PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TERHADAP OPERASI PERKALIAN BILANGAN MELALUI MEDIA BENDA KONGKRIT SISWA KELAS IV SD NEGERI SLAWI KULON 06 KABUPATEN TEGAL Noviana Kusumawati Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Jl. Sriwijaya No 3 Pekalongan, [email protected] ABSTRAK The purpose of this action research is to improve mathematics teaching fourth grade students on multiplication operation on numbers, especially in improving the ability of understanding the concept of students and increase student activity in mathematics learning activities. This study was conducted in three phases, namely the pre cycle, the first cycle and second cycle. From the results of the pre-cycle observation data showed that the average results of the achievement test scores of understanding the concept of the ability of each individual student is 60.9 with a completion percentage of the value of 52.63 %. In the first cycle, an increase in the average achievement score is 72.4 with the percentage of completion value of 76.32 %. The results of the study have not been able to reach an optimal mastery of KKM was set at 60. After the improvement of learning through observation and reflection on the first cycle, obtained student learning outcomes in second cycle increased significantly to an average of comprehension achievement test scores to the concept reached 78.5 completion percentage value of 94.47 %. The conclusion that the improvement of learning by demonstration method through the medium of concrete objects can improve student learning outcomes in the ability of understanding mathematical concepts of multiplication operation on the material number. Kata Kunci: Concept Comprehension of Ability, Demonstration Method, Media of Concrete Objects. memahami dan menguasai konsep-konsep Pendahuluan Dalam setiap kesempatan, matematika, tentu dengan memperhatikan matematika hendaknya usia dan pengalaman yang mungkin dimulai dengan pengenalan masalah yang dimiliki oleh siswa. Adanya tuntutan sesuai dengan situasi di sekitar kita kurikulum (contextual Dengan matematika masih terfokus pada teori mengajukan masalah kontekstual, siswa sehingga siswa menjadi kurang kreatif, pembelajaran secara problem). bertahap dibimbing untuk 194 mengakibatkan pelajaran 195 δELT∆, Vol. 1, No. 2, Juli 2013, hlm 115-199 terlalu formal dan masih terpaku dengan rumusan baku. Kemampuan pemahaman konsep merupakan bagian dari kemampuan Berdasarkan hasil observasi di SD berfikir matematika tingkat tinggi. Agar Negeri Slawi Kulon 06 Kabupaten Tegal kemampuan berfikir matematika tingkat khususnya pada kelas IV, diperoleh tinggi berkembang, maka pembelajaran kesimpulan cenderung harus menjadi lingkungan dimana siswa kesulitan dalam mengerjakan soal karena dapat terlibat langsung secara aktif dan kurangnya pemahaman mereka terhadap kreatif dalam banyak kegiatan matematika konsep-konsep matematika. Mereka juga yang bermanfaat. Guru dituntut untuk tidak memberi kesempatan pada siswa agar bahwa siswa terbiasa mempresentasikan penyelesaian soal matematika di depan mereka kelas. pengetahuan Hal tersebut mengakibatkan mengkonstruksi yang sendiri dipelajari melalui matematika tidak disukai para siswa aktivitas-aktivitas, antara lain melalui sehingga kegiatan pemecahan masalah matematika mereka malas belajar matematika. Siswa lebih banyak pasif dan melalui tidak pernah belajar menyelesaikan soal tersebut. Dalam proses sehingga mereka hanya bisa mengungkap aktivitas siswa tidak apa yang mereka terima dari guru. mendengarkan dan mencatat seperti yang Tidak jarang menganggap bahwa matematika sebagai dari mata penerapan konsep-konsep pembelajaran cukup hanya mereka lazim terdapat di sekolah-sekolah saat ini, pelajaran namun aktivitas yang dapat menghasilkan yang perubahan sikap atau tingkah laku siswa menakutkan, sehingga perlu adanya suatu dalam proses pembelajaran. Aktivitas pembelajaran belajar mencakup aktivitas yang bersifat yang momok relevan untuk merangsang siswa agar dapat termotivasi dan lebih kreatif belajar Selain matematika. Seperti halnya pembelajaran pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi awal (kemampuan awal) siswa juga melalui media benda kongkrit. Pada mempengaruhi keberhasilan siswa dalam pembelajaran ini, siswa dituntut agar lebih pembelajaran. Karena materi matematika aktif dan kreatif dalam menyelesaikan pada umumnya tersusun secara hirarkis, soal dalam materi yang satu merupakan prasyarat matematika untuk materi berikutnya. Apabila siswa matematika penerapan dalam fisik maupun mental. terutama konsep-konsep pada materi operasi perkalian bilangan. tidak aktivitas siswa, matematika menguasai materi dalam pengetahuan prasyarat Kusumawati, Penerapan Metode Demostrasi… 196 (pengetahuan awal) maka siswa akan Keberhasilan mengalami kesulitan dalam menguasai ditandai materi yang memerlukan materi prasyarat operasi perkalian bilangan oleh siswa. tersebut. Tingkat penguasaan siswa terhadap materi Kemampuan awal siswa operasi dengan pembelajaran perkalian dikuasainya bilangan materi biasanya merupakan prestasi belajar siswa pada dinyatakan dengan nilai. Dengan melihat materi sebelumnya, sehingga dalam satu hasil ulangan matematika pada materi kelas siswa dapat dikelompokkan menjadi operasi perkalian bilangan, masih banyak tiga kelompok berdasarkan kemampuan siswa yang belum menguasai materi awalnya yaitu kelompok atas, tengah dan operasi perkalian bilangan. Dari 38 siswa bawah. Dengan demikian siswa dengan di kelas IV hanya 20 siswa yang mencapai kemampuan awal berada di kelompok atas tingkat penguasaan materi atau mencapai tidak dalam ketuntasan belajar untuk operasi perkalian dan bilangan dengan rata-rata nilai sebesar mengalami memahami materi kesulitan yang ada melakukan pemecahan soal matematika, 60,9 atau 52,63%. jika dibandingkan dengan siswa yang Oleh karena itu, untuk berkemampuan awal berada di kelompok meningkatkan penguasaan materi operasi lain (tengah dan bawah). perkalian bilangan, penulis bersama guru Kondisi dapat kelas IV di SD Negeri Slawi Kulon 06 diminimalisasi jika metode pembelajaran Kabupaten Tegal melaksanakan perbaikan yang digunakan dapat mendorong siswa pembelajaran melalui Penelitian Tindakan baik dari kelompok atas, tengah maupun Kelas (PTK) yaitu menerapkan metode bawah untuk belajar lebih giat dalam demonstrasi melalui media benda kongkrit menguasai materi yang diberikan sehingga dalam upaya meningkatkan pemahaman harapan agar siswa dapat menyelesaikan konsep siswa terhadap operasi perkalian soal matematika dengan baik dan benar bilangan. Menurut William James (2007) dapat terwujud. Semakin tinggi aktivitas bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah yang dilakukan siswa terkait dengan suatu penelitian yang dilakukan oleh guru dalam materi, diharapkan dapat mempertinggi kelasnya sendiri dengan tujuan untuk tingkat penguasaan konsep siswa terhadap meningkatkan kinerja agar hasil belajar materi tersebut dan melakukan pemecahan siswa meningkat bersama dengan observer masalah terhadap setiap masalah yang maupun teman sejawat. diajukan, tersebut akan . 197 δELT∆, Vol. 1, No. 2, Juli 2013, hlm 115-199 menganalisis dan mengolah data yang diperoleh dari hasil penelitian. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Metode pengumpulan data dalam Negeri Slawi Kulon 06 Kabupaten Tegal penelitian ini yaitu metode tes, observasi dengan subjek penelitian adalah siswa dan kelas IV sebanyak 38 siswa yang terdiri digunakan dalam pelaksanaan perbaikan dari 21 siswa laki-laki dan 17 siswa pembelajaran perempuan. Secara umum karakteristik perbaikan pembelajaran Siklus I dan siswa SD adalah senang bermain, senang Sikulus II, (2) Lembar observasi Siklus I bergerak, dan Siklus II, (3) Lembar kerja siswa senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara siswa matematika dalam materi pembelajaran operasi Instrumen adalah: (1) yang Rencana (LKS), dan (4) Lembar soal tes formatif. langsung. Faktor yang diselidiki adalah aktivitas belajar dokumentasi. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan data hasil penelitian bilangan, yang telah dilakukan, diperoleh rata-rata keterampilan guru dalam pembelajaran hasil pencapaian skor tes kemampuan matematika, dan hasil belajar siswa. pemahaman konsep masing-masing siswa Pengukurannya berdasarkan tes secara individu pada Siklus I adalah 72,4 kemampuan pemahaman konsep dengan prosentase nilai tuntas 76,32%. matematika siswa, lembar pengamatan Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pembelajaran dan lembar pengamatan pemahaman konsep matematika siswa terhadap aktivitas siswa. mengalami peningkatan dari rata-rata skor Penelitian ini dilaksanakan dalam semula 60,9 pada Pra Siklus dengan 4 tahap, tahap pertama perencanaan awal, prosentase nilai tuntas 52,63%. Hasil tahap kedua yaitu implementasi atau belajar tersebut belum dapat mencapai pelaksanaan tindakan. Tahap selanjutnya ketuntasan optimal dari KKM yang observasi melalui ditetapkan sebesar 60. Setelah dilakukan pengamatan terhadap tingkat aktivitas perbaikan pembelajaran melalui kegiatan siswa proses pengamatan serta refleksi pada siklus I, yang diperoleh hasil belajar siswa pada siklus II dan interpretasi selama pembelajaran di mengikuti kelas. Tahap terakhir adalah analisis dan refleksi. Pada mengalami tahap pencapaian ini dilaksanakan kegiatan kenaikan skor yaitu tes rata-rata kemampuan Kusumawati, Penerapan Metode Demostrasi… 198 pemahaman konsep mencapai 78,5 dengan prosentase nilai tuntas 94,47%. Dari keterangan tersebut dapat berdasarkan konsep-konsep yang telah dimengerti dan dipahami, tidak hanya dengan cara diketahui bahwa hasil belajar siswa dalam memperdalam pembelajaran matematika dengan metode pemikirannya. demonstrasi melalui benda kongkrit menghafal dan Dalam tanpa memperluas pembelajaran dengan metode mengalami peningkatan dari kegiatan demonstrasi media benda pembelajaran Pra Siklus, Siklus I dan kongkrit, siswa juga tidak hanya sekedar Siklus II pada materi operasi bilangan. mendengarkan dan menerima secara pasif Seorang siswa dikatakan telah informasi yang ditransfer oleh guru, berhasil atau tuntas dalam materi operasi namun siswa juga berperan aktif dalam perkalian bilangan jika hasil belajar yang menggali informasi yang dibutuhkan. diperoleh Aktivitas-aktivitas siswa yang muncul telah mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. selama Melalui pembelajaran metode demonstrasi pembelajaran dengan media benda kongkrit, siswa dapat positif pada meningkatnya kemampuan mengembangkan yang pemahaman konsep siswa yang pada dimilikinya, karena dalam pembelajaran akhirnya juga meningkatkan hasil belajar tersebut mereka. siswa kemampuan dituntut agar dapat berperan aktif dalam diskusi kelompok Di berlangsungnya proses memberikan kontribusi sisi lain dengan adanya dan secara kreatif menemukan solusi dari pembelajaran metode demonstrasi melalui permasalahan saling benda kongkrit ini dapat meningkatkan berinteraksi dengan teman maupun guru keaktifan siswa dan membantu siswa dan saling bertukar pikiran sehingga dalam pemahaman materi, hal ini dapat wawasan yang dan diajukan, pikir mereka dilihat dari hasil lembar pengamatan yang akan banyak menunjukkan bahwa sebagian besar siswa membantu siswa dalam meningkatkan merasa senang dengan pembelajaran yang pemahaman konsep-konsep matematika, dilakukan karena dapat melatih mereka sehingga dihadapkan bekerjasama dan berani mengungkapkan dengan suatu pertanyaan yang menuntut pendapat. Respon dan minat siswa yang pemecahan, mereka dapat melakukan positif keterampilan memecahkan masalah dan keseluruhan, berkembang. daya Hal ketika mengembangkan ini mereka tanggapannya terhadap akan pembelajaran banyak secara membantu 199 δELT∆, Vol. 1, No. 2, Juli 2013, hlm 115-199 siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya. Simpulan Berdasarkan landasan teori dan didukung adanya analisis serta mengacu pada perumusan masalah yang diuraikan di depan, maka dapat disimpulkanbahwa perbaikan pembelajaran dengan metode demonstrasi melalui media benda kongkrit dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam kemampuan pemahaman konsep matematika pada materi operasi perkalian bilangan. Daftar Pustaka Andayani. 2007. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka Muhsetya, Gatot. 2005. Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka Suciati, dkk. 2005. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka Sumantri, Mulyani. 2005. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta Wahyudin, H. Dinn; Supriadi, D; Abdulhak. 2004. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka Wardani, I.G.A.K; Wigardit, K; Nasoetion, N. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka Winataputra, H. Udin, S. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka Zainal, Asmawi dan Mulyana, Agus. 2005. Tes dan Asessment di Sekolah Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka