plagiat merupakan tindakan tidak terpuji plagiat

advertisement
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DESKRIPSI PELECEHAN SEKSUAL DI TEMPAT KERJA DAN PREDIKSI
MUNCULNYA PSIKOSOMATIS AKIBAT PELECEHAN SEKSUAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh :
Marius Angga Kurnianto
119114099
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DESKRIPSI PELECEHAN SEKSUAL DI TEMPAT KERJA DAN PREDIKSI
MUNCULNYA PSIKOSOMATIS AKIBAT PELECEHAN SEKSUAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh :
Marius Angga Kurnianto
119114099
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2016
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN MOTTO
With GOD All Things
Are Possible
- Matthew 19 : 26 -
The moment you are ready to quit is usually
the moment right before a miracle happens. Do not give up
- The Good Quote –
Wake up early. Drink coffee. Work hard
Be ambitious. Keep your priorities straight, your mind right and
your head up.
Do well, live well and dress really well.
Do what you love, love what you do.
It’s time to start living.
- The Good Quote –
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji syukur dan terima kasih
Atas rahmat dan berkat yang Tuhan berikan kepada diri ku, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. :
Skripsi ini aku persembahkan kepada
Alm. Mama Claudia Mary yang selalu menyertai dan mendoakan aku selalu,
selamanya, serta Papa Yohanes Sukendar dan ketiga kakak ku Novie, Desi dan Septi
yang tak pernah berhenti mendukung dan mendoakan aku.
Seluruh dosen dan staf Univ. Sanata Dharma, khususnya fakultas Psikologi, yang
memberikan banyak pengetahuan yang tak ternilai kepada ku
Seluruh Kawan – Kawan mahasiswa Psikologi yang selalu memberikan pelajaran
berharga bagi aku
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DESKRIPSI PELECEHAN SEKSUAL DI TEMPAT KERJA DAN PREDIKSI
MUNCULNYA PSIKOSOMATIS AKIBAT PELECEHAN SEKSUAL
Marius Angga Kurnianto
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mendeskripsikan pelecehan seksual di tempat kerja. 2)
Memprediksi atau menguji pelecehan seksual di tempat kerja sebagai prediktor munculnya
psikosomatis. Subjek penelitian ini adalah orang bekerja yang memiliki atasan atau rekan dalam
bekerja dan total subjek penelitian ini sebanyak 278 orang. Peneliti berhipotesis bahwa pelecehan
seksual di tempat kerja memprediksi munculnya psikosomatis. Data penelitian ini diungkap
menggunakan skala adaptasi Sexual Experience Questionnaire versi Department of Defense atau SEQ
– DoD dan skala adaptasi Psychosomatic Complaint Scale atau PCS, yang keduanya disusun dengan
teknik likert. Nilai alpha cronbach’s pada skala SEQ – DoD sebesar α = 0.966 dan pada skala PCS
sebesar α = 0.934. Analisis data dilakukan dengan statistika deskriptif dan regresi linear sederhana.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa 1) Perilaku dalam dimensi unwanted sexual attention dan
gender harassment cenderung lebih sering muncul di tempat kerja. 2) Pekerja dengan karakteristik
feminim, berusia antara 21 sampai 30 tahun, memiliki pendidikan terakhir D1/D2/D3 dan S1/D4,
memiliki masa kerja ≤ 10 tahun, memiliki rekan kerja dengan dominasi pria, serta jabatan staf atau
supervisor lebih cenderung beresiko mengalami pelecehan seksual di tempat kerja. 3) Pelecehan
seksual cenderung lebih banyak terjadi pada bidang kesenian dan hiburan, akomodasi dan industri. 4)
Pelaku pelecehan seksual di tempat kerja lebih didominasi oleh pria. 5) Pelaku pelecehan seksual
wanita cenderung melakukan pelecehan unwanted sexual attention dan gender harassment dalam
bentuk verbal. 6) Pelaku pelecehan seksual pria lebih cenderung melakukan pelecehan unwanted
sexual attention dan gender harassment dalam bentuk verbal dan non-verbal. 7) Hasil analisis regresi
linear sederhana menunjukkan bahwa nilai β = 0.348, p = 0.000 (>0.05), dan
= 0.121, hal tersebut
berarti bahwa pelecehan seksual di tempat kerja mampu memprediksi secara positif munculnya
psikosomatis dengan kemampuan memprediksi sebesar 12,1%, sedangkan 87,9% diprediksi oleh
variabel lain.
Kata kunci : Pelecehan seksual di tempat kerja, Psikosomatis
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DESCRIPTION OF SEXUAL HARASSMENT IN WORKPLACE AND
PREDICTION OF PSYCHOSOMATIC AS A CONSEQUENCE OF SEXUAL
HARASSMENT
Marius Angga Kurnianto
ABSTRACT
The purpose of this study was to: 1) Describe sexual harassment in the workplace, 2) Show
sexual harassment in workplace as predictor of psychosomatic. The subjects of this research were 278
wokers who have supervisor and co-worker. The hypothesis of this research was: sexual harassment in
the workplace predict psychosomatic. The data of this research collected by SEQ adapted from SEQDoD version and PCS scale using Likert techinique. Alpha Cronbach’s result of both scale was α =
0.966 and α = 0.934. The data was analyze with descriptive statistic and regression. The result of
this research were: 1) Unwanted sexual attention and gender harassment tend to be more often in
workplace. 2) The worker with characteristic of feminine, between 21 to 30 years old, last education
D1,D2,D3 and S1/D4, 10 or less years’ service, have co-worker with male domination and staff or
supervisor position tend to be more have sexual harassment experienced in workplace. 3) Sexual
harassment tend to happened in arts and entertainment sector, accommodation sector and industrial.
4)Man tend to more often do sexual harassment in workplace. 5)Woman sexual harasser tend to do
unwanted sexual attention and gender harassment verbally. 6)Man sexual harasser tend to do
unwanted sexual attention, gender harassment and sexual coercion verbally and non-verbal. 7)The
result of regression analysis showed that β = 0.348, p = 0.000 (>0.05), and
= 0.121, which mean
sexual harassment in workplace could predict psychosomatic 12.1%, and 87.9% was predict with the
other variable.
Keywords : Sexual harassment in workplace, Psychosomatic
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat, Karunia, serta
Penyertaan yang slalu saya terima, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi saya
dengan judul Deskripsi Pelecehan Seksual di Tempat Kerja dan Prediksi
Munculnya Psikosomatis Akibat Pelecehan Seksual, dengan lancar dan sukses.
Kelancaran dan kesuksesan saya dalam mengerjakan skripsi bukan semata – mata
atas kerja keras saya, namun ada begitu banyak pihak yang selalu membantu saya
dalam menghadapi kesulitan dan rintangan yang ada. Oleh karena itu saya
mengucapkan banyak rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widianto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si. selaku Kepala Prodi Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Debri Pristinella, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik saya di
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima Kasih atas bimbingan
Ibu dengan penuh kesabaran, sehingga saya dapat berhasil selama kurang
lebih empat tahun menyelesaikan kuliah dengan lancar.
4. Bapak C. Siswa Widyatmoko, M.Psi. selaku Dosem Pembimbing Skripsi
saya. Terima Kasih atas bimbingan bapak yang dengan sabar mengajarkan
langkah–langkah
dalam
melakukan
x
penelitian,
sehingga
saya
dapat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
menemukan fenomena masalah, metode dan analisis dalam sebuah penelitian
dengan lancar.
5. Yohanes Sukendar dan Alm. Claudia Mary, orang tua yang slalu saya cintai
dan banggakan. Terima kasih atas doa, pembelajaran hidup dan dukungan
materi dan psikologis yang saya dapatkan, meskipun kadang membuat kalian
marah ataupun kesal, namun kalian tak pernah berhenti menyayangi saya.
Semoga saya slalu membanggakan kalian selama – lamanya.
6. Maria Novie, Xaveria Desi, dan Agustina Septi, ketiga kakak yang selalu
saya cintai dan banggakan. Terima kasih atas pembelajaran hidup, serta
dukungan yang luar biasa dan tanpa henti yang kalian berikan kepada saya.
Saya tahu kadang kalian jengkel dengan tingkah laku saya, namun kalian tetap
sayang dan peduli kepada saya.
7. Seluruh Dosen Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima kasih atas Ilmu
Psikologi dan pembelajaran hidup yang luar biasa kalian berikan, sehingga
selama kuliah saya semakin berkembang di setiap harinya.
8. Seluruh Dosen di luar Fakultas Psikologi yang membantu saya. Terima kasih
atas bantuan kalian dalam memberikan ilmu yang memperlancar saya dalam
mengerjakan skripsi.
9. Seluruh Staf Karyawan Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima Kasih
atas usaha yang diberikan, sehingga saya dapat menyelesaikan urusan
admistrasi dll dengan lancar selama kuliah di Psikologi.
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10. Emelia Pudar, my beloved friend mulai dari awal ospek masuk kuliah sampai
semester tua. Terima kasih atas saran dan pembelajaran hidup yang luar biasa
pudar berikan kepada saya. Khususnya saya berterima kasih karena mau
menerima saya apa adanya, mau menerima kekurangan dan perbedaan diri
saya dengan pria pada umumnya. Saya tahu kadang persahabatan kita
dipenuhi hal – hal yang manis maupun pahit, namun hal tersebut tak membuat
saya menyesal namun justru berterima kasih untuk pengalaman kita yang luar
biasa. Semoga komunikasi kita tetap lancar, meskipun tujuan hidup kita
selanjutnya memisahkan kita. Makasi yaah kriting heheee ^ ^
11. MT. Ghea, my best friend hahahaaa… Terima kasih atas segala pengalaman
dan canda tawa selama ini, terima kasih sudah mau menjalin relasi dan
menerima saya apa adanya. Terima kasih sudah slalu menemani saya ke
gereja dan menjadi partner mencari pundi – pundi rejeki bersama. Semoga
relasi kita tidak terpisahkan, meskipun tujuan hidup memisahkan jarak kita.
Makasi yaah Ginuk hehee ^ ^
12. CIWIK – CIWIK, My beloved Genk Ever. Terima kasih Agnes, Bene, Bela,
Bincik, Ela, Ghea, Martha,dan Rere. Terima kasih atas pengalaman yang luar
biasa dan pembelajaran hidup yang kalian berikan kepada saya, terima kasih
juga sudah mau menerima segala kekurangan saya. Saya tahu kadang saya
membuat kalian jengkel, namun kalian tetap slalu mau dekat dengan saya.
Terima kasih atas piknik yang luar biasanya, smoga reuninya bisa
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
terrealisasikan dan semoga kebersamaan kita tidak hilang meskipun jarak
memisahkan kita bersama.
13. Adigor dan Yona, kawan mulai dari masuk asrama sampai semester tua dan
Dedew kawan yang NIM nya sebelahan. Terima kasih atas hari – hari yang
menyenangkan yang kalian berikan selama saya kuliah. Terima kasih juga
atas segala bantuan yang saya terima dari kalian. Semoga kebersamaan kita
hilang meskipun jarak akan memisahkan kita. Terima kasih my best The
Brother.
14. Teman–Teman Psikologi Angkatan 2011 yang namanya tidak bisa saya
sebutkan satu per satu kalian semua luar biasa. Terima kasih atas kebersamaan
dan hari – hari menyenangkan yang kita lalui bersama. Terima kasih atas
segala bantuan yang pernah berikan kepada saya, sehingga saya melalui
perkuliahan dengan lancar. Semoga kita semua diberi kesuksesan dalam
menjalani kehidupan selanjutnya dan semoga komunikasi kita selalu terjalin
meskipun jarak akan memisahkan kita. Semoga akan ada reuni angkatan kita
bersaman.
15. Teman–Teman Panita, Insadha 2013, PPKM 2014 dan khususnya AKSI 2015.
Terima kasih teman – teman panita semua, kalian mengajarkan bagaimana
saya dapat berorganisasi dan membawakan suatu acara dengan sangat baik.
Terima kasih atas hari – hari yang menyenangkan, meskipun kadang ada
masalah diantara kita, namun kita dapat lalui bersama. Sukses terus untuk
kalian semua terima kasih.
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16. Maba Kelompok 10 dan Kelompok Cinta. Terima kasih para maba ku tercinta,
terima kasih atas kepercayaan yang kalian berikan kepada saya untuk menjadi
kakak pendamping kalian. Kalian semua luar biasa pokoknya dan semoga
kuliah kalian lancar dan suatu saat bisa menjadi kakak pendamping yang jauh
lebih baik dan berkembang dari pada saya. Terima kasih and I Love U All
tanpa terkecuali.
17. Teman–Teman Teater Seriboe Djendela. Terima kasih atas pengalaman dan
pembelajaran teater yang luar biasa kalian berikan kepada saya. Berkat kalian
saya menjadi semakin berani untuk tampil di depan umum tanpa merasa takut
dan ragu. Terima kasih TSD, semoga kalian selalu menampilkan pertunjukan
yang luar biasa di setiap tahunnya.
18. Responden Penelitian. Terima Kasih Bapak, Ibu, Saudara dan Saudari yang
telah menjadi responden penelitian saya, karena kalian telah mau meluangkan
waktu dan bersedia untuk mengikuti penelitian saya. Berkat kalian saya
mampu menemukan apa yang saya teliti dalam penelitian
19. Teman–Teman Jogja lainnya yang namanya tidak bisa saya sebutkan satu per
satu. Terima kasih atas pembelajaran hidup yang luar biasa yang kalian
berikan, sehingga saya dapat berkembang seperti saat ini
20. Perpustakaan dan café yang memberikan fasilitas Wi-Fi. Terima kasih untuk
fasilitas yang diberikan sehingga membuat saya semakin lancar untuk
mengerjakan penelitian saya.
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................................ i
Halaman Persetujuan Dosen Pembimbing ............................................................ ii
Halaman Pengesahan ........................................................................................... iii
Halaman Motto..................................................................................................... iv
Halaman Persembahan .......................................................................................... v
Halaman Pernyataan Keaslian Karya .................................................................. vi
Abstrak ................................................................................................................ vii
Abstract .............................................................................................................. viii
Halaman Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah...................................................... ix
Kata Pengantar ...................................................................................................... x
Daftar Isi.............................................................................................................. xv
Daftar Tabel ........................................................................................................ xx
Daftar Gambar................................................................................................... xxii
Daftar Lampiran ............................................................................................... xxiii
BAB I : Pendahuluan ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 7
C. Tujuan Masalah ........................................................................................... 7
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 8
1. Manfaat Teoritis....................................................................................... 8
2. Manfaat Praktis........................................................................................ 8
BAB II : Landasan Teori....................................................................................... 9
A. Pelecehan Seksual di Tempat Kerja ............................................................ 9
1. Pengertian Pelecehan Seksual di Tempat Kerja ...................................... 9
2. Bentuk – Bentuk Pelecehan Seksual di Tempat Kerja .......................... 10
3. Dimensi Pelecehan Seksual di Tempat Kerja ........................................ 12
4. Penyebab Pelecehan Seksual di Tempat Kerja...................................... 13
5. Dampak Pelecehan Seksual di Tempat Kerja ........................................ 16
6. Pengukuran Pelecehan Seksual di Tempat Kerja .................................. 19
B. Psikosomatis .............................................................................................. 21
1. Pengertian Psikosomatis ........................................................................ 21
2. Jenis – Jenis Psikosomatis ..................................................................... 22
3. Penyebab Psikosomatis.......................................................................... 23
4. Pengukuran Psikosomatis ...................................................................... 25
C. Dinamika Pelecehan Seksual di Tempat Kerja dengan Psikosomatis ....... 26
D. Hipostesis .................................................................................................. 28
BAB III : Metode Penelitian .............................................................................. 31
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 31
B. Variabel Penelitian..................................................................................... 31
C. Definisi Operasional .................................................................................. 32
1. Pelecehan Seksual di Tempat Kerja ...................................................... 32
2. Psikosomatis .......................................................................................... 32
D. Subjek Penelitian ....................................................................................... 33
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ......................................................... 33
1. Metode Pengumpulan Data.................................................................... 33
2. Alat Pengumpulan Data......................................................................... 34
a.. SEQ-DoD.......................................................................................... 35
b. PCS .................................................................................................... 37
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur .......................................................... 39
1. Validitas Alat Ukur................................................................................ 39
a. SEQ-DoD.......................................................................................... 39
b. PCS .................................................................................................... 40
2. Realibilitas Alat Ukur ............................................................................ 40
a. SEQ-DoD........................................................................................... 41
b. PCS .................................................................................................... 42
G. Metode Analisis Data ................................................................................ 43
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1. Analisis Deskriptif ................................................................................. 43
2. Uji Asumsi ............................................................................................. 43
a. Uji Normalitas Residu....................................................................... 43
b. Uji Heterokedasitas........................................................................... 44
c. Uji Linearitas .................................................................................... 44
3. Uji Hipotesis............................................................................................... 44
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan ....................................................... 45
A. Persiapan Penelitian................................................................................... 45
B. Pelaksanaan Penelitian............................................................................... 46
C. Deskripsi Penelitian ................................................................................... 47
1. Deskripsi Subjek Penelelitian ................................................................ 47
2. Deskripsi Data Penelitian ...................................................................... 56
3. Kategorisasi ........................................................................................... 57
D. Hasil Penelitian.......................................................................................... 58
1. Analisis Deskriptif ................................................................................. 58
2. Hasil Uji Asumsi ................................................................................... 81
a. Uji Normalitas Residu........................................................................ 81
b. Uji Heterokedasitas............................................................................ 82
c. Uji Linearitas ..................................................................................... 83
xviii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3. Hasil Uji Hipotesis................................................................................. 84
4. Analisis Tambahan ................................................................................ 85
E. Pembahasan................................................................................................ 86
1. Analisis Deskriptif ................................................................................. 86
2. Pembahasan Hipotesis ........................................................................... 94
3. Pembahasan Analisis Tambahan ........................................................... 96
F. Keterbatasan Penelitian.............................................................................. 97
BAB V : Kesimpulan dan Saran ......................................................................... 98
A. Kesimpulan................................................................................................ 98
B. Saran ........................................................................................................ 100
1. Bagi Pekerja......................................................................................... 100
2. Bagi Atasan/Direktur/Pemilik Tempat Kerja ...................................... 100
3. Bagi Peneliti Selanjutnya..................................................................... 101
Daftar Pustaka ................................................................................................... 103
Lampiran .......................................................................................................... 110
xix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Sebaran Item Skala SEQ – DoD ........................................................... 37
Tabel 2 Skor Skala SEQ – DoD.......................................................................... 37
Tabel 3 Sebaran Item Skala PCS ........................................................................ 38
Tabel 4 Skor PCS ................................................................................................ 39
Tabel 5 Reliabilitas Skala SEQ – DoD ............................................................... 41
Tabel 6 Reliabilitas Skala PCS ........................................................................... 42
Tabel 7 Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia....................................................... 48
Tabel 8 Deskripsi Subjek Berdasarkan Identitas Seksual ................................... 49
Tabel 9 Deskripsi Subjek Berdasarkan Status Relasi ......................................... 50
Tabel 10 Deskripsi Subjek Berdasarkan Tingkat Pendidikan............................. 50
Tabel 11 Deskripsi Subjek Berdasarkan Jenis Lapangan Kerja.......................... 51
Tabel 12 Deskripsi Subjek Berdasarkan Masa Kerja.......................................... 52
Tabel 13 Deskripsi Subjek Berdasarkan Jenis Instansi....................................... 53
Tabel 14 Deskripsi Subjek Berdasarkan Jabatan ................................................ 53
Tabel 15 Deskripsi Subjek Berdasarkan Jumlah Rekan Kerja............................ 54
Tabel 16 Deskripsi Subjek Berdasarkan Domisili Subjek Bekerja..................... 54
Tabel 17 Deskripsi Data Penelitian..................................................................... 56
Tabel 18 Norma Kategorisasi.............................................................................. 57
xx
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tabel 19 Kategori Subjek Berdasarkan Norma Kategorisasi ............................. 58
Tabel 20 Uji Normalitas Residu.......................................................................... 82
Tabel 21 Uji Glejser Heterokedasitas ................................................................. 83
Tabel 22 Uji Linearitas........................................................................................ 84
Tabel 23 Uji Hipotesis ........................................................................................ 85
Tabel 24 Koefisien Determinan .......................................................................... 85
xxi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Bagan Dinamika Pelecehan Seksual di Tempat Kerja
dengan Psikosomatis ........................................................................................... 29
Gambar 2 Bagan Dinamika Tambahan Pelecehan Seksual di Tempat Kerja
dengan Psikosomatis ........................................................................................... 30
Gambar 3 Histogram Skor Total Masing-masing Item SEQ-DoD ..................... 59
Gambar 4 Pie Chart SEQ-DoD Berdasarkan Identitas seksual........................... 60
Gambar 5 Pie Chart SEQ-DoD Berdasarkan Usia.............................................. 63
Gambar 6 Pie Chart SEQ-DoD Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir ....... 65
Gambar 7 Pie Chart SEQ-DoD Berdasarkan Masa Kerja................................... 67
Gambar 8 Pie Chart SEQ-DoD Berdasarkan Jumlah Dominasi Rekan Kerja .... 69
Gambar 9 Pie Chart SEQ-DoD Berdasarkan Jabatan Kerja ............................... 72
Gambar 10 Pie Chart SEQ-DoD Berdasarkan Jenis Bidang Kerja..................... 73
Gambar 11 Pie Chart Pelaku Pelecehan Seksual di Tempat Kerja ..................... 79
Gambar 12 Histogram Pelaku Pelecehan Seksual Berdasarkan Item SEQ-DoD 80
xxii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Hasil Angket Terbuka ....................................................................................... 111
1. Hasil Angket Terbuka Pada Wanita ......................................................... 111
2. Hasil Angket Terbuka Pada Pria .............................................................. 118
Blueprint Skala SEQ-DoD ................................................................................ 125
Blueprint Skala PCS.......................................................................................... 128
Skala Relasi Seksualitas di Tempat................................................................... 130
Hasil Reliabilitas Pada Skala SEQ-DoD........................................................... 141
Hasil Reliabilitas Pada Skala PCS .................................................................... 143
Hasil Uji Normalitas Residu ............................................................................. 145
Hasil Uji Heterokedasitas dengan Uji Glejser .................................................. 146
Hasil Uji Linearitas ........................................................................................... 148
Hasil Uji Regresi ............................................................................................... 151
xxiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki jumlah presentase orang
bekerja lebih dari setengah jumlah total rasio penduduk, yakni sebesar 65.2% (ILO,
2014). Sebagai orang yang bekerja, para pekerja selalu mengharapkan kondisi
lingkungan kerja yang aman, agar kesejahteraan hidup pekerja semakin meningkat
(Wulan, 2015). Kondisi lingkungan kerja yang aman juga dapat meningkatkan
kualitas hubungan industrial antara pekerja dan pemilik serta mampu meningkatkan
produktifitas dan loyalitas para pekerja (Better Work Indonesia, 2012).
Akan tetapi tak jarang ditemui di beberapa tempat kerja, kondisi lingkungan
kerja menjadi tempat yang penuh ancaman bagi para pekerja. Kondisi tersebut
menyebabkan pekerja merasa tidak aman sehingga berdampak pada produktifitas dan
loyalitas pekerja dalam bekerja (Better Work Indonesia, 2012). Salah satu penyebab
kondisi lingkungan kerja yang tidak aman adalah adanya tindakan pelecehan seksual
di tempat kerja yang dilakukan oleh atasan atau rekan kerja.
Pelecehan seksual adalah perilaku seksual yang tidak dikehendaki oleh
penerima/korban yang terjadi di tempat kerja atau di struktur lingkungan lainnya
(Levay & Simon, 2006). Sugihastuti dan Siti (2007) menjelaskan bahwa pelecehan
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
seksual adalah semua tindakan seksual atau kecenderungan bertindak secara seksual
yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok terhadap orang atau kelompok lain,
misalnya kata-kata tentang seks, bersetubuh, meminta melakukan tindakan seksual
dan sebagainya. Dalam dunia kerja The Equal Employment Opportunity Commision
(The EEOC) (dalam Levay & Sharon, 2006) menggambarkan pelecehan seksual
dalam tiga bentuk yakni: rayuan, permintaan dan tingkah laku atau perkataan yang
mengandung unsur seksual. Ketiga hal tersebut dikatakan sebagai pelecehan seksual
jika korban/penerima terpaksa mematuhi atau menolak secara tegas tindakan tersebut
dan jika tindakan tersebut menimbulkan permusuhan atau pertenangan, rasa takut
dan terancam.
Di negara barat pelecehan seksual di tempat kerja telah banyak diteliti oleh
para peneliti, mulai dari penelitian terkait jumlah presentase korban dan pelaku,
faktor beresiko, penyebab hingga dampak pelecehan seksual di tempat kerja. Salah
satu penelitian yang melihat jumlah presentase korban dan pelaku adalah penelitian
yang dilakukan oleh Lois Harris (dalam Levay & Simon, 2006) menemukan 83%
korban pelecehan seksual di tempat kerja adalah wanita dengan usia produktif dalam
bekerja. Hasil penelitian American Psychology Association (dalam Levay & Simon,
2006) menemukan jumlah pelaku pelecehan seksual yang didominasi oleh jumlah
pria, yakni sekitar 99% pria dan 1% wanita.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Serial BBC (dalam Hastuti & Lucia,
2003) pada tahun 1998 menemukan beberapa perilaku pelecehan seksual yang sering
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
terjadi di tempat kerja antara lain: penyalahgunaan kata-kata (dilakukan oleh 95%
pelaku wanita dan 75% pelaku
pria), gerakan yang mengandung unsur seksual
(dilakukan oleh 33% pelaku wanita dan 87% pelaku pria), rayuan mesra (dilakukan
oleh 62% pelaku pria).
Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Baugh (1997) terkait penyebab
pelecehan seksual di tempat kerja menemukan power atau kekuasaan yang dimiliki
seseorang seringkali memicu terjadinya pelecehan seksual di tempat kerja. Hal
tersebut terlihat dari banyaknya atasan yang menjadi pelaku dan bawahan sebagai
korban pelecehan seksual di tempat kerja. Penelitian lain yang dilakukan oleh Hall
(dalam Welsh, 1999) menemukan bahwa jumlah dominasi rekan kerja juga memicu
terjadinya pelecehan seksual di tempat kerja, misalnya wanita yang bekerja di tempat
kerja dengan jumlah dominasi pria akan lebih sering mengalami pelecehan seksual di
tempat kerja.
Dampak pelecehan seksual di tempat kerja juga telah banyak diteliti di negara
barat. Levay dan Simon (2006) telah menemukan bahwa pelecehan seksual dapat
mengakibatkan dampak negatif secara fisik maupun psikis. Hasil penelitian Gutek
(1985) menemukan bahwa dampak pelecehan seksual di tempat kerja yang sangat
terlihat pada korban pelecehan seksual adalah penurunan kualitas kerja dan
meningkatnya absesi kerja. Penelitian yang dilakukan oleh Julian Barling, Inez
Dekker, Catherine A., Kevin K., Clive F. dan Deborah J. (1996) dengan
menggunakan sebanyak 591 subjek penelitian yakni para pekerja yang berasal dari
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
empat bidang pekerjaan (kesehatan, manufacture, akomodasi dan sosial) menemukan
bahwa pelecehan seksual di tempat kerja secara langsung mengakibatkan perubahan
mood yang dirasakan korban pelecehan seksual menjadi negatif dalam bentuk
kecemasan dan depresi. Hasil lain ditemukan bahwa pelecehan seksual di tempat
kerja mampu memprediksi munculnya intensitas turn over, psikosomatis dan
interpersonal dissatisfaction yang dimediasi oleh adanya mood negatif yang
dirasakan oleh korban pelecehan seksual.
Di Indonesia pelecehan seksual di tempat kerja juga telah diteliti oleh
beberapa peneliti Indonesia. Sebagian besar penelitian lebih mengarah pada surveisurvei untuk melihat presentase korban pelecehan seksual di tempat kerja. Salah
satunya dilakukan oleh Better Work Indonesia (2012) yang menemukan sekitar 80%
wanita yang bekerja pernah mengalami atau melihat secara langsung kejadian
pelecehan seksual di tempat kerja. International Labour Organization Indonesia
(2014) juga menemukan bahwa 90% korban pelecehan seksual di tempat kerja adalah
para pekerja yang memiliki jabatan kerja dan tingkat ekonomi yang rendah.
Beberapa penelitian
melihat masalah pelecehan seksual di tempat kerja
berdasarkan sudut pandang korban pelecehan seksual dengan menggunakan metode
kualitatif. Salah satunya Fauzia dan Weny (2010) melihat gangguan stress pasca
trauma yang dialami korban pelecehan seksual di tempat kerja. Sebagian besar
korban pelecehan seksual mengalami gangguan sosial PTSD seperti perilaku
menghindar, merasa disisihkan atau sendiri, serta susah percaya dengan orang lain
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
(Fauzia &
Weny, 2010). Ira (2014) melihat proses resiliensi korban pelecehan
seksual di tempat kerja, dan menemukan faktor yang membuat korban pelecehan
seksual mengalami proses resiliensi adalah faktor dukungan sosial, penerimaan diri,
faktor I’am, faktor I Have dan faktor I Can.
Meskipun telah dilakukan beberapa penelitian terkait pelecehan seksual di
tempat kerja, akan tetapi Margaretha (2015) menjelaskan bahwa penelitian yang ada
di Indonesia terkait pelecehan seksual di tempat kerja belum cukup mampu untuk
menjelaskan bagaimana fenomena tersebut ditangani di Indonesia. Berdasarkan
penelitian sebelumnya peneliti berasumsi bahwa selama ini penelitian pelecehan
seksual di tempat kerja hanya melihat jumlah presentase korban pelecehan seksual di
tempat kerja dan dampak yang dialami oleh korban pelecehan seksual. Di Indonesia
penelitian yang mendeskripsikan masalah pelecehan seksual di tempat kerja belum
pernah ada. Diharapkan dengan mendeskripsikan masalah pelecehan seksual di
tempat kerja
dapat menemukan faktor-faktor resikonya, sehingga hasil temuan
penelitian dapat digunakan untuk menangani fenomena pelecehan seksual di tempat
kerja.
Berdasarkan hal tersebut peneliti mencoba mengangkat penelitian yang
mendeskripsikan pelecehan seksual di tempat kerja dengan menggunakan alat ukur
psikologis. Hasil deskripsi tidak hanya melihat jumlah presentase korban atau pelaku
pelecehan seksual, akan tetapi melihat juga bagaimana gambaran perilaku pelecehan
seksual di tempat kerja, serta menghubungkan hasil dengan data demografis korban
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
pelecehan seksual untuk menemukan faktor-faktor beresiko dari masalah pelecehan
seksual di tempat kerja.
Selain melihat masalah pelecehan seksual di tempat kerja, peneliti juga
melihat dampak yang dirasakan oleh pekerja Indonesia korban pelecehan seksual di
tempat kerja. Beberapa laporan menunjukkan bahwa korban pelecehan seksual di
tempat kerja merasa tertekan, tidak bersemangat dalam bekerja (Hukumonline.com),
tidak nyaman dan sering absen (Detiknews.com, 2014) serta sering stress karena
sering digosipkan atau digunjingkan serta merasa kehilangan relasi kerja dan turnover
(Margaretha, 2015). Berdasarkan hasil laporan tersebut peneliti tidak menemukan
dampak pelecehan seksual secara fisik yang dirasakan korban pelecehan seksual.
Padahal di negara barat ditemukan bahwa pelecehan seksual di tempat kerja dapat
memberikan dampak secara fisik yang berkaitan dengan gangguan psikosomatis,
seperti: tidak bisa tidur, mudah lelah dan sering mengalami sakit kepala setelah
mengalami pelecehan seksual (Forster,1992). Pada penelitian Julian, dkk (1996). juga
menemukan bahwa pelecehan seksual dapat memprediksi munculnya psikosomatis
yang dimediasi oleh negative mood.
Dalam ranah psikiatri psikosomatis disebut dengan psychophysiological
reaction yang merupakan suatu ekspresi organis baik dalam bentuk disfungsi atau
perubahan patologis yang ditimbulkan akibat emosi yang kronis yang disalurkan
melalui susunan saraf autonom (Kartono & Gulo, 1978). Demikian dapat dimengerti
bahwa setiap fungsi organis yang terganggu oleh emosi yang kuat dapat menjadi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
basis timbulnya bermacam-macam gangguan psikosomatis (Kartono & Gulo, 1978).
Reaksi psikosomatis bisa mengenai semua fungsi organ yang penting dalam tubuh
(Prawiroharjo, 1973).
Berdasarkan hal tersebut peneliti mencoba kembali mengangkat penelitian
yang dilakukan oleh Julian, dkk. (1996) di Indonesia untuk membuktikan kembali
bahwa pelecehan seksual di tempat kerja
mampu memprediksi munculnya
psikosomatis di tempat kerja. Dengan memberikan sumbangan karakteristik pada
penelitian sebelumnya dengan adanya tambahan variasi bidang pekerjaan yang pada
penelitian sebelumnya menggunakan empat bidang pekerjaan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang ada maka rumusan masalah yang
diangkat peneliti adalah :
1. Bagaimana deskripsi masalah pelecehan seksual di tempat kerja ?
2. Apakah pelecehan seksual di tempat kerja mampu memprediksi munculnya
psikosomatis ?
C. Tujuan Masalah
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat deskripsi masalah pelecehan seksual di
tempat kerja serta melihat pelecehan seksual ditempat kerja sebagai prediktor
munculnya psikosomatis.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
D. Manfaat Peneliitian
1. Manfaat Teoritis
a. Dengan mendeskripsikan masalah pelecehan seksual di tempat kerja,
maka akan terlihat faktor-faktor resiko yang ada dalam masalah
pelecehan seksual di tempat kerja.
b. Untuk menambah pengetahuan dalam ilmu psikologi khususnya dalam
bidang klinis dan industri dan organisasi terkait pelecehan seksual di
tempat kerja dan psikosomatis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi para subjek penelitian, informasi penelitian dapat menambah
wawasan subjek terkait bentuk-bentuk perilaku dan faktor resiko
pelecehan seksual di tempat kerja, sehingga diharapkan agar subjek
penelitian dapat semakin menjaga diri dan lebih waspada dalam
lingkungan kerja. Serta menambah wawasan terkait psikosomatis.
b. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi
perusahaan untuk menentukan strategi dalam menangai masalah
pelecehan seksual yang terjadi di perusahaan tersebut.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pelecehan Seksual di Tempat Kerja
1. Pengertian Pelecehan Seksual di Tempat Kerja
Pelecehan adalah proses, perbuatan, cara memandang rendah (tidak
berharga); menghinakan; mengabaikan (KBBI, 2011), sedangkan pelecehan
seksual adalah perilaku seksual yang mengganggu (Sugihastuti & Siti, 2007),
disengaja dan diulang, seperti: komentar verbal, gerak dan kontak fisik yang
tidak dinginkan oleh penerima atau korban (Spencer, Jeffrey & Lois, 2008).
Dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1970 dijelaskan tempat kerja adalah
tempat fisik di mana para pekerja bekerja, hal ini termasuk semua ruangan,
lapangan, halaman dan daerah-daerah yang mengelilinginya.
Mathis dan Jackson (dalam Dharma, 2009) menjelaskan bahwa
pelecehan seksual di tempat kerja adalah perilaku atasan atau rekan kerja yang
mengarah pada unsur seksual dan menempatkan tenaga kerja ke dalam situasi
kerja yang merugikan atau menciptakan lingkungan kerja yang tidak
bersahabat. Better Work Indonesia (2012) menjelaskan pelecehan seksual di
tempat kerja ke dalam beberapa bagian:
a. Penyalahgunaan perilaku seksual
b. Permintaan layanan seksual
9
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
c. Pernyataan verbal atau fisik atau bahasa tubuh yang menyiratkan perilaku
seksual
d. Tindakan yang tidak diinginkkan yang berkonotasi seksual:
i.
Orang yang menjadi sasaran telah menyatakan secara jelas bahwa
perilaku tersebut tidak dikehendaki;
ii.
Orang yang menjadi sasaran merasa terhina, tersinggung dan/atau
terintimidasi oleh perilaku tersebut;
iii.
Pelaku sewajarnya harus dapat mengantisipasi bahwa orang lain
akan merasa tersinggung, terhina dan/atau terintimidasi oleh
perilaku tersebut.
Berdasarkan pengertian teoritis diatas maka peneliti menyimpulkan
bahwa pelecehan seksual di tempat kerja adalah perilaku menghina,
merendahkan, mengganggu, merugikan dan tidak dinginkan yang mengandung
unsur seksual baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal, dilakukan oleh
atasan atau rekan kerja di dalam lingkungan kerja secara sengaja dan berulang.
2. Bentuk – Bentuk Pelecehan Seksual di Tempat Kerja
The Equal Employment Opportunity Commission (The EEOC) (dalam,
Levay, & Sharon, 2006) menggambarkan pelecehan seksual di tempat kerja ke
dalam tiga bentuk perilaku seperti:
a. Rayuan atau pendekatan yang berunsur seksual yang tidak diinginkan;
b. Permintaan/imbalan dalam bentuk seksual;
c. Perilaku secara fisik maupun verbal yang bersifat seksual.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
Ketiga hal tersebut dapat dikatakan sebagai pelecehan seksual, jika
penerima/korban menolak perilaku tersebut dengan tegas atau justru tunduk
mematuhinya, sehingga memunculkan rasa takut, terancam dan menyebabkan
permusuhan. Dalam sudut pandang undang-undang, pelecehan seksual di
tempat dibagi ke dalam dua bentuk perilaku (Welsh, 1999):
a. “Quid Pro Quo” Harassment, termasuk perilaku seksual yang diperoleh
dengan mengancam atau menyuap, sehingga korban patuh atau menerima
perlakuan seksual tersebut dengan pertimbangan terkait pekerjaan
mereka.
b. Hostile
Environment
Harassment,
termasuk
perilaku
bercanda,
berkomentar, sentuhan yang mengandung unsur seksual dan bertentangan
dengan keinginan orang yang menerima perlakuan tersebut, atau bersifat
mengintimidasi seseorang, sehingga menyebabkan adanya permusuhan.
Secara umum Better Work Indonesia (2012) membagi bentuk pelecehan
seksual di tempat kerja ke dalam lima bentuk perilaku:
a. Pelecehan seksual secara fisik: termasuk sentuhan yang tidak dinginkan
dengan kecenderungan seksual seperti: mencium, menepuk, mencubit,
mencolek, dan memegang dengan penuh hawa nafsu.
b. Pelecehan seksual secara verbal: termasuk komentar-komentar yang tidak
dinginkan tentang kehidupan seksual atau anggota tubuh/penampilan,
lelucon dan godaan yang bersifat seksual.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
c. Pelecehan seksual dengan bahasa tubuh: termasuk bahasa tubuh atau
gerak-gerik yang menjurus pada sesuatu yang berunsur seksual, seperti:
kedipan mata berulang-ulang, gerakan bibir, dan jari-jemari.
d. Pelecehan seksual bersifat tertulis atau grafis: termasuk pemaparan
barang-barang pornografi, gambar-gambar eksplisit yang bersifat seksual,
gambar cover komputer dan pelecehan seksual melalui pesan singkat dan
sarana komunikasi lainnya.
e. Pelecehan
seksual
psikologis/emosional:
termasuk
diantaranya
permintaan yang terus-menerus dan tidak diinginkan, undangan yang
tidak diinginkan untuk pergi berkencan, hinaan, ejekan dan sindiran yang
berkonotasi seksual.
3. Dimensi Pelecehan Seksual di Tempat Kerja
Fitzgerald, Geldfand dan Drasgow menjelaskan bentuk konstruk
perilaku pelecehan seksual ke dalam tiga dimensi yang saling berkaitan namun
berbeda secara seksual:
a. Gender harassment, perilaku pelecehan seksual yang lebih mengarah
pada perilaku merendahkan atau menghina yang berbasis pada gender
seseorang. Contohnya: membuat pernyataan yang bersifat merendahkan
gender tertentu (“semua pria suka melakukan masturbasi” atau “semua
wanita suka digoda oleh banyak pria”).
b. Unwanted sexual attention, perilaku pelecehan seksual yang lebih
mengarah pada perilaku menarik perhatian orang lain yang tidak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
dinginkan,
tidak dibalas dan menyinggung. Contohnya: perilaku
memperlihatkan alat kelamin di depan umum, perilaku menggoda
seseorang dengan panggilan mesra, perilaku menggoda seseorang dengan
gesture tubuh, perilaku mencolek atau memegang tubuh orang lain dan
perilaku bercanda atau bercerita hal seksual.
c. Sexual coercion, perilaku pelecehan seksual yang lebih mengarah pada
perilaku memaksa, memeras atau memberikan iming-iming atau hadiah
untuk memperoleh aktivitas seksual bersama. Contohnya: perilaku
memberikan reward jika mau berhubungan seks atau perilaku
memberikan ancaman agar korban patuh untuk melakukan aktivitas
seksual bersama.
4. Penyebab Pelecehan Seksual di Tempat Kerja
Salah satu penelitian menemukan bahwa jenis lapangan kerja mampu
menjadi salah satu faktor penyebab pelecehan seksual di tempat kerja,
contohnya perempuan yang bekerja pada jenis pekerjaan yang berkaitan erat
dengan dunia laki-laki cenderung lebih banyak mengalami pelecehan seksual di
tempat kerja, dibandingkan perempuan yang bekerja pada jenis pekerjaan yang
berkaitan erat dengan dunia perempuan (Gutek & Morasch 1982; Gutek &
Cohen, 1987; Welsh, 1999). Jumlah dominasi pekerja di tempat kerja juga
mampu menjadi salah satu faktor penyebab pelecehan seksual di tempat kerja,
contohnya perempuan yang memiliki rekan kerja yang didominasi oleh laki-laki
cenderung lebih banyak mengalami pelecehan seksual dibandingkan perempuan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
yang memiliki rekan kerja yang didominasi oleh perempuan (Gruber, 1998;
Welsh, 1999).
Hall (dalam Welsh, 1999) menjelaskan bahwa budaya suatu organisasi
merupakan suatu gambaran yang mewakilli aturan-aturan dari perilaku dan nilai
yang ada pada anggota organisasi tersebut, sehingga tidak mengherankan
bahwa para peneliti beralih ke budaya organisasi untuk menjelaskan mengapa
pelecehan seksual dapat terjadi di beberapa organisasi. Salah satu penelitian
menemukan bahwa organisasi yang memiliki budaya untuk mentolerir tindakan
pelecehan seksual akan memicu tingginya perilaku pelecehan seksual di
organisasi tersebut (e.g. Hulin et al, 1993; Pryor et al, 1996; Welsh, 1999).
Dalam artikel UNESCO & BKKBN (2009) menjelaskan faktor
penyebab pelecehan seksual di tempat kerja dari tiga sudut pandang yang
berbeda:
a. Sudut pandang pelaku
i.
Pelaku memiliki kekuasaan atau kekuatan terhadap korbannya yang
mampu memberikan iming-iming kekuasaan atau kenaikan
penghasilan.
ii.
Sebagian besar pelaku pelecehan seksual di tempat kerja didominasi
oleh laki-laki, hal tersebut dipicu adanya kekuasaan atau
penempatan posisi laki-laki yang sering lebih tinggi dibandingkan
perempuan atau dengan kata lain memperkerjakan perempuan,
seperti: memecat, mengawasi, dan mempromosikan perempuan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
b. Sudut pandang korban
i.
Adanya daya tarik seksual atau rangsangan dari korban pelecehan
seksual, ditambah lagi korban pelecehan seksual tidak berani
menolak perlakuan karena takut kehilangan pekerjaan.
c. Sudut pandang lingkungan
i.
Eksternal korban: fenomena yang ada pada perilaku pelecehan
seksual disebabkan oleh banyaknya masalah pelecehan seksual
yang dimengerti hanya sebagai masalah perseorangan serta
kurangnya informasi terkait pelecehan seksual.
ii.
Ruangan: jika terdapat ruangan agak tertutup maka akan
mempermudah terjadinya tindakan pelecehan seksual.
iii.
Interaksi :
1) Biological model: pelecehan seksual terjadi karena adanya
daya tarik seksual yang alamiah.
2) Organizational
model:
adanya
faktor
kekuasaan
atau
hubungan.
3) The social culture model: adanya perwujudan sistem
patrialisme yang lebih luas dimana laki-laki dianggap lebih
berkuasa.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
Kekurangan yang ada dalam penelitian pelecehan seksual adalah
penjelasan secara teoritis mengapa seseorang memutuskan untuk melakukan
tindakan pelecehan seksual (Welsh, 1999).
5. Dampak Pelecehan Seksual di Tempat Kerja
Secara keseluruhan penelitian menemukan bahwa dampak pelecehan
seksual adalah efek negatif yang dirasakan oleh para korban pelecehan seksual
(Maypole & Rosemarie, 1983). Para korban pelecehan seksual dapat menderita
berbagai efek secara emosional dan fisik (Crooks & Karla, 1983). Foster (1992)
menemukan bahwa dampak pelecehan seksual yang sering dialami oleh para
korban adalah lekas marah, gelisah, depresi, memburuknya hubungan personal,
adanya permusuhan, gangguan tidur, mudah lelah dan sintom stress kerja lain.
Salah satu hasil survey menunjukkan bahwa 98% korban pelecehan seksual di
tempat kerja mengaku dirinya mengalami dampak negatif seperti: perasaan
yang mudah marah, merasa terhina dan dipermalukan dan rendah diri
(McKinnon, 1979; Croocks & Karla 1983).
Hasil penelitian Julian, dkk. (1996) menemukan bahwa pelecehan
seksual
di
tempat
kerja
mampu
memprediksi
munculnya
turnover,
psychosomatic dan interpersonal dissatisfaction yang dimediasi oleh efek
negative mood dalam bentuk kecemasan dan/atau depresi yang dirasakan
korban pelecehan seksual. Truida menuliskan dalam artikelnya Sexual
Harassment; Cause, Consequence and Cures (1992) menjelaskan dampak
pelecehan seksual di tempat kerja ke dalam tiga sudut pandang yang berbeda:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
a. Sudut pandang perusahaan
i.
Keuangan
perusahaan
mengalami
kerugian.
Hal
tersebut
dikarenakan adanya penurunan produktifitas, semangat dan
motivasi pekerja yang mengalami pelecehan seksual. Pekerja yang
tidak terlibat pelecehan seksual namun melihat atau mengetahui
tindakan tersebut terjadi di tempat kerjanya, dapat kehilangan
motivasi bekerja karena tidak dapat menerima atau takut terhadap
kejadian tersebut.
ii.
Perusahaan dapat kehilangan stafnya yang berharga. Pekerja yang
mengalami pelecehan seksual akan memilih untuk mengundurkan
diri mereka, meskipun dianggap memiliki kinerja dan prestasi yang
baik.
iii.
Meningkatnya tingkat absensi dan stress kerja dikalangan pekerja.
Pekerja takut kembali mengalami pelecehan seksual di tempat kerja
dan akibat-akibat lainnya yang memicu pekerja untuk berada dalam
rumah atau tempat yang dianggap aman.
iv.
Adanya pelecehan seksual di tempat kerja dapat merusak standart
etika dan disiplin perusahaan tersebut. Pekerja yang mengalami
pelecehan seksual akan menghilangkan rasa hormat mereka pada
atasan atau rekan kerja mereka.
v.
Citra perusahaan akan rusak atau menurun karena adanya kabar
yang tersiar terkait pelecehan seksual di kalangan masyarakat.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
b. Sudut pandang hukum
i.
Perusahaan atau organisasi tersebut dapat dikenakan pelanggaran
hukum jika kasus pelecehan seksual tersebut diabaikan. Dalam
peraturan industrial pemilik/atasan/majikan wajib memastikan
pekerjanya tidak mengalami bentuk pelanggaran di tempat kerja.
ii.
Adanya tindak pidana atau gugatan perdata yang dilakukan secara
tegas terhadap praktek-praktek kerja yang tidak adil dan tindakan
pelecehan terhadap pekerja oleh atasan atau rekan kerja.
iii.
Kurangnya penjelasan terkait bentuk-bentuk pelecehan seksual di
tempat kerja dapat mempermudah pelaku membawa perusahaan ke
pengadilan dan mengajukan banding terhadap langkah-langkah
disipliner atau pemecatan yang dialami pelaku.
c. Sudut pandang individu
i.
Korban biasanya mengalami kerugian keuangan tertinggi meskipun
pelaku atau bahkan pengamat juga dapat mengalami kerugian
keuangan akibat adanya tindakan pelecehan seksual di tempat kerja.
ii.
Pekerja yang mengundurkan diri karena masalah pelecehan seksual
sering mengalami kesulitan untuk mendapatkan referensi dari
atasan mereka sebelumnya, sehingga membuat mereka kesulitan
untuk mencari posisi lain atau perusahaan lain.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
iii.
Korban yang menolak/mengeluh ketika mengalami pelecehan akan
kesulitan mendapatkan promosi sehingga hal tersebut menahan
proses pengembangan karir mereka.
iv.
Para pelaku pelecehan seksual sendiri akan mudah jatuh ke dalam
kebiasaan buruk jika perilaku tersebut terus-menerus berjalan tanpa
adanya hambatan. Hal tersebut mampu menimbulkan dampak
negatif terkait efektifitas pekerja, hubungan antar pekerja serta
kehidupan pribadinya.
v.
Para pekerja yang menjadi pengamat tindakan pelecehan seksual di
tempat kerja akan kehilangan rasa percaya mereka terhadap para
atasan atau rekan kerja khususnya para pelaku serta muncul rasa
terancam dalam diri mereka. Pekerja juga akan memiliki
kepercayaan akan adanya “aturan main” di dalam perusahaan yang
melibatkan tindakan seksual.
6. Pengukuran Pelecehan Seksual di Tempat Kerja
Sebagian besar pengukuran-pengukuran pelecehan seksual di tempat
kerja bertujuan melihat jumlah presentase korban pelecehan seksual. salah
satunya di Pentagon pada tahun 1995, yang menemukan bahwa 78% wanita
dan 38% pria yang aktif bekerja memiliki pengalaman pelecehan seksual di
tempat kerja (U.S. Department of Defense, 1995; Levay & Sharon, 2006).
Pada tahun 1997 Lois Harris Poll (dalam Levay & Sharon) menemukan
bahwa sekitar 32% (31% pelaku pria dan 1% pelaku wanita) wanita dan 7%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
(3% pelaku pria dan 4% pelaku wanita) pria yang bekerja aktif di Amerika
mengalami pelecehan seksual di tempat kerja yang dilakukan oleh atasan atau
rekan kerjanya.
Beberapa
pengukuran
pelecehan
seksual
di
tempat
kerja
menggunakan konstruksi psikologis. Salah satunya Sexual Harassment
Questionaire yang dikembangkan oleh Jullian, Inez, Chaterine, Kevin, Clive
dan Deborah (1996). Dikembangkan berdasarkan hasil survei terhadap 800
orang pekerja di negara Kanada. Terdapat 31 item dengan format respon
Likert dengan skor 1 sampai 5. Ada juga skala Sex and Workplace yang
dikembangkan oleh Gutek (1985). Terdapat 8 item yang dikembangkan
berdasarkan definisi secara legal pelecehan seksual di tempat kerja.
Menggunakan respon format Likert dengan skor 1 sampai 3.
Pada penelitian ini pengukuran pelecehan seksual di tempat kerja
dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran psikologis yaitu SEQDoD. Merupakan salah satu versi alat ukur SEQ yang dikembangkan oleh
Lois Fitzgerald, Vicki J., Fritz Drasgow dan Craig R. (1999). SEQ-DoD
merupakan salah satu alat ukur SEQ yang digunakan untuk mengukur
pelecehan seksual di tempat kerja, yang sebelumnya digunakan di dunia
militer dengan subjek pria dan wanita (Fitzgerald, dkk., 1999). SEQ-DoD
merupakan alat ukur pelecehan seksual di tempat kerja yang menghubungkan
antara definisi legal dari pelecehan seksual yang berasal dari definisi The
EEOC dan bentuk konstruk dari social behavior pelecehan, karena definisi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
legal dari pelecehan seksual kurang begitu mampu merepresentasikan bentuk
perilaku pelecehan seksual yang terjadi di tempat kerja (Fitzgerald, dkk.,
1999). Total item yang dimiliki sebanyak 22 item dengan format respon
Likert skor 1 sampai 5.
B. Psikosomatis
1. Pengertian Psikosomatis
Dalam ranah psikiatri psikosomatis disebut dengan psychophysiological
reaction yang merupakan suatu ekspresi organis baik dalam bentuk disfungsi
atau perubahan patologis yang ditimbulkan akibat emosi yang kronis yang
disalurkan melalui susunan saraf autonom (Kartono & Gulo, 1978). Bahasa
yang lebih sederhana adalah gangguan fisik yang disebabkan oleh tekanan
emosi yang bereaksi berlebihan (Kartono & Gulo, 1978). Roan (1979)
menjelaskan istilah psikosomatis digunakan untuk menjelaskan dua hal yakni:
a. Untuk menyatakan cara pendekatan klinis dalam ilmu kedokteran dimana
manusia dianggap mempunyai tubuh dan jiwa yang saling berdampingan,
dimana keduanya akan menderita bila terdapat suatu penyakit.
b. Untuk menyatakan sekelompok penyakit atau sindroma yang dinyatakan
dalam gangguan atau kerusakan jaringan fisik maupun fungsinya
terutama gangguan fungsi susunan saraf autonom dimana faktor emosi
memegang peranan penting.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
Berdasarkan teori diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa psikosomatis
adalah sekumpulan penyakit fisik baik dalam bentuk disfungsi atau perubahan
patologis
yang disebabkan oleh adanya emosi yang berlebihan dalam diri
seseorang yang disalurkan melalui susunan saraf autonom.
2. Jenis – Jenis Psikosomatis
Prawirohardjo (1973) dalam bukunya membuat klasifikasi atas jenisjenis psikosomatik dalam beberapa bentuk, dengan bantuan terjemahan bahasa
penyakit dari kamus Kedokteran Dorland (Hartanto, dkk., 2002)
a. Bagian sistem cardiovascular, berkaitan dengan jantung dan pembuluh
darah.
b. Bagian sistem gastrointestinal, berkaitan dengan lambung dan usus.
c. Bagian sistem musculoskeletal, berkaitan dengan sistem kompleks yang
melibatkan otot-otot dan kerangka tubuh.
d. Bagian sistem respiratory, berkaitan dengan sistem pernafasan.
e. Bagian sistem endocrine, berkaitan dengan organ atau struktur yang
mengeluarkan bahan yang dihasilkannya ke dalam darah atau cairan
limfe.
f. Bagian sistem kulit
g. Bagian sistem genitourinary, berkaitan dengan organ genital.
h. Bagian sistem nervorum, berkaitan dengan sistem saraf.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
3. Penyebab Psikosomatis
Kartono dan Kartini (1980) menjelaskan bahwa kondisi psikhe atau jiwa
menentukan timbulnya penyakit soma atau badaniah. Sebagai contoh ketakutan
hebat mengakibatkan detak jantung yang cepat dan rasa lemas pada tubuh.
Detak jantung yang cepat dan rasa lemas merupakan fisiologis yang
diidentifikasikan sebagai produk dari konflik emosionil dan kecemasankecemasan kronis.
(Prawirohardjo, 1973) menjelaskan bahwa individu dengan mental yang
sehat memiliki ego yang berfungsi dengan baik berarti ego bisa menyalurkan
dorongan-dorongan insting maupun material-material konflik lainnya dengan
baik. Akan tetapi jika ego gagal dalam melaksanakan tugasnya maka akibatnya
adalah penyakit mental. Bila dalam penyaluran tersebut ego mengekspresikan
ke dalam penyakit-penyakit organ melalui susunan saraf autonom maka
hasilnya adalah suatu penyakit psikosomatis.
Tebbets (dalam Fathonnah, 2012) menjelaskan bahwa kebanyakan
penyakit bersifat psikosomatis dipilih (untuk dimunculkan) pada level pikiran
bawah sadar untuk lari dari situasi yang dipersepsikan sebagai suatu tekanan
mental berlebihan yang disebabkan oleh emosi destruktif seperti: marah, benci,
dendam, takut dan perasaan bersalah. Ruesch (dalam Roan, 1979) menjelaskan
gangguan psikosomatis merupakan akibat dari ketegangan jiwa oleh perubahanperubahan sosial dan mobilitas yang sering terjadi karena adanya tekanan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24
ambisi yang tinggi, kebutuhan akan konformitas dan penekanan dari dorongan
naluri.
David dan leslie (dalam, Fathonnah, 2012) menjelaskan 7 hal yang
dapat menjadi penyebab penyakit psikosomatis yakni:
a. Internal conflict: konflik diri yang melibatkan dua bagian atau ego state.
b. Organ Language: bahasa yang digunakan oleh seseorang dalam
mengungkapkan perasaannya, misal: “ia bagaikan duri dalam daging
yang membuat tubuh saya sakit”. Bila pernyataan ini diulang maka
pikiran bawah sadar akan membuat bagian tubuh tertentu menjadi sakit
sesuai dengan sematik yang digunakan.
c. Motivation/secondary gain: keuntungan yang didapat seseorang dengan
sakit yang dideritanya, misalnya: perhatian orang tua, suami, istri atau
lingkungannya, atau menghindari beban tanggung jawab tertentu.
d. Past experience: pengalaman masa lalu yang bersifat trauma yang
mengakibatkan munculnya emosi negatif yang intens dalam diri
seseorang.
e. Identification: penyakit yang muncul akibat diidentifikasikan dengan
seseorang atau figur otoritas yang dikaguminya, misalnya: seseorang akan
mengalami sakit seperti yang dialami oleh figur otoritasnya.
f. Self punishment: pikiran bawah sadar membuat seseorang sakit, karena
memiliki perasaan bersalah akibat melakukan suatu hal tindakan yang
bertentangan dengan nilai hidup yang dipegang orang tersebut.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25
g. Imprint: pemikiran yang masuk ke pikiran bawah sadar saat seseorang
mengalami emosi yang intens, misalnya: orang tua menanamkan program
pikiran bawah sadar anak dengan berkata “jangan sampai kehujanan,
nanti bisa flu, pilek, dan demam”.
4. Pengukuran Psikosomatis
Pengukuran-pengukuran psikosomatis sering dilakukan dalam dunia
medis. Pengukuran psikosomatis dilakukan dengan menggunakan konstruksi
psikologis.
Salah
sataunya
Psychosomatic
Symptom
Inventory
yang
dikembangkan oleh Philips (1971). Digunakan untuk mengukur gejala
psikosomatis yang dialami oleh orang dewasa (Rosa & Allan Mazur, 1974).
Psychosomatic Symptoms
yang dikembangkan oleh Derogatis (1979)
berdasarkan The Hopkins Symptoms Checklist (HSCL) yang memiliki tiga-sub
skala yakni: depression, anxiety dan somatization (Wolpin, Ronald & Esther,
2004).
Pada penelitian ini pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala
yang dikembangkan oleh Yuriko Takata dan Yumiko (2004) di negara Jepang,
yaitu: Psychosomatic Complaint Scale. Terdapat 30 item yang dikembangkan
berdasarkan hasil survei terhadap 400 orang dewasa yang mengalami
psikosomatis. Validitas menggunakan proses expert judgment yang dilakukan
oleh dokter medis dan psikiater ahli psikosomatis. Proses reliabilitas dilakukan
dengan test-retest pada tahun 1997, 1998 dan 1999 dengan menggunakan
karakteristik subjek yang sama yakni orang dewasa. Pengembang skala
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
menggunakan tujuh aspek dalam pengukuran psikosomatis yang sama dengan
hasil temuan klasifikasi psikosomatis oleh Prawiraharjo (1973). Respon skala
menggunakan format Likert dengan skor 1 sampai 4.
C. Dinamika Pelcehan Seksual di Tempat Kerja dengan Psikosomatis
Secara keseluruhan penelitian tentang pelecehan seksual di tempat kerja
menemukan bahwa dampak pelecehan seksual adalah efek negatif (Maypole &
Rosemarie, 1983) baik dampak negatif
secara fisik maupun secara emosional
(Crooks & Karla, 1983). Hasil penelitian Julian, dkk. (1996) menemukan dampak
secara langsung yang dialami korban pelecehan seksual adalah merubah mood korban
menjadi negatif dalam bentuk kecemasan dan/atau depresi.
Seseorang bisa mengalami gangguan secara fisik akibat adanya gangguan
secara psikis atau emosi dalam diri (El Quussy, 1974). Canon (dalam Roan, 1979)
telah menyelidiki adanya hubungan yang sangat erat antara kondisi emosi seseorang
dengan fungsi tubuh seseorang, misalnya hubungan erat antara susunan saraf
autonom dengan rasa takut atau marah. Ketika seseorang memiliki tekanan emosi
yang bereaksi secara berlebihan, hal tersebut mampu mengakibatkan gangguan fisik
(Kartono & Gulo, 1978).
Tebbets (dalam Fathonnah, 2012) menjelaskan bahwa suatu tekanan mental
yang berlebihan yang disebabkan oleh emosi destruktif seperti marah, benci, dendam,
takut dan perasaan bersalah dapat mengakibatkan munculnya gejala psikosomatis.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
Prawiroharjo (1973) menjelaskan bahwa ketika fungsi ego tidak berfungsi dengan
baik, yang berarti ego tidak bisa menyalurkan material-material konflik dengan benar,
menyebabkan ego akan mengekspresikan material konflik tersebut ke dalam susunan
saraf
autonom,
sehingga
menimbulkan
reaksi
psikosomatis.
Roan
(1979)
menjelaskan bahwa proses emosi yang terdapat pada otak dapat disalurkan melalui
susunan saraf autonom ke dalam alat-alat viseral sehingga menimbulkan gejala
psikosomatis.
Ketika seseorang mengalami pelecehan seksual di tempat kerja yang
dilakukan oleh atasan atau rekan kerja nya, maka secara langsung korban pelecehan
seksual tersebut akan mengalami perubahan mood menjadi negatif baik dalam bentuk
kecemasan ataupun depresi (Julian, dkk., 1996). Ketika mood negatif tersebut muncul
secara intens dan bereaksi secara berlebihan dalam diri korban pelecehan seksual
(Kartono & Gulo, 1979) serta ego korban tidak mampu bekerja dengan baik dalam
menyalurkan material konflik tersebut (mood negatif), maka membuat ego akan
mengekspresikan material konflik tersebut melalui susunan saraf autonom
(Prawiroharjo, 1973) ke dalam alat-alat viseral (Roan, 1979) sehingga menimbulkan
korban pelecehan seksual mengalami psikosomatis.
Korban pelecehan seksual dapat mengalami pengalaman traumatik dan
perasaan bersalah ketika dirinya dilecehkan (Crooks & Karla, 1983). Pengalaman
masa lalu yang bersifat trauma dan rasa bersalah diri atau self punishment
mengakibatkan munculnya emosi negatif yang intens dalam diri korban pelecehan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28
seksual (David Cheek & Leslie, 1968; Fathonah, 2012). Ketika ego korban tidak
mampu bekerja dengan baik dalam menyalurkan material konflik tersebut (mood
negatif), maka membuat ego akan mengekspresikan material konflik tersebut melalui
susunan saraf autonom (Prawiroharjo, 1973) ke dalam alat-alat viseral (Roan, 1979)
sehingga menimbulkan korban pelecehan seksual mengalami psikosomatis.
Ketika korban pelecehan seksual mengungkapkan perasaannya melalui bahasa
tubuh yang digunakannya, contohnya menganggap pelaku bagai duri dalam daging
yang membuat tubuhnya sakit(David Cheek & Leslie, 1968; Fathonah, 2012). Bila
pernyataan ini diulang terus menerus, maka pikiran bawah sadar akan menangkap
pernyataan tersebut (David Cheek & Leslie, 1968; Fathonah, 2012) dan dalam otak
ego akan menyalurkan material konflik tersebut melalui susunan saraf autonom ke
dalam alat-alat viseral dan hal tersebut menyebabkan korban pelecehan seksual
mengalami psikosomatis.
D. Hipotesis
Berdasarkan dinamika antara pelecehan seksual di tempat kerja dan psikosomatis,
maka peneliti mengangkat satu hipotesis yakni pelecehan seksual di tempat kerja
mampu memprediksi munculnya psikosomatis.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29
Seseorang mengalami tindakan
pelecehan seksual yang dilakukan
oleh atasan atau rekan kerjanya
Secara langsung korban akan mengalami
perubahan mood menjadi negatif dalam
bentuk kecemasan/depresi (Julian, dkk.,
1996).
Ketika mood negatif muncul secara intens dan bereaksi secara
berlebihan dalam diri korban pelecehan seksual (Kartono & Gulo,
1979) serta ego korban tidak mampu bekerja dengan baik dalam
menyalurkan material konflik tersebut
Membuat ego mengekspresikan material
konflik tersebut melalui susunan saraf
autonom (Prawiroharjo, 1973)
Membawa masuk ke
dalam alat-alat
viseral (Roan, 1979)
Korban Pelecehan seksual di tempat
kerja mengalami Psikosomatis
Gambar 1. Dinamika Pelecehan Seksual di Tempat Kerja dengan Psikosomatis
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30
Seseorang mengalami tindakan
pelecehan seksual yang dilakukan
oleh atasan atau rekan kerjanya
Secara langsung korban akan mengalami
perubahan mood menjadi negatif dalam
bentuk kecemasan/depresi (Julian, dkk.,
1996).
Mengalami
pengalaman traumatik
(Crooks & Karla,
1983)
Mengalami Perasaan
bersalah/ self punishment
(Crooks & Karla, 1983)
Memunculkan emosi negatif yang
intens dalam diri korban (David Cheek
& Leslie, 1968; Fathonah, 2012)
Pengungkapan perasaan
korban pelecehan
melalui bahasa tubuh
Pikiran bawah dasar akan menangkap
pernyataan tersebut (David Cheek &
Leslie, 1968; Fathonah, 2012)
Ego tidak bekerja dengan baik, membuat ego
mengekspresikan material konflik tersebut melalui
susunan saraf autonom (Prawiroharjo, 1973)
Membawa masuk ke
dalam alat-alat
viseral (Roan, 1979)
Korban Pelecehan Seksual
mengalami Psikosomatis
Gambar 2. Dinamika Pelecehan Seksual di Tempat Kerja dengan Psikosomatis
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua jenis penelitian yakni deskriptif dan regresi.
Deskriptif adalah penelitian yang melibatkan satu variabel pada satu kelompok tanpa
menghubungkan dengan variabel lain atau membandingkan dengan kelompok lain
(Purwanto, 2008). Deskriptif digunakan untuk melihat deskripsi pelecehan seksual di
tempat kerja. Regresi adalah penelitian yang menginvestigasi tentang hubungan
fungsional di antara beberapa variabel (Nawari, 2010). Regresi digunakan untuk
melihat prediksi pelecehan seksual di tempat kerja terhadap munculnya psikosomatis.
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan objek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian dalam suatu penelitian (Arikunto, 2006). Variabel merujuk pada
karakteristik atau atribut dari individu atau kelompok yang dapat diukur atau
diobservasi dan bervariasi antara individu atau kelompok yang sedang dipelajari
(Cresswell, 2007). Penelitian ini menggunakan pelecehan seksual di tempat kerja
sebagai variabel bebas atau variabel prediktor dan psikosomatis sebagai variabel
terikat atau variabel kriterium.
31
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32
C. Definisi Operasional
1. Pelecehan Seksual di Tempat Kerja
Berdasarkan definisi teoritis pada landasan teori, maka peneliti
mengangkat definisi operasional pelecehan seksual di tempat kerja pada
penelitian ini adalah perilaku menghina, merendahkan, mengganggu,
merugikan dan tidak diinginkan yang mengandung unsur seksual dan
dilakukan oleh atasan atau rekan kerja secara sengaja dan berulang dalam
lingkungan kerja. Perilaku pelecehan seksual di tempat kerja tergolong dalam
tiga dimensi yakni: gender harassment, unwanted sexual attention dan sexual
coercion, dalam bentuk perilaku pelecehan seksual secara fisik, secara verbal,
dengan bahasa tubuh, bersifat tertulis atau grafis dan psikologis/emosional.
Pengukuran pelecehan seksual di tempat kerja menggunakan skala
SEQ-DoD dengan respon Likert 1 sampai 5. Semakin tinggi skor yang
diperoleh dalam pengukuran menunjukkan semakin sering seseorang tersebut
mengalami pelecehan seksual di tempat kerja.
2. Psikosomatis
Berdasarkan definisi teoritis pada landasan teori, maka peneliti
mengangkat definisi operasional psikosomatis pada penelitian ini adalah
sekumpulan penyakit fisik baik dalam bentuk disfungsi ataupun perubahan
patologis yang disebabkan oleh adanya emosi yang berlebihan dalam diri
seseorang yang disalurkan melalui susunan syaraf autonom. Tergolong dari
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
beberapa jenis bagian sistem antara lain: sistem cardiovascular,
sistem
gastrointestinal, sistem musculoskeletal, sistem respiratory, sistem endocrine,
sistem kulit, sistem genitourinary, sistem nervorum. Pengukuran psikosomatis
menggunakan skala PCS dengan respon Likert 1 sampai 4. Semakin tinggi
skor yang diperoleh dalam pengukuran menunjukkan
semakin sering
seseorang tersebut mengalami psikosomatis,
D. Subjek Penelitian
Dalam menentukan subjek, penelitian ini menggunakan
nonprobability
sampling dimana tidak setiap anggota populasi mempunyai peluang terpilih sebagai
sample (Purwanto, 2008). Berdasarkan definisi teoritis dan tujuan penelitian maka
peneliti menentukan kriteria subjek adalah orang-orang yang bekerja di sebuah
tempat kerja dan memiliki atasan atau rekan kerja dalam bekerja. Peneliti menyadari
bahwa pelecehan seksual adalah hal yang sensitif di kalangan masyarakat, sehingga
peneliti tidak memasukkan pengalaman pelecehan seksual di tempat kerja sebagai
kriteria subjek penelitian.
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode
angket yang merupakan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topik
tertentu yang diberikan kepada subjek (Tukiran & Hidayati, 2011). Angket
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
yang digunakan merupakan angket berbentuk skala yakni serangkaian level,
tingkatan atau nilai yang mendeskripsikan derajat tertentu (Tukiran &
Hidayati, 2011).
Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yakni online dan
langsung. Pengumpulan data online dilakukan dengan menyebarkan link
angket melalui media sosial dan pesan singkat dan melalui surat resmi yang
disebar di beberapa tempat kerja dengan menyertakan link angket di dalam
surat. Pengumpulan data langsung dilakukan dengan cara menemui secara
langsung subjek penelitian di tempat kerja dengan menyertakan surat resmi
perijinan pengambilan data
Pengumpulan data online dikhususkan untuk para pekerja yang
bekerja
dengan
menggunakan
gadget
di
kesehariannya.
Sedangkan
pengumpulan data langsung dikhususkan untuk para pekerja yang kurang
begitu paham dengan penggunaan gadget atau jarang bersinggungan dengan
gadget, juga untuk para pekerja yang bekerja di luar ruangan.
2. Alat Pengumpulan Data
Pada penelitian ini peneliti menggunakan adaptasi skala pada kedua
variabel penelitian untuk mengungkap data penelitian. Peneliti menggunakan
adaptasi skala Sexual Experience Questionnaire versi Department of Defense
atau SEQ-DoD
untuk variabel pelecehan seksual di tempat kerja dan
adaptasi skala Psychosomatic Complaint Scale atau PCS untuk variabel
psikosomatis.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35
a. SEQ-DoD
Sexual Experience Questionnaire versi Department of Defense
atau SEQ-DoD merupakan skala yang dikembangkan oleh Fitzgerald
dengan bantuan para kolega dan muridnya. Pertimbangan peneliti
memilih skala SEQ-DoD karena SEQ merupakan skala yang cukup
banyak digunakan pada beberapa penelitian sebelumnya untuk
mengukur pelecehan seksual, sedangkan versi DoD merupakan skala
SEQ yang digunakan untuk mengukur pelecehan seksual di tempat
kerja dan dapat digunakan untuk subjek pria dan wanita.
Skala SEQ-DoD
menghubungkan
antara
definisi
legal
pelecehan seksual di tempat kerja dengan social behavior construct
(Gutek, 2004). Fitzgerald menjelaskan bahwa defenisi legal tidak
cukup mampu dalam merepresentasikan bentuk perilaku pelecehan
seksual, sehingga diperlukan juga untuk melihat bentuk konstruk dari
social behavior pelecehan seksual dalam suatu konteks sosial (Gutek,
2004). Maka selain mengadaptasi peneliti perlu melihat bentuk
konstruk dari sosial behavior pelecehan seksual di tempat kerja
dengan melakukan survei dengan satu pertanyaan terbuka pada 100
orang pekerja (50 pria dan 50 wanita) tanpa membedakan usia,
jabatan, tempat kerja, lama bekerja serta latar belakang pendidikan
terakhir. Berikut bentuk pertanyaan angket terbuka pada 100 pekerja:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36
“Menurut Anda, apa saja tindakan yang Tidak Menyenangkan atau
Tidak Diinginkan yang bersifat cabul/seronok/mesum/hal yang berunsur
seksual yang tejadi di tempat kerja ?”
Berdasarkan hasil survei peneliti melakukan pengelompokan
hasil survei dari 100 orang pekerja (terlampir) diperoleh 11 item untuk
item tambahan dari skala SEQ-DoD. 11 item merupakan bentukbentuk perilaku pelecehan seksual yang belum ada pada skala SEQDoD. Terdapat perbedaan antara item asli dan item tambahan skala,
contohnya pada dimensi unwanted sexual attention pada item asli
”Atasan atau rekan kerja mengajak saya berkencan” dan pada item
tambahan “Atasan atau rekan kerja mengirimkan pesan menggoda atau
mesum melalui pesan singkat (misalnya; SMS, WA, BBM, dsb)”.
Kedua perilaku menunjukkan bahwa perbedaan jaman mempengaruhi
perubahan perilaku pelecehan seksual di tempat kerja. Perbedaan lain
dapat dilihat pada lampiran blueprint skala SEQ-DoD.
Total item yang digunakan pada skala SEQ-DoD pada
penelitian ini sebanyak 33 item, 22 item yang terdapat pada skala asli
SEQ-DoD dan 11 item diperoleh dari hasil survei. Sesuai dengan skala
SEQ-DoD, respon skala menggunakan format skala likert dengan skor
1 sampai 5 (tidak pernah – setiap saat). Berikut tabel sebaran item dan
tabel skor skala SEQ-DoD:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
Tabel 1
Sebaran Item Skala SEQ-DoD
Aspek
Gender
Harassment
Nomer Item
Item hasil
Item SEQ-DoD
survei
2, 14, 20, 24, 25,
26
4, 13, 17
27, 28, 29
Unwanted Sexual
Attention
19, 23, 30, 31
Sexual Coercion
3, 5, 9, 18, 21, 22
32, 33
Jumlah
1, 6, 7, 8, 10, 11,
12, 15, 16
Jumlah
12
13
8
33
Tabel 2
Skor Skala SEQ-DoD
Respon
Tidak pernah
Sekali-dua kali
Kadang-kadang
Sering
Setiap saat
Skor
1
2
3
4
5
b. PCS
Psychosomatic Complaint Scale atau PCS merupakan skala
yang dikembangkan oleh Yuriko Takata dan Yumiko di negara
Jepang. Pertimbangan peneliti memilih skala PCS karena PCS
merupakan skala yang mengukur psikosomatis secara umum tanpa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38
spesifikasi bagian penyakit tertentu, serta digunakan pada subjek
dewasa. Meskipun skala di kembangkan di negara Jepang, peneliti
beranggapan bahwa skala PCS tetap bebas dari budaya karena setiap
manusia memiliki mekanisme fisik yang sama dalam merespon emosi
yang ada dalam dirinya (Canon, 1939; Roan, 1979). Total item pada
skala PCS sebanyak 30 item dengan format respon likert skor 1
sampai 4 (tidak pernah sampai sering). Berikut tabel sebaran item dan
tabel skor skala PCS:
Tabel 3
Sebaran Item Skala PCS
Aspek
Sistem Cardiovascular dan
pembuluh darah
Sistem Gastrointestinal
Sistem Musculoskeletal
Sistem Respiratory
Sistem Endocrine
Sistem Kulit
Sistem Genitourinary
Sistem Nervorum
Total
Nomor item
1, 2, 9, 16,
3, 4, 5, 6
7, 8, 14, 15, 18, 22
10, 17, 24
12, 19, 26, 27
13, 25, 28
20, 23, 30
11, 21, 29
Jumlah
4
4
6
3
4
3
3
3
30
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
Tabel 4
Skor Skala PCS
Respon
Tidak pernah
Jarang
Kadang-kadang
Sering
Skor
1
2
3
4
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
1. Validitas Alat Ukur
Validitas atau kesahihan menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
mampu mengukur apa yang ingin diukur (Siregar, 2013). Untuk menentukan
validitas pada alat ukur penelitian ini, peneliti menggunakan metode validitas
isi atau content validity. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi
melalui pengujian terhadap kelayakan atau revalansi isi tes dengan
menggunakan analisis rasional oleh panel yang berkompeten atau melalui
expert judgment (Hendryadi, 2014).
a. SEQ-DoD
Pada skala SEQ-DoD proses expert judgment dilakukan oleh
dosen pembimbing peneliti dan beberapa mahasiswa psikologi
Universitas Sanata Dharma untuk melihat kesesuaian item-item SEQDoD khususnya pada item-item tambahan hasil survei terbuka.
Peneliti juga melakukan proses back-translation yang dibantu oleh
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40
dosen pembimbing peneliti
serta mahasiswa psikologi dan sastra
inggris Universitas Sanata Dharma. Skala SEQ-DoD diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia, untuk melihat kesesuaian tata bahasa skala
kembali
diterjemahkan
ke
dalam
bahasa
Inggris
kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
b. PCS
Proses expert judgment skala PCS dilakukan oleh dosen
pembimbing peneliti untuk melihat kesesuaian item-itemnya. Peneliti
juga melakukan proses back-translation dengan bantuan dosen
pembimbing peneliti dan mahasiswa psikologi Universitas Sanata
Dharma. Skala PCS diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, untuk
melihat kesesuaian tata bahasa skala kembali diterjemahkan ke dalam
bahasa Inggris kemudian diterjemahkan lagi ke dalam bahasa
Indonesia. Dikarenakan skala PCS berkaitan dengan istilah penyakit,
maka peneliti dengan bantuan mahasiswa famasi Universitas Sanata
Dharma mencoba membahasakan nama penyakit ke dalam bahasa
yang lebih dipahami oleh masyarakat awam.
2. Reliabilitas Alat Ukur
Secara garis besar ide pokok yang terkandung dalam konsep
reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya
(Azwar, 1997). Pengujian reliabilitas terhadap hasil ukur skala psikologi
dilakukan bilamana item-item yang terpilih lewat prosedur analisis item telah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41
dikompilasikan menjadi satu (Azwar, 1999). Reliabilitas dinyatakan oleh
koefisiensi reliabilitas (rxx’) yang angkanya berada dalam rentan dari 0
sampai dengan 1.00. Semakin nilai koefisiensi reliabilitas mendekati angka
1.00 maka semakin tinggi reliabilitasnya, sebaliknya jika nilai koefisiensi
mendekati angka 0 maka semakin rendah reliabilitasnya. Proses seleksi item
dilakukan dengan melihat nilai korelasi item total pada masing-masing item.
Item yang baik memiliki nilai rix ≥ 0.30 (Azwar, 1999).
a. SEQ-DoD
Pada skala SEQ-DoD asli memiliki nilai Cronbach’s Alpha
sebesar α = 0.83 pada wanita dan α = 0.79 pada pria (Fitzgerald, dkk.,
1999) sehingga dapat dikatakan skala asli memiliki reliabilitas yang
tinggi. Pada skala SEQ-DoD yang digunakan penelitian ini memiliki
nilai Cronbach’s Alpha sebagai berikut :
Tabel 5
Reliabilitas skala SEQ-DoD
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Item
0.966
33
Hasil tabel menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha pada skala
SEQ-DoD sebesar α = 0.966. Hal tersebut menunjukkan bahwa skala
SEQ-DoD yang digunakan memiliki reliabilitas yang tinggi. Pada
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42
masing-masing item skala SEQ-DoD memiliki nilai minimal rix
sebesar 0.52, sehingga dari 33 item tidak ada terseleksi.
b. PCS
Pada skala asli PCS dilakukan proses test-retest untuk melihat
reliabilitas skala. Pengukuran dilakukan pada tahun 1997, 1998 dan
1999 dengan menggunakan karakteristik subjek yang sama yakni
subjek dewasa dengan rentan usia 25 sampai 40 tahun. Pada
pengukuran pertama tahun 1997 diperoleh nilai Cronbach’s Alpha
sebesar α = 0.93, tahun 1998 diperoleh nilai
Cronbach’s Alpha
sebesar α = 0.91 dan di tahun 1999 diperoleh nilai Cronbach’s Alpha
sebesar α = 0.92. Hasil tersebut menunjukkan bahwa skala asli
memiliki reliabilitas yang tinggi. Pada skala PCS yang digunakan
penelitian ini memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebagai berikut :
Tabel 6
Reliabilitas skala PCS
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Item
0.934
30
Hasil tabel menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha pada skala
PCS sebesar α = 0.934. Hal tersebut menunjukkan bahwa skala PCS
yang digunakan memiliki reliabilitas yang tinggi. Pada masing-masing
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43
item skala SEQ-DoD memiliki nilai minimal rix
sebesar 0.38,
sehingga dari 30 item tidak ada terseleksi.
G. Metode Analisis Data
1. Analisis Data Deskriptif
Metode statistik deskriptif merupakan perhitungan yang sederhana dan
dilakukan untuk memperjelas karakteristik data dalam penelitian (Azwar,
1999). Siregar (2014) menjelaskan bahwa analisis deskriptif berkenaan
dengan bagaimana cara mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan atau
menguraikan data sehingga data mudah dipahami.
2. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas Residu
Dalam
regresi
untuk
pengujian
normalitas
sebaran,
tidak
menggunakan skor dependentnya melainkan skor residualnya (Santoso,
2010). Uji normalitas residu bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik memiliki distribusi
yang normal pada skor residualnya (Ghozali, 2006). Uji normalitas residu
penelitian ini menggunakan uji statistik dengan metode Kolmogorovsmirnov dengan nilai alpha sebesar 5%.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44
b. Uji Heterokedasitas
Uji heterokedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari skor residualnya (Ghozali,
2006). Model regresi yang baik adalah yang homoskedasitas atau tidak
terjadi heterokedasitas (Ghozali, 2006). Uji heterokedasitas penelitian ini
menggunakan uji statistik dengan metode uji Glejser dengan nilai alpha
sebesar 5%.
c. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk menyatakan bahwa ada hubungan
antar variabel yang hendak dianalisis mengikuti garis lurus (Santoso,
2010). Peningkatan atau penurunan kuantitas satu variabel akan diikuti
secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas di variabel
lainnya (Santoso, 2010). Uji linearitas penelitian ini menggunakan uji
statistik dengan metode Test for linearity dengan nilai alpha sebesar 5%.
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan metode linear
sederhana. Regresi linear sederhana digunakan untuk satu variabel bebas dan
satu variabel terikat (Siregar, 2009). Tujuan penerapan metode ini adalah
untuk meramalkan atau memprediksi besaran nilai variabel terikat yang
dipengaruhi oleh variabel terikat (Siregar, 2009).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti menyiapkan skala penelitian
dengan melakukan adaptasi skala yakni skala Sexual Experience Questionnaire
versi Department of Defense atau SEQ-DoD pada variabel pelecehan seksual di
tempat kerja dan skala Psychosomatic Complaint Scale atau PCS pada variabel
psikosomatis.
Sebelum
melakukan
adaptasi
peneliti
mengirimkan
izin
penggunaan skala pada penelitian ini pada masing-masing pengembang skala
melalui e-mail. Dikarenakan skala SEQ-DoD menghubungkan antara definisi
legal pelecehan seksual di tempat kerja dengan social behavior construct , maka
peneliti perlu melihat bentuk konstruk social behavior pelecehan seksual di
tempat kerja pada konteks sosial di Indonesia. Peneliti melakukan survei satu
pertanyaan terbuka terhadap 100 orang pekerja (50 pria dan 50 wanita) tanpa
membedakan usia, jabatan, tempat kerja, lama bekerja serta latar belakang
pendidikan terakhir pekerja. Hasil survei menemukan 11 item yang
menggambarkan bentuk perilaku pelecehan seksual di tempat kerja yang belum
ada pada skala asli SEQ-DoD.
Peneliti kemudian melakukan proses expert judgment pada skala SEQDoD dan skala PCS yang dilakukan oleh dosen pembimbing peneliti. Tahap
45
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46
selanjutnya peneliti melakukan proses back-translation pada kedua skala. Proses
back-translation dilakukan dengan bantuan dosen pembimbing peneliti serta
beberapa mahasiswa Psikologi dan Sastra Inggris Universitas Sanata Dharma.
Dikarenakan item-item PCS berkaitan dengan nama-nama penyakit maka peneliti
melakukan penyederhanaan nama penyakit dengan bantuan mahasiswa Farmasi
agar item mudah dipahami oleh masyarakat umum.
Persiapan terakhir peneliti menyiapkan skala ke dalam dua bentuk yakni
dalam bentuk online dan bentuk booklet. Pada bentuk online peneliti
memasukkan skala SEQ-DoD, skala PCS, pertanyaan data demografik subjek
dan
prosedur
pengerjaan
ke
dalam
program
online
yakni
www.surveymonkey.com. Pada bentuk booklet peneliti memasukkan skala SEQDoD, skala PCS, pertanyaan data demografik subjek dan prosedur pengerjaan ke
dalam angket booklet dan melakukan proses pencetakan.
B. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 13 Oktober 2015 sampai
30 November 2015 dengan menggunakan dua cara. Cara pertama dilakukan
secara online, peneliti menyebarkan link angket online melalui media sosial,
pesan singkat dan melalui surat resmi yang disebar di beberapa tempat kerja
dengan menyertakan link angket online di dalam surat pengantar. Cara pertama
ini dikhususkan untuk para pekerja yang dalam kesehariannya bekerja
menggunakan komputer atau gadget. Diharapkan pekerja yang menjadi subjek
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47
penelitian dapat dengan mudah mengisi angket penelitian melalui gadget dan
merasa privasi data mereka terjamin kerahasiaannya.
Cara kedua dilakukan secara langsung, peneliti langsung menemui
subjek penelitian di tempat kerja mereka dengan menyertakan surat resmi
perijinan penganbilan data. Cara kedua ini dikhususkan untuk para pekerja yang
tidak menggunakan gadget dalam bekerja atau kurang begitu paham dengan
penggunaan gadget serta untuk para pekerja yang bekerja di luar ruangan. Untuk
menjaga kerahasiaan data subjek penelitian, peneliti memasukkan masingmasing angket penelitian ke dalam amplop satu per satu.
Sebagai reward atas kesediaan pekerja menjadi subjek penelitian, peneliti
menyediakan reward untuk masing-masing subjek penelitian. Subjek yang
mengerjakan angket secara online mendapatkan reward pulsa regular, sedangkan
subjek yang mengerjakan angket secara langsung mendapat reward souvenir
kerjinan tangan.
C. Deskripsi Penelitian
1. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek yang diperoleh pada penelitian ini sebanyak 460 orang pekerja
yang berasal dari beberapa wilayah di Indonesia. Sebanyak 304 subjek
mengisi angket secara online, 156 subjek mengisi angket secara langsung dan
4 subjek mengirimkan hasil angket melalui e-mail. Peneliti melakukan
pengguguran sebanyak 182 subjek, hal tersebut dikarenakan subjek yang
gugur tidak lengkap dalam melakukan pengisian skala serta subjek dianggap
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48
tidak sesuai dengan kriteria penelitian. Total subjek yang digunakan pada
penelitian ini sebanyak 278 subjek.
Setelah melakukan proses penguguran, peneliti mulai medeskripsikan
subjek berdasarkan data demografi subjek yakni: usia, identitas seksual, status
relasi, tingkat pendidikan terakhir, jenis lapangan kerja, masa bekerja, jenis
instansi, jabatan, jumlah dominasi rekan kerja dan domisili kerja. Semua hasil
deskripsi subjek ditentukan oleh subjek penelitian sendiri dengan cara mengisi
pertanyaan dengan jawaban singkat atau dengan memilih pilihan yang telah
dicantumkan peneliti dalam angket data demografik subjek.
Pertama peneliti mendeskripsikan subjek berdasarkan usia subjek
penelitian, berikut tabel deskripsi subjek berdasarkan usia:
Tabel 7
Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia
Usia
18 - 20 tahun
21 - 30 tahun
31 - 40 tahun
41 - 50 tahun
51 - 60 tahun
Total
Frequency
7
169
40
50
12
278
Percent
2.5%
60.8%
14.4%
18%
4.3%
100%
Hasil deskripsi menunjukkan bahwa subjek penelitian ini didominasi oleh
pekerja yang berusia sekitar 21 tahun sampai 30 tahun, sedangkan subjek
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
49
yang berusia 11 tahun sampai 20 tahun berjumlah paling sedikit dan diikuti
oleh subjek yang berusia 51 tahun sampai 60 tahun.
Kedua peneliti mendeskripsikan subjek berdasarkan identitas seksual
seksual subjek penelitian, berikut tabel deskripsi subjek penelitian
berdasarkan identitas seksual:
Tabel 8
Deskripsi Subjek Berdasarkan Identitas Seksual
Identitas Seksual
Pria Maskulin
Pria Agak Feminin
Pria Feminin
Wanita Feminin
Wanita Agak Maskulin
Wanita Maskulin
Total
Frequency
120
19
5
86
42
6
278
Percent
43.3%
6.9%
1.8%
31%
14.8%
2%
100%
Hasil deskripsi menunjukkan bahwa subjek penelitian didominasi oleh subjek
pria maskulin dan wanita feminin, sedangkan jumlah paling kecil merupakan
subjek pria feminin dan wanita maskulin. Ketiga peneliti mendeskripsikan
subjek berdasarkan status relasi yang dimiliki oleh subjek, berikut hasil tabel
deskripsi subjek berdasarkan status relasi yang dimiliki:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50
Tabel 9
Deskripsi Subjek Berdasarkan Status Relasi
Status Relasi
Lajang
Berpacaran
Bertunangan
Menikah
Total
Frequency
87
76
4
111
278
Percent
31.3%
27.3%
1.4%
39.9%
100%
Hasil deskripsi menunjukkan bahwa jumlah subjek didominasi oleh subjek
yang memiliki relasi perkawinan, sedangkan subjek dengan relasi pertunangan
memiliki jumlah paling sedikit dibandingkan subjek yang memiliki relasi
berpacaran dan lajang.
Keempat peneliti mendeskripsikan subjek berdasarkan tingkat
pendidikan terakhir yang dimiliki oleh subjek, berikut tabel deskripsi subjek
berdasarkan tingkat pendidikan terakhir:
Tabel 10
Deskripsi Subjek Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir
Pendidikan
SD
SMP
SMA/SMK
D1, D2, D3
S1/D4
S2, S3
Total
Frequency
3
3
89
39
128
16
278
Percent
1.1%
1.1%
32.1%
13.7%
46.2%
5.8%
100%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51
Hasil deskripsi menunjukkan subjek penelitian didominasi oleh subjek dengan
latar belakang pendidikan terakhir S1/D4, sedangkan subjek dengan
pendidikan terakhir SD dan SMP berjumlah paling sedikit. Kelima peneliti
mendeskripsikan subjek berdasarkan jenis lapangan pekerjaan subjek, berikut
tabel deskripsi subjek berdasarkan jenis lapangan kerja:
Tabel 11
Deskripsi Subjek Berdasarkan Jenis Lapangan Kerja
Jenis Bidang Pekerjaan
Administrasi
Badan Keamanan Negara
Badan Pemerintahan
Informasi dan Komunikasi
Jasa Akomodasi
Jasa Distributor
Jasa Kesehatan
Jasa Keuangan dan Asuransi
Jasa Konstruksi
Jasa Konsultasi
Jasa Pelayanan Masyarakat
Jasa Pelayanan Rumah Tangga
Jasa Pembuatan Design Grafis
Jasa Pendidikan
Jasa Profesional dan Teknisi
Kesenian, Hiburan dan Rekreasi
Pabrik atau Industri
Perdagangan / Wirausaha
Perpustakaan
Total
Frequency
21
1
9
27
43
1
8
37
1
6
2
20
1
43
11
7
21
15
4
278
Percent
7.6%
0.4%
3.3%
9.7%
15.5%
0.4%
2.9%
13.4%
0.4%
1.8%
0.7%
7.2%
0.4%
15.5%
4%
2.5%
7.6%
5.6%
1.4%
100%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
Hasil deskripsi menunjukkan bahwa subjek didominasi oleh pekerja bidang
jasa akomodasi dan jasa pendidikan dan jasa keuangan dan asuransi,
sedangkan subjek yang bekerja di bidang badan keamanan negara, jasa
distributor, jasa konstruksi, dan jasa pembuatan design grafis berjumlah paling
sedikit.
Keemam peneliti mendiskripsikan subjek berdasarkan masa bekerja
subjek di tempat kerjanya, berikut hasil tabel deskripsi subjek berdasarkan
masa kerja:
Tabel 12
Deskripsi Subjek Berdasarkan Masa Kerja
Masa Bekerja
Kurang dari 1 tahun
1 sampai 5 tahun
6 sampai 10 tahun
11 sampai 15 tahun
Diatas 15 tahun
Total
Frequency
57
118
37
20
46
278
Percent
20.6%
42.2%
13.4%
7.2%
16.6%
100.%
Hasil deskripsi menunjukkan bahwa subjek didominasi oleh pekerja yang
bekerja antara 1 tahun hingga 5 tahun masa bekerja, sedangkan subjek yang
bekerja antara 11 tahun hingga 15 tahun berjumlah paling sedikit. Ketujuh
peneliti mendeskripsikan subjek berdasarkan jenis instansi tempat subjek
bekerja, berikut tabel deskripsi subjek berdasarkan jenis instansi tempat
subjek bekerja:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53
Tabel 13
Deskripsi Subjek Berdasarkan Jenis Instansi
Instansi
Negeri
Swasta
Total
Frequency
26
252
278
Percent
9.4%
90.6%
100%
Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar subjek penelitian merupakan
pekerja yang bekerja di instansi swasta, sedangkan subjek yang bekerja pada
instansi negeri berjumlah sangat sedikit jika dibandingkan dengan instansi
swasta.
Kedelapan peneliti mendeskripsikan subjek berdasarkan jabatan
subjek di tempat kerja, berikut tabel deskripsi subjek berdasarkan jabatan
yang dimiliki subjek:
Tabel 14
Deskripsi Subjek Berdasarkan Jabatan
Jabatan
Direktur
Manajer
Supervisor
Staf
Total
Frequency
3
20
24
231
278
Percent
1.1%
7.2%
8.7%
83.0%
100%
Hasil deskripsi menunjukkan bahwa subjek penelitian didominasi oleh pekerja
yang memiliki jabatan staf, sedangkan jabatan direktur berjumlah paling
sedikit dibandingkan subjek dengan jabatan supervisor atau manajer.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54
Kesembilan peneliti mendeskripsikan subjek berdasarkan jumlah dominasi
rekan kerja yang dimiliki oleh subjek di tempat kerja, berikut tabel deskripsi
subjek berdasarkan jumlah dominasi rekan kerja subjek di tempat kerja:
Tabel 15
Deskripsi Subjek Berdasarkan Jumlah Rekan Kerja
Jumlah Rekan Kerja
Jumlah pria jauh lebih banyak
Jumlah pria agak lebih banyak
Jumlah pria dan wanita seimbang
Jumlah wanita agak lebih banyak
Jumlah wanita jauh lebih banyak
Total
Frequency
80
46
85
46
21
278
Percent
28.8%
16.5%
30.6%
16.5%
7.6%
100.0%
Hasil deskripsi menunjukkan bahwa subjek penelitian didominasi oleh pekerja
yang memiliki jumlah rekan kerja antara pria dan wanita seimbang dan
pekerja yang memiliki jumlah rekan kerja pria jauh lebih banyak. Terakhir
peneliti mendeskripsikan subjek bedasarkan domisili tempat subjek bekerja,
berikut tabel deskripsi subjek berdasarkan domisili tempat subjek bekerja:
Tabel 16
Deskripsi Subjek Berdasarkan Domisili Kerja
Domisili
Bandung
Bantul
Banyumas
Batu
Bekasi
Frequency
4
7
1
1
3
Percent
1.4%
2.5%
0.4%
0.4%
1.1%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55
Bogor
Cibubur
Cilacap
Denpasar
Depok
Gunung Kidul
Jakarta
Jambi
Jember
Klaten
Kota Waringin Timur
Kudus
Kulon Progo
Magelang
Makasar
Malang
Palembang
Pati
Pontianak
Prambanan
Semarang
Seminyak
Sleman
Solo
Sukaharjo
Surabaya
Tangerang
Tanjung Pandang
Tarakan
Tasikmalaya
Wonosari
Yogyakarta
Total
1
2
1
1
1
2
30
1
1
6
1
1
2
3
1
4
5
1
3
1
4
1
51
6
1
4
6
1
1
1
1
116
278
0.4%
0.7%
0.4%
0.4%
0.4%
0.7%
10.7%
0.4%
0.4%
2.2%
0.4%
0.4%
0.7%
1.1%
0.4%
1.4%
1.8%
0.4%
1.1%
0.4%
1.4%
0.4%
18.3%
2.2%
0.4%
1.4%
2.2%
0.4%
0.4%
0.4%
0.4%
41.8%
100%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
56
Hasil menunjukkan bahwa penelitian ini didominasi oleh pekerja wilayah
provinsi D.I Yogyakarta dan provinsi DKI Jakarta. Sebagian besar subjek
penelitian merupakan pekerja yang bekerja di wilayah-wilayah pulau jawa.
2. Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data penelitian adalah cara menggambarkan karakteristik
atau ukuran sekelompok data yang dianalisis dengan menggunakan teknik
statistik, dengan tujuan memperoleh gambaran umum mengenai data yang
sedang diukur (Siregar, 2013). Pada proses deksripsi data penelitian peneliti
mencoba membandingkan nilai mean teorits dan nilai mean empiris pada
masing-masing variabel penelitian. Penghitungan mean teoritis menggunakan
cara manual sedangkan mean empiris menggunakan SPSS for Windows versi
22.0, berikut tabel deskripsi penelitian:
Tabel 17
Deskripsi Data Penelitian
Skala
SEQ-DoD
Pcs
Teoritis
Empiris
N Sig(p) Mean Min Max SD Mean Min Max SD
278 0.000
99
33 165 22
42.5
33 128 17.2
278 0.000
75
30 120 15
62.1
30 104
16
Hasi tabel menunjukkan pada variabel pelecehan seksual di tempat
kerja nilai mean teoritis diperoleh sebesar 99 sedangkan nilai mean empiris
diperoleh sebesar 42.5, hal tersebut menunjukkan bahwa pelecehan seksual di
tempat kerja pada penelitian ini dinilai rendah. Pada variabel psikosomatis
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
57
nilai mean teoritis diperoleh sebesar 75 sedangkan nilai mean empiris
diperoleh sebesar 62.1, hal tersebut menunjukkan bahwa psikosomatis pada
penelitian ini juga dinilai rendah. Dapat disimpulkan bahwa pelecehan seksual
di tempat kerja dan psikosomatis pada penelitian ini dikatakan rendah karena
nilai mean teoritis lebih besar dibandingkan nilai mean empiris.
3. Kategorisasi
Dalam mempermudah peneliti melakukan analisis deskripsi pada
variabel pelecehan seksual di tempat kerja, maka peneliti membuat
kategorisasi subjek penelitian. Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan
subjek penelitian ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara
berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar,
1999).
Dalam
menentukan
kategorisasi
peneliti
menentukan
norma
kategorisasi berdasarkan nilai mean teoritis dan standart deviasi teoritis.
Berdasarkan hasil pembuatan norma kategorisasi, peneliti mengkategorikan
subjek penelitian ke dalam enam kategori. Berikut tabel norma kategorisasi
dan tabel kategori subjek berdasarkan norma kategorisasi:
Tabel 18
Norma Kategorisasi
Skor
X = 33
33 < X ≤ (μ - 2 . σ)
(μ - 2 . σ) < X ≤ (μ - 1 . σ)
(μ - 1 . σ) < X ≤ (μ + 1 . σ)
(μ + 1 . σ) < X ≤ (μ + 2 . σ)
(μ + 2 . σ) < X
Kategorisasi
Tidak mengalami
Frekuensi sangat rendah
Frekuensi rendah
Frekuensi sedang
Frekuensi tinggi
Frekuensi sangat tinggi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
58
Keterangan :
μ : Mean Teoritis
σ : Standart deviasi teoritis
Tabel 19
Kategori Subjek Berdasarkan Norma
Skor
X = 33
33 < X ≤ 55
55 < X ≤ 77
77 < X ≤ 121
121 < X ≤ 143
143 < X
Kategorisasi
Tidak mengalami
Frekuensi sangat rendah
Frekuensi rendah
Frekuensi sedang
Frekuensi tinggi
Frekuensi sangat tinggi
Freq
102
137
22
16
1
0
Percent
36.7%
49.3%
7.9%
5.8%
0.4%
0.0%
Hasil kategorisasi menunjukkan bahwa subjek penelitian ini didominasi oleh
pekerja yang mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah,
sedangkan hanya satu subjek yang mengalami pelecehan seksual di tempat
kerja dengan frekuensi tinggi dan tidak ada subjek yang mengalami pelecehan
seksual di tempat kerja dengan frekuensi sangat tinggi.
D. Hasil Penelitian
1. Analisis Deskriptif
Analisis
deskriptif
dilakukan
untuk
menggambarkan
atau
mendeskriptifkan masalah pelecehan seksual di tempat kerja. Proses analisis
deskriptif dilakukan dengan cara mendeskriptifkan hasil skor total skala SEQDoD dengan data demografis pada masing-masing subjek penelitian. Analisis
deskriptif pertama, peneliti mendeskriptifkan skor total pada masing-masing
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59
item SEQ-DoD dengan tujuan untuk mengetahui perilaku pelecehan seksual
yang sering muncul dan jarang muncul di tempat kerja. Berikut grafik
histogram skor total pada masing-masing item SEQ-DoD:
Gambar 3. Histogram Skor Total Masing-masing Item SEQ-DoD
Hasil grafik menunjukkan bahwa perilaku “bicara atau candaan atasan
atau rekan kerja yang mengarah pada unsur seksual” item no. 23, perilaku
“atasan atau rekan kerja yang memanggil dengan panggilan mesra (baby,
honey, sayang)” item no. 8 dan perilaku “memberi komentar yang tidak
menyenangkan tentang penampilan tubuh atau aktivitas seksual” item no. 2
merupakan perilaku pelecahan seksual yang cenderung lebih banyak muncul
di tempat kerja. Ketiga perilaku tersebut tergolong dalam dimensi unwanted
sexual attention (item no. 8 dan 23) dan dimensi gender harassment (item no.
2) dalam bentuk pelecehan seksual secara verbal.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60
Hasil grafik juga menunjukkan bahwa perilaku “memberikan imingiming akan mendapat promosi cepat atau perlakukan baik, jika mau
melakukan aktifitas seksual” item no. 3, perilaku “usaha mengajak
berhubungan seks dengan atasan atau rekan kerja” item no. 5 dan perilaku
“memperlakuan secara buruk karena menolak melakukan aktifitas seksual”
item no. 18 merupakan perilaku pelecehan seksual yang cenderung jarang
muncul di tempat kerja. Ketiga perilaku tersebut tergolong dalam dimensi
sexual coercion (item no. 3, 5 dan 18) dalam bentuk pelecehan seksual secara
verbal.
Analisis deskriptif kedua peneliti mendeskriptifkan skor total skala
SEQ-DoD berdasarkan identitas seksual pada masing-masing subjek, dengan
tujuan untuk mengetahui identitas seksual yang lebih cenderung mengalami
pelecehan seksual di tempat kerja. Berikut grafik pie chart skor total skala
SEQ-DoD berdasarkan identitas seksualnya:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
61
Kata kunci: TM: Tidak mengalami, SR: Sangat Rendah, R: Rendah, S:
Sedang, T: Tinggi
Gambar 4. Pie Chart SEQ-DoD Berdasarkan Identitas Seksual
Hasil grafik menunjukkan bahwa subjek dengan identitas seksual pria
maskulin
sekitar 64% tidak mengalami pelecehan seksual dan 36%
mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah, rendah dan
sedang. Pria agak feminin 32% tidak mengalami pelecehan seksual dan 68%
mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah, rendah dan
sedang. 20% pria feminin tidak mengalami pelecehan seksual dan 80%
mengalami mengalami pelecehan seksual.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
62
Subjek dengan identitas seksual wanita feminim 32% tidak mengalami
pelecehan seksual dan 68% mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi
sangat rendah, rendah, sedang dan tinggi. Wanita dengan identitas seksual
agak feminim sekitar 22% tidak mengalami pelecehan seksual dan 78%
mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah, rendah dan
sedang. 67% wanita maskulin tidak mengalami pelecehan seksual dan 33%
mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah.
Hasil analisis disimpulkan bahwa pekerja pria agak feminin, pria
feminin, wanita feminin dan wanita agak maskulin cenderung lebih banyak
mengalami pelecehan seksual di tempat kerja dibandingkan pria maskulin dan
wanita maskulin. Dapat dikatakan bahwa pekerja feminin lebih banyak
mengalami pelecehan seksual di tempat kerja dibandingkan dengan pekerja
maskulin.
Analisis deskriptif ketiga peneliti mendeskriptifkan skor total skala
SEQ-DoD berdasarkan usia pada masing-masing subjek, dengan tujuan untuk
mengetahui usia
yang lebih cenderung mengalami pelecehan seksual di
tempat kerja. Berikut grafik pie chart skor total skala SEQ-DoD berdasarkan
usianya:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
63
Usia 18 - 20 tahun
S
0%
R
33%
Usia 21 - 30 tahun
S
8%
T
0%
R
11%
TM
56%
Usia 41 - 50 tahun
Usia 31 - 40 tahun
SR
42%
TM
23%
SR
57%
SR
11%
S
5%
R
3%
T
1%
TM
50%
T
0%
S
0%
R
0%
T
0%
SR
30%
TM
70%
Usia 51 - 60 tahun
R
8%
S
0%
T
0%
SR
25%
TM
67%
Kata kunci: TM: Tidak mengalami, SR: Sangat Rendah, R: Rendah, S:
Sedang, T: Tinggi
Gambar 5. Pie Chart SEQ-DoD Berdasarkan Usia
Hasil grafik menunjukkan subjek usia 18 sampai 20 tahun 56% tidak
mengalami pelecehan seksual dan 44% mengalami pelecehan seksual dengan
frekuensi sangat rendah dan rendah. Subjek usia 21 sampai 30 tahun 23%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
64
tidak mengalami pelecehan seksual dan 77% mengalami pelecehan seksual
dengan frekuensi sangat rendah, rendah, sedang dan tinggi. 50% subjek usia
31 sampai 40 tahun tidak mengalami pelecehan dan 50% mengalami
pelecehan dengan frekuensi sangat rendah, rendah dan sedang. 70% subjek
usia 41 sampai 50 tahun tidak mengalami pelecehan seksual dan 30%
mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah. Subjek usia 51
sampai 60 tahun 67% tidak mengalami pelecehan seksual dan 33%
mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah dan rendah.
Hasil analisis disimpulkan pekerja berusia 21 sampai 30 tahun lebih
cenderung banyak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja. Pekerja
berusia 18 sampai 20 tahun dan usia 31 sampai 60 tahun lebih cenderung
sedikit mengalami pelecehan seksual di tempat kerja.
Analisis deskriptif keempat peneliti mendeskriptifkan skor total skala
SEQ-DoD berdasarkan tingkat pendidikan terakhir pada masing-masing
subjek, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pendidikan yang lebih
cenderung mengalami pelecehan seksual di tempat kerja. Berikut grafik pie
chart skor total skala SEQ-DoD berdasarkan tingkat pendidikan terakhir:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
65
SD
SMP
T
0%
SR
0%
TM
100%
R
0%
R
0%
S
33%
S
0%
TM
34%
T
0%
SR
33%
S
4%
SMA / SMK
R
5%
T
0%
D1, D2 dan D3
T
S 3%
8%
TM
42%
R
16%
SR
49%
SR
42%
S1/D4
S
6%
R
9%
TM
31%
S2 dan S3
T
0%
TM
31%
R
0%
T
0%
SR
47%
TM
53%
S
0%
SR
54%
Kata kunci: TM: Tidak mengalami, SR: Sangat Rendah, R: Rendah, S:
Sedang, T: Tinggi
Gambar 6. Pie Chart SEQ-DoD Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
66
Hasil grafik menunjukkan subjek dengan pendidikan terakhir SD
100% tidak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja, sedangkan subjek
dengan pendidikan terakhir SMP 34% tidak mengalami pelecehan seksual dan
64% mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah dan
sedang. 42% subjek dengan pendidikan terakhir SMA/SMK tidak mengalami
pelecehan seksual dan 58% mengalami pelecehan dengan frekuensi sangat
rendah, rendah dan sedang. 31% subjek dengan pendidikan terakhir D1, D2
dan D3 tidak mengalami pelecehan seksual dan 69% mengalami pelecehan
seksual di tempat kerja dengan frekuensi sangat rendah, rendah, sedang dan
tinggi. Subjek dengan pendidikan terakhir S1/D4 31% tidak mengalami
pelecehan seksual dan 69% mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi
sangat rendah, rendah dan sedang. 53% subjek dengan pendidikan terakhir S2
dan S3 tidak mengalami pelecehan seksual dan 47% mengalami pelecehan
seksual dengan frekuensi sangat rendah.
Hasil analisis disimpulkan bahwa pekerja dengan pendidikan terakhir
SMA/SMK, D1, D2, D3 dan S1/D4 lebih cenderung banyak mengalami
pelecehan seksual di tempat kerja. Pekerja dengan pendidikan terakhir SMP,
S2 dan S3 lebih cenderung sedikit mengalami pelecehan seksual di tempat
kerja dan pekerja dengan pendidikan terakhir SD tidak mengalami pelecehan
seksual di tempat kerja.
Analisis deskriptif kelima peneliti mendeskriptifkan skor total skala
SEQ-DoD berdasarkan masa bekerja pada masing-masing subjek, dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
67
tujuan untuk mengetahui masa bekerja yang lebih cenderung mengalami
pelecehan seksual di tempat kerja. Berikut grafik pie chart skor total skala
SEQ-DoD berdasarkan masa kerja:
Masa kerja 1 - 5 tahun
Masa kerja kurang dari
setahun
R
9%
S
2%
R
12%
TM
24%
T
0%
SR
65%
S
3%
R
3%
TM
43%
T
0%
TM
24%
SR
51%
Masa kerja 6 - 10 tahun
SR
51%
T
1%
S
12%
Masa kerja 11 - 15
tahun
S
0%
R
0%
T
0%
SR
35%
TM
65%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
68
Masa kerja diatas 15 tahun
R
2%
T
0%
SR
31%
S
0%
TM
67%
Kata kunci: TM: Tidak mengalami, SR: Sangat Rendah, R: Rendah, S:
Sedang, T: Tinggi
Gambar 7. Pie Chart SEQ-DoD Berdasarkan Masa Berkerja
Hasil grafik menunjukkan subjek yang bekerja kurang dari setahun
24% tidak mengalami pelecehan, sedangkan 76% mengalami pelecehan
seksual dengan frekuensi sangat rendah, rendah dan sedang. Subjek yang
bekerja 1 sampai 5 tahun 24% tidak mengalami pelecehan seksual dan 76%
mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah, rendah, sedang
dan tinggi. 43% subjek yang bekerja 6 sampai 10 tahun tidak mengalami
pelecehan seksual, sedangkan 57% mengalami pelecehan seksual dengan
frekuensi sangat rendah, rendah dan sedang. 65% subjek yang bekerja 11
sampai 15 tahun tidak mengalami pelecehan seksual, sedangkan 35%
mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah. 67% subjek
yang bekerja diatas 15 tahun tidak mengalami pelecehan seksual di tempat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
69
kerja, sedangkan 33% mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat
rendah.
Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa pekerja yang bekerja kurang
dari setahun hingga 10 tahun, cenderung lebih banyak mengalami pelecehan
seksual di tempat kerja dibandingkan dengan pekerja yang bekerja lebih dari
11 tahun keatas.
Analisis deskriptif keenam peneliti mendeskriptifkan skor total skala
SEQ-DoD berdasarkan jumlah dominasi rekan kerja pada masing-masing
subjek, dengan tujuan untuk mengetahui jumlah dominasi rekan kerja yang
lebih cenderung mengalami pelecehan seksual di tempat kerja. Berikut grafik
pie chart skor total skala SEQ-DoD berdasarkan jumlah dominasi rekan kerja:
Jumlah pria jauh lebih
banyak
Jumlah pria agak lebih
banyak
T
1%
S
3%
R
5%
TM
43%
SR
48%
T
0%
R
7%
S
17%
TM
20%
SR
56%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
70
Jumlah antara pria dan
wanita seimbang
S
4%
Jumlah wanita agak lebih
banyak
S
7%
T
1%
R
13%
R
7%
TM
41%
TM
32%
T
0%
SR
54%
SR
41%
Jumlah wanita jauh lebih
banyak
KK
0%
S
0%
SS
0%
SK
43%
TM
57%
Kata kunci: TM: Tidak mengalami, SR: Sangat Rendah, R: Rendah, S:
Sedang, T: Tinggi
Gambar 8. Pie Chart SEQ-DoD Berdasarkan Jumlah Dominasi Rekan
Kerja
Hasil grafik menunjukkan subjek yang memiliki rekan kerja dengan
jumlah pria jauh lebih banyak 43% tidak mengalami pelecehan seksual,
sedangkan 57% mengalami pelecehan seksual di tempat kerja dengan
frekuensi sangat rendah, rendah dan sedang. 20% subjek yang memiliki rekan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
71
kerja dengan jumlah pria agak lebih banyak tidak mengalami pelecehan
seksua, 80% mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah,
rendah dan sedang. Subjek yang memiliki rekan kerja dengan jumlah antara
pria dan wanita seimbang 41% tidak mengalami pelecehan seksual dan 59%
mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah, rendah, sedang
dan tinggi. 32% subjek yang memiliki rekan kerja dengan jumlah wanita agak
lebih banyak tidak mengalami pelecehan seksual, 68% mengalami pelecehan
seksual dengan frekuensi sangat rendah, rendah dan sedang. Subjek yang
memiliki rekan kerja dengan jumlah wanita jauh lebih banyak 57% tidak
mengalami pelecehan seksual, sedangkan 43% mengalami pelecehan seksual
dengan frekuensi sangat rendah.
Hasil analisis disimpulkan bahwa pekerja sebagian besar mengalami
pelecehan seksual di tempat kerja meskipun jumlah rekan kerja lebih
didominasi oleh pria atau dominasi wanita. Akan tetapi pekerja yang memiliki
rekan kerja yang di dominasi oleh jumlah pria cenderung lebih banyak
mengalami pelecehan seksual di tempat kerja, dibandingkan dengan pekerja
yang memiliki rekan kerja yang di dominasi oleh jumlah wanita.
Analisis deskriptif ketujuh peneliti mendeskriptifkan skor total skala
SEQ-DoD berdasarkan jabatan kerja pada masing-masing subjek, dengan
tujuan untuk mengetahui jabatan kerja yang lebih cenderung mengalami
pelecehan seksual di tempat kerja. Berikut grafik pie chart skor total skala
SEQ-DoD berdasarkan jabatan kerja:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
72
Jabatan Direktur
R
0%
Jabatan Manajer
T
0%
TM
100%
S
0%
S
0%
SR
30%
SR
0%
Jabatan Supervisor
R
6%
S
6%
TM
32%
SR
56%
T
0%
T
0%
R
10%
S
6%
TM
60%
Jabatan Staf
T
1%
R
3%
TM
43%
SR
50%
Kata kunci: TM: Tidak mengalami, SR: Sangat Rendah, R: Rendah, S:
Sedang, T: Tinggi
Gambar 9. Pie Chart SEQ-DoD Berdasarkan Jabatan Kerja
Hasil grafik menunjukkan subjek dengan jabatan kerja Direktur 100%
tidak mengalami pelecehan seksual. Subjek dengan jabatan kerja Manajer
60% tidak mengalami pelecehan seksual, sedangkan 40% mengalami
pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah dan rendah. 32% subjek
dengan jabatan kerja Supervisor tidak mengalami pelecehan seksual,
sedangkan 68% mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat
rendah, rendah dan sedang. Subjek dengan jabatan kerja staf 50% tidak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
73
mengalami pelecehan seksual dan 50% mengalami pelecehan seksual dengan
frekuensi sangat rendah, rendah, sedang dan tinggi.
Hasil analisis disimpulkan bahwa pekerja dengan jabatan kerja
Supervisor dan Staf lebih cenderung banyak mengalami pelecehan seksual di
tempat kerja dibandingkan pekerja dengan jabatan Manajer atau bahkan
jabatan Direktur.
Analisis deskriptif kedelapan peneliti mendeskriptifkan skor total
skala SEQ-DoD berdasarkan jenis bidang pekerjaan pada masing-masing
subjek, dengan tujuan untuk mengetahui jenis bidang pekerjaan yang lebih
cenderung mengalami pelecehan seksual di tempat kerja. Berikut grafik pie
chart skor total skala SEQ-DoD berdasarkan jenis bidang pekerjaan :
Bidang Administrasi
S
0%
R
0%
SR
19%
Bidang Keamanan
Negara
T
0%
TM
81%
T
0%
SR
0%
R
0%
TM
100%
S
0%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
74
Bidang Badan
Pemerintahan
S
0%
R
22%
TM
11%
Bidang Informasi dan
Komunikasi
T
0%
S
11%
T
0%
R
15%
SR
67%
TM
33%
SR
41%
Bidang Jasa Akomodasi
Bidang Jasa Distributor
T
2%
R
0%
TM
23%
S
16%
R
16%
Bidang Jasa Kesehatan
TM
27%
R
0%
SR
73%
TM
100%
SR
0%
SR
43%
S
0%
S
0%
T
0%
S
8%
T
0%
Bidang Jasa Keuangan
dan Asuransi
R
3%
T
0%
SR
43%
TM
46%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
75
Bidang Jasa Konstruksi
S
0%
T
0%
S
0%
KK
0%
TM
100%
R
0%
Bidang Jasa Konsultasi
SR
0%
TM
33%
SK
67%
Bidang Jasa Pelayanan
Rumah Tangga
Bidang Jasa Pelayanan
Masyarakat
S
5%
T
0%
R
0%
SR
50%
T
0%
R
15%
TM
50%
TM
55%
S
0%
SR
25%
Bidang Jasa Pembuatan
Design Grafis
S
9%
Bidang Jasa Pendidikan
R
4%
SR
0%
R
0%
S
0%
SS
0%
TM
100%
T
0%
TM
39%
SR
48%
T
0%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
76
Bidang Kesenian,
Hiburan dan Rekreasi
Bidang Jasa Profesional
dan Teknisi
T
0%
R
0%
R
14%
S
0%
SR
55%
TM
45%
S
0%
SR
83%
Bidang Pabrik atau
Industri
TM
14%
S
6%
T
0%
S
0%
Bidang Perdagangan
atau Wirausaha
TM
27%
R
0%
T
0%
SR
72%
TM
17%
R
0%
SR
67%
T
0%
Bidang Perpustakaan
R
0%
S
0%
TM
25%
T
0%
SR
75%
Kata kunci: TM: Tidak mengalami, SR: Sangat Rendah, R: Rendah, S:
Sedang, T: Tinggi
Gambar 10. Pie Chart SEQ-DoD Berdasarkan Jenis Bidang Kerja
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
77
Hasil grafik menunjukkan subjek yang bekerja pada bidang
Administrasi 19% mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat
rendah, sedangkan subjek yang bekerja pada bidang Badan Keamanan Negara
100% tidak mengalami pelecehan seksual, dan bidang Badan Pemerintahan
89% mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah dan
rendah. Pada bidang Informasi dan Komunikasi 67% subjek mengalami
pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah, rendah dan sedang,
sedangkan pada bidang Jasa Akomodasi 77% subjek mengalami pelecehan
seksual dengan frekuensi sangat rendah, rendah, sedang dan tinggi. Subjek
yang bekerja pada bidang Jasa Distributor 100% tidak mengalami pelecehan
seksual.
Pada bidang Jasa Kesehatan 73% subjek mengalami pelecehan seksual
dengan frekuensi sangat rendah, sedangkan pada bidang Jasa Keuangan dan
Asuransi 54% subjek mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat
rendah, rendah dan sedang. 100% subjek yang bekerja pada bidang konstruksi
tidak mengalami pelecehan seksual. 67% subjek yang bekerja pada bidang
konsultasi mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah.
Subjek yang bekerja pada bidang Jasa Pelayanan Masyarakat 50% mengalami
pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah, sedangkan pada bidang
Jasa Pelayanan Rumah Tangga 45% mengalami pelecehan seksual dengan
frekuensi sangat rendah, rendah dan sedang.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
78
Subjek yang bekerja pada bidang Jasa Pembuatan Design Grafis 100%
tidak mengalami pelecehan seksual, sedangkan 61% subjek yang bekerja pada
bidang Jasa Pendidikan mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat
rendah. 55% subjek pada bidang Jasa Profesional dan Teknisi mengalami
pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah. 87% subjek yang bekerja
pada bidang Kesenian, Hiburan dan Rekreasi mengalami pelecehan seksual
dengan frekuensi sangat rendah. 86% subjek yang bekerja pada bidang Pabrik
dan Industri mengalami pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah
dan rendah. Subjek yang bekerja pada bidang Perdagangan 73% mengalami
pelecehan seksual dengan frekuensi sangat rendah, dan 75% subjek yang
bekerja pada bidang Perpustakaan mengalami pelecehan seksual dengan
frekuensi sangat rendah.
Hasil analisis disimpulkan bahwa pelecehan seksual di tempat kerja
terjadi di sebagian besar bidang pekerjaan. Pekerja yang bekerja di bidang
Badan Pemerintahan, Pabrik atau Industri, Kesenian dan Hiburan, Jasa
Akomodasi dan Perdagangan lebih cenderung banyak mengalami pelecehan
seksual di tempat kerja. Pekerja yang bekerja di bidang Jasa Konsultasi, Jasa
Kesehatan, Perpustakaan, Jasa Pendidikan, Informasi dan Komunikasi lebih
cenderung sedang mengalami pelecehan seksual di tempat kerja. Pelecehan
seksual di tempat kerja lebih cenderung sedikit pada pekerja yang bekerja di
bidang Keuangan dan Asuransi, Jasa Pelayanan Masyarakat, Jasa Pelayanan
Rumah Tangga, Jasa Profesional dan Administrasi. Pekerja pada bidang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
79
Badan Keamanan Negara, Konstruksi, Design Grafis dan Distributor
cenderung tidak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja.
Analisis deskriptif kesembilan peneliti mendeskriptifkan pelaku
pelecehan seksual di tempat kerja berdasarkan berdasarkan masing-masing
item pada skala SEQ-DoD, dengan tujuan untuk melihat kecenderungan
pelaku pelecehan seksual di tempat kerja. Analisis dilakukan dengan
menggunakan grafik pie chart dan grafik batang. Grafik pie chart digunakan
untuk melihat jumlah dominasi pelaku pelecehan seksual di tempat kerja,
sedangkan grafik batang digunakan untuk melihat kecenderungan bentuk
perilaku pelaku pelecehan seksual di tempat kerja. Berikut grafik pie chart
dan grafik batang deskriptif pelaku pelecehan seksual di tempat kerja:
Pelaku Pelecehan Seksual di
Tempat Kerja
Wanita
26%
Pria
74%
Gambar 11. Pie Chart Pelaku Pelecehan Seksual di Tempat Kerja
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
80
Gambar 12. Histogram Pelaku Pelecehan Seksual Berdasarkan Item SEQDoD
Hasil grafik pie chart menunjukkan pelaku pelecehan seksual di
tempat kerja didominasi oleh jumlah pria yakni sebesar 74% dan 26%
merupakan jumlah pelaku wanita. Hasil grafik histogram menunjukkan pada
pelaku pelecehan seksual wanita cenderung lebih banyak melakukan perilaku
pelecehan seksual seperti “memberi komentar yang tidak menyenangkan
tentang penampilan tubuh atau aktivitas seksual” (pada item no. 2) dan
perilaku “berbicara dan bercanda hal-hal yang mengarah pada unsur seksual
atau mesum” (pada item no. 23). Kedua perilaku tersebut tergolong dalam
perilaku pelecehan seksual dimensi unwanted sexual attention dan gender
harassment dalam bentuk verbal.
Pada perilaku “menyogok / menyuap dengan hadiah atau imbalan
untuk melakukan aktivitas seksual” (pada item no. 9) dan perilaku
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
81
“memandang atau menatap dengan penuh nafsu atau tidak senonoh” (pada
item no. 10) cenderung dilakukan pria di tempat kerja. Kedua perilaku
tersebut tergolong dalam dimensi perilaku pelecehan seksual sexual coercion.
Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa pelaku pelecehan seksual di
tempat kerja didominasi oleh pria. Pelaku pelecahan seksual wanita lebih
cenderung melakukan pelecehan dalam perilaku unwanted sexual attention
dan gender harassment dalam bentuk verbal. Pelaku pelecehan seksual pria
cenderung melakukan pelecehan dalam perilaku unwanted sexual attention,
gender harassment dan sexual attention dalam bentuk verbal maupun nonverbal.
2. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas Residu
Sebelum melakukan uji hipotesis peneliti melakukan uji
asumsi data penelitian. Uji asumsi pertama adalah uji normalitas
residu. Uji normalitas residu pada data penelian ini, dengan tujuan
untuk melihat distribusi penyebaran nilai residu data penelitian.
Persamaan regresi yang baik adalah jika penyebaran nilai residunya
normal (Sunyoto, 2010). Uji normalitas residu dilakukan dengan
metode statistik Kolmogorov-Smirnov dengan nilai alpha sebesar 5%.
Berikut tabel hasil uji normalitas residu:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
82
Tabel 20
Uji Normalitas Residu
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parameters
Most Extreme
Differences
Mean
Std.
Deviation
Absolute
Positive
Negative
Test Statistic
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Caculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
278
0.0000000
14.95591326
0.047
0.047
-0.023
0.47
0.200
Hasil tabel menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) mencapai
0.200. Hasil tersebut menunjukkan bahwa data yang diuji memiliki
distribusi penyebaran nilai residu yang normal, karena nilai p
mencapai 0.200 (> 0.05).
b. Uji Heterokedasitas
Uji asumsi kedua adalah uji heterokedasitas, dengan tujuan
untuk melihat kesamaan varian nilai residualnya. Persamaan regresi
yang baik jika varian residualnya memiliki kesamaan atau tidak terjadi
heterokedasitas (Sunyoto, 2010). Uji heterokedasitas dilakukan dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
83
metode statistik uji Glejser dengan nilai alpha 5%. Berikut tabel hasil
uji heterokedasitas:
Tabel 21
Uji Glejser Heterokedasitas
Model
1
(Constant)
Pelecehan seksual
di tempat kerja
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error Beta
t
Sig.
12.089
1.487
8.133 0.000
-0.009
0.032
-0.017
-0.287 0.774
Hasil tabel menunjukkan bahwa nilai Sig. mencapai 0.774. Hal
tersebut
menunjukkan
bahwa
data
yang
diuji
tidak
terjadi
heterokedasitas atau terjadi homokedasitas, dikarenakan nilai Sig.
0.774 lebih besar dari nilai alpha 0.05.
c. Uji Linearitas
Uji asumsi ketiga peneliti melakukan uji linearitas dengan
tujuan untuk melihat hubungan antarvariabel yang hendak dianalisis
(Santoso, 2010). Uji linearitas dilakukan dengan metode statistik Test
for Linierity dengan nilai alpha sebesar 5%. Berikut hasil tabel uji
linearitas:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
84
Tabel 22
Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Psikosomatis*
Pelecehan
seksual
di tempat kerja
Mean
Squares
df
Square
F
Sig.
19013.437
48
363.113
1.763
0.003
Linearity
Deviation
from
8518.161
1
8518.16
37.903
0.000
Linearity
10495.276
47
223.304
0.994
0.491
Within
Groups
51463.901
229
224.733
704477.338
277
Between
(Combined)
Groups
Total
Hasil tabel menunjukkan nilai Sig. diperoleh sebesar 0.000. Hal
tersebut menunjukkan bahwa data yang diuji menunjukkan adanya
linearitas, dikarenakan nilai Sig. 0.000 < 0.05.
3. Uji Hipotesis
Hasil uji asumsi menunjukkan bahwa data yang diuji memiliki
perserbaran distribusi residualnya yang normal, nilai residual memiliki varian
yang sama atau tidak terjadi heterokedasitas dan menunjukkan adanya
linearitas, sehingga dari hasil uji asumsi, diasumsikan data yang diuji
memiliki persamaan regresi yang baik. Pengujian hipotesis dilakukan dengan
menggunakan metode statistik regresi linear sederhana dengan nilai alpha
sebesar 5%, dengan tujuan untuk melihat prediksi munculnya psikosomatis
akibat pelecehan seksual. Berikut hasil tabel uji hipotesis:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
85
Tabel 23
Uji Hipotesis
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
B
1.
48.477
2.392
0.322
0.52
(Constant)
Coefficients
Std. Error
Beta
t
Sig.
20.270
0.000
6.16
0.000
Pelecehan Seksual
di Tempat Kerja
0.348
Hasil tabel menunjukkan persamaan regresi linear sederhana pada uji regresi
data adalah Y = 48.477 + 0.322. X1. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai
β = 0.348, nilai t = 6.160 dan nilai p = 0.000 (< 0.05), hal tersebut
menunjukkan bahwa pelecehan seksual mampu memprediksi munculnya
psikosomatis, sehingga hipotesis penelitian diterima.
4. Analisis Tambahan
Untuk melihat kemampuan variabel pelecehan seksual di tempat kerja
dalam memprediksi munculnya psikosomatis, peneliti menggunakan nilai R
square atau
pada hasil regresi. Berikut tabel koefisiensi determinan:
Tabel 24
Koefisiensi Determinan
Model
1
R
0.348
R Square
0.121
Adjusted
R Square
Std. Error of the
Estimate
0.118
a. Predictors: (Constant), Pelecehan Seksual di Tempat Kerja
b. Dependent Variable: Psikosomatis
14.983
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
86
Hasil tabel menunjukkan nilai R square diperoleh sebesar 0.121. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kemampuan pelecehan seksual di tempat kerja dalam
memprediksi munculnya psikosomatis sebesar 12,1%, sedangkan 87,9%
(100% - 12,1%) diprediksi oleh variabel lain.
E. Pembahasan
1. Pembahasan Analisis Deskriptif
Berdasarkan hasil analisis deskriptif pertama ditemukan:
a. Perilaku “bicara atau candaan atasan atau rekan kerja yang mengarah
pada unsur seksual” item no. 23.
b. Perilaku “atasan atau rekan kerja yang memanggil dengan panggilan
mesra (baby, honey, sayang)” item no. 8.
c. Perilaku “memberi komentar yang tidak menyenangkan tentang
penampilan tubuh atau aktivitas seksual” item no. 2.
Merupakan perilaku pelecahan seksual yang cenderung lebih banyak muncul
di tempat kerja. Ketiga perilaku tersebut tergolong dalam dimensi unwanted
sexual attention (item no. 8 dan 23) dan dimensi gender harassment (item no.
2) dalam bentuk pelecehan seksual secara verbal.
Perilaku bercanda dan berbicara yang mengandung unsur seksual dan
perilaku memanggil seseorang dengan mesra, sangat berkaitan dengan
perilaku humor seksual. Menurut Freud (dalam Samuel, 1981) bahwa humor
yang paling lucu adalah humor yang mengandung unsur seksual dan agresi,
sehingga tidak diragukan bahwa perilaku berbicara atau bercanda yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
87
mengandung unsur seksual perilaku memanggil seseorang dengan mesra
cenderung lebih banyak terjadi di tempat kerja karena dianggap pekerja lucu
atau sebagai hiburan di tempat kerja.
Perasaan ketidaksukaan kita dengan orang lain cenderung membuat
kita sering melontarkan berbagai asumsi dan praduga negatif pada orang
tersebut (Siahaan, 1990). Penjelasan tersebut mengarahkan peneliti pada
perilaku “memberi komentar yang tidak menyenangkan tentang penampilan
tubuh atau aktivitas seksual”. Peneliti berasumsi bahwa pekerja yang memiliki
perasaan tidak suka pada rekan kerjanya, akan selalu memberikan komentarkomentar negatif terkait dengan pekerjaanya atau bahkan kehidupan
pribadinya.
Hasil analisis deskriptif pertama juga menemukan bahwa perilaku :
a. Perilaku “memberikan iming-iming akan mendapat promosi cepat atau
perlakukan baik, jika mau melakukan aktifitas seksual” item no. 3.
b. Perilaku “usaha mengajak berhubungan seks dengan atasan atau rekan
kerja” item no. 5.
c. Perilaku “memperlakuan secara buruk karena menolak melakukan
aktifitas seksual” item no. 18.
Merupakan perilaku pelecehan seksual yang cenderung jarang muncul di
tempat kerja. Ketiga perilaku tersebut tergolong dalam dimensi sexual
coercion (item no. 3, 5 dan 18) dalam bentuk pelecehan seksual secara verbal.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
88
Hasil tersebut terkait dengan salah satu penelitan yang menemukan bahwa
sebagian besar pelaku-pelaku pelecehan seksual di tempat kerja lebih sering
dan senang melakukan pelecehan seksual dalam bentuk perilaku yang
tersamar seperti bercanda atau gesture
yang mengandung unsur seksual,
dibandingkan perilaku mengajak seseorang berhubungan seksual (Welsh,
1999).
Hasil pembahasan pertama dapat disimpulkan bahwa perilaku
pelecehan seksual yang tergolong dalam dimensi unwanted sexual attention
dan gender harassment cenderung lebih banyak muncul di tempat kerja
khususnya yang berkaitan dengan perilaku humor sexual. Sedangkan perilaku
pelecehan seksual yang tergolong dalam dimensi sexual coercion cenderung
lebih jarang muncul di tempat kerja, dikarenakan pekerja lebih menyenangi
perilaku melecehkan yang tersamar seperti bercanda atau gerak tubuh yang
berunsur seksual.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif kedua ditemukan pekerja pria
agak feminin, pria feminin, wanita feminin dan wanita agak maskulin
cenderung lebih banyak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja
dibandingkan pria maskulin dan wanita maskulin. Dapat dikatakan bahwa
pekerja feminin cenderung lebih banyak mengalami pelecehan seksual di
tempat kerja dibandingkan dengan pekerja maskulin.
Maskulinitas dan feminintas selalu dikaitkan dengan pandangan
gender ( Beringhausen & Kerstan, 1992; Zulaikha, 2006). Feldman (dalam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
89
Nauly, 2003) pada penelitiannya menemukan beberapa karakteristik umum
maskulin dan feminin. Karakteristik feminin digambarkan emosional,
subjektif, tidak logis, suka mengeluh, lemah, putus asa mudah tersinggung
serta tergantung pada orang lain. Karakteristik maskulin digambarkan agresif,
mandiri, objektif, tidak mudah dipengaruhi, percaya diri, logis, kompetitif dan
ambisius. Berdasarkan penggambaran karakteristik dapat dijelaskan bahwa
pekerja feminin lebih banyak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja,
karena karakterk feminin lebih lemah, tidak agresif dan bergantung pada
orang lain, sehingga karakter feminim lebih sering menerima pelecehan
seksual.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif ketiga ditemukan pekerja berusia
21 sampai 30 tahun lebih cenderung banyak mengalami pelecehan seksual di
tempat kerja. Pekerja berusia 18 sampai 20 tahun dan usia 31 sampai 60
tahun lebih cenderung sedikit mengalami pelecehan seksual di tempat kerja.
Pada perkembangan manusia, usia 21 sampai 30 tahun tergolong dalam usia
orang dewasa awal. Dalam segi kehidupan sosial, orang-orang dewasa awal
akan mencari keintiman emosional dan fisik kepada teman sebaya atau
pasangan romantis. Hubungan ini mengisyaratkan keterampilan seperti
kesadaran diri, empati, kemampuan mengkomunikasikan emosi, pembuatan
keputusan
seksual,
penyelesaian
konflik
dan
kemampuan
mempertahankan komitment (Papalia, Olds & Feldman, 2008).
untuk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
90
Teori penjelasan diatas peneliti berasumsi pekerja dengan usia 21
sampai 30 tahun cenderung lebih banyak mengalami pelecehan seksual,
karena pada usia tersebut pekerja mencari keintiman baik secara fisik dan
emosi kepada rekan atau atasan kerjanya. Ketika pekerja tersebut tidak
waspada terhadap orang yang didekatinya, maka pekerja tersebut akan dengan
mudah mengalami pelecehan seksual di tempat kerja yang dilakukan oleh
atasan atau rekan kerjanya.
Berdasarkan hasil deskriptif keempat ditemukan pekerja dengan
pendidikan terakhir SMA/SMK, D1, D2, D3 dan S1/D4 lebih cenderung
banyak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja. Pekerja dengan
pendidikan terakhir SMP, S2 dan S3 lebih cenderung sedikit mengalami
pelecehan seksual di tempat kerja dan pekerja dengan pendidikan terakhir SD
tidak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja. Berdasarkan hasil tersebut
peneliti berasumsi bahwa latar belakang tingkat pendidikan akhir seorang
pekerja tidak mampu menjadi faktor resiko seseorang menjadi korban
pelecehan seksual di tempat kerja. Hal tersebut ditunjukkan bahwa pekerja
dengan pendidikan terakhir SD justru tidak mengalami pelecehan seksual di
tempat kerja. Kemungkinan terbesar ada faktor lain yang lebih beresiko yang
dapat menyebabkan seseorang mengalami pelecehan seksual di tempat kerja,
seperti: jabatan, karakter seseorang dan masa kerja seseorang.
Berdasarkan hasil deskriptif kelima ditemukan pekerja yang bekerja
kurang dari setahun hingga 10 tahun, cenderung lebih banyak mengalami
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
91
pelecehan seksual di tempat kerja dibandingkan dengan pekerja yang bekerja
lebih dari 11 tahun keatas. Frekuensi lama bekerja seseorang mempengaruhi
power yang dimilikinya di dalam suatu perusahaan, semakin seseorang lama
bekerja, semakin orang tersebut memiliki power atau kekuasaan di dalam
tempat bekerjanya (Better Work Indonesia, 2012).
Truida (2001) menemukan bahwa orang-orang yang tidak memiliki
kekuasaan atau power di dalam suatu industri atau perusahaan lebih sering
mengalami pelecehan seksual di tempat kerja yang dilakukan oleh atasan atau
senior mereka. Hasil penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pekerja
yang bekerja kurang dari setahun hingga 10 tahun, cenderung kurang
memiliki power atau kekuasaan, sehingga lebih sering mengalami pelecehan
seksual di tempat kerja.
Berdasarkan hasil deskriptif keenam ditemukan pekerja sebagian besar
mengalami pelecehan seksual di tempat kerja meskipun jumlah rekan kerja
lebih didominasi oleh pria atau dominasi wanita. Akan tetapi pekerja yang
memiliki rekan kerja yang di dominasi oleh jumlah pria cenderung lebih
banyak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja, dibandingkan dengan
pekerja yang memiliki rekan kerja yang di dominasi oleh jumlah wanita.
Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang
menemukan bahwa tempat kerja yang didominasi oleh jumlah pria cenderung
lebih banyak terjadi kasus pelecehan seksual di tempat kerja yang dialami
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
92
oleh para pekerjanya terlebih pekerja wanita (Gutek & Morasch, 1982; Gutek
& Cohen, 1987; Welsh 1999).
Berdasarkan hasil deskriptif ketujuh ditemukan pekerja dengan jabatan
kerja Supervisor dan Staf lebih cenderung banyak mengalami pelecehan
seksual di tempat kerja dibandingkan pekerja dengan jabatan Manajer atau
bahkan jabatan Direktur. Baugh (1997) menyatakan bahwa perbedaan
kekuasan sering memicu terjadinya tindakan pelecehan seksual di tempat
kerja, hal ini terlihat dari banyaknya atasan yang menjadi pelaku dan bawahan
sebagai korban pelecehan seksual. Dapat disimpulkan bahwa pekerja dengan
jabatan yang rendah akan cenderung lebih banyak mengalami pelecehan
seksual di tempat kerja karena kecilnya power atau kekuasaan yang dimiliki.
Berdasarkan hasil deskriptif kedelapan ditemukan pelecehan seksual di
tempat kerja terjadi di sebagian besar bidang pekerjaan. Pekerja yang bekerja
di bidang Badan Pemerintahan, Pabrik atau Industri, Kesenian dan Hiburan,
Jasa Akomodasi dan Perdagangan lebih cenderung banyak mengalami
pelecehan seksual di tempat kerja. Pekerja yang bekerja di bidang Jasa
Konsultasi, Jasa Kesehatan, Perpustakaan, Jasa Pendidikan, Informasi dan
Komunikasi lebih cenderung sedang mengalami pelecehan seksual di tempat
kerja. Pelecehan seksual di tempat kerja lebih cenderung sedikit pada pekerja
yang bekerja di bidang Keuangan dan Asuransi, Jasa Pelayanan Masyarakat,
Jasa Pelayanan Rumah Tangga, Jasa Profesional dan Administrasi. Pekerja
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
93
pada bidang Badan Keamanan Negara, Konstruksi, Design Grafis dan
Distributor cenderung tidak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja.
Hasil tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menemukan
bahwa bidang pekerjaan yang berkaitan dengan dunia pria cenderung lebih
banyak terjadi tindakan pelecehan seksual di tempat kerja (Gutek & Morasch,
1982; Gutek & Cohen, 1987; Welsh 1999). Kesesuaian tersebut terlihat dari
hasil yang ditemukan pada bidang pekerjaan yang cenderung lebih banyak
terjadi pelecehan seksual adalah bidang Badan Pemerintahan, Pabrik atau
Industri, Kesenian dan Hiburan, Jasa Akomodasi dan Perdagangan yang
sebagian besar didominasi oleh pria.
Berdasarkan hasil analisis kesembilan ditemukan pelaku pelecehan
seksual di tempat kerja didominasi oleh pria. Pelaku pelecahan seksual wanita
lebih cenderung melakukan pelecehan dalam perilaku unwanted sexual
attention dan gender harassment dalam bentuk verbal. Pelaku pelecehan
seksual pria cenderung melakukan pelecehan dalam perilaku unwanted sexual
attention, gender harassment dan sexual attention dalam bentuk verbal
maupun non-verbal.
Collier (dalam Hastuti & Lucia, 2003) menjelaskan kecenderungan
pria lebih banyak melakukan pelecehan seksual dikarenakan adanya
perbedaan cara pandang antara pria dan wanita dalam memandang perilaku
pelecehan seksual, wanita lebih sering memandang pelecehan seksual sebagai
perilaku mempermainkan seseorang atau merendahkan, sedangkan pria lebih
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
94
sering memandang pelecehan seksual sebagai perilaku untuk menyalurkan
hasrat seksual yang ada dalam diri.
Hasil penelitian American Psychological Association (dalam Levay &
Simon, 2006) juga menemukan bahwa pelaku-pelaku pelecehan seksual lebih
didominasi oleh pria sebesar 99% dan 1% pelaku wanita. Jika dibandingkan
dengan penelitian sebelumnya yang ditemukan oleh APA, penelitian ini
menemukan peningkatan jumlah pelaku wanita sebesar 26%. Hal tersebut
disebabkan wanita pekerja pada era modern saat ini tidak hanya di tempatkan
pada posisi rendah akan tetapi pada posisi atau jabatan pemimpin (ILO,
2014), sehingga dapat dikatakan wanita pekerja juga memiliki power atau
kekuasaan dan berani melakukan pelecehan seksual pada bawahannya.
Hasil lain menunjukkan bahwa pelaku wanita lebih cenderung
melakukan pelecehan seksual dalam bentuk verbal. Samuel (1981)
menemukan bahwa kecenderungan wanita melakukan agresi secara verbal
dibandingkan agresi secara fisik. Hal tersebut yang membuat pelaku wanita
lebih cenderung melakukan pelecehan seksual dalam bentuk verbal
dibandingkan dalam bentuk gesture dan lain-lain.
2. Pembahasan Hipotesis
Hasil analisis regresi linear sederhana menunjukkan bahwa pelecehan
seksual di tempat kerja mampu memprediksi munculnya psikosomatis. Hal
tersebut menunjukkan bahwa ketika seseorang mengalami pelecehan seksual
di tempat kerja yang dilakukan oleh atasan atau rekan kerja nya, maka secara
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
95
langsung korban pelecehan seksual
akan mengalami perubahan mood
menjadi negatif baik dalam bentuk kecemasan ataupun depresi (Julian, dkk.,
1996). Ketika mood negatif tersebut muncul secara intens dan bereaksi secara
berlebihan dalam diri korban pelecehan seksual (Kartono & Gulo, 1979) serta
ego korban tidak mampu bekerja dengan baik dalam menyalurkan material
konflik tersebut (mood negatif), maka membuat ego akan mengekspresikan
material konflik tersebut melalui susunan saraf autonom (Prawiroharjo, 1973)
ke dalam alat-alat viseral (Roan, 1979) sehingga menimbulkan korban
pelecehan seksual mengalami psikosomatis.
Korban pelecehan seksual juga dapat mengalami pengalaman
traumatik dan perasaan bersalah ketika dirinya dilecehkan (Crooks & Karla,
1983). Pengalaman masa lalu yang bersifat trauma dan rasa bersalah diri atau
self punishment mengakibatkan munculnya emosi negatif yang intens dalam
diri korban pelecehan seksual (David Cheek & Leslie, 1968; Fathonah, 2012).
Ketika ego korban tidak mampu bekerja dengan baik dalam menyalurkan
material konflik tersebut (mood negatif), maka membuat ego akan
mengekspresikan material konflik tersebut melalui susunan saraf autonom
(Prawiroharjo, 1973) ke dalam alat-alat viseral (Roan, 1979) sehingga
menimbulkan korban pelecehan seksual mengalami psikosomatis.
Ketika korban pelecehan seksual mengungkapkan perasaannya melalui
bahasa tubuh yang digunakannya, contohnya menganggap pelaku bagai duri
dalam daging yang membuat tubuhnya sakit(David Cheek & Leslie, 1968;
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
96
Fathonah, 2012). Bila pernyataan ini diulang terus menerus, maka pikiran
bawah sadar akan menangkap pernyataan tersebut (David Cheek & Leslie,
1968; Fathonah, 2012)
dan dalam otak ego akan menyalurkan material
konflik tersebut melalui susunan saraf autonom ke dalam alat-alat viseral dan
hal tersebut menyebabkan korban pelecehan seksual mengalami psikosomatis.
3. Pembahasan Analisis Tambahan
Hasil tabel menunjukkan nilai R square diperoleh sebesar 0.121. Hal
tersebut menunjukkan bahwa kemampuan pelecehan seksual di tempat kerja
dalam memprediksi munculnya psikosomatis sebesar 12,1%, sedangkan
87,9% (100% - 12,1%) diprediksi oleh variabel lain. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa psikosomatis tidak hanya muncul akibat adanya
pelecehan seksual di tempat kerja.
Dalam dunia kerja, psikosomatis yang dialami pekerja selalu dikaitkan
dengan stress kerja yang dialami pekerja. Frese (1985) dalam penelitiannya
menemukan stress kerja, mampu memprediksi munculnya psikosomatis yang
dialami oleh para pekerja. Frese (1985) juga menemukan bahwa sebagian
besar karyawan yang mengalami stres kerja mengaku dirinya mengalami
gangguan fisik seperti sulit tidur, sakit kepala, gangguan pencernaan, leher
terasa tegang, menurunnya selera makan dan kehilangan energi. Dari
penejelasan tersebut peneliti berasumsi bahwa
stres kerja yang dialami
pekerja memiliki kemampuan yang lebih tinggi dalam memprediksi
munculnya psikosomatis dibandingkan pelecehan seksual di tempat kerja,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
97
untuk lebih tepatnya memang diperlukan penelitian yang melihat kemampuan
stress kerja dalam memprediksi psikosomatis di Indonesia.
F. Keterbatasan Penelitian
Peneliti sangat menyadari bahwa dalam penelitian ini memiliki
kekurangan atau keterbatasan penelitian, antara lain:
1. Pada analisis deskriptif peneliti menggunakan subjek dengan jumlah yang
tidak terlalu banyak, sehingga data yang dideskripsikan pada beberapa
kategori kurang begitu merepresentasikan realitas yang ada di dunia kerja.
2. Pada pengambilan data tidak adanya pengawasan subjek dalam pengisian
angket penelitian, karena dikerjakan secara pribadi dan menjaga privasi
data subjek baik secara online maupun langsung. Hal tersebut
menyebabkan banyaknya subjek penelitian yang gugur karena pengisisan
angket penelitian yang kurang lengkap dan adanya kemungkinan faking
good atau sebaliknya.
3. Pada penelitian ini kurang menjangkau pekerja yang bekerja di instansi
negeri dan pekerja yang bekerja di luar ruangan.
4. Jangkauan penelitian yang terlalu luas sehingga hasil deskriptif sangat
general sehingga data tidak bisa dikhususkan pada satu wilayah.
5. Pada penentuan identitas seksual (maskulin dan feminin) dan jumlah
dominasi rekan kerja subjek dipilih secara subjektif oleh subjek
penelitian. Seharusnya kedua hal tersebut diukur dengan alat khusus
untuk hasil yang lebih objektif.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti mengambil
kesimpulan bahwa :
1. Perilaku pelecehan seksual yang tergolong dalam dimensi unwanted sexual
attention dan gender harassment cenderung lebih banyak muncul di tempat
kerja khususnya yang berkaitan dengan perilaku humor sexual.
2. Perilaku pelecehan seksual yang tergolong dalam dimensi sexual coercion
cenderung lebih jarang muncul di tempat kerja, dikarenakan pekerja lebih
menyenangi perilaku melecehkan yang tersamar seperti bercanda atau gerak
tubuh yang berunsur seksual.
3. Pekerja dengan karakteristik feminin cenderung lebih banyak mengalami
pelecehan seksual di tempat kerja
4. Pekerja dengan usia 21 sampai 30 tahun cenderung lebih banyak mengalami
pelecehan seksual di tempat kerja.
5. Pekerja dengan pendidikan terakhir SMA/SMK, D1, D2, D3 dan S1/D4
cenderung lebih banyak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja.
6. Pekerja yang bekerja kurang dari setahun hingga 10 tahun cenderung lebih
banyak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja.
98
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
99
7. Pekerja yang memiliki rekan kerja di dominasi oleh jumlah pria cenderung
lebih banyak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja.
8. Pekerja dengan jabatan kerja Supervisor dan Staf cenderung lebih banyak
mengalami pelecehan seksual di tempat kerja.
9. Pekerja yang bekerja di bidang Badan Pemerintahan, Pabrik atau Industri,
Kesenian dan Hiburan, Jasa Akomodasi dan Perdagangan lebih cenderung
banyak mengalami pelecehan seksual di tempat kerja.
10. Pelaku pelecehan seksual di tempat kerja didominasi oleh jumlah pria.
11. Pelaku pelecehan wanita lebih cenderung melakukan pelecehan dalam
perilaku unwanted sexual attention dan gender harassment dalam bentuk
verbal.
12. Pelaku pelecehan pria lebih cenderung melakukan pelecehan dalam perilaku
unwanted sexual attention, gender harassment dan sexual coercion dalam
bentuk verbal dan non verbal.
13. Hipotesis penelitian diterima yang menunjukkan bahwa pelecehan seksual di
tempat kerja mampu memprediksi munculnya psikosomatis.
14. Persamaan regresi linear sederhana pada uji regresi data adalah Y = 48.477 +
0.322. X1
15. Kemampuan pelecehan seksual di tempat kerja dalam memprediksi
munculnya psikosomatis sebesar 12.1% , 87.9% (100% - 12.1%) diprediksi
oleh variabel lain.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
100
B. Saran
1. Bagi Pekerja
a. Agar lebih berhati-hati dalam berinteraksi dengan atasan dan rekan
kerja, karena hasil penelitian menemukan bahwa sebagian besar
perilaku pelecehan seksual yang sering terjadi di tempat kerja adalah
perilaku yang tersamar seperti bercanda, berbicara atau gesture yang
mengandung unsur seksual.
b. Para pekerja diharapkan menambah wawasan mereka terkait bentukbentuk pelecehan seksual di tempat kerja, khususnya bagi para pekerja
yang rentan mengalami pelecehan seksual, seperti: wanita, pekerja
dengan jabatan staf, pekerja baru,
c. Para pekerja diharapkan meningkatkan agensi dalam diri mereka,
sehingga para pekerja berani untuk menolak atau melawan serta lebih
waspada terhadap tindakan pelecehan seksual yang terjadi di tempat
kerja mereka.
2. Bagi Atasan/Direktur/Pemilik Tempat Kerja
a. Pemilik jabatan tertinggi di tempat kerja diharapkan untuk melindungi
para pekerja mereka terhadap tindakan pelecehan seksual yang terjadi
di tempat kerjanya.
b. Atasan juga diharapkan secara tegas memiliki sanksi-sanksi yang
diberikan kepada pelaku pelecehan seksual di tempat kerja, sehingga
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
101
pelaku jera atas tindakan pelecehan yang dilakukannya. Jika tidak
maka pelaku akan semakin sering melakukan tindakan pelecehan
seksual di tempat kerja akibat jatuh dalam kebiasaan melecehkan dan
tidak ada sanksi yang membuat pelaku jera.
3. Bagi Peneliti Selanjutanya
a. Peneliti
diharapkan
kembali
mengangkat
penelitian
deskripsi
pelecehan seksual di tempat kerja dengan jumlah subjek yang lebih
banyak serta memiliki kekhususan wilayah.
b. Peneliti diharapkan menemukan variabel lain yang menyebabkan
psiksomatis pada pekerja, karena dari hasil penelitian ini pelecehan
seksual di tempat kerja memprediksi 12.1% munculnya psikosomatis,
sedangkan 87.9% diprediksi oleh variabel lain.
c. Peneliti selanjutnya juga bisa melanjutkan penelitian dengan
menggunakan variabel lain yang diprediksi oleh pelecehan seksual di
tempat kerja.
d. Peneliti selanjutnya bisa mengangkat deskripsi pelecehan seksual di
konteks sosial yang berbeda, seperti sekolah, kampus, atau bahkan di
dunia online.
e. Peneliti dapat mengangkat sebuah penelitian pelecehan seksual di
tempat kerja berdasarkan hasil-hasil faktor beresiko yang ditemukan
pada penelitian ini, khususnya bagian latar belakang pendidikan akhir,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
102
apakah pendidikan akhir seseorang mampu menentukan seseorang
tersebut mengalami pelecehan seksual atau tidak.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta.
PT Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Azwar, Saifuddin. (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Better Work Indonesia. (2012). Pedoman Pencegahan Pelecehan di Tempat Kerja,
Pedoman untuk Perusahaan. International Labour Office, & International
Finance Corporation.
Baugh, Gayle S.. (1997). On The Persistence Of Sexual Harassment in the
Workplace. Journal of Business Ethics. Vol. 16, No. 9, Women in Corporate
Management, Page 899 – 908. Springer. Kluwer Academic Publisher.
Netherlands.
Creswell, John. (2009). Research Method, Qualitative, Quantitative, and Mixed
Methods Approaches. United States of America. SAGE.
Crooks, Robert, & Karla Baur. (1983). Our Sexuality. The Oregon Health Science
University. The Benjamin / Cummings Publisng Company Inc.
Departemen Pendidikan. (2011). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. PT.
Gramedia.
Dharma, Willieano Satya. (2009). Pelecehan Seksual Pada Wanita Di Tempat Kerja.
Jakarta,
Indonesia.
Universitas
Gunadarma.
Diunuh
dari:
http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2009/Artik
el_10503203.pdf
103
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
104
Effendi, Sofian, & Tukiran. (2012). Metode Penelitian Survei. Jakarta. LP3ES.
El Quussy, Abdul Aziz Hamid. (1974). Pokok – Pokok Kesehatan Jiwa / Mental.
Jakarta. Bulan Bintang.
Fathonah. (2011, Juni). Penyakit Psikosomatis. Jakarta. BPPSDMK., Dept.
Kesehatan.
Diunduh
dari
http://bppsdmk.depkes.go.id/bbpkjakarta/wp-
content/uploads/2011/06/PenyakitPsikosomatis.pdf.
Fitzgerald, Louise F., Vicki J., Fritz Drasgow, & Craig R. Waldo. (1999). Measuring
Sexual Harassment in the Military : The Sexual Experiences Questionnaire
(SEQ – DoD). Military Psychology. Vol 11 (3), Page 243 – 263. Lawrence
Erlbaum Associates, Inc.. University of Illinois at Urbana – Champaign.
Forster, Peter. (1992). Sexual Harassment At Work. British Medical Journal. Vol.
305, No. 6859, Page 944 – 946. BMA North Western, Didsbury,
Manchester.
Frese, Michael. (1985). Stress At Work and Psychosomatic Complaints: A Causal
Interpretation. Journal of Applied Psychology. Vol. 70, No. 2, Page 314 –
328. American Psychology Association, Inc.. University of Pennsylvania.
Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Glomb, Theresa M., & Wendy L. Richman, Charles L., Fritz Drasgow, Kimberly T.
Schneider, & Louise F. Fitzgerald. (1997). Ambient Sexual Harassment: An
Integrated Model of Antecedents and Consequences. Organizational
Behavior and Human Decision Processes. Vol. 71, No. 3, Page 309 – 328.
Academic Press.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
105
Gutek, Barbara A., Ryan O. Murphy, & Bambi Douma. (2004) A Review and
Critique of The Sexual Experiences Questionnaire (SEQ). Law and Human
Behavior. Vol. 28, No. 4, Page 457 – 482. Springer.
Hall, Calvin S. (1995). Freud Seks, Obsesi, Trauma, dan Katarsis. Jakarta.
Delapratasa.
Hagquist, Curt. (2008). Psychometric Properties of the Psychosomatic Problem Scale:
A Rasch Analysis on Adolescent Data. Soc Indc Res. No. 86, Page 511 –
523.
Hartanto, Huriawati, DKK.. (2002). Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta, Indonesia.
EGC Mediical Publishers.
Hastuti, Theresia Dwi, & Lucia Hernawati. (2003). Bentuk Pelecehan Seksual dan
Faktor yang Mempengaruhinya (Studi Kasus Pada Mahasiswa Unika
Soegijapranata). Seri Kajian Ilmiah. Vol. 12, No. 3, Page 138 – 147.
Semarang. Universitas Soegijapranata.
Henrdyadi. (2014). Teori Online Personal Paper; Content Validity (Validitas Isi).
Academica.edu.
Hukumonline.com. (2012, 11 Juni). Pelecehan Seksual di Tempat Kerja Berdampak
Buruk.
Diunduh
dari:
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4f58857e93284/pelecehanseksual-di-tempat-kerja-berdampak-buruk.
International Labour Organization (ILO). (2014). Indonesia: Tren Sosial dan
Ketenagakerjaan.
Jakarta.
Diunduh
http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilojakarta/documents/publication/wcms_381565.pdf
dari
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
106
Julian, Inez Dekker, Catherine A., E. Kevin, Clive Fullagar, Deborah Johnson.
(1996). Prediction and Replication The Organizational and Personal
Consequences of Workplace Sexual Harassment. Journal of Managerial
Psychology. Vol. 11 No. 5, Page 4 – 25. MCB University Press.
Karen, & Ron Flower. Seksualitas Manusia. Bandung. Indonesia Publishing House.
Kartono, K., & Gulo D.. (1987). Kamus Psikologi. Bandung. Pioner Jaya.
Kartono, & Dra. Kartini. (1980). Mental Hygiene (Kesehatan Mental). Bandung.
Penerbit Alumni.
Levay, Simon, & Sharon M. Valente. (2006). Human Sexuality. Second Edition.
Sunderland, Massachusetts, USA. Sinaver Associates, Inc.
Margaretha. (2015, Maret 8). Pelecehan Seksual di Tempat Kerja. Surabaya.
Universitas
Airlangga.
Diuduh
dari
:http://psikologiforensik.com/2015/03/08/pelecehan-seksual-di-tempatkerja/.
Masland, Robert P., & dr. Boyke Dian Nugraha, Sp. OG., (2010). It’s All About Sex,
A – Z, Tentang Sex. Jakarta. PT. Bumi Aksara.
Maypole, Donald E., & Rosemarie Skaine. (1983). Sexual Harassment in the
Workplace. Social Work. Vol. 28, No. 5, Page 385 – 390. Oxford University
Press.
Ministry of Manpower and Transmigration, & International Lobour Organization.
(2011).
Sexual
Harassment
Prevention
at
The
Workplace.
No.
SE.03/MEN/IV/2011. Indonesia. The Circular Note of The Minister of
Manpower and Transmigration.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
107
Nawari. (2010). Analisis Regresi dengan MS Excel 2007 dan SPSS 17. Jakarta.
Penerbit PT. Elex Media Komputindo.
Nazir, Moh.. (2005). Metode Penelitian. Bogor. Ghalia Indonesia.
Papalia, Diane E., Sally Wendkos Old, & Ruth Duskin Feldman. (2008). Human
Development (Psikologi Perkembangan). Bag. V s/d IX. Jakarta. Kencana
Prenada Media Group.
Pujiyanto, Risang. (2015) Tenaga Kerja Indonesia Dalam Era Globalisasi. Diunduh
dari
https://www.academia.edu/7761645/Tenaga_Kerja_Indonesia_dalam_Era_
Globalisasi
Priharseno, Z.N. (2013, 19 April). 75 Persen tenaga kerja wanita di Jakarta alami
kekerasan
seksual.
Kompas
Online.
Diunduh
dari
http://megapolitan.kompas.com/read/2013/04/19/16235648/75.Persen.Tenag
akerjaWanita.di.Jakarta.Alami.Kekerasan.Seksual.
Purwanto. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan.
Yogyakarta. Pustaka Pelajar Offset.
Pratiwi, Dewi, & Siti Noor Fatmah. (2012). Kematangan Emosi dan Psikosomatis
Pada Mahasiswa Tingkat Akhir. Yogyakarta.
Manggala.
Diunduh
dari
:
Universitas Wangsa
http://fpsi.mercubuana-yogya.ac.id/wp-
content/uploads/2012/06/KEMATANGAN-EMOSI-DANPSIKOSOMATIS-PADA-MAHASISWA-TINGKAT-AKHIR_Noor.pdf
Prawirohardjo, Soejono. (1973). Klasifikasi Penyakit Jiwa dan Aspek – Aspek
Pengobatannya. Yogyakarta.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
108
Radarjogja. (2014, 19 September). Bersiul, Termasuk Pelecehan Seksual. Diunduh
dari:
http://www.radarjogja.co.id/blog/2014/09/19/bersiul-termasuk-
pelecehan-seksual/.
Rathus, Spencer A., Jeffrey S. N., & Lois Fichner. (2008). Human Sexuality In World
of Diversity. Seventh Edition. Boston. Pearson Inc.
Roan, Wicaksana Martin. (1979). Ilmu Kedokteran Jiwa / Psikiatri. Jakarta.
Samuel, William. (1981). Personality; Searching For The Sources Of Human
Behavior. McGraw – Hill Book Company.
Santoso, Agung. (2010). Statistik Untuk Psikologi. Yogyakarta. Universitas Sanata
Dharma.
Siahaan. (1990). Komunikasi; Pemahaman dan Penerapannya. Jakarta. PT BPK
Gunung Mulia.
Siregar, Syofian. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif; Dilengkapi dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta. Prenadamedia
Group.
Siregar, Syofian. (2014). Statistika Deskriptif untuk Penelitian; Dilengkapi
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta. PT. Raja Grafindo
Persada.
Sugihastuti, & Siti Hartiti. (2007). Glosarium Seks dan Gender. Yogyakarta.
Carasvati Book.
Sunyoto, Danang. (2007). Analisis Regresi dan Korelasi Bivariat, Ringkasan dan
Kasus. Yogyakarta. Penerbit Amara Books.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
109
Truida. (2001, Agustus). Sexual Harassment; Cause, Consequence, and Cures. Cape
Town.
Formerly
of
UNISA
SBL.
Diunduh
dari
https://www.westerncape.gov.za/text/2004/4/sexual_harassment_2nd_upload
.pdf
UNESCO, & BKKBN. (2012). Buku Suplemen Bimbingan Teknis Kesehatan
Reproduksi;
Pelecehan
Seksual.
Jakarta.
Diunduh
dari
http://unesdoc.unesco.org/images/0022/002295/229599ind.pdf.
Welsh, Sandy. (1999). Gender and Sexual Harassment. Annual Review of Sociology.
Vol. 25. Page 169 – 190. Annual Reviews. University of Toronto, 203
College Street, Toronto.
Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. PT Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Wulan. (2015). Peran Atasan Dalam Menciptakan Kenyamanan di Kantor. Diunduh
dari:
http://www.atlasfoundation.org/2015/02/peran-atasan-dalam-
menciptakan-kenyamanan-di-kantor/
Yuriko, & Yumiko Sakata. (2004). Development of A Psyhosomatic Complaints
Scale For Adolescents. Psychiatry and Clinical Neurosciences. No. 58. Page
3 -7. University of Tsukuba and Kagoshima University. Japan.
Zulaikha. (2006). Pengaruh Interaksi Gender, Kompleksitas Tugas, dan Pengalaman
Auditor terhadap Audit Judgement. Simposium Nasional Akuntansi. Vol. 9,
Page 1 – 22.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN
110
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
111
HASIL ANGKET TERBUKA
Tabel Hasil Angket Terbuka Pada Pekerja Wanita
Perilaku
Sub-Perilaku
Pandangan ke arah Tubuh Menatap bagian tubuh
Verbatim
Frekuensi
Sum
Menatap secara belebihan pada fisik
I I
2 01, 10
Menatap ke bagian payudara
I
1 14,
Menatap dengan pandangan tidak seronoh
I
1 36,
Tatapan penuh nafsu
I
1 34,
Tatapan yang menggoda atau mupeng
I
1 33
total
Melihat bagian tubuh
subjek
6
Melihat bagian tubuh tertentu lawan jenis sengaja
I I
2 03, 21,
Pria yang melihat tubuh wanita dari atas sampai
I
1 12,
Lawan jenis melihat bagian tubuh yang wow
I
1 19,
Melihat bagian tubuh tertentu dengan intens
I I
2 26, 30
Melihat bagian tubuh yang vital dan sensitif
I
1 33,
Melihat dengan daya suka secara seksual
I
bawah dengan pandangan tidak pantas
1 35,
total
Memandang bagian tubuh Pandangan seronok dari pria ke wanita
5
I I
2 08, 12
I I I
3 09, 24, 44
I
1 15
Memandang laki - laki secara berlebihan
I
1 23
Memandang lawan jenis secara berlebihan
I
1 32
Memandangi daerah payudara dengan penuh nafsu
I
1 43
Memandang dengan penuh nafsu
I
Pandangan yang tidak menyenangkan ke bagian
tubuh tertentu
Terlalu memandang jika ada orang yang berpakaian
ketat
1 28
total 10
Mengintip bagian tubuh
Mengintip
I I
Mengintip orang di toilet
I
2 11, 41
1 37
total
Merekam
Merekam kegiatan secara diam-diam
I
1 09,
total
TOTAL
Pornografi
Melihat gambar porno
Melihat gambar senonoh
Menonton video porno
I
1 28
I
Menonton film senonoh
I
Menonton film porno
I
1
1 28
1 32
total
TOTAL
1
1 32
total
Menonton film porno
1
25
total
Menonton video porno
3
2
4
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
112
Pembicaraan secara
Berbicara terkait hal
Membicarakan yang menjadi hal sensitive pada
langsung melecehkan
seksual seseorang
perempuan
Pernyataan terkait hal
Mengucapkan kata yang membuat orang lain tidak
seksual seseorang
nyaman seperti mendeskripsikan bentuk bagian vital
I
seseorang
1 05,
total
1
I
1 02,
Mengatakan tentang hal-hal yang tidak sepantasnya I
1 36
apalagi tidak dekat, misal: dadamu besar, jalanmu
kok ngangkang, kamu sexy, bohai, bibirmu sexy
total
2
Komentar terkait hal
Mengomentari bagian tubuh padahal baru kenal
I
1 26
seksual seseorang
Ucapan yang mengomentari fisik/bagian yang tidak
I
1 30
seharusnya
total
Bertanya terkait hal
Menanyakan hal-hal tabu misal :udah pernah ciuman I
seksual seseorang
udah pernah ml ?
1 36
total
TOTAL
2
1
6
Pembicaraan secara tidak Omongan seksual
Omongan cabul
I
1 04,
langsung melecehkan
Ngomongin yang porno
I
1 19
seseorang
total 2
Pembicaraan seksual
Membicarakan hal-hal yang mengarah pada seksual I I I I I I I
7 07,13,26,30,34,30,50
Berbicara mesum/saru di depan umum
I
1 39
Tindakan ketika seseorang mulai berbicara mengenai I
1 31
hal yang seronok
total 9
Pernyataan seksual
Pernyataan verbal yang berkaitan dengan seks secara I
1 10
terus - menerus
total 1
Perkataan seksual
Berkata hal-hal yang mesum bukan pada tempatnya
I
1 42
Berkata-kata kurang ajar
I
1 33
Berkata cabul
I
1 45
total 3
Ucapan seksual
Ucapan yang tergolong mesum
I
Candaan seksual
Candaan yang bersifat mesum
I
1 11
total 1
1 37
total 1
TOTAL
17
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
113
Mencium
Berciuman
Cium tiba-tiba tnp pemberitahuan dan blm knl
I
1 20
Berciuman pada mulut
I
1 23
Berciuman di depan umum
I I I I
4 15, 16, 42, 46
Dicium sembarangan di pipi/kening
I
1 41
Mencium secara berlebihan
I
1
total
TOTAL
Memegang / menyentuh
Memegang alat vital
8
8
Memegang bagian alat vital lawan jenis
I
1 03,
bagian alat kelamin
Memegang kemaluan
I
1 23
seseorang
Memegang vagina wanita
I
1 36
Memegang dengan sengaja daerah miss v
I
1 43
total
Mencolek alat kelamin
Mencolek pada bagian alat kelamin
I
1
total
Meraba alat kelamin
Meraba bagian alat kelamin
4
I I
1
2 17, 37
total
TOTAL
2
7
Memegang / menyentuh Memegang payudara
Memegang di bagian dada
I
1 35
bagian payudara seseorang
Memegang dengan sengaja bagian payudara
I I
2 11, 43
Memegang bagian payudara wanita
I
1 36
total
Mencolek payudara
I
1 04,
Colek-colek tetek
I
1 25
Mencolek dada
I
1 37
total
Meraba payudara
Meraba-raba daerah payudara
I I I
Menyenggol dengan sengaja bagian payudara
I
Menyeggol payudara
I
1 41
TOTAL
Dipegang di bagian wajah
bagian wajah seseorang
2
12
I
1 02,
total
TOTAL
3
1 11
total
Memegang / menyentuh Memegang wajah
3
3 16, 17, 37
total
Menyenggol payudara
4
Colek payudara
1
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
114
Memegang / menyentuh Memegang tubuh
Memegang bagian tubuh yang sensitif
I I I I I I I
7 03,05,07,08,26,33,35,
bagian tubuh seseorang
Memegang dengan sengaja bagian sensitif
I I I
3 11,43,44
Memegang bagian tubuh tertentu dengan intens
I I I
3 09, 26, 28,
Memegang bagian tubuh tertentu dengan paksa
I
1 30
Memegang bagian sensitif dari lawan jenis
I
1 32
Memegang
I
1 34
Memegang bagian tubuh tertentu wanita
I
1 36
Memegang bagian tubuh orang lain tanpa seijinnya
I
1 39
Memegang anggota tubuh dalam jangka waktu yg lamaI
1 40
Memegang bagian tubuh tersensitif yang dianggap tabuI
1 49
Memegang bagian pribadi di depan umum
I
1 15
Memegang-megang bagian wanita
I
1 12
Pegang-pegang di bagian menggelikan
I
1 19
Ketika seseorang sengaja memegang barang teman
I
terlebih di bagian yang sensitif
1 31
total 24
Mencolek tubuh
Colek-colek badan orang lain
I
1 12
Mencolek bagian tubuh yang vital dan sensitif
I I I I
4 24, 33, 35,49
Mencolek tubuh karyawan
I
1 44
Mencolek bagian tubuh tertentu
I
1 37
Mencolek seorang wanita tnp ijin di tmpt yg tabu
I
1 48
total
Menyentuh tubuh
8
Menyentuh tubuh lawan jenis bagian manapun tnp ijin I I
2 06, 27
Sentuhan dari lawan jenis dengan intensi tertentu
I I I
3 10, 29, 40
Menyentuh orang lain di bagian tertentu
I I
2 13, 18
Menyentuh bagian tubuh manapun
I
1 21
Menyentuh bagian-bagian sensitif
I I
2 08, 24
Menyentuh bagian tubuh tertentu dengan paksa
I
1 30
Diraba-raba
I I
2 02, 34
Meraba-raba bagian tubuh
I I
2 16, 37
Meraba-raba bagian sensitif
I I I
total 11
Meraba tubuh
3 17, 33, 35
total
Membelai tubuh
Membelai bagian tubuh yang vital dan sensitif
I I
2 23, 33
total
Memeluk tubuh
Peluk tanpa pemberitahuan dan belum kenal
I I
Merangkul bagian yang sensitif
I
Menyenggol dengan sengaja bagian sensitif
1 35
I
3
1 11
total
Menyentuhkan alat kelamin Ketika menonton konser pertunjukkan orang belakang I
ke bagian tubuh
2
2 20, 41
total
Menyenggol tubuh
7
1
1 31
menyentuhkan alat kelamin (pria) kepada orang
depannya (wanita), ataupun ketika berjalan
total
TOTAL
1
57
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
115
Memegang / menyentuh
Memegang bokong
bagian bokong seseorang
Memegang dengan sengaja bagian pantat
I I I
3
11, 32, 43
Memegang bokong
I
1
22
Memegang bagian bokong wanita
I I
1
36, 45
total
Mencolek bokong
Nyolek bokong
I I
2
02, 37
Colek Pantat
I
1
04,
total
Meraba bokong
Meraba bagian bokong
I I
Menyenggol pantat
I
TOTAL
Memegang bagian paha
I I
2 08,35
total
Mencolek pada bagian paha
2
I
1 37
total
Meraba paha
11
1
11
bagian paha seseorang
Mencolek paha
17, 37
2
1
total
Memegang / menyentuh Memegang paha
3
2
total
Menyenggol bokong
5
Meraba-raba bagian paha
1
I I
2 16, 37
total
2
TOTAL
5
Memegang / menyentuh Memegang tangan
Memegang tangan
I I
bagian tangan seseorang
Pegangan tangan tanpa pemberitahuan dan blm kenal I
2 14, 44
1 20
total 3
TOTAL
Memegang / menyentuh Memegang bibir
3
Memegang bagian bibir wanita
I
bagian bibir seseorang
1 36
total
1
TOTAL
1
Menggoda seseorang
Mengekspose bagian tubuh Memamerkan badan di depan umum
I
1 35
secara tidak langsung
kepada orang lain
I
1 47
Tindakan mengumbar aurat
Memakai pakaian yang minim/terlalu ketat sehingga I I
2 28, 35
bagian tubuh menonjol
total 4
Mengekspose hubungan
Pelukan di tempat umum
I
1 45
intim kepada orang lain
Naik motor pelukan
I
1 45
Bercumbu di depan publik
I I
2 05, 46
Tindakan mengumbar nafsu tidak pada tempatnya
I
1 47
total 5
TOTAL
9
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
116
Menggoda seseorang
Menggoda dengan siulan
secara langsung
Disiulin
I
1 02,
Suit - Suit
I
1 08,
Bersiul
I
1 14
total
Menggoda dengan kata
3
Digodai dgn kata yang tidak pantas mengenai tubuh I
1 18
Digodai di jalan dengan kata-kata tidak senonoh
I
1 27
Menggoda-goda perempuan di depan umum
I
1 39
Menggoda dng kata-kata yang tidak selayaknya
I
1 29
total
Menggoda dng panggilan Memanggil cewek - cewek (merayu)
I
Menggoda dengan SMS
I
1 14
total
SMS yang isinya merayu/menunjukkan bahwa
4
1
1 18
si penerima sms seakan-akan objek seksual
SMS bersifat seksual dan bernada cabul
I
1 27
total
Menggoda dengan mata
Main mata
I
1 08,
Mengerlingkan mata
I
1 16
Dikedipin mata
I
1 02,
Julurin lidah
I
total
Menggoda dengan lidah
2
3
1 08,
total
1
Menggoda dengan gerakan Berbicara terlalu dekat dengan lawan jenis
I
1 09,
atau perilaku yang mengarah Berbicara dengan jarak yang sangat dekat
I
1 40
pada hal seksual
Ngangkat rok
I
1 04,
Buka-buka rok sengaja
I
1 41
Berdiri berdekatan
I
1 21
Berdempetan saat di kendaraan umum
I I
2 15, 25
total
7
Menggoda dengan
Exhibitionis (menunjukkan alat kelamin)
I I
2 13, 17
menunjukkan alat kelamin
Menunjukkan benda kemaluan di depan umum
I
1 35
pada seseorang
Memperlihatkan alat kelamin
I I I
3 05, 22, 24
Memperlihatkan organ tubuh pada pria
I
1 23
Menunjukkan barang milik pribadi
I
1 23
total
Menggoda dengan
Tiba-tiba menunjukkan gambar/video porno pd
pornografi
orang lain yang tidak ingin melihat
I
1 37
total
TOTAL
8
1
30
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
117
Hubungan seksual
Hubungan seksual yang
Kumpul kebo
tidak resmi (bukan pasutri) Melakukan hub badan diluar nikah
I I
2 23, 32
I
1 24
total
Hubungan seksual dengan Memaksa seseorang untuk berhubungan seksual
I I
1 05, 20
paksaan
Memperkosa
I I I I
4 11, 16, 42, 45
Dipaksa melakukan apa yang tidak ingin dilakukan
I
1 27
Perilaku menyabuli orang lain
I
1 38
total
TOTAL
Permintaan seksual
3
Permintaan hubungan seks Berhubungan seksual (ditawar)
Pacaran, cowok minta ini itu (ciuman berserta
7
10
I
1 17
I
1 25
yang lainnya)
total
TOTAL
2
2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
118
Tabel Hasil Angket Terbuka Pada Pekerja Pria
Perilaku
Sub-perilaku
Pandangan ke arah tubuh Melihat bagian tubuh
Verbatim
Frekuensi
Sum
Melihat tubuh seseorang dengan penuh nafsu
I
1 34
Melihat bagian tubuh yang sensitif
I
1 24
Melihat bagian tubuh lawan jenis
I
1 17
Sengaja melihat orang telanjang
I
1 34
Mengintip orang telanjang
I I
2 06, 31
Mengintip pada waktu mandi
I
1 26
Mengintip lawan jenis telanjang
I
total
Mengintip tubuh
1 30
total
Menatap bagian tubuh
Menatap daerah organ vital secara terus-menerus
I
total
Melihat payudara
4
1 49
TOTAL
Pandangan ke arah
4
1
9
Melihat payudara
I
payudara
1 25
total
Mengintip payudara
Intip tetek lewat ketek (intelek)
1
I
1 05,
total
1
TOTAL
Pandangan ke arah
Melihat bokong
2
Melihat silit
I
bokong
1 25
total 1
TOTAL
Pornografi
Menonton pornografi
1
Menonton video porno
I
1 47
Mbokep bareng-bareng
I
1 25
Membaca buku porno
I
total
Membaca hal seksual
2
1 47
total
Memiliki hal pornografi
Memiliki gambar yang bersifat pornografi
I
Memiliki video yang bersifat pornografi
I
1
1 13
1 13
total
2
TOTAL
5
Pembicaraan secara
Berbicara terkait hal
Membicarakan tentang anggota badan seseorang
I
1 09,
langsung melecehkan
seksual seseorang
Melecehkan secara verbal mengenai seksualitas
I
1 07,
sseseorang
total 2
TOTAL
2
Subjek
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
119
Pembicaraan secara tidak Perkataan seksual
Berkata jorok / mesum kepada lawan jenis
I
1 03,
langsung melecehkan
Berkata jorok
I
1 09,
seseorang
Berkata kotor / saru di depan umum
I
1 24
total
Pembicaraan seksual
I
1 27
Berbicara jorok
I
1 40
Bicara tabu / saru
I
1 42
total
Obrolan seksual
Ngobrol nyerempet-nyerempet
I
Omongan seksual
Ngomong saru
I
1
1 32
total
Bercanda mengenai hal yang saru di dekat orang
3
1 25
total
Candaan seksual
3
Suka berbicara hal-hal yang berbau porno
I
1
1 04,
orang yang dihormati
Bercanda (rusuh)
I
1 18
total
Membahas hal seksual
Disaat pelajara /kuliah seorang guru/dosen membahas I
2
1 04,
hal yang saru di kelas yang didominasi cewek
total
TOTAL
Mencium bagian tubuh
Mencium tubuh
seseorang
Mencium
1
11
I
Mencium bagian tubuh yang tidak perlu atau pribadi I
1 08,
1 27
total 2
Berciuman
Dalam berpacaran berciuman secara berlebihan
I
1 26
Berciuman dengan penuh nafsu dengan lawan jenis I
1 36
Berciuman di depan umum
I
1 43, 46
total 3
TOTAL
5
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
120
Memegang / menyentuh Memegang tubuh
Memegang bagian tubuh yang tidak diinginkan
I
1 23
bagian tubuh seseorang
Memegang bagian tubuh lawan jenis
I
1 30
Memegang bagian pribadi
I
1 40
Memegang bagian tubuh yang vital tanpa persetujuan I
1 41
Waktu naik angkutan umum secara sengaja
1 15
I
pegang-pegang
Memegang aurat orang lain
I
1 19
total
Menyentuh tubuh
Dengan sengaja menyentuh aurat orang lain dan
6
I
1 19
Menyentuh bagian tubuh yang tidak ingin disentuh
I
1 23
Menyentuh bagian tubuh yang sensitif
I
1 24
Menyentuh bagian pribadi
I
nambah
1 40
total
Mencolek tubuh
I I
2 08, 38
Mencolek orang yang tidak dikenal
I
1 39
Meraba bagian yang tertutup baju atau celana dng
I
1 13
Diraba-raba
I
1 16
Meraba bagian tubuh yang vital tanpa persetujuan
I
1 41
Meraba-raba
I
1 38
Meraba-raba badan orang lain
I
1
Membelai
I
total
Meraba tubuh
4
Mencolek
3
sengaja
total
Membelai tubuh
1 08,
total
Memeluk tubuh
Berpelukan
I
total
Pegang-pegang paha orang yang tidak dikenal
I
bagian paha seseorang
Memegang paha
I I
1 15
2 27, 34
total
I
I
1
1 27
total
TOTAL
3
1 34
total
Meletakkan tangan ke paha Meletakkan tangan ke paha orang lain
1
19
Memegang / menyentuh Memegang paha
meraba paha dengan sengaja
1
1 08,
TOTAL
Meraba paha
4
1
5
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
121
Memegang / menyentuh Memegang alat kelamin
Memegang dengan sengaja anu si cowok / cewek
I I
2 03, 34
bagian alat kelamin
Memegang kemaluan orang lain
I I I
3 14, 18, 43
seseorang
Memegang barang pribadi (alat kelamin)
I
1 20
Memegang-megang alat kelamin
I I I
3 23, 33, 32
Bagian kemaluan di pegang-pegang
I
1 16
Menyentuh bagian-bagian alat vital
I
1 07,
Menyentuh bagian-bagian seksual lawan jenis
I
1 21
Menyentuh kelamin
I
1 30
Sentuh-sentuh memek
I
1 25
Mencolek alat kelamin
Colek-colek kemaluan
I
Meraba alat kelamin
Meraba bagian vital dari organ tubuh
I
1 26
Meraba bagian vital dengan sengaja
I
1 34
total 10
Menyentuh alat kelamin
total 4
1 06,
total 1
total 2
TOTAL
17
Memegang / menyentuh Memegang payudara
Memegang payudara
I I I
3 02, 32, 34
bagian payudara
Memegang buah dada
I I
2 14, 20
seseorang
Pegang-pegang dada
I I
2 16, 33
Menyentuh buah dada
I
Sentuh-sentuh payudara
I
total
Menyentuh payudara
1 17
1 25
total
Mencolek payudara
Menyamul payudara
I
Colek-colek payudara
I
Meraba payudara dengan sengaja
2
1 42
1 06,
total
Meraba payudara
7
I
2
1 34
total
1
TOTAL
12
Memegang / menyentuh Menyentuh leher
Disentuh teman di bagian leher karena buat ngilu dan I
1
bagian leher seseorang
bergetar-getar pada penis
total 1
TOTAL
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
122
Memegang / menyentuh Memegang bokong
Memegang bokong
I I I
2 02, 32, 34
bagian bokong seseorang
Memegang pantat
I I I I
4 05, 17, 20, 33
Memegang pantat orang lain
I I
2 14, 27
Bagian bokong dipegang-pegang
I
1 16
total
Menyentuh bokong
Sentuh-sentuh pantat
I
1
total
Meraba bokong
meraba bokong dengan sengaja
I
Colek-colek pantat
I
total
Menggoda dengan gerakan Melakukan gerakan-gerakan mesum / cabul yang tidak I
secara langsung
atau perilaku yang mengarah pantas dilakukan kepada lawan jenis
1 03,
Menarik tali BH wanita
I
1 05,
Menggoda orang lain dengan unsur seksual
I
1 24
Menggoda perempuan
I
1 48
total
Matanya tidak fokus
I
Siul-siul menggoda
I
Liatin bokep ke orang lain
I
pornografi
1
1 31
total
Menggoda dengan
4
1 09,
total
Menggoda dengan siulan
1
12
Menggoda seseorang
Menggoda dengan mata
1
1 06,
TOTAL
pada hal seksual
1
1 34
total
Mencolek pantat
9
1
1 32
total
1
Menggoda dengan
Memperlihatkan alat kelamin
I
1 18
menunjukkan alat kelamin
Menunjukkan barang pribadi kepada orang lain
I
1 20
pada seseorang
Menunjukkan alat kelamin ke orang lain
I
1 31
total
TOTAL
3
10
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
123
Menggoda seseorang
Mengekspose bagian tubuh Mengumbar aurat di muka umum
I
1 01,
secara tidak langsung
kepada orang lain
Telanjang di muka umum
I I
2 10, 30
Menggunakan pakaian yang sedikit memperlihatkan
I
1 27
Memakai pakaian terlalu sexy
I
1 43
Berpakaian kebarat-baratan
I
1 45
Menggunakan pakaian yang tidak sopan dan pamer
I
1 50
Memakai hot pants tidak pada tempatnya yang
I
1 22
bagian tubuh yang besifat pribadi
menarik nafsu dan kriminal
total
8
Mengekspose hubungan
Berduaan di tempat sepi
I
1 08,
seksual kepada orang lain
Berhubungan seksual dan diekspose ke publik
I
1 26
Berpacaran secara ceroboh dan seronok di tempat
I
1 50
I
1 04,
umum / sembarang tempat
Melihat anak-anak kecil pacaran yang kebablasan
di tempat umum
Berbuat senonoh di tempat umum
I
1 22
total
TOTAL
Hubungan seksual
Hubungan seksual yang
Perbuatan negatif / tidak boleh dilakukan jika belum
5
13
I
1 08,
Melakukan perbuatan suami istri pada saat pacaran
I
1 11
Bertidak mesum dengan pasangan
I
1 13
Kumpul kebo
I
1 14
Sex di luar nikah
I
1 20
Berhubungan badan diluar nikah
I
1 39
Melakukan hubungan seks
I
1 38
Mesum diluar nikah
I
tidak resmi (bukan pasutri) resmi atau suami istri
1 47
total
8
Hubungan seksual dengan Memaksa seperti memperkosa
I
1 02,
paksaan
Memperkosa
I I I
4 06, 20, 29, 41
Memaksa melakukan hubungan badan
I
1 07,
Memaksa orang lain memenuhi hasratnya
I
1 11
Pemaksaan
I I
2 17, 46
Dalam berpacaran memaksa untuk bersenggama
I
1 26
Memaksa seseorang berhubungan seks padahal
I
1 33
Memaksa anak perempuan dibawah umur
I
1 39
Memaksa orang lain berhubungan intim
I
1 48
bukan suami istri
total 13
Hubungan seksual dengan Membayar demi kepuasan hasrat biologis
I
imbalan uang
I
Dibayar demi kepuasan hasrat biologis
1 11
1 11
total
TOTAL
2
23
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
124
Permintaan seksual
Permintaan hubungan seks Meminta untuk bersenggama
I
1 26
total 1
TOTAL
Perilaku seksual Individu Masturbasi
1
Masturbasi
I
1 20
Melakukan masturbasi atau onani
I
1 36
total
2
TOTAL
Perilaku yang buruk
2
Perilaku seksual yang buruk Hal-hal berunsur seksual yang dianggap diluar batas I
Hasrat seksual yang tidak tersalurkan karena
1 29
I
1 37
I
1 37
I
1 38
Membawa lari anak orang
I
1 39
Suatu tindakan yang tidak terpuji
I
1 44
Perilaku yang tidak bermoral
I
1 50
kehabisan waktu / kesempatan
Tidak dapat melayani pasangan karena sedang
kecapaian atau bad mood
Melakukan sesuatu yang merugikan bagi orang lain
untuk kepuasan diri sendiri
total
TOTAL
Perilaku pelecehan
Pelecehan
Sexual harassment both verbal and physical
7
7
I
1 28
total 1
TOTAL
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
125
Blueprint Skala SEQ-DoD
Definisi
Dimensi
Gender Harassment
Perilaku pelecehan
seksual yang lebih
mengarah pada
perilaku merendahkan
atau menghina yang
berbasis gender
tertentu
Perilaku menghina,
merendahkan,
mengganggu,
merugikan dan
tidak diinginkan
yang mengandung
unsur seksual dan
Butir Item
Item Asli SEQ-DoD
Atasan atau rekan kerja memberi komentar yang
tidak menyenangkan tentang penampilan, tubuh,
atau aktivitas seksual saya
Atasan atau rekan kerja memanggil dengan
sapaan siulan atau ejekan yang mesum / cabul.
Atasan atau rekan kerja memperlakukan saya
“secara berbeda” semata – mata karena jenis
kelamin saya (misalnya: mengabaikan, tidak
memperhatikan, dsb).
Atasan atau rekan kerja merendahkan saya
karena alasan perbedaan jenis kelamin.
Atasan atau rekan kerja menatap atau melirik
saya sedemikian rupa, sehingga membuat saya
tidak nyaman.
Atasan atau rekan kerja memperlihatkan,
menggunakan atau membagikan benda atau
barang yang bersifat mesum atau cabul yang
merendahkan harga diri saya (misalnya; gambar
atau film cabul yang menurut Anda terlalu
vulgar).
Atasan atau rekan kerja membuat
pernyataan yang bersifat merendahkan
jenis kelamin tertentu (misalnya,
perempuan tidak mampu mengerjakan
tugas berat atau laki-laki tidak bisa teliti).
Atasan atau rekan kerja membuat
pernyataan seksual yang kasar atau terlalu
vulgar, baik di depan umum atau kepada
saya secara pribadi.
Atasan atau rekan kerja membuka atau
memperlihatkan tubuh mereka sambil
menggoda saya sehingga saya merasa malu
atau tidak nyaman.
Item Tambahan Hasil Survei
Atasan atau rekan kerja membuat
pernyataan yang tidak senonoh tentang diri
saya pada orang lain (misal; menyatakan
bahwa saya suka nonton video / gambar
porno).
Atasan atau rekan kerja membuat
pernyataan yang kotor tentang diri saya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
126
dilakukan oleh
atasan atau rekan
kerja secara
sengaja dan/atau
berulang dalam
lingkungan kerja.
Unwanted Sexual
Attention
Perilaku pelecehan
seksual yang lebih
mengarah pada
perilaku menarik
perhatian orang lain
yang tidak
diinginkan, tidak
dibalas dan
menyinggung
terhadap orang lain ( misalnya; menyebut
diri saya sebagai pelacur atau murahan).
Item Asli SEQ-DoD
Atasan atau rekan kerja mencium,
membelai saya di luar kemauan saya.
Atasan atau rekan kerja terus – menerus
mengajak saya kencan (misalnya dengan
mentraktir makan, dsb) meskipun saya
menolaknya.
Pembicaraan / candaan atasan atau rekan
kerja mengarah pada hal – hal yang
berunsur seksual atau mesum yang
membuat saya tidak nyaman.
Atasan atau rekan kerja berusaha mengajak
saya menjalin hubungan mesra meskipun
saya tidak suka.
Atasan atau rekan kerja berhubungan seks
dengan saya, meskipun saya tidak mau.
Item Tambahan Hasil Survei
Atasan atau rekan kerja memperlihatkan
alat kelaminnya pada saya secara sengaja.
Atasan atau rekan kerja mengirimkan pesan
menggoda atau mesum melalui pesan
singkat (misalnya; SMS, WA, BBM, dsb).
Saat di tempat kerja atasan atau rekan kerja
berusaha untuk mengangkat rok atau
menyibakkan pakaian saya.
Atasan atau rekan kerja memanggil saya
dengan panggilan mesra (sayang, baby,
honey).
Atasan atau rekan kerja memandang /
menatap saya dengan penuh nafsu atau
tidak senonoh dan membuat saya tidak
nyaman dan malu.
Atasan atau rekan kerja menyentuh /
memegang / mencolek bagian dari tubuh
saya (misalnya payudara, bokong, atau
bagian sensitif/pribadi lain).
Atasan atau rekan kerja memandang /
menatap dengan tajam bagian tubuh saya
yang sensitif / pribadi (misalnya; pada
wanita payudara, paha; pada pria pantat).
Saat di tempat kerja atasan atau rekan kerja
berusaha untuk duduk atau berdiri terlalu
dekat.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
127
Sexual Coercion
Perilaku pelecehan
seksual yang lebih
mengarah pada
perilaku memaksa,
memeras, atau
memberikan imingiming atau hadiah
untuk memperoleh
aktivitas seksual
bersama.
Item Asli SEQ-DoD
Saya diiming – iming akan mendapat
promosi yang cepat atau mendapat
perlakuan yang baik, jika saya mau
melakukan aktivitas seksual yang
diinginkan atasan atau rekan kerja
Atasan atau rekan kerja berusaha mengajak
untuk berhubungan seks di luar kemauan
saya meskipun usahanya gagal.
Atasan atau rekan kerja membuat saya
merasa seolah – olah “disogok” atau
“disuap” dengan hadiah atau imbalan
(misalnya bonus atau barang) untuk
melakukan aktivitas seksual.
Atasan atau rekan kerja memperlakukan
saya secara buruk karena saya menolak
hubungan seks dengan nya.
Saya merasa diancam karena menolak
melakukan aktivitas seksual yang
diinginkan oleh atasan atau rekan kerja
(misalnya; diancam bahwa kekurangan
dalam pekerjaan saya akan dicari – cari).
Saya merasa takut dan akan diperlakukan
buruk oleh atasan atau rekan kerja, jika
saya menolak melakukan aktivitas seksual
dengan rela.
Atasan atau rekan kerja berusaha
melibatkan saya dalam pembicaraan
tentang seks di luar kemauan saya
(misalnya membicarakan kehidupan seksual
Anda).
Atasan atau rekan kerja membuat gerakan
tubuh yang mesum atau cabul yang
membuat saya merasa malu atau tidak
nyaman.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
128
Blueprint Skala PCS
Definisi
Aspek
Sistem Cardiovascular
dan Pembuluh Darah
Sistem Gastrointestinal
Sistem Musculoskeletal
Sekumpulan
penyakit fisik baik
dalam bentuk
disfungsi ataupun
perubahan patologis
yang disebabkan
oleh adanya emosi
yang berlebihan
dalam diri seseorang
yang disalurkan
melalui susunan
saraf autonom.
Sistem Respiratory
Sistem Endocrine
Sistem Kulit
Butir Item
Saya mengalami rasa sakit pada bagian
kepala.
Saya merasa kepala saya terasa berat.
Saya merasa pusing di saat berdiri.
Jatung saya berdebar – debar kencang
tanpa alasan tertentu.
Saya mengalami rasa sakit pada bagian
perut.
Saya mengalami diare.
Perut saya terasa berat atau mual.
Nafsu makan saya menurun.
Saya mengalami rasa kaku pada bagian
pundak.
Saya mengalami rasa sakit pada bagian
pinggang.
Mata saya terasa tegang atau lelah.
Bagian tubuh saya bergerak dengan
sendirinya tanpa kontrol (misal tibatiba kepala menggeleng).
Bagian tangan atau kaki saya
mengalami mati rasa atau gemetar.
Saya merasa lelah saat berbicara
dengan orang lain.
Saya dengan mudah terserang flu.
Tiba – tiba saya merasa kesulitan
untuk bernafas.
Tenggorokan saya terasa sakit saat
menelan sesuatu.
Saya merasakan bunyi “denging” pada
telinga.
Saya merasa selalu ingin berbaring.
Saya merasa ketahanan tubuh saya
menurun.
Entah bagaimana, saya merasa diri
saya sakit.
Saya mengalami rasa gatal yang
membuat kulit saya meradang.
Tiba – tiba jerawat muncul pada muka
saya.
Tiba–tiba kulit saya mengalami iritasi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
129
Sistem Genitourinary
Sistem Nervorum
Saya merasa tidak lancar saat buang
air kecil.
Saya merasa kehidupan seksual saya
menurun.
Saya merasa nyeri pada bagian alat
vital.
Badan saya mudah sekali terasa lelah
atau capek.
Saya merasa kesulitan untuk
berkonsentrasi.
Saat tidur saya merasa tidak nyenyak
atau tidak nyaman atau insomnia.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
130
Skala Relasi Seksualitas
di Tempat Kerja
Oleh:
Marius Angga Kurnianto
119114099
Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2015
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
131
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari yang berbahagia,
Perkenalkan Saya Marius Angga Kurnianto, adalah Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Saya saat ini sedang mempelajari seksualitas dalam konteks
kecenderungan hubungan interpersonal di dalam dunia kerja. Saya ingin memahami bagaimana
kecenderungan – kecenderungan pribadi terkait dengan seksualitas, hubungan kita dengan orang
lain, dan kondisi psikologis kita khususnya dalam dunia para pekerja. Dengan terlibat pada
survei ini Anda memberi sumbangan pada pengetahuan dan penanganan masalah – masalah
psikologis dan seksualitas dalam dunia kerja. Informasi yang Anda berikan akan sangat
bermanfaat jika diberikan dengan jujur dan apa adanya. Dalam survei ini tidak ada jawaban yang
benar atau salah, jawaban yang tepat adalah jawaban sesuai dengan diri Anda. Informasi yang
Anda berikan bersifat Anonim dan tidak terkait dengan identitas pribadi. Selain itu kami akan
menjaga informasi Anda sebagai hal yang bersifat rahasia.Jika ada hal – hal yang kurang jelas,
Anda dapat menghubungi saya melalui no Hp dengan nomor 087859676785 atau melalui E-mail
dengan alamat [email protected] semua penjelasan di atas, Saya sebagai
pihak responden Bersedia / Tidak Bersedia menjadi responden survei ini.
Responden,
(……………………………..)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
132
Angket Seksualitas di Tempat Kerja
Pada bagian ini kami ingin menanyakan pengalaman Anda di tempat kerja yang terkait dengan
seksualitas. Bacalah dengan teliti setiap pernyataan yang ada sebelum mengisi jawaban. Pilihlah
satu dari lima respon yang tersedia sesuai dengan pengalaman diri Anda Selama SATU TAHUN
terakhir saat Anda bekerja, dengan memberi tanda centang (√) pada kolom yang tersedia.
Ket : TP : Tidak Pernah, SD: Sekali Dua Kali, KK: Kadang – Kadang, S: Sering, SS:
Setiap Saat.
No
Items
TP
1.
Atasan atau rekan kerja memperlihatkan alat
kelaminnya pada saya secara sengaja.
2.
Atasan atau rekan kerja memberi komentar
yang
tidak
menyenangkan
tentang
penampilan, tubuh, atau aktivitas seksual saya
3.
Saya diiming – iming akan mendapat promosi
yang cepat atau mendapat perlakuan yang
baik, jika saya mau melakukan aktivitas
seksual yang diinginkan atasan atau rekan
kerja
4.
Atasan atau rekan kerja membuat pernyataan
yang tidak senonoh tentang diri saya pada
orang lain (misal; menyatakan bahwa saya
suka nonton video / gambar porno).
5.
Atasan atau rekan kerja berusaha mengajak
untuk berhubungan seks di luar kemauan saya
meskipun usahanya gagal.
Respon
SD KK SE
HS
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
133
6.
Atasan atau rekan kerja mengirimkan pesan
menggoda atau mesum melalui pesan singkat
(misalnya; SMS, WA, BBM, dsb).
7.
Saat di tempat kerja atasan atau rekan kerja
berusaha
untuk
mengangkat
rok
atau
menyibakkan pakaian saya.
8.
Atasan atau rekan kerja memanggil saya
dengan panggilan mesra (sayang, baby,
honey).
9.
Atasan atau rekan kerja membuat saya merasa
seolah – olah “disogok” atau “disuap” dengan
hadiah atau imbalan (misalnya bonus atau
barang) untuk melakukan aktivitas seksual.
10. Atasan atau rekan kerja memandang /
menatap saya dengan penuh nafsu atau tidak
senonoh.
11. Atasan
atau
rekan
kerja
menyentuh
/
memegang / meraba / mencolek bagian dari
tubuh saya (misalnya payudara, bokong, atau
bagian sensitif/pribadi lain).
12. Atasan atau rekan kerja mencium, membelai,
atau meraba saya di luar kemauan saya.
13. Atasan atau rekan kerja menghina saya
dengan panggilan gay, lesbian, atau banci.
14
Atasan atau rekan kerja memanggil dengan
sapaan siulan atau ejekan yang mesum /
cabul.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
134
15
Atasan atau
rekan kerja memandang /
menatap dengan tajam bagian tubuh saya
yang sensitif / pribadi (misalnya; pada wanita
payudara, paha; pada pria pantat).
16. Saat di tempat kerja atasan atau rekan kerja
berusaha untuk duduk atau berdiri terlalu
dekat.
17
Atasan atau rekan kerja membuat pernyataan
yang kotor tentang diri saya terhadap orang
lain ( misalnya; menyebut diri saya sebagai
pelacur atau murahan).
18. Atasan atau rekan kerja memperlakukan saya
secara buruk karena saya menolak hubungan
seks dengan nya.
19. Atasan atau rekan kerja terus – menerus
mengajak saya kencan (misalnya dengan
mentraktir
makan,
dsb)
meskipun
saya
menolaknya.
20. Atasan atau rekan kerja memperlakukan saya
“secara berbeda” semata – mata karena jenis
kelamin saya (misalnya: mengabaikan, tidak
memperhatikan, dsb).
21. Saya
merasa
diancam
karena
menolak
melakukan aktivitas seksual yang diinginkan
oleh atasan atau rekan kerja (misalnya;
diancam bahwa kekurangan dalam pekerjaan
saya akan dicari – cari).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
135
22. Saya merasa takut dan akan diperlakukan
buruk oleh atasan atau rekan kerja, jika saya
menolak melakukan aktivitas seksual dengan
rela.
23. Pembicaraan
/ candaan atasan atau rekan
kerja mengarah pada hal – hal yang berunsur
seksual atau mesum yang membuat saya tidak
nyaman.
24. Atasan atau rekan kerja merendahkan saya
karena alasan perbedaan jenis kelamin.
25. Atasan atau rekan kerja menatap atau melirik
saya sedemikian rupa, sehingga membuat
saya tidak nyaman.
26. Atasan atau rekan kerja memperlihatkan,
menggunakan atau membagikan benda atau
barang yang bersifat mesum atau cabul
(misalnya; gambar atau film cabul yang
menurut Anda terlalu vulgar).
27. Atasan atau rekan kerja membuat pernyataan
yang bersifat merendahkan jenis kelamin
tertentu (misalnya, perempuan tidak mampu
mengerjakan tugas berat atau laki-laki tidak
bisa teliti).
28. Atasan atau rekan kerja membuat pernyataan
seksual yang kasar atau terlalu vulgar, baik di
depan umum atau kepada saya secara pribadi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
136
29. Atasan atau rekan kerja membuka atau
memperlihatkan
tubuh
mereka
sambil
menggoda saya sehingga saya merasa malu
atau tidak nyaman
30. Atasan atau rekan kerja berusaha mengajak
saya menjalin hubungan mesra meskipun saya
tidak suka.
31. Atasan atau rekan kerja berhubungan seks
dengan saya, meskipun saya tidak mau.
32. Atasan atau rekan kerja berusaha melibatkan
saya dalam pembicaraan tentang seks di luar
kemauan
saya
(misalnya
membicarakan
kehidupan seksual Anda).
33. Atasan atau rekan kerja membuat gerakan
tubuh yang mesum atau cabul yang membuat
saya merasa malu atau tidak nyaman.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
137
Angket Psikosomatis
Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti. Pilihlah satu dari empat respon yang tersedia. Berikan jawaban
sesuai dengan pengalaman diri Anda selama ENAM BULAN terakhir, dengan memberi tanda centang
(√) pada kolom yang tersedia.
Ket: TP: Tidak Pernah, J: Jarang, KK: Kadang – kadang, S: Sering
No
Items
TP
1.
Saya mengalami rasa sakit pada bagian kepala
2.
Saya merasa kepala saya terasa berat
3.
Saya mengalami rasa sakit pada bagian perut
4.
Saya mengalami diare
5.
Perut saya terasa berat atau mual
6.
Nafsu makan saya menurun
7.
Saya mengalami rasa kaku pada bagian pundak
8.
Saya mengalami rasa sakit pada bagian pinggang
9.
Saya merasa pusing di saat berdiri
10. Saya dengan mudah terserang flu
11. Badan saya mudah sekali terasa lelah atau capek
12. Saya merasakan bunyi “denging” pada telinga
13. Saya mengalami rasa gatal yang membuat kulit saya
meradang
14. Mata saya terasa tegang atau lelah
15. Bagian tubuh saya bergerak dengan sendirinya tanpa
kontrol (misal tiba-tiba kepala menggeleng)
16. Jatung saya berdebar – debar kencang tanpa alasan
tertentu
Respon
J KK
S
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
138
17. Tiba – tiba saya merasa kesulitan untuk bernafas
18. Bagian tangan atau kaki saya mengalami mati rasa
atau gemetar
19. Saya merasa selalu ingin berbaring
20. Saya merasa tidak lancar saat buang air kecil
21. Saya merasa kesulitan untuk berkonsentrasi
22. Saya merasa lelah saat berbicara dengan orang lain
23. Saya merasa kehidupan seksual saya menurun
24. Tenggorokan saya terasa sakit saat menelan sesuatu
25. Tiba – tiba jerawat muncul pada muka saya
26. Saya merasa ketahanan tubuh saya menurun
27. Entah bagaimana, saya merasa diri saya sakit
28. Tiba – tiba kulit saya mengalami iritasi
29. Saat tidur saya merasa tidak nyenyak atau tidak
nyaman atau insomnia
30. Saya merasa nyeri pada bagian alat vital
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
139
Informasi Responden
1. Usia
:
2. Identitas Seksual
: Pria maskulin / Pria agak feminim /
Pria feminism / Wanita maskulin / Wanita agak maskulin /
Wanita feminim
(Coret yang bukan)
3. Agama
:
4. Suku
:
5. Pendidikan Terakhir
:
6. Relasi
: Lajang / Berpacaran / Bertunangan / Menikah
(Coret yg bukan)
7. Anak yang dimiliki
:
8. Bidang Lapangan Kerja
:
9. Jabatan Bekerja
: Staf / Supervisor / Manajer / Direktur / lainnya
(Coret yang bukan)
10. Lama Bekerja
:
11. Tempat Bekerja
: Dalam ruangan / Luar ruangan
(Coret yang bukan)
12. Jumlah Rekan Kerja
: Jumlah pria jauh lebih banyak / Jumlah Jumlah
pria agak lebih banyak / Jumlah pria wanita seimbang /
Jumlah wanita agak lebih banyak / Jumlah wanita jauh
lebh banyak
(Coret yang bukan)
13. Jenis Instansi
: Negeri / Swasta (Coret yang bukan)
14. Domisi / Tempat
:
(kota/kabupaten)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
140
Saya Ucapkan Terima Kasih
Atas perhatian dan partisipasi Anda dalam peneliitian ini dengan
menjadi Responden penelitian ini. Dengan berpartisipasi, Anda
turut membantu kemajuan penelitian Psikologi khususnya terkait
seksualitas.
Semoga hari Anda menyenangkan dan Tuhan selalu Memberkati.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
141
Hasil Reliabilitas pada Skala SEQ – DoD
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
a
Excluded
Total
%
277
100.0
0
.0
277
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.966
33
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item
Deleted
Item1
41.36
287.268
.608
.965
Item2
40.97
280.108
.579
.965
Item3
41.43
290.571
.555
.966
Item4
41.06
277.055
.644
.965
Item5
41.41
288.054
.681
.965
Item6
41.04
271.121
.770
.964
Item7
41.30
283.377
.654
.965
Item8
40.93
272.669
.734
.965
Item9
41.36
285.588
.711
.965
Item10
41.16
276.859
.759
.964
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
142
Item11
41.23
278.995
.772
.964
Item12
41.31
284.829
.639
.965
Item13
41.26
285.372
.522
.966
Item14
41.15
275.593
.747
.964
Item15
41.16
276.463
.784
.964
Item16
40.97
275.894
.678
.965
Item17
41.26
277.641
.775
.964
Item18
41.39
288.449
.565
.965
Item19
41.24
280.697
.743
.964
Item20
41.25
285.168
.552
.965
Item21
41.35
284.597
.750
.965
Item22
41.35
285.295
.632
.965
Item23
40.79
273.019
.678
.965
Item24
41.28
285.129
.590
.965
Item25
41.10
277.398
.717
.965
Item26
41.03
271.075
.786
.964
Item27
41.02
279.036
.627
.965
Item28
41.21
278.494
.761
.964
Item29
41.28
280.435
.790
.964
Item30
41.34
287.079
.606
.965
Item31
41.30
286.002
.524
.966
Item32
41.13
277.067
.705
.965
Item33
41.17
273.569
.828
.964
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
143
Hasil Reliabilitas pada Skala Psychosomatic Complaint Scale
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
a
Excluded
Total
%
277
100.0
0
.0
277
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.934
30
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item
Deleted
Item1
59.79
239.202
.546
.932
Item2
59.91
235.701
.635
.931
Item3
59.91
241.166
.454
.933
Item4
60.16
245.050
.348
.934
Item5
60.21
239.036
.533
.932
Item6
60.16
240.216
.458
.933
Item7
59.63
238.262
.496
.932
Item8
59.93
238.216
.534
.932
Item9
60.09
237.669
.544
.932
Item10
59.97
240.586
.460
.933
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
144
Item11
59.56
236.428
.604
.931
Item12
60.25
241.565
.432
.933
Item13
60.44
240.834
.449
.933
Item14
59.59
237.329
.574
.931
Item15
60.79
243.407
.457
.933
Item16
60.50
239.555
.534
.932
Item17
60.62
241.540
.483
.933
Item18
60.51
237.867
.592
.931
Item19
59.91
233.587
.632
.931
Item20
59.92
235.598
.647
.931
Item21
59.95
237.146
.613
.931
Item22
60.15
236.665
.611
.931
Item23
60.17
236.542
.634
.931
Item24
60.10
235.500
.556
.932
Item25
60.18
237.240
.588
.931
Item26
59.99
236.688
.602
.931
Item27
60.35
235.585
.632
.931
Item28
60.21
234.255
.671
.930
Item29
60.00
235.743
.549
.932
Item30
60.47
239.931
.522
.932
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
145
Hasil Uji Normalitas Residu
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parameters
278
a,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000
14.95591326
Absolute
.047
Positive
.047
Negative
-.023
Test Statistic
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
.047
.200
c,d
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
146
Hasil Uji Heterokedasitas dengan Uji Glejser
Variables Entered/Removed
Variables
Variables
Entered
Removed
Model
1
a
Method
Pelecehan
Seksual di
Tempat Kerja
. Enter
b
a. Dependent Variable: RES_2
b. All requested variables entered.
b
Model Summary
Model
R
1
.017
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.000
-.003
9.31279
a. Predictors: (Constant), Pelecehan Seksual di Tempat Kerja
b. Dependent Variable: RES_2
a
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
Regression
df
Mean Square
7.146
1
7.146
Residual
23936.935
276
86.728
Total
23944.081
277
a. Dependent Variable: RES_2
b. Predictors: (Constant), Pelecehan Seksual di Tempat Kerja
F
Sig.
.082
.774
b
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
147
Coefficients
a
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Pelecehan Seksual di
Tempat Kerja
Std. Error
12.089
1.487
-.009
.032
Coefficients
Beta
t
-.017
Sig.
8.133
.000
-.287
.774
a. Dependent Variable: RES_2
Residuals Statistics
Minimum
Predicted Value
Maximum
a
Mean
Std. Deviation
N
10.8970
11.7819
11.6938
.16061
278
-4.961
.548
.000
1.000
278
.559
2.832
.714
.339
278
8.6199
11.8369
11.6907
.26719
278
-11.70699
31.87961
.00000
9.29596
278
Std. Residual
-1.257
3.423
.000
.998
278
Stud. Residual
-1.259
3.465
.000
1.003
278
-11.75096
33.48307
.00310
9.39303
278
-1.261
3.537
.002
1.009
278
Mahal. Distance
.001
24.612
.996
3.050
278
Cook's Distance
.000
.459
.005
.030
278
Centered Leverage Value
.000
.089
.004
.011
278
Std. Predicted Value
Standard Error of Predicted
Value
Adjusted Predicted Value
Residual
Deleted Residual
Stud. Deleted Residual
a. Dependent Variable: RES_2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
148
Hasil Uji Linearitas
Case Processing Summary
Cases
Included
N
Psikosomatis * Pelecehan
Seksual di Tempat Kerja
Excluded
Percent
278
N
100.0%
Percent
0
0.0%
Report
Psikosomatis
Pelecehan Seksual di
Tempat Kerja
Mean
N
Total
Std. Deviation
33
57.72
102
14.701
34
58.44
16
14.142
35
60.13
23
16.963
36
57.35
20
15.181
37
63.60
20
17.373
38
59.00
7
13.988
39
60.25
4
4.992
40
68.00
4
19.201
41
72.50
6
12.161
42
49.25
4
10.046
43
66.67
6
7.891
44
52.75
4
15.414
45
52.50
4
19.053
46
59.50
2
3.536
47
81.00
2
7.071
48
63.50
4
6.856
49
62.00
3
12.767
50
69.00
3
25.239
51
63.50
2
6.364
53
81.00
2
19.799
55
86.00
1
.
56
80.00
1
.
N
Percent
278
100.0%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
149
57
68.50
2
7.778
58
74.50
2
3.536
59
74.67
3
25.502
60
80.00
1
.
61
73.00
1
.
62
76.50
2
6.364
63
66.00
1
.
64
82.50
2
12.021
65
66.00
1
.
68
58.00
1
.
69
95.00
1
.
71
69.00
2
12.728
75
82.00
1
.
77
98.00
1
.
82
76.50
2
26.163
85
81.00
1
.
87
93.00
1
.
88
76.00
1
.
92
74.00
3
4.583
96
80.00
1
.
97
79.00
1
.
100
80.00
2
.000
110
72.00
1
.
115
88.00
1
.
117
44.00
1
.
121
57.00
1
.
128
97.00
1
.
Total
62.13
278
15.951
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
150
ANOVA Table
Sum of
Squares
Psikosomatis *
Between
(Combined)
Mean
df
Square
19013.437
48
8518.161
1
10495.276
47
223.304
Within Groups
51463.901
229
224.733
Total
70477.338
277
Pelecehan Seksual Groups
Linearity
di Tempat Kerja
Deviation from
Linearity
396.113
Psikosomatis * Pelecehan
Seksual di Tempat Kerja
R Squared
.348
.121
Eta
.519
Sig.
1.763
.003
8518.161 37.903
.000
Measures of Association
R
F
Eta Squared
.270
.994
.491
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
151
Hasil Uji Regresi
Variables Entered/Removed
Model
1
Variables
Variables
Entered
Removed
a
Method
Pelecehan
Seksual di
Tempat Kerja
. Enter
b
a. Dependent Variable: Psikosomatis
b. All requested variables entered.
b
Model Summary
Model
1
R
.348
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.121
.118
14.983
a. Predictors: (Constant), Pelecehan Seksual di Tempat Kerja
b. Dependent Variable: Psikosomatis
Coefficients
a
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Pelecehan Seksual di
Tempat Kerja
a. Dependent Variable: Psikosomatis
Std. Error
48.477
2.392
.322
.052
Coefficients
Beta
t
.348
Sig.
20.270
.000
6.160
.000
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
152
Residuals Statistics
Minimum
Maximum
a
Mean
Std. Deviation
N
Predicted Value
59.09
89.64
62.13
5.545
278
Std. Predicted Value
-.548
4.961
.000
1.000
278
.899
4.556
1.148
.546
278
58.89
89.98
62.15
5.628
278
-42.103
43.624
.000
14.956
278
Std. Residual
-2.810
2.912
.000
.998
278
Stud. Residual
-2.916
2.917
-.001
1.002
278
-45.324
43.798
-.016
15.087
278
-2.956
2.958
.000
1.007
278
Mahal. Distance
.001
24.612
.996
3.050
278
Cook's Distance
.000
.325
.004
.023
278
Centered Leverage Value
.000
.089
.004
.011
278
Standard Error of Predicted
Value
Adjusted Predicted Value
Residual
Deleted Residual
Stud. Deleted Residual
a. Dependent Variable: Psikosomatis
Download