respon perokok aktif terhadap pesan bahaya

advertisement
RESPON PEROKOK AKTIF TERHADAP
PESAN BAHAYA MEROKOK
PADA KEMASAN ROKOK
(SURVEI PADA MAHASISWA FIDIKOM UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Penyiaran Islan (S.Kom.I)
Oleh :
Rifka Oktavia
NIM. 1111051000158
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2016 M
ABSTRAK
Rifka Oktavia, NIM 1111051000158, Respon Perokok Aktif Terhadap Pesan
Bahaya Merokok Pada Kemasan Rokok (Survei Pada Mahasiswa FIDIKOM
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), di bawah bimbingan Ir. Noor Bekti
Negoro, SE, M.Si
Merokok merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh masyarakat
Indonesia. Padalah, peringatan akan bahaya merokok mudah ditemukan dimanamana seperti pada reklame jalan, pada iklan di majalah atau televisi dan bahkan
pada kemasan rokok itu sendiri. Menurut WHO Indonesia merupakan Negara
dengan jumlah perokok terbanyak ke-3 di dunia. Fakta ditemukannya banyak
perokok membuat pemerintah berusaha mengurangi jumlah perokok, salah
satunya dengan cara mengeluarkan kebijakan tentang larangan merokok. Salah
satu kebijakan tersebut adalah PP No. 109 tahun 2012 tentang pencantuman pesan
bahaya merokok berupa gambar pada kemasan rokok.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk
menjawab pertanyaan penelitian yaitu, bagaimana respon kognitif, afektif dan
konatif mahasiswa FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap pesan
bahaya merokok pada kemasan rokok? dan apakah terdapat perbedaan respon
yang signifikan antara mahasiswa perokok aktif organisasi dengan mahasiswa
perokok tidak aktif dalam organisasi?
Teori yang digunakan adalah teori S-O-R. Teori ini berfungsi melihat
bagaimana stimulus (pesan) yang menerpa organism (responden) terhadap respon
yang dihasilkan. Dalam teori ini dikatan bahwa perubahan sikap akan terjadi
apabila stimulus yang ada melebihi stimulus semula.
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, jenis penelitian
yang digunakan adalah deskriptif dan metode yang digunakan adalah survei.
Teknik sampling yang digunakan adalah nonprobability sampling, puprousive
sampling. Sedangkan untuk jenis data yang digunakan adalah data primer yang
didapat dari penyebaran angket kepada mahasiswa FIDIKOM UIN Jakarta. Data
sekunder berupa buku, jurnal ilmiah, internet dan lainnya. Pengolahan data pada
penelitin ini dengan cara menghitung mean, standard deviasi, dan uji chi kuadrat.
Hasil dari penelitian ini adalah pesan bahaya merokok pada kemasan
rokok dapat menambah pengetahuan responden dan dapat membuat responden
menjadi takut akan bahaya merokok. Namun pesan bahaya merokok pada
kemasan rokok belum mampu merubah sikap responden untuk berhenti merokok.
Kemudian mayoritas responden memiliki respon yang sedang dengan presentase
72% dan sisanya memiliki respon yang tinggi dan rendah dengan presentase
seimbang 14%. Hasil selanjutnya adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara mahasiswa aktif organisai dengan mahasiswa tidak aktif organisasi dalam
merespon pesan bahaya merokok pada kemasan rokok.
Kata kunci: Respon, Merokok, Pesan, Kemasan Rokok, dan Mahasiswa.
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur yang tidak terhingga penulis panjatkan kepada
Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan, kemudahan, kelancaran dan kasih
sayang-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Respon
Perokok Aktif Terhadap Pesan Bahaya Merokok Pada Kemasan Rokok (Survei
Pada Mahasiswa FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)”.
Walaupun dalam proses penulisan skripsi ini penulis menemukan banyak
hambatan dan kendala, dengan usaha serta semangat yang besar dan tentunya atas
izin Allah SWT seluruh hambatan dan kendala yang penulis hadapi Alhamdulillah
bisa terlewati sehingga skrpsi ini dapat terselesaikan.
Dalam penulisan skripsi ini penulis sangat menyadari bahwa ada banyak
kekurangan dan keterbatasan yang penulis miliki. Namun sebuah anugerah yang
penulis rasakan karena skripsi ini dapat diselesaikan. Terselesaikannya skripsi ini
tentunya karena adanya semangat, doa serta bantuan dari berbagai pihak yang
membantu penulis. Untuk itu, dengan penuh rasa hormat perkenankanlah penulis
mengucapkan terimakasih kepada pihak yang terkait:
1.
Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, beserta Suparto, M. Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan Bidang
Administrasi Umum, serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan.
ii
2.
Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3.
Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam.
4.
Rachmat Baihaky, MA sebagai Dosen Pembimbing Akademik.
5.
Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu dan telah banyak membantu penulis dalam
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam proses penulisan
skripsi. Terimakasih atas segala ilmu, perhatian, kesabaran, bimbingan dan
masukan bagi penulis dalam menulis skripsi. Semoga Allah SWT senantiasa
memberikan keberkahan kepada beliau. Amin.
6.
Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang selama
ini telah memberikan ilmu pengetahuan. Semoga ilmu yang diberikan
bermanfaat.
7.
Staff Tata Usaha, Perpustakaan dan Karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah membantu penulis dalam informasi, administrasi dan membantu
penulis dalam peminjaman buku-buku dan literatur yang penulis butuhkan
selama penyusunan skripsi ini.
8.
Seluruh responden yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi
angket penulis.
9.
Kedua orangtua tercinta, Bapak Sudiatmoko dan Ibu Nuk Istiaroh, atas
segala doa, kasih sayang, perhatian, dorongan, baik dalam bentuk moril
maupun materi dan tak pernah lelah berdoa demi kelancaran penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
iii
10.
Serta kakak tercinta, Nita Oktarina dan ketiga adik tercinta, Muhammad
Fajar Kurniawan, Muhammad Fikri Kurniawan dan Fanny Annisa Putri,
terimakasih sudah menghibur penulis dengan canda dan tawanya dirumah
ketika penulis sedang merasa stress dalam proses pengerjaan skripsi.
11.
Sahabat sepermainan penulis, Anis Alviany, Ida Farida, Ulfa Karina, N.
Ayu Ratu Emira, Vikra Rahmalia, Putik Delima, Elsa Oktavia Widiyanti.
Terimakasih telah memberikan semangat ketika penulis sedang menyusun
skripsi ini, terimakasih juga sudah menjadi teman untuk share mengenai
kesulitan yang penulis hadapi dalam menyusun skripsi ini.
12.
Sahabat seperjuangan KPI E angkatan 2011 Widya Ramadhani, Wulantari,
Putri Aulia Nurbani, Fatma Hidayani, terimakasih atas banyaknya
kenangan, motivasi, dan inspirasi yang telah diberikan kepada penulis
selama masa kuliah hingga masa penulisan skripsi.
13.
Adik-adik di kampus Gabbyla Annisa, Ismi Kamila dan Syaviera Denna
terimakasih telah membantu penulis dalam menyebar angket penelitian ini.
14.
Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Jakarta, Juni 2016
Rifka Oktavia
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................v
DAFTAR TABEL ...............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................1
B. Batasan dan Rumusan Masalah .................................................6
1. Batasan Masalah ...................................................................6
2. Rumusan Masalah ................................................................6
C. Tujuan dan Manfaat ..................................................................7
1. Tujuan Penelitian ..................................................................7
2. Manfaat Penelitian ................................................................7
D. Tinjauan Pustaka .......................................................................8
E. Sistematika Penulisan ...............................................................9
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Respon .......................................................................................11
B. Macam-Macam Respon ............................................................12
C. Teori S-O-R ...............................................................................15
D. Komunikasi ...............................................................................18
E. Komunikasi Visual ....................................................................22
F. Perokok .....................................................................................23
G. Tahap Perilaku Merokok ...........................................................25
H. Akibat Merokok ........................................................................26
I. Merokok Dalam Islam...............................................................27
J. Pesan Bahaya Merokok Pada Kemasan Rokok ........................29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Paradigma Penelitian .................................................................35
B. Pendekatan Penelitian ...............................................................35
C. Jenis Penelitian ..........................................................................35
D. Metode Penelitian......................................................................36
E. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................36
F. Subjek dan Objek Penelitian .....................................................37
G. Populasi dan Sampel .................................................................37
1. Populasi ................................................................................37
2. Sampel ..................................................................................40
H. Variabel Penelitian ....................................................................42
I. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional .........................42
J. Hipotesis Penelitian...................................................................45
K. Metode Pengumpulan Data .......................................................46
1. Data Primer (Primary Data).................................................46
2. Data Sekunder (Secondary Data) .........................................46
L. Blue Print ..................................................................................47
M. Uji Instrumen ............................................................................50
v
1. Uji Validitas Data .................................................................50
2. Uji Reliabilitas Data .............................................................50
N. Teknik Analisis Data .................................................................51
1. Mean .....................................................................................51
2. Standard Deviasi...................................................................52
3. Chi Kuadrat ..........................................................................52
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Lokasi Penelitian .......................................................................54
B. Sejarah Singkat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi 54
C. Visi dan Misi .............................................................................57
D. Sejarah pimpinan (dekan) FIDIKOM .......................................58
E. Profil Program Studi .................................................................58
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengolahan Uji Instrumen.........................................................64
B. Rekapitulasi Validitas dan Reabilitas Instrumen ......................64
1. Validitas Respon Kognitif ....................................................64
2. Uji Reliabilitas ......................................................................66
C. Hasil dan Pembahasan ..............................................................67
1. Deskripsi Data Responden Penelitian ..................................67
2. Analisis Skor Responden......................................................67
3. Analisis Hasil Penelitian ......................................................78
a. Jawaban Rumusan Masalah a ........................................78
b. Jawaban Rumusan Masalah b .......................................82
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................84
B. Saran .........................................................................................85
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................86
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Tabel 2
Table 3
Table 4
Table 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9
Tabel 10
Tabel 11
Tabel 12
Tabel 13
Tabel 14
Tabel 15
Tabel 16
Tabel 17
Tabel 18
Tabel 19
Jumlah Perokok Aktif Usia 15 Tahun Ke atas di Indonesia ..........4
Jumlah Kelas FIDIKOM UIN Jakarta ...........................................38
Populasi Mahasiswa FIDIKOM UIN Jakarta ................................39
Populasi Mahasiswa Perokok FIDIKOM UIN Jakarta ..................39
Data Responden .............................................................................41
Blue Print Respon Kognitif Terhadap Pesan .................................47
Blue Print Respon Afektif Terhadap Pesan ...................................48
Blue Print Respon Konatif Terhadap Pesan ..................................49
Skala Likert ....................................................................................51
Uji Validitas Respon Kognitif .......................................................65
Koefisien Reliabilitas .....................................................................66
Data Responden .............................................................................67
Respon Kognitif Mahasiswa FIDIKOM UIN terhadap pesan
bahaya merokok pada kemasan rokok ...........................................68
Respon Afektif Mahasiswa FIDIKOM UIN terhadap pesan
bahaya merokok pada kemasan rokok ...........................................71
Respon Konatif Mahasiswa FIDIKOM UIN terhadap pesan
bahaya merokok pada kemasan rokok ...........................................74
Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Responden .......................................79
Rekapitulasi Standard Deviasi dan Rata-Rata Respon ..................79
Rekapitulasi Respon Mahasiswa Terhadap Pesan Bahaya
Merokok Pada Kemasan Rokok ....................................................80
Chi Square Respon.........................................................................82
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar Peringatan Merokok Sebabkan Kanker Mulut ..............32
Gambar Peringatan Merokok Sebabkan Kanker Tenggorokan ...33
Gambar Peringatan Merokok Sebabkan Kanker Paru-Paru
Dan Bronkitis Kronis ...................................................................33
Gambar peringatan merokok dekat anak berbahaya
bagi mereka .................................................................................34
Gambar peringatan merokok membunuhmu ...............................34
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Merokok merupakan suatu kegiatan yang sering dilakukan oleh
masyarakat Indonesia baik itu dilakukan oleh orang dewasa maupun anak
remaja sekalipun. Padahal, peringatan tentang bahaya merokok sudah jelas
dan bahkan mudah ditemui di tempat-tempat umum seperti pada rekmale
jalan dengan besar terpampang menyebutkan bahaya merokok seperti
serangan jantung, impoten dan gangguan kehamilan.
Berdasarkan data dari Badan Konsumsi Tembakau di dunia yang
dilansir oleh www.kompasiana.com bahwa Indonesia menempati posisi ke
tiga dengan jumlah perokok terbanyak di bawah Cina dan India.1 Dengan
jumlah 65 juta penduduk sebagai perokok aktif dan 270 Miliar batang rokok
dibakar setiap tahun. Kemudian penelitian lain dilakukan oleh Institute for
Health Metrics and Evaluation (IHME),
menempatkan Indonesia dalam
posisi ke dua jumlah pria perokok terbesar di dunia dengan 57% dibawah
Timor Leste.2
Selain itu, di Indonesia merokok juga masih menjadi pro kontra di
dalam masyarakat khususnya di dalam Islam, apakah rokok tersebut mubah
atau haram, mengenai pro kontra tersebut Muhammadiyah sebagai salah satu
1
Effendi, “Indonesia Peringkat Tiga Indonesia,” diakses pada, Minggu, 26 April 2015
Pukul
16:15
http://sosbud.kompasiana.com/2014/09/11/indonesia-peringkat-3-di-dunia678501.html
2
Cheta Nilawaty, “Perokok Pria Indonesia Terbanyak Ke-2 di Dunia,” diakses pada ,
Minggu, 26-April-2015 pukul 16:24 http://www.tempo.co/read/news/2014/01/09/060543467/
Perokok-Pria-Indonesia-Terbanyak-ke-2-di-Dunia
1
2
organsasi Islam terbesar di Indonesia mengeluarkan fatwa bahwa merokok
hukumnya haram.3 Sementara pendapat lain datang dari NU yang
berpendapat bahwa hukum merokok adalah mubah atau makruh.4
Fakta ditemukannya begitu banyak perokok di Indonesia tentunya
sangat mengkhawatirkan. Melihat banyaknya kandungan bahan berbahaya
dalam satu batang rokok. Dimana setiap satu batang rokok yang di bakar
mengeluarkan banyak zat berbahaya diantaranya, Karbon monoksida yang
menyebabkan terhalangnya penyediaan oksigen ke tubuh. Hal tersebut
membuat perokok cepat lelah. Tar, zat ini akan mengendap di paru-paru anda
dan berdampak negatif pada kinerja paru-paru serta nikotin merupakan
komponen yang dapat menimbulkan ketergantungan atau kecanduan.5
Efek yang lebih membahayakan lagi, rokok tidak hanya menyerang
mereka yang menjadi perokok aktif, namun orang-orang yang berada di
sekitar perokok aktif (yang di sebut perokok pasif) tidak luput dari efek
bahaya merokok. Beberapa waktu lalu, Ike Wijayanti (37 Tahun), yang
muncul di iklan layanan masyarakat bagian lehernya bolong karena terkena
penyakit kanker pita suara. Padahal Ibu Ike tersebut bukan seorang perokok.
Ibu Ike bisa terjangkit kanker pita suara karena terlalu sering berada di sekitar
perokok aktif ditempat ia bekerja sehingga ia sering terpapar asap rokok yang
menimbulkan penyakit kanker pita suara tersebut.
3
Hukum Konsumsi Tembakau, http://www.fatwatarjih.com/2011/12/hukum-konsumsitembakau-merokok.html diakses pada, Rabu, 14-Juni-2016 pukul 23:52
4
PBNU
Tidak
Sepakat
Fatwa
Haram
Rokok
Muhammadiyah,
http://www.nu.or.id/post/read/22939/pbnu-tak-sepakat-fatwa-haram-rokok-muhammadiyah
diakses pada Rabu, 15-Juni-2016 pukul 24:37
5
Tjandra Yoga Aditama, Rokok dan Kesehatan (Jakarta: Universitas Indonesia, 1992), h.
19-21.
3
Melihat dampak yang tidak baik akibat rokok, pemerintah tidak tinggal
diam begitu saja. Selain mengeluarkan iklan layanan masyarakat tersebut,
sebelumnya pemerintah juga sudah mengeluarkan beberapa kebijakan berupa
Undang-Undang maupun Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang rokok
atau tembakau. Seperti UU No. 32 Tahun 2010 misalnya, Undang-Undang ini
berisi tentang kebijakan publik dilarang merokok di tempat umum, tempat
kerja, tempat proses belajar mengajar, tempat pelayanan kesehatan, area
kegiatan anak-anak, tempat ibadah dan angkutan umum.
Kebijakan
lain
dari
pemerintah
selanjutnya
adalah
Peraturan
Pemerintah No. 19 tahu 2003 pasal 8 tentang diharuskannya produsen rokok
meletakkan pesan bahaya merokok berupa tulisan “MEROKOK DAPAT
MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN
GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN” pada salah satu sisi kemasan
rokok.
Selanjutnya, pada tanggal 24 Juni 20014 lalu, PP No. 19 tahun 2003
pasal 8 tersebut digantikan dengan peraturan baru yaitu, PP No. 109 tahun
2012 pasal 17, tentang gambar peringatan dicantumkan pada bagian atas
Kemasan sisi lebar bagian depan dan belakang masing-masing seluas 40%
(empat
puluh
persen),
diawali
dengan
kata
“Peringatan”
dengan
menggunakan huruf berwarna putih dengan dasar hitam, harus dicetak dengan
jelas dan mencolok, baik sebagian atau seluruhnya. Gambar peringatan pada
bungkus rokok harus dicetak berwarna. Jenis huruf harus menggunakan huruf
Arial Bold dengan ukuran font 10 (sepuluh) atau proporsional dengan
4
kemasan, tulisan warna putih di atas latar belakang hitam. Gambar dan tulisan
peringatan kesehatan tidak boleh tertutup oleh apapun sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Gambar yang dimaksudkan pada PP no 109 tahun 2013 adalah berupa 5
model gambar yakni, gambar kanker mulut, gambar perokok dengan asap
yang membentuk tengkorak, gambar kanker tenggorokan, gambar orang
merokok dengan anak didekatnya dan gambar paru-paru menghitam karena
kanker. Penentuan gambar ini merupakan
pilihan masyarakat yang cara
pemilihannya dilakukan oleh Kemenkes dibantu dengan pihak Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indoesia (FKMUI) dengan sistem survei,
masyarakat memilih gambar dari 16 gambar yang tersedia kemudian terpilih
lah 5 gambar yang dipilih paling banyak oleh masyarakat.
Upaya-upaya sebelumnya yang dilakukan pemerintah tampaknya tidak
terlalu memberikan hasil yang baik. Karena, dilihat dari jumlah perokok dari
tahun ke tahun yang semakin meningkat. Menurut data yang diperoleh dari
litbang kemenkes seperti tertera pada Tabel 1. jumlah perokok aktif usia 15
tahun ke atas di Indonesia. 6
Tabel 1. Jumlah Perokok Aktif Usia 15 Tahun Ke atas di Indonesia
Tahun
1995
2001
2007
2010
2011
6
Presentase
27,2%
31,8%
34,2%
34,7%
36,3%
Tjandra Yoga Aditama, “Data Rokok” dikses pada Sabtu, 25 April 2015 Pukul 19:02
http://www.litbang.depkes.go.id/berita-data-rokok.
5
Melihat jumlah perokok yang semakin tahun semakin meningkat
sementara peraturan terkait tentang rokok juga terus diperbaharui namun
tidak memberikan hasil yang baik, penulis tertarik untuk mengetahui
bagaimana respon perokok aktif terhadap peraturan pemerintah yang baru ini
( PP No. 109 tahun 2012) mengenai pesan peringatan bergambar yang ada
pada kemasan rokok.
Sementara Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai
lembaga pendidikan menerapkan kawasan pendidikan yang bebas rokok. Hal
tersebut disampaikan pada kode etik mahasiswa bab VII pasal 26 mengenai
bentuk-bentuk
sanksi,
dan
sanksi
bagi
mahasiswa
yang
terbukti
melanggar/merokok dikenakan sanksi membayar denda sebesar Rp. 50.000,-.7
Selain tertera pada kode etik, larangan dan sanksi tersebut juga sudah
disosialisasikan kepada mahasiswa lewat banner yang dipasang di fakultas.
Meskipun banner tersebut sudah diletakkan dihampir setiap lantai namun
kenyatannya masih dapat ditemukannya mahasiswa yang merokok di area
fakultas khususnya di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, penulis
mengambil judul “Respon Perokok Aktif Terhadap Pesan Bahaya
Merokok Pada Kemasan Rokok (Survei Pada Mahasiswa FIDIKOM
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)”
7
Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta 2012-2013, (Jakarta: Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012), h.322 dan 325.
6
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1.
Batasan Masalah
Pada penelitian ini, penulis memberikan batasan permasalahan
yang akan dipaparkan dengan tujuan agar terhindar dari terjadinya
perluasan materi yang akan dibahas dan mengingat keterbatasan penulis
dalam hal ilmu pengetahuan, waktu, dana, tenaga serta demi terfokusnya
penelitian. Maka penulis perlu untuk memberikan batasan masalah yaitu,
pada subyek penelitian, peneliti hanya mengambil sampel mahasiswa
FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta laki-laki angkatan 2013,
2014, 2015 dan merupakan perokok aktif. Sedangkan pada objek
penelitian, penulis hanya membatasi pesan bahaya merokok yang
terdapat pada kemasan rokok saja.
2.
Rumusan Masalah
Dalam batasan masalah yang sudah dibuat, maka peneliti merumuskan
masalah:
a. Bagaimana respon kognitif, afektif dan konatif
mahasiswa
FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap pesan bahaya
merokok pada kemasan rokok?
b. Apakah terdapat perbedaan respon yang signifikan antara mahasiswa
perokok aktif organisasi dengan mahasiswa perokok
dalam organisasi?
tidak aktif
7
C. Tujuan dan Manfaat
1.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini dapat menjawab sesuai dengan
rumusan masalah yaitu:
a. Untuk mengetahui bagaimana respon kognitif, afektif, konatif
mahasiswa FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap
pesan bahaya merokok pada kemasan rokok.
b. Untuk mengetahui bagaimana perbedaan
respon yang signifikan
antara mahasiswa perokok aktif organisasi dengan
mahasiswa
perokok tidak aktif dalam organisasi terhadap pesan bahaya merokok
pada kemasan rokok.
2. Manfaat Penelitian
a.
Secara Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah dan referensi
bagi
pengembangan
ilmu
komunikasi
khususnya
jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
melalui kajian Respon Perokok Aktif Terhadap Pesan Bahaya
Meokok Pada Kemasan Rokok (Survei
kepada mahasiswa
FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
b. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
bagaimana Respon Perokok Aktif Terhadap Pesan Bahaya Meokok
8
Pada Kemasan Rokok (Survei kepada mahasiswa FIDIKOM UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta).
D. Tinjauan Pustaka
1. Respon Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syahid Jakarta Terhadap Rubrik Tajuk Rencana Republika.
Dera Mugni – 104051101936
UIN Jakarta, Jurnalistik 2011.
Penelitian di atas meneliti bagaimana respon mahasiswa FIDIKOM
terhadap rubrik tajuk rencama Republika. Yang membedakan antara
skripsi di atas dengan skripsi yang penulis buat adalah terletak pada objek
penelitiannya. Pada skripsi di atas yang menjadi objek adalah rubrik tajuk
rencana pada media massa Republika, sedangkan objek pada skripsi ini
adalah pesan bahaya merokok pada kemasan rokok. Alasan penulis
menjadikan skripsi di atas menjadi tinjauan pustaka adalah karena penulis
menggunakan analisis yang sama dengan skripsi tersebut, yaitu
menggunakan uji chi square untuk melihat hubungan antara keaktifan
dalam organisasi dengan respon. Sehingga peneliti menggunakan skripsi
di atas untuk rujukan dalam uji chi square.
2. Respon Warga Binaan Terhadap Dakwah Yayasan Media Amal Islami
Dalam Membina Keluarga Pemulung Di Lebak Bulus Jakarta Selatan.
Samsul Arif - 109052000026
UIN Jakarta, Bimbingan Penyuluhan Islam 2013.
9
Penelitian milik Samsul Arif meneliti mengenai respon warga
binaan terhadap dakwah yayasan media amal Islami. Jika melihat skripsi
tersebut tidak ada kesamaan dari segi subjek maupun objek. Alasan
penulis menggunakan skripsi ini sebagai tinjauan pustaka adalah, karena
dalam skripsi ini dalam melihat bagaimana respon dari warga binaan
menggunakan analisis pengolahan data dengan mengelompokan skor
responden menjadi kategori tinggi sedang rendah dengan menggunakan
rumus persamaan nilai tengah. Hal yang sama juga dilakukan oleh peneliti
sehingga peneliti menggunakan skirpsi ini sebagai tinjauan pustaka untuk
melihat bagaimana panduan dalam mengelompokkan skor responden.
E. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembatasan skripsi ini, secara sistematis
penulisannya dibagi kedalam;
BAB I
PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Meliputi teori-teori yang berhubungan dengan isi skripsi sebagai dasar
pemikiran untuk membahas permasalahan dalam penelitian skripsi, yaitu:
teori S-O-R, teori tentang respon, macam-macam respon, dan pesan bahaya
merokok pada kemasan rokok.
10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Meliputi pendekatan penelitian, penentuan lokasi penelitian, populasi dan
sampel penelitian, teknik pengumpulan data, sumber data, subjek dan objek
penelitian, hipotesis penelitan, definisi operasional, variabel penelitian,
metode analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM
Meliputi gambaran umum tentang Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
BAB V HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian berupa temuan dan analisis berupa hasil penelitian yang telah
diteliti.
BAB VI PENUTUP
Berupa kesimpulan dan saran dari peneliti yang telah dilakukan serta
lampiran-lampiran sebagai bahan pelengkap.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Respon
Respon berasal dari kata response yang berarti jawaban, balasan, atau
tanggapan (reaction).1 Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia
bahwa respon adalah tanggapan, reaksi atau jawaban terhadap suatu gejala
atau peristiwa yang terjadi.2
Dalam kamus psikologi, pengertian respon adalah satu jawaban,
khususnya satu jawaban bagi pertanyaan tes atau satu kuesioner.3
Pengertian respon menurut Agus Sujanto dalam buku Psikologi Umum
adalah “gambaran pengamatan yang tinggal dikesadaran kita sesudah
mengamati.”4 Respon dalam pengertian Agus Sujanto adalah kesan yang
dipahami oleh seseorag setelah ia mengamati suatu hal atau setelah ia
mendapatkan informasi baru.
Berdasarkan pengertian di atas, penulis mengartikan bahwa respon
adalah tanggapan atau jawaban dari seseorang terhadap suatu peristiwa yang
telah diamati.
1
Jhon. M. Echoles dan Hassan Shadily, Kamus Bahasa Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT.
Gramedia, 2003), cet. Ke-27, h. 481.
2
Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2002), edisi ke-3, h. 585.
3
J.P Chaplin penerjemah Kartini Kartono, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2004), h. 432.
4
Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 31.
11
12
B. Macam-Macam Respon
Berdasarkan Steve M. Chaffe dalam buku Jalaludin Rachmat respon
dapat dibagi menjadi tiga yaitu5:
1.
Kognitif, yang dimaksud dengan respon kognitif adalah respon yang
berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan informasi seseorang
mengenai sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya perubahan terhadap
apa yang dipahami oleh khalayak.
Indikator untuk respon kognitif menurut Taksonomi Bloom adalah:6
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah kemampun yang paling rendah tetapi paling
dasar dalam kawasan kognitif. Kemampuan untuk mengetahui adalah
kemampuan untuk mengenal atau mengingat kembali sesuatu objek.
b. Pemahaman
Pemahaman
adalah
kemampuan
untuk
memahami
segala
pengetahuan yang dimiliki. Pemahaman berada satu tingkat diatas
pengetahuan, kemampuan memahami dapat juga disebut dengan
istilah mengerti.
c. Penerapan
Penerapan ialah kemampuan untuk menggunakan konsep, prinsip,
prosedur atau teori tertentu pada situasi tertentu.
5
Jalaludin Rachmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h.
6
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.
218-219.
298.
13
d. Analisa
Ditingkat analisis seseorang mampu memecahkan informasi yang
kompleks menjadi bagian-bagian kecil dan mengaitkan informasi
dengan informasi lain.
e. Sintesa
Kemampuan untuk membuat satu kesatuan pola baru.
f. Evaluasi
Evaluasi adalah kemampuan menilai sesuatu berdasarkan norma,
acuan dan kriteria.
2.
Afektif, yang dimaksud dengan respon afektif adalah respon yang
berhubungan dengan emosi dan sikap. Respon ini timbul bila ada
perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak.
Indikator untuk respon afektif menurut Taksonomi Bloom adalah:7
a. Penerimaan
Penerimaan adalah seseorang peka terhadap suatu rangsangan dan
kesediaan untuk memperhatikan suatu rangsangan itu.
b. Partisipasi (Responding)
Partisipasi adalah tingkat yang mencakup kerelaan dan kesediaan
untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu
kegiatan. Hal ini ditandai dengan memberikan reaksi kepada
rangsangan yang ada.
7
299.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.
14
c. Penilaian atau Penentuan Sikap (Valuing)
Kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan
membawa diri sesuai dengan penilaian itu. Ditandai dengan mulai
dibentuk suatu sikap, menerima, menolak atau mengabaikan.
d. Organisasi
Kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman
dan pegangan dalam kehidupan. Misalnya, menempatkan nilai pada
suatu skala nilai dan dijadikan pedoman dalam bertindak secara
bertanggung jawab.
e. Pembentukan pola hidup (Karakterisasi)
Kemampuan untuk menghayati nilai kehidupan, sehingga menjadi
milik pribadi (internalisasi) menjadi pegangan nyata dan jelas dalam
mengatur kehidupannya sendiri.
3.
Konatif, yang dimaksud dengan respon konatif adalah respon yang
berhubungan dengan perilaku nyata yang dapat diamati yang meliputi
tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku.
Indikator untuk respon konatif menurut Taksonomi Bloom adalah:8
a. Persepsi
Kemampuan untuk menggunakan isyarat-isyarat sensoris dalam
memandu aktivitas motorik.
b. Kesiapan
Kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam memulai suatu
gerakan.
8
300.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.
15
c. Gerakan Terbimbing (Guided Response)
Kemampuan untuk melakukan suatu gerakan sesuai dengan contoh
yang diberikan.
d. Reaksi natural
Kemampuan melakukan gerakan tanpa memperhatikan lagi contoh
yang diberikan karena sudah dilatih secukupnya.
e. Reaksi yang kompleks
Kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari
banyak tahap dengan lancar, tepat dan efisien.
f. Adaptasi
Kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola
gerakan dengan persyaratan khusus yang berlaku.
g. Kreativitas
Kemampuan untuk melahirkan pola gerakan baru atas dasar prakarsa
atau inisiatif sendiri.
C. Teori S-O-R
Teori S-O-R merupakan singkatan dari teori Stimulus – Organism –
Response. Teori ini semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi
teori komunikasi juga tidak mengherankan, karena objek material dari
psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya
meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan
konasi.9
9
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya
Bakti, 2003), h. 254.
16
Menurut stimulus respon ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi
khusus terhadap stimulus khusus.10 Yang menjadi stimulus dalam penelitian
ini adalah pesan peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok berupa
gambar. Dari stimulus tersebut komunikan dalam hal ini pemerintah dapat
mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi
komunikan. Selain itu, efek juga merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu.
Dengan demikian seseorang dapat menjelaskan suatu kaitan erat antara pesanpesan media dan reaksi audience.
Dalam buku Burhan Bungi dikatakan bahwa menurut McQuail elemenelemen utama dari teori ini adalah:
1. Pesan (stimulus, S)
2. Komunikan (organism, O)
3. Efek (Response, R)
Menurut Hovland, Janis, dan Kelley dalam menelaah sikap yang baru
ada tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu: perhatian, pengertian dan
penerimaan.
Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin
diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari
komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan
inilah
yang
melanjutkan
proses
berikutnya.
Setelah
komunikan
mengelolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk
mengubah sikap.11
10
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, h. 254.
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, h. 254-255.
11
17
Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah,
hanya jika stimulus atau pesan yang menerpa benar-benar melebihi semula.12
Dalam penelitian ini stimulus yang menerpa adalah melebihi semula yaitu
pada awalnya pesan peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok hanya
berupa tulisan “MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER,
SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN
DAN JANIN” Kemudian diubah menjadi pesan peringatan berupa gambargambar penyakit yang dapat diderita oleh perokok beserta tulisan peringatan
dengan bahasa yang lebih tegas.
Selain itu, Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar mengatakan bahwa, model ini menunjukkan komunikasi sebagai
proses aksi dan rekasi yang sangat sederhana. Model ini mengansumsikan
bahwa kata-kata verbal (lisan-tulisan), isyarat-isyarat nonverbal, gambargambar, dan tindakan-tindakan tertentu akan merangsang orang orang lain
untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Proses ini bersifat timbalbalik dan mempunyai banyak efek. Setiap efek dapat mengubah tindakan
komunikasi (communication act) berikutnya.13
Dapat dijabarkan disini yang merupakan stimulus adalah pesan
peringatan bahaya meroko pada kemasan rokok berupa gambar. Organism
dalam penelitian ini adalah perokok (dipersempit menjadi perokok mahasiswa
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta. Sedangkan efek
(respon) dalam penelitian ini adalah respon perokok setelah melihat pesan
peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok berupa gambar.
12
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, h. 255.
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya,
2009), h. 144.
13
18
D. Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio yang berarti sama,
sama disini maksudnya adalah sama makna.14 Lebih luasnya lagi Onong
Uchjana Effendy dalam bukunya Dinamika Komunikasi memberikan
pengertian komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap,
pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung
melalui media.15
Sedangkan
menurut
Lasswell
dalam
konsep
komunikasinya
mengatakan bahwa komunikasi merupakan suatu proses yang menjelaskan
(Who says what? In wich channel? To whom? and With what effect?) atau
Siapa berkata apa? Mengatakan apa? Melalui saluran apa? Kepada siapa?
dan Dengan akibat atau hasil apa?16 Penjelasan definisi komunikasi tersebut
mencakup setidaknya lima unsur yaitu:
1.
Komunikator (communicator, source, sender)
Komunikator adalah pihak yang berinisiatif atau memiliki
kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber bisa seseorang, kelompok,
organisasi, perusahaan atau bahkan Negara. Untuk menyampaikan apa
yang dimaksud, sumber harus merubah pikiran yang dimaksud kedalam
seperangkat simbol verbal atau non verbal yang dapat dipahami oleh
penerima pesan.
14
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h. 9.
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 1992), h.5.
16
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h. 10.
15
19
2. Pesan (Message)
Pesan merupakan suatu informasi yang akan dikirim kepada
penerima pesan, yang merupakan buah pikiran dan perasaan pengirim
pesan.17 Pesan juga dapat diartikan seperangkat lambang bermakna yang
disampaikam komunikator kepada komunikan.18
Sedangkan pengertian pesan menurut Dominick adalah produk
fisik aktual yang telah dienkoding sumber.19 Enkoding sendiri adalah
proses yang terjadi di otak untuk menghasilkan pesan, sedangkan hasil
dari proses enkoding yang dapat dirasakan dan diterima oleh indra adalah
pesan.20
Menurut penjelasan diatas pesan dapat diartikan suatu informasi
yang akan dikirmkan kepada penerima pesan berupa seperangkat
lambang yang telah dienkoding sumber.
Pesan terbagi atas dua jenis yakni :
a. Pesan Verbal, yang termasuk didalam pesan verbal adalah bahasa
lisan dan bahasa tulisan.
b. Pesan Non verbal, yang termasuk didalam pesan non verba adalah
suara, mimik dan gerak gerik lazimnya digolongkan kedalam pasan
non verbal.21 Klasifikasi pesan non verbal seperti pada buku
Psikologi Komunikasi terdiri atas empat, yakni22:
17
Suranto AW, Komunikasi Interpersonal, h.7.
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h. 18.
19
Morissan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 19.
20
Morissan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa, h. 20.
21
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 17.
22
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008), h.
18
289.
20
(1) Pesan Kinestik adalah pesan yang menggunakan gerakan tubuh
yang terdiri dari tiga komponen utama: pesan fasial, pesan
gestural dan pesan postural.
(2) Pesan Proksemik adalah pesan yang disampaikan melalui
pengaturan jarak dan ruang.
(3) Pesan Artifaktual adalah pesan yang diungkapkan melalui
penampilan tubuh, pakaian-pakaian dan kosmetik.
(4) Pesan Paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan
dengan cara mengucapkan pesan verbal. Suatu pesan verbal yang
sama akan memiliki makna yang berbeda bila diucapkan dengan
cara yang berbeda.
Menurut Wilbur Schram dalam buku Ilmu, Teori dan filsafat
komunikasi oleh Onong Uchjana Effendy menyatakan bahwa komunikasi
akan memperoleh hasil yang efektif bila pesan disampaikan dengan
memenuhi empat syarat:
a. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga
dapat menarik perhatian komunikan.
b. Pesan
harus
menggunakan
lambang-lambang
tertuju
kepada
pegalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga
sama-sama mengerti.
c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan
menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
21
d. Pesan harus memberi jalan untuk mengatasi kebutuhan tersebut, yang
sesuai dengan situasi dan kondisi kelompok dimana si penerimanya
(khalayak sasaran) itu berada.23
Menurut H.A.W Widjaya dalam bukunya, Komunikasi dan
Hubungan Masyarakat pesan komunikasi harus bersifat:
a. Informatif, yakni memberikan keterangan-keterangan dan kemudian
komunikan dapat mengambil kesimpulan sendiri
b. Persuasif, yakni dengan bujukan untuk membangkitkan pengertian
dan kesadaran seseorang bahwa apa yang kita sampaikan akan
memberikan rupa pendapat atau sikap sehingga ada perubahan,
namun perubahan ini adalah kehendak sendiri
c. Koersif, yakni dengan menggunakan sanksi-sanksi. Bentuknya
terkenal dengan agitasi, yakni dengan penekanan-penekanan yang
menimbulkan tekanan batin diantara sesamanya dan pada kalangan
publik.24
3. Media (Channel, Media)
Media adalah alat yang digunakan untuk berkomunikasi agar hasil
komunikasi dapat mencapai sasaran yang lebih banyak dan luas. Media
sendiri ada yang bersifat nirmasa seperti telepon, Hp dan lainnya, selain
bersifat nirmasa ada juga yang bersifat media massa yaitu Televisi,
Koran, Radio, dan Film.25
23
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 41.
H.A.W Widjaya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat (Jakarta: Bumi Aksara,
1997), h. 15.
25
H.A.W Widjaya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, h. 14.
24
22
4. Komunikan (Communicant, Communicate, Receiver, Recipient)
Komunikan adalah orang yang menerima pesan, istilah lain dari
komunika adalah Decoder. Dalam menerima pesan, decoder memiliki
sifat decoding, yaitu suatu usaha komunikan dalam menafsirkan pesan
yang disampaikan oleh komunikator.26
5. Efek (Effect, Impact Influence)
Efek menunjukkan sebuah perubahan yang dapat diamati dan
diukur dari penerima yang disebabkan oleh elemen-elemen dari proses
komunikasi yang bisa diidentifikasikan.27
E. Komunikasi Visual
Seperti yang sudah dikemukakan sebelumnya bahwa komunikasi
adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik
langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media. Pada kemasan
rokok, komunikasi yang terjadi adalah komunikasi tidak langsung atau
komunikasi melalui media, media yang digunakan adalah kemasan rokok itu
sendiri.
Komunikasi visual adalah suatu disiplin ilmu yang bertujuan
mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui
berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan
mengelola elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan
huruf serta komunikasi warna serta layout (tata letak atau perwajahan) dengan
26
27
Roudhonah, Ilmu Komunikasi (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), h. 46.
John Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 25.
23
demikian gagsan bisa diterima oleh orang atau kelompok yang menjadi
sasaran penerima pesan.28
Komunikasi visual menurut penulis adalah, penyampaian pesan
melalui media berupa gagasan secara visual (bentuk gambar) dengan
menggunakan elemen grafis seperti bentuk dan gambar maupun tata
letak.sehingga gagasan bisa diterima oleh orang atau kelompok. Karena pesan
bahaya merokok pada kemasan rokok berupa gambar, maka penyampaian
pesan melalui gambar tersebut termasuk dalam komunikasi visual.
F. Perokok
Halim Danusantoso dalam bukunya Rokok dan Perokok menyatakan
bahwa tipe perokok terbagi atas dua yakni perokok aktif dan perokok pasif.
Perokok akif yaitu mereka yang secara aktif membakar dan
menghisap rokok kemudia menghembuskan asapnya keluar sehingga terhisap
oleh mereka yang tidak merokok (perokok pasif).
Perokok pasif yaitu mereka yang sebenarnya tidak merokok namun karena
ada orang lain di dekatnya merokok maka yang tidak merokok pun terpaksa
harus ikut juga menghirup asap rokok.29
Sedangkan Silvan dan Tomkins dalam Lestari menyatakan bawa ada
empat tipe perilaku merokok berdasarkan Management of affect theory yaitu:
1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan
merokok seseorang merasakan penambahan rasa yang positif. Green
dalam Psychological Factor in Smoking, 1978 menambahkan ada 3 sub
tipe ini :
28
Andi Kusrianto, Pengantar Desain Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Andi Publisher,
2007), h. 2.
29
Halim Danusantoso, Rokok dan Perokok (Jakarta: Arcan, 1991), h. 14.
24
a. Pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah atau
meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok
setelah minum kopi atau makan.
b. Stimulation to pick them up, Perilaku merokok hanya dilakukan
sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.
c. Pleasure of handling the cigarette, Kenikmatan yang diperoleh
dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa. Perokok
pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau
sedangkan untuk menghisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa
menit saja. Atau perokok lebih senang berlama-lama untuk
memainkan rokoknya dengan jari-jarinya lama sebelum ia nyalakan
dengan api.
2. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak
orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif,
misalnya bila ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai
penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi,
sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak.
3. Perilaku merokok yang adiktif. Oleh Green disebut sebagai
psychological Addiction. Mereka yang sudah adiksi, akan menambah
dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang
dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah
membeli rokok, walau tengah malam sekalipun, karena ia khawatir kalau
rokok tidak tersedia setiap saat ia menginginkannya.
25
4. Perilaku
merokok
yang
sudah
menjadi
kebiasaan.
Mereka
menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan
perasaan mereka, tetapi karena benar-benar sudah menjadi kebiasaannya
rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang tipe ini merokok sudah
merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis, seringkali tanpa
dipikirkan dan tanpa disadari. Ia menghidupkan api rokoknya bila rokok
yang terdahulu telah benar-benar habis.30
G. Tahap Perilaku Merokok
Seperti yang diungkapkan oleh Leventhal dan Clearly dalam Komalsari
dan Helmi, bahwa terdapat 4 tahap dalam perilaku merokok shingga menjadi
perokok, yaitu:
Tahap Preparatory
1.
Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai
merokok dengan cara mendengar, melihat, atau dari hasil bacaan. Hal-hal
ini menimbukan minat untuk merokok.
2. Tahap Initiation
Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan
meneruskan ataukah tidak terhadap perilaku merokok.
3. Tahap Becoming A Smoker
Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak 4 batang per hari
maka mempunyai kecenderungan menjadi perokok.
30
Ita Dwi Lestari, “Pengaruh Status Ekonomi Orang Tua Terhadap Perilaku Merokok
Anak Di Smk Averus Jakarta Selatan,” (Skripsi S1, fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Jakarta, 2014), h. 15.
26
4. Tahap Maintenance Of Smoking
Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara pengarturan
diri (self-regulating). Merokok dilakukan untuk memperoleh efek
fisiologis yang menyenangkan.31
H. Akibat Merokok
Rokok pada dasarnya merupakan pabrik kimia, karena pada satu batang
rokok yang dibakar akan mengeluarkan 4000 bahan kimia seperti nikotin, gas
karbon monoksida, nitrogen oksida, hydrogen cyanide, ammonia, acrolein,
methanol dan lainnya.32 Secara garis besar, rokok terdiri dari tiga komponen
utama yaitu nikotin, gas karbon monoksida (CO) dan tar.33 Tar merupakan
komponen yang mengandung bahan karsinogen (pemicu kanker).34
Nikotin
merupakan
komponen
yang
dapat
menimbulkan
ketergantungan atau kecanduan. Nikotin pada prinsipnya akan mengakibatkn
pembuluh darah menyempit dengan cepat, sehingga organ-organ tubuh
seperti otak dan jantung akan kekurangan oksigen. Sedangkan gas CO pada
prinsipnya akan menghambat pengangkutan oksigen oleh sel darah merah
dari paru-paru ke organ tubuh lain.
Tjandra Yoga Aditama dalam bukunya Merokok dan Kesehatan
mengatatakan bahwa, pada laporan WHO menyebutkan beberapa penyakit
yang berhubungan dengan kebiasaan merokok yaitu, kanker paru, bronkhitis
31
Dian Komalsari dan Avin F. Helmi, Faktor – faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada
Remaja. Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada.
32
Tjandra Yoga Aditama, Rokok dan Kesehatan (Jakarta: Universitas Indonesia, 1992), h.
22-23.
33
Halim Danusabtoso, Rokok dan Perokok (Jakarta: Arcan, 1990), h. 9.
34
Tjandra Yoga Aditama, Tuberkuosis Rokok & Perempuan (Jakarta: Balai Penerbit
FKUI, 2006), h.
30.
27
kronik dan emfisema (penyakit pada paru), penyakit kardiovaskuler (penyakit
yang melibatkan fungsi jantung dan pembulu darah), ulkus peptikum, kanker
mulut/tenggorokan/kerongkogan,
penyakit
pembuluh
darah
otak
dan
gangguan janin dalam kandungan.35
Sedangkan Hammond dan Horn dalam Yoga Aditama membagi antara
hubungan antara penyakit dan kebiasaan merokok sebagai berikut:
a) Hubungan erat luar biasa mengakibatkan kanker paru,
kanker
tenggorokan, kanker kerongkogan dan uklus peptikum (penyakit pada
lambung bagian dalam).
b) Hubungan sangat erat mengakibatkan pneumonia, ulkus duodenum,
aneurisma aorta.
c) Hubungan erat mengakibatkan, penyakit jantung koroner.
d) Hubungan sedang mengakibatkan penyakit pembuluh darah otak.36
I.
Merokok Dalam Islam
Berbicara merokok dalam Islam, sebenarnya tidak ada ayat atau dalil
yang membahas khusus mengenai rokok karena pada zaham Rasulullah
belum ada istilah rokok tersebut. Karena tidak disebutkannya ayat khusus
mengenai rokok dalam al-Qur’an maupun hadist, maka penulis akan
membahas rokok dalam Islam berdasarkan pendapat dari beberapa organisasi
besar dalam Islam, khususnya di Indonesia.
Di Indonesia sendiri rokok masih menjadi pro kontra di dalam
masyarakat apakah rokok tersebut mubah atau haram. Salah satunya adalah
Muhammadiyah dan NU yang memiliki pandangan berbeda mengenai rokok.
35
36
Tjandra Yoga Aditama, Tuberkuosis Rokok & Perempuan, h. 20.
Tjandra Yoga Aditama, Rokok dan Kesehatan, h. 19-21.
28
Muhammadiyah sebagai salah satu dari organisasi terbesar di Indonesia
berpendapat bahwa merokok adalah haram. Salah satu alasan Muhammadiyah
berpendapat bahwa merokok itu haram adalah berdasar pada bahwa merokok
mengandung unsur menjatuhkan diri ke dalam kebinasaan dan bahkan
merupakan perbuatan bunuh diri secara perlahan sehingga hal tersebut
bertentangan dalam islam.37 Sepeti tertera para surat Al-Baqarah ayat 195.
                  
 
Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan
janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan
berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berbuat baik.” (Q.S. Al-Baqarah: 195)
Alasan lain dari Muhammadiyah mengharamkan rokok adalah karena
rokok membahayakan diri sendiri dan orang lain yang terkena paparan asap
rokok dan rokok adalah zat adiktif yang berbahaya sebagaimana telah
disepakati oleh para ahli medis.38
Pandangan berbeda datang dari NU yang menyatakan bahwa merokok
hukumnya mubah atau makruh, tidak sampai haram. Alasannya karena
37
Hukum Konsumsi Tembakau, http://www.fatwatarjih.com/2011/12/hukum-konsumsitembakau-merokok.html diakses pada, Rabu, 14-Juni-2016 pukul 23:52.
38
Hukum Konsumsi Tembakau, http://www.fatwatarjih.com/2011/12/hukum-konsumsitembakau-merokok.html diakses pada, Rabu, 14-Juni-2016 pukul 23:52.
29
merokok belum sampai merusak, tidak sampai tingkatan itu, juga tidak
sampai memabukkan dan mematikan.39
Sementara Majelis Ulama Indonesia atau MUI pada tahun 2009 lalu
mengeluarkan fatwa bahwa rokok “dilarang” antara haram dan makruh.40
Makna haram disini adalah, merokok hukumnya haram di tempat umum,
haram bagi anak-anak dan haram bagi wanita hamil.
J.
Pesan Bahaya Merokok Pada Kemasan Rokok
Pengertian rokok menurut PP No 109 tahun 2012 adalah salah satu
produk tembakau yang dimaksud untuk dibakar dan dihisap dan atau dihirup
asapnya termasuk rokok keretek, rokok cerutu, rokok putih, cerutu atau
bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana
rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin
dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.
Sedangkan menurut Mangku Sitepoe dalam bukunya Kekhususan
Rokok Indonesia rokok adalah, hasil olahan tembakau terbungkus yang
mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.
Di dalam bukunya Rokok dan Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama
mengatakan bahwa mencantumkan bahaya merokok pada setiap bungkus
rokok dianggap perlu karena untuk memberikan kesempatan kepada calon
pembeli untuk menimbang-nimbang, apakah ia akan membeli barang yang
39
PBNU
Tidak
Sepakat
Fatwa
Haram
Rokok
Muhammadiyah,
http://www.nu.or.id/post/read/22939/pbnu-tak-sepakat-fatwa-haram-rokok-muhammadiyah
diakses pada Rabu, 15-Juni-2016 pukul 24:37
40
Fatwa MUI, Rokok Hukumnya Makruh dan Haram
http://kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=81811www.metrotvnews.com diakses pada
Minggu, 26-April-2015 pukul 16:44
30
jelas-jelas tertulis berbahaya bagi kesehatan dirinya atau tidak. Pemerintah
sendiri juga sudah menerapkan peraturan bahwa dalam kemasan rokok harus
disertakan himbauan bahaya merokok serta penyakit yang diakibatkannya.
Peraturan tersebut tertulis di dalam peraturan pemerintah no 109 tahun 2012
pasal 17.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 109 tahun 2012 pasal 17.
Kementerian Kesehatan sudah mensosialisasikan pesan peringatan bahaya
merokok baru, yakni pesan berupa gambar yang harus dicantumkan pada
setiap kemasan rokok. Peraturan ini mulai diberlakuka pada 24-Juni-2014
lalu. Peraturan yang mengharuskan mencantumkan pesan bahaya merokok
berupa gambar ini menggantikan Peraturan Pemerintah No. 19 tahu 2003
pasal 8 point 2 terdahulu yang mengharuskan produsen rokok meletakkan
pesan
bahaya
merokok
berupa
tulisan
“MEROKOK
DAPAT
MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN
GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN” pada salahsatu sisi kemasan
rokok.
Pada Peraturan Pemerintah no 109 taun 2012, gambar yang harus
diletakkan pada kedua sisi kemasa rokok tersebut terdiri dari lima jenis, yakni
gambar kanker mulut, kanker tenggorokan, kanker paru-paru dan bronkitis
akut, gambar merokok membahayakan anak (ilustrasi bapak menggendong
anak sambil merokok) dan merokok membunuhmu (ilustrasi orang merokok
di sampingnya terdapat satu pasang tengkorak). Berikut ini adalah lampiran
isi Peraturan Pemerintah No 109 tahun 2012 pasal 17.41
41
Peraturan Pemerintah nomer 109 tahun 2012, diakses pada , Selasa, 15-Maret-2016
pukul 20:55 http://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/173643/PP1092012.pdf
31
1. Gambar dan tulisan peringatan kesehatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 15 dicantumkan pada setiap Kemasan terkecil dan
Kemasan lebih besar Produk Tembakau.
2. Setiap Kemasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencantumkan
1 (satu) jenis gambar dan tulisan peringatan kesehatan.
3.
Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi
Rokok klobot, Rokok klembak menyan, dan cerutu Kemasan batangan.
4. Pencantuman gambar dan tulisan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Dicantumkan pada bagian atas Kemasan sisi lebar bagian depan
dan belakang masing-masing seluas 40% (empat puluh persen),
diawali dengan kata “Peringatan” dengan menggunakan huruf
berwarna putih dengan dasar hitam, harus dicetak dengan jelas dan
mencolok, baik sebagian atau seluruhnya;
b. Gambar sebagaimana dimaksud pada huruf (a) harus dicetak
berwarna dan
c. Jenis huruf harus menggunakan huruf arial bold dan font 10
(sepuluh) atau proporsional dengan kemasan, tulisan warna putih
di atas latar belakang hitam.
5. Gambar dan tulisan peringatan kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) tidak boleh tertutup oleh apapun sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Kementrerian Kesehatan memutuskan kelima gambar tersebut
sebagai visualisasi bahaya merokok berdasarkan survei yang telah
32
dilakukan sebelumnya. Penentuan gambar ini merupakan pilihan
masyarakat yang cara pemilihannya dilakukan oleh Kemenkes dibantu
dengan pihak Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indoesia
(FKMUI) dengan sistem survei, masyarakat memilih gambar dari 16
gambar yang telah disediakan kemudian terpilih 5 gambar yang dipilih
paling banyak oleh masyarakat tersebut. Berikut ini adalah lima
gambar yang harus disertakan pada bagian depan dan belakang
kemasan rokok.
1. Gambar kanker mulut dengan tulisan “MEROKOK SEBABKAN
KANKER MULUT”
Gambar 1. Gambar Peringatan Merokok Sebabkan Kanker
Mulut
Sumber: http//www.indonesiabebasrokok.org
33
2. Gambar
kanker
tenggorokan
dengan
tulisan
“MEROKOK
SEBABKAN KANKER TENGGOROKAN”
Gambar 2. Gambar Peringatan Merokok Sebabkan Kanker
Tenggorokan
Sumber: http//www.indonesiabebasrokok.org
3. Gambar kanker paru-paru dan bronkitis akut dengan tulisan
“MEROKOK
SEBABKAN
KANKER
PARU-ARU
DAN
BRONKITIS KRONIS”
Gambar 3. Gambar Peringatan Merokok Sebabkan Kanker
Paru-Paru Dan Bronkitis Kronis
Sumber: http//www.indonesiabebasrokok.org
34
4. Gambar
merokok
membahayakan
anak
(ilustrasi
bapak
menggendong anak sambil merokok) dengan tulisan “MEROKOK
DEKAT ANAK BERBAHAYA BAGI MEREKA”
Gambar 4. Gambar Peringatan Merokok Dekat Anak
Berbahaya Bagi Mereka
Sumber: http//www.indonesiabebasrokok.org
5. Gambar merokok membunuhu (ilustrasi orang merokok di
sampingnya terdapat satu pasang tengkorak) dengan tulisan
“MEROKOK MEMBUNUHMU”
Gambar 5. Gambar Peringatan Merokok Membunuhmu
Sumber: http//www.indonesiabebasrokok.org
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Paradigma Penelitian
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma
post-positivisme. Paradigma ialah cara pandang seseorang ilmuwan tentang
sisi strategis yang paling menentukan nilai sebuah disiplin ilmu pengetahuan
itu sendiri.1 Paradigma post-positivisme yaitu suatu pandangan bahwa ilmu
hanya dapat diperoleh melalui fenomena yang empiris, dapat diamati dan
diukur serta diuji dengan metode ilmiah.2
B. Pendekatan Penelitian
Untuk melakukan penelitian ini penulis menggunakan pendekatan
kuantitatif. Karena pendekatan kuantitatif dapat menghasilkan data yang
akurat setelah perhitungan untuk menghasilkan hasil kuantitatif yang tepat.3
C. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian
kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi secara
sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau
objek tertentu.4
1
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2005),
h. 24.
2
Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa, (Jakarta: Raja Grafindo, 2012),
Cet.Ke-1, h. 27.
3
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2009), h. 37.
4
Rakhmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2010), Cet. Ke-5, h. 67.
35
36
D. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei. Survei adalah
metode penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen
pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang
sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Dalam survei
proses pengumpulan dan analisis data sosial bersifat sangat terstruktur dan
mendetail melalui kuesioner sebagai instrumen utama untuk mendapatkan
informasi dari sejumlah responden yang diasumsikan mewakili populasi
secara spesifik.5
E. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Alasan
peneliti memilih lokasi penelitian tersebut berdasarkan atas pertimbangan
berikut:
1. Lokasi penelitian yang strategis dan mudah dijangkau oleh peneliti, serta
peneliti sedang mengambil studi di tempat penelitian.
2. Masih dapat ditemukan mahasiswa yang merokok di Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi walaupun sudah terdapat larangan
merokok di area kampus.
Sedangkan waktu penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2015 sampai
Juni 2016.
5
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 59.
37
F. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah sekelompok
yang dapat memberikan informasi, yaitu Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini
adalah respon mahasiswa FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
terhadap pesan bahaya merokok pada kemasan rokok.
G. Populasi dan Sampel
Populasi
1.
Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek
penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara,
peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat
menjadi sumber data penelitian.6 Dalam penelitian ini yang menjadi
populasi adalah seluruh Mahasiswa laki-laki perokok aktif Fakultas Ilmu
Dawah dan Ilmu Komununikasi UIN Jakarta tahun angkatan 2013, 2014
dan 2015. Alasan penulis hanya mengambil populasi laki-laki dan tidak
menyertakan populasi perempuan adalah karena jumlah perokok laki-laki
dan perokok perempuan tidak imbang, sehingga peneliti hanya
mengambil populasi laki-laki saja.
Dalam mengetahui jumlah pasti populasi mahasiswa FIDIKOM
UIN Jakarta, yang penulis lakukan adalah meminta data dari Tata Usaha
(TU) Fakultas. Sementara dalam mengetahui jumlah populasi perokok
aktif yang penulis lakukan adalah, menanyakan kepada satu orang
6
99.
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. Ke-4, h.
38
populasi dari setiap kelasnya dan memberikan absen kelas lalu meminta
orang yang terkait menanyakan teman kelasnya siapa saja yang merokok.
Tabel 2. Jumlah Kelas FIDIKOM UIN Jakarta
JUMLAH KELAS
TAHUN
ANGKATAN KPI Jurnalistik KeSos BPI MD PMI
2013
5
2
2
2
3
1
2014
5
2
2
2
3
1
2015
5
2
2
2
3
1
JUMLAH
JUMLAH
15
15
15
45
Berdasarkan pada tabel 2, diketahui bahwa kelas KPI angkatan 2013
sebanyak 5 kelas Jurnalistik angkatan 2013 sebanyak 2 kelas, KeSos
angkatan 2013 sebanyak 2 kelas, BPI angkatan 2013 sebanyak 2 kelas, MD
angkatan 2013 sebanyak 3 kelas dan PMI angkatan 2013 sebanyak 1 kelas.
Sementara kelas KPI angkatan 2014 sebanyak 5 kelas Jurnalistik
angkatan 2014 sebanyak 2 kelas, KeSos angkatan 2014 sebanyak 2 kelas,
BPI angkatan 2014 sebanyak 2 kelas, MD angkatan 2014 sebanyak 3 kelas
dan PMI angkatan 2014 sebanyak 1 kelas.
Sedangkan kelas KPI angkatan 2015 sebanyak 5 kelas Jurnalistik
angkatan 2015 sebanyak 2 kelas, KeSos angkatan 2015 sebanyak 2 kelas,
BPI angkatan 2015 sebanyak 2 kelas, MD angkatan 2015 sebanyak 3 kelas
dan PMI angkatan 2015 sebanyak 1 kelas.
Sehingga total kelas dari angkatan 2013, 2014 dan 2015 adalah
sebanyak 45 kelas. Sehingga jumlah mahasiswa yang penulis temui untuk
mengetahui jumlah perokok tiap kelasnya sebanyak 45 orang.
39
Tabel 3. Populasi Mahasiswa FIDIKOM UIN Jakarta
Angkatan
2013
2014
2015
Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan
255
270
173
330
221
310
Jumlah
525
503
531
Berdasarkan tabel 3 jumlah populasi mahasiswa FIDIKOM UIN
Jakarta tahun angkatan 2013 adalah sebanyak 525 orang dengan jumlah
laki-laki sebanyak 255 orang dan perempuan sebanyak 270 orang.
Jumlah populasi mahasiswa FIDIKOM UIN Jakarta tahun angkatan
2014 adalah sebanyak 503 orang dengan jumlah laki-laki sebanyak 173 dan
perempuan sebanyak 330 orang.
Jumlah populasi mahasiswa FIDIKOM UIN Jakarta tahun angkatan
2015 adalah sebanyak 531 orang dengan jumlah laki-laki sebanyak 221
orang dan perempuan sebanyak 310 orang.
Tabel 4. Populasi Mahasiswa Perokok FIDIKOM UIN Jakarta
Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam
Jurnalistik
Kesejahteraan Sosial
Bimbingan Penyuluhan Islam
Manajemen Dakwah
Pengembangan Masyarakat Islam
Jumlah
2013
27
11
20
20
21
12
111
Angkatan
2014
25
8
12
12
13
6
76
Jumlah
2015
28
11
12
10
20
4
85
80
30
44
42
54
22
272
Berdasarkan tabel 4, jumlah populasi mahasiswa perokok tahun
angkatan 2013 sebanyak 111 orang, tahun ajaran 2014 sebanyak 76 orang
dan tahun ajaran 2015 sebanyak 85 orang.
40
2. Sampel
Sampel penelitian adalah, sebagian dari populasi yang harus
memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya.7 Sehingga yang
menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari Mahasiswa
laki-laki perokok aktif Fakultas Ilmu Dawah dan Ilmu Komununikasi
UIN Jakarta tahun angkatan 2013, 2014 dan 2015 sebanyak 162 orang.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitain ini adalah teknik
nonprobability sampling karena dalam memilih sampel, penulis memilih
berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan
tertentu.
Dari
teknik
nonprpbability sampling tersebut penulis menggunakan Purpousive
Sampling
yaitu
penarikan
sampel
yang ditetapkan
berdasarkan
karakteristik atas elemen populasi dan target yang disesuaikan dengan
tujuan masalah penelitian.8 Karakteristik untuk menjadi sampel dalam
penelitian ini adalah:
1. Merupakan mahasiswa laki-laki regular aktif Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi.
2. Merupakan mahasiswa angkata 2013 atau 2014 atau 2015.
3. Merupakan perokok aktif.
Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan
rumus solvin sebagai berikut9:
7
Masri Mansoer dan Elin Driana, Statistik Sosial, (Jakarta: Ushul Press, 2009), h. 24.
Masri Mansoer dan Elin Driana,Statistik Sosial, (Jakarta: Ushul Press, 2009), h.35.
9
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2008), h.150.
8
41
Dimana:
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
e = Persentase ketidak telitia
Table 5. Data Responden
Angkatan
Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam
Jurnalistik
Kesejahteraan Sosial
Bimbingan Penyuluhan Islam
Manajemen Dakwah
Pengembangan Masyarakat
Islam
Jumlah
2013
2014
2015
27
11
20
20
21
12
25
8
12
12
13
6
28
11
12
10
20
4
80
30
44
42
54
22
48
18
26
25
32
13
Jumlah
272
162
Berdasarkan Table 5 diketahui jumlah mahasiswa laki – laki perokok
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Angkatan 2013-2015
adalah 272 orang. Berdasarkan rumus solvin, jumlah sampel yang
diperoleh untuk penelitian ini dengan nilai presentase ketidak telitian 5%
adalah sebagai berikut:
n=
272
1+272.(5%)²
n=
272
1+272.(0,05)²
n=
272
1+272.(0,0025)
= 161,90 = 162
42
Maka jumlah sampel yang dibulatkan adalah menjadi 162 orang.
Sampel yang akan diambil dari populasi menggunakan teknik purposive
sampling.
Rincian pengambilan sampel untuk masing masing jurusan adalah
untuk KPI dari total populasi perokok 80 orang diambil sampel sebanyak,
48 orang, Jurnalistik dari total populasi perokok 30 orang diambil sampel
sebanyak 18 orang, KesSos dari roral populasi perokok 44 orang diambil
sampel sebanyak 26 orang, BPI dari total populasi perokok 42 orang
diambil sampel sebanyak 25 orang, MD dari total populasi perokok 54
orang diambil sampel sebanyak 32 orang dan untuk PMI dari total
populasi perokok 22 orang diambil sampel sebanyak 13 orang.
H. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat satu variabel, yang menjadi objek dalam
penelitian ini adalah respon mahasiswa FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta terhadap pesan bahaya merokok pada kemasan rokok.
I.
Definisi Konseptual dan Definisi Operasional
Respon adalah tanggapan atau jawaban dari seseorang terhadap suatu
peristiwa yang telah diamati. respon terbagi atas tiga yaitu:
1. Respon Kognitif
Respon yang berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan informasi
seseorang mengenai sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya perubahan
terhadap apa yang dipahami oleh khalayak.
Indikator:
43
a. Mahasiswa mengetahui gambar dan kalimat apa saja yang terdapat
pada kemasan rokok serta letak pesan gambar pada kemasan rokok.
b. Mahasiswa memahami maksud dari gambar pada kemasan rokok.
c. Pada penerapan, mahasiswa dapat menanamkan pengetahuan dan
pemahaman akan bahaya merokok pada pada diri sendiri.
d. Analisa, mahasiswa dapat menganalisa pesan bahaya merokok pada
kemasan rokok berdasarkan pemahamannya
e. Pada evalusi, mahasiswa dapat mengevaluasi pesan bahaya merokok
pada kemasan rokok apakah sesuai dengan pemahaman mereka atau
tidak.
2. Respon Afektif
Respon afektif adalah respon yang berhubungan dengan emosi dan sikap.
Respon ini timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi,
atau dibenci khalayak.
Indikator:
a. Pada penerimaan, mahasiswa peka terhadap pesan bahaya merokok
pada kemasan rokok.
b. Partisipasi, mahasiswa rela memperhatikan pesan pada kemasan
rokok.
c. Pada penilaian atau penentuan sikap, mahasiswa membentuk sikap
menerima atau menolak pesan bahaya merokok pada kemasan rokok.
d. Pada organisasi, mahasiswa membentuk nilai yang mereka anut
apabila mereka setuju dengan pesan bahaya merokok maka mereka
44
akan mulai merasa merokok mebahayakan dan mengurangi konsumsi
rook, begitu juga sebaliknya apabila mereka menolak.
3. Respon Konatif
Respon konatif adalah respon yang berhubungan dengan perilaku nyata
yang dapat diamati yang meliputi tindakan, kegiatan, atau kebiasaan
berperilaku
Indikator:
a.
Persepsi, mahasiswa dapat berhenti atau terus merokok sesuai dengan
kepekaan mereka pada tahap afektif
b.
Kesiapan, mahasiswa siap untuk berhenti merokok
c.
Pada Guided Response mahasiswa dapat menjalankan apa yang
terdapat pada kemasan rokok seperti tidak merokok dekat dengan anak
kecil
d.
Adaptasi, makasiswa mampu mengadakan perubahan pada dirinya
4. Pesan
Pesan adalah suatu informasi yang akan dikirmkan kepada penerima
pesan berupa seperangkat lambang yang telah dienkoding sumber.
Menurut Wilbur Schram dalam buku Ilmu, Teori dan filsafat komunikasi
oleh Onong Uchjana Effendy menyatakan bahwa komunikasi akan
memperoleh hasil yang efektif bila pesan disampaikan dengan memenuhi
empat syarat:
a. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga
dapat menarik perhatian komunikan.
Indikator:
45
1) Pesan dibuat sekreatif mungkin.
2) Pesan disampaikan dengan cara yang menarik.
3) Pesan dapat menarik perhatian perokok.
e. Pesan
harus
menggunakan
lambang-lambang
tertuju
kepada
pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga
sama-sama mengerti.
Indikator:
1) Pesan dapat dimengerti oleh penerima pesan.
f. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan
menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
Indikator:
1) Penerima pesan merasa bahwa pesan penting untuk dirinya.
g. Pesan harus memberi jalan untuk mengatasi kebutuhan tersebut, yang
sesuai dengan situasi dan kondisi kelompok dimana komunikan
berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang
dikehendaki.
Indikator:
1) Pesan dapat membuat penerima pesan melakukan tindakan
perubahan dalam dirinya.
J.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah pendapat atau pernyataan yang masih belum tentu
kebenarannya, masih harus diuji lebih dulu dan karenanya bersifat sementara
atau dugaan awal.10 Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
10
Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikas, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 28.
46
H0 = Tidak terdapat hubungan antara keaktifan dalam oranisasi dengan
respon mahasiswa terhadap pesan bahaya merok pada kemasan rokok.
Ha = Terdapat hubungan antara keaktifan dalam oranisasi dengan
respon mahasiswa terhadap pesan bahaya merok pada kemasan rokok.
K. Metode Pengumpulan Data
1. Data Primer (Primary Data)
Data primer adalah data yang dihimpun secara langsung dari sumber dan
diolah sendiri oleh peneliti. Data primer dapat berbentuk opini subjek
secara individual atau kelompok.11 Adapun data primer yang digunakan
dalam penelitian ini adalah angket yang langsung diisi oleh responden dan
wawancara, metode wawancara penulis lakukan
pada tahap awal
penelitian untuk mengetahui jumlah perokok dari masing-masing kelas
dengan cara mewawancarai salah satu populasi untuk mengetahui ada
berapa jumlah perokok setiap kelas kemudian dijumlah berdasarkan
jurusan dan angkatan.
Angket adalah suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan atau
menyebarkan
daftar
pertanyaan
kepada
responden
dengan
cara
memberikan daftar pertanyaan tersebut kepada responden.12
2. Data Sekunder (Secondary Data)
Data sekunder adalah data penelitia yang diperoleh secara tidak
Langsung atau melalui media perantara (dihasilkan pihak lain) atau
digunakan oleh lembaga lainnya yang bukan merupakan pengolahnya,
11
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2008), h. 138.
12
Jialiansyah Noor, Metodelogi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya Ilmiah,
(Kencana Prenadamedia Group, 2011), h. 139.
47
tetapi dapat dimanfaatkan dalam suatu penelitian tertentu.13 Data sekunder
dalam penelitian ini berupa kepustakaan seperti, buku, dokumen, artikel,
jurnal, internet, dan lain sebagainya.
L. Blue Print
Tabel 6. Blue Print Respon Kognitif Terhadap Pesan
NO
1
2
3
NO
1
NO
1
NO
1
13
1 . Pesan harus dirancang dan
disampaikan sedemikian rupa
sehingga dapat menarik
perhatian komunikan
Pesan dibuat sekreatif mungkin
Pesan disampaikan dengan cara
yang menarik
Pesan dapat menarik perhatian
perokok
2 . Pesan harus menggunakan
lambang-lambang tertuju
kepada pengalaman yang sama
antara komunikator dan
komunikan, sehingga samasama mengerti
pesan dapat dimengerti oleh
penerima pesan
3 . Pesan harus membangkitkan
kebutuhan pribadi komunikan
dan menyarankan beberapa
cara untuk memperoleh
kebutuhan tersebut
Penerima pesan merasa bahwa
pesan penting untuk dirinya
4. Pesan harus memberi jalan
untuk mengatasi kebutuan
tersebut, yang sesuai dengan
situasi dan kondisi kelompok
dimana komunikan berada
pada saat ia digerakkan untuk
memberikan tanggapan yang
dikehendaki
Pesan dapat membuat penerima
pesan melakukan tindakan
perubahan
dalam dirinya
Item
Jumlah
Favorable
Un
Favorable
2, 3
-
2
5, 6
-
2
1, 4
-
2
Item
Favorable
Un
Favorable
7, 8, 9, 10,
11, 12
-
Jumlah
6
Item
Jumlah
Favorable
Un
Favorable
13, 14
-
2
Favorable
Un
Favorable
Jumlah
15
-
2
Item
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2008), h.138.
48
Tabel 7. Blue Print Respon Afektif Terhadap Pesan
NO
1
2
3
NO
1
NO
1
NO
1
1 . Pesan harus dirancang dan
disampaikan sedemikian rupa
sehingga dapat menarik
perhatian komunikan
Pesan dibuat sekretif mungkin
Pesan disampaikan dengan cara
yang menarik
Pesan dapat menarik perhatian
perokok
2 . Pesan harus menggunakan
lambang-lambang tertuju
kepada pengalaman yang sama
antara komunikator dan
komunikan, sehingga samasama mengerti
pesan dapat dimengerti oleh
penerima pesan
3 . Pesan harus membangkitkan
kebutuhan pribadi komunikan
dan menyarankan beberapa
cara untuk memperoleh
kebutuhan tersebut
Penerima pesan merasa bahwa
pesan penting untuk dirinya
4. Pesan harus memberi jalan
untuk mengatasi kebutuan
tersebut, yang sesuai dengan
situasi dan kondisi kelompok
dimana komunikan berada
pada saat ia digerakkan untuk
memberikan tanggapan yang
dikehendaki
Pesan dapat membuat penerima
pesan melakukan tindakan
perubahan
dalam dirinya
Item
Jumlah
Favorable
Un
Favorable
17, 18
-
2
20, 21
-
2
16, 19
-
1
Item
Favorable
Un
Favorable
23, 24, 25,
26, 27
22
Jumlah
6
Item
Jumlah
Favorable
Un
Favorable
28, 29
-
2
Favorable
Un
Favorable
Jumlah
30
-
1
Item
49
Tabel 8. Blue Print Respon Konatif Terhadap Pesan
NO
1
2
3
NO
1
NO
1
NO
1
1 . Pesan harus dirancang
dan disampaikan sedemikian
rupa sehingga dapat menarik
perhatian komunikan
Pesan dibuat sekretif mungkin
Pesan disampaikan dengan
cara yang menarik
Pesan dapat menarik perhatian
perokok
2 . Pesan harus
menggunakan lambanglambang tertuju kepada
pengalaman yang sama
antara komunikator dan
komunikan, sehingga samasama mengerti
pesan dapat dimengerti oleh
penerima pesan
3 . Pesan harus
membangkitkan kebutuhan
pribadi komunikan dan
menyarankan beberapa cara
untuk memperoleh
kebutuhan tersebut
Penerima pesan merasa bahwa
pesan penting untuk dirinya
4. Pesan harus memberi
jalan untuk mengatasi
kebutuan tersebut, yang
sesuai dengan situasi dan
kondisi kelompok dimana
komunikan berada pada saat
ia digerakkan untuk
memberikan tanggapan yang
dikehendaki
Pesan dapat membuat
penerima pesan melakukan
tindakan perubahan
dalam dirinya
Item
Jumlah
Favorable
Un
Favorable
32
35
33
36
2
2
31
34
2
Item
Favorable
Un
Favorable
38, 39, 40,
41, 42
37
Jumlah
6
Item
Jumlah
Favorable
Un
Favorable
43
44
2
Favorable
Un
Favorable
Jumlah
45
-
1
Jumlah
45
Item
50
M. Uji Instrumen
Uji Validitas Data
1.
Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu instrumen. Suatu intrumen dikatakan valid jika pernyataan pada
angket mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh angket
tersebut.
Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pernyataan
pada angket yang harus dibuang atau diganti karena dianggap tidak
relevan. Item Instrumen dianggap valid jika r hitung > r table dengan n
= 30 dengan taraf signifikan 5% yaitu 0,361.14 Pada uji validitas ini,
peneliti menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007.
2. Uji Reliabilitas Data
Uji Reliabilitas mengandung arti bahwa alat ukur tersebut stabil
(tidak berubah-ubah), dapat diandalkan (dependable) dan tetap/ajeg
(consisten). Menurut Arikunto, reliabilitas adalah istilah yang dipakai
untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten
apabila pengukuran diuji berkali-kali.15 Jika hasil dari cronbach alpha >
0,60 maka data tersebut mempunyai reliabilitas kurang baik, sedangkan
cronbach alpha > 0,7 dapat diterima, dan cronbach alpha > 0,8 adalah
baik.16 Pada uji reliabilitas penulis menggunakan bantuan SPSS 20 for
Windows release.
14
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&Di, (Bandung: Alfabeta,
2014), h. 333.
15
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h. 171.
16
Duwi Prayitno, 5 Jam Belajar Olahan Data dengan SPSS 17 (Yogyakarta: CV. Andi
offset, 2009) h.172.
51
N. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan proses untuk menyederhanakan suatu
data dalam bentuk yang lebih sederhana dan mudah untuk digambarkan atau
diinterpretasikan. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan
pendekatan kuantitatif untuk dapat mengukur respon perokok aktif terhadap
pesan bahaya merokok pada kemasan rokok. Dalam mengukur data yang
akan diambil dari responden, peneliti menggunakan skala pengukuran likert.
Skala likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu.
Tabel 9. Skala Likert
1.
No
Alternatif Jawaban
Positif
Negatif
1
2
3
4
5
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-Ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
5
4
3
2
1
1
2
3
4
5
Mean
Mean adalah nilai rata-rata dari beberapa data. Mean diperoleh
dengan cara menjumlahkan seluruh nilai dari data yang ada kemudian
dibagi dengan banyaknya data. Adapun rumus mean untuk data
berkelompok ialah17:
̅
∑
Keterangan:
̅
17
= Rata-rata
W. Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto, Statistika Untuk Penelitian, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2012), h. 25.
52
fi.xi
= Jumlah perkalian antara jumlah data sampel dengan
tanda kelas
fi
= Frekuensi Pengamatan
Mengingat banyaknya jumlah data, dalam menghitung mean penulis
menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007.
Standard Deviasi
2.
Standard deviasi merupakan suatu nilai yang menunjukkan tingkat
(derajat) variasi kelompok data atau ukuran standard penyimpangan.18
Rumus standar deviasi adalah:
∑
SD = √
SD = Standar Deviasi
X2
= Adalah jumlah deviasi dari rata-rata kuadrat
N = Jumlah individu
Mengingat banyaknya jumlah data, dalam menghitung Standard
Deviasi penulis menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007.
3. Chi Kuadrat
Chi Kuadrat satu sampel adalah teknik statistik yang digunakan
untuk menguji hipotesis deskriptif bila dalam populasi terdiri dari dua
atau lebih kelas, data berbentuk nominalnya bersampel besar. Dalam
skripsi ini chi kuadrat digunakan untuk mencari ada atau tidaknya
perbedaan respon antara mahasiwa perokok yang aktif organisasi dengan
18
Riduwan, Pengantar Statistik Sosial, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 123.
53
mahasiswa perokok yang tidak aktif dalam organisasi. Rumus chi kuadrat
adalah:19
═
∑
= Chi Kuadrat
Fo ═ Frekuensi observasi
Fh ═ Frekuensi harapan
Dasar pengabilan keputusan dari chi kuadrat adalah:20
Jika Chi Squarehitung < Chi Squaretabel maka H0 diterima
Jika Chi Squarehitung > Chi Squaretabel maka H0 ditolak
Dimana H0 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara keaktifan
dalam organisasi terhadap respon mahasiswa.
Pada uji Chi Kuadrat, penulis menggunakan bantuan SPSS20 for
Windows Release.
19
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tasito, 2002) h, 273.
Singgih Santoso, Statistik Nonparametrik Konsep dan Aplikasi dengan SPSS, (Jakarta:
PT. Gramedia Jakarta,2010), h. 102.
20
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi,
yang terletak di kampus satu Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang beralamatkan di Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412.
B. Sejarah Singkat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Berdirinya Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dimulai berdasarkan SK Menteri Agama RI No. 66
Tahun 1962 tanggal 5 November 1962 Fakultas Ushuluddin IAIN Cabang
Jakarta dinyatakan resmi dibuka dengan hanya memiliki satu Jurusan, yaitu
Jurusan Dakwah. Jurusan Dakwah Fakultas Ushuluddin ini merupakan cikal
bakal dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Jurusan ini mengeluarkan
alumninya pertama kali pada tahun 1968.1
Pada tahun 1990, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta meresmikan
berdirinya Fakultas Dakwah. Fakultas ini mulai menerima mahasiswa pada
tahun akademik 1990/1991. Pada saat pertama kali dibuka, Fakultas Dakwah
memiliki satu Jurusan, yaitu Jurusan Penerangan dan Penyiaran Agama
(PPA). Setahun kemudian, tepatnya pada tahun 1992-1993, Fakultas Dakwah
membuka Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Masyarakat (BPM). Kemudian
pada tahun akademik 1994-1995, Jurusan ini berubah nama menjadi Jurusan
1
Tim penyusun, Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2012,
(Jakarta: Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2010), h. 174.
54
55
Bimbingan dan Penyuluhan Agama (BPA). Pada tahun akademik 1996-1997,
kembali terjadi perubahan nama, yaitu PPA berubah menjadi Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) sedangkan BPA berubah menjadi Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI).2
Pada tahun akademik 1997-1998, Fakultas Dakwah membuka
Jurusan Manajemen Dakwah (MD). Jurusan ini dimaksudkan sebagai bentuk
perhatian IAIN sebagai lembaga pendidikan tinggi terhadap lemahnya
manajemen lembaga-lembaga dan aktivitas dakwah di Indonesia. Manajemen
yang tidak efektif seringkali menjadi kendala dalam aktifitas dakwah.
Setahun kemudian, tepatnya pada tahun akademik 1998-1999, Fakultas
Dakwah membuka Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI).
Pembukaan Jurusan ini didasarkan kepada keinginan untuk mengembangkan
da’wah bil al-hal pada tataran konsep dan implementasi. Pada tahun yang
sama, Fakultas Dakwah juga membuka Program Non Reguler (Program
Ekstensi) Program Studi KPI untuk memfasilitasi calon mahasiswa yang
karena berbagai alasan tidak dapat mengikuti kliah di pagi hari dan hanya
satu Jurusan yaitu KPI.3
Legalitas program studi Fakultas Dakwah adalah Surat Keputusan
Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam (Dirjen Binbaga
sekarang Dirjen Pendidikan Islam) No. E/48/1999 tanggal 25 Pebruari 1999.
2
Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta 2011-2012, h. 174.
3
Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 174.
56
Dengan demikian, Fakultas Dakwah terdiri dari 4 (empat) program studi,
yaitu KPI, BPI, MD, dan PMI.4
Semakin besarnya tuntutan kebutuhan terhadap sarjana-sarjana Muslim
yang memiliki kemampuan dalam menangani masalah-masalah sosial, sejalan
dengan dengan semakin banyaknya problematika sosial seperti kemiskinan,
anak jalanan, narkoba, bencana alam, konflik etnik dan agama pada tahun
2003 -2004 Fakultas Dakwah dan Komunikasi membuka Konsentrasi
Kesejahteraan Sosial (Kessos) di bawah Jurusan PMI. Pembukaan
Konsentrasi Kessos mendapatkan dukungan dari “IAIN Indonesia Social
Equity Project” (IISEP). Projek ini merupakan kerjasama beberapa lembaga
yaitu IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Departemen Agama (Depag), Canadian Development Agency (CIDA), dan
McGill University, Kanada.5
Pada tahun akademik 2004-2005, sejalan dengan semakin besarnya
minat calon mahasiswa KPI, khususnya untuk bidang komunikasi dan media
massa, Fakultas Dakwah dan Komunikasi membuka Konsentrasi Jurnalistik
yang berada dibawah Jurusan KPI. Konsentrasi Jurnalistik dimaksudkan
untuk mencetak jurnalis Muslim yang melayani media massa Islam yang
semakin besar jumlahnya.6
Pada tahun 2002, Presiden RI menerbitkan Keppres No. 31 Tahun
2002 tanggal 20 Mei 2002 tentang perubahan IAIN Syarif Hidayatullah
4
Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta 2011-2012, h. 175.
5
Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta 2011-2012, h. 175.
6
Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta 2011-2012, h. 175.
57
Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Perubahan kelembagaan ini
diikuti pula dengan perubahan nama-nama Fakultas di lingkungan UIN
Jakarta. Berdasarkan SK tersebut Fakultas Dakwah secara resmi menjadi
Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Kemudian pada tahun 2009 Fakultas
Dakwah dan Komunikasi berubah nama menjadi Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, hal ini mempertegas bahwa Fakultas ini mengemban
amanat untuk mengembangkan dua rumpun keilmuan yaitu Keilmuan
Dakwah dan Keilmuan Komunikasi.7
C. Visi dan Misi
Visi Fakultas Dakwah dan Komunikasi adalah: “Menjadikan Fakultas
Dakwah dan Komunikasi sebagai pusat keunggulan dalam kajian ilmu-ilmu
dakwah, pengembangan masyarakat islam, dan komunikasi kontemporer.”
Misi Fakultas Dakwah dan Komunikasi adalah:8
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang berkualitas dan
mumpuni dalam ilmu dakwah dan ilmu komunikasi.
2. Melakukan penelitian yang berkualitas dalam rangka pengembangan ilmu
dakwah dan ilmu komunikasi, dan mempublikasikannya, baik nasional,
regional, dan internasional.
3. Melakukan pengabdian kepada masyarakat secara konsisten dan
berkesinambungan dalam rangka mengamalkan ilmu dakwah dan ilmu
komunikasi.
4. Mengembangkan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa.
7
Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta 2011-2012, h. 175.
8
Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta 2011-2012, h. 176.
58
5. Melakukan secara aktif kerjasama yang produktif dengan lembaga dan
instansi terkait, baik dalam maupun luar negeri untuk kepentingan
pengembangan dakwah dan masyarakat islam.
6. Melakukan pembinaan akhlak mulia, kreatifitas, dan life skill mahasiswa
agar dapat menjadi tauladan dan berprestasi di tengah masyarakat.
7. Menjalin silaturahmi secara intensif dengan alumni dan wali mahasiswa
untuk membangun kejayaan Fakultas.9
D. Sejarah pimpinan (dekan) FIDIKOM
Berikut adalah beberapa nama-nama yang pernah menjadi pimpinan
(dekan) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yaitu:10
1. Prof. Dr. H.R. Husnul Aqib Suminto (1990 – 1993)
2. Prof. Dr. H. Muh. Ardani (1994 – 1996 dan 1996 – 1997)
3. Prof. Dr. H. M. Yunan Yusuf, MA (1997 – 2000 dan 2000 – 2005)
4. Dr. H. Murodi, MA (2005 – 2009)
5. Dr. H. Arief Subhan, MA (2009 – 20013 dan 2013 – sekarang)
E. Profil Program Studi
a.
Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) bertujuan
menghasilkanoutput sarjana yang memiliki keahlian dalam bidang
komunikasi dan penyiaran Islam, cakap dalam bidang ilmu dakwah dan
ilmu komunikasi, mampu mengkomunikasikan nilai-nilai/ ajaran Islam
9
Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta 2011-2012, h. 176.
10
Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 175-176.
59
dalam konteks perkembangan dunia modern, dan mampu memanfaatkan
media-media komunikasi modern sebagai media dakwah Islam.11
Alumni Program Studi KPI sampai dengan 2010 sebanyak 1.565
orang sarjana. Mereka tersebar luas dan terlibat aktif dalam kegiatankegiatan keislaman di berbagai tempat, di dalam dan luar negeri. Mereka
terserap di berbagai instansi dan profesi, seperti PNS, penyiar/presenter
radio
dan
Tv,
wartawan
media
cetak
dan
elektronik,
muballigh/muballighat, dosen dan guru, pimpinan lembaga pendidikan
Islam pesantren dan madrasah, LSM, dan partai politik. Lulusan KPI
memiliki gelar akademik Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I).12
b. Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI)
Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) bertujuan
menyiapkan ilmuwan dakwah yang bermoral tinggi serta memiliki
keterampilan dalam memberikan bimbingan dan penyuluhan agama
Islam, baik dalam keluarga maupun masyarakat Muslim secara
professional.13
Menurut data yang ada, alumni BPI tersebar di berbagai wilayah,
baik di dalam maupun luar negeri, antara lain Jakarta dan sekitarnya,
Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Timor
Timur, Malaysia, dan Thailand. Mereka bekerja dalam berbagai intansi
dan menggeluti profesi yang berkaitan dengan bimbingan dan
11
Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 176.
12
Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 177.
13
Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 179.
60
penyuluhan. Namun, tidak sedikit diantara mereka juga menggeluti
profesi-profesi yang berkaitan dengan bimbingan dan penyuluhan.
Antara lain mereka bekerja sebagai tenaga penyuluh atau konselor di
lembaga pendidikan, rumah sakit, pusat-pusat rehabilitasi, dan LSM.
Gelar akademik Program Studi BPI adalah Sarjana Ilmu Komunikasi
Islam (S.Kom.I). Program Studi BPI telah terakreditasi BAN-PR dengan
nilai B.14
c. Program Studi Manajemen Dakwah (MD)
Program Studi Manajemen Dakwah (MD) bertujuan menyiapkan
ilmuwan dakwah yang bermoral tinggi serta memiliki keterampilan
sebagai manajer dalam mengelola lembaga-lembaga dakwah dan
kemasyarakatan dengan pendekatan manajemen secara professional.15
Lulusan Program Studi Manajemen Dakwah memiliki bidang garap
yang luas, yaitu lembaga-lembaga keislaman, dari mulai pesantren dan
madrasah, masjid, majelis taklim, lemabag-lembaga keuangan syari’ah,
OPZ (Organisasi Pengelola Zakat), penyelenggara ibadah haji, dan
lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM). Gelar kesarjanaan alumni
Program Studi Manajemen Dakwah adalah Sarjana Ilmu Komunikasi
Islam (S.Kom.I). Program Studi ini telah terakreditasi BAN-PT dengan
nilai A.16
14
Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 179.
15
Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 182.
16
Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 182.
61
d. Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI)
Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) bertujuan
menyiapkan ilmuwan dakwah yang bermoral tinggi serta memiliki
keterampilan sebagai pekerja sosial (social worker) dan pengembangan
komunitas (community development) dalam mendorong pertumbuhan
keluarga dan masyarakat secara professional.17
Lulusan Program Studi PMI diproyeksikan memiliki keterampilan
di bidang pengembangan masyarakat Islam. Mereka akan bekerja
bersama
masyarakat
melalui
lembaga-lembaga
pengembangan
masyarakat, baik yang diprakarsai oleh negara seperti Kementrian Sosial
dan dinas-dinas sosial di bawahnya maupun lembaga-lembaga nirlaba
yang muncul dari kalangan masyarakat sendiri atau lembaga swadaya
masyarakat (LSM).18
Menurut data yang ada, para alumni PMI tersebar di lembagalembaga pemerintah dan non-pemerintah (LSM). Mereka menangani
masalah-masalah sosial masyarakat misalnya musibah nasional, bencana
alam, dan juga terlibat aktif dalam proses pembangunan dan perubahan
sosial dengan berbasis nilai-nilai keislaman. Alumni program studi ini
memiliki gelar Sajana Sosial Islam (S.Sos). Program Studi ini telah
terakreditasi BAN-PT dengan nilai A.19
17
Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 184.
18
Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 184.
19
Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 185.
62
e. Konsentrasi Jurnalistik
Sejarah Konsentrasi Jurnalistik tidak dapat dipisahkan dari
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI). Secara legal,
Konsentrasi Jurnalistik berada di bawah Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran islam (KPI).
Pembukaan Konsentrasi Jurnalistik tidak dapat dilepaskan dari
suasana kebebasan pers di Indonesia setelah reformasi politik. Situasi
tersebut mendorong kemunculan sejumlah media massa baru di
Indonesia, baik cetak maupun elektronik (radio dan televisi). Hal ini
mendorong meningkatnya jumlah calon mahasiswa yang ingin menekuni
ilmu jurnalistik jenjang S1. Penting ditegaskan bahwa sejalan dengan
cita-cita UIN untuk integrasi ilmu, Konsentrasi Jurnalistik ingin
mengembangkan sebuah model jurnalistik Islami.20
Sarjana lulusan Konsentrasi Jurnalistik memiliki keterampilan
jurnalistik yang terintegrasi ilmu-ilmu keislaman sehingga akan menjadi
seorang jurnalis Muslim yang professional dan berkualitas. Dengan
meningkatkan jumlah mass media, baik cetak maupun elektronik di
Indonesia, maka alumni jurnalistik akan terserap dengan lapangan kerja
yang sejalan disiplin ilmu yang mereka tekuni, sarjana lulusan
Konsentrasi Jurnalistik mendapat gelar Sarjana Komunikasi Islam
(S.Kom.I).21
20
Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 187.
21
Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 187.
63
f. Program Studi Kesejahteraan Sosial
Program Studi Kesejahteraan Sosial (Kessos)
merupakan buah
kerjasama antara Departemen Agama, UIN Jakarta dan Yogyakarta,
CIDA (Canadian International Development Agency), dan Universitas
McGill Kanada dalam proyek IISEP (IAIN Indonesia Social Equity
Project). Konsentrasi Kessos dibuka sejak tahun 2002 di bawah Program
Studi Pengembangan Masyarakat Islam.22
Sarjana Konsentrasi Kessos diproyeksikan menjadi ahli dalam
bidang kesejahteraan sosial (social work) yang mampu mengintegrasikan
antara teori-teori kesejahteraan sosial, keislaman, dan keindonesiaan.
Para sarjana kessos akan bekerja di Departemen Sosial, dinas-dinas
sosial, dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat. Disamping itu,
mereka juga dapat menjadi pekerja sosial profesional yang bersifat
independen
dalam
memberikan
pelayanan
kepada
masyarakat.Sebagaimana sarjana sosial lain alumni kessos akan
mendapatkan gelar kesarjanaan S1 bidang ilmu sosial Islam (S.Sos.I).
Pada tahun 2010 Kessos sudah menjadi Program studi tersendiri, tidak
lagi menginduk ke Program Studi PMI.23
22
Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 190.
23
Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 190.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengolahan Uji Instrumen
Untuk mendapatkan data secara primer maka dilakukan penyebaran
kuesioner pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta sebanyak 162 responden yang dianggap mampu
mewakili populasi. Sebelum angket diberikan kepada responden, peneliti
melakukan uji try out terlebih dahulu kepada 30 orang responden (Mahasiswa
Fakultas Syariah dan Hukum) yang dianggap memiliki karakteristik serupa
dangan mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dengan
memberikan sebanyak 15 butir pernyataan (kognitif). Untuk menguji validitas
dan reabilitas peneliti menggunakan Microsoft excel dan SPSS 20 for
windows release.
B. Rekapitulasi Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1.
Validitas Respon Kognitif
Untuk mengetahui validitas instrument dari masing-masing
pernyataan, maka peneliti akan memaparkannya pada Tabel 7.
64
65
Tabel 10. Uji Validitas Respon Kognitif
NO
PERNYATAAN
r Tabel
r hitung
1
Saya mengetahui terdapat gambar pesan bahaya
merokok pada kemasan rokok
Pesan pada kemasan rokok menggunakan kalimat yang
lugas (to the point)
Saya memperhatikan pesan bahaya merokok pada
kemasan rokok terdiri dari 5 variasi gambar
Saya setuju gambar pada kemasan rokok dicetak
dengan warna yang mencolok
Saya merasa peringatan bahaya merokok pada kemasan
rokok menyesuaikan dengan gambar yang ada
Saya mengetahui gambar peringatan bahaya merokok
pada kemasan rokok terletak pada bagian depan dan
belakang kemasan
Saya mengerti makna dari gambar pesan bahaya
merokok pada kemasan rokok
Menurut saya bernar bahwa merokok beresiko pada
penyakit kanker mulut (seperti yang tertera pada
kemasan rokok)
Saya memahami merokok beresiko pada penyakit
kanker paru-paru (seperti yang tertera pada kemasan
rokok)
Saya setuju merokok beresiko pada penyakit kanker
tenggorokan (seperti yang tertera pada kemasan rokok)
Benar bahwa merokok dekat anak kecil membahayakan
bagi mereka (seperti yang tertera pada kemasan rokok)
Menurut saya tidak benar bahwa merokok dalam jangka
waktu panjang beresiko pada kematian (seperti yang
tertera pada kemasan rokok)
Gambar pesan bahaya merokok pada kemasan rokok
menambah pengatahuan saya akan bahaya merokok
Saya tidak setuju dengan pesan bahaya merokok yang
dikeluarkan oleh pemerintah
Saya setuju pesan bahaya merokok pada kemasan rokok
bertujuan untuk menghimbau bahaya merokok
0,361
0.792
Hasil
Instrumen
VALID
0,361
0.720
VALID
0,361
0.730
VALID
0,361
0.799
VALID
0,361
0.656
VALID
0,361
0.725
VALID
0,361
0.728
VALID
0,361
0.854
VALID
0,361
0.857
VALID
0,361
0.811
VALID
0,361
0.794
VALID
0,361
0.749
VALID
0,361
0.797
VALID
0,361
0.571
VALID
0,361
0.788
VALID
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Berdasarkan data yang tertera pada Tabel 10 dapat diketahui bahwa
nilai “r” hitung untuk uji validitas respon kognitif diperoleh rata-rata
lebih besar dari “r” Tabel dan dapat dilihat dari 15 butir pernyataan
66
instrumen, sebanyak 15 butir dikatakan valid dan tidak terdapat butir
pernyataan yang tidak valid.
2.
Uji Reliabilitas
Berdasarkan pada perhitungan yang telah dilakukan melalui
program software SPSS 20, nilai dari koefisien reliabilitas Cronbach’s
Alpha dijelaskan melalui Tabel 11:
Tabel 11. Koefisien Reliabilitas
Case Processing Summary
N
Cases
%
Valid
30
100,0
Excludeda
Total
0
30
,0
100,0
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
,942
N of Items
15
Nilai koefisien reabilitas yang tertera pada Table 11 dapat
dikatakan bahwa instrument yang digunakan dalam penelitian ini baik,
karena cronbach alpha > 0,8 (0,942>0,8). Artinya data instrument dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data.
67
C. Hasil dan Pembahasan
1.
Deskripsi Data Responden Penelitian
Dalam penelitian ini responden diklasifikasikan menurut jurusan
dan angkatan tahun ajaran. Responden yang terdapat dalam penelitian ini
terdiri dari angkatan tahun ajaran 2013, 2014 dan 2015. Berikut data
responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini:
Tabel 12. Data Responden
Jurusan
Angkatan
2013 2014
2015
Komunikasi Penyiaran Islam
Jurnalistik
Kesejahteraan Sosial
Bimbingan Penyuluhan Islam
Manajemen Dakwah
Pengembangan Masyarakat
Islam
27
11
20
20
21
12
25
8
12
12
13
6
Jumlah
28
11
12
10
20
4
80
30
44
42
54
22
48
18
26
25
32
13
Jumlah
272
162
Pada Table 12 menunjukkan bahwa jumlah data responden
berdasarkan jurusan dan angkatan cukup berfariasi. Total keseluruhan
mahasiswa laki-laki fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi angkatan
2013, 2014 dan 2015 yang merupakan perokok aktif berjumlah 272 orang
dan yang menjadi responden dalam penelitian ini berjumlah, 162 orang.
2.
Analisis Skor Responden
a.
Analisis Skor Respon Kognitif
Respon kognitif adalah respon yang berkaitan dengan
pengetahuan, kepercayaan dan informasi seseorang mengenai suatu
hal. Pada Tabel 13 terdapat uraian yang berkaitan dengan respon
68
kognitif mahasiswa terhadap pesan bahaya merokok pada kemasan
rokok.
Tabel 13. Respon Kognitif Mahasiswa FIDIKOM UIN terhadap pesan
bahaya merokok pada kemasan rokok
N
O
1
2
3
4
5
6
PERNYATAAN
RESPON
KOGNITIF
Saya mengetahui
terdapat gambar
pesan bahaya
merokok pada
kemasan rokok
Pesan pada kemasan
rokok menggunakan
kalimat yang lugas
(to the point)
Saya mengetahui
pesan bahaya
merokok pada
kemasan rokok
terdiri dari 5 variasi
gambar
Gambar pada
kemasan rokok
dicetak dengan
warna yang
mencolok
Kalimat peringatan
bahaya merokok
pada kemasan rokok
menyesuaikan
dengan gambar yang
ada
Saya mengetahui
gambar peringatan
bahaya merokok
pada kemasan rokok
terletak pada bagian
depan dan
belakang kemasan
SS
S
CS
TS
STS
SKOR
RANKING
79x5
395
80x4
320
3x3
9
0
0
724
1
62x5
310
62x4 32x3
248
96
4x2
8
2x1
2
664
2
42x5
210
64x4 42x3 13x2
256 126
26
1x1
1
619
11
48x5
240
79x4 34x3
316 102
0x2
0
1x1
1
659
6
34x5
170
79x4 38x3
316 114
9x2
18
2x1
2
620
10
66x5
330
74x4 22x3
296
66
0
0
0
0
692
3
69
N
O
7
8
9
10
11
12
PERNYATAAN
RESPON
KOGNITIF
Saya mengerti
makna dari gambar
pesan bahaya
merokok pada
kemasan rokok
Saya mengetahui
merokok beresiko
pada penyakit
kanker mulut
(seperti yang tertera
pada kemasan
rokok)
Saya mengetahui
merokok beresiko
pada penyakit
kanker paru-paru
(seperti yang tertera
pada kemasan
rokok)
Saya mengetahui
merokok beresiko
pada penyakit
kanker tenggorokan
(seperti yang tertera
pada kemasan
rokok)
Saya mengetahui
merokok dekat anak
kecil membahayakan
bagi mereka (seperti
yang tertera pada
kemasan rokok)
Saya mengetahui
merokok dalam
jangka waktu
panjang beresiko
pada kematian
(seperti yang tertera
pada kemasan
rokok)
SS
S
CS
TS
STS
SKOR
RANKING
90x5
450
51x4 17x3
204
51
2x2
4
2x1
2
711
2
42x5
210
68x4 36x3 12x2
272 108
24
4x1
4
618
12
46x5
230
80x4 24x3 10x2
320
72
20
2x1
2
644
7
45x5
225
74x4 30x3
296
90
9x2
18
4x1
4
633
9
50x5
250
87x4 20x3
348
60
4x2
8
1x1
1
667
4
52x5
260
61x4 22x3 17x2 10x1
244
66
34
10
614
13
70
N
O
13
14
15
PERNYATAAN
RESPON
KOGNITIF
Gambar pesan
bahaya merokok
pada kemasan rokok
menambah
pengatahuan saya
akan bahaya
merokok
Saya mengetahui
gambar pesan
bahaya merokok
pada kemasan rokok
berdasarkan pada
peraturan pemerintah
Saya mengetahui
pesan bahaya
merokok pada
kemasan rokok
bertujuan untuk
menghimbau bahaya
merokok
SS
S
CS
TS
STS
SKOR
RANKING
30x5
150
79x4 28x3 23x2
316
84
46
2x1
2
598
15
31x5
155
81x4 34x3 11x2
324 102
22
4x1
4
607
14
44x5
220
82x4 25x3
328
75
7x1
7
639
8
Jumlah:
Mean:
9709
59,93
4x2
8
Dari Tabel 13 mengenai respon kognitif yang menempati
rangking pertama adalah pernyataan mengenai responden yang
mengetahui bahwa terdapat gambar pesan bahaya merokok pada
kemasan rokok. Selain responden mengetahui adanya gambar
peringatan pesan pada kemasan rokok, responden juga mengetahui
bahwa gambar tersebut berada pada bagian depan dan bagian
belakang kemasan rokok. Setelah itu. Hal lain yang dapat diketahui
adalah bawa responden mengerti makna dari gambar yang terletak
pada kemasan rokok tersebut. Selain itu, responden juga mengetahui
bahwa pada kemasan rokok terdiri dari beberapa variasi gambar.
71
Dari skor yang didapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
responden mengetahui dengan pasti bahwa terdapat gambar pesan
bahaya merokok pada kemasan rokok baik letak gambar maupun
variasi yang tertera pada kemasan rokok. Responden juga dapat
mengerti makna dari gambar pesan bahaya merokok pada kemasan
rokok tersebut.
b. Analisis Skor Respon Afektif
Respon afektif adalah respon mengenai perasaan yang dialami oleh
seseorang mengenai stimulus tertentu. Pada Tabel 14 terdapat uraian
yang berkaitan dengan respon afektif mahasiswa terhadap pesan
bahaya merokok pada kemasan rokok.
Tabel 14. Respon Afektif Mahasiswa FIDIKOM UIN terhadap pesan bahaya
merokok pada kemasan rokok
N
O
16
17
18
PERNYATAAN
SS
S
CS
TS STS
RESPON
AFEKTIF
Pesan gambar
20x5 39x4 52x3 38x2 13x1
bahaya merokok
100 156 156
76
13
pada kemasan rokok
menarik perhatian
saya
Kalimat lugas (to the 17x5 28x4 59x3 39x2 19x1
point) yang terletak
85
112 177
78
19
pada kemasan rokok
membuat saya
berniat mengurangi
konsumsi rokok
Banyaknya variasi
32x5 62x4 48x3 18x2 2x1
gambar bahaya
160 248 144
36
2
merokok pada
kemasan rokok
membuat saya
menjadi takut akan
bahaya merokok
SKOR
RANKING
501
9
471
13
590
2
72
N
O
19
20
21
22
23
24
25
PERNYATAAN
RESPON
AFEKTIF
Gambar pada
kemasan rokok yang
mencolok membuat
saya terus teringat
dengan bahaya
merokok
Kalimat peringatan
bahaya merokok
pada kemasan rokok
membuat saya yakin
akan bahaya
merokok
Saya merasa
terganggu dengan
adanya gambar
bahaya merokok
pada kedua sisi
kemasan rokok
Meskipun saya
mengerti makna
gambar pada
kemasan rokok,
tidak membuat saya
takut untuk merokok
(-)
Setelah mengetahui
merokok beresiko
pada penyakit
kanker mulut saya
menjadi takut untuk
merokok
Setelah mengetahui
merokok beresiko
pada penyakit
kanker paru-paru
saya berniat
mengurangi
konsumsi rokok
Setelah mengetahui
merokok beresiko
pada penyakit
kanker
tenggorokan saya
menjadi takut akan
bahaya merokok
SS
S
CS
TS
STS
SKOR
RANKING
40x5 61x4 32x3 20x2
200 244
96
40
9x1
9
589
3
15x5 55x4 54x3 29x2
75
220 162
58
9x1
9
524
7
56x5 59x4 27x3 14x2
280 236
81
28
6x1
6
631
1
31x1 60x2 47x3 16x4
31
120 141
64
8x5
40
396
15
11x5 24x4 66x3 51x2 10x1
55
96
198 102
10
461
14
23x5 37x4 59x3 36x2
115 148 177
72
7x1
7
519
8
18x5 32x4 54x3 51x2
90
128 162 102
7x1
7
489
10
73
N
O
26
27
28
29
30
PERNYATAAN
RESPON
AFEKTIF
Setelah mengetahui
merokok dekat anak
kecil berbahaya,
saya merasa bersalah
jika merokok dekat
dengan anak kecil.
Setelah mengetahui
merokok beresiko
pada kematian, saya
merasa rokok tidak
bermanfaat bagi
diri saya
Saya merasa pesan
gambar pada
kemasan rokok
penting untuk
menghimbau bahaya
merokok kepada
perokok
Saya setuju dengan
adanya gambar
pesan bahaya
merokok pada
kemasan rokok
Setelah mengetahui
bahaya merokok
lewat kemasan
rokok, saya sadar
bahwa merokok
membahayakan
kesehatan
SS
S
CS
TS
STS
SKOR
RANKING
28x5 44x4 57x3 28x2
140 176 171
56
5x1
5
548
5
24x5 44x4 49x3 37x2
120 176 147
74
8x1
8
525
6
13x5 31x4 63x3 43x2 12x1
65
124 189
86
12
476
11
9x5
45
475
12
573
4
Jumlah:
Mean:
7768
47,95
47x4 49x3 38x2 19x1
188 147
76
19
32x5 58x4 44x3 21x2
160 232 132
42
7x1
7
Dari Tabel 14 mengenai respon afektif yang menempati
rangking pertama adalah pernyataan mengenai responden yang
merasa terganggu dengan adanya gambar pada kemasan rokok,
selain itu responden juga merasa takut dengan adanya banyak variasi
gambar yang ada pada kemasa rokok dan dengan adanya ilustrasi
74
gambar tersebut pada kemasa rokok, responden menjadi terus
teringat akan bahaya merokok.
Dari skor yang didapat dari tabel 14, dapat disimpulkan
bahwa responden merasa terganggu dengan adanya gambar pesan
peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok dan gambar
tersebut membuat responden menjadi takut akan bahaya merokok
serta menyebabkan responden menjadi terus teringat akan bahaya
merokok.
c. Analisis Skor Respon Konatif
Respon konatif adalah respon yang berhubungan dengan
perilaku nyata yang dapat diamati yang meliputi tindakan, kegiatan,
atau kebiasaan berperilaku.
Tabel 15. Respon Konatif Mahasiswa FIDIKOM UIN terhadap pesan bahaya
merokok pada kemasan rokok
N
O
31
32
PERNYATAAN
RESPON
KONATIF
Setelah melihat
pesan bahaya
merokok pada
kemasan rokok
saya menjadi
malas membeli
rokok
Kalimat lugas (to
the point) yang
terletak pada
kemasan rokok
membuat saya
berhenti merokok
SS
S
CS
TS
STS
JUMLAH
RANKING
3x5
15
19x4 35x3 77x2 28x1
76
105 154
28
378
6
0x5
0
6x4
24
290
15
12x3 86x2 58x1
36
172
58
75
N
O
33
34
35
36
37
38
PERNYATAAN
RESPON
KONATIF
Walaupun gambar
yang tertera pada
kemasan rokok
menyeramkan,
tidak membuat
saya berhenti
merokok (-)
Meskipun gambar
pada kemasan
rokok dicetak
dengan warna
mencolok tidak
membuat saya
berhenti merokok
(-)
kalimat peringatan
bahaya merokok
yang ada pada
kemasan rokok
membuat saya
mengurangi
konsumsi rokok
meskipun gambar
bahaya merokok
diletakkan pada
dua sisi kemasan,
tidak membuat
saya berhenti
merokok (-)
Saya mengerti
makna gambar
pada kemasan
rokok, namu saya
tetap merokok (-)
Setelah
mengetahui
merokok beresiko
pada penyakit
kanker mulut
membuat saya
mulai mengurangi
konsumsi rokok
SS
TS
STS
JUMLAH
RANKING
30x1 110x 22x3
30
2
66
220
0
0
316
14
37x1 65x2 52x3
37
130 156
8x4
32
0
355
8
414
4
0
325
13
1x5
5
342
11
20x4 68x3 57x2 17x1
80
204 114
17
415
3
0
S
CS
19x4 68x3 59x2 16x1
76
204 118
16
41x1 81x2 38x3
41
162 114
2x4
8
38x1 81x2 31x3 11x4
38
162
93
44
0
76
N
O
39
40
41
42
43
PERNYATAAN
RESPON
KONATIF
Setelah
mengetahui
merokok beresiko
pada penyakit
kanker paruparu, saya
menjadi jarang
membeli rokok
Setelah
mengetahui
merokok beresiko
pada penyakit
kanker
tenggorokan, saya
menghindari
kerumunan yang
penuh asap rokok
Saya mengetahui
merokok dekat
anak kecil
membahayakan
bagi mereka, saya
tidak lagi
merokok dekat
anak-anak
Setelah
mengetahui
merokok dalam
jangka waktu
panjang beresiko
pada kematian,
saya memutuskan
untuk berhenti
merokok
Dengan
bertambahnya
pegetahuan saya
terhadap bahaya
merokok,
membuat saya
memutuskan
untuk berhenti
merokok
SS
S
0
6x4
24
0
CS
JUMLAH
RANKING
62x3 78x2 16x1
186 156
16
382
5
24x4 72x3 55x2 11x1
96
216 110
11
433
2
2x1
2
654
1
40x5 94x4 24x3
200 376
72
TS
2x2
4
STS
2x5
10
5x4
20
32x3 97x2 26x1
96
194
26
346
10
0
7x4
28
37x3 75x2 43x1
111 150
43
332
12
77
N
O
44
45
PERNYATAAN
RESPON
KONATIF
Meskipun
pemerintah yang
menghimbau
bahaya merokok,
saya tetap
merokok (-)
Karena adanya
himbawan bahaya
merokok pada
kemasan rokok,
saya mengurangi
konumsi rokok
SS
S
CS
TS
STS
JUMLAH
RANKING
3x5
15
348
9
57x3 82x2 21x1
171 164
21
364
7
37x1 84x2 24x3 14x4
37
168
72
56
0
2x4
8
Jumlah:
Mean :
5694
35,14
Dari Tabel 15 mengenai respon konatif yang menempati
rangking pertama adalah pernyataan mengenai tindakan responden
yang tidak lagi merokok dekat anak kecil setelah mereka mengetahui
bahwa merokok dekat anak kecil membahayakan mereka, selain itu
setelah mengatahui merokok dapat menyebabkan penyakit kanker
tenggorokan dan kanker mulut seperti yang tertera pada kemasan ,
responden menjadi menghindari kermunan yang penuh dengan asap
rokok dan mulai mengurangi konsumsu rokok.
Namun apabila melihat rangking urutan bawah dari respon
konatif. Yang terjadi pada responden adalah responden tidak
berhenti merokok walaupun pada kemasan rokok terdapat gambar
menyeramkan serta kalimat lugas yang menjelaskan gambar tersebut
dan responden juga tidak berhenti merokok walaupun gambar
peringatan terletak pada kedua sisi kemasan.
78
Dapat disimpulkan pada respon konatif adalah responden
tidak berhenti merokok dengan adanya gambar peringatan pada
kemasan rokok tersebut. Namun yang terjadi pada responden adalah
responden lebih menghargai lingkungan sekitar dengan tidak
merokok dekat anak kecil. Perubahan lainnya adalah responden
menjadi menghindari kerumunan yang penuh asap rokok dan bisa
mengurangi konsumsi rokok namun tidak membuat responded
berhenti merokok.
3.
Analisis Hasil Penelitian
Dalam mengkategorikan hasil respon mahasiswa terhadap pesan
bahaya merokok pada kemasan rokok, penulis menggunakan persamaan
sebagai berikut:1
Tinggi= ̅ + StDev atau hasil yang di dapat berada di atas standar
deviasi.
Sedang = x atau hasil yang di dapat berada di antara standar nilai
tinggi dan rendah dari Sandar deviasi.
Rendah = ̅ – StDev atau hasil yang di dapat berada di bawah standar
deviasi.
a.
Jawaban rumusan masalah a
Berikut adalah pembahasan dan hasil jawaban rumusan
masalah “Bagaimana respon kognitif, afektif dan konatif mahasiswa
FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap pesan bahaya
merokok pada kemasan rokok?”
1
Samsul Arif, “Respon Warga Binaan Terhadap Dakwah Yayasan Media Amal Islami
Dalam Membina Keluarga Pemulung Di Lebak Bulus Jakarta Selata,” (Skripsi S1, Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2013), h. 48.
79
Tabel 16. Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Responden
Respon
Rata-Rata
Ranking
Kognitif
59,93
1
Afektif
47,95
2
Konatif
35,14
3
Berdasarkan Table 16 dapat disimpulkan bahwa pesan bahaya
merokok pada kemasan rokok dapat menambah pengetahuan
responden akan bahaya merokok, melihat dari respon kognitif yang
memiliki nilai rata-rata terbesar.
Selanjutnya pada respon afektif. Berdasarkan hasil penelitian.
pesan bahaya merokok pada kemasan rokok dapat membuat
responden merasa terganggu dan takut dengan adanya pesan bahya
merokok pada kemasan rokok tersebut.
Walaupun pesan bahaya merokok pada kemasan rokok dapat
menambah pengetahuan dan membuat responden merasa terganggu
dan ketakutan dengan adanya gambar-gambar menyeramkan
tersebut, namun pesan bahaya merokok pada kemasan rokok belum
mampu membuat perubahan yang signifikan atau belum bisa
membuat responden berhenti merokok. Hal ini terlihat dari nilai ratarata respon konatif yang bernilai paling kecil diantara respon lain.
Tabel 17. Rekapitulasi Standard Deviasi dan Rata-Rata Respon
N
162
Jumlah Skor Respon
23.171
Rata-Rata
Std. Deviasi
( ̅
StDev
143,03
18,56
80
Berdasarkan pada Tabel 17 maka penulis akan menghitung
persamaan untuk memperoleh berapa banyak responden yang
memiiki respon tinggi, sedang dan rendah.
1) Tinggi = ̅ + StDev
Tinggi = 143,03 + 18,56
Tinggi > 161,59
2) Sedang = ̅ – StDev ≤ x ≤ ̅ + StDev
Sedang = 124,47 ≤ x ≤ 161,59
3) Rendah = ̅ – StDev
Rendah = 143,03 – 18,56
Rendah < 124,47
Berdasarkan pada persamaan yang telah dibuat maka dapat
diketahui ada berapa responden yang memiliki respon tinggi
sedang rendah dengan memasukkan data yang diperlukan ke SPSS
dengan hasil:
Tabel 18. Rekapitulasi Respon Mahasiswa Terhadap Pesan
Bahaya Merokok Pada Kemasan Rokok
Organisasi * Respon Crosstabulation
Respon
Rendah Sedang
Organisasi Aktif
Tidak_Aktif
Total
Presentase
Tinggi
Total
14
60
13
87
9
56
10
75
23
14%
116
72%
23
14%
162
100%
Berdasarkan Table 18 dapat diketahui bahwa terdapat 23
responden dengan respon rendah dengan rincian 14 responden aktif
81
organisasi dan 9 orang tidak aktif organisasi. Sehingga presentase
untuk respon rendah sebesar 14%. Sedangkan untuk respon sedang
diketahui bahwa terdapat 116 responden dengan respon sedang
dengan rincian 60 responden aktif organisasi dan 56 responden
tidak aktif organisasi. Sehingga presentase untuk respon sedang
sebesar 72%. Sementara untuk respon rendah diketahui bahwa
terdapat 23 responden dengan respon rendah dengan rincian 13
responden aktif organisasi dan 10 responden tidak aktif organisasi.
Sehingga presentase untuk respon sedang sebesar 14%.
Sehingga untuk respon mahasiswa terhadap pesan bahaya
merokok pada kemasan rokok dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden memiliki respon yang sedang terhadap pesan bahaya
merokok pada kemasan rokok dengan jumlah responden sebanyak
116 orang dengan presentase 72%. Kemudian sisanya memiliki
respon yang tinggi dan rendah dengan presentase seimbang yaitu
14%.
Melihat respon mahasiswa FIDIKOM yang tergolong sedang
dalam merespon pesan bahaya merokok pada kemasan rokok,
menandakan bahwa mahasiswa FIDIKOM tidak terpengaruh
terhadap pesan bahaya merokok pada kemasan rokok untuk
berhenti merokok.
Selain adanya pesan peringatan pada kemasan rokok, pada
area Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi juga terdapat
banner larangan merokok di area kampus serta sanksi denda
82
sebesar Rp.50.000-, apabila didapati merokok. Namun pesan
bahaya merokok pada kemasan rokok dan banner peringatan pada
area Fakultas belum mampu membuat mahasiswa berhenti meroko,
melihat masih ditemukannya mahasiswa yang merokok di area
Fakultas, khususnya pada area lobby. Hal ini mengindikasikan
bahwa mahasiswa FIDIKOM UIN Jakarta tergolong dalam
perokok yang tidak mempan diperingatkan lewat pesan bahaya
merokok maupun lewat banner sanksi merokok.
b. Jawaban rumusan masalah b
Berikut adalah pembahasan dan hasil jawaban rumusan
masalah “Apakah terdapat perbedaan respon yang signifikan antara
mahasiswa perokok aktif organisasi dengan mahasiswa perokok
tidak aktif dalam organisasi?”
Untuk
menjawab
pertanyaan
di
atas
maka
penulis
menggunakan uji chi square. Berikut adalah hasil temuannya:
Tabel 19. Chi Square Respon
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Asymptotic
Significance (2sided)
Df
.731a
2
.694
.736
2
.692
.087
1
.768
162
83
Hipotesis untuk pengujian ini adalah:
H0 = Tidak terdapat hubungan antara keaktifan dalam oranisasi dengan
respon mahasiswa terhadap pesan bahaya merok pada kemasan
rokok
Ha = Terdapat hubungan antara keaktifan dalam oranisasi dengan
respon mahasiswa terhadap pesan bahaya merok pada kemasan
rokok
Dari Table 19 didapatkan hasil chi square hitung untuk respon
sebesar 0,731. Dengan df 2 dan α = 0,05 maka didapat chi square Tabel
sebesar 5,99.2 Oleh karena Chi Square hitung < Chi Square Tabel (0,731 <
5,99), maka H0 diterima.
Sehingga hasil dari chi square untuk respon adalah, keaktifan
dalam organisasi tidak memiliki hubungan terhadap respon mahasiswa
dalam merespon pesan bahaya merokok pada kemasan rokok.
Atau dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara mahasiswa aktif organisai dengan mahasiswa tidak aktif
organisasi dalam merespon pesan bahaya merokok pada kemasan rokok.
2
Zainal Mustafa El Qodri, Pengantar Statistik Terapan Untuk Ekonomi, (Yogyakarta:
Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi UII, 1995), h. 267.
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah menganalisis Respon Perokok Aktif Terhadap Pesan Bahaya
Merokok Pada Kemasan Rokok (Survei pada mahasiswa FIDIKOM UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta), kesimulan yang peneliti peroleh adalah sebagai
berikut:
1.
Hasil dari respon Mahasiswa FIDIKOM angkatan 2013, 2014 dan 2015
terhadap pesan bahaya merokok pada kemasan rokok adalah, pesan
bahaya merokok pada kemasan rokok dapat menambah pengetahuan
responden, dapat membuat responden merasa terganggu dan takut namun
belum mampu membuat responden berhenti merokok. Kemudian ratarata responden memiliki respon yang sedang dengan presentase 72%
kemudian sisanya memiliki respon tinggi dan rendah dengan presentase
seimbang yaitu 14%.
2.
Hasil dari respon Mahasiswa FIDIKOM angkatan 2013, 2014 dan 2015
terhadap pesan bahaya merokok pada kemasan rokok berdasarkan
keaktifan organisasi adalah, tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara mahasiswa aktif organisai dengan mahasiswa tidak aktif organisasi
dalam merespon pesan bahaya merokok pada kemasan rokok.
84
85
B. SARAN
Berdasarkan dari kesimpulan dan hasil penelitian diatas saran-saran
yang dapat diberikan penulis dalam Skripsi ini adalah:
1.
Untuk Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, hendaknya lebih
memperketat penegakan peraturan tentang dilarangnya mahasiswa
merokok di area Fakultas. Apabila ditemukannya mahasiswa merokok di
area Fakultas hendaknya ditindak sesuai dengan sanksi yang tertera pada
banner yaitu denda sebesar Rp. 50.000-,.
2.
Untuk perokok, hedaknya memperkaya pengetahuan dengan banyak
membaca literatur mengenai bahaya merokok. Karena tidak ada salahnya
menjauhkan diri dari hal yang sekiranya membahayakan diri sendiri.
3.
Untuk peneliti selanjutnya, hendaknya dalam meneruskan penelitian ini
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih dalam mengenai
peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok seperti pembaharuan
dari segi variabel penelitian atau teori yang digunakan. Sehingga
penelitian yang dihasilkan semakin baik dan ada inovasi dari penelitian
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, Tjandra Yoga. 1992. Rokok dan Kesehatan. Jakarta: Universitas
Indonesia.
________. 2006. Tuberkuosis Rokok & Perempuan. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Bungi, Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada Media
Group
Danusantoso, Halim. 1991. Rokok dan Perokok. Jakarta: Arcan.
Echoles, Jhon. M. dan Hassan Shadily. 2003. Kamus Bahasa Inggris-Indonesia.
Jakarta:PT. Gramedia.
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung:
Citra Aditya Bakti.
_____________________. 1992. Dinamika Komunikasi. Bandung: Rosdakarya.
Fiske, John. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.
Kartono, Kartini. 2004. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Mansoer, Masri dan Elin Driana. 2009. Statistik Sosial, Jakarta: Ushul Press.
Morissan. 2013. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana.
Muhammad, Arni. 1995. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
86
87
Mulyana, Deddy. 2009. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Remaja
Rosdakarya.
Noor, Jialiansyah. 2011. Metodelogi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya
Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group
Prayitno, Duwi. 2009. 5 Jam Belajar Olahan Data dengan SPSS 17. Yogyakarta:
CV. Andi offset.
Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Rachmat, Jalaludin. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Riduwan. 2012. Pengantar Statistik Sosial. Bandung: Alfabeta.
Roudhonah. 2007. Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press.
Ruslan, Rosady. 2008. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Santso, Singgih. 2010. Statistik Nonparametrik Konsep dan Aplikasi dengan
SPSS. Jakarta: PT. Gramedia Jakarta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sujanto, Agus. 2001. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara.
Sujarweni, W. Wiratna dan Poly Endrayanto. 2012. Statistika Untuk Penelitian.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sitepoe, Mangku. 2000. Kekhususan Rokok Indonesia. Jakarta: Grasindo.
Tamburaka, Apriadi. 2012. Agenda Setting Media Massa. Jakarta: Raja Grafindo.
88
Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta 2011-2012. Jakarta: Biro Administrasi Akademik
dan Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2010.
Umar, Husein. 2009. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada.
Widjaya, H.A.W. 1997. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi
Aksara.
Karya Ilmiah
Lestari, Ita Dwi. Pengaruh Status Ekonomi Orang Tua Terhadap Perilaku
Merokok Anak Di Smk Averus Jakarta Selatan. Skripsi S1 Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta,
2014.
Arif, Samsul. Respon Warga Binaan Terhadap Dakwah Yayasan Media Amal
Islami Dalam Membina Keluarga Pemulung Di Lebak Bulus Jakarta
Selata. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Jakarta, 2013.
89
Sumber Internet
Fatwa Tarjih, “Hukum Konsumsi Tembakau,” artikel diakses pada 14 Juni 2016
dari
http://www.fatwatarjih.com/2011/12/hukum-konsumsi-tembakaumerokok.html
Kemenag.go.id, “Fatwa MUI, Rokok Hukumnya Makruh dan Haram” artikel
diakses pada 26 April 2015 dari
http://kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=81811www.metrotvnews.c
om
Litbang,depkes.go.id “Data Rokok” artikel diakses pada 25 April 2015 dari
http://www.litbang.depkes.go.id/berita-data-rokok.
Nu.or.id, “PBNU Tidak Sepakat Fatwa Haram Rokok Muhammadiyah,” artikel
diakses
pada
15
Juni
2016
dari
http://www.nu.or.id/post/read/22939/pbnu-tak-sepakat-fatwa-haram
rokok-muhammadiyah
Sipuu.setbag.go.id “Peraturan Pemerintah nomer 109 tahun 2012,” dikses pada 15
Maret 2015 http://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/173643/PP1092012.pdf
Sosbud.kompasina.com “Indonesia Peringkat Tiga Indonesia,” artikel diakses
pada
26
April
2015
dari
http://sosbud.kompasiana.com/2014/09/11/indonesia-peringkat-3-didunia-678501.html
Tempo.co “Perokok Pria Indonesia Terbanyak Ke-2 di Dunia,” artikel diakses
pada
26
April
2015
dari
http://www.tempo.co/read/news/2014/01/09/060543467/ Perokok-PriaIndonesia-Terbanyak-ke-2-di-Dunia
LAMPIRAN
1
Assalamualaikum, Wr, Wb.
Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir saya mengenai “Respon Perokok Aktif Terhadap
Pesan Bahaya Merokok Pada Kemasan Rokok (Survey pada mahasiswa FIDIKOM UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta)” saya memohon kesediaan anda sebagai responden untuk
mengisi angket ini.
Terimakasih atas waktu dan kesediannya dalam mengisi kuesioner ini.
Rifka Oktavia
Komunikasi Penyiaran Islam
1111051000158
PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah dan perhatikan baik-baik pertanyaan yang tertera pada angket
dibawah ini .
2. Berilah tanda ceklis ( √ ) pada pertanyaan yang tertera pada angket
sesuai dengan pendapat anda pribadi tanpa pengaruh orang lain !
3. Sebelum di kumpulkan pastikan setiap pertanyaan yang tertera dalam
daftar angket tersebut telah anda isi semunya
4. Partisipasi dan kesedian anda mengisi daftar angket ini merupakan
bantuan yang sangat berarti bagi peneliti dalam menyelesaikan
penelitian ini.
5. SS
: Sangat Setuju
S
: Setuju
CS
: Cukup Setuju
TS
: Tidak Setuju
STS
: Sangat tidak Setuju
Tahun angkatan:
Jurusan
:
(
) 2013
(
) 2014
(
) 2015
(
) KPI
PMI ( )
(
) Jurnalistik
MD ( )
(
) KESSOS
BPI ( )
2
Apakan anda aktif dalam organisasi? :
Apakah anda merokok? :
(
( ) YA
) YA
NO
PERNYATAAN RESPON KOGNITIF
1
Saya mengetahui terdapat gambar pesan bahaya
merokok pada kemasan rokok
2
Pesan pada kemasan rokok menggunakan kalimat yang
lugas (to the point)
3
Saya memperhatikan pesan bahaya merokok pada
kemasan rokok terdiri dari 5 variasi gambar
4
Saya setuju gambar pada kemasan rokok dicetak dengan
warna yang mencolok
5
Saya merasa peringatan bahaya merokok pada kemasan
rokok menyesuaikan dengan gambar yang ada
6
Saya mengetahui gambar peringatan bahaya merokok
pada kemasan rokok terletak pada bagian depan dan
belakang kemasan
7
Saya mengerti makna dari gambar pesan bahaya
merokok pada kemasan rokok
8
Menurut saya bernar bahwa merokok beresiko pada
penyakit kanker mulut (seperti yang tertera pada
kemasan rokok)
9
Saya memahami merokok beresiko pada penyakit
kanker paru-paru (seperti yang tertera pada kemasan
rokok)
10 Saya setuju merokok beresiko pada penyakit kanker
tenggorokan (seperti yang tertera pada kemasan rokok)
11 Benar bahwa merokok dekat anak kecil membahayakan
bagi mereka (seperti yang tertera pada kemasan rokok)
12 Menurut saya tidak benar bahwa merokok dalam jangka
waktu panjang beresiko pada kematian (seperti yang
tertera pada kemasan rokok)
13 Gambar pesan bahaya merokok pada kemasan rokok
menambah pengatahuan saya akan bahaya merokok
14 Saya tidak setuju dengan pesan bahaya merokok yang
dikeluarkan oleh pemerintah
15 Saya setuju pesan bahaya merokok pada kemasan rokok
bertujuan untuk menghimbau bahaya merokok
( ) TIDAK
(
SS
) TIDAK
S
CS
TS
STS
3
NO
PERNYATAAN RESPON AFEKTIF
16 Pesan gambar bahaya merokok pada kemasan rokok
menarik perhatian saya
17 Kalimat lugas (to the point) yang terletak pada kemasan
rokok membuat saya berniat mengurangi konsumsi
rokok
18 Banyaknya variasi gambar bahaya merokok pada
kemasan rokok membuat saya menjadi takut akan bahaya
merokok
19 Gambar pada kemasan rokok yang mencolok membuat
saya terus teringat dengan bahaya merokok
20 Kalimat peringatan bahaya merokok pada kemasan
rokok membuat saya yakin akan bahaya merokok
21 Saya merasa terganggu dengan adanya gambar bahaya
merokok pada kedua sisi kemasan rokok
22 Meskipun saya mengerti makna gambar pada kemasan
rokok, tidak membuat saya takut untuk merokok (-)
23 Setelah mengetahui merokok beresiko pada penyakit
kanker mulut saya menjadi takut untuk merokok
24 Setelah mengetahui merokok beresiko pada penyakit
kanker paru-paru saya berniat mengurangi konsumsi
rokok
25 Setelah mengetahui merokok beresiko pada penyakit
kanker tenggorokan saya menjadi takut akan bahaya
merokok
26 Setelah mengetahui merokok dekat anak kecil berbahaya,
saya merasa bersalah jika merokok dekat dengan anak
kecil.
27 Setelah mengetahui merokok beresiko pada kematian,
saya merasa rokok tidak bermanfaat bagi diri saya
28 Saya merasa pesan gambar pada kemasan rokok penting
untuk menghimbau bahaya merokok kepada perokok
29 Saya setuju dengan adanya gambar pesan bahaya
merokok pada kemasan rokok
30 Setelah mengetahui bahaya merokok lewat kemasan
rokok, saya sadar bahwa merokok membahayakan
kesehatan
SS
S
CS
TS
STS
4
NO
PERNYATAAN RESPON KONATIF
31 Setelah melihat pesan bahaya merokok pada kemasan
rokok saya menjadi malas membeli rokok
32 Kalimat lugas (to the point) yang terletak pada kemasan
rokok membuat saya berhenti merokok
33 Walaupun gambar yang tertera pada kemasan rokok
menyeramkan, tidak membuat saya berhenti merokok (-)
34 Meskipun gambar pada kemasan rokok dicetak dengan
warna mencolok tidak membuat saya berhenti merokok
(-)
35 kalimat peringatan bahaya merokok yang ada pada
kemasan rokok membuat saya mengurangi konsumsi
rokok
36 meskipun gambar bahaya merokok diletakkan pada dua
sisi kemasan, tidak membuat saya berhenti merokok (-)
37 Saya mengerti makna gambar pada kemasan rokok,
namu saya tetap merokok (-)
38 Setelah mengetahui merokok beresiko pada penyakit
kanker mulut membuat saya mengurangi konsumsi
rokok
39 Setelah mengetahui merokok beresiko pada penyakit
kanker paru-paru, saya menjadi jarang membeli
rokok
40 Setelah mengetahui merokok beresiko pada penyakit
kanker tenggorokan, saya menghindari kerumunan
yang penuh asap rokok
41 Saya mengetahui merokok dekat anak kecil
membahayakan bagi mereka, saya tidak lagi merokok
dekat anak-anak
42 Setelah mengetahui merokok dalam jangka waktu
panjang beresiko pada kematian, saya memutuskan
untuk berhenti merokok
43 Dengan bertambahnya pegetahuan saya terhadap bahaya
merokok, saya memutuskan untuk berhenti merokok
44 Meskipun pemerintah yang menghimbau bahaya
merokok, saya tetap merokok (-)
45 Karena adanya himbawan bahaya merokok pada
kemasan rokok, saya mengurangi konumsi rokok
SS
S
CS
TS
STS
Download