INFORMATION TECHNOLOGY AND INFORMATION SYSTEMS Saya sendiri – dan mungkin banyak orang lain – tidak mengetahui bahwa ada perbedaan mendasar antara information Technology (IT) dan Information Systems (IS). Baru setelah membaca buku Information, Systems and Information Systems tulisan Peter Checkland dan Sue Holwell, saya mengerti perbedaannya. Kerancuan pengertian kedua bidang terjadi karena mulainya perkembangan IS berdampingan dengan perkembangan IT sehingga banyak orang menyamakan IS dengan IT, padahal keduanya sama sekali berbeda, walaupun keduanya memang berhubungan erat. Dasar ilmu IT adalah ilmu teknologi, sedangkan dasar IS adalah ilmu manajemen, yaitu bagaimana menggunakan informasi untuk memanage suatu organisasi. Pentingnya informasi untuk aktivitas suatu organisasi sebenarnya sudah lama diketahui dan digunakan sebelum ada komputer. Salah satu contoh yang luar biasa besar dan tidak banyak diketahui orang adalah bahwa kemenangan Inggris dalam the Battle of Britain selama perang dunia kedua adalah karena didukung suatu sistem informasi yang hebat. Angkatan udara Inggris pada saat itu menghadapi angkatan udara Jerman yang lebih unggul baik dalam jumlah maupun teknik. Jerman ingin melumpuhkan Inggris dengan pemboman terus-menerus atas kota London dan bila berhasil akan menyerbu Inggris dengan pasukan daratnya. Kendala yang dihadapi Inggris adalah bahwa secara teknis pesawat terbang mereka hanya mampu mengudara untuk waktu tertentu, sehingga mendeteksi lokasi pesawat udara Jerman menjadi sangat penting. Maka dirancanglah suatu sistem informasi untuk mendeteksi kedatangan dan lokasi pesawat terbang Jerman. Sistem unik ini terdiri atas pos-pos pengawas yang diawaki oleh orang-orang tua, yang selama 24 jam mengeker udara untuk melihat kedatangan pesawat terbang Jerman, dan apabila melihatnya, penjaga itu cepat-cepat naik sepeda ke kantor pos untuk menelepon sebuah pusat. Dengan begitu, berdasarkan informasi yang diterima secara manual, dapat dihitung kapan sebaiknya pesawat Inggris mengudara untuk menyergap musuh. Berkat keberhasilan sistem informasi ini, pada suatu hari 57 pesawat terbang Jerman ditembak jatuh, sedangkan RAF (Royal Air Force) hanya kehilangan 27 pesawat. Sistem informasi ini berhasil tanpa penggunaan komputer. Memang, suatu sistem informasi dapat dirancang tanpa menggunakan komputer, namun kemampuan dan kecepatannya sangatlah terbatas sehingga dianggap biasa saja dan kurang mendapat perhatian khusus. Dengan munculnya komputer dan ilmu IT, sistem informasi berubah – kemampuan dan kecepatannya meningkat secara signifikan – dan IS pun mulai berkembang berdampingan dengan IT. Sebagai ilmu yang relatif masih muda – bila dibandingkan dengan ilmu lain seperti fisika – tidak mengherankan bila IT dan IS masih dalam tahap rancu (confused state). Khususnya IS masih sangat rancu karena dalam waktu singkat kelihatan bahwa laju perkembangan IT tidak dapat diimbangi oleh IS. Keadaan ini logis, sebab pada ilmu IS sebagai bagian dari ilmu manajemen, objeknya adalah manusia, yang pemikiran dan keinginannya senantiasa berubah dan perkembangan pemikiran IS memerlukan pengalaman dari dunia nyata serta dialog di antara mereka yang berkepentingan. Sebaliknya, pada ilmu IT sebagai bagian dari ilmu teknologi, 1 dasarnya adalah bahan hardware seperti microchip, bahkan software pun – yang merupakan hasil pemikiran manusia – sekadar memanfaatkan kemampuan hardware. IT berarti teknologi, dan yang dimaksud biasanya adalah hardware komputer serta alat telekomunikasi. Tetapi, IT dapat juga diartikan secara lebih luas sebagaimana diutarakan oleh Zuboff: IT adalah bersatunya berbagai aliran perkembangan yang meliputi “microelectronics, computer science, telecommunications, software engineering, and system analysis.” Jika IT mencakup bidang-bidang seperti itu, maka terjadilah tumpang tindih antara IT dan IS, sebab IS pun tidak mempunyai batasan yang jelas. Terjadinya overlapping dan kait-mengait antara ilmu komputer, teknologi komputer, manajemen dan teori-teori mengenai organisasi, menyebabkan bidang IS penuh kerancuan dan membingungkan, tidak hanya bagi mereka yang baru mulai mempelajari sistem informasi tetapi juga yang sudahmenekuninya . IS: yang paling perlu diperhatikan Biasanya yang paling perlu diperhatikan oleh bidang IS adalah penyediaan data dan informasi secara teratur dalam suatu organisasi dengan menggunakan IT, yaitu informasi yang diperlukan untuk aktivitas organisasi dan para anggotanya, aktivitas yang berubah terus-menerus. Jadi, pekerjaan bidang IS mempunyai akibat dan pengaruh terhadap aktivitas pekerjaan sehari-hari. Inilah konsep yang paling dasar dalam bidang IS. Tetapi, konsep ‘penyediaan data’ itu dapat diperluas tanpa distorsi hingga meliputi ‘pengiriman data/informasi’ antara organisasi atau antara kelompok. Topik yang kedua ini semakin penting karena adanya perkembangan dalam bidang teknologi komputer dan telekomunikasi. Ini semua ada implikasinya. Orang yang ingin mendalami bidang IS harus menentukan pandangannya mengenai dua elemen dasar yang terkandung dalam konsep ini. Pertama mereka harus menyadari apa arti ‘informasi’ dan ‘sistem informasi’, dan kedua mereka harus mendasari pengertian itu dengan suatu gagasan yang secara logis berkaitan, yaitu apa arti ‘suatu organisasi’. Selain kedua elemen dasar ini, perlu juga dipikirkan faktor perubahan terus-menerus yang dihadapi – baik perubahan di bidang teknologi IT maupun pada manusia yang melakukan akivitas. Oleh sebab itu, penyediaan informasi dalam suatu organisasi harus dipandang sebagai sesuatu yang berkembang dan berubah terus-menerus. Ini semua perlu dipelajari bila ingin merancang suatu sistem informasi. Untuk mengatasi pengertian mengenai elemen ‘informasi’ dan ‘sistem informasi’, tim universtas Lancaster mencetuskan suatu teori yang menjelaskan perbedaan antara: data, informasi dan knowledge, bahkan diselipkan sebuah istilah baru ‘capta’ sehingga urutannya menjadi data, capta, informasi dan knowledge. Berikut penjelasan teori ini. Dari data ke capta 2 Tidak banyak – bahkan boleh jadi tidak ada – yang mengetahui istilah ‘capta’ sehubungan dengan istilah ‘data’ dan ‘informasi’, tetapi kemungkinan besar para praktisi bidang IS sudah menggunakannya. Pola pemikirannya adalah bahwa ‘data’ mewakili begitu banyak fakta – data warehousing – mengenai kejadiankejadian, objek-objek atau manusia, yang kebanyakan tidak berhubungan satu sama lain. Sedangkan ‘capta’ merupakan data yang diseleksi dan disusun berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Misalnya, ada data penjualan di seluruh S&D. Data itu sekarang disusun berdasarkan penjualan di setiap cabang, atau berdasarkan penjualan pada masing-masing trade channel. Inilah capta, data yang diperkaya karena disusun berdasarkan kategori tertentu. Dari capta ke informasi dan knowledge Setelah melakukan seleksi yang memperkaya data dengan menjadikannya capta, kita akan menghubungkan capta ini dengan hal-hal lain yang berarti atau bermakna (meaningful facts), misalnya untuk membandingkan angka penjualan Palembang – capta – dengan target Rofo-nya. Dengan melihat capta dalam konteks pencapaian Rofo, terjadilah perubahan dari capta menjadi sesuatu yang lebih bernilai atau bermakna, sehingga wajar bila diberi nama lain: ‘informasi’. Selanjutnya, berbagai informasi tertentu dapat dihubungkan satu dengan yang lain menjadi struktur-struktur besar yang terdiri atas aneka ragam informasi. Struktur-struktur semacam ini bertahan lebih lama bila dibandingkan dengan informasi yang hanya diperlukan sementara. Misalnya, inventory level bulan April dibandingkan dengan target inventory level maksimum 14 hari. Ini merupaan informasi. Adapun eksekusi DRP (distribution resource planning) – sesuai dengan definisi ‘eksekusi’ – memerlukan berbagai macam informasi yang disusun menjadi struktur besar, tanpa itu DRP tidak dapat dilaksanakan dengan sukses. Struktur besar ini selain menambah nilai juga bertahan lebih lama, dan disebut dengan istilah ‘knowledge’. 3 Gambar 4.1. memperlihatkan bagaimana data mengalami tiga perubahan sehingga menjadi knowledge. Dalam proses ini penting digarisbawahi adanya tiga perbedaan yang terjadi karena dilakukannya hal-hal sebagai berikut: seleksi data; penambahan arti pada data yang diseleksi; dan membangun strukturstrukur besar terdiri atas data yang berarti. Perlu juga dikemukakan penggunaan istilah data, capta, informasi dan knowledge untuk menjelaskan keempat produk dari tiga pembedaan tersebut. Dalam analisis mengenai data, capta, informasi dan knowledge itu aspek yang paling penting adalah bahwa yang melakukan ketiga pembedaan itu (yang menciptakan informasi) adalah manusia – bukan mesin. Orang yang menyusun data menjadi capta yang lebih bermakna itu tentu saja mempunyai maksud agar capta itu sesuai dengan kategori-kategori informasi yang akan bermakna bagi aneka macam orang. Tetapi, memberi makna pada data yang diproses itu merupakan kemampuan manusia, dan pemberian makna tertentu boleh jadi unik untuk seseorang. Penyusun informasi tidak dapat menjamin bahwa pemberian makna itu akan dapat diterima oleh semua pihak. Oleh sebab itu, ‘information systems’ atau ‘management information systems’ benar-benar tidak dapat memberikan informasi dengan makna yang seragam untuk semua pihak (unequivocal information). Yang dapat dilakukan oleh IS atau MIS adalah memproses capta (data yang sudah diseleksi) menjadi bentukbentuk berguna yang dapat menentukan (mengimplikasikan) kategori-kategori informasi tertentu. The cancept ‘information system’ Berdasarkan penjelasan sebelumnya mengenai ‘bagaimana data diubah menjadi knowledge’ yang penggunaannya adalah untuk ‘purposeful action’, ‘IS support’ dapat dijabarkan secara sederhana dalam gambar sebagai berikut. Elemen 1-5 adalah: 1. Individu atau kelompok dalam organisasi yang memerlukan knowledge untuk purposeful action; 2. Perceived world – data-rich (dunia yang dipersepsi – kaya akan data); 4 3. Debat atau wacana tentang: 4. Data, capta, informasi dan knowledge. 5. Gabungan keinginan dan kompromi; 6. Jelas 7. Jelas Di depan telah diberikan penjabaran mengenai konsep ‘information’ dan ‘information systems’ (IS) sebagai sistem pendukung – the system which serves – yang menunjang aktivitas-aktivitas dalam suatu sistem – the system which is served. Selanjutnya, konsep IS dapat dijabarkan sebagai satu sistem yang terdiri atas dua sistem sebagai berikut. Pada gambar 4.7. terdapat dua sistem: pertama ‘the system which serves’, dalam kasus ini IS; dan kedua ‘the system which is served’, yaitu organisasi yang menurut Checkland dan Holwell tidak ada deskripsinya yang jelas. Konsep yang jelas mengenai organisasi diperlukan sebagai konteks, sebab tanpa konteks yang jelas akan timbul pertanyaan ‘sistem itu melayani siapa?’ [dan layanan apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh sistem yang dilayani?] Dari puluhan buku yang telah saya baca, saya pun tidak menemukan deskripsi jelas mengenai organisasi. Baru setelah membaca The New St. Gallen Management Model pada akhir tahun 2008, saya temukan diskripsi yang jelas mengenai organisasi. Di sini pandangan jauh ke depan Hans Ulrich patut dihargai sebab pada tahun 1950-1960-an Ulrich sudah mengatakan perlunya konsep menyeluruh mengenai organisasi, sebab bila konsep itu tidak ada, akan timbul kendala yang sama, yaitu manajemen tanpa konteks. Oleh sebab itu, setelah kita berhasil mendesain sistem S&D yang holistis, kita dapat mendesain sistem IS karena kedua elemen dasar – pengertian mengenai ‘informasi’ dan ‘sistem informasi’ maupun mengenai ‘organisasi’ – sudah jelas. 5