BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN IV.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan membentuk indikator pendahulu (Leading Economic Indicator) untuk meramalkan pergerakan siklus pertumbuhan bisnis Indonesia yang disesuaikan dengan data yang tersedia dan kondisi ekonomi makro yang relevan dengan menggunakan metode growth rate cycle. Prediksi titik balik dari siklus pertumbuhan seri acuan dilakukan dengan uji kualitatif dan kuantitatif. Pengamatan kualitatif dilakukan dengan melihat titik balik indikator ekonomi pendahulu terhadap seri acuan yang menghasilkan lembah dan puncak siklus, sedangkan pengamatan kuantitatif dilakukan dengan melihat korelasi pertumbuhan LEI dengan pertumbuhan PDB. Hasil yang diperoleh menunjukkan indikator pendahulu yang dibentuk memprediksi siklus bisnis dengan baik, cateris paribus. Hasil penelitian menghasilkan pergerakan siklikal pertumbuhan siklus ekonomi Indonesia menunjukkan 6 siklus utama dan keenam siklus utama yang terjadi ini mampu diprediksi dengan baik oleh indikator pendahulu. Dapat dilihat dari Grafik 3.3 bahwa pergerakan siklus pertumbuhan LEI dan siklus pertumbuhan seri acuan menunjukkan ritme siklus yang hampir mirip, artinya missing cycle tidak terdapat. Tabel 3.1 dan Tabel 3.2 menunjukkan ekspansi dan kontraksi yang terjadi di Indonesia. Pemulihan perekonomian Indonesia ditunjukkan dengan ekspansi sedangkan perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia ditunjukkan dengan adanya kontraksi. Indonesia masih mengalami fase 44 kontraksi yang lebih lama, namun hal ini dilanjutkan dengan perbaikan yang ditunjukkan fase ekspansi yang tidak memerlukan waktu yang lama. Uji kuantitatif yang dibentuk CLI menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,54. Korelasi 0,54 menunjukkan nilai korelasi yang baik terbukti nilai sudah melebihi 0,5 artinya antara indeks indikator pendahulu dan indeks pertumbuhan PDB menunjukkan ada hubungan yang erat dalam jangka panjang. Estimasi menghasilkan 8 komponen memiliki siklus pertumbuhan yang mendahului siklus pertumbuhan PDB. Dari semua komponen indikator ekonomi pendahulu, sektor finansial mendominasi dalam pembentukan indikator pendahulu perekonomian Indonesia: pertumbuhan kapitalisasi pasar modal Indonesia, pertumbuhan IHSG, pertumbuhan indeks saham NYSE, pertumbuhan indeks saham FTSE100, dan pertumbuhan indeks saham Hang Seng. Dari sisi perdagangan internasional ekspor Indonesia masih memiliki korelasi yang tertinggi terhadap seri acuan pertumbuhan PDB pada penelitian ini, artinya ekpor masih dapat dijadikan sebagai indikator pendahulu yang handal. Hal ini disebabkan nilai total ekspor menyumbang 25 persen dari nilai keseluruhan nilai PDB. Sedangkan dari sisi konsumsi, dilihat dari siklus pertumbuhan hanya sektor konsumsi semen dan peningkatan keberangkatan penumpang pesawat terbang domestik yang menunjukkan persamaan pergerakan siklus bisnis. Indikator pendahulu yang didominasi sektor investasi dan pasar modal mengindikasi adanya kemungkinan ancaman shock yang datang tiba-tiba dari pergerakan sektor finansial. Indonesia harus lebih mewaspadai dan menggunakan indikator pendahulu ini sebagai early warning system sehingga tidak mengulang 45 volatilitas tinggi dalam perekonomian yang diakibatkan adanya fluktuatif sektor finansial. Berdasarkan pergerakan komponen LEI yang dibentuk, siklus pertumbuhan bisnis Indonesia mampu mengindikasi pergerakan siklus pertumbuhan PDB Indonesia, dan kemampuan prediksi CLI yang dibentuk dengan growth rate cycle mengindikasi adanya titik balik pada kuartal III tahun 2013 dan memprediksi perekonomian Indonesia akan kembali tumbuh pada kuartal I tahun 2014. IV. Saran Pertumbuhan ekonomi ke depan, seperti yang diprediksi oleh indikator pendahulu, akan kembali membaik. Oleh karena, indikator pendahulu yang dibentuk dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu rujukan dalam memprediksi perekonomian Indonesia. Penelitian ini menggunakan seri acuan siklus bisnis dengan pendekatan produk domestik bruto dan menggunakan metode growth rate cycle. Pemulusan data yang dilakukan adalah dengan melakukan six months smoothed growth rate atau membandingkan nilai pertumbuhan dengan nilai rata-rata pertumbuhan 6 bulan yang mendahului dan nilai pembobotan dilakukan dengan membagi sama rata pada masing-masing komponen. Bagi peneliti selanjutnya, peramalan siklus bisnis dapat mengembangkan metode growth rate cycle misalnya dengan melakukan pemulusan data dengan metode months smoothed growth rate atau dengan melakukan perbandingan nilai pertumbuhan dengan nilai rata-rata 12 bulan yang mendahului. Pemulusan dilakukan untuk menghindari perubahan sensitif pada periode sebelumnya. Pemberian bobot juga bisa berdasarkan 46 seberapa besar kontribusi variabel tersebut terhadap PDB, misalnya melakukan regresi dan pembobotan dilakukan dari hasil nilai koefisien pada masing-masing variabel. Pengembangan indikator pendahulu dapat menghasilkan indikator yang baik dengan dukungan ketersediaan data yang memadai, pemilihan variabel yang relevan, observasi yang lebih panjang, dan juga frekuensi data yang tinggi. Lembaga penyedia data diharapkan memperbaiki kualitas dan layanan data-data bersifat makro dan mikro yang lengkap demi kemajuan penelitian Indonesia. Dengan kesediaan data yang memadai, indikator-indikator yang dihasilkan akan semakin banyak sehingga dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan ekonomi ke depan yang lebih baik. 47