BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini memiliki fokus pada kanker

advertisement
36
BAB V
PEMBAHASAN
Penelitian ini memiliki fokus pada kanker payudara usia muda pada wanita
dengan paritas nulipara dengan beberapa faktor risiko lain. Hal ini di teliti
karena belum adanya penelitian yang meneliti tentang paritas sebagai faktor
risiko terjadinya kanker payudara usia muda.
Ditetapkan paritas sebagai faktor risiko utama dan riwayat keluarga,
riwayat menyusui, usia menarkhe, usia saat melahirkan anak pertama, dan
kontrasepsi oral sebagai confounding factors. Secara umum perbedaan yang
cukup jelas antara kelompok kasus dan kelompok kontrol terlihat pada paritas
dan kontrasepsi oral.
1. Paritas
Pengujian statistik dengan Chi Square test pada variabel paritas
menghasilkan p sebesar 0,005. Maka secara bivariat paritas dinyatakan
berhubungan signifikan dengan terjadinya kanker payudara usia muda. OR
sebesar 3,69 memberikan gambaran bahwa penderta kanker payudara
dengan paritas nulipara memiliki risiko terjadi kanker payudara di usia
muda 3,69 kali lebih besar dibandingkan penderita kanker payudara
dengan paritas multipara.
Hal ini sesuai dengan teori Kumar et al (2007), yang mengemukakan
bahwa wanita dengan paritas nulipara akan lebih cepat terjadi kanker
payudara daripada wanita dengan paritas multipara. Ada pula penelitian
lain yang memperkuat teori yang dikemukakan oleh Kumar et al (2007),
37
yaitu wanita yang memiliki paritas multipara mengasilkan hormon
progesterone yang lebih banyak dibandingkan wanita yang memiliki
paritas nulipara. Hormon inilah yang dapat menekan produksi hormon
estrogen yang merupakan pemicu terjadinya kanker payudara (Surbakti,
2012).
Sehingga pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa paritas nulipara
adalah faktor risiko dari terjadinya kanker payudara usia muda.
2. Riwayat Keluarga
Pengujian statistik dengan Chi Square test pada variabel riwayat
keluarga menghasilkan p sebesar 0,072. Oleh karena p > 0,05 maka secara
bivariat riwayat keluarga dinyatakan tidak berhubungan signifikan dengan
terjadinya kanker payudara usia muda.
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Grace (2007), terdapat
peningkatan risiko menderita kanker payudara pada wanita yang
keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan
bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila
terdapat BRCA 1 (Breast Cancer 1) dan BRCA 2 (Breast Cancer 2), yaitu
suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara. Pada penelitian lain
menyebutkan bahwa apabila seorang wanita memiliki ibu dan kakak
perempuan dengan kanker payudara meningkatkan risiko seorang
perempuan untuk terkena kanker payudara menjadi enam kali lipat
(Azamris, 2009).
38
Pada penelitian ini tidak signifikan, mungkin karena pada populasi
subjek terdapat faktor-faktor risiko lain yang mempengaruhi untuk
terjadinya kanker payudara usia muda selain riwayat keluarga.
3. Riwayat menyusui
Pengujian statistik dengan Chi Square test pada variabel riwayat
menyusui menghasilkan p sebesar 0,065. Oleh karena p > 0,05 maka
secara bivariat riwayat menyusui dinyatakan tidak berhubungan signifikan
dengan terjadinya kanker payudara usia muda.
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Masaaki (2012) terjadinya
pamultiparan estrogen dapat disebabkan oleh wanita tersebut memutuskan
untuk berhenti menyusui sebelum lebih dari 1 tahun. Menyatakan bahwa
hormon estrogen dapat merangsang pertumbuhan duktus dalam kelenjar
payudara.
Keterpajanan lebih lama dari hormon estrogen dapat menimbulkan
perubahan sel duktus dari kelenjar payudara. Perubahan tersebut berupa
proliferasi yang abnormal sehingga akhirnya dapat menjadi kanker
(Luwiah, 2007).
Didukung pula dengan hasil penelitian yang menyebutkan bahwa
penurunan hormon estrogen dalam darah selama menyusui akan
mengurangi pengaruh hormon tersebut terhadap proses ploriferasi jaringan
termasuk jaringan payudara yang memicu terjadinya kanker payudara.
Pemberian ASI lebih dari 1 tahun pada bayi dapat menurunkan risiko
terserang kanker payudara. Sedangkan hasil analisis pengaruh pemberian
39
ASI eksklusif terhadap kanker payudara menunjukkan pengaruh yang
signifikan (Surbakti, 2012 ; Indriati, 2009).
Perbedaan hasil ini mungkin disebabkan karena adanya perbedaan
pada cut off point, dimana peneliti menggunakan cut off point 2 tahun, dan
kemungkinan ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi wanita tersebut
terkena kanker payudara usia muda selain riwayat menyusui.
4. Usia menarkhe
Pengujian statistik dengan Chi Square test pada variabel
usia
menarkhe menghasilkan p sebesar 0,443. Oleh karena p > 0,05 maka
secara bivariat usia menarkhe dinyatakan tidak berhubungan signifikan
dengan terjadinya kanker payudara usia muda.
Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Surbakti (2012), risiko
terjadinya kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami
menstruasi pertama sebelum umur 12 tahun. Umur menstruasi yang lebih
awal berhubungan dengan lamanya pamultiparan hormon estrogen dan
progesteron pada wanita yang berpengaruh terhadap proses proliferasi
jaringan termasuk jaringan payudara.
Risiko bagi wanita yang menarche pada umur kurang dari 12 tahun
terkena kanker payudara lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
wanita yang menarkhe pada umur lebih dari 12 tahun ( Senot, 2008).
Perbedaan hasil ini dikarenakan pada populasi subjek lebih banyak
menstruasi pada usia lebih dari 12 tahun, dan kemungkinan terdapat
40
faktor-faktor risiko lain yang lebih kuat sehingga menyebabkan terjadinya
kanker payudara.
5. Usia saat melahirkan anak pertama
Pengujian statistik dengan Chi Square test pada variabel usia saat
melahirkan anak pertama menghasilkan p sebesar 0,229. Oleh karena p >
0,05 maka secara bivariat usia saat melahirkan anak pertama dinyatakan
tidak berhubungan signifikan dengan terjadinya kanker payudara usia
muda.
Hal ini tidak sesuai dengan teori, usia maternal lanjut saat
melahirkan anak pertama meningkatkan risiko mengalami kanker
payudara. Wanita yang kehamilan pertama setelah 35 tahun mempunyai
risiko lebih besar dibandingkan wanita yang kehamilan pertama sebelum
35 tahun untuk terkena kanker payudara (Briston, 2008).
Perbedaan hasil ini disebabkan karena pada populasi banyak yang
melahirkan dibawah 35 tahun, dan adanya faktor-faktor risiko lain yang
lebih kuat sehingga mempengaruhi subjek untuk terkena kanker payudara
pada usia muda.
6. Kontrasepsi oral
Pengujian statistik dengan Chi Square test pada variabel
kontrasepsi oral menghasilkan p sebesar 0,029. Oleh karena p < 0,05 maka
secara bivariat kontrasepsi oral dinyatakan berhubungan signifikan dengan
terjadinya kanker payudara usia muda.
41
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian, wanita yang menggunakan
kontrasepsi oral berisiko tinggi untuk mengalami kanker payudara.
Kandungan estrogen dan progesteron pada kontrasepsi oral akan
memberikan efek proliferasi berlebih pada kelenjar payudara. Wanita yang
menggunakan kontrasepsi oraluntuk waktu yang lama mempunyai risiko
untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause. Wanita yang
menggunakan kontrasepsi oral lebih dari 10 tahun untukterkena kanker
payudara 3,10 kali lebih tinggi dibandingkan wanita yang menggunakan
kontrasepsi oral ≤ 10 tahun (Azamris, 2009 ; Indriati, 2009).
Jadi pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa pemakaian
kontrasepsi oral lebih dari 10 tahun merupakan faktor risiko terjadinya
kanker payudara usia muda.
Pada hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa paritas
berpengaruh signifikan terhadap usia terjadinya kanker payudara usia
muda dengan p = 0,016 < 0,05 dan OR sebesar 3,376 yang menunjukkan
bahwa wanita dengan nulimultipara memiliki risiko 3,376 kali lebih besar
untuk terjadi kanker payudara usia muda.
Faktor lain yng berpengaruh pada kanker payudara usia muda adalah
kontrasepsi oral. Kontrasepsi mempunyai hubungan signifikan (p=0,009
< 0,05) dan yang paling dominan mempengaruhi terjadinya kanker
payudara diantara variabel luar yang diteliti. OR=3,991, OR sebesar 3,991
yang menunjukkan bahwa wanita yang menggunakan kontrasepsi
42
memiliki risiko 3,991 lebih besar dibanding wanita yang tidak
menggunakan kontrasepsi untuk terjadi kanker payudara usia muda.
Download