RESPON PEROKOK AKTIF TERHADAP PESAN BAHAYA MEROKOK PADA KEMASAN ROKOK (SURVEI PADA MAHASISWA FIDIKOM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Penyiaran Islan (S.Kom.I) Oleh : Rifka Oktavia NIM. 1111051000158 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M ABSTRAK Rifka Oktavia, NIM 1111051000158, Respon Perokok Aktif Terhadap Pesan Bahaya Merokok Pada Kemasan Rokok (Survei Pada Mahasiswa FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), di bawah bimbingan Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si Merokok merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Padalah, peringatan akan bahaya merokok mudah ditemukan dimanamana seperti pada reklame jalan, pada iklan di majalah atau televisi dan bahkan pada kemasan rokok itu sendiri. Menurut WHO Indonesia merupakan Negara dengan jumlah perokok terbanyak ke-3 di dunia. Fakta ditemukannya banyak perokok membuat pemerintah berusaha mengurangi jumlah perokok, salah satunya dengan cara mengeluarkan kebijakan tentang larangan merokok. Salah satu kebijakan tersebut adalah PP No. 109 tahun 2012 tentang pencantuman pesan bahaya merokok berupa gambar pada kemasan rokok. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu, bagaimana respon kognitif, afektif dan konatif mahasiswa FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap pesan bahaya merokok pada kemasan rokok? dan apakah terdapat perbedaan respon yang signifikan antara mahasiswa perokok aktif organisasi dengan mahasiswa perokok tidak aktif dalam organisasi? Teori yang digunakan adalah teori S-O-R. Teori ini berfungsi melihat bagaimana stimulus (pesan) yang menerpa organism (responden) terhadap respon yang dihasilkan. Dalam teori ini dikatan bahwa perubahan sikap akan terjadi apabila stimulus yang ada melebihi stimulus semula. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan metode yang digunakan adalah survei. Teknik sampling yang digunakan adalah nonprobability sampling, puprousive sampling. Sedangkan untuk jenis data yang digunakan adalah data primer yang didapat dari penyebaran angket kepada mahasiswa FIDIKOM UIN Jakarta. Data sekunder berupa buku, jurnal ilmiah, internet dan lainnya. Pengolahan data pada penelitin ini dengan cara menghitung mean, standard deviasi, dan uji chi kuadrat. Hasil dari penelitian ini adalah pesan bahaya merokok pada kemasan rokok dapat menambah pengetahuan responden dan dapat membuat responden menjadi takut akan bahaya merokok. Namun pesan bahaya merokok pada kemasan rokok belum mampu merubah sikap responden untuk berhenti merokok. Kemudian mayoritas responden memiliki respon yang sedang dengan presentase 72% dan sisanya memiliki respon yang tinggi dan rendah dengan presentase seimbang 14%. Hasil selanjutnya adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara mahasiswa aktif organisai dengan mahasiswa tidak aktif organisasi dalam merespon pesan bahaya merokok pada kemasan rokok. Kata kunci: Respon, Merokok, Pesan, Kemasan Rokok, dan Mahasiswa. i KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah, puji syukur yang tidak terhingga penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan, kemudahan, kelancaran dan kasih sayang-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Respon Perokok Aktif Terhadap Pesan Bahaya Merokok Pada Kemasan Rokok (Survei Pada Mahasiswa FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)”. Walaupun dalam proses penulisan skripsi ini penulis menemukan banyak hambatan dan kendala, dengan usaha serta semangat yang besar dan tentunya atas izin Allah SWT seluruh hambatan dan kendala yang penulis hadapi Alhamdulillah bisa terlewati sehingga skrpsi ini dapat terselesaikan. Dalam penulisan skripsi ini penulis sangat menyadari bahwa ada banyak kekurangan dan keterbatasan yang penulis miliki. Namun sebuah anugerah yang penulis rasakan karena skripsi ini dapat diselesaikan. Terselesaikannya skripsi ini tentunya karena adanya semangat, doa serta bantuan dari berbagai pihak yang membantu penulis. Untuk itu, dengan penuh rasa hormat perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang terkait: 1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, beserta Suparto, M. Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan. ii 2. Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 3. Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 4. Rachmat Baihaky, MA sebagai Dosen Pembimbing Akademik. 5. Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan telah banyak membantu penulis dalam memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam proses penulisan skripsi. Terimakasih atas segala ilmu, perhatian, kesabaran, bimbingan dan masukan bagi penulis dalam menulis skripsi. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan kepada beliau. Amin. 6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang selama ini telah memberikan ilmu pengetahuan. Semoga ilmu yang diberikan bermanfaat. 7. Staff Tata Usaha, Perpustakaan dan Karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam informasi, administrasi dan membantu penulis dalam peminjaman buku-buku dan literatur yang penulis butuhkan selama penyusunan skripsi ini. 8. Seluruh responden yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi angket penulis. 9. Kedua orangtua tercinta, Bapak Sudiatmoko dan Ibu Nuk Istiaroh, atas segala doa, kasih sayang, perhatian, dorongan, baik dalam bentuk moril maupun materi dan tak pernah lelah berdoa demi kelancaran penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. iii 10. Serta kakak tercinta, Nita Oktarina dan ketiga adik tercinta, Muhammad Fajar Kurniawan, Muhammad Fikri Kurniawan dan Fanny Annisa Putri, terimakasih sudah menghibur penulis dengan canda dan tawanya dirumah ketika penulis sedang merasa stress dalam proses pengerjaan skripsi. 11. Sahabat sepermainan penulis, Anis Alviany, Ida Farida, Ulfa Karina, N. Ayu Ratu Emira, Vikra Rahmalia, Putik Delima, Elsa Oktavia Widiyanti. Terimakasih telah memberikan semangat ketika penulis sedang menyusun skripsi ini, terimakasih juga sudah menjadi teman untuk share mengenai kesulitan yang penulis hadapi dalam menyusun skripsi ini. 12. Sahabat seperjuangan KPI E angkatan 2011 Widya Ramadhani, Wulantari, Putri Aulia Nurbani, Fatma Hidayani, terimakasih atas banyaknya kenangan, motivasi, dan inspirasi yang telah diberikan kepada penulis selama masa kuliah hingga masa penulisan skripsi. 13. Adik-adik di kampus Gabbyla Annisa, Ismi Kamila dan Syaviera Denna terimakasih telah membantu penulis dalam menyebar angket penelitian ini. 14. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Jakarta, Juni 2016 Rifka Oktavia iv DAFTAR ISI ABSTRAK .......................................................................................................... i KATA PENGANTAR .......................................................................................ii DAFTAR ISI ......................................................................................................v DAFTAR TABEL ...............................................................................................viii DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................1 B. Batasan dan Rumusan Masalah .................................................6 1. Batasan Masalah ...................................................................6 2. Rumusan Masalah ................................................................6 C. Tujuan dan Manfaat ..................................................................7 1. Tujuan Penelitian ..................................................................7 2. Manfaat Penelitian ................................................................7 D. Tinjauan Pustaka .......................................................................8 E. Sistematika Penulisan ...............................................................9 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Respon .......................................................................................11 B. Macam-Macam Respon ............................................................12 C. Teori S-O-R ...............................................................................15 D. Komunikasi ...............................................................................18 E. Komunikasi Visual ....................................................................22 F. Perokok .....................................................................................23 G. Tahap Perilaku Merokok ...........................................................25 H. Akibat Merokok ........................................................................26 I. Merokok Dalam Islam...............................................................27 J. Pesan Bahaya Merokok Pada Kemasan Rokok ........................29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian .................................................................35 B. Pendekatan Penelitian ...............................................................35 C. Jenis Penelitian ..........................................................................35 D. Metode Penelitian......................................................................36 E. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................36 F. Subjek dan Objek Penelitian .....................................................37 G. Populasi dan Sampel .................................................................37 1. Populasi ................................................................................37 2. Sampel ..................................................................................40 H. Variabel Penelitian ....................................................................42 I. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional .........................42 J. Hipotesis Penelitian...................................................................45 K. Metode Pengumpulan Data .......................................................46 1. Data Primer (Primary Data).................................................46 2. Data Sekunder (Secondary Data) .........................................46 L. Blue Print ..................................................................................47 M. Uji Instrumen ............................................................................50 v 1. Uji Validitas Data .................................................................50 2. Uji Reliabilitas Data .............................................................50 N. Teknik Analisis Data .................................................................51 1. Mean .....................................................................................51 2. Standard Deviasi...................................................................52 3. Chi Kuadrat ..........................................................................52 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Lokasi Penelitian .......................................................................54 B. Sejarah Singkat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi 54 C. Visi dan Misi .............................................................................57 D. Sejarah pimpinan (dekan) FIDIKOM .......................................58 E. Profil Program Studi .................................................................58 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan Uji Instrumen.........................................................64 B. Rekapitulasi Validitas dan Reabilitas Instrumen ......................64 1. Validitas Respon Kognitif ....................................................64 2. Uji Reliabilitas ......................................................................66 C. Hasil dan Pembahasan ..............................................................67 1. Deskripsi Data Responden Penelitian ..................................67 2. Analisis Skor Responden......................................................67 3. Analisis Hasil Penelitian ......................................................78 a. Jawaban Rumusan Masalah a ........................................78 b. Jawaban Rumusan Masalah b .......................................82 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ...............................................................................84 B. Saran .........................................................................................85 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................86 LAMPIRAN vi DAFTAR TABEL Tabel 1 Tabel 2 Table 3 Table 4 Table 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 19 Jumlah Perokok Aktif Usia 15 Tahun Ke atas di Indonesia ..........4 Jumlah Kelas FIDIKOM UIN Jakarta ...........................................38 Populasi Mahasiswa FIDIKOM UIN Jakarta ................................39 Populasi Mahasiswa Perokok FIDIKOM UIN Jakarta ..................39 Data Responden .............................................................................41 Blue Print Respon Kognitif Terhadap Pesan .................................47 Blue Print Respon Afektif Terhadap Pesan ...................................48 Blue Print Respon Konatif Terhadap Pesan ..................................49 Skala Likert ....................................................................................51 Uji Validitas Respon Kognitif .......................................................65 Koefisien Reliabilitas .....................................................................66 Data Responden .............................................................................67 Respon Kognitif Mahasiswa FIDIKOM UIN terhadap pesan bahaya merokok pada kemasan rokok ...........................................68 Respon Afektif Mahasiswa FIDIKOM UIN terhadap pesan bahaya merokok pada kemasan rokok ...........................................71 Respon Konatif Mahasiswa FIDIKOM UIN terhadap pesan bahaya merokok pada kemasan rokok ...........................................74 Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Responden .......................................79 Rekapitulasi Standard Deviasi dan Rata-Rata Respon ..................79 Rekapitulasi Respon Mahasiswa Terhadap Pesan Bahaya Merokok Pada Kemasan Rokok ....................................................80 Chi Square Respon.........................................................................82 vii DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5 Gambar Peringatan Merokok Sebabkan Kanker Mulut ..............32 Gambar Peringatan Merokok Sebabkan Kanker Tenggorokan ...33 Gambar Peringatan Merokok Sebabkan Kanker Paru-Paru Dan Bronkitis Kronis ...................................................................33 Gambar peringatan merokok dekat anak berbahaya bagi mereka .................................................................................34 Gambar peringatan merokok membunuhmu ...............................34 viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merokok merupakan suatu kegiatan yang sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia baik itu dilakukan oleh orang dewasa maupun anak remaja sekalipun. Padahal, peringatan tentang bahaya merokok sudah jelas dan bahkan mudah ditemui di tempat-tempat umum seperti pada rekmale jalan dengan besar terpampang menyebutkan bahaya merokok seperti serangan jantung, impoten dan gangguan kehamilan. Berdasarkan data dari Badan Konsumsi Tembakau di dunia yang dilansir oleh www.kompasiana.com bahwa Indonesia menempati posisi ke tiga dengan jumlah perokok terbanyak di bawah Cina dan India.1 Dengan jumlah 65 juta penduduk sebagai perokok aktif dan 270 Miliar batang rokok dibakar setiap tahun. Kemudian penelitian lain dilakukan oleh Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), menempatkan Indonesia dalam posisi ke dua jumlah pria perokok terbesar di dunia dengan 57% dibawah Timor Leste.2 Selain itu, di Indonesia merokok juga masih menjadi pro kontra di dalam masyarakat khususnya di dalam Islam, apakah rokok tersebut mubah atau haram, mengenai pro kontra tersebut Muhammadiyah sebagai salah satu 1 Effendi, “Indonesia Peringkat Tiga Indonesia,” diakses pada, Minggu, 26 April 2015 Pukul 16:15 http://sosbud.kompasiana.com/2014/09/11/indonesia-peringkat-3-di-dunia678501.html 2 Cheta Nilawaty, “Perokok Pria Indonesia Terbanyak Ke-2 di Dunia,” diakses pada , Minggu, 26-April-2015 pukul 16:24 http://www.tempo.co/read/news/2014/01/09/060543467/ Perokok-Pria-Indonesia-Terbanyak-ke-2-di-Dunia 1 2 organsasi Islam terbesar di Indonesia mengeluarkan fatwa bahwa merokok hukumnya haram.3 Sementara pendapat lain datang dari NU yang berpendapat bahwa hukum merokok adalah mubah atau makruh.4 Fakta ditemukannya begitu banyak perokok di Indonesia tentunya sangat mengkhawatirkan. Melihat banyaknya kandungan bahan berbahaya dalam satu batang rokok. Dimana setiap satu batang rokok yang di bakar mengeluarkan banyak zat berbahaya diantaranya, Karbon monoksida yang menyebabkan terhalangnya penyediaan oksigen ke tubuh. Hal tersebut membuat perokok cepat lelah. Tar, zat ini akan mengendap di paru-paru anda dan berdampak negatif pada kinerja paru-paru serta nikotin merupakan komponen yang dapat menimbulkan ketergantungan atau kecanduan.5 Efek yang lebih membahayakan lagi, rokok tidak hanya menyerang mereka yang menjadi perokok aktif, namun orang-orang yang berada di sekitar perokok aktif (yang di sebut perokok pasif) tidak luput dari efek bahaya merokok. Beberapa waktu lalu, Ike Wijayanti (37 Tahun), yang muncul di iklan layanan masyarakat bagian lehernya bolong karena terkena penyakit kanker pita suara. Padahal Ibu Ike tersebut bukan seorang perokok. Ibu Ike bisa terjangkit kanker pita suara karena terlalu sering berada di sekitar perokok aktif ditempat ia bekerja sehingga ia sering terpapar asap rokok yang menimbulkan penyakit kanker pita suara tersebut. 3 Hukum Konsumsi Tembakau, http://www.fatwatarjih.com/2011/12/hukum-konsumsitembakau-merokok.html diakses pada, Rabu, 14-Juni-2016 pukul 23:52 4 PBNU Tidak Sepakat Fatwa Haram Rokok Muhammadiyah, http://www.nu.or.id/post/read/22939/pbnu-tak-sepakat-fatwa-haram-rokok-muhammadiyah diakses pada Rabu, 15-Juni-2016 pukul 24:37 5 Tjandra Yoga Aditama, Rokok dan Kesehatan (Jakarta: Universitas Indonesia, 1992), h. 19-21. 3 Melihat dampak yang tidak baik akibat rokok, pemerintah tidak tinggal diam begitu saja. Selain mengeluarkan iklan layanan masyarakat tersebut, sebelumnya pemerintah juga sudah mengeluarkan beberapa kebijakan berupa Undang-Undang maupun Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang rokok atau tembakau. Seperti UU No. 32 Tahun 2010 misalnya, Undang-Undang ini berisi tentang kebijakan publik dilarang merokok di tempat umum, tempat kerja, tempat proses belajar mengajar, tempat pelayanan kesehatan, area kegiatan anak-anak, tempat ibadah dan angkutan umum. Kebijakan lain dari pemerintah selanjutnya adalah Peraturan Pemerintah No. 19 tahu 2003 pasal 8 tentang diharuskannya produsen rokok meletakkan pesan bahaya merokok berupa tulisan “MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN” pada salah satu sisi kemasan rokok. Selanjutnya, pada tanggal 24 Juni 20014 lalu, PP No. 19 tahun 2003 pasal 8 tersebut digantikan dengan peraturan baru yaitu, PP No. 109 tahun 2012 pasal 17, tentang gambar peringatan dicantumkan pada bagian atas Kemasan sisi lebar bagian depan dan belakang masing-masing seluas 40% (empat puluh persen), diawali dengan kata “Peringatan” dengan menggunakan huruf berwarna putih dengan dasar hitam, harus dicetak dengan jelas dan mencolok, baik sebagian atau seluruhnya. Gambar peringatan pada bungkus rokok harus dicetak berwarna. Jenis huruf harus menggunakan huruf Arial Bold dengan ukuran font 10 (sepuluh) atau proporsional dengan 4 kemasan, tulisan warna putih di atas latar belakang hitam. Gambar dan tulisan peringatan kesehatan tidak boleh tertutup oleh apapun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Gambar yang dimaksudkan pada PP no 109 tahun 2013 adalah berupa 5 model gambar yakni, gambar kanker mulut, gambar perokok dengan asap yang membentuk tengkorak, gambar kanker tenggorokan, gambar orang merokok dengan anak didekatnya dan gambar paru-paru menghitam karena kanker. Penentuan gambar ini merupakan pilihan masyarakat yang cara pemilihannya dilakukan oleh Kemenkes dibantu dengan pihak Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indoesia (FKMUI) dengan sistem survei, masyarakat memilih gambar dari 16 gambar yang tersedia kemudian terpilih lah 5 gambar yang dipilih paling banyak oleh masyarakat. Upaya-upaya sebelumnya yang dilakukan pemerintah tampaknya tidak terlalu memberikan hasil yang baik. Karena, dilihat dari jumlah perokok dari tahun ke tahun yang semakin meningkat. Menurut data yang diperoleh dari litbang kemenkes seperti tertera pada Tabel 1. jumlah perokok aktif usia 15 tahun ke atas di Indonesia. 6 Tabel 1. Jumlah Perokok Aktif Usia 15 Tahun Ke atas di Indonesia Tahun 1995 2001 2007 2010 2011 6 Presentase 27,2% 31,8% 34,2% 34,7% 36,3% Tjandra Yoga Aditama, “Data Rokok” dikses pada Sabtu, 25 April 2015 Pukul 19:02 http://www.litbang.depkes.go.id/berita-data-rokok. 5 Melihat jumlah perokok yang semakin tahun semakin meningkat sementara peraturan terkait tentang rokok juga terus diperbaharui namun tidak memberikan hasil yang baik, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana respon perokok aktif terhadap peraturan pemerintah yang baru ini ( PP No. 109 tahun 2012) mengenai pesan peringatan bergambar yang ada pada kemasan rokok. Sementara Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai lembaga pendidikan menerapkan kawasan pendidikan yang bebas rokok. Hal tersebut disampaikan pada kode etik mahasiswa bab VII pasal 26 mengenai bentuk-bentuk sanksi, dan sanksi bagi mahasiswa yang terbukti melanggar/merokok dikenakan sanksi membayar denda sebesar Rp. 50.000,-.7 Selain tertera pada kode etik, larangan dan sanksi tersebut juga sudah disosialisasikan kepada mahasiswa lewat banner yang dipasang di fakultas. Meskipun banner tersebut sudah diletakkan dihampir setiap lantai namun kenyatannya masih dapat ditemukannya mahasiswa yang merokok di area fakultas khususnya di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, penulis mengambil judul “Respon Perokok Aktif Terhadap Pesan Bahaya Merokok Pada Kemasan Rokok (Survei Pada Mahasiswa FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)” 7 Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2012-2013, (Jakarta: Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012), h.322 dan 325. 6 B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Pada penelitian ini, penulis memberikan batasan permasalahan yang akan dipaparkan dengan tujuan agar terhindar dari terjadinya perluasan materi yang akan dibahas dan mengingat keterbatasan penulis dalam hal ilmu pengetahuan, waktu, dana, tenaga serta demi terfokusnya penelitian. Maka penulis perlu untuk memberikan batasan masalah yaitu, pada subyek penelitian, peneliti hanya mengambil sampel mahasiswa FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta laki-laki angkatan 2013, 2014, 2015 dan merupakan perokok aktif. Sedangkan pada objek penelitian, penulis hanya membatasi pesan bahaya merokok yang terdapat pada kemasan rokok saja. 2. Rumusan Masalah Dalam batasan masalah yang sudah dibuat, maka peneliti merumuskan masalah: a. Bagaimana respon kognitif, afektif dan konatif mahasiswa FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap pesan bahaya merokok pada kemasan rokok? b. Apakah terdapat perbedaan respon yang signifikan antara mahasiswa perokok aktif organisasi dengan mahasiswa perokok dalam organisasi? tidak aktif 7 C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini dapat menjawab sesuai dengan rumusan masalah yaitu: a. Untuk mengetahui bagaimana respon kognitif, afektif, konatif mahasiswa FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap pesan bahaya merokok pada kemasan rokok. b. Untuk mengetahui bagaimana perbedaan respon yang signifikan antara mahasiswa perokok aktif organisasi dengan mahasiswa perokok tidak aktif dalam organisasi terhadap pesan bahaya merokok pada kemasan rokok. 2. Manfaat Penelitian a. Secara Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah dan referensi bagi pengembangan ilmu komunikasi khususnya jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, melalui kajian Respon Perokok Aktif Terhadap Pesan Bahaya Meokok Pada Kemasan Rokok (Survei kepada mahasiswa FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). b. Secara Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai bagaimana Respon Perokok Aktif Terhadap Pesan Bahaya Meokok 8 Pada Kemasan Rokok (Survei kepada mahasiswa FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). D. Tinjauan Pustaka 1. Respon Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syahid Jakarta Terhadap Rubrik Tajuk Rencana Republika. Dera Mugni – 104051101936 UIN Jakarta, Jurnalistik 2011. Penelitian di atas meneliti bagaimana respon mahasiswa FIDIKOM terhadap rubrik tajuk rencama Republika. Yang membedakan antara skripsi di atas dengan skripsi yang penulis buat adalah terletak pada objek penelitiannya. Pada skripsi di atas yang menjadi objek adalah rubrik tajuk rencana pada media massa Republika, sedangkan objek pada skripsi ini adalah pesan bahaya merokok pada kemasan rokok. Alasan penulis menjadikan skripsi di atas menjadi tinjauan pustaka adalah karena penulis menggunakan analisis yang sama dengan skripsi tersebut, yaitu menggunakan uji chi square untuk melihat hubungan antara keaktifan dalam organisasi dengan respon. Sehingga peneliti menggunakan skripsi di atas untuk rujukan dalam uji chi square. 2. Respon Warga Binaan Terhadap Dakwah Yayasan Media Amal Islami Dalam Membina Keluarga Pemulung Di Lebak Bulus Jakarta Selatan. Samsul Arif - 109052000026 UIN Jakarta, Bimbingan Penyuluhan Islam 2013. 9 Penelitian milik Samsul Arif meneliti mengenai respon warga binaan terhadap dakwah yayasan media amal Islami. Jika melihat skripsi tersebut tidak ada kesamaan dari segi subjek maupun objek. Alasan penulis menggunakan skripsi ini sebagai tinjauan pustaka adalah, karena dalam skripsi ini dalam melihat bagaimana respon dari warga binaan menggunakan analisis pengolahan data dengan mengelompokan skor responden menjadi kategori tinggi sedang rendah dengan menggunakan rumus persamaan nilai tengah. Hal yang sama juga dilakukan oleh peneliti sehingga peneliti menggunakan skirpsi ini sebagai tinjauan pustaka untuk melihat bagaimana panduan dalam mengelompokkan skor responden. E. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pembatasan skripsi ini, secara sistematis penulisannya dibagi kedalam; BAB I PENDAHULUAN Meliputi latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN TEORITIS Meliputi teori-teori yang berhubungan dengan isi skripsi sebagai dasar pemikiran untuk membahas permasalahan dalam penelitian skripsi, yaitu: teori S-O-R, teori tentang respon, macam-macam respon, dan pesan bahaya merokok pada kemasan rokok. 10 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Meliputi pendekatan penelitian, penentuan lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, sumber data, subjek dan objek penelitian, hipotesis penelitan, definisi operasional, variabel penelitian, metode analisis data. BAB IV GAMBARAN UMUM Meliputi gambaran umum tentang Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. BAB V HASIL PENELITIAN Hasil penelitian berupa temuan dan analisis berupa hasil penelitian yang telah diteliti. BAB VI PENUTUP Berupa kesimpulan dan saran dari peneliti yang telah dilakukan serta lampiran-lampiran sebagai bahan pelengkap. BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Respon Respon berasal dari kata response yang berarti jawaban, balasan, atau tanggapan (reaction).1 Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia bahwa respon adalah tanggapan, reaksi atau jawaban terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi.2 Dalam kamus psikologi, pengertian respon adalah satu jawaban, khususnya satu jawaban bagi pertanyaan tes atau satu kuesioner.3 Pengertian respon menurut Agus Sujanto dalam buku Psikologi Umum adalah “gambaran pengamatan yang tinggal dikesadaran kita sesudah mengamati.”4 Respon dalam pengertian Agus Sujanto adalah kesan yang dipahami oleh seseorag setelah ia mengamati suatu hal atau setelah ia mendapatkan informasi baru. Berdasarkan pengertian di atas, penulis mengartikan bahwa respon adalah tanggapan atau jawaban dari seseorang terhadap suatu peristiwa yang telah diamati. 1 Jhon. M. Echoles dan Hassan Shadily, Kamus Bahasa Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 2003), cet. Ke-27, h. 481. 2 Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), edisi ke-3, h. 585. 3 J.P Chaplin penerjemah Kartini Kartono, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004), h. 432. 4 Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 31. 11 12 B. Macam-Macam Respon Berdasarkan Steve M. Chaffe dalam buku Jalaludin Rachmat respon dapat dibagi menjadi tiga yaitu5: 1. Kognitif, yang dimaksud dengan respon kognitif adalah respon yang berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya perubahan terhadap apa yang dipahami oleh khalayak. Indikator untuk respon kognitif menurut Taksonomi Bloom adalah:6 a. Pengetahuan Pengetahuan adalah kemampun yang paling rendah tetapi paling dasar dalam kawasan kognitif. Kemampuan untuk mengetahui adalah kemampuan untuk mengenal atau mengingat kembali sesuatu objek. b. Pemahaman Pemahaman adalah kemampuan untuk memahami segala pengetahuan yang dimiliki. Pemahaman berada satu tingkat diatas pengetahuan, kemampuan memahami dapat juga disebut dengan istilah mengerti. c. Penerapan Penerapan ialah kemampuan untuk menggunakan konsep, prinsip, prosedur atau teori tertentu pada situasi tertentu. 5 Jalaludin Rachmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 6 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 218-219. 298. 13 d. Analisa Ditingkat analisis seseorang mampu memecahkan informasi yang kompleks menjadi bagian-bagian kecil dan mengaitkan informasi dengan informasi lain. e. Sintesa Kemampuan untuk membuat satu kesatuan pola baru. f. Evaluasi Evaluasi adalah kemampuan menilai sesuatu berdasarkan norma, acuan dan kriteria. 2. Afektif, yang dimaksud dengan respon afektif adalah respon yang berhubungan dengan emosi dan sikap. Respon ini timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak. Indikator untuk respon afektif menurut Taksonomi Bloom adalah:7 a. Penerimaan Penerimaan adalah seseorang peka terhadap suatu rangsangan dan kesediaan untuk memperhatikan suatu rangsangan itu. b. Partisipasi (Responding) Partisipasi adalah tingkat yang mencakup kerelaan dan kesediaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Hal ini ditandai dengan memberikan reaksi kepada rangsangan yang ada. 7 299. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 14 c. Penilaian atau Penentuan Sikap (Valuing) Kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu. Ditandai dengan mulai dibentuk suatu sikap, menerima, menolak atau mengabaikan. d. Organisasi Kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Misalnya, menempatkan nilai pada suatu skala nilai dan dijadikan pedoman dalam bertindak secara bertanggung jawab. e. Pembentukan pola hidup (Karakterisasi) Kemampuan untuk menghayati nilai kehidupan, sehingga menjadi milik pribadi (internalisasi) menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri. 3. Konatif, yang dimaksud dengan respon konatif adalah respon yang berhubungan dengan perilaku nyata yang dapat diamati yang meliputi tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku. Indikator untuk respon konatif menurut Taksonomi Bloom adalah:8 a. Persepsi Kemampuan untuk menggunakan isyarat-isyarat sensoris dalam memandu aktivitas motorik. b. Kesiapan Kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam memulai suatu gerakan. 8 300. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 15 c. Gerakan Terbimbing (Guided Response) Kemampuan untuk melakukan suatu gerakan sesuai dengan contoh yang diberikan. d. Reaksi natural Kemampuan melakukan gerakan tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan karena sudah dilatih secukupnya. e. Reaksi yang kompleks Kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap dengan lancar, tepat dan efisien. f. Adaptasi Kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerakan dengan persyaratan khusus yang berlaku. g. Kreativitas Kemampuan untuk melahirkan pola gerakan baru atas dasar prakarsa atau inisiatif sendiri. C. Teori S-O-R Teori S-O-R merupakan singkatan dari teori Stimulus – Organism – Response. Teori ini semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi teori komunikasi juga tidak mengherankan, karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.9 9 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), h. 254. 16 Menurut stimulus respon ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus.10 Yang menjadi stimulus dalam penelitian ini adalah pesan peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok berupa gambar. Dari stimulus tersebut komunikan dalam hal ini pemerintah dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu, efek juga merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu. Dengan demikian seseorang dapat menjelaskan suatu kaitan erat antara pesanpesan media dan reaksi audience. Dalam buku Burhan Bungi dikatakan bahwa menurut McQuail elemenelemen utama dari teori ini adalah: 1. Pesan (stimulus, S) 2. Komunikan (organism, O) 3. Efek (Response, R) Menurut Hovland, Janis, dan Kelley dalam menelaah sikap yang baru ada tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu: perhatian, pengertian dan penerimaan. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengelolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.11 10 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, h. 254. Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, h. 254-255. 11 17 Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus atau pesan yang menerpa benar-benar melebihi semula.12 Dalam penelitian ini stimulus yang menerpa adalah melebihi semula yaitu pada awalnya pesan peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok hanya berupa tulisan “MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN” Kemudian diubah menjadi pesan peringatan berupa gambargambar penyakit yang dapat diderita oleh perokok beserta tulisan peringatan dengan bahasa yang lebih tegas. Selain itu, Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar mengatakan bahwa, model ini menunjukkan komunikasi sebagai proses aksi dan rekasi yang sangat sederhana. Model ini mengansumsikan bahwa kata-kata verbal (lisan-tulisan), isyarat-isyarat nonverbal, gambargambar, dan tindakan-tindakan tertentu akan merangsang orang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Proses ini bersifat timbalbalik dan mempunyai banyak efek. Setiap efek dapat mengubah tindakan komunikasi (communication act) berikutnya.13 Dapat dijabarkan disini yang merupakan stimulus adalah pesan peringatan bahaya meroko pada kemasan rokok berupa gambar. Organism dalam penelitian ini adalah perokok (dipersempit menjadi perokok mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta. Sedangkan efek (respon) dalam penelitian ini adalah respon perokok setelah melihat pesan peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok berupa gambar. 12 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, h. 255. Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 144. 13 18 D. Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio yang berarti sama, sama disini maksudnya adalah sama makna.14 Lebih luasnya lagi Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Dinamika Komunikasi memberikan pengertian komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media.15 Sedangkan menurut Lasswell dalam konsep komunikasinya mengatakan bahwa komunikasi merupakan suatu proses yang menjelaskan (Who says what? In wich channel? To whom? and With what effect?) atau Siapa berkata apa? Mengatakan apa? Melalui saluran apa? Kepada siapa? dan Dengan akibat atau hasil apa?16 Penjelasan definisi komunikasi tersebut mencakup setidaknya lima unsur yaitu: 1. Komunikator (communicator, source, sender) Komunikator adalah pihak yang berinisiatif atau memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber bisa seseorang, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan Negara. Untuk menyampaikan apa yang dimaksud, sumber harus merubah pikiran yang dimaksud kedalam seperangkat simbol verbal atau non verbal yang dapat dipahami oleh penerima pesan. 14 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h. 9. Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 1992), h.5. 16 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h. 10. 15 19 2. Pesan (Message) Pesan merupakan suatu informasi yang akan dikirim kepada penerima pesan, yang merupakan buah pikiran dan perasaan pengirim pesan.17 Pesan juga dapat diartikan seperangkat lambang bermakna yang disampaikam komunikator kepada komunikan.18 Sedangkan pengertian pesan menurut Dominick adalah produk fisik aktual yang telah dienkoding sumber.19 Enkoding sendiri adalah proses yang terjadi di otak untuk menghasilkan pesan, sedangkan hasil dari proses enkoding yang dapat dirasakan dan diterima oleh indra adalah pesan.20 Menurut penjelasan diatas pesan dapat diartikan suatu informasi yang akan dikirmkan kepada penerima pesan berupa seperangkat lambang yang telah dienkoding sumber. Pesan terbagi atas dua jenis yakni : a. Pesan Verbal, yang termasuk didalam pesan verbal adalah bahasa lisan dan bahasa tulisan. b. Pesan Non verbal, yang termasuk didalam pesan non verba adalah suara, mimik dan gerak gerik lazimnya digolongkan kedalam pasan non verbal.21 Klasifikasi pesan non verbal seperti pada buku Psikologi Komunikasi terdiri atas empat, yakni22: 17 Suranto AW, Komunikasi Interpersonal, h.7. Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h. 18. 19 Morissan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 19. 20 Morissan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa, h. 20. 21 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 17. 22 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008), h. 18 289. 20 (1) Pesan Kinestik adalah pesan yang menggunakan gerakan tubuh yang terdiri dari tiga komponen utama: pesan fasial, pesan gestural dan pesan postural. (2) Pesan Proksemik adalah pesan yang disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. (3) Pesan Artifaktual adalah pesan yang diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian-pakaian dan kosmetik. (4) Pesan Paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan cara mengucapkan pesan verbal. Suatu pesan verbal yang sama akan memiliki makna yang berbeda bila diucapkan dengan cara yang berbeda. Menurut Wilbur Schram dalam buku Ilmu, Teori dan filsafat komunikasi oleh Onong Uchjana Effendy menyatakan bahwa komunikasi akan memperoleh hasil yang efektif bila pesan disampaikan dengan memenuhi empat syarat: a. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian komunikan. b. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pegalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti. c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut. 21 d. Pesan harus memberi jalan untuk mengatasi kebutuhan tersebut, yang sesuai dengan situasi dan kondisi kelompok dimana si penerimanya (khalayak sasaran) itu berada.23 Menurut H.A.W Widjaya dalam bukunya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat pesan komunikasi harus bersifat: a. Informatif, yakni memberikan keterangan-keterangan dan kemudian komunikan dapat mengambil kesimpulan sendiri b. Persuasif, yakni dengan bujukan untuk membangkitkan pengertian dan kesadaran seseorang bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan rupa pendapat atau sikap sehingga ada perubahan, namun perubahan ini adalah kehendak sendiri c. Koersif, yakni dengan menggunakan sanksi-sanksi. Bentuknya terkenal dengan agitasi, yakni dengan penekanan-penekanan yang menimbulkan tekanan batin diantara sesamanya dan pada kalangan publik.24 3. Media (Channel, Media) Media adalah alat yang digunakan untuk berkomunikasi agar hasil komunikasi dapat mencapai sasaran yang lebih banyak dan luas. Media sendiri ada yang bersifat nirmasa seperti telepon, Hp dan lainnya, selain bersifat nirmasa ada juga yang bersifat media massa yaitu Televisi, Koran, Radio, dan Film.25 23 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 41. H.A.W Widjaya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), h. 15. 25 H.A.W Widjaya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, h. 14. 24 22 4. Komunikan (Communicant, Communicate, Receiver, Recipient) Komunikan adalah orang yang menerima pesan, istilah lain dari komunika adalah Decoder. Dalam menerima pesan, decoder memiliki sifat decoding, yaitu suatu usaha komunikan dalam menafsirkan pesan yang disampaikan oleh komunikator.26 5. Efek (Effect, Impact Influence) Efek menunjukkan sebuah perubahan yang dapat diamati dan diukur dari penerima yang disebabkan oleh elemen-elemen dari proses komunikasi yang bisa diidentifikasikan.27 E. Komunikasi Visual Seperti yang sudah dikemukakan sebelumnya bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media. Pada kemasan rokok, komunikasi yang terjadi adalah komunikasi tidak langsung atau komunikasi melalui media, media yang digunakan adalah kemasan rokok itu sendiri. Komunikasi visual adalah suatu disiplin ilmu yang bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf serta komunikasi warna serta layout (tata letak atau perwajahan) dengan 26 27 Roudhonah, Ilmu Komunikasi (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), h. 46. John Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 25. 23 demikian gagsan bisa diterima oleh orang atau kelompok yang menjadi sasaran penerima pesan.28 Komunikasi visual menurut penulis adalah, penyampaian pesan melalui media berupa gagasan secara visual (bentuk gambar) dengan menggunakan elemen grafis seperti bentuk dan gambar maupun tata letak.sehingga gagasan bisa diterima oleh orang atau kelompok. Karena pesan bahaya merokok pada kemasan rokok berupa gambar, maka penyampaian pesan melalui gambar tersebut termasuk dalam komunikasi visual. F. Perokok Halim Danusantoso dalam bukunya Rokok dan Perokok menyatakan bahwa tipe perokok terbagi atas dua yakni perokok aktif dan perokok pasif. Perokok akif yaitu mereka yang secara aktif membakar dan menghisap rokok kemudia menghembuskan asapnya keluar sehingga terhisap oleh mereka yang tidak merokok (perokok pasif). Perokok pasif yaitu mereka yang sebenarnya tidak merokok namun karena ada orang lain di dekatnya merokok maka yang tidak merokok pun terpaksa harus ikut juga menghirup asap rokok.29 Sedangkan Silvan dan Tomkins dalam Lestari menyatakan bawa ada empat tipe perilaku merokok berdasarkan Management of affect theory yaitu: 1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok seseorang merasakan penambahan rasa yang positif. Green dalam Psychological Factor in Smoking, 1978 menambahkan ada 3 sub tipe ini : 28 Andi Kusrianto, Pengantar Desain Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Andi Publisher, 2007), h. 2. 29 Halim Danusantoso, Rokok dan Perokok (Jakarta: Arcan, 1991), h. 14. 24 a. Pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan. b. Stimulation to pick them up, Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan. c. Pleasure of handling the cigarette, Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa. Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau sedangkan untuk menghisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa menit saja. Atau perokok lebih senang berlama-lama untuk memainkan rokoknya dengan jari-jarinya lama sebelum ia nyalakan dengan api. 2. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak. 3. Perilaku merokok yang adiktif. Oleh Green disebut sebagai psychological Addiction. Mereka yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah membeli rokok, walau tengah malam sekalipun, karena ia khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap saat ia menginginkannya. 25 4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena benar-benar sudah menjadi kebiasaannya rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang tipe ini merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis, seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Ia menghidupkan api rokoknya bila rokok yang terdahulu telah benar-benar habis.30 G. Tahap Perilaku Merokok Seperti yang diungkapkan oleh Leventhal dan Clearly dalam Komalsari dan Helmi, bahwa terdapat 4 tahap dalam perilaku merokok shingga menjadi perokok, yaitu: Tahap Preparatory 1. Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat, atau dari hasil bacaan. Hal-hal ini menimbukan minat untuk merokok. 2. Tahap Initiation Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan meneruskan ataukah tidak terhadap perilaku merokok. 3. Tahap Becoming A Smoker Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak 4 batang per hari maka mempunyai kecenderungan menjadi perokok. 30 Ita Dwi Lestari, “Pengaruh Status Ekonomi Orang Tua Terhadap Perilaku Merokok Anak Di Smk Averus Jakarta Selatan,” (Skripsi S1, fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2014), h. 15. 26 4. Tahap Maintenance Of Smoking Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara pengarturan diri (self-regulating). Merokok dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan.31 H. Akibat Merokok Rokok pada dasarnya merupakan pabrik kimia, karena pada satu batang rokok yang dibakar akan mengeluarkan 4000 bahan kimia seperti nikotin, gas karbon monoksida, nitrogen oksida, hydrogen cyanide, ammonia, acrolein, methanol dan lainnya.32 Secara garis besar, rokok terdiri dari tiga komponen utama yaitu nikotin, gas karbon monoksida (CO) dan tar.33 Tar merupakan komponen yang mengandung bahan karsinogen (pemicu kanker).34 Nikotin merupakan komponen yang dapat menimbulkan ketergantungan atau kecanduan. Nikotin pada prinsipnya akan mengakibatkn pembuluh darah menyempit dengan cepat, sehingga organ-organ tubuh seperti otak dan jantung akan kekurangan oksigen. Sedangkan gas CO pada prinsipnya akan menghambat pengangkutan oksigen oleh sel darah merah dari paru-paru ke organ tubuh lain. Tjandra Yoga Aditama dalam bukunya Merokok dan Kesehatan mengatatakan bahwa, pada laporan WHO menyebutkan beberapa penyakit yang berhubungan dengan kebiasaan merokok yaitu, kanker paru, bronkhitis 31 Dian Komalsari dan Avin F. Helmi, Faktor – faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja. Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada. 32 Tjandra Yoga Aditama, Rokok dan Kesehatan (Jakarta: Universitas Indonesia, 1992), h. 22-23. 33 Halim Danusabtoso, Rokok dan Perokok (Jakarta: Arcan, 1990), h. 9. 34 Tjandra Yoga Aditama, Tuberkuosis Rokok & Perempuan (Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2006), h. 30. 27 kronik dan emfisema (penyakit pada paru), penyakit kardiovaskuler (penyakit yang melibatkan fungsi jantung dan pembulu darah), ulkus peptikum, kanker mulut/tenggorokan/kerongkogan, penyakit pembuluh darah otak dan gangguan janin dalam kandungan.35 Sedangkan Hammond dan Horn dalam Yoga Aditama membagi antara hubungan antara penyakit dan kebiasaan merokok sebagai berikut: a) Hubungan erat luar biasa mengakibatkan kanker paru, kanker tenggorokan, kanker kerongkogan dan uklus peptikum (penyakit pada lambung bagian dalam). b) Hubungan sangat erat mengakibatkan pneumonia, ulkus duodenum, aneurisma aorta. c) Hubungan erat mengakibatkan, penyakit jantung koroner. d) Hubungan sedang mengakibatkan penyakit pembuluh darah otak.36 I. Merokok Dalam Islam Berbicara merokok dalam Islam, sebenarnya tidak ada ayat atau dalil yang membahas khusus mengenai rokok karena pada zaham Rasulullah belum ada istilah rokok tersebut. Karena tidak disebutkannya ayat khusus mengenai rokok dalam al-Qur’an maupun hadist, maka penulis akan membahas rokok dalam Islam berdasarkan pendapat dari beberapa organisasi besar dalam Islam, khususnya di Indonesia. Di Indonesia sendiri rokok masih menjadi pro kontra di dalam masyarakat apakah rokok tersebut mubah atau haram. Salah satunya adalah Muhammadiyah dan NU yang memiliki pandangan berbeda mengenai rokok. 35 36 Tjandra Yoga Aditama, Tuberkuosis Rokok & Perempuan, h. 20. Tjandra Yoga Aditama, Rokok dan Kesehatan, h. 19-21. 28 Muhammadiyah sebagai salah satu dari organisasi terbesar di Indonesia berpendapat bahwa merokok adalah haram. Salah satu alasan Muhammadiyah berpendapat bahwa merokok itu haram adalah berdasar pada bahwa merokok mengandung unsur menjatuhkan diri ke dalam kebinasaan dan bahkan merupakan perbuatan bunuh diri secara perlahan sehingga hal tersebut bertentangan dalam islam.37 Sepeti tertera para surat Al-Baqarah ayat 195. Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al-Baqarah: 195) Alasan lain dari Muhammadiyah mengharamkan rokok adalah karena rokok membahayakan diri sendiri dan orang lain yang terkena paparan asap rokok dan rokok adalah zat adiktif yang berbahaya sebagaimana telah disepakati oleh para ahli medis.38 Pandangan berbeda datang dari NU yang menyatakan bahwa merokok hukumnya mubah atau makruh, tidak sampai haram. Alasannya karena 37 Hukum Konsumsi Tembakau, http://www.fatwatarjih.com/2011/12/hukum-konsumsitembakau-merokok.html diakses pada, Rabu, 14-Juni-2016 pukul 23:52. 38 Hukum Konsumsi Tembakau, http://www.fatwatarjih.com/2011/12/hukum-konsumsitembakau-merokok.html diakses pada, Rabu, 14-Juni-2016 pukul 23:52. 29 merokok belum sampai merusak, tidak sampai tingkatan itu, juga tidak sampai memabukkan dan mematikan.39 Sementara Majelis Ulama Indonesia atau MUI pada tahun 2009 lalu mengeluarkan fatwa bahwa rokok “dilarang” antara haram dan makruh.40 Makna haram disini adalah, merokok hukumnya haram di tempat umum, haram bagi anak-anak dan haram bagi wanita hamil. J. Pesan Bahaya Merokok Pada Kemasan Rokok Pengertian rokok menurut PP No 109 tahun 2012 adalah salah satu produk tembakau yang dimaksud untuk dibakar dan dihisap dan atau dihirup asapnya termasuk rokok keretek, rokok cerutu, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Sedangkan menurut Mangku Sitepoe dalam bukunya Kekhususan Rokok Indonesia rokok adalah, hasil olahan tembakau terbungkus yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Di dalam bukunya Rokok dan Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama mengatakan bahwa mencantumkan bahaya merokok pada setiap bungkus rokok dianggap perlu karena untuk memberikan kesempatan kepada calon pembeli untuk menimbang-nimbang, apakah ia akan membeli barang yang 39 PBNU Tidak Sepakat Fatwa Haram Rokok Muhammadiyah, http://www.nu.or.id/post/read/22939/pbnu-tak-sepakat-fatwa-haram-rokok-muhammadiyah diakses pada Rabu, 15-Juni-2016 pukul 24:37 40 Fatwa MUI, Rokok Hukumnya Makruh dan Haram http://kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=81811www.metrotvnews.com diakses pada Minggu, 26-April-2015 pukul 16:44 30 jelas-jelas tertulis berbahaya bagi kesehatan dirinya atau tidak. Pemerintah sendiri juga sudah menerapkan peraturan bahwa dalam kemasan rokok harus disertakan himbauan bahaya merokok serta penyakit yang diakibatkannya. Peraturan tersebut tertulis di dalam peraturan pemerintah no 109 tahun 2012 pasal 17. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 109 tahun 2012 pasal 17. Kementerian Kesehatan sudah mensosialisasikan pesan peringatan bahaya merokok baru, yakni pesan berupa gambar yang harus dicantumkan pada setiap kemasan rokok. Peraturan ini mulai diberlakuka pada 24-Juni-2014 lalu. Peraturan yang mengharuskan mencantumkan pesan bahaya merokok berupa gambar ini menggantikan Peraturan Pemerintah No. 19 tahu 2003 pasal 8 point 2 terdahulu yang mengharuskan produsen rokok meletakkan pesan bahaya merokok berupa tulisan “MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN” pada salahsatu sisi kemasan rokok. Pada Peraturan Pemerintah no 109 taun 2012, gambar yang harus diletakkan pada kedua sisi kemasa rokok tersebut terdiri dari lima jenis, yakni gambar kanker mulut, kanker tenggorokan, kanker paru-paru dan bronkitis akut, gambar merokok membahayakan anak (ilustrasi bapak menggendong anak sambil merokok) dan merokok membunuhmu (ilustrasi orang merokok di sampingnya terdapat satu pasang tengkorak). Berikut ini adalah lampiran isi Peraturan Pemerintah No 109 tahun 2012 pasal 17.41 41 Peraturan Pemerintah nomer 109 tahun 2012, diakses pada , Selasa, 15-Maret-2016 pukul 20:55 http://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/173643/PP1092012.pdf 31 1. Gambar dan tulisan peringatan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dicantumkan pada setiap Kemasan terkecil dan Kemasan lebih besar Produk Tembakau. 2. Setiap Kemasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencantumkan 1 (satu) jenis gambar dan tulisan peringatan kesehatan. 3. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi Rokok klobot, Rokok klembak menyan, dan cerutu Kemasan batangan. 4. Pencantuman gambar dan tulisan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Dicantumkan pada bagian atas Kemasan sisi lebar bagian depan dan belakang masing-masing seluas 40% (empat puluh persen), diawali dengan kata “Peringatan” dengan menggunakan huruf berwarna putih dengan dasar hitam, harus dicetak dengan jelas dan mencolok, baik sebagian atau seluruhnya; b. Gambar sebagaimana dimaksud pada huruf (a) harus dicetak berwarna dan c. Jenis huruf harus menggunakan huruf arial bold dan font 10 (sepuluh) atau proporsional dengan kemasan, tulisan warna putih di atas latar belakang hitam. 5. Gambar dan tulisan peringatan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak boleh tertutup oleh apapun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kementrerian Kesehatan memutuskan kelima gambar tersebut sebagai visualisasi bahaya merokok berdasarkan survei yang telah 32 dilakukan sebelumnya. Penentuan gambar ini merupakan pilihan masyarakat yang cara pemilihannya dilakukan oleh Kemenkes dibantu dengan pihak Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indoesia (FKMUI) dengan sistem survei, masyarakat memilih gambar dari 16 gambar yang telah disediakan kemudian terpilih 5 gambar yang dipilih paling banyak oleh masyarakat tersebut. Berikut ini adalah lima gambar yang harus disertakan pada bagian depan dan belakang kemasan rokok. 1. Gambar kanker mulut dengan tulisan “MEROKOK SEBABKAN KANKER MULUT” Gambar 1. Gambar Peringatan Merokok Sebabkan Kanker Mulut Sumber: http//www.indonesiabebasrokok.org 33 2. Gambar kanker tenggorokan dengan tulisan “MEROKOK SEBABKAN KANKER TENGGOROKAN” Gambar 2. Gambar Peringatan Merokok Sebabkan Kanker Tenggorokan Sumber: http//www.indonesiabebasrokok.org 3. Gambar kanker paru-paru dan bronkitis akut dengan tulisan “MEROKOK SEBABKAN KANKER PARU-ARU DAN BRONKITIS KRONIS” Gambar 3. Gambar Peringatan Merokok Sebabkan Kanker Paru-Paru Dan Bronkitis Kronis Sumber: http//www.indonesiabebasrokok.org 34 4. Gambar merokok membahayakan anak (ilustrasi bapak menggendong anak sambil merokok) dengan tulisan “MEROKOK DEKAT ANAK BERBAHAYA BAGI MEREKA” Gambar 4. Gambar Peringatan Merokok Dekat Anak Berbahaya Bagi Mereka Sumber: http//www.indonesiabebasrokok.org 5. Gambar merokok membunuhu (ilustrasi orang merokok di sampingnya terdapat satu pasang tengkorak) dengan tulisan “MEROKOK MEMBUNUHMU” Gambar 5. Gambar Peringatan Merokok Membunuhmu Sumber: http//www.indonesiabebasrokok.org BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma post-positivisme. Paradigma ialah cara pandang seseorang ilmuwan tentang sisi strategis yang paling menentukan nilai sebuah disiplin ilmu pengetahuan itu sendiri.1 Paradigma post-positivisme yaitu suatu pandangan bahwa ilmu hanya dapat diperoleh melalui fenomena yang empiris, dapat diamati dan diukur serta diuji dengan metode ilmiah.2 B. Pendekatan Penelitian Untuk melakukan penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. Karena pendekatan kuantitatif dapat menghasilkan data yang akurat setelah perhitungan untuk menghasilkan hasil kuantitatif yang tepat.3 C. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu.4 1 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2005), h. 24. 2 Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa, (Jakarta: Raja Grafindo, 2012), Cet.Ke-1, h. 27. 3 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2009), h. 37. 4 Rakhmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), Cet. Ke-5, h. 67. 35 36 D. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei. Survei adalah metode penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Dalam survei proses pengumpulan dan analisis data sosial bersifat sangat terstruktur dan mendetail melalui kuesioner sebagai instrumen utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah responden yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik.5 E. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Alasan peneliti memilih lokasi penelitian tersebut berdasarkan atas pertimbangan berikut: 1. Lokasi penelitian yang strategis dan mudah dijangkau oleh peneliti, serta peneliti sedang mengambil studi di tempat penelitian. 2. Masih dapat ditemukan mahasiswa yang merokok di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi walaupun sudah terdapat larangan merokok di area kampus. Sedangkan waktu penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2015 sampai Juni 2016. 5 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 59. 37 F. Subjek dan Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah sekelompok yang dapat memberikan informasi, yaitu Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah respon mahasiswa FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap pesan bahaya merokok pada kemasan rokok. G. Populasi dan Sampel Populasi 1. Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.6 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh Mahasiswa laki-laki perokok aktif Fakultas Ilmu Dawah dan Ilmu Komununikasi UIN Jakarta tahun angkatan 2013, 2014 dan 2015. Alasan penulis hanya mengambil populasi laki-laki dan tidak menyertakan populasi perempuan adalah karena jumlah perokok laki-laki dan perokok perempuan tidak imbang, sehingga peneliti hanya mengambil populasi laki-laki saja. Dalam mengetahui jumlah pasti populasi mahasiswa FIDIKOM UIN Jakarta, yang penulis lakukan adalah meminta data dari Tata Usaha (TU) Fakultas. Sementara dalam mengetahui jumlah populasi perokok aktif yang penulis lakukan adalah, menanyakan kepada satu orang 6 99. Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. Ke-4, h. 38 populasi dari setiap kelasnya dan memberikan absen kelas lalu meminta orang yang terkait menanyakan teman kelasnya siapa saja yang merokok. Tabel 2. Jumlah Kelas FIDIKOM UIN Jakarta JUMLAH KELAS TAHUN ANGKATAN KPI Jurnalistik KeSos BPI MD PMI 2013 5 2 2 2 3 1 2014 5 2 2 2 3 1 2015 5 2 2 2 3 1 JUMLAH JUMLAH 15 15 15 45 Berdasarkan pada tabel 2, diketahui bahwa kelas KPI angkatan 2013 sebanyak 5 kelas Jurnalistik angkatan 2013 sebanyak 2 kelas, KeSos angkatan 2013 sebanyak 2 kelas, BPI angkatan 2013 sebanyak 2 kelas, MD angkatan 2013 sebanyak 3 kelas dan PMI angkatan 2013 sebanyak 1 kelas. Sementara kelas KPI angkatan 2014 sebanyak 5 kelas Jurnalistik angkatan 2014 sebanyak 2 kelas, KeSos angkatan 2014 sebanyak 2 kelas, BPI angkatan 2014 sebanyak 2 kelas, MD angkatan 2014 sebanyak 3 kelas dan PMI angkatan 2014 sebanyak 1 kelas. Sedangkan kelas KPI angkatan 2015 sebanyak 5 kelas Jurnalistik angkatan 2015 sebanyak 2 kelas, KeSos angkatan 2015 sebanyak 2 kelas, BPI angkatan 2015 sebanyak 2 kelas, MD angkatan 2015 sebanyak 3 kelas dan PMI angkatan 2015 sebanyak 1 kelas. Sehingga total kelas dari angkatan 2013, 2014 dan 2015 adalah sebanyak 45 kelas. Sehingga jumlah mahasiswa yang penulis temui untuk mengetahui jumlah perokok tiap kelasnya sebanyak 45 orang. 39 Tabel 3. Populasi Mahasiswa FIDIKOM UIN Jakarta Angkatan 2013 2014 2015 Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan 255 270 173 330 221 310 Jumlah 525 503 531 Berdasarkan tabel 3 jumlah populasi mahasiswa FIDIKOM UIN Jakarta tahun angkatan 2013 adalah sebanyak 525 orang dengan jumlah laki-laki sebanyak 255 orang dan perempuan sebanyak 270 orang. Jumlah populasi mahasiswa FIDIKOM UIN Jakarta tahun angkatan 2014 adalah sebanyak 503 orang dengan jumlah laki-laki sebanyak 173 dan perempuan sebanyak 330 orang. Jumlah populasi mahasiswa FIDIKOM UIN Jakarta tahun angkatan 2015 adalah sebanyak 531 orang dengan jumlah laki-laki sebanyak 221 orang dan perempuan sebanyak 310 orang. Tabel 4. Populasi Mahasiswa Perokok FIDIKOM UIN Jakarta Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Jurnalistik Kesejahteraan Sosial Bimbingan Penyuluhan Islam Manajemen Dakwah Pengembangan Masyarakat Islam Jumlah 2013 27 11 20 20 21 12 111 Angkatan 2014 25 8 12 12 13 6 76 Jumlah 2015 28 11 12 10 20 4 85 80 30 44 42 54 22 272 Berdasarkan tabel 4, jumlah populasi mahasiswa perokok tahun angkatan 2013 sebanyak 111 orang, tahun ajaran 2014 sebanyak 76 orang dan tahun ajaran 2015 sebanyak 85 orang. 40 2. Sampel Sampel penelitian adalah, sebagian dari populasi yang harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya.7 Sehingga yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari Mahasiswa laki-laki perokok aktif Fakultas Ilmu Dawah dan Ilmu Komununikasi UIN Jakarta tahun angkatan 2013, 2014 dan 2015 sebanyak 162 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitain ini adalah teknik nonprobability sampling karena dalam memilih sampel, penulis memilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Dari teknik nonprpbability sampling tersebut penulis menggunakan Purpousive Sampling yaitu penarikan sampel yang ditetapkan berdasarkan karakteristik atas elemen populasi dan target yang disesuaikan dengan tujuan masalah penelitian.8 Karakteristik untuk menjadi sampel dalam penelitian ini adalah: 1. Merupakan mahasiswa laki-laki regular aktif Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. 2. Merupakan mahasiswa angkata 2013 atau 2014 atau 2015. 3. Merupakan perokok aktif. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan rumus solvin sebagai berikut9: 7 Masri Mansoer dan Elin Driana, Statistik Sosial, (Jakarta: Ushul Press, 2009), h. 24. Masri Mansoer dan Elin Driana,Statistik Sosial, (Jakarta: Ushul Press, 2009), h.35. 9 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h.150. 8 41 Dimana: n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi e = Persentase ketidak telitia Table 5. Data Responden Angkatan Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Jurnalistik Kesejahteraan Sosial Bimbingan Penyuluhan Islam Manajemen Dakwah Pengembangan Masyarakat Islam Jumlah 2013 2014 2015 27 11 20 20 21 12 25 8 12 12 13 6 28 11 12 10 20 4 80 30 44 42 54 22 48 18 26 25 32 13 Jumlah 272 162 Berdasarkan Table 5 diketahui jumlah mahasiswa laki – laki perokok Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Angkatan 2013-2015 adalah 272 orang. Berdasarkan rumus solvin, jumlah sampel yang diperoleh untuk penelitian ini dengan nilai presentase ketidak telitian 5% adalah sebagai berikut: n= 272 1+272.(5%)² n= 272 1+272.(0,05)² n= 272 1+272.(0,0025) = 161,90 = 162 42 Maka jumlah sampel yang dibulatkan adalah menjadi 162 orang. Sampel yang akan diambil dari populasi menggunakan teknik purposive sampling. Rincian pengambilan sampel untuk masing masing jurusan adalah untuk KPI dari total populasi perokok 80 orang diambil sampel sebanyak, 48 orang, Jurnalistik dari total populasi perokok 30 orang diambil sampel sebanyak 18 orang, KesSos dari roral populasi perokok 44 orang diambil sampel sebanyak 26 orang, BPI dari total populasi perokok 42 orang diambil sampel sebanyak 25 orang, MD dari total populasi perokok 54 orang diambil sampel sebanyak 32 orang dan untuk PMI dari total populasi perokok 22 orang diambil sampel sebanyak 13 orang. H. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat satu variabel, yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah respon mahasiswa FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap pesan bahaya merokok pada kemasan rokok. I. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional Respon adalah tanggapan atau jawaban dari seseorang terhadap suatu peristiwa yang telah diamati. respon terbagi atas tiga yaitu: 1. Respon Kognitif Respon yang berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya perubahan terhadap apa yang dipahami oleh khalayak. Indikator: 43 a. Mahasiswa mengetahui gambar dan kalimat apa saja yang terdapat pada kemasan rokok serta letak pesan gambar pada kemasan rokok. b. Mahasiswa memahami maksud dari gambar pada kemasan rokok. c. Pada penerapan, mahasiswa dapat menanamkan pengetahuan dan pemahaman akan bahaya merokok pada pada diri sendiri. d. Analisa, mahasiswa dapat menganalisa pesan bahaya merokok pada kemasan rokok berdasarkan pemahamannya e. Pada evalusi, mahasiswa dapat mengevaluasi pesan bahaya merokok pada kemasan rokok apakah sesuai dengan pemahaman mereka atau tidak. 2. Respon Afektif Respon afektif adalah respon yang berhubungan dengan emosi dan sikap. Respon ini timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak. Indikator: a. Pada penerimaan, mahasiswa peka terhadap pesan bahaya merokok pada kemasan rokok. b. Partisipasi, mahasiswa rela memperhatikan pesan pada kemasan rokok. c. Pada penilaian atau penentuan sikap, mahasiswa membentuk sikap menerima atau menolak pesan bahaya merokok pada kemasan rokok. d. Pada organisasi, mahasiswa membentuk nilai yang mereka anut apabila mereka setuju dengan pesan bahaya merokok maka mereka 44 akan mulai merasa merokok mebahayakan dan mengurangi konsumsi rook, begitu juga sebaliknya apabila mereka menolak. 3. Respon Konatif Respon konatif adalah respon yang berhubungan dengan perilaku nyata yang dapat diamati yang meliputi tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku Indikator: a. Persepsi, mahasiswa dapat berhenti atau terus merokok sesuai dengan kepekaan mereka pada tahap afektif b. Kesiapan, mahasiswa siap untuk berhenti merokok c. Pada Guided Response mahasiswa dapat menjalankan apa yang terdapat pada kemasan rokok seperti tidak merokok dekat dengan anak kecil d. Adaptasi, makasiswa mampu mengadakan perubahan pada dirinya 4. Pesan Pesan adalah suatu informasi yang akan dikirmkan kepada penerima pesan berupa seperangkat lambang yang telah dienkoding sumber. Menurut Wilbur Schram dalam buku Ilmu, Teori dan filsafat komunikasi oleh Onong Uchjana Effendy menyatakan bahwa komunikasi akan memperoleh hasil yang efektif bila pesan disampaikan dengan memenuhi empat syarat: a. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian komunikan. Indikator: 45 1) Pesan dibuat sekreatif mungkin. 2) Pesan disampaikan dengan cara yang menarik. 3) Pesan dapat menarik perhatian perokok. e. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti. Indikator: 1) Pesan dapat dimengerti oleh penerima pesan. f. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut. Indikator: 1) Penerima pesan merasa bahwa pesan penting untuk dirinya. g. Pesan harus memberi jalan untuk mengatasi kebutuhan tersebut, yang sesuai dengan situasi dan kondisi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki. Indikator: 1) Pesan dapat membuat penerima pesan melakukan tindakan perubahan dalam dirinya. J. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah pendapat atau pernyataan yang masih belum tentu kebenarannya, masih harus diuji lebih dulu dan karenanya bersifat sementara atau dugaan awal.10 Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 10 Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikas, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 28. 46 H0 = Tidak terdapat hubungan antara keaktifan dalam oranisasi dengan respon mahasiswa terhadap pesan bahaya merok pada kemasan rokok. Ha = Terdapat hubungan antara keaktifan dalam oranisasi dengan respon mahasiswa terhadap pesan bahaya merok pada kemasan rokok. K. Metode Pengumpulan Data 1. Data Primer (Primary Data) Data primer adalah data yang dihimpun secara langsung dari sumber dan diolah sendiri oleh peneliti. Data primer dapat berbentuk opini subjek secara individual atau kelompok.11 Adapun data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang langsung diisi oleh responden dan wawancara, metode wawancara penulis lakukan pada tahap awal penelitian untuk mengetahui jumlah perokok dari masing-masing kelas dengan cara mewawancarai salah satu populasi untuk mengetahui ada berapa jumlah perokok setiap kelas kemudian dijumlah berdasarkan jurusan dan angkatan. Angket adalah suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan cara memberikan daftar pertanyaan tersebut kepada responden.12 2. Data Sekunder (Secondary Data) Data sekunder adalah data penelitia yang diperoleh secara tidak Langsung atau melalui media perantara (dihasilkan pihak lain) atau digunakan oleh lembaga lainnya yang bukan merupakan pengolahnya, 11 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 138. 12 Jialiansyah Noor, Metodelogi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya Ilmiah, (Kencana Prenadamedia Group, 2011), h. 139. 47 tetapi dapat dimanfaatkan dalam suatu penelitian tertentu.13 Data sekunder dalam penelitian ini berupa kepustakaan seperti, buku, dokumen, artikel, jurnal, internet, dan lain sebagainya. L. Blue Print Tabel 6. Blue Print Respon Kognitif Terhadap Pesan NO 1 2 3 NO 1 NO 1 NO 1 13 1 . Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian komunikan Pesan dibuat sekreatif mungkin Pesan disampaikan dengan cara yang menarik Pesan dapat menarik perhatian perokok 2 . Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga samasama mengerti pesan dapat dimengerti oleh penerima pesan 3 . Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut Penerima pesan merasa bahwa pesan penting untuk dirinya 4. Pesan harus memberi jalan untuk mengatasi kebutuan tersebut, yang sesuai dengan situasi dan kondisi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki Pesan dapat membuat penerima pesan melakukan tindakan perubahan dalam dirinya Item Jumlah Favorable Un Favorable 2, 3 - 2 5, 6 - 2 1, 4 - 2 Item Favorable Un Favorable 7, 8, 9, 10, 11, 12 - Jumlah 6 Item Jumlah Favorable Un Favorable 13, 14 - 2 Favorable Un Favorable Jumlah 15 - 2 Item Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h.138. 48 Tabel 7. Blue Print Respon Afektif Terhadap Pesan NO 1 2 3 NO 1 NO 1 NO 1 1 . Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian komunikan Pesan dibuat sekretif mungkin Pesan disampaikan dengan cara yang menarik Pesan dapat menarik perhatian perokok 2 . Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga samasama mengerti pesan dapat dimengerti oleh penerima pesan 3 . Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut Penerima pesan merasa bahwa pesan penting untuk dirinya 4. Pesan harus memberi jalan untuk mengatasi kebutuan tersebut, yang sesuai dengan situasi dan kondisi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki Pesan dapat membuat penerima pesan melakukan tindakan perubahan dalam dirinya Item Jumlah Favorable Un Favorable 17, 18 - 2 20, 21 - 2 16, 19 - 1 Item Favorable Un Favorable 23, 24, 25, 26, 27 22 Jumlah 6 Item Jumlah Favorable Un Favorable 28, 29 - 2 Favorable Un Favorable Jumlah 30 - 1 Item 49 Tabel 8. Blue Print Respon Konatif Terhadap Pesan NO 1 2 3 NO 1 NO 1 NO 1 1 . Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian komunikan Pesan dibuat sekretif mungkin Pesan disampaikan dengan cara yang menarik Pesan dapat menarik perhatian perokok 2 . Pesan harus menggunakan lambanglambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga samasama mengerti pesan dapat dimengerti oleh penerima pesan 3 . Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut Penerima pesan merasa bahwa pesan penting untuk dirinya 4. Pesan harus memberi jalan untuk mengatasi kebutuan tersebut, yang sesuai dengan situasi dan kondisi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki Pesan dapat membuat penerima pesan melakukan tindakan perubahan dalam dirinya Item Jumlah Favorable Un Favorable 32 35 33 36 2 2 31 34 2 Item Favorable Un Favorable 38, 39, 40, 41, 42 37 Jumlah 6 Item Jumlah Favorable Un Favorable 43 44 2 Favorable Un Favorable Jumlah 45 - 1 Jumlah 45 Item 50 M. Uji Instrumen Uji Validitas Data 1. Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu instrumen. Suatu intrumen dikatakan valid jika pernyataan pada angket mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh angket tersebut. Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pernyataan pada angket yang harus dibuang atau diganti karena dianggap tidak relevan. Item Instrumen dianggap valid jika r hitung > r table dengan n = 30 dengan taraf signifikan 5% yaitu 0,361.14 Pada uji validitas ini, peneliti menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007. 2. Uji Reliabilitas Data Uji Reliabilitas mengandung arti bahwa alat ukur tersebut stabil (tidak berubah-ubah), dapat diandalkan (dependable) dan tetap/ajeg (consisten). Menurut Arikunto, reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diuji berkali-kali.15 Jika hasil dari cronbach alpha > 0,60 maka data tersebut mempunyai reliabilitas kurang baik, sedangkan cronbach alpha > 0,7 dapat diterima, dan cronbach alpha > 0,8 adalah baik.16 Pada uji reliabilitas penulis menggunakan bantuan SPSS 20 for Windows release. 14 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&Di, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 333. 15 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 171. 16 Duwi Prayitno, 5 Jam Belajar Olahan Data dengan SPSS 17 (Yogyakarta: CV. Andi offset, 2009) h.172. 51 N. Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan proses untuk menyederhanakan suatu data dalam bentuk yang lebih sederhana dan mudah untuk digambarkan atau diinterpretasikan. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif untuk dapat mengukur respon perokok aktif terhadap pesan bahaya merokok pada kemasan rokok. Dalam mengukur data yang akan diambil dari responden, peneliti menggunakan skala pengukuran likert. Skala likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu. Tabel 9. Skala Likert 1. No Alternatif Jawaban Positif Negatif 1 2 3 4 5 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 Mean Mean adalah nilai rata-rata dari beberapa data. Mean diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh nilai dari data yang ada kemudian dibagi dengan banyaknya data. Adapun rumus mean untuk data berkelompok ialah17: ̅ ∑ Keterangan: ̅ 17 = Rata-rata W. Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto, Statistika Untuk Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 25. 52 fi.xi = Jumlah perkalian antara jumlah data sampel dengan tanda kelas fi = Frekuensi Pengamatan Mengingat banyaknya jumlah data, dalam menghitung mean penulis menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007. Standard Deviasi 2. Standard deviasi merupakan suatu nilai yang menunjukkan tingkat (derajat) variasi kelompok data atau ukuran standard penyimpangan.18 Rumus standar deviasi adalah: ∑ SD = √ SD = Standar Deviasi X2 = Adalah jumlah deviasi dari rata-rata kuadrat N = Jumlah individu Mengingat banyaknya jumlah data, dalam menghitung Standard Deviasi penulis menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007. 3. Chi Kuadrat Chi Kuadrat satu sampel adalah teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif bila dalam populasi terdiri dari dua atau lebih kelas, data berbentuk nominalnya bersampel besar. Dalam skripsi ini chi kuadrat digunakan untuk mencari ada atau tidaknya perbedaan respon antara mahasiwa perokok yang aktif organisasi dengan 18 Riduwan, Pengantar Statistik Sosial, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 123. 53 mahasiswa perokok yang tidak aktif dalam organisasi. Rumus chi kuadrat adalah:19 ═ ∑ = Chi Kuadrat Fo ═ Frekuensi observasi Fh ═ Frekuensi harapan Dasar pengabilan keputusan dari chi kuadrat adalah:20 Jika Chi Squarehitung < Chi Squaretabel maka H0 diterima Jika Chi Squarehitung > Chi Squaretabel maka H0 ditolak Dimana H0 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara keaktifan dalam organisasi terhadap respon mahasiswa. Pada uji Chi Kuadrat, penulis menggunakan bantuan SPSS20 for Windows Release. 19 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tasito, 2002) h, 273. Singgih Santoso, Statistik Nonparametrik Konsep dan Aplikasi dengan SPSS, (Jakarta: PT. Gramedia Jakarta,2010), h. 102. 20 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi, yang terletak di kampus satu Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang beralamatkan di Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412. B. Sejarah Singkat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Berdirinya Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dimulai berdasarkan SK Menteri Agama RI No. 66 Tahun 1962 tanggal 5 November 1962 Fakultas Ushuluddin IAIN Cabang Jakarta dinyatakan resmi dibuka dengan hanya memiliki satu Jurusan, yaitu Jurusan Dakwah. Jurusan Dakwah Fakultas Ushuluddin ini merupakan cikal bakal dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Jurusan ini mengeluarkan alumninya pertama kali pada tahun 1968.1 Pada tahun 1990, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta meresmikan berdirinya Fakultas Dakwah. Fakultas ini mulai menerima mahasiswa pada tahun akademik 1990/1991. Pada saat pertama kali dibuka, Fakultas Dakwah memiliki satu Jurusan, yaitu Jurusan Penerangan dan Penyiaran Agama (PPA). Setahun kemudian, tepatnya pada tahun 1992-1993, Fakultas Dakwah membuka Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Masyarakat (BPM). Kemudian pada tahun akademik 1994-1995, Jurusan ini berubah nama menjadi Jurusan 1 Tim penyusun, Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2012, (Jakarta: Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 174. 54 55 Bimbingan dan Penyuluhan Agama (BPA). Pada tahun akademik 1996-1997, kembali terjadi perubahan nama, yaitu PPA berubah menjadi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) sedangkan BPA berubah menjadi Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI).2 Pada tahun akademik 1997-1998, Fakultas Dakwah membuka Jurusan Manajemen Dakwah (MD). Jurusan ini dimaksudkan sebagai bentuk perhatian IAIN sebagai lembaga pendidikan tinggi terhadap lemahnya manajemen lembaga-lembaga dan aktivitas dakwah di Indonesia. Manajemen yang tidak efektif seringkali menjadi kendala dalam aktifitas dakwah. Setahun kemudian, tepatnya pada tahun akademik 1998-1999, Fakultas Dakwah membuka Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI). Pembukaan Jurusan ini didasarkan kepada keinginan untuk mengembangkan da’wah bil al-hal pada tataran konsep dan implementasi. Pada tahun yang sama, Fakultas Dakwah juga membuka Program Non Reguler (Program Ekstensi) Program Studi KPI untuk memfasilitasi calon mahasiswa yang karena berbagai alasan tidak dapat mengikuti kliah di pagi hari dan hanya satu Jurusan yaitu KPI.3 Legalitas program studi Fakultas Dakwah adalah Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam (Dirjen Binbaga sekarang Dirjen Pendidikan Islam) No. E/48/1999 tanggal 25 Pebruari 1999. 2 Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 174. 3 Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 174. 56 Dengan demikian, Fakultas Dakwah terdiri dari 4 (empat) program studi, yaitu KPI, BPI, MD, dan PMI.4 Semakin besarnya tuntutan kebutuhan terhadap sarjana-sarjana Muslim yang memiliki kemampuan dalam menangani masalah-masalah sosial, sejalan dengan dengan semakin banyaknya problematika sosial seperti kemiskinan, anak jalanan, narkoba, bencana alam, konflik etnik dan agama pada tahun 2003 -2004 Fakultas Dakwah dan Komunikasi membuka Konsentrasi Kesejahteraan Sosial (Kessos) di bawah Jurusan PMI. Pembukaan Konsentrasi Kessos mendapatkan dukungan dari “IAIN Indonesia Social Equity Project” (IISEP). Projek ini merupakan kerjasama beberapa lembaga yaitu IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Departemen Agama (Depag), Canadian Development Agency (CIDA), dan McGill University, Kanada.5 Pada tahun akademik 2004-2005, sejalan dengan semakin besarnya minat calon mahasiswa KPI, khususnya untuk bidang komunikasi dan media massa, Fakultas Dakwah dan Komunikasi membuka Konsentrasi Jurnalistik yang berada dibawah Jurusan KPI. Konsentrasi Jurnalistik dimaksudkan untuk mencetak jurnalis Muslim yang melayani media massa Islam yang semakin besar jumlahnya.6 Pada tahun 2002, Presiden RI menerbitkan Keppres No. 31 Tahun 2002 tanggal 20 Mei 2002 tentang perubahan IAIN Syarif Hidayatullah 4 Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 175. 5 Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 175. 6 Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 175. 57 Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Perubahan kelembagaan ini diikuti pula dengan perubahan nama-nama Fakultas di lingkungan UIN Jakarta. Berdasarkan SK tersebut Fakultas Dakwah secara resmi menjadi Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Kemudian pada tahun 2009 Fakultas Dakwah dan Komunikasi berubah nama menjadi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, hal ini mempertegas bahwa Fakultas ini mengemban amanat untuk mengembangkan dua rumpun keilmuan yaitu Keilmuan Dakwah dan Keilmuan Komunikasi.7 C. Visi dan Misi Visi Fakultas Dakwah dan Komunikasi adalah: “Menjadikan Fakultas Dakwah dan Komunikasi sebagai pusat keunggulan dalam kajian ilmu-ilmu dakwah, pengembangan masyarakat islam, dan komunikasi kontemporer.” Misi Fakultas Dakwah dan Komunikasi adalah:8 1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang berkualitas dan mumpuni dalam ilmu dakwah dan ilmu komunikasi. 2. Melakukan penelitian yang berkualitas dalam rangka pengembangan ilmu dakwah dan ilmu komunikasi, dan mempublikasikannya, baik nasional, regional, dan internasional. 3. Melakukan pengabdian kepada masyarakat secara konsisten dan berkesinambungan dalam rangka mengamalkan ilmu dakwah dan ilmu komunikasi. 4. Mengembangkan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa. 7 Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 175. 8 Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 176. 58 5. Melakukan secara aktif kerjasama yang produktif dengan lembaga dan instansi terkait, baik dalam maupun luar negeri untuk kepentingan pengembangan dakwah dan masyarakat islam. 6. Melakukan pembinaan akhlak mulia, kreatifitas, dan life skill mahasiswa agar dapat menjadi tauladan dan berprestasi di tengah masyarakat. 7. Menjalin silaturahmi secara intensif dengan alumni dan wali mahasiswa untuk membangun kejayaan Fakultas.9 D. Sejarah pimpinan (dekan) FIDIKOM Berikut adalah beberapa nama-nama yang pernah menjadi pimpinan (dekan) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yaitu:10 1. Prof. Dr. H.R. Husnul Aqib Suminto (1990 – 1993) 2. Prof. Dr. H. Muh. Ardani (1994 – 1996 dan 1996 – 1997) 3. Prof. Dr. H. M. Yunan Yusuf, MA (1997 – 2000 dan 2000 – 2005) 4. Dr. H. Murodi, MA (2005 – 2009) 5. Dr. H. Arief Subhan, MA (2009 – 20013 dan 2013 – sekarang) E. Profil Program Studi a. Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) bertujuan menghasilkanoutput sarjana yang memiliki keahlian dalam bidang komunikasi dan penyiaran Islam, cakap dalam bidang ilmu dakwah dan ilmu komunikasi, mampu mengkomunikasikan nilai-nilai/ ajaran Islam 9 Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 176. 10 Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 175-176. 59 dalam konteks perkembangan dunia modern, dan mampu memanfaatkan media-media komunikasi modern sebagai media dakwah Islam.11 Alumni Program Studi KPI sampai dengan 2010 sebanyak 1.565 orang sarjana. Mereka tersebar luas dan terlibat aktif dalam kegiatankegiatan keislaman di berbagai tempat, di dalam dan luar negeri. Mereka terserap di berbagai instansi dan profesi, seperti PNS, penyiar/presenter radio dan Tv, wartawan media cetak dan elektronik, muballigh/muballighat, dosen dan guru, pimpinan lembaga pendidikan Islam pesantren dan madrasah, LSM, dan partai politik. Lulusan KPI memiliki gelar akademik Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I).12 b. Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) bertujuan menyiapkan ilmuwan dakwah yang bermoral tinggi serta memiliki keterampilan dalam memberikan bimbingan dan penyuluhan agama Islam, baik dalam keluarga maupun masyarakat Muslim secara professional.13 Menurut data yang ada, alumni BPI tersebar di berbagai wilayah, baik di dalam maupun luar negeri, antara lain Jakarta dan sekitarnya, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Timor Timur, Malaysia, dan Thailand. Mereka bekerja dalam berbagai intansi dan menggeluti profesi yang berkaitan dengan bimbingan dan 11 Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 176. 12 Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 177. 13 Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 179. 60 penyuluhan. Namun, tidak sedikit diantara mereka juga menggeluti profesi-profesi yang berkaitan dengan bimbingan dan penyuluhan. Antara lain mereka bekerja sebagai tenaga penyuluh atau konselor di lembaga pendidikan, rumah sakit, pusat-pusat rehabilitasi, dan LSM. Gelar akademik Program Studi BPI adalah Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I). Program Studi BPI telah terakreditasi BAN-PR dengan nilai B.14 c. Program Studi Manajemen Dakwah (MD) Program Studi Manajemen Dakwah (MD) bertujuan menyiapkan ilmuwan dakwah yang bermoral tinggi serta memiliki keterampilan sebagai manajer dalam mengelola lembaga-lembaga dakwah dan kemasyarakatan dengan pendekatan manajemen secara professional.15 Lulusan Program Studi Manajemen Dakwah memiliki bidang garap yang luas, yaitu lembaga-lembaga keislaman, dari mulai pesantren dan madrasah, masjid, majelis taklim, lemabag-lembaga keuangan syari’ah, OPZ (Organisasi Pengelola Zakat), penyelenggara ibadah haji, dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM). Gelar kesarjanaan alumni Program Studi Manajemen Dakwah adalah Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I). Program Studi ini telah terakreditasi BAN-PT dengan nilai A.16 14 Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 179. 15 Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 182. 16 Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 182. 61 d. Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) bertujuan menyiapkan ilmuwan dakwah yang bermoral tinggi serta memiliki keterampilan sebagai pekerja sosial (social worker) dan pengembangan komunitas (community development) dalam mendorong pertumbuhan keluarga dan masyarakat secara professional.17 Lulusan Program Studi PMI diproyeksikan memiliki keterampilan di bidang pengembangan masyarakat Islam. Mereka akan bekerja bersama masyarakat melalui lembaga-lembaga pengembangan masyarakat, baik yang diprakarsai oleh negara seperti Kementrian Sosial dan dinas-dinas sosial di bawahnya maupun lembaga-lembaga nirlaba yang muncul dari kalangan masyarakat sendiri atau lembaga swadaya masyarakat (LSM).18 Menurut data yang ada, para alumni PMI tersebar di lembagalembaga pemerintah dan non-pemerintah (LSM). Mereka menangani masalah-masalah sosial masyarakat misalnya musibah nasional, bencana alam, dan juga terlibat aktif dalam proses pembangunan dan perubahan sosial dengan berbasis nilai-nilai keislaman. Alumni program studi ini memiliki gelar Sajana Sosial Islam (S.Sos). Program Studi ini telah terakreditasi BAN-PT dengan nilai A.19 17 Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 184. 18 Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 184. 19 Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 185. 62 e. Konsentrasi Jurnalistik Sejarah Konsentrasi Jurnalistik tidak dapat dipisahkan dari Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI). Secara legal, Konsentrasi Jurnalistik berada di bawah Program Studi Komunikasi dan Penyiaran islam (KPI). Pembukaan Konsentrasi Jurnalistik tidak dapat dilepaskan dari suasana kebebasan pers di Indonesia setelah reformasi politik. Situasi tersebut mendorong kemunculan sejumlah media massa baru di Indonesia, baik cetak maupun elektronik (radio dan televisi). Hal ini mendorong meningkatnya jumlah calon mahasiswa yang ingin menekuni ilmu jurnalistik jenjang S1. Penting ditegaskan bahwa sejalan dengan cita-cita UIN untuk integrasi ilmu, Konsentrasi Jurnalistik ingin mengembangkan sebuah model jurnalistik Islami.20 Sarjana lulusan Konsentrasi Jurnalistik memiliki keterampilan jurnalistik yang terintegrasi ilmu-ilmu keislaman sehingga akan menjadi seorang jurnalis Muslim yang professional dan berkualitas. Dengan meningkatkan jumlah mass media, baik cetak maupun elektronik di Indonesia, maka alumni jurnalistik akan terserap dengan lapangan kerja yang sejalan disiplin ilmu yang mereka tekuni, sarjana lulusan Konsentrasi Jurnalistik mendapat gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I).21 20 Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 187. 21 Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 187. 63 f. Program Studi Kesejahteraan Sosial Program Studi Kesejahteraan Sosial (Kessos) merupakan buah kerjasama antara Departemen Agama, UIN Jakarta dan Yogyakarta, CIDA (Canadian International Development Agency), dan Universitas McGill Kanada dalam proyek IISEP (IAIN Indonesia Social Equity Project). Konsentrasi Kessos dibuka sejak tahun 2002 di bawah Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam.22 Sarjana Konsentrasi Kessos diproyeksikan menjadi ahli dalam bidang kesejahteraan sosial (social work) yang mampu mengintegrasikan antara teori-teori kesejahteraan sosial, keislaman, dan keindonesiaan. Para sarjana kessos akan bekerja di Departemen Sosial, dinas-dinas sosial, dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat. Disamping itu, mereka juga dapat menjadi pekerja sosial profesional yang bersifat independen dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.Sebagaimana sarjana sosial lain alumni kessos akan mendapatkan gelar kesarjanaan S1 bidang ilmu sosial Islam (S.Sos.I). Pada tahun 2010 Kessos sudah menjadi Program studi tersendiri, tidak lagi menginduk ke Program Studi PMI.23 22 Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 190. 23 Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2012, h. 190. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan Uji Instrumen Untuk mendapatkan data secara primer maka dilakukan penyebaran kuesioner pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebanyak 162 responden yang dianggap mampu mewakili populasi. Sebelum angket diberikan kepada responden, peneliti melakukan uji try out terlebih dahulu kepada 30 orang responden (Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum) yang dianggap memiliki karakteristik serupa dangan mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dengan memberikan sebanyak 15 butir pernyataan (kognitif). Untuk menguji validitas dan reabilitas peneliti menggunakan Microsoft excel dan SPSS 20 for windows release. B. Rekapitulasi Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas Respon Kognitif Untuk mengetahui validitas instrument dari masing-masing pernyataan, maka peneliti akan memaparkannya pada Tabel 7. 64 65 Tabel 10. Uji Validitas Respon Kognitif NO PERNYATAAN r Tabel r hitung 1 Saya mengetahui terdapat gambar pesan bahaya merokok pada kemasan rokok Pesan pada kemasan rokok menggunakan kalimat yang lugas (to the point) Saya memperhatikan pesan bahaya merokok pada kemasan rokok terdiri dari 5 variasi gambar Saya setuju gambar pada kemasan rokok dicetak dengan warna yang mencolok Saya merasa peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok menyesuaikan dengan gambar yang ada Saya mengetahui gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok terletak pada bagian depan dan belakang kemasan Saya mengerti makna dari gambar pesan bahaya merokok pada kemasan rokok Menurut saya bernar bahwa merokok beresiko pada penyakit kanker mulut (seperti yang tertera pada kemasan rokok) Saya memahami merokok beresiko pada penyakit kanker paru-paru (seperti yang tertera pada kemasan rokok) Saya setuju merokok beresiko pada penyakit kanker tenggorokan (seperti yang tertera pada kemasan rokok) Benar bahwa merokok dekat anak kecil membahayakan bagi mereka (seperti yang tertera pada kemasan rokok) Menurut saya tidak benar bahwa merokok dalam jangka waktu panjang beresiko pada kematian (seperti yang tertera pada kemasan rokok) Gambar pesan bahaya merokok pada kemasan rokok menambah pengatahuan saya akan bahaya merokok Saya tidak setuju dengan pesan bahaya merokok yang dikeluarkan oleh pemerintah Saya setuju pesan bahaya merokok pada kemasan rokok bertujuan untuk menghimbau bahaya merokok 0,361 0.792 Hasil Instrumen VALID 0,361 0.720 VALID 0,361 0.730 VALID 0,361 0.799 VALID 0,361 0.656 VALID 0,361 0.725 VALID 0,361 0.728 VALID 0,361 0.854 VALID 0,361 0.857 VALID 0,361 0.811 VALID 0,361 0.794 VALID 0,361 0.749 VALID 0,361 0.797 VALID 0,361 0.571 VALID 0,361 0.788 VALID 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Berdasarkan data yang tertera pada Tabel 10 dapat diketahui bahwa nilai “r” hitung untuk uji validitas respon kognitif diperoleh rata-rata lebih besar dari “r” Tabel dan dapat dilihat dari 15 butir pernyataan 66 instrumen, sebanyak 15 butir dikatakan valid dan tidak terdapat butir pernyataan yang tidak valid. 2. Uji Reliabilitas Berdasarkan pada perhitungan yang telah dilakukan melalui program software SPSS 20, nilai dari koefisien reliabilitas Cronbach’s Alpha dijelaskan melalui Tabel 11: Tabel 11. Koefisien Reliabilitas Case Processing Summary N Cases % Valid 30 100,0 Excludeda Total 0 30 ,0 100,0 Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,942 N of Items 15 Nilai koefisien reabilitas yang tertera pada Table 11 dapat dikatakan bahwa instrument yang digunakan dalam penelitian ini baik, karena cronbach alpha > 0,8 (0,942>0,8). Artinya data instrument dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data. 67 C. Hasil dan Pembahasan 1. Deskripsi Data Responden Penelitian Dalam penelitian ini responden diklasifikasikan menurut jurusan dan angkatan tahun ajaran. Responden yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari angkatan tahun ajaran 2013, 2014 dan 2015. Berikut data responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini: Tabel 12. Data Responden Jurusan Angkatan 2013 2014 2015 Komunikasi Penyiaran Islam Jurnalistik Kesejahteraan Sosial Bimbingan Penyuluhan Islam Manajemen Dakwah Pengembangan Masyarakat Islam 27 11 20 20 21 12 25 8 12 12 13 6 Jumlah 28 11 12 10 20 4 80 30 44 42 54 22 48 18 26 25 32 13 Jumlah 272 162 Pada Table 12 menunjukkan bahwa jumlah data responden berdasarkan jurusan dan angkatan cukup berfariasi. Total keseluruhan mahasiswa laki-laki fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi angkatan 2013, 2014 dan 2015 yang merupakan perokok aktif berjumlah 272 orang dan yang menjadi responden dalam penelitian ini berjumlah, 162 orang. 2. Analisis Skor Responden a. Analisis Skor Respon Kognitif Respon kognitif adalah respon yang berkaitan dengan pengetahuan, kepercayaan dan informasi seseorang mengenai suatu hal. Pada Tabel 13 terdapat uraian yang berkaitan dengan respon 68 kognitif mahasiswa terhadap pesan bahaya merokok pada kemasan rokok. Tabel 13. Respon Kognitif Mahasiswa FIDIKOM UIN terhadap pesan bahaya merokok pada kemasan rokok N O 1 2 3 4 5 6 PERNYATAAN RESPON KOGNITIF Saya mengetahui terdapat gambar pesan bahaya merokok pada kemasan rokok Pesan pada kemasan rokok menggunakan kalimat yang lugas (to the point) Saya mengetahui pesan bahaya merokok pada kemasan rokok terdiri dari 5 variasi gambar Gambar pada kemasan rokok dicetak dengan warna yang mencolok Kalimat peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok menyesuaikan dengan gambar yang ada Saya mengetahui gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok terletak pada bagian depan dan belakang kemasan SS S CS TS STS SKOR RANKING 79x5 395 80x4 320 3x3 9 0 0 724 1 62x5 310 62x4 32x3 248 96 4x2 8 2x1 2 664 2 42x5 210 64x4 42x3 13x2 256 126 26 1x1 1 619 11 48x5 240 79x4 34x3 316 102 0x2 0 1x1 1 659 6 34x5 170 79x4 38x3 316 114 9x2 18 2x1 2 620 10 66x5 330 74x4 22x3 296 66 0 0 0 0 692 3 69 N O 7 8 9 10 11 12 PERNYATAAN RESPON KOGNITIF Saya mengerti makna dari gambar pesan bahaya merokok pada kemasan rokok Saya mengetahui merokok beresiko pada penyakit kanker mulut (seperti yang tertera pada kemasan rokok) Saya mengetahui merokok beresiko pada penyakit kanker paru-paru (seperti yang tertera pada kemasan rokok) Saya mengetahui merokok beresiko pada penyakit kanker tenggorokan (seperti yang tertera pada kemasan rokok) Saya mengetahui merokok dekat anak kecil membahayakan bagi mereka (seperti yang tertera pada kemasan rokok) Saya mengetahui merokok dalam jangka waktu panjang beresiko pada kematian (seperti yang tertera pada kemasan rokok) SS S CS TS STS SKOR RANKING 90x5 450 51x4 17x3 204 51 2x2 4 2x1 2 711 2 42x5 210 68x4 36x3 12x2 272 108 24 4x1 4 618 12 46x5 230 80x4 24x3 10x2 320 72 20 2x1 2 644 7 45x5 225 74x4 30x3 296 90 9x2 18 4x1 4 633 9 50x5 250 87x4 20x3 348 60 4x2 8 1x1 1 667 4 52x5 260 61x4 22x3 17x2 10x1 244 66 34 10 614 13 70 N O 13 14 15 PERNYATAAN RESPON KOGNITIF Gambar pesan bahaya merokok pada kemasan rokok menambah pengatahuan saya akan bahaya merokok Saya mengetahui gambar pesan bahaya merokok pada kemasan rokok berdasarkan pada peraturan pemerintah Saya mengetahui pesan bahaya merokok pada kemasan rokok bertujuan untuk menghimbau bahaya merokok SS S CS TS STS SKOR RANKING 30x5 150 79x4 28x3 23x2 316 84 46 2x1 2 598 15 31x5 155 81x4 34x3 11x2 324 102 22 4x1 4 607 14 44x5 220 82x4 25x3 328 75 7x1 7 639 8 Jumlah: Mean: 9709 59,93 4x2 8 Dari Tabel 13 mengenai respon kognitif yang menempati rangking pertama adalah pernyataan mengenai responden yang mengetahui bahwa terdapat gambar pesan bahaya merokok pada kemasan rokok. Selain responden mengetahui adanya gambar peringatan pesan pada kemasan rokok, responden juga mengetahui bahwa gambar tersebut berada pada bagian depan dan bagian belakang kemasan rokok. Setelah itu. Hal lain yang dapat diketahui adalah bawa responden mengerti makna dari gambar yang terletak pada kemasan rokok tersebut. Selain itu, responden juga mengetahui bahwa pada kemasan rokok terdiri dari beberapa variasi gambar. 71 Dari skor yang didapat diatas, dapat disimpulkan bahwa responden mengetahui dengan pasti bahwa terdapat gambar pesan bahaya merokok pada kemasan rokok baik letak gambar maupun variasi yang tertera pada kemasan rokok. Responden juga dapat mengerti makna dari gambar pesan bahaya merokok pada kemasan rokok tersebut. b. Analisis Skor Respon Afektif Respon afektif adalah respon mengenai perasaan yang dialami oleh seseorang mengenai stimulus tertentu. Pada Tabel 14 terdapat uraian yang berkaitan dengan respon afektif mahasiswa terhadap pesan bahaya merokok pada kemasan rokok. Tabel 14. Respon Afektif Mahasiswa FIDIKOM UIN terhadap pesan bahaya merokok pada kemasan rokok N O 16 17 18 PERNYATAAN SS S CS TS STS RESPON AFEKTIF Pesan gambar 20x5 39x4 52x3 38x2 13x1 bahaya merokok 100 156 156 76 13 pada kemasan rokok menarik perhatian saya Kalimat lugas (to the 17x5 28x4 59x3 39x2 19x1 point) yang terletak 85 112 177 78 19 pada kemasan rokok membuat saya berniat mengurangi konsumsi rokok Banyaknya variasi 32x5 62x4 48x3 18x2 2x1 gambar bahaya 160 248 144 36 2 merokok pada kemasan rokok membuat saya menjadi takut akan bahaya merokok SKOR RANKING 501 9 471 13 590 2 72 N O 19 20 21 22 23 24 25 PERNYATAAN RESPON AFEKTIF Gambar pada kemasan rokok yang mencolok membuat saya terus teringat dengan bahaya merokok Kalimat peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok membuat saya yakin akan bahaya merokok Saya merasa terganggu dengan adanya gambar bahaya merokok pada kedua sisi kemasan rokok Meskipun saya mengerti makna gambar pada kemasan rokok, tidak membuat saya takut untuk merokok (-) Setelah mengetahui merokok beresiko pada penyakit kanker mulut saya menjadi takut untuk merokok Setelah mengetahui merokok beresiko pada penyakit kanker paru-paru saya berniat mengurangi konsumsi rokok Setelah mengetahui merokok beresiko pada penyakit kanker tenggorokan saya menjadi takut akan bahaya merokok SS S CS TS STS SKOR RANKING 40x5 61x4 32x3 20x2 200 244 96 40 9x1 9 589 3 15x5 55x4 54x3 29x2 75 220 162 58 9x1 9 524 7 56x5 59x4 27x3 14x2 280 236 81 28 6x1 6 631 1 31x1 60x2 47x3 16x4 31 120 141 64 8x5 40 396 15 11x5 24x4 66x3 51x2 10x1 55 96 198 102 10 461 14 23x5 37x4 59x3 36x2 115 148 177 72 7x1 7 519 8 18x5 32x4 54x3 51x2 90 128 162 102 7x1 7 489 10 73 N O 26 27 28 29 30 PERNYATAAN RESPON AFEKTIF Setelah mengetahui merokok dekat anak kecil berbahaya, saya merasa bersalah jika merokok dekat dengan anak kecil. Setelah mengetahui merokok beresiko pada kematian, saya merasa rokok tidak bermanfaat bagi diri saya Saya merasa pesan gambar pada kemasan rokok penting untuk menghimbau bahaya merokok kepada perokok Saya setuju dengan adanya gambar pesan bahaya merokok pada kemasan rokok Setelah mengetahui bahaya merokok lewat kemasan rokok, saya sadar bahwa merokok membahayakan kesehatan SS S CS TS STS SKOR RANKING 28x5 44x4 57x3 28x2 140 176 171 56 5x1 5 548 5 24x5 44x4 49x3 37x2 120 176 147 74 8x1 8 525 6 13x5 31x4 63x3 43x2 12x1 65 124 189 86 12 476 11 9x5 45 475 12 573 4 Jumlah: Mean: 7768 47,95 47x4 49x3 38x2 19x1 188 147 76 19 32x5 58x4 44x3 21x2 160 232 132 42 7x1 7 Dari Tabel 14 mengenai respon afektif yang menempati rangking pertama adalah pernyataan mengenai responden yang merasa terganggu dengan adanya gambar pada kemasan rokok, selain itu responden juga merasa takut dengan adanya banyak variasi gambar yang ada pada kemasa rokok dan dengan adanya ilustrasi 74 gambar tersebut pada kemasa rokok, responden menjadi terus teringat akan bahaya merokok. Dari skor yang didapat dari tabel 14, dapat disimpulkan bahwa responden merasa terganggu dengan adanya gambar pesan peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok dan gambar tersebut membuat responden menjadi takut akan bahaya merokok serta menyebabkan responden menjadi terus teringat akan bahaya merokok. c. Analisis Skor Respon Konatif Respon konatif adalah respon yang berhubungan dengan perilaku nyata yang dapat diamati yang meliputi tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku. Tabel 15. Respon Konatif Mahasiswa FIDIKOM UIN terhadap pesan bahaya merokok pada kemasan rokok N O 31 32 PERNYATAAN RESPON KONATIF Setelah melihat pesan bahaya merokok pada kemasan rokok saya menjadi malas membeli rokok Kalimat lugas (to the point) yang terletak pada kemasan rokok membuat saya berhenti merokok SS S CS TS STS JUMLAH RANKING 3x5 15 19x4 35x3 77x2 28x1 76 105 154 28 378 6 0x5 0 6x4 24 290 15 12x3 86x2 58x1 36 172 58 75 N O 33 34 35 36 37 38 PERNYATAAN RESPON KONATIF Walaupun gambar yang tertera pada kemasan rokok menyeramkan, tidak membuat saya berhenti merokok (-) Meskipun gambar pada kemasan rokok dicetak dengan warna mencolok tidak membuat saya berhenti merokok (-) kalimat peringatan bahaya merokok yang ada pada kemasan rokok membuat saya mengurangi konsumsi rokok meskipun gambar bahaya merokok diletakkan pada dua sisi kemasan, tidak membuat saya berhenti merokok (-) Saya mengerti makna gambar pada kemasan rokok, namu saya tetap merokok (-) Setelah mengetahui merokok beresiko pada penyakit kanker mulut membuat saya mulai mengurangi konsumsi rokok SS TS STS JUMLAH RANKING 30x1 110x 22x3 30 2 66 220 0 0 316 14 37x1 65x2 52x3 37 130 156 8x4 32 0 355 8 414 4 0 325 13 1x5 5 342 11 20x4 68x3 57x2 17x1 80 204 114 17 415 3 0 S CS 19x4 68x3 59x2 16x1 76 204 118 16 41x1 81x2 38x3 41 162 114 2x4 8 38x1 81x2 31x3 11x4 38 162 93 44 0 76 N O 39 40 41 42 43 PERNYATAAN RESPON KONATIF Setelah mengetahui merokok beresiko pada penyakit kanker paruparu, saya menjadi jarang membeli rokok Setelah mengetahui merokok beresiko pada penyakit kanker tenggorokan, saya menghindari kerumunan yang penuh asap rokok Saya mengetahui merokok dekat anak kecil membahayakan bagi mereka, saya tidak lagi merokok dekat anak-anak Setelah mengetahui merokok dalam jangka waktu panjang beresiko pada kematian, saya memutuskan untuk berhenti merokok Dengan bertambahnya pegetahuan saya terhadap bahaya merokok, membuat saya memutuskan untuk berhenti merokok SS S 0 6x4 24 0 CS JUMLAH RANKING 62x3 78x2 16x1 186 156 16 382 5 24x4 72x3 55x2 11x1 96 216 110 11 433 2 2x1 2 654 1 40x5 94x4 24x3 200 376 72 TS 2x2 4 STS 2x5 10 5x4 20 32x3 97x2 26x1 96 194 26 346 10 0 7x4 28 37x3 75x2 43x1 111 150 43 332 12 77 N O 44 45 PERNYATAAN RESPON KONATIF Meskipun pemerintah yang menghimbau bahaya merokok, saya tetap merokok (-) Karena adanya himbawan bahaya merokok pada kemasan rokok, saya mengurangi konumsi rokok SS S CS TS STS JUMLAH RANKING 3x5 15 348 9 57x3 82x2 21x1 171 164 21 364 7 37x1 84x2 24x3 14x4 37 168 72 56 0 2x4 8 Jumlah: Mean : 5694 35,14 Dari Tabel 15 mengenai respon konatif yang menempati rangking pertama adalah pernyataan mengenai tindakan responden yang tidak lagi merokok dekat anak kecil setelah mereka mengetahui bahwa merokok dekat anak kecil membahayakan mereka, selain itu setelah mengatahui merokok dapat menyebabkan penyakit kanker tenggorokan dan kanker mulut seperti yang tertera pada kemasan , responden menjadi menghindari kermunan yang penuh dengan asap rokok dan mulai mengurangi konsumsu rokok. Namun apabila melihat rangking urutan bawah dari respon konatif. Yang terjadi pada responden adalah responden tidak berhenti merokok walaupun pada kemasan rokok terdapat gambar menyeramkan serta kalimat lugas yang menjelaskan gambar tersebut dan responden juga tidak berhenti merokok walaupun gambar peringatan terletak pada kedua sisi kemasan. 78 Dapat disimpulkan pada respon konatif adalah responden tidak berhenti merokok dengan adanya gambar peringatan pada kemasan rokok tersebut. Namun yang terjadi pada responden adalah responden lebih menghargai lingkungan sekitar dengan tidak merokok dekat anak kecil. Perubahan lainnya adalah responden menjadi menghindari kerumunan yang penuh asap rokok dan bisa mengurangi konsumsi rokok namun tidak membuat responded berhenti merokok. 3. Analisis Hasil Penelitian Dalam mengkategorikan hasil respon mahasiswa terhadap pesan bahaya merokok pada kemasan rokok, penulis menggunakan persamaan sebagai berikut:1 Tinggi= ̅ + StDev atau hasil yang di dapat berada di atas standar deviasi. Sedang = x atau hasil yang di dapat berada di antara standar nilai tinggi dan rendah dari Sandar deviasi. Rendah = ̅ – StDev atau hasil yang di dapat berada di bawah standar deviasi. a. Jawaban rumusan masalah a Berikut adalah pembahasan dan hasil jawaban rumusan masalah “Bagaimana respon kognitif, afektif dan konatif mahasiswa FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap pesan bahaya merokok pada kemasan rokok?” 1 Samsul Arif, “Respon Warga Binaan Terhadap Dakwah Yayasan Media Amal Islami Dalam Membina Keluarga Pemulung Di Lebak Bulus Jakarta Selata,” (Skripsi S1, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2013), h. 48. 79 Tabel 16. Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Responden Respon Rata-Rata Ranking Kognitif 59,93 1 Afektif 47,95 2 Konatif 35,14 3 Berdasarkan Table 16 dapat disimpulkan bahwa pesan bahaya merokok pada kemasan rokok dapat menambah pengetahuan responden akan bahaya merokok, melihat dari respon kognitif yang memiliki nilai rata-rata terbesar. Selanjutnya pada respon afektif. Berdasarkan hasil penelitian. pesan bahaya merokok pada kemasan rokok dapat membuat responden merasa terganggu dan takut dengan adanya pesan bahya merokok pada kemasan rokok tersebut. Walaupun pesan bahaya merokok pada kemasan rokok dapat menambah pengetahuan dan membuat responden merasa terganggu dan ketakutan dengan adanya gambar-gambar menyeramkan tersebut, namun pesan bahaya merokok pada kemasan rokok belum mampu membuat perubahan yang signifikan atau belum bisa membuat responden berhenti merokok. Hal ini terlihat dari nilai ratarata respon konatif yang bernilai paling kecil diantara respon lain. Tabel 17. Rekapitulasi Standard Deviasi dan Rata-Rata Respon N 162 Jumlah Skor Respon 23.171 Rata-Rata Std. Deviasi ( ̅ StDev 143,03 18,56 80 Berdasarkan pada Tabel 17 maka penulis akan menghitung persamaan untuk memperoleh berapa banyak responden yang memiiki respon tinggi, sedang dan rendah. 1) Tinggi = ̅ + StDev Tinggi = 143,03 + 18,56 Tinggi > 161,59 2) Sedang = ̅ – StDev ≤ x ≤ ̅ + StDev Sedang = 124,47 ≤ x ≤ 161,59 3) Rendah = ̅ – StDev Rendah = 143,03 – 18,56 Rendah < 124,47 Berdasarkan pada persamaan yang telah dibuat maka dapat diketahui ada berapa responden yang memiliki respon tinggi sedang rendah dengan memasukkan data yang diperlukan ke SPSS dengan hasil: Tabel 18. Rekapitulasi Respon Mahasiswa Terhadap Pesan Bahaya Merokok Pada Kemasan Rokok Organisasi * Respon Crosstabulation Respon Rendah Sedang Organisasi Aktif Tidak_Aktif Total Presentase Tinggi Total 14 60 13 87 9 56 10 75 23 14% 116 72% 23 14% 162 100% Berdasarkan Table 18 dapat diketahui bahwa terdapat 23 responden dengan respon rendah dengan rincian 14 responden aktif 81 organisasi dan 9 orang tidak aktif organisasi. Sehingga presentase untuk respon rendah sebesar 14%. Sedangkan untuk respon sedang diketahui bahwa terdapat 116 responden dengan respon sedang dengan rincian 60 responden aktif organisasi dan 56 responden tidak aktif organisasi. Sehingga presentase untuk respon sedang sebesar 72%. Sementara untuk respon rendah diketahui bahwa terdapat 23 responden dengan respon rendah dengan rincian 13 responden aktif organisasi dan 10 responden tidak aktif organisasi. Sehingga presentase untuk respon sedang sebesar 14%. Sehingga untuk respon mahasiswa terhadap pesan bahaya merokok pada kemasan rokok dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki respon yang sedang terhadap pesan bahaya merokok pada kemasan rokok dengan jumlah responden sebanyak 116 orang dengan presentase 72%. Kemudian sisanya memiliki respon yang tinggi dan rendah dengan presentase seimbang yaitu 14%. Melihat respon mahasiswa FIDIKOM yang tergolong sedang dalam merespon pesan bahaya merokok pada kemasan rokok, menandakan bahwa mahasiswa FIDIKOM tidak terpengaruh terhadap pesan bahaya merokok pada kemasan rokok untuk berhenti merokok. Selain adanya pesan peringatan pada kemasan rokok, pada area Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi juga terdapat banner larangan merokok di area kampus serta sanksi denda 82 sebesar Rp.50.000-, apabila didapati merokok. Namun pesan bahaya merokok pada kemasan rokok dan banner peringatan pada area Fakultas belum mampu membuat mahasiswa berhenti meroko, melihat masih ditemukannya mahasiswa yang merokok di area Fakultas, khususnya pada area lobby. Hal ini mengindikasikan bahwa mahasiswa FIDIKOM UIN Jakarta tergolong dalam perokok yang tidak mempan diperingatkan lewat pesan bahaya merokok maupun lewat banner sanksi merokok. b. Jawaban rumusan masalah b Berikut adalah pembahasan dan hasil jawaban rumusan masalah “Apakah terdapat perbedaan respon yang signifikan antara mahasiswa perokok aktif organisasi dengan mahasiswa perokok tidak aktif dalam organisasi?” Untuk menjawab pertanyaan di atas maka penulis menggunakan uji chi square. Berikut adalah hasil temuannya: Tabel 19. Chi Square Respon Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Asymptotic Significance (2sided) Df .731a 2 .694 .736 2 .692 .087 1 .768 162 83 Hipotesis untuk pengujian ini adalah: H0 = Tidak terdapat hubungan antara keaktifan dalam oranisasi dengan respon mahasiswa terhadap pesan bahaya merok pada kemasan rokok Ha = Terdapat hubungan antara keaktifan dalam oranisasi dengan respon mahasiswa terhadap pesan bahaya merok pada kemasan rokok Dari Table 19 didapatkan hasil chi square hitung untuk respon sebesar 0,731. Dengan df 2 dan α = 0,05 maka didapat chi square Tabel sebesar 5,99.2 Oleh karena Chi Square hitung < Chi Square Tabel (0,731 < 5,99), maka H0 diterima. Sehingga hasil dari chi square untuk respon adalah, keaktifan dalam organisasi tidak memiliki hubungan terhadap respon mahasiswa dalam merespon pesan bahaya merokok pada kemasan rokok. Atau dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara mahasiswa aktif organisai dengan mahasiswa tidak aktif organisasi dalam merespon pesan bahaya merokok pada kemasan rokok. 2 Zainal Mustafa El Qodri, Pengantar Statistik Terapan Untuk Ekonomi, (Yogyakarta: Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi UII, 1995), h. 267. BAB VI PENUTUP A. KESIMPULAN Setelah menganalisis Respon Perokok Aktif Terhadap Pesan Bahaya Merokok Pada Kemasan Rokok (Survei pada mahasiswa FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), kesimulan yang peneliti peroleh adalah sebagai berikut: 1. Hasil dari respon Mahasiswa FIDIKOM angkatan 2013, 2014 dan 2015 terhadap pesan bahaya merokok pada kemasan rokok adalah, pesan bahaya merokok pada kemasan rokok dapat menambah pengetahuan responden, dapat membuat responden merasa terganggu dan takut namun belum mampu membuat responden berhenti merokok. Kemudian ratarata responden memiliki respon yang sedang dengan presentase 72% kemudian sisanya memiliki respon tinggi dan rendah dengan presentase seimbang yaitu 14%. 2. Hasil dari respon Mahasiswa FIDIKOM angkatan 2013, 2014 dan 2015 terhadap pesan bahaya merokok pada kemasan rokok berdasarkan keaktifan organisasi adalah, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara mahasiswa aktif organisai dengan mahasiswa tidak aktif organisasi dalam merespon pesan bahaya merokok pada kemasan rokok. 84 85 B. SARAN Berdasarkan dari kesimpulan dan hasil penelitian diatas saran-saran yang dapat diberikan penulis dalam Skripsi ini adalah: 1. Untuk Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, hendaknya lebih memperketat penegakan peraturan tentang dilarangnya mahasiswa merokok di area Fakultas. Apabila ditemukannya mahasiswa merokok di area Fakultas hendaknya ditindak sesuai dengan sanksi yang tertera pada banner yaitu denda sebesar Rp. 50.000-,. 2. Untuk perokok, hedaknya memperkaya pengetahuan dengan banyak membaca literatur mengenai bahaya merokok. Karena tidak ada salahnya menjauhkan diri dari hal yang sekiranya membahayakan diri sendiri. 3. Untuk peneliti selanjutnya, hendaknya dalam meneruskan penelitian ini diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih dalam mengenai peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok seperti pembaharuan dari segi variabel penelitian atau teori yang digunakan. Sehingga penelitian yang dihasilkan semakin baik dan ada inovasi dari penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Aditama, Tjandra Yoga. 1992. Rokok dan Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia. ________. 2006. Tuberkuosis Rokok & Perempuan. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bungi, Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada Media Group Danusantoso, Halim. 1991. Rokok dan Perokok. Jakarta: Arcan. Echoles, Jhon. M. dan Hassan Shadily. 2003. Kamus Bahasa Inggris-Indonesia. Jakarta:PT. Gramedia. Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti. _____________________. 1992. Dinamika Komunikasi. Bandung: Rosdakarya. Fiske, John. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers. Kartono, Kartini. 2004. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Mansoer, Masri dan Elin Driana. 2009. Statistik Sosial, Jakarta: Ushul Press. Morissan. 2013. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana. Muhammad, Arni. 1995. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. 86 87 Mulyana, Deddy. 2009. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya. Noor, Jialiansyah. 2011. Metodelogi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group Prayitno, Duwi. 2009. 5 Jam Belajar Olahan Data dengan SPSS 17. Yogyakarta: CV. Andi offset. Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rachmat, Jalaludin. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Riduwan. 2012. Pengantar Statistik Sosial. Bandung: Alfabeta. Roudhonah. 2007. Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press. Ruslan, Rosady. 2008. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Santso, Singgih. 2010. Statistik Nonparametrik Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PT. Gramedia Jakarta. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sujanto, Agus. 2001. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara. Sujarweni, W. Wiratna dan Poly Endrayanto. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sitepoe, Mangku. 2000. Kekhususan Rokok Indonesia. Jakarta: Grasindo. Tamburaka, Apriadi. 2012. Agenda Setting Media Massa. Jakarta: Raja Grafindo. 88 Tim penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2012. Jakarta: Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Umar, Husein. 2009. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Widjaya, H.A.W. 1997. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi Aksara. Karya Ilmiah Lestari, Ita Dwi. Pengaruh Status Ekonomi Orang Tua Terhadap Perilaku Merokok Anak Di Smk Averus Jakarta Selatan. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2014. Arif, Samsul. Respon Warga Binaan Terhadap Dakwah Yayasan Media Amal Islami Dalam Membina Keluarga Pemulung Di Lebak Bulus Jakarta Selata. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2013. 89 Sumber Internet Fatwa Tarjih, “Hukum Konsumsi Tembakau,” artikel diakses pada 14 Juni 2016 dari http://www.fatwatarjih.com/2011/12/hukum-konsumsi-tembakaumerokok.html Kemenag.go.id, “Fatwa MUI, Rokok Hukumnya Makruh dan Haram” artikel diakses pada 26 April 2015 dari http://kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=81811www.metrotvnews.c om Litbang,depkes.go.id “Data Rokok” artikel diakses pada 25 April 2015 dari http://www.litbang.depkes.go.id/berita-data-rokok. Nu.or.id, “PBNU Tidak Sepakat Fatwa Haram Rokok Muhammadiyah,” artikel diakses pada 15 Juni 2016 dari http://www.nu.or.id/post/read/22939/pbnu-tak-sepakat-fatwa-haram rokok-muhammadiyah Sipuu.setbag.go.id “Peraturan Pemerintah nomer 109 tahun 2012,” dikses pada 15 Maret 2015 http://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/173643/PP1092012.pdf Sosbud.kompasina.com “Indonesia Peringkat Tiga Indonesia,” artikel diakses pada 26 April 2015 dari http://sosbud.kompasiana.com/2014/09/11/indonesia-peringkat-3-didunia-678501.html Tempo.co “Perokok Pria Indonesia Terbanyak Ke-2 di Dunia,” artikel diakses pada 26 April 2015 dari http://www.tempo.co/read/news/2014/01/09/060543467/ Perokok-PriaIndonesia-Terbanyak-ke-2-di-Dunia LAMPIRAN 1 Assalamualaikum, Wr, Wb. Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir saya mengenai “Respon Perokok Aktif Terhadap Pesan Bahaya Merokok Pada Kemasan Rokok (Survey pada mahasiswa FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)” saya memohon kesediaan anda sebagai responden untuk mengisi angket ini. Terimakasih atas waktu dan kesediannya dalam mengisi kuesioner ini. Rifka Oktavia Komunikasi Penyiaran Islam 1111051000158 PETUNJUK PENGISIAN 1. Bacalah dan perhatikan baik-baik pertanyaan yang tertera pada angket dibawah ini . 2. Berilah tanda ceklis ( √ ) pada pertanyaan yang tertera pada angket sesuai dengan pendapat anda pribadi tanpa pengaruh orang lain ! 3. Sebelum di kumpulkan pastikan setiap pertanyaan yang tertera dalam daftar angket tersebut telah anda isi semunya 4. Partisipasi dan kesedian anda mengisi daftar angket ini merupakan bantuan yang sangat berarti bagi peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini. 5. SS : Sangat Setuju S : Setuju CS : Cukup Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat tidak Setuju Tahun angkatan: Jurusan : ( ) 2013 ( ) 2014 ( ) 2015 ( ) KPI PMI ( ) ( ) Jurnalistik MD ( ) ( ) KESSOS BPI ( ) 2 Apakan anda aktif dalam organisasi? : Apakah anda merokok? : ( ( ) YA ) YA NO PERNYATAAN RESPON KOGNITIF 1 Saya mengetahui terdapat gambar pesan bahaya merokok pada kemasan rokok 2 Pesan pada kemasan rokok menggunakan kalimat yang lugas (to the point) 3 Saya memperhatikan pesan bahaya merokok pada kemasan rokok terdiri dari 5 variasi gambar 4 Saya setuju gambar pada kemasan rokok dicetak dengan warna yang mencolok 5 Saya merasa peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok menyesuaikan dengan gambar yang ada 6 Saya mengetahui gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok terletak pada bagian depan dan belakang kemasan 7 Saya mengerti makna dari gambar pesan bahaya merokok pada kemasan rokok 8 Menurut saya bernar bahwa merokok beresiko pada penyakit kanker mulut (seperti yang tertera pada kemasan rokok) 9 Saya memahami merokok beresiko pada penyakit kanker paru-paru (seperti yang tertera pada kemasan rokok) 10 Saya setuju merokok beresiko pada penyakit kanker tenggorokan (seperti yang tertera pada kemasan rokok) 11 Benar bahwa merokok dekat anak kecil membahayakan bagi mereka (seperti yang tertera pada kemasan rokok) 12 Menurut saya tidak benar bahwa merokok dalam jangka waktu panjang beresiko pada kematian (seperti yang tertera pada kemasan rokok) 13 Gambar pesan bahaya merokok pada kemasan rokok menambah pengatahuan saya akan bahaya merokok 14 Saya tidak setuju dengan pesan bahaya merokok yang dikeluarkan oleh pemerintah 15 Saya setuju pesan bahaya merokok pada kemasan rokok bertujuan untuk menghimbau bahaya merokok ( ) TIDAK ( SS ) TIDAK S CS TS STS 3 NO PERNYATAAN RESPON AFEKTIF 16 Pesan gambar bahaya merokok pada kemasan rokok menarik perhatian saya 17 Kalimat lugas (to the point) yang terletak pada kemasan rokok membuat saya berniat mengurangi konsumsi rokok 18 Banyaknya variasi gambar bahaya merokok pada kemasan rokok membuat saya menjadi takut akan bahaya merokok 19 Gambar pada kemasan rokok yang mencolok membuat saya terus teringat dengan bahaya merokok 20 Kalimat peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok membuat saya yakin akan bahaya merokok 21 Saya merasa terganggu dengan adanya gambar bahaya merokok pada kedua sisi kemasan rokok 22 Meskipun saya mengerti makna gambar pada kemasan rokok, tidak membuat saya takut untuk merokok (-) 23 Setelah mengetahui merokok beresiko pada penyakit kanker mulut saya menjadi takut untuk merokok 24 Setelah mengetahui merokok beresiko pada penyakit kanker paru-paru saya berniat mengurangi konsumsi rokok 25 Setelah mengetahui merokok beresiko pada penyakit kanker tenggorokan saya menjadi takut akan bahaya merokok 26 Setelah mengetahui merokok dekat anak kecil berbahaya, saya merasa bersalah jika merokok dekat dengan anak kecil. 27 Setelah mengetahui merokok beresiko pada kematian, saya merasa rokok tidak bermanfaat bagi diri saya 28 Saya merasa pesan gambar pada kemasan rokok penting untuk menghimbau bahaya merokok kepada perokok 29 Saya setuju dengan adanya gambar pesan bahaya merokok pada kemasan rokok 30 Setelah mengetahui bahaya merokok lewat kemasan rokok, saya sadar bahwa merokok membahayakan kesehatan SS S CS TS STS 4 NO PERNYATAAN RESPON KONATIF 31 Setelah melihat pesan bahaya merokok pada kemasan rokok saya menjadi malas membeli rokok 32 Kalimat lugas (to the point) yang terletak pada kemasan rokok membuat saya berhenti merokok 33 Walaupun gambar yang tertera pada kemasan rokok menyeramkan, tidak membuat saya berhenti merokok (-) 34 Meskipun gambar pada kemasan rokok dicetak dengan warna mencolok tidak membuat saya berhenti merokok (-) 35 kalimat peringatan bahaya merokok yang ada pada kemasan rokok membuat saya mengurangi konsumsi rokok 36 meskipun gambar bahaya merokok diletakkan pada dua sisi kemasan, tidak membuat saya berhenti merokok (-) 37 Saya mengerti makna gambar pada kemasan rokok, namu saya tetap merokok (-) 38 Setelah mengetahui merokok beresiko pada penyakit kanker mulut membuat saya mengurangi konsumsi rokok 39 Setelah mengetahui merokok beresiko pada penyakit kanker paru-paru, saya menjadi jarang membeli rokok 40 Setelah mengetahui merokok beresiko pada penyakit kanker tenggorokan, saya menghindari kerumunan yang penuh asap rokok 41 Saya mengetahui merokok dekat anak kecil membahayakan bagi mereka, saya tidak lagi merokok dekat anak-anak 42 Setelah mengetahui merokok dalam jangka waktu panjang beresiko pada kematian, saya memutuskan untuk berhenti merokok 43 Dengan bertambahnya pegetahuan saya terhadap bahaya merokok, saya memutuskan untuk berhenti merokok 44 Meskipun pemerintah yang menghimbau bahaya merokok, saya tetap merokok (-) 45 Karena adanya himbawan bahaya merokok pada kemasan rokok, saya mengurangi konumsi rokok SS S CS TS STS