untuk tahun 2015, diharapkan AKI menurun dari 228 pada

advertisement
BAB I
PENGDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Develoment Goals/MDG’s
2000) untuk tahun 2015, diharapkan AKI menurun dari 228 pada tahun 2007
menjadi 102/100 ribu KH dan AKB menurun dari 34 pada tahun 2007 menjadi
23/1000 KH.
Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800
perempuan meninggal setiap hari akibat komplikasi kehamilan dan kelahiran
anak. Pada tahun 2013 lebih dari 289.000 perempuan meninggal selama dan
setelah kehamilan dan persalinan (WHO, 2014).
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, AKI
tercatat 359/100 ribu KH. Tercatat kematian ini jauh melonjak dibanding hasil
SDKI 2007 yang tercatat 228/100 ribu KH.
Angka Kematian Ibu dan bayi di Provinsi Sumatera Utara masih
tergolong tinggi jika dibandingkan dengan provinsi lainnya di Indonesia.
Provinsi Sumatera Utara menjadi provinsi yang ke 6 dengan AKI tertinggi di
Indonesia. Berdasarkan laporan dari profil kab/kota AKI maternal yang
dilaporkan di Sumatera Utara tahun 2012 hanya 106/100 ribu KH, namun ini
belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi. Berdasarkan
hasil Sensus Penduduk (SP) 2010, AKI di Sumatera Utara sebesar 328/100 ribu
KH, angka ini masih cukup tinggi bila dibandingkan dengan angka nasional
hasil SP 2010 sebesar 259/100 ribu KH.
Cakupan kunjungan K4 ibu hamil di Sumatera Utara sejak tahun 2007
mengalami kenaikan dari 77,95% menjadi 85,92% ditahun 2012, namun Periode
persalinan merupakan salah satu periode yang mengandung risiko bagi ibu hamil
apabila mengalami komplikasi yang dapat meningkatkan resiko kematian ibu
dan kematian bayi (Profil Kesehatan Indonesia, 2010). Cakupan persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan menunjukkan kecendrungan peningkatan, yaitu
1
dari 77,95% pada tahun 2003 meningkat menjadi 88,78% pada tahun 2012,
angka ini juga belum mampu mencapai target SPM bidang kesehatan yaitu 90%
pada tahun 2015
Pada tahun 2012, rata-rata cakupan pelayanan ibu nifas di provinsi
Sumatera Utara sudah mencapai 87,39%, angka ini hanya mengalami
peningkatan sebesar 0,19% dibandingkan tahun 2011 yaitu 87,10%. Dengan
besar peningkatkan tidak sampai 1% setiap tahun, sangat dikhawatirkan
Sumatera Utara tidak mampu mencapai target SPM bidang kesehatan yaitu 90%
pada tahun 2015.
Berdasarkan laporan profil kesehatan kab/kota, dari 259.320 bayi lahir
hidup terdapat 1.970 bayi meninggal sebelum usia 1 tahun. Berdasarkan angka
ini, diperhitungkan AKB di Sumatera Utara hanya 7,6/1.000 KH pada tahun
2012. Rendahnya angka ini mungkin disebabkan karena kasus-kasus yang
terlaporkan adalah kasus kematian yang terjadi di sarana pelayanan kesehatan,
sedangkan kasus-kasus kematian yang terjadi di masyarakat belum seluruhnya
terlaporkan.
Keberhasilan program keluarga berencana (KB) diukur dengan beberapa
indikator, diantaranya proporsi peserta KB Baru menurut metode kontrasepsi,
persentase KB Aktif terhadap jumlah pasangan usia subur (PUS) dan persentase
baru metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Sampai tahun 2012,
berdasarkan data pada profil kesehatan kab/kota , jumlah peserta KB baru adalah
sebesar 19,44% mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 yaitu 14,08%,
tahun 2010 yaitu 17,05% dan tahun 2009 yaitu 14,58%.
Kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, tekanan darah yang tinggi saat
hamil (eklampsia), infeksi, persalinan macet dan komplikasi keguguran.
Sedangkan penyebab langsung kematian bayi adalah Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) dan kekurangan oksigen (asfiksia). Penyebab tidak langsung kematian
ibu dan bayi baru lahir adalah karena kondisi masyarakat seperti pendidikan,
sosial ekonomi dan budaya. Kondisi geografi serta keadaan sarana pelayanan
yang kurang siap ikut memperberat permasalahan ini. Beberapa hal tersebut
mengakibatkan kondisi 3 terlambat (terlambat mengambil keputusan, terlambat
2
sampai di tempat pelayanan dan terlambat mendapatkan pertolongan yang
adekuat) dan 4 terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak, terlalu rapat
jarak kelahiran).
Keterlambatan pengambilan keputusan di tingkat keluarga dapat dihindari
apabila ibu dan keluarga mengetahui tanda bahaya kehamilan dan persalinan
serta tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasinya di tingkat keluarga.
Salah satu upaya penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi
adalah Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).
Menurut Depkes tahun 2010, Kementerian Kesehatan telah melakukan berbagai
upaya percepatan penurunan AKI dan AKB antara lain mulai tahun 2010
meluncurkan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) ke Puskesmas di
Kabupaten/ Kota yang difokuskan pada kegiatan preventif dan promotif dalam
program Kesehatan Ibu dan Anak.
Berdasarkan hasil survei yang telah saya lakukan kepada ibu Andini
dengan usia kehamilan 28 minggu, maka saya tertarik melakukan asuhan
kebidanan secara berkesinambungan (continuity care) mulai dari masa
kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa interval serta perawatan bayi baru
lahir serta melakukan pendokumentasian kebidanan yang telah dilakukan pada
ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB.
1.2 Identifikasi ruang lingkup asuhan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah yang
berkaitan dengan masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa interval
dan asuhan bayi baru lahir serta melakukan pendokumentasian kebidanan yang
telah dilakukan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan secara continuity care pada ibu hamil,
bersalin, nifas, neonatus dan KB dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan.
3
1.3.2 Tujuan Khusus
1.
Melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil
2.
Melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin
3.
Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas
4.
Melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
5.
Melakukan asuhan kebidanan pada keluarga berencana (KB)
6.
Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu
hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Penulis
Untukmeningkatkan
pengalaman,
wawasan
dan
pengetahuan
mahasiswi dalam memberikan asuhan kebidanan secara berkesinambungan
(continuity care) pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga
berencana.
1.4.2 Bagi Klinik
Sebagai bahan masukan/informasi mengenai pengetahuan tentang
asuhan kebidanan
secara
berkesinambungan (continuity
care) pada
hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana.
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan kajian meningkatkan ilmu pengetahuan bagi peserta didik.
1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk meningkatkan pengalaman dan wawasan dalam melakukan
penelitian serta dapat memahami tentang asuhan kebidanan secara
berkesinambungan (continuity care) pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi
baru lahir, dan keluarga berencana.
4
ibu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KEHAMILAN
Hamil adalah suatu masa dari mulai terjadinya pembuahan dalam rahim
seorang wanita terhitung sejak hari pertama haid terakhir sampai bayinya
dilahirkan. Kehamilan terjadi ketika seorang wanita melakukan hubungan
seksual pada masa ovulasi atau masa subur (keadaan ketika rahim melepaskan
sel telur matang), dan sperma (air mani) pria pasangannya akan membuahi sel
telur matang wanita tersebut. Telur yang telah dibuahi sperma kemudian akan
menempel pada dinding rahim , lalu tumbuh dan berkembang selama kira-kira
40 minggu (280 hari) dalam rahim dalam kehamilan normal.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lama
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Dibagi menjadi 3 bagian ditinjau dari tuanya kehamilan,
kehamilan triwulan pertama (sebelum 14 minggu), kehamilan triwulan kedua
(antara 14-28 minggu), kehamilan triwulan ketiga (antara 28-36 minggu atau
sesudah 36 minggu)
2.1.1 Konsep Dasar Kehamilan
Tanda-tandakehamilan
Terlambat menstruasi, mual-mual, perubahan selera makan dan lebih menyukai
makanan-makanan tertentu, perubahan-perubahan pada payudara, sering
kencing, kelelahan, bertambahnya dischange (lendir) di vagina.
1.
Tanda kehamilan yang tidak pasti (uncertain signs)
Walaupun ada, tidak berarti pasti hamil, namun pada orang hamil tanda
ini pasti ada. Untuk tanda kehamilan tidak pasti ini, dikenal juga dengan
istilah probable signs dan presumptive signs. Probable signsmerupakan gejala
yang bersifat subjektif dan hanya dapat dirasakan pasien, sedangkan presumptive
5
signs merupakan tanda yang bersifat objektif yakni dapat diukur, diperiksa, dan
dilihat oleh pemeriksa. Adapun yang termasuk uncertain signs adalah :
a. Amenorrhea
Tidak ada haid/terlambat haid pada wanita usia subur. Terlambat haid juga
dapat terjadi pada kondisi stress, pemakaian obat-obatan, penyakit kronis atau
gangguan kelenjar hipofisis-hipotalamus.
b. Mual (nausea) dan muntah (vomitus)
Mual dan muntah disebabkan karena adanya peningkatan kadar hormon hCG
dari plasenta dan karena motilitas lambung menurun akibat meningkatnya
kadar hormon progesterone dalam darah.
c. Mastodinia
Rasa kencang dan nyeri pada payudara yang disebabkan oleh payudara
membesar. Pembesaran payudara disebabkan oleh stimulasi hormon estrogen,
progesterone,
hormon
plasenta
laktogen
(HPL),
dan
sedikit
prolaktin. Mastodinia dapat pula terjadi pada masa pra-menstruasi.
d. Quickening
Persepsi gerakan janin yang pertama kali dirasakan oleh ibu. 18 minggu pada
multigravida,
20
minggu
pada
primigravida.
Ada
yang
disebut
dengan pseudocysis yaitu keadaan dimana seorang wanita mengalami hamil
palsu.
e. Poliuria
Frekuensi miksi bertambah terutama pada waktu malam hari. Keluhan ini
disebabkan karena uterus yang membesar mendesak vesica urinaria sehingga
daya tampung vesica urinaria berkurang.
f. Konstipasi
Ini terjadi karena pengaruh progesteron yang menyebabkan relaksasi otot
polos usus, menyebabkan tonus otot polos berkurang, sukar kontraksi
sehingga sukar BAB.
6
g. Perubahan Berat Badan
Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan karena mual
dan muntah dan nafsu makan berkurang. Setelah lebih dari 3 bulan berat
badan mulai meningkat karena nafsu makan makin baik.
h. Suhu Basal Meningkat
Suhu basal adalah suhu yang diukur pada pagi hari sebelum melakukan
aktivitas. Pada orang normal suhu basal berada pada kisaran 36,5-370C, pada
saat ovulasi terjadi kenaikan sebesar 0,50C. Jika terjadi kehamilan, sesudah
ovulasi suhu tetap tinggi terus antara 37,2-37,80C (selama lebih dari 3
minggu). Kenaikan suhu basal ini disebabkan karena efek thermogenik
progesteron.
i. Pigmentasi
Muncul pada minggu ke-16 kehamilan. Terjadinya pigmentasi disebabkan
karena stimulasi MSH (Melanocyte Stimulating Hormone). Pigmentasi
ditandai dengan :
1. Cloasma Gravidarum : deposit pigmen yang berlebihan pada pipi, hidung
dan dahi
2. Pada areola dan papilla mamae warna kulit menjadi lebih hitam
3. Striae gravidarum : perubahan warna seperti jaringan parut pada kulit
daerah abdomen , garis-garis hitam (linea nigra). Kadang-kadang terjadi
teleangiektasia karena pengaruh estrogen yang tinggi.
j. Perubahan Mammae
Akibat stimulasi hormon Prolaktin dan HPL, sehingga dengan pemijatan
ringan dapat mengeluarkan kolostrum pada usia kehamilan > 16 minggu.
k. Perubahan pada Organ Pelvis
1. Livide (kebiruan) pada cerviks uteri dan dinding vagina. Karena sirkulasi
bertambah tetapi aliran balik berkurang sehingga terjadi bendungan vena
pada bulbus vestibule vagina (Chadwick sign : dinding vagina kebirubiruan), demikian halnya dengan dinding vagina bagian dalam juga
mengalami hal serupa (Jacquimier’s sign).
7
a. Munculnya Heggar’s sign yaitu perlunakan daerah isthmus uteri atau
segmen bawah rahim sehingga daerah tersebut pada penekanan
mempunyai kesan lebih tipis dan uterus mudah difleksikan.Tanda ini
mulai terlihat pada minggu ke-6 dan menjadi nyata pada minggu ke-7
sampai dengan minggu keb. Munculnya Ladin’s sign yaitu suatu pelembutan atau perlunakan yang
terjadi pada daerah cervicouterine junction atau bagian tengah dinding
uterus bagian dalam.
c. McDonald’s sign yaitu fundus uteri menjadi lebih mudah untuk
difleksikan dari bagian cervix yang biasanya terjadi pada minggu ke-7
sampai 8 kehamilan.
d. Goodell’s sign yaitu pelembutan atau perlunakan pada bagian cerviks
uteri
e. Terjadinya pelembutan atau perlunakan yang tidak merata pada tempat
terjadinya implantasi (Vorn Fernwald’s sign) atau jika tempat
implantasinya di daerah cornu uteri maka akan terjadi pembesaran
asimetris pada tempat implantasinya dan kemudian menimbulkan
perlunakan dengan pemeriksaan toucher (Piscasek’s sign)
2. Pembesaran perut
Nyata setelah minggu ke-6 karena pada saat ini uterus telah keluar dari
rongga pelvis dan menjadi organ rongga perut.
m.
Epulis
Di
bawah
pengaruh
estrogen
dan
progesteron,
gusi
mengalami
pembengkakan sehingga mudah berdarah.
2.
Tanda kehamilan pasti (certain signs)
Kalau ada tanda ini dipastikan hamil, sedangkan kalau tidak ada pasti tidak
hamil. Adapun tanda kehamilan pasti antara lain :
a.
Adanya denyut jantung janin (DJJ)
Adanya DJJ dapat diketahui sebagai berikut :
1. Stetoskop Laennec pada minggu ke-17 sampai 18
2. Stetoskop ultrasonik/Doppler pada minggu ke-12
8
3. USG pada minggu ke-7 sampai ke-8
4. Fetal EKG, dapat direkam pada minggu ke-12
b. Pemeriksaan USG (ultrasonografi)
Pada minggu ke-6 sampai ke-7 dapat dilihat gestasional sac, minggu ke-7
sampai 8 dilihat dan didengar DJJ, minggu ke-8 sampai 9 dilihat gerakan
janin, minggu ke-9 sampai 10 dilihat plasenta, dan pada minggu ke-12 sudah
dapat diukur diameter biparietal kepala janin untuk menentukan HPL
c. Palpasi
Yang harus ditentukan adalah outlet janin , biasanya menjadi jelas setelah
minggu ke-22.
d. Rontgenografi
Gambaran tulang-tulang janin tampak setelah minggu ke-12 sampai minggu
ke-14. Pemeriksaan ini dilakukan hanya atas indikasi yang mendesak sekali
janin sangat peka terhadap sinar X.
e. Tes Laboratorium
Yang paling popular adalah tes inhibisi koagulasi yaitu mendeteksi adanya
hCG yang dibentuk oleh sinsitiotrofoblas dalam urin. Tes deteksi hCG yang
terkenal adalah PP test.
3. Perubahan endokrin pada kehamilan
Perubahan fisiologi pada kehamilan dikendalikan oleh perubahan sekresi
hormon.
a. Progesteron
Corpus Luteum pada ovarium menyediakan progesteron sampai usia
kehamilan
10
minggu.
Setelah
itu
produksi
progesteron
plasenta
mendominasi sistem ibu. Progesteron aktif di dalam uterus, dimana
progesteron memelihara bagian desidua uterus dan merelaksasi otot polos
miometrium. Progesteron juga memiliki efek perifer pada otot polos vaskuler
dan organ lain harus beradaptasi terhadap kebutuhan saat kehamilan
b. Estrogen
Estrogen utama dalam kehamilan adalah estriol. Pada awal kehamilan, kadar
estron dan estradiol meningkat, tetapi kadar estriol belum meningkat sampai
9
minggu ke-9. Estrogen memiliki efek merangsang pertumbuhan, dan secara
mencolok mendorong pertumbuhan endometrium. Estrogen juga merangsang
retensi cairan dan meningkatkan kemampuan jaringan ikat menahan air
dengan mempengaruhi komposisi jaringan tersebut.
c. Human Chorionic Gonadotropin (hCG)
hCG mula-mula diproduksi oleh sel lapisan luar blastokista yang kemudian
sel ini berdiferensiasi menjadi trofoblas, dan kemudian menjadi plasenta.
Sinsitiotrofoblas yang berkembang dari trofoblas terus menghasilkan hCG.
Pembentukan hCG maksimal pada 60-90 hari, kemudian turun ke kadar
rendah yang menetap selama kehamilan.
d. Human Placental Lactogen (hPL)
hPL merupakan hormon protein yang diproduksi secara eksklusif oleh
plasenta. Seiring dengan penurunan kadar hCG, terjadi peningkatan sekresi
hPL. hPL bersifat antagonistik terhadap insulin dan menyebabkan
peningkatan glukosa darah (hiperglikemik). Efek diabetogenik hPL
menyebabkan
perubahan
metabolisme
glukosa
dan
lemak
yang
menguntungkan bagi janin.
e. Relaksin
Hormon ini mungkin disintesis di ovarium dan disimpan dalam plasenta.
Kadar relaksin paling tinggi pada trimester I kehamilan. Relaksin memiliki
peran dalam pelunakan ligamentum elastik tulang-tulang pelvis dan telah
digunakan secara klinis pada pematangan serviks selama induksi kehamilan.
f. Hormon adrenal dan hipofisis
Ukuran dan aktivitas kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan. Estrogen
merangsang pembentukan kortisol oleh adrenal dengan menghambat
metabolisme kortisol. Peningkatan kadar kortisol dalam darah dapat
menimbulkan efek positif pada penyakit tertentu seperti artitis reumatoid dan
ekzema.
g. Hormon Tiroksin
Estrogen, hCG dan perubahan fungsi hepar dan ginjal menyebabkan kadar
T3 dan T4 dan globulin pengikat tiroksin (tiroksin binding globulin) berubah.
10
Keadaan hamil menjadi mirip dengan kondisi hipertiroidisme pada beberapa
aspek misalnya terjadi peningkatan suhu tubuh, peningkatan nafsu makan,
dan peningkatan rasa lelah.
4. Perubahan anatomis dan fisiologis sistem reproduksi
a. Uterus
Intinya uterus mengalami peningkatan ukuran dan perubahan bentuk. Uterus
akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh estrogen dan
progesteron yang kadarnya meningkat. Endometrium menebal menjadi
desidua. Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan dan progesteron berperan
untuk elastisitas atau kelenturan uterus sehingga menyebabkan relaksasi.
b. Decidua
Decidua adalah nama yang diberikan kepada endometrium selama kehamilan.
Progesteron dan estrogen pada awalnya diproduksi oleh corpus luteum yang
menyebabkan decidua menjadi lebih tebal, lebih vaskuler, dan lebih kaya di
fundus. Saat placenta telah terbentuk, maka plasenta dapat menghasilkan
hormon sendiri dan corpus luteum tidak lagi dipertahankan oleh hCG yang
dihasilkan sel sinsitiotrofoblas.
c. Miometrium
Estrogen berperan penting dalam pertumbuhan otot di dalam uterus. Pada
usia kehamilan 8 minggu, uterus mulai menghasilkan gelombang kecil dari
kontraksi yang dikenal sebagai kontraksi Braxton Hicks. Pada umumnya
kontraksi ini tanpa rasa sakit walaupun beberapa wanita mengeluhkan nyeri
dengan intensitas rendah.
d. Serviks
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon
estrogen. Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka
serviks mengandung lebih banyak jaringan ikat, hanya 10% jaringan otot.
Dibawah pengaruh hormon progesteron, sel epitel kelenjar yang terdapat di
sepanjang canalis cervisis uteri menghasilkan secret sehingga membentuk
suatu penyumbatan serviks yang disebut operculum atau mucous plug
sehingga melindungi cavum uteri dari infeksi.
11
e. Vagina
Estrogen menyebabkan perubahan di dalam lapisan otot dan epitel vagina,
lapisan otot-otot sekitar vagina juga hipertrofi, sehingga beberapa
ligamentum sekitar vagina menjadi lebih elastis. Dibawah pengaruh estrogen,
epitel kelenjar sepanjang vagina aktif mengeluarkan sekret sehingga memberi
gambaran seperti keputihan (leucorrhoea).
f. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat corpus luteum graviditas sampai
terbentuk plasenta pada kira-kira 16 minggu kehamilan.
a. Mammae
Payudara
akan
membesar
dan
tegang
akibat
stimulasi
hormon
somatomammotropin, estrogen, dan progesteron, akan tetapi belum
mengeluarkan air susu. Estrogen menimbulkan hipertrofi sistem saluran
(ductus dan ductulus), sedangkan progesteron menambah sel-sel asinus
(alveolus) pula dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel, sehingga terjadi
perubahan kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin. Papilla mammae (putting
susu) akan membesar, lebih tegak, dan tampak lebih hitam, seperti seluruh
areola mammae karena hiperpigmentasi dibawah stimulasi MSH
5. Lama kehamilan
Jika siklus menstruasi anda rata-rata 28 hari, maka masa pembuahan terjadi
sekitar hari ke-14 dan bukan merupakan hari pertama kehamilan anda. Skala
waktu ini menunjukkan bahwa kehamilan, yang sebenarnya berlangsung sekitar
266 hari sejak pembuahan, terjadi selama 40 minggu atau 280 hari (Stoppart,
2011). Berikut ini adalah perubahan-perubahan yang dialami oleh ibu dan janin
di dalam kandungan mulai dari Trimester III (TM-III)
a. Minggu ke-28
Kulit pada perut anda menjadi sangat tegang dan tipis, serta terlihat amat
kencang. Kepala janin anda kini menjadi lebih kecil dibandingkan dengan
tubuhnya.
Lemak
mulai
menumpuk
12
dan
sebuah
zat
lemak,
yakni vernix, menutupi kulit janin anda, sehingga ia tidak lembab di dalam
cairan amnionnya. Panjang janin 37 cm (14 in), dan beratnya 900 gram.
b. Minggu ke-32
Anda akan merasa sangat lelah dan sulit bernafas. Gerakan-gerakan janin
dapat dirasakan dan dilihat dengan jelas dengan USG. Ketika rahim naik,
anda mungkin akan merasakan sakit di tulang rusuk bagian bawah karena
janin dan rahim menekan ke atas di bawah diafragma. Pusar anda akan
terlihat rata dengan permukaan perut dan linea nigraakan tampak jelas
menggurat ke bawah pada perut anda. Janin telah terbentuk sempurna dan
dalam kebanyakan kasus, posisi kepala berada di bawah. Plasenta mencapai
kematanganya. Panjang janin 40,5 cm (16 in), dan beratnya 1,6 kg.
c. Minggu ke-36
Kepala janin akan menekan-nekan. Tekanan-tekanan ini akan meredakan
masalah pernafasan, tetapi mungkin anda akan merasakan sakit di sekitar
panggul. Urin kembali bertambah banyak. Naluri keibuan menjadi sangat
kuat.
kontraksi braxton
hicks (gerakan-gerakan
lemah
yang
tidak
menyakitkan selama kehamilan). Payudara anda tidak akan membesar sampai
ASI keluar setelah anda melahirkan. Janin sudah turun ke bawah. Selaput
pelangi mata janin kini berwarna biru. Kuku-kuku jari sudah tumbuh sampai
di ujung jari. Panjang janin 46 cm (18 in), dan beratnya 2,6 kg.
d. Minggu ke-40
Kepala janin sudah di dalam posisi sangat ke bawah. Gerakan-gerakan janin
menurun karena ruangan rahim menjadi sempit, tetapi pukulan tangan dan
tendangan kaki yang kuat masih dapat dirasakan. Panjang janin sekitar 51 cm
(20 in), dan beratnya rata-rata 3,4 kg. Pada janin laki-laki, nuah pelir sudah
turun.Berikut adalah tabel yang menunjukkan perubahan fisiologis tinggi
fundus uteri (TFU) dengan menggunakan pita sentimeter Mc. Donalds dan
dengan menggunakan palpasi leopold:
13
Tabel 2. 1
Perubahan TFU dalam Kehamilan
No.
1
2
3
4
5
6
Tinggi Fundus
Uteri (cm)
12
16
20
24
28
32
7
8
36
40
Tinggi Fundus Uteri (Leopold)
3 jari atas simfisis
Pertengahan pusat dan simfisis
3 jari bawah pusat
Sepusat
3 jari atas pusat
Pertengahan pusat danprocessus
xifoideus (px)
1-2 jari bawah px
2-3 jari bawah px
Umur Kehamilan
(minggu)
12
16
20
24
28
32
36
40
6. Kebutuhan ibu hamil
Berikut adalah kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan ibu semasa hamil TMIII :
a. Oksigen
Seorang ibu hamil sering mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal
ini disebabkan karena diafragma tertekan akibat membesarnya rahim.
Kebutuhan oksigen meningkat 20%. Ibu hamil sebaiknya tidak berada
ditempat-tempat yang terlalu ramai dan penuh sesak, karena akan mengurangi
masukan oksigen.
b. Nutrisi
Kebutuhan energi pada kehamilan trimester 1 memerlukan tambahan 100
kkal/hari (menjadi 1900-2000 kkal/hari). Selanjutnya pada trimester II dan
III, tambahan energi yang dibutuhkan meningkat menjadi 300 kkal/hari, atau
sama dengan mengkonsumsi tambahan 100gr daging ayam atau minum 2
gelas susu sapi cair. Idealnya kenaikan berat badan sekitar 500gr/minggu.
Kebutuhan makan ibu hamil dengan berat badan normal per hari.
c. Personal Hygiene
Sebaiknya ibu hamil mandi, gosok gigi dan ganti pakaian minimal 2 x sehari,
menjaga kebersihan alat genetalia dan pakaian dalam, menjaga kebersihan
payudara.
d. Pakaian
14
Longgar, nyaman, dan mudah di pergunakan, gunakan kutang/ BH dengan
ukuran sesuai ukuran payudara dan mampu menyangga seluruh payudara,
Tidak memakai sepatu tumit tinggi, sepatu berhak rendah, baik untuk
punggung dan postur tubuh dan dapat mengurangi tekanan pada kaki.
e. Eliminasi
Ibu hamil akan sering ke kamar mandi terutama saat malam hingga
menganggu tidur, sebaiknya intake cairan sebelum tidur di kurangi, gunakan
pembalut untuk mencegah pakaian dalam yang basah dan lembab sehingga
memudahkan masuk kuman, setiap habis BAB dan BAK cebok dengan baik.
f. Seksual
Pilih posisi yang nyaman dan tidak menyebabkan nyeri bagi wanita hamil,
sebaiknya menggunakan kondom karena prostatglandin yang terdapat dalam
semen bisa menyebabkan kontraksi, lakukanlah dalam frekuensi yang wajar 2
sampai 3 kali seminggu.
g. Mobilisasi dan Body Mekanik
Melakukan latihan/ senam hamil agar otot-otot tidak kaku, jangan melakukan
gerakan tiba-tiba atau spontan, jangan mengangkat secara langsung bendabenda yang cukup berat, jongkok lah terlebih dahulu lalu kemudian
mengangkat benda, apabila bangun tidur miring dulu baru kemudian bangkit
dari tempat tidur.
h. Istirahat atau Tidur
Ibu hamil sebaiknya memiliki jam istirahat/ tidur yang cukup. Kurang
istirahat/ tidur, ibu hamil akan terlihat pucat, lesu dan kurang gairah.
Usahakan tidur malam lebih kurang 8 jam dan tidur siang lebih kurang 1 jam.
2.1.2 Asuhan kehamilan
Asuhan kehamilan yang dilakukan yakni melakukan dokumentasi asuhan
kebidanan kehamilan secara sistematis, yaitu melakukan anamnesis, melakukan
pemeriksaan fisik dengan prinsip head to toe, melakukan pemeriksaan vital
signs, pemeriksaan leopold, medengarkan denyut jantung janin (DJJ),
pemeriksaan
laboratorium
sebagai
pemeriksaan
15
penunjang,
melakukan
konseling, memberikan pendidikan kesehatan tentang senam hamil, dan
pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) .
Asuhan ibu hamil berbeda setiap kali kunjungan. Pada trimester I asuhan
yang diberikan kepada ibu hamil adalah pemeriksaan kehamilan meliputi
pemberian TT, tablet tambah darah, vitamin dan mineral, serta pemberian
nasehat dan penyuluhan terarah seperti perawatan diri, gizi, perawatan payudara,
pola istirahat, senam hamil, tanda-tanda bahaya kehamilan, keluhan yang
dirasakan. Pada trimester II asuhan yang diberikan sama dengan asuhan yang
diberikan pada trimester I ditambah dengan penyuluhan tentang keuntungan
pemberian ASI, persiapan diri untuk memberikan ASI eksklusif, persiapan
persalinan, dan KB. Pada trimester III asuhan yang diberika sama dengan asuhan
pada trimester II ditambah dengan penyuluhan mengenai persiapan menghadapi
persalinan, perawatan bayi baru lahir (BBL), persiapan keluarga dalam
menghadapi persalinan.
a. Masalah yang Lazim Timbul pada Trisemester III:
Selama trimester ketiga, rahim akan membesar sampai ketinggian tepat
di bawah tulang payudara. Kadar progesteron yang tinggi dan rahim yang naik
membuat sesak dapat menimbulkan gangguan pencernaan dan nyeri ulu hati.
Sesak napas atau nyeri di iga bagian bawah terjadi karena rahim menekan
diafragma dan iga. Varises di kaki, wasir, dan pergelangan kaki yang bengkak
kadang-kadang terjadi karena meningkatnya tekanan di dalam perut.
Menurunnya aliran darah dari anggota gerak bawah, dan efek progesteron yang
membuat dinging-dinding pembuluh darah menjadi relaks.
2.2 persalinan
2.2.1 Konsep Dasar Persalinan
Persalinan merupakan proses pergerakan janin, plasenta, dan membran
dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan
dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan
kekuatan yang teratur. Mula-mula kekuatan yang muncul kecil, kemudian terus
meningkat sampai pada puncaknya pembukaan serviks lengkap sehingga siap
16
untuk pengeluaran janin dari rahim ibu. Persalinan adalah saat yang
menegangkan, menggugah emosi, menyakitkan, dan meakutkan bagi ibu
maupun keluarga.
Pada kehmailan akhir, parubahan produksi hormon menyebabkan
relaksasi ligamen dan tulang rawan pada sendi panggul, memungkinkan
mobilitas yang lebih tinggi pada sendi sakro ilika dan simfisis pubis. Mobilitas
panggul memungkinkan perubahan bentuk dan ukuran panggul yang tidak
kentara, sehingga dapat memfasilitasi posisi optimal kepala janin pada kala I,
yaitu gerakan-gerakan utama fleksi, rotasi interna dan penurunan janin pada kala
II
a. Pengertian persalinan menurur para ahli :
1. Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan serangkaian
perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melaui
jalan lahir.
2. Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita melahirkan bayi
yang diawali dengan kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada
saat pengeluaran bayi sampai dengan pengeluaran plasenta dan selaputnya
dimana proses persalinan ini akan berlangsung selama 12 sampai 14 jam
3. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus ke dunia luar.
4. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37–42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
b. Jenis-jenis persalinan berdasarkan bentuk persalinan
1. Persalinana spontan
Adalah proses persalinan seluruh nya berlangsung dengan kekuatan
ibu
sendiri
a. Persalinan buatanAdalah proses persalinan yany di bantu dengan tenaga
luar
17
b. Persalinan anjuran
Adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan
dari luar dengan jalan rangsangan
c. Sebab mulai nya persalinan
1.
Penurunan Kadar Progesteron.
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim. Sebaliknya estrogen
meninggikan
kerentanan
otot
rahim.
Selama
kehamilan
terdapat
keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen didalam darah, tetapi
pada akhir kehamilan atau 1-2 minggu sebelum partus terjadi penurunan
pada progesteron sehingga timbul his.
2.
Teori Oxytocin.
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu timbul
kontraksi otot-otot rahim.
3.
Keregangan Otot-Otot.
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila dindingnya
teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk
mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya
kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.
4.
Pengaruh Janin.
Hypofise dan kelenjar supra renal janin rupa-rupanya juga memegang
peranan, oleh karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari
biasa.
5.
Teori Prostaglandin. Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke
15 sampai aterm terus meningkat. Pemberian prostaglandin saat hamil
dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi
dikeluarkan. Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya
persalinan
d. Sistem reproduksi
18
1. Kala I
Kala I dimulai dari munculnya kontraksi persalinan yang ditantai dengan
perubahan serviks secara progressif dan diakhiri dengan pembukaan serviks
lengkap. Pada kala I terjadi berbagai perubahan pada sistem reproduksi wanita,
diantaranya adlah sebagai berikut.
a. Segmen atas rahim (SAR) dan SBR
Saat SAR berkontraksi, ia akan menjadi tebal dan mendorong janin keluar,
sedangkan SBR serviks mengadakan relaksasi dan dilatasi menjadi saluran
yang tipis dan teregang yang akan dilalui oleh bayi.
b. Uterus
Kontraksi uterus bertanggung jawab terhadap penipisan dan pembukaan
serviks, serta pengeluaran bayi dalam persalinan. Kontraksi uterus saat
persalinan sangat unik karena kontraksi ini merupakam kontraksi otot yang
menimbulkan rasa yang sangat sakit.
c. Perubahan pada serviks
1. Pendataran.
Pendataran adalah pemendekan dari kanalis servikalis, yang semula
berupa saluran yang panjangnya beberapa milimeter sampai 3 cm,
menjadi satu lubang dengan pinggir yang tipis.
2. Pembukaan.
Dibagi menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase aktif. Fase laten yang
dimulai pada pembukaan serviks 0 dan berakhir sampai pembukaan
serviks mencapai 3 cm. Pada fase ini kontraksi uterus meningkat.
Frekuensi, durasi, dan intensitasnya setiap 10-20 menit, lama 15-20 detik
dengan intensitas cukup menjadi 5-7 menit, lama 30-40 detik dan dengan
intensitas yang kuat. Fase aktif fase yang dimulai pada pembukaan
serviks 4 cm dan berakhir sampai pembukaan serviks mencapai 10 cm.
Pada fase ini kontraksi uterus menjadi efektif ditandai dengan
meningkatnya frekuensi, durasi, dan kekuatan kontraksi. Tekanan puncak
kontraksi yang dihasilkan mencapai 40-50 mmHg. Di akhir fase aktif,
kontraksi berlangsung antara 2-3 menit sekali selama 60 detik, dengan
19
kekuatan lebih dari 40 mmHg. Dibagi menjadi 3 fase:Fase akselerasi:
dari pembukaan 3 menjadi 4 cm. Fase dilatasi maksimal: dari pembukaan
4 cm menjadi 9 cm selama 2 jam. Fase deselerasi: dilatasi serviks dari 9
cm menuju pembukaan lengkap (10 cm).
d. Perubahan pada vagina dan dasar panggul.
Setelah ketuban pecah, segala perubahan terutama pada dasar panggul
ditimbulkan oleh bagian depan janin. Oleh bagian depan yang maju itu, dasar
panggul tiregang menjadi saluran dengan dinding-dinding yang tipis.
2. Sistem kardiovaskuler
a. Tekanan darah (TD): TD meningkat selama kontraksi uterus, sistol
meningkat 10-20 mmHg dan diastol meningkat 5-10 mmHg. Antara
kontraksi, tekanan darah kembali normal seperti sebelum persalinan.
b. Detak jantung: berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak
jantung secara dramatis naik selama kontraksi. Antara kontraksi, detak
jantung meningkat dibandingkan sebelum persalinan.
c. Jantung: pada setiap kontraksi, 400 ml darah dikeluarkan dari uterus dan
masuk ke dalam sistem vaskular ibu. Hal ini menyebabkan peningkatan
curah jantung sebesar 10-15 %.
d. Hematologi: hemoglobin akan meningkat 1,2 mg/100 ml selama
persalinan dan kembali seperti sebelum persalinan pada hari pertama
postpartum, asalkan tidak ada kehilangan darah yang abnormal; waktu
koagulasi darah akan berkurang dan terjadi peningkatan plasma; gula
darah akan berkurang.
3. Sistem pencernaaan
Metabolisme karbohidrat aerob maupun anaerob akan meningkat secara
terus-menerus, motilitas lambung dan penyerapan makanan padat secara
substansi berkurang sangat banyak selama persalinan, rasa mual dan muntah
biasa terjadi sampai berakhirnya kala I persalinan, persalinan memengaruhi
sistem saluran cerna wanita, bibir dan mulut menjadi kering akibat wanita
bernafas melalui mulut, dehidrasi, dan sebagai respon emosi terhadap
persalinan.
20
4. Suhu tubuh
Suhu tubuh selama persalinan akan meningkat, hal ini terjadi karena
terjadinya peningkatan metabolisme. Peningkatan suhu tubuh tidak boleh
melebihi 1-2 oF (0,5-1 oC).
5. Sistem pernapasan
Peningkatan laju pernapasan selama persalinan adalah normal, hal ini
mencerminkan adanya kenaikan metabolisme.
6. Sistem perkemihan
Proteinuri yang sedikit (+1) dianggap normal dalam persalinan. Pada
trimester kedua, kandung kemih menjadi organ abdomen. Selama persalinan,
wanita dapat mengalami kesulitan untuk berkemih secara spontan akibat
berbagai alasan: edema jaringan akibat tekanan bagian presentasi, rasa tidak
nyaman, sedasi, dan rasa malu. Poliuria sering terjadi selama persalina,
mungkin disebabkan oleh peningkatan curah jantung, peningkatan filtrasi
dalam gromelurus, dan peningkatan aliran plasma darah.
7. Perubahan endokrin
Sistem endokrin akan diaktifkan selama persalinan di mana terjadi penurunan
kadar progesteron dan peningkatan kadar estrogen, prostaglandin, dan
oksitosin.
8. Perubahan integumen
Adaptasi integuman khususnya distensibilitas yang besar pada introitus
vagina yang terbuka.
9. Perubahan muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal mengalami stres selama persalinan. Diaforesis,
keletihan, proteiuria (+1), dan kemungkinan peningkatan suhu menyertai
peningkatan aktivitas otot yang menyolok.
10. Perubahan Psikologi pada Ibu Bersalin Kala I
Oleh karena rasa nyeri dalam persalinan sudah menjadi pokok pembicaraan
di antara wanita sejak zaman dahulu, banyak calon ibu menghadapi
kehamilan dan kelahiran anaknya dengan perasaan takut dan cemas.
Ketakutan dapat berpengaruh pada his dan lancarnya pembukaan .
21
2. Perubahan fisiologis kala II persalinan
1. Kontraksi dorongan otot-otot persalinan
Pada waktu kontraksi, otot-otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal
dan menjadi lebih pendek. Sifat-sifat lain dari his adalah involunter,
intermiten, terasa sakit, terkoordinasi dan simetris, terkadang dapat
dipengaruhih dari luar secara fisik, kimia, dan psikis.
5. Pergeseran organ dasar panggul
Saat persalinan segmen atas berkontraksi, menjadi tebal, dan mendorong
anak keluar. Sementara itu, segmen bawah dan serviks mengadakan
relaksasi, dilatasi, serta menjadi yang tipis dan teregang yang nantinya
akan dilalui bayi. Tanda lanjut kala II adalah perineum mengembung,
vagina melebar, dan anus mendatar, bagian presentasi tampak dan uterus
berlanjut selama kontraksi.
3. Asuhan pada ibu bersalin kala III
1. Fisiolgi kala III
Kala III merupakan periode di mana penyusutan volume rongga uterus
setelah kelahiran bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya
ukuran tempat perlengketan plasenta. Oleh karena tempat perlengketan
menajadi kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta
menjadi berlipat, menebal, dan kemuadian lepas dari dinding uterus.
Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam
vagina.
2. Manajemen aktif kala III
Memberikan suntukan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir,
melakukan
penegangan
tali
pusat
terkendali,
masase
fundus
uteri.Persalinan kala III dimulai setelah lahir nya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta serta selaput ketuban.
a. Langkah-langkah menejemen aktif kala III
1. Pemberian oksitosin
2. Melakukan penegangan tali pusat terkendali
3. Pemijatan masase fundus uteri
22
b. Tujuan pelaksanaan aktif kala III adalah :
1. Menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif
2. Membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput ketuban
secara lengkap.
c. Keuntungan-keuntungan manajemem aktif kala III
1. Memperpendek waktu persalinan kala III
2. Mengurangi kejadian pendarahan pasca persalinan
3. Mencegah terjadinya atonia uteri dan retensio plasenta
Hal ini telah di buktikan dari hasil penelitian klinis bahwa manajemen aktif kala
III dapat mengurangi penggunaan transfusi darah dan terapi oksitosin. Seperti
yang terlihat pada tabel berikut yang dilakukan pada 748 persalinan :
Tabel 2.2 : Hinchingbrooke trial
Pendarahan postpartum
Lama nya kala III
Kala III > 30 menit
Transfusi darah
Terapi oksitosin
Penatalaksanaan aktif
(n = 748 )
51 (6,8 %)
8 menit
25 (3,3 %)
4 (0,5 %)
24 (3,2 %)
Penatalaksanaan fisiolgis
( n=748)
122 (16,5 %)
15 menit
125 (16,4 %)
20 (2,6 %)
161 (21,1 %)
4. Asuhan pada ibu bersalin kala IV
Selama 10-45 menit berikutnya setelah kelahiran bayi, uterus berkontraksi
menjadi ukuran sangat kecil yang mengakibatkan pemisahan antara dinding
uterus dan plasenta, di mana nantinya akan memisahkan plasenta dari tempat
lekatnya. Pelepasan plasenta membuka sinus-sinus plasenta dan menyebabkan
perdarahan. Akan tetapi, dibatasi sampai rata-rata 350 ml oleh mekanisme
sebagai berikut: serabut otot polos uterus tersusun terbentuk angka delapan
mengelilingi pembuluh-pembuluh darah ketika pembuluh darah tersebut melalui
dinding uterus. Oleh karena itu, kontraksi uterus setelah persalinan bayi
menyempitkan pembuluh darah yang sebelumnya menyuplai darah ke plasenta.
1. Evaluasi uterus, konsistensi, dan atonia
23
Setelah kelahiran plasenta, uterus dapat ditemukan di tengah-tengah abdomen
kurang lebih dua per tiga sampai tuga per empat antara simfisis pubis dan
umbilikal. Uterus yang berkontraksi normal harus keras ketika disentuh. Jiga
segmen atas uterus keras, tetapi perdarahan uterus tetap, pengkajian segmen
bawah perlu dilakukan.
2. Pemeriksaan serviks, vagina, dan perineum
Setelah memastikan uterus berkontraksi secara efektif dan perdarahan berasal
dari sumber lain, bidan hendaknya menginspeksi perineum, vagina bawah,
dan area periuretra untuk mengetahui adanya memar, pembentukan hematom,
laserasi pada pembuluh darah, atau mengalami perdarahan.
e. Kebutuhan ibu masa persalinan
Asuhan sayang ibu adalah pendamping persalinan, KIE, membantu ibu memilih
posisi, mengajari cara meneran, dukungan psikologi dan pemberian nutrisi.
Kebutuhan fisiologis adalah makan dan minum, oksigen, istirahat selama tidak
ada his, BAB dan BAK, pertolongan persalinan yang berstandar. Kebutuhan rasa
aman adalah memilih tempat dan penolong persalinan, informasi tentang proses
persalinan, posisi yang dikehendaki ibu, pemamntauan selama persalinan,
intervensi yang diperlukan. Kebutuhan harga diri adalah merawat bayi sendiri
dan menetekkan, asuhan kebidanan dengan memperhatikan privasi ibu,
pelayanan yang bersifat simpati dan empati, informasi bila akan melakukan
tindakan, memberikan pujian pada ibu terhadap tindakan positif yang ibu
lakukan. Kebutuhan aktualisasi diri adalah Memilih tempat dan penolong
persalinan yang diinginkan, memilih pendamping selama perslinan, bounding
attachment, ucapan selamat atas kelahiran bayinya.
f.
Tanda-tanda persalinan
a. Tanda Persalinan Sudah Dekat
24
1. Adanya Lightening
Menjelang minggu ke-36, pada primigravida terjadi penurunan fundus
uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul. Gambaran
Lightening pada primigravida menunjukkan hubungan antara ketiga P,
yaitu ; power (kekuatan his), passage (jalan lahir normal), passanger
(janinnya dan plasenta).
2. Terjadinya his permulaan (his palsu)
Sifat his permulaan (his palsu) :
a.
Rasa nyeri ringan di bagian bawah
b.
Datangnya tidak teratur
c.
Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
d.
Durasinya pendek
e.
Tidak bertambah bila beraktifitas
b. Tanda Persalinan
1. Penipisan dan pembukaan serviks ( Effacement dan Dilatasi serviks )
Effacement serviks adalah pemendekan dan penipisan serviks selama tahap
pertama persalinan. Serviks yang dalam kondisi normal memiliki panjang 2
sampai 3 cm dan tebal sekitar 1 cm, terangkat ke atas karena terjadi
pemendekan gabungan otot uterus selama penipisan segmen bawah rahim
pada tahap akhir persalinan. Hal ini menyebabkan bagian ujung serviks yang
tipis saja yang dapat diraba setelah effacement lengkap. Dilatasi serviks
adalah pembesaran atau pelebaran muara dan saluran serviks, yang terjadi
pada awal persalinan. Diameter meningkat dari sekitar 1 cm sampai dilatasi
lengkap (sekitar 10 cm) supaya janin aterm dapat dilahirkan.
2. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi
minimal 2 kali dalam 10 menit). Ibu melakukan kontraksi involunter dan
volunter secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus.
Kontraksi uterus involunter, yang disebut kekuatan primer, menandai
dimulainya persalinan.
3. Keluarnya lendir bercampur darah (Show) melalui vagina. Sumbatan mukus,
yang di buat oleh sekresi servikal dari proliferasi kelenjar mukosa servikal
25
pada awal kehamilan, berperan sebagai barrier protektif dan menutup kanal
servikal pada awal kehamilan. Blood show adalah pengeluaran dari mukus
plug tersebut.
2.2.2 Asuhan Persalinan
Asuhan persalinan dibagi di dalam 4 kala, sebagai berikut (Rohani,
2014):
1. Kala I
Asuhan yang diberikan adalah memonitor kemajuan persalinan dengan
partograf, memonitor keadaan ibu dan bayi, menganjurkan posisi dan tindakan
yang menyenangkan ibu, menganjurkan keluarga untuk mendampingi ibu,
membuat rujukan jika terjadi keadaan yang abnormal.
Kala di bagi atas 2 fase, yaitu :
1. Fase laten
a. Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap
b. Berlangsung sehingga serviks membuka kurang 4 cm
c. Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir 8 jam
2. Fase aktif
b.
Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkatkan secara bertahap (
kontraksi dianggap adekuat/ memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam
waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih)
c.
Dari permukaan 4 hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan
terjadi dengan kecepatan rata-rata perjam (primipara) atau lebih 1 cm
hingga 2 cm ( multipara)
d.
Terjadi penurunan bagian terbawa janin
26
Tabel 2.3
Frekuensi minimal penilaian dan intervensi dalam persalinan
Frekuensi pada fase laten
Frekuensi pada fase aktif
Tekanan Darah
Para meter
Setiap 4 jam
Setiap 4 jam
Suhu Tubuh
Nadi
Denyut Jantung Janin
Kontraksi
Pembukaan Serviks
Penurunan
Setiap 4 jam
Detiap 30-60 menit
Setiap 1 jam
Setiap 1 jam
Setiap 4 jam
Setuap 4 jam
Setiap 2 jam
Setiap 30-60 menit
Setiap 30 menit
Setiap 30 menit
Setiap 4 jam
Setiap 4 jam
2. Kala II
Asuhan yang diberikan antara lain evaluasi kontinu kesejahteraan
terhadap ibu, terhadap janin, dan kemajuan persalinan, perawatan tubuh wanita,
pendamping persalinan, persiapan kelahiran, penatalaksanaan kelahiran.
Tanda-tanda persalinan persalinan kala ll :
1. ibu merasakan desakan untuk mendorong yang tidak bisa lagi di tahan-tahan.
Dia mulai mengatur napas dengan lebih banyak menahan nya atau
menggumam selama kontraksi
2. kontraksi sudah tidak begitu sering dirasakan, namun setiap kontraksi yang
tersisa sangat kuat dan semakin kuat
3. ada garis abu-abu tampak dikulit diantara dua belah pantat nya seolah-olah
tersebar dari tekanan kepala bayi yang mau keluar
4. bagian luar alat kelamin ibu atau anusnya mulai membengkak membesar
selama kontraksi terjadi
5. ibu merasakan kepala bayinya seperti mulai menyembul mau keluar lewat
vagina nya
3. Kala III
Asuhan pada kala ini adalah melakukan pengeluaran plasenta dengan 3
langkah, yaitu pemberian suntikan oksitosin, penegangan tali pusat terkendali
(PTT), dan masase fundus uteri, memeriksa plasenta, pemantauan kontraksi,
robekan jalan lahir dan perineum, higiene, dan vital signs, memperhatikan nutrisi
dan istirahat ibu.
4. Kala IV
27
Asuhan yang diberikan adalah evaluasi uterus, konsistensi, dan atonia;
pemeriksaan serviks, vagina, dan perineum; pemantauan dan evaluasi lanjut.
Pemantauan kala IV dilakukan 6 kali dalam 2 jam, 4 kali dilakukan setiap 15
menit pada jam pertama, dan 2 kali dilakukan setiap 30 menit pada jam kedua
2.3 NIFAS
2.3.1.Konsep Dasar Asuhan Nifas
1. pengetian
a. Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta
sampai 6 minggu setelah melahirkan.
b. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kirakira 6 minggu.
c. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah
kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran
reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal.
Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang
dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya
memerlukan waktu 6- 12 minggu.
Masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu :
1. Puerperium dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan
berjalan-jalan.
2. Puerperium intermedial
Suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi selama kurang
lebih enam minggu.
3. Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dlam keadaan
sempurna terutama ibu bila ibu selama hamil atau waktu persalinan
mengalami komplikasi.
28
a. Tahap masa nifas
1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan – jalan.
2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat genetalia
yang lamanya 6 – 8 minggu.Remote puerperium yaitu waktu yang
diperlukan untuk pulih kembali dan sehat sempurnah baik selama hamil
atau sempurna berminggu – minggu, berbulan – bulan atau tahunan
b. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Semua kcgiatan yang dilakukan, baik dalam bidang kebidanan maupun di
bidang lain selalu mempunyai tujuan agar kegiatan tersebut terarah dan
diadakan evaluasi dan penilaian. Tujuan dari perawatan nifas ini adalah:
1. Memulihkan kesehatan umum penderita
a. Menyediakan makanan sesuai kebutuhan
b. Mengatasi anemia
c. Mencegah infeksi dengan memerhatikan kebersihan dan sterilisasi
d. Mengernbalikan kesehatan urnum dengan pergerakan otot untuk
Memperlancar
2. Perubahan fisik masa nifas
a. Rasa Kram dan mules dibagian bawah perut akibat penciutan rahim
(involusi)
b. Keluarnya sisa-sisa darah dari vagina (Lochia)
c. Kelelahan karena proses melahirkan.
d. Pembentukan ASI sehingga payudara membesar.
e. Kesulitan buang air besar (BAB) dan BAK.
f. Gangguan otot (betis, dada, perut, panggul dan bokong)
g. Perlukaan jalan lahir (lecet atau jahitan)
29
3. Perubahan psikis masa nifas
a. Perasaan ibu berfokus pada dirinya, berlangsung setelah melahirkan
sampai hari ke 2 (Fase Taking In)
b. Ibu merasa merasa kwatir akan ketidak mampuan merawat bayi, muncul
perasaan sedih (Baby Blues disebutFase Taking Hold (hari ke 3 – 10)
c. Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya disebut Fase
Letting Go. (hari ke 10-akhir masa nifas)
4. Tujuan kunjungan masa nifas yaitu:
a. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
b. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya
gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
c. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
d. Menangani
komplikasi
atau
masalah
yang
timbul
dan
mengganggukesehatan ibu nifas maupun bayinya.
5. Kunjungan masa nifas terdiri dari :
1. Kunjungan I : 6 – 8 jam setelah persalinan
Tujuannya :
a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, merujuk bila
perdarahan berlanjut.
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
d. Pemberian ASI awal.
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi.
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi
2. Kunjungan II : 6 hari setelah persalinan
Tujuannya :
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi,
fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada
bau.
30
b. Menilai adanya tanda–tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal.
c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, minuman dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda – tanda
penyakit.
e. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari– hari.
3. Kunjungan III : 2 minggu setelah persalinan.
Tujuannya : sama dengan di atas ( 6 hari setelah persalinan )
4. Kunjungan IV : 6 minggu setelah persalinan.
Tujuannya :
a. Menanyakan ibu tentang penyakit – penyakit yang dialami.
b. Memberikan konseling untuk KB secara dini
5. Pada masa nifas terjadi perubahan secara fisiologi:
1. Perubahan fisik ·
a. Suhu tubuh Beberapa hari setelah melahirkan suhu agak naik antara 370C
– 37,50C. Bila suhu melebihi 380C dianggap tidak wajar.
b. Nadi Nadi berkisar antara 60-80 kali permenit, segera setelah parus terjadi
bradikardi.
c. Tekanan Darah Penirinan tekanan segera setelah persalinan sering terjadi
akibat kehilangan darah yang berlebihan. Pada umumnya beberapa kasus
ditemukan keadaan hipertensi post partum, tetapi akan menghilang
dengansendirinya apabila tidak terdapat penyakit-penyakit lain yang
menyertainya dalam ± 2 bulan tanpa pengobatan.
d. Pernafasan Pernafasan berada pada batas normal, teratur, cukup dalam,
dengan frekuensi ±18 kali per menit. Apabila pernafasan tidak tertur,
dangkal, berbunyi, frekuensi rendah atau tinggi menunjukkan keadaan
jantung, paru-paru tidak normal
31
`
2.3.2 Asuhan Nifas
Nifas : masa nifas atau (dimulai sejak lahirnya placentadan berakir ketika
alat-alat kembali seperti keadaan sebelum hmil.masa nifas berlangsung kira- kira
selama 6 minggu.
Lochia sanguinolenta Berwarna kuning berisi darah dan lendir hari ke 3 -7 pasca
persalinan
a.
Lochia serosa Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lahi pada hari ke 7 –
14 pasca Persalinan.
b.
Lochia alba Cairan putih setelah 2 minngu
c.
Lochia purulenta Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah, berbau busuk.
d.
Lochia stasis Lochia tidak lancer keluarnya.
e.
Serviks Setelah persalinan bentuk serviks agak menganga seperti cokong
berwarna merah kehitaman
1. Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas untuk :
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
b. Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, KB, cara dan manfaatmenyusui, pemberian imunisasi serta
perawatan bayi sehari-hari.
d. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
e. Mendapatkan kesehatan emosi.
2.4 Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir adalah hasil konsepsi yang baru keluar dari rahim seorang
ibu melalui jalan kelahiran normal atau dengan bantuan alat tertentu sampai usia
1 bulan.
Bayi baru lahir fisiologis adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42
minggu dan berat badan lahir 2500-4000 gram.
32
2.4.1 Konsep Dasar Asuhan Asuhan BBL
Bayi baru lahir adalah hasil konsepsi yang baru keluar dari rahim seorang
ibu melalui jalan kelahiran normal atau dengan bantuan alat tertentu sampai usia
1 bulan. Bayi baru lahir fisiologis adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42
minggu dan berat badan lahir 2500-4000 gram.
1. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir
Ciri-ciri bayi normal antara lain (Depkes RI) :
a. Dilahirkan pada umur kehamilan antara 37-42 minggu
b. Berat lahir 2500-4000 gram
c. Panjang badan waktu lahir 48 – 51 cm
d. Warna kulit merah muda / pink
e. Kulit diliputi verniks caseosa
f. Lanugo tidak severapa lagi hanya pada bahu dan punggung
g. Pada dahi jelas perbatasan tumbuhnya rambut kepala
h. Bayi kelihatan montok karena jaringan lemak di bawah kulit cukup
i. Tulang rawan pada hidung dan telinga sudah tumbuh jelas
j. Kuku telah melewati ujung jari
k. Menangis kuat
l. Refleks menghisap baik
m. Pernapasan berlangsung baik (40-60 kali/menit)
n. Pergerakan anggota badan baik
o.
Alat pencernaan mulai berfungsi sejak dalam kandungan ditandai dengan
adanya / keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama
p.
Alat perkemihan sudah berfungsi sejak dalam kandungan ditandai
dengan keluarnya air kemih setelah 6 jam pertama kehidupan
q.
Pada bayi laki-laki testis sudah turun ke dalam skrotum dan pada bayi
perempuan labia minora ditutupi oleh labia mayora
r.
Anus berlubang
33
2. Penilaian bayi baru lahir
Segera setelah bayi lahir, letakkan bayi di atas kain bersih dan kering yang
disiapkan pada perut bawah ibu. Segera lakukan penilaian awal dengan
menjawab 4 pertanyaan:
a. Apakah bayi cukup bulan ?
b. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium ?
c. Apakah bayi menangis atau bernapas ?
d. Apakah tonus otot bayi baik ?
Jika bayi cukup bulan dan atau air ketuban bercampur mekonium dan atau tidak
menangis atau tidak bernafas atau megap-megap dan atau tonus otot tidak baik
lakukan langkah resusitasi.
Keadaan umum bayi dinilai setelah lahir dengan penggunaan nilai APGAR.
Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak.
Yang dinilai ada 5 poin
a. Appearance (warna kulit)
b. Pulse rate (frekuensi nadi)
c. Grimace (reaksi rangsangan)
d. Activity (tonus otot)
e. Respiratory (pernapasan).
Setiap penilaian deberi nilai 0, 1, dan 2. Bila dalam 2 menit nilai apgar tidak
mencapai 7, maka harus dilakukan tindakan resusitasi lebih lanjut, oleh karena
bila bayi mendertita asfiksia lebih dari 5 menit, kemungkinan terjadinya gejalagejala neurologik lanjutan di kemudian hari lebih besar.
34
Tabel 2.4
Tabel Nilai APGAR
Tanda
Skor
1
0
2
Sekuruh tubuh
kemerahan
> 100 x/menit
Appearance
Pucat
Badan merah, ektrimitas biru
Pulse
Tidak ada
Grimace
Tidak ada
Activity
Respiration
Tidak ada
Tidak ada
< 100 x/menit
Sedikit gerakan mimik/
Batuk/ bersin
menyeringai
Ekstrimitas dalam sedikit fleksi Gerakan aktif
Lemah/ tidak teratur
Baik/ menangis
Dari hasil penilaian tersebut dapat diketahui apakah bayi tersebut normal atau
asfiksia.
3.
a.
Nilai Apgar 7-10 : Bayi normal
b.
Nilai Apgar 4-6
: asfiksia sedang ringan
c.
Nilai Apgar 0-3
: asfiksia berat
penilain bayi untuk tanda-tanda kegawat
Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda-tanda kegawatan yang
menunjukkan suatu penyakit.Bayi baru lahir sakit apabila mempunyai salah satu
atau beberapa tanda-tanda berikut:
a.
Sulit minum
b. Perut kembung
c.
Periode apneu
d. Kejang/periode kejang-kejang kecil
e.
Merintih
f.
Perdarahan
g. Sangat kuning
h. Berat badan lahir < 1500 gram
35
Tabel 2.5
Penilaian Score Down
PENILAIAN
Frekuensi
nafas
cyanosis
0
<60x/menit
1
60-80x/menit
2
>80x/menit
Tidak ada
Hilang dengan
pemberian O2
Retraksi
Air Entry
Tidak ada
Tidak ada
penurunan
Tidak ada
Ringan
Penurunan ringan
Tidak Hilang
dengan pemberian
O2
Berat
Penurunan berat
Dapat didengar
dengan stetoscope
Terdengar tanpa
stetoscope
Merintih
Keterangan:
Skor < 4
: tidak ada gawat nafas
Skor 4-7
: gawat nafas
Skor > 7
: ancaman gagal nafas
4. perubahan pada bayi baru lahir
Sebagai akibat perubahan lingkungan dalam uterus ke luar uterus, maka bayi
menerima rangsangan yang bersifat kimiawi, mekanik dan termik seperti:
a. Perubahan Metabolisme Karbohidrat
Pada waktu 2 jam setelah lahir, akan terjadi penurunan kadar gula dalam
darah tali pusat yang semula 65 mg/100 ml, bila terjadi gangguan perubahan
glukosa menjadi glikogen sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan
neonatus maka kemungkinan besar bayi akan mengalami rangsangan
hipoglekemia.
b. Perubahan Suhu Tubuh
Sesaat sesudah bayi baru lahir, ia akan berada di tempat yang suhunya lebih
rendah dari dalam kandungan dan dalam keadaan basah. Pada suhu
lingkungan yang tidak baik akan menyebabkan bayi menderita hipertermi,
hipotermi, atau trauma dingin (cold injury).
c. Perubahan Sistem Pernafasan
36
Pernafasan pertama bayi normal terjadi dalam waktu 30 detik sesudah
kelahiran. Pernapasan ini terjadi akibat aktivitas normal susunan saraf pusat
dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya. Tekanan rongga
dada bayi pada waktu melalui jalan lahir pervaginam mengakibatkan bahwa
paru-paru, yang pada janin cukup bulan mengandung 80 sampai dengan 100
ml cairan, kehilangan 1/3 dari cairan ini.
d. Perubahan Sistem Sirkulasi
Dengan berkembangnya paru-paru tekanan oksigen di alveoli meningkat.
Sebaliknya tekanan karbondioksida menurun. Hal tersebut mengakibatkan
turunnya resistensi pembuluh-pembuluh darah paru, sehingga aliran darah ke
alat tersebut meningkat. Ini meyebabkan darah dari arteri pulomonalis
mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus menutup.
5. Penatalaksanaan awal pada Bayi Baru Lahir
1. Membersihkan jalan nafas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Bila bayi baru lahir
segera menangis spontan atau segera menangis, hindari melakukan
penghisapan secara rutin pada jalan nafasnya karena penghisapan pada jalan
nafas yang tidak dilakukan secara hati-hati dapat menyebabkan perlukaan
pada jalan nafas hingga terjadi infeksi, serta dapat merangsang terjadinya
gangguan denyut jantung dan spasme. Bayi normal akan segera menangis
segera setelah lahir. Apabila tidak langsung menangis maka lakukan:
a. Letakkan bayi pada posisi telentang di tempat yang keras dan hangat.
b. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
c. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan
yang dibungkus kassa steril.
d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2 – 3 kali atau gosok kulit bayi
dengan kain kering dan kasar agar bayi segera menangis.
2. Memotong dan merawat tali pusat
37
Setelah bayi lahir, tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan
gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Luka tali pusat dibersihkan dan
dirawat dengan perawatan terbuka tanpa dibubuhi apapun.
3.
Mempertahankan suhu tubuh bayi
Cegah terjadinya kehilangan panas dengan mengeringkan tubuh bayi
dengan handuk atau kain bersih kemudian selimuti tubuh bayi dengan selimut
atau kain yang hangat, kering, dan bersih. Tutupi bagian kepala bayi dengan topi
dan anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya serta jangan segera
menimbang atau memandikan bayi baru lahir karena bayi baru lahir mudah
kehilangan panas tubuhnya.
4.
Pemberian vitamin K
Kejadian perdarahan karena defisiensi Vitamin K pada bayi baru lahir
dilaporkan cukup tinggi, sekitar 0,25 – 0,5 %. Untuk mencegah terjadinya
perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi
Vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi
Vitamin K perenteral dengan dosis 0,5-1 mg IM.
5.
Upaya profilaksis terhadap gangguan mata.
Pemberian obat tetes mata Eritromisin 0,5% atau Tetrasiklin 1%
dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular
seksual).Tetes mata / salep antibiotik tersebut harus diberikan dalam waktu 1
jam pertama setelah kelahiran.
Teknik pemberian profilaksis mata :
a. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir.
b. Jelaskan pada keluarganya tentang apa yang anda lakukan, yakinkan mereka
bahwa obat tersebut akan sangat menguntungkan bayi.
c. Berikan salep / teki mata dalam satu garis lurus, mulai dari bagian mata yang
paling dekat dengan hidung bayi menuju ke bagian luar mata.
d. Jangan biarkan ujung mulut tabung / salep atau tabung penetes menyentuh
mata bayi.
e. Jangan menghapus salep / tetes mata bayi dan minta agar keluarganya tidak
menghapus obat tersebut.
38
6. Identifikasi
Apabila bayi dilahirkan di tempat bersalin yang persalinannya mungkin
lebih dari satu persalinan, maka sebuah alat pengenal yang efektif harus
diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan harus tetap di tempatnya sampai
waktu bayi dipulangkan. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu
tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin, dan di ruang rawat bayi.
Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus dan tidak
mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
7. Mulai Pemberian ASI
Pastikan bahwa pemberian ASI dimulai dalam waktu 1 jam setelah bayi
lahir. Jika mungkin, anjurkan ibu untuk memeluk dan mencoba untuk
menyusukan bayinya segera setlah tali pusat diklem dan dipotong berdukungan
dan bantu ibu untuk menyusukan bayinya.
Keuntungan peberian ASI:
a.
Merangsang produksi air susu ibu
b.
Memperkuat reflek menghisab bayi
c.
Mempromosikan keterikatan antara ibu dan bayinya
d.
Memberikan kekebalan pasif segera kepada bayi melalui kolostrum
e.
Merangsang kontraksi uterus
Posisi untuk menyusui :
a. Ibu memeluk kepala dan tubuh bayi secara urus agar muka bayi menghadapi
ke payudara ibu dengan hidung di depan puting susu ibu.
b. Perut bayi menghadap ke perut ibu dan ibu harus menopang seluruh tubuh
bayi tidak hanya leher dan bahunya.
c. Dekatkan bayi ke payudara jika ia tampak siap untuk menghisap puting susu.
d. Membantu bayinya untuk menempelkan mulut bayi pada puting susu di
payudaranya.
1. Dagu menyentuh payudara ibu.
2. Mulut terbuka lebar.
3. Mulut bayi menutupi sampai ke areola.
39
4. Bibir bayi bagian bawah melengkung keluar.
5. Bayi menghisap dengan perlahan dan dalam, serta kadang-kadang
berhenti.
6. Pemantauan pada bayi baru lahir
Tujuan pemantauan pada bayi baru lahir adalah untuk mengetahui
aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah bayi barur lahir yang
memerlukan perhatian keluarga dan epnolong persalinan setra tindak lanjut
petugas kesehatan.
1. Dua jam pertama sesudah lahir
Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama sesudah lahir
meliputi:
a. Kemampuan menghisap lemah atau kuat
b. Bayi tampak aktif dan lunglai
c. Bayi kemerahan atau biru
2. Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya, penolong
persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya
masalah kesehatan yang memerlukan tindak lanjut, meliputi:
a. Bayi kecil untuk masa kehamilan atau bayi kurang bulan
b. Gangguan pernapasan
c. Hipotermi
d. Infeksi
e. Cacat bawaan dan trauma lahir
Yang perlu dipantau pada bayi baru lahir:
a.
Kesadaran dan reaksi terhadap sekeliling
b.
Keaktifan
c.
Simetri
d.
Kepala
e.
Muka/wajah
f.
Mata
g.
Mulut
40
h.
Leher, dada, abdomen
i.
Punggung
j.
Bahu, tangan, sendi, tungkai
k.
Kuku dan kulit
l.
Kelancaran menghisap dan pertanyaan
m. Tinja dan kemih
n.
Refleks
o.
Berat badan
2.4.2 Asuhan BBL
1. Definisi BBL
Bayi baru lahir normal (BBLN) adalah bayi yang baru lahir dengan usia
kehamilan atau masa gestasinya dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu 36-40
minggu. Periode neonatal yang berlangsung sejak bayi lahir sampai usianya 28
hari merupakan waktu berlangsungnya perubahan fisik yang dramatis pada bayi
baru lahir. Bayi baru lahir normal harus menjalani proses adaptasi dari
kehidupan didalam rahim (intrauterine) ke kehidupan di luar rahim
(ekstrauterin). Perubahan lingkungan dari dalam uterus ke ekstrauterin
dipengaruhioleh banyak factor seperti kimiawi, mekanik dan termik yang
menimbulkan perubahan metabolic, pernafasan dan sirkulasi pada BBLN.
2.
Adaptasi BBL
Sebagai akibat perubahan lingkungan dalam uterus keluar uterus, maka
bayi menerima rangsangan yang bersifat kimiawi, mekanik dan termik. Hasil
perangsangan ini membuat bayi akan mengalami perubahan metabolik,
pernafasan, sirkulasi dan lain-lain.
1. Gangguan metabolisme karbohidrat
Oleh karena kadar gula darah tali-pusat yang 65mg/100ml akan menurun
menjadi 50 mg/100ml dalam waktu 2 jam sesudah lahir, energi tambahan yang
41
diperlukan neonatus pada jam-jam pertama setelah lahir diambil dari hasil
metabolisme asam lemak sehingga kadar gula darah dapat mencapai
120mg/100ml. bila oleh karena sesuatu hal perubahan glukosa menjadi glikogen
meningkat atau adanya gangguan pada metabolisme asam lemak yang tidak
dapat memenuhi kebutuhan neonatus, maka kemungkinan besar bayi akan
menderita hipoglikemi, misalnya terdapat pada bayi BBLR ( Bayi Berat Lahir
Rendah), bayi dari ibu menderita diabetes mellitus dan lain-lain.
3.Manajemen Bayi Baru Lahir
a. Membersihkan jalan nafas
b. Memotong tali pusat
c. Menjaga kehangatan
d. Kontak dini dengan ibu
e. Memberi Vitamin K
f. Memberi obat tetes mata atau salep mata
4.
Pemeriksaan Fisik BBL
a. Pemeriksaan
Dalam waktu 24 jam setelah bayi lahir lakukan pemeriksaan fisik pada bayi.
Jika ditemukan factor resiko atau masalah, petugas dapat meminta bantuan
yang memang diperlukan. Rekam dan catatlah hasil pengamatan setiap hasil
pemeriksaan dan setiap tindakan yang diperlukan lebih lanjut.
b. Tujuan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir
1. Mengidentifikasi riwayat kesehatan bayi
2. Mengobservasi karakteristik bayi
3. Memperkirakan usia gestasi
4. Mengkaji perilaku bayi
5. Mengkaji integritas neuromuscular
6. Mengidentifikasi masalah kesehatan
7. Merencanakan tindakan
8. Menggunakan hasil pengkajian untuk mengajarkan orang tua tentang
bayinya.
42
c. Pemeriksaan fisik
Langkah-langkah dalam pemeriksaan fisik pada bayi :
1. Pemeriksaan umum
Pengukuran antropometri yaitu pengukuran lingkar kepala yang dalam
keadaan normal berkisar 33-35 cm, lingkar dada 30,5-33 cm, panjang badan
45-50 cm, berat badan bayi 2500-4500 gram.
2. Pemeriksaan tanda-tanda vital
Suhu tubuh, nadi, pernafasan bayi baru lahir bervariasi dalam berespon
terhadap lingkungan.
a. Suhu bayi
Suhu bayi dalam keadaan normal berkisar antara 36,5-37,50 C pada
pengukuran diaxila.
b. Nadi
Denyut nadi bayi yang normal berkisar 120-140 kali permenit.
c. Pernafasan
Pernafasan pada bayi baru lahir tidak teratur kedalaman, kecepatan,
iramanya. Pernafasannya bervariasi dari 30 sampai 60 kali permenit.
d. Tekanan darah
Tekanan darah bayi baru lahir rendah dan sulit untuk di ukur secara akurat.
Rata-rata tekanan darah pada waktu lahir adalah 80/64 mmHg.
3. Pemeriksaan fisik secara sistematis (head to too)
a. Kepala
Raba sepanjang garis sutura dan fontanel, apakah ukuran dan
tampilannya
normal. Sutura yang berjarak lebar mengidentifikasikan
yang preterm, moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran
spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang
disebut moulding atau moulase. Fontanel
anterior harus
diraba, fontanelyang besar dapat terjadi akibat prematuritas atau
hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali.
43
Jika fontanel menonjol,
hal
ini
diakibatkanpeningkatan
tekanan
intakranial, sedangkan yang cekungdapat terjadi akibat dehidrasi.
b. Telinga
Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya pada bayi cukup
bulan, tulang rawan sudah matang. Daun telinga harus berbentuk
sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagian atas. Perhatikan letak
daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat
pada bayi yang mengalami sindrom tertentu (Pierre-robin).
c. Mata
Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna.
Periksa adanya glaucoma congenital, mulanya akan tampak sebagai
pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea. Terkadang
ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat
mengindikasikan adanya defek retina. Periksa adanya trauma seperti
palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina, adanya secret pada mata,
konjungtivitis
oleh
kuman
gonokokus
dapat
menjadi panoftalmiadanmenyebabkan kebutaan. Apabila ditemukan
epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down.
d. Hidung atau mulut
Bibir bayi baru lahir harus kemerahan dan lidahnya harus rata
dan simetris.bibirdipastikan tidak adanya sumbing dan langit-langit harus
tertutup. Reflek hisaf bayi harus bagus, dan berespon terhadap
rangsangan.
2. Leher
Ukuran leher normalnya pendek dengan banyak lipatan tebal. Leher
berselaput
berhubungan
dengan
abnormalitas
kromosom.
Periksa
kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan
pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher.
3. Dada
Kontur dan simetrisitas dada normalnya adalah bulat dan simetris. Payudara
baik pada laki-laki maupun perempuan terlihat membesar.karena pengaruh
44
hormone wanita dari darah ibu. Periksa kesimetrisan gerakan dada saat
bernafas. Apabila tidak simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotorik,
paresis diafragma atau hernia diafragmatika.pernafasan yang normal dinding
dada dan abdomen bergerak secara bersamaan.
4. Bahu, lengan dan tangan
Gerakan normal, kedua lengan harus bebas gerak, jika gerakan kurang
kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur. Periksa jumlah jari.
Perhatikan adanya plidaktili atau sidaktili. Telapak tangan harus dapat
terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan abnormalitas
kromosom, seperti trisomi 21.
5. Perut
Bentuk, penonjolan sekitar tali pusat pada saat menagis, perdarahan tali pusat.
Perut hrus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada
saat beernafas. Kaji adanya pembengkakan, jika perut sangat cekung
kemungkinan terdapat hernia diafragmatika, perut yang membuncit
kemungkinan karena hepato- splenomegali atau tumor lainnya. Jika perut
kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau duktus
omfaloentriskus persisten.
6. Kelamin
Pada wanita labia minora dapat ditemukan adanya vrniks dan smegma
(kelenjar kecil yang terletak dibawah prepusium mensekresi bahan yang
seperti keju) pada lekukan. Labia mayora normalnya menutupi labia minora
dan klitoris. Klitoris normalnya menonjol. Menstruasi palsu kadang
ditemukan, diduga pengaruh hormon ibu disebut juga psedomenstruasi,
normalnya terdapat umbai hymen. Pada bayi laki-laki rugae normalnya
tampak pada skrotum dan kedua testis turun kedalam skrotum. Meatus
urinarius normalnya terletak pada ujung glands penis. Epispadia adalah istilah
yang digunakan untuk menjelaskan kondisi meatus berada dipermukaan
dorsal. Hipospadia untuk menjelaskan kondisi meatus berada dipermukaan
ventral penis.
45
7. Ekstermitas atas dan bawah
Ekstermitas bagian atas normalnya fleksi ddengan baik dengan gerakan yang
simetris. Refleks menggengam normalnya ada. Kelemahan otot parsial atau
komlet dapat menandakan trauma pada pleksus brakhialis. Nadi brakhialis
normalnya ada. Ekstermitas bagian bawah normalnya pendek, bengkok dan
fleksi dengan baik. Nadi femoralis dan pedis normalnya ada.
8.
Punggung
Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda
abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan atau cekungan, lesung atau
bercak kecil berambut yang dapat menunjukan adanya abnormalitas medulla
spinalis atau kolumna vertebrata.
9. Kulit
Verniks ( tidak perlu dibersihkan karena untuk menjaga kehangatan tubuh
bayi), warna, pembengkakan atau bercak-bercak hitam, tanda-tanda lahir.
Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang
bulan.
10.
Refleks
Refleks berkedip, batuk, bersin, dan muntah ada pada waktu lahir dan tetap
tidak berubah samapai dewasa. Beberapa refleks lain normalnya ada waktu
lahir, yang menunjukan imaturitas neurologis, refleks-refleks tersebut akan
hilang pada tahun pertama. Tidak adanya refleks-refleks ini menandakan
masalah neurologis yang serius.
3.Tanda Bahaya BBL
Menurut Saifuddin, 2006: 139 semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tandatanda kegawatan atau kelainan menunjukan suatu penyakit. Bayi baru lahir
dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda – tanda
berikut.
1. Sesak nafas.
2. Frekwensi pernapasan 60 kali/menit.
3. Gerakan retraksi di dada.
46
4. Malas minum.
5. Panas atau suhu badan bayi rendah.
6. Gerakan Kurang aktif.
7. Berat badan lahir rendah (1500-2500 gram)
8. Tanda – tanda bayi sakit berat.
9. Sulit minum
10. Sianosis sentral (lidah biru)
11. Perut kembung
12. Periode apneu
4. Diagnosa BBL
Diagnosis bayi baru lahir pada dasarnya berguna untuk mencari atau
mendeteksi sedini mungkin adanya kelainan pada janin. Kegagalan untuk
mendeteksi kelainan janin dapat menimbulkan masalah pada jam-jam pertama
kehidupan bayi diluar rahim. Dengan mengetahuikelainan pada janin dapat
membantu untuk mengambil tindakan serta memberikan asuhan keperwatan
yang tepat sehingga dapat membantu bayi baru lahir sehat untuk tetap sehat
sejak awal kehidupannya. Umumnya penilaian pada bayi baru lahir dipakai nilai
APGAR (APGAR SCORE). Pertemuan SAREC di swedia tahun 1985
menganjurkan penggunaan parameter penilaian bayi baru lahir dengan cara
sederhana yang disebut nilai SIGTUNA (SIGTUNAScore) sesuai dengan nama
tempat terjadi konsensus. Penilaian cara ini terutama untuk tingkat pelayanan
kesehatan dasar karena hanya menilai dua parameter yang essensial.
47
2.5 Keluarga Berencana
2.5.1 Konsep Dasar Asuhan KB
Keluarga Berencana (KB)merupakan suatu program pemerintah yang
dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk.
Program keluarga berencana oleh pemerintah adalah agar keluarga sebagai unit
terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia
dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang.
Gerakan Keluarga Berencana Nasional Indonesia telah berumur sangat lama
yaitu pada tahun 70-an dan masyarakat dunia menganggap berhasil menurunkan
angka kelahiran yang bermakna.
Perencanaan jumlah keluarga dengan
pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau
penanggulangan kelahiran.
a. Tujuan Keluarga berencana (KB) :
a. Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS
(Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar
terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran
sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.
b. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
c. Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
d. Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan
kelahiran
b. Manfaat KB
Manfaat KB Bagi Ibu :
1. Perbaikan kesehatan
2. Peningkatan kesehatan
3. Waktu yang cukup untuk mengasuh anak
4. Waktu yang cukup untuk istirahat
5. Menikmati waktu luang
6. Dapat melakukan kegiatan lain
a. Manfaat KB Bagi anak :
1.
Dapat tumbuh dengan wajar dan sehat
48
2.
Memperoleh perhatian, pemeliharaan dan makanan yang cukup
3.
Perencanaan kesempatan pendidikan lebih baik
b. Manfaat Untuk Keluarga:
1.
Meningkatkan kesejahteraan keluarga
2.
Harmonisasi keluarga lebih terjaga
Adapun beberapa jenis alat kontrasepsi, antara lain :
1. Pil (biasa dan menyusui) yang mempunyai manfaat tidak mengganggu
hubungan seksual dan mudah dihentikan setiap saat. Terhadap kesehatan
resikonya sangat kecil.
2. Suntikan (1 Bulan dan 3 Bulan) sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100
perempuan) selama tahun pertama penggunaan. Alat kontrasepsi suntikan
juga mempunyai keuntungan seperti klien tidak perlu menyimpan obat suntik
dan jangka pemakaiannya bias dalam jangka panjang.
3. Implan (susuk) yang merupakan alat kontrasepsi yang digunakan dilengan
atas bawah kulit dan sering digunakan pada tangan kiri. Keuntungannya daya
guna tinggi, tidak mengganggu produksi ASI dan pengembalian tingkat
kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
4. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) merupakan alat kontrasepsi yang
digunakan dalam rahim. Efek sampingnya sangat kecil dan mempuyai
keuntungan efektivitas dengan proteksi jangka panjang 5 tahun dan
kesuburan segera kembali setelah AKDR diangkat.
5. Kondom, merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai
bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi
hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual. Manfaatnya
kondom sangat efektif bila digunakan dengan benar dan murah atau dapat
dibeli secara umum.
6. Tubektomi adalah prosedur bedah mini untuk memotong, mengikat atau
memasang cincin pada saluran tuba fallopi untuk menghentikan fertilisasi
(kesuburan) seorang perempuan. Manfaatnya sangat efektif, baik bagi klien
apabila kehamilan akan terjadi resiko kesehatan yang serius dan tidak ada
efek samping dalam jangka panjang.
49
2.5.2 Asuhan KB
1. Pengkajian
`Pengkajian adalah suatu langkah awal yang dipakai dalam menerapkan asuhan
kebidanan pada pasien.Pada tahap ini semua data dasar dan informasi tentang
klien dikumpulkan dan dianalisa untuk mengevaluasi keadaan pasien.
Data ini difokuskan pada :
a.
Data Subjektif
1. Biodata
a. Nama : Dikaji dengan nama jelas dan lengkap agar tidak terjadi kekeliruan
dalam melaksanakan tindakan.
b. Umur : Dikaji untuk mengetahui dan memberikan perencanaan keluarga
pada pasien dengan tepat sesuan 3 fase perencanaan KB
c. Agama : Untuk mengetahui keyakinan yang dianut klien Sehingga dapat
mempermudah dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
d. Suku/bangsa : Untuk mengetahui sosial budaya dan adat istiadat yang
dianut pasien sehingga dapat mempermudah dalam melaksanakan
asuhan kebidanan.
e. Pendidikan : Pendidikan perlu dikaji untuk mengetahui tingkat
kemampuan klien. Karena pendidikan mempengaruhi sikap
perilaku kesehatan seseorang.
f. Alamat : Untuk mengetahui pasien tinggal dimana
2.Keluhan Pasien
Dikaji keluhan pasien yang berhubungan dengan penggunaan KB.
3. Riwayat Kesehatan Pasien
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah pasien pernah menderita atau
sedang menderita penyakit-penyakit meliputi hipertensi, jantung, TBC, paruparu, asma, diabetes mellitus, riwayat penyakit/ trauma tulang punggung.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga mempunyai
riwayat penyakit keturunan meliputi penyakit hipertensi, jantung, asma,
diabetes mellitus, dan riwayat keturunan kembar.
50
5. Riwayat Obstetr
b. Riwayat haid
Dikaji menarche pada umur berapa, siklus haid, lamanya haid, sifat darah
haid, dismenorhea atau tidak, flour albus atau tidak
6. Riwayat perkawinan
Dikaji untuk mengetahui sudah berapa lama pasien menikah, sudah berapa
kali pasien menikah, berapa umur pasien dan suami pada saat menikah,
sehingga dapat diketahui apakah pasien masuk dalam infertilitas sekunder
atau bukan.
7. Riwayat persalinan yang lalu
jika ia pernah melahirkan, apakah ia memiliki riwayat kelahiran dengan
operasi atau tidak.
8. Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah ibu sudah menjadi akseptor KB lain sebelum
menggunakan KB pil dan sudah berapa lama menjadi akseptor KB tersebut.
9. Pola kehidupan sehari-hari
a. Pola nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya,
jenis makanan, dan makanan pantangan atau terdapatnya alergi.
b. Pola eliminasi
Dikaji untuk mengetahui tentang BAB dan BAK baik frekuensi dan pola
sehari-hari
c. Pola istirahat
Dikaji untuk mengetahui pola tidur serta lamanya tidur.
d. Pola seksual
Dikaji apakah ada gangguan atau keluhan dalam hubungan seksual.
e. Pola aktifitas
Menggambarkan pola aktifitas pasien sehari-hari. Pada pola ini perlu dikaji
pengaruh aktifitas terhadap kesehatannya.
f. Pola personal hygiene masalah dan lingkungan
51
Mandi berapa kali, gosok gigi berapa kali, kramas berapa kali, bagaimana
kebersihan lingkungan apakah memenuhi syarat kesehatan.
g. Data pengetahuan
Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan usaha yang akan
dilakukan ibu, mengenai jenis – jenis alat kontrasepsi, manfaat dan efek
samping.
10. Data Psikologis
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui keadaan psikologi ibu sehubungan
dengan hubungan pasien dengan suami, keluarga, dan tetangga. Dan
bagaimana pandangan suami dengan alkon yang dipilih apakah mendapat
dukungan atau tidak.
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
Dilakukan pemeriksaan umum untuk mengkaji keadaan umum, kesadaran,
tanda-tanda vital (TD, nadi, suhu, dan RR)
yang dapat digunakan untuk
mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi yang dialaminya, Sehingga
bidan dapat mengambil keputusan untuk melakukan tindakan medis pada pasien.
2) Status Presenta
c. Kepala
Periksa keadaan kepala dan kulit kepala, distribusi rambut rontok atau
tidak.
d. Mata
Untuk mengetahui konjungtiva anemis atau tidak, sklera ikterik atau tidak,
dan untuk mengetahui kelopak mata cekung atau tidak.
e. Hidung
Diperiksa untuk mengetahui ada polip atau tidak.
f. Mulut
Diperiksa untuk mengetahui apakah ada stomatitis atau tidak. Dan ada
caries dentis atau tidak.
g. Telinga
52
Diperiksa untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda infeksi telinga seperti
OMA atau OMP.
h. Leher
Diperiksa apakah ada pembesaran kelenjar tyroid atau tidak.
i. Ketiak
Untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar limfe atau tidak.
j. Dada
Untuk mengetahui dada simetris atau tidak, ada retraksi dinding dada saat
respirasi atau tidak.
k. Mammae
Apakah ada kelainan pada bentuk payudara seperti benjolan abnormal atau
tidak.
l. Abdomen
Diperiksa untuk mengetahui adanya bekas operasi pada daerah abdomen
atau tidak.
m. Pinggang
Untuk mengetahi adanya nyeri tekan waktu diperiksa atau tidak.
n. Genitalia
Dikaji apakah adanya condiluma aquminata dan diraba adanya infeksi
kelenjar batholini dan kelenjar skene atau tidak
o. Punggung
Periksa apakah ada kelainan tulang punggung atau tidak.
p. Anus
Apakah pada saat inspeksi ada hemoroid atau tidak.
q. Ekstremitas
Diperiksa apakah ada varises atau tidak , apakah ada odem dan kelainan
atau tidak.
2.
Interpretasi data untuk mengidentifikasi diagnosa/ masalah
Interpretasi dibentuk
dari data dasar, dalam hal ini dapat berupa diagnosa
kebidanan, masalah dan keadaan pasien.
a.
Diagnosa kebidanan
53
Diagnosa yang dapat ditegakan adalah diagnosa yang berkaitan dengan para,
abortus , umur ibu, dan kebutuhan
Dasar dari diagnosa tersebut :
1. Pernyataan pasien mengenai identitas pasien
2. Pertanyaan mengenai jumlah persalinan
3. Pernyataan pasien mengenai pernah atau tidak mengalami abortus.
4. Pernyataan pasien mengenai kebutuhannya
5. Pertanyaan pasien mengenai keluhannya
6. Hasil pemeriksaan :
a. Pemeriksaan keadaan umum pasien
b. Pemeriksaan status emosional pasien
c. Pemeriksaan kesadaran pasien
d. Pemeriksaat tanda – tanda vital pasien
b.
Masalah
Tidak ada
3.
Diagnosa Potensial
Tidak ada
4.
Antisipasi Masalah
Tidak ada
5.
Perencanaan /Intervensi
Lakukan komunikasi terapiutik pada pasien dan merencanakan asuhan
kebidanan sesuai dengan kasus yang ada yang didukung dengan pendekatan
yang rasional sebagai dasar untuk mengambil keputusan sesuai langkah
selanjutnya. Perencanaan berkaitan dengan diagnose kebidanan, masalah dan
kebutuhan.
a.
Berkaitan dengan diagnose kebidanan
1. Pemberian informasi tentang hasil pemeriksaan keadaan pasien
2. Pemberian informasi tentang indikasi dan kontraindikasi
54
3. Pemberian informasi tentang keuntungan dan kerugian.
4. Pemberian informasi tentang cara penggunaan
b.
Berkaitan dengan masalah
Pemberian informasi mengenai proses atau cara kerja pil progestin.
6.
Pelaksanaan/ Implementasi
Pelaksanaan bertujuan untuk mengatasi diagnose kebidanan, masalah pasien
sesuai rencana yang telah dibuat, pelaksanaan tersebut hendaknya dibuat secara
sistematis, agar asuhan kebidanan dapat diberikan dengan baik dan melakukan
follow up.
a.
Memberikan informasi tentang hasil pemeriksaan keadaan pasien
b.
Memberikan informasi tentang indikasi dan kontraindikasi
c.
Memberikan informasi tentang keuntungan dan kerugian
d. Memberikan informasi tentang cara penggunaan
7.
Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir dari semua tindakan guna mengetahui
apa yang telah dilakukan bidan, apakah implementasi sesuai dengan
perencanaan dan harapan dari asuhan kebidanan yang diberikan.
a.
Pasien mengetahui tentang kondisinya
b.
Pasien mengetahui tentang indikasi dan kontraindikasi KB pil progestin
c.
Pasien mengetahui tentang keuntungan dan kerugian KB Pil progestin
d. Pasien mengetahui tentang cara penggunaan KB pil progestin.
55
BAB III
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
3.1 Asuahan Kebidanan pada Ibu Hamil
Pengkajian
Tanggal :09 Januari 2016
Jam : 10:00 Wib
Tempat : Klinik Lista Purnama sari
I.
PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
Identitas/ Biodata
Nomer RM
:
Nama Ibu
: Ny D
Nama Suami : Tn. A
Umur
: 28 tahun
Umur
: 30 tahun
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan/ Penghasilan
: Swasta
Pekerjaan
: Swasta
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama
: Islam
Agama
Alamat
: Klambir V Kampung,Hamparan Perak
: Islam
Anamnesa pada tanggal 09 Janiari 2016 jam : 10:00 Wib
1. Alasan datang : Ibu mengatakan ingin kontrol ulang kehamilan
2. Keluhan Utama : Ibu merasa pusing
3. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu menyatakan tidak sedang menderita penyakit menular ( HIV/AIDS,
TBC, hepatitis), menurun (DM,hipertensi, asma), menahun (jantung,
ginjal)
b. Riwayat kesehatan yang lalu
56
Ibu menyatakan bahwa tidak pernah menderita penyakit menular seperti
(HIV/AIDS, TBC, hepatitis) menurun seperti ( hipertensi, DM,Asma) dan
menahun seperti (jantung , ginjal)
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu menyatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
menular ( HIV/AIDS,TBC, hepatitis), menurun ( DM, hipertensi),
menahun ( jantung, ginjal)
4. Riwayat perkawinan :
a.
Umur waktu menikah : 24 tahun
b.
Lama
c.
Perkawinan ke : 1
d.
Jumlah anak
: 2 tahun
:-
5. Riwayat menstruasi :
6.
a. Menarche
: 12 tahun
Siklus
: ± 28 hari
b. Lama
: ±7 hari
Jumlah
: 2-3 x /ganti pembalut
c. Warna
: Merah
keluhan
: tidak ada
Riwayat kehamilan sekarang :
a. HPHT
: 10-09-2015
b. Haid bulan sebelumnya : Agustus
c. Siklus
: ±28 hari
d. ANC
: 3x Bidan
e. Imunisasi TT
: 1x di Bidan
HPL: 17-05-2016
Lama: ±7 hari
f. Keluhan selama hamil :
TM I : Mual, muntah , Therapy :B 6 2X1
TM II : tidak ada keluhan
TM III : tidak ada keluhan
g. Pergerakan janin selama 24 jam terahir : aktif ± 10 kali
h. BB sebelum hamil
: 50 kg
7. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :
8.
Riwayat KB :
Tidak ada
57
9.
Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari :
Pola Sehari-hari
1. Nutrisi
a. Makan
Jenis Makanan
b. Minum
Jenis minuman
2. Istirahat
a. Siang
b. Malam
3. Eliminasi
a. BAK
Warna
b. BAB
Warna
Konsistensi
4. Personal Hygiene
a. Mandi
b. Gosok Gigi
c. Keramas
d. Perawatan
Payudara
e. Perawatan Vulva
f. Aktivitas
g. Hubungan
Seksual
Sebelum Hamil
3 X / hari
Nasi,Sayur,Lauk
pauk
5 -7 gelas / hari
Air putih
+ 1 jam
+ 8 jam
4-5 X / hari
Kuning jernih
1 X / hari
Kuning kecoklatan
Lembek
2 X / hari
2 X / hari
3 X / minggu
Setiap mandi
Tidak ada keluhan
Baik
Selama Hamil
3 X / hari
Nasi,Sayur,Lauk pauk
+ 8 gelas / hari
Air putih / teh / susu
+ 1 jam
+ 7 jam
5-6 X / hari
Kuning jernih
1 -2 X / hari
Kuning kecoklatan
Lembek
2 X / hari
2 X / hari
3 X / hari
Setiap mandi
Setiap mandi
Tidak ada keluhan
Baik
10. Data Psikologis :
Ibu menyatakan bahwa ibu dan keluarganya menerima dan merasa senang
dengan kehamilannya.
11. Data Sosial, ekonomi, budaya :
a. Hewan peliharaan : ibu menyatakan tidak memiliki hewan peliharaan.
b. Lingkungan : ibu menyatakan lingkungan rumahnya bersih, nyaman dan
tidak kumuh
c. Hubungan dengan suami dan/ keluarga : ibu menyatankan hubungannya
dengan keluarga dan suami harmonis, saling menyayangi dan menerima
kehadiran bayinya
58
d. Adat istiadat : ibu menyakan tidak ada pantangan adat istiadat dalam
pengambilan keputusan
e. Pengambilan keputusan : keluarga terutama suami
f. Penghasilan : cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga
12. Data Spiritual : ibu menyatakan beragama islam menjalankan sholat 5 waktu
sesuai dengan kepercayaannya
13. Pengetahuan Ibu :
a. Tentang
kehamilan :
ibu mengatakan
sudah
mengetahui
tentang
kehamilannya dan mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan seperti:
(ketuban pecah sebelum waktunya, gerakan janin berkurang, oedema, dll)
b. Tentang senam hamil : ibu mengetahui tentang senam hamil tetapi ibu
tidak melakukannya
c. Tentang persiapan persalinan : ibu sudah mempersiapkan persalinan
seperti peralatan bayi
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a.
Keadaan Umum
: Baik
b.
Kesadaran
: Composmenthis
c.
Status emosional
: Stabil
d.
Tanda vital
e.
1. Tensi
: 110/80 mmHg
BB sebelum
2. Nadi
: 84x/ menit
BB sekarang : 59 kg
3. RR
: 24x/ menit
TB
4. Suhu
: 36º C
Lila
: 50 kg
: 146 cm
: 30 cm
Status present
1) Pemeriksaan Fisik
Bersih,tidak ada benjolan,tidak ada
a. Kepala
: ketombe,rambut hitam
bergelombang,tidak rontok.
b. Muka
:
Tidak ada oedema, tidak pucat,tidak
ada cloasma gravidorum
59
c. Mata
: Simetris,Konjungtiva an anemis,
sclera an ikterik, rangsangan pupil
terhadap cahaya baik.
d. Hidung
: Bersih, tidak ada polip, tidak ada
sekret, penciuman baik.
e. Telinga
: Bersih, tidak ada
serumen,pendengaran baik
f. Gigi dan Mulut
: Bibir tidak pucat, tidak ada stomatitis
tidak ada karies gigi.
g. Leher
: Tidak ada pembesaran baik pada
kelenjar tiroid, kelenjar limfe,tidak
ada nyeri tekan
h. Dada
: Bunyi jantung regular,paru-paru tidak
ada ronchi dan wheezing.
i. Payudara
: Bentuk simetris, puting susu
menonjol, areola mamaeh
hyperpigmentasi, tidak ada nyeri
tekan.
j. Abdomen
:
Pembesaran rahim sesuai umur
kehamilan, tidak ada bekas luka
operasi, terdapat striae gravidarum,
terdapat linea nigra.
Leopold I
: TFU 20 cm, bagian fundus teraba
bulat, lembek, tidak melenting
(bokong).
Leopold II
: Bagian perut sebelah kiri teraba
bagian-bagian kecil janin
(ekstermitas), bagian perut sebelah
kanan teraba bagian keras memanjang
dan ada tahanan (punggung).
60
Leopold III
: Bagian terendah janin teraba bulat,
keras melenting (kepala) dan belum
masuk PAP.
Leopold IV
: -
Taksiran Berat Janin
: (20-13) X 155 = 1085 gram
DJJ
: 142 kali/menit, reguler.
k. Genitalia
: Vulva dan vagina bersih, tidak ada
Oedema, tidak ada varises, tidak ada
pembengkakan kelenjar skene dan
: kelenjar bartholini.
l. Anus
Tidak ada hemoroid
m.Ekstremitas Atas
: Kuku tidak pucat, tidak ada
edema,pergerakn normal dan jumlah
jari lengkap.
Bawah
: Kuku tidak pucat, tidak ada edema,
tidak ada varises, refleks patella (+/+).
3. Pemeriksaan Penunjang/ laboratorium
a. Protein urine : Negatif
b. HB
: 11,5
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Ny D umur 28 tahun G1P0A0 usia kehamilan janin tunggal hidup intra
uterin letak membujur presentasi kepala sudah masuk PAP É„ puki
a.
Ibu menyatakan bernama Ny. D dan berumur 28 tahun
b. Ibu menyatakan hamil yang pertama, belum pernah keguguran
c.
Ibu menyatakan HPHT 10-09-2015
d. Ibu menyatakan merasakan gerakan janin yang aktif
III. IDENTIFIKASI MASALAH/ DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
61
IV.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
V.
PERENCANAAN
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik.
2. Beritahukan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa kehamilannya dalam keadaan
baik, posisi janin normal dan sudah masuk panggul.
3. Anjurkan ibu untuk banyak istirahat dan mengurangi aktifitas berat
4. Beritahu ibu tentang bahaya kehiamilan trimester III dan anjurkan ibu untuk
segera
memeriksakan
kandungannya
ke
tenaga
kesehatan
apabila
mengalaminya
5. Beritahu ibu untuk menyiapkan persalinan dan tanda-tanda persalinan seperti
kenceng-kenceng sering semakin kuat, keluar air kawah, ada lendir darah dan
dan menganjurkan ibu segera kembali .
6. Berikan therapy tablet B12 3x1 dan FE dengan dosis 1x1 dan ajarkan cara
meminumnya.
7. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu kemudian dan
sewaktu – waktu apabila terdapat keluhan
VI. IMPLEMENTASI
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik.
2. Memberitahukan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa kehamilannya dalam
keadaan baik, posisi janin normal dan sudah masuk panggul
3. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat dan mengurangi aktifitas berat
seperti, menggendong, mengangkat benda – benda berat
4. Memberi tahu ibu tentang tanda bahaya trimester III antara lain perdarahan
pada jalan lahir dan pengeluarannya berbau busuk, bengkak pada ekstremitas,
tekanan darah tinggi, pandangan kabur, nyeri kepala hebat, nyeri perut bagian
bawah, serta memberitahu ibu apabila mengalaminya untuk segera periksa ke
tenaga kesehatan terdekat.
62
5. Memberitahu ibu untuk menyiapkan persalinan dan tanda-tanda persalinan
seperti kenceng-kenceng sering semakin kuat dan berlangsung lama, keluar
air kawah, ada lendir darah dan beritahu ibu untuk segera menuju tempat
persalinan yang aman yaitu bidan / dokter. Memberitahu ibu untuk persiapan
persalinan yaitu, pakaian ibu dan bayi, uang, kesiapan fisik dan mental,
pendamping persalinan, donor darah, transportasi
6. Memberikan ibu tablet B12 3x1 pada pagi hari dan FE dengan dosis 1x1
diminum sebelum tidur dengan menggunakan air putih, tidak boleh
menggunakan air teh, kopi ataupun susu karena akan menghambat dan
menggangu penyerapan.
7. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu kemudian dan sewaktu –
waktu apabila terdapat keluhan
VII. EVALUASI
1. Ibu mengetahui tentang kondisinya saat ini
2. Ibu mengetahui bahwa kehamilannya dalam keadaan baik
3. Ibu bersedia untuk beristirahat yang cukup dan mengurangi aktifitas yang
berat
4. Ibu sudah mengetahui tanda bahaya trimester III dan bersedia periksa ke
tenaga kesehatan terdekat apabila mengalaminya
5. Ibu sudah mempersiapkan persalinannya dan sudah mengetahui tanda – tanda
persalinan dan bersedia kembali lagi apabila sudah akan mendapat tanda –
tanda tersebut
6. Ibu sudah mendapat tablet B12 dan FE dan sudah mengetahui dosis serta cara
meminumnya
7. Ibu bersedia kunjungan ulang 1 minggu kemudian dan apabila sewaktu –
waktu terdapat keluhan
63
Tabel 3.1
Catatan perkembangan kunjunjungan Hamil
Nama : Ny. D
Umur : 28
Pukul : 15 .30 WIB
Tangggal : 9 Febuari 2016
Catatan perkembangan ( SOAP)
S:
Ibu hamil anak pertama dengan usia kehamilan 20 minggu ingin
memeriksa ulang kehamilan nya.
O:
TD : 110/80 mmHg, RR: 84 x/i, RR, 24 x/i, Temp 36ºC
Leopold I : TFU 20 cm, bagian fundus teraba bulat, lembek, tidak
melenting (bokong).
Leopold II: Bagian perut sebelah kiri teraba bagian-bagian kecil janin
(ekstermitas), bagian perut sebelah kanan teraba bagian keras
memanjang dan ada tahanan (punggung).
Leopold III : teraba bagian keras dan melenting
Leopold IV: Bagian terendah janin teraba bulat, keras melenting
(kepala) dan belum masuk PAP.
A:
GI P0 A0 kehamilan 20 minggu, janin hidup tunggal, K/U ibu dan
anak baik
P:
Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam
keadaan baik.
Memberitahukan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa kehamilannya
dalam keadaan baik, posisi janin normal dan sudah masuk panggul
Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat dan mengurangi aktifitas
berat seperti, menggendong, mengangkat benda – benda berat
Memberi tahu ibu tentang tanda bahaya trimester III antara lain
perdarahan pada jalan lahir dan pengeluarannya berbau busuk,
bengkak pada ekstremitas, tekanan darah tinggi, pandangan kabur,
nyeri kepala hebat, nyeri perut bagian bawah, serta memberitahu ibu
apabila mengalaminya untuk segera periksa ke tenaga kesehatan
terdekat.
Memberitahu ibu untuk menyiapkan persalinan dan tanda-tanda
persalinan seperti kenceng-kenceng sering semakin kuat dan
berlangsung lama, keluar air kawah, ada lendir darah dan beritahu ibu
untuk segera menuju tempat persalinan yang aman yaitu bidan /
dokter. Memberitahu ibu untuk persiapan persalinan yaitu, pakaian
ibu dan bayi, uang, kesiapan fisik dan mental, pendamping
persalinan, donor darah, transportasi
Memberikan ibu tablet B12 3x1 pada pagi hari dan FE dengan dosis
1x1 diminum sebelum tidur dengan menggunakan air putih, tidak
boleh menggunakan air teh, kopi ataupun susu karena akan
menghambat dan menggangu penyerapan.
64
3.2 Asuhan Kebidanan pada Ibu bersalin
Tempat Praktek : Bidan Lista Purnama Sari Nama Mahasiswa : Dahniar
Tanggal Masuk
: 24 Mei 2016
Jam
: 08.00 WIB
I. PENGKAJIAN
A.
Data Subyektif
Identitas/ Biodata
Nomer RM
:
Nama Ibu
: Ny A
Nama Suami : Tn. M
Umur
: 28 tahun
Umur
: 30 tahun
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan/ Penghasilan
: Swasta
Pekerjaan
: Swasta
Suku/ Bangsa
: Jawa/Indonesia
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama
: Islam
Agama
Alamat
:Klambit V Kampung, Hamparan Perak
: Islam
Anamnesa pada tanggal 27 Mei 2016
1. Alasan datang : Ibu mengatakan ingin melahirkan
2. Keluhan Utama : Ibu menyatakan kenceng – kenceng, belum mengeluarkan
lendir darah dan air ketuban.
3. Tanda – tanda persalinan :
a.Kontraksi : Kuat sejak tanggal : 24 Mei 2016
pukul : 08:00 WIB
b.Frekuensi : 4 kali setiap 10 menit, lamanya : 40 detik
c.Kekuatan : kuat
e.Lokasi ketidaknyamanan : dari punggung, perut bagian bawah hingga
pinggang
65
4.
Pengeluaran pervaginam :
a. Darah
: Tidak ada
Volume : -
b. Air ketuban
: Utuh
Volume : -
c. Lendir darah
: Belum keluar
Riwayat Obstetri
1. Riwayat menstruasi :
a. Menarche
b. Lama
: 13 tahun
: ± 7 hari
c. Warna
Siklus
: ± 28 hari
Jumlah
: 2-3 x ganti pembalut /hari
: Merah darah
Keluhan : tidak ada
2. Riwayat Perkawinan :
a. Umur waktu nikah
: 27 tahun
b. Lama
: 1 tahun
c. Perkawinan ke
:1
d. Jumlah anak
:1
3. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu menyatakan tidak sedang menderita penyakit menular ( HIV/AIDS,
TBC, hepatitis), menurun (DM,hipertensi, asma), menahun (jantung,
ginjal)
b. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu menyatakan bahwa tidak pernah menderita penyakit menular seperti
(HIV/AIDS, TBC, hepatitis) menurun seperti ( hipertensi, DM,Asma) dan
menahun seperti (jantung , ginjal)
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu menyatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
menular ( HIV/AIDS,TBC, hepatitis), menurun ( DM, hipertensi),
menahun ( jantung, ginjal)
4. Riwayat Kehamilan Sekarang :
66
a. HPHT
: 10-09-2015
HPL : 17-05-2016
b. Haid bulan sebelumnya
: September
Lamanya ± 7 hari
c. ANC
: 7 kali teratur, frekuensi 7 kali , di Bidan
d. Imunisasi TT
: 2 x, di Bidan
e. Keluhan selama hamil
: Mual muntah
f. Pergerakan janin dalam waktu 24 jam terakhir : ± 10 kali
g. BB sblm hamil ; 49kg
1. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu :
Tidak ada
2. Riwayat KB :
Tidak ada
3. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari :
Kebutuhan Selama hamil Selama bersalin
Keluhan
a. Nutrisi :Ibu telah makan 3x/hari dengan porsi sedang( nasi, sayur, lauk)
Ibu minum setiap saat ketika ibu merasa haus
Ibu telah makan 1 kali dengan porsi sedang ( nasi, sayur, lauk,
buah – buahan )
1 gelas teh, 1 gelas susu
b. Eliminasi :Ibu BAK 5 – 7 x /hari
Ibu BAB 1x /hari
Ibu telah BAK 2X selama bersalin
Ibu belum BAB
c. Istirahat : 8 – 9 jam /hari
Ibu istirahat disela – sela kontraksi
d. Aktifitas : Melakukan aktifitas rumah tangga Posisi miring kanan miring
kiri
e. Personal Hygiene Mandi 2x/hari , gosok gigi 2x/hari, ganti baju 2x/hari,
ganti celana dalam 3x/hari Ibu sudah mandi, gosok gigi , ganti celana
dalam dan pembalut
f. Rekreasi 1 bulan sekali Ibu belum rekreasi
g. Pola seksual
± 1x /minggu Ibu belum melakukan hubungan seksual
4. Data Psikologis :
67
Ibu dan keluarga merasa senang dengan kehamilannya dan menyambut
kelahiran bayinya
5. Data Sosial – Budaya :
a. Hewan peliharaan : ibu menyatakan tidak memiliki hewan peliharaan.
b. Lingkungan : ibu menyatakan lingkungan rumahnya bersih, nyaman dan
tidak kumuh.
c. Hubungan dengan suami dan/ keluarga : ibu menyatankan hubungannya
dengan keluarga dan suami harmonis, saling menyayangi dan menerima
kehadiran bayinya
d. Adat istiadat : ibu menyakan tidak menganut adat istiadat yang ada dalam
keluargannya
6.
Data Spiritual : ibu menyatakan beragama islam menjalankan sholat 5
waktu sesuai dengan kepercayaannya
7.
Pengetahuan Ibu :
a. Tentang kehamilan : ibu mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan
seperti: (ketuban pecah sebelum waktunya, gerakan janin berkurang,
oedema, dll)
b. Tentang perawatan payudara : ibu mengetahui tentang cara perawatan
payudara
c. Tentang senam hamil : ibu mengetahui tentang senam hamil tetapi ibu
tidak melakukannya
d. Tentang persiapan persalinan
: ibu sudah mempersiapkan persalinan
seperti peralatan bayi
B.
Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan Umum
: Baik
b. Kesadaran
: Composmenthis
c. Status emosional
: Stabil
68
d. Tanda vital
1. Tensi
: 120/80 mmHg
2. Nadi
: 84x/ menit
BB sekarang : 59 kg
3. RR
: 22x/ menit
TB
: 150 cm
4. Suhu
: 36,7ºC
Lila
: 30 cm
e. Status present
1. Kepala : Mesochepal
a. Rambut : distribusi merata, tidak rontok dan kulit kepala tidak
ketombe
b. Muka
: tidak ada oedema, tidak pucat
c. Mata
: conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
d. Hidung : bersih, tidak ada polip
e. Telinga : tidak ada serumen, simetris
f. Mulut
: tidak ada caries dentis, stomatitis dan gigi berlubang
2. Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
3. Dada
: simetris, tidak ada retraksi dinding dada
4. Mammae : simetris, tidak ada benjolan abnormal
5. Perut
: tidak ada pembesaran hati dan limfa
6. Pinggang : tidak ada nyeri tekan
7. Genetalia : bersih, tidak ada varises
8. Anus
: tidak ada hemoroid
9. Ekstremitas
a. Atas
:
tidak ada oedema, tidak pucat, tugor baik, jari – jari
lengkap
b. Bawah : tidak ada oedema, varises, tidak pucat, tugor baik
2. Pemeriksaan Obstetri
a. Inspeksi
1. Wajah/muka : tidak ada cloasma gravidarum
2. Mammae
3. Abdomen
: simetris, kelenjar Montgomery membesar, putting verted
: Nampak linea nigra dan strie
b.Palpasi
69
1. Leopold I
: 2 Jari di bawah PX, bagian fundus teraba lunak, bulat, tidak
ada lentingan yaitu bokong, TFU : 31 cm
2. Leopold II
: bagian kanan teraba keras memanjang , ada tahanan yaitu
punggung, sedangkan bagian perut kiri teraba kecil-kecil
yaitu ekstremitas
3. Leopold III
: bagian bawah janin teraba bulat keras ada lentingan dan
tidak bisa di goyang yaitu kepala
4. : kepala sudah masuk PAP ( devergen)
- Penurunan bagian terbawah (dengan 4/5) :
- TBJ : (31-11)x155 : 3100 gram
c. Auskultasi
DJJ : frekuensi 140 kali/menit
: irama teratur
: interval 5 menit
d.Kontraksi uterus (His)
1. Lama
: 40 detik
2. Frekuensi : 4 x
3. Interval
: 5 menit
4. Sifat
: kuat
e. Perkusi (reflek patella) : (+/+)
f. Periksa Dalam
1. V/U/V
:
: menutup / tidak ada radang, penuh /tidak oedem, tidak
varises
2. Pembukaan
: Ø7
3. Effecement
: 70%
4. KK
: +
5. Penurunan
: 4/5
70
6. POD
: UUK kanan depan
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Ny A umur 29 tahun G2P1A0 usia kehamilan 39 minggu 6 hari janin tunggal
hidup intra uterin letak membujur presentasi kepala sudah masuk PAP É„ puka
inpartu kala 1 fase aktif
Dasar :
DS :
a.
Ibu menyatakan bernama ny. D dan berumur 28 tahun
b.
Ibu menyatakan hamil yang ke dua, belum pernah keguguran
c.
Ibu menyatakan HPHT 10 – 09 – 2015
d.
Ibu menyatakan mules dan kenceng sejak pukul 01.00 WIB
DO :
a. KU : Baik
b. Kesadaran
: composmentis
c. Leopold I
: 2 Jari di bawah Prosessus Xifoideus, bagian fundus teraba
lunak,
d. Leopold II
bulat, tidak ada lentingan yaitu bokong, TFU : 31 cm
: bagian kanan teraba keras memanjang , ada tahanan yaitu
punggung, sedangkan bagian perut kiri teraba kecil-kecil
yaitu
ekstremitas
e. Leopold III : bagian bawah janin teraba bulat keras ada lentingan dan tidak
bisa di goyang yaitu kepala
f. Leopold IV : kepala sudah masuk PAP ( devergen)
g. TBJ
h. DJJ
: ( 36-11 ) x 155 : 3875gr
:
1. Frekuensi
: 140 kali/menit
2. Irama
: teratur
3. Kontraksi
: kuat
4. Interval
: 5 menit
71
i. VT
B.
: Ø 7 cm
Masalah
Tidak ada
C. Kebutuhan
Tidak ada
III.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV.
ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
V.
PERENCANAAN
Tanggal : 24 Mei 2016
Jam : 08:00 WIB
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan dari ibu dan janinnya
2. Jelaskan pada ibu tentang fisiologis persalinan kala 1
3. Berikan support mental pada ibu dan keluarganya.
4. Atur posisi senyaman mungkin
5. Ingatkan pada ibu tentang teknik relaksasi
6. Observasi keadaan ibu meliputi DJJ, His, dan nadi tiap 30 menit , pembukaan
, penurunan kepala, dan tekanan darah dan suhu tiap 4 jam / jika ada indikasi
7. Persiapkan partus set dan kelengkapannya
8. Persiapkan kelengkapan ibu dan bayi
9. Penuhi kebutuhan energy dan cairan ibu dengan makanan dan minuman
72
VI.
PELAKSANAAN
Tanggal : 24 Mei 2016
Jam :10:00 WIB,
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan ibu dan janinnya , bahwa ibu dan
bayinya dalam keadaan baik dengan hasil VS: TD: 120/80 mmHg ,
Nadi:80x/menit, Suhu:36,70C ,R: 22x/menit, dan DJJ:140 x/menit
2. Menjelaskan pada ibu tentang fisiologis kala 1 , yaitu:
3. Adanya nyeri perut hilang timbul dan menjalar dari punggung ke perut bagian
bawah merupakan akibat dari kontraksi dan refleksi otot rahim yang
mendorong bayi masuk rongga panggul.
4. Nyeri perut makin lama makin sering dan teratur
5. Frekuensi BAK semakin sering dan ibu harus mengeluarkan urinenya
6. Pembukaan jalan lahir sampai 10 cm, setiap 1 cm rata-rata memerlukan
waktu 1 jam
7. Bila sudah ingin mengejan dan tidak dapat di tahan lagi dan keluar cairan
secara tiba-tiba segera melapor.
Kala I
Tanggal : 24 Mei 2016
Jam 10: 30 WIB
I. SUBJEKTIF
Ibu mengatakan mules lebih sering dirasakan, ketuban sudah pecah,
gerakan janin masih dirasakan.
II. OBJEKTIF
Keadaan umum
Tanda-tanda vital
: Baik
: Tekanan darah:120/80 mmHg, Nadi: 80x/menit
Pernapasan: 24x/menit,Suhu: 36,6°C.
Abdomen
: kandung kemih penuh,penurunan kepala 7/5 , DYY :
130 X/menit, His 3 X dalam 10 menit,lamanya 30
detik.
Pemeriksaan Dalam
: Vulva Vagina : Pengeluaran lender campur darah
+,portio
tipis/lunak,pembukaan 7
73
cm,ketuban
-
,presentasi
kepala,penurunan
H
II,UUK
kanan
depan,tidak ada molase.
III. ASSESMENT
Parturient aterm kala I fase aktif janin tunggal hidup,keadaaan ibu janin
dan kemajuan persalinan ibu baik ï‚® ibu tampak sedikit gelisah.
IV. EVALUASI
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga ï‚® ibu tampak
tenang.
2. Memberi dukungan moral dan spiritual ï‚® Ibu lebih tenang setelah diberi
dukungan.
3. Menawarkanminum disela his ï‚® Ibu minum teh manis ± 50 cc.
4. Menganjurkan ibu BAK ï‚® Ibu mengerti.
5. Mengajarkan kembali teknik relaksasi yang benar di sela his untuk
mengurangi rasa nyeri ï‚® Ibu mampu melakukannya.
6. Mengajarkan teknik mengedan yang baik ï‚® Ibu mengerti dengan penjelasan
yang di berikan.
7. Memberikan kebebasan posisi yang nyaman untuk ibu ï‚® Ibu memilih tidur
miring kiri.
8. Merencanakan Pemeriksaan dalam 2 jam kemudian atau bila ada indikasi.
KALA II
Tanggal
: 24 Mei 2016
Jam
: 11:00 WIB
I. DATA SUBYEKTIF
1. Ibu mengatakan berumur 28 tahun.
2. Ibu mengatakan ini kehamilan yg ke-1.
3. Ibu mengatakan HPHT tgl, 10-09-2015
4. Ibu mengatakan kenceng-kenceng teratur dan mengeluarkan lendir darah
sejak jam : 05:00 WIB.
74
II. DATA OBYEKTIF
1. KU : baik, kesadaran : Composmentis
2. VS : TD: 120/80 mmHg, N : 80 x/menit, S:36,70c
3. His : 5 x/ menit, kuat dan teratur
4. Adanya pengeluaran lendir darah
5. Hasil VT : V/U tenang, portio tidak teraba, KK +, UUK jam 12, ,Pembukaan
10 cm , penurunan kepala 0/5 bagian, selaput ketuban + , STLD +
III. ASSESMENT
a) Seorang Ibu Ny, “D” umur 28 tahun G1P0A0 UK:39 minggu, janin tunggal
hidup intra uteri, punggung kiri, presentasi belakang kepala sudah masuk
panggul ,dalam persalinan kala II.
b)
Diagnosa Masalah
Tidak ada
c)
Diagnosa kebutuhan
Tidak ada
IV.
PLANNING
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2. Dekatkan alat-alat dan obat untuk persalinan pertolongan
3. Gunakan APD sebagai alat perlindungan diri
4. Bantu ibu mengatur posisi senyaman mungkin
5. Pecahkan ketuban secara artificial
6. Pimpin persalinan
7. Penangan BBL
V IMPLEMENTASI
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan , bahwa pembukan sudah lengkap,
keadaan janin masih baik dengan DJJ : 140x/menit
75
2. Mendekatkan alat-alat dan obat untuk pertolongan persalinan
3. Menggunakan APD sebagai perlindungan diri meliputi : celemek, masker,
topi
4. Membantu ibu mengatur posisi senyaman mungkin salah satunya posisi
dorsal recumbent, kedua tangan merangkul paha ditarik kearah samping perut
5. Memecahkan ketuban secara artificial:
a. Mencuci tangan dengan 7 langkah
b. Mengeringkan tangan , memakai handscoon panjang ditangan kanan, dan
handscoon pendek di tangan kiri
c. Melakukan vulva hygiene pada kedua labia mayora, labia minora dan
vestibulum,
d. Jari tengah dan telunjuk masuk kedalam jalan lahir secara obstetric
e. Pandu klem dengan dengan jari dan tangan yang digunakan untuk
pemeriksaan hingga mencapai selaput ketuban
f. Memegang ujung klem diantara ujung jari pemeriksa, gerakan jari dengan
lembut gosokkan klem pada selaput ketuban kemudian pecahkan
g. Memeriksa apakah ada bagian lain yang keluar , air ketuban jernih, bau
khas air ketuban
h. ½ koker direndam dalam larutam klorin
6. Memimpin persalinan
a. Menganjurkan ibu mengedan saat ada his yang kuat, diawali dengan
tarikan nafas panjangkemudian mengejan seperti ingin BAB
b. Membantu melahirkan bayi , tangan kanan menahan perineum (stenen)
tangan kiri menahan laju defleksi agar tidak terlalu cepat saat kepala
crowing ( Ritgen)
c. Setelah bayi lahir ,membersihkan muka dan mulut bayi lendir dan darah
d. Menunggu kepala sampai kepala melakukan putar paksi luar sambil kita
memeriksa ada/tidaknya lilitan tali pusat
e. Membantu melahirkan bahu depan dengan posisi tangan kanan diatas
kepala dan tangan kiri di bawah kepala bayi (biparietal) kepala ditarik
keatas setelah kiedua bahu lahir sesuai jalann lahir setelah itu di tarik
76
kebawah dan lakukan sanggah susur dengan tangan kiri menyusuri dada,
perut, sampai kaki bayi.
f. Melakukan penilaian sepintas pada bayi , meliputi tangisan ,warna kulit,
tonus otot bayi, dan refleks bayi. Setelah itu meletakkan bayi diatas perut
ibu untuk kontak dini skin to skin sambil mengeringkan tubuh bayi kecuali
tangan.
g. Menjepitkan klem pada 3 cm dari pusar bayi dsn klem ke dua 2 cm dari
klem pertama.
7. Memberi semangat pada ibu dan support ucapan selamat bahwa bayi telah
lahir dengan selamat
8. Melakukan penanganan pada BBL
VI EVALUASI
bayi lahir spontan pervaginam pada tanggal 24 Mei 2016, pukul 11:00 WIB
dengan jenis kelamin laki-laki, BB: 3300 gram, PB: 47 cm, LK : 34 cm, LD :
33cm , Lila : 11 cm, tidak ada cacat bawaan , bayi menangis kuat, AS 10/11
KALA III
I. DATA SUBYEKTIF
1. Ibu mengatakan sangat merasa bahagia dan lega atas kelahiran bayinya
2. Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules
3.
II. DATA OBYEKTIF
1. KU : baik , Kesadaran : composmentis
2. VS : TD: 120/80 mmHg ;S: 36,70C ; R: 22x/menit N: 80x/menit
3. TFU setinggi pusat , kontraksi kuat dank eras, plasenta belum lahir
4. Perdarahan kurang lebih 35 ml
5. Adanya tanda-tanda pelepasan plasenta: adanya semburan darah, tali pusat
memanjang, uterus globuler
77
III. ASSESMENT
1. Diagnosa kebidanan :
Seorang ibu , Ny”D” usia 28 tahun P1A0A0, dalam persalinan kala III
2. Diagnosa masalah
Tidak ada
3. Diagnosa Kebutuhan
Tidak ada
IV. PLANNING
Tanggal :24 Mei 2015 Jam :11.35 WIB
1. Potong tali pusat bayi dan diikat
2. Pindahkan klem kedepan vulva 5 – 6 cm
3. Lakukan manajemen aktif kala III
4. Periksa kelengkapan tali pusat dan plasenta
5. Observasi perdarahan, cek ada/tidaknya laserasi, kontraksi uterus, KU ibu dan
VS ibu
V. IMPLEMENTASI
1. Memotong tali pusat bayi dan mengikatnya dengan tali
2. Memindahkan klem tali pusat kearah depan vulva kira-kira jarak 5-6 cm
didepan vulva
3. Melakukan manajemen aktif kala III
a. Memastikan janin tunggal dengan meraba fundus uteri
b. Memberitahu pada ibu bahwa ibu akan disuntik oksitosin diaerah paha
kanan ,1/3 atas bagian luar
c. Melakukan PTT (Peregangan Tali Pusat Terkendali) setelah uterus
berkontraksi , tegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan yang lain
mendorong uterus kearah belakang atau atas (dorso kranial) secara hatihati
d. Saat plasenta lahir / muncul di introitus vagina , lahirkan plasenta dengan
kedua tangan .Pegang dan putar plasenta searah jarum jam
78
e. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir lakukan massase uterus
dengan meletakkan telapak tangan di fundus . dan lakukan gerakan
melingkar , sembari tangan yang lain mengecek kelengkapan plasenta
4. Memeriksa kelengkapan plasenta dan mengukur panjangnya tali pusat ,
tempat insersi tali pusat
5. Mengobservasi perdarahan , mengecek ada/tidaknya laserasi, mengecek
kontraksi uterus dan vita sign
VI. EVALUASI
Plasenta lahir spontan, lemgkap, tanggal 24 Mei 2015 pukul 11:45 WIB,
kotiledon 20 buah, tebal kurang lebih 2,5 cm, panjang tali pusat kurang lebih 60
cm, insersi tali pusat sentralis, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah pusat,
perdarahan kurang lebih 150 cc, terdapat laserasi derajat 1.
KALA IV
Tanggal
: 24 Mei 2016
Jam
:11.30 WIB
I. SUBYEKTIF
1. Ibu mengatakan badan terasa capek, kemaluan perih
2. Ibu mengatakan perut masih mules
II. OBYEKTIF
1. KU ibu
: baik , kesadaran
:Composmentis
2. VS
:TD : 120/80 mmHg ,N: 80 x/menit S: 36,70C , R:22 x/menit
3. TFU
: 2 jari dibawah pusat
4. Kontraksi uterus baik kuat dank eras
5. Perdarahan kurang lebih 20 cc
III. ASSESMENT
a. Diagnosa kebidanan
Seorang ibu ny “D” usia 28 tahun G1 P0 A0, dalam persalinan kala IV
79
b. Diagnosa masalah
Tidak ada
3. Diagnosa kebutuhan
Tidak ad
IV. PLANNING
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan
2. Bersihkan dan rapikan ibu serta mengajarkan pada keluarga cara massase
peru
3. Bersihkan tempat tidur ,alat, dan ruangan
4. Anjurkan ibu untuk istirahat dan coba meneteki bayi
5. Penuhi kebutuhan cairan dan nutrisi bayi
6. Berikan terapi obat dan vitamin
7. Observasi KU ibu, perdarahan, kontraksi,dan TFU
IMPLEMENTASI
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan,bahwa ibu dalam keadaan baik,
namun terdapat luka laserasi perineum derajat 1 dan memerlukan beberapa
jahitan luar
2. Membersihkan dan merapikan ibu setelah semua tindakan selesai dilakukan,
dengan waslap dan air hangat.Periniium dikompres dengan kasa betadin ,
dipakaikan pembalut, dan celana dalam, Setelah itu mengajarkan pada
keluarga cara memassase uterus ibu lembek harus segera melapor ke bidan.
3. Membersihkan tempat tidur dengan waslap dan air sabun, setelah itu
dibersihkan dengan air DTT, alat direndam dalam larutan klorin 0,5% dicuci
dan dibilas dengan air bersih setelah itu disterilisasi
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat agar tenaganya pulih sambil mencoba
meneteki bayinya
5. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan ibu dengan memberikan makanan
bergizi dan air putih atau air the
6. Memberikan terapi obat dan vitamin berupa vitamin A, multivitamin
80
7. Mengobservasi KU ibu perdarahan, kontraksi dan TFU selama 15 menit pada
jam pertama dan 30 menit pada jam ke dua
EVALUASI
1. Ibu mengerti tentang keadaannya dan bersedia dijahit perineumnya
2. Hasil observasi pukul 12:00 WIB :
TD:120/80mmHg
S: 36,70C
N: 80 x/menit
R:22 x/menit
TFU 3 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus: kuat,keras
S:36,70C
Pukul .11.50 : TD:120/80mmHg
N: 82x/menit
R:22x/menit
TFU 3 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus: kuat, keras
S:36,70C
Pukul 12.20: TD:120/80 mmHg
N:80x /menit
R:21x/menit
TFU 3 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus : kuat,keras
Pukul :13.00
S:36,50C
TD:120/80mmHg
N : 82x/menit
R: 22x/menit
TFU 3 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus : kuat, keras
Pukul 14.00:
S:36,50C
TD: 120/80x/menit
N : 82x/menit
R:22x/menit
TFU 3 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus : kuat , ker
81
3.3 Asuhan pada ibu nifas
Tempat Praktek : Klinik Lista
Nama Mahasiswa : Dahniar
I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
Identitas/ Biodata
Nomor RM
:
Nama Ibu
: Ny.D
Umur
: 28 tahun
Umur
: 30 tahun
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan/ Penghasilan
: IRT
Pekerjaan
: Swasta
Suku/ Bangsa
: jawa/Indonesia
Suku/Bangsa
: jawa/Indonesia
Agama
: islam
Agama
: islam
Alamat
: Klambir V Kampung, Hamparn Perak, Medan
Nama Suami
: Tn.A
Anamnesa pada tanggal 24 Mei 2016 pukul 12:00 wib
1. Keluhan Utama/alasan datang: ibu mengatakan masih merasa mules pada
perutnya
2. Riwayat Kehamilan dan Persalinan saat ini:
a. G1 P1 A0
b. Usia kehamilan
: 39 minggu
c. Kelainan selama hamil : Tidak ada
d. Tanggal persalinan
: 07-07-2014
e. Jenis Persalinan
: spontan
f. Lama Persalinan
:
Jam : 01.00 wib
82
Kala I
: 07 jam
Kala II : 30 menit
Kala III : 15 menit
Kala IV : 02 jam
g. Penyulit dalam persalinan : tidak ada
h. Anak : hidup,
BB : 3300 gram PB : 47 cm
i. Kelainan bawaan
LK : 34 cm
LD: 33 cm
: tidak ada
3. Rawat Gabung : ya
Alasan
: Ibu ingin dekat dengan bayinya
4. Riwayat menstruasi :
a. Menarche : 13 tahun
Siklus
:
b. Lama
: ± 7 hari
Jumlah
c. Warna
: merah
Keluhan :
± 28 hari
:
2-3 kali ganti pembalut
tidak ada
5. Riwayat Perkawinan :
a. Umur waktu nikah
: 27 tahun
b. Lama
: 1 tahun
c. Perkawinan ke
:1
d. Jumlah anak
: -
6. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu menyatakan tidak sedang menderita penyakit menular (hepatitis, TBC,
HIV/AIDS) menahun (ginjal, jantung) menurun (asma, deabetes). Ibu
tidak sedang menjalani pengobatan apapun.
b. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu menyatakan tidak perna menderita penyakit menular (hepatitis, TBC,
HIV/AIDS) menahun (ginjal, jantung) menurun (asma, deabetes). Ibu
tidak sedang menjalani pengobatan apapun.
c. Riwayat kesehatan keluarga
83
Ibu menyatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
menular (hepatitis, TBC, HIV/AIDS) menahun (ginjal, jantung) menurun
(asma, deabetes). Ibu tidak sedang menjalani pengobatan apapun.
7. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu :
Tidak ada
8. Riwayat KB :
Tidak ada
9. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari :
Kebutuhan
Frekuensi
Keluhan
Nutrisi :1 piring dengan porsi sedang : nasi + sayur +lauk + buah
Ibu sudah minum ± 2 gelas : air putih
Eliminasi :Ibu sudah BAK 2X, warna jernih
Ibu belum BAB
Istirahat : Ibu sudah tidur selama 1 jam
Aktifitas : Ibu sudah menggendong bayinya, sudah dudukan dan sudah mampu
berjalan ke kamar mandi sendiri
Personal Hygiene : Ibu sudah mandi, gosok gigi , ganti celana dalam dan
pembalut
Rekreasi
: Ibu belum rekreasi
Pola seksual : Ibu belum melakukan hubungan seksual
10 Riwayat Psikologis
a. Tanggapan ibu atas kelahiran bayinya :
Ibu merasa senang dengan kelahiran bayinya.
b. Tanggapan keluarga atas kelahiran bayinya :
84
Suami dan keluarga merasa senang dengan kelahiran bayi.
c. Rencana ibu menyusui bayinya : ( ya/ tidak ? sampai kapan?).
Ya. Ibu akan menyusui bayinya sampai umur 6 bulan.
11.Data Sosial – Budaya :
a. Hewan peliharaan : Ibu menyataka tidak memiliki hewan peliharaan.
b. Lingkungan
: Ibu menyatakan lingkungannya mendukung, bersih,
nyaman dan tidak kumuh.
c. Adat istiadat
: Ibu mengatakan tidak terpengaruh dengan adat
istiadat setempat dan tidak ada pantangan makan.
d. Hubungan dengan suami dan/keluarga : Ibu menyatakan hubungannya
harmonis, baik, tinggal brtsama suami dan anaknya.
12. Data Spiritual : Ibu mengatakan menganut agama islam dan taat
menjalankan shalat 5 waktu bersama keluarga
13. Pengetahuan Ibu :
a. Tentang masa nifas :
Ibu mengatakan nengetahui tentang masa nifas
yaitu 40 hari setelah persalinan terjadi dan biasanya masih mengeluarkan
darah
b. Tentang menyusui/ makanan bayi :
1. Manfaat ASI : Ibu mengetahui manfaat ASI karena ASI mengandung
semua bahan yang diperlukan bayi , mudah dicerna,memberi
perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih dan siap untuk
diminum.
2. Perawatan payudara : Ibu mengetahui perawatan payuda seperti
menjaga payudara agar tetap bersih dan kering, menggunakan BH yang
menyokong payuda, apabila putting susu lecet oleskan ASI yang keluar
pada sekitar putting setiap kali selsai menyusui.
3. Makanan bayi : Ibu menyatakan akan memberikan ASI sampai 6 bulan
karena ASI adalah makanan terbaik untuk bayi.
c. Tentang perawatan bayi : Ibu menyatakan dapat memandikan bayinya ,
tahu bagaimana merawat tali pusat bayi agar tidak terjadi infeksi
85
d. Tentang alat KB : Ibu menyatakan mengetahui sebagian macam – macam
KB dan akan menggunakan alat kontra sepsi MOW
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan Umum
: baik
b. Kesadaran
: composmentis
c. Status emosional : stabil
d. Tanda vital
1. Tensi
: 120/80 mmHg
2. Nadi
: 82x/ menit
3. RR
: 22x / menit
4. Suhu
: 36,5ºC
e. Status present
1. Kepala : mesochepala
a) Rambut
: distribusi merata, hitam, bersih tidak ada ketombe.
b) Muka
: tidak oedema, tidak pucat.
c) Mata
: conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
d) Hidung
: bersih, tidak ada secret, tidak ada polip
e) Telinga
:
bersih, tidak ada serumen, simetris, tidak ada
OMA/OMP
2. Mulut
: bersih tidak ada stomatitis, tidak ada caries dentis, tidak
ada labio palatoskisis.
3. Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe, vena
jugularis.
4. Dada
: simetris tidsk ada retraksi , pernafasan normal.
5. Mammae
:puting tidak mendelep, simetris, tidak ada benjolan
abnormal.
6. Perut
: tidak ada pembesaran hati dan lien, tidak ada bekas
operasi
7. Pinggang
: tidak ada nyeri tekan di daerah hepar.
86
8. Genetalia
: tidak oedema , tidak varises, condiloma akuminata.
9. Ekstremitas
a) Atas
: tidak oedem, tidak sianosis, jari – jari lengkap, kuku tidak
pucat, tugor kulit baik, tidak varises
b) Bawah : tidak varises pada lipatan paha, jari kaki lengkap, kuku
tidak
pucat, tugor kulit baik, tidak oedem,
2. Pemeriksaan Obstetri
a. Wajah/muka
: tidak ada kloasma gravidarum
b. Mammae
:
1) Bentuk
: simetris
2) Putting
: verted (menonjol)
3) Pengeluaran
: colustrum dan ASI
4) Pembengkakan : tidak ada
c. Abdomen
:
1) Tinggi fundus uteri
: 2 jari dibawah pusat
2) Kontraksi uterus
: baik, keras
3) Posisi uterus
: normal
4) Palpasi kandung kemih : kosong
d. Pengeluaran per vaginam :
1) Warna lochea
: merah
Jenis : rubra
2) Banyaknya
: ± 500 cc
3) Bau
: khas, tidak berbau busuk
e. Perineum dan anus :
1) Luka episiotomi/ jahitan : tidak ada
2) Keadaan luka
: tidak ada
3) Tanda radang
: tidak ada
4) Keadaan vulva
: baik, tidak oedema
5) Anus
: tidak ada hemoroid
f. Obat-obatan yang didapat :Amoxicillin 500 mg 3X1
Asam mefenamat 500 mg 3X1
87
Vitamin A 200.000 Unit 1X1
3. Pemeriksaan Laboratorium :
Tidak dilakukan.
II. INTERPRETASI DATA
Ny. D G1P1 A0 umur 28 tahun, 8 jam post partum dengan nifas normal
Dasar :
DS
:
a. Ibu menyatakan bernama Ny. D umur 28 tahun.
b. Ibu menyatakan telah melahirkan 4 kali, tidak pernah keguguran.
c. Ibu menyatakan melahirkan 8 jam yang lalu pada tanggal 24 Mei 2016
d. Ibu menyatakan masih merasa mules pada perutnya.
DO
:
a. Ku : baik
b. Kesadaran : composmenthis
c. Tensi : 120/80 mmHg
d. Nadi : 82x/ menit
e. RR : 22x / menit
f. Suhu : 36,5ºC
g. Kontraksi uterus : baik
h. TFU : 2 jari dibawah pusat
i. Lochea : rubra
III.
IDENTIFIKASI MASALAH/ DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
V. PERENCANAAN
88
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan
2. Anjurkan ibu untuk tetap menjaga pola makan dengan gizi seimbang dan
cukup istirahat
3. Anjurkan ibu untuk sesering mungkin menyusui bayinyaa dengan
memberikan ASI ekslusif
4. Anjurkan ibu menjaga kebersihan tubuhnya dan daerah sekitar vagina
5. Anjurkan ibu untuk tidak berpantang makanan
6. Mengajarkan pada ibu cara merawat tali pusat
7. Mengajarkan pada ibu dan keluarga cara memassase abdomen ibu
8. Menjelaskan pada ibu bahwa rasa mules yang dialami ibu adalah hal yang
wajar atau normal
9. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang atau kontrol 3 hari
lagi
VI. IMPLEMENTASI
1. memberitahu ibu bahwa kondisinya dalam keadaan baik
a. Ku
: baik
b. TD
: 120/80 mmHg
c. N
: 82 x /menit
d. RR
: 22 x /menit
e. S
: 36,5°C
f. TFU
: 2 jari di bawah pusat
g. PPV
: 150 cc
h. Lochea : rubra
2. menganjurkan ibu untuk tetap menjaga pola makan dengan gizi seimbang dan
cukup istirahat agar cepat pulih
3. menganjurkan ibu untuk sesering mungkin menyusui bayinya dari kedua
payudaranya secara bergantian dengan memberikan ASI ekslusif agar tidak
terjadi bendungan ASI
4. menganjurkan ibu menjaga kebersihan tubuhnya yaitu mandi 2x sekali , ganti
pakaian dan celana dalam dan menjaga kebersihan daerah vaginanya dengan
89
cara cebok dengan air bersih dari arah depan ke belakang agar mencegah
terjadinya infeksi
5. menganjurkan ibu untuk tidak pantang makanan agar asupan nutrisi ibu
terpenuhi
6. Menganjurkan pada ibu cara merawat tali pusat yaitu dengan sering
menggantinya menggunakan kassa steril setelah bayinya dimandikan
7. Mengajarkan pada ibu dan keluarga cara memassase abdomen ibu yaitu
dengan memijat perut bagian bawah dengan memutar – mutar searah dengan
jarum jam
8. Menjelaskan pada ibu bahwa mules yang dialaminya adalah hal yang wajar
karena terjadi pengembalian uterus ke bentuk semula.
9. Menganjurkan pada ibu untuk kontrol ulang 3 hari kemudian atau sewatku –
waktu jika ada keluhan
VII.
EVALUASI
1. Ibu tampak senang mengetahui bahwa dirinya dalam keadaan baik.
2. Ibu bersedia untuk menjaga pola makan dengan gizi seimbang dan cukup
istirahat.
3. Ibu bersedia sesering mungkin menyusui bayinya dan memberikan ASI
ekslusif pada bayinya.
4. Ibu bersedia dan mengerti bahwa harus tetap mengaja kebersihan badan dan
daerah sekitar vagina.
5. Ibu bersedia untuk tidak pantang makanan.
6. Ibu bersedia dan mengerti cara merawat tali pusat.
7. Ibu dan keluaga mengerti cara memassase.
8. Ibu mengerti tentang wajarnya rasa mules yang dialaminya.
9. Ibu bersedia untuk kontrol 3 hari kemudian atau sewaktu – waktu jika
terdapat keluhan.
Tabel 3.2
90
Catatan perkembangan Nifas Kunjungan ke 2 ( 6 hari)
Nama
Umur :
tahun
Tanggal:
Mei 2016
No. RM
28
24
S:
1. Ibu mengatakan kunjungan ulang dan keadaan umum nya baik-baik
saja.
2. Ibu mengatakan dapat istirahat tidur 7-8 jam
3. Ibu mengatakan 3x sehari sayur 1 mangkok perhari, buah kadangkadang.
O:
Keadaan umum : baik
Kesadaran composmentis
TD 120/80mmHg, Nadi 82 x/i, RR 22 x/i, Suhu 36,5°C
Payu dara bersih, ASI ada
TFU pertengahan pusat simpissis
Lochea sanguinlenta, warna merah kekuningan
Extremitas bawah/atas tidak odema
A:
Ibu post partum 6 hari
P:
4. memberitahu ibu bahwa kondisinya dalam keadaan baikKu
:
baikTD : 120/80 mmHgN : 82 x /menitRR : 22 x /menitS
:
36,5°CTFU : 2 jari di bawah pusat
5. melakukan palpadu TFU pertengahan pusat simpisis
6. menganjurkan ibu untuk menyusui bayi nya sesering mungkin tanpa
memberikan makanan tambahan
7. menganjurkan ibu menusui bayi nya pada siang hari
8. menganjurkan menjaga kebersihan mandi 2x sehari dan mengganti
doek jika sudah basah dengan doek yang baru
9. menganjerkan ibu untuk datang segera bila ada keluhan dan
kunjungan ulang
91
Tabel 3.3
Catatan perkembangan Nifas kinjungan ke 3 ( 6 minggu )
Ny. D
Umur : 28
tahun
Jam
:
11:00 WIB
Tanggal 1 juni 2016
S:
1. ibu mengatakan kunjungan ulang dan keadaan umum nya baik-baik saja
2. ibu ngatakan dapat istirahat tidur 7-8 jam
3. ibu mengatakan makan 3x sehari
4. ibu mengatakan masih memberikan ASI
O:
Keadaan umum baik
TD 110/80 mmHg, N 78 x/i, RR 24 x/i, S 36,5°C
Payu dara bersih
TFU normal
Lochea alba ada, berwarna putih
Extremitas bawah/ atas tidak oedema
A:
Ibu post partm 6 minggu
P:
1. menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan TD 110/80 mmHg, N 78 x/i, RR
24 x/i, S 36,5°C, ibu sudah mengerti
2. menjelaskan kepada ibu untuk tetap memberi ASI selam 6 bulan tanpa
makanan tambahan.
3. Menjelasakan kepada ibu tujuan dan manfaat KB, ibu sudah mengetahuinya
4. Memberikan konseling tentang tujuan dan manfaat KB
5. Menganjurkan ibu kunjungan ulang bila ada keluhan
92
3.4 Asuhan pada Bayi Baru Lahir
Tanggal : 24-05-2016 / Jam 12.15 WIB.
a. bersihkan jalan nafas
b. penuhi kebutuhan nutrisi
c. pertahankan kehangatan tubuh bayi
d. keringkan tubuh bayi dari lendir dan darah
e. beri minyak telon pada bayi
f. lakukan pengukuran BB, PB, DMO, DFO
g. Cek anus berlubang atau tidak
h. pekaikan pakaian bayi dan memasang identitas bayi
i. beri ijeksi Vit K 1 mg secara IM
j. gedong bayi dengan kain kering
k. letakkan bayi dibawah pemancar dan setelah itu lakukan rawat gabung
VI.IMPLEMENTASI
Tanggal24-05-2015 jam 12:00 WIB.
a. Membersihkan jalan nafas dengan menggunakan kassa steril dan menghisap
delee.
b. Memenuhi kebutuhan nutrisi dengan pemberian ASI (colostrum)
c. Mempertahankan kehangatan tubuh bayi
d. Mengeringkan tubuh bayi dari lender dan darah
e. Memeberi minyak talon pada bayi
f. Melakukan pengukuran BB, PB, LK, LD, DMO, dan DFO
g. Merawat tali pusat dengan kassa streril
h. Mengecek anus berllubang atau tidak
i. Memakaikan pakaian bayi dan memasang identitas bayi
j. Memberi injeksi vit.K 1 mg secara IM
k. Menggedong bayi dengan kain kering
l. Meletakkan bayi di bawah pemancar dan setelah itu lakukan rawat gabung.
93
VII. EVALUASI
Tanggal 24-05-2016 Jam: 12:00 WIB
a. Keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis
b. Vital Sign : HR : 136 x/menit S : 36,7c R : 35 x/menit
c. BB: 3300 gram, PB: 47 cm, LK: 35 cm, LD: 33 cm, DMO: 12 cm, DFO: 11
cm
d. APGAR Score: 8-9-10
e. bayi memakai gelang identitas warna biru
f. bayi mendapat injeksi vit.K 1 mg dip aha lateral kiri
g. anus berlubang
h. bayi berada di bawah sinar pemancar
tabel 3.3
catatan perkembangan Bayi Bau Lahir Kunjungan ke 2 (6 hari)
Nama : Bayi
Ny. D
Umur : 6 hari
Tanggal juni 2016
S:
1. ibu mengatakan bayi nya usia 6 hari tali pusat sudah putus
2. ibu mengatakan bayi menyusu dengan kuat
3. ibu mengatakan bayinya istirahat cukup
O:
Keadaan umum baik
Kesadaran composmentis
Tali pusat sudah kering dan sudah putus
A:
Neonatus usia 6 hari
P:
1. memberikan kepada ibu bahwa bayi nya keadaan sehat
2. menjelaskan tali putus hal yang wajar dan seharus nya. Tali pusat cepat
putus disebebkan karena perawatan ibu baik dan benar pada bayi
3. memberikan bayi pada ibu untuk di susui seta menjelaskan pemberian
ASI eklusif, yaitu pemberian ASI sedini mungkin tanpa makanan
pendamping selama anak berusia 6 bulan
4. menyedawakan bayi, bayi di telungkupkan di atas pangkuan, usap-usap
punggung bayi sampai bersendawa ketika bayi diberikan ASI
5. Menganjurkan ibu untuk membawa bayi nya jika ada keluhan
94
3.5 Asuhan pada ibu KB
Tanggal Kunjungan : 26 juni 2016
Jam Kunjungan
: 12:00 Wib
I. PENGKAJIAN
A. BIODATA
Nama Ibu
: Ny. D
Umur
Suku/Bangsa
Nama Suami
: 28 tahun
Umur
: Jawa/Indonesia
Suku/Bangsa
: Tn.A
: 30 tahun
: Jawa/Indonesia
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
Alamat
: KlambirV Kampung, Hamparan perak. Medan
B. ANAMNESA (DATA OBJEKTIF)
1. Alasan Kunjungan
: Ibu ingin membeli Pil KB
2. Yang Mengantar
: Suami
3. Keluhan
: Tidak Ada
4. Riwayat Perkawinan
Perkawinan Ke
: I (pertama)
Lama Perkawinan
: 1 tahun
Umur Pertama Kali Menikah : 27 tahun
5. Riwayat Menstruasi
Menarche
: 13 tahun
Disminorhoe
: Ada
95
: Wiraswasta
Siklus
: 28 hari, Tidak Teratur
Lamanya
: 5 hari
Banyaknya
: 2 x ganti pembalut/hari
Warna
: Merah Tua
Keluhan
: Tidak ada
6. Riwayat Obstetric (Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu)
a. Kehamilan
Gravida
: 1 kali
Partus
: 1 kali
Abortus
: Tidak ada
Jumlah Anak Lahir Hidup : 1 orang
Jumlah Anak Lahir Mati : tidak ada
b. Persalinan
Persalinan Terakhir
: Tidak ada
c. Nifas Dan Menyusui
Komplikasi Nifas
: Tidak Ada
7. Riwayat Keturunan kembar : Ibu Mengatakan Saudara Suami Kembar
8. Riwayat KB
Metode Lama
: tidak ada
Metode Sekarang
: Pil KB
Lama Pemakaian
: 3 tahun
Keluhan
:
Berat
Badan
Ibu
NaikAlasan
: Tidak Ada, Ibu Tetap Menggunakan Alat Kontrasepsi Pil
Rencana KB Selanjutnya
: Belum Ada
9.Riwayat Penyakit Yang Lalu dan Sekarang
a. Hepatitis
: Tidak Ada
96
Berhenti
b. Diabetes Mellitus
: Tidak Ada
c. Penyakit Jantung
: Tidak Ada
d. Hipertensi
: Tidak Ada
e. Asma
: Tidak Ada
f. TBC
: Tidak Ada
g. PMS
: Tidak Ada
h. HIV/AIDS
: Tidak Ada
i. Lainnya
: Tidak Ada
10. Riwayat Alergi Obat
: Tidak Ada
11. Riwayat Operasi
: Tidak ada
12. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Makan
Frekuensi
: 3 x sehari
Porsi
: 1 Piring
Jenis
: Nasi, Lauk, Sayur
Pantangan
: Tidak Ada
Keluhan
: Tidak Ada
Minum
Frekuensi
: 7 x sehari
Porsi
: 1 Gelas
Jenis
: Air Putih, Teh
Pantangan
: Tidak Ada
Keluhan
: Tidak Ada
b. Pola Eliminasi
Buang Air Besar (BAB)
Frekuensi
: 1 x sehari
97
Konsistensi
: Lembek
Warna
: Kuning Kecoklatan
Bau
: Khas Faeces
Keluhan
: Tidak Ada
Buang Air Kecil (BAK)
Frekuensi
: 8 x sehari
Warna
: Kuning Jernih
Bau
: Khas Urine
Keluhan
: Tidak Ada
Pola Istirahat
Tidur Siang
Lama
: 2 Jam/hari
Keluhan
: Tidak Ada
Tidur Malam
Lama
: 6 Jam/hari
Keluhan
: Tidak Ada
Personal Hygiene
Mandi
: 2 x sehari
Ganti Pakaian
: 2 x sehari
Gosok Gigi
: 2 x sehari
Keramas
: 1 x 2 hari
Pola Seksual
98
Frekuensi
: 2 x seminggu
Keluhan
: Tidak Ada
13. Data Psikososial, Spritual dan Ekonomi
a. Data Psikologi
Pengetahuan Ibu tentang Efek Samping Alat Kontrasepsi Yang Digunakan :
Ibu Tidak Tahu
Pengaruh Alat Kontrasepsi Dengan Agama dan Adat Istiadat Yang Dianut :
Tidak Ada
Pengaruh Kontrasepsi Dengan Hubungan Suami Istri : Suami Tidak
Mengizinkan Istri
Menggunakan Metode Kontrasepsi Lain
b. Data Sosial
Hubungan Ibu Dengan Suami Dan Keluarga : Baik
Hubungan Ibu Dengan Tetangga
: Baik
c. Spritual
Ibu menjalankan perintah agama sesuai dengan kepercayaanya
d. Ekonomi
e. Penopang Perekonomian Keluarga Adalah Suami
14. Kebiasaan Yang Mengganggu Kesehatan
Ibu tidak pernah merokok, konsumsi obat terlarang, minum jamu, dan minum
minuman beralkohol.
C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF)
1. Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Composmentis
Tekanan Darah
: 130/100 mmHg
Suhu
: 36 oC
Nadi
: 72 x/i
99
Pernafasan
: 24 x/i
Tinggi Badan
: 160 cm
Berat Badan
: 60 kg
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala
Bentuk Kepala
: Mesocephal
Ukuran Kepala
: Normal
Rambut
Bentuk Rambut
: Ikal
Warna Rambut
: Hitam
Kebersihan rambut
: Bersih, Tidak Ada Kutu/Ketombe
Muka
Bentuk Muka
: Oval,
Warna Kulit
: Sawo Matang
Mata
Kesimetrisan
: Simetris Kiri Kanan
Konjuntiva
: Tidak Anemik
Skelera
: Tidak Ikterik
Hidung
Bentuk Hidung
: Mancung
Lubang Hidung
: Bersih, Tidak Ada Secret
Cuping Hidung
: Tidak Ada
100
Telinga
Bentuk Telinga
: Simetris
Lubang Telinga
: Bersih, Tidak Ada Serumen
Mulut
Keadaan Bibir
: Tidak Anemis, Tidak Pecah-pecah
Keadaan Gigi & Gusi : Bersih, Tidak Ada Stomatitis
Keadaan Lidah
: Bersih
Tonsil
: Tidak Ada Pembesaran Tonsil
Leher
Kelenjar Tiroid
: Tidak Ada Pembesaran Kelenjar Tiroid
Kelenjar Limfe
: Tidak Ada Pembesaran Kelenjar Limfe
Dada
Tidak Retraksi Dinding Dada
Payudara
Kesimetrisan
: Simetris
Benjolan
: Tidak Ada
Areola
: Kecoklatan
Putting
: Bersih
Abdomen
Tidak Ada Bekas Operasi
Anogenitalia
Tidak Dilakukan Pemeriksaan
101
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak Dilakukan Pemeriksaan Penunjang
II. INTERPRETASI DATA
Diagnosa : Ny. X Usia 28 tahun G1P0A0 Dengan Akseptor KB Pil
Data Dasar :
Subjektif
: 1. Ibu Mengatakan Berumur 28 tahun
2. Ibu Mengatakann sudah 3 kali hamil, punya 2 anak hidup
dan pernah melahirkan anak
kembar tapi meninggal
3. Ibu Mengatakan Ingin Mendapatkan Pil KB lagi Karena
Yang Lama Sudah Habis
Objektif
: 1. KU Ibu Baik
2. Tekanan Darah : 120/90 mmHg
3. Nadi
: 72 x/i, iramanya teratur
4. Pernafasan
: 24 x/i, iramanya teratur
5. Suhu
: 36 oC
Masalah : Ibu Belum Pernah Mendapatkan Informasi Lengkap tentang Alat
Kontrasepsi
Kebutuhan : 1. Informasi Lengkap tentang Alat Kontrasepsi
2. Pil KB Baru
102
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
Tidak Ada
IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
Tidak Ada
V. PERENCANAAN
1. Jelaskan Kondisi Ibu Berdasarkan Hasil Pemeriksaan
2. Jelaskan Tentang Macam-macam Kontrasepsi dan efek Sampingnya
3. Berikan Ibu Pil KB dan Jelaskan Cara Meminum Kontrasepsi Pil
4. Anjurkan Ibu Untuk Kunjungan Ulang
5. Dokumentasikan Hasil Tindakan
VI. PELAKSANAAN
1. Menjelaskan kondisi berdasarkan hasil pemeriksaan ibu, diman ibu dalam
keadaan sehat ditandai dengan keadaan umum ibu yang baik dan ibu bisa
menggunakan kontrasepsi pil
2. Menjelaskan pada ibu tentang macam dan efek samping alat kontrasepsi
3. Memberikan Pil KB Pada Ibu dan Menjelaskan cara minum kontrasepsi
pil yaitu:
a. Diminum mulai dari hari pertama sampai ke lima siklus haid, kemudian
dilanjutkan 1 hari 1 pil sesuai dengan petunjuk (hari/ tanggal) yang
ada pada paket pil sampai paket pil habis
b. Minum pil pada waktu yang sama, misalnya malam hari sebelum tidur
4. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang jika paket pil habis
atau jika ada keluhan
103
5. Mendokumentasikan hasil tindakan.
VII. EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya
2. Ibu sudah tahu dan mengerti mengenai peningkatan berat badannya
merupakan efek samping dari kontrasepsi pil
3. Ibu sudah tahu dan mengerti cara minum kontrasepsi pil
4. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang jika paket pil habis atau jika
ada keluhan
5. Hasil tindakan sudah didokumentasikan.
104
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil asuhan yang dilakukan penulis kepada Ny. Dsejak
tanggal 10 September 2015 sampai 24 Mei 2016 atau sejak masa kehamilan Ny.
D berusia 39 minggu (masa hamil), bersalin sampai 6 minggu post partum,
asuhan bayi baru lahir dan keluarga berencanadidapatkan hasil sebagai berikut:
4.1 Masa Kehamilan
Asuhan kebidanan yang telah diberikan kapada Ny. D pada kehamilan 4
minggu sampai 39 minggu adalah pengkajian data dari mulai anamnesa tentang
biodata, status pernikahan, keluhan utama, riwayat kesehatan ibu dan keluarga,
pla kehidupan sehari-hari. Selanjutnya penulis melakukan pemeriksaan sesuai
dengan standar pelayanan minimal 14 T yaitu menimbang berat badan,
mengukur tekanan darah, menilai status gizi, mengukur tinggi fundus uteri,
melakukan pemeriksaan presentasi kepala dan DJJ, pemberian imunisasi TT
sebanyak 2 kali, pemberian tablet zat besi, test penyakit menular seksual tidak
dilakukan karena sarana dan failitas tidak tersedia, melakukan tata laksana
kasus, dan temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.Pemberian imunisasi
Tetanus toxoid tidak diberikan pada sat pengkajian karena ibu telah
mendapatkan imunisasi TT lengap yaitu TT1 pad umur kehamilan 10minggu
yaitu tanggal 21 september 2015, dan TT2 pada umur 14 minggu yaitu tanggal
11 Desember 2015 , tapi penulis sudah memberikan konseling tentang
pentingnya imunisasi TT untuk dapatmenurunkan angka kemtian bayi karena
infeksi tetanus, dilakukan 2 kali selama hamil.Pemberian tablet zat besi (tablet
tambah darah), Ny. D sudah mengonsumsi sejak usia kehamilan 21 minggu,
walau setiap bulanya kadag-kadang masih ada 4 atau 5 tablet karena Ny. D lupa
meminumnya, dan Ny. D sudah merasakan manfaatnya selama ini. Ny. D tidak
merasa keluhan yang berarti atau mengarah pada tanda bahaya.
105
Penulis dalam melaksanakan asuhan kebidanan Ny.D menemukan
beberapa masalah atau keluhan yang diraskan oleh Ny. D yaitu mengeluh sering
kencing dan cepat merasa lelah. Hal ini merupakan keadaan fisiologis pada
kehamilan trimester III karena bayi sudah masuk pintu atas panggul.Ny. D
melakukan kunjungan antenatal care (ANC) sebanyak 6 kali kunjungan selama
hamil dan berdasarkan program pemerintah ANC dilakukan minimal 4 kali
kunjungan selama hamil. Sedangkan pada pemeriksaan laboratorium dilakukan
pemeriksaan Hb an hasilnya 11 gram %, menunjukan masih batas normal, ini
sesuai dengan teori bahwa Hb normal pada ibu hamil adalah 11 gr%. Protein
urine hasilnya (-), glukosa (-), pemeriksaan Tes sipilis dan HIV/AIDS tidak
dilakukan karena tidak ada indikasi kearah penyakit menular seksual ditandai
dengan tidak adda keluhan keputihan berbau dan gatl serta tiak adanya sarana
dan fasilitas yang tersedia.Selama melaksanakan asuhan antenatal, semua asuhan
yang diberikan pada Ny. D, dpat terlaksana dengan baik, keadaan normal. Ny. D
suami dan keluarga bersifat kooperatif sehingga tidak terjadi kesulitan dalam
memberikan asuhan.
4.2 Persalinan
Kala I
Pada saat usia kehamilan menginjak 39 minggu, Ny. D dan keluarga
datang keklinik bidan, ibu mengeluh mules-mules dan telah mangeluarkan
lender bercampur darah. Menurut referensi tanda-tanda awal persalinan adalah
his yang datang lebih kuat dan teratur, diikuti dengan keluarnya lender
bercampur darah yang menendakan bahwa jalan lahir telah mulai membuka.
Kemudian bidan melakukan pemeriksaan dan ditemukan hasilnya Ny, D benar
telah mengalami proses persalinan.Kala I dimulai dari pembukaan serviks
sampai menjadi lengkap (10 cm) dimana proses ini dibagi dalam 2 fase, yaitu
fase laten (7-8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (6-8 cm)
serviks membuka dari 4-10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.
Pada saat Ny. D datang kerumah bidan pembukaan serviks sudah 5 cm,
portio tipis lunak, ketuban sudah pecah, kepala berada dibidang hodge III dan
106
his kuat. Kurang lebih 2 jam kemudian dilakukan pemeriksaan didapatkan
bahwa kemajuan persalinan Ny. D berlangsung normal dengan hasil pembukaan
serviks 10 cm dan kepala sudah berada di hodge IV.
Kala II
Selama kala II ibu dipimpin meneran ketika ada his dan menganjurkan
ibu untuk minum di sela-sela his, 25 menit kemudian ibu mengatakan bahwa ia
ingin meneran dan sudah ada tanda-tanda persalinan yaitu : adanya dorongan
meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, dan vulva membuka. Kala II
berlangsung selama 25 menit terdapat robekan derajat 1 pada jalan lahir dengan
jumlah darah ± 150 cc.
Kala III
Kala III dimulai dari setelah pengeluaran janin sampai pengeluaran uri
biasanya berlangsung 5-30 menit (mohtar, 2007:97). Segera setelah melakukan
asuhan pada bayi baru ahir, maka manajemen aktif kala III segeraa dilakukan
untuk meminimalkan kejadian kompikasi. Kala III segera selama 10 menit
dengan perdarahan ± 100 cc.
Kala IV
Kala IV adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan uri lahir
untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya atau pardarahan.
Setelah proses persalinan selesai maka bidan mamntau kondisi Ny. D selama 2
jam diantaranya yaitu melakukan pemantauan tanda-tanda vital, perdarahan dan
menilai kontraksi fundus uteri dari hasil pemantauan tersebut didapatkan
keadaan ibu baik secara keseluruhan persalinan Ny. D berlangsung normal
tanpa ada penyulit.
4.3 Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) didefinisikan sebagai periode 6 minggu segera
setelah lahirnya dan mencerminkan periode saat fisiologis ibu, terutama sistem
reproduksi kembali mendekati keadaan sebelum hamildimana pada masa nifas
ini perlu mendapat perhatian lebih karena banyak hal yang dapat terjadi pad
masa nifas ini, yaitu perdarahan dan infeksi.Pengawasan masa nifas berdasarkan
107
program dan kebijakan teknis Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dilakukan untuk
menilai keadan ibu dan bayi baru lahir serta untuk mencegah, mendeteksi, dan
menagani masalah-masalah yang terjadi, dimana bidan harus melakukan
kunjungan dan pengawasan paling sedikti 4 kali yaitu dalam 6-8 jam, 2-6 hari, 2
minggu dan 6 minggu.Dalam hal ini penuis melakukan kunjungan nifas sesuai
dengan program yang ada dan hasilnya masa nifas Ny. D belangsung secara
normal tanpa ada komplikasi seperti adanya perdarahan, sub involusi, maupun
infeksi dan pengeluaran ASI tidak ada masalah. Selama melakukan asuhan
penulis melakukanya sesuai dengan tujuan pengawasan masa nifas diantaranya
menjaga kesehatan bayinya baik fisik maupun psikologi, melaksanakan skrining
yang komprehensif, mendeteksi masalah, memeberikan pendidikan kesehatn
tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui, dan imunisasi pada
bayi sesuai dengan teori. Dari hasil pemantauan tersebut didapatkan keadaan ibu
baik. Secara keseluruhan persalinan Ny. D berlangsung normal tanpa ada
penyulit.
4.4Bayi Baru Lahir
Bayi Ny. D lahir spontan pada tanggal 24 Mei 2016 pukul 11: 30 WIB,
menangis keras dan warna kulit kemerahan, jenis kelamin laki-laki, tidak ada
cacat kongenital, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 33 cm. Asuhan segera yang
dilakukan pada bayi baru lahir adalah bebaskan jalan nafas, mengeringkan bayi,
memotong tali pusat, menjaga kehangatan bayi, pemberian ASI, pencegahan
infeksi, pemberian imunisasi.
Asuhan yang diberikan pada bayi segera setelah lahir yaitu penulis
melakukan penilaian dengan cepat dan hasilnya adalah normal, maka langsung
meletakan bayi di atas perut Ny. D segera mengeringkan, membungkus kepala
dan badan bayi, tali pusat kemudian di jepit dengan klem dan memotongnya.
Setelah itu mengganti kain yang tadi membungkus bayi dengan kain yang bersih
dan kering kemudian dilakukan IMD. Sebagai upaya profilaksis diberikan salep
mata tetracyclin 1 % dn vitamin K untuk mencegah terjadinya perdarahan 1 jam
setelah IMD. 1 jam kemudian bayi dalam keadaan sehat, bayi dapat menyusu
108
pada ibunya dengan baik dan kebersihan bayinya terjaga dengan baik.Asuhan
yang dilakukan penulis dalam setiap kunjungan adalah memberikan konseling
tentang menjaga kehangatan dan kebersihan bayi, pemberian ASI, perawatan tali
pusat, yaitu dilakukan dengan cara membersihkan dan mengeringkan setelah
bayi di mandikan tanpa menggunakan apapun.Setelah melakukan pengkajian
sampai evaluasi asuhan bayi baru lahir mulai dari 2 jam, 6 jam, 2 hari, 6 hari, 2
minggu dan 6 minggu, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa bayi dalam
keadaan sehat tanpa komplikasi apapun.
4.5 KB
Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang
dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk.
Program keluarga berencana oleh pemerintah adalah agar keluarga sebagai unit
terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia
dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang.
Gerakan Keluarga Berencana Nasional Indonesia telah berumur sangat lama
yaitu pada tahun 70-an dan masyarakat dunia menganggap berhasil menurunkan
angka kelahiran yang bermakna.
Perencanaan jumlah keluarga dengan
pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau
penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.
Adapun beberapa jenis alat kontrasepsi, antara lain :
Pil (biasa dan menyusui) yang mempunyai manfaat tidak mengganggu hubungan
seksual dan mudah dihentikan setiap saat. Terhadap kesehatan resikonya sangat
kecil.
Kontrasepsi oral adalah suatu cara pencegahan terjadinya kehamilan dengan cara
pemberian preparat (obat) yang mengandung estrogen dan progesteron sintetik
secara oral.
Mini pil adalah yang mengandung hormone pogesteron dalam dosis
rendah. Minipil pogesteron disebut pil menyusui. Keuntungan pil juga cocok
untuk alat kontrasepsi untuk perempuan sedang menyusui, sangat efektf masa
109
nifas, tidak mengganggu produk ASI, tidak menggangu hubungan seksual,
kesuburan cepat kembali, tidak memberikan efek samping estrogen, dapat
mengurangi disminorhea. Berat badan meningkat disebabkan hormon meningkat
dalam tubuh klien, sangat dianjurkan teratur dan asupan makanan yang
meningkatkan kesehatan ibu.Petunjuk pemakaian minipil, minum teratur, bila
lupa pil KB yang harus diminum menjadi 2 buah. Penilis juga dianjurkan ibu
untuk mengkonsumsi Mini pil KB 1 tabet tiap malam ketika ingin tidur malam,
dan menjelaskan apabila malm ini lupa malam berikut nyan minum 2 buah. Pada
saat penulisan melakukan konseling, Ny D memilih Mini pil, kemudian
dijelaskan tujuan dan manfaat KB
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
110
1. Asuhan Antenatal yang diberikan kepada Ny. D pada umur kehamilan 439 minggu sudah sesuai dengan kebijakan Program pelayanan / Asuhan
Standar Minimal 14 T. Selama kehamilan tidak ada keluhan yang serius,
Ny. D dan janinya dalam keadaan normal.
2. Asuhan Intranatal dari kala I sampai kala IV, dilakukan sesuai dengan
asuhan persalinan normal, tidak ada kesenjangan dalam melakukan
asuhan Intranatal, ibu dan bayi lahir tanpa ada penyulit maupun
komplikasi.
3. Asuhan Kebidanan pada ibu nifas dilakukan kebanyak 6 kali dengan
tujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, mencegah dan
mendetaksi, serta malayani masalah-msalah yang terjadi. Selama
memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas, tidak ditemukan adanya
masalah atau komplikasi.
4. Asuhan bayi baru lahir Ny.D yang dilanjutkan dengan asuhan kebidanan
2 jam, 6 jam, 2 hari, 6 hari, 2 minggu, 6 minggu postnatal tidak
ditemukan masalah ataupun komplikasi.
5. Asuhan Keluarga Berencan dilakukan penjelasan tentang pemilihan KB
dan Ny D melih Mini pil, dan Ny D sudah mengerti tentang KB Mini Pil
5.2 Saran
1. Untuk Institusi Pendidikan
Memeberikan kesempatan untuk memperluas area lahan praktek di
lapangan sehingga diharapkan mahasiswa dapat mahir dan mengenal
banyak kasus di lapangan yang tidak diterangkan dalam bacaan, refrensi
atau literatur yang ada, termasuk yang tidak diberikan di dalam kelas.
2. Untuk Puskesmas
Peningkatan pelayanan harus terus dilakukan dalam upaya meningkatkan
kesehatan masyarakat terutama pada ibu hamil dan bayi untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian. Puskesmas sebaagai
pelaksana teknik Dinas Kesehatan perlu melengkapi sarana pemeriksaan
kehamilan dan laboratorium untuk menyadari bahwa masalah kesehatan,
111
khususnya ibu hamil adalah tanggung jawab tenaga kesehatan untuk
mendeteksi dini kemungkinan kegawat daruratan.
3
Untuk Klien
Diharapkan dapat dijadikan sebagai pengalaman dan pembelajaran untuk
kehamilan-kehamilan berikutnya.
Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN
INFORMED CONSENT
112
Dengan ini saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
: Ny. D
Umur
: 28 Tahun
Pekerjaan
: Tidak Bekerja
Alamat
: Klambir V Kampung Medan
Menyatakan dengan sesungguhnya setuju menjadi klien dalam
penatalaksaan Asuhan Kebidanan yang meliputi Asuhan Keamilan, Asuhan
Persalinan, Asuhan Nifas dan Asuhan Bayi Baru Lahir yang kemudian akan
disusun sebagai Laporan Studi Kasus dalam rangka menyelesaikan pendidikan
pada Program Diploma Kebidanan Akbid Audi Husada Medan.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Medan,
Juli 2016
Mahasiswa,
( Pasien )
( DAHNIAR )
(Ny.D)
Lampiran 2
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik
: Asuhan Kebidanan pada Kehamilan
113
Sub Pokok Bahasan
: Tanda Bahaya Kehamilan
Waktu
: 16.00 WIB
Sasaran
: Ny. D
Tanggal
: 12 Januari 2016
Tempat
: BPS
A. Tujuan Umum
Agar klien dapat mengetahui dan mengerti tentang tanda-tanda bahaya
kehamilan.
B. Tujuan Khusus
Setelah melakukan penyuluhan, diharapkan klien dapat :
1. Mengetahui pengertian tanda bahaya kehamilan.
2. Menyebutkan macam-macam tanda bahaya kehamilan.
C. Metode
Ceramah
Tanya jawab
C. Materi
Terlampir.
MATERI PENYULUHAN
TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN
Tanda bahaya pada kehamilan meliputi :
1. Perdarahan
114
a. Perdarahan pada ibu hamil muda dapat menyebabkan kegugura.
b. Perdarahan pada hamil tua dapat membahayakan keselamatan ibu dan
janin.
2. Bengkak di kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala disertai kejang.
3. Demam tinggi, biassanya disebabkan infeksi atau malaria yang dapat
membahayakan keselamatan ibu dan menyebabkan keguguran atau
melahirkan premature.
4. Keluar air ketuban sebelum waktunya, tanda adanya gangguan kehaamilan
dan dapat membahayakan bayi dalam kandungan.
5. Gerakan janin berkurang atau tidak bergerak
6. Muntah terus menerus dan tidak nafsu makan.
Lampiran 3
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik
: Intra Natal Care (INC)
Sub Pokok Bahasan
: Persiapan Persalinan
115
Waktu
: 14.00 WIB
Sasaran
: Ny. D
Tanggal
: 10 Februari 2016
Tempat
: Rumah pasien
A. Tujuan Umum
Setelah
mendapatkan
penyuluhan,
ibu
diharapkan
mengetahui
dan
memahami tentang persiapan persalinan.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ibu diharapkan mampu :
1. Mengetahui pengertian persalinan.
2. Menegtahui tentang persiapan persalinan
3. Mengerti tanda-tanda persalinan
C. Metode
Ceramah
Tanya jawab
D. Materi
Terlamp.
MATERI PENYULUHAN
PERSIAPAN PERSALINAN
A. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui
jalan lain,dengan bantuan atau tanpa bantuan. (Manuaba, 2010).
B. Persiapan Persalinan
116
Agar persalinan Anda berjalan lancar dan tidak lagi perlu khawatir terhadap
apa dan bagaimana persiapan selama persalinan berjalan, tidak ada salahnya jika
jauh-jauh hari Anda mempersiapkan kebutuhan persalinan tersebut. Berikut
beberapa hal yang wajib untuk Anda fikirkan dan Anda persiapkan ;
1. Membuat rencana persalinan, meliputi :
a. Tempat persalinan
b. Memilih tenaga kesehatan terlatih
c. Bagaimana cara menghubungi tenaga kesehatan terlatih tersebut
d. Bagaimana transportasi yang bisa digunakan untuk ke tempat persalinan
tersebut
e. Siapa yang akan menemani persalinan
f. Berapa biaya yang dibutuhkan, dan bagaimana cara megumpulkannya
g. Siapa yang kan menjaga keluarganya jika ibu melahirkan
2. Membuat rencana pembuatan keputusan jika kegawat daruratan pada saat
pembuatkeputusan utama tidak ada
a. Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga
b. Siapa yang akan membuat keputusan jika si pembuat keputusan utama
tidak ada saat terjadi kegawat daruratan
3. Mempersiapkan transportasi jika terjadi kegawat daruratan
a. Dimana ibu akan melahirka
b. Bagaimana cara menjangkaunya
c. Kemana ibu mau dirujuk
d. Bagaimana cara mendapatkan dana
e. Bagaimana cara mencari donor darah
4. Membuat rencana atau pola menabung
a. Tabungan ibu bersalin
5. Mempersiapkan barang-barang yang diperlukan untuk persalinan
C. Tanda-Tanda Persalinan
1. Sakit pada panggul dan tulang belakang.
117
Ibu akan merasakan sakit berlebih pada panggul dan bagian tulang belakang.
Rasa sakit ini disebabkan oleh pergeseran dan pergerakan janin yang mulai
menekan tulang belakang.
2. Keluar lendir kental bercampur darah.
Mulai keluar cairan lendir kental sedikit lengket. Lendir ini dapat bercampur
darah bila leher rahim dalam proses membuka. Sebaiknya ibu segera
berangkat ke rumah sakit dengan membawa perlengkapan menginap yang
sudah disiapkan sebelumnya.
3. Pecah ketuban.
Muncul air ketuban dari vagina, bisa berupa rembesan basah di celana atau
mengucur deras sampai ke kaki . Segeralah ke rumah sakit untuk
mendapatkan pertolongan secepatnya.
4. Kontraksi rahim.
Ibu akan mengalami kontraksi rahim yang berturutan selama 5 menit dan
tidak hilang dalam 1 jam. Bedakan dari kontraksi palsu yang biasanya datang
secara tiba-tiba dan langsung hilang.
5. Rahim membuka.
Persalinan ditandai dengan membukanya rahim, mulai bukaan 1 sampai 10.
Fase bukaan ini secara medis diartikan berapa cm ukuran pembukaan pada
mulut rahim. Bukaan ke-1, artinya mulut rahim telah membuka 1 cm,
sedangkan bukaan sempurna ditandai dengan membukanya mulut rahim
selebar 10 cm sehingga dapat dilewati oleh kepala bayi
Lampiran 4
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik
: Asuhan Pelayanan Kebidanan Post Partum
Sub Pokok Bahasan
: Tanda Bahaya Nifas
Waktu
: 16.00 WIB
Sasaran
: Ny. D
Tanggal
: 24 Mei 2016
118
Tempat
: BPS
A. Tujuan Umum
Agar klien dapat mengetahui dan mengerti tentang tanda-tanda bahaya nifas.
B. Tujuan Khusus
Setelah melakukan penyuluhan, diharapkan klien dapat :
1. Mengetahui pengertian nifas.
2. Mengetahui tanda-tanda bahaya nifas.
D. Metode
Ceramah
Tanya jawab
E. Materi
Terlampir
MATERI PENYULUHAN
POST PARTUM
A. Pengertian
Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat
kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6
minggu atau 40 hari Masa nifas (puerperium) adalah pulih kembali, mulai dari
119
persalinan selesai sampai alat – alat kandung kembali seperti pra hamil.
Lamanya masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu.
B. Tanda-tanda Bahaya Masa Nifas
Tanda bahaya pada masa nifas yang harus diketahui ibu, diantaranya :
1. Perdarahan dan pengeluaran yang abnormal
2. Sakit dari abdomen atau punggung,
3. Sakit kepala terus-menerus, pandangan kabur
4. Nyeri ulu hati, bengkak pada ekstermitas
5. Demam, muntah, sakit saat BAK, perubahan pada payudara
6. Nyeri dan kemerahan pada betis, depresi postpartum.
Lampiran 5
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik
: Metode kontrasepsi
Waktu
: 16.00 WIB
Sasaran
: Ny. D
Tanggal
: 10 juni 2016
120
Tempat
: Rumah pasien
A. Tujuan Umum
Setelah
mendapatkan
penyuluhan,
ibu
diharapkan
mengetahui
dan
memahami tentang metode kontrasepsi.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ibu diharapkan mampu :
3. mengetahui pengertian kontrasepsi.
4. menegtahui tentang manfaat, kerugian dan kontra indikasi alat
kontrasepsi.
5. menyebutkan macam-macam kontrasepsi.
6. dapat memilih metode kontrasepsi yang akan digunakan.
C. Metode
Ceramah
Tanya jawab
E. Materi
Terlampir.
MATERI PENYULUHAN
KELUARGA BERENCANA
Penjarangan kehamilan dilakukan dengan pemberian obat, pemasangan alat,
dan tindakan bedah. Program Keluarga Berencana sangat dianjukan untuk
pasangan suamu istri yang mempunyai :
121
a. Keinginan untuk mencegah kehamilan dengan alasan-alasan pribadi
b. Keinginan untuk menjarangkan kehamilan
c. Keinginan untuk membatasi jumlah anak
d. Alasan kesehatan
Manfaat Keluarga Berencana dari segi kesehatan bagi keluarga adalah :
a. Dengan mengatur jumlah dan jarak kelahiran, ibu dapat meningkatakan
kesehatanya, baik fisik, mental, maupun sosial.
b. Memberikan kesmpatan pada suami untuk meningkatkan atau memperbaiki
ksehatan fisik, mental dan sosial.
c. Memberikan kesempatan pada anak-anak untuk tumbuh dengan wajar dan
memperoleh pendidikan, perhatian, pemeliharaan, kecukupan, makanan serta
memperoleh perkembangan mental dan sosial
Kontrasepsi yand dipilih oleh Ny. D adalah Kb suntik 3 bulan. Metode KB ini
dilakukan dengan cara menyuntikan hormone pencegahan kehamilan pada ibu
yang masih subur. Obat ini hanya berisi hormone progesterone dengan interval
diberikan 12 minggu sekali.
a. Keuntungan
KB ini sangat tepat untuk ibu yang sedang menyusui karena tidak
mempengaruhi produksi ASI.
b. Kerugian
perdarahan terjadi secara teratur dan tidak mendapat haid dalam waktu yang
lama.
c. kontra-indikasi
1. wanita yang menderita tumor, terutama tumor ganass pada payudara atau
kelamin.
2. Varises yang luas, lading pembuluh darah atau kelainan perdarahan
jantung.
122
3. Penyakit hati (hepar)
4. Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya.
d. efek saamping
1. Gangguan haid berupa spotting, perdarahan yang tidak teratur, amenorrhea
2. Berat badan bertambah
3. Cenderung ada penigkatan gula darah
4. Keluhan lain berupa mua, muntah, sakit kepala, panas, dingin, pegal-pegal
dan nyeri perut.
DAFTAR PUSTAKA
Datta, Monika. 2007. Panduan Praktis Kehamilan dan Melahirkan, Jakarta :
Pengurus IBI Pusat
Depkes RI. 2007. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR
Dinkes Kabupaten Indramayu, 2009. Laporan Kematian Ibu dan Bayi
Dunstall, Melvyn, 2010. Anatomi Dan fisiologi Untuk Bidan. Jakarta :EGC.
IBI. 2006. Catatan Tentang Perkembangan Dalam Praktek Kebidanan. Jakarta
Cetakan Ke VI-APRIL 2006
Manuaba, IBG. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
Manuaba, IBG. 2010. Penyakit Kandungan Dan KB Untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta : EGC
Mira, Dwi. 2009. Buku Ajar Biologi Reproduksi. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono, 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Prawirohardjo, Sarwono, 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Jakarta : Depkes RI
123
Sarwono Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta :
Salemba Medika.
Saifuddin, AB, 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Salmah, S.Kp, M.Kes. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta : EGC
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.
Yogyakarta : Sulistyawati Ari
Varney, Helen. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
Varney, Helen. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
Whalley, Janet. 2007. Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, Dan Bayi.
Jakarta : ARCAN.
124
Download