BAB I PENGDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Develoment Goals/MDG’s 2000) untuk tahun 2015, diharapkan AKI menurun dari 228 pada tahun 2007 menjadi 102/100 ribu KH dan AKB menurun dari 34 pada tahun 2007 menjadi 23/1000 KH. Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat komplikasi kehamilan dan kelahiran anak. Pada tahun 2013 lebih dari 289.000 perempuan meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan (WHO, 2014). Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, AKI tercatat 359/100 ribu KH. Tercatat kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang tercatat 228/100 ribu KH. Angka Kematian Ibu dan bayi di Provinsi Sumatera Utara masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan provinsi lainnya di Indonesia. Provinsi Sumatera Utara menjadi provinsi yang ke 6 dengan AKI tertinggi di Indonesia. Berdasarkan laporan dari profil kab/kota AKI maternal yang dilaporkan di Sumatera Utara tahun 2012 hanya 106/100 ribu KH, namun ini belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk (SP) 2010, AKI di Sumatera Utara sebesar 328/100 ribu KH, angka ini masih cukup tinggi bila dibandingkan dengan angka nasional hasil SP 2010 sebesar 259/100 ribu KH. Cakupan kunjungan K4 ibu hamil di Sumatera Utara sejak tahun 2007 mengalami kenaikan dari 77,95% menjadi 85,92% ditahun 2012, namun Periode persalinan merupakan salah satu periode yang mengandung risiko bagi ibu hamil apabila mengalami komplikasi yang dapat meningkatkan resiko kematian ibu dan kematian bayi (Profil Kesehatan Indonesia, 2010). Cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menunjukkan kecendrungan peningkatan, yaitu 1 dari 77,95% pada tahun 2003 meningkat menjadi 88,78% pada tahun 2012, angka ini juga belum mampu mencapai target SPM bidang kesehatan yaitu 90% pada tahun 2015 Pada tahun 2012, rata-rata cakupan pelayanan ibu nifas di provinsi Sumatera Utara sudah mencapai 87,39%, angka ini hanya mengalami peningkatan sebesar 0,19% dibandingkan tahun 2011 yaitu 87,10%. Dengan besar peningkatkan tidak sampai 1% setiap tahun, sangat dikhawatirkan Sumatera Utara tidak mampu mencapai target SPM bidang kesehatan yaitu 90% pada tahun 2015. Berdasarkan laporan profil kesehatan kab/kota, dari 259.320 bayi lahir hidup terdapat 1.970 bayi meninggal sebelum usia 1 tahun. Berdasarkan angka ini, diperhitungkan AKB di Sumatera Utara hanya 7,6/1.000 KH pada tahun 2012. Rendahnya angka ini mungkin disebabkan karena kasus-kasus yang terlaporkan adalah kasus kematian yang terjadi di sarana pelayanan kesehatan, sedangkan kasus-kasus kematian yang terjadi di masyarakat belum seluruhnya terlaporkan. Keberhasilan program keluarga berencana (KB) diukur dengan beberapa indikator, diantaranya proporsi peserta KB Baru menurut metode kontrasepsi, persentase KB Aktif terhadap jumlah pasangan usia subur (PUS) dan persentase baru metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Sampai tahun 2012, berdasarkan data pada profil kesehatan kab/kota , jumlah peserta KB baru adalah sebesar 19,44% mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 yaitu 14,08%, tahun 2010 yaitu 17,05% dan tahun 2009 yaitu 14,58%. Kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, tekanan darah yang tinggi saat hamil (eklampsia), infeksi, persalinan macet dan komplikasi keguguran. Sedangkan penyebab langsung kematian bayi adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan kekurangan oksigen (asfiksia). Penyebab tidak langsung kematian ibu dan bayi baru lahir adalah karena kondisi masyarakat seperti pendidikan, sosial ekonomi dan budaya. Kondisi geografi serta keadaan sarana pelayanan yang kurang siap ikut memperberat permasalahan ini. Beberapa hal tersebut mengakibatkan kondisi 3 terlambat (terlambat mengambil keputusan, terlambat 2 sampai di tempat pelayanan dan terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat) dan 4 terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak, terlalu rapat jarak kelahiran). Keterlambatan pengambilan keputusan di tingkat keluarga dapat dihindari apabila ibu dan keluarga mengetahui tanda bahaya kehamilan dan persalinan serta tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasinya di tingkat keluarga. Salah satu upaya penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi adalah Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Menurut Depkes tahun 2010, Kementerian Kesehatan telah melakukan berbagai upaya percepatan penurunan AKI dan AKB antara lain mulai tahun 2010 meluncurkan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) ke Puskesmas di Kabupaten/ Kota yang difokuskan pada kegiatan preventif dan promotif dalam program Kesehatan Ibu dan Anak. Berdasarkan hasil survei yang telah saya lakukan kepada ibu Andini dengan usia kehamilan 28 minggu, maka saya tertarik melakukan asuhan kebidanan secara berkesinambungan (continuity care) mulai dari masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa interval serta perawatan bayi baru lahir serta melakukan pendokumentasian kebidanan yang telah dilakukan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB. 1.2 Identifikasi ruang lingkup asuhan Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah yang berkaitan dengan masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa interval dan asuhan bayi baru lahir serta melakukan pendokumentasian kebidanan yang telah dilakukan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Memberikan asuhan kebidanan secara continuity care pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan. 3 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil 2. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin 3. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas 4. Melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 5. Melakukan asuhan kebidanan pada keluarga berencana (KB) 6. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB 1.4 Manfaat 1.4.1 Bagi Penulis Untukmeningkatkan pengalaman, wawasan dan pengetahuan mahasiswi dalam memberikan asuhan kebidanan secara berkesinambungan (continuity care) pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana. 1.4.2 Bagi Klinik Sebagai bahan masukan/informasi mengenai pengetahuan tentang asuhan kebidanan secara berkesinambungan (continuity care) pada hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana. 1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan kajian meningkatkan ilmu pengetahuan bagi peserta didik. 1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya Untuk meningkatkan pengalaman dan wawasan dalam melakukan penelitian serta dapat memahami tentang asuhan kebidanan secara berkesinambungan (continuity care) pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana. 4 ibu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KEHAMILAN Hamil adalah suatu masa dari mulai terjadinya pembuahan dalam rahim seorang wanita terhitung sejak hari pertama haid terakhir sampai bayinya dilahirkan. Kehamilan terjadi ketika seorang wanita melakukan hubungan seksual pada masa ovulasi atau masa subur (keadaan ketika rahim melepaskan sel telur matang), dan sperma (air mani) pria pasangannya akan membuahi sel telur matang wanita tersebut. Telur yang telah dibuahi sperma kemudian akan menempel pada dinding rahim , lalu tumbuh dan berkembang selama kira-kira 40 minggu (280 hari) dalam rahim dalam kehamilan normal. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lama hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Dibagi menjadi 3 bagian ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan triwulan pertama (sebelum 14 minggu), kehamilan triwulan kedua (antara 14-28 minggu), kehamilan triwulan ketiga (antara 28-36 minggu atau sesudah 36 minggu) 2.1.1 Konsep Dasar Kehamilan Tanda-tandakehamilan Terlambat menstruasi, mual-mual, perubahan selera makan dan lebih menyukai makanan-makanan tertentu, perubahan-perubahan pada payudara, sering kencing, kelelahan, bertambahnya dischange (lendir) di vagina. 1. Tanda kehamilan yang tidak pasti (uncertain signs) Walaupun ada, tidak berarti pasti hamil, namun pada orang hamil tanda ini pasti ada. Untuk tanda kehamilan tidak pasti ini, dikenal juga dengan istilah probable signs dan presumptive signs. Probable signsmerupakan gejala yang bersifat subjektif dan hanya dapat dirasakan pasien, sedangkan presumptive 5 signs merupakan tanda yang bersifat objektif yakni dapat diukur, diperiksa, dan dilihat oleh pemeriksa. Adapun yang termasuk uncertain signs adalah : a. Amenorrhea Tidak ada haid/terlambat haid pada wanita usia subur. Terlambat haid juga dapat terjadi pada kondisi stress, pemakaian obat-obatan, penyakit kronis atau gangguan kelenjar hipofisis-hipotalamus. b. Mual (nausea) dan muntah (vomitus) Mual dan muntah disebabkan karena adanya peningkatan kadar hormon hCG dari plasenta dan karena motilitas lambung menurun akibat meningkatnya kadar hormon progesterone dalam darah. c. Mastodinia Rasa kencang dan nyeri pada payudara yang disebabkan oleh payudara membesar. Pembesaran payudara disebabkan oleh stimulasi hormon estrogen, progesterone, hormon plasenta laktogen (HPL), dan sedikit prolaktin. Mastodinia dapat pula terjadi pada masa pra-menstruasi. d. Quickening Persepsi gerakan janin yang pertama kali dirasakan oleh ibu. 18 minggu pada multigravida, 20 minggu pada primigravida. Ada yang disebut dengan pseudocysis yaitu keadaan dimana seorang wanita mengalami hamil palsu. e. Poliuria Frekuensi miksi bertambah terutama pada waktu malam hari. Keluhan ini disebabkan karena uterus yang membesar mendesak vesica urinaria sehingga daya tampung vesica urinaria berkurang. f. Konstipasi Ini terjadi karena pengaruh progesteron yang menyebabkan relaksasi otot polos usus, menyebabkan tonus otot polos berkurang, sukar kontraksi sehingga sukar BAB. 6 g. Perubahan Berat Badan Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan karena mual dan muntah dan nafsu makan berkurang. Setelah lebih dari 3 bulan berat badan mulai meningkat karena nafsu makan makin baik. h. Suhu Basal Meningkat Suhu basal adalah suhu yang diukur pada pagi hari sebelum melakukan aktivitas. Pada orang normal suhu basal berada pada kisaran 36,5-370C, pada saat ovulasi terjadi kenaikan sebesar 0,50C. Jika terjadi kehamilan, sesudah ovulasi suhu tetap tinggi terus antara 37,2-37,80C (selama lebih dari 3 minggu). Kenaikan suhu basal ini disebabkan karena efek thermogenik progesteron. i. Pigmentasi Muncul pada minggu ke-16 kehamilan. Terjadinya pigmentasi disebabkan karena stimulasi MSH (Melanocyte Stimulating Hormone). Pigmentasi ditandai dengan : 1. Cloasma Gravidarum : deposit pigmen yang berlebihan pada pipi, hidung dan dahi 2. Pada areola dan papilla mamae warna kulit menjadi lebih hitam 3. Striae gravidarum : perubahan warna seperti jaringan parut pada kulit daerah abdomen , garis-garis hitam (linea nigra). Kadang-kadang terjadi teleangiektasia karena pengaruh estrogen yang tinggi. j. Perubahan Mammae Akibat stimulasi hormon Prolaktin dan HPL, sehingga dengan pemijatan ringan dapat mengeluarkan kolostrum pada usia kehamilan > 16 minggu. k. Perubahan pada Organ Pelvis 1. Livide (kebiruan) pada cerviks uteri dan dinding vagina. Karena sirkulasi bertambah tetapi aliran balik berkurang sehingga terjadi bendungan vena pada bulbus vestibule vagina (Chadwick sign : dinding vagina kebirubiruan), demikian halnya dengan dinding vagina bagian dalam juga mengalami hal serupa (Jacquimier’s sign). 7 a. Munculnya Heggar’s sign yaitu perlunakan daerah isthmus uteri atau segmen bawah rahim sehingga daerah tersebut pada penekanan mempunyai kesan lebih tipis dan uterus mudah difleksikan.Tanda ini mulai terlihat pada minggu ke-6 dan menjadi nyata pada minggu ke-7 sampai dengan minggu keb. Munculnya Ladin’s sign yaitu suatu pelembutan atau perlunakan yang terjadi pada daerah cervicouterine junction atau bagian tengah dinding uterus bagian dalam. c. McDonald’s sign yaitu fundus uteri menjadi lebih mudah untuk difleksikan dari bagian cervix yang biasanya terjadi pada minggu ke-7 sampai 8 kehamilan. d. Goodell’s sign yaitu pelembutan atau perlunakan pada bagian cerviks uteri e. Terjadinya pelembutan atau perlunakan yang tidak merata pada tempat terjadinya implantasi (Vorn Fernwald’s sign) atau jika tempat implantasinya di daerah cornu uteri maka akan terjadi pembesaran asimetris pada tempat implantasinya dan kemudian menimbulkan perlunakan dengan pemeriksaan toucher (Piscasek’s sign) 2. Pembesaran perut Nyata setelah minggu ke-6 karena pada saat ini uterus telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi organ rongga perut. m. Epulis Di bawah pengaruh estrogen dan progesteron, gusi mengalami pembengkakan sehingga mudah berdarah. 2. Tanda kehamilan pasti (certain signs) Kalau ada tanda ini dipastikan hamil, sedangkan kalau tidak ada pasti tidak hamil. Adapun tanda kehamilan pasti antara lain : a. Adanya denyut jantung janin (DJJ) Adanya DJJ dapat diketahui sebagai berikut : 1. Stetoskop Laennec pada minggu ke-17 sampai 18 2. Stetoskop ultrasonik/Doppler pada minggu ke-12 8 3. USG pada minggu ke-7 sampai ke-8 4. Fetal EKG, dapat direkam pada minggu ke-12 b. Pemeriksaan USG (ultrasonografi) Pada minggu ke-6 sampai ke-7 dapat dilihat gestasional sac, minggu ke-7 sampai 8 dilihat dan didengar DJJ, minggu ke-8 sampai 9 dilihat gerakan janin, minggu ke-9 sampai 10 dilihat plasenta, dan pada minggu ke-12 sudah dapat diukur diameter biparietal kepala janin untuk menentukan HPL c. Palpasi Yang harus ditentukan adalah outlet janin , biasanya menjadi jelas setelah minggu ke-22. d. Rontgenografi Gambaran tulang-tulang janin tampak setelah minggu ke-12 sampai minggu ke-14. Pemeriksaan ini dilakukan hanya atas indikasi yang mendesak sekali janin sangat peka terhadap sinar X. e. Tes Laboratorium Yang paling popular adalah tes inhibisi koagulasi yaitu mendeteksi adanya hCG yang dibentuk oleh sinsitiotrofoblas dalam urin. Tes deteksi hCG yang terkenal adalah PP test. 3. Perubahan endokrin pada kehamilan Perubahan fisiologi pada kehamilan dikendalikan oleh perubahan sekresi hormon. a. Progesteron Corpus Luteum pada ovarium menyediakan progesteron sampai usia kehamilan 10 minggu. Setelah itu produksi progesteron plasenta mendominasi sistem ibu. Progesteron aktif di dalam uterus, dimana progesteron memelihara bagian desidua uterus dan merelaksasi otot polos miometrium. Progesteron juga memiliki efek perifer pada otot polos vaskuler dan organ lain harus beradaptasi terhadap kebutuhan saat kehamilan b. Estrogen Estrogen utama dalam kehamilan adalah estriol. Pada awal kehamilan, kadar estron dan estradiol meningkat, tetapi kadar estriol belum meningkat sampai 9 minggu ke-9. Estrogen memiliki efek merangsang pertumbuhan, dan secara mencolok mendorong pertumbuhan endometrium. Estrogen juga merangsang retensi cairan dan meningkatkan kemampuan jaringan ikat menahan air dengan mempengaruhi komposisi jaringan tersebut. c. Human Chorionic Gonadotropin (hCG) hCG mula-mula diproduksi oleh sel lapisan luar blastokista yang kemudian sel ini berdiferensiasi menjadi trofoblas, dan kemudian menjadi plasenta. Sinsitiotrofoblas yang berkembang dari trofoblas terus menghasilkan hCG. Pembentukan hCG maksimal pada 60-90 hari, kemudian turun ke kadar rendah yang menetap selama kehamilan. d. Human Placental Lactogen (hPL) hPL merupakan hormon protein yang diproduksi secara eksklusif oleh plasenta. Seiring dengan penurunan kadar hCG, terjadi peningkatan sekresi hPL. hPL bersifat antagonistik terhadap insulin dan menyebabkan peningkatan glukosa darah (hiperglikemik). Efek diabetogenik hPL menyebabkan perubahan metabolisme glukosa dan lemak yang menguntungkan bagi janin. e. Relaksin Hormon ini mungkin disintesis di ovarium dan disimpan dalam plasenta. Kadar relaksin paling tinggi pada trimester I kehamilan. Relaksin memiliki peran dalam pelunakan ligamentum elastik tulang-tulang pelvis dan telah digunakan secara klinis pada pematangan serviks selama induksi kehamilan. f. Hormon adrenal dan hipofisis Ukuran dan aktivitas kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan. Estrogen merangsang pembentukan kortisol oleh adrenal dengan menghambat metabolisme kortisol. Peningkatan kadar kortisol dalam darah dapat menimbulkan efek positif pada penyakit tertentu seperti artitis reumatoid dan ekzema. g. Hormon Tiroksin Estrogen, hCG dan perubahan fungsi hepar dan ginjal menyebabkan kadar T3 dan T4 dan globulin pengikat tiroksin (tiroksin binding globulin) berubah. 10 Keadaan hamil menjadi mirip dengan kondisi hipertiroidisme pada beberapa aspek misalnya terjadi peningkatan suhu tubuh, peningkatan nafsu makan, dan peningkatan rasa lelah. 4. Perubahan anatomis dan fisiologis sistem reproduksi a. Uterus Intinya uterus mengalami peningkatan ukuran dan perubahan bentuk. Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Endometrium menebal menjadi desidua. Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan dan progesteron berperan untuk elastisitas atau kelenturan uterus sehingga menyebabkan relaksasi. b. Decidua Decidua adalah nama yang diberikan kepada endometrium selama kehamilan. Progesteron dan estrogen pada awalnya diproduksi oleh corpus luteum yang menyebabkan decidua menjadi lebih tebal, lebih vaskuler, dan lebih kaya di fundus. Saat placenta telah terbentuk, maka plasenta dapat menghasilkan hormon sendiri dan corpus luteum tidak lagi dipertahankan oleh hCG yang dihasilkan sel sinsitiotrofoblas. c. Miometrium Estrogen berperan penting dalam pertumbuhan otot di dalam uterus. Pada usia kehamilan 8 minggu, uterus mulai menghasilkan gelombang kecil dari kontraksi yang dikenal sebagai kontraksi Braxton Hicks. Pada umumnya kontraksi ini tanpa rasa sakit walaupun beberapa wanita mengeluhkan nyeri dengan intensitas rendah. d. Serviks Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon estrogen. Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka serviks mengandung lebih banyak jaringan ikat, hanya 10% jaringan otot. Dibawah pengaruh hormon progesteron, sel epitel kelenjar yang terdapat di sepanjang canalis cervisis uteri menghasilkan secret sehingga membentuk suatu penyumbatan serviks yang disebut operculum atau mucous plug sehingga melindungi cavum uteri dari infeksi. 11 e. Vagina Estrogen menyebabkan perubahan di dalam lapisan otot dan epitel vagina, lapisan otot-otot sekitar vagina juga hipertrofi, sehingga beberapa ligamentum sekitar vagina menjadi lebih elastis. Dibawah pengaruh estrogen, epitel kelenjar sepanjang vagina aktif mengeluarkan sekret sehingga memberi gambaran seperti keputihan (leucorrhoea). f. Ovarium Pada permulaan kehamilan masih terdapat corpus luteum graviditas sampai terbentuk plasenta pada kira-kira 16 minggu kehamilan. a. Mammae Payudara akan membesar dan tegang akibat stimulasi hormon somatomammotropin, estrogen, dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Estrogen menimbulkan hipertrofi sistem saluran (ductus dan ductulus), sedangkan progesteron menambah sel-sel asinus (alveolus) pula dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel, sehingga terjadi perubahan kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin. Papilla mammae (putting susu) akan membesar, lebih tegak, dan tampak lebih hitam, seperti seluruh areola mammae karena hiperpigmentasi dibawah stimulasi MSH 5. Lama kehamilan Jika siklus menstruasi anda rata-rata 28 hari, maka masa pembuahan terjadi sekitar hari ke-14 dan bukan merupakan hari pertama kehamilan anda. Skala waktu ini menunjukkan bahwa kehamilan, yang sebenarnya berlangsung sekitar 266 hari sejak pembuahan, terjadi selama 40 minggu atau 280 hari (Stoppart, 2011). Berikut ini adalah perubahan-perubahan yang dialami oleh ibu dan janin di dalam kandungan mulai dari Trimester III (TM-III) a. Minggu ke-28 Kulit pada perut anda menjadi sangat tegang dan tipis, serta terlihat amat kencang. Kepala janin anda kini menjadi lebih kecil dibandingkan dengan tubuhnya. Lemak mulai menumpuk 12 dan sebuah zat lemak, yakni vernix, menutupi kulit janin anda, sehingga ia tidak lembab di dalam cairan amnionnya. Panjang janin 37 cm (14 in), dan beratnya 900 gram. b. Minggu ke-32 Anda akan merasa sangat lelah dan sulit bernafas. Gerakan-gerakan janin dapat dirasakan dan dilihat dengan jelas dengan USG. Ketika rahim naik, anda mungkin akan merasakan sakit di tulang rusuk bagian bawah karena janin dan rahim menekan ke atas di bawah diafragma. Pusar anda akan terlihat rata dengan permukaan perut dan linea nigraakan tampak jelas menggurat ke bawah pada perut anda. Janin telah terbentuk sempurna dan dalam kebanyakan kasus, posisi kepala berada di bawah. Plasenta mencapai kematanganya. Panjang janin 40,5 cm (16 in), dan beratnya 1,6 kg. c. Minggu ke-36 Kepala janin akan menekan-nekan. Tekanan-tekanan ini akan meredakan masalah pernafasan, tetapi mungkin anda akan merasakan sakit di sekitar panggul. Urin kembali bertambah banyak. Naluri keibuan menjadi sangat kuat. kontraksi braxton hicks (gerakan-gerakan lemah yang tidak menyakitkan selama kehamilan). Payudara anda tidak akan membesar sampai ASI keluar setelah anda melahirkan. Janin sudah turun ke bawah. Selaput pelangi mata janin kini berwarna biru. Kuku-kuku jari sudah tumbuh sampai di ujung jari. Panjang janin 46 cm (18 in), dan beratnya 2,6 kg. d. Minggu ke-40 Kepala janin sudah di dalam posisi sangat ke bawah. Gerakan-gerakan janin menurun karena ruangan rahim menjadi sempit, tetapi pukulan tangan dan tendangan kaki yang kuat masih dapat dirasakan. Panjang janin sekitar 51 cm (20 in), dan beratnya rata-rata 3,4 kg. Pada janin laki-laki, nuah pelir sudah turun.Berikut adalah tabel yang menunjukkan perubahan fisiologis tinggi fundus uteri (TFU) dengan menggunakan pita sentimeter Mc. Donalds dan dengan menggunakan palpasi leopold: 13 Tabel 2. 1 Perubahan TFU dalam Kehamilan No. 1 2 3 4 5 6 Tinggi Fundus Uteri (cm) 12 16 20 24 28 32 7 8 36 40 Tinggi Fundus Uteri (Leopold) 3 jari atas simfisis Pertengahan pusat dan simfisis 3 jari bawah pusat Sepusat 3 jari atas pusat Pertengahan pusat danprocessus xifoideus (px) 1-2 jari bawah px 2-3 jari bawah px Umur Kehamilan (minggu) 12 16 20 24 28 32 36 40 6. Kebutuhan ibu hamil Berikut adalah kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan ibu semasa hamil TMIII : a. Oksigen Seorang ibu hamil sering mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini disebabkan karena diafragma tertekan akibat membesarnya rahim. Kebutuhan oksigen meningkat 20%. Ibu hamil sebaiknya tidak berada ditempat-tempat yang terlalu ramai dan penuh sesak, karena akan mengurangi masukan oksigen. b. Nutrisi Kebutuhan energi pada kehamilan trimester 1 memerlukan tambahan 100 kkal/hari (menjadi 1900-2000 kkal/hari). Selanjutnya pada trimester II dan III, tambahan energi yang dibutuhkan meningkat menjadi 300 kkal/hari, atau sama dengan mengkonsumsi tambahan 100gr daging ayam atau minum 2 gelas susu sapi cair. Idealnya kenaikan berat badan sekitar 500gr/minggu. Kebutuhan makan ibu hamil dengan berat badan normal per hari. c. Personal Hygiene Sebaiknya ibu hamil mandi, gosok gigi dan ganti pakaian minimal 2 x sehari, menjaga kebersihan alat genetalia dan pakaian dalam, menjaga kebersihan payudara. d. Pakaian 14 Longgar, nyaman, dan mudah di pergunakan, gunakan kutang/ BH dengan ukuran sesuai ukuran payudara dan mampu menyangga seluruh payudara, Tidak memakai sepatu tumit tinggi, sepatu berhak rendah, baik untuk punggung dan postur tubuh dan dapat mengurangi tekanan pada kaki. e. Eliminasi Ibu hamil akan sering ke kamar mandi terutama saat malam hingga menganggu tidur, sebaiknya intake cairan sebelum tidur di kurangi, gunakan pembalut untuk mencegah pakaian dalam yang basah dan lembab sehingga memudahkan masuk kuman, setiap habis BAB dan BAK cebok dengan baik. f. Seksual Pilih posisi yang nyaman dan tidak menyebabkan nyeri bagi wanita hamil, sebaiknya menggunakan kondom karena prostatglandin yang terdapat dalam semen bisa menyebabkan kontraksi, lakukanlah dalam frekuensi yang wajar 2 sampai 3 kali seminggu. g. Mobilisasi dan Body Mekanik Melakukan latihan/ senam hamil agar otot-otot tidak kaku, jangan melakukan gerakan tiba-tiba atau spontan, jangan mengangkat secara langsung bendabenda yang cukup berat, jongkok lah terlebih dahulu lalu kemudian mengangkat benda, apabila bangun tidur miring dulu baru kemudian bangkit dari tempat tidur. h. Istirahat atau Tidur Ibu hamil sebaiknya memiliki jam istirahat/ tidur yang cukup. Kurang istirahat/ tidur, ibu hamil akan terlihat pucat, lesu dan kurang gairah. Usahakan tidur malam lebih kurang 8 jam dan tidur siang lebih kurang 1 jam. 2.1.2 Asuhan kehamilan Asuhan kehamilan yang dilakukan yakni melakukan dokumentasi asuhan kebidanan kehamilan secara sistematis, yaitu melakukan anamnesis, melakukan pemeriksaan fisik dengan prinsip head to toe, melakukan pemeriksaan vital signs, pemeriksaan leopold, medengarkan denyut jantung janin (DJJ), pemeriksaan laboratorium sebagai pemeriksaan 15 penunjang, melakukan konseling, memberikan pendidikan kesehatan tentang senam hamil, dan pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) . Asuhan ibu hamil berbeda setiap kali kunjungan. Pada trimester I asuhan yang diberikan kepada ibu hamil adalah pemeriksaan kehamilan meliputi pemberian TT, tablet tambah darah, vitamin dan mineral, serta pemberian nasehat dan penyuluhan terarah seperti perawatan diri, gizi, perawatan payudara, pola istirahat, senam hamil, tanda-tanda bahaya kehamilan, keluhan yang dirasakan. Pada trimester II asuhan yang diberikan sama dengan asuhan yang diberikan pada trimester I ditambah dengan penyuluhan tentang keuntungan pemberian ASI, persiapan diri untuk memberikan ASI eksklusif, persiapan persalinan, dan KB. Pada trimester III asuhan yang diberika sama dengan asuhan pada trimester II ditambah dengan penyuluhan mengenai persiapan menghadapi persalinan, perawatan bayi baru lahir (BBL), persiapan keluarga dalam menghadapi persalinan. a. Masalah yang Lazim Timbul pada Trisemester III: Selama trimester ketiga, rahim akan membesar sampai ketinggian tepat di bawah tulang payudara. Kadar progesteron yang tinggi dan rahim yang naik membuat sesak dapat menimbulkan gangguan pencernaan dan nyeri ulu hati. Sesak napas atau nyeri di iga bagian bawah terjadi karena rahim menekan diafragma dan iga. Varises di kaki, wasir, dan pergelangan kaki yang bengkak kadang-kadang terjadi karena meningkatnya tekanan di dalam perut. Menurunnya aliran darah dari anggota gerak bawah, dan efek progesteron yang membuat dinging-dinding pembuluh darah menjadi relaks. 2.2 persalinan 2.2.1 Konsep Dasar Persalinan Persalinan merupakan proses pergerakan janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur. Mula-mula kekuatan yang muncul kecil, kemudian terus meningkat sampai pada puncaknya pembukaan serviks lengkap sehingga siap 16 untuk pengeluaran janin dari rahim ibu. Persalinan adalah saat yang menegangkan, menggugah emosi, menyakitkan, dan meakutkan bagi ibu maupun keluarga. Pada kehmailan akhir, parubahan produksi hormon menyebabkan relaksasi ligamen dan tulang rawan pada sendi panggul, memungkinkan mobilitas yang lebih tinggi pada sendi sakro ilika dan simfisis pubis. Mobilitas panggul memungkinkan perubahan bentuk dan ukuran panggul yang tidak kentara, sehingga dapat memfasilitasi posisi optimal kepala janin pada kala I, yaitu gerakan-gerakan utama fleksi, rotasi interna dan penurunan janin pada kala II a. Pengertian persalinan menurur para ahli : 1. Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melaui jalan lahir. 2. Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita melahirkan bayi yang diawali dengan kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada saat pengeluaran bayi sampai dengan pengeluaran plasenta dan selaputnya dimana proses persalinan ini akan berlangsung selama 12 sampai 14 jam 3. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus ke dunia luar. 4. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37–42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. b. Jenis-jenis persalinan berdasarkan bentuk persalinan 1. Persalinana spontan Adalah proses persalinan seluruh nya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri a. Persalinan buatanAdalah proses persalinan yany di bantu dengan tenaga luar 17 b. Persalinan anjuran Adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan c. Sebab mulai nya persalinan 1. Penurunan Kadar Progesteron. Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim. Sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen didalam darah, tetapi pada akhir kehamilan atau 1-2 minggu sebelum partus terjadi penurunan pada progesteron sehingga timbul his. 2. Teori Oxytocin. Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim. 3. Keregangan Otot-Otot. Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan. 4. Pengaruh Janin. Hypofise dan kelenjar supra renal janin rupa-rupanya juga memegang peranan, oleh karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa. 5. Teori Prostaglandin. Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke 15 sampai aterm terus meningkat. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan. Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan d. Sistem reproduksi 18 1. Kala I Kala I dimulai dari munculnya kontraksi persalinan yang ditantai dengan perubahan serviks secara progressif dan diakhiri dengan pembukaan serviks lengkap. Pada kala I terjadi berbagai perubahan pada sistem reproduksi wanita, diantaranya adlah sebagai berikut. a. Segmen atas rahim (SAR) dan SBR Saat SAR berkontraksi, ia akan menjadi tebal dan mendorong janin keluar, sedangkan SBR serviks mengadakan relaksasi dan dilatasi menjadi saluran yang tipis dan teregang yang akan dilalui oleh bayi. b. Uterus Kontraksi uterus bertanggung jawab terhadap penipisan dan pembukaan serviks, serta pengeluaran bayi dalam persalinan. Kontraksi uterus saat persalinan sangat unik karena kontraksi ini merupakam kontraksi otot yang menimbulkan rasa yang sangat sakit. c. Perubahan pada serviks 1. Pendataran. Pendataran adalah pemendekan dari kanalis servikalis, yang semula berupa saluran yang panjangnya beberapa milimeter sampai 3 cm, menjadi satu lubang dengan pinggir yang tipis. 2. Pembukaan. Dibagi menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase aktif. Fase laten yang dimulai pada pembukaan serviks 0 dan berakhir sampai pembukaan serviks mencapai 3 cm. Pada fase ini kontraksi uterus meningkat. Frekuensi, durasi, dan intensitasnya setiap 10-20 menit, lama 15-20 detik dengan intensitas cukup menjadi 5-7 menit, lama 30-40 detik dan dengan intensitas yang kuat. Fase aktif fase yang dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir sampai pembukaan serviks mencapai 10 cm. Pada fase ini kontraksi uterus menjadi efektif ditandai dengan meningkatnya frekuensi, durasi, dan kekuatan kontraksi. Tekanan puncak kontraksi yang dihasilkan mencapai 40-50 mmHg. Di akhir fase aktif, kontraksi berlangsung antara 2-3 menit sekali selama 60 detik, dengan 19 kekuatan lebih dari 40 mmHg. Dibagi menjadi 3 fase:Fase akselerasi: dari pembukaan 3 menjadi 4 cm. Fase dilatasi maksimal: dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm selama 2 jam. Fase deselerasi: dilatasi serviks dari 9 cm menuju pembukaan lengkap (10 cm). d. Perubahan pada vagina dan dasar panggul. Setelah ketuban pecah, segala perubahan terutama pada dasar panggul ditimbulkan oleh bagian depan janin. Oleh bagian depan yang maju itu, dasar panggul tiregang menjadi saluran dengan dinding-dinding yang tipis. 2. Sistem kardiovaskuler a. Tekanan darah (TD): TD meningkat selama kontraksi uterus, sistol meningkat 10-20 mmHg dan diastol meningkat 5-10 mmHg. Antara kontraksi, tekanan darah kembali normal seperti sebelum persalinan. b. Detak jantung: berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak jantung secara dramatis naik selama kontraksi. Antara kontraksi, detak jantung meningkat dibandingkan sebelum persalinan. c. Jantung: pada setiap kontraksi, 400 ml darah dikeluarkan dari uterus dan masuk ke dalam sistem vaskular ibu. Hal ini menyebabkan peningkatan curah jantung sebesar 10-15 %. d. Hematologi: hemoglobin akan meningkat 1,2 mg/100 ml selama persalinan dan kembali seperti sebelum persalinan pada hari pertama postpartum, asalkan tidak ada kehilangan darah yang abnormal; waktu koagulasi darah akan berkurang dan terjadi peningkatan plasma; gula darah akan berkurang. 3. Sistem pencernaaan Metabolisme karbohidrat aerob maupun anaerob akan meningkat secara terus-menerus, motilitas lambung dan penyerapan makanan padat secara substansi berkurang sangat banyak selama persalinan, rasa mual dan muntah biasa terjadi sampai berakhirnya kala I persalinan, persalinan memengaruhi sistem saluran cerna wanita, bibir dan mulut menjadi kering akibat wanita bernafas melalui mulut, dehidrasi, dan sebagai respon emosi terhadap persalinan. 20 4. Suhu tubuh Suhu tubuh selama persalinan akan meningkat, hal ini terjadi karena terjadinya peningkatan metabolisme. Peningkatan suhu tubuh tidak boleh melebihi 1-2 oF (0,5-1 oC). 5. Sistem pernapasan Peningkatan laju pernapasan selama persalinan adalah normal, hal ini mencerminkan adanya kenaikan metabolisme. 6. Sistem perkemihan Proteinuri yang sedikit (+1) dianggap normal dalam persalinan. Pada trimester kedua, kandung kemih menjadi organ abdomen. Selama persalinan, wanita dapat mengalami kesulitan untuk berkemih secara spontan akibat berbagai alasan: edema jaringan akibat tekanan bagian presentasi, rasa tidak nyaman, sedasi, dan rasa malu. Poliuria sering terjadi selama persalina, mungkin disebabkan oleh peningkatan curah jantung, peningkatan filtrasi dalam gromelurus, dan peningkatan aliran plasma darah. 7. Perubahan endokrin Sistem endokrin akan diaktifkan selama persalinan di mana terjadi penurunan kadar progesteron dan peningkatan kadar estrogen, prostaglandin, dan oksitosin. 8. Perubahan integumen Adaptasi integuman khususnya distensibilitas yang besar pada introitus vagina yang terbuka. 9. Perubahan muskuloskeletal Sistem muskuloskeletal mengalami stres selama persalinan. Diaforesis, keletihan, proteiuria (+1), dan kemungkinan peningkatan suhu menyertai peningkatan aktivitas otot yang menyolok. 10. Perubahan Psikologi pada Ibu Bersalin Kala I Oleh karena rasa nyeri dalam persalinan sudah menjadi pokok pembicaraan di antara wanita sejak zaman dahulu, banyak calon ibu menghadapi kehamilan dan kelahiran anaknya dengan perasaan takut dan cemas. Ketakutan dapat berpengaruh pada his dan lancarnya pembukaan . 21 2. Perubahan fisiologis kala II persalinan 1. Kontraksi dorongan otot-otot persalinan Pada waktu kontraksi, otot-otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan menjadi lebih pendek. Sifat-sifat lain dari his adalah involunter, intermiten, terasa sakit, terkoordinasi dan simetris, terkadang dapat dipengaruhih dari luar secara fisik, kimia, dan psikis. 5. Pergeseran organ dasar panggul Saat persalinan segmen atas berkontraksi, menjadi tebal, dan mendorong anak keluar. Sementara itu, segmen bawah dan serviks mengadakan relaksasi, dilatasi, serta menjadi yang tipis dan teregang yang nantinya akan dilalui bayi. Tanda lanjut kala II adalah perineum mengembung, vagina melebar, dan anus mendatar, bagian presentasi tampak dan uterus berlanjut selama kontraksi. 3. Asuhan pada ibu bersalin kala III 1. Fisiolgi kala III Kala III merupakan periode di mana penyusutan volume rongga uterus setelah kelahiran bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlengketan plasenta. Oleh karena tempat perlengketan menajadi kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta menjadi berlipat, menebal, dan kemuadian lepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam vagina. 2. Manajemen aktif kala III Memberikan suntukan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir, melakukan penegangan tali pusat terkendali, masase fundus uteri.Persalinan kala III dimulai setelah lahir nya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta serta selaput ketuban. a. Langkah-langkah menejemen aktif kala III 1. Pemberian oksitosin 2. Melakukan penegangan tali pusat terkendali 3. Pemijatan masase fundus uteri 22 b. Tujuan pelaksanaan aktif kala III adalah : 1. Menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif 2. Membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap. c. Keuntungan-keuntungan manajemem aktif kala III 1. Memperpendek waktu persalinan kala III 2. Mengurangi kejadian pendarahan pasca persalinan 3. Mencegah terjadinya atonia uteri dan retensio plasenta Hal ini telah di buktikan dari hasil penelitian klinis bahwa manajemen aktif kala III dapat mengurangi penggunaan transfusi darah dan terapi oksitosin. Seperti yang terlihat pada tabel berikut yang dilakukan pada 748 persalinan : Tabel 2.2 : Hinchingbrooke trial Pendarahan postpartum Lama nya kala III Kala III > 30 menit Transfusi darah Terapi oksitosin Penatalaksanaan aktif (n = 748 ) 51 (6,8 %) 8 menit 25 (3,3 %) 4 (0,5 %) 24 (3,2 %) Penatalaksanaan fisiolgis ( n=748) 122 (16,5 %) 15 menit 125 (16,4 %) 20 (2,6 %) 161 (21,1 %) 4. Asuhan pada ibu bersalin kala IV Selama 10-45 menit berikutnya setelah kelahiran bayi, uterus berkontraksi menjadi ukuran sangat kecil yang mengakibatkan pemisahan antara dinding uterus dan plasenta, di mana nantinya akan memisahkan plasenta dari tempat lekatnya. Pelepasan plasenta membuka sinus-sinus plasenta dan menyebabkan perdarahan. Akan tetapi, dibatasi sampai rata-rata 350 ml oleh mekanisme sebagai berikut: serabut otot polos uterus tersusun terbentuk angka delapan mengelilingi pembuluh-pembuluh darah ketika pembuluh darah tersebut melalui dinding uterus. Oleh karena itu, kontraksi uterus setelah persalinan bayi menyempitkan pembuluh darah yang sebelumnya menyuplai darah ke plasenta. 1. Evaluasi uterus, konsistensi, dan atonia 23 Setelah kelahiran plasenta, uterus dapat ditemukan di tengah-tengah abdomen kurang lebih dua per tiga sampai tuga per empat antara simfisis pubis dan umbilikal. Uterus yang berkontraksi normal harus keras ketika disentuh. Jiga segmen atas uterus keras, tetapi perdarahan uterus tetap, pengkajian segmen bawah perlu dilakukan. 2. Pemeriksaan serviks, vagina, dan perineum Setelah memastikan uterus berkontraksi secara efektif dan perdarahan berasal dari sumber lain, bidan hendaknya menginspeksi perineum, vagina bawah, dan area periuretra untuk mengetahui adanya memar, pembentukan hematom, laserasi pada pembuluh darah, atau mengalami perdarahan. e. Kebutuhan ibu masa persalinan Asuhan sayang ibu adalah pendamping persalinan, KIE, membantu ibu memilih posisi, mengajari cara meneran, dukungan psikologi dan pemberian nutrisi. Kebutuhan fisiologis adalah makan dan minum, oksigen, istirahat selama tidak ada his, BAB dan BAK, pertolongan persalinan yang berstandar. Kebutuhan rasa aman adalah memilih tempat dan penolong persalinan, informasi tentang proses persalinan, posisi yang dikehendaki ibu, pemamntauan selama persalinan, intervensi yang diperlukan. Kebutuhan harga diri adalah merawat bayi sendiri dan menetekkan, asuhan kebidanan dengan memperhatikan privasi ibu, pelayanan yang bersifat simpati dan empati, informasi bila akan melakukan tindakan, memberikan pujian pada ibu terhadap tindakan positif yang ibu lakukan. Kebutuhan aktualisasi diri adalah Memilih tempat dan penolong persalinan yang diinginkan, memilih pendamping selama perslinan, bounding attachment, ucapan selamat atas kelahiran bayinya. f. Tanda-tanda persalinan a. Tanda Persalinan Sudah Dekat 24 1. Adanya Lightening Menjelang minggu ke-36, pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul. Gambaran Lightening pada primigravida menunjukkan hubungan antara ketiga P, yaitu ; power (kekuatan his), passage (jalan lahir normal), passanger (janinnya dan plasenta). 2. Terjadinya his permulaan (his palsu) Sifat his permulaan (his palsu) : a. Rasa nyeri ringan di bagian bawah b. Datangnya tidak teratur c. Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda d. Durasinya pendek e. Tidak bertambah bila beraktifitas b. Tanda Persalinan 1. Penipisan dan pembukaan serviks ( Effacement dan Dilatasi serviks ) Effacement serviks adalah pemendekan dan penipisan serviks selama tahap pertama persalinan. Serviks yang dalam kondisi normal memiliki panjang 2 sampai 3 cm dan tebal sekitar 1 cm, terangkat ke atas karena terjadi pemendekan gabungan otot uterus selama penipisan segmen bawah rahim pada tahap akhir persalinan. Hal ini menyebabkan bagian ujung serviks yang tipis saja yang dapat diraba setelah effacement lengkap. Dilatasi serviks adalah pembesaran atau pelebaran muara dan saluran serviks, yang terjadi pada awal persalinan. Diameter meningkat dari sekitar 1 cm sampai dilatasi lengkap (sekitar 10 cm) supaya janin aterm dapat dilahirkan. 2. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit). Ibu melakukan kontraksi involunter dan volunter secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus. Kontraksi uterus involunter, yang disebut kekuatan primer, menandai dimulainya persalinan. 3. Keluarnya lendir bercampur darah (Show) melalui vagina. Sumbatan mukus, yang di buat oleh sekresi servikal dari proliferasi kelenjar mukosa servikal 25 pada awal kehamilan, berperan sebagai barrier protektif dan menutup kanal servikal pada awal kehamilan. Blood show adalah pengeluaran dari mukus plug tersebut. 2.2.2 Asuhan Persalinan Asuhan persalinan dibagi di dalam 4 kala, sebagai berikut (Rohani, 2014): 1. Kala I Asuhan yang diberikan adalah memonitor kemajuan persalinan dengan partograf, memonitor keadaan ibu dan bayi, menganjurkan posisi dan tindakan yang menyenangkan ibu, menganjurkan keluarga untuk mendampingi ibu, membuat rujukan jika terjadi keadaan yang abnormal. Kala di bagi atas 2 fase, yaitu : 1. Fase laten a. Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap b. Berlangsung sehingga serviks membuka kurang 4 cm c. Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir 8 jam 2. Fase aktif b. Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkatkan secara bertahap ( kontraksi dianggap adekuat/ memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih) c. Dari permukaan 4 hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata perjam (primipara) atau lebih 1 cm hingga 2 cm ( multipara) d. Terjadi penurunan bagian terbawa janin 26 Tabel 2.3 Frekuensi minimal penilaian dan intervensi dalam persalinan Frekuensi pada fase laten Frekuensi pada fase aktif Tekanan Darah Para meter Setiap 4 jam Setiap 4 jam Suhu Tubuh Nadi Denyut Jantung Janin Kontraksi Pembukaan Serviks Penurunan Setiap 4 jam Detiap 30-60 menit Setiap 1 jam Setiap 1 jam Setiap 4 jam Setuap 4 jam Setiap 2 jam Setiap 30-60 menit Setiap 30 menit Setiap 30 menit Setiap 4 jam Setiap 4 jam 2. Kala II Asuhan yang diberikan antara lain evaluasi kontinu kesejahteraan terhadap ibu, terhadap janin, dan kemajuan persalinan, perawatan tubuh wanita, pendamping persalinan, persiapan kelahiran, penatalaksanaan kelahiran. Tanda-tanda persalinan persalinan kala ll : 1. ibu merasakan desakan untuk mendorong yang tidak bisa lagi di tahan-tahan. Dia mulai mengatur napas dengan lebih banyak menahan nya atau menggumam selama kontraksi 2. kontraksi sudah tidak begitu sering dirasakan, namun setiap kontraksi yang tersisa sangat kuat dan semakin kuat 3. ada garis abu-abu tampak dikulit diantara dua belah pantat nya seolah-olah tersebar dari tekanan kepala bayi yang mau keluar 4. bagian luar alat kelamin ibu atau anusnya mulai membengkak membesar selama kontraksi terjadi 5. ibu merasakan kepala bayinya seperti mulai menyembul mau keluar lewat vagina nya 3. Kala III Asuhan pada kala ini adalah melakukan pengeluaran plasenta dengan 3 langkah, yaitu pemberian suntikan oksitosin, penegangan tali pusat terkendali (PTT), dan masase fundus uteri, memeriksa plasenta, pemantauan kontraksi, robekan jalan lahir dan perineum, higiene, dan vital signs, memperhatikan nutrisi dan istirahat ibu. 4. Kala IV 27 Asuhan yang diberikan adalah evaluasi uterus, konsistensi, dan atonia; pemeriksaan serviks, vagina, dan perineum; pemantauan dan evaluasi lanjut. Pemantauan kala IV dilakukan 6 kali dalam 2 jam, 4 kali dilakukan setiap 15 menit pada jam pertama, dan 2 kali dilakukan setiap 30 menit pada jam kedua 2.3 NIFAS 2.3.1.Konsep Dasar Asuhan Nifas 1. pengetian a. Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan. b. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kirakira 6 minggu. c. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6- 12 minggu. Masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu : 1. Puerperium dini Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan. 2. Puerperium intermedial Suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih enam minggu. 3. Remote puerperium Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dlam keadaan sempurna terutama ibu bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi. 28 a. Tahap masa nifas 1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan – jalan. 2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat genetalia yang lamanya 6 – 8 minggu.Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan sehat sempurnah baik selama hamil atau sempurna berminggu – minggu, berbulan – bulan atau tahunan b. Tujuan Asuhan Masa Nifas Semua kcgiatan yang dilakukan, baik dalam bidang kebidanan maupun di bidang lain selalu mempunyai tujuan agar kegiatan tersebut terarah dan diadakan evaluasi dan penilaian. Tujuan dari perawatan nifas ini adalah: 1. Memulihkan kesehatan umum penderita a. Menyediakan makanan sesuai kebutuhan b. Mengatasi anemia c. Mencegah infeksi dengan memerhatikan kebersihan dan sterilisasi d. Mengernbalikan kesehatan urnum dengan pergerakan otot untuk Memperlancar 2. Perubahan fisik masa nifas a. Rasa Kram dan mules dibagian bawah perut akibat penciutan rahim (involusi) b. Keluarnya sisa-sisa darah dari vagina (Lochia) c. Kelelahan karena proses melahirkan. d. Pembentukan ASI sehingga payudara membesar. e. Kesulitan buang air besar (BAB) dan BAK. f. Gangguan otot (betis, dada, perut, panggul dan bokong) g. Perlukaan jalan lahir (lecet atau jahitan) 29 3. Perubahan psikis masa nifas a. Perasaan ibu berfokus pada dirinya, berlangsung setelah melahirkan sampai hari ke 2 (Fase Taking In) b. Ibu merasa merasa kwatir akan ketidak mampuan merawat bayi, muncul perasaan sedih (Baby Blues disebutFase Taking Hold (hari ke 3 – 10) c. Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya disebut Fase Letting Go. (hari ke 10-akhir masa nifas) 4. Tujuan kunjungan masa nifas yaitu: a. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi. b. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya. c. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas. d. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggukesehatan ibu nifas maupun bayinya. 5. Kunjungan masa nifas terdiri dari : 1. Kunjungan I : 6 – 8 jam setelah persalinan Tujuannya : a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, merujuk bila perdarahan berlanjut. c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. d. Pemberian ASI awal. e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi. f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi 2. Kunjungan II : 6 hari setelah persalinan Tujuannya : a. Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau. 30 b. Menilai adanya tanda–tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal. c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, minuman dan istirahat. d. Memastikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda – tanda penyakit. e. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari– hari. 3. Kunjungan III : 2 minggu setelah persalinan. Tujuannya : sama dengan di atas ( 6 hari setelah persalinan ) 4. Kunjungan IV : 6 minggu setelah persalinan. Tujuannya : a. Menanyakan ibu tentang penyakit – penyakit yang dialami. b. Memberikan konseling untuk KB secara dini 5. Pada masa nifas terjadi perubahan secara fisiologi: 1. Perubahan fisik · a. Suhu tubuh Beberapa hari setelah melahirkan suhu agak naik antara 370C – 37,50C. Bila suhu melebihi 380C dianggap tidak wajar. b. Nadi Nadi berkisar antara 60-80 kali permenit, segera setelah parus terjadi bradikardi. c. Tekanan Darah Penirinan tekanan segera setelah persalinan sering terjadi akibat kehilangan darah yang berlebihan. Pada umumnya beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi post partum, tetapi akan menghilang dengansendirinya apabila tidak terdapat penyakit-penyakit lain yang menyertainya dalam ± 2 bulan tanpa pengobatan. d. Pernafasan Pernafasan berada pada batas normal, teratur, cukup dalam, dengan frekuensi ±18 kali per menit. Apabila pernafasan tidak tertur, dangkal, berbunyi, frekuensi rendah atau tinggi menunjukkan keadaan jantung, paru-paru tidak normal 31 ` 2.3.2 Asuhan Nifas Nifas : masa nifas atau (dimulai sejak lahirnya placentadan berakir ketika alat-alat kembali seperti keadaan sebelum hmil.masa nifas berlangsung kira- kira selama 6 minggu. Lochia sanguinolenta Berwarna kuning berisi darah dan lendir hari ke 3 -7 pasca persalinan a. Lochia serosa Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lahi pada hari ke 7 – 14 pasca Persalinan. b. Lochia alba Cairan putih setelah 2 minngu c. Lochia purulenta Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah, berbau busuk. d. Lochia stasis Lochia tidak lancer keluarnya. e. Serviks Setelah persalinan bentuk serviks agak menganga seperti cokong berwarna merah kehitaman 1. Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas untuk : a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis. b. Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi. c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaatmenyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari. d. Memberikan pelayanan keluarga berencana. e. Mendapatkan kesehatan emosi. 2.4 Bayi Baru Lahir Bayi baru lahir adalah hasil konsepsi yang baru keluar dari rahim seorang ibu melalui jalan kelahiran normal atau dengan bantuan alat tertentu sampai usia 1 bulan. Bayi baru lahir fisiologis adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42 minggu dan berat badan lahir 2500-4000 gram. 32 2.4.1 Konsep Dasar Asuhan Asuhan BBL Bayi baru lahir adalah hasil konsepsi yang baru keluar dari rahim seorang ibu melalui jalan kelahiran normal atau dengan bantuan alat tertentu sampai usia 1 bulan. Bayi baru lahir fisiologis adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42 minggu dan berat badan lahir 2500-4000 gram. 1. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Ciri-ciri bayi normal antara lain (Depkes RI) : a. Dilahirkan pada umur kehamilan antara 37-42 minggu b. Berat lahir 2500-4000 gram c. Panjang badan waktu lahir 48 – 51 cm d. Warna kulit merah muda / pink e. Kulit diliputi verniks caseosa f. Lanugo tidak severapa lagi hanya pada bahu dan punggung g. Pada dahi jelas perbatasan tumbuhnya rambut kepala h. Bayi kelihatan montok karena jaringan lemak di bawah kulit cukup i. Tulang rawan pada hidung dan telinga sudah tumbuh jelas j. Kuku telah melewati ujung jari k. Menangis kuat l. Refleks menghisap baik m. Pernapasan berlangsung baik (40-60 kali/menit) n. Pergerakan anggota badan baik o. Alat pencernaan mulai berfungsi sejak dalam kandungan ditandai dengan adanya / keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama p. Alat perkemihan sudah berfungsi sejak dalam kandungan ditandai dengan keluarnya air kemih setelah 6 jam pertama kehidupan q. Pada bayi laki-laki testis sudah turun ke dalam skrotum dan pada bayi perempuan labia minora ditutupi oleh labia mayora r. Anus berlubang 33 2. Penilaian bayi baru lahir Segera setelah bayi lahir, letakkan bayi di atas kain bersih dan kering yang disiapkan pada perut bawah ibu. Segera lakukan penilaian awal dengan menjawab 4 pertanyaan: a. Apakah bayi cukup bulan ? b. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium ? c. Apakah bayi menangis atau bernapas ? d. Apakah tonus otot bayi baik ? Jika bayi cukup bulan dan atau air ketuban bercampur mekonium dan atau tidak menangis atau tidak bernafas atau megap-megap dan atau tonus otot tidak baik lakukan langkah resusitasi. Keadaan umum bayi dinilai setelah lahir dengan penggunaan nilai APGAR. Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak. Yang dinilai ada 5 poin a. Appearance (warna kulit) b. Pulse rate (frekuensi nadi) c. Grimace (reaksi rangsangan) d. Activity (tonus otot) e. Respiratory (pernapasan). Setiap penilaian deberi nilai 0, 1, dan 2. Bila dalam 2 menit nilai apgar tidak mencapai 7, maka harus dilakukan tindakan resusitasi lebih lanjut, oleh karena bila bayi mendertita asfiksia lebih dari 5 menit, kemungkinan terjadinya gejalagejala neurologik lanjutan di kemudian hari lebih besar. 34 Tabel 2.4 Tabel Nilai APGAR Tanda Skor 1 0 2 Sekuruh tubuh kemerahan > 100 x/menit Appearance Pucat Badan merah, ektrimitas biru Pulse Tidak ada Grimace Tidak ada Activity Respiration Tidak ada Tidak ada < 100 x/menit Sedikit gerakan mimik/ Batuk/ bersin menyeringai Ekstrimitas dalam sedikit fleksi Gerakan aktif Lemah/ tidak teratur Baik/ menangis Dari hasil penilaian tersebut dapat diketahui apakah bayi tersebut normal atau asfiksia. 3. a. Nilai Apgar 7-10 : Bayi normal b. Nilai Apgar 4-6 : asfiksia sedang ringan c. Nilai Apgar 0-3 : asfiksia berat penilain bayi untuk tanda-tanda kegawat Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda-tanda kegawatan yang menunjukkan suatu penyakit.Bayi baru lahir sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda-tanda berikut: a. Sulit minum b. Perut kembung c. Periode apneu d. Kejang/periode kejang-kejang kecil e. Merintih f. Perdarahan g. Sangat kuning h. Berat badan lahir < 1500 gram 35 Tabel 2.5 Penilaian Score Down PENILAIAN Frekuensi nafas cyanosis 0 <60x/menit 1 60-80x/menit 2 >80x/menit Tidak ada Hilang dengan pemberian O2 Retraksi Air Entry Tidak ada Tidak ada penurunan Tidak ada Ringan Penurunan ringan Tidak Hilang dengan pemberian O2 Berat Penurunan berat Dapat didengar dengan stetoscope Terdengar tanpa stetoscope Merintih Keterangan: Skor < 4 : tidak ada gawat nafas Skor 4-7 : gawat nafas Skor > 7 : ancaman gagal nafas 4. perubahan pada bayi baru lahir Sebagai akibat perubahan lingkungan dalam uterus ke luar uterus, maka bayi menerima rangsangan yang bersifat kimiawi, mekanik dan termik seperti: a. Perubahan Metabolisme Karbohidrat Pada waktu 2 jam setelah lahir, akan terjadi penurunan kadar gula dalam darah tali pusat yang semula 65 mg/100 ml, bila terjadi gangguan perubahan glukosa menjadi glikogen sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan neonatus maka kemungkinan besar bayi akan mengalami rangsangan hipoglekemia. b. Perubahan Suhu Tubuh Sesaat sesudah bayi baru lahir, ia akan berada di tempat yang suhunya lebih rendah dari dalam kandungan dan dalam keadaan basah. Pada suhu lingkungan yang tidak baik akan menyebabkan bayi menderita hipertermi, hipotermi, atau trauma dingin (cold injury). c. Perubahan Sistem Pernafasan 36 Pernafasan pertama bayi normal terjadi dalam waktu 30 detik sesudah kelahiran. Pernapasan ini terjadi akibat aktivitas normal susunan saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya. Tekanan rongga dada bayi pada waktu melalui jalan lahir pervaginam mengakibatkan bahwa paru-paru, yang pada janin cukup bulan mengandung 80 sampai dengan 100 ml cairan, kehilangan 1/3 dari cairan ini. d. Perubahan Sistem Sirkulasi Dengan berkembangnya paru-paru tekanan oksigen di alveoli meningkat. Sebaliknya tekanan karbondioksida menurun. Hal tersebut mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh-pembuluh darah paru, sehingga aliran darah ke alat tersebut meningkat. Ini meyebabkan darah dari arteri pulomonalis mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus menutup. 5. Penatalaksanaan awal pada Bayi Baru Lahir 1. Membersihkan jalan nafas Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Bila bayi baru lahir segera menangis spontan atau segera menangis, hindari melakukan penghisapan secara rutin pada jalan nafasnya karena penghisapan pada jalan nafas yang tidak dilakukan secara hati-hati dapat menyebabkan perlukaan pada jalan nafas hingga terjadi infeksi, serta dapat merangsang terjadinya gangguan denyut jantung dan spasme. Bayi normal akan segera menangis segera setelah lahir. Apabila tidak langsung menangis maka lakukan: a. Letakkan bayi pada posisi telentang di tempat yang keras dan hangat. b. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang. c. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril. d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2 – 3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar agar bayi segera menangis. 2. Memotong dan merawat tali pusat 37 Setelah bayi lahir, tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan perawatan terbuka tanpa dibubuhi apapun. 3. Mempertahankan suhu tubuh bayi Cegah terjadinya kehilangan panas dengan mengeringkan tubuh bayi dengan handuk atau kain bersih kemudian selimuti tubuh bayi dengan selimut atau kain yang hangat, kering, dan bersih. Tutupi bagian kepala bayi dengan topi dan anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya serta jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir karena bayi baru lahir mudah kehilangan panas tubuhnya. 4. Pemberian vitamin K Kejadian perdarahan karena defisiensi Vitamin K pada bayi baru lahir dilaporkan cukup tinggi, sekitar 0,25 – 0,5 %. Untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi Vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi Vitamin K perenteral dengan dosis 0,5-1 mg IM. 5. Upaya profilaksis terhadap gangguan mata. Pemberian obat tetes mata Eritromisin 0,5% atau Tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual).Tetes mata / salep antibiotik tersebut harus diberikan dalam waktu 1 jam pertama setelah kelahiran. Teknik pemberian profilaksis mata : a. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. b. Jelaskan pada keluarganya tentang apa yang anda lakukan, yakinkan mereka bahwa obat tersebut akan sangat menguntungkan bayi. c. Berikan salep / teki mata dalam satu garis lurus, mulai dari bagian mata yang paling dekat dengan hidung bayi menuju ke bagian luar mata. d. Jangan biarkan ujung mulut tabung / salep atau tabung penetes menyentuh mata bayi. e. Jangan menghapus salep / tetes mata bayi dan minta agar keluarganya tidak menghapus obat tersebut. 38 6. Identifikasi Apabila bayi dilahirkan di tempat bersalin yang persalinannya mungkin lebih dari satu persalinan, maka sebuah alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan harus tetap di tempatnya sampai waktu bayi dipulangkan. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin, dan di ruang rawat bayi. Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus dan tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas. 7. Mulai Pemberian ASI Pastikan bahwa pemberian ASI dimulai dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir. Jika mungkin, anjurkan ibu untuk memeluk dan mencoba untuk menyusukan bayinya segera setlah tali pusat diklem dan dipotong berdukungan dan bantu ibu untuk menyusukan bayinya. Keuntungan peberian ASI: a. Merangsang produksi air susu ibu b. Memperkuat reflek menghisab bayi c. Mempromosikan keterikatan antara ibu dan bayinya d. Memberikan kekebalan pasif segera kepada bayi melalui kolostrum e. Merangsang kontraksi uterus Posisi untuk menyusui : a. Ibu memeluk kepala dan tubuh bayi secara urus agar muka bayi menghadapi ke payudara ibu dengan hidung di depan puting susu ibu. b. Perut bayi menghadap ke perut ibu dan ibu harus menopang seluruh tubuh bayi tidak hanya leher dan bahunya. c. Dekatkan bayi ke payudara jika ia tampak siap untuk menghisap puting susu. d. Membantu bayinya untuk menempelkan mulut bayi pada puting susu di payudaranya. 1. Dagu menyentuh payudara ibu. 2. Mulut terbuka lebar. 3. Mulut bayi menutupi sampai ke areola. 39 4. Bibir bayi bagian bawah melengkung keluar. 5. Bayi menghisap dengan perlahan dan dalam, serta kadang-kadang berhenti. 6. Pemantauan pada bayi baru lahir Tujuan pemantauan pada bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah bayi barur lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan epnolong persalinan setra tindak lanjut petugas kesehatan. 1. Dua jam pertama sesudah lahir Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama sesudah lahir meliputi: a. Kemampuan menghisap lemah atau kuat b. Bayi tampak aktif dan lunglai c. Bayi kemerahan atau biru 2. Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya, penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan tindak lanjut, meliputi: a. Bayi kecil untuk masa kehamilan atau bayi kurang bulan b. Gangguan pernapasan c. Hipotermi d. Infeksi e. Cacat bawaan dan trauma lahir Yang perlu dipantau pada bayi baru lahir: a. Kesadaran dan reaksi terhadap sekeliling b. Keaktifan c. Simetri d. Kepala e. Muka/wajah f. Mata g. Mulut 40 h. Leher, dada, abdomen i. Punggung j. Bahu, tangan, sendi, tungkai k. Kuku dan kulit l. Kelancaran menghisap dan pertanyaan m. Tinja dan kemih n. Refleks o. Berat badan 2.4.2 Asuhan BBL 1. Definisi BBL Bayi baru lahir normal (BBLN) adalah bayi yang baru lahir dengan usia kehamilan atau masa gestasinya dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu 36-40 minggu. Periode neonatal yang berlangsung sejak bayi lahir sampai usianya 28 hari merupakan waktu berlangsungnya perubahan fisik yang dramatis pada bayi baru lahir. Bayi baru lahir normal harus menjalani proses adaptasi dari kehidupan didalam rahim (intrauterine) ke kehidupan di luar rahim (ekstrauterin). Perubahan lingkungan dari dalam uterus ke ekstrauterin dipengaruhioleh banyak factor seperti kimiawi, mekanik dan termik yang menimbulkan perubahan metabolic, pernafasan dan sirkulasi pada BBLN. 2. Adaptasi BBL Sebagai akibat perubahan lingkungan dalam uterus keluar uterus, maka bayi menerima rangsangan yang bersifat kimiawi, mekanik dan termik. Hasil perangsangan ini membuat bayi akan mengalami perubahan metabolik, pernafasan, sirkulasi dan lain-lain. 1. Gangguan metabolisme karbohidrat Oleh karena kadar gula darah tali-pusat yang 65mg/100ml akan menurun menjadi 50 mg/100ml dalam waktu 2 jam sesudah lahir, energi tambahan yang 41 diperlukan neonatus pada jam-jam pertama setelah lahir diambil dari hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120mg/100ml. bila oleh karena sesuatu hal perubahan glukosa menjadi glikogen meningkat atau adanya gangguan pada metabolisme asam lemak yang tidak dapat memenuhi kebutuhan neonatus, maka kemungkinan besar bayi akan menderita hipoglikemi, misalnya terdapat pada bayi BBLR ( Bayi Berat Lahir Rendah), bayi dari ibu menderita diabetes mellitus dan lain-lain. 3.Manajemen Bayi Baru Lahir a. Membersihkan jalan nafas b. Memotong tali pusat c. Menjaga kehangatan d. Kontak dini dengan ibu e. Memberi Vitamin K f. Memberi obat tetes mata atau salep mata 4. Pemeriksaan Fisik BBL a. Pemeriksaan Dalam waktu 24 jam setelah bayi lahir lakukan pemeriksaan fisik pada bayi. Jika ditemukan factor resiko atau masalah, petugas dapat meminta bantuan yang memang diperlukan. Rekam dan catatlah hasil pengamatan setiap hasil pemeriksaan dan setiap tindakan yang diperlukan lebih lanjut. b. Tujuan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir 1. Mengidentifikasi riwayat kesehatan bayi 2. Mengobservasi karakteristik bayi 3. Memperkirakan usia gestasi 4. Mengkaji perilaku bayi 5. Mengkaji integritas neuromuscular 6. Mengidentifikasi masalah kesehatan 7. Merencanakan tindakan 8. Menggunakan hasil pengkajian untuk mengajarkan orang tua tentang bayinya. 42 c. Pemeriksaan fisik Langkah-langkah dalam pemeriksaan fisik pada bayi : 1. Pemeriksaan umum Pengukuran antropometri yaitu pengukuran lingkar kepala yang dalam keadaan normal berkisar 33-35 cm, lingkar dada 30,5-33 cm, panjang badan 45-50 cm, berat badan bayi 2500-4500 gram. 2. Pemeriksaan tanda-tanda vital Suhu tubuh, nadi, pernafasan bayi baru lahir bervariasi dalam berespon terhadap lingkungan. a. Suhu bayi Suhu bayi dalam keadaan normal berkisar antara 36,5-37,50 C pada pengukuran diaxila. b. Nadi Denyut nadi bayi yang normal berkisar 120-140 kali permenit. c. Pernafasan Pernafasan pada bayi baru lahir tidak teratur kedalaman, kecepatan, iramanya. Pernafasannya bervariasi dari 30 sampai 60 kali permenit. d. Tekanan darah Tekanan darah bayi baru lahir rendah dan sulit untuk di ukur secara akurat. Rata-rata tekanan darah pada waktu lahir adalah 80/64 mmHg. 3. Pemeriksaan fisik secara sistematis (head to too) a. Kepala Raba sepanjang garis sutura dan fontanel, apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar mengidentifikasikan yang preterm, moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut moulding atau moulase. Fontanel anterior harus diraba, fontanelyang besar dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. 43 Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkanpeningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang cekungdapat terjadi akibat dehidrasi. b. Telinga Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang. Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagian atas. Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yang mengalami sindrom tertentu (Pierre-robin). c. Mata Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna. Periksa adanya glaucoma congenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya defek retina. Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina, adanya secret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi panoftalmiadanmenyebabkan kebutaan. Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down. d. Hidung atau mulut Bibir bayi baru lahir harus kemerahan dan lidahnya harus rata dan simetris.bibirdipastikan tidak adanya sumbing dan langit-langit harus tertutup. Reflek hisaf bayi harus bagus, dan berespon terhadap rangsangan. 2. Leher Ukuran leher normalnya pendek dengan banyak lipatan tebal. Leher berselaput berhubungan dengan abnormalitas kromosom. Periksa kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher. 3. Dada Kontur dan simetrisitas dada normalnya adalah bulat dan simetris. Payudara baik pada laki-laki maupun perempuan terlihat membesar.karena pengaruh 44 hormone wanita dari darah ibu. Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernafas. Apabila tidak simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotorik, paresis diafragma atau hernia diafragmatika.pernafasan yang normal dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan. 4. Bahu, lengan dan tangan Gerakan normal, kedua lengan harus bebas gerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur. Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya plidaktili atau sidaktili. Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan abnormalitas kromosom, seperti trisomi 21. 5. Perut Bentuk, penonjolan sekitar tali pusat pada saat menagis, perdarahan tali pusat. Perut hrus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat beernafas. Kaji adanya pembengkakan, jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika, perut yang membuncit kemungkinan karena hepato- splenomegali atau tumor lainnya. Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau duktus omfaloentriskus persisten. 6. Kelamin Pada wanita labia minora dapat ditemukan adanya vrniks dan smegma (kelenjar kecil yang terletak dibawah prepusium mensekresi bahan yang seperti keju) pada lekukan. Labia mayora normalnya menutupi labia minora dan klitoris. Klitoris normalnya menonjol. Menstruasi palsu kadang ditemukan, diduga pengaruh hormon ibu disebut juga psedomenstruasi, normalnya terdapat umbai hymen. Pada bayi laki-laki rugae normalnya tampak pada skrotum dan kedua testis turun kedalam skrotum. Meatus urinarius normalnya terletak pada ujung glands penis. Epispadia adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan kondisi meatus berada dipermukaan dorsal. Hipospadia untuk menjelaskan kondisi meatus berada dipermukaan ventral penis. 45 7. Ekstermitas atas dan bawah Ekstermitas bagian atas normalnya fleksi ddengan baik dengan gerakan yang simetris. Refleks menggengam normalnya ada. Kelemahan otot parsial atau komlet dapat menandakan trauma pada pleksus brakhialis. Nadi brakhialis normalnya ada. Ekstermitas bagian bawah normalnya pendek, bengkok dan fleksi dengan baik. Nadi femoralis dan pedis normalnya ada. 8. Punggung Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan atau cekungan, lesung atau bercak kecil berambut yang dapat menunjukan adanya abnormalitas medulla spinalis atau kolumna vertebrata. 9. Kulit Verniks ( tidak perlu dibersihkan karena untuk menjaga kehangatan tubuh bayi), warna, pembengkakan atau bercak-bercak hitam, tanda-tanda lahir. Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan. 10. Refleks Refleks berkedip, batuk, bersin, dan muntah ada pada waktu lahir dan tetap tidak berubah samapai dewasa. Beberapa refleks lain normalnya ada waktu lahir, yang menunjukan imaturitas neurologis, refleks-refleks tersebut akan hilang pada tahun pertama. Tidak adanya refleks-refleks ini menandakan masalah neurologis yang serius. 3.Tanda Bahaya BBL Menurut Saifuddin, 2006: 139 semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tandatanda kegawatan atau kelainan menunjukan suatu penyakit. Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda – tanda berikut. 1. Sesak nafas. 2. Frekwensi pernapasan 60 kali/menit. 3. Gerakan retraksi di dada. 46 4. Malas minum. 5. Panas atau suhu badan bayi rendah. 6. Gerakan Kurang aktif. 7. Berat badan lahir rendah (1500-2500 gram) 8. Tanda – tanda bayi sakit berat. 9. Sulit minum 10. Sianosis sentral (lidah biru) 11. Perut kembung 12. Periode apneu 4. Diagnosa BBL Diagnosis bayi baru lahir pada dasarnya berguna untuk mencari atau mendeteksi sedini mungkin adanya kelainan pada janin. Kegagalan untuk mendeteksi kelainan janin dapat menimbulkan masalah pada jam-jam pertama kehidupan bayi diluar rahim. Dengan mengetahuikelainan pada janin dapat membantu untuk mengambil tindakan serta memberikan asuhan keperwatan yang tepat sehingga dapat membantu bayi baru lahir sehat untuk tetap sehat sejak awal kehidupannya. Umumnya penilaian pada bayi baru lahir dipakai nilai APGAR (APGAR SCORE). Pertemuan SAREC di swedia tahun 1985 menganjurkan penggunaan parameter penilaian bayi baru lahir dengan cara sederhana yang disebut nilai SIGTUNA (SIGTUNAScore) sesuai dengan nama tempat terjadi konsensus. Penilaian cara ini terutama untuk tingkat pelayanan kesehatan dasar karena hanya menilai dua parameter yang essensial. 47 2.5 Keluarga Berencana 2.5.1 Konsep Dasar Asuhan KB Keluarga Berencana (KB)merupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Program keluarga berencana oleh pemerintah adalah agar keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang. Gerakan Keluarga Berencana Nasional Indonesia telah berumur sangat lama yaitu pada tahun 70-an dan masyarakat dunia menganggap berhasil menurunkan angka kelahiran yang bermakna. Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran. a. Tujuan Keluarga berencana (KB) : a. Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk. b. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi. c. Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi. d. Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan kelahiran b. Manfaat KB Manfaat KB Bagi Ibu : 1. Perbaikan kesehatan 2. Peningkatan kesehatan 3. Waktu yang cukup untuk mengasuh anak 4. Waktu yang cukup untuk istirahat 5. Menikmati waktu luang 6. Dapat melakukan kegiatan lain a. Manfaat KB Bagi anak : 1. Dapat tumbuh dengan wajar dan sehat 48 2. Memperoleh perhatian, pemeliharaan dan makanan yang cukup 3. Perencanaan kesempatan pendidikan lebih baik b. Manfaat Untuk Keluarga: 1. Meningkatkan kesejahteraan keluarga 2. Harmonisasi keluarga lebih terjaga Adapun beberapa jenis alat kontrasepsi, antara lain : 1. Pil (biasa dan menyusui) yang mempunyai manfaat tidak mengganggu hubungan seksual dan mudah dihentikan setiap saat. Terhadap kesehatan resikonya sangat kecil. 2. Suntikan (1 Bulan dan 3 Bulan) sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan. Alat kontrasepsi suntikan juga mempunyai keuntungan seperti klien tidak perlu menyimpan obat suntik dan jangka pemakaiannya bias dalam jangka panjang. 3. Implan (susuk) yang merupakan alat kontrasepsi yang digunakan dilengan atas bawah kulit dan sering digunakan pada tangan kiri. Keuntungannya daya guna tinggi, tidak mengganggu produksi ASI dan pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan. 4. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) merupakan alat kontrasepsi yang digunakan dalam rahim. Efek sampingnya sangat kecil dan mempuyai keuntungan efektivitas dengan proteksi jangka panjang 5 tahun dan kesuburan segera kembali setelah AKDR diangkat. 5. Kondom, merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual. Manfaatnya kondom sangat efektif bila digunakan dengan benar dan murah atau dapat dibeli secara umum. 6. Tubektomi adalah prosedur bedah mini untuk memotong, mengikat atau memasang cincin pada saluran tuba fallopi untuk menghentikan fertilisasi (kesuburan) seorang perempuan. Manfaatnya sangat efektif, baik bagi klien apabila kehamilan akan terjadi resiko kesehatan yang serius dan tidak ada efek samping dalam jangka panjang. 49 2.5.2 Asuhan KB 1. Pengkajian `Pengkajian adalah suatu langkah awal yang dipakai dalam menerapkan asuhan kebidanan pada pasien.Pada tahap ini semua data dasar dan informasi tentang klien dikumpulkan dan dianalisa untuk mengevaluasi keadaan pasien. Data ini difokuskan pada : a. Data Subjektif 1. Biodata a. Nama : Dikaji dengan nama jelas dan lengkap agar tidak terjadi kekeliruan dalam melaksanakan tindakan. b. Umur : Dikaji untuk mengetahui dan memberikan perencanaan keluarga pada pasien dengan tepat sesuan 3 fase perencanaan KB c. Agama : Untuk mengetahui keyakinan yang dianut klien Sehingga dapat mempermudah dalam melaksanakan asuhan kebidanan. d. Suku/bangsa : Untuk mengetahui sosial budaya dan adat istiadat yang dianut pasien sehingga dapat mempermudah dalam melaksanakan asuhan kebidanan. e. Pendidikan : Pendidikan perlu dikaji untuk mengetahui tingkat kemampuan klien. Karena pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang. f. Alamat : Untuk mengetahui pasien tinggal dimana 2.Keluhan Pasien Dikaji keluhan pasien yang berhubungan dengan penggunaan KB. 3. Riwayat Kesehatan Pasien Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah pasien pernah menderita atau sedang menderita penyakit-penyakit meliputi hipertensi, jantung, TBC, paruparu, asma, diabetes mellitus, riwayat penyakit/ trauma tulang punggung. 4. Riwayat Kesehatan Keluarga Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga mempunyai riwayat penyakit keturunan meliputi penyakit hipertensi, jantung, asma, diabetes mellitus, dan riwayat keturunan kembar. 50 5. Riwayat Obstetr b. Riwayat haid Dikaji menarche pada umur berapa, siklus haid, lamanya haid, sifat darah haid, dismenorhea atau tidak, flour albus atau tidak 6. Riwayat perkawinan Dikaji untuk mengetahui sudah berapa lama pasien menikah, sudah berapa kali pasien menikah, berapa umur pasien dan suami pada saat menikah, sehingga dapat diketahui apakah pasien masuk dalam infertilitas sekunder atau bukan. 7. Riwayat persalinan yang lalu jika ia pernah melahirkan, apakah ia memiliki riwayat kelahiran dengan operasi atau tidak. 8. Riwayat KB Untuk mengetahui apakah ibu sudah menjadi akseptor KB lain sebelum menggunakan KB pil dan sudah berapa lama menjadi akseptor KB tersebut. 9. Pola kehidupan sehari-hari a. Pola nutrisi Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya, jenis makanan, dan makanan pantangan atau terdapatnya alergi. b. Pola eliminasi Dikaji untuk mengetahui tentang BAB dan BAK baik frekuensi dan pola sehari-hari c. Pola istirahat Dikaji untuk mengetahui pola tidur serta lamanya tidur. d. Pola seksual Dikaji apakah ada gangguan atau keluhan dalam hubungan seksual. e. Pola aktifitas Menggambarkan pola aktifitas pasien sehari-hari. Pada pola ini perlu dikaji pengaruh aktifitas terhadap kesehatannya. f. Pola personal hygiene masalah dan lingkungan 51 Mandi berapa kali, gosok gigi berapa kali, kramas berapa kali, bagaimana kebersihan lingkungan apakah memenuhi syarat kesehatan. g. Data pengetahuan Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan usaha yang akan dilakukan ibu, mengenai jenis – jenis alat kontrasepsi, manfaat dan efek samping. 10. Data Psikologis Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui keadaan psikologi ibu sehubungan dengan hubungan pasien dengan suami, keluarga, dan tetangga. Dan bagaimana pandangan suami dengan alkon yang dipilih apakah mendapat dukungan atau tidak. b. Data Objektif 1) Pemeriksaan Umum Dilakukan pemeriksaan umum untuk mengkaji keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital (TD, nadi, suhu, dan RR) yang dapat digunakan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi yang dialaminya, Sehingga bidan dapat mengambil keputusan untuk melakukan tindakan medis pada pasien. 2) Status Presenta c. Kepala Periksa keadaan kepala dan kulit kepala, distribusi rambut rontok atau tidak. d. Mata Untuk mengetahui konjungtiva anemis atau tidak, sklera ikterik atau tidak, dan untuk mengetahui kelopak mata cekung atau tidak. e. Hidung Diperiksa untuk mengetahui ada polip atau tidak. f. Mulut Diperiksa untuk mengetahui apakah ada stomatitis atau tidak. Dan ada caries dentis atau tidak. g. Telinga 52 Diperiksa untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda infeksi telinga seperti OMA atau OMP. h. Leher Diperiksa apakah ada pembesaran kelenjar tyroid atau tidak. i. Ketiak Untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar limfe atau tidak. j. Dada Untuk mengetahui dada simetris atau tidak, ada retraksi dinding dada saat respirasi atau tidak. k. Mammae Apakah ada kelainan pada bentuk payudara seperti benjolan abnormal atau tidak. l. Abdomen Diperiksa untuk mengetahui adanya bekas operasi pada daerah abdomen atau tidak. m. Pinggang Untuk mengetahi adanya nyeri tekan waktu diperiksa atau tidak. n. Genitalia Dikaji apakah adanya condiluma aquminata dan diraba adanya infeksi kelenjar batholini dan kelenjar skene atau tidak o. Punggung Periksa apakah ada kelainan tulang punggung atau tidak. p. Anus Apakah pada saat inspeksi ada hemoroid atau tidak. q. Ekstremitas Diperiksa apakah ada varises atau tidak , apakah ada odem dan kelainan atau tidak. 2. Interpretasi data untuk mengidentifikasi diagnosa/ masalah Interpretasi dibentuk dari data dasar, dalam hal ini dapat berupa diagnosa kebidanan, masalah dan keadaan pasien. a. Diagnosa kebidanan 53 Diagnosa yang dapat ditegakan adalah diagnosa yang berkaitan dengan para, abortus , umur ibu, dan kebutuhan Dasar dari diagnosa tersebut : 1. Pernyataan pasien mengenai identitas pasien 2. Pertanyaan mengenai jumlah persalinan 3. Pernyataan pasien mengenai pernah atau tidak mengalami abortus. 4. Pernyataan pasien mengenai kebutuhannya 5. Pertanyaan pasien mengenai keluhannya 6. Hasil pemeriksaan : a. Pemeriksaan keadaan umum pasien b. Pemeriksaan status emosional pasien c. Pemeriksaan kesadaran pasien d. Pemeriksaat tanda – tanda vital pasien b. Masalah Tidak ada 3. Diagnosa Potensial Tidak ada 4. Antisipasi Masalah Tidak ada 5. Perencanaan /Intervensi Lakukan komunikasi terapiutik pada pasien dan merencanakan asuhan kebidanan sesuai dengan kasus yang ada yang didukung dengan pendekatan yang rasional sebagai dasar untuk mengambil keputusan sesuai langkah selanjutnya. Perencanaan berkaitan dengan diagnose kebidanan, masalah dan kebutuhan. a. Berkaitan dengan diagnose kebidanan 1. Pemberian informasi tentang hasil pemeriksaan keadaan pasien 2. Pemberian informasi tentang indikasi dan kontraindikasi 54 3. Pemberian informasi tentang keuntungan dan kerugian. 4. Pemberian informasi tentang cara penggunaan b. Berkaitan dengan masalah Pemberian informasi mengenai proses atau cara kerja pil progestin. 6. Pelaksanaan/ Implementasi Pelaksanaan bertujuan untuk mengatasi diagnose kebidanan, masalah pasien sesuai rencana yang telah dibuat, pelaksanaan tersebut hendaknya dibuat secara sistematis, agar asuhan kebidanan dapat diberikan dengan baik dan melakukan follow up. a. Memberikan informasi tentang hasil pemeriksaan keadaan pasien b. Memberikan informasi tentang indikasi dan kontraindikasi c. Memberikan informasi tentang keuntungan dan kerugian d. Memberikan informasi tentang cara penggunaan 7. Evaluasi Langkah ini merupakan langkah terakhir dari semua tindakan guna mengetahui apa yang telah dilakukan bidan, apakah implementasi sesuai dengan perencanaan dan harapan dari asuhan kebidanan yang diberikan. a. Pasien mengetahui tentang kondisinya b. Pasien mengetahui tentang indikasi dan kontraindikasi KB pil progestin c. Pasien mengetahui tentang keuntungan dan kerugian KB Pil progestin d. Pasien mengetahui tentang cara penggunaan KB pil progestin. 55 BAB III PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN 3.1 Asuahan Kebidanan pada Ibu Hamil Pengkajian Tanggal :09 Januari 2016 Jam : 10:00 Wib Tempat : Klinik Lista Purnama sari I. PENGKAJIAN A. Data Subyektif Identitas/ Biodata Nomer RM : Nama Ibu : Ny D Nama Suami : Tn. A Umur : 28 tahun Umur : 30 tahun Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA Pekerjaan/ Penghasilan : Swasta Pekerjaan : Swasta Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Agama : Islam Agama Alamat : Klambir V Kampung,Hamparan Perak : Islam Anamnesa pada tanggal 09 Janiari 2016 jam : 10:00 Wib 1. Alasan datang : Ibu mengatakan ingin kontrol ulang kehamilan 2. Keluhan Utama : Ibu merasa pusing 3. Riwayat Kesehatan : a. Riwayat kesehatan sekarang Ibu menyatakan tidak sedang menderita penyakit menular ( HIV/AIDS, TBC, hepatitis), menurun (DM,hipertensi, asma), menahun (jantung, ginjal) b. Riwayat kesehatan yang lalu 56 Ibu menyatakan bahwa tidak pernah menderita penyakit menular seperti (HIV/AIDS, TBC, hepatitis) menurun seperti ( hipertensi, DM,Asma) dan menahun seperti (jantung , ginjal) c. Riwayat kesehatan keluarga Ibu menyatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular ( HIV/AIDS,TBC, hepatitis), menurun ( DM, hipertensi), menahun ( jantung, ginjal) 4. Riwayat perkawinan : a. Umur waktu menikah : 24 tahun b. Lama c. Perkawinan ke : 1 d. Jumlah anak : 2 tahun :- 5. Riwayat menstruasi : 6. a. Menarche : 12 tahun Siklus : ± 28 hari b. Lama : ±7 hari Jumlah : 2-3 x /ganti pembalut c. Warna : Merah keluhan : tidak ada Riwayat kehamilan sekarang : a. HPHT : 10-09-2015 b. Haid bulan sebelumnya : Agustus c. Siklus : ±28 hari d. ANC : 3x Bidan e. Imunisasi TT : 1x di Bidan HPL: 17-05-2016 Lama: ±7 hari f. Keluhan selama hamil : TM I : Mual, muntah , Therapy :B 6 2X1 TM II : tidak ada keluhan TM III : tidak ada keluhan g. Pergerakan janin selama 24 jam terahir : aktif ± 10 kali h. BB sebelum hamil : 50 kg 7. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : 8. Riwayat KB : Tidak ada 57 9. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari : Pola Sehari-hari 1. Nutrisi a. Makan Jenis Makanan b. Minum Jenis minuman 2. Istirahat a. Siang b. Malam 3. Eliminasi a. BAK Warna b. BAB Warna Konsistensi 4. Personal Hygiene a. Mandi b. Gosok Gigi c. Keramas d. Perawatan Payudara e. Perawatan Vulva f. Aktivitas g. Hubungan Seksual Sebelum Hamil 3 X / hari Nasi,Sayur,Lauk pauk 5 -7 gelas / hari Air putih + 1 jam + 8 jam 4-5 X / hari Kuning jernih 1 X / hari Kuning kecoklatan Lembek 2 X / hari 2 X / hari 3 X / minggu Setiap mandi Tidak ada keluhan Baik Selama Hamil 3 X / hari Nasi,Sayur,Lauk pauk + 8 gelas / hari Air putih / teh / susu + 1 jam + 7 jam 5-6 X / hari Kuning jernih 1 -2 X / hari Kuning kecoklatan Lembek 2 X / hari 2 X / hari 3 X / hari Setiap mandi Setiap mandi Tidak ada keluhan Baik 10. Data Psikologis : Ibu menyatakan bahwa ibu dan keluarganya menerima dan merasa senang dengan kehamilannya. 11. Data Sosial, ekonomi, budaya : a. Hewan peliharaan : ibu menyatakan tidak memiliki hewan peliharaan. b. Lingkungan : ibu menyatakan lingkungan rumahnya bersih, nyaman dan tidak kumuh c. Hubungan dengan suami dan/ keluarga : ibu menyatankan hubungannya dengan keluarga dan suami harmonis, saling menyayangi dan menerima kehadiran bayinya 58 d. Adat istiadat : ibu menyakan tidak ada pantangan adat istiadat dalam pengambilan keputusan e. Pengambilan keputusan : keluarga terutama suami f. Penghasilan : cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga 12. Data Spiritual : ibu menyatakan beragama islam menjalankan sholat 5 waktu sesuai dengan kepercayaannya 13. Pengetahuan Ibu : a. Tentang kehamilan : ibu mengatakan sudah mengetahui tentang kehamilannya dan mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan seperti: (ketuban pecah sebelum waktunya, gerakan janin berkurang, oedema, dll) b. Tentang senam hamil : ibu mengetahui tentang senam hamil tetapi ibu tidak melakukannya c. Tentang persiapan persalinan : ibu sudah mempersiapkan persalinan seperti peralatan bayi B. Data Obyektif 1. Pemeriksaan umum a. Keadaan Umum : Baik b. Kesadaran : Composmenthis c. Status emosional : Stabil d. Tanda vital e. 1. Tensi : 110/80 mmHg BB sebelum 2. Nadi : 84x/ menit BB sekarang : 59 kg 3. RR : 24x/ menit TB 4. Suhu : 36º C Lila : 50 kg : 146 cm : 30 cm Status present 1) Pemeriksaan Fisik Bersih,tidak ada benjolan,tidak ada a. Kepala : ketombe,rambut hitam bergelombang,tidak rontok. b. Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat,tidak ada cloasma gravidorum 59 c. Mata : Simetris,Konjungtiva an anemis, sclera an ikterik, rangsangan pupil terhadap cahaya baik. d. Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada sekret, penciuman baik. e. Telinga : Bersih, tidak ada serumen,pendengaran baik f. Gigi dan Mulut : Bibir tidak pucat, tidak ada stomatitis tidak ada karies gigi. g. Leher : Tidak ada pembesaran baik pada kelenjar tiroid, kelenjar limfe,tidak ada nyeri tekan h. Dada : Bunyi jantung regular,paru-paru tidak ada ronchi dan wheezing. i. Payudara : Bentuk simetris, puting susu menonjol, areola mamaeh hyperpigmentasi, tidak ada nyeri tekan. j. Abdomen : Pembesaran rahim sesuai umur kehamilan, tidak ada bekas luka operasi, terdapat striae gravidarum, terdapat linea nigra. Leopold I : TFU 20 cm, bagian fundus teraba bulat, lembek, tidak melenting (bokong). Leopold II : Bagian perut sebelah kiri teraba bagian-bagian kecil janin (ekstermitas), bagian perut sebelah kanan teraba bagian keras memanjang dan ada tahanan (punggung). 60 Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat, keras melenting (kepala) dan belum masuk PAP. Leopold IV : - Taksiran Berat Janin : (20-13) X 155 = 1085 gram DJJ : 142 kali/menit, reguler. k. Genitalia : Vulva dan vagina bersih, tidak ada Oedema, tidak ada varises, tidak ada pembengkakan kelenjar skene dan : kelenjar bartholini. l. Anus Tidak ada hemoroid m.Ekstremitas Atas : Kuku tidak pucat, tidak ada edema,pergerakn normal dan jumlah jari lengkap. Bawah : Kuku tidak pucat, tidak ada edema, tidak ada varises, refleks patella (+/+). 3. Pemeriksaan Penunjang/ laboratorium a. Protein urine : Negatif b. HB : 11,5 II. INTERPRETASI DATA DASAR Ny D umur 28 tahun G1P0A0 usia kehamilan janin tunggal hidup intra uterin letak membujur presentasi kepala sudah masuk PAP É„ puki a. Ibu menyatakan bernama Ny. D dan berumur 28 tahun b. Ibu menyatakan hamil yang pertama, belum pernah keguguran c. Ibu menyatakan HPHT 10-09-2015 d. Ibu menyatakan merasakan gerakan janin yang aktif III. IDENTIFIKASI MASALAH/ DIAGNOSA POTENSIAL Tidak ada 61 IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA Tidak ada V. PERENCANAAN 1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik. 2. Beritahukan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa kehamilannya dalam keadaan baik, posisi janin normal dan sudah masuk panggul. 3. Anjurkan ibu untuk banyak istirahat dan mengurangi aktifitas berat 4. Beritahu ibu tentang bahaya kehiamilan trimester III dan anjurkan ibu untuk segera memeriksakan kandungannya ke tenaga kesehatan apabila mengalaminya 5. Beritahu ibu untuk menyiapkan persalinan dan tanda-tanda persalinan seperti kenceng-kenceng sering semakin kuat, keluar air kawah, ada lendir darah dan dan menganjurkan ibu segera kembali . 6. Berikan therapy tablet B12 3x1 dan FE dengan dosis 1x1 dan ajarkan cara meminumnya. 7. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu kemudian dan sewaktu – waktu apabila terdapat keluhan VI. IMPLEMENTASI 1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik. 2. Memberitahukan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa kehamilannya dalam keadaan baik, posisi janin normal dan sudah masuk panggul 3. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat dan mengurangi aktifitas berat seperti, menggendong, mengangkat benda – benda berat 4. Memberi tahu ibu tentang tanda bahaya trimester III antara lain perdarahan pada jalan lahir dan pengeluarannya berbau busuk, bengkak pada ekstremitas, tekanan darah tinggi, pandangan kabur, nyeri kepala hebat, nyeri perut bagian bawah, serta memberitahu ibu apabila mengalaminya untuk segera periksa ke tenaga kesehatan terdekat. 62 5. Memberitahu ibu untuk menyiapkan persalinan dan tanda-tanda persalinan seperti kenceng-kenceng sering semakin kuat dan berlangsung lama, keluar air kawah, ada lendir darah dan beritahu ibu untuk segera menuju tempat persalinan yang aman yaitu bidan / dokter. Memberitahu ibu untuk persiapan persalinan yaitu, pakaian ibu dan bayi, uang, kesiapan fisik dan mental, pendamping persalinan, donor darah, transportasi 6. Memberikan ibu tablet B12 3x1 pada pagi hari dan FE dengan dosis 1x1 diminum sebelum tidur dengan menggunakan air putih, tidak boleh menggunakan air teh, kopi ataupun susu karena akan menghambat dan menggangu penyerapan. 7. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu kemudian dan sewaktu – waktu apabila terdapat keluhan VII. EVALUASI 1. Ibu mengetahui tentang kondisinya saat ini 2. Ibu mengetahui bahwa kehamilannya dalam keadaan baik 3. Ibu bersedia untuk beristirahat yang cukup dan mengurangi aktifitas yang berat 4. Ibu sudah mengetahui tanda bahaya trimester III dan bersedia periksa ke tenaga kesehatan terdekat apabila mengalaminya 5. Ibu sudah mempersiapkan persalinannya dan sudah mengetahui tanda – tanda persalinan dan bersedia kembali lagi apabila sudah akan mendapat tanda – tanda tersebut 6. Ibu sudah mendapat tablet B12 dan FE dan sudah mengetahui dosis serta cara meminumnya 7. Ibu bersedia kunjungan ulang 1 minggu kemudian dan apabila sewaktu – waktu terdapat keluhan 63 Tabel 3.1 Catatan perkembangan kunjunjungan Hamil Nama : Ny. D Umur : 28 Pukul : 15 .30 WIB Tangggal : 9 Febuari 2016 Catatan perkembangan ( SOAP) S: Ibu hamil anak pertama dengan usia kehamilan 20 minggu ingin memeriksa ulang kehamilan nya. O: TD : 110/80 mmHg, RR: 84 x/i, RR, 24 x/i, Temp 36ºC Leopold I : TFU 20 cm, bagian fundus teraba bulat, lembek, tidak melenting (bokong). Leopold II: Bagian perut sebelah kiri teraba bagian-bagian kecil janin (ekstermitas), bagian perut sebelah kanan teraba bagian keras memanjang dan ada tahanan (punggung). Leopold III : teraba bagian keras dan melenting Leopold IV: Bagian terendah janin teraba bulat, keras melenting (kepala) dan belum masuk PAP. A: GI P0 A0 kehamilan 20 minggu, janin hidup tunggal, K/U ibu dan anak baik P: Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik. Memberitahukan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa kehamilannya dalam keadaan baik, posisi janin normal dan sudah masuk panggul Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat dan mengurangi aktifitas berat seperti, menggendong, mengangkat benda – benda berat Memberi tahu ibu tentang tanda bahaya trimester III antara lain perdarahan pada jalan lahir dan pengeluarannya berbau busuk, bengkak pada ekstremitas, tekanan darah tinggi, pandangan kabur, nyeri kepala hebat, nyeri perut bagian bawah, serta memberitahu ibu apabila mengalaminya untuk segera periksa ke tenaga kesehatan terdekat. Memberitahu ibu untuk menyiapkan persalinan dan tanda-tanda persalinan seperti kenceng-kenceng sering semakin kuat dan berlangsung lama, keluar air kawah, ada lendir darah dan beritahu ibu untuk segera menuju tempat persalinan yang aman yaitu bidan / dokter. Memberitahu ibu untuk persiapan persalinan yaitu, pakaian ibu dan bayi, uang, kesiapan fisik dan mental, pendamping persalinan, donor darah, transportasi Memberikan ibu tablet B12 3x1 pada pagi hari dan FE dengan dosis 1x1 diminum sebelum tidur dengan menggunakan air putih, tidak boleh menggunakan air teh, kopi ataupun susu karena akan menghambat dan menggangu penyerapan. 64 3.2 Asuhan Kebidanan pada Ibu bersalin Tempat Praktek : Bidan Lista Purnama Sari Nama Mahasiswa : Dahniar Tanggal Masuk : 24 Mei 2016 Jam : 08.00 WIB I. PENGKAJIAN A. Data Subyektif Identitas/ Biodata Nomer RM : Nama Ibu : Ny A Nama Suami : Tn. M Umur : 28 tahun Umur : 30 tahun Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA Pekerjaan/ Penghasilan : Swasta Pekerjaan : Swasta Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Agama : Islam Agama Alamat :Klambit V Kampung, Hamparan Perak : Islam Anamnesa pada tanggal 27 Mei 2016 1. Alasan datang : Ibu mengatakan ingin melahirkan 2. Keluhan Utama : Ibu menyatakan kenceng – kenceng, belum mengeluarkan lendir darah dan air ketuban. 3. Tanda – tanda persalinan : a.Kontraksi : Kuat sejak tanggal : 24 Mei 2016 pukul : 08:00 WIB b.Frekuensi : 4 kali setiap 10 menit, lamanya : 40 detik c.Kekuatan : kuat e.Lokasi ketidaknyamanan : dari punggung, perut bagian bawah hingga pinggang 65 4. Pengeluaran pervaginam : a. Darah : Tidak ada Volume : - b. Air ketuban : Utuh Volume : - c. Lendir darah : Belum keluar Riwayat Obstetri 1. Riwayat menstruasi : a. Menarche b. Lama : 13 tahun : ± 7 hari c. Warna Siklus : ± 28 hari Jumlah : 2-3 x ganti pembalut /hari : Merah darah Keluhan : tidak ada 2. Riwayat Perkawinan : a. Umur waktu nikah : 27 tahun b. Lama : 1 tahun c. Perkawinan ke :1 d. Jumlah anak :1 3. Riwayat Kesehatan : a. Riwayat kesehatan sekarang Ibu menyatakan tidak sedang menderita penyakit menular ( HIV/AIDS, TBC, hepatitis), menurun (DM,hipertensi, asma), menahun (jantung, ginjal) b. Riwayat kesehatan yang lalu Ibu menyatakan bahwa tidak pernah menderita penyakit menular seperti (HIV/AIDS, TBC, hepatitis) menurun seperti ( hipertensi, DM,Asma) dan menahun seperti (jantung , ginjal) c. Riwayat kesehatan keluarga Ibu menyatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular ( HIV/AIDS,TBC, hepatitis), menurun ( DM, hipertensi), menahun ( jantung, ginjal) 4. Riwayat Kehamilan Sekarang : 66 a. HPHT : 10-09-2015 HPL : 17-05-2016 b. Haid bulan sebelumnya : September Lamanya ± 7 hari c. ANC : 7 kali teratur, frekuensi 7 kali , di Bidan d. Imunisasi TT : 2 x, di Bidan e. Keluhan selama hamil : Mual muntah f. Pergerakan janin dalam waktu 24 jam terakhir : ± 10 kali g. BB sblm hamil ; 49kg 1. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu : Tidak ada 2. Riwayat KB : Tidak ada 3. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari : Kebutuhan Selama hamil Selama bersalin Keluhan a. Nutrisi :Ibu telah makan 3x/hari dengan porsi sedang( nasi, sayur, lauk) Ibu minum setiap saat ketika ibu merasa haus Ibu telah makan 1 kali dengan porsi sedang ( nasi, sayur, lauk, buah – buahan ) 1 gelas teh, 1 gelas susu b. Eliminasi :Ibu BAK 5 – 7 x /hari Ibu BAB 1x /hari Ibu telah BAK 2X selama bersalin Ibu belum BAB c. Istirahat : 8 – 9 jam /hari Ibu istirahat disela – sela kontraksi d. Aktifitas : Melakukan aktifitas rumah tangga Posisi miring kanan miring kiri e. Personal Hygiene Mandi 2x/hari , gosok gigi 2x/hari, ganti baju 2x/hari, ganti celana dalam 3x/hari Ibu sudah mandi, gosok gigi , ganti celana dalam dan pembalut f. Rekreasi 1 bulan sekali Ibu belum rekreasi g. Pola seksual ± 1x /minggu Ibu belum melakukan hubungan seksual 4. Data Psikologis : 67 Ibu dan keluarga merasa senang dengan kehamilannya dan menyambut kelahiran bayinya 5. Data Sosial – Budaya : a. Hewan peliharaan : ibu menyatakan tidak memiliki hewan peliharaan. b. Lingkungan : ibu menyatakan lingkungan rumahnya bersih, nyaman dan tidak kumuh. c. Hubungan dengan suami dan/ keluarga : ibu menyatankan hubungannya dengan keluarga dan suami harmonis, saling menyayangi dan menerima kehadiran bayinya d. Adat istiadat : ibu menyakan tidak menganut adat istiadat yang ada dalam keluargannya 6. Data Spiritual : ibu menyatakan beragama islam menjalankan sholat 5 waktu sesuai dengan kepercayaannya 7. Pengetahuan Ibu : a. Tentang kehamilan : ibu mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan seperti: (ketuban pecah sebelum waktunya, gerakan janin berkurang, oedema, dll) b. Tentang perawatan payudara : ibu mengetahui tentang cara perawatan payudara c. Tentang senam hamil : ibu mengetahui tentang senam hamil tetapi ibu tidak melakukannya d. Tentang persiapan persalinan : ibu sudah mempersiapkan persalinan seperti peralatan bayi B. Data Obyektif 1. Pemeriksaan umum a. Keadaan Umum : Baik b. Kesadaran : Composmenthis c. Status emosional : Stabil 68 d. Tanda vital 1. Tensi : 120/80 mmHg 2. Nadi : 84x/ menit BB sekarang : 59 kg 3. RR : 22x/ menit TB : 150 cm 4. Suhu : 36,7ºC Lila : 30 cm e. Status present 1. Kepala : Mesochepal a. Rambut : distribusi merata, tidak rontok dan kulit kepala tidak ketombe b. Muka : tidak ada oedema, tidak pucat c. Mata : conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik d. Hidung : bersih, tidak ada polip e. Telinga : tidak ada serumen, simetris f. Mulut : tidak ada caries dentis, stomatitis dan gigi berlubang 2. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis 3. Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada 4. Mammae : simetris, tidak ada benjolan abnormal 5. Perut : tidak ada pembesaran hati dan limfa 6. Pinggang : tidak ada nyeri tekan 7. Genetalia : bersih, tidak ada varises 8. Anus : tidak ada hemoroid 9. Ekstremitas a. Atas : tidak ada oedema, tidak pucat, tugor baik, jari – jari lengkap b. Bawah : tidak ada oedema, varises, tidak pucat, tugor baik 2. Pemeriksaan Obstetri a. Inspeksi 1. Wajah/muka : tidak ada cloasma gravidarum 2. Mammae 3. Abdomen : simetris, kelenjar Montgomery membesar, putting verted : Nampak linea nigra dan strie b.Palpasi 69 1. Leopold I : 2 Jari di bawah PX, bagian fundus teraba lunak, bulat, tidak ada lentingan yaitu bokong, TFU : 31 cm 2. Leopold II : bagian kanan teraba keras memanjang , ada tahanan yaitu punggung, sedangkan bagian perut kiri teraba kecil-kecil yaitu ekstremitas 3. Leopold III : bagian bawah janin teraba bulat keras ada lentingan dan tidak bisa di goyang yaitu kepala 4. : kepala sudah masuk PAP ( devergen) - Penurunan bagian terbawah (dengan 4/5) : - TBJ : (31-11)x155 : 3100 gram c. Auskultasi DJJ : frekuensi 140 kali/menit : irama teratur : interval 5 menit d.Kontraksi uterus (His) 1. Lama : 40 detik 2. Frekuensi : 4 x 3. Interval : 5 menit 4. Sifat : kuat e. Perkusi (reflek patella) : (+/+) f. Periksa Dalam 1. V/U/V : : menutup / tidak ada radang, penuh /tidak oedem, tidak varises 2. Pembukaan : Ø7 3. Effecement : 70% 4. KK : + 5. Penurunan : 4/5 70 6. POD : UUK kanan depan II. INTERPRETASI DATA DASAR Ny A umur 29 tahun G2P1A0 usia kehamilan 39 minggu 6 hari janin tunggal hidup intra uterin letak membujur presentasi kepala sudah masuk PAP É„ puka inpartu kala 1 fase aktif Dasar : DS : a. Ibu menyatakan bernama ny. D dan berumur 28 tahun b. Ibu menyatakan hamil yang ke dua, belum pernah keguguran c. Ibu menyatakan HPHT 10 – 09 – 2015 d. Ibu menyatakan mules dan kenceng sejak pukul 01.00 WIB DO : a. KU : Baik b. Kesadaran : composmentis c. Leopold I : 2 Jari di bawah Prosessus Xifoideus, bagian fundus teraba lunak, d. Leopold II bulat, tidak ada lentingan yaitu bokong, TFU : 31 cm : bagian kanan teraba keras memanjang , ada tahanan yaitu punggung, sedangkan bagian perut kiri teraba kecil-kecil yaitu ekstremitas e. Leopold III : bagian bawah janin teraba bulat keras ada lentingan dan tidak bisa di goyang yaitu kepala f. Leopold IV : kepala sudah masuk PAP ( devergen) g. TBJ h. DJJ : ( 36-11 ) x 155 : 3875gr : 1. Frekuensi : 140 kali/menit 2. Irama : teratur 3. Kontraksi : kuat 4. Interval : 5 menit 71 i. VT B. : Ø 7 cm Masalah Tidak ada C. Kebutuhan Tidak ada III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL Tidak ada IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA Tidak ada V. PERENCANAAN Tanggal : 24 Mei 2016 Jam : 08:00 WIB 1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan dari ibu dan janinnya 2. Jelaskan pada ibu tentang fisiologis persalinan kala 1 3. Berikan support mental pada ibu dan keluarganya. 4. Atur posisi senyaman mungkin 5. Ingatkan pada ibu tentang teknik relaksasi 6. Observasi keadaan ibu meliputi DJJ, His, dan nadi tiap 30 menit , pembukaan , penurunan kepala, dan tekanan darah dan suhu tiap 4 jam / jika ada indikasi 7. Persiapkan partus set dan kelengkapannya 8. Persiapkan kelengkapan ibu dan bayi 9. Penuhi kebutuhan energy dan cairan ibu dengan makanan dan minuman 72 VI. PELAKSANAAN Tanggal : 24 Mei 2016 Jam :10:00 WIB, 1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan ibu dan janinnya , bahwa ibu dan bayinya dalam keadaan baik dengan hasil VS: TD: 120/80 mmHg , Nadi:80x/menit, Suhu:36,70C ,R: 22x/menit, dan DJJ:140 x/menit 2. Menjelaskan pada ibu tentang fisiologis kala 1 , yaitu: 3. Adanya nyeri perut hilang timbul dan menjalar dari punggung ke perut bagian bawah merupakan akibat dari kontraksi dan refleksi otot rahim yang mendorong bayi masuk rongga panggul. 4. Nyeri perut makin lama makin sering dan teratur 5. Frekuensi BAK semakin sering dan ibu harus mengeluarkan urinenya 6. Pembukaan jalan lahir sampai 10 cm, setiap 1 cm rata-rata memerlukan waktu 1 jam 7. Bila sudah ingin mengejan dan tidak dapat di tahan lagi dan keluar cairan secara tiba-tiba segera melapor. Kala I Tanggal : 24 Mei 2016 Jam 10: 30 WIB I. SUBJEKTIF Ibu mengatakan mules lebih sering dirasakan, ketuban sudah pecah, gerakan janin masih dirasakan. II. OBJEKTIF Keadaan umum Tanda-tanda vital : Baik : Tekanan darah:120/80 mmHg, Nadi: 80x/menit Pernapasan: 24x/menit,Suhu: 36,6°C. Abdomen : kandung kemih penuh,penurunan kepala 7/5 , DYY : 130 X/menit, His 3 X dalam 10 menit,lamanya 30 detik. Pemeriksaan Dalam : Vulva Vagina : Pengeluaran lender campur darah +,portio tipis/lunak,pembukaan 7 73 cm,ketuban - ,presentasi kepala,penurunan H II,UUK kanan depan,tidak ada molase. III. ASSESMENT Parturient aterm kala I fase aktif janin tunggal hidup,keadaaan ibu janin dan kemajuan persalinan ibu baik ï‚® ibu tampak sedikit gelisah. IV. EVALUASI 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga ï‚® ibu tampak tenang. 2. Memberi dukungan moral dan spiritual ï‚® Ibu lebih tenang setelah diberi dukungan. 3. Menawarkanminum disela his ï‚® Ibu minum teh manis ± 50 cc. 4. Menganjurkan ibu BAK ï‚® Ibu mengerti. 5. Mengajarkan kembali teknik relaksasi yang benar di sela his untuk mengurangi rasa nyeri ï‚® Ibu mampu melakukannya. 6. Mengajarkan teknik mengedan yang baik ï‚® Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan. 7. Memberikan kebebasan posisi yang nyaman untuk ibu ï‚® Ibu memilih tidur miring kiri. 8. Merencanakan Pemeriksaan dalam 2 jam kemudian atau bila ada indikasi. KALA II Tanggal : 24 Mei 2016 Jam : 11:00 WIB I. DATA SUBYEKTIF 1. Ibu mengatakan berumur 28 tahun. 2. Ibu mengatakan ini kehamilan yg ke-1. 3. Ibu mengatakan HPHT tgl, 10-09-2015 4. Ibu mengatakan kenceng-kenceng teratur dan mengeluarkan lendir darah sejak jam : 05:00 WIB. 74 II. DATA OBYEKTIF 1. KU : baik, kesadaran : Composmentis 2. VS : TD: 120/80 mmHg, N : 80 x/menit, S:36,70c 3. His : 5 x/ menit, kuat dan teratur 4. Adanya pengeluaran lendir darah 5. Hasil VT : V/U tenang, portio tidak teraba, KK +, UUK jam 12, ,Pembukaan 10 cm , penurunan kepala 0/5 bagian, selaput ketuban + , STLD + III. ASSESMENT a) Seorang Ibu Ny, “D” umur 28 tahun G1P0A0 UK:39 minggu, janin tunggal hidup intra uteri, punggung kiri, presentasi belakang kepala sudah masuk panggul ,dalam persalinan kala II. b) Diagnosa Masalah Tidak ada c) Diagnosa kebutuhan Tidak ada IV. PLANNING 1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan 2. Dekatkan alat-alat dan obat untuk persalinan pertolongan 3. Gunakan APD sebagai alat perlindungan diri 4. Bantu ibu mengatur posisi senyaman mungkin 5. Pecahkan ketuban secara artificial 6. Pimpin persalinan 7. Penangan BBL V IMPLEMENTASI 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan , bahwa pembukan sudah lengkap, keadaan janin masih baik dengan DJJ : 140x/menit 75 2. Mendekatkan alat-alat dan obat untuk pertolongan persalinan 3. Menggunakan APD sebagai perlindungan diri meliputi : celemek, masker, topi 4. Membantu ibu mengatur posisi senyaman mungkin salah satunya posisi dorsal recumbent, kedua tangan merangkul paha ditarik kearah samping perut 5. Memecahkan ketuban secara artificial: a. Mencuci tangan dengan 7 langkah b. Mengeringkan tangan , memakai handscoon panjang ditangan kanan, dan handscoon pendek di tangan kiri c. Melakukan vulva hygiene pada kedua labia mayora, labia minora dan vestibulum, d. Jari tengah dan telunjuk masuk kedalam jalan lahir secara obstetric e. Pandu klem dengan dengan jari dan tangan yang digunakan untuk pemeriksaan hingga mencapai selaput ketuban f. Memegang ujung klem diantara ujung jari pemeriksa, gerakan jari dengan lembut gosokkan klem pada selaput ketuban kemudian pecahkan g. Memeriksa apakah ada bagian lain yang keluar , air ketuban jernih, bau khas air ketuban h. ½ koker direndam dalam larutam klorin 6. Memimpin persalinan a. Menganjurkan ibu mengedan saat ada his yang kuat, diawali dengan tarikan nafas panjangkemudian mengejan seperti ingin BAB b. Membantu melahirkan bayi , tangan kanan menahan perineum (stenen) tangan kiri menahan laju defleksi agar tidak terlalu cepat saat kepala crowing ( Ritgen) c. Setelah bayi lahir ,membersihkan muka dan mulut bayi lendir dan darah d. Menunggu kepala sampai kepala melakukan putar paksi luar sambil kita memeriksa ada/tidaknya lilitan tali pusat e. Membantu melahirkan bahu depan dengan posisi tangan kanan diatas kepala dan tangan kiri di bawah kepala bayi (biparietal) kepala ditarik keatas setelah kiedua bahu lahir sesuai jalann lahir setelah itu di tarik 76 kebawah dan lakukan sanggah susur dengan tangan kiri menyusuri dada, perut, sampai kaki bayi. f. Melakukan penilaian sepintas pada bayi , meliputi tangisan ,warna kulit, tonus otot bayi, dan refleks bayi. Setelah itu meletakkan bayi diatas perut ibu untuk kontak dini skin to skin sambil mengeringkan tubuh bayi kecuali tangan. g. Menjepitkan klem pada 3 cm dari pusar bayi dsn klem ke dua 2 cm dari klem pertama. 7. Memberi semangat pada ibu dan support ucapan selamat bahwa bayi telah lahir dengan selamat 8. Melakukan penanganan pada BBL VI EVALUASI bayi lahir spontan pervaginam pada tanggal 24 Mei 2016, pukul 11:00 WIB dengan jenis kelamin laki-laki, BB: 3300 gram, PB: 47 cm, LK : 34 cm, LD : 33cm , Lila : 11 cm, tidak ada cacat bawaan , bayi menangis kuat, AS 10/11 KALA III I. DATA SUBYEKTIF 1. Ibu mengatakan sangat merasa bahagia dan lega atas kelahiran bayinya 2. Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules 3. II. DATA OBYEKTIF 1. KU : baik , Kesadaran : composmentis 2. VS : TD: 120/80 mmHg ;S: 36,70C ; R: 22x/menit N: 80x/menit 3. TFU setinggi pusat , kontraksi kuat dank eras, plasenta belum lahir 4. Perdarahan kurang lebih 35 ml 5. Adanya tanda-tanda pelepasan plasenta: adanya semburan darah, tali pusat memanjang, uterus globuler 77 III. ASSESMENT 1. Diagnosa kebidanan : Seorang ibu , Ny”D” usia 28 tahun P1A0A0, dalam persalinan kala III 2. Diagnosa masalah Tidak ada 3. Diagnosa Kebutuhan Tidak ada IV. PLANNING Tanggal :24 Mei 2015 Jam :11.35 WIB 1. Potong tali pusat bayi dan diikat 2. Pindahkan klem kedepan vulva 5 – 6 cm 3. Lakukan manajemen aktif kala III 4. Periksa kelengkapan tali pusat dan plasenta 5. Observasi perdarahan, cek ada/tidaknya laserasi, kontraksi uterus, KU ibu dan VS ibu V. IMPLEMENTASI 1. Memotong tali pusat bayi dan mengikatnya dengan tali 2. Memindahkan klem tali pusat kearah depan vulva kira-kira jarak 5-6 cm didepan vulva 3. Melakukan manajemen aktif kala III a. Memastikan janin tunggal dengan meraba fundus uteri b. Memberitahu pada ibu bahwa ibu akan disuntik oksitosin diaerah paha kanan ,1/3 atas bagian luar c. Melakukan PTT (Peregangan Tali Pusat Terkendali) setelah uterus berkontraksi , tegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang atau atas (dorso kranial) secara hatihati d. Saat plasenta lahir / muncul di introitus vagina , lahirkan plasenta dengan kedua tangan .Pegang dan putar plasenta searah jarum jam 78 e. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir lakukan massase uterus dengan meletakkan telapak tangan di fundus . dan lakukan gerakan melingkar , sembari tangan yang lain mengecek kelengkapan plasenta 4. Memeriksa kelengkapan plasenta dan mengukur panjangnya tali pusat , tempat insersi tali pusat 5. Mengobservasi perdarahan , mengecek ada/tidaknya laserasi, mengecek kontraksi uterus dan vita sign VI. EVALUASI Plasenta lahir spontan, lemgkap, tanggal 24 Mei 2015 pukul 11:45 WIB, kotiledon 20 buah, tebal kurang lebih 2,5 cm, panjang tali pusat kurang lebih 60 cm, insersi tali pusat sentralis, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah pusat, perdarahan kurang lebih 150 cc, terdapat laserasi derajat 1. KALA IV Tanggal : 24 Mei 2016 Jam :11.30 WIB I. SUBYEKTIF 1. Ibu mengatakan badan terasa capek, kemaluan perih 2. Ibu mengatakan perut masih mules II. OBYEKTIF 1. KU ibu : baik , kesadaran :Composmentis 2. VS :TD : 120/80 mmHg ,N: 80 x/menit S: 36,70C , R:22 x/menit 3. TFU : 2 jari dibawah pusat 4. Kontraksi uterus baik kuat dank eras 5. Perdarahan kurang lebih 20 cc III. ASSESMENT a. Diagnosa kebidanan Seorang ibu ny “D” usia 28 tahun G1 P0 A0, dalam persalinan kala IV 79 b. Diagnosa masalah Tidak ada 3. Diagnosa kebutuhan Tidak ad IV. PLANNING 1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan 2. Bersihkan dan rapikan ibu serta mengajarkan pada keluarga cara massase peru 3. Bersihkan tempat tidur ,alat, dan ruangan 4. Anjurkan ibu untuk istirahat dan coba meneteki bayi 5. Penuhi kebutuhan cairan dan nutrisi bayi 6. Berikan terapi obat dan vitamin 7. Observasi KU ibu, perdarahan, kontraksi,dan TFU IMPLEMENTASI 1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan,bahwa ibu dalam keadaan baik, namun terdapat luka laserasi perineum derajat 1 dan memerlukan beberapa jahitan luar 2. Membersihkan dan merapikan ibu setelah semua tindakan selesai dilakukan, dengan waslap dan air hangat.Periniium dikompres dengan kasa betadin , dipakaikan pembalut, dan celana dalam, Setelah itu mengajarkan pada keluarga cara memassase uterus ibu lembek harus segera melapor ke bidan. 3. Membersihkan tempat tidur dengan waslap dan air sabun, setelah itu dibersihkan dengan air DTT, alat direndam dalam larutan klorin 0,5% dicuci dan dibilas dengan air bersih setelah itu disterilisasi 4. Menganjurkan ibu untuk istirahat agar tenaganya pulih sambil mencoba meneteki bayinya 5. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan ibu dengan memberikan makanan bergizi dan air putih atau air the 6. Memberikan terapi obat dan vitamin berupa vitamin A, multivitamin 80 7. Mengobservasi KU ibu perdarahan, kontraksi dan TFU selama 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam ke dua EVALUASI 1. Ibu mengerti tentang keadaannya dan bersedia dijahit perineumnya 2. Hasil observasi pukul 12:00 WIB : TD:120/80mmHg S: 36,70C N: 80 x/menit R:22 x/menit TFU 3 jari dibawah pusat Kontraksi uterus: kuat,keras S:36,70C Pukul .11.50 : TD:120/80mmHg N: 82x/menit R:22x/menit TFU 3 jari dibawah pusat Kontraksi uterus: kuat, keras S:36,70C Pukul 12.20: TD:120/80 mmHg N:80x /menit R:21x/menit TFU 3 jari dibawah pusat Kontraksi uterus : kuat,keras Pukul :13.00 S:36,50C TD:120/80mmHg N : 82x/menit R: 22x/menit TFU 3 jari dibawah pusat Kontraksi uterus : kuat, keras Pukul 14.00: S:36,50C TD: 120/80x/menit N : 82x/menit R:22x/menit TFU 3 jari dibawah pusat Kontraksi uterus : kuat , ker 81 3.3 Asuhan pada ibu nifas Tempat Praktek : Klinik Lista Nama Mahasiswa : Dahniar I. PENGKAJIAN A. Data Subyektif Identitas/ Biodata Nomor RM : Nama Ibu : Ny.D Umur : 28 tahun Umur : 30 tahun Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA Pekerjaan/ Penghasilan : IRT Pekerjaan : Swasta Suku/ Bangsa : jawa/Indonesia Suku/Bangsa : jawa/Indonesia Agama : islam Agama : islam Alamat : Klambir V Kampung, Hamparn Perak, Medan Nama Suami : Tn.A Anamnesa pada tanggal 24 Mei 2016 pukul 12:00 wib 1. Keluhan Utama/alasan datang: ibu mengatakan masih merasa mules pada perutnya 2. Riwayat Kehamilan dan Persalinan saat ini: a. G1 P1 A0 b. Usia kehamilan : 39 minggu c. Kelainan selama hamil : Tidak ada d. Tanggal persalinan : 07-07-2014 e. Jenis Persalinan : spontan f. Lama Persalinan : Jam : 01.00 wib 82 Kala I : 07 jam Kala II : 30 menit Kala III : 15 menit Kala IV : 02 jam g. Penyulit dalam persalinan : tidak ada h. Anak : hidup, BB : 3300 gram PB : 47 cm i. Kelainan bawaan LK : 34 cm LD: 33 cm : tidak ada 3. Rawat Gabung : ya Alasan : Ibu ingin dekat dengan bayinya 4. Riwayat menstruasi : a. Menarche : 13 tahun Siklus : b. Lama : ± 7 hari Jumlah c. Warna : merah Keluhan : ± 28 hari : 2-3 kali ganti pembalut tidak ada 5. Riwayat Perkawinan : a. Umur waktu nikah : 27 tahun b. Lama : 1 tahun c. Perkawinan ke :1 d. Jumlah anak : - 6. Riwayat Kesehatan : a. Riwayat kesehatan sekarang Ibu menyatakan tidak sedang menderita penyakit menular (hepatitis, TBC, HIV/AIDS) menahun (ginjal, jantung) menurun (asma, deabetes). Ibu tidak sedang menjalani pengobatan apapun. b. Riwayat kesehatan yang lalu Ibu menyatakan tidak perna menderita penyakit menular (hepatitis, TBC, HIV/AIDS) menahun (ginjal, jantung) menurun (asma, deabetes). Ibu tidak sedang menjalani pengobatan apapun. c. Riwayat kesehatan keluarga 83 Ibu menyatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular (hepatitis, TBC, HIV/AIDS) menahun (ginjal, jantung) menurun (asma, deabetes). Ibu tidak sedang menjalani pengobatan apapun. 7. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu : Tidak ada 8. Riwayat KB : Tidak ada 9. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari : Kebutuhan Frekuensi Keluhan Nutrisi :1 piring dengan porsi sedang : nasi + sayur +lauk + buah Ibu sudah minum ± 2 gelas : air putih Eliminasi :Ibu sudah BAK 2X, warna jernih Ibu belum BAB Istirahat : Ibu sudah tidur selama 1 jam Aktifitas : Ibu sudah menggendong bayinya, sudah dudukan dan sudah mampu berjalan ke kamar mandi sendiri Personal Hygiene : Ibu sudah mandi, gosok gigi , ganti celana dalam dan pembalut Rekreasi : Ibu belum rekreasi Pola seksual : Ibu belum melakukan hubungan seksual 10 Riwayat Psikologis a. Tanggapan ibu atas kelahiran bayinya : Ibu merasa senang dengan kelahiran bayinya. b. Tanggapan keluarga atas kelahiran bayinya : 84 Suami dan keluarga merasa senang dengan kelahiran bayi. c. Rencana ibu menyusui bayinya : ( ya/ tidak ? sampai kapan?). Ya. Ibu akan menyusui bayinya sampai umur 6 bulan. 11.Data Sosial – Budaya : a. Hewan peliharaan : Ibu menyataka tidak memiliki hewan peliharaan. b. Lingkungan : Ibu menyatakan lingkungannya mendukung, bersih, nyaman dan tidak kumuh. c. Adat istiadat : Ibu mengatakan tidak terpengaruh dengan adat istiadat setempat dan tidak ada pantangan makan. d. Hubungan dengan suami dan/keluarga : Ibu menyatakan hubungannya harmonis, baik, tinggal brtsama suami dan anaknya. 12. Data Spiritual : Ibu mengatakan menganut agama islam dan taat menjalankan shalat 5 waktu bersama keluarga 13. Pengetahuan Ibu : a. Tentang masa nifas : Ibu mengatakan nengetahui tentang masa nifas yaitu 40 hari setelah persalinan terjadi dan biasanya masih mengeluarkan darah b. Tentang menyusui/ makanan bayi : 1. Manfaat ASI : Ibu mengetahui manfaat ASI karena ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi , mudah dicerna,memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih dan siap untuk diminum. 2. Perawatan payudara : Ibu mengetahui perawatan payuda seperti menjaga payudara agar tetap bersih dan kering, menggunakan BH yang menyokong payuda, apabila putting susu lecet oleskan ASI yang keluar pada sekitar putting setiap kali selsai menyusui. 3. Makanan bayi : Ibu menyatakan akan memberikan ASI sampai 6 bulan karena ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. c. Tentang perawatan bayi : Ibu menyatakan dapat memandikan bayinya , tahu bagaimana merawat tali pusat bayi agar tidak terjadi infeksi 85 d. Tentang alat KB : Ibu menyatakan mengetahui sebagian macam – macam KB dan akan menggunakan alat kontra sepsi MOW B. Data Obyektif 1. Pemeriksaan umum a. Keadaan Umum : baik b. Kesadaran : composmentis c. Status emosional : stabil d. Tanda vital 1. Tensi : 120/80 mmHg 2. Nadi : 82x/ menit 3. RR : 22x / menit 4. Suhu : 36,5ºC e. Status present 1. Kepala : mesochepala a) Rambut : distribusi merata, hitam, bersih tidak ada ketombe. b) Muka : tidak oedema, tidak pucat. c) Mata : conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik. d) Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada polip e) Telinga : bersih, tidak ada serumen, simetris, tidak ada OMA/OMP 2. Mulut : bersih tidak ada stomatitis, tidak ada caries dentis, tidak ada labio palatoskisis. 3. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe, vena jugularis. 4. Dada : simetris tidsk ada retraksi , pernafasan normal. 5. Mammae :puting tidak mendelep, simetris, tidak ada benjolan abnormal. 6. Perut : tidak ada pembesaran hati dan lien, tidak ada bekas operasi 7. Pinggang : tidak ada nyeri tekan di daerah hepar. 86 8. Genetalia : tidak oedema , tidak varises, condiloma akuminata. 9. Ekstremitas a) Atas : tidak oedem, tidak sianosis, jari – jari lengkap, kuku tidak pucat, tugor kulit baik, tidak varises b) Bawah : tidak varises pada lipatan paha, jari kaki lengkap, kuku tidak pucat, tugor kulit baik, tidak oedem, 2. Pemeriksaan Obstetri a. Wajah/muka : tidak ada kloasma gravidarum b. Mammae : 1) Bentuk : simetris 2) Putting : verted (menonjol) 3) Pengeluaran : colustrum dan ASI 4) Pembengkakan : tidak ada c. Abdomen : 1) Tinggi fundus uteri : 2 jari dibawah pusat 2) Kontraksi uterus : baik, keras 3) Posisi uterus : normal 4) Palpasi kandung kemih : kosong d. Pengeluaran per vaginam : 1) Warna lochea : merah Jenis : rubra 2) Banyaknya : ± 500 cc 3) Bau : khas, tidak berbau busuk e. Perineum dan anus : 1) Luka episiotomi/ jahitan : tidak ada 2) Keadaan luka : tidak ada 3) Tanda radang : tidak ada 4) Keadaan vulva : baik, tidak oedema 5) Anus : tidak ada hemoroid f. Obat-obatan yang didapat :Amoxicillin 500 mg 3X1 Asam mefenamat 500 mg 3X1 87 Vitamin A 200.000 Unit 1X1 3. Pemeriksaan Laboratorium : Tidak dilakukan. II. INTERPRETASI DATA Ny. D G1P1 A0 umur 28 tahun, 8 jam post partum dengan nifas normal Dasar : DS : a. Ibu menyatakan bernama Ny. D umur 28 tahun. b. Ibu menyatakan telah melahirkan 4 kali, tidak pernah keguguran. c. Ibu menyatakan melahirkan 8 jam yang lalu pada tanggal 24 Mei 2016 d. Ibu menyatakan masih merasa mules pada perutnya. DO : a. Ku : baik b. Kesadaran : composmenthis c. Tensi : 120/80 mmHg d. Nadi : 82x/ menit e. RR : 22x / menit f. Suhu : 36,5ºC g. Kontraksi uterus : baik h. TFU : 2 jari dibawah pusat i. Lochea : rubra III. IDENTIFIKASI MASALAH/ DIAGNOSA POTENSIAL Tidak ada IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA Tidak ada V. PERENCANAAN 88 1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan 2. Anjurkan ibu untuk tetap menjaga pola makan dengan gizi seimbang dan cukup istirahat 3. Anjurkan ibu untuk sesering mungkin menyusui bayinyaa dengan memberikan ASI ekslusif 4. Anjurkan ibu menjaga kebersihan tubuhnya dan daerah sekitar vagina 5. Anjurkan ibu untuk tidak berpantang makanan 6. Mengajarkan pada ibu cara merawat tali pusat 7. Mengajarkan pada ibu dan keluarga cara memassase abdomen ibu 8. Menjelaskan pada ibu bahwa rasa mules yang dialami ibu adalah hal yang wajar atau normal 9. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang atau kontrol 3 hari lagi VI. IMPLEMENTASI 1. memberitahu ibu bahwa kondisinya dalam keadaan baik a. Ku : baik b. TD : 120/80 mmHg c. N : 82 x /menit d. RR : 22 x /menit e. S : 36,5°C f. TFU : 2 jari di bawah pusat g. PPV : 150 cc h. Lochea : rubra 2. menganjurkan ibu untuk tetap menjaga pola makan dengan gizi seimbang dan cukup istirahat agar cepat pulih 3. menganjurkan ibu untuk sesering mungkin menyusui bayinya dari kedua payudaranya secara bergantian dengan memberikan ASI ekslusif agar tidak terjadi bendungan ASI 4. menganjurkan ibu menjaga kebersihan tubuhnya yaitu mandi 2x sekali , ganti pakaian dan celana dalam dan menjaga kebersihan daerah vaginanya dengan 89 cara cebok dengan air bersih dari arah depan ke belakang agar mencegah terjadinya infeksi 5. menganjurkan ibu untuk tidak pantang makanan agar asupan nutrisi ibu terpenuhi 6. Menganjurkan pada ibu cara merawat tali pusat yaitu dengan sering menggantinya menggunakan kassa steril setelah bayinya dimandikan 7. Mengajarkan pada ibu dan keluarga cara memassase abdomen ibu yaitu dengan memijat perut bagian bawah dengan memutar – mutar searah dengan jarum jam 8. Menjelaskan pada ibu bahwa mules yang dialaminya adalah hal yang wajar karena terjadi pengembalian uterus ke bentuk semula. 9. Menganjurkan pada ibu untuk kontrol ulang 3 hari kemudian atau sewatku – waktu jika ada keluhan VII. EVALUASI 1. Ibu tampak senang mengetahui bahwa dirinya dalam keadaan baik. 2. Ibu bersedia untuk menjaga pola makan dengan gizi seimbang dan cukup istirahat. 3. Ibu bersedia sesering mungkin menyusui bayinya dan memberikan ASI ekslusif pada bayinya. 4. Ibu bersedia dan mengerti bahwa harus tetap mengaja kebersihan badan dan daerah sekitar vagina. 5. Ibu bersedia untuk tidak pantang makanan. 6. Ibu bersedia dan mengerti cara merawat tali pusat. 7. Ibu dan keluaga mengerti cara memassase. 8. Ibu mengerti tentang wajarnya rasa mules yang dialaminya. 9. Ibu bersedia untuk kontrol 3 hari kemudian atau sewaktu – waktu jika terdapat keluhan. Tabel 3.2 90 Catatan perkembangan Nifas Kunjungan ke 2 ( 6 hari) Nama Umur : tahun Tanggal: Mei 2016 No. RM 28 24 S: 1. Ibu mengatakan kunjungan ulang dan keadaan umum nya baik-baik saja. 2. Ibu mengatakan dapat istirahat tidur 7-8 jam 3. Ibu mengatakan 3x sehari sayur 1 mangkok perhari, buah kadangkadang. O: Keadaan umum : baik Kesadaran composmentis TD 120/80mmHg, Nadi 82 x/i, RR 22 x/i, Suhu 36,5°C Payu dara bersih, ASI ada TFU pertengahan pusat simpissis Lochea sanguinlenta, warna merah kekuningan Extremitas bawah/atas tidak odema A: Ibu post partum 6 hari P: 4. memberitahu ibu bahwa kondisinya dalam keadaan baikKu : baikTD : 120/80 mmHgN : 82 x /menitRR : 22 x /menitS : 36,5°CTFU : 2 jari di bawah pusat 5. melakukan palpadu TFU pertengahan pusat simpisis 6. menganjurkan ibu untuk menyusui bayi nya sesering mungkin tanpa memberikan makanan tambahan 7. menganjurkan ibu menusui bayi nya pada siang hari 8. menganjurkan menjaga kebersihan mandi 2x sehari dan mengganti doek jika sudah basah dengan doek yang baru 9. menganjerkan ibu untuk datang segera bila ada keluhan dan kunjungan ulang 91 Tabel 3.3 Catatan perkembangan Nifas kinjungan ke 3 ( 6 minggu ) Ny. D Umur : 28 tahun Jam : 11:00 WIB Tanggal 1 juni 2016 S: 1. ibu mengatakan kunjungan ulang dan keadaan umum nya baik-baik saja 2. ibu ngatakan dapat istirahat tidur 7-8 jam 3. ibu mengatakan makan 3x sehari 4. ibu mengatakan masih memberikan ASI O: Keadaan umum baik TD 110/80 mmHg, N 78 x/i, RR 24 x/i, S 36,5°C Payu dara bersih TFU normal Lochea alba ada, berwarna putih Extremitas bawah/ atas tidak oedema A: Ibu post partm 6 minggu P: 1. menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan TD 110/80 mmHg, N 78 x/i, RR 24 x/i, S 36,5°C, ibu sudah mengerti 2. menjelaskan kepada ibu untuk tetap memberi ASI selam 6 bulan tanpa makanan tambahan. 3. Menjelasakan kepada ibu tujuan dan manfaat KB, ibu sudah mengetahuinya 4. Memberikan konseling tentang tujuan dan manfaat KB 5. Menganjurkan ibu kunjungan ulang bila ada keluhan 92 3.4 Asuhan pada Bayi Baru Lahir Tanggal : 24-05-2016 / Jam 12.15 WIB. a. bersihkan jalan nafas b. penuhi kebutuhan nutrisi c. pertahankan kehangatan tubuh bayi d. keringkan tubuh bayi dari lendir dan darah e. beri minyak telon pada bayi f. lakukan pengukuran BB, PB, DMO, DFO g. Cek anus berlubang atau tidak h. pekaikan pakaian bayi dan memasang identitas bayi i. beri ijeksi Vit K 1 mg secara IM j. gedong bayi dengan kain kering k. letakkan bayi dibawah pemancar dan setelah itu lakukan rawat gabung VI.IMPLEMENTASI Tanggal24-05-2015 jam 12:00 WIB. a. Membersihkan jalan nafas dengan menggunakan kassa steril dan menghisap delee. b. Memenuhi kebutuhan nutrisi dengan pemberian ASI (colostrum) c. Mempertahankan kehangatan tubuh bayi d. Mengeringkan tubuh bayi dari lender dan darah e. Memeberi minyak talon pada bayi f. Melakukan pengukuran BB, PB, LK, LD, DMO, dan DFO g. Merawat tali pusat dengan kassa streril h. Mengecek anus berllubang atau tidak i. Memakaikan pakaian bayi dan memasang identitas bayi j. Memberi injeksi vit.K 1 mg secara IM k. Menggedong bayi dengan kain kering l. Meletakkan bayi di bawah pemancar dan setelah itu lakukan rawat gabung. 93 VII. EVALUASI Tanggal 24-05-2016 Jam: 12:00 WIB a. Keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis b. Vital Sign : HR : 136 x/menit S : 36,7c R : 35 x/menit c. BB: 3300 gram, PB: 47 cm, LK: 35 cm, LD: 33 cm, DMO: 12 cm, DFO: 11 cm d. APGAR Score: 8-9-10 e. bayi memakai gelang identitas warna biru f. bayi mendapat injeksi vit.K 1 mg dip aha lateral kiri g. anus berlubang h. bayi berada di bawah sinar pemancar tabel 3.3 catatan perkembangan Bayi Bau Lahir Kunjungan ke 2 (6 hari) Nama : Bayi Ny. D Umur : 6 hari Tanggal juni 2016 S: 1. ibu mengatakan bayi nya usia 6 hari tali pusat sudah putus 2. ibu mengatakan bayi menyusu dengan kuat 3. ibu mengatakan bayinya istirahat cukup O: Keadaan umum baik Kesadaran composmentis Tali pusat sudah kering dan sudah putus A: Neonatus usia 6 hari P: 1. memberikan kepada ibu bahwa bayi nya keadaan sehat 2. menjelaskan tali putus hal yang wajar dan seharus nya. Tali pusat cepat putus disebebkan karena perawatan ibu baik dan benar pada bayi 3. memberikan bayi pada ibu untuk di susui seta menjelaskan pemberian ASI eklusif, yaitu pemberian ASI sedini mungkin tanpa makanan pendamping selama anak berusia 6 bulan 4. menyedawakan bayi, bayi di telungkupkan di atas pangkuan, usap-usap punggung bayi sampai bersendawa ketika bayi diberikan ASI 5. Menganjurkan ibu untuk membawa bayi nya jika ada keluhan 94 3.5 Asuhan pada ibu KB Tanggal Kunjungan : 26 juni 2016 Jam Kunjungan : 12:00 Wib I. PENGKAJIAN A. BIODATA Nama Ibu : Ny. D Umur Suku/Bangsa Nama Suami : 28 tahun Umur : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Tn.A : 30 tahun : Jawa/Indonesia Agama : Islam Agama : Islam Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT Pekerjaan Alamat : KlambirV Kampung, Hamparan perak. Medan B. ANAMNESA (DATA OBJEKTIF) 1. Alasan Kunjungan : Ibu ingin membeli Pil KB 2. Yang Mengantar : Suami 3. Keluhan : Tidak Ada 4. Riwayat Perkawinan Perkawinan Ke : I (pertama) Lama Perkawinan : 1 tahun Umur Pertama Kali Menikah : 27 tahun 5. Riwayat Menstruasi Menarche : 13 tahun Disminorhoe : Ada 95 : Wiraswasta Siklus : 28 hari, Tidak Teratur Lamanya : 5 hari Banyaknya : 2 x ganti pembalut/hari Warna : Merah Tua Keluhan : Tidak ada 6. Riwayat Obstetric (Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu) a. Kehamilan Gravida : 1 kali Partus : 1 kali Abortus : Tidak ada Jumlah Anak Lahir Hidup : 1 orang Jumlah Anak Lahir Mati : tidak ada b. Persalinan Persalinan Terakhir : Tidak ada c. Nifas Dan Menyusui Komplikasi Nifas : Tidak Ada 7. Riwayat Keturunan kembar : Ibu Mengatakan Saudara Suami Kembar 8. Riwayat KB Metode Lama : tidak ada Metode Sekarang : Pil KB Lama Pemakaian : 3 tahun Keluhan : Berat Badan Ibu NaikAlasan : Tidak Ada, Ibu Tetap Menggunakan Alat Kontrasepsi Pil Rencana KB Selanjutnya : Belum Ada 9.Riwayat Penyakit Yang Lalu dan Sekarang a. Hepatitis : Tidak Ada 96 Berhenti b. Diabetes Mellitus : Tidak Ada c. Penyakit Jantung : Tidak Ada d. Hipertensi : Tidak Ada e. Asma : Tidak Ada f. TBC : Tidak Ada g. PMS : Tidak Ada h. HIV/AIDS : Tidak Ada i. Lainnya : Tidak Ada 10. Riwayat Alergi Obat : Tidak Ada 11. Riwayat Operasi : Tidak ada 12. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari a. Pola Nutrisi Makan Frekuensi : 3 x sehari Porsi : 1 Piring Jenis : Nasi, Lauk, Sayur Pantangan : Tidak Ada Keluhan : Tidak Ada Minum Frekuensi : 7 x sehari Porsi : 1 Gelas Jenis : Air Putih, Teh Pantangan : Tidak Ada Keluhan : Tidak Ada b. Pola Eliminasi Buang Air Besar (BAB) Frekuensi : 1 x sehari 97 Konsistensi : Lembek Warna : Kuning Kecoklatan Bau : Khas Faeces Keluhan : Tidak Ada Buang Air Kecil (BAK) Frekuensi : 8 x sehari Warna : Kuning Jernih Bau : Khas Urine Keluhan : Tidak Ada Pola Istirahat Tidur Siang Lama : 2 Jam/hari Keluhan : Tidak Ada Tidur Malam Lama : 6 Jam/hari Keluhan : Tidak Ada Personal Hygiene Mandi : 2 x sehari Ganti Pakaian : 2 x sehari Gosok Gigi : 2 x sehari Keramas : 1 x 2 hari Pola Seksual 98 Frekuensi : 2 x seminggu Keluhan : Tidak Ada 13. Data Psikososial, Spritual dan Ekonomi a. Data Psikologi Pengetahuan Ibu tentang Efek Samping Alat Kontrasepsi Yang Digunakan : Ibu Tidak Tahu Pengaruh Alat Kontrasepsi Dengan Agama dan Adat Istiadat Yang Dianut : Tidak Ada Pengaruh Kontrasepsi Dengan Hubungan Suami Istri : Suami Tidak Mengizinkan Istri Menggunakan Metode Kontrasepsi Lain b. Data Sosial Hubungan Ibu Dengan Suami Dan Keluarga : Baik Hubungan Ibu Dengan Tetangga : Baik c. Spritual Ibu menjalankan perintah agama sesuai dengan kepercayaanya d. Ekonomi e. Penopang Perekonomian Keluarga Adalah Suami 14. Kebiasaan Yang Mengganggu Kesehatan Ibu tidak pernah merokok, konsumsi obat terlarang, minum jamu, dan minum minuman beralkohol. C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF) 1. Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis Tekanan Darah : 130/100 mmHg Suhu : 36 oC Nadi : 72 x/i 99 Pernafasan : 24 x/i Tinggi Badan : 160 cm Berat Badan : 60 kg 2. Pemeriksaan Fisik Kepala Bentuk Kepala : Mesocephal Ukuran Kepala : Normal Rambut Bentuk Rambut : Ikal Warna Rambut : Hitam Kebersihan rambut : Bersih, Tidak Ada Kutu/Ketombe Muka Bentuk Muka : Oval, Warna Kulit : Sawo Matang Mata Kesimetrisan : Simetris Kiri Kanan Konjuntiva : Tidak Anemik Skelera : Tidak Ikterik Hidung Bentuk Hidung : Mancung Lubang Hidung : Bersih, Tidak Ada Secret Cuping Hidung : Tidak Ada 100 Telinga Bentuk Telinga : Simetris Lubang Telinga : Bersih, Tidak Ada Serumen Mulut Keadaan Bibir : Tidak Anemis, Tidak Pecah-pecah Keadaan Gigi & Gusi : Bersih, Tidak Ada Stomatitis Keadaan Lidah : Bersih Tonsil : Tidak Ada Pembesaran Tonsil Leher Kelenjar Tiroid : Tidak Ada Pembesaran Kelenjar Tiroid Kelenjar Limfe : Tidak Ada Pembesaran Kelenjar Limfe Dada Tidak Retraksi Dinding Dada Payudara Kesimetrisan : Simetris Benjolan : Tidak Ada Areola : Kecoklatan Putting : Bersih Abdomen Tidak Ada Bekas Operasi Anogenitalia Tidak Dilakukan Pemeriksaan 101 D. PEMERIKSAAN PENUNJANG Tidak Dilakukan Pemeriksaan Penunjang II. INTERPRETASI DATA Diagnosa : Ny. X Usia 28 tahun G1P0A0 Dengan Akseptor KB Pil Data Dasar : Subjektif : 1. Ibu Mengatakan Berumur 28 tahun 2. Ibu Mengatakann sudah 3 kali hamil, punya 2 anak hidup dan pernah melahirkan anak kembar tapi meninggal 3. Ibu Mengatakan Ingin Mendapatkan Pil KB lagi Karena Yang Lama Sudah Habis Objektif : 1. KU Ibu Baik 2. Tekanan Darah : 120/90 mmHg 3. Nadi : 72 x/i, iramanya teratur 4. Pernafasan : 24 x/i, iramanya teratur 5. Suhu : 36 oC Masalah : Ibu Belum Pernah Mendapatkan Informasi Lengkap tentang Alat Kontrasepsi Kebutuhan : 1. Informasi Lengkap tentang Alat Kontrasepsi 2. Pil KB Baru 102 III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL Tidak Ada IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA Tidak Ada V. PERENCANAAN 1. Jelaskan Kondisi Ibu Berdasarkan Hasil Pemeriksaan 2. Jelaskan Tentang Macam-macam Kontrasepsi dan efek Sampingnya 3. Berikan Ibu Pil KB dan Jelaskan Cara Meminum Kontrasepsi Pil 4. Anjurkan Ibu Untuk Kunjungan Ulang 5. Dokumentasikan Hasil Tindakan VI. PELAKSANAAN 1. Menjelaskan kondisi berdasarkan hasil pemeriksaan ibu, diman ibu dalam keadaan sehat ditandai dengan keadaan umum ibu yang baik dan ibu bisa menggunakan kontrasepsi pil 2. Menjelaskan pada ibu tentang macam dan efek samping alat kontrasepsi 3. Memberikan Pil KB Pada Ibu dan Menjelaskan cara minum kontrasepsi pil yaitu: a. Diminum mulai dari hari pertama sampai ke lima siklus haid, kemudian dilanjutkan 1 hari 1 pil sesuai dengan petunjuk (hari/ tanggal) yang ada pada paket pil sampai paket pil habis b. Minum pil pada waktu yang sama, misalnya malam hari sebelum tidur 4. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang jika paket pil habis atau jika ada keluhan 103 5. Mendokumentasikan hasil tindakan. VII. EVALUASI 1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya 2. Ibu sudah tahu dan mengerti mengenai peningkatan berat badannya merupakan efek samping dari kontrasepsi pil 3. Ibu sudah tahu dan mengerti cara minum kontrasepsi pil 4. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang jika paket pil habis atau jika ada keluhan 5. Hasil tindakan sudah didokumentasikan. 104 BAB IV PEMBAHASAN Berdasarkan hasil asuhan yang dilakukan penulis kepada Ny. Dsejak tanggal 10 September 2015 sampai 24 Mei 2016 atau sejak masa kehamilan Ny. D berusia 39 minggu (masa hamil), bersalin sampai 6 minggu post partum, asuhan bayi baru lahir dan keluarga berencanadidapatkan hasil sebagai berikut: 4.1 Masa Kehamilan Asuhan kebidanan yang telah diberikan kapada Ny. D pada kehamilan 4 minggu sampai 39 minggu adalah pengkajian data dari mulai anamnesa tentang biodata, status pernikahan, keluhan utama, riwayat kesehatan ibu dan keluarga, pla kehidupan sehari-hari. Selanjutnya penulis melakukan pemeriksaan sesuai dengan standar pelayanan minimal 14 T yaitu menimbang berat badan, mengukur tekanan darah, menilai status gizi, mengukur tinggi fundus uteri, melakukan pemeriksaan presentasi kepala dan DJJ, pemberian imunisasi TT sebanyak 2 kali, pemberian tablet zat besi, test penyakit menular seksual tidak dilakukan karena sarana dan failitas tidak tersedia, melakukan tata laksana kasus, dan temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.Pemberian imunisasi Tetanus toxoid tidak diberikan pada sat pengkajian karena ibu telah mendapatkan imunisasi TT lengap yaitu TT1 pad umur kehamilan 10minggu yaitu tanggal 21 september 2015, dan TT2 pada umur 14 minggu yaitu tanggal 11 Desember 2015 , tapi penulis sudah memberikan konseling tentang pentingnya imunisasi TT untuk dapatmenurunkan angka kemtian bayi karena infeksi tetanus, dilakukan 2 kali selama hamil.Pemberian tablet zat besi (tablet tambah darah), Ny. D sudah mengonsumsi sejak usia kehamilan 21 minggu, walau setiap bulanya kadag-kadang masih ada 4 atau 5 tablet karena Ny. D lupa meminumnya, dan Ny. D sudah merasakan manfaatnya selama ini. Ny. D tidak merasa keluhan yang berarti atau mengarah pada tanda bahaya. 105 Penulis dalam melaksanakan asuhan kebidanan Ny.D menemukan beberapa masalah atau keluhan yang diraskan oleh Ny. D yaitu mengeluh sering kencing dan cepat merasa lelah. Hal ini merupakan keadaan fisiologis pada kehamilan trimester III karena bayi sudah masuk pintu atas panggul.Ny. D melakukan kunjungan antenatal care (ANC) sebanyak 6 kali kunjungan selama hamil dan berdasarkan program pemerintah ANC dilakukan minimal 4 kali kunjungan selama hamil. Sedangkan pada pemeriksaan laboratorium dilakukan pemeriksaan Hb an hasilnya 11 gram %, menunjukan masih batas normal, ini sesuai dengan teori bahwa Hb normal pada ibu hamil adalah 11 gr%. Protein urine hasilnya (-), glukosa (-), pemeriksaan Tes sipilis dan HIV/AIDS tidak dilakukan karena tidak ada indikasi kearah penyakit menular seksual ditandai dengan tidak adda keluhan keputihan berbau dan gatl serta tiak adanya sarana dan fasilitas yang tersedia.Selama melaksanakan asuhan antenatal, semua asuhan yang diberikan pada Ny. D, dpat terlaksana dengan baik, keadaan normal. Ny. D suami dan keluarga bersifat kooperatif sehingga tidak terjadi kesulitan dalam memberikan asuhan. 4.2 Persalinan Kala I Pada saat usia kehamilan menginjak 39 minggu, Ny. D dan keluarga datang keklinik bidan, ibu mengeluh mules-mules dan telah mangeluarkan lender bercampur darah. Menurut referensi tanda-tanda awal persalinan adalah his yang datang lebih kuat dan teratur, diikuti dengan keluarnya lender bercampur darah yang menendakan bahwa jalan lahir telah mulai membuka. Kemudian bidan melakukan pemeriksaan dan ditemukan hasilnya Ny, D benar telah mengalami proses persalinan.Kala I dimulai dari pembukaan serviks sampai menjadi lengkap (10 cm) dimana proses ini dibagi dalam 2 fase, yaitu fase laten (7-8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (6-8 cm) serviks membuka dari 4-10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif. Pada saat Ny. D datang kerumah bidan pembukaan serviks sudah 5 cm, portio tipis lunak, ketuban sudah pecah, kepala berada dibidang hodge III dan 106 his kuat. Kurang lebih 2 jam kemudian dilakukan pemeriksaan didapatkan bahwa kemajuan persalinan Ny. D berlangsung normal dengan hasil pembukaan serviks 10 cm dan kepala sudah berada di hodge IV. Kala II Selama kala II ibu dipimpin meneran ketika ada his dan menganjurkan ibu untuk minum di sela-sela his, 25 menit kemudian ibu mengatakan bahwa ia ingin meneran dan sudah ada tanda-tanda persalinan yaitu : adanya dorongan meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, dan vulva membuka. Kala II berlangsung selama 25 menit terdapat robekan derajat 1 pada jalan lahir dengan jumlah darah ± 150 cc. Kala III Kala III dimulai dari setelah pengeluaran janin sampai pengeluaran uri biasanya berlangsung 5-30 menit (mohtar, 2007:97). Segera setelah melakukan asuhan pada bayi baru ahir, maka manajemen aktif kala III segeraa dilakukan untuk meminimalkan kejadian kompikasi. Kala III segera selama 10 menit dengan perdarahan ± 100 cc. Kala IV Kala IV adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya atau pardarahan. Setelah proses persalinan selesai maka bidan mamntau kondisi Ny. D selama 2 jam diantaranya yaitu melakukan pemantauan tanda-tanda vital, perdarahan dan menilai kontraksi fundus uteri dari hasil pemantauan tersebut didapatkan keadaan ibu baik secara keseluruhan persalinan Ny. D berlangsung normal tanpa ada penyulit. 4.3 Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas Masa nifas (puerperium) didefinisikan sebagai periode 6 minggu segera setelah lahirnya dan mencerminkan periode saat fisiologis ibu, terutama sistem reproduksi kembali mendekati keadaan sebelum hamildimana pada masa nifas ini perlu mendapat perhatian lebih karena banyak hal yang dapat terjadi pad masa nifas ini, yaitu perdarahan dan infeksi.Pengawasan masa nifas berdasarkan 107 program dan kebijakan teknis Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dilakukan untuk menilai keadan ibu dan bayi baru lahir serta untuk mencegah, mendeteksi, dan menagani masalah-masalah yang terjadi, dimana bidan harus melakukan kunjungan dan pengawasan paling sedikti 4 kali yaitu dalam 6-8 jam, 2-6 hari, 2 minggu dan 6 minggu.Dalam hal ini penuis melakukan kunjungan nifas sesuai dengan program yang ada dan hasilnya masa nifas Ny. D belangsung secara normal tanpa ada komplikasi seperti adanya perdarahan, sub involusi, maupun infeksi dan pengeluaran ASI tidak ada masalah. Selama melakukan asuhan penulis melakukanya sesuai dengan tujuan pengawasan masa nifas diantaranya menjaga kesehatan bayinya baik fisik maupun psikologi, melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, memeberikan pendidikan kesehatn tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui, dan imunisasi pada bayi sesuai dengan teori. Dari hasil pemantauan tersebut didapatkan keadaan ibu baik. Secara keseluruhan persalinan Ny. D berlangsung normal tanpa ada penyulit. 4.4Bayi Baru Lahir Bayi Ny. D lahir spontan pada tanggal 24 Mei 2016 pukul 11: 30 WIB, menangis keras dan warna kulit kemerahan, jenis kelamin laki-laki, tidak ada cacat kongenital, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 33 cm. Asuhan segera yang dilakukan pada bayi baru lahir adalah bebaskan jalan nafas, mengeringkan bayi, memotong tali pusat, menjaga kehangatan bayi, pemberian ASI, pencegahan infeksi, pemberian imunisasi. Asuhan yang diberikan pada bayi segera setelah lahir yaitu penulis melakukan penilaian dengan cepat dan hasilnya adalah normal, maka langsung meletakan bayi di atas perut Ny. D segera mengeringkan, membungkus kepala dan badan bayi, tali pusat kemudian di jepit dengan klem dan memotongnya. Setelah itu mengganti kain yang tadi membungkus bayi dengan kain yang bersih dan kering kemudian dilakukan IMD. Sebagai upaya profilaksis diberikan salep mata tetracyclin 1 % dn vitamin K untuk mencegah terjadinya perdarahan 1 jam setelah IMD. 1 jam kemudian bayi dalam keadaan sehat, bayi dapat menyusu 108 pada ibunya dengan baik dan kebersihan bayinya terjaga dengan baik.Asuhan yang dilakukan penulis dalam setiap kunjungan adalah memberikan konseling tentang menjaga kehangatan dan kebersihan bayi, pemberian ASI, perawatan tali pusat, yaitu dilakukan dengan cara membersihkan dan mengeringkan setelah bayi di mandikan tanpa menggunakan apapun.Setelah melakukan pengkajian sampai evaluasi asuhan bayi baru lahir mulai dari 2 jam, 6 jam, 2 hari, 6 hari, 2 minggu dan 6 minggu, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa bayi dalam keadaan sehat tanpa komplikasi apapun. 4.5 KB Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Program keluarga berencana oleh pemerintah adalah agar keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang. Gerakan Keluarga Berencana Nasional Indonesia telah berumur sangat lama yaitu pada tahun 70-an dan masyarakat dunia menganggap berhasil menurunkan angka kelahiran yang bermakna. Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya. Adapun beberapa jenis alat kontrasepsi, antara lain : Pil (biasa dan menyusui) yang mempunyai manfaat tidak mengganggu hubungan seksual dan mudah dihentikan setiap saat. Terhadap kesehatan resikonya sangat kecil. Kontrasepsi oral adalah suatu cara pencegahan terjadinya kehamilan dengan cara pemberian preparat (obat) yang mengandung estrogen dan progesteron sintetik secara oral. Mini pil adalah yang mengandung hormone pogesteron dalam dosis rendah. Minipil pogesteron disebut pil menyusui. Keuntungan pil juga cocok untuk alat kontrasepsi untuk perempuan sedang menyusui, sangat efektf masa 109 nifas, tidak mengganggu produk ASI, tidak menggangu hubungan seksual, kesuburan cepat kembali, tidak memberikan efek samping estrogen, dapat mengurangi disminorhea. Berat badan meningkat disebabkan hormon meningkat dalam tubuh klien, sangat dianjurkan teratur dan asupan makanan yang meningkatkan kesehatan ibu.Petunjuk pemakaian minipil, minum teratur, bila lupa pil KB yang harus diminum menjadi 2 buah. Penilis juga dianjurkan ibu untuk mengkonsumsi Mini pil KB 1 tabet tiap malam ketika ingin tidur malam, dan menjelaskan apabila malm ini lupa malam berikut nyan minum 2 buah. Pada saat penulisan melakukan konseling, Ny D memilih Mini pil, kemudian dijelaskan tujuan dan manfaat KB BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 110 1. Asuhan Antenatal yang diberikan kepada Ny. D pada umur kehamilan 439 minggu sudah sesuai dengan kebijakan Program pelayanan / Asuhan Standar Minimal 14 T. Selama kehamilan tidak ada keluhan yang serius, Ny. D dan janinya dalam keadaan normal. 2. Asuhan Intranatal dari kala I sampai kala IV, dilakukan sesuai dengan asuhan persalinan normal, tidak ada kesenjangan dalam melakukan asuhan Intranatal, ibu dan bayi lahir tanpa ada penyulit maupun komplikasi. 3. Asuhan Kebidanan pada ibu nifas dilakukan kebanyak 6 kali dengan tujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, mencegah dan mendetaksi, serta malayani masalah-msalah yang terjadi. Selama memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas, tidak ditemukan adanya masalah atau komplikasi. 4. Asuhan bayi baru lahir Ny.D yang dilanjutkan dengan asuhan kebidanan 2 jam, 6 jam, 2 hari, 6 hari, 2 minggu, 6 minggu postnatal tidak ditemukan masalah ataupun komplikasi. 5. Asuhan Keluarga Berencan dilakukan penjelasan tentang pemilihan KB dan Ny D melih Mini pil, dan Ny D sudah mengerti tentang KB Mini Pil 5.2 Saran 1. Untuk Institusi Pendidikan Memeberikan kesempatan untuk memperluas area lahan praktek di lapangan sehingga diharapkan mahasiswa dapat mahir dan mengenal banyak kasus di lapangan yang tidak diterangkan dalam bacaan, refrensi atau literatur yang ada, termasuk yang tidak diberikan di dalam kelas. 2. Untuk Puskesmas Peningkatan pelayanan harus terus dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama pada ibu hamil dan bayi untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian. Puskesmas sebaagai pelaksana teknik Dinas Kesehatan perlu melengkapi sarana pemeriksaan kehamilan dan laboratorium untuk menyadari bahwa masalah kesehatan, 111 khususnya ibu hamil adalah tanggung jawab tenaga kesehatan untuk mendeteksi dini kemungkinan kegawat daruratan. 3 Untuk Klien Diharapkan dapat dijadikan sebagai pengalaman dan pembelajaran untuk kehamilan-kehamilan berikutnya. Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN INFORMED CONSENT 112 Dengan ini saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Ny. D Umur : 28 Tahun Pekerjaan : Tidak Bekerja Alamat : Klambir V Kampung Medan Menyatakan dengan sesungguhnya setuju menjadi klien dalam penatalaksaan Asuhan Kebidanan yang meliputi Asuhan Keamilan, Asuhan Persalinan, Asuhan Nifas dan Asuhan Bayi Baru Lahir yang kemudian akan disusun sebagai Laporan Studi Kasus dalam rangka menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma Kebidanan Akbid Audi Husada Medan. Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya. Medan, Juli 2016 Mahasiswa, ( Pasien ) ( DAHNIAR ) (Ny.D) Lampiran 2 SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik : Asuhan Kebidanan pada Kehamilan 113 Sub Pokok Bahasan : Tanda Bahaya Kehamilan Waktu : 16.00 WIB Sasaran : Ny. D Tanggal : 12 Januari 2016 Tempat : BPS A. Tujuan Umum Agar klien dapat mengetahui dan mengerti tentang tanda-tanda bahaya kehamilan. B. Tujuan Khusus Setelah melakukan penyuluhan, diharapkan klien dapat : 1. Mengetahui pengertian tanda bahaya kehamilan. 2. Menyebutkan macam-macam tanda bahaya kehamilan. C. Metode Ceramah Tanya jawab C. Materi Terlampir. MATERI PENYULUHAN TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN Tanda bahaya pada kehamilan meliputi : 1. Perdarahan 114 a. Perdarahan pada ibu hamil muda dapat menyebabkan kegugura. b. Perdarahan pada hamil tua dapat membahayakan keselamatan ibu dan janin. 2. Bengkak di kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala disertai kejang. 3. Demam tinggi, biassanya disebabkan infeksi atau malaria yang dapat membahayakan keselamatan ibu dan menyebabkan keguguran atau melahirkan premature. 4. Keluar air ketuban sebelum waktunya, tanda adanya gangguan kehaamilan dan dapat membahayakan bayi dalam kandungan. 5. Gerakan janin berkurang atau tidak bergerak 6. Muntah terus menerus dan tidak nafsu makan. Lampiran 3 SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik : Intra Natal Care (INC) Sub Pokok Bahasan : Persiapan Persalinan 115 Waktu : 14.00 WIB Sasaran : Ny. D Tanggal : 10 Februari 2016 Tempat : Rumah pasien A. Tujuan Umum Setelah mendapatkan penyuluhan, ibu diharapkan mengetahui dan memahami tentang persiapan persalinan. B. Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan ibu diharapkan mampu : 1. Mengetahui pengertian persalinan. 2. Menegtahui tentang persiapan persalinan 3. Mengerti tanda-tanda persalinan C. Metode Ceramah Tanya jawab D. Materi Terlamp. MATERI PENYULUHAN PERSIAPAN PERSALINAN A. Pengertian Persalinan Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,dengan bantuan atau tanpa bantuan. (Manuaba, 2010). B. Persiapan Persalinan 116 Agar persalinan Anda berjalan lancar dan tidak lagi perlu khawatir terhadap apa dan bagaimana persiapan selama persalinan berjalan, tidak ada salahnya jika jauh-jauh hari Anda mempersiapkan kebutuhan persalinan tersebut. Berikut beberapa hal yang wajib untuk Anda fikirkan dan Anda persiapkan ; 1. Membuat rencana persalinan, meliputi : a. Tempat persalinan b. Memilih tenaga kesehatan terlatih c. Bagaimana cara menghubungi tenaga kesehatan terlatih tersebut d. Bagaimana transportasi yang bisa digunakan untuk ke tempat persalinan tersebut e. Siapa yang akan menemani persalinan f. Berapa biaya yang dibutuhkan, dan bagaimana cara megumpulkannya g. Siapa yang kan menjaga keluarganya jika ibu melahirkan 2. Membuat rencana pembuatan keputusan jika kegawat daruratan pada saat pembuatkeputusan utama tidak ada a. Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga b. Siapa yang akan membuat keputusan jika si pembuat keputusan utama tidak ada saat terjadi kegawat daruratan 3. Mempersiapkan transportasi jika terjadi kegawat daruratan a. Dimana ibu akan melahirka b. Bagaimana cara menjangkaunya c. Kemana ibu mau dirujuk d. Bagaimana cara mendapatkan dana e. Bagaimana cara mencari donor darah 4. Membuat rencana atau pola menabung a. Tabungan ibu bersalin 5. Mempersiapkan barang-barang yang diperlukan untuk persalinan C. Tanda-Tanda Persalinan 1. Sakit pada panggul dan tulang belakang. 117 Ibu akan merasakan sakit berlebih pada panggul dan bagian tulang belakang. Rasa sakit ini disebabkan oleh pergeseran dan pergerakan janin yang mulai menekan tulang belakang. 2. Keluar lendir kental bercampur darah. Mulai keluar cairan lendir kental sedikit lengket. Lendir ini dapat bercampur darah bila leher rahim dalam proses membuka. Sebaiknya ibu segera berangkat ke rumah sakit dengan membawa perlengkapan menginap yang sudah disiapkan sebelumnya. 3. Pecah ketuban. Muncul air ketuban dari vagina, bisa berupa rembesan basah di celana atau mengucur deras sampai ke kaki . Segeralah ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan secepatnya. 4. Kontraksi rahim. Ibu akan mengalami kontraksi rahim yang berturutan selama 5 menit dan tidak hilang dalam 1 jam. Bedakan dari kontraksi palsu yang biasanya datang secara tiba-tiba dan langsung hilang. 5. Rahim membuka. Persalinan ditandai dengan membukanya rahim, mulai bukaan 1 sampai 10. Fase bukaan ini secara medis diartikan berapa cm ukuran pembukaan pada mulut rahim. Bukaan ke-1, artinya mulut rahim telah membuka 1 cm, sedangkan bukaan sempurna ditandai dengan membukanya mulut rahim selebar 10 cm sehingga dapat dilewati oleh kepala bayi Lampiran 4 SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik : Asuhan Pelayanan Kebidanan Post Partum Sub Pokok Bahasan : Tanda Bahaya Nifas Waktu : 16.00 WIB Sasaran : Ny. D Tanggal : 24 Mei 2016 118 Tempat : BPS A. Tujuan Umum Agar klien dapat mengetahui dan mengerti tentang tanda-tanda bahaya nifas. B. Tujuan Khusus Setelah melakukan penyuluhan, diharapkan klien dapat : 1. Mengetahui pengertian nifas. 2. Mengetahui tanda-tanda bahaya nifas. D. Metode Ceramah Tanya jawab E. Materi Terlampir MATERI PENYULUHAN POST PARTUM A. Pengertian Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari Masa nifas (puerperium) adalah pulih kembali, mulai dari 119 persalinan selesai sampai alat – alat kandung kembali seperti pra hamil. Lamanya masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu. B. Tanda-tanda Bahaya Masa Nifas Tanda bahaya pada masa nifas yang harus diketahui ibu, diantaranya : 1. Perdarahan dan pengeluaran yang abnormal 2. Sakit dari abdomen atau punggung, 3. Sakit kepala terus-menerus, pandangan kabur 4. Nyeri ulu hati, bengkak pada ekstermitas 5. Demam, muntah, sakit saat BAK, perubahan pada payudara 6. Nyeri dan kemerahan pada betis, depresi postpartum. Lampiran 5 SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik : Metode kontrasepsi Waktu : 16.00 WIB Sasaran : Ny. D Tanggal : 10 juni 2016 120 Tempat : Rumah pasien A. Tujuan Umum Setelah mendapatkan penyuluhan, ibu diharapkan mengetahui dan memahami tentang metode kontrasepsi. B. Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan ibu diharapkan mampu : 3. mengetahui pengertian kontrasepsi. 4. menegtahui tentang manfaat, kerugian dan kontra indikasi alat kontrasepsi. 5. menyebutkan macam-macam kontrasepsi. 6. dapat memilih metode kontrasepsi yang akan digunakan. C. Metode Ceramah Tanya jawab E. Materi Terlampir. MATERI PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA Penjarangan kehamilan dilakukan dengan pemberian obat, pemasangan alat, dan tindakan bedah. Program Keluarga Berencana sangat dianjukan untuk pasangan suamu istri yang mempunyai : 121 a. Keinginan untuk mencegah kehamilan dengan alasan-alasan pribadi b. Keinginan untuk menjarangkan kehamilan c. Keinginan untuk membatasi jumlah anak d. Alasan kesehatan Manfaat Keluarga Berencana dari segi kesehatan bagi keluarga adalah : a. Dengan mengatur jumlah dan jarak kelahiran, ibu dapat meningkatakan kesehatanya, baik fisik, mental, maupun sosial. b. Memberikan kesmpatan pada suami untuk meningkatkan atau memperbaiki ksehatan fisik, mental dan sosial. c. Memberikan kesempatan pada anak-anak untuk tumbuh dengan wajar dan memperoleh pendidikan, perhatian, pemeliharaan, kecukupan, makanan serta memperoleh perkembangan mental dan sosial Kontrasepsi yand dipilih oleh Ny. D adalah Kb suntik 3 bulan. Metode KB ini dilakukan dengan cara menyuntikan hormone pencegahan kehamilan pada ibu yang masih subur. Obat ini hanya berisi hormone progesterone dengan interval diberikan 12 minggu sekali. a. Keuntungan KB ini sangat tepat untuk ibu yang sedang menyusui karena tidak mempengaruhi produksi ASI. b. Kerugian perdarahan terjadi secara teratur dan tidak mendapat haid dalam waktu yang lama. c. kontra-indikasi 1. wanita yang menderita tumor, terutama tumor ganass pada payudara atau kelamin. 2. Varises yang luas, lading pembuluh darah atau kelainan perdarahan jantung. 122 3. Penyakit hati (hepar) 4. Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya. d. efek saamping 1. Gangguan haid berupa spotting, perdarahan yang tidak teratur, amenorrhea 2. Berat badan bertambah 3. Cenderung ada penigkatan gula darah 4. Keluhan lain berupa mua, muntah, sakit kepala, panas, dingin, pegal-pegal dan nyeri perut. DAFTAR PUSTAKA Datta, Monika. 2007. Panduan Praktis Kehamilan dan Melahirkan, Jakarta : Pengurus IBI Pusat Depkes RI. 2007. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR Dinkes Kabupaten Indramayu, 2009. Laporan Kematian Ibu dan Bayi Dunstall, Melvyn, 2010. Anatomi Dan fisiologi Untuk Bidan. Jakarta :EGC. IBI. 2006. Catatan Tentang Perkembangan Dalam Praktek Kebidanan. Jakarta Cetakan Ke VI-APRIL 2006 Manuaba, IBG. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC Manuaba, IBG. 2010. Penyakit Kandungan Dan KB Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC Mira, Dwi. 2009. Buku Ajar Biologi Reproduksi. Jakarta : EGC Prawirohardjo, Sarwono, 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Prawirohardjo, Sarwono, 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Jakarta : Depkes RI 123 Sarwono Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika. Saifuddin, AB, 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Salmah, S.Kp, M.Kes. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta : EGC Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta : Sulistyawati Ari Varney, Helen. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC Varney, Helen. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC Whalley, Janet. 2007. Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, Dan Bayi. Jakarta : ARCAN. 124