I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman

advertisement
Laporan Tugas Akhir
I.
1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan zaman menuntut semua lapisan masyarakat harus turut
bersaing untuk meningkatkan taraf hidup agar dapat memenuhi kebutuhankebutuhan sehari-hari, baik kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier. Dalam
memenuhi kebutuhan tersebut, terkadang masyarakat khususnya petani terkendala
dengan pendapatan yang tidak mencukupi dikarenakan kurangnya lapangan
pekerjaan dan tidak adanya sumber modal untuk membuka atau mengembangkan
usaha tani yang bersifat mandiri. Petani membutuhkan sumber pendanaan untuk
menunjang usahanya, untuk itulah perlu adanya lembaga keuangan yang dapat
membantu permasalahan tersebut.
Menurut Sunaryo (2008) bank yang selama ini sudah dikenal luas oleh
masyarakat ternyata belum mampu memenuhi berbagai keperluan dana yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Kesulitan masyarakat mengakses dana dari bank ini
disebabkan antara lain jangkauan penyebaran kredit (pembiayaan) bank yang
belum merata, keharusan debitur menyerahkan jaminan, dan terbatasnya
kemampuan permodalan bank sendiri.
Salah satu lembaga keuangan yang menyediakan sumber modal bagi
petani ialah Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA). LKMA memiliki
keunggulan yang dapat dinikmati oleh petani antara lain dalam kemudahan akses,
prosedur cepat dan relatif sederhana, berdasarkan budaya setempat, dekat lokasi
usaha, pengelolaanya lebih paham dan mengenal karakter petani (nasabah).
LKMA melayani pembiayaan (pinjaman) untuk memenuhi kebutuhan petani,
Program Studi Agribisnis
1
Laporan Tugas Akhir
khususnya di daerah pedesaan tanpa adanya jaminan atau agunan yang harus
diberikan petani saat meminjam.
Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank atau lembaga
keuangan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
imbalan atau bagi hasil (Kasmir, 2008). Dalam perkembangan perekonomian
masyarakat yang semakin meningkat, jasa pembiayaan merupakan alternatif yang
potensial untuk menunjang pertumbuhan perekonomian tersebut (Sunaryo, 2008).
Pembiayaan memiliki peran penting sebagai sumber modal petani dalam
mengembangkan usahanya yang diberikan oleh Lembaga Keuangan Mikro
Agribisnis.
Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA) Pincuran Bonjo yang
resmi berdiri pada tanggal 17 Juni 2008 dengan badan hukum No. 29/BH/KUMKPYK/VI/2008 tanggal 3 Juni 2008 yang terletak di Kelurahan Padang Alai Bodi,
Kecamatan Payakumbuh Timur, Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat
merupakan salah satu lembaga yang memberikan jasa pembiayaan bagi petani
yang bergabung menjadi anggota di LKMA tersebut. LKMA Pincuran Bonjo
didirikan oleh kelompok tani sebagai solusi untuk menjawab permasalahan
kekurangan modal yang dialami oleh petani dengan memunculkan berbagai jenis
produk pembiayaan tanpa adanya jaminan atau agunan seperti persyaratan
pinjaman di bank maupun lembaga keuangan lainnya.
Produk pembiayaan yang dimiliki oleh LKMA Pincuran Bonjo terdiri
dari dua jenis yaitu Al-Mudharabah (Bagi hasil/Basil) dan pinjaman berjangka.
Program Studi Agribisnis
2
Laporan Tugas Akhir
Pinjaman yang paling diminati oleh petani ialah pinjaman berjangka lunas 12
bulan, dengan total nasabah 71 orang pada bulan April 2015. Pinjaman berjangka
lunas 12 bulan ini banyak diminati karena jangka waktu yang diberikan tidak
terlalu panjang dan juga tidak terlalu pendek sehingga memudahkan petani dalam
melakukan pembayaran angsuran. Untuk itulah penulis mengangkat topik
mengenai aplikasi produk pembiayaan pinjaman berjangka di LKMA Pincuran
Bonjo, khususnya pinjaman berjangka lunas 12 bulan.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui produk pembiayaan di Lembaga Keuangan Mikro
Agribisnis Pincuran Bonjo.
2. Untuk mengetahui produk pinjaman berjangka khususnya pinjaman
berjangka 12 bulan sebagai modal usaha tani di LKMA Pincuran
Bonjo.
3. Untuk mengetahui manfaat produk pembiayaan di LKMA Pincuran
Bonjo sebagai akses pemodalan bagi usahatani.
Program Studi Agribisnis
3
Laporan Tugas Akhir
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Produk Jasa
2.1.1
Pengertian dan Jenis Pembiayaan
Menurut Kasmir (2008) pembiayaan adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
imbalan atau bagi hasil. Maka dari itu pembiayaan dapat diartikan sebagai
fasilitas yang berhubungan dengan biaya melalui penyediaan uang atau tagihan
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain.
Pembiayaan menurut sifat penggunaan dapat dibagi menjadi 2 hal,
sebagai berikut: (Antonio, 2001)
1.
Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan produksi dalam arti luas, seperti untuk peningkatan usaha, baik
usaha produksi, perdagangan, maupun investasi. Menurut keperluannya,
pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua hal berikut:
a) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan
seperti peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil
produksi, maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atu mutu
hasil produksi, untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of
place dari suatu barang.
b) Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang
modal (capital goods).
Program Studi Agribisnis
4
Laporan Tugas Akhir
2.
Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan kousumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
Berdasarkan dari segi unsur balas jasa pembiayaan atau mekanisme
pengambilan keuntungan, operasional pembiayaan dibagi dalam dua jenis yaitu
pembiayaan secara konvensional dan pembiayaan secara syariah sebagaimana
yang dikemukakan oleh Kasmir (2008) seperti berikut:
1)
Pembiayaan Konvensional
Pembiayaan konvensional merupakan kegiatan penyaluran dana kepada
masyarakat
yang
dilakukan
oleh
bank
kovensional,
dalam
perbankan
konvensional, pembiayaan lebih dikenal dengan istilah kredit atau pinjaman.
Menurut Darmawan (1999) dasar dari kredit adalah kepercayaan bahwa pihak lain
pada masa yang akan datang akan memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan.
Dalam upaya untuk menghasilkan laba yang sebesar-besarnya maka bank
berupaya untuk dapat menyalurkan kredit kepada masyarakat yang membutuhkan
dana (deficit spending unit).
2)
Pembiayaan Syariah
Pembiayaan syariah merupakan kegiatan penyaluaran dana yang
dilakukan bank syariah yang berprinsip pada konsep perbankan syariah atau
perbankan islam yang didasari oleh larangan agama islam untuk meminjamkan
uang dengan mengharapkan keuntungan yang berupa bunga, sebagaimana yang di
kemukakan oleh Antonio (2001) riba merupakan penambahan atas harta pokok
karena unsur waktu. Dalam dunia perbankan, hal tersebut dikenal dengan bunga
kredit sesuai lama waktu pinjaman, yang mana hal ini biasanya dilakukan oleh
perbankan konvensional.
Program Studi Agribisnis
5
Laporan Tugas Akhir
2.1.2
Unsur – Unsur Pembiayaan
Pada pembiayaan terkandung unsur–unsur yang direkatkan menjadi satu.
Adapun unsur - unsur ysng terkandung dalam pembiayaan menurut Kasmir (2008)
adalah sebagai berikut:
a)
Kepercayaan
Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bahwa pembiayaan yang
diberikan benar-benar diterima kembali dimasa yang akan datang sesuai jangka
waktu yang diberikan. Kepercayaan yang diberikan oleh bank merupakan dasar
utama yang melandasi mengapa suatu pembiayaan berani dikucurkan. Oleh
karena itu, sebelum pembiayaan dikucurkan harus dilakukan penyelidikan dan
penelitian terlebih dahulu secara mendalam tentang kondisi nasabah, baik secara
intern maupun ekstern. Kepercayaan akan menghasilkan kesepakatan antara si
pemohon dengan pihak bank. Kesepakatan ini kemudian dituangkan dalam akad
pembiayaan dan ditandatangani kedua belah pihak.
b) Jangka Waktu
Setiap pembiayaan yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu,
jangka waktu ini mencakup masa pengembalian pembiayaan yang telah
disepakati. Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran yang
sudah disepakati kedua belah pihak. Untuk kondisi tertentu jangka waktu ini bisa
diperpanjang sesuai dengan kebutuhan.
c)
Risiko
Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian pembiayaan akan
memungkinkan suatu risiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu
pembiayaan. Semakin panjang jangka waktu pembiayaan maka semakin besar
Program Studi Agribisnis
6
Laporan Tugas Akhir
risikonya, demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik
risiko disengaja, maupun risiko yang tidak disengaja, misalnya karena bencana
alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya,
sehingga tidak mampu melunasi pembiayaan yang diperoleh.
d) Balas Jasa
Pada bank konvensional balas jasa dikenal dengan nama bunga.
Disamping balas jasa dalam bentuk bunga bank juga membebankan kepada
nasabah biaya administrasi yang juga merupakan keuntungan bank. Bagi bank
yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya dikenal dengan bagi hasil.
2.1.3 Periode Pembayaran Pinjaman
Menurut Muljono (2012) periode pembayaran angsuran pinjaman yang
dapat dilakukan oleh nasabah terbagi sebagai berikut:
a)
Pembayaran Angsuran Periode Bulanan
Pembayaran angsuran pinjaman dapat ditentukan secara bulanan, dimana
sebulan setelah terjadinya pinjaman, nasabah (debitur) harus mulai melakukan
angsuran pembayaran kredit. Jangka waktu pembayaran kredit bulanan biasanya
diberi tenggang waktu beberapa hari. Keterlambatan atas pembayaran kredit akan
dikenakan sanksi administrasi.
b) Pembayaran Angsuran Periode Mingguan
Pembayaran angsuran pinjaman dapat ditentukan secara mingguan,
dimana seminggu setelah terjadinya pinjaman, nasabah (debitur) harus mulai
melakukan angsuran pembayaran kredit. Jangka waktu pembayaran kredit
mingguan biasanya juga diberi tenggang waktu beberapa hari. Keterlambatan atas
pembayaran kredit akan dikenakan sanksi administrasi.
Program Studi Agribisnis
7
Laporan Tugas Akhir
c)
Pembayaran Angsuran Periode Harian
Pembayaran angsuran pinjaman dapat ditentukan secara harian, dimana
beberapa hari setelah terjadinya pinjaman, nasabah (debitur) harus mulai
melakukan angsuran pembayaran kredit. Jangka waktu pembayaran kredit
mingguan biasanya juga diberi tenggang waktu beberapa hari. Keterlambatan atas
pembayaran kredit akan dikenakan sanksi administrasi.
d) Pembayaran Angsuran Periode Musiman
Pembayaran angsuran pinjaman dapat ditentukan secara musiman,
dimana sebulan setelah terjadinya pinjaman, nasabah (debitur) harus melakukan
angsuran pembayaran bunga kredit, sedangkan pokoknya akan dibayarkan setelah
panen atau diperolehnya penghasilan. Jangka waktu pembayaran kredit musiman
biasanya juga diberi tenggang waktu beberapa hari. Keterlambatan atas
pembayaran kredit akan dikenakan sanksi administrasi.
2.2
2.2.1
Aspek Operasional
Analisis Penilaian Kredit/ Pembiayaan
Menurut Sunaryo (2008) Penilaian kredit adalah Suatu kegiatan
pemeriksaan, penelitian, dan analisa terhadap kelengkapan, keabsahan, dan
kelayakan
berkas/surat/data
permohonan
kredit
calon
debitur
hingga
dikeluarkannya suatu keputusan apakah kredit tersebut diterima atau ditolak.
Analisis penilaian kredit dimuat dalam format yang telah ditetapkan oleh bank
dan disesuikan dengan jenis kredit pembiayaannya. Dalam analisis tersebut
sekurang-kurangnya menurut Hasibuan, (2008) cit Novita, (2014) perlu mencakup
informasi sebagai berikut:
Program Studi Agribisnis
8
Laporan Tugas Akhir
1) Identitas pemohon, yaitu nama pemohon, tempat tinggal, bentuk usaha,
legalitas usaha, dan sebagainya. Informasi mengenai identitas ini dimaksudkan
untuk melihat gambaran awal tentang pertanggungjawaban utama atas
pengelolaan
perusahaan,
lokasi
perusahaan
serta
keabsahan
operasi
perusahaan.
2) Aturan permohonan kredit/pembiayaan, mencakup jumlah kredit/pembiayaan,
objek yang dibiayai, masa/tempo, dan alasan keperluan kredit/pembiayaan.
Informasi mengenai aturan kredit/pembiayaan ini dimaksudkan untuk
memperoleh gambaran bahwa dana tersebut benar-benar digunakan untuk
membiayai usaha bukan untuk hal-hal yang bersifat konsumtif atau spekulatif.
3) Riwayat hubungan perdagangan dengan bank, mencakup masa awal
dimulainya bisnis, bidang perdagangan, nilai transaksi perdagangan, kualitas
hubungan perdagangan, dan jumlah keseluruhan nilai hubungan perdagangan.
4) Analisis 5C kredit pembiayaan, mencakup analisis karakter/watak, analisis
kemampuan, analisis modal, analisis keadaan/prospek usaha, dan analisis
agunan.
a) Analisis watak (character) mempunyai aturan untuk mendapatkan
gambaran atau penjelasan dari pemohon, mencakup perilaku pemohon
sebelum dan selama permohonan kredit diajukan. Pemohon kredit yang
bersikap selalu mendesak pencairan kredit dengan disertai janji-janji
pemberian hadiah, pada umumnya diragukan kemauannya dalam
mengembalikan/melunasi kredit.
b) Analisis
kemampuan
(capacity)
dilakukan
dengan
aturan
untuk
meningkatkan kemampuan mengembalikan kredit dari usaha yang dibiayai
Program Studi Agribisnis
9
Laporan Tugas Akhir
(the first way out), mencakup aspek manajemen (kemampuan pengelolaan
perusahaan),
aspek
produksi
(kemampuan
berproduksi
secara
berketerusan), aspek pemasaran (kemampuan memasarkan hasil produksi),
aspek personaliti (kemampuan tenaga kerja dalam mendukung aktivitas
perusahaan), dan aspek keuangan (ke-mampuan menghasilkan laba).
c) Analisis modal (capital) mempunyai aturan untuk mengukur kemampuan
pemohon dalam menyediakan modal sendiri (awn share) yang mencakup
kadar dan komposisi modal, perkembangan laba usaha selama tiga tahun
masa sebelumnya, nasabah antara hutang dengan modal sendiri (Debt
Equity Ratio/DER) dan perkembangan naik turunnya harga saham (bagi
perusahaan yang telah melemparkan sahamnya kepada masyarakat/go
public).
d) Analisis keadaan/prospek usaha (condition) mempunyai aturan untuk
mengetahui prospektif atau tidaknya suatu usaha yang akan dibiayai, yang
meliputi sekitar perdagangan yang berawal dari bahan baku (pembekal),
pengolahan, dan pemasaran (pembeli). Dalam pemasaran tersebut, harus
diperhatikan pula keadaan persaingan dari prodak yang sama, barang
pokok yang beredar di pasar, potensi calon pesaing, dan peraturan
pemerintah.
e) Analisis jaminan/agunan (collateral) mempunyai aturan untuk mengetahui
besarnya nilai jaminan/agunan yang dapat digunakan sebagai jalan keluar
kedua (the second way out) bagi bank dalam setiap pemberian
kredit/pembiayaan apabila yang diberikan menjadi bermasalah. Sesuai
dengan penjelasan pasal 8 UU No. 7/1992 mengenai perbankan bahwa
Program Studi Agribisnis
10
Laporan Tugas Akhir
agunan kredit hanya berupa barang proyek yang dibiayai atau hak tagih.
Namun demikian, untuk jenis usaha tertentu, barang proyek saja tidak
mencukupi sehingga bank meminta agunan tambahan berupa barangbarang di luar proyek tersebut.
2.2.2
Prosedur Pemberian Kredit
Prosedur pemberian kredit secara umum menurut Kasmir (2009) cit
Novita (2014) adalah sebagai berikut:
1) Pengajuan berkas-berkas
Debitur atau peminjam mengajukan permohonan kredit yang dituangkan dalam
suatu proposal, kemudian dilampiri dengan berkas-berkas lainnya yang
dibutuhkan.
2) Penyelidikan berkas pinjaman
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah
lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika menurut pihak perbankan
belum lengkap atau cukup, maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya
dan apabila sampai batas tertentu nasabah tidak sanggup melengkapi
kekurangan tersebut, maka sebaiknya permohonan kredit dibatalkan saja.
3) Wawancara 1
Merupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan langsung berhadapan
dengan calon peminjam, untuk meyakinkan apakah berkas-berkas tersebut
sesuai dan lengkap seperti dengan yang diinginkan. Wawancara ini juga untuk
mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya. Hendaknya
dalam wawancara ini dibuat serileks mungkin sehingga diharapkan hasil
wawancara akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Program Studi Agribisnis
11
Laporan Tugas Akhir
4) On the spot
Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai objek
yang akan dijadikan usaha dan jaminan. Kemudian hasil on the spot
dicocokkan dengan hasil wawancara I. Pada saat hendak melakukan on the
spot hendaknya jangan diberitahu kepada nasabah. Sehingga apa yang kita
lihat di lapangan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
5) Wawancara 2
Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangankekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot dilapangan. Catatan yang
ada pada permohonan dan pada wawancara I dicocokkan dengan pada saat on
the spot apakah ada kesesuaian dan mengandung suatu kebenaran.
6) Keputusan kredit
Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan
diberikan atau ditolak, jika di terima maka akan disiapkan administrasinya,
biasanya keputusan kredit yang akan mencakup jumlah uang yang diterima,
jangka waktu kredit dan biaya-biaya yang harus dibayar.
7) Penandatanganan akad kredit/ perjanjian lainnya
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum
kredit dicairkan maka terlebih dulu calon nasabah menandatangani akad kredit,
mengikat jaminan dengan hipotek dan surat perjanjian atau pernyataan yang
dianggap perlu. Penandatanganan dilaksanakan antara bank dengan debitur
secara langsung atau dengan melalui notaris.
Program Studi Agribisnis
12
Laporan Tugas Akhir
8) Realisasi kredit
Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan
dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan.
9) Penyaluran atau penarikan dana
Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari
pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit yaitu
sekaligus atau secara bertahap.
2.2.3
Strategi Meminimalisasikan Penunggakan Pinjaman/ Kredit Macet
Penunggakan pinjaman atau kredit macet merupakan resiko utama yang
dihadapi oleh lembaga pembiayaan. Muljono (2012) mengatakan bahwa ada
beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mempercepat angsuran agar tepat
waktu, yaitu sebagai berikut:
1)
Komunikasi dengan Nasabah
Nasabah terlambat melakukan angsuran pinjaman mungkin karen tidak
ingat atau tidak mempunyai kesempatan untuk datang ke tempat pembayaran.
Pembayaran angsurannya mungkin akan tepat waktu apabila nasabah tidak perlu
datang ke tempat pembayaran, tetapi justru petugas yang datang ke nasabah untuk
menagih.
2)
Sistem Reward
Bagi nasabah yang membayar angsuran pinjaman tepat waktu diberikan
reward. Bentuk reward dapat dikaitkan dengan pengembalian potongan pinjaman
yang masih ditahan. Reward akan menolong nasabah untuk mengangsur tepat
waktu.
Program Studi Agribisnis
13
Laporan Tugas Akhir
3)
Pembinaan Nasabah
Pembinaan kepada nasabah memungkinkan penggunaan pinjaman yang
tepat guna sehingga dapat dikembangkan oleh debitur, yang pada akhirnya debitur
mempunyai kemampuan untuk melunasi utang-utangnya.
2.3 Teknologi
2.3.1
Pemberian Pinjaman Sebagai Modal Usaha Tani
Kegiatan perekonomian di pedesaan masih didominasi oleh usaha-usaha
skala mikro dan kecil dengan pelaku utama para petani, buruh tani, pedagang
sarana produksi dan hasil pertanian, pengolah hasil pertanian, serta industri rumah
tangga. Para pelaku usaha ini pada umumnya masih dihadapkan pada
permasalahan klasik yaitu terbatasnya ketersediaan modal. Sebagai unsur esensial
dalam mendukung peningkatan produksi dan taraf hidup masyarakat pedesaan,
keterbatasan modal dapat membatasi ruang gerak aktivitas sektor pertanian dan
pedesaan (Ashari dan Supena, 2006).
Menurut Hermawan dan Harmi (2012) Kondisi riil pada masyarakat
perdesaan umumnya adalah bahwa sumber daya permodalan untuk usaha tani
masih lemah dan cenderung seadanya. Tiap musim tanam tiba, petani
mengusahakan modal dari berbagai cara agar dapat menanam, termasuk
menggunakan aset pribadi. Sementara pendapatan dan aset petani juga digunakan
untuk berbagai keperluan keluarganya untuk konsumsi pangan, pakaian, sekolah
anak, kesehatan, dan biaya sosial. Ketersediaan modal bagi pelaku usaha pertanian
merupakan keharusan. Menurut Ashari dan Supena (2006) fungsi modal tidak
hanya sebagai salah satu faktor produksi, tetapi juga berperan dalam peningkatan
Program Studi Agribisnis
14
Laporan Tugas Akhir
kapasitas petani dalam mengadopsi teknologi seperti benih bermutu, pupuk, alatalat pertanian, dan teknologi pasca panen. Dalam hal ini kredit memberikan
kesempatan kepada petani dalam beberapa hal yaitu:
a)
Pembelian input produksi seperti benih, pupuk dan pestisida.
b) Pembelian alat serta mesin pertanian seperti cangkul, bajak, garu, traktor, dan
pompa air.
c)
Melakukan diversifikasi antara berbagai jenis komoditas dan atau ternak
dengan tanaman yang bernilai tinggi (high value commodities).
d) Melaksanakan pengolahan pasca panen dalam rangka meningkatkan nilai
tambah produk pertanian.
e)
Melaksanakan diversifikasi bisnis horisontal antara pertanian dan non
pertanian.
Program Studi Agribisnis
15
Laporan Tugas Akhir
III.
3.1
METODE PELAKSANAAN
Waktu dan Tempat
Pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) dilaksanakan pada tanggal
16 Maret 2015 sampai dengan tanggal 23 Mei 2015. Kegiatan ini bertempat di
Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA) Pincuran Bonjo, Kel. Padang Alai
Bodi, Kec. Payakumbuh Timur, Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat.
Waktu kerja di LKMA Pincuran Bonjo yaitu seperti pada Tabel dibawah ini.
Tabel 1. Waktu Kerja LKMA Pincuran Bonjo
No.
Hari
1
Senin-Jumat
Masuk
09.00 Wib
Jadwal
Istirahat
12.00 – 13.30 Wib
Keluar
15.00 Wib
Sumber : LKMA Pincuran Bonjo, 2015
Selain jadwal yang terdapat pada tabel 1, LKMA Pincuran Bonjo juga
mengadakan pertemuan dengan anggotanya setiap tanggal 1 dan 15 tiap bulannya.
Pertemuan ini biasanya dilaksanakan pada malam hari mulai dari pukul 20.00
WIB -21.30 WIB. Pada saat kegiatan panen komoditi pertanian, waktu kerja
disesuaikan dengan jam panen tersebut, misalnya jika panen dilakukan pagi hari
pukul 08.00 WIB, maka diharuskan masuk tepat pada waktu tersebut.
3.2
Ruang Lingkup
Topik yang dibahas yaitu mengenai aplikasi pembiayaan yang ada di
LKMA Pincuran Bonjo sebagai modal untuk usaha tani dari petani yang telah
bergabung menjadi anggota LKMA. Jenis produk pembiayaan yang ada di LKMA
Pincuran Bonjo terdiri dari pinjaman berjangka dengan waktu yang telah
ditetapkan seperti pinjaman berjangka lunas 5 bulan, pinjaman berjangka lunas 12
Program Studi Agribisnis
16
Laporan Tugas Akhir
bulan, pinjaman berjangka lunas 24 bulan, dan pinjaman berjangka lunas 36
bulan, selain itu juga ada pembiayaan bagi hasil.
Pembahasan mengenai topik produk pembiayaan ini menguraikan
tentang aplikasi pembiayaan berjangka dengan jenis pinjaman berjangka lunas 12
bulan. Pinjaman berjangka lunas 12 bulan ini lebih banyak diminati oleh petani
dibandingkan dengan jenis produk pembiayaan lainnya.
3.3 Data dan Sumber Data
Data yang diperoleh meliputi data primer dan sekunder. Data primer
diperoleh dengan cara melakukan pengamatan langsung di lapangan dan diskusi
dengan pengurus LKMA Pincuran Bonjo mengenai sejarah berdirinya LKMA
Pincuran Bonjo, operasional serta kepengurusan LKMA, kondisi keuangan secara
umum, aplikasi semua jenis pinjaman berjangka khususnya pinjaman berjangka
lunas 12 bulan, dengan tahun data yang terbaru yaitu tahun 2015. Data sekunder
diperoleh melalui studi literatur dari perpustakaan dan internet, maupun sumbersumber bacaan lainnya.
3.4
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan melakukan
wawancara secara langsung dengan pengurus LKMA Pincuran Bonjo. Wawancara
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan
tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun penulis terhadap
narasumber atau sumber data. Jenis wawancara yang dilakukan yaitu wawancara
tidak terstruktur, yang mana penulis tidak menggunakan pedoman wawancara
Program Studi Agribisnis
17
Laporan Tugas Akhir
yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat
poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.
Penulis juga mengumpulkan data dengan cara observasi. Observasi ini
dilakukan dengan mengikuti kegiatan magang yang telah ditetapkan oleh
perusahaan dengan ketentuan dan batasan-batasan yang harus diikuti dengan baik
di LKMA Pincuran Bonjo, sehingga penulis dapat berinteraksi secara langsung.
Program Studi Agribisnis
18
Laporan Tugas Akhir
IV.
4.1
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis Pincuran Bonjo
Lembaga keuangan mikro agribisnis pincuran bonjo ini berawal dari
keinginan 24 orang petani yang memulai usaha dibidang pertanian dengan
menggarap tanah rawa untuk ditanami berbagai jenis sayuran yang dimulai dari
tahun 2006 hingga menikmati hasil sayuran tersebut pada awal 2007. Tanah yang
semula tidak menghasilkan sudah dapat diolah dan dinikmati hasil produksinya,
petani penggarap lain mulai berdatangan melihat hasil yang telah diperoleh.
Hasil panen yang diperoleh terpaksa dijual kepada para pedagang
tengkulak dikarenakan tidak ada tempat penjualan yang lain. Harga yang
diberikan oleh pedagang tengkulak tersebut terkadang tidak sesuai dengan usaha
dan biaya yang dikeluarkan oleh petani. Komoditi pertanian memang mengalami
fluktuasi harga yang sangat signifikan, hingga pada saat harga turun sebagian
hasil sayuran terbuang begitu saja, dan sebagian ada yang terjual namun dengan
harga dibawah rata-rata, hal ini tentu saja sangat merugikan petani.
Pada bulan November 2007, timbul keinginan untuk membentuk sebuah
kelompok tani yang diberi nama Kelompok Tani Baliak Mayang, nama kelompok
yang sesuai dengan nama hamparan tempat petani tersebut bercocok tanam.
Petani yang bergabung dalam Kelompok Tani Baliak Mayang mendirikan sebuah
gudang penjualan atau Sub Terminal Agribisnis (STA) yang juga diberi nama
STA Baliak Mayang. Setiap anggota kelompok dilarang menjual hasil
produksinya kepada pedagang yang datang ke lahan. Hasil produksi pertanian
Program Studi Agribisnis
19
Laporan Tugas Akhir
yang diperoleh tersebut harus dijual ke STA yang telah didirikan. Mutu dari
sayuran yang dijual terjaga dengan baik, kegiatan pascapanen seperti sortasi dan
grading dilakukan sebelum sayur dijual.
Sub Terminal Agribisnis yang didirikan memberikan dampak yang
positif bagi pendapatan petani. Pedagang mulai berdatangan untuk membeli hasil
sayuran tersebut. Pedagang tersebut tidak hanya dari Kota Payakumbuh, namun
juga dari provinsi lain. Hasil produksi sudah dipasarkan ke pasar lokal
Payakumbuh, Bukittinggi, Bangkinang, Pekanbaru, Duri, Dumai dan Bengkalis.
Permintaan akan sayuran ke STA Baliak Mayang semakin meningkat.
Permintaan yang terus meningkat tentunya harus diimbangi dengan
produksi yag meningkat pula, dengan begitu pengembangan usaha juga harus
dilakukan. Dalam pengembangan usaha membutuhkan modal yang cukup besar,
sementra petani tidak memiliki dana. Permasalahan kekurangan modal ini
dimusyawarahkan oleh anggota kelompok tani agar memperoleh solusi yang baik.
Pada tanggal 19 Desember 2007 anggota kelompok tani mengikuti pelatihan dan
pengembangan usaha kelompok tani secara partisipatif yang diadakan oleh
Dipertabunhut Kota Payakumbuh. Dari pelatihan tersebut diperoleh informasi
mengenai Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis yang pada saat itu telah ada
didirikan oleh Bapak Masril Koto di daerah Baso.
Pada tanggal 15 Februari 2008 Kelompok Tani Baliak Mayang
bekerjasama dengan Kelompok Tani Ujung Padang dan Kelompok Tani Sei Baih
yang kemudian menjadi gabungan kelompok tani (gapoktan) yang diberi nama
Kelompok Tani Tigo Sapilin membentuk sebuah Lembaga Keuangan Mikro
Agribisnis (LKMA) dengan nama Pincuran Bonjo. Pincuran Bonjo ini didasarkan
Program Studi Agribisnis
20
Laporan Tugas Akhir
atas nama mata air yang terus mengeluarkan air walaupun pada saat musim
kering, mata air ini terletak di daerah Baliak Mayang.
Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis Pincuran Bonjo memiliki badan
hukum pada tanggal 3 juni 2008 No. 29/BH/KUMK-PYK/VI/2008.
Badan
hukum dari LKMA ini merupakan badan hukum koperasi, karena untuk badan
hukum khusus LKMA sendiri belum ada diterapkan oleh pemerintah. LKMA
Pincuran Bonjo dijadikan sebagai induk organisasi dengan unit-unitnya yaitu unit
pemasaran (STA Baliak Mayang dan Kios Saprodi), unit budidaya (Kelompok
Tani Baliak, Kelompok Tani Ujuang Padang, Kelompok Tai Sei Baih, Kelompok
Tani Ternak Subur Jaya, Kelompok Wanita Tani Bunga Setangkai, Kelompok
Wanita Tani Melati), Unit Pupuk Organik, Unit Sarana dan Prasarana, Unit
Penggalangan Dana.
Setelah membentuk STA dan LKMA, anggota kelompok tani juga
membentuk kegiatan P4S (Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya).
Peranan P4S sangat penting untuk meningkatkan kualitas petani dengan
memberikan penambahan pengetahuan dan keterampilan, sehingga hasil budidaya
juga akan semakin meningkat. Pelatihan tidak hanya diberikan kepada kelompok
tani saja, namun juga kepada instansi lain yang menginginkan.
LKMA Pincuran Bonjo yang terletak di di Kelurahan Padang Alai Bodi,
Kecamatan Payakumbuh Timur, Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat
telah mampu menjadi bank petani dengan berbagai produk simpanan maupun
produk pembiayaan yang dimiliki untuk memberikan jasa pelayanan kepada
petani. Hasil pertanian juga dapat dipasarkan di STA Baliak Mayang serta adanya
Program Studi Agribisnis
21
Laporan Tugas Akhir
P4S sebagai pusat pelatihan yang semuanya merupakan unit LKMA Pincuran
Bonjo.
4.1.2 Visi dan Misi LKMA Pincuran Bonjo
Visi dari LKMA Pincuran Bonjo yaitu “menjadi lembaga keuangan yang
mandiri, sehat dan kuat untuk meningkatkan kualitas usaha anggotanya sehingga
mampu berperan sebagai wadah pemberdayaan dan peningkatan kemakmuran
masyarakat, khususnya masyarakat sektor pertanian”, dan misi yaitu :
1.
Gerakan pembebasan anggota dan masyarakat dari belenggu rentenir, jerat
kemiskinan dan ekonomi ribawi.
2.
Gerakan pemberdayaan meningkatkan kapasitas dalam kegiatan ekonomi riil
dan kelembagaannya menuju tatanan perekonomian yang makmur dan maju.
3.
Gerakan keadilan membangun struktur masyarakat madani yang adil
berkemakmuran-berkemajuan berlandaskan akhlak mulia dan Ridha Allah
SWT.
4.1.3
Organisasi LKMA Pincuran Bonjo
Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis Pincuran Bonjo merupakan
lembaga keuangan yang berbadan hukum koperasi, oleh karena itu dalam struktur
organisasinya seperti koperasi pada umumnya yang mana terdiri dari Rapat
Anggota (RAT) sebagai kedudukan tertinggi, kemudian pengurus yang terdiri dari
ketua, sekretaris, dan bendahara. Selain itu LKMA Pincuran Bonjo juga memiliki
seorang manager yang membawahi beberapa bidang seperti pembukuan, kasir,
pemasaran, budidaya, pembiayaan, pembinaan anggota, penggalangan tabungan
dan bidang pupuk organik. Jumlah anggota LKMA secara keseluruhan hingga
Program Studi Agribisnis
22
Laporan Tugas Akhir
saat ini yaitu mencapai 178 orang. Kepengurusan telah diganti pada RAT tahun
2015 tanggal 24 Februari yang lalu. Struktur organisasi LKMA Pincuran Bonjo
dapat dilihat pada gambar 1.
RAT
Badan Pengawas
1. Edwar, SE
2. Wandi Fikrama
3. Menteria
Pengurus
Ketua
: Afrizal, A.Md
Sekretaris : Verawati, SE
Bendahara : Eliza
Pembina
1. Dinas Pertanian
2. Dinas
Koperindag
3. Dekopinda Kota
Payakumbuh
Manager
Fairizal Ilyas. S.Sos
Pembukuan
Lusi Novriani
Kasir
Yulfina
Pemasaran
Aprizal. M
Budidaya
I DT. Majo nan Aguang
Pembinaan Anggota
L. Kefrinasdi S.Sos
Pembiayaan
Mikial Ulfa
Penggalangan Tabungan
Ahmad Nuzur
Pupuk Organik
1. Edriadi
2. Masrijal
Anggota
Gambar 1. Struktur Organisai LKMA Pincuran Bonjo
Program Studi Agribisnis
23
Laporan Tugas Akhir
4.1.4
Sumber Daya Manusia LKMA Pincuran Bonjo
Sumber daya manusia merupakan asset utama yang berperan penting
dalam mencapai tujuan strategis perusahaan. Asset ini memiliki kemampuan
terpadu dari daya pikir dan daya fisik untuk mendorong perkembangan suatu
perusahaan. Pada LKMA Pincuran Bonjo sumberdaya manusia menjadi faktor
utama untuk keberlangsungan LKMA tersebut dan dapat berperan sebagai wadah
pemberdayaan dan peningkatan kemakmuran masyarakat, khususnya masyarakat
sektor pertanian.
Pada LKMA Pincuran Bonjo pengurus dengan tenaga kerja atau
karyawan berbeda jumlahnya. Perbedaan ini disebabkan karena adanya sebagian
pengurus juga merangkap sebagai karyawan atau tenaga kerja diberbagai unit
kegiatan yang dimiliki LKMA, sedangkan pengurus yang lainnya bertugas
memantau jalannya LKMA dan tidak menjadi tenaga kerja tetap maupun harian.
Pengurus yang merangkap sebagai pekerja tetap di LKMA Pincuran
Bonjo berjumlah 5 orang, yaitu di unit STA (Sub Terminal Agribisnis) 4 orang
dan di LKMA sebagai tenaga pembukuan 1 orang. Waktu kerja di unit STA
setiap hari yang dimulai dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB,
sedangkan tenaga pembukuan di LKMA waktu kerjanya dimulai dari hari senin
hingga sabtu dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB. Selain pengurus
yang bekerja di unit STA maupun di LKMA sendiri, juga ada pengurus lain yang
merangkap sebagai pekerja harian setiap tanggal 1 dan 15 dimalam hari dari pukul
20.00 WIB hingga pukul 21.30 WIB tiap bulannya yaitu saat rapat atau pertemuan
dengan anggota LKMA. Pada saat rapat atau pertemuan tersebut, pengurus yang
bekerja berjumlah 4 orang dengan pekerjaan masing-masing yaitu dibagian
Program Studi Agribisnis
24
Laporan Tugas Akhir
pembiayaan berjumlah 3 orang, dan bagian tabungan atau simpanan 1 orang.
Setiap tanggal 1 dan 15 pengurus bekerja dari pukul 20.00 WIB s/d 21.30 WIB.
Jumlah pengurus secara keseluruhan baik pengurus yang merangkap
menjadi tenaga kerja dan pengurus yang tidak merangkap menjadi tenaga kerja
berjumlah 16 orang dengan tingkat pendidikan yaitu sekitar strata 1 (S1) sebanyak
4 orang, D3 sebanyak 1 orang dan 11 orang lulusan SMA/SMK sederajat. Bidang
pekerjaan yang diberikan kepada pengurus terutama pengurus yang merangkap
sebagai pekerja tetap di LKMA Pincuran Bonjo berdasarkan kemampuan serta
keahlian yang dimiliki individu. Untuk pengurus yang merangkap menjadi tenaga
kerja berjumlah 9 orang. Untuk jumlah tenaga kerja LKMA Pincuran Bonjo
dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Data tenaga kerja LKMA Pincuran Bonjo
No.
Bagian
1
2
3
4
Pembukuan
Pemasaran (STA)
Pembiayaan
Simpanan
Jumlah
Status
Tetap
Kontrak
(Orang) (Orang)
1
4
5
-
Harian
(Orang)
3
1
4
Jumlah
(Orang)
1
4
3
1
9
Sumber : LKMA Pincuran Bonjo, 2015
Pada tabel 2 terlihat bahwa yang menjadi karyawan tetap berjumlah 5
orang, sedangkan karyawan atau tenaga kerja harian berjumlah 4 orang yang
bekerja pada setiap tanggal 1 dan 15 tiap bulannya. Sistem pemberian gaji untuk
pengurus yang merangkap menjadi tenaga kerja berdasarkan persentase dari total
pendapatan yang diperoleh LKMA tiap bulannya. Selain itu, untuk pengurus
lainnya maupun semua anggota LKMA Pincuran Bonjo akan mendapatkan SHU
Program Studi Agribisnis
25
Laporan Tugas Akhir
(Sisa Hasil Usaha) yang jumlah dan ketetapannya telah diatur pada saat RAT
(Rapat Anggota Tahunan).
4.1.5
Kondisi Keuangan LKMA Pincuran Bonjo
Kondisi keuangan LKMA Pincuran bonjo dapat dilihat dari laporan
keuangan laba/rugi dan neraca Bulan April 2015 sebagai berikut:
LKMA PINCURAN BONJO
Laporan Laba Rugi
Apr-15
Tabel 3. Laporan Laba/Rugi Bulan April 2015 LKMA Pincuran Bonjo
Kode
Perkiraan
Pendapatan
414
415
426
428
Nama Perkiraan
Jumlah
Pendapatan Adm
Pendapatan Basil/Jasa
Adm Buku Tabungan
Pendapatan STA
Total Pendapatan
0
0
0
0
0
1.059.999,00
7.020.500,00
50.000,00
279.000,00
8.409.499,00
2.650.000,00
316.000,00
487.022,00
223.333,00
32.416,00
99.833,00
141.000,00
33.649,00
42.500,00
75.000,00
4.100.753,00
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4.308.746,00
Biaya
510
515
516
522
523
524
529
534
563
512
Biaya Tenaga Kerja
Biaya Pemakaian ATK
Biaya Penyusutan Inventaris
Penyusutan Bagunan
Penyusutan Peralatan Kantor
Penyusutan Mesin
Biaya Web dan Pulsa
Penyusutan Mesin Absensi
Biaya lain-lain
Biaya Transportasi
Total Biaya
Laba / Rugi
Sumber : LKMA Pincuran Bonjo, 2015
Dari tabel 3 terlihat bahwa keuntungan yang diperoleh LKMA Pincuran
Bonjo selama Bulan April tahun 2015 yaitu Rp 4.308.746,-.
Program Studi Agribisnis
26
Laporan Tugas Akhir
LKMA PINCURAN BONJO
Laporan Neraca
Apr-15
Tabel 4. Neraca Bulan April 2015 LKMA Pincuran Bonjo
AKTIVA
PASSIVA
Aktiva
Kewajiban
Aktiva Lancar
Kewajiban
110
Kas
116.646.055,00
212
111
Bank
Pinjaman
PUAP
Pinjaman
DM dan
PUAP
113.569.840,00
214
Hutang Jangka
Pendek
Jasa diterima di
muka
3.340.000,00
215
Dana Titipan
757.868.500,67
221
Total Aktiva Lancar
991.424.395,67
225
112
117
226
Aktiva Tetap
227
228
123
Inventaris
Kantor
Peralatan
Kantor
131
Tanah
132
Bangunan
Mesinmesin
Mesin
Absensi
122
133
134
Total Aktiva Tetap
6.193.118,00
229
1.265.920,00
230
5.000.000,00
231
70.386.676,00
316
2.121.171,00
323
1.144.083,00
324
86.110.968,00
325
326
327
Tabungan
Masyarakat
Simpanan Ibu
Hamil
Simpanan
Pendidikan
Simpanan
Qurban
Simpanan Idul
Fitri
Simpanan
Rencana
Simpanan
Kenduri
Simpanan
Berjangka
SHU Tahun
lalu yang akan
di bagi
Cadangan Dana
Pendidikan
Cadangan Dana
Sosial
Cadangan Dana
Kesejahteraan
Pegawai
Cadangan Dana
Pembangunan
Daerah
Cadangan Dana
Pengurus
Total Kewajiban
Program Studi Agribisnis
61.149.043,00
20.640.500,00
15.269.100,00
523.405.423,00
10.000,00
71.031.200,00
9.233.000,00
27.549.571,00
321.000,00
650.000,00
64.188.845,00
16.017.225,00
0
1.003.950,00
0
1.223.950,00
0
811.692.807,00
27
Laporan Tugas Akhir
Modal
312
313
314
315
Simpanan
Pokok Khusus
Simpanan
Pokok
Simpanan
Wajib
317
Dana PUAP
SHU Tahun
Berjalan
318
Cadangan
417
Hibah
Total Modal
TOTAL AKTIVA
1.077.535.363,67
TOTAL PASSIVA
18.027.000,00
35.400.000,00
62.351.000,00
100.000.000,00
10.616.241,00
37.448.316,00
2.000.000,00
265.842.557,00
1.077.535.364,00
Sumber : LKMA Pincuran Bonjo, 2015
Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa sumber modal yang diperoleh LKMA
Pincuran Bonjo sebagian berasal dari dana PUAP (Pengembangan Usaha
Agribisnis Pedesaan) yang diberikan oleh pemerintah pada tahun 2010 sebesar Rp
100.000.000,-. Neraca merupakan laporan keuangan yang menyajikan jumlah
harta atau kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan atau instansi, dengan begitu
dari tabel 4 dapat diketahui bahwa harta atau kekayaan yang dimiliki oleh LKMA
Pincuran Bonjo pada Bulan April 2015 mencapai Rp 1.077.535.364,-.
4.1.6
Deskripsi Kegiatan Bisnis LKMA Pincuran Bonjo
1. Deskripsi Produk
Produk yang dimiliki oleh LKMA Pincuran Bonjo beserta unit-unitnya
terdiri atas produk jasa dan barang. Adapun jenis produk dan kegiatan usaha yang
dilakukan oleh LKMA Pincuran Bonjo beserta unit-unit yang dimilikinya adalah
sebagai berikut:
Program Studi Agribisnis
28
Laporan Tugas Akhir
1) Simpan Pinjam
a)
Simpanan
Simpanan atau tabungan merupakan jenis usaha yang melayani anggota
LKMA khususnya serta masyarakat Kelurahan Padang Alai Bodi dan sekitarnya
untuk menyimpan uangnya di LKMA Pincuran Bonjo. Adapun jenis produk
simpanan yang ditawarkan yaitu sebagai berikut:

Simpanan Masyarakat (Simas) merupakan simpanan umum untuk masyarakat
yang bisa diambil kapan saja tanpa adanya waktu yang ditetapkan.

Simpanan pendidikan (Sipen) merupakan simpanan yang bertujuan untuk
persiapan keperluan pendidikan, biasanya tabungan ini diambil saat tahun
ajaran baru.

Simpanan Idul Fitri (Sidufi) merupakan simpanan untuk keperluan Hari Raya
Idul Fitri, biasanya pengambilan tabungan atau simpanan ini 15 hari sebelum
hari raya.

Simpanan Ibu Hamil (Sibumil) merupakan simpanan untuk persiapan
melahirkan bagi ibu yang hamil.

Simpanan Kenduri (Sikendur) merupakan simpanan masyarakat untuk
persiapan kenduri anggota keluarganya masing-masing.

Simpanan Qurban (Siaqur) merupakan jenis simpanan untuk persiapan Hari
Raya Idul Adha agar masyarakat turut berqurban, pengambilan tabungan
dilakukan 15 hari sebelum hari raya.

Simpanan Berjangka (Siska) merupakan simpanan masyarakat dengan waktu
pengambilannya berdasarkan jangka waktu tertentu, pilihan jangka waktu 1,
3, 6, dan 12 bulan.
Program Studi Agribisnis
29
Laporan Tugas Akhir

Simpanan penagihan gadai (Sipandai) meupakan jenis simpanan yang
berguna untuk penebusan aset masyarakat yang tergadai, seperti sawah.
Pengambilan simpanan ini biasanya dilakukan 15 hari sebelum transaksi
penagihan.
b) Pembiayaan (Pinjaman)
Pembiayaan merupakan jenis usaha yang memberikan layanan atau jasa
pinjaman kepada anggota LKMA Pincuran Bonjo sebagai modal usaha. Jumlah
pinjaman yang diberikan maksimal Rp 15.000.000,-. Adapun jenis dari produk
pembiayaan yang dimiliki yaitu:
 Al-Mudharabah (Bagi hasil/Basil) merupakan pembiayaan yang diberikan
kepada anggota LKMA dengan sistem bagi hasil untuk imbalannya. Jenis
pembiayaan bagi hasil terbagi dua yaitu bagi hasil 50% untuk petani : 50%
untuk LKMA dan pembiayaan bagi hasil 80% untuk Petani : 20% untuk
LKMA. Untuk jenis pembiayaan ini tidak begitu diminati oleh petani atau
anggota LKMA Pincuran Bonjo, hal ini dikarenakan menurut petani bagi hasil
yang dikeluarkan lebih banyak dibandingkan dengan suku bunga pada
pinjaman berjangka. Selain itu, petani tersebut juga belum terlalu paham akan
pembiayaan Al-Mudharabah meskipun telah disosialisasikan oleh pengurus
LKMA Pincuran Bonjo. Menurut sumber data dari LKMA Pincuran Bonjo
untuk nasabah dari pembiayaan Al-Mudharabah ini sebelum bulan April 2015
telah melunasi pinjamannya, dan nasabah baru belum ada, sedangkan nasabah
yang telah melunasi pembiayaan tersebut berjumlah 2 orang, dengan jenis bagi
hasil 80% untuk petani : 20% untuk LKMA.
Program Studi Agribisnis
30
Laporan Tugas Akhir
 Pembiayaan berjangka merupakan layanan pemberian pinjaman kepada yang
menjadi anggota LKMA dengan jangka waktu pembayaran yang telah
ditentukan, sehingga pada jangka waktu tersebut pinjaman harus dilunaskan.
Jenis produk pembiayaan berjangka yang dimiliki yaitu pinjaman berjangka
lunas 5 bulan, pinjaman berjangka lunas 12 bulan, pinjaman berjangka lunas 24
bulan, pinjaman berjangka lunas 36 bulan. Sebelum RAT pada tanggal 24
Februari 2015, LKMA juga memiliki pinjaman berjangka lunas 10 bulan,
namun pada saat RAT pinjaman tersebut dihapuskan. Jenis pembiayaan
berjangka yang paling diminati oleh anggota yaitu pinjaman berjangka lunas 12
bulan. Pada gambar 2 dapat dilihat jumlah nasabah pinjaman berjangka secara
keseluruhan hingga April 2015, sebagai berikut:
Jumlah Debitur Pinjaman Berjangka
80
71
70
60
50
40
30
31
20
26
10
0
Pinjaman berjangka
lunas 5 bulan
0
Pinjaman berjangka Pinjaman berjangka Pinjaman berjangka
lunas 12 bulan
lunas 24 bulan
lunas 36 bulan
Gambar 2. Jumlah debitur pinjaman berjangka di LKMA Pincuran Bonjo
Berdasarkan gambar 2 terlihat bahwa pinjaman berjangka lunas 12 bulan
memiliki nasabah paling banyak yaitu berjumlah 71 orang, hal ini dikarenakan
jangka waktu yang diberikan tidak terlalu panjang dan juga tidak terlalu pendek
sehingga memudahkan petani dalam melakukan pembayaran angsuran. Untuk
Program Studi Agribisnis
31
Laporan Tugas Akhir
pinjaman berjangka lunas 36 bulan belum ada memiliki nasabah, karena jenis
pinjaman tersebut baru dibentuk pada RAT tanggal 24 Februari 2015, oleh karena
itu hingga April 2015 belum ada anggota LKMA yang menggunakan pinjaman
berjangka lunas 36 bulan ini.
2)
P4S (Pusat pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya)
P4S merupkan lembaga pendidikan dan pelatihan dibidang pertanian dan
perdesaan yang dimilliki dan dikelola oleh LKMA Pincuran Bonjo uyang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani. Narasumber
pada saat pelatihan berasal dari tim pelatih yang merupakan pengurus atau
anggota LKMA Pincuran Bono sendiri maupun dari luar seperti dari ddinas
pertanian dan instansi terkait.
3)
Budidaya
Unit budidaya yang dimiliki oleh LKMA Pincuran Bonjo berasal dari
kelompok tani yang tergabung di LKMA. Jenis budidaya yang dilakukan yaitu
budidaya tanaman hortikultura seperti mentimun, pare, cabe, bunci, kacang
panjang, terung ungu, dan terung hijau.
Selain itu juga ada jenis budidaya
tanaman pangan seperti jagung.
4)
Sub Terminal Agribisnis
Unit STA yang dimiliki oleh LKMA Pincuran Bonjo ini diberi nama
STA Baliak Mayang. STA Baliak Mayang merupakan tempat pemasaran hasil
komoditi pertanian yang dibudidayakan oleh kelompok tani yang tergabung di
LKMA Pincuran Bonjo khususnya serta petani yang ada di kelurahan Padang Alai
Bodi dan sekitarnya juga ada yang menjual hasil pertaniannya di STA ini.
Komoditi yang biasanya dipasarkan adalah jenis hortikultura yang berupa sayuran
Program Studi Agribisnis
32
Laporan Tugas Akhir
dan komoditi tanaman pangan seperti jagung. Hasil pertanian yang telah dibeli
oleh STA dari petani dijual kembali kepada para pedagang yang telah menjadi
mitra STA Baliak Mayang.
5)
Kios Saprodi
LKMA Pincuran Bonjo memiliki unit kios saprodi yang menjual
berbagai macam kebutuhan sarana produksi pertanian seperti benih berbagai
sayuran, pupuk kimia dan juga menyediakan pupuk organik seperti kompos. Kios
Saprodi ini memberikan kemudahan kepada anggota LKMA ataupun petani
lainnya sekitar Padang Alai Bodi untuk memperoleh sarana produksi yang
dibutuhkan.
2. Deskripsi Pelanggan dan Kegiatan Pemasaran
Pelanggan merupakan orang yang membeli suatu
barang atau
menggunakan jasa yang ditawarkan oleh produsen. Pelanggan dari LKMA
Pincuran Bonjo adalah anggota LKMA itu sendiri serta masyarakat lainnya yang
bukan anggota. Untuk pembiayaan yang menjadi pelanggan adalah anggota
LKMA, sedangkan pelanggan atau nasabah dari simpanan tidak hanya anggota
saja namun juga masyarakat lain yang bertempat tinggal di Padang Alai Bodi dan
sekitarnya.
Kegiatan pemasaran untuk produk jasa seperti simpanan dan pinjaman
dilakukan di Padang Alai Bodi dan sekitarnya.
Kegiatan simpan pinjam ini
dimulai dari dilakukannya promosi untuk produk tabungan kepada anggota,
masyarakat umum serta siswa SD agar mau menabung di LKMA Pincuran Bonjo.
Setelah itu uang yang terkumpul dikelola oleh LKMA Pincuran Bonjo dan
dipinjamkan kepada anggota LKMA yang membutuhkan sebagai tambahan modal
Program Studi Agribisnis
33
Laporan Tugas Akhir
usaha tani yang dilakukan. Untuk produk simpanan, LKMA Pincuran Bonjo
memiliki pelayanan khusus dengan menjemput uang tabungan ke tempat masingmasing nasabah yang tidak memiliki kesempatan langsung ke LKMA untuk
menabung.
Untuk produk sayuran yang dikelola STA Baliak Mayang unit LKMA
Pincuran Bonjo dipasarkan kepada pedagang yang membeli dalam skala besar
untuk dijual kembali ke pasar tradisional baik yang ada di Payakumbuh maupun
daerah Bukittinggi, Bangkinang, Pekanbaru, Duri, Dumai dan Bengkalis. Selain
itu juga ada masyarakat lainnya yang membeli dalam skala kecil untuk keperluan
konsumsi sehari-hari. Saprodi yang dimiliki oleh LKMA Pincuran Bonjo
dipasarkan kepada anggota dan petani lainnya, namun untuk pupuk kompos
dipasarkan hingga ke Pekanbaru.
4.2 Aplikasi Pinjaman Berjangka di LKMA Pincuran Bonjo
4.2.1
Persyaratan Umum dan Administrasi Untuk Calon Debitur
Produk pembiayaan yang dimiliki oleh LKMA Pincuran Bonjo bertujuan
untuk memberikan pinjaman modal kepada petani dalam mengembangkan
usahanya. Untuk dapat meminjam di LKMA ini maka harus memenuhi
persyaratan umum dan persyaratan administrasi sebagai berikut:
a.
Persyaratan umum
1) Jujur, disiplin dan tidak bermasalah pada lembaga peminjaman lainnya
2) Berdomisili di Payakumbuh dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk
3) Mempunyai usaha dan berdedikasi dengan usahanya
4) Bersedia mengikuti aturan yang ada di LKMA Pincuran Bonjo
Program Studi Agribisnis
34
Laporan Tugas Akhir
Persyaratan umum yang ditetapkan oleh LKMA Pincuran Bonjo
berdasarkan kesepakatan antara pengurus dengan anggota LKMA, dan
disesuaikan dengan kondisi yang ada di LKMA tersebut. Menurut Hermawan dan
Harmi (2012) setiap lembaga keuangan memiliki perbedaan persyaratan yang
ditetapkan untuk debitur, hal ini disesuaikan dengan kondisi lembaga tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, persyaratan umum yang ada di LKMA Pincuran Bonjo
tidak harus sama dengan LKMA lainnya
b.
Persyaratan Administrasi
1) Fotocopy KTP dan kartu keluarga calon anggota dan penjamin masingmasing 1 lembar
2) Menyimpan simpanan pokok Rp 200.000,-, saham Rp 100.000,- saat
pendaftaran dan membayar simpanan wajib Rp 10.000/bulan, debitur
merupakan anggota LKMA Pincuran Bonjo.
3) Melengkapi administrasi yang telah disediakan.
Berdasarkan persyaratan adminstrasi yang harus dipenuhi tersebut
terlihat bahwasanya pihak debitur (peminjam dana) di LKMA Pincuran Bonjo
merupakan anggota LKMA sendiri. Pinjaman tidak dapat diberikan kepada
masyarakat yang tidak tergabung menjadi anggota, hal ini berbeda dengan praktek
pembiayaan aau pemberian pinjaman secara umum oleh lembaga keuangan
lainnya seperti yang disampaikan Wirdyaningsih, et al (2005) bahwasanya
penyaluran kredit dapat diberikan kepada siapa saja dengan syarat mampu
membayar tingkat bunga yang berlaku.
Program Studi Agribisnis
35
Laporan Tugas Akhir
4.2.2
Prosedur Pemberian Pinjaman
Adapun prosedur pemberian pinjaman di LKMA Pincuran Bonjo yaitu:
1) Debitur harus menjadi anggota LKMA terlebih dahulu dengan cara memenuhi
persyaratan umum dan persyaratan administrasi yang telah ditentukan
2)
Debitur
membuat surat pemohonan pembiayaan/ pinjaman seperti yang
terdapat pada lampiran 3.
3) Pihak LKMA mewawancarai debitur tersebut untuk mengetahui jenis usaha
yang dilakukannya.
4) Selanjutnya pihak LKMA melakukan peninjauan langsung ke tempat usaha
debitur. Kegiatan ini bertujuan untuk melihat secara langsung usaha debitur
tersebut, dan kemudian dicocokkan dengan hasil wawancara.
5) Jika hasil wawancara dengan peninjauan ke lokasi sesuai, maka pihak LKMA
dan debitur menandatangani surat perjanjian kredit seperti yang terdapat pada
lampiran 4, dengan begitu dana pinjaman dicairkan. Untuk debitur pemula,
pinjaman diberikan maksimal Rp. 3.000.000,-. Jika melakukan peminjaman
untuk kedua kalinya, jumlah pinjaman yang diberikan yaitu kelipatan dua dari
jumlah sebelumnya, dengan syarat pinjaman sebelumnya telah lunas.
6) Transaksi pinjaman dientri secara manual ke dalam buku pinjaman.
Gambar 3. Buku pinjaman berjangka lunas 12 bulan
Program Studi Agribisnis
36
Laporan Tugas Akhir
7) Kemudian transaksi pinjaman juga diinput ke dalam program simakro (sistem
informasi administrasi dan keuangan mikro). Program simakro merupakan
sistem keuangan online yang diberikan oleh pemerintah kepada setiap LKMA
dengan tujuan untuk mempermudah mencatat transaksi pembiayaan dan
simpanan serta secara otomatis dapat menyajikan laporan keuangan.
Gambar 4. Input pinjaman pada program simakro
8) Untuk memastikan data transaksi pinjaman yang telah diinput berhasil, maka
dapat dilihat pada register pinjaman dalam program simakro.
Gambar 5. Register pinjaman
Program Studi Agribisnis
37
Laporan Tugas Akhir
4.2.3
Metode Pembagian Jasa Pinjaman Berjangka Lunas 12 Bulan
Pinjaman berjangka lunas 12 bulan merupakan jenis produk pembiayaan
yang banyak diminati oleh anggota dengan total debitur hingga April 2015
berjumlah 71 orang. Besarnya jasa dan administrasi untuk pinjaman berjangka
lunas 12 bulan adalah sebesar 10%, dengan ketentuan 8% untuk jasa dan 2%
untuk administrasi. Selain membayar jasa dan adm, debitur juga harus menyetor
untuk tabungan wajib sebesar 10% dari pinjaman dengan ketentuan 5% untuk
sidufi (simpanan idul fitri) dan 5% untuk siska (simpanan berjangka). Simpanan
ini nantinya akan dikembalikan kepada debitur yang bersangkutan, dengan begitu
jika debitur meminjam maka secara tidak langsung debitur juga sekaligus
menabung di LKMA Pincuran Bonjo. Adapun ketentuan pembagian jasa dan cara
setoran dari pinjaman ini dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Pembagian jasa dan cara setoran pinjaman berjangka lunas 12 bulan
Setoran bulan setelah pinjam
Setoran bulan
Pinjaman
ke- 1 (jasa dan
adm) 10%
Sidufi
Angsuran
Siska 2
Jumlah setoran
bulan ke 3-
tahun
bulan ke 2
bulan ke12
2.000.000
200.000
100.000 100.000
200.000
200.000
5.000.000
500.000
250.000 250.000
500.000
500.000
Sumber : LKMA Pincuran Bonjo, 2015
Berdasarkan tabel 5 terlihat bahwa angsuran bulan pertama adalah untuk
pembayaran jasa dan adm, sedangkan bulan ke 2 untuk tabungan wajib, kemudian
untuk angsuran bulan ke 3 dan seterusnya hingga bulan ke 12 merupakan
angsuran pokok. Tabungan wajib berupa simpanan idul fitri dan simpanan
berjangka dikembalikan kepada debitur sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan oleh LKMA Pincuran Bonjo. Tabungan wajib ini dapat diambil setelah
Program Studi Agribisnis
38
Laporan Tugas Akhir
2 tahun dan debitur juga memperoleh bunga simpanan dari tabungan tersebut.
Adapun cara perhitungan bagi hasil bunga simpanan per bulan yaitu:
ST x i x (30/360)
Dimana ST = saldo terendah, i = suku bunga per bulan, 30 = jumlah hari dalam
satu bulan, 360 = jumlah hari dalam satu tahun.
Suku bunga simpanan untuk satu bulan yaitu 2%. Berdasarkan tabel 5
jika debitur meminjam sebanyak Rp 2.000.000,-, maka simpanan idul fitri dibayar
sebesar Rp 100.000,- dan simpanan berjangka juga Rp 100.000,-, dengan begitu
simpanan yang akan diperoleh debitur nantinya adalah sebagai berikut:
 Sidufi = Rp 100.000,- x 2% x (30/360)
= Rp
= Rp
167,- x 24 bulan
4.008,-, Maka sidufi yang diterima debitur yaitu Rp 104.008,-
 Siska = Rp 100.000,- x 2% x (30/360)
= Rp
= Rp
4.2.4
167,- x 24 bulan
4.008,-, Maka siska yang diterima debitur yaitu Rp 104.008,-
Resiko Penunggakan Pembayaran Pinjaman
Menurut Sutojo (1997) memberikan kredit atau pinjaman adalah
pekerjaan mudah, tetapi menarik kembali kredit yang diberikan dibutuhkan
keahlian, pengalaman serta waktu dan biaya yang cukup besar, untuk itulah perlu
adanya jaminan dengan tujuan memperkecil jumlah kerugian yang diderita bank,
bila debitur tidak memenuhi kewajibannya. Wirdyaningsih, et al (2005) juga
mengemukakan bahwa untuk menghadapi kemungkinan terjadinya kredit macet
maka agunan diperlukan sebagai jaminan bagi kredit yang disalurkan, apabila
Program Studi Agribisnis
39
Laporan Tugas Akhir
nilainya cukup maka agunan dilelang untuk menutupi sisa utang yang belum
dibayar.
LKMA Pincuran Bonjo tidak menggunakan agunan untuk mengatasi
resiko penunggakan pembayaran, dan hal ini merupakan kelemahan dari produk
pembiayaan yang dimiliki LKMA Pincuran Bonjo, karena pada saat debitur
melakukan penunggakan dan tidak membayar sisa utang, maka tidak ada agunan
yang bisa dilelang untuk menutupi sisa utang yang belum dibayar tersebut. Akan
tetapi, pemberian pinjaman tanpa agunan ini dilakukan LKMA Pincuran Bonjo
bertujuan untuk menghindari kesulitan dan memberikan kemudahan kepada
anggota dalam melakukan proses peminjaman. Hal ini dikarenakan tidak semua
anggota peminjam memiliki sesuatu yang dapat dijadikan sebagai agunan/jaminan
dan hal tersebut juga telah menjadi kesepakatan bersama antara pengurus dan
anggota pada saat RAT (Rapat Anggota Tahunan).
Untuk mengatasi resiko penunggakan pembayaran ini dilakukan dengan
cara memberikan surat peringatan hingga tiga kali seperti yang terdapat pada
lampiran 5, 6 dan 7. Jika masih melakukan penunggakan hingga telah jatuh
tempo maka akan diberikan surat panggilan (lampiran 8) serta didatangi oleh
pengurus LKMA, namun hingga Bulan April 2015 untuk pinjaman berjangka
lunas 12 bulan belum ada debitur yang melakukan penunggakan hingga diberikan
surat peringatan 3 dan surat panggilan. Selain itu sanksi sosial tentunya juga akan
diperoleh bagi debitur yang melakukan penunggakan seperti namanya akan
diumumkan di tempat umum sebagai anggota yang tidak disiplin, kemudian juga
pada saat akan mengajukan pinjaman lagi maka kecil kemungkinan akan
diberikan kembali.
Program Studi Agribisnis
40
Laporan Tugas Akhir
Dalam surat perjanjian yang telah disepakati oleh debitur juga tertulis
bahwasanya jika tidak membayar kredit sesuai dengan waktu yang ditentukan,
maka bersedia dinyatakan sebagai orang yang melakukan penggelapan uang dan
juga bersedia diserahkan penyelesaiannya melalui proses hukum. Kemudian juga
akan didenda sebesar 0,5% per bulannya. Pada prakteknya belum pernah ada
debitur yang penyelesaian permasalahan pembayaran pinjamannya melalui proses
hukum, namun yang melakukan penunggakan hingga didenda telah ada.
Selain mengatasi dengan cara tersebut, LKMA Pincuran Bonjo juga
memiliki solusi untuk kredit macet dengan memberlakukan kewajiban menabung
yang dijadikan sebagai angsuran bulan ke 2 berupa sidufi dan siska 2 tahun
sebesar 10% pada pinjaman berjangka 12 bulan, sehingga dapat dijadikan sebagai
sumber dana yang diputarkan kembali untuk pinjaman. Pembinaan anggota
melalui kegiatan P4S juga dapat memperlancar pembayaran pinjaman, karena
debitur yang merupakan anggota LKMA diberikan pelatihan untuk menambah
wawasan dan keterampilan dalam usaha tani yang dilakukan khususnya budidaya
tanaman hortikultura seperti sayuran. Kemudian LKMA Pincuran Bonjo juga
memiliki unit STA Baliak Mayang yang dijadikan sebagai tempat pemasaran hasil
pertanian dengan harga yang lebih memadai dibandingkan jika harus menjual ke
tengkulak yang dapat merugikan petani itu sendiri. Petani mempunyai kesempatan
untuk memperoleh laba yang lebih baik dan mampu membayar angsuran
pinjaman tersebut.
4.2.5
Manfaat Pinjaman Berjangka Sebagai Modal Usaha Tani
Pemodalan merupakan masalah utama yang dihadapi oleh petani untuk
mengembangkan usahanya. Kondisi tersebut juga dirasakan oleh petani disekitar
Program Studi Agribisnis
41
Laporan Tugas Akhir
kelurahan Padang Alai Bodi. Sebelum adanya LKMA Pincuran Bonjo, petani
melakukan peminjaman kepada rentenir dengan imbalan bunga yang tinggi.
Selain itu meminjam di perbankan harus melewati proses yang panjang serta
adanya persyaratan agunan atau jaminan.
LKMA Pincuran Bonjo merupakan lembaga keuangan yang mampu
mengatasi permasalahan petani tersebut, dengan adanya produk pembiayaan atau
pinjaman dapat membantu petani dalam pengembangan usaha yang dimilikinya.
Tujuan umum pembentukan dan pengembangan LKMA ialah untuk membantu
memfasilitasi
kebutuhan
modal
usahatani
bagi
petani.
Secara
khusus
pembentukan LKMA dan adaanya produk pembiayaan bertujuan untuk:
1.
Meningkatkan kemudahan akses petani terhadap skim pembiayaan yang
disediakan.
2.
Meningkatkan produktivitas dan produksi usahatani dalam rangka mendorong
tercapainya nilai tambah usahatani.
3.
Mendorong pengembangan ekonomi perdesaan dan lembaga ekonomi
perdesaan, terutama petani.
Melalui pinjaman berjangka lunas 12 bulan ini petani atau anggota
LKMA dapat memperoleh modal untuk kelancaran usahanya. Petani mendapatkan
modal diawal dan setiap bulannya (sampai 12 bulan) membayar angsuran dari
keuntungan usaha yang telah dikembangkan tersebut. Produk pinjaman berjangka
lunas 12 bulan ini memang tidak mengaplikasikan prinsip pembiayaan syariah,
namun untuk kesepakatan besarnya presentase pembayaran administrasi dan jasa
dimusyawarahkan secara bersama oleh pengurus dengan semua anggota LKMA.
Program Studi Agribisnis
42
Laporan Tugas Akhir
V. KESIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan laporan Pengalaman Kerja Praktek
Mahasiswa (PKPM) maka dapat disimpulkan :
1. Jenis produk pembiayaan yang ada di LKMA Pincuran Bonjo yaitu (1) AlMudharabah (Bagi hasil/Basil) merupakan pembiayaan yang diberikan kepada
anggota LKMA dengan sistem bagi hasil untuk imbalannya. Jenis pembiayaan
bagi hasil terbagi dua yaitu bagi hasil 50:50 persen dan pembiayaan bagi hasil
80:20 persen. (2) Pembiayaan berjangka merupakan layanan pemberian
pinjaman kepada yang menjadi anggota LKMA dengan jangka waktu
pembayaran yang telah ditentukan, sehingga pada jangka waktu tersebut
pinjaman harus dilunaskan. Jenis produk pembiayaan berjangka yang dimiliki
yaitu pinjaman berjangka lunas 5 bulan, pinjaman berjangka lunas 12 bulan,
pinjaman berjangka lunas 24 bulan, pinjaman berjangka lunas 36 bulan.
2. Pinjaman berjangka lunas 12 bulan merupakan jenis produk pembiayaan yang
paling diminati oleh petani. Besarnya pembayaran adm dan jasa yaitu 10%,
selain itu pada angsuran pembayaran juga terdapat tabungan berupa sidufi
(simpanan idul fitri) dan siska 2 tahun ( simpanan berjangka 2 tahun) sebesar
10% dari besarnya pinjaman.
3. Produk pembiayaan yang ada di LKMA Pincuran Bonjo dapat membantu
petani dalam pengembangan usaha yang dimilikinya, sehingga mampu
meningkatkan produktivitas dan produksi usahatani dalam rangka mendorong
tercapainya nilai tambah usahatani. Selain itu, petani tidak perlu lagi
melakukan peminjaman kepada rentenir dengan imbalan bunga yang tinggi.
Program Studi Agribisnis
43
Laporan Tugas Akhir
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, S. Muhammad. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Gema Insani
Press. Jakarta
Ashari dan Supena Friyatno. 2006. Perspektif pendirian bank pertanian di
Indonesia.
Jurnal
Penelitian
Agro
Ekonomi
24(2).
http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/FAE24-2c.pdf. 20 Mei 2015
Darmawan, I. 1999. Pengantar Uang dan Perbankan. PT Rineka Cipta. Jakarta
Hasibuan. 2008. Dasar-Dasar Perbankan. PT Bumi Aksara. Jakarta
Hermawan, Hari. dan Harmi Andriyanta. 2012. Lembaga keuangan mikro
agribisnis: terobosan penguatan kelembagaan dan pembiayaan pertanian
di
perdesaan.
Jurnal
Analisis
Kebijakan
Pertanian10(02).
http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/publikasi/analisiskebijaka
n-pertanian/376-joomla-promo40/2501-lemb-keu-mikro-agr-ter-pengkelembagaan-dan-pembiayaan-pertanian-di-perdesaan. 20 Mei 2015
Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Raja Grafindo Persada.
Jakarta
Kasmir. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Raja Grafindo Persada.
Jakarta
Muljono, Djoko. 2012. Buku Pintar Strategi Bisnis Koperasi Simpan Pinjam.
Andi Yogyakarta. Yogyakarta
Sunaryo. 2008. Hukum lembaga pembiayaan. Sinar Grafika. Jakarta
Sutojo, S. 1997. Analisa kredit bank umum. PT Pustaka Binaman Pressindo.
Jakarta
Wirdyaningsih, et al. 2005. Bank dan asuransi islam di Indonesia. Kencana
Prenada Media. Jakarta
Program Studi Agribisnis
44
Laporan Tugas Akhir
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa
Gamabar
Gambar 6. Menginput pinjaman ke program simakro
Gambar 7. Mengutip simpanan pendidikan
Gambar 8. Mengutip simpanan masyarakat
Gambar 9. Slip penarikan
Program Studi Agribisnis
45
Laporan Tugas Akhir
Gambar 10. Slip setoran
Gambar 11. Bukti pengeluaran kas
Gambar 12. Kartu pinjaman
Program Studi Agribisnis
46
Laporan Tugas Akhir
Gambar 13. Sortasi dan grading mentimun
Gambar 15. Pengemasan mentimun
Gambar 17. Terung ungu
Program Studi Agribisnis
Gambar 14. Penimbangan Mentimun
Gambar 16. Penjualan mentimun
Gambar 18. Terung hijau
47
Laporan Tugas Akhir
Gambar 19. Buncis
Gambar 21. Pupuk kompos
Gambar 23. Presentasi
Program Studi Agribisnis
Gambar 20. Pare
Gambar 22. Pelatihan
Gambar 24. Pertemuan anggota LKMA
48
Laporan Tugas Akhir
Lampiran 2. Matriks Kegiatan PKPM di LKMA Pincuran Bonjo
No
.
1
2
3
4
5
6
Aspek
Minggu Ke..
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
Pengenalan Gambaran Umum
Perusahaan
Aspek operasional produk jasa (input
pinjaman)
Pemasaran produk (pinjaman
berjangka lunas 12 bulan)
Pengajuan Topik Tugas Akhir pada
Pemimbing Lapang dan Pembimbing
Pengumpuan data sesuai dengan topik
tugas akhir
Penyusunan Laporan Tugas Akhir
Program Studi Agribisnis
49
Laporan Tugas Akhir
Lampiran 3. Surat Pemohonan Peminjaman
Program Studi Agribisnis
50
Laporan Tugas Akhir
Lampiran 4. Surat Perjanjian Pinjaman/ Kredit
Program Studi Agribisnis
51
Laporan Tugas Akhir
Program Studi Agribisnis
52
Laporan Tugas Akhir
Lampiran 5. Surat Peringatan 1
Program Studi Agribisnis
53
Laporan Tugas Akhir
Lampiran 6. Surat Peringatan 2
Program Studi Agribisnis
54
Laporan Tugas Akhir
Lampiran 7. Surat Peringatan 3
Program Studi Agribisnis
55
Laporan Tugas Akhir
Lampiran 8. Surat Panggilan
Program Studi Agribisnis
56
Download