PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 KINALI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 1 Tika Putri1, Annika Maizeli2, Novi2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected] ABSTRACT This research is motivated by some problems that is when the learning process of teachers less use of learning model, the teacher is more likely to use the method of discussion and question and answer, lack of interest in students learning and lack of interaction between students and teachers so that students have difficulty understanding the subject matter, breathing (respiration). This resulted in low biology learning outcomes of students of grade XI IPA SMA 1 Kinali. This study aims to determine the effect of the application of Student Facilitator and Explaining (SFE) learning model to the results of biology students learning grade XI IPA SMAN 1 Kinali Lesson Year 2016/2017. This research type is experiment, with research design of Randomized Control Group Postest Only Design. Sampling using purposive sampling. Instruments used in the affective domain are self-assessment sheets and observer's observation sheets. The cognitive domain is a matter of written test and psychomotor domain in the form of product assessment. Data were analyzed using t-test with α = 0,05. The result of data analysis obtained by mean of affective aspect value (self assessment) experimental class 80,00 and control class 73,53. Hypothesis test results with ttest obtained tcount < t table then the hypothesis is rejected. Cognitive domain got the average value of experimental class students 67.90 and control classes 39.48, obtained t count> t table then the hypothesis accepted. Psychomotor domains obtained the average value of the experimental class students 20.20 and control classes 9.70. Obtained t count > t table then the hypothesis accepted. It can be concluded that there is no effect on the application of learning model of Student Facilitator and Explaining to the result of biology student learning of class XI IPA SMAN 1 Kinali in the affective domain, while in the cognitive and psychomotor realm the application of Student Facilitator and Explaining learning model influences the result of biology student learning grade XI IPA SMAN 1 Kinali Lesson Year 2016/2017. Keywords: Student Facilitator and Explaining, Student Learning Outcomes serangkaian kegiatan guru dan siswa PENDAHULUAN Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang atas dasar hubungan timbal-balik yang mengandung berlangsung dalam situasi edukatif 1 untuk mencapai tujuan tertentu. Salah satu materi yang hasil Interaksi atau hubungan timbal balik belajar masih di bawah KKM adalah antara guru dan siswa ini merupakan sistem respirasi. Pada materi ini siswa syarat utama berlangsungnya proses kesulitan untuk memahami struktur pembelajaran dan fungsi dari organ yang ideal. Proses pernapasan, pembelajaran yang ideal merupakan membedakan yang mana mekanisme proses pembelajaran yang bukan saja dari terfokus kepada hasil yang dicapai pernapasan perut, oleh siswa, namun bagaimana proses bagaimanakah pertukaran pembelajaran mampu dalam tubuh serta siswa juga kesulitan memberikan pemahaman yang baik, memahami tentang pernapasan pada kecerdasan, ketekunan, kesempatan hewan. Oleh karena itu, berdampak dan mutu serta dapat memberikan terhadap hasil belajar biologi siswa. perubahan Hal ini dapat dilihat dari observasi yang ideal perilaku dan pernapasan mengaplikasikannya dalam kehidupan yang telah mereka. didapatkan harian Pada saat proses pembelajaran dada dengan memahami dilakukan, rata-rata nilai siswa pada materi gas di dimana ulangan sistem guru juga kurang menggunakan model respirasi semester 2 tahun pelajaran pembelajaran. Guru tersebut lebih 2015/2016 untuk kelas XI IPA1 cenderung didapatkan menggunakan metode nilai rata-rata adalah diskusi dan tanya jawab, namun hanya 72,32;XI IPA2 nilai rata-rata adalah siswa yang pandai saja yang akan 66,38; XI IPA3 nilai rata-rata adalah aktif menjawab pertanyaan guru, oleh 72,12; XI IPA4 nilai rata-rata adalah karena itu akan terlihat kurangnya rasa 71,84. Kriteria Ketuntasan Minimal bertanggung jawab dan percaya diri (KKM) yang harus dicapai siswa pada siswa terhadap materi yang dipelajari. mata pelajaran biologi adalah 79, Hal ini berdampak terhadap rendahnya namun rata-rata nilai siswa tersebut hasil belajar siswa, dimana hasil masih di bawah Kriteria Ketuntasan belajar siswa masih berada di bawah Minimal (KKM). Berdasarkan gambaran masalah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). tersebut 2 dibutuhkan suatu pembelajaran yang dapat menciptakan interaksi peserta didik dan memiliki suasana belajar yang melibatkan siswa tujuan secara penguasaan materi. aktif dalam memahami pembelajaran dan tidak terpusat lagi untuk Dalam meningkatkan proses pembelajaran pada guru. Salah satunya dengan dengan menggunakan pembelajaran pembelajaran Student Facilitator and pembelajaran Explaining (SFE) ini siswa dapat kooperatif. model Model menggunakan model kooperatif adalah rangkaian kegiatan menjelaskan belajar siswa dalam kelompok tertentu konsep. untuk mencapai tujuan pembelajaran diagram yang menunjukkan saling yang dirumuskan. keterkaitan antara konsep Model materi Peta melalui konsep peta merupakan sebagai pembelajaran kooperatif yang dapat reperentasi dari makna (meaning). digunakan model Menurut Novak dan Gowin (1985) pembelajaran Student Fasilitator and dalam Lufri (2007) kriteria penilaian Explaining (SFE). Menurut Istarani peta konsep ini terdiri dari proposisi, (2015) model pembelajaran SFE ini hirarki, kaitan silang dan contoh. dapat kemampuan Proposisi merupakan dua konsep yang siswa dalam mengembangkan materi dihubungkan oleh kata penghubung, ajar adalah meningkatkan secara menumbuhkan dalam mandiri, dapat hierarki adalah tingkatan dari konsep kemampuan siswa yang paling umum ke khusus, kaitan menyampaikan pengetahuan silang adalah hubungan yang yang dimilikinya kepada temannya bermakna antara suatu konsep pada serta jiwa satu hierarki dengan konsep lain pada kebersamaan, karena saling jelas- hierarki yang lainnya, dan contoh menjelaskan satu sama lainnya”. adalah kejadian atau objek yang Model pembelajaran spesifik yang sesuai dengan atribut dapat memupuk Student Facilitator and Explaining (SFE) ini juga merupakan pembelajaran salah satu kooperatif konsep. tipe Berdasarkan latar belakang yang masalah di atas, maka telah dilakukan menekan pada struktur khusus yang penelitian yang berjudul “ Penerapan dirancang untuk memengaruhi pola Model 3 Pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) belajar biologi siswa kelas XI IPA Terhadap Hasil SMA Negeri 1 Kinali. Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Prosedur pelaksanaan dan METODE PENELITIAN Instrumen Penelitian ini adalah penelitian Pengambilan lembaran Langkah-langkah yang dipahami siswa, dan menggunakan dan Kebudayaan,2015: 11). Ranah rata-ratanya kognitif dengan menggunakan soal objektif untuk tes hasil belajar, serta kelas sampel; (3) setelah mendapatkan ranah psikomotor melalui penilaian dua kelas sampel kemudian dilakukan produk (penilaian peta konsep kelas pemilihan kelas eksperimen dan kelas eksperimen dan penilaian bagan pada kontrol dengan cara diundi; (4) dari kelas kontrol). yang dilakukan maka Langkah-langkah diperoleh kelas XI IPA3 sebagai kelas penyusunan instrumen tes akhir yang dilakukan eksperimen dan kelas XI IPA4 sebagai adalah sebagai berikut: (1) Membuat kelas kontrol. kisi – kisi soal tes. (2) Menyusun tes Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan yang oleh siswa (Kementerian Pendidikan mendekati sama yang akan menjadi pengundian diri format sederhana yang mudah diisi dari guru biologi;(2) mengambil dua nilai penilaian dengan bahasa lugas yang dapat dilakukan ujian semester 1 siswa kelas XI IPA yang ini jelas dan tidak bermakna ganda, tertentu. sebagai berikut : (1) mengambil nilai kelas penelitian dirumuskan secara sederhana, namun Random Sampling, yaitu pengambilan pertimbangan dalam tahap akhir. adalah pada ranah afektif melalui sampel dilakukan dengan teknik Purposive berdasarkan dibagi menjadi tiga tahapan yaitu persiapan, Kinali Tahun Pelajaran 2016/2017”. eksperimen. penelitian uji coba yang dibuat dalam bentuk tes model objektif dan lima option jawaban. (3) pembelajaran Student Facilitator and Soal diuji cobakan kepada siswa yang Explaining (SFE). Variabel terikat bukan kelas sampel, sehingga didapat dalam penelitian ini adalah hasil beberapa soal untuk tes akhir, yang terlebih dahulu dilkukan uji validitas, 4 daya pembeda item, indeks kesukaran kelas kontrol nilai rata-rata aspek item dan reliabilitas. bertanggung jawab 38,24, nilai ratarata aspek percaya diri 56,86 dan HASIL DAN PEMBAHASAN nilai 1. Ranah Afektif Perbandingan diri siswa dapat dilihat pada Gambar 1 nilai rata-rata kelas kontrol dapat dilihat pada 96,67 Gambar 2 di bawah ini. 97,06 57,5 56,86 38,24 25 0 Kelas Kontrol Kelas Eksperimen nilai afektif 85,83 Rata-rata nilai afektif Rata-rata 50 saling ranah afektif kelas eksperimen dan di bawah ini. 75 aspek menghargai 97,06. Nilai rata-rata aspek penilaian 100 rata-rata Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 80 73.53 100 75 50 25 0 Kelas Sampel Bertanggung Jawab Percaya Diri Saling Menghargai Gambar Kelas sampel Gambar 1.Diagram Nilai Rata-rata Pada Aspek Penilaian Diri Siswa Ranah Afektif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. 2.Diagram Perbandingan Nilai Rata-rata Afektif Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. Berdasarkan Gambar 2 di atas pada kelas eksperimen nilai rata-rata siswa 80,00 dengan persentase Berdasarkan Gambar 1 di atas ketuntasan 50% sedangkan pada pada kelas eksperimen nilai rata-rata kelas kontrol nilai rata-rata siswa aspek bertanggung jawab 57,50, 73,53 dengan persentase ketuntasan nilai rata-rata aspek percaya diri 15%. Maka nilai rata-rata kelas 85,83 dan nilai rata-rata aspek saling eksperimen lebih tinggi dari pada menghargai 96,67. Sedangkan pada kelas 5 kontrol. Penilaian yang dilakukan pada diperintahkan oleh guru. Kemudian di ranah afektif berupa hasil penilaian kelas eksperimen siswa membuat peta diri pada konsep sudah sesuai dengan tujuan terakhir proses pembelajaran pada pembelajaran sedangkan pada kelas materi sistem pernapasan (respirasi). kontrol banyak siswa membuat bagan Penilaian ini juga dikontrol setiap kali (chart) tidak sesuai dengan tujuan pertemuan dengan melakukan hasil pembelajaran. Selanjutnya pada kelas penilaian observasi oleh observer. eksperimen siswa banyak membuat yang dilakukan siswa peta konsep sendiri-diri sedangkan Menurut Kunandar (2013:100) keberhasilan pada kelas kontrol banyak siswa yang belajar seseorang. Orang yang tidak mencontoh dari temannya. meskipun memiliki pelajaran rata-rata mencapai eksperimen lebih tinggi dari pada keberhasilan belajar yang optimal. kelas kontrol, namun dari kedua kelas Hal ini juga dapat dilihat dari setiap sampel ini ada juga yang membuat aspek yang dinilai pada ranah afektif. peta konsep tidak sesuai dengan Aspek yang dinilai pada ranah afektif kriteria, tujuan pembelajaran dan ada berupa penilaian diri terdiri dari 3 juga yang masih mencontoh atau yaitu menyalin tugas temannya. hal ini sikap menentukan tertentu minat sulit aspek pada untuk bertanggung jawab, disebabkan percaya diri dan saling menghargai. kesediaan Pada aspek bertanggung jawab nilai siswa karena dan di kelas kurangnya kesiapan siswa siswa di kelas eksperimen rata-rata terhadap menerima penugasan yang nilai siswa lebih tinggi dari pada kelas diperintahkan oleh guru. Hal ini kontrol. Di kelas eksperimen siswa sesuai dengan pendapat Anwar (2009: lebih banyak membuat peta konsep 118) menyatakan “bahwa penerimaan sesuai (Receiving) dengan kriteria yang menunjukkan pada diperintahkan guru sedangkan di kelas kesediaan dan kesiapan siswa untuk kontrol banyak siswa yang tidak menerima suatu fenomena khusus membuat bagan (chart), meskipun ada atau suatu rangsangan tertentu”. siswa yang membuat bagan namun Pada Aspek percaya diri siswa di tidak sesuai dengan kriteria yang kelas eksperimen rata-rata nilai siswa 6 lebih tinggi kontrol. dibandingkan Karena pada kelas terhadap kegiatan yang dilakukan kelas dalam proses pembelajaran. eksperimen banyak siswa yang berani tampil presentasi, bertanya, menjawab/menanggapi penjelasan 2. Ranah Kognitif Hasil penilaian tes akhir siswa kelas eksperimen dan materi dari temannya sedangkan pada dapat dilihat pada Gambar 3. kelas kontrol banyak siswa yang kurang berani bertanya dan 100 menuliskan jawaban di depan papan menanggapi jawaban dari temannya. Hal ini disebabkan karena kurangnya respon siswa terhadap materi yang dipelajari. Pada aspek saling menghargai Eksperimen Kontrol 67,9 75 Nilai Rata- rata kognitif tulis dan juga banyak siswa yang tidak berani kelas kontrol 50 39,48 25 0 Kelas sampel rata-rata nilai siswa kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan kelas Gambar 3.Diagram Nilai Rata-rata Kognitif Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. eksperimen karena pada kelas kontrol pada saat guru menjelaskan materi dan pada saat temannya menuliskan Berdasarkan Gambar 3 di atas jawaban di depan papan tulis. Banyak pada kelas eksperimen nilai rata-rata siswa tersebut yang memperhatikan, siswa berbeda dengan kelas eksperimen 0%. Dimana tingkat keberhasilan terlihat hasil belajar siswa masih kurang kurangnya respon siswa terhadap guru baik dan temannya pada saat menjelaskan materi kurangnya pelajaran, kesadaran karena persentase ketuntasannya masih di bawah 60%. selanjutnya diri pada 39,48 dengan persentase ketuntasan berbicara, bukan memperhatikan dan ini persentase kelas kontrol nilai rata-rata siswa pelajaran siswa tersebut juga ikut hal dengan ketuntasan 10% sedangkan pada saat guru menjelaskan materi mendengarkan. 67,90 Hal siswa 7 ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Djamarah dan Zain (2014:107) keberhasilan bahwa belajar Model pembelajaran ini tingkat dapat meningkatkan juga kemampuan mengajar siswa untuk berfikir mengembangkan dikatakan maksimal apabila seluruh materi. Hal ini terlihat pada saat guru bahan pelajaran yang diajarkan itu menyuruh dapat dikuasai oleh siswa, dikatakan materi dengan membuat peta konsep. baik sekali apabila sebagian besar Kemudian (76% s/d 99%) bahan pelajaran yang model diajarkan dapat dikuasai oleh siswa, keaktifan dikatakan bahan pembelajaran. Hal ini juga terlihat pelajaran yang diajarkan hanya 60% pada saat siswa menjelaskan materi s/d 75% dikuasai oleh siswa, dan dan pada saat siswa bertanya maupun dikatakan menjawab atau menanggapi jawaban baik apabila kurang apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari eksperimen model dengan menggunakan dapat meningkatkan ini siswa dalam proses Sedangkan pada kelas kontrol kelas menggunakan mengembangkan dari temannya. 60% dikuasai oleh siswa. Pada siswa menggunakan pembelajaran diskusi pembelajaran dan tanya jawab. Dalam proses Student Fasilitator and Explaining pembelajaran dengan menggunakan (SFE). Menurut Sohimi (2014: 183- pembelajaran diskusi dan tanya jawab 185)” model pembelajaran Student ini Fasilitator and Explaining merupakan menjawab pertanyaan dan salah siswa yang kurang berani menuliskan satu kooperatif tipe yang pembelajaran menekan pada siswa jawaban kurang di aktif untuk banyak depan papan tulis, demikian peneliti tetap struktur khusus yang dirancang untuk meskipun memengaruhi pola interaksi peserta memberikan motivasi dan mendorong didik dan memiliki tujuan untuk siswa agar berani menjawab dan meningkatkan menuliskan penguasaan materi. Dengan menggunakan model ini dapat meningkatkan antusias, jawaban dengan menunjuk siswa tersebut. motivasi, Berdasarkan proses pembelajaran Keaktifan, dan rasa senang”. dari 8 kedua kelas sampel, pembelajaran pada ranah hasil kognitif lebih tinggi kelas eksperimen dengan ketuntasan 0% sedangkan pada kelas menerapkan pembelajaran kontrol nilai rata-rata siswa 9,70 Student Fasilitator and Explaining dengan persentase ketuntasan 0%. (SFE) dibandingkan kelas kontrol Perbandingan nilai rata-rata kelas dengan pembelajaran eksperimen lebih tinggi dari pada diskusi dan tanya jawab. Berarti kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dengan model dari kriteria pembuatan peta konsep pembelajaran Student Fasilitator and yang dibuat oleh siswa pada kelas Explaining eksperimen dan bagan (Chart) pada model menerapkan menerapkan (SFE) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas XI kelas kontrol. IPA SMA Negeri 1 Kinali Tahun Menurut Novak dan Gowin ( 1985) dalam Lufri (2007) kriteria Pelajaran 2016/2017. pembuatan peta konsep diantaranya 3. Ranah Psikomotor adalah Rata-rata nilai siswa pada ranah penghubung; 4 di bawah ini. Nilai Rata-rata psikomotor 50 20.2 25 adalah dua (2) Hierarki adalah tingkatan dari konsep yang paling umum sampai konsep yang paling Eksperimen Kontrol 75 Proposisi konsep yang dihubungkan oleh kata psikomotor dapat dilihat pada Gambar 100 (1) khusus; (3) Kaitan Silang adalah hubungan yang bermakna antara suatu 9,7 konsep pada satu hierarki dengan 0 konsep Kelas sampel lain pada hierarki yang lainnya.; (4) Contoh adalah kejadian Kelas sampel atau objek yang spesifik yang sesuai Gambar 4.Diagram Perbandingan Nilai Rata-rata Psikomotor Kelas eksperimen dan Kelas Kontrol. dengan atribut konsep. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada penilaian peta konsep kelas eksperimen banyak siswa yang Berdasarkan Gambar 4 di atas membuat peta konsep kurang sesuai pada kelas eksperimen nilai rata-rata dengan kriteria siswa konsep dan 20,20 dengan persentase 9 pembuatan tujuan peta pembelajaran bahkan ada yang tidak sesuai dengan siswa, karena dari peta konsep dan kriteria dan tujuan pembelajaran. Pada bagan yang dibuat siswa akan terlihat penelitian kriteria pemahaman siswa dan penguasaan pembuatan peta konsep yang tidak materi pada siswa. Kendala yang sesuai dibuat oleh semua siswa adalah sering ditemukan oleh siswa terlihat contoh. Hal ini sangat berpengaruh dari kurangnya pemahaman siswa terhadap penilaian peta konsep yang terhadap materi yang dipelajari, ini salah satu dibuat oleh siswa. Sesuai dengan pendapat Istarani penilaian dan Muhammad Ridwan (2015: 159) peta konsep siswa disebabkan oleh kelemahan dari tipe pembelajaran ketidaksesuaian kriteria peta konsep Student Fasilitator and Explaining yang dibuat oleh siswa, kemudian adalah sebagai berikut ini.” Siswa disebabkan oleh banyaknya siswa kurang yang tidak membuat peta konsep materi dengan alasan belum siap karena kemampuan siswa dalam menjelaskan kekurangan hasil pengembangan materi ajar yang Rendahnya rata-rata waktu untuk kontrol dilakukan rata- mandiri dan KESIMPULAN ini rata –rata penilaian bagan juga Rendahnya secara dengan penilaian bagan. Pada kelas kontrol rendah. ajar mengembangkan dilakukannya sangat terbatas”. menyelesaikannya. Sedangkan pada kelas terbiasa Berdasarkan hasil telah dilakukan, yang rata penelitian dapat penilaian bagan dapat disebabkan disimpulkan bahwa. karena banyak 1. Pada ranah afektif tidak terdapat siswa yang tidak membuat bagan, kemudian banyak pengaruh bagan yang dibuat siswa kurang pembelajaran Student Facilitator sesuai dengan kriteria dan tujuan and pembelajaran. belajar biologi siswa kelas XI IPA Rendahnya penilaian peta konsep penerapan Explaining model terhadap hasil SMAN 1 Kinali Tahun Pelajaran dan penilaian bagan siswa pada kelas 2016/2017. ekperimen dan kelas kontrol sangat 2. Pada ranah kognitif berpengaruh terhadap hasil belajar pengaruh 10 penerapan terdapat model pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap Lufri.2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP Press. hasil Shoimin, belajar biologi siswa kelas XI IPA A. 2014. 68 SMAN 1 Kinali Tahun Pelajaran Pembelajaran 2016/2017. Kurikulum 2013. Yogyakarta : 3. Pada ranah psikomotor terdapat pengaruh penerapan Ar-Ruzz Media. model pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMAN 1 Kinali Tahun Pelajaran 2016/2017. DAFTAR PUSTAKA Anwar,S. 2009. Penilaian Berbasis Kompetensi. Padang UNP Press. Djamarah dan Zain. 2014. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Istarani dan Ridwan,M. 2015. 50 Tipe Strategi Dan Pembelajaran Teknik Kooperatif. Medan : Media Persada. Kementerian Pendidikan Kebudayaan. Penilaian 2015. untuk dan Panduan Sekolah Menengah Atas (SMA). Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kunandar.2013. Penilaian Autentik. Jakarta: Rajawali Press. 11 inovatif Model dalam