KONDISI USAHA SUMATERA SELATAN SEMAKIN MEMBAIK

advertisement
Suplemen 1
Suplemen 1
KONDISI USAHA SUMATERA SELATAN SEMAKIN MEMBAIK*
Berdasarkan informasi dari para pelaku usaha di Sumatera Selatan, sinyal membaiknya
kondisi usaha yang mulai terlihat pada triwulan II 2009 secara umum menunjukkan arah
yang semakin membaik pada triwulan III 2009 ini. Meskipun demikian kondisi tersebut
belum sepenuhnya pulih sebagaimana kondisi sebelum terjadinya krisis global akhir tahun
lalu.
Di tengah kondisi semakin membaiknya kondisi usaha, di sisi lain masih terdapat beberapa
faktor yang dinilai kurang kondusif dalam pengembangan dunia usaha antara lain :
(i) infrastruktur jalan maupun pelabuhan, (ii) ketersediaan listrik, (iii) perijinan dan birokrasi,
(iv) bahan baku, (v) kebijakan dan peraturan pemerintah, (vi) suku bunga pinjaman
perbankan yang dinilai masih tinggi, serta (vii) pungutan liar.
Secara umum, permintaan domestik masih lebih rendah dibanding tahun sebelumnya.
Namun demikian, permintaan yang mulai membaik sejak triwulan II 2009 terus
menunjukkan kecenderungan perbaikan di semua sektor. Pulihnya sektor bangunan
ditandai dengan meningkatnya kinerja sektor properti yang pada awal tahun 2009
mengalami penurunan cukup signifikan, telah menunjukkan perbaikan dan diperkirakan
akan memenuhi target yang telah ditetapkan pada tahun 2009. Sektor pertambangan dan
penggalian pun menunjukkan tingkat permintaan domestik yang semakin membaik karena
meningkatnya kebutuhan terutama untuk material bangunan seiring dengan meningkatnya
realisasi proyek infrastruktur pada triwulan III 2009.
Sementara itu, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR), secara umum mengalami
penurunan dibanding tahun sebelumnya disebabkan oleh berkurangnya event-event yang
diselenggarakan serta dampak tidak langsung dari krisis global yang menurunkan tingkat
permintaan terhadap jasa perhotelan untuk kepentingan bisnis dan konsumsi. Namun
demikian, dibanding triwulan sebelumnya, saat ini telah menunjukkan peningkatan dengan
didukung oleh moment pergantian tahun ajaran sekolah, puasa dan lebaran yang
meningkatkan konsumsi masyarakat. Sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta jasa-jasa, secara umum juga menunjukkan
penurunan permintaan dibanding tahun sebelumnya. Meskipun demikian, masih terdapat
pelaku usaha yang masih mengalami pertumbuhan permintaan domestik disebabkan oleh
diversifikasi produk layanan yang ditawarkan kepada konsumen
Secara umum, permintaan luar negeri juga mengalami penurunan dibanding tahun
sebelumnya
dengan tanda-tanda peningkatan permintaan yang terus membaik.
Membaiknya permintaan luar negeri tersebut terutama untuk komoditas karet yang diiringi
dengan membaiknya harga jual menyebabkan dilonggarkannya kuota produksi mulai
semester II 2009 hingga 100%. Ke depan, diperkirakan permintaan luar negeri akan terus
membaik terkait dengan semakin membaiknya perekonomian negara-negara yang terkena
dampak krisis global yang selama ini menjadi negara tujuan ekspor dan adanya peluang
pasar ekspor baru terutama untuk crumb rubber.
*) Diperoleh dari hasil Business Survey yang merupakan kegiatan pemantauan kondisi usaha dengan mewawancarai
langsung pelaku usaha
1
Suplemen 1
Kapasitas utilitasi pelaku usaha bervariasi dan secara umum mengalami penurunan
dibanding tahun sebelumnya sebagai dampak dari masih belum pulihnya tingkat
permintaan, kendala bahan baku terkait dengan faktor musiman, maupun penghentian
operasional. Ke depan, diperkirakan tingkat utilisasi akan semakin meningkat seiring
dengan meningkatnya permintaan domestik maupun luar negeri.
Meskipun kondisi bisnis belum pulih sebagaimana sebelum terjadinya krisis global,
beberapa pelaku usaha berencana untuk tetap melakukan investasi di tahun 2009 baik
melanjutkan investasi tahun sebelumnya maupun investasi baru. Investasi tersebut dalam
bentuk perluasan lahan, penambahan jaringan kantor, penambahan armada, penambahan
dan renovasi bangunan, serta penambahan peralatan dan mesin. Meskipun demikian,
terdapat beberapa pelaku usaha yang tidak memiliki rencana untuk melakukan investasi
paling tidak hingga satu tahun mendatang tergantung dengan situasi dan kondisi
perekonomian ke depan.
Kondisi jumlah tenaga kerja pada triwulan III 2009 secara umum relatif tetap dibanding
tahun sebelumnya karena perusahaan tetap berupaya untuk tidak melakukan pengurangan
tenaga kerja meskipun kondisi usaha belum pulih. Namun demikian terdapat beberapa
perusahaan yang menyatakan terjadi pengurangan tenaga kerja karena menurunnya
aktivitas yakni penutupan pabrik maupun penghentian operasional produksi.Ke depan,
mayoritas pelaku usaha menyatakan bahwa jumlah tenaga kerja masih akan relatif sama
dengan tahun ini. Namun seiring dengan membaiknya perekonomian dan kondisi usaha,
terdapat pelaku usaha yang berencana untuk melakukan penambahan tenaga kerja terkait
dengan investasi yang akan dilakukan dan meningkatnya aktivitas usaha perusahaan.
Secara umum biaya mengalami peningkatan pada kisaran yang bervariasi terutama pada
biaya tenaga kerja yang mengacu pada ketentuan pengupahan daerah setempat serta
biaya energi dan bahan baku. Meskipun demikian terdapat beberapa perusahaan yang
justru mengalami penurunan biaya bahan baku karena menurunnya harga bahan baku di
pasar dunia.
Harga jual pada relatif sama dengan tahun sebelumnya, meskipun beberapa pelaku usaha
menyatakan bahwa harga jual mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya
terutama untuk komoditi ekspor dimana harganya berfluktuasi seiring dengan
perkembangan harga di pasar dunia. Selain itu, penurunan harga juga dipengaruhi oleh
menurunnya harga bahan baku yang sangat signifikan di pasar dunia maupun karena
kondisi permintaan yang belum pulih, sehingga margin usaha secara umum relatif menurun
dibanding tahun sebelumnya karena meningkatnya biaya operasional sementara penjualan
dan harga jual secara umum masih relatif menurun.
2
Download