan. c. Pembayaran Gaji ke-13 d. Kenaikan Tambahan Penghasilan PNS sebesar Rp.500.000,e. Biaya Operasional DPRD dan KDH/WKDH f. Belanja Komunikasi Instensif DPRD, dan g. Biaya Pajak Daerah bagi aparat pemungut. 1.2. Belanja Bunga a. Belanja Bunga Hutang yang dialokasikan dalam APBD Tahun Anggaran 2011, adalah sisa pembayaran bunga atas pinjaman Pemrintah Provinsi Sulawesi Selatan yang bersumber dari OECF Tahun 1996 yang lalu dalam rangka Pembangunan Sarana Air bersih di Kota Makassar sebagai sharing pembiayaan antara Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kota Makassar. b. Pada Tahun Angaran 2011 dialokasikan dana untuk, kewajiban pembayaran bunga tetap atas pinjaman tersebut diatas. 1.3. Belanja Hibah Belanja hibah dianggarkan untuk mendukung fungsi penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dilakukan oleh pemerintah lainnya, semi pemerintah atau Perusahaan Daerah serta masyarakat dan organisasi kemasyarakatan. Pemberian hibah dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat, organisasi kemasyarakatan yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya. Belanja hibah ini secara selektif diberikan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah, rasionalitas dan ditetapkan dengan keputusan Kepala Daerah sepanjang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Kebijakan pemberian Hibah Daerah ditingkatkan dari tahun ketahun sesuai kemampuan keuangan daerah. Pada Tahun Anggaran Anggaran Pendapatan 2011 dan dialokasikan Belanja Sulawesi Selatan sebesar Daerah pada Provinsi Rp. 104.818.000.000 dengan perincian sebagai berikut : Belanja Hibah kepada Badan/Lembaga/Organisasi Swasta sebesar Rp. 104.818.000.000,-. 1.4. Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Sosial adalah pemberian bantuan yang secara spesifik belum ditetapkan peruntukannya. Penganggarannya dilakukan secara selektif. Memperhatikan azas keadilan dan pemerataan dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, sebagai implementasi Sulawesi dari Selatan meningkatkan organisasi komitmen untuk Pemerintah tetap pemberdayaan maupun Provinsi mendukung masyarakat, kelompok serta dan baik organisasi keagamaan. Penganggaran Bantuan Sosial pada Tahun Anggaran 2011 tetap menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, namun jumlahnya dikurangi secara bertahap sesuai ketentuan perundang-undangan. Pada tahun anggaran 2011 dianggarkan pada Belanja Bantuan Sosial Organisasi Kemasyarakatan sebesar Rp. 33.893.500.000,1.5. Belanja LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 Bagi Hasil kepada 49 Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa Penganggaran Belanja Bagi hasil mengacu pada peraturan yang berlaku. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam tahun Anggaran 2011 berkewajiban untuk mengalokasikan dana bagi hasil kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa, khususnya yang bersumber dari pajak daerah yang dihitung berdasarkan ketentuan yang berlaku secara proporsional. Peningkatan jumlah anggaran belanja Bagi hasil sangat berkaitan langsung dengan peningkatan PAD, sehingga anggaran Bagi berdasarkan Hasil target di Tahun penerimaan 2011 PAD dihitung pada tahun Anggaran 2010. Anggaran untuk Belanja Bagi hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa pada APBD T.A. 2011 sebesar Rp.681.996.825.626,41. 1.6. Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/ Kota dan Pemerintah Desa Pemberian belanja Bantuan Pemerintah Kabupaten/Kota Keuangan kepada dan Pemerintah Desa serta Pemerintah Daerah lainnya, pada hakekatnya dilakukan dalam kerangka kebijakan untuk mendorong dan mensupport akselerasi kegiatan pembangunan di daerah dan desa. Pada APBD T.A. 2011 dialokasikan dana sebesar Rp. 491.868.634.049,25 dengan perincian sebagai berikut : a. Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota sebesar Rp. 459.989.634.049,25. b. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Desa sebesar Rp. 31.879.000.000. 1.7. Belanja Tidak Terduga. Tujuan pembiayaan untuk Belanja Tidak terduga yang disediakan adalah untuk : a. Penanggulangan bencana alam. b. Penanggulangan bencana sosial. c. Kegiatan tanggap darurat dalam rangka pencegahan gangguan terhadap pemerintahan stabilitas demi penyelenggaraan terciptanya keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat di daerah. Penganggaran Belanja Tidak Terduga pada Tahun Anggaran 2011 tetap dipersiapkan untuk mengantisipasi hal-hal tersebut diatas dengan jumlah anggaran Sebesar Rp.27.500.000.000. b. Belanja Langsung Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan SKPD. Belanja Langsung yang telah dialokasikan pada program dan kegiatan SKPD sebagai implementasi penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah terdiri atas Urusan Wajib dan Urusan Pilihan yang selanjutnya dijabarkan kedalam tujuh agenda pembangunan sebagai berikut : 1) Agenda pembangunan peningkatan Kualitas pendidikan dan Kesehatan Masyarakat. Prioritas kebijakan keuangan diarahkan pada urusan kesehatan, pendidikan termasuk pendidikan gratis, dan lingkungan permukiman dengan alokasi belanja sebesar 21,64 persen dari APBD. 2) Pada Agenda Peningkatan dan pemerataan Kesejahteraan Masyarakat. Kebijakan keuangan untuk program disektor pertanian, LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 51 ketahanan pangan, koperasi, tenaga kerja dan penanggulangan bencana sebesar 6,84 persen dalam APBD dari total belanja langsung. 3) Pada Agenda Perwujudan Keunggulan Lokal untuk memicu laju Perumbuhan Perekonomiaan. Penempatan posisi belanja pada agenda ini mencxapai 5,11 persen dari total belanja langsung yang melaksanakan program pengembangan industri strategis, pengembangan kerjasama regional dan promosi perdagangan, dan mewujudkan Sulawesi Selatan sebagai destinasi pariwisata terkemuka di Indonesia. 4) Pada Agenda Mewujudkan Sulawesi Selatan sebagai Entitas Sosial Ekonomi Yang Berkeadilan. Belanja langsung yang diarahkan pada agenda ini sebesar 29,24 persen dari total belanja langsung yang terkait pada program pekerjaan umum, penataan ruang, pembangunan kota metropolitan serta pembangunan saran dan prasanan perhubungan. 5) Agenda penciptaan Lingkungan yang kondusif bagi kehidupan yang inovatif. Prioritas kebijakan pada agenda ini adalah program yang mengarah pada peningkatan ketertiban masyarakat, penataan sistem legislasi daerah, pembinaan sosial politik, peningkatan kualitas informasi, pembinaa kehidupan sosialpolitik, peningkatan kualitas informasi dan komunikasi dengan alokasi belanja sebesar 4,70 persen 6) Agenda penguatan kelembagaan masyarakat Prioritas kebijakan keuangan pada agenda ini sebesar 4,11 persen dari total belanja langsung yang difokuskan pada peningkatan pemahaman peningkatan kualitas nilai-nilai teknosttuktur budaya komunitas, lokal, fasilitas baruga sayang, pemberdayaan organisasi pemuda dan olah raga. Pemberdayaan organisasi keagamaan dan lain-lain. 7) Agenda penguatan kelembagaan pemerintah. Prioritas kebijakan pada agenda ini sebesar 28,83 persen dari total belanja menciptakan langsung pemerintahan yang dimaksudkan yang baik, untuk pemanfaatan teknologi terkini, penetapan regulasi, penetapan SPM bagi SKPD, Penataan kelembagaan sesuai PP 41 Tahun 2007, peningkatan kompetensi aparatur pemerintah dan anggota DPRD, peningkatan kualitas pelayanan dan profesionalisme aparatur pemerintah, peningkatan kualitas perencanaan, pengawasan dan pengelolaan keuangan daerah, dan lainlain 2. Target dan Realisasi Belanja Target Anggaran Belanja sebesar Daerah Tahun Anggaran 2011 Rp. 3.385.714.710.554,11 realisasi sampai akhir tahun anggaran 2011 sebesar Rp. 3.177.043.309.755,29 atau 93,83% terdiri dari : a. Belanja Tidak Langsung yang Rp.1.969.727.383.358,11 direncanakan terealisasi sebesar sebesar Rp.1.820.969.739.157,10 atau 92,45% dengan perincian sebagai berikut : 1) Belanja Pegawai yang Rp.629.500.423.682,45 direncanakan dapat sebesar direalisir sebesar Rp.609.703.853.472,44 atau 96,85%. 2) Belanja Bunga Rp.150.000.000,00,- yang dapat direncanakan sebesar direalisir sebesar Rp.65.198.380,42 atau 43,46%. 3) Belanja Hibah LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 yang direncanakan sebesar 53 Rp.104.818.000.000,00,- dapat direalisir sebesar direncanakan sebesar Rp.97.116.151.746,00,- atau 92,65%. 4) Belanja Bantuan Sosial Rp.33.893.500.000,00,- yang dapat direalisir sebesar Rp.19.510.369.538,00,- atau 57,56 %. 5) Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa Rp.681.996.825.626,41 yang dapat direncanakan sebesar direalisir sebesar Rp.630.352.515.085,24 atau 92,42%. 6) Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/ Kota dan Pemerintah Desa yang direncanakan sebesar Rp.491.868.634.049,25 dapat direalisir sebesar Rp.463.265.650.935,00,- atau 94,18%. 7) Belanja Tidak Terduga Rp.27.500.000.000,00- yang dapat direncanakan direalisir sebesar sebesar Rp.956.000.000,00,- atau 3,47 %. TABEL 3.2 TARGET DAN REALISASI BELANJA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN ANGGARAN 2011 NO. URAIAN 2. BELANJA BELANJA TDK LANGSUNG Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil kepada Prov/Kab/ Kota dan Desa Belanja Bantuan Keuangan Kepada 2.1 2.1.1 2.1.2 2.1.3 2.1.4 2.1.5 2.1.6 ANGGARAN STLH PERUBAHAN 3.385.714.710.554,11 1.969.727.383.358,11 REALISASI ANGGARAN 3.177.043.309.755,29 1.820.969.739.157,10 % 93,83 92,45 629.500.423.682,45 150.000.000,00 104.818.000.000,00 33.893.500.000,00 681.996.825.626,41 609.703.853.472,44 65.198.380,42 97.116.151.746,00 19.510.369.538,00 630.352.515.085,24 96,85 43,46 92,65 57,56 92,42 491.868.634.049,25 463.265.650.935,00 94,18 2.1.7 2.2. 2.2.1 2.2.2 2.2.3 Prov/Kab/Kota dan Pemerintah Desa Belanja Tidak Terduga BELANJA LANGSUNG Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal 27.500.000.000,00 1.415.987.327.196,00 152.038.437.922,00 767.754.712.763,00 956.000.000,00 1.356.073.570.598,19 146.344.103.814,10 742.032.649.855,09 3,47 95,76 96,25 96,64 496.194.176.511,00 467.696.816.929,00 94,25 Selanjutnya dapat dijelaskan bahwa besaran jumlah realisasi belanja berupa pesentase yang disampaikan merupakan penjelasan makro karena masih dalam proses perhitungan dan laporan keuangan yang lebih lengkap dapat diperoleh nantinya setelah hasil perhitungan disusun oleh Pengelolaan Pemerintah Keuangan Provinsi Daerah Sulawesi Provinsi Selatan Sulawesi Cq Selatan Badan yang selanjutnya terlebih dahulu untuk diaudit oleh Perwakilan BPK Provinsi Sulawesi Selatan, yang hasilnya nanti disampaikan oleh Perwakilan BPK Provinsi Sulawesi Selatan kepada DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, dan juga sekaligus merupakan bagian dari pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tahun 2011 yang akan disampaikan Gubernur kepada DPRD Provinsi Sulawesi Selatan guna pembahasan lebih lanjut sesuai mekanisme dan ketentuan yang mengatur hal tersebut. 3. Permasalahan dan Solusi Permasalahan : 1) Bahwa dengan terjadinya perubahan peraturan yang menyangkut pengelolaan keuangan daerah secara beruntun, hal ini tentunya membawa implikasi bagi para pelaksana dilapangan dalam menindak lanjuti berbagai ketentuan baru tersebut. 2). Masalah lainnya yang tetap muncul dalam penyusunan APBD adalah banyaknya usul yang diajukan sementara kemam[puan dana yang tersedia terbatas. Solusi : LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 55 1) Mengadakan adaptasi terhadap pemberlakuan ketentuan baru tersebut. 2) Melakukan penentuan pengalokasian skala anggaran prioritas belanja yang mengingat ketat sulitnya dalam bagi pemerintah daerah untuk mengakomodir berbagai usul. C. Pembiayaan Daerah Kebijakan anggaran untuk pembiayaan daerah dibagi atas dua bagian yakni penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan pembiayaan daerah secara umum diarahkan pada penyediaan dana dalam rangka menutupi defisit anggaran yang bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2011. Sedangkan pengeluaran pembiayaan daerah diarahkan untuk memenuhi kewajiban Pemerintah Daerah dalam rangka penyelesaian angsuran pokok pinjaman daerah yang jatuh tempo dalam Tahun Anggaran 2011 dan investasi dalam rangka penyertaan modal pada Badan Usaha Milik Daerah. 1. Target dan Realisasi Pembiayaan Daerah Penerimaan Pembiayaan APBD Tahun Anggaran 2011 diperoleh dari Sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SiLPA), dengan sebesar target sejumlah Rp.290.514.746.369,91 Rp.290.514.746.369,91 atau 100%. dapat direalisir sehingga total penerimaan pembiayaan daerah sebesar Rp.290.514.746.369,91 atau 99,83 % dari rencana anggaran yang telah ditetapkan. Sedangkan untuk Pengeluaran Pembiayaan APBD Tahun Anggaran 2011 ditargetkan sejumlah Rp.11.700.000.000,00,- yang dialokasikan untuk penyertaan modal (investasi) daerah dan pembayaran pokok utang hingga akhir tahun anggaran dapat direalisir pembayaran angsuran pokok utang sebesar Rp.11.699.622.205,66 atau 99,99 % dari rencana anggaran yang ditargetkan. TABEL 3.3 TARGET DAN REALISASI PEMBIAYAAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN ANGGARAN 2011 NO 3.1 3.1.1 3.1.2 3.2 3.2.1 3.2.3 ANGGARAN STLH PERUBAHAN URAIAN PEMBIAYAAN DAERAH Penerimaan Pembiayaan Daerah Pelampauan Penerimaan PAD Kegiatan Lanjutan Pengeluaran Pembiayaan Daerah Penyertaan Modal (Investasi) Daerah Pembayaran Utang Pokok PEMBIAYAAN NETTO REALISASI ANGGARAN % 290.514.746.369,91 290.514.746.369,91 100 286.782.132.369,91 290.514.746.369,91 101,30 11.700.000.000,00 11.699.622.205,66 99,99 11.000.000.000,00 11.000.000.000,00 700.000.000,278.814.746.369,91 699.622.205,65 278.815.124.164,25 3.732.614.000,00 100 99,94 100 3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Dalam pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2011, permasalahan yang dihadapi secara umum meliputi : 1) Kebutuhan dana untuk mendukung dan mengaselerasi pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan di Provinsi Sulawesi Selatan dibandingkan relatif dengan lebih besar potensi dan kemampuan keuangan daerah 2) Kemampuan daya serap dalam pelaksanaan pada beberapa program dan kegiatan tertentu relatif mengalami peraturan perundang- kelambatan 3) Regulasi undangan LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 dan tentang pengelolaan keuangan 57 daerah selalu mengalami perubahan sehingga dapat mempengaruhi pemahaman dan penerapan pengelolaan keuangan daerah 4) Kemampuan aparat dalam mengabsorbsi dan mengadopsi berbagai regulasi dan peraturan perundang-undangan tentang mekanisme dan tata cara pelaksanaan APBD relatif terbatas, sehingga perlu dilakukan peningkatan sumber daya aparatur dalam bentuk pendidikan dan pelatihan b. Solusi Dari identifikasi permasalahan yang timbul, maka alternatif solusi terhadap kondisi tersebut, diperlukan langkah-langkah taktis dan strategis sebagai berikut: 1) Perlu perencanaan yang lebih matang dan komprehensif menetapkan untuk program dan kegiatan prioritas. 2) Perlu koordinasi yang lebih mantap antar instansi terkait 3) Perlu terus diupayakan optimalisasi pengelolaan sumber daerah sumber- pendapatan yang bertentangan tidak dengan undang-undang dapat agar meningkatkan jumlah pendapatan 4) Perlu terus dilakukan peningkatan kapasitas dan kapabilitas personil dalam bentuk pendidikan dan pelatihan 5) Perlu terus dilakukan sosialisasi dan bimbingan teknis mengenai peraturan perundang-undangan yang berlaku LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 59