industr i 40 lahull terakhir ir)i - e

advertisement
rssN...........
PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN FISIK, SOSIAL
EKONOMI, BUDAYA DAN BIOLOGI TERHADAP KEJADIAN
TUBERKULOSIS PARU DI BP4 PATI
Rus oto, Sukarmi[, IndrD.rlt
Progan Studi Keperai'otan
e
-m oi I
:
s
t i ket m u h
Muhannudiyoh Kdus
s(Ara hao. con
S1'IKES
-kudu
ABSTRAK
Tuberkulosis paru disebabkan ol.n Mycob,acterirrt lrbercutosis.
Di
lndoncsia
prevalensi Tuberkulosis Pafl'sebesar 130 / 100.000, Prcvalensi TB paru klinis 0,8%
dar; seluruh penyakil di lndonesia dan 75% pcDderila TB Daru adalah kelompok ltsia
produktif(15 - 50lahun) deng:rn lingka( sosial ekonolni rendah. Di lndoncsia TB pirnr
merupakan penyebab kemalian Lrlanra ketiga, Risiko penularan setiap tahun di
lndonesia antara l-2 %. Penderita baru BTA posilifdari 2001-2006 di BP4jumlxh 419
kasus. PeDdcrila TB piru p:rda usiil dc\vasa akan cninrbrrlkan lnasalah di kchrlrSn
maupun komunitas ter!(atna dalanr pencapaian produktifitns kerja. Penelilir'r ini
bcrruiuan untu nrenganalisis laklor lingkuirgan t'isik. sosial ekononri. buda)'a dan
biologi tedradap kejadi.n luberkulosis parLr lahLrn 2008. Penelillan ini nrenggunakan
i\etode casc cotll rol ra//J, Sr'byek penel il iaD in i adalah I 06 or ang yang berobar le B P
4 Pari sebanyak 53 penderira TB paru sebagai kasus dan bukan penderila TB paru
sebanyak 53 sebagai konlrol. Diagnosis pendcrira dibukrikar dengan pelneriksann
ronlgen dan BTA pada perneriksaan SPS dinyalakan pos;lil sedang kelornpok kontrol
pada pemeriksaan BTA SPS dan ronlgen hasilnla d:nyalakan negalil AMlisis dnla
dilakukan dengan c,i?t rgrrre rerr, unluk mengetal)u; besarD),a risiko dihitung OR (o/r/.r
rcrto), selanjutnya dilakukan analisis mullivariat dengan lrji regresi logistik. Dari hasil
anal;sis bivariat Tingkal pendapalan (p - 0,016, odds rerio (OR) 2,536 95 V.
Cotfidekce hte ol (CI) I,155 - 5,568), Tingkar peDgelahuan (p = 0,0001, od.J! ru/io
(OR) 26,143 9s yo Confdence lhterwl (Cr 8,857 80,149), Jenis pekerjaan (o./.n
ratio (OR) 2,606 95 o/o Co'fidence htetaal (CI) I,076-6.310.p=0.031).SlarLrsgizi
(p = 0,018. oddr rutia rcR) 3,789 95 vo Cotlfdcnce hte^arl (Ct) 1,694 8,4?j).
Kebiasaan merokok (odds mtia (OR) 2,559 95' Canl)tlence lntetnal (Cl) 1,161 5,642, p = 0,019), Adapun variabel bebas yang lidak rerbukli berhubungan Riwayal
Minurn-minuman Keras ( odd:t ratio (OR) I,280 95 o/o Cottfdence Itxerval (Ct 0.482 3,a02, p = 0,620). Perlu segera dilakukan penangglrhngan penderjta Tb paru dan
screening TB panr, penyulLrhan kcpada rrasyarnkat. ditn uDaya rUmah seh.l pida
r)rasyarakat.
Kala
krnci
: Ana'isis faktor linSkungan. TubcrkUlosis panr
PENDAHULUAN
industr
Latrr IJel,llqng
Penyakit Tuberculosis (TB) Parlr
disebabkan oleh M),cohactcriunt
tubcrculosis yang lelah mengiDfeksi
sepertiga penduduk dunia sehingga
mefupakan sal0h satu nrrsalah dunir.
l'qrg
tu[ llll{r0r l.irgltunsrtr
di ncgara
40 lahull terakhir ir)i
Keiadiar Tubcrkulosis paru
i
nrcnunjukkar) angka prcvalc si yilng
sangal kecil, Dipcrkirahan terdapat I jula
pcnduduli discra0g Tuberkulosis panr
dengan kentatian I juta per tahun dan
cliperkirakan pula 95% penderila
llberkulosis plnr bcrada di neglla-
Fisir, sosirl Ek0noDri, drn lli0logi ..... (ltrsD0ro (tkk)
l0
negara be.kembang. Tuberkulosis paru
di
lndonesia tahun 1999 dan 2004
menunjukkan jumlah 583.000 kasus,
kematian 140.000 dan l3/100.000
penduduk adalah penderita barLr dan
angka insidensi Tuberkulosis paru pada
tahun 2002 mencapai 555.000 kasus
(256 kasuvl00.000 penduduk), dan
46% diantaranya
diperkirakan
merupakan kasus baru atau kasus baru
meningkat 104/100.000 penduduk
(DEPKES,2002).
Konsekuensi yang rnungkin teriadi
bagi penderita Tuberkulosis paru yang
tidirk melakukan pcngobdtan setelnh
lifta talrun
menderila
penyakil.
diprcdiksikan 50% dari penderita
Tuberkulosis paru akan nreninggal,
sedangkan sekitar 25% akan senrbuh
sendiri dengan daya lahar) tubuh linggi
dan sebal),al( 25% lainn)a sebagai
"kasus klonis" \'aog tctlp nenular.
Kekhrwaliran nrenuI1rfn),a kualitas
dii dunialah ],arrg
menrbual WIIO pada lahLrn 1993
akhirnya mencanangkan kedaaurnlan
global penyakil TuberkLrlosis paru.
Kekhawaliran dan perhatian dunia
senrakin l(entara saat m!ncul epidefii
kesehatan manusia
HIV/AIDS karena
diperkirakan
perderita TLrberkulosis paru selnakin
,neningkat. Cenderang perang Ierhadap
l\,Iycobacteriunt tuberculosi.r
yang akhirnya meluncLrrkan berbagai
progran penanggulangnya, lennasuk di
l.donesia (DEPKES, 2001).
N'len!trut Departelnen l(€sehatan Ill
kwan
(2001) pendcrila Tube|kulosis
panr
957o berada di negara berkembang
dengan 75% penderila'fuberkulosis
panr adalah kelompok usia produklif
( l5 - 50 rahun) kebonyakan dari
kelonrpok sosial ekononri rendah. dl
lndoncsilj Tuberkulosis paiu p€nyebab
kerralian utama k€tiga selelah pcn),akit
.iantung dan salurin pcrnafasan. Ilisiko
pefularan setiap tahun (Annnal Ri:tk oJ
hrberculosis Infection = AllTl) di
lt
Indonesia dianggap cukup tinggi dan
bervariasi antam I-2 %. Hal ini berarti
pada daerah dengan ARTI sebesar I %,
setiap tahun diantara 100.000 penduduk,
I00 (seratus) orang akan terinfcksi.
Sebagian be.ar dari orang yang terinfeksi
tidak akan menjadi
penderita
yang
mgnjadi penderita
Faktor yang
l'Lrberkulosis paru, hanya
rerinfeksi yang akan
Tuberkulosis
l0 % dari
paru.
mempengaruhi kemungkinan seseorang
menjadi penderita , Tuberkulosis paru
adalah daya tahan tubuh yang rendah;
gizi buruk atau
lllV/AlDS. Di sanrping itu tercApailyo
dianlaranya karena
cakuprl
nenernuan
penderita
Tuberkulosis paru secara bertahap dengan
larget sebcsar 70% pada 2005 (DEPKES,
2002).
Penenuan penderita Ttlberkulosis
enurut Profil kesehalan Jalva
paflr
Tengalr penemoan pend€rita tahun 2002
sebesar 8.6.18 penderita dengarr nngka
penenuan penderila (CDR)
penemuan pendcrita BTA positjf
22o/.,
tahun
2003 sebanyak 10.390 penderita yang
dilaporkan dari 35 Kabupaten / Kota, I I
BP4 dar Rumah Sakil Paru dengan
angka pencnuan penderita (CDR) 28,5%
dari perkiraan jumlah penderita baru BTA
positlf 19.061 kasus. Angka tersebut
dibandingkan tahun
scbelurnnya sebesar 1.742 kasus (Dinkes
Propinsi Jateng, 2002)Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten
Patitahun 2005 kasus baru ditemukan 254
kasr.ts dengan (CDR) 26,19 % dan tahun
2006 sarnpai dengan triwulan ketiga
sebanlak l7l kasus dengan (CDR) 13,05
% (DKK Pati,2007).
I
meningkat
Berdasarkan uraitln dan fakla-hkta
diatas, dapat diidentilikasi nrasalah
diantaranya r penyakit TB ParLr dervasa
nrerupakan masalah
kesehatan
dinlasyarakat yang penting din€gara
belkcnrbang 75 % penderita TBC adalah
kelonlpok usia produklif(15 - 50 tahun),
angka pcnemuan penderira (cDR) 28,5 %
.llKt(, Vol. I, No. l, Juli20l0: l0-25
dan data BP4 pati 3 trimester mencapai
69 kasus. Fak(or faklor lingkungan
-
baik flsik sosial ekonomi budaya dan
biologis yang rendah , maka seseorang
kan menjadi rentan pada TB Paru,
kemudian lebih lanjut untuk
melihat
dini
timbulnya suatu kasus
sehin8ga dapat diketahui jelas laktor
lingkungan yang berkaitan dengan
sccara
kciadian tuberkLrlosis paru.
Permasalahan secara khusus laktor
dari :faktor lingkungan fisik meliputi
ventilasi rumah, suhu dalan runlah,
jenis lantai, jenis dinding, lingkungan
kerja. Sosial ekonomi dan budaya
meliputi kebiasaan merokok, kebiasaan
minurnan keras, pendapatan, pekerjaan,
tingkat pengetahuan, Biologi malipLrti ;
rhvayat irnunisasi, indeks massa tubrh
konlak dengan penderita.
Dari
identifikasi masalah dialas dapat dibuat
rumusan masalah penelilian secara
urnun sebagai berikut : "Adakah
hubunBan antara faklor lingkungan
fisik, sosial ekononli, buda)'a dao
biologi terhadap kejadian tuberkulosis
paru tahun 2008 ? Studi kasus di Balai
Pencegahan dan Pengobatan Penyakir
Tujuan Ponelitian
Tujuan umum pcnelitian adalah
membuktikan faktor yang berhubungan
anatara lingkunga fisik dan biologi
dengan kejadian TB paru. Sementam
tujuan khusus adalah membuktikan
hubungan kelembaban kamar tiriur, jenis
lantai kanrar tidur, jenis dioding kaDlar
tidur, ventilasi kamar lidur, pencahayaan
kanrIr tidur. kepadalan runrah, srrhrr
dalam rufiah, riwayat kontak anggota
keluarga serunrah, utttur dan riwayat
pcriyakit yang nrcnyertai dengan kejadian
TB parlr.
I\,IETODE PENELITIAN
Jcnis Dan Rnncang;lrr Penelitian
Jenis penelilian
ini
adalah studi
obscrvasional analilik dengan desain cc:rc
cohtrol st ly, yang nrengkaji hubungan
kasus dcngan laklor resiko lertenlu
(MaclvlohaD, 1970). St0d; kasus ini
dimulai dengan nengidcntifikasi
kelornpok kasus BTA (+) sebag^i kasus
dan keloorpok dengan BTA G) sebagai
kelompok konrrol.
Paru (BP4) Pati
Konrrol
:
Non TB paru
FR
(+)
Fr( (-)
Subjck Penelitian
Peneltian
ini
FR
FR C)
Cambarl
Desain pcnclitian Fakror Risiko TB Paru
(Gordis, 2000, dengan modifi kasi)
TB paru yang datang ke BP4 Pati nulai
dilakukan di
Juni sarnpai dengan Juli 2007. populasi
karisidenan Pati pada pasien TB paru
yang berobat ke Balai Pencegahan dan
Pengobatan Pcnyakir Par (BP 4) Pati.
Populasi rujukan dalam penelitian ini
yail semua pasien TB paru yang berada
diwilayah karisidenan Pati. Populasi
sludi dalarn penglitian ini adalah pasien
Pq'girlh Frkror
LirgkungNo
(+)
fisil,
ini dikelornpokkan ke dalam kelompok
kasus dan kelompok kontrol dengan
kreteria; Kelonpok kasus adalah
penderira 'l U paru yang berkurjung ke
BP 4, dengan gejala klinis TB paru
positil, pencriksaan B1'A (+) dan
roniger (+) yang pcriksa berdasarkan
Sosirl etoion,i, dntr Ltiotogi...._ (tt6noio
dkh)
12
hasil rekan medis dan berobat ke BP 4
Pati dan kelompok kontrol adalah bukan
perderita TB paru yang berkunjung ke
BP 4 pemeriksaan BTA (-) dan Ro (-).
lz" rzllzeznKeterangar
=
rz\1, zB
Ferhitungan
besar
sampel
menggunakan formulasi studi kasus
kontrol (Lemeshow S, 1997) :
1@(-Ay' p;tr -V41p
Zp
:
(OR) P2
Pl
(OR) P, + (l -P,
P2 = Perkiraan proporsi paparan pada
kontrol
OR = Odds Ilatio
Z0 = Tingkat kemaknaan ditetapkan
oleh peneliti sebesar 5% (1,96).
:
Power ditetapkan penel;ti sebesar
80% (0,842).
Hasil penelitian sebelumnya
untu& OR beberapa laktor risiko adalah
sebagai berikut.
Tabel
I
PerhitLrngan besar sanlpel dari taktor-faklor yang berhubungan
dengan te{adinya TB paru
N
OR
l.
Rivalal konlak penderila .erunah
2.
Kelembabai didalani tunah
Venrilasi iendela run[h
3.
1.99
1.86
6.59
3.32
i.
Jumlah penghuni ruor.h (kepad.t.n)
6.
Jetris
7.
l,4t
di.dine
Suhu didalam r!mah
2,70
2.68
:t 00
3.
9.
P€nyakil penyerta DM
Berdasarkan tabel I, maka besar
sampel terbesar adalah minintal 52,
sehingga dalam penelitian ini besar
sarnpel nrinirial adalah 53 orang atau
jumlah kasus dan kontrol 106 orang.
Teknik sampling kreteria inklusi dan
eksklusi pada kelonrpok kasus:
Kreterla inklusi : Usia responden l5
L
tahun
keataj, nenderita TB
secara klinis,
paru
pcrreriksaan
laborato.ik SPS BTA (+) dan
radiologi (liontgen +). Responden
merupakan pasien rawat jalan
deng3n pengobatan di BP 4 Pati
2,
t3
(bukan rujukan)
Kriteria eksklusi
:Telah meninggal/
pindah alamat, sudah dua kali
42
42
33
49
49
5l
5l
52
3l
didatangi untuk diwalvancarai tetapi
tidak ada, tidak ada perubahan /
renovasi rumah I tahun meliputi
(dinding, atap dan lantai) sebelum
dinyatakan positifTB paru.
Teknik sampling kreteria inklusi dan
eksklusi pada kelompok kontrol :
l. Kreteria inklusi : usia responden l5
tahun keatas, tidak menderita TB
paru sccar'a klinis, pemeriksaan
laboratorik SPS BTA (-) dan
radiologi (Rontgen -), responden
menrplkan pasien rawat dengan
pengobatan di BP 4 Pati (bukan
rujukan).
2.
Kriteria eksklusi : telah meninggal /
pindah alamat, sudah tiga kali
JIKK, Vol. I,No. l. Juli 20t0 : t0-25
didatangi untuk diwawancarai tetapi
tidak ada.
Tabel 2
Nilai Besar Risiko (Oddi Ratio/OR)
Paparan Terhadap Kasus
Variabel Penelltirn
Variabel bebas penelitian meliputi
:a) rivr'ayat kontak penderita serumah, b)
kelembaban didalam rumah c) ienis
dinding kamar tidtr, d) jenis lantai
kamar tidur, e) venlilasi jendela kamar
tidur, f) pencahayaan kamar tidur, g)
jumlah penghuni rumah (kepadatan), h)
suhu didalam kamar tidur, i) umur, dan
j) riwayat penyakit yang nenyertai.
Sementara vasiabel terikat meliputi
kejadian TB paru pada usia dewasa.
Analisis Date
Ahalisis U ivatiol
Untrk menggambarkan karakteris-lik
respondel, dengan lnenyajikan distribusi
flekuensi dari masing-masing variabcl
yang diteliti, disajikan dalam bentuk
tabel, grafik dan distribusi frekucnsi
untuk nl€ngetahui proporsi rnasingmasing variabel.
Annlisis Bivaria(
Untuk mengetahui adanya hubungan
antam variabel b€bas dan variabel terikat
dengan rnenggunaka., uji chi-sEnre
sedangka0 uii T-test lntuk mengetahui
adanya perbedaan yang signifikan antara
masing-rnasing variabel bcbas dengan
variabel terikat. Penerinlarn hipotesis
penelitian berdasarkan tingkat
signifikansi (nilai p) adalah p < 0,05.
Selanjutnya juga diperoleh nilai besar
risiko (Oddr RartoloR) paparan rerhadap
kasus d€ngan menggunakan tabel 2x2
sebagai berikut
hnslrul
Besar nilai OR dilentukan dengan
nrmus OR = adlbc, dengan Confdence
Intemol (Cl) 95 o%. Hasil interpretasi
nilai OR sebagai berikut :
- Bila OIt >l CI 95 % lidak rncncakup
nilai l. menunjukka| bahwa faktor
yang dilcli{i mcrLrpakan faklor risiko.
- Bila Ot{ > I Cl 95 7o rnencakrp nilai l,
menunjukkan bahwa laktor yang
dilelili bukan []erupakan faktor risiko.
- Bila OR < I Cl 95 7o tidak nrencakup
nilai I, menunjukkan bah\va faktor
yang diteliti merupakan faktor
protekrii
HASIL DAN l'EMIIAHA SAhKarakleristik Subjel( l'cnelitirD
Hasil penelilian
menuniukkan
laki-laki 49 orang te.diri dari
ZZ alav 20,8Yo kAsus da[ 27 atau 25,5%
responden
kontrol, sedangkan responden wanita 57
orang terdiri dari 31 alau 29,2o/o kasus
dBn 26 ata! 24.5% konrrol.
Responden terbanyak beEsal dari
wilayah Kabupaten Pati 69 arau 65,1%
orang, rerdiri dari 33 atau 3l,l% kasus
dan 36 arau 14% kontrol, Kudus 24
22,6o/a te|diri dari 14 orang
otang
^l^ukasus dan l0 orang atau 9,4%
ata l3,25
kontrol, Rernbang 8 orang alau 7,5%
terdiri dari I orang atau 5,7o% kasus dar
5 orang 9,40lo kontrol, Jepan 4 orang
atau 1,8 % terdiri da.i 3 orang atau 2,8%
kasus dan I orang atau 0,9% kontrol
F;rkior Llrgkunsrn Fisih. Sosirl EkotroNi, din Biolosi... (R(noto
dnk)
14
sedangkan paling sedikit adalah denak I
o.ang 0,9yo. Tempat tinggal responden
paling banyak adalah di Kabupaten Pati
sedangkan paling sedikir
adalah
Kabupaten Demak. Besarnya proporsi
responden
dari
kabupaten
Pati
dirnungkinkan karena thktor jarak dan
kemudahan transportasi ke BP 4 Pati.
sedangkrin faktor lain yang berhLrbungan
dengan angka kesakiian masing-masing
lokasi TB Paru pada $sia dewasa belum
dilakukan penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian di
lapangan di masingrnasing kab palen
responden tersebar di 2l wilayah
kecanalan. Di kabLipaten Pati yang
berasal dari v,rilayah kora 3 orang (2,8%)
dan 6l dari pedesaan (62,3 %) dengan
kecamatan terbonyak gabus 8 orang (7,5
%) terdi[i dari 5 (4.7 %) kasus daD ] (2,8
%) kontrol. Di kabLrparen KLrdus
sebanyak 24 rospondcn (22.6 %) dcngan
kecamatan terbanyak Jekulo 8 responden
dari 5 (4,7 %) kas s dan 3 (2,8 %)
konlrol. Di kabupaten Jepara scbanlak 4
responden (3,8 %), di kabuparen Denrak
I responden (0,9 %) dan di kabupelen
Rembang 8 responden (7.5 %).
Responden yang sudah menikah
sebanyak 86 orang atau 8lolo terdiri dari
44 orang atau 4l,5oZ kasus dar 42 orang
atau 39,65 kontrol, belum kawin l3
orang terdiri 7 orang ata! 6,6% kasus
dan 6 orang atau 5,7% konkol
scdangl:an paling sedikir
adalah
kelornpok janda atau duda 7 o.ang atau
6,6 Y" te"diri dari 2 orang atau
l,9olo
kasrs 5 orang atau 6,6% kontrol.
Hasil penelitian tentang pendidikan
terakhir yang diikrti responden paling
banyak lidak tantat SD 3l orang atau
3l,l% dimana kelonrpok kasus lebih
banyali yaitu I3 orang arau 12,1 % dan
20 orar,g atau I 8,9% control, tamat S MA
27 orang atau 25,5% terdiri dari 4 orang
ataLr 1,8% kasus dan 2l orang 21,7%
control, tamat SD 22 orang alau 2Q,8Vo
terdiri dari l6 orang atau lJ,lo% kasus
l5
dan 6 orang atau 5,7olo control, tamat
SLTP 15 orang atau 14,2% semuanya
pada kelompok kasus, tidak sekolah 6
orang atau 5,7% sama antara kelompok
kasus dan control yaitu 3 orang atau
2,8% sedangkan paling sedikit adalah
pendidikan ianat PT 3 orang atau 2,8%
terdiri dari 2 orang atai l,9olo kasus dan I
omng atau 0,90% kontrol.
Lingkung^n Fisik
Kondisi
lingkungan
rurnah
responden dilakukan pengukulan untuk
mcngetahui beberapa variabel
diantamnya kepadatan rumah, ventilasi
kamar responden, kelembaban kamar
responden, intensitas pencahayaan dalam
kamar responden, suhu udara dalain
rumah dengan menggunakan alat-alat
yang terlebih dahulu dilakukan kalibrasi.
Berdasarkan tabel diatas
tidur responden dan
kelenrbaban kamar
suhu ruangan diukur
dengan
menggunlkan alal thennahigrc,metet
yang dapal mengukLrr dua variabel
sekaligus yaitLl suhu dan kelembaban.
Sesuai standar dinyatakan baik antara
40%
70% terbanyak sesuai standar 62
orang (58,5 %), terdapat pada kelompok
-
kasus 20 orang (18,9
kontrol
%) dan kelompok
42 orang (43,4 %).
Pada
kelembaban yang tidak sesuai standar 44
orang (41,5%) pada kelompok kasus 33
o.ang ( 3l,l o/o) dan kelompok kontrot I I
orang (l0,4 %).
Kelembaban
kanar
lidur
reiponden berkisar a:lta"a 30 yo - 64 yo
padr kelompok kontrol sedangkan pada
kelonrpok kxsus anta.a 30 oA - 63 ya.
Paling ban)'ak adalah pada kelembaban
40% terdiri dari 6 orang atau 5,7o% kasus
dan ll o.ang atau 16 o/o pada kontrol,
paling banyak pada kasus adalah pada
kelembaban 35 % dan pada kontrol
adalah kelernbaban 40%. Berdasarkan
standar kenoflnalan suhu dalam kamar
JIKK, Vol. l, No. I, Juli20l0 r l0-25
tidur yaitu antara 40 % -'10 %, tasil
menunjukkan tidak standar 44 orang
atau 41,50 terdiri dari 33 orang atau
3l,l% pada kasus lebih besar dari
kelompok kontrol ll orang atau 10,4%
sedangkan
Pada kamar
Yang
k€lembabannya memenuhi standar pada
penelitiannya lebih besar yait! 62 orang
atau 58,5% yang ternyata
Pada
kelompok lcontrol lebih besar yaitu 42
orang atau 39,60/o dari keompok kasus
20 orang atau 18,9olo.
Pencahayaan dalam kamar lidur
respond€n adalah inlensitas cahaya yang
ada dikamar tidur / biasa ditempati
responden untuk istirahat. Pengukuran
mengg[nakan hLt nlelet cli&ital.
Pencahayaan memenuhi syarat jika Iebih
besa[ atau sama dengarr 60 lux. Kondisi
pencahayaan rumah responden berkisar
70 lux meter Yang tidak
anatara 45
-
memenuhi syamt atau dibawah 60 lux
adalah 39 responden (36,8 %) terdiri dari
3l pada keloompok kaslrs (29,2 %) dan
8 responden pada kelornpok kontrol (7,5
%').
Pencahayaan kamar
berkisar anlara
45
Kcpaddlan rumah (penghuni)
Kepadatan rumah yang dihitung
berdasarkan luas rumah dengan dibagi
jumlah penghuni. Hasil pen€litian
didapatkal jumlah penghuni rumah
antara I - l0 orang. Responden
terbanyak adalah sesuai standar yaitu
lebih dari 9 m'?sebanyak 89 responden
(84 %), pada kelompol( kasus 19 orang (
36,8 %) dan pada kelompok kontrol 50
orang (47,2 %) sedangkan yang tidak
stardar l? orang (16 %) pada kelompok
l4
orang (13,2 %) dan Pada
kelompok kontrol 3 orang (2,8 %).
Jumlah penghuni terbanyak adalah 5
kasls
orang sebanyak 40 keluarga (37,7 %)
pada kelorrpok kasus l6 keluarga (15, I
7o) dan pada kelomPok kontrol 24
keluarga (22,6 7o). Ukuran
rumah
terbanyak adalalr 63 m! atau ukuran 7 x 9
meter dengan jumlah 37 keluarga (34, 9
%) pada kelornpok kastrs
l5
keluarga
d$
pada kelonpok kontrol 22
(20,8
%o). Sebagian besar luas
keluarga
(14,2 %)
rumah nlernenubi syarat
jika
dibandingkan dengan jumlah penghuni
karena lokasinya lebih ban),ak dipedesan
yang lahannya rnasih cukup luas.
tidur responden
kelompok kasus dan 46
70 lux Pada
- 68 lux Pade
kelompok konhol, lerbanyak Pada
pencahayaan 60 lux sebanyak 38 otang
atau 15,8%, paling sedikt 46 lux hanyir
pada kelornpok konlrol.
Berdasarkan
standar pencahayaan ruang kamar tidur
yaitu nonnalnya U 60 lux, hasil
rnenunjukkan yang proporsi nonrral
lebih besar dari pada kurang
pencahayaan yaitu 67 orang ataJ 67,30
terdiri dari 22 orang kasus atau 20,8%
dan .{6 orang alau 42,6yo pada kontrol,
sedangkan pada kelompok kurang
standar 39 orang terdiri dari 3l orang
pada kelompok kasus alau 29,2% dan I
orang pada kelorrpok kontrol ataLi 7,57o
Itngrruh [!ktor Lingkunsrn Fisik,
Ventilasi kaDrar tidur
responden
adalah lubang keluar masukrya udara
beba. ke karnar tidur r(,ponJcn dihilung
berdasarkan llrbang yang ada dan
d,b:rrdingkerr dcntxn lrr-. lcrnar
tidurnya 5esuai 5tdrrdar Depaflemer.
KesehoLrn RI dcngan slnrar lebih besar
rriu sJrrr dcngilrl l5 9o drri luJs lanlai.
Hasil penelitian ventilasi
rulnah
didapatkan hasil 92 orang atau 86,8%
dibawah standar tcrdiri dari 5? orang
aI^v 49,lyo kasus dan 40 orang atau
37,7% konlrol lebih besar dari yanS
memenuhi standar yaitu l4 orang 13,2%
terdiri dari I orang atau 0,90 kasus dan
l2 or.,r'! aLarr ll.2oo kontrol. I'ad:'
kelorrrpo\ 1u rg lida(.r'rrdxr \eban)nl
92 rcsponden (86,B %) terdiri dari 52
Sosirl EkonoDi, drn Biologi . .. (Rusnoto
dkk)
16
pada kelompok kasus (49,1 %) dan pada
kelompok kontrol 40 oftng (3'/.'/
Vo).
2,8% dan paling kecil separuh tembok
hanya pada kontrol 2 orang atau 1,9%.
Snltu
Li
dalan kamar
responden yang memenuhi sya6t yaitu
antara l8"C-30"C. Suhu kanrai tidur
responden dengan usia dewasa
Semenrara suhu udara
-
responden berkisar antara l6 'C
22,3
oC, proporsi paling tinggi adalah suhu l8
oC sebanyak 45 orang terdiri dari 22
atalr 20,3 Yo kasus dan 23 alau 21.'7 yo
pada kontrol. Berdasarkan kenormalan
suhu antara 18 - 30 'C, proporsi 7l
otuil alar 67yo normal terdiri dari 46
atar 43,4 oA kontrol leb;h banyak dari
kasus 25 orang atau 23,6 %. Sedangkan
pada sohu tidak noanal J5 orsng alau
33Vo dinana kelornpok kasus 28 atau
26,3% lcbih besar dari noanal 7 orang
at
6.6Yo.
gl(ungan Biologis
Untut
Penelitian
ini
Jenls Iantai dibedakan atas lrnah.
tanah 41 orang atau 38,7% terdi.i dari
kelompok kaslrs 25 orang alau 23,5%
lebih banyak dari kontrol 16 orang atau
l5,l% dan paling sedikit adalah ubin
/plesrer sebesar 23 atau 2l,l% terdiri
dari l8 orang alau l7% pada kelorrpol(
kasus k€bih besar dari konlrol 5 orang
alau 4,79/o.
Jcnis dinling kontut tilut
Jenis dinding karnar tidur lespondcn
terdirl dari bambu, kayu,
separuh
lcrrbol( dan ternbok dengan proporsi
terbesar tembok 6l atau 57.5% lerdiri
dari 20 atalr 18,9% kasus lebih kecil darl
konlrol 4l atau 38,7%, kayu 29 atau 27,4
% terdiri dari 22 atau 20,8% kasus lebih
besar dari kontrol ?atau 6,6%, lenrbok
l4 atau 13,2% terdiri ll atau 10,'1%
kasus lebih besar kontrol 3 orang atau
t7
mengambil
yaitu l5 50 tahun, dari hasil penelitian usia
responden anta.a 15 - 50 tahun dengan
interyal 5 tahun didapatkan hasil usia
terbanyak 46 - 50 tahun dengan proporsi
56 atau 52,8olo terdiri dari kasus 37 atau
)4,9o/, dan konlrol
l9
ala\t
17,9o
,
sedangkan kelompok usia paling kecil
16
-
40 lahun 1,8%.
Ril.alnt pen!akil !ang trrcn)terlai
Penyakit yang menyertai dalanr
penelitian in; dibedakan atas tidak
adanya ri\,ayat. mempunyai riwayat DM
atau penyakil lainnya. Hasil penelitian
nrenunjukkan
pleste/ubin dan keramik, proporsi
paling tinggi adalah kerarnik 42 orang
atau 39,60% lerdiri kelonrpok konfrol
lebih besar 32 orang atau 30,2y, dati
kasus l0 orang alau 9,4%. kenrudia
hanya
57 atau
53,8Y.
TB paru menderita
penyakir lain !erdir d3ri 8,5 % pada
menunjukkan selain
kasus dan 45,3% pada kontrol adapun
penyakit Iain adalah Rematoid Arteritis
(RA), hepatitis, diare, hipertensi telapi
dalam penelitian ini tidak dirinci yang
dibedakan adalah mempunyai Diabetes
melitus (DM) yaitu l5 atau 14,2% terdiri
dari l0 atau 10,4 pada kasus dan 5 atau
4 .'la/o kontol .
Riva)'al konluk nnggoli keluorya
Hasil peoelilian menunj!kkan 84
atau 79,2 To terdiri dari 33olo pada kasus
46,2 kontrol, sedangkan yang tidak ada
rhlayat kontak keluarga sakit TB paru,
22 atau 20,3% ada riwayat terdiri dari l8
atau 7o% pada kasus lebih besar dari
kontrol 4 atau 3,8%.
flKK, Vol. I, No. l, Juli
2010 : l0-25
Ringkasan l(ondisi
Lingl<ungan
yang menderita
TB
Paru baik
pada
Responden
anaknya maupun anggota keluarga yang
Lingkungqn fisik rcspo den
sebelum menderita
Paru
sekarang, hal ini dibuktikan dengan kartu
berobat ata! pengobatan yang sedang
berjalan.
lain
Tabel 3
Distribusi responden berdasarkan
kondisi lingkungan
fisik rumah dikaresidenan Pati2008
iilditllij{{$
Proporsi adanya riwayat kontak
penularan dengan anggota keluarga yang
.fBukariirB
NI
'6/0'-
.N:l
tl
t8,9
42
19,6
3l.l
II
10.4
50
47,2
2,8
20
l9
36,8
Tidak Standr.
l4
t3.2
a, Srandar
b. Tidak Standar
I
0,9
!3
t2,3
52
49.1
40
31,7
22
20,8
45
8
42,5
23,6
46
4J,4
26.4
7
t0
9,1
l3
Il.r
43
40.6
20
18.9
18,9
.11
r0,6
3l,l
l0
9.,1
b.
3l
l
SuhLl
25
28
Jenis dinding
20
ll
TB
Hasil An^lisis Sltlistil( Bivarint
Analisis b;variat dilnaksudkan ntuk
mengetahui hubungan dan bcsarnya nilai
odds ratio (OR) 'latiabel independen
(lingkungan fisik, biologi, sosial budaya
dan ekonomi) dengan kejadian TB Paru
pada usia dewasa (diatas l5 tahun).
Analisis bivariat ini menggunakan uji
statistik inferensi uji t dan uji staristik
Chi - Square dengan tingkat kemaknaan
pada 95 Yo. Adanya hubungan antara
variabel independen. denga kejadian TB
Paru dituniukl(nn dengan nilai p < 0.05
dan nilaiOR > l.
Faktot titun.t'ol kontuk lengun tnpgotu
Riwayat kontak anggola kelLrarge
diarnbil dari adanya keluarga ser!nrah
menderita TB paru lebih besar pada
kelompok TB paru (34 %) dari kelompok
bukan TB (7,5 %). Hasil analisis statistik
men!njukkan adanya hubungan yang
bennakna dengan didapatkan hasil odds
totio (OR) sebesar 6,3 dengan 95o/o
Confidence Intenal (CI) 1,961 - 20,238,
dengan nilai p - 0,001.
Usio responden
Llsia responden dilihat dari usia l5 45 tahun usia produktifdan lebih dari 45
tahun usia non produktiL Proporsi usia
responden diatas 45 tahun lebih besar
(69,8%) lebih besar dari usia antara I5 45 Iahun (37,'7 y"). Hasil analisis statistik
nrenrnjrkkan adanya hubungan yang
bernrakna dengan didapatkan hasil oddr
ratio (OR) sebest 3,816 dengan 95 %
CottJidence hren,al fcl, 1.701 - 8,558,
dengan nilai p = 0,001.
Kclenfiabon di
.l lnt,t Kotlur tilur
Kelembaban di dalarn ka,nar tidur
sesuai standar dikategorikan memenui
syarat apabila anlaft 40 yr - 7Q Vo dan
tidak memenuh syarat i bila < 40 o% atau
> 70 %.Proporsi kelembaban di dalam
kamar tidur < 40 Yo atar > '10 oA pada
kelompok TB paru lebih lesar (62,3 %)
lebih besar dari kelompok bukan TB
(20,8 %). Hasil analisis statistik
menunjukkan adanya perbedaan yang
bcflIal(na anlara keleorbaban udara
dlkamar tidur dengan keiadian-lB paru
dengan nilai p - 0100,i, berdasarkan
kategorikal rnemenuhi standar dan tidal(
sesuai standar didapatkan hasil adanya
hLrblrngan
yang bennakra
I)cngiruh frktor Lioskunsu Irisil(, Sosi!l Ekono ti, d,n Biologi ..... (Rustrolo
dkk)
dengan
l8
didapatkan hasil odds ratio (OR)
sebesar 6,3 dengan 95% Confidence
lntemal (Cl 2,651-14,971.
Jenis Lqntai Komar Tidur
Jenis lantai kamar tidur dilihat masih
berupa ranah atau plester (tidak standar)
dan sudah dilkerarnik (standar). Proporsi
jenis lantai karnar tidur tidak standar
pada kelompok TB paru 8l,l % lebih
besar dori kelornpok bukan TB panr
11,7%.
analisis slaristik
menunjukkan adanya hubungan yang
bernakna dengan didapatkan hasil orllr
rctio (OR) sebes 7,095 dengan 95 %
ConJidence Interval (C, 2,930 - l,1.:l79.
dcngan nilai p = 0,0001.
Hasil
Pencahalusn KamM Tidur rcspohden
Pencahayaan kamar tidur
responden diukur dengan lux rneter
deflgan hasil lux, dalam kategorikal
memenuhi standar apabila lebih dariatau
sama dengan 60 lux metgr da[ lidak
memenuhi bila kurang dari 60 lux meter.
Proporsi pencahayaan kamar tidur pada
kelompok TB parLr (58,5 %) lebih besar
dari kelompok bukan TB (15,1 7o). Hasil
analisis slalislik inferensial menunjukkan
adan)a perbedaan y6ng
bermakna
p
dengan nilai = 0001J setelah dilakukan
kgtegorikal juga ada hubungan yang
beflrakna dengan
odds ratio (OR)
^ilai95 % Confdence
sebesar 7,926 dengan
lntenal (CD 3,129 - 20,080.
ler
Jekis dittdiry kantot tidxt
Kept unn Runih Rcsto
nremenuhi slandar apabila sLrdah dari
rcnbok dan belunr n]enrenuhi bili diui
kayu atau lainoya. ProporsiJenis dinding
penghuni, kemudia[
JeniJ dinding kart]xr (idur dilihlt
kamat tidur tidak setandar
pada
kelornpok TB paru (62.i %) lcbih besor
da.i kelompok bukan TB ( 18,9 %). I lasil
analisis statistik menunjukkan adany0
hubungao yang bermakna dengan
didapatkan hasil odds ra!io (Olt)
sebesar 7,095 dcngan 95 % Cotl/idenca
Interval (Cl 2,930 - i7,179, dcrrgan
nilai
p
= 0,0001.
Uktrrn l/entilasi di lal n hatnr
ti! r
Ukuran ventilasi di dalam kanrar
tidur
responden nlenrenuhi standar
apabila lebih dari alau sa a dengan l5
o/o
dan tidak mcmenuhi bila kurang dari
t5 % dari llas lantai kamar. Proporsi
Ukuran ventilasi kamar tidur tidak
standar (98,1 %) lebih besar dari
kelompok bukan lB (75,5 %) Ilasil
analisis statistik mcnunjukkan adarrla
hubungan yang [rernaknn dcngan
didapatkan hasil odds ftttio (OR)
scbesrr 16,9 dcnS!n 95 % ( ottJitI:ntt,
Inte^jal (A) 2,121 - 134,641. dcrgan
nilai p = 0,001.
!9
Kepadatnn rumah responden
dilakukan dengan membandingkan
antara luas runrah dengan jumlah
dikatakar)
memenuhi slandar apabila lebih dari atau
sama dengan 9 ml dan tidak memenuhi
bila kuraAg dari 9 nr'. Proporsi kepadatan
rumah )'ang lidak srandar (26,4 %) pada
kelompok TB paru lebih besar dari
kelompok bukan TB (5,7 %). Hasil
analisis slatistik rnenunjukkan adanya
hubungan
yang bermakna
dengan
didapatkan hasil .rry'rtu r'atio (OR) seb.sat
5,983 dengan 95'/o Conldencc Intenal
(C0 I,606
-
22,293, dengan nilai p =
0,004.
dalo kannr lidur raslohalefi
Suhu dalanr kaflar tidur diukur
dengan thernohigronleter responden,
kemudian dilakukan kategorikal yaitu
Suhu
ntemenuhi standar apabila antara l8 oC
30'C drn tidak nr€nrenuhi bila
-
ktirang
dari l8 oC arau lebih dari 30 "C, Proporsi
suhu dalam karnar tidur tidak standar
pada kelompok Tb Paru 52,8 % lebih
bcsar dlri kclorrpok brkan 1 b yailu ll,2
%. Hasil analisis statistik menunjukkan
adanya perbedaan yarg signiflkan
JIKK, Vol. l, No. I, Juli20l0 : l0-25
lebih besar dari kelom[pok bukan TB
tidak ada (0 %). Ilasil analisis statistik
menunjukkan adanya hubungan Yang
dengan nlai p = 0,0001, hasil kategorikal
menunjukkan adanya hubungan Yang
bermakna dengan didapatkan hasil odds
ratio (OR) ssbes 7,360 dengan 95 %
Conlidence Interyal (CD 2,816 - 19,?38
beanakna dengan didapatkan hasil odds
ratio (OR) sebesf 2,412 dengan 95 %
Conlidence lntenal (C, 1,921 1,181,
dengan nilai p = 0,0001.
-
Riwalat Pehlakil lohg Menle ai
Riwayat pcnyckit Yang menYertai
adalah ada apabila selana sakit adit
penyakit lain seliin TB paru dan lidak
odo apabila tidak ado pcnyakit lrinnyr'
Proporsi adanya riwayat penyakil yang
menyertai pado kclompoli kasus 32,1 %,
IliIgkrsrtl llssil Aralisis I]ivlrrint
Hasil uji statistik untuk beberapa
variabcl laktor yang berhubunga0
dengan kejadian TB Paru, diringkas pada
labcl scbirgti bcrikut.
Tabel4
Paru pada usia dervasa di BP4 Pati tahun 2008
TB
Ringkasan Analisis Bivariat kejadian
I
Kelcmbab!n kanrar lidur
2
ventilasi kamar tidur
Pencaha)au kcmrr lidur
3
(,,1.
5
7,0r5
6
7,095
5,981
Jenis dindi'e kamar lidur
7
8
Riwayalkontak penularan
9
denIan ?nesota keluorPa
Rnlrvat Denrakit oen!cna
0,004
0,001
0,0001
0,0001
14.9? I
- 11 ,119
- l7,r7t
.001
22.201
20.218
0,004
1.606
r,96r
-
r
0,001
r.92
l, r8l
0.001
3.8t6
r,70t- 8,5t8
0,00r
Confdence Inte^,al (Cl) 1,701
8,558, dengan nilai p = 0,001.
Kelembaban di dalarn Karnar tidur
responden didapatkan hasil adanya
hubungan yang bermakna dengan
didapatkan hasil odds mtio (OR)
sebesar 6,3 dengan 95% (:onfdence
Simpulan
Penelitian pada pasien BP 4 Pati ini
menunjukkan bahwa variabel bebas yang
merupakan faktor yang berhubungan
terjadinya TB paru adalah :
Faktor riwayat kontali dengan anggola
hter|ol (CI)
keluarga menunjukkan adanya
0,004
hubungan yang bermakna dengan
didapatkan hasil odds rotio (OR)
sebesar 6,3 dengat 95%o Confdence
hltcnal (CI) 1,961 - 20,238, dengrn
001
:,412
SIMPULAN DAN SARAN
b.
2,930
2.930
6,,1
t0
a.
-
2,otl
2,t21- 134,611
3, r29 - 20,080
1,i64 2.8t6, r9,218
r6.9
't.926
d.
2,651-14,911,
.lenis l-antai Kanlar
p
-
Tidur
hubungan yang bcfinakr]a dcnSon
didapatkan hasil odds ratio (OR)
nrenunjukkan adanya hubungan yang
bennakna dengan didapatkan hasil
odtls rotio (OR) sebesar 7,095 dengan
95't/o Confdence Intcnal (CI) 2,930 l7,l 79, dengan nilai p = 0,{t001 .
.lenis dindiDg kanar tidur
nenunlukkan adanya hubungan yang
sebesar 1,816 dengan
beflnakna dcngan did.patkan hasil
nilai p = 0,001.
Usia responden nrcn!niukkan adanyn
95
%
Pcnq.ruh F.ktor Lingtung.itr [hili, Sosill 0horonri, dqi t]iolosi ...., (Rrsnolo
dkk)
20
raio (OR)
odds
dengargs
-
2,930
f.
Va
upaya promosi kesehatan untuk
meminimalkan risiko terjadinya TB
sebesar 7,095
Confdence
lntenal (CI)
nilai p =
17,179, dengan
paru terutama keadaan lingkungan
0,000r.
Ukuran Ventilasi di dalam kamar
tidur menunjukkan adanya hubungan
yang bermakna dengan didapAtkan
hasil odcls ratio r'O,R) sebesar 16,9
b.
dengan 95 Vo Confclcnce lnremal (Cl)
g.
2,121
0,00r.
-
134,641, dengan
nilai p
-
dan upaya pencegahan.
Pencahayaan Karnar Tidur responden
menunjukkan adanya perbedaan yang
bermakna dengan nilAi p
0001.
setelah dilakukan kategorikal iuga ada
hubungan yang bermakna dengan
nilai odds ratio (OII) sebesar 7,926
=
dengan
(c,
95 lo Confdence Interval
3,129
Respondcn
menunjukkan adanya hubungan yan,q
bermakna dcngan didapatl(an hIs il
(OR) sebesar 5,981
C'engan 95 lo Confrlence Intemol (Cl)
1,606 22,293. de|gan nilai p =
orLls rutio
j.
0.004
Suhu dalanr kamar' tidur responden
nrenunjukkan adaDla huburgan yan!l
bennakna dengan didapatkan hasil
odds ratio (OR) sebesar 7,360
dengan 95 ya Confdence Intenal (Cl)
2,816
-
19,238 dengan p = 0,0001.
lliwayat Penyakit yang Mcnycnai
men!njukkan adanya hubungan yang
bernlakna dengan didapatkan hasil
odds ratio (OR) sebesar 2,472
dengan 95yo Conlidencc Intenal (CD
1,92, - 3,181, dengan nilai p =
0,0001.
Satan
a. Bagi lnstansi
penrerintah yafg
membidangi masalah peltyakit
tnenular khususnya 1'B parlt
berdasarknn pengar'uh l'actor
lingkungan Ijsik dan biologi . nrakr
disar:nkan agar instansi rcrkair yAitu
Dinas Kesehatan agar nrclaliLrkan
2t
c.
Bagi Penderita atau pengunjung BP4
berdasarkan temuan perlunya keadaan
kamar lembab dengan kelembaban
40% - 10% , ventilasi yang kurang
>15% dari luas lantai, maka perlunya
udara masuk bebas dengan membuat
ventilasi secara cukup >15olo luas
lantai, penularao pada
-20,080.
h. Kepadatan Rulrah
i.
fisik dan lingkungan biologi
Bagi BP4 Pati permasalahan keadaan
perumahan pedu kunjungan rumah
secara langsung pada penderita TB
paru dan penyuluhan secam terus
menerus pada setiap kunjungan
lerutama penularan pada orang lain
anggota
keluarga perlu dilakukan hygiene
yang baik untuk penderita maupun
anggola keluarga yang lain, gizi yang
rendah pcrlunya ditingkatkan baik
pada pcnderita maupun keluarga
dengan diet TKI'P dan selalu mencari
informsi tentang penyakit TB paru
llgar terlrindar dari penyakit dan
rlrampu anlisiDasi dini.
DAFTAI1 PUSTAKA
Amin, M.A, 1993, Pengantar llnu
Pcn)'akit Paru, Airlangga University
Press, Surabaya. I27 - 14 8.
,\lam.J.S, f 995, rpld"ntiological Studies:
A Practical Garde, Combridge,
University Press, Cambridge, Nerv
York, l'ai-t V : 144- 148.
Alsegaf Dan Anir, H, 1989, Pengantar
Penyakit Paru, Air Langga University
Press. Surabaya.
ll - 32,
Arifin.C., (1999), Faktor Resiko fang
Berpcran l erhadap
Keja.lian
Kanversi Dahak Setekth Pengobalatl
Fase Atttl Don Pulus Obat (D,O)
JIKK, Vol. l, No. l, Juli20l0: l0-25
Pada Pehdeila Tuberkulosis Partt
BTA Posilif Di Kabupaten Klaten.
(tesis), Program Pasca
Corwin Elizabeth. 2001, Bukt
Sa.jana
Universitas Gajah Mada Yogyakana
Atnrosukarto, 1993, Pengaruh Statur Gizi
Pada Kesakitan Dan Kenaliah Balila
Tuberh o:tis Di lndoi*io, Majalltll
Kesmas, Depkes,48:8 - ll.
Azwar, A, 1995, Pengantar llnu
Kesehatan Lingkrhgan, Muliam,
Jakarta,27.98
Saku
Patolsiologi. EGC. Jakarta. 37-45
f,
Croflon, J, Horne, N, Miller, F, 1992,
K/irl,t (Terjemahan), Widya Modika,
Jakarta. 153-162.
ll,
)nl
1983, Lot
Higlt
DrnLrsrrsnnto,
I'erto,1s
Risk
For'l'uberculosis, An,
Rev, ResDir, Dis, 1361255 -257.
DEPKES Rl, 2001, Pedonan Nasional
'P e n a n ggu I an gan TB, J akada -1 -3 5
Bahar, A, 1990, TB paru Dalan llnu
Penyakit Dalant, balai Penerbit FKUI,
lakarta. 8-l I
DEPKES, 2002, Pedoman Nasional
Penanggulongan TB, lakafla. l-24:
Beaglehole, R, Bonita, R, Kjellstrom, T.
1997. Dasar-dasar Epidehrclogi
(ferjendhan). Penyunting dr, Hari
Kusnanto, Caiah Mada University,
Yogyakarta, l19- 127.
Departcmen Pekerjaan Umurn, 1986,
Pedonnn tekhik Penangunan
Besser. R.E. 1998 Ri:k ln rors lo;
Positi|e nMtltoltx T berc lin Te ltl
Childrcn u San Diego. Califomia,
pediatrics, Vol I08, no. 2.
Dinas Kesghatan Propinsi Jawa Tengah,
2Q02, Llporun Taht ian Prapgtanj
Penanggulangan fr, Semarang. Bab
4:96
Bloom Bany, 1994, Tuberc o.tis
Pathogencsis , Protection and
Control, Ho|ard Hughest Medical
Cordis Leon., 20A0, Epideniolog.
Second Edition. Pennsylvania : W.B.
,
Research lnstit!le / Albert Einslein
Collage ASM Press, Washington DC208 :304-321
Budi Nugroho, 2006, Faktor-Faktot Risika
Yang Menlpengan&i
Ke4agalan
Pengobatan TD Paru Dcngan Strctegi
DOfS, (Tesis), Progranr Pasca Saria
tJniversitas Diponegoro Sema.ang
Coldilz, Brerver, I'.F. Berkey. C.S.
wilson, lvl.E (1991), Flfcasi of BCG
va.ci'^ i,t th,
l't,.ttnttu t t
Ttlbe cu los is , ) AlvlA,, 2'7 l:698-7 02
Itsrgirh [.[lor l-i gln, 8rn ikilt,
Sosnrl
.
59-6
t
Scderhdla Tidak
Dersusutt.
Keputusan Mneteri Pekerjaan Utnunr.
No. 20lKpts/, Jakarta 37 - 45.
A Harcorl Health
Sciences Conlpany, Philadelphia
Saunders Company.
Loudon, New York, ST Lois Sydney
Toronlo, Chapter 9 : 140-152.
I'larison, L, 1991, Bakrt Ajar lnu Penyakir
Dolan , Kelahan Karena Agen
Biologik dan Lingkungan lf^fiison's
"Principlcs Of lntcrnal Medicine. 33433s
llennel(ers,
C.H. Buring, J.E,
1987,
Epideniolot!' In i|edicine, Lilte
Brown, ald Co. Boston/ Toronto,
r32
:
t33.
[k.nonri. dq l]iotogi ..... (R
snoto
drrlt
22
B, {1997), cejala KIinis,
Diagnosis, dan terapi Tuberkulosis,.
Serninar Nasional Tuberkulosis dan
Lepra, i-15
Hisyam.
lka Nursanti, 2002, Foktor-Faktor Risiko
TB Paru Di Kota Janbi Proyinlii
Jdnbl (Tesis), Program Pasca Sarja
Universitas Diponegoro Semarang.
Cetakan ke 2, Yayasan penerbit IDI,
Jakarta. 2-20
Mariono. S. 1999. Rcsistensi Kuman TB,
Majalah PenyulLrhan (PPTD, (9),
Jakarta: l5
Mau.rrcr.Judirn .R
Epideniologi
Jellife, D.B dan Sranfield, J.P, I978
Diseav Af Children In The
SuL)!tupics and Tropics. TrihrC,
Edition, The English Language Book
society and Edward Arnold (Publiser)
London. 127-l3l
Kleimbaum. Dayid.C, tg92, Logistic
Regrassion . d SeU Leaming Te\t.
New York : Springer Verlag, Nerv
Yo.k Heidelberg London Paris,
Chapter I ; l-16.
Kuswantoro, 2002, Fakrcr Faklor yang
Berhubungan Dengon TB Paru
Printer Pada Balita Di Bp4
Punroketto (Tesis), Progratn Pasca
Sarja Universitas Diponegoro
Semarang,
. Kramer. Sh,ra, 1q85,
introcluclory text,
an
W.B Sounders Company. Philadelphia
London Toronto Mexico City.
Eprderrriologi to lrealrh and disease ,
l-4. lt9-l]6.
Milfer, F.J.W.. 1982. Tubcrcutosis in
Children Evolution, Epideniolog,,
Treatnenr, Preyention. Churcil
ing5lone Edinburglr London
Melbounre and Nerv York. 149-155
L i\
, Simanjuntak, C.H,
Pudjarwoto, 1990, Pengaruh Faktor
cizi Dan Penbetian BCG Terhadap
Tiklbulnya Penjak TB paru, cetmin
Misnandiarly
Dunia kedokleran, 63 : 20
Mongid, A.,
-
1996,
24.
Gerakan
Pembangunan Kel arga Sejahtera,
Jakarta, Badan koordinasi keluarga
berencana nasional. 20-24
Lamesshow, S, Hosmer, D.W, J.r. Klar,
Lwangan, S-K, 1997. Be.rlr Sanpcl
dalan
Pe
elitian
Kesehaton
(Terj e nahan), Gajah Mada Universty
Press, Yogyakarta.
2l-28
Mokti, A.c, 1994, Smoking And Alcohot
Con. tnption as Risk Faktor for
deteloping Pulnzonary Tuberculosis,
Majalah Epidemiologi Klinik Dan
Biostatistik Indonesia,
Lubis P, 1997, Perumahan Sehat, Proyeli
Pengembangan Pendidikan Tenaga
Sanitasi Pusat. Jakarta. ll 57.
Macnrohan,
l), and Pugh, 1.F,
Ep idun io lo
g
P r i nc
Litle, Brown and
I970.
ipes ond nethorlt,
company Boston.
Unilcd Slates olAmerica, 24 1,243.
Mangunfegoro, H dan Suryatenggan, W,
1994, Pedonan Prckti.\ Diagnosi.!
dan
23
Penatalaksanaan
TB
pat
.
(t):8
-12
llnn L?seharan Anak
/Texbook Of pedtatric"). Edisi t2
Bagian 2. Penerbit Buku Kedoktcran
LICC. Jakarta.30-19
Nelson Iqo2,
i.lettir.r. S.rndla M. l9q). lledotuar
Ptaktek Kepera\lalan. pustaka
Ulanta. PT. Cramedia. Jakarta. 54-56
, Soekrjo, 1997, _I/r,t
Kesehaton Masyarakat, Prinsip-
Notoatmodjo,
JIKK, vol. t, No. l, Jutj20l0 | lo-25
Prinsip Dasar, Rineka Cipta,
20-24
Notoatmodjo,, Saekijo,2003,
Jakarta.
Soewasti, S,S, Lubis
Pendidikan
dan Peilaku Kesehatan,
A
dan Atmosukarta
K, 2000, Hubungan Kondisi
Rineko
Perumahan Dengan Penyakil ISPA
dan TBC Paru, Media Litbangkes,
Vol X (2), ;27 - 30.
Cipta, Jakarta. 30-50
Rasyid. R
(
1984), Paru Sehor
gkat, Majalall
Penrbangunan Meni
Stnnford S. John P.. Herbed. MS.. I994.
Dasar lJiologis Dan Klinis Penyakit
Inleksi. Edisi 4. Terjenah Samik, w.
Kedokteran Indonesia. No.9. 35
Sanroepi, D., Cunarso, 1.T.,
Cajah Mada University
l- 15.
W.. Candasasrn ita.lJ.. Soemini, Sidik.
L,
Debratadia, M., Suyanto,
Wloyono, U., Santoso, winarko,
Syahrni'an. (1996), Statoltt
Schoeman, J.H, Westaway, M,S, &
Neethling, A, 1991- The Relatonihip
Bettt een Socrce,ono,t'L Fdttort at,i
Pulntonaty Tuberculosis, Interntional
Journal of Epidemiologi, 20, (2), :
435
-
Sosial
Ekono i, Percepsi lbu Rtunah l.anggo
Tentang Penyakit Tuberkuloris Paru
Don Kepat hdl Berobol Di BP,l Di
Kodya Yogyakarta (Tesis), Program
Pasca Sarjana UCM Yogyakada.
Sukini, E., Marlina, N., Kusumawati,
S., Soingkilawang, J., I989,
Pengattasan P enye hatan Pe nukimon,
Plsat Pendidikan Tenaga Kesehatan,
Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
l3'1-142
Press.
iogyakada.
Adisaplo.
Sylvia A. Price,. and willson, Loraine M,
1998. Buktt 2 Patolisiologi Konsep
Klinis Proses-proses Penyakit. edisi 4,
Alih Bahasa Peter Anugrah, ECC,
Jakarta. 135 -137
A
dan Keliat E.N. (1996),
Resistensi lvl Tuberkulosis terhadap
Tanjung.,
440.
obat anti Tuberkulosis parll yang telah
Singgih Santoso, 2005, Menguasai
Statistik Di Era lnJornosi Deng;an
mendapat pengobatan. Majalah
Kedokteran Indonesia 46 (5) : 242-
SPSS./2, PT Elex Media Komputindo
Kelompok Cramedia, Jal(afta. 285294]. 33 I -3'/
1 .
Slarnet Priyadi.
2A0l
lrakror-Foknr
Yang Berhubungon Dengan TB Panr
l4/otlosobo, {Tesls),
BTA
Program Pasca Sarja Universilas
Diponegoro Senarang.
247.
ToDley, J.M, Mahe. Dan M Bewe. L.N,
1996, Transntission of Tuberculosis to
Contacr of Spunun
in Mal(rn,i
Alu
Archief Of disease in Chilhood . 74
(+) Di
Snith, P.C
dan
Epidemiologt
A.R,
Moss,
tl
t40
Waspadji, Sarwono, dkk- 2A02. Buku Ajar
Ilntu Penyakit Dolarl. .lilid Il. Edisi
ke-3 FKUL Jakarta. Terjerrahan
Petrus. A. Penerbit Buku Kedokteran
1994,
Tuberculo.\i.\,
Pro{e(tiot1,
-
:
t43.
Ltnd
ECC, Jakane. 102-l12
Control, ASM Press, WhosingtoD
2006, Registcr Harian
Pcndetita TD paru, Balai lrengobrtan
Penyakil Paru-paru (BIr4), l,ati. 8-12
DC,41-51
tcnglruh F ktor Lingl(ung! Fhik,
Sosidt Eko omi,
dq
lliotogi ...,. (Rustro(o
dkk)
24
Zoebir, F{.M, 1980, Bebetupa
Pengolntan
TB paru
Aspek
Pada
Penbangkang di Poliklinik Paru RSU
Saharinda Kalimantan 'l'im r,
Naskah lengkap Konggres
lDPl,
26t -265.
II
2S
JIKK, Vol.
l, No.
l,luli20l0:
10-25
Download