PENERAPAN STRATEGI STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING BERBANTUAN KARTU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENENTUKAN KALIMAT UTAMA BAGI SISWA KELAS IXB SMP NEGERI 2 WEDI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Endang Sudarsih* Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah: Ingin meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada materi menentukan kalimat utama pada teks tanggapan kritis pada siswa kelas IXG SMP Negeri 2 Wedi, Klaten tahun pelajaran 2015/2016 dengan menerapkan strategi student facilitator and explaining berbantuan kartu. Jumlah subjek penelitian adalah kelas IXG SMP Negeri 2 Wedi, Klaten tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 35 anak. Teknik pengumpulan data adalah tes tertulis, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan deskriptif komparatif, yaitu membandingkan nilai hasil tes dari kondisi siklus I dan nilai hasil tes setelah tindakan perbaikan 2 (siklus II), kemudian direfleksikan, perbandingan juga terhadap hasil observasi. Hasil penelitian berupa kesimpulan bahwa dengan menerapkan strategi pembelajaran student facilitator and explaining dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi “menentukan kalimat utama pada teks tanggapan kritis” pada siswa kelas IXG SMP Negeri 2 Wedi, Klaten tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dengan adanya kenaikan ketuntasan siswa secara klasikal dari kondisi siklus I sebesar 54,3% siklus II meningkat sebesar 45,7% sehingga menjadi 100%, dan adanya kenaikan nilai rata-rata, dimana pada siklus I menjadi 74,37 dan siklus II menjadi 87,8. Kata kunci: Strategi Student Facilitator and Explaining, Kartu, Kalimat Utama PENDAHULUAN Latar Belakang Ruang lingkup pembelajaran bahasa Indonesia di SMP yaitu dari aspek keterampilan berbahasa yang meliputi keterampilan menyimak, mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara. Membaca ialah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya. Membaca merupakan salah satu diantara empat jenis keterampilan yang diajarkan dalam materi bahasa Indonesia. Sesuai dengan keterangan yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menyatakan bahwa ruang lingkup pembelajaran bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut (a) mendengarkan (b) berbicara (c) membaca (d) menulis. Secara umum pembelajaran membaca yang dilakukan di sekolah harus diarahkan agar mencapai beberapa tujuan utama pembelajaran. Membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan oleh penulis melalui media katakata/bahasa tulis (Tarigan, 2008:7). Tarigan (1979: 13) menyebutkan salah satu aspek yang ada dalam pembelajaran keterampilan membaca adalah materi membaca pemahaman. Sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada dalam * Staf Pengajar SMP 2 Wedi, Klaten Magistra No. 96 Th. XXIX Juni 2016 ISSN 0215-9511 21 Penerapan Strategi Student Facilitator and Explaining Berbantuan Kartu untuk... pada penelitian ini adalah kartu, yaitu kartu yang berisi teks tanggapan kritis. Berdasarkan uraian di atas, guru memilih strategi pembelajaran yang tepat bagi siswa yang dapat menggairahkan proses pembelajaran di kelas. Metode yang penulis pilih untuk diterapkan yaitu strategi student facilitator and explaining, dimana pada akhirnya peserta didik sendiri dapat belajar bicara untuk menyampaikan ide, gagasan atau materi kepada teman-temannya (Aqib, 2013: 28). Strategi student facilitator and explaining berbantuan kartu merupakan metode pembelajaran dimana guru menjelaskan materi secara terbuka lalu memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menjelaskan kembali ke rekan-rekannya (Huda, 2014: 228). Dengan penerapan metode ini pembelajaran Bahasa Indonesia akan berpusat pada siswa karena siswa yang aktif menjelaskan materi kepada rekan-rekannya satu kelas, dan guru memfasilitasi siswa dan memotivasi siswa agar pembelajaran tetap kondusif sehinggar tujuan pembelajaran dapat terwujud. Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, maka permasalaahan dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah dengann mener apkan metode pembelajaran student facilitator and explaining dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada materi menentukan kalimat utama pada teks tanggapan kritis pada siswa kelas IXB SMP Negeri 2 Wedi, Klaten tahun pelajaran 2015/2016? Tujuan pelaksanakan tindakan kelas ini dalah dengan menerapkan metode pelajaran dengan strategi student facilitator and explaining adalah: meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada materi menentukan kalimat utama pada teks tanggapan kritis pada siswa kelas IXB SMP Negeri 2 Wedi, Klaten Magistra No. 96 Th. XXIX Juni 2016 ISSN 0215-9511 tahun pelajaran 2015/2016 dengan menerapkan strategi student facilitator and explaining berbantuan kartu. KAJIAN TEORI Hasil Belajar Hasil belajar merupakan bentuk dari dua kata hasil dan belajar. Hasil belajar dari dua kata “hasil” dan “belajar”, hasil berarti sesuatu yang diadakan, dijadikan karena suatu usaha (KBBI, 2002: 391). Suprijono (2009: 5), menjelaskan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik suatu pengertian bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang diadakan, diperoleh karena ada suatu usaha atau adanya suatu proses suatu kegiatan. Hasil belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar bahasa Indonesia khususnya pada materi “menentukan kalimat utama pada teks tanggapan kritis”. Kalimat Utama Kalimat utama, ide pokok, gagasan utama, dan pikiran utama? Ada empat istilah yang sebetulnya bisa dipangkas menjadi dua saja; Kalimat utama dan ide pokok/gagasan utama/pikiran utama. Ide pokok, gagasan utama, dan pikiran utama merupakan tiga istilah berbeda yang menunjuk pada persoalan yang sama. “Ide” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai rancangan yang tersusun di dalam pikiran. Sementara, “gagasan” artinya hasil pemikiran. Dan “pikiran” adalah hasil berpikir. Gagasan utama, ide pokok, dan pikiran utama dalam bahasa inggris disebut “main idea”. Jadi kita akan membahas pengertian “kalimat utama” dan “ide pokok/ gagasan utama/pikiran utama (dalam tulisan ini, kita 23 Penerapan Strategi Student Facilitator and Explaining Berbantuan Kartu untuk... untuk menjelaskan kembali kepada rekan-rekannya (Huda, 2014: 228). Pada penerapan metode ini siswa belajar menyampaikan ide dan gagasan (Aqib, 2013: 28). Student facilitator and explaining merupakan rangkaian penyajiana materi ajar yang diawali dengan penjelasan secara terbuka, member kesempatan siswa untuk menjelaskan kembali kepada rekan-rekannya, dan diakhiri dengan penyampaian semua materi kepada siswa (Huda, 2014: 228). Dalam menerapkan metode ini menurut Suprijono (2009: 128) menjelaskan langkah-langkah metode pembelajaran student facilitator and explaining, yaitu: (1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, (2) Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi, (3) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya, misalnya melalui bagan/peta konsep. (4) Guru menyimpulkan ide/ pendapat dari siswa, dan (5) Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu. METODE PENELITIAN Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMP Negeri 2 Wedi, Klaten. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Tindakan perbaikan dilakukan dua kali yaitu pada siklus 1 dan siklus 2. Siklus 1 akan dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2015 minggu ketiga dan siklus kedua dilaksakanan pada bulan Oktober 2015 minggu keempat. Setiap siklus dua kali pertemuan, pertemuan dilaksanakan seminggu dua kali tatap muka dengan durasi 2 jam pelajaran (2 x 45 menit). Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti (Suharsimi Arikunto, 2002: 122). Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subjek penelitian adalah semua siswa kelas IXB yang berjumlah 35. Sumber Data Alat peraga merupakan salah satu bentuk media pembelajaran. Alat peraga pengajaran sebagai suatu alat yang digunakan untuk menunjukkan wujud atau bentuk sesuatu yang diajarkan (Anitah, 2008: 4). Alat peraga digunakan dengan maksud untuk memperjelas pelajaran yang disajikan. Alat peraga dalam pembelajaran untuk menunjukkan sesuatu yang riil sehingga memperjelas pengertian pebelajar (Anitah 2008: 4). Ahli lain mengatakan bahwa alat peraga pada hakikatnya merupakan alat yang berfungsi Yang dimaksud sumber data adalah subjek darimana data diperoleh (Suharsini Arikunto (2002:107). Sumber data primer dalam penelitian ini adalah hasil evaluasi siswa setelah mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia. Alat evaluasi berupa soal uraian. Sedangkan sekunder dalam penelitian ini adalah hasil pengamatan/observasi yang dilakukan oleh teman sejawat, dan alatnya berupa lembar observasi. memvisualkan suatu konsep tertentu (Soeparno, 1987: 3). Alat peraga kartu yang digunakan dalam pelaksananan tindakan kelas adalah berupa berupa kartu angka kartu bertuliskan teks tanggapan kritis. adalah tentang hasil belajar dan proses pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IXB pada materi “menentukan kalimat utama pada teks tanggapan kritis”. Untuk memperoleh data tersebut, Teknik Pengumpulan Data Data yang ingin diperoleh dari penelitian ini teknik yang digunakan adalah; (1) Tes Tertulis DAN (2) Observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung di kelas IXB menggunakan strategi Magistra No. 96 Th. XXIX Juni 2016 ISSN 0215-9511 25 Penerapan Strategi Student Facilitator and Explaining Berbantuan Kartu untuk... facilitator and explaining berbantuan kartu dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Untuk mendapatkan kelompok lain belum banyak siswa yang dapat menjawab dengan memuaskan. gambaran hasil penelitian dari siklus 1 sampai siklus akhir, maka dapat disajikan deskripsi data hasil penelitian sebagai berikut. Secara umum, pelaksanaan strategi student facilitator and explaining berbantuan kartu pada siklus I sudah cukup baik. Yang perlu diperhatikan Berdasarkan hasil observasi pada saat pelaksanaan metode student facilitator and bahwa keaktifan siswa pada pembelajaran siklus I masih kurang baik, mungkin karena metode yang explaining ternyata dengan subjek siswa IXB ini metode cukup mudah dilaksanakan. Siswa terlihat diterapkan masing baru bagi siswa. Belum semua siswa antusias dalam pembelajaran, menjawab pertanyaan yang diajukan guru, mengerjakan tugas yang diberikan guru, dan membuat hasil pekerjaannya antusias dengan penerapan metode pembalajaran ini, Pada saat pembelajaran berlangsung siswa sedikit ramai karena harus berpindah tempat duduk sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan. Ruang kelas sedikit ramai karena siswa yang menjadi pendamping adalah teman sendiri sehingga berbeda kalau yang mendapingi itu gurunya sendiri, pada siklus I masingmasing siswa diminta berpendapat masih belum semua siswa berani berpendapat, kalau ada yang berbicara hanya sedikit. Tetapi ada siswa yang mendahului memberanikan diri berbicara/berpendapat, lama kelamaan satu sama lain mulai berpendapat dengan baik, dan hampir semua anggota menggunakan alat peraga kartu dalam berpendapat. Pelajaran dengan strategi student facilitator and explaining berbantuan kartu membuat siswa dapat mempelajari materi bersama-sama dengan sungguh-sungguh karena semua anggota mendengarkan penjelasan fasilitatornya yang juga temannya sendiri dan fasilitator juga bersedia diajak berdiskusi dengan sabar. Dengan di depan kelas, belum semua siswa paham terhadap konsep/materi tentang menentukan kalimat utama pada teks tanggapan kritis. Hasil pada test siklus 1 ini belum begitu baik. Ketuntasan individu hanya dicapai oleh 19 siswa atau 54,3% dari 35 siswa dengan nilai rata-rata sebesar 74,37 sehingga ketuntasan belajar klasikal hanya dicapai oleh 54,3% siswa, berarti masih terdapat 16 anak atau 45,7% yang belum mendapatkan nilai dengan kriteria tuntas. Deskripsi Hasil Pembelajaran Siklus II Siklus II dilakukan setelah seluruh siswa masuk ke dalam kelas, kemudian guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai guru mengumumkan hasil evaluasi belajar dari siklus pertama dan mengumumkan siswasiswa yang nilainya di bawah KMM. Guru menjelaskan bahwa berdasarkan hasil pengamatan fasilitator dari teman sendiri ini mempermudah siswa berpendapat dengan tenang, tidak grogi dan tidak takut-takut. Begitu pula saat kelompok harus mewakilkan 1 anggotanya untuk menjelaskan materi teman sejawat, siswa kelas IXB belum semua aktif ke kelompok lain, juga sudah diusahakan dengan baik. Ketika ada pertanyaan/tanggapan dari anggota pembelajaran. Kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan Magistra No. 96 Th. XXIX Juni 2016 ISSN 0215-9511 dan kreatif ketika mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia, oleh karena itu guru menghimbau pada siklus II semua siswa berpartisipasi aktif dalam belajar mengajar dengan strategi student facilitator and explaining berbantuan kartu, yaitu belajar dengan 27 Penerapan Strategi Student Facilitator and Explaining Berbantuan Kartu untuk... untuk menjawab pertanyaan sudah meningkat, dan (6) Pembelajaran dengan metode pembelajaran artinya setiap kelompok dapat menjelaskan materi tentang persamaan dasar Bahasa Indonesia dengan student facilitator and explaining pada tindakan kelas siklus II jauh lebih baik dibanding hasil pelaksanaan siklus I. Berdasarkan pengamatan, secara keseluruhan dari tindakan siklus I sampai tindakan cukup baik kepada kelompok lain.. kelas siklus II, usaha untuk mengatasi permasalahan yaitu meningkatkan hasil belajar siswa pada materi menentukan kalimat utama pada teks tanggapan kritis kelompok mendengarkan apa yang dikatakan oleh teman sebagai fasilitatornya dengan sungguh-sungguh. Berdasarkan wawancara guru kepada siswa, mereka sudah mengalami perubahan yang positif. (siswa) baru mengerti bahwa fasilitator yang berasal dari temannya sendiri itu lebih menguntungkan PEMBAHASAN Perubahan pada Siswa Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan teman sejawat, dapat dijelaskan bahwa pada siklus I keaktifan siswa belum semuanya aktif sebab dalam pembelajaran masih ada beberapa siswa yang tidak sungguh-sungguh dalam berdiskusi dengan teman satu kelompok, masih ada yang belajar sambil bercanda dan kurang menghargai fasilitator/ pendamping karena merasa hanya temannya sendiri. Masih ada beberapa siswa yang tidak sungguhsungguh dalam belajar. Dalam mengemukakan pendapat tentang menentukan kalimat utama pada teks tanggapan kritis masih belum maksimal, sebab bicaranya masih sedikit. Ketika diminta maju ke depan kelas untuk menjelaskan materi ke kelompok lain, sebagian kecil masih menolak dan berkata belum siap, padahal ada teman sebagai pembimbing (fasilitator) yang akan membantu memahami materi. Penerapan strategi pembelajaran student facilitator and explaining cukup membantu siswa lebih mudah memahami materi tentang menentukan kalimat utama pada teks tanggapan kritis. Presentasi di depan kelas juga dapat berjalan dengan cukup baik, Magistra No. 96 Th. XXIX Juni 2016 ISSN 0215-9511 Pada siklus II keaktifan atau aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah semakin baik dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II semua siswa dibuat daripada fasilitator kelompoknya itu guru. Anak-anak mengatakan bahwa lebih enak kalau yang membantu memahami materi itu siswa karena untuk diajak diskusi dna Tanya jawab lebih mudah dan tidak merasa takut. Kegiatan pembelajaran tidak terganggu lagi oleh anakanak yang ramai atau bercanda karena memang pada siklus II tidak ada lagi siswa yang belajar sambil bermain-main, jika ada langusng ditegur guru atau diminta keluar kelas. Perubahan pada Guru Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh teman sejawat, yang bertindak sebagai observer menyatakan bahwa aktivitas guru adalah cukup baik dan membantu siswa, baik pada siklus I maupun siklus II. Hal ini dipandang sesuai dengan kenyataan bahwa dalam pembelajaran guru banyak berfungsi sebagai motivator yang mendorong siswa untuk aktif belajar, dan fasilitator yang melayani para siswa baik dalam menjelaskan konsep pembelajaran maupun cara-cara menentukan kalimat utama dari teks tanggapan kritis Guru memberikan teguran yang tidak berlebihan kepada siswa yang tidak aktif dan tidak sungguhsungguh dalam belajar dan memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif dalam belajar maupun dalam menjelaskan materi tentang kalimat utama dari teks 29 Penerapan Strategi Student Facilitator and Explaining Berbantuan Kartu untuk... DAFTAR PUSTAKA Subyantoro, 2009. Penelitian Tindakan Kelas (Edisi Revisi), Semarang: Universitas Diponegoro. Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta. Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Iskandarwassid. 2008. Strategi Pembelajaran Soeparno. 1987. Media Pengajaran Bahasa. Klaten: Intan Pariwara. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya. Setyana, Dhita. 2011. “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita dengan Teknik Reportase melalui Model Student Facilitator and Explaining pada Siswa Kelas VIII E SMP N 3 Kajen, Kabupaten Pekalongan”. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang Magistra No. 96 Th. XXIX Juni 2016 ISSN 0215-9511 Wahyu Handayani .2013. Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri I Baleharjo Tahun Ajaran 2012/ 2013. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta 31