Pada Anak Balita Tingkat Kesembuhan TB P ~ N PGM 2002,25: 34-40 Susi S. Suwardi; dkk TINGKAT KESEMBUHAN TB PARU PADA ANAK BALITA YANG MENDAPAT SUPLEMENTASI VITAMIN A DOSlS TlNGGl Susi S. Suwardi dan Muhem'iyantiningsih ABSTRACT THE RECOVERY RATE OF PULMONARY TUBERCULOSIS OF THE UNDERFNE CHILDREN SUPPLEMENTED BY HIGHDOSE VITAMIN A Background: Tuberculosis (10) is the most common cause of death among other infection disease. It is recognized that tuberculosis affects various aae * amuos. . . includina underfive children. The comDlete and fast treatments are needed to reduce the prevalence and incidenceof TB in the comminities. Considering the role if vitamin A in reducing the severety of infection, suooiementation of hiahdose 1200.000 IUI vitamin A in everv two months for 6 months will be hel~fulto increase recoverv rate of pulmonary tubercuiosis. Deslan: This studv was mducted at the hosoital in Boaor reaim. Samole size was 66 children of underfive veam old, who k&uffered pui~onaryTB according to ~antouxtest,ciinic;l examination, and chest x-ray (CXR). ~ h ~ s i cexamination, ai morbiditv. and anthrooomelricdata were assessed evew month. Food consumotion recall. serum vnamin A concentration. - -~ hemwlobin content, hematocrit, blood sedimen rate (BS'R), and CXR were assessed at 0 and 6 months. The children we& rand& y assgned to e~thervilam n A.suppkmented (AS ~ 3 3group ) or vltam n A-unsupp emented (AUS, n=37) A1 of the chi oren were rreatea by soniaz de etnambbto and nfamplcin The recovery rate was assessed according to the score of 3 variabeis: nutrition status, BSR, and CXR. Results: Nutrition status and hemwlobin increased significantly in both groups (p<0,05). The clinical symptoms subsided and BSR decrease3 in both groups, buiwas not s~~nficanidlfferenibetweei~mups The CXR data showed there were mprovement in 84 5% of AS group and 67.710of AUS group There were scoing lmpmvement of the recovery rate in both groups, b ~luas t not s1gn6canta flerent between gro~ps Conclusions: There was scanfcant reiatcon between v~taminA status and the recovery rate of pulmonary t~bercuioss, but was not significant different between groups. [Penel Gizi Makan 2002,25: 34-40]. ~~~~~ ~ ~ 7 7 ~~ ~ ~ ~~ - ~ ~ ~7~ ~ ~ ~~ ~ ~ ~ ~ Key words: tuberculosis, vitamin A supplementation, recovery rate PENDAHULUAN P enyakit tuberkulosis (TB) saat ini kembali ke penukaan sebagai penyebab utama kematian. WHO (World Health Organization) mencanangkan keda~ratan global (global emergency) pada tahun 1993 karena diperkirakan seperempat penduduk dunia telah terinfeksi oleh kuman TB (1). Di Asia Tenggara diperkirakan angka insiden tuberkulosis paru meningkat dari 241 per 100.000 pada tahun 1995 menjadi 256 per 100.000 penduduk pada tahun 2005. Di Indonesia diperkirakan tejadi 500.000 kasus b a pada ~ tahun 1996 (2). Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1992, penyakit ini menjadi penyebab kematian nomor dua setelah penyakit kardiovaskuler atau penyebab kematian pertama untuk kelompok penyakit infeksi (3). Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis, dan mempunyai dampak luas di masyarakat. Pada anak balita penyakit TB paw harus diobati sedini mungkin dan secepatcepatnya untuk menghindarkan komplikasi yang berat dan reinfeksi pada waktu dewasa. Seperti di beberapa negara lain, di Indonesia telah diterapkan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shorfcourse) yang berfujuan meningkatkan angka kesembuhan penyakit TB paru. Strategi ini memakan waktu lebih singkat, namun demikian pengobatan tersebut masih memerlukan waktu yang cukup lama yaitu 6 buian. Vitamin A dikenal sebagai vitamin antiinfeksi. Berbagai peneitian menunjukkan bahwa pemberian vitamin A dosis tinggi dapat m e n u ~ n k a ntingkzt keparahan penyakit infeksi (4). Thgkai Kesembuhan TB Pam Pada Anak Balifa PGM 2002,25: 34-10 Pemberian vitamin A h i s fnggi setiap 2 bulan sekali selama 6 bulan pada penelifan ini diharapkan dapat membantu proses kesembuhan TB paw pada anak balita. BAHANDANCARA PenelitIan ini merupakan penelltian kuasi eksperimen yang dilakukan d Kotarnadya Bogor selama 12 bulan. S a m penelifan adalah pasien ~ m a hsakit dengan kriteria: anak berumur 1-5 tahun, menderita TB paru derajat ringan sampai dengan sedang tanpa komplikasi (TB seiapul otak, TB tulang), M u m pemah rnendapat pengobatan TB, dan selama penditian fdak mendapat vitamin A dosis tinggi dari Posyandu. Sampel penelitian dibegi dua kdompdc secara acak, yaitu kelompok pedakuan yang mendapat temp obat anti tuberkulosis plus vitamin A 200.000 IU setiap 2 bulan sebanyak 3 kaii pemberian dan kelompok kontrol yang mendapatkan terapi obat anti tuberkulosis dan vitamin A-nya diberikan sesudah 6 bulan kemudan sebanyak 1 kali 200.000 IU. Sebelum ikut serta dalam penelitian, kepada orang tua dirninta persetujuannya dengan Susi S. Suwardi; dkk menandetangani l h r infom amsent. Besar s a w dtetapkan menurut Lemeshow S., 1990 dengan tingkat kemaknaan 5% dan kekuatan 80%, diperdeh jumlah sampel 33 orang per kelompok (51. ,, Data yang dkumpulkan meliputi identitas s a w , sosial akonomi, fiwayat mrbidtas daiam k u ~ waktu n 1 bulan terakhir, data klinis deh dokter spesialis anak, antropometri, kadar vitamin A dalam darah yang dianalisis dengan metoda HPLC (High Performance tiquid Chromatography), kadar hemglobin dengan met& cyanmethemoglobin serta data hematokrit dan LED (laju en&p darah). Penentuan LED dlakukan dengan metoda Westergfen. Dikumpulkan pula data foto toraks yang pembacaannya dlakukan deh raddogist. Recall konsumsi makanan 2 x 24 jam dlakukan oleh ahli gizi. Tingkat kesembuhan penyakit TB pa^ pada penelitian ini dukur bmrlasarkan skoting temadap tiga variabel yaitu status gizi berdasarkan indeks berat badan menurut m u r (BBIU), LED dan gambaran foto toraks. Untuk jdasnya dapat dlihat pa& Tabd 1 berikut: Tabel 1 Cara Skoring Tingkat Kesembuhan TB Paw dari Tiga Variabel Status Gid Z-skoc / Skof I LED Niiai Foto Tmks Gambaran I Skor I I Skw 1 - Nonnal 0 Laki-laki: 515mwam 1 1 Kelainan mrakan m h , tilw 1 Perempuan: S20 m d j m < + 2SD s.d. + 1SD 2 2 membesarlmenebsl dan infilbat. Laki-laki: >15 mdjam < +lSD s.d. median 3 2 Ndkeras, Pembesarankelenlar 2 4 Perernpuan: >20 mwam < medan s.d. -1 SD paratrakeal, atelektasis, efusi 5 < -lSD s.d. -2SD pleura atau pleuritis. 6 <-2SD s.d. -3 SD < 3SD 1 7 1 Catatan: Bila skor total dari tiga variatd tecsebut 5 8 tingkat kembuhan disebut baik dan >8 dsebut belum baik > + 2SD - 1 Analisis stalstik yang dgunakan adalah t-test untuk melihat perbedaan raterata nilai biokimia darah antar kelompok dan antar waktu pengametan, sedangkan chi-kuabat MM( mdihat beda pmporsi karakter m i a l & m i rnaywn tingkat kesembuhanTB paru antar due kdompok. I Tingkat Kesembuhan TB Pam Pada Anak Belita PGM 2002,251 34-40 Susi S. Suwardi; dkk kriteria ikut serta dalam peneliiian ini. Anak balita yang mengikuti peneiitian hingga selesai sebanyak 70 orang dengan rincian 33 anak adalah kelompok perlakuan dan 37 anak kelompok kontroi. HASIL ... .- .- Dilakukan uji tapis tehadap 297 anak balila 1-5 tahun di Nmah sakit tempat dilakukannya penelitian. Terdapat 38,7% anak yang menunjukkan hasil positif. Pada uji tapis digunakan 0,l ml IQ PPD (Intrakutan Purified Protein Derivate) 5 TU ftuberkulin unit) buatan Biofarma. Setelah secara klinis dan thiologis dinyatakan menderita TB oleh dokter spesialis anak, sebanyak 80 orang anak yang memenuhi Kankterlstik Sampel Dan Tabel 2 berikut dapat dillhat bahwa karakteristik sosial ekonoml dari kedua kelompok tidak terdapat perbedaan yang bermakna berdasarkan uji chiikuadrat (p>0,05). Tabel 2 Karakteristik Sosial Ekonomi Menurut Kelompok P Perlakuan (n=33) Kontrol (n=37) Umur (tahun): 1-3 23 31 3-5 10 6 16 21 17 16 0,49 4 8 19 2 9 6 18 4 0,44 2 22 9 2 25 7 Varlabel Jenis kelamin: Laki-laki Perempuan Pendidikan ibu: SD SLP SLA Akademil PT 0,16 Mata pencaharian ayah: Bumh Pegawai Nege~ilABRl Swasta 0,47 Konsumsl Mabnan Dan Gambar 1 terlihat kenaikan asupan semua zat gizi pada kedua kelompok, kecuali asupan vitamin A. Asupan energi, lemak, dan pmtein pada kelompok perlakuan mengalami kenaikan lebih tinggi dibandingkan kelompok kontml pada 6 bulan kemudian. Namun perb6daan nilai s e l u ~ hzat gizi (energi, pmtein, lemak, dan vitamin A) antara kelompok perlakuan dan kontrd pada awal dan akhir peneliiian tidak bermakna (Ps0.05). PGM 2002,25: 34-40 Tingkaf Kesembuhan TB Pan, Pada Anak Balita Susi S. Suwardi; dkk 1 Energl awal Energi akhlr N Rotein awal Pa Rotein akhlr H Lemak awal L e m k akhlr UU VnanJn A awal VlanJn A akhlr 0 Perlakuan Kontrol KELOMW K Gambar 1 Penentase Terhadap Kecukupan Zat Gizi yang Dianjurkan pada Awal dan Akhir Penelitian Menurut Kelompok Status Kesehatan dan Riwayat Morbiditas Status kesehatan anak pada setiap pemeriksaan urnumnya tidak menunjukkan gejala penyakit lain selain infeksi saluran pernafasan akut dan enteritis. Bila dilihat riwayat morbiditas anak yang ditanyakan kepada ibu atau ayahnya pada saat wawancara awal, rriwayat tidak nafsu makan dijurnpai pada 81,8% responden kelompok perlakuan dan 64,8% responden kelornpok kontml. Riwayat banyak keringat malam dijumpai pada 81,8% responden kelornpok perlakuan dan 76,6% responden kelornpok kontml. Sedangkan riwayat panas dijurnpai pada 63,6% responden kelornpok perlakuan dan 75,6 % kelompok kontml. Daiam pejalanan penyakit selama pengobatan 6 bulan, tejadi penurunan persentase keluhan sepelti tersaji pada Gambar 2. Panasl Susi S. Suwardi; dkk Tingkat Kesembuhan TB Paw Pada Anak Balita PGM 2002.25: 3440 PanasZ Tnafmknl Tnafmkn2 Keringatl Keringat2 KELUHAN Gambar 2 Persentase Keluhan pada Awal dan Akhir Penelitian Menurut Kelornpok Status V i m i n A, Kadar Hemoglobin, dan Nilai LED Dari Tabel 3 dapat disimak bahwa tidak ada petbedaan nilai vitamin A antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol, baik pada + awal (315 1,33 dan 30,7 :1,42) maupun akhir penelitian (34,1+ 1,86 dan 35,8 + 1.57). Terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai vitamin A pada awal dan akhir penelitian di kelompok kontml maupun gabungan kedua kelompok. Tabel 3 Rata-rata 'Nilai Biokimia Darah dan Penentase Data Lain Menurut Kelompok Pada Awal dan Akhir Penelitian Variabel Penelitian Perlakuan ( n=33 ) Awal 6 bulan 31,5+1,33 34,1+ 1,86 11,l +1,12 11,9+1,03' 12,42 10,O 24,7 23,4 30,3 12,12 84,9 42,4 Kontrol (n=37 ) Awal 6 bulan 30,7+1,42 35,8+1,57' 11,0+1,12 11,8+ 0,92' 20.4 18,7 10,8 5,7 24,3 13.5 67.7 35,l Vitamin A (ugldl) Hemoglobin (gldl) LED (mmljam) Status Gizi Kurang (%) Perbaikan Foto toraks(%) Perbaikan Skoring (%) Keterangan: Berbeda-secara bermakna dibanding awal penelitian pada kelompok yang sama dengan uji t. ' Berbeda secara bermakna dibanding awal penelitian pada kelompok yang sama dengan uji chi- kuadrat + + + PGM 2002,25: 34-40 T~ngkatKasembuhen TB Pam Pada Anak Balite Dari Tabel 3 dapat dllihat pula bahwa dengan uji t, tidak ada m a n yang bennakna antara kadar hemoglobin kelompok plakuan m a n kelompdc kontrol, M k pada awal maupun akhir penelitian. Tetapi bila dlihat perbedaan kadar hemoglobin pada awal dan akhir penelitian di daiam kelanpok, terdepat perbedaan yang bermakna, baik d kelompok plakuan maupun kelompok kontroi. Pada pemeriksaan awal, nilal rata-rata LED peda kedua kelompok l M h Unggi dari nilai normal, yaitu pada kelompok pmlakuan 24,7 23,4 mmliarn. sedanakan Dada kelomwk kontrol 20,i 2 18,7mm/iam P& pemedk&an 6 bulan kemudian, terda~atoenurunan nilal rata-rate pada kedua kelmpok. P& kelanpok periakuan nilai rata-rata adalah 12,4 + 10,O mdjam, sedangkan pada kelompok kantrd nilai rata-rata adalah 10,8 2 5,7 mmEjam. Dari hasil pemeriksaan ini, menunjukkan bahwa dengan pengobatan selama 6 buian, twad petbaikan pada nilai LED. Namun pe~bahanyang tejadi pada kedua kelompok tersebut, tidak beltwda bermakna (p>0,05). SWus Gizi, Perbalkan Fob Tordcs, dan Perbalkan Skoring Status gizi dtetapkan berdasarkan indeks BBRI. Dengan menggumkan batasan z gizi kurang, skor <-2 baku WHO-NCHS &gai maka keadaan anak Qpat dilihat pada tabel 2. Denmn uii, chi-kuadrat, terdaDat ~eltwdaanvang bermakna antara angka anak'ya& bergizi k u r a i pada awal dan akhir penditian pada kelompdc pedakuan (P<0,05). Pada penelitian ini, pemeriksaan radidogis paru dilakukan sebelurn pengobatan dan 6 bulan sesudah pengobatan. Pada pemeriksaan prtama, &1,9% anak kelompok pellakuan menunjukkan gambaran TB paru dan dicurigai TB paw, sedangkan pada k e l m kontrol dj'junpai 86,9%.Setelah 6 bulan kemudan, pada kelompok pedakuan yang menunjukkan perbaikan adalah 849% amk, sedangkan pada kelompok kontml 67,7%. Dengan demikian, perbaikan gambaran radiologis paw lebih banyak terjadi pada kelompok yang diberi vitamin A dosis tinggi daripada kelompok yang tidak dibeti vitamin A. Namun bila Susi S. Swardi; &k dllakukan uji 8Mstik, perbedaan tersebut tidak bennakna (P>0,05). Nilai skoiing yang dtemukan M k peda pemeriksaan awal maupun akhir berkisar antara 4 sampai d-n 14. Sepmti dsebutkan terdahulu, p d a skoring akhir nilai 5 8 danggap baik dan nilai >8 danggep belum baik. Temyata pada akhir penelitian twjedi perbaikan skor pada kedua kelompok. Pada kelompok perlakuan permtaw anak yang nilai skomya benrbah baik adalah 42,4% sedangkan pada kelompok kontrol penentasenya adalah 351%. PEMBAHASAN Pada umumnya, seoreng anak dnyatakan sembuh dari penyakit TB paru didasarkan pada M m p a ha1 yaitu: paftumbuhannya (status gizi), gambaran raddogis, keluhan y a y sering timbul dan lain-lain. Pada penelitian ini, penilaian tingkat kesembuhan didasarkan pada: status gizi, laju endap darah, dan gambaran radiologis. Temyata pada akhir pnelitian terjad perbaikan skor pada kedua kelcnpA. Pada kelmpok pedakuan pacsentase anak yang nilai skomya b e ~ b a hbaik adalah 42,4% sedangkan pada kdoinpok kontrol persentasenya adalah 35.1%. Walaupun secara statistik pefbejaan ini tidak bermakna, namun jumlah anak dari kelwnpok yang d i h vitamin A dosis tinggi lsbih banyak yang mengalami pehaikan daripada kelompok kontrol. Meiihat data kadar vitamin A serum kelompok padakuan dan konbol tidak &t bermakna dan asupan vitamin A dari konsumsi makanan kelompok kontrol lebih tinggi danpada kelompok pellakuan, maka dilakukan analisis lebih lanjut. Temyata hasilnya menuqukkan bahwa bila duruh sampel dbagi menjad dua kdompok berdasarkan nilai kadar vitamin A m a n batasan 25 ugld, kemudian dilihat skor perbaikannya pada masing-masing kelompok tersebut, temyata terdapat perbedaan bermakna (P<0,001). Pada kdompok dengan kadar vitamin A serum 2 25 ugldl, jumlah anak yang mempunyai skor baik lebih banyak secara bermakna dadp& kelompok dengan kadar vitamin A serum <25 ugldl. Dengan PGM 2002,25: 34-40 Tingkat Kesembuhan TB Paw Pada Anak Balita demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara status vitamin A dengan tingkat kesembuhan penyakit TB paru pada anak balita. Selain itu, tampaknya pemberian vitamin A dosis tinggi setiap 2 bulan sebanyak 3 kali pemberian, kurang efektif. Hal ini dapat terlihat dari status vitamin A akhir kelompok perlakuan lebih rendah daripada kelompok kontml. Keadaan ini mungkin saja disebabkan karena adanya kehilangan vitamin A selama fase akut penyakit atau masa aktif seperli yang dilaporkan Stephensen, dkk (1994). Disebutkan bahwa kebutuhan vitamin A meningkat dalam fase akut penyakit karena adanya ekskresi retinol melalui urin. Sedangkan pada kelompok kontrol yang kadar vitamin A akhimya lebih tinggi, dapat dikaitkan dengan asupan vitamin A nya yang lebih tinggi daripada kelompok perlakuan. 1. Dengan suplementasi vitamin A 200.000 IU setiap 2 bulan selama enam bulan, tingkat kesembuhan penderita TB paru antara kelompok perlakuan dan kelompok kontml tidak berbeda secara benakna, meskipun persentase perbaikan skor tingkat kesembuhan TB paru lebih tinggi pada kelompok perlakuan. 2. Tanpa membedakan kelompok, ada hubungan yang bermakna antara status vitamin A dengan tingkat kesembuhan penyakit TB paru pada anak balita. SARAN Perlu dilakukan peneiitian lebih lanjut mengenai peranan suplementasi vitamin A dosis tinggi terhadap kesembuhan penyakit TB paru pada anak balita dengan interval pemberian yang lebih pendek dan waktu pengamatan yang lebih lama dari 6 bulan. Susi S. Suwardi; dkk UCAPAN TERIMA KASlH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Direktur RS Salak beserta staf khususnya dr. Novelia, Sp. A . dan Direktur RS Karya Bhakti beserta staf khususnya dr. Partogi, Sp.A, serta semua pihak yang telah membantu. RUJUKAN 1 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Departemen Kesehatan RI & Pusat Data Kesehatan. Profil kesehatan Indonesia 1999. Jakarta: Depkes & Pusdakes, 1999. Sujudi. Pengarahan Menten Kesehatan pada Konggres VI PPTl (Perhimpunan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia). Ciloto, Jawa Barat, 21 November 1996. Badan Litbang Kesehatan Depkes dan Bim Pusat Statistik. Survei kesehatan ~ m a h tangga. Jakarta: Badan Litbangkes dan BPS, 1992. Sommer, A. et al. Impact of vitamin A supplementation on childhwd mortality. Lancet 1986,24;1169-1173. Lemeshow, S; et ai. Adequacy of sample size in health studies. John Wiley 8 Sons, 1990. Holmgren, G. BCG for both diagnosis and prophilaxis. News on Health Care in Developing Countries 1995,9: 24-27. Rahayoe, NN. Masalah diagnostik dan penatalaksanaan tuberkulosis pada anak. Naskah Lengkap Pendidikan Tambahan Berkala llmu Kesehatan anak ke XVII. FKUI. Jakarta : FKUI, 1988. Stephensen. C.B et al. Vitamin A is excreted in the urine during acute infection. Am J Clin Notr 1994,60: 388-392. Gaind, B.N. Prevention of Tuberculosis in Children and Tuberculin Testing. Paediatrica lndonesiana 1993, 23345-15