perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 BAB I

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal wajib bagi setiap warga negara yang merupakan
salah satu modal pembangunan suatu bangsa. Pendidikan juga merupakan indikator
penting yang menunjukkan kualitas hidup manusia. Pendidikan yang berkualitas
akan mencetak sumberdaya manusia yang berkualitas pula sehingga dapat
mendukung pembangunan nasional demi kemajuan negara. Menurut UU No. 20
tahun
2003
pasal
1
tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional
dalam
(http://www.sisdiknas.go.id) bahwa :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Dalam perkembangan pendidikan di Indonesia, mengalami perkembangan
seperti dari segi kurukulum yang berlaku untuk pendidikan, saat ini telah berlaku
kurikulum 2013 Berdasarkan Permendikbud No. 69 tahun 2013 tentang Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah yang
diterapkan untuk pendidikan sebagai ganti kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum
2006 KTSP. Menurut UU No 20 tahun 2003 pasal 1 butir 19 tentang sistem
pendidikan nasional , kurikulum adalah : “Seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan,isi dan bahan pengajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelanggaran kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan teretentu”
Dalam kurikulum 2013 ini peserta didik dituntut untuk aktif dalam
pembelajaran, penilaian terhadap peserta didik tidak hanya berorientasi terhadap
hasil belajar saja namun juga berorientasi kepada standart proses kegiatan belajar
mengajar saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam proses pembelajaran,
komponen utama adalah peserta didik dan guru. Pembelajaran TCL (Teacher
commit to user
Centered Learning) sekarang ini masih banyak diterapkan dalam proses
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
pembelajaran di kelas dengan alasan pembelajaran TCL adalah praktis dan tidak
banyak menyita waktu. Padahal paradikma pendidikan sudah mulai berubah dan
berkembang, pembelajaran yang semula berfokus pada guru kini berubah kepada
peserta didik (Student Centered learning). Mata pelajaran yang perlu
dikembangkan dalam proses belajar mengajar adalah mata pelajaran geografi.
Pelajaran geografi memberikan pengetahuan kepada peserta didik tentang bumi
dengan pendekatan keruangan, lingkungan dan kewilayahan. Geografi juga
membahas tentang interaksi fisik dan sosial. Dari pembelajaran geografi diharapkan
peserta didik mampu memberikan pemecahan masalah yang berkaitan dengan
interaksi manusia dan alam dalam lingkup keruangan. Dalam materi pelajaran
geografi SMA terdapat pokok bahasan hubungan manusia dan lingkungan akibat
dinamika hidrosfer yang terdiri atas beberapa pokok bahasan yang memiliki tujuan
dan karakteristik sendiri. Sub pokok bahasan hubungan manusia dan lingkungan
akibat dinamika hidrosfer merupakan materi yang menuntut pesrta didik
mengimajinasikan materi sesuai dengan kehidupan nyata, untuk menggambarkan
proses terjadinya dinamika hidrosfer di permukaan bumi serta faktor apa yang
mempengarui pesebarannya. Untuk menyampaiankan materi tersebut perlu di
terapkan sebuah model pembelajaran yang mampu untuk merangsang peserta didik
untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai hasil belajar yang
maksimal. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal pada mata pelajaran geografi
tidak terlepas dari berbagai persoalan terutama dalam proses belajar mengajar,
diantaranya adalah :
1. Model pembelajaran monoton berpusat kepada guru sebagai sumber belajar.
2. Anggapan bahwa kemampuan kognitif terutama dalam hafalan yang bisa
mematikan kreativitas dalam memahami materi pembelajaran.
3. Masih minimnya variasi model dan media yang digunakan dalam proses
pembelajaran.
4. Suasana kelas yang kurang kondusif sehingga mempengaruhi proses belajar
mengajar.
5. Banyaknya materi pelajaran yang harus disampiakan dalam kurun waktu yang
commit to user
relatif singkat.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
Dari permasalahan tersebut perlu adanya perbaikan atau variasi model
pembelajaran yang baru, yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar dan
memancing kreativitas peserta didik dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Perkembangan model pembelajaran dari waktu ke waktu selalu mengalami
perubahan. Model pembelajaran tradisional dewasa ini mulai ditinggalkan berganti
dengan model yang lebih modern. Salah satunya adalah model pembelajaran Earth
Science Communinty (EarthComm) merupakan model belajar yang menyajikan
masalah yang kontekstual sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan
pengetahuan
baru
berdasarkan
pengalamannya
dalam
beraktifitas secara nyata, masalah yang disajikan dalam sebuah skenario
pembelajaran, masalah yang diberikan kepada peserta didik bertujuan untuk
dipecahkan sehingga dapat merangsang peserta didik untuk meningkatkan
pemahaman tentang materi yang di sajikan, menurut Trianto (2007:13)
“Pembelajaran EarthComm adalah proses belajar yang lebih menekankan pada
proses dari pada hasil”.
Smith, dkk (2001:8) “ Pembelajaran EarthComm lebih menekankan pada
konsep -konsep, untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan peserta didik
dalam mengambil keputusan, berpikir kritis, dan dapat mengapresiasikan bumi
sebagai sistem. EarthComm tidak membuat banyak topic seperti dalam buku teks”.
Secara konseptual pendekatan EarthComm pada pembelajaran geografi diharapkan
dapat membantu peserta didik mengenal bumi secara lebih mendalam. Pengenalan
bumi secara mendalam diharapkan dapat meningkatkan kepedulian peserta didik
terhadap lingkungan. Pembelajaran EarthComm adalah proses pembelajaran yang
mengutamakan bagaimana guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada
peserta didik, tetapi dalam prosesnya, peserta didik berupaya membangun sendiri
pengetahuan yang ada dengan menemukan dan menerapkan ide-idenya sendiri.
Melalui pembelajaran EarthComm peserta didik mencoba untuk mencari tahu
dengan menggunakan berbagai sumber belajar untuk menjelaskan terjadinya
sesuatu. Pembelajaran EarthComm muncul karena banyaknya persoalan (problem)
di planet bumi seperti halnya resiko dengan alam.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
Pelaksanaan pembelajaran EarthComm mempunyai visi untuk teaching, learning,
and practice tentang earth science. Ada 4 spesifikasi dalam pembelajaran
EarthComm, yang pertama adalah relevance (relevansi) Menurut Smith, dkk
(2001:10) konsep relevance adalah :
Earth science is all about context and relevance. Earth scientists seek to
understand the where, when, and how of a process or event and to use that
understanding to make wise decisions. Earth science has exceptionally
broad scope. After all, everything on Earth and in space is affected by and
related to Earth science.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Earth Science memiliki
ruang lingkup yang sangat luas. Segala sesuatu di bumi dan dalam ruang
dipengaruhi dan berhubungan dengan Earth Science, sehingga dalam penyampaian
materi dalam proses pembelajaran tidak di sajikan dalam satu topik saja misalnya,
sebagai contoh untuk materi hubungan manusia dan lingkungan akibat dinamika
hidrosfer, volcano (gunung api) yang berinteraksi dengan hidrosfer dan makhluk
hidup, namun interaksi ini menjadi kabur atau tidak jelas apabila mengajarkan
hidrosfer sebagai salah satu topik, vulkanisme sebagai topik yang lain, dan
makhluk hidup dalam konteks topik yang berbeda, fokus Earth Science dalam
EarthComm memungkinkan guru untuk membantu peserta didik membentuk
rantai koneksi dari fenomena ilmu bumi banyak ide-ide lain,dan akhirnya kembali
ke dunia peserta didik itu sendiri. Dalam konsep relevansi untuk memeberikan
ilustrasi dalam permasalahan yang akan dijadikan skenario dalam pembelajaran
harus menggambarkan tempat kejadian yang spesifik, dampak dan sejarahnya,
sebagai contoh untuk permasalahan hidrologi di Kota Surakarta terkait banjir dan
kekeringan harus disampaiakan secara menyeluruh dengan memberikan ilustrasi
umum tentang tempat yang rinci, dampak dan sejarah tentang banjir dan
kekeringan yang berada disekitar kota Surakarta. Masyarakat (Community)
menurut Smith, dkk (2001:11) community adalah: “community is, in essence, a
group of varied living things interacting in some ways.” Masyarakat dalam
pembelajaran EarthComm masyarakat di asumsikan sebagai kelompok mahluk
hidup yang beragam yang saling berinteraksi dengan cara tertentu. Dalam konsep
Community ini peserta didik di harapkan
commit todapat
user mengaitkan bagaimana feomena
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
yang terjadi pada sistem bumi berkaitan dengan kehidupan masayarakat.
Pemikiran ini muncul karena konsep masyarakat saling bertumpang tindih dengan
konsep region (wilayah) geografi, karena mahluk hidup (faktor biotik) dipengaruhi
oleh dan mempengaruhi hal-hal non-hidup (faktor abiotik). Sebagai contoh iklim
dan topografi suatu tempat menjadi sangat penting untuk memahami sebuah
komunitas yang hidup di wilayah tersebut, komunitas masyarakat akan
dipengaruhi oleh faktor tersebut sebagai contoh masyarakat di daerah pegunungan,
dan di daerah pantai akan mempunyai vasiari yang berbeda – beda begitu pula
komunitas didaerah yang lainya. System (sistem) adalah alat penting yang tidak
hanya digunakan untuk memahami kompleksitas, ambiguitas, dan ketidakpastian
dari proses-proses yang mengontrol dan membentuk fenomena di bumi, tetapi juga
untuk memahami hubungan antara manusia dan bumi. Pendekatan sistem
pendidikan sains diharapkan peserta didik dapat mengetahui bahwa alam
dirancang secara kompleks, besar, rumit, dan berisi bagian-bagian yang tidak dapat
dipahami sepenuhnya terpisah dari satu sama lain. Sistem semuanya mengandung
bagian-bagian yang saling berhubungan dan fungsi secara keseluruhan, diharapkan
peserta didik dapat berpikir dan menganalisis setiap sistem ini mengharuskan
peserta didik tahu bagaimana bagian-bagian yang terkait. Inquiry dalam
pembelajaran EarthComm dirancang untuk mendorong peserta didik menemukan
sebuah pemahaman. Penemuan ini didapatkan dari pertanyaan yang diajukan oleh
guru yang jawabannya belum sepenuhnya diketahui oleh peserta didik.
EarthComm menekankan penemuan melalui sebuah "Challenge" atau tantangan.
Tantangan ini bertujuan untuk memotivasi peserta didik untuk bertanya bagaimana
ide-ide Earth Science yang sedang dipelajari berhubungan dengan materi yang
akan di pelajari dalam kegiatan belajar mengajar.
Perkembangan dalam dunia pendidikan menunjukan bahwa belajar bukan
lagi suatu kegiatan sebatas memperoleh informasi namun juga suatu kegiatan untuk
memahami, menemukan dan melakukan sesuatu, yang dimaksud dengan
memahami adalah lebih dari sekedar menunjukan apa yang diketahui, namun
memahami menyangkut keterkaitan antara apa yang sudah dipelajari dengan
commit topengetahuan
user
kehidupan nyata, dengan menggunakan
dengan baik yang sesuai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
kondisi nyata, diharapkan peserta didik mampu membentuk pembelajaran yang
bermakna. Mata pelajaran geografi merupakan salah satu mata pelajaran yang
diajarkan di sekolah menengah atas (SMA). Sebagian besar peserta didik
menganggap geografi merupakan mata pelajaran yang tidak menarik dan
membosankan, Selain itu anggapan bahwa mata pelajaran geografi merupakan mata
pelajaran yang bersifat abstrak dan hafalan saja. Menurut Maryani dalam Prismana
(2011:4) di persekolahan ilmu geografi seringkali dianggap tidak menarik untuk
dipelajari, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor:
(1) pelajaran geografi sering terjebak pada aspek kognitif tingkat rendah yaitu
menghafal nama-nama tempat, sungai, dan gunung, atau sejumlah fakta
lainnya;(2) ilmu geografi seringkali dikaitkan ilmu yang hanya pembuatan
peta; (3) geografi hanya menggambarkan tentang perjalanan-perjalanan
manusia di permukaan bumi; (4) proses pembelajaran ilmu geografi
cenderung bersifat verbal, kurang melibatkan fakta-fakta actual, tidak
menggunakan media kongkrit dan teknologi mutahir; (5) kurang aplikabel
dalam memecahkan masalah-masalah yang berkembang saat ini.
Sebenarnya hal ini dapat dihindari apabila guru lebih cermat dalam
menentukan model, pendekatan dan media dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Didalam pembelajaran Geografi SMA kelas X terdapat sub-bagian pembelajaran
dengan materi hubungan manusia dan lingkungan akibat dinamika hidrosfer, materi
hubungan manusia dan lingkungan akibat dinamika hidrosfer merupakan materi
yang pemahamanya tidak hanya berupa hafalan saja melaikan tantang bagaimana
cara peserta didik dapat mengiplementasikan apa yang dipelajari dengan kehidupan
nyata. Materi inilah yang akan disampaikan kepada peserta didik.Dalam kegiatan
pembelajaran perlu adanya model sebagai wadah untuk menyampiakan materi
tersebut karena materi hubungan manusia dan lingkungan akibat dinamika hidrosfer
tidak hanya berupa hafalan saja melainkan harus ada pemahaman dengan kondisi
kenyataan yang berada di permukaan bumi. Materi hubungan manusia dan
lingkungan akibat dinamika hidrosfer yang masih bersifat abstrak dan kurang di
pahami peserta didik perlu diajarkan dengan model yang lebih baik, untuk itu di
perlukan uji coba dengan menerapkan pembelajaran EarthComm, penerapan
pembelajaran ini diharapkan mengurangi keabstrakan materi dan dapat merangsang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
motivasi belajar peserta didik dalam memahami materi dan diharapkan mampu
membawa peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
Model pembelajaran EarthComm yang diterapkan pada materi pokok
hubungan manusia dan lingkungan akibat dinamika hidrosfer bertujuan untuk
mengevaluasi tindakan yang tepat dalam pemahaman siklus/dinamika hidrosfer
yang dapat membantu peserta didik untuk menemukan serta membangun sendiri
pemahaman pada materi pokok tersebut, sehingga akan memberikan kesempatan
kepada peserta didik lebih aktif dalam membentuk konsep suatu materi,
menemukan gambaran-gambaran melalui pengalaman dalam kerja sama kelompok
dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman tentang materi yang
disampaiakan. Selama ini pembelajaran yang dilakukan sering berorientasi pada
buku teks dan penguasaan terhadap konten/isi buku teks, hal ini mengakibatkan
ukuran keberhasilan cenderung kepada seberapa mampu peserta didik mengingat
apa yang tercantum dalam buku teks, padahal dalam kondisi kehidupan yang
sekarang yang semakin kompleks kemampuan peserta didik tidak hanya cukup
dengan menghafal, namun seberapa mampu meraka memikirkan permasalahan –
permasalahan yang ada terutama permasalahan yang berda di sekitar lingkunganya.
Seperti halnya pada permasalahan kebencanaan seperti hubungan manusia dan
lingkungan akibat dinamika hidrosfer. Dari penerapan model dalam proses
pemebelajaranya peserta didik diharapkan tidak hanya mengatahui apa itu ?
(what is it ), tetapi bagaimana cara mengerjakan sesuatu (how are you doing) dan
bagaimana menghubungkan dengan kehidupan nyata (connecting) sehaingga selain
peserta didik tau apa itu hubungan manusia dan lingkungan akibat dinamika
hidrosfer dan peserta didik dapat mengimplemetasikan apa yang di ketahui ke
dalam kehidupan nyata.
Selain penggunaan model perlu adanya pemilihan media belajar yang sesuai
dengan topik yang diajarkan dapat mewakilkan persepsi guru dalam menyampaikan
informasi, sehingga peserta didik akan dapat dengan mudah memahami persepsi
guru dari suatu materi. Salah satu fungsi dari media belajar adalah menyajikan
informasi, ide, serta konsep. Media belajar dapat membantu peserta didik untuk
commitmereka
to userpada akhirnya memiliki pola pikir
berpikir logis dan sistematis , sehingga
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
yang diperlukan dalam mempelajari geografi. seiring berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi, dewasa ini sekolah lebih memilih media komputer
sebagai sarana penyampaian materi pelajaran. Penggunaan media ini akan lebih
praktis serta sangat baik dalam menjelaskan seluruh dimensi pelajaran. Proses akan
lebih menarik serta lebih mudah dipahami apabila disampaikan melalui media yang
nyata, tiga dimensi, serta dapat disentuh sehingga peserta didik akan lebih terbawa
dalam penjelasan proses tersebut. Salah satu media yang dapat di gunakan secara
komputering adalah Google Earth, pemahaman peserta didik terhadap materi
pelajaran tidak lepas dari kehadiran media. Hal ini dijelaskan dalam kerucut
pengalaman Dale. Dalam kerucut pengalaman tersebut menjelaskan mengenai
derajat kekonkretan serta keabstrakan dari berbagai pengalaman. Penggunaan
media ini dimaksudkan agar dapat memperkecil derajat keabstrakan dari suatu
materi, sehingga pada akhirnya dengan media ini diharapkan dapat meningkatkan
tingkat pemahaman peserta didik. Aplikasi google earth merupakan aplikasi yang
disediakan secara gratis oleh Google, aplikasi ini mempresentasikan kenampakan
muka bumi secara nyata, gambaran – gambaran yang disajikan merupakan hasil
dari foto satelit berupa citra IKONOS google, aplikasi google ini dapat
menampilkan juga data topografi wilayah di permukaan bumi sehingga wilayah di
permukaan bumi dapat dilihat secara tiga dimensi seperti bentuk wilayah
pegunungan yang dapat dilihat secara tiga dimensi, fitur ini dapat di jadikan sebagai
analisis untuk menetukan wilayah banjir, karena dari fitur ini kita dapat melihat
kondisi lingkungan fisik seperti penggunaan lahan, ketingggian dan kemiringan
lereng, selain itu aplikasi ini juga dapat menyajikan vertical elevation suatu wilayah
sehingga kita dapat mengetahui ketinggian wilayah serta fitur KML yang
memungkinkan unutk dilakukan Overlay sehingga objek hidrologi yang akan di
pelajari akan nampak lebih nyata, diharapkan dari penggunaan media google earth
sebagai media untuk penyampaian materi hubungan manusia dan dinamika
hidrosfer dapat membantu peserta didik untuk menciptakan sebuah pemahaman
materi dan permasalahan seperti masalah hidrologi banjir kota Surakarta, selain itu
penggunaan media
google earth diharapkan mampu menumbuhkan motivasi
commit
tomengajar.
user
peserta didik dalam proses kegiatan
belajar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
Motivasi dan belajar adalah dua hal yang saling mempengeruhi. Menurut
Abdul Gafur (2012:19) Motivasi merupakan dorongan untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu , termasuk kegiatan belajar , dorongan bisa berasal dari dalam
peserta didik (intrinsik) atau dari luar peserta didik (ekstrinsik). Hal ini
memepunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam kegiatan belajar
mengajar. Maka dari itu untuk mendorong motivasi dapat dilakukan dengan jalan
menunjukan kegunaan dan pentingnya materi yang di pelajari dan kerugianya jika
tidak memepelajari, serta manfaat dan relansinya untuk kegiatn belajar waktu
sekarang dan akan datang ataupun di masyarakat.
SMA N 3 Surakarta, salah satu SMA yang sudah menerapkan kurikulum
2013. Dari observasi pembelajaran dan keterangan dari guru geografi yang
besangkutan , bahwa karakteristik kompetensi dasar ini memiliki ranah pemahaman
yang cukup tinggi dengan begitu banyak pokok-pokok teori esensial yang harus
disampaikan dalam proses pemebelajaran, kurang pemahamanya materi yang
diterima oleh murid karena materi yang disampaikan dalam kurun waktu pertemuan
yang relative singkat dengan materi yang sangat banyak sehinngga untuk
menyiasati permasalahan yang ada dalam penyampaian materi tentang kegiatan
belajar mengajar dengan model dan media yang lebih bervariasi. Bertolak dari latar
belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian ini dengan judul skripsi
”EFEKTIVITAS
PENGGUNAAN
MODEL
PEMBELAJARAN
EARTH SCIENCE COMMUNITY (EARTHCOMM) BERBANTUAN MEDIA
GOOGLE EARTH TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI DITINJAU
DARI MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK (Pokok Bahasan :
Hubungan Manusia dan Lingkungan Akibat Dinamika Hidrosfer Kelas X
SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015) “
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian yang terdapat pada latar belakang masalah di atas maka dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Penerapan kurikulum 2013 dimana penilaian tidak berorientasi pada hasil saja
namun kepada proses pembelajaran.
2. Waktu yang di sediakan untuk pembelajaran geografi sangatlah terbatas.
3. Materi hubungan manusia dan lingkungan akibat dinamika hidrosfer
membutuhkan daya ingat, pemahaman, dan analisis akan sangat abstrak jika
tidak disampaikan tanpa dukungan visualisasi yang jelas.
4. Paradigma pembelajaran berubah dari teacher oriented menjadi student
oriented, peserta didik dituntut aktif dalam proses pembelajaran.
5. Perlunya sebuah model dan media pembelajaran yang menarik dan sesuai
sehingga bisa membangkitkan motivasi peserta didik untuk aktif.
6. Media pembelajaran interaktif ini diyakini dapat membantu peserta didik
memahami materi pembelajaran geografi khususnya pada materi tentang
tentang dinamika hidrosfer.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang maslah dan identifikasi masalah diatas maka
dalam penelitian ini penulis membatasi dengan maksud agar lebih terarah dan
mencapai tujuan yang tepat. Sebagai berikut :
1. Model pembelajaran yang diuji/dieksperimenkan adalah adalah Earth
Science Community (EarthComm)
2. Pokok bahasan yang digunakan pada penelitian ini adalah hubungan
manusia dan lingkungan akibat dinamika hidrosfer.
3. Keberhasilan peserta didik ditinjau dari kemampuan kognitif pada pokok
bahasan hubungan manusia dan lingkungan akibat dinamika hidrosfer
4. Kemampuan peserta didik yang digunakan sebagai perbandingan adalah
kemampuan kognitif ditinjau dari motivasi belajar peserta didik pada pokok
commit to user
bahasan hidrosfer.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Earth Science
Community (EarthComm) bebantuan media Google Earth terhadap hasil
belajar peserta didik kelas X SMA Negeri 3 Surakarta tahun pelajaran
2014/2015 pada pokok bahasan hubungan manusia dan lingkungan akibat
dinamika hidrosfer ?
2. Apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta didik
kelas X SMA Negeri 3 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015 pada pokok
bahasan hubungan manusia dan lingkungan akibat dinamika hidrosfer ?
3. Apakah ada interaksi antara penggunaan model pembelajaran ditinjau dari
motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta didik kelas X SMA Negeri 3
Surakarta
tahun
pelajaran 2014/2015 pada pokok bahasan hubungan
manusia dan lingkungan akibat dinamika hidrosfer ?
E . Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengaruh model pembelajaran Earth Science Community
(EarthComm) berbantuan Google Earth terhadap hasil belajar peserta didik
pada pokok bahasan hubungan manusia dan lingkungan akibat dinamika
hidrosfer peserta didik kelas X SMA Negeri 3 Surakarta tahun pelajaran
2014/2015.
2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta didik
pada pokok bahasan hubungan manusia dan lingkungan akibat dinamika
hidrosfer peserta didik kelas X SMA Negeri 3 Surakarta tahun pelajaran
2014/2015.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
3. Mengetahui
apakah
terdapat
interaksi
antara
penggunaan
model
pembelajaran ditinjau dari motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta
didik pada pokok bahasan hubungan manusia dan lingkungan akibat
dinamika hidrosfer peserta didik kelas X Negeri 3 Surakarta
tahun
pelajaran 2014/2015.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan untuk mengetahui keefektifan model Earrth Science
Community (EarthComm) untuk materi hubungan manusia dan dinamika
hidrosfer di Kurikulum 2013
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi peneliti-peneliti
selanjutnya yang melakukan penelitian tentang pengajaran geografi,
khususnya dalam pembelajaran Earth Science Community (EarthComm).
2.
Manfaat Praktis
a. Bagi Peserta didik
1) Meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik dalam mempelajari
geografi khususnya tentang materi hubungan manusia dan lingkungan
akibat dinamika hidrosfer.
2) Membantu menguasai materi pembelajaran khususnya hubungan
manusia dan lingkungan akibat dinamika hidrosfer.
3) Meningkatkan pemahaman materi hubungan manusia dan dinamika
hidrosfer dalam pembelajaran geografi.
b. Bagi Guru Geografi
1) Meningkatkan suasana yang kondusif dan menyenangkan dalam proses
belajar mengajar geografi khususnya materi hubungan manusia dan
dinamika hidrosfer
2) Memberikan alternatif model pembelajaran yang lain bagi guru geografi
untuk meningkatkan hasil belajar geografi. khususnya materi hubungan
commit to user
manusia dan dinamika hidrosfer
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
c. Bagi Sekolah
1) Meningkatkan kualitas atau mutu sekolah melalui peningkatan hasil
belajar peserta didik dan kinerja guru.
2) Sebagai reverensi dan arsip tentang penelitian di sekolah yang di
harapkan mampu meningkatkan paradikma pendidikan.
d. Bagi Pemerintah
1) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan kepada
pemerintah sehingga biasa memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia.
2)
Penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai sumber untuk
meningkatkan paradikma pendidikan yang nantinya di terapkan di
sekolah – sekolah SMA di seluruh Indonesia.
commit to user
Download