OPTIMASI MODEL KOORDINASI DUA TINGKAT SUPPLY CHAIN PADA PROSES DISTRIBUSI BARANG (Studi Kasus di UD. NN Malang) Iftitaahul Mufarrihah, Imam Nurhadi P Email : [email protected] Fakultas MIPA, Jurusan Matematika, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak. Datangnya era pasar bebas tidak dapat disangkal bahwa kompetisi antar perusahaan semakin ketat. Oleh karena itu agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan bisnis tersebut, salah satu cara yang digunakan adalah dengan menerapkan supply chain management. Dalam skripsi ini akan dibahas mengenai koordinasi pada dua tingkat supply chain yang bertujuan untuk meminimumkan biaya antar anggota dan biaya total supply chain. Dua tingkat supply chain pada skripsi ini dibatasi pada rantai pasok dengan pemanufaktur tunggal yang menyuplai produk tunggal kepada distributor tunggal. Skripsi ini berfokus pada pengembangan model matematis dan pengoptimalan dari dua tingkat supply chain pada proses distribusi barang dengan dan tanpa koordinasi. Selain itu, digunakan juga perhitungan numerik dengan menggunakan data studi kasus di UD. NN Malang untuk mengetahui keefektifan model yang telah dibuat. Model ini mengkonfirmasi bahwa dengan menggunakan koordinasi kinerja sistem lebih baik jika dibandingkan tanpa menggunakan koordinasi. Kata Kunci : koordinasi, dua tingkat supply chain, proses distribusi barang 1. PENDAHULUAN Datangnya era pasar bebas tidak dapat disangkal menyebabkan adanya persaingan bisnis di segala bidang usaha. Oleh karena itu agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan bisnis tersebut, salah satu cara yang digunakan adalah dengan menerapkan supply chain management. Menurut Simchi-Levi et al (2000) supply chain management merupakan pendekatan untuk pengelolaan inventory dan distribusi secara terintregasi antara pemasok, produsen, distributor, dan pengecer untuk meminimumkan biaya sistem secara keseluruhan. Inti utama dari supply chain management adalah proses distribusi. Menurut Pujawan (2005) distribusi adalah proses untuk memindahkan dan menyimpan barang mulai dari tingkat pemasok sampai ke tingkat pelanggan dalam supply chain. Sebagian besar dari penelitian yang telah dilakukan diarahkan pada permasalahan distribusi satu tingkat. Sedangkan pada supply chain banyak tingkat belum terlalu banyak diteliti. Permasalahan distribusi banyak tingkat merupakan permasalahan umum dalam konteks jaringan supply chain dengan tujuan meminimumkan biaya total distribusi (Kota, 2012). Pada artikel ini penelitian dilakukan pada dua tingkat supply chain pada proses distribusi barang dengan melakukan studi kasus di UD.NN Malang. 2. METODOLOGI Langkah-langkah yang digunakan untuk menyelesaikan model matematika dari dua tingkat supply chain pada proses distribusi barang adalah sebagai berikut. 2.1 Menentukan nilai dan membandingkan nilai ( ) dan ( ) Besarnya nilai integer dapat diperoleh dengan menurunkan ( ) terhadap ( ) ][ [ , ] √ dimana adalah biaya pemesanan oleh perusahaan, adalah harga beli perusahaan, adalah biaya pemesanan distributor dan adalah biaya pengolahan oleh perusahaan. Besarnya nilai tidak akan berupa bilangan bulat (integer), oleh karena itu diambil persekitaran nilai disekitar . Dimisalkan ( ) maka ( ) maka dan . Jika ( ) ,dan jika ( ) . 2.2 Menentukan nilai Besarnya nilai (permintaan) dapat diperoleh dengan menggunakan rumus, ( ) dengan nilai dan masing-masing adalah biaya produksi dan biaya simpan yang bernilai konstan, sedangkan adalah harga jual distributor. 2.3 Menghitung nilai Besarnya nilai ( ( ), , , , dan ( ) ) dapat dihitung dengan menurunkan persamaan berikut. (1) sehingga diperoleh rumus banyaknya pemesanan optimal sebagai berikut ( ) √ [ ] [ (2) ] dengan adalah interest rate atau bunga (%). Sedangkan untuk besarnya nilai (biaya total distributor), masing dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini. (biaya total perusahaan) masing- ( ) atau biaya total supply chain optimum diperoleh dengan Besarnya nilai ( ) mensubtitusikan persamaan (2) kedalam persaman (1). Sehingga diperoleh rumus sebagai berikut ( ) √ [ ][ ] Selanjutnya, setelah diperoleh model matematika dari dua tingkat supply chain pada proses distribusi barang maka akan dianalisis perbandingannya dengan model yang tanpa koordinasi untuk mengetahui manakah yang lebih efektif. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Perhitungan Numerik Pengembangan model yang dilakukan adalah untuk model supply chain dengan adanya koordinasi antara anggota-anggota supply chain. Tujuan yang dicapai adalah untuk meminimumkan biaya yang terjadi di supply chain. Oleh karena itu perlu dibandingkan antara total biaya supply chain pada proses distribusi barang jika ada koordinasi antar pemainnya dan tanpa koordinasi. Biaya-biaya yang akan digunakan dalam perhitungan model diperoleh dari UD. NN Malang. Biaya-biaya tersebut adalah sebagai berikut. Rp 2.500.000 / order Rp 4.500.000 / order Rp 15.000 / kotak 0,15 (15%) Rp 20.000 / kotak Rp 300.000 Rp 25.000 / kotak 0,2 (20%) Tabel 1. Hasil perhitungan numerik dengan menggunakan data dari UD. NN Malang Dengan Koordinasi Tanpa Koordinasi 15.558,00 kotak Banyaknya pemesanan distributor, ( ) 19.330,46 kotak 2 3 Nilai integer (rasio persediaan) , 38.660,92 kotak 46.673,99 kotak Banyaknya pemesanan perusahaan, Rp 67.147.912 Rp 70.740.269 Biaya total pada distributor, Rp 77.830.535 Rp 80.950.205 Biaya total pada perusahaan, Rp 144.978.446,7 Rp 151.690.474,3 Biaya total supply chain, 105 3.2 Analisis Perbandingan dan Analisis Sensitivitas 3.2.1 Analisis Perbandingan Tabel 2. Variasi nilai optimal dari variabel keputusan dan fungsi objektif terhadap nilai ( ) (kotak) (kotak) (Rp) (Rp) (Rp) 1 28047,58 28047,58 68365973 78883815 147249787,8 2 19330,46 38660,92 67147912 77830535 144978446,7 3 15558,00 46673,99 70740269 80950205 151690474,3 4 13350,25 53401,00 75267787 84935209 160201996,2 5 11864,73 59323,67 79956098 89116371 169072469,7 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat kuntitas pemesanan pada distributor semakin menurun sedangkan tingkat banyaknya pemesanan pada perusahaan semakin bertambah. Hal ini dikarenakan karena tingkat persediaan pada distributor berbanding terbalik terhadap nilai sedangkan tingkat persediaan pada perusahaan berbanding lurus dengan nilai . Gambar 1. menunjukkan bahwa banyaknya pemesanan pada distributor menggunakan koordinasi lebih tinggi jika dibandingkan tanpa menggunakan koordinasi. Sebaliknya, pemesanan pada perusahaan menggunakan koordinasi lebih sedikit jika dibandingkan tanpa koordinasi. Hal ini dikarenakan bahwa dengan menggunakan supply chain yang terkoordinasi jumlah pemesanan pada distributor akan menjadi lebih tinggi jika dibandingkan tanpa koordinasi. 50000 40000 30000 dengan koordinasi 20000 tanpa koordinasi 10000 0 qr qm Gambar 1. Grafik perbandingan antara dan dengan dan tanpa koordinasi 155000000 135000000 115000000 95000000 75000000 55000000 35000000 15000000 dengan koordinasi tanpa koordinasi TCr TCm Gambar 2. Grafik perbandingan antara TC dan dengan dan tanpa koordinasi Dari Gambar 2. dapat dilihat bahwa biaya total pada distributor, manufaktur dan supply chain menjadi lebih rendah jika menggunakan koordinasi jika dibandingkan tanpa menggunakan koordinasi. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan koordinasi aliran finansial yang ada pada rantai pasok dapat dihemat. Sehingga biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing anggota supply chain tidak terlalu besar. 3.2.2 Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat karakterisrik model terhadap perubahan nilai parameter yang terlibat. Hasil analisis sensitivitas dapat dilihat pada tabel berikut. 106 Tabel 3. Analisis sensitivitas pada variabel -50%, -25% , +25%, +50% Variabel Variasi -50% -25% normal 25% 50% 23104,32 20966,83 19330,46 18025,75 16953,93 46208,64 41933,65 38660,92 36051,49 33907,87 Tabel 4. Analisis sensitivitas pada variabel -50%, -25% , +25%, +50% Variabel Variasi -50% -25% normal 25% 50% 19412,20 19371,37 19330,46 19289,46 19248,38 38824,39 38742,74 38660,92 38578,92 38496,75 Tabel 5. Analisis sensitivitas pada variabel sebesar -50%, -25% , +25%, +50% Variabel Variasi -50% -25% normal 25% 50% 16886,88 18149,84 19330,46 20443,01 21498,06 33773,76 36299,68 38660,92 40886,02 42996,12 ( biaya pengolahan) dengan perubahan sebesar 66576917 66624852 67147912 67952321 68931129 54720754 67038671 77830535 87519743 96369733 121297671 133663523 144978447 155472063 165300862 (harga jual distributor) dengan perubahan sebesar 67431837 67290024 67147912 67005499 66862782 78159629 77995255 77830535 77665464 77500042 145591466 145285280 144978447 144670963 144362824 (biaya pemesanan perusahaan) dengan perubahan 69003280 67858728 67147912 66740416 66552511 57648309 68265067 77830535 86582161 94682954 126651589 136123795 144978447 153322577 161235464 Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada beberapa variabel di atas dapat ditunjukkan bahwa perubahan nilai pada variabel ( biaya pengolahan) dan variabel (biaya pemesanan perusahaan) berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan nilai , , dan pada model. Sedangkan perubahan nilai pada (harga jual distributor) secara umum tidak mempengaruhi perubahan dari , dan pada model. 4. KESIMPULAN Berdasarkan perhitungan numerik yang dilakukan dengan mengunakan data dari UD.NN, diperoleh besarnya pemesanan distributor optimal sebesar 19330,46 kotak , sehingga besarnya total biaya supply chain minimum adalah sebesar Rp 144.978.446,7. Berdasarkan analisis sensitivitas yang dilakukan perubahan nilai pada variabel ( biaya pengolahan) dan (biaya pemesanan perusahaan) mengakibatkan adanya perubahan yang signifikan terhadap nilai total biaya dan banyaknya pemesanan. Sebaliknya perubahan nilai pada variabel (harga jual distributor) tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap perubahan nilai total biaya dan banyaknya pemesanan. 6. DAFTAR PUSTAKA Simchi-Levi, D., Kaminsky, P., dan Simchi-Levi, E, (2000), Designing and Managing the Supply Chain, Mc Graw Hill Int. Ed, Singapore. Pujawan, N. I, (2008), Supply Chain Management Edisi Kedua, Institut Teknologi Sepuluh November, Penerbit Guna Widya, Surabaya. Kota, S. S., Narayanan. S dan Nagaraju. D, (2012), Coordination in Two Level Supply Chain with Price Dependent Demand, Applied Mathematic Science, 6 (74), hal. 3687-3703. 107