Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan

advertisement
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
i
KEPUTUSAN
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
NOMOR : HK.02.02/IV/001861/2017
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS TUTORIAL PENYELENGGARAAN PROGRAM PERCEPATAN
PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA MANUSIA
KESEHATAN
Menimbang
:
a.
b.
c.
d.
e.
Mengingat
:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
bahwa sesuai dengan amanat Undang – undang Nomor 36 tahun
2014 kualifikasi minimal bagi tenaga kesehatan diluar tenaga
medis adalah Diploma III;
bahwa pemerintah sudah menyiapkan untuk meningkatkan
kualifikasi pendidikan bagi tenaga kesehatan yang belum Diploma
III melalui program percepatan pendidikan bagi tenaga kesehatan;
bahwa
program
percepatan
pendidikan
yang
disiapkan
dilaksanakan dengan mengakui capaian pembelajaran (CP)
seseorang yg diperoleh dari pendidikan formal atau nonformal atau
informal, dan/atau pengalaman kerja ke dalam pendidikan formal
melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL);
bahwa dalam penyelenggaraan program percepatan pendidikan,
pemerintah dan pemerintah daerah memberikan bantuan biaya
pendidikan bagi peserta dengan status Aparatur Sipil Negara atau
anggota TNI/Polri kepada institusi pendidikan berupa biaya
pendidikan;
bahwa untuk itu perlu disusun Petunjuk Teknis Tutorial
Penyelenggaraan
Program
Percepatan
Pendidikan
Tenaga
Kesehatan.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembar
Negara Nomor 5063);
Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336);
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5135);
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64/MENKES/PER/VIII/2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1508);
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
ii
Peraturan Menteri Ristek Dikti Nomor 26 Tahun 2016 tentang
Rekognisi Pembelajaran Lampau;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2016 tentang
Program Peningkatan Kompetensi dan Kualifikasi Pendidikan
Tenaga Kesehatan dari Pendidikan Jenjang Pendidikan Menengah
(JPM) dan Jenjang Pendidikan Tinggi Diploma I (JPT-DI) ke Jenjang
Diploma III;
9. Keputusan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor
113/M/KPT/2017 tentang Perguruan Tinggi Penyelenggara Program
Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan Melalui Rekognisi
Pembelajaran Lampau;
7.
10. Keputusan
Kepala
Badan
PPSDM
Kesehatan
Nomor
HK.02.02/IV/000693/2017
tentang
Petunjuk
Teknis
Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga
Kesehatan.
11. Keputusan Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Kemeristek Dikti Nomor 123/B/SK/2017 tentang Pedoman Tata
Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
:
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS
TUTORIAL PENYELENGGARAAN PROGRAM PERCEPATAN PENDIDIKAN
TENAGA KESEHATAN.
KESATU
:
Petunjuk teknis
tutorial penyelenggaraan
program percepatan
pendidikan tenaga kesehatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan ini;
KEDUA
:
Petunjuk teknis ini merupakan acuan bagi Perguruan Tinggi
Penyelenggara Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan dalam
hal penyelenggaraan proses belajar mengajar pendidikan program
percepatan pendidikan tenaga kesehatan yang dilaksanakan dengan
menggunakan metode pembelajaran tutorial sebagaimana tercantum
dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
keputusan ini;
KETIGA
:
Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber
Daya Manusia Kesehatan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 27 Juli 2017
Kepala Badan PPSDM Kesehatan,
Usman Sumantri
NIP. 195908121986111001
Tembusan:
1.
2.
3.
4.
5.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia;
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Kepala Biro Hukum Kementerian Kesehatan
Institusi Penyelenggara Program Percepatan Pendidikan
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Karunia dan Hidayah-Nya, maka
penyusunan Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan
Tenaga Kesehatan telah dapat diselesaikan. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan menetapkan kualifikasi minimum, yakni Diploma III bagi
tenaga kesehatan kecuali tenaga medis. Berdasarkan data Badan Kepegawaian Negara
(BKN), sampai dengan bulan April 2015 masih terdapat sekitar 74. 601 tenaga kesehatan
yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) yang masih memiliki kualifikasi
pendidikan setara Jenjang Pendidikan Menengah (JPM) dan Jenjang Pendidikan Tinggi
Diploma I (JPT-DI). Apabila sampai dengan tahun 2020 tenaga kesehatan tersebut belum
memiliki kualifikasi Diploma III maka yang bersangkutan akan menjadi asisten tenaga
kesehatan dan tidak memiliki kewenangan melaksanakan praktik sebagai tenaga
kesehatan. Badan PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan melakukan upaya untuk
meningkatkan kualifikasi dan kompetensi tenaga kesehatan melalui Program Percepatan
Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) dari JPM
dan JPT-DI ke Diploma III.
Metode pembelajaran pada Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan dapat
dilakukan dengan pembelajaran tutorial melalui diskusi kelompok, simulasi, studi kasus,
pembelajaran kolaboratif dan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran tutorial merupakan
bagian integral dari proses pembelajaran yang terkandung berbagai aspek bantuan
belajar, interaksi tutor dengan mahasiswa, dan interaksi mahasiswa dengan mahasiswa.
Petunjuk Teknis ini disusun sebagai acuan bagi Kementerian Kesehatan, Perguruan Tinggi
Bidang Kesehatan dan para pemangku kepentingan yang terkait lainnya dalam hal
penyelenggaraan proses belajar mengajar pada Program Percepatan Pendidikan Tenaga
Kesehatan yang sebagian dilaksanakan dengan metode pembelajaran tutorial.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang terlibat yang tidak dapat
disebutkan satu persatu atas dukungan serta kontribusinya dalam penyusunan Petunjuk
Teknis ini
Jakarta, 21 Juli 2017
Kepala Pusat Pendidikan SDM Kesehatan
Achmad Soebagjo Tancarino
NIP. 196007311989031003
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
iv
DAFTAR ISI
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PPSDM KESEHATAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS
TUTORIAL PENYELENGGARAAN PROGRAM PERCEPATAN PENDIDIKAN TENAGA
KESEHATAN …………….…………………………………………………………...……………..
i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………….......
iv
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………...………………..
v
KONSEP TUTORIAL……….……………………………………………………….....
1
A. Pengertian Tutorial …………………………………………………………………
1
B. Jenis-jenis Tutorial……………………………………………………………….....
2
C. Proses Pelaksanaan Tutorial ……………………………………………………
2
BAB II
PERAN DAN FUNGSI TUTORIAL
5
BAB III
RANCANGAN TUTORIAL………………….. ……………………………………...
6
A. Deskripsi Singkat….....……………………………………………………………
6
B. Rancangan Tutorial………………….. …………………………………………..
6
C. Langkah-langkah Penyusunan Rancangan Tutorial…………………………..
7
D. Langkah-langkah Penyusunan Satuan AcaraTutorial…………………………
14
BAB IV
KETERAMPILAN TUTORIAL……………………… ………………………………
18
BAB V
EVALUASI HASIL BELAJAR TUTORIAL………………………………………....
26
BAB I
A. Pengantar…………………………………………………………………… 26
B. Pengertian Evaluasi Hasil Belajar………………………………………..
26
C. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Hasil Belajar ………………………………
27
D. Tahapan Evaluasi Hasil Belajar ……………………………………….....
28
E. Sasaran Evaluasi Hasil Belajar …...……………………………………... 28
F. Instrumen Evaluasi Hasil Belajar…………………………………………
29
G. Jenis Instrumen Evaluasi Pembelajaran………………………………...
30
BAB VI
PENGOLAHAN HASIL EVALUASI TUTORIAL ……………………………………
35
BAB VII
UMPAN BALIK…………………………….. …………………………………….…….
37
BAB VIII
REVISI TUTORIAL HASIL EVALUASI………………………………………………
38
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
v
BAB I. KONSEP TUTORIAL
A. Pengertian Tutorial
Tutorial merupakan komponen sistem pembelajaran dalam program percepatan
pendidikan yang sangat penting untuk mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan belajar
mandiri. Tutor diperlukan untuk dapat memfasilitasi pemahaman mahasiswa akan hal - hal
yang masih terasa sulit atau kurang jelas.
Tutorial adalah suatu proses pemberian bantuan dan bimbingan belajar dari seseorang
kepada orang lain, baik secara perorangan maupun kelompok. Dalam konsep ini, tutorial
merupakan layanan belajar yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dengan
karakteristik yang berbeda, seperti tutor yang berfungsi sebagai fasilitator kegiatan belajar,
bukan sebagai pengajar. Sementara itu, tugas mahasiswa pada saat tutorial bukan hanya
datang ke tempat tutorial untuk mendengarkan penjelasan tutor, melainkan sudah mengkaji
materi yang akan dibahas dan membawa masalah yang ditemukan. Dengan kata lain,
mahasiswa tidak datang dengan kepala kosong.
Pada dasarnya tutorial berbeda dengan kegiatan pembelajaran tatap muka. Perbedaan
itu dapat dilihat dalam Tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Perbedaan Tutorial dengan Pembelajaran Tatap Muka
No
1
2
3
4
5
Tutorial
Interaksi tatap muka antara tutor dan
mahasiswa terbatas
Mahasiswa dituntut untuk berupaya
secara mandiri dan memecahkan
persoalan substansi materi atau
kesulitan belajarnya
Mahasiswa dapat mengikuti dan
memanfaatkan tutorial dengan baik
apabila telah mempelajari substansi
yang akan ditutorialkan
Dalam tutorial hanya membahas
substansi mata kuliah yang esensial,
strategis, dan tidak mudah dipahami
dengan belajar sendiri
Kegiatan tutorial berpusat pada
mahasiswa
Pembelajaran Tatap Muka
Interaksi tatap muka antara tutor sebagai
pengajar dan mahasiswa lebih leluasa
Tuntutan kemandirian tidak setinggi pada
tutorial
Mahasiswa
dapat
mengikuti
dan
memanfaatkan perkuliahan meskipun
belum siap dengan materi yang akan
dikaji
Cenderung membahas seluruh substansi
mata kuliah
Kegiatan pembelajaran
berpusat pada tutor
tatap
muka
(Dimodifikasi dari UT, 2005:7)
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
1
B. Jenis-Jenis Tutorial
Dalam pembelajaran tutorial terdiri dari 2 (dua) jenis tutorial yaitu tutorial tatap
muka (TTM) dan tutorial on-line, yaitu sebagai berikut :
1 . Tutorial Tatap Muka
Tutorial tatap muka (TTM) adalah proses tutorial di mana tutor dan mahasiswa berada
pada ruang dan waktu yang sama. Biasanya TTM ini dilakukan untuk matakuliah yang
berpraktik dan praktikum. Melalui bimbingan TTM ini, diharapkan mahasiswa dapat
menguasai kompetensi mata kuliah tersebut.
2. Tutorial On-line
Tutorial ini dilakukan dengan bantuan jaringan komputer. Tutor menyediakan materi yang
dianggap sulit untuk dipahami dan memberikan tugas. Sementara itu, mahasiswa
mempelajari serta menjawab tugas yang selanjutnya dikirim kembali ke tutor untuk
diperiksa dan diberikan umpan balik.
C. Proses pelaksanaan Tutorial
Proses pelaksanaan tutorial dapat dijabarkan dalam model pelaksanaan tutorial tatap
muka (TTM) dan tutorial on-line, yaitu sebagai berikut :
1. Model Pelaksanaan Tutorial Tatap Muka
Dalam menggunakan model tutorial tatap muka, tutor diperkenankan untuk membuat
model tutorial yang dianggap mampu mengaktifkan atau memotivasi mahasiswa sesuai
dengan kompetensi yang ingin dicapai, karakteristik mata kuliah, karakteristik mahasiswa,
serta sarana dan prasarana yang tersedia agar dapat melakukan interaksi pembelajaran
secara maksimal Berikut ini terdapat tiga model tutorial yang dapat digunakan sebagai
contoh dalam pelaksanaan tutorial, yaitu Model Kooperatif-Aktif 1, Model KooperatifAktif 2, dan Model Kooperatif-Aktif 3.
a. Model Kooperatif-Aktif 1
Model ini sangat sesuai apabila diberikan pada tutorial awal atau untuk materi yang
baru. Pada tutorial awal biasanya tutor belum mengetahui penguasaan mahasiswa
atas substansi mata kuliah yang ditutorialkan. Model ini efisien dari segi waktu
pelaksanaannya, tetapi waktu interaksi antara mahasiswa dengan mahasiswa atau
dengan tutor menjadi sedikit.
Model kooperatif-aktif 1 terdiri atas empat langkah utama, yaitu penyajian materi
oleh tutor, diskusi kelompok, pemberian tes/kuis atau pelaksanaan silang tanya
untuk meningkatkan kemampuan, dan pemantapan oleh tutor.
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
2
b. Model Kooperatif-Aktif 2
Model ini menjadikan setiap mahasiswa terlibat secara aktif. Masing-masing
beraktualisasi melalui interaksi, keterlibatan, dan pemeranan sebagai tutor sejawat.
Tantangannya, tutor harus pandai mengatur waktu agar skenario dapat terlaksana
dengan lancar dan memunculkan hasil yang baik. Model pelaksanaan tutorial ini
cocok untuk situasi dan kondisi saat tutorial sudah berjalan beberapa waktu dan
mahasiswa dan tutor sudah saling mengenal. Model ini dapat melatih mahasiswa
untuk mandiri dalam belajar. Untuk lebih jelasnya, perhatikan Tabel 2 berikut:
Tabel 2. Model Kooperatif-Aktif 2
Kegiatan Tutor
Langkah
Kegiatan Mahasiswa
Siapkam Materi, Bentuk
Kelompok, Bimbing
Kelompok
KAJIAN BAHAN AJAR
(dalam kelompok A)
Duduk dalam kelompok A, Berbagi
tugas dalam kelompok, setiap
anggota kelompok membaca dan
mengkaji bab yang berbeda
DISKUSI KELOMPOK
(B)
Keluar dari kelompok A, Diskusi
dengan anggota kelompok yang
baru (Kelompok B) yang mendapat
tugas yang sama
DISKUSI KELOMPOK
(A)
Kembali ke kelompok asal (A),
setiap anggota kelompok
menyajikan materi yang sudah
dikaji dalam Kelompok B kepada
anggota kelompok A
TES/KUIS
Mengerjakan tes/kuis
PEMANTAPAN
Lakukan tindak lanjut
Kelompokkan
mahasiswa
berdasarkan tugas
kajian modul Bimbing
diskusi kelompok
mahasiswa
Kelompokkan kembali
mahasiswa pada
kelompok asal
Siapkan tes/kuis
Berikan tes/kuis
Berikan Pemantapan
c. Model Kooperatif-Aktif 3
Model kooperatif-aktif 3 adalah model tutorial yang menekankan tanggung jawab
pembelajaran pada mahasiswa. Model ini lebih menonjolkan kemampuan individual
dan kemampuan bekerja dalam kelompok. Kekuatan model ini terletak pada interaksi
yang tinggi, baik antara tutor dengan mahasiswa maupun mahasiswa dengan
mahasiswa. Untuk mampu melakukan hal seperti itu, mahasiswa dipastikan harus
mempelajari bagian-bagian dari konsep penting sebelum tutorial berlangsung. Model
ini sulit diterapkan jika mahasiswa tidak memiliki kesiapan.
Penggunaan model kooperatif-aktif 3 sebaiknya dilakukan ketika tutorial telah
berlangsung beberapa kali sehingga mahasiswa sudah menguasai banyak konsep
penting mengenai mata kuliah tersebut dan akan ada banyak ragam pertanyaan yang
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
3
mungkin muncul. Mereka juga telah terlatih untuk belajar mempersiapkan diri
sebelum datang ke tutorial. Para mahasiswa tersebut juga telah menyadari bahwa
konsekuensi ketidaksiapan masing-masing adalah tersendatnya proses tutorial.
2.
Model Pelaksanaan Tutorial On-line
Model pelaksanaan tutorial on-line adalah model tutorial yang menggunakan jaringan
komputer. Materi diberikan dalam bentuk naskah tutorial yang dapat diakses di mana
saja mahasiswa berada tanpa harus bertatap muka dengan tutor. Dalam model ini, tutor
harus mempersiapkan naskah tutorial yang memungkinkan terjadinya interaksi antara
tutor dan mahasiswa. Selain itu, partisipasi secara aktif dari mahasiswa juga sangat
diperlukan karena mempengaruhi nilai akhir tutorial.
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
4
BAB II. PERAN DAN FUNGSI TUTORIAL
Tutorial adalah proses pemberian bantuan dan bimbingan belajar dari seorang tutor
kepada para mahasiswa. Dalam sistem pembelajaran jarak jauh tutorial merupakan bagian
integral dari proses pembelajaran mahasiswa. Dalam tutorial terkandung berbagai aspek
bantuan belajar, interaksi tutor dengan mahasiswa, dan interaksi mahasiswa dengan
mahasiswa.
Fungsi tutorial adalah membantu mahasiswa dalam memecahkan berbagai masalah
belajar melalui penyediaan tambahan informasi, diskusi, dan kegiatan lain yang dapat
meningkatkan motivasi mahasiswa untuk belajar dan menyelesaikan studi. Tutorial berfungsi
untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa agar mau dan mampu belajar mandiri.
Fungsi tutor adalah memberi umpan balik kepada mahasiswa, memberi tutorial baik
secara tatap muka atau melalui media komunikasi, memberikan dukungan dan bimbingan
termasuk memotivasi mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan belajarnya. Dengan
demikian tutor, dalam kegiatan tutorial, melakukan kegiatan akademik, administratif dan
bimbingan.
Kegiatan akademik berkaitan dengan proses belajar mahasiswa yang mengharuskan
adanya interaksi dengan tutor atau sesama mahasiswa. Kegiatan administratif meliputi
pemberian informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan peran sebagai mahasiswa
program PJJ seperti registrasi, pengumpulan tugas-tugas, pendistribusian bahan ajar, dan
penyampaian pengumuman yang relevan. Cakupan kegiatan tutor yang berkaitan dengan
pembimbingan antara lain membantu mahasiswa mengatasi masalah yang dihadapi agar
dapat mencapai prestasi yang optimal.
Peran tutor yang utama adalah sebagai fasilitator dalam pembelajaran mahasiswa.
Persyaratan utama seorang tutor haruslah menguasai materi mata kuliah yang diampunya,
mampu memberi bimbingan kepada mahasiswa dalam mempelajari modul, menerapkan
strategi tutorial yang bervariasi, memberi respon dan umpan balik kepada tugas yang telah
dikerjakan mahasiswa, pembimbing mahasiswa agar dapat belajar secara efektif, serta
menyediakan waktu agar mahasiswa dapat berkonsultasi.
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
5
BAB III. RANCANGAN TUTORIAL
A. Deskripsi Singkat
Dalam sistem pembelajaran jarak jauh yang diterapkan pada program percepatan
pendidikan, tutorial merupakan kesempatan bagi tutor untuk melakukan pembelajaran yang
bersifat memperdalam dan memperkaya pemahaman mahasiswa. Begitu juga dengan
mahasiswa peserta tutorial, mereka mempunyai kesempatan untuk melakukan interaksi
langsung dengan tutor dan mahasiswa lain, serta secara bersama memecahkan berbagai
kesulitan yang ditemukan ketika belajar mandiri. Untuk menghasilkan kegiatan tutorial yang
berjalan sesuai tujuan diperlukan perencanaan tutorial yang optimal dengan melakukan
persiapan yang baik. Salah satu kegiatan yang harus dilakukan seorang tutor sebelum tutorial
berlangsung adalah perancangan tutorial. Dengan perencanaan yang baik akan menjadikan
tutor lebih meyakini dan menguasai apa yang akan dilakukan dalam tutorial. Ada dua jenis
perencanaan/rancangan tutorial yang perlu dibuat tutor yaitu Rancangan Aktivitas Tutorial
(RAT) dan Satuan Acara Tutorial (SAT).
Rancangan Acara Tutorial baru merupakan rambu-rambu kegiatan yang umum, yang
selanjutnya harus dikembangkan dan dijabarkan lebih rinci dalam Satuan Acara Tutorial.
Untuk itu, tutor juga akan mempelajari berbagai model tutorial dan strategi mengelola kelas
tutorial, yang akan diperlukan ketika tutor menyusun Satuan Acara Tutorial.
B. Rancangan Tutorial
Rancangan
tutorial
merupakan
rencana
program
kegiatan
tutorial.
Dalam
pelaksanaannya terdapat dua jenis rancangan tutorial yaitu Rancangan Aktivitas Tutorial dan
Satuan Acara Tutorial. Kita mulai dengan pengertian dan manfaat Rancangan Aktivitas
Tutorial.
Rancangan Aktivitas Tutorial (RAT) merupakan rencana program kegiatan tutorial untuk
satu mata kuliah selama satu semester. Di dalam RAT hendaknya tergambar berbagai
komponen berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Deskripsi Singkat Mata Kuliah
Kompetensi Umum
Kompetensi Khusus
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Model Tutorial
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
6
Tugas Tutorial dan Bobot
8. Estimasi Waktu
9. Daftar Pustaka
10. Pertemuan Tutorial
7.
RAT sangat bermanfaat sebagai pedoman bagi tutor, karena di dalamnya berisi
informasi yang utuh tentang tujuan dan ruang lingkup materi yang harus ditutorkan. RAT
akan memudahkan tutor dalam melaksanakan kegiatan tutorial.
Satuan Acara Tutorial (SAT) merupakan rencana kegiatan untuk setiap kali pertemuan
tutorial. SAT akan memberikan petunjuk secara rinci tentang proses pembelajaran yang
dilakukan dalam satu kali pertemuan tutorial.
C. Langkah – langkah Penyusunan Rancangan Tutorial
Rancangan Aktifitas Tutorial (RAT) dikembangkan dengan langkah-langkah sebagai
berikut yaitu :
1.
Mengkaji bahan ajar mata kuliah yang diampu.
2.
Memilih dan menentukan kompetensi-kompetensi yang penting untuk dijadikan fokus
bahasan dalam kegiatan tutorial. Hal ini perlu dilakukan mengingat mata kuliah memiliki
banyak kompetensi sedangkan jumlah pertemuan tutorial dalam satu semester terbatas.
3.
Mengisi format RAT dengan cara berikut:
a. Tuliskan deskripsi singkat mata kuliah yang merupakan garis besar keseluruhan isi
matakuliah. Biasanya deskripsi singkat dituliskan dalam bentuk pernyataan atau
merupakan rangkuman dari pokok bahasan dalam suatu mata kuliah. Oleh karena itu
deskripsi singkat dapat tutor tulis setelah format RAT terisi.
b. Gunakan kompetensi yang sudah ditentukan pada langkah nomor 2. Kompetensi
umum merupakan kemampuan akhir atau tertinggi yang
harus dikuasai,
didemonstrasikan, atau ditampilkan oleh mahasiswa setelah menyelesaikan suatu
mata kuliah. Pada prinsipnya kemampuan ini tidak saja berhubungan dengan aspek
pengetahuan, tetapi merupakan interrelasi integratif aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Hal ini perlu dipahami oleh tutor, supaya tidak terjebak hanya
membahas aspek kognitif saja. Pemahaman ini akan membantu tutor memilih dan
menetapkan model tutorial yang tepat untuk kajian topik tertentu. Secara sadar tutor
perlu memperhatikan aspek afektif dalam merancang tutorial. Rumusan kompetensi
umum biasanya terdiri dari 'kata kerja' dan 'objek', tetapi dapat dirumuskan dengan
lebih lengkap, melalui mencantumkan aspek "kriteria".
Dalam merumuskan kompetensi, digunakan kata kerja yang operasional dan terukur,
sebagai acuan yang jelas tingkat kompetensi yang menjadi target. Kata kerja seperti
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
7
memahami mempunyai konotasi beragam, sehingga menjadikan target kompetensi
tidak jelas. Kata memahami dapat bermakna menjelaskan, menerapkan, menganalisis
atau apa saja yang terpikir oleh pembuatnya. Sebaiknya target dirumuskan lebih
akurat, umpamanya mampu membedakan, menggunakan, dsb.
c. Tentukan kompetensi khusus yang akan digunakan untuk setiap pertemuan. Pada
dasarnya kompetensi khusus merupakan penjabaran dari kompetensi umum. Cara
merumuskan kompetensi umum sama dengan kompetensi khusus. Jika tutor telah
mengkaji bahan ajar dan telah menentukan kompetensi khusus yang sesuai untuk
mendukung pencapaian kompetensi umum, tuliskan dalam format RAT.
d. Tentukan pokok bahasan untuk setiap kompetensi khusus. Pokok bahasan biasanya
merupakan unsur objek dari kompetensi khusus yang telah tutor rumuskan. Pada
umumnya untuk setiap kompetensi khusus dapat dirumuskan satu pokok bahasan,
tetapi rumusan pokok bahasan dapat juga merupakan gabungan beberapa
kompetensi khusus yang ada pada bahan ajar.
Contoh kompetensi khusus:
Mahasiswa dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen dalam pekerjaannya
sehari-hari. Dari kompetensi khusus tersebut, menerapkan merupakan kata kerja
operasional,
dan prinsip-prinsip manajemen merupakan objek. Oleh karena itu,
pokok bahasan yang terkait dengan kompetensi khusus tersebut adalah Prinsipprinsip Manajemen.
e. Identifikasi sub-sub pokok bahasan untuk setiap pokok bahasan. Sub-sub pokok
bahasan dapat berupa konsep, prinsip, prosedur yang relevan
dan atau
penerapannya yang mencerminkan rincian materi tutorial yang konsisten dengan
pokok bahasan
f. Tentukan model tutorial yang akan digunakan, Tutor dapat merancang sendiri
model tutorial sesuai dengan kompetensi yang menjadi fokus dan tujuan tutorial.
g. Tentukan bentuk penugasan dan bobot penilaiannya untuk kegiatan tutorial
tertentu. Selama satu semester mahasiswa akan diminta untuk mengerjakan 2 - 3
tugas tutorial, berupa tugas individual atau kelompok. Bagaimana cara tutor
membuat tugas, silakan pelajari materi tentang Pemberian dan Penilaian Tugas.
h. Buat perkiraan waktu untuk melaksanakan setiap kegiatan tutorial. Dalam satu
semester pertemuan tutorial dilakukan beberapa kali, masing-masing antara 2 - 2½
jam atau sesuai waktu yang disepakati, juga sesuai dengan bobot sksnya. Dalam hal
ini tutor harus mempertimbangkan bentuk dan intensitas kegiatan tutorial untuk
menentukan waktu.
Contoh:
Apabila tutor memutuskan untuk menggunakan model tutorial diskusi kelompok,
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
8
tutor perlu menghitung estimasi waktu untuk setiap bagian kegiatan, misalnya untuk
membaca bacaan 10 menit, diskusi dalam kelompok
20 menit, pelaporan dan
komentar selama 20 menit, dan tes individual 20 menit. Walaupun ketika tutorial
dilaksanakan terjadi penambahan atau pengurangan waktu sesuai dengan dinamika
kelas, tapi perkiraan waktu tersebut akan membantu tutor untuk dapat
mengendalikan waktu supaya seluruh rencana kegiatan tutorial terlaksana dengan
baik.
i.
Identifikasi dan susun daftar sumber pustaka/referensi. Bahan bacaan dapat berupa
bacaan ataupun bahan non-cetak lainnya untuk setiap pokok bahasan atau sub pokok
bahasan.
Membuat RAT yang lengkap akan sangat membantu tutor dalam melaksanakan
kegiatan tutorial. Dengan berpedoman pada RAT yang telah dikembangkan, tutor dapat
menentukan strategi dan metode tutorial yang akan digunakan sehingga pencapaian
kompetensi yang diharapkan dapat menjadi lebih efektif. Gunakan RAT yang telah tutor
susun untuk mengembangkan Satuan Acara Tutorial.
Contoh RAT dapat dilihat pada Tabel 3
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
9
Tabel 3
Contoh RANCANGAN AKTIFITAS TUTORIAL (RAT)
Mata Kuliah
SKS
Nama Tutor
Deskripsi singkat Mata kuliah
Kompetensi Umum
No
Kompetensi khusus
1
Mendemonstrasikan
teknik anamnesa,
pengukuran tekanan
darah dan
pemeriksaan fisik
pada
pasien
yang mengalami
berbagai gangguan
pemenuhan
kebutuhan dasar.
2
Memberikan asuhan
keperawatan pada
Kebutuhan Dasar Manusia I
4 SKS
1. Flora Hendrika
2. Asti Benediktus
Mata kuliah ini menguraikan tentang konsep kebutuhan dasar manusia yang menjadi dasar praktek
keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan sistem tubuh pada berbagai tingkat usia. Kebutuhan
dasar manusia yang akan dibahas pada semester I meliputi kebutuhan bio, psiko, sosio, spiritual termasuk
kebutuhan personal hygiene, eliminasi, aktifitas, istirahat, dan tidur, rasa aman dan nyaman, vital sign dan
pemeriksaan fisik, serta pengendalian infeksi. Penerapan proses keperawatan dilaksanakan berdasarkan
kebutuhan dasar tersebut.
Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang
mengalami gangguan pada berbagai kebutuhan dasar
Tugas tutorial dan
bobot nilai
1. Tahapan
1. Mendemonstrasikan 1. Mahasiswa
anamnese
cara
ditugaskan
2. Pemeriksaan
menganamnesa
menganamnesa
fisik dari
pasien
pasien
kepala
percobaan
sampai kaki
2. Mendemonstrasi
2. Mempraktekan
kan berbagai tehnik
pemeriksaan
pemeriksaan fisik
fisik dari kepala
dari kepala sampai
sampai kaki
kaki
Bobot: 10%
 Range of
 Mendemonstrasikan Mahasiswa
Motion
cara melakukan ROM mensimulasikan cara
Pokok bahasan
Sub pokok bahasan
Estimasi
waktu
4 jam
4 jam
Daftar pustaka
Tutorial ke
1, 2, 3, dan 4
I (vicon)
1, 2, 3, dan 4
II (vicon)
No
3
Kompetensi khusus
Pokok bahasan
Sub pokok bahasan
pasien yang
mengalami gangguan
pemenuhan
kebutuhan aktifitas,
 Mobilisasi

 Mobilisasi
menggunakan 
alat bantuan
Mendemonstrasikan
cara mobilisasi
Mendemonstrasikan
cara menggunakan
alat bantu mobilisasi
Memberikan asuhan
keperawatan pada
pasien yang
mengalami gangguan
pemenuhan
kebutuhan aman
nyaman
Personal
 Mendemonstrasikan
hygiene pada
cara memandikan
pasien
pasien koma/kritis,
koma/kritis:
membersihkan mulut,
 Merawat
kulit, merawat
mulut
genitalia.
 Merawat kulit
 Merawat
genital
Tugas tutorial dan
bobot nilai
melakukan ROM,
mobilisasi tanpa alat
dan menggunakan
alat pada pasien
percobaan
BOBOT: 10 %
Mahasiswa
mensimulasikan
pada boneka cara
memandikan pasien
kritis/koma mulai
dari perawatan
mulut, kulitdan
genital
Estimasi
waktu
Daftar pustaka
Tutorial ke
4 jam
1, 2, 3, dan 4
III
45’
1, 2, 3, dan 4
IV
1, 2, 3, dan 4
Ke V
BOBOT: 10 %
4
5
UTS
Memberikan asuhan
keperawatan pada
 Memberikan tes
obyektif dengan
jumlah soal: 40
nomor. BOBOT
33%
 Memberikan tes
performance
dengan
menggunakan
instrumen SOP.
BOBOT: 67%
Mahasiswa
 Pengendalian  Mendemonstrasikan
Infeksi
mencuci tangan biasa, mensimulasikan cara
TTV, Pemfis,
Aktifitas dan
mobilisasi, dan
personal
hygiene
Sub pokok bahasan
pertemuan 1,2,dan 3
4 jam
4 jam
No
Kompetensi khusus
Pokok bahasan
pasien yang
mengalami gangguan
pemenuhan
kebutuhan keamanan
dan kenyamanan
Sub pokok bahasan
steril, mengenakan
handschoen steril,
skort dan masker di
ruangan isolasi.
6
Memberikan asuhan  Memfasilitasi
keperawatan pada
kebutuhan
pasien yang
istirahat dan
mengalami gangguan
tidur
pemenuhan
kebutuhan istirahat
tidur
 Mendemonstrasikan
cara memenuhi
kebutuhan istirahat
dan tidur: ritual tidur
 Mendemonstrasikan
cara melakukan
massage punggung
7
Memberikan asuhan  Pemenuhan
keperawatan pada
kebutuhan
pasien yang
penanganan
mengalami gangguan
nyeri
pemenuhan
kebutuhan
kenyamanan
Mendemonstrasikan
cara:
8
UAS
Tugas tutorial dan
bobot nilai
mencuci tangan
biasa, steril,
mengenakan
handschoen steril,
skort dan masker di
ruangan isolasi.
BOBOT: 4%
Mahasiswa
mensimulasikan cara
memfasilitasi
kebutuhan istirahat
dan tidur; dan
massage punggung
BOBOT: 3%
Mahasiswa
mensimulasikan
cara: mengkaji
nyeri, menegakkan
diagnose, membuat
perencanaan dan
melakukan tindakan
kompres hangat,
serta evaluasi pada
pasien di RS
 mengkaji pasien yang
mengalami nyeri akut
dan kronik
 merumuskan
diagnose
 merencanakan dan
melaksanakan
tindakan kompres
hangat untuk
BOBOT: 3%
mengurangi nyeri
 melakukan evaluasi
Materi 1-7
Seluruh materi
 Memberikan tes
Estimasi
waktu
Daftar pustaka
Tutorial ke
4 jam
1, 2, 3, dan 4
Ke VI
4 jam
1, 2, 3, dan 4
Ke VII
40 menit
1, 2, 3, dan 4
Ke VIII
No
Kompetensi khusus
Pokok bahasan
Sub pokok bahasan
Tugas tutorial dan
bobot nilai
obyektif dengan
jumlah soal: 40
nomor. BOBOT
33%
 Memberikan tes
performance
dengan
menggunakan
instrumen SOP.
BOBOT: 67%
Estimasi
waktu
Daftar pustaka
Tutorial ke
3 x 8 jam
Daftar Pustaka:
1. Wedho U.W., 2013, Buku Ajar Konsep Kebutuhan Dasar I, Gita Kasih, Kupang.
2. Wedho, U.W., dkk., Pedoman dan Panduan Praktek Kebutuhan Dasar Manusia I dan KMB III, 2012, Edisi kedua, Gita Kasih
3. Robert Priharjo
4. Badan PPSDM, Kesehatan Kemenkes RI, 2013: Konsep Kebutuhan Dasar Manusia, Kemenkes RI, Jakarta
D. Langkah – langkah Penyusunan Satuan Acara Tutorial
Di dalam SAT terdapat beberapa komponen yang ada dalam RAT, ditambah
dengan komponen inti kegiatan tutorial berupa tahapan kegiatan yang dilakukan tutor
dan
mahasiswa secara rinci. Tahap kegiatan ini merupakan tahapan kegiatan tutorial
yang dilakukan tutor dan mahasiswa untuk menyelesaikan materi tutorial dalam satu
atau dua kali pertemuan tutorial tatap muka. Dalam hal ini materi tutorial dibatasi pada
pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang ada dalam suatu RAT. Tahap kegiatan
tutorial terdiri dari tahap persiapan, pelaksanaan/penyajian, dan penutup. Ketiga
tahapan ini harus tergambar dengan jelas di dalam SAT. Untuk setiap tahap kegiatan
tutorial, akan tergambarkan secara jelas semua kegiatan tutor dan mahasiswa sesuai
dengan model tutorial yang sudah tutor tentukan waktu menyusun RAT. Dalam rincian
kegiatan ini akan terlihat semua unsur untuk memotivasi belajar mahasiswa dan semua
kegiatan belajar yang berpusat pada mahasiswa.
1.
Tahap persiapan dimaksudkan untuk menyiapkan mahasiswa terhadap kegiatan
tutorial yang akan dilaksanakan. Pada tahap ini tutor memberikan penjelasan
tentang: tujuan dan ruang lingkup bahasan tutorial, relevansi dan manfaat materi
tutorial, dan bila pada pertemuan sebelumnya tutor memberikan tugas maka pada
bagian ini tugas tersebut dibahas sekilas. Tahap ini memerlukan waktu lebih kurang
10% dari seluruh waktu tutorial
2.
Tahap pelaksanaan/penyajian adalah tahap untuk pembahasan pokok-pokok
materi dan permasalahan yang ditemukan. Pembahasan dapat dilakukan dengan
berbagai cara/model tutorial yang ditentukan tutor berdasarkan karakteristik
materi tutorial dan waktu yang dimiliki. Pada tahap ini tutor merinci kegiatan
berdasarkan model yang dipilih. Tahap ini merupakan tahap yang paling lama,
sekitar 75% dari waktu tutorial seluruhnya.
3.
Tahap penutup yang membutuhkan waktu kurang lebih 15% digunakan tutor
untuk menguji penguasaan mahasiswa terhadap materi yang telah dibahas,
merangkum pokok-pokok materi, dan menyiapkan mahasiswa untuk kegiatan
tutorial yang akan datang. Bila ada tugas, maka pada bagian ini tugas tersebut
diberikan dan dijelaskan kepada mahasiswa.
Contoh SAT dapat dilihat pada Tabel 4.
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
14
Tabel 4
Contoh SATUAN ACARA TUTORIAL
1.
2.
Nama Mata Kuliah
Kode/Jumlah SKS
Nama Tutor
Kompetensi Umum
3.
Kompetensi Khusus
3
Pokok Bahasan
4.
Sub Pokok Bahasan
5
Model Tutorial
: Kebutuhan Dasar Manusia I
: Wat 4. 02. 4 SKS ( T ; 2 P ; 2 )
: Flora Hendrika
: Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang
mengalami gangguan pada berbagai kebutuhan dasar
 Menerapkan pendekatan proses keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan dengan berfikir kritis.
 Mengkonsultasikan penanganan pasien terhadap tim kesehatan lain
 Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan eliminasi urin dan fecal
 Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangngguan pemenuhan kebutuhan rasa aman dan
nyaman
 Melaksanakan keperawatan pada pasien dalam pemenuhan kebutuhan mobilisasi dan transportasi
 Melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Istirahat dan Tidur
 Melaksanakan Asuhan Keperawatn Pasien dengan Masalah Psikososial
 Anamnesa Pasien
 Konsep pemeriksaan tanda vital (tekanan darah) dan pemeriksaan fisik
1. Teknik wawancara yang tepat
 Anamnesa riwayat kesehatan
 Riwayat kesehatan keluarga
 Anamnesa pola-pola kehidupan\
 Keluhan terkini
 Anamnesa studi diagnosis dan terapy
Pemeriksaan fisik
 Kepala
 Dada
 Abdomen
 Ekstremitas
 Genital
Model kooperatif aktif 3 yaitu simulasi dan bermain peran .
6. Langkah – Langkah
Langkah
Pendahuluan
1.
2.
Penyajian


Kegiatan Tutor
Menjelaskan tentang manfaat pokok
bahasan ini
Menjelaskan kompetensi-kompetensi dalam
TIU dan TIK
Membagi mahasiswa menjadi 5 kelompok
(perkelompok 8 orang)
Minta mahasiswa menganamnesa pasien

Minta mahasiswa mendiskusikan dalam
kelompok prosedur pemeriksaan kepala kel
I; dada kel II; abdomen kel III; genital kel IV;
dan ekstremitas kel V dan pengukuran
Tekanan Darah

Minta perwakilan kelompok dengan orang
percobaan mendemonstrasikan cara
pemeriksaan fisik termasuk pengukuran TTV
Kegiatan Mahasiswa
Mendengarkan dan mencatat
Media
LCD
Membagi diri dalam kelompok
Waktu/menit
5 menit
5 menit
Dua
mahasiswa
berperan
sebagai perawat dan orang
percobaan
mensimulasikan
cara menganamnesa pasien
Masuk
dalam
kelompok
masing-masing dan melakukan
diskusi kelompok tentang
pengukuran tekanan darah dan
pemeriksaan fisik
Alat tulis, format
pengkajian, dan buku
catatan.
50 menit
Flip
chart,
spidol,
computer,
spignomanometer,
dan
stetoskop
40 menit
 Mahasiswa
mendemonstrasika: Kel I:
cara memeriksa kepala,
rambut,
mata,
telinga,
mulut, tenggorokan, hidung,
dankelenjar limfe
 Kel II: cara pemeriksaan
jantung dan paru-paru dan
Tensi
 Kel III: cara memeriksa
abdomen
 Kel IV: cara memeriksa
genital
Senter,
spatel
lidah,
speculum, dan alt tulis
20 menit
Stetoskop, 2 penggaris
30 menit
Stetoskop, pita meter
15 menit
Senter, speculum vagina,
handschoen
15 menit
Langkah
Kegiatan Tutor

Penutup
Diskusi dan Tanya jawab
Menutup pertemuan :
a. Melakukan tes tertulis dengan 16 soal
objektif
b. Mengoreksi tugas bersama Mahasiswa
c. Memberi skor
Kegiatan Mahasiswa
Media
Reflex
hamer,
handschoen
 Kel V: cara memeriksa
ekstremitas
Mendiskusikan/Tanya
jawab
hal-hal yang kritis dan belum
jelas
 Mengerjakan tes
Waktu/menit
15 menit
15 menit
Lembar kerja
Alat tulis
30 menit
 Mengoreksi pekerjaan dan
memberi skor
Mengetahui
Kajur …
(…………………………………)
Tutor
(……………………………)
BAB IV. KETERAMPILAN TUTORIAL
Keterampilan mengajar bagi seorang tutor adalah sangat penting kalau ia ingin
menjadi seorang tenaga pendidik yang profesional, jadi disamping dia harus menguasai
substansi bidang studi yang diampu, maka keterampilan dasar mengajar juga
merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan seorang tenaga pendidik dalam
proses belajar mengajar.
Dalam keterampilan dasar mengajar tersebut terdapat delapan keterampilan yang
dapat digunakan seorang tenaga pendidik selama proses belajar mengajar, yang
diperlukan agar tenaga pendidik dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan
proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien.
Tutorial adalah salah satu metode untuk mentransfer pengetahuan dan dapat
digunakan sebagai bagian dari proses belajar. Keterampilan dasar mengajar (teaching
skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific
instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh tenaga pendidik, tutor, instruktur atau
widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan
profesional (As. Gilcman, 1991).
Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa
keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga
pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh seorang
tutor, yaitu:
1. Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach).
2. Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya (how to teach)
Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek no 2 yaitu cara
membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai
oleh tenaga pengajar karena dengan keterampilan dasar mengajar memberikan
pengertian
lebih
dalam
mengajar.
Mengajar
bukan
hanya
sekedar
proses
menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti
pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nilai.
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
18
Keterampilan dasar mengajar/tutorial yang harus ada pada seorang tenaga
pengajar atau pendidik dapat dibedakan menjadi 8 jenis keterampilan. Keterampilan
dasar mengajar/tutorial tersebut adalah sebagai berikut:
1. Keterampilan Menjelaskan
a. Pengertian keterampilan menjelaskan,
Keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan menyajikan bahan belajar
yang diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti,
sehingga mudah dipahami para peserta didik.
b. Prinsip-prinsip menjelaskan
1) Penjelasan harus disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik peserta
didik.
2) Penjelasan harus diselingi tanya jawab.
3) Materi penjelasan harus dikuasai secara baik oleh tenaga pendidik.
4) Penjelasan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
5) Materi penjelasan harus bermanfaat dan bermakna bagi peserta didik.
6) Dapat menjelaskan harus disertai dengan contoh-contoh yang kongkrit dan
dihubungkan dengan kehidupan
c. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam keterampilan menjelaskan:
1) Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan harus sederhana, terang dan
jelas.
2) Bahan yang akan diterangkan dipersiapkan dan dikuasai terlebih dahulu.
3) Pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan.
4) Dalam menjelaskan serta dengan contoh dan ilustrasi.
5) Adakan pengecekan terhadap tingkat pemahaman peserta didik melalui
pertanyaan-pertanyaan.
2. Keterampilan Bertanya
a. Pengertian keterampilan bertanya
Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses komunikasi,
termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan
ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan tenaga pendidik sebagai stimulus
untuk memunculkan atau menumbuhkan jawaban (respon) dari peserta didik.
b. Tujuan keterampilan bertanya:
1) Memotivasi peserta didik agar terlibat dalam interaksi belajar Melatih
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
19
kemampuan mengutarakan pendapat
2) Merangsang dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik
3) Melatih peserta didik berfikir divergen
4) Mencapai tujuan belajar
c. Jenis – jenis pertanyaan
1) Pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada salah satu
peserta didik.
2) Pertanyaan umum dan terbuka, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada
seluruh kelas.
3) Pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban.
4) Pertanyaan faktual, yaitu pertanyaan untuk menggali fakta dan informasi.
5) Pertanyaaan yang diarahkan kembali, yaitu pertanyaan yang dikembalikan
kepada peserta didik atas pertanyaan peserta didik lain.
6) Pertanyaan memimpin (Leading Question) yaitu pertanyaan yang jawabannya
tersimpul dalam pertanyaan itu sendiri.
d. Prinsip-prinsip bertanya
1) Pertanyaan hendaknya mengenai satu masalah saja. Berikan waktu berfikir
kepada peserta didik
2) Pertanyaan hendaknya singkat, jelas dan disusun dengan kata-kata yang
sederhana.
3) Pertanyaan didistribusikan secara merata kepada para peserta didik.
4) Pertanyaan langsung sebaiknya diberikan secara random.
5) Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan peserta
didik.
6) Sebaiknya hindari pertanyaan retorika atau leading question.
e. Teknik-teknik dalam bertanya
1) Teknik menunggu
2) Teknik menguatkan kembali
3) Teknik menuntun dan menggali
4) Teknik melacak
3. Keterampilan Menggunakan Variasi Stimulus
a. Pengertian keterampilan menggunakan variasi stimulus
Keterampilan menggunakan variasi stimulus merupakan keterampilan tenaga
pendidik dalam menggunakan bermacam kemampuan dalam mengajar untuk
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
20
memberikan rangsangan kepada siswa agar suasana pembelajaran selalu
menarik, sehingga siswa bergairah dan antusias dalam menerima pembelajaran
dan aktivitas belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif.
b. Tujuan penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar
1) Menghilangkan kejemuan dalam mengikuti proses belajar
2) Mempertahankan kondisi optimal belajar
3) Meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik
4) Memudahkan pencapaian tujuan pengajaran.
c. Jenis-jenis variasi dalam mengajar
1) Variasi dalam penggunaan media
2) Variasi dalam gaya mengajar
3) Variasi dalam penggunaan metode
4) Variasi dalam pola interaksi yaitu gunakan pola interaksi multi arah
d. Prinsip-prinsip penggunaan variasi dalam pengajaran
1) Gunakan variasi dengan wajar, jangan dibuat-buat
2) Perubahan satu jenis variasi ke variasi lainnya harus efektif
3) Penggunaan variasi harus direncakan dan sesuai dengan bahan, metode, dan
karakteristik peserta didik
4. Keterampilan Memberi Penguatan
a. Pengertian keterampilan memberi penguatan
Memberi penguatan atau reinforcement merupakan tindakan atau respon
terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan
kualitas tingkah laku tersebut di saat yang lain.
b. Tujuan penggunaan keterampilan memberi penguatan
1) Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
2) Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi.
3) Merangsang peserta didik berfikir yang baik.
4) Mengembalikan dan mengubah sikap negatif peserta dalam belajar ke arah
perilaku yang mendukung belajar
c. Jenis-jenis penguatan
1) Penguatan Verbal
2) Penguatan Gestural
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
21
3) Penguatan dengan cara mendekatinya
4) Penguatan dengan cara sambutan
5) Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan
6) Penguatan berupa tanda atau benda
d. Prinsip-prinsip penguatan
1) Dilakukan dengan hangat dan semangat
2) Memberikan kesan positif kepada peserta didik
3) Berdampak terhadap perilaku positif
4) Dapat bersifat pribadi atau kelompok
5) Hindari penggunaan respon negative
5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
a. Pengertian Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha tenaga pendidik untuk
mengkondisikan mental peserta didik agar siap dalam menerima pelajaran.
Dalam membuka pelajaran peserta didik harus mengetahui tujuan yang akan
dicapai dan langkah-langkah yang akan ditempuh.
Keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan tenaga pendidik dalam
mengakhiri kegitan inti pelajaran. Dalam menutup pelajaran, tenaga pendidik
dapat menyimpulkan materi pelajaran, mengetahui tingkat pencapaian peserta
didik dan tingkat keberhasilan guna dalam proses belajar mengajar.
b. Tujuan membuka dan menutup
1) Untuk menimbulkan minat dan perhatian peserta didik terhadap pelajaran
yang akan dibicarakan
2) Menyiapkan mental para peserta didik agar siap memasuki persoalan yang
akan dibicarakan
3) Memungkinkan peserta didik mengetahui tingkat keberhasailan dalam
pelajaran
4) Agar peserta didik mengetahui batas-batas tugas nya yang akan dikerjakan
c. Prinsip-prinsip keterampilan membuka dan menutup pelajaran
1) Dalam membuka pelajaran harus memberi makna kepada peserta didik, yaitu
dengan menggunakan cara-cara yang relevan dengan tujuan dan bahan yang
akan disampaikan
2) Hubungan antara pendahuluan dengan inti pengajaran serta dengan tugas-
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
22
tugas yang dikerjakan sebagai tindak lanjut nampak jelas dan logis.
3) Menggunakan apersepsi yaitu mengenalkan pokok pelajaran dengan
menghubungkannya terhadap pengetahuan yang sudah diketahui oleh
peserta didik.
6. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
a. Pengertian mengajar kelompok kecil dan perorangan
Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan tenaga pendidik
melayani kegiatan peserta didik dalam belajar secara kelompok dengan jumlah
peserta didik berkisar antara 3 hingga 5 orang atau paling banyak 8 orang untuk
setiap kelompoknya.
Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan adalah kemampuan
tenaga pendidik dalam menentukan tujuan, bahan ajar, prosedur dan waktu yang
digunakan dalam pengajaran dengan memperhatikan tuntutan-tuntutan atau
perbedaan-perbedaan individual peserta didik.
b. Tujuan tenaga pendidik mengembangkan keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perorangan
1) Keterampilan dalam pendekatan pribadi
2) Keterampilan dalam mengorganisasi
3) Keterampilan dalam membimbing belajar
4) Keterampilan dalam merencakan dan melaksanakan kegiatan tutorial
7. Keterampilan Mengelola Kelas
a. Pengertian keterampilan mengelola kelas
Keterampilan mengelola kelas merupakan kemampuan tutor dalam mewujudkan
dan mempertahankan suasana belajar mengajar yang optimal.
b. Tujuan dari pengelolaan kelas
1) Mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik
memgembangkan kemampuannya secara optimal.
2) Menghilangkan berbagai hambatan dan pelanggaran disipilin yang dapat
merintangi terwujudnya interaksi belajar mengajar.
3) Mempertahankan keadaan yang stabil dalam suasana kelas, sahingga bila
terjadi gangguan dalam belajar mengajar dapat dikurangi dan dihindari.
4) Melayani dan membimbing perbedaan individual peserta didik.
5) Mengatur semua perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan peserta
didik belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan intelektual
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
23
peserta didik dalam kelas.
c. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas
1) Keluwesan, digunakan apabila tenaga pendidik mendapatkan hambatan
dalam perilaku peserta didik, sehingga tenaga pendidik dapat merubah
strategi mengajarnya
2) Kehangatan dan keantusiasan
3) Bervariasi, gunakan variasi dalam proses belajar mengajar.
4) Tantangan, gunakan kata-kata, tindakan atau bahan sajian yang menantang
5) Tanamkan displin diri, selalu mendorong peserta didik agar memiliki disipin
6) Menekankan hal-hal positif, memikirkan hal positif dan menghindarkan
konsentrasi pada hal negatif
d. Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas
Keterampilan yang bersifat preventif tenaga pendidik dapat menggunakan
kemampuannya dengan cara:
1) Memusatkan perhatian
2) Menunjukkan sikap tanggap
3) Menegur
4) Membagi perhatian
5) Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas
6) Memberi penguatan
Keterampilan mengelola kelas yang bersifat represif, tenaga pendidik dapat
menggunakan keterampilan dengan cara:
1) Pengelolaan kelompok
2) Modifikasi tingkah laku
3) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah
e. Hal-hal yang harus dihindari dalam mengembangkan keterampilan mengelola
kelas
1) Ketidak tepatan memulai dan mengakhiri kegiatan
2) Pengulangan penjelasan yang tidak perlu
3) Penyimpangan
4) Kesenyapan
5) Bertele-tele
8. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses belajar yang dilakukan dalam kerja sama
kelompok bertujuan memecahkan suatu permasalahan, mengkaji konsep, prinsip
atau kelompok tertentu. Untuk itu tutor memiliki peran sangat penting sebagai
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
24
pembimbing agar proses diskusi dapat berlangsung sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
a. Prinsip-prinsip membimbing diskusi kelompok
1) Melaksanakan diskusi dalam suasana yang menyenangkan.
2) Memberikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab
permasalahan.
3) Merencanakan diskusi kelompok dengan sistematis.
4) Membimbing dan menjadikan diri tutor sebagai teman dalam diskusi.
b. Komponen keterampilan tutor dalam megembangkan pembimbingan kelompok
kecil
1) Memperjelas permasalahan.
2) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi.
3) Pemusatan perhatian.
4) Menganalisa pandangan peserta didik.
5) Meningkatkan urutan pikiran peserta didik.
6) Menutup diskusi.
c. Hal-hal yang harus dihindari dalam membimbing diskusi kelompok kecil
1) Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
peserta didik.
2) Tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta didik untuk
memikirkan pemecahan masalah.
3) Membiarkan diskusi dikuasai oleh peserta didik tertentu.
4) Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak ada
kaitannya dengan topik pembicaraan.
5) Membiarkan peserta didik tidak aktif.
6) Tidak merumuskan hasil diskusi dan tidak melakukan tindak lanjut.
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
25
BAB V. EVALUASI HASIL BELAJAR TUTORIAL
A. Pengantar
Evaluasi hasil belajar siswa merupakan salah satu cara untuk mengetahui seberapa
jauh tujuan pembelajaran dapat tercapai. Evaluasi merupakan suatu proses untuk
mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui
pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun nontes.
Tujuannya adalah memberi nilai tentang kualitas sesuatu untuk menjawab pertanyaan
bagaimana suatu proses atau hasil suatu program (Nitko, 1996). Evaluasi lebih
diarahkan pada seberapa jauh sesuatu proses atau suatu hasil seseorang atau program
telah dicapai/diperoleh (Zainul, 1993).
B.
Pengertian Evaluasi Hasil Belajar
Istilah evaluasi dalam dunia pendidikan bukanlah hal yang asing lagi karena
sebagai pendidik pasti ingin mengetahui apakah mahasiswa
sebagai sasaran didik
berubah dalam aspek kognitif (pengetahuan dan intelektualnya), afektif (sikap, minat
dan motivasi) juga psikomotor (perilaku/gerak, keterampilan dan tindakan) setelah
mendapat pendidikan. Disamping itu juga adakah manfaat dari hasil usaha yang
dilakukan oleh para pendidik (tutor).
Untuk dapat mengetahui semua itu tentunya diperlukan suatu evaluasi baik
secara lisan, tertulis maupun perbuatan atau dengan cara mengumpulkan keteranganketerangan atau bukti-bukti secara sistematis tentang pengaruh usaha yang dilakukan
untuk dianalisis agar dapat diketahui apakah tampilan mahasiswa telah sesuai dengan
tujuan instruksional yang telah ditetapkan atau belum dan sampai manakah tujuan
pembelajaran yang ditetapkan tercapai.
Sebagai alat penilaian hasil pencapaian dalam pengajaran, evaluasi harus
dilakukan secara terus menerus. Evaluasi bukan hanya sekedar sebagai penentu angka
keberhasilan belajar semata, melainkan sebagai umpan balik (feed back) dari proses
interaksi edukatif yang dilaksanakan. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan evaluasi
itu? Evaluasi berasal dari kata "to evaluate" yang berarti menilai. Nilai artinya power in
exchange dan harga atau artinya give much in exchange, dalam bahasa Indonesia
disebut evaluasi, dari kata evaluation (Inggris).
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
26
Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya
sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif
yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan (Suharsimi 2010:2).
Evaluasi pembelajaran mengandung dua makna yaitu measurement dan
evaluation. Measurement (pengukuran) merupakan suatu proses untuk mendapatkan
gambaran berapa banyak hal yang telah dimiliki oleh mahasiswa dari adanya interaksi
antara
mahasiswa dengan tutor/tutor, sedangkan evaluasi (penilaian) merupakan
suatu proses mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan informasi untuk
menetapkan keluasan pencapaian tujuan oleh individu. Proses evaluasi merupakan
proses kegiatan dalam pengumpulan informasi dari suatu kegiatan untuk pengambilan
suatu keputusan. Keputusan merupakan sasaran aktif dari kegiatan evaluasi. Keputusan
berkaitan dengan pengajaran dapat berupa keputusan mengenai mahasiswa,
tutor/tutor, bahan/materi, waktu, biaya, tenaga dan komponen-komponen lain dari
sistem pengajaran.
C. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar merupakan keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan
data dan informasi), pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat
keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai mahasiswa setelah melakukan
kegiatan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dengan
fungsi dan tujuan adalah sebagai berikut :
1. Fungsi evaluasi:
a. Berfungsi selektif
b. Berfungsi diagnostic
c. Berfungsi sebagai penempatan
d. Berfungsi sebagai pengukur keberhasilan belajar (kenaikan grade)
2. Tujuan evaluasi:
a. Memberikan informasi tentang kemajuan mahasiswa melalui berbagai kegiatan
belajar
b. Memberikan informasi untuk pembinaan kegiatan belajar lebih lanjut yang
bersifat individu atau keseluruhan kelas
c. Memberikan informasi tentang kemampuan mahasiswa, menetapkan kesulitan
dan menyarankan kegiatan remedial
d. Memberikan informasi sebagai dasar pemberian motivasi untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik
e. Memberikan informasi tentang semua aspek perilaku mahasiswa
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
27
f. Memberikan informasi dalam pemilihan jenjang karir yang sesuai dengan minat
dan bakat serta kecakapannya
D. Tahapan Evaluasi Hasil Belajar
Tahapan pelaksanaan evaluasi hasil belajar adalah penentuan tujuan, menentukan
desain evaluasi, pengembangan instrumen evaluasi, pengumpulan informasi/data,
analisis dan interpretasi serta tindak lanjut.
1. Menentukan Tujuan
Tujuan evaluasi hasil belajar yaitu untuk mengetahui capaian penguasaan
kompetensi oleh setiap mahasiswa sesuai rencana pembelajaran yang disusun oleh
tutor/tutor mata pelajaran. Kompetensi yang harus dikuasai oleh mahasiswa
mencakup koginitif, afektif dan psikomotorik.
2. Menentukan Rencana Evaluasi
Rencana
evaluasi
hasil
belajar
berwujud
kisi-kisi,
yaitu
matriks
yang
menggambarkan keterkaitan antara behavioral objectives (kemampuan yang
menjadi sasaran pembelajaran yang harus dikuasai mahasiswa) dan course content
(materi sajian yang dipelajari mahasiswa untuk mencapai kompetensi) serta teknik
evaluasi yang akan digunakan dalam menilai keberhasilan penguasaan kompetensi.
E. Sasaran Evaluasi Hasil Belajar
Sasaran akhir dari evaluasi hasil belajar mahasiswa adalah penguasaan
kompetensi. Dalam hal ini kompetensi diartikan sebagai seperangkat tindakan cerdas
penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu
oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu (SK
Mendiknas No. 045/U/2002) atau dapat dikatakan bahwa kompetensi adalah
kemampuan yang dapat dilakukan oleh mahasiswa yang mencakup pengetahuan,
keterampilan dan perilaku. Kompetensi adalah integrasi domain kognitif, afektif dan
psikomotorik yang direflesikan dalam perilaku.
Mengacu pengertian kompetensi tersebut, maka hasil belajar mahasiswa
mencakup ranah kognitif, psikomotorik dan afektif yang harus dikuasai oleh setiap
mahasiswa setelah pembelajaran berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran
yang disusun oleh tutor/tutor.
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
28
F. Intsrumen Evaluasi Hasil Belajar
Instrumen dalam lingkup evaluasi didefinisikan sebagai perangkat untuk
mengukur hasil belajar mahasiswa yang mencakup hasil belajar dalam ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor. Bentuk instrumen dapat berupa tes dan non-tes. Instrumen
bentuk tes mencakup: tes uraian (uraian objektif dan uraian bebas), tes pilihan
ganda, jawaban singkat, menjodohkan, benar salah, unjuk kerja (performance test),
dan portofolio. Instrumen bentuk non-tes mencakup wawancara, angket, dan
pengamatan (observasi).
Sebelum instrumen digunakan hendaknya dianalisis terlebih dahulu. Dua
karakteristik penting dalam menganalisis instrumen adalah validitas dan reliabilitasnya.
Instrumen dikatakan valid (tepat, absah) apabila instrumen digunakan untuk mengukur
apa yang seharusnya diukur. Instrumen untuk mengukur kemampuan asuhan
keperawatan anak pada mahasiswa tingkat II tidak tepat jika digunakan pada
mahasiswa tingkat I. Dalam hal ini sasaran kepada siapa instrumen itu ditujukan
merupakan salah satu aspek yang harus dipertimbangkan dalam menganalisis validitas
suatu instrumen. Aspek lain yang perlu juga diperhatikan adalah misalnya kesesuaian
indikator dengan butir soal, penggunaan bahasa, kesesuaian dengan kurikulum yang
berlaku, juga kaidah-kaidah dalam penulisan butir soal dsb.
Instrumen evaluasi yang baik memiliki ciri-ciri dan harus memenuhi beberapa
kaidah antara lain validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas, ekonomis, tingkat
kesukaran dan daya pembeda.
1. Validitas
Yaitu mengukur apa yang seharusnya diukur. Ada tiga aspek yang hendak dievaluasi
dalam evaluasi hasil belajar yaitu aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Tinggi
rendahnya validitas instrumen dapat di hitung dengan uji validitas dan dinyatakan
dengan koefisien validitas.
2. Reliabilitas
Instrumen dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi manakala instrumen tersebut
dapat menghasilkan hasil pengukuran yang ketetapannya tinggi. Tinggi rendahnya
reliabilitas ini dapat dihitung dengan uji reliabilitias dan dinyatakan dengan
koefisien reliabilitas.
3. Objektivitas
Pengaruh subjektifitas pribadi dari evaluator dapat dihindari dengan mengacu
kepada pedoman menyangkut masalah kontinuitas dan komprehensif. Evaluasi
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
29
harus dilakukan secara kontinu (terus-menerus). Evaluasi yang dilakukan berkali-kali
dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang keadaan audiens yang dinilai.
Karena faktor kebetulan akan sangat mengganggu hasilnya.
4. Praktikabilitas
Sebuah intrumen evaluasi dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila
bersifat
praktis
mudah
pengadministrasiannya
dan
memiliki
ciri:
mudah
dilaksanakan, tidak menuntut peralatan yang banyak dan memberi kebebasan
kepada mahasiswa mengerjakan yang dianggap mudah terlebih dahulu. Mudah
pemeriksaannya artinya dilengkapi pedoman skoring, kunci jawaban. Dilengkapi
petunjuk yang jelas sehingga dapat dilaksanakan oleh orang lain.
5. Ekonomis
Instrumen evaluasi yang dipergunakan tidak membutuhkan biaya yang mahal,
tenaga yang banyak dan waktu yang lama.
6. Taraf Kesukaran
Instrumen yang baik terdiri dari butir-butir instrumen yang tidak terlalu mudah dan
tidak terlalu sukar. Butir soal yang terlalu mudah tidak mampu merangsang
mahasiswa mempertinggi usaha memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar
akan membuat mahasiswa berputus asa dan tidak memiliki semangat untuk
mencoba lagi karena di luar jangkauannya.
7. Daya Pembeda
Daya pembeda sebuah instrumen adalah kemampuan instrumen tersebut
membedakan antara mahasiswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
mahasiswa yang tidak pandai (berkemampuan rendah). Indek daya pembeda ini
disingkat dengan D dan dinyatakan dengan Indeks Diskriminasi.
G. Jenis Instrumen Evaluasi Pembelajaran
Instrumen atau alat evaluasi untuk menilai proses dan hasil pendidikan yang telah
dilakukan terhadap mahasiswa dapat digolongkan menjadi dua yakni: 1) Tes Sebagai
Alat Penilaian Hasil Belajar dan 2) Non Tes Sebagai Alat Penilaian Hasil Belajar.
1.
Tes Sebagai Alat Penilaian Hasil Belajar
Yaitu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada mahasiswa dalam bentuk lisan
(tes lisan), tulisan (tes tulisan), dan perbuatan (tes tindakan). Tes pada umumnya
digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar mahasiswa terutama hasil
belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran sesuai dengan
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
30
tujuan pendidikan dan pengajaran.
Ada 2 jenis tes yakni tes uraian (subjektif) dan tes objektif. Tes uraian terdiri dari
uraian bebas, uraian terbatas, dan uraian terstruktur. Sedangkan tes objektif terdiri
dari beberapa bentuk, yakni bentuk pilihan benar salah, pilihan ganda dengan
banyak variasi, menjodohkan, dan isian pendek atau melengkapi.
a.
Tes Uraian (tes subjektif)
Tes Uraian, disebut juga essay. Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan
yang
menuntut
mahasiswa
menjawab
dalam
bentuk
menguraikan,
menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan
bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan
menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Kelebihan atau keunggulan tes
bentuk uraian antara lain adalah:
1)
Dapat mengukur proses mental yang tinggi /aspek kognitif tingkat tinggi
2)
Dapat meningkatkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan,
dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa
3)
Dapat melatih kemampuan berfikir teratur atau penalaran, yakni berfikir
logis, analitis dan sistematis
4)
Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (problem solving)
Adanya keuntungan teknis seperti mudah membuat soalnya sihingga
tanpa memakan waktu yang lama, tutor/tutor dapat secara langsung
melihat proses berfikir mahasiswa.
Adapun kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam tes antara lain:
1)
Sampel tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat
menguji semua bahan yang telah diberikan
2)
Bersifat subjektif dalam pertanyaan/membuat pertanyaan, maupun
dalam cara memeriksanya
3)
Bersifat
kurang
reliabel,
mengungkap
aspek
yang
terbatas,
pemeriksaannya memerlukan waktu lama sehingga tidak praktis bagi
kelas yang jumlah mahasiswa relatif besar.
Bentuk tes uraian dibedakan menjadi 3 yaitu uraian bebas, uraian terbatas
dan uraian berstruktur.
1)
Uraian bebas
Dalam uraian bebas jawaban mahasiswa tidak dibatasi, bergantung pada
pandangan mahasiswa itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh isi pertanyaan
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
31
uraian bebas sifatnya umum.
Melihat karakteristiknya, pertanyaan bentuk uraian bebas tepat
digunakan apabila bertujuan untuk:

Mengungkapkan pandangan para mahasiswa terhadap suatu masalah
sehingga dapat diketahui luas dan intensitas.

Pengupas suatu persoalan yang kemungkinan jawabannya beraneka
ragam sehingga tidak satupun jawaban yang pasti.

Mengembangkan daya analisis mahasiswa dalam melihat suatu
persoalan dari berbagai segi atau dimensinya.
Kelemahan tes ini ialah sukar menilainya karena jawaban mahasiswa
bervariasi, sulit menentukan kriteria penilaian, sangat subjektif karena
bergantung pada tutor sebagai penilainya:
2)
Uraian terbatas
Bentuk pertanyaan diarahkan kepada hal-hal tertentu atau ada
pembatasan yang dapat dilihat dari segi ruang lingkupnya, sudut pandang
menjawabnya dan indikator-indikatornya.
3)
Uraian berstruktur
Soal berstruktur dipandang sebagai bentuk antara soal-soal objektif dan
soal- soal esai. Soal berstruktur merupakan serangkaian soal jawaban
singkat sekalipun bersifat terbuka dan bebas memberikan jawaban.
b.
Tes Objektif
Soal-soal bentuk objektif dikenal ada beberapa bentuk:
1)
Bentuk soal jawaban singkat, merupakan soal yang menghendaki
jawaban dalam bentuk kata, bilangan, kalimat atau simbol. Ada dua
bentuk jawaban singkat yaitu bentuk pertanyaan langsung dan bentuk
pertanyaan tidak langsung.
2)
Bentuk soal benar salah, adalah bentuk tes yang soal-soalnya berupa
pertanyaan dimana sebagian dari pertanyaan yang benar dan pertanyaan
yang salah. Pada umumnya bentuk ini dipakai untuk mengukur
pengetahuan mahasiswa tentang fakta, definisi dan prinsip
3)
Bentuk soal menjodohkan, terdiri dari dua kelompok pertanyaan yang
paralel yang berada dalam satu kesatuan. Kelompok sebelah kiri
merupakan bagian yang berupa soal-soal dan sebelah kanan adalah
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
32
jawaban yang disediakan. Tapi sebaiknya jumlah jawaban yang
disediakan lebih banyak dari soal karena hal ini akan mengurangi
kemungkinan mahasiswa menjawab yang betul dengan hanya menebak.
4)
Bentuk soal pilihan ganda Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang
mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat. Dilihat dari
strukturnya, bentuk soal pilihan ganda terdiri atas:
2.
Non Tes Sebagai Alat Penilaian Hasil Belajar
Hasil belajar dan proses belajar tidak hanya dinilai oleh tes, tetapi dapat juga
dinilai olah alat-alat non-tes atau bukan tes, seperti Wawancara, Kuesioner dan
Observasi.
a. Wawancara
Wawancara merupakan suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan
informasi dari mahasiswa dengan melakukan tanya jawab sepihak. Kelebihan
wawancara adalah bisa kontak langsung dengan mahasiswa sehingga dapat
mengungkapkan jawaban lebih bebas dan mendalam.
Wawancara dapat
direkam sehingga jawaban mahasiswa bisa dicatat secara lengkap. Melalui
wawancara, data bisa diperoleh dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif.
Pertanyaan yang tidak jelas dapat diulang dan dijelaskan lagi, begitupun dengan
jawaban yang belun jelas.
Ada dua jenis wawancara, yakni wawancara terstruktur dan wawanncara bebas.
Dalam wawancara berstruktur kemungkinan jawaban telah disiapkan sehingga
mahasiswa tinggal mengkategorikannya kepada alternatif jawaban yang telah
dibuat. Keuntungannya ialah mudah diolah dan dianalisis untuk dibuat
kesimpulan. Sedangkan untuk wawancara bebas, jawaban tidak perlu disiapkan
sehingga siswa bebas mengemukakan pendapatnya. Keuntungannya ialah
informasi lebih padat dan lengkap sekalipun kita harus bekerja keras dalam
menganalisisnya sebab jawabannya bisa beraneka ragam.
Ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam melaksanakan wawancara.
1)
Tahap awal wawancara di mana bertujuan untuk mengondisikan situasi
seperti suasana keakraban.
2)
Penggunaan pertanyaan dimana pertanyan diajukan secara bertahap dan
sistematis berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat sebelumnya.
3)
Pencatatan hasil wawancara di mana dicatat saat itu juga supaya tidak
lupa.
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
33
Langkah-langkah rancangan pedoman wawancara sebagai berikut:
1)
Tentukan tujuan yang ingin dicapai dari wawancara.
2)
Tentukan aspek-aspek yang akan di ungkap dari wawancara tersebut.
3)
Tentukan bentuk pertanyaan yang akan digunakan.
b. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu tekhnik pengumpulan informasi yang memungkinkan
analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku dan karakteristik dari
mahasiswa. Kelebihan kuesioner dari wawancara ialah sifatnya yang praktis,
hemat waktu, tenaga dan biaya. Kelemahannya ialah jawaban sering tidak
objektif, lebih-lebih bila pertanyaannya kurang tajam yang memungkinkan
mahasiswa berpura-pura.
Cara penyampain kuesioner ada yang langsung di bagikan kepada mahasiswa
yang telah diisi lalu dikumpulkan lagi. Alternatif jawaban yang ada dalam
kuesioner bisa juga ditransformasikan dalam bentuk simbol kuantitatif agar
menghasilkan data interval. Caranya adalah dengan memberi skor terhadap
setiap jawaban berdasarkan kriteria tertentu.
c. Observasi
Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk
mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang
dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi
buatan. Ada tiga jenis observasi, yakni:
1)
Observasi langsung, adalah pengamatan yang dilakukan terhadap gejala
atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung
diamati oleh pengamat.
2)
Observasi tidak langsung, adalah observasi yang dilakasanakan dengan
menggunakan alat seperti mikroskop untuk mengamati bakteri, suryakanta
untuk melihat pori-pori kulit.
3)
Observasi partisipasi, adalah observasi yang dilaksanakan dengan cara
pengamat harus melibatkan diri atau ikut serta dalam kegiatan yang
dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diamati, sehingga pengamat
bisa lebih menghayati, merasakan dan mengalami sendiri seperti individu
yang sedang diamatinya.
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
34
BAB VI. PENGOLAHAN HASIL EVALUASI
TUTORIAL
Berdasarkan hasil dari pelaksanaan kegiatan evaluasi yang dilakukan baik secara
tes maupun non tes, maka dapat dikumpulkan sejumlah data atau informasi yang
dibutuhkan dalam evaluasi hasil belajar. Data yang terkumpul melalui tes berupa data
kuantitatif, dan non tes berupa data kualitatif dan kuantitatif sekaligus merupakan data
mentah yang memerlukan pengolahan lebih lanjut. Kegiatan mengolah data yang
berhasil dikumpulkan melalui kegiatan evaluasi inilah yang disebut kegiatan pengolahan
hasil evaluasi.
Pengolahan data hasil evaluasi pembelajaran perlu dipahami karena pengolahan
hasil evaluasi pembelajaran merupakan elemen penting Dalam kegiatan evaluasi.
Berdasarkan hasil pengolahan data, akan diperoleh suatu informasi yang jelas sebagai
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Prosedur pelaksanaan pengolahan hasil evaluasi adalah sebagai berikut:
1. Menskor, yaitu proses mengubah jawaban mahasiswa menjadi angka-angka atau
suatu kegiatan memberikan skor pada hasil evaluasi yang dapat dicapai oleh
mahasiswa. Untuk menskor atau memberikan angka diperlukan 3 (tiga) macam alat
bantu, yakni kunci jawaban, kunci skoring dan pedoman pengangkaan. Tiga macam
alat bantu penskoran atau pengangkaan berbeda-beda cara penggunaannya untuk
setiap butir soal yang ada dalam alat penilai.
2. Mengubah skor mentah menjadi skor standar, yakni kegiatan evaluator menghitung
untuk mengubah skor yang diperoleh mahasiswa yang mengerjakan alat penilaian
disesuaikan dengan norma yang dipakai.
3. Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, yakni kegiatan akhir dari pengolahan
hasil penilaian yang berupa pengubah skor ke nilai, baik berupa huruf atau angka.
Nilai adalah hasil ubahan dari skor yang telah disesuaikan pengaturannya dengan
suatu standar tertentu.
Pengolahan (analisis dan interpretasi) dilakukan setelah proses pengumpulan
data atau informasi melalui pelaksanaan testing atau penggunaan instrumen evaluasi
yang dilaksanakan pada setiap akhir pelaksanaan pembelajaran secara objektif dan
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
35
terbuka sehingga diperoleh informasi yang sahih dan dapat dipercaya yang pada
akhirnya bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran. Analisis berwujud deskripsi
hasil penguasaan kompetensi, sedang interpretasi merupakan penafsiran terhadap
deskripsi hasil analisis hasil belajar mahasiswa.
Analisis dan interpretasi didahului dengan langkah skoring sebagai tahapan
penentuan capaian penguasaan kompetensi oleh mahasiswa. Pemberian skoring
terhadap tugas dan/atau pekerjaan mahasiswa harus dilaksanakan segera setelah
pelaksanaan pengumpulan data atau informasi serta dilaksanakan secara objektif.
Untuk menjamin keobjektifan skoring tutor/ tutor harus mengikuti pedoman skoring
sesuai dengan jenis dan bentuk tes/instrumen evaluasi yang digunakan. Hasil analisis
dan interpretasi harus ditindak lanjuti yang merupakan pelaksanaan keputusan
tentang usaha perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan sebagai upaya
peningkatan mutu pembelajaran. Tindak lanjut berkenaan dengan evaluasi
pembelajaran menyangkut pelaksanaan evaluasi dengan instrumen evaluasi yang
digunakan meliputi tujuan, proses, dan instrumen evaluasi hasil belajar.
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
36
BAB VII. UMPAN BALIK
Masukan segala informasi yang berhasil diperoleh selama proses pendidikan
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan. Umpan balik merupakan
fungsi dari pembelajaran. Umpan balik Merupakan kegiatan menindaklanjuti hasil
analisis dan interpretasi terhadap pembelajaran dari hasil evaluasi pembelajaran yang
telah dilaksanakan. Berupa usaha perbaikan pembelajaran upaya peningkatan mutu
pembelajaran.
Tindak lanjut berkenaan dengan evaluasi pembelajaran menyangkut pelaksanaan
evaluasi dengan instrumen evaluasi yang digunakan meliputi tujuan, proses, dan
instrumen evaluasi hasil belajar. Kedudukan evaluasi dalam proses pendidikan bersifat
integratif, setiap ada proses pendidikan pasti ada evaluasi.
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
37
BAB VIII. REVISI TUTORIAL HASIL EVALUASI
Seperti dibahas pada materi sebelumnya, tutorial mengandung arti bantuan atau
bimbingan belajar yang bersifat akademik oleh tutor kepada mahasiswa (tutee) untuk
membantu kelancaran proses belajar madiri mahasiswa secara perorangan atau
kelompok berkaitan dengan materi ajar. Tutorial dilaksanakan secara tatap muka atau
jarak jauh berdasarkan konsep belajar mandiri.
Konsep belajar mandiri dalam tutorial mengandung pengertian, bahwa tutorial
merupakan bantuan belajar dalam upaya memicu dan memacu kemandirian, disiplin,
dan inisiatif diri mahasiswa dalam belajar dengan minimalisasi intervensi dari pihak
pembelajar/tutor. Prinsip pokok tutorial adalah "kemandirian mahasiswa" (student's
independency). Tutorial tidak ada, jika kemandirian tidak ada. Jika mahasiswa tidak
belajar di rumah, dan datang ke tutorial dengan 'kepala kosong', maka yang terjadi
adalah "perkuliahan" biasa, bukan tutorial. Dengan demikian, secara konseptual tutorial
perlu dibedakan secara tegas dengan "kuliah" (lecturing) yang umum berlaku di
pertutoran tinggi tatap muka, di mana peran tutor sangat besar.
Evaluasi hasil belajar antara lain mempunyai tujuan memberikan informasi
tentang kemajuan mahasiswa melalui berbagai kegiatan belajar, pembinaan kegiatan
belajar lebih lanjut yang bersifat individu atau keseluruhan kelas, serta memberikan
informasi sebagai dasar pemberian motivasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik,
maka proses tutorial perlu dilihat kembali, apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai
dengan metoda tutorial ini ?
Beberapa hal yang dapat di revisi sebagai hasil evaluasi adalah :
A. Evaluasi terhadap peran tutor:
Dalam tutorial peran utama tutor adalah: (1) "pemicu" dan "pemacu"
kemandirian belajar mahasiswa, berpikir dan berdiskusi; dan (2) "pembimbing,
fasilitator, dan mediator" mahasiswa dalam membangun pengetahuan, nilai, sikap dan
keterampilan akademik dan profesional secara mandiri, dan/atau dalam menghadapi
atau memecahkan masalah - masalah dalam belajar mandirinya; memberikan
bimbingan dan panduan agar mahasiswa secara mandiri memahami materi mata
kuliah; memberikan umpan balik kepada mahasiswa secara tatap muka atau melalui
alat komunikasi; memberikan dukungan dan bimbingan, termasuk memotivasi dan
membantu mahasiswa keterampilan mengembangkan belajarnya.
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
38
B.
Pertanyaan yang disusun dalam tes maupun non tes
Agar tutorial tidak terjebak dalam situasi perkuliahan biasa, terbina hubungan
bersetara, mampu memainkan peran-peran di atas, dan tutorial berjalan efektif, hasil
evaluasi dapat memberikan umpan balik terhadap tutor, bagaimana tutor perlu
menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang berfungsi untuk: (1) membangkitkan minat
mahasiswa terhadap materi yang sedang dibahas, (2) menguji pemahaman mahasiswa
terhadap materi pelajaran, (3) memancing mahasiswa agar berpartisipasi aktif dalam
kegiatan tutorial, (4) mendiagnosis kelemahan-kelemahan mahasiswa, dan (5)
menuntun mahasiswa untuk dapat menjawab masalah yang sedang dihadapi (Hyman,
dalam Suroso, 1992).
Tutor juga menstimulasi mahasiswa untuk terlibat aktif dalam pembahasan: (1)
masalah yang ditemukan mahasiswa dalam mempelajari modul; (2) kompetensi atau
konsep esensial matakuliah; (3) persoalan yang terkait dengan unjuk kerja
(praktik/praktikum) mahasiswa di dalam/di luar kelas tutorial; dan (4) masalah yang
berkaitan dengan profesi sebagai perawat atau bidan ketika mahasiswa menjalankan
tugas sehari-hari.
C.
Pemilihan metoda tutorial
Hasil evaluasi dapat juga memberikan masukkan terhadap pemilihan metoda
tutorial. Melalui kuesioner atau wawancara dapat memberikan informasi apakah
tutor sudah menguasai secara trampil sejumlah keterampilan dasar tutorial, yakni: (1)
membuka dan menutup tutorial; (2) bertanya lanjut; (3) memberi penguatan; (4)
mengadakan variasi; (5) menjelaskan; (6) memimpin diskusi kelompok kecil; (7)
mengelola kelas; dan (8) mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
39
Lampiran 1
contoh Format RAT
RANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT)
Mata Kuliah
: ________________________________________
Semester
: ________________________________________
SKS
: ________________________________________
Nama Tutor
: ________________________________________
Deskripsi Singkat Mata Kuliah
:
Kompetensi Umum :
No
Kompetensi
Khusus
Tugas
Sub
Pokok
Tutorial Estimasi
Pokok
Bahasan
dan Bobot Waktu
Bahasan
Nilai
Daftar
Pustaka
Tutorial
ke-
Catatan:
1. Untuk memaksimalkan template form ini dapat dibuat landscape
2. Dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
40
Lampiran 2
contoh Format SAT
SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT)
Mata Kuliah
: ________________________________________
Semester
: ________________________________________
SKS
: ________________________________________
Nama Tutor
: ________________________________________
Deskripsi Singkat Mata Kuliah
:
Kompetensi Umum :
Kompetensi Khusus :
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Model Tutorial :
Tahapan Kegiatan :
1. Persiapan :
2. Pelaksanaan/penyajian :
3. Penutup :
Catatan:
Dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
41
Lampiran 3
Pedoman Diskusi Kelompok (Tutorial)
1. TUGAS PESERTA DISKUSI KELOMPOK
(Silahkan pelajari dulu BAB II dan BAB III)
Tugas Dasar Tutor Dalam Diskusi Kelompok
a. Mendorong partisipasi aktif setiap anggota diskusi kelompok
b. Membantu ketua kelompok dalam menjaga dinamika kelompok dan menjaga
ketepatan waktu diskusi
c. Men-chek ketepatan dan kebenaran pencatatan hasil diskusi oleh sekretaris
kelompok. Dari catatan kelompok dapat diketahui hal – hal yang telah atau
belum keluar dari konteks pemahaman seharusnya atas materi diskusi dan
tujuan belajar.
d. Menghindari terjadinya “side tracking” yaitu usaha untuk mengalihkan topic
diskusi ke hal – hal diluar tujuan belajar.
e. Menjamin tercapainya tujuan belajar.
f. Mengisi lembar observasi dengan benar karena skor observasi memiliki bobot
tinggi yang berpengaruh terhadap nilai akhir mahasiswa
g. Menghindarkan diri sebagai yang “berkuasa” dalam diskusi dengan :
1) Duduk diantara peserta, tidak dalam posisi berjarak
2) Bila terdapat hal – hal atau materi diskusi yang tidak benar, tidak boleh
dikoreksi langsung melainkan diluruskan dengan cara – cara tidak langsung
3) Mempersilahkan kelompok memilih sendiri ketua dan sekretaris kelompok
sebelum diskusi
Tugas Ketua Kelompok
a. Memimpin diskusi dari awal sampai selesai.
b. Menjamin seluruh peserta memperoleh giliran berbicara menyatakan
pendapat.
c. Memelihara dinamika kelompok.
d. Menjaga ketepatan waktu.
e. Memastikan tiap peserta membawa catatan/buku teks/laptop agar setiap
pendapat harus berbasis pada literatur yang benar, bukan debat pokrol.
f. Menjaga agar sekretaris menulis dan menyimpulkan secara benar.
Tugas Sekretaris Kelompok
1) Mencata butir-2 yang menjadi kesimpulan kelompok.
2) Menulis butir-2 secara runtut.
3) Sebagai mahasiswa peserta diskusi, tidak hanya mencatat tetapi juga
berhak menyatakan pendapat, dan menghindari menulis pendapat pribadi.
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
42
4) Mencatat sumber jawaban peserta kelompok (buku teks atau literature
yang digunakan dalam diskusi)
3. Tugas Anggota Kelompok
1) Mengikuti langkah-langkah diskusi yang ditentukan ketua.
2) Berpartisipasi aktif dalam kelompok tanpa mendominasi atau malah
berdiam diri dalam berdiskusi Mendengarkan pendapat peserta lain dengan
seksama.
3) Aktif bertanya.
4) Memastikan apakah topic dan tujuan belajar sudah didiskusikan.
5) Berbagi informasi dengan peserta lain.
2. MELAKUKAN TUTORIAL
(Silahkan pelajari dulu BAB IV dan BAB V)
a. Memulai diskusi
1) Ciptakan suasana kelompk menjadi relaks.
2) Sampaikan “aturan main” dalam diskusi.
3) Sampaikan review tentang hal-hal pokok yang menjadi materi inti diskusi.
b. Memelihara kesinambungan diskusi
1) Dengar dan catat ide-ide yang muncul.
2) Minta komentar peserta lain terhadap pendapat seorang peserta.
c. Menjaga “fokus” diskusi
1) Jika diskusi “menyimpang” catat hal-hal yang menyimpang.
2) Lakukan interupsi tanpa mengoreksi, misalnya tutor mengatakan :
a) Sebaiknya hal itu kita kesampingkan dulu dan dibicarakan lain kali.
b) Coba kita bicarakan kembali tentang (fokus)
c) Bagaimana jika kita perjelas yang kita bicarakan sebelumnya (fokus)?
d. Menutup tutorial
1) Review hasil diskusi
2) Ingatkan tugas diskusi berikutnya.
3) Bila perlu sampaikan catatan khusus anda terhadap setiap peserta.
3. YANG HARUS DAN TIDAK BOLEH DILAKUKAN DALAM TUTORIAL
a. Hal – hal yang harus dilakukan tutor
1) Bicara singkat, jelas dan seperlunya. Jangan anda habiskan waktu
mahasiswa berdiskusi.
2) Beri pertanyaan yang jelas dan fokus. Member alternative pertanyaan
terlalu banyak akan memperlebar diskusi yang tidak perlu.
3) Gunakan nama akrab peserta untuk menghindari formalitas berlebihan
4) Interpretasikan pendapat seorang peserta lalu tanyakan apa peserta lain
setuju dengan interpretasi itu.
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
43
5) Lakukan “Probing” (memancing) untuk memperjelas jawaban/pertanyaan.
b. Hal – hal yang tida dilakukan tutor
1) Mengulang-ulang pertanyaan peserta.
2) Mengulang-ulang jawaban peserta.
3) Menjawab langsung pertanyaan peserta.
4) Menyalahkan langsung pendapat peserta.
5) Terlalu sering menginterupsi.
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
44
Lampiran 4
Instrumen Evaluasi Untuk Tutor
FORM EVALUASI TUTOR
Nama Tutor
: ________________________________________
Mata Kuliah
: ________________________________________
Kelas
: ________________________________________
Isilah Instrumen Evaluasi ini dengan sejujur – jujurnya.
Keterangan
:
Skala penilaian
1
Sangat tidak setuju
2
Tidak setuju
3
Setuju
4
Sangat setuju
Pengisian bersifat rahasia. Lembar ini tidak perlu diberi nama dan tidak mempengaruhi
nilai anda. Setelah diisi, serahkan lembar ini kepada penanggung jawab. (diisi oleh
masing - masing dan dapat dikumpulkan per kelompok belajar)
No
Aspek Evaluasi
1 Tutor hadir tepat waktu
2 Tutor mempersiapkan diri dengan baik untuk mengisi diskusi
3 Tutor dapat memotivasi keingintahuan dan penalaran kritis
dengan memberikan pertanyaan yang relevan
4 Tutor dapat memotivasi keingintahuan dan penalaran kritis
dengan memberikan pertanyaan yang relavan
5 Tutor mampu mengaktifkan proses diskusi (interaksi antar
mahasiswa)
6 Tutor menghargai pendapat mahasiswa
7 Tutor dapat memberikan umpan balik saat diperlukan
8 Tutor memberikan perhatian penuh selama diskusi berjalan
9 Tutor memfasilitasi semua anggota kelompok untuk
berperan aktif dalam diskusi
10 Tutor memotivasi tanggung jawab kepemimpinan
mahasiswa
1
2
3
4
Berikan saran untuk peningkatan kualitas tutor (bila lembar tidak cukup, tuliskan pada
lembar dibaliknya)
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
45
DAFTAR PUSTAKA
1. Ahmuddiputra, Enuh, & Atmaja, Bisar, Suyatna. (1986). Pendidikan Orang
Dewasa. Jakarta: Karunika.
2. Arif, Zainuddin. (1994). Andragogi. Bandung: Angkasa.
3. Arikunto, Suharsini. (1996). Dasar-dasar evaluasi Pendidikan, Yogyakarta. Bina
Aksara
4. Djamarah Saiful Bahrai. (1997). Tutor dan Anak Didik Dalam Interaktif
Edukatif. Jakarta, Rieneka Cipta
5. Hamalik. Oemar. (2001) Kurikulum dan Pembelajaran. Kurikulum, dan
Pembelajaran. Jakarta. PT. Aksara.
6. Ida Malati, drH, M.Ed. (2006). Rancangan Acara Tutorial. Pusat Antar
Universitas, Peningkatan dan Pengembangan Instruksional. Univeritas Terbuka
7. Lunandi, A, G. (1987). Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: Gramedia.
8. PAU-PPAI-UT. (2001). Program Akreditasi Tutor Universitas Terbuka : Bahan
Ajar. Jakarta: Universitas Terbuka
9. Ratnawati,T & Andriani D. (2011). Sistem Belajar Jarak Jauh. Materi Pelatihan:
Pembentukan Tim Inti Pelatih Tutor Tutorial Tatap Muka Di UPBJJ Universitas
Terbuka. Jakarta: Universitas Terbuka
10. Tamat, Tisnowati. (1984) Dari Pedagogik ke Andragogik, Jakarta: Pustaka Dian.
11. Suciati, Susy Puspitasari, 2006. Perencanaan Tutorial. Pusat Antar Universitas,
Peningkatan dan Pengembangan Instruksional. Univeritas Terbuka
12. ----------. (2014). Pedoman Tutorial. http://akademikkebidanan.staff.ub.ac.id/
files/2014/04/PEDOMAN-TUTORIAL.pdf, tersedia pada 11 Juli 2017
Petunjuk Teknis Tutorial Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
46
Download