PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PHYSICAL SELF-ASSESSMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-4 SMP PGRI 1 CIPUTAT) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Sarjana Pendidikan Oleh: WULAN ROSYANA INDAH NIM. 1090150000001 JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 ABSTRAK WULAN ROSYANA INDAH, 109015000001: “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Physical Self-assessment Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS”. Skripsi, Jakarta Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment siswa kelas VIII-4 di SMP PGRI 1 Ciputat. Adapun metode yang digunakan penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) . Kemudian instrumen yang digunakan adalah instrumen tes yang berupa pretest dan posttest, serta instrumen nontes berupa lembar observasi, catatan lapangan, lembar wawancara diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar di SMP PGRI 1 Ciputat. Adapun indikator keberhasilannya yang dicapai KKM 75. Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa dari siklus I ke siklus II. Nilai rata-rata NGain siklus I adalah 0,49 meningkat pada siklus II menjadi 0,65. Berdasarkan analisis angket, respon siswa setelah belajar IPS dengan strategi pembelajaran aktif Physical Selfassessment sebagian besar baik. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Setelah belajar dengan strategi pembelajaran aktif Physical Selfassessment siswa menjadi lebih aktif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran. Kata Kunci: Hasil Belajar IPS, Strategi Pembelajaran Aktif , Physical Selfassessment ABSTRACT WULAN ROSYANA INDAH, 109015000001: “Application of Active Learning Strategies Against Physical Self-assessment Student Results On IPS” Social Education Faculty of Tarbiyah and Teachers Training Syarif Hidayatullah State Islamic University 2014. The Purpose of this study is to determine the increase in the IPS study results by using the Physical Self-assessment for junior high school students in class VIII-4 of PGRI 1 Ciputat. The method used this study is Clasroom Action Research (PTK). Then the instrument used is a test instrument in the form of pretest and posttest, as well as instrument in the form of sheets non tes observation, field notes, interview and questionnaire sheet. Hypothesis action is the use of the strategies Physical Selfassessment is expected to improve student learning outcomes on the concept of capital markets in junior high school PGRI 1 Ciputat. The indicators of success are achieved KKM 75. The researche results show that the use of the strategies Physical Self-assessment can enhance student learning outcomes IPS, this is evidenced by an increase in economic learning outcomes of student from cycle I to cycle II. The average value of N-GAIN cycle is 0,49 increase in cycle II becomes 0,65. Based on the analysis of questionnaires, the responses of the students after studying IPS with the strategies Physical Self-assessment mostly good. We can conclude that learning by using the strategies Physical Self-assessment an improve student learning outcomes IPS. After studying the strategies Physical Self-assessment student become more active and fun in the learning process. Key words: Learning Outcomes of IPS, Active learning, Physical Self-assessment KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Syukur Alhamdulilah segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, atas rahmat dan karunia-nya kepada penulis makan selesailah skripsi ini yang berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Physical Self-assessment Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS”. (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-4 SMP PGRI 1 CIPUTAT)”. Tak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan bagi manusia, dan semoga kita menjadi pengikutnya hingga nanti, amin. Selesainya skripsi ini tak lupa do’a dan kesungguhan hati, kerja keras serta bantuan dari berbagai pihak baik saran maupun bantuan lainnya. Tiada kata yang dapat penulis ucapkan selain ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan ini, dan lebih khusus ucapan terimakasih yang saya ucapkan kepada: 1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, selaku rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Nurlena Rifa’i MA.Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Drs. Syaripulloh. M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Drs. Banadjid selaku pembimbing I atas bimbingan dan arahan kepada penulis. Dan Ibu Tri Harjawati M.Si. selaku pembimbing II yang selalu membimbing dengan hati dan atas motivasinya hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPS, yang telah dengan sabar dan ikhlas mendidik penulis, sehingga ilmu yang diberikan kepada penulis dapat bertambah dan bermanfaat. i 7. Bpk Chartam S.Pd M.Pd., selaku Kepala sekolah SMP PGRI 1 CIPUTAT yang telah memberikan arahan serta izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMP PGRI 1 Ciputat. 8. Bapak Subarkah S.Pd. selaku guru IPS yang memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis ketika penelitian. 9. Siswa-siswi SMP PGRI 1 CIPUTAT kelas VIII-4, yang telah mendukung penulis dalam proses penelitian. 10. Kedua Orang Tua yang tercinta, H. Bambang Sriyono (ayah) dan Rusmini (ibu), yang tak henti-hentinya mengirimkan do’a, memberikan nasihat, motivasi dan terus memberikan dukungan penulis di setiap situasi dan kondisi. 11. Untuk adikku tersayang (Faradiba Rosyana Lita) dan nenek ku tercinta Wasiah yang tak henti-hentinya memberikan do’a dan motivasi kepada penulis. 12. Teman-teman penulis, Mega, Sri, Wiwi, Kiki, Uzi, Ade, Zulfi, Priska, Ningsih, Arsela, Endah, Nopi, Lita, Nur, Fathiya, Mega, Indri, Besus, Puji, Elly yang selalu memberikan do’a dan motivasi kepada penulis. 13. Semua teman-teman seperjuangan Jurusan IPS angkatan 2009, serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah mendukung dalam penulisan skripsi ini hingga selesai. Akhir kata penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan ketidak sempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan pembaca umumnya. Semoga skipsi ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran bagi dunia pendidikan khususnya dan pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya. Alhamdulillahirrobil’Alamin Wassalamu’alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh. Jakarta, 06 Februari 2014 Penulis ii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ x DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 6 C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 7 D. Perumusan Masalah....................................................................... 7 E. Tujuan Penelitian........................................................................... 7 F. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................... 7 BAB II KAJIAN TEORITIS ........................................................................ 9 A. Acuan Teori dan Fokus yang diteliti ............................................. 9 1. Hakikat belajar dan hasil belajar .............................................. 9 a) Pengertian belajar .............................................................. 9 b) Prinsip-prinsip belajar ....................................................... 11 c) Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ........................ 11 2. Hasil Belajar ............................................................................ 13 3. Hakikat IPS ............................................................................. 15 iii 4. Pengertian IPS ......................................................................... 15 5. Hakikat strategi pembelajaran aktif ........................................ 17 a) Pengertian strategi pembelajaran ...................................... 17 b) Pengertian pembelajaran aktif ........................................... 18 c) Pengertian Physical Self-assessment ................................. 21 1) Pengertian Physical Self-assessment ........................... 21 2) Langkah-langkah Physical Self-assessment ................. 22 3) Kelebihan dan kelemahan ........................................... 24 6. Penelitian Tindakan Kelas ...................................................... 25 B. Bahan hasil penelitian relevan ...................................................... 29 C. Kerangka berpikir .......................................................................... 32 D. Hipotesis penelitian ....................................................................... 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 38 A. Tempat dan Waktu penelitian ........................................................ 38 B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitan ....................................... 39 C. Subjek/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian ......................... 44 D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .................................... 44 E. Tahapan Intervensi Tindakan ......................................................... 44 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .................................. 50 G. Data dan Sumber Data ................................................................... 50 H. Instrumen-instrumen Pengumpulan Data ....................................... 51 1. Instrumen Tes ........................................................................... 51 2. Instrumen non-tes .................................................................... 52 iv a. Lembar Observasi .............................................................. 52 b. Catatan Lapangan ............................................................... 52 c. Lembar Wawancara ........................................................... 52 d. Lembar Angket .................................................................. 53 I. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ............................................. 53 1. Uji Validitas ............................................................................. 53 2. Uji Reliabilitas ......................................................................... 54 3. Pengujian Tingkat Kesukaran .................................................. 55 4. Daya Pembeda.......................................................................... 56 J. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis................................. 56 1. Tes Hasil Belajar ..................................................................... 56 2. Data lembar observasi .............................................................. 57 3. Angket ..................................................................................... 58 4. N-Gain ...................................................................................... 59 K. Pengembangan Perencanaan Tindakan .......................................... 60 BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRESTASI HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................ 61 A. Gambaran Umum Sekolah ............................................................ 61 1. Sejarah singkat SMP PGRI 1 Ciputat ...................................... 61 2. Visi dan Misi ............................................................................ 62 3. Data sekolah ............................................................................. 63 B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ................................................. 66 1. Penelitian Pendahuluan ........................................................... 66 v C. Deskripsi Data Hasil Penelitian ..................................................... 71 1. Siklus I ..................................................................................... 71 2. Siklus II .................................................................................... 83 3. Tenik Pemeriksaan Keabsahan Data ........................................ 96 D. Analisis Data ................................................................................. 98 1. Hasil Belajar ............................................................................ 98 2. Lembar Observasi ................................................................... 108 3. Respon siswa terhadap penerapan strategi ............................... 109 4. Hasil Wawancara Guru Setelah Penelitian ............................. 119 5. Hasil Wawancara Siswa Setelah Penelitian ............................ 121 E. Pembahasan Temuan Penelitian .................................................... 123 BAB V PENUTUP ......................................................................................... 127 A. Kesimpulan .................................................................................... 127 B. Saran ............................................................................................... 127 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 128 LAMPIRAN-LAMPIRAN vi DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Tahap-tahap dalam PTK............................................................. 26 Gambar 2.2 Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc. Taggrat ... 27 Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ..................................................................... 36 vii DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ............................. 12 Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ...................................................................... 38 Tabel 3.2 Desain Penelitian ..................................................................... 43 Tabel 3.3 Tahapan Penelitian Kegiatan Pendahuluan ............................. 46 Tabel 3.4 Tahap Penelitian Siklus I ......................................................... 47 Tabel 3.5 Tahap Penelitian Siklus II ....................................................... 48 Tabel 3.6 Interprestasi Tingkat Kesukaran .............................................. 56 Tabel 3.7 Klasifikasi Nilai Kegiatan Guru dan Siswa ............................. 58 Tabel 3.8 Kriteria Konsep Siswa Berdasarkan Kriteria N-Gain ............. 60 Tabel 4.1 Data Siswa Dalam 4 Tahun Terakhir ...................................... 64 Tabel 4.2 Data Ruang Kelas .................................................................... 65 Tabel 4.3 Data Ruang Lainnya ................................................................ 65 Tabel 4.4 Data Tenaga Pendidik dan Tata Usaha .................................... 66 Tabel 4.5 Hasil Observasi Kegiatan Kelompok Siswa Siklus I .............. 76 Tabel 4.6 Persentase Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I ............ 77 Tabel 4.7 Persentase Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I 80 Tabel 4.8 Hasil Observasi Kegiatan Kelompok Siswa Siklus II ............. 89 Tabel 4.9 Persentase Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus II ........... 91 Tabel 4.10 Persentase Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus II 94 Tabel 4.11 Daftar Nilai N-gain Siklus I .................................................... 98 Tabel 4.12 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I........ 101 viii Tabel 4.13 Daftar Nilai N-gain Siklus II ................................................... 103 Tabel 4.14 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II ..... 105 Tabel 4. 15 Kepentingan Siswa Terhadap Mata Pelajaran ......................... 110 Tabel 4.16 Ketertarikan Pelajaran IPS ...................................................... 111 Tabel 4.17 Kreativitas Guru dalam Pembelajaran ...................................... 111 Tabel 4.18 Hasil Belajar Siswa................................................................... 112 Tabel 4.19 Ketertarikan Siswa dengan Strategi Physical Self-assessment 113 Tabel 4.20 Antusiasme Belajar Siswa ....................................................... 113 Tabel 4.21 Keaktifan Siswa di dalam Kelas ............................................... 114 Tabel 4.22 Ketertarikan Strategi Pembelajaran .......................................... 115 Tabel 4.23 Ketertarikan Strategi terhadap Suasana Belajar ...................... 116 Tabel 4.24 Keterampilan Strategi Belajar ................................................. 116 Tabel 4.25 Aktifitas Belajar Siswa ............................................................ 117 Tabel 4.26 Ketertarikan Strategi Pembelajaran ......................................... 118 ix DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 4.1 Nilai Hasil Belajar Pre-test dan Post-test siklus I ................... 101 Grafik 4.2 Nilai Hasil Belajar Post-test siklus I......................................... 102 Grafik 4.3 Nilai Hasil Belajar Pre-test dan Post-test siklus II .................. 105 Grafik 4.4 Nilai Hasil Belajar Post-test siklus II ....................................... 106 Grafik 4.5 Nilai Hasil Belajar Siklus I dan II ........................................... 106 Grafik 4.6 Persentase Aktivitas Siswa Siklus I dan II .............................. 107 Grafik 4.7 Persentase Aktivitas Guru Siklus I dan II ................................ 108 Grafik 4.8 Persentase Aktivitas Pembelajaran Siklus I dan II .................. 109 x DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Wawancara Siswa Pra-Penelitian LAMPIRAN 2 Wawancara Guru Pra-Penelitian LAMPIRAN 3 Kisi-kisi Instrumen LAMPIRAN 4 Uji Coba Instrumen Penelitian Siklus I LAMPIRAN 5 Uji Coba Instrumen Penelitian Siklus II LAMPIRAN 6 Data Anates LAMPIRAN 7 Instrumen Penelitian Siklus I LAMPIRAN 8 Instrumen Penelitian Siklus II LAMPIRAN 9 RPP Pertemuan 1 LAMPIRAN 10 RPP Pertemuan 2 LAMPIRAN 11 RPP Pertemuan 3 LAMPIRAN 12 RPP Pertemuan 4 LAMPIRAN 13 RPP Pertemuan 5 LAMPIRAN 14 RPP Pertemuan 6 LAMPIRAN 15 Materi Bahan Ajar Siklus I LAMPIRAN 16 Materi Bahan Ajar Siklus II LAMPIRAN 17 Daftar Nilai N-gain Siklus I LAMPIRAN 18 Daftar Nilai N-gain Siklus II LAMPIRAN 19 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I LAMPIRAN 20 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II LAMPIRAN 21 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I xi LAMPIRAN 22 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II LAMPIRAN 23 Lembar Observasi Aktivitas Pembelajaran Siklus I LAMPIRAN 24 Lembar Observasi Aktivitas Pembelajaran Siklus II LAMPIRAN 25 Catatan Lapangan Pertemuan ke 1 LAMPIRAN 26 Catatan Lapangan Pertemuan ke 2 LAMPIRAN 27 Catatan Lapangan Pertemuan ke 3 LAMPIRAN 28 Catatan Lapangan Pertemuan ke 4 LAMPIRAN 29 Catatan Lapangan Pertemuan ke 5 LAMPIRAN 30 Catatan Lapangan Pertemuan ke 6 LAMPIRAN 31 Hasil Wawancara dengan Guru Setelah Penelitian Tindakan Kelas LAMPIRAN 32 Hasil Wawancara dengan Siswa Setelah Penelitian Tindakan Kelas LAMPIRAN 33 Lembar Kuesioner LAMPIRAN 34 Kisi-kisi Instrumen Respon Siswa Terhadap Strategi Pembelajaran Aktif Physical Self-assessment yang Diterapkan Oleh Guru Dalam Pembelajaran LAMPIRAN 35 Daftar Nilai Ulangan Harian Kelas VIII-4 LAMPIRAN 36 Dokumentasi Proses Belajar Mengajar LAMPIRAN 37 Surat Permohonan Izin Penelitian LAMPIRAN 38 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian xii BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu bagian yang penting bagi kehidupan manusia dalam mengembangkan kepribadian dan kemampuannya yang berlangsung seumur hidup. Melalui pendidikan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan wawasan manusia akan terus berkembang, guna memperoleh ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Oemar Hamalik “Pendidikan adalah suatu proses yang mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan”. 1 Hal ini berarti bahwa pendidikan perlu diperhatikan, karena pendidikan memegang peran yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu bangsa dan Negara, mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui jalur pendidikan pula peserta didik dibentuk menjadi pribadi yang tangguh, kreatif, mandiri, dan profesional pada bidangnya masing-masing kelak di masa yang akan datang. Dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang peran yang sangat penting. Salah satu peran penting pendidikan adalah menyiapkan sumber daya manusia sesuai dengan perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan. Adapun tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia 1 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Bumi Aksara, 2001), Cet. 4, h. 79. 1 2 seutuhnya sebagaimana yang terdapat dalam Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Bab II Pasal 3 Tahun 2003 yang berbunyi. “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokrasi dan bertanggung jawab”.2 Dalam proses pendidikan, terdapat dua pelaku utama yakni pendidik dan peserta didik. Keduanya saling berkaitan dan saling membutuhkan. Agar tujuan yang diinginkan tercapai, maka antara pendidik dan peserta didik bekerjasama dalam membangun sebuah tujuan. Dalam hal ini, guru yang menginformasikan materi kepada siswa. Tetapi selain itu guru juga bertindak sebagai fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana menyenangkan, gembira, penuh semangat dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka. Meningkatkan mutu pendidikan adalah menjadi tanggungjawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru. Guru yang merupakan ujung tombak dalam pendidikan. Guru juga adalah orang yang paling berperan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat bersaing di zaman pesatnya perkembangan teknologi. Dengan mutu pendidikan yang baik dan benar akan menghasilkan SDM yang berkualitas. Berbicara tentang proses pendidikan sudah tentu tak dapat dipisahkan dengan semua upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, sedangkan manusia yang berkualitas itu dilihat dari segi pendidikan telah terkandung secara jelas dalam tujuan 2 Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendididkan, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006), h. 8 3 pendidikan. Menurut Isjoni Ciri–ciri SDM berkualitas sendiri adalah “mandiri, berwatak kerja keras, tekun belajar menghargai waktu, pantang menyerah, serta selalu proaktif dalam mencari solusi atas masalah yang dihadapi”.3 Salah satu tujuan pendidikan adalah menjadikan manusia yang berilmu, beriman, dan bertaqwa. Sebagaimana kita ketahui bahwa orangorang yang berilmu, beriman dan bertaqwa akan mendapatkan derajat yang mulia di sisi Allah SWT. Diterangkan dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Mujaadilah ayat 11 yaitu: Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis" maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut perlu adanya peninjauan berbagai aspek yang mendukung usaha tersebut, terutama dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Karena proses pembelajaran akan berpengaruh besar terhadap tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa. 3 Isjoni, Saatnya Pendidikan Kita Bangkit, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007), h. 3 4 Dalam pembelajaran IPS di sekolah SMP PGRI 1 Ciputat, dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas penggunaan strategi pembelajaran yang bervariatif masih sangat rendah dan guru cenderung menggunakan model konvensional pada setiap pembelajaran yang dilakukannya. Hal ini mungkin disebabkan kurangnya penguasaan guru terhadap strategi-strategi pembelajaran yang ada, padahal penguasaan terhadap strategi-strategi pembelajaran sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Hal ini diperkuat oleh hasil observasi yang dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian dan terbukti saat pelajaran dimulai banyak siswa yang tidur dan ngobrol dengan teman sebangkunya, kelihatan sekali mereka merasa bosan dengan strategi yang diterapkan oleh guru mata pelajaran IPS. Dan diperkuat lagi oleh keterangan beberapa siswa dari hasil wawancara bahwa mereka merasa kesulitan dalam belajar, jenuh, dan bosan mengikuti pelajaran, terlebih lagi guru hanya memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa), padahal materi tersebut belum sepenuhnya disampaikan, sehingga hasil belajar siswa rendah. Hal ini bisa dilihat dengan perolehan nilai ulangan harian kelas VIII-4 di SMP PGRI 1 Ciputat, nilai ualngan harian kelas VIII-4 bisa dilihat dilampiran 35. Guru pun tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya pada saat pembelajaran berlangsung. Jadi, pada saat pembelajaran telah selesai guru langsung memberikan tugas kepada siswa tanpa bertanya terlebih dahulu kepada siswa apakah siswa telah paham dengan pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Dengan sikap guru yang seperti itu maka seorang siswa menjadi kurang aktif atau tidak aktif dalam pembelajaran yang sedang berlangsung, dan siswa pun menjadi tidak paham apa yang telah diajarkan pada guru. Terkadang siswa pun malu untuk bertanya pada saat pembelajaran berlangsung. Ketika guru menanyakan kepada siswa apakah siswa telah paham dalam pelajaran yang telah disampaikan, siswa pun pasti diam dan 5 menjawab bahwa telah paham dalam pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Tetapi ketika guru memberikan soal ulangan kepada siswa, banyak siswa yang mendapat nilai yang kurang memuaskan. Agar dapat mengajar efektif, guru harus meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa. Kesempatan belajar siswa dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran di kelas. Kondisi pembelajaran tersebut tentu saja tidak bisa dibiarkan berlangsung terus menerus. Dengan kondisi tersebut seharusnya guru mencari alternatif-alternatif strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat berperan aktif di dalam kelas dan dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran dikelas. Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. 4 Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka mendominasi aktifitas pembelajaran. Karena peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar akan maksimal. Salah satu strategi pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran yaitu strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment (mempersiapkan diri dalam kelompok). Strategi pembelajaran ini lebih berorientasi pada aktivitas siswa (student centered), sedangkan guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan dan membantu siswa dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran ini merupakan strategi pembelajaran aktif (active learning) yang disajikan dengan metode permainan dengan tujuan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang tidak monoton dan menjenuhkan. Dalam pembelajaran ini, siswa dituntut untuk aktif dan 4 Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008), h. xiv 6 partisipasif, sehingga dengan keefektifan siswa tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Berdasarkan latar belakang dan pemikiran di atas serta beberapa hasil penelitian yang menunjukkan bahwa strategi pembelajaran aktif Physical Selfassessment (mempersiapkan diri dalam kelompok) dapat memberikan pengaruh dan peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa, penulis tertarik untuk menggunakan strategi yang sama. Karena strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment (mempersiapkan diri dalam kelompok) belum pernah diterapkan pada mata pelajaran IPS dengan judul skripsi: “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Physical Self-assessment Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS” (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-4 SMP PGRI 1 Ciputat) B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Guru masih terbiasa menerapkan metode pengajaran konvensional (metode ceramah) dalam proses belajar mengajar. 2. Masih banyak siswa yang beranggapan bahwa materi IPS pelajaran yang membosankan. 3. Hasil belajar IPS siswa masih rendah. 4. Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya pada saat pembelajaran berlangsung. 7 C. Pembatasan Masalah Agar masalah tidak terlalu luas, maka dalam penelitian ini penulis membatasi masalah penelitian yaitu: Guru masih terbiasa menerapkan metode pengajaran konvensional (metode ceramah) dalam proses belajar mengajar dan hasil belajar IPS siswa masih rendah. D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Physical Self-assessment Dalam Upaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut: a. Sebagai pijakan untuk mengembangkan penelitian-penelitian yang menggunakan strategi pembelajaran aktif teknik Physical Selfassessment b. Memberikan gambaran yang jelas pada guru tentang strategi pembelajaran aktif teknik Physical Self-assessment dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. 8 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa, peneliti dapat meningkatkan perhatian belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment. b. Bagi guru, memberikan masukan dalam memperluas pengetahuan dan wawasan tentang strategi pembelajaran aktif. c. Bagi sekolah, memberikan sumbangan dalam rangka penambahan variasi metode pembelajaran IPS. d. Bagi peneliti, sebagai bahan referensi bagi pihak lain yang akan melakukan penelitian berikutnya dan dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk kemajuan dunia pendidikan. BAB II KAJIAN TEORI A. Acuan Teori dan Fokus yang Diteliti 1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar pada hakikatnya adalah proses perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktifitas tertentu. Perubahan tersebut idealnya menuju kepada hal yang positif dan berkelanjutan. Di bawah ini merupakan pendapat para ahli mengenai pengertian belajar: Menurut Oemar Hamalik belajar adalah “perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Belajar sesungguhnya adalah ciri khas manusia dan yang membedakannya dengan binatang. Belajar yang dilakukan oleh manusia merupakan bagian dari hidupnya, berlangsung seumur hidup, kapan saja, di mana saja, baik disekolah, di kelas, di jalanan dalam waktu yang tak dapat ditentukan sebelumnya”.1 Menurut Sudjana belajar adalah “suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar”.2 Sedangkan menurut Evelin dan Hartini belajar merupakan “sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat. Salah satu petanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat 1 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2005), h. 154. 2 Asep Jihad-Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta : Multi Press), h. 2 9 10 pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif)”.3 Menurut John Dewey “belajar merupakan bagian interaksi manusia dengan lingkungannya”.4 Belajar selalu didefinisikan sebagai suatu perubahan pada diri individu yang disebabkan oleh pengalaman. Manusia telah belajar begitu banyak sejak mereka lahir, bahwa belajar dan perkembangan adalah hubungan yang tidak dapat dipisahkan5. Kesimpulannya, belajar terjadi dengan banyak cara. Kadang-kadang belajar disengaja, ketika siswa memperoleh informasi yang disampaikan guru dikelas, atau ketika mereka mencari sesuatu yang ada di ensiklopedi atau buku. Menurut Muhibbin Syah belajar adalah “kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri”.6 Dari beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian belajar dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses, yaitu kegiatan yang berkesinambungan yang dimulai sejak lahir dan terus berlangsung seumur hidup dan belajar juga didapatkan dari suatu perubahan pada diri individu yang disebabkan oleh pengalaman setiap individu sudah begitu banyak dari mereka dilahirkan sampai berlangsung seumur hidup, belajar juga ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif dan permanen serta adanya peranan kepribadian dalam proses belajar antara lain aspek motivasi, emosional, sikap dan sebagainya. 3 Eveline Siregar-Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor : Ghalia Indonesia, 2010. h. 3 4 Eveline Siregar-Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran...., h.3 5 Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Grasindo, 2002), h. 120 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan : Suatu Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1995), h. 88 6 11 b. Prinsip-prinsip Belajar Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat. Guru dapat terhindar dari tindakan-tindakan yang kelihatannya baik tetapi nyatanya tidak berhasil meningkatkan proses belajar siswa. Selain itu dengan prinsip-prinsip belajar ia memiliki dan mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar siswa. Adapun prinsip-prinsip belajar seperti yang diungkapkan oleh Dimyati dan Mudjiono dalam buku belajar dan pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Perhatian dan motivasi Keaktifan Keterlibatan langsung/berpengalaman Pengulangan Tantangan Balikan dan penguatan Perbedaan individual 7 c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Menurut Muhibbin Syah “secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macamn yaitu”: 1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa) 2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) 3. Faktor pendekatan belajar.8 7 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet. 3, h. 42 Muhibbin Syah, Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan : Suatu Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1995), h. 132-139. 8 12 Tabel 2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar a. Aspek Fisologis (yang bersifat jasmaniah) Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendisendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. b. Aspek Psikologis (yang bersifat rohaniah) Faktor-faktor rohani siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut: 1. Faktor Internal (faktor dari dalam siswa) a) Inteligensi Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. b) Sikap Siswa Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. c) Bakat Siswa Secara umum, bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. d) Motivasi Siswa Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organism (baik manusia ataupun hewan) yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah. Dalam perkembangan selanjutnya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1) Motivasi instrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. 13 2) Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. a. Lingkungan Sosial Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. 2. Faktor Eksternal Siswa (Faktor b. Lingkungan Nonsosial dari luar siswa) Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat ringgal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktorfaktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Pendekatan belajar, dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. 3. Faktor Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional Pendekatan yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah Belajar atau mencapai tujuan belajar tertentu. 2. Hasil Belajar Menurut Purwanto hasil belajar “terdiri dari kata yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktifitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Sedangkan Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Jadi hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya”.9 Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan sebagainya. Dalam dunia pendidikan hasil belajar digunakan sebagai pendorong bagi siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berperan sebagai umpan balik dalam 9 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), cet. 1, h. 44-4 14 meningkatkan mutu pendidikan. Hasil belajar terlihat dari perubahan tingkah laku maupun kemampuan kognitifnya. Berikut ini beberapa pendapat hasil belajar menurut para ahli: Menurut Abdurrahman, “hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”.10 Menurut Hamalik, “hasil belajar adalah pola–pola perbuatan, nilainilai, pengertian-pengertian, dan sikap-sikap, serta apersepsi dan abilitas”.11 Sudjana berpendapat bahwa “hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman kerjanya”.12 Menurut pemikiran Gagne, hasil belajar mencakup kemampuan: a) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan. b) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambing. c) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi pengunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. d) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melalukan serangakaian gerak jasmani dalam urusan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. e) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupak kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku. Dari beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian hasil belajar dapat disimpulkan bahwa proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik akan menghasilkan hasil belajar. Setiap mengikuti proses pembelajaran di sekolah, sudah pasti setiap peserta didik mengharapkan mendapatkan hasil belajar yang baik, sebab hasil belajar yang baik dapat membantu peserta didik 10 Asep Jihad-Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta : Multi Press), h. 14 Asep Jihad-Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran…, h. 15 12 Asep Jihad-Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran…, h. 15 11 15 dalam mencapai tujuannya. Hasil belajar yang baik hanya dicapai melalui proses belajar yang baik pula. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang baik. Hasil belajar dapat dilihat ketika siswa telah melakukan kegiatan belajar karena hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan 3. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) a. Pengertian IPS IPS merupakan ilmu pengetahuan yang meneliti dan membahas segala hal yang menyangkut dengan manusia, tingkah lakunya, proses penghidupannya, hubungannya antara manusia dengan manusia lain, hubungan antara manusia sebagai individu dengan masyarakat sekitarnya, atau hubungannya antara manusia dengan benda sebagai alat unutuk memenuhi kebutuhan. Ada beberapa pakar yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian IPS, diantaranya: Charles R Keller, yang mengatakan bahwa “IPS adalah suatu paduan daripada sejumlah ilmu-ilmu sosial dan ilmu lainnya yang tidak terkait oleh ketentuan disiplin ilmu tertentu melainkan bertautan dengan kegiatan-kegiatan pendidikan yang berencana dan sistematis untuk kepentingan program pengajaran sekolah dengan tujuan memperbaiki, mengembangkan, dan memajukan hubungan kemanusiaan dan masyarakat”.13 Selanjutnya, A Kosasih Djahiri, yang mengemukakan bahwa “IPS merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu dan ilmu lainnya dijadikan program pengajaran pada tingkat sekolah”.14 13 Sapriya, dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI Press, 2006), hal.11 Sapriya, dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS…, hal. 11 14 16 Ilmu Pengetahuan (IPS) adalah salah suatu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai ke pendidikan menegah. Menurut Nursid Sumaatmadja, yang mengatakan bahwa dapatlah dinyatakan bahwa IPS yang dimasukkan dalam study ini adalah “suatu mata pelajaran yang mengakaji kehidupan sosial yang bahannnya didasarkan pada kajian sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, dan tata Negara, dengan mendapat sumber materi dari berbagai ilmu sosial”.15 Kemudian menurut Abu Ahmadi, yang mengemukakan bahwa “Materi dari berbagai disiplin ilmu sosial seperti geografi, sejarah, sosiologi, antropologi sosial, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, dan ilmu-ilmu sosial lainnya, dijadikan bahan baku bagi pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah”.16 Adapun pengertian IPS secara umum menurut beberapa ahli dalam tulisan Nursid Sumaatmadja seperti yang dikutip oleh Syafruddin Nurdin, adalah: a) Menurut Norman Mackenzi, IPS adalah semua disiplin ilmu yang merupakan perjanjian manusia dalam konteks sosial. b) Menurut Nu’man Sumantri, IPS adalah yang menekankan pada timbulnya nilai-nilai kewarganegaraan, moral, ideologi Negara dan agama. IPS juga menekankan pada isi dan metode berfikir keilmuan sosial. c) Menurut Achmad Sanusi, IPS terdiri dari disiplin-disiplin Ilmu Pengetahuan Sosial yang bertaraf akademis dan biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi, makin lanjut makin ilmiah. d) Menurut Calhoum mendefinisikan Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Study tentang tingkah laku kelompok umat manusia Van Daelan, IPS adalah ilmu sosial yang mempelajari tentang tingkah laku manusia dimasyarakat itu meliputi berbagai aspek, seperti aspek ekonomi, sikap mental, aspek budaya, dan hubungan sosial.17 15 Nursid Sumaatmadja, MetodologiPengajaran IPS, (Bandung: Alumni, 1998), hal.67 Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta: PT Asadi Mahasatya, 2003) h.2-3 17 Syafrudin Nurdin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa dalam KBK, (Tangerang: Quantum Teaching, 2005), hal. 19-24 16 17 4. Hakikat Strategi Pembelajaran Aktif a. Pengertian Strategi Pembelajaran Dalam dunia pendidikan, “strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal”. Jadi, dengan demikian starategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.”18 Kemp menjelaskan bahwa “Strategi pembelajaran adalah “suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien”.19 Selanjutnya Wina Sanjaya, mengemukakan bahwa “Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.20 Menurut Eveline dan Hartini, “Strategi pembelajaran adalah cara sistematis yang dipilih dan digunakan seorang pembelajar untuk menyampaikan materi pembelajaran, sehingga memudahkan pembelajar mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan siswa, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran. Strategi pembelajaran yang akan dipilih dan digunakan oleh guru bertitik tolak dari tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dari awal. Untuk memperoleh tahapan kegiatan pembelajaran yang berdaya dan berhasil guna, maka guru harus mampu menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan”.21 18 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. 5, h. 126. 19 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan…, h. 126. 2020 Wina Sanjaya, Perencanaan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 186. 21 Eveline Siregar-Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2010), h. 77. 18 Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian tersebut. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan sebagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu tujuan belajar dan mengetahui sejauh mana siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan sebagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Untuk keberhasilan tujuan pembelajaran digunakan metode, dalam desain pembelajaran metode sangat penting karena metode inilah yang menentukan situasi belajar yang sesungguhnya di dalam kelas. b. Pengertian Pembelajaran Aktif (Active Learning) Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif. Menurut Hisyam Zaini, dkk. “Ketika siswa belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktivitas pembelajaran. Mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam suatu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata”.22 22 Isjoni, Saatnya Pendidikan Kita Bangkit, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007), h. 112. 19 Menurut Hisyam Zaini, dkk. “Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Dengan belajar aktif ini peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental juga tapi melibatkan fisik.” 23 Di samping itu pembelajaran aktif juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa atau anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Hisyam Zaini juga berpendapat, “Active Learning juga suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar aktif.”24 Selanjutnya menurut Eveline dan Hartini, “Pendekatan belajar aktif adalah pendekatan dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara–cara belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri. Kemampuan belajar mandiri ini merupakan tujuan akhir dari belajar aktif (active learning).Untuk dapat mencapai hal tersebut kegiatan pembelajaran dirancang sedemikian rupa agar bermakna bagi siswa atau anak didik.Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu, pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa atau anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.25 Dari pendapat para ahli diatas penulis dapat simpulkan bahwa pembelajaran Aktif (Active Learning) adalah dengan belajar aktif ini, siswa diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya siswa akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. 23 Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: pustaka Insan Madani, 2008) h. xi Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif…, h. 2 25 Eveline Siregar-Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2010), h. 106. 24 20 Pada zaman sekarang ini guru tidak hanya sebagai pemberi materi, yang biasanya semua materi diberikan oleh guru dengan ceramah dan siswa hanya mencatat. Namun lebih kepada siswa yang lebih aktif dalam memperoleh ilmu pengetahuan, di mana siswa aktif menjawab dan menggali ilmu dengan arahan yang diberikan oleh guru. Guru hanya sebagai motivator dan mendampingi siswa dalam pembelajaran. Proses ini disebut sebagai pembelajaran aktif. Ketika siswa belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini mereka aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi, memecahkan persoalan atau meangaplikasikan apa yang telah mereka pelajari ke dalam suatu persoalan yang ada dalam dunia nyata. Dengan belajar aktif ini siswa diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran tidak hanya mental akan tetapi melibatkan fisik juga. Dengan cara ini siswa akan merasakan susasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksudkan. Pembelajaran aktif pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respon anak didik dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka. Dengan memberikan active learning strategy pada anak didik dapat membantu ingatan mereka, sehingga mereka dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan sukses. Jadi, yang dimaksud dari pembelajaran aktif adalah sebuah proses pembelajaran yang memfokuskan seluruh kegiatan belajar terhadap peserta didik sehingga peserta didik dapat mengalami secara langsung proses belajar mengajar tersebut. Sedangkan posisi guru di sini adalah sebagai fasilitator dan motivator bagi peserta didik. 21 c. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif “Physical Self-assessment” Dalam buku Melvin L. Silbermen terjemahan Sarjuli berjudul Active Learning terdapat 101 Cara Belajar Siswa Aktif, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment. 1) Pengertian Physical Self-assessment Physical Self-assessment dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai mempersiapkan diri dalam kelompok. Pembelajaran dengan metode ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa atas materi pelajaran yang diberikan atau sejauh mana hasil belajar yang telah dicapai oleh mereka. Strategi ini dapat menjadi strategi yang menarik dan menyenangkan, dapat juga digunakan sebagai cara mengubah aktivitas kelas.26 Pembelajaran Physical Self-assessment (Mempersiapkan Diri dalam Kelompok) dengan suasana kelas yang menyenangkan dan menarik perhatian siswa.Pembelajaran dengan metode ini juga menggunakan trik-trik tertentu untuk menjawab pertanyaan maupun pernyataan sesuai dengan kemampuan peserta didik. Physical Self-assessment menjadikan suasana yang merubah aktivitas dalam kelas, yang biasanya hanya mendengarkan guru. Seorang guru perlu mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa atas materi pelajaran yang diberikan atau sejauh mana hasil belajar yang telah dicapai oleh mereka. Strategi ini dapat menjadi strategi yang menarik dan menyenangkan, dapat juga digunakan sebagai cara mengubah aktivitas kelas. Melalui metode ini, siswa mampu berbagi sikap mereka tentang sebuah mata pelajaran melalui penilaian diri. Metode ini memungkinkan guru untuk mengukur perasaan dan keyakinan siswa, dan berfungsi sebagai papan loncat bagi diskusi kelas. 26 http://info189.blogspot.com/2012/09/physical-self-assessment-dan-modeling.html, diakses tgl 19 Februari 2013. 22 2) Langkah-langkah strategi pembelajaran aktif Physical Self- assessment: Dalam buku Melvin L. Silbermen langkah-langkah menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment. 1. Perintahkan siswa untuk berdiri di bagian belakang ruangan, dengan menempatkan meja dan kursi di satu sisi ruangan. 2. Buatlah skala penilaian angka dari satu hingga lima di depan kelas dengan menggunakan papan tulis atau dengan menempelkan angka pada dinding. 3. Jelaskan bahwa anda akan membacakan sejumlah pernyataan. Setelah mendengarkan penyataan-pernyataan itu, siswa harus berdiri di depan angka penilaian yang paling cocok dengan sikap. Tempelkan angka-angka tersebut pada tempat yang terpisah di dalam kelas. Jelaskan bahwa arti angka 1 sampai 5 itu adalah sebagai berikut: 1 = sangat tidak setuju 2 = tidak setuju 3 = tidak yakin/tahu 4 = setuju 5 = sangat setuju 4. Sewaktu pernyataan dibacakan, siswa harus bergerak ke bagian ruang kelas yang paling cocok dengan pengetahuan atau posisi mereka. Setelah terbentuk sejumlah barisan di depan berbagai posisi, perintahkan kepada siswa untuk saling menjelaskan alasan mereka posisi itu. 5. Setelah mendengarkan pendapat siswa lain perintahkan sembarang siswa yang ingin mengubah posisi mereka pada skala itu untuk melakukannya. 6. Lanjutkan membaca pernyataan atau fakta individual dan meminta siswa itu bergerak ke angka yang paling cocok dengan opini atau pengetahuan mereka. 7. Selanjutnya, bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Beri mereka salinan tertulis dari pernyataan-pernyataan itu dan perintahkan mereka untuk mendiskusikannya. 8. Sekarang perintahkan siswa untuk secara pribadi mencocokkan kembali pendapat mereka terhadap tiap butir. Perintahkan mereka untuk menunjuk satu angka pada tiap pernyataan yang mencerminkan tingkat kesetujuan atau tidaksetujuan mereka.27 27 Melvin L. Silberman, Active learning : 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung : Nuansa, 2012), h. 217-219 23 Variasi : a. Dalam kelas yang jumlah siswanya lebih besar, perintahkan siswa untuk terlebih dahulu memilih sebuah jawaban terhadap penyataanpernyataan itu dan kemudian bergerak kebagian-bagian ruangan yang telah dinomori. b. Mulailah dengan diskusi kelompok kecil dan kemudian lakukan penilaian individual (pribadi). Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS pada umumnya dengan menggunakan strategi-strategi yang membuat siswa lebih aktif lagi di dalam kelas, yaitu salah satunya dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment (Mempersiapkan diri dalam kelompok). Seperti yang sudah disebutkan di atas cara ini mengandalkan pengetahuan yang luas tentang materi yang sedang diajarkan. Guru memberikan pernyataan-pernyataan mengenai materi yang diajarkan dan siswa memilih angka 1 sampai 5 sesuai pengetahuan yang mereka miliki, kemudian guru mendengarkan pendapat siswa alasan mereka memilih posisi itu. Setelah guru mendengarkan pendapat siswa lain perintahkan siswa yang ingin mengubah posisi mereka. Selanjutnya bagi siswa menjadi sub-sub kelompok, dan guru memberikan salinan tertulis dari pernyataan-pernyataan tersebut dan guru memerintahkan siswa untuk mendiskusikannya. Dengan siswa akan lebih percaya diri untuk mengungkapkan pendapat dan berperan penting di dalam kelas. Strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment diharapkan dapat mendorong siswa sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. 24 3) Kelebihan dan Kelemahan strategi pembelajaran aktif Physical Selfassessment: Strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment sebagai salah satu alternatif yang dapat dipakai dalam penyampaian materi pelajaran selama prose belajar mengajar juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. a. Kelebihan dari strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment yaitu: a) Dapat menghindarkan siswa dari lupa akan bahan pelajaran. b) Semua peserta didik dapat berpartisipasi dalam pembelajaran. c) Peserta didik dapat menilai kemampuan dirinya sendiri. d) Setiap peserta didik dapat mengukur pengetahuan yang dimiliki serta materi yang dikuasai. e) Metode ini dapat mengembangkan cara berpikir ilmiah peserta didik. b. Kelemahan dari strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment yaitu: a) Karena peserta didik harus berpindah-pindah dari tempat, keadaan kelas menjadi tidak terkendali. b) Hanya peserta didik yang menonjol saja yang aktif dalam menyampaikan pendapatnya. c) Peserta yang mempunyai kemampuan sedang ke bawah enggan menyampaikan pendapat.28 Dilihat dari aktivitas belajar siswa, siswa yang mendapatkan pelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment akan lebih berperan aktif didalam kelas, dengan suasana kelas yang siswa lebih berperan aktif akan meningkatkan hasil belajar siswa. 28 http://info189.blogspot.com/2012/09/physical-self-assessment-dan-modeling.html diakses tgl 10 Oktober 2013. 25 5. Penelitian Tindakan Kelas Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat bagi peneliti atau orang-orang yang berkepentingan dalam rangka peningkatan kualitas di berbagai bidang. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam pelaksanaannya berbentuk rangkaian priode/siklus kegiatan. Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waku yang semadan tempat yang sama menerima pelajaran yang sama.29 Menurut Kemmis, “ penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektifyang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan praktik sosial mereka”.30 Penelitian tindakan kelas adalah “penelitian yang dilakuakn oleh guru dikelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Daryanto berpendapat dalam bukunya Penelitian Tindakan Kelas “Makna kelas dalam PTK adalah sekelompok peserta didik (siswa) yang sedang belajar yang tidak hanya terbatas dalam ruangan tertutup saja, tetapi dapat juga ketika siswa sedang melakukan praktek di laboratorium, bengkel, atau tempat kunjungan studi.31 Dalam istilah bahasa Inggris penelitian tindakan kelas disebut Classroom Action Research (CAR).Yaitu sebuah penelitian yang dilakukan didalam kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat kita terangkan. a. Penelitian yang menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 29 Daryanto, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah: Beserta Contohcontohnya(Yogyakarta: Gaya Media, 2011), cet. 1, h.3 30 Wina Sanjaya, Peneltian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 24 31 Daryanto, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah…, h.4 26 b. Tindakan menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus untuk kegiatan siswa. c. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi pada pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah kelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran dari guru yang sama pula.32 Jadi PTK atau Classroom Action Research (CAR) adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas, yakni hakikatnya dilakukan dalam rangkaian gunu memecahkan masalah. Siklus atau daur dalam PTK meliputi 4 tahap, yaitu (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing), (4) refleksi (reflecting).33 Keempat tahap tersebut merupakan suatu siklus atau daur, sehingga setiap tahap akan selalu berulang kembali. Hasil refleksi dari siklus sebelumnya yang telah dilakukan akan digunakan untuk merevisi rencana atau menyusun perencanaan berikutnya, jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil memperbaiki proses belajar Gambar 2.1 Tahap-tahap dalam PTK PERENCANAAN REFLEKSI PELAKSANAAN PENGAMATAN 32 Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 2-3 Daryanto, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah: Beserat Contoh-contohnya (Yogyakarta: Gaya Media, 2011), cet. 1, h.21 33 27 Gambar di atas menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas, menggunakan per siklus. Masing-masing masuk dalam satu siklus yang merupakan putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Bentuk sesungguhnya jumlah siklus sangat tergantung pada permasalahan yang perlu dipecahkan. Desain penelitian yang digunakan merujuk pada model yang dikembangkan oleh Kemmis dan MC Taggart yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto, digambarkan dalam bagan di bawah ini Gambar 2.2 Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc Taggrat34 Perencanaan Refleksi SIKLUS 1 Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan ? Sumber : Kemmis dan Mc Taggart 35 34 Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Teori dan Praktik), (Jakarta: Prestasi Pusaka, 2011), hal. 30 28 Prosedur penelitian berdasarkan model PTK dalam bentuk siklus ini adalah sebagai berikut: a. PTK dimulai dengan menggunakan refleksi, yakni proses menganalisis pembelajaran yang berlangsung. Hasil dari refleksi ini adalah peneliti merasakan adanya masalah yang harus dicari jalan keluarnya. b. Melakukan studi pendahuluan dengan mengkaji literature dan melakukan konsultasi dengan orang yang dianggap memiliki keahlian dalam proses pembelajaran. Studi pendahuluan dilakukan untuk: 1) Mempertajam masalah 2) Mengkaji berbagai tindakan yang dapat dilakukan sesuai dengan permasalahan 3) Merumuskan hipotesis tindakan c. Menyusun perencanaan awal tentang tindakan sesuai dengan hasil studi pendahuluan, menyangkut: 1) Tahapan kegiatan, berbagai alat, media dan sumber belajar yang digunakan, waktu yang diperlukan. 2) Instrumen, khususnya pedoman observasi sebagai alat pengumpul data untuk mengumpulkan informasi tentang efek yang ditimbulkan dari perlakuan atau tindakan yang dilakukan oleh guru. d. Melakukan tindakan pada putaran pertama sesuai dengan perencanaan awal. Pada putaran ini dilakukan tiga kegiatan, yakni: 1) Mengimplementasikan tindakan sesuai dengan perencanaan awal. 35 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), Cet 9, h. 16 29 2) Melakukan observasi selama tindakan berlangsung sesuai dengan instrumen penelitian. 3) Melakukan refleksi, yakni kegiatan diskusi dengan obsever untuk mengkaji dan menganalisis proses kegiatan hingga ditemukannya berbagai kelemahan tindakan serta mengkaji informasi tentang efek yang ditimbulkan dari adanya tindakan. e. Menyusun rencana tahap dua, yakni rencana hasil refleksi apada putaran pertama. f. Melakukan tindakan putaran kedua sesuai dengan rencana tahap dua, seperti yang dilakukan pada tahap satu. B. Bahasan Hasil Penelitian yang Relevan Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment. Diantaranya yaitu: 1. Ariek Aryani 2011, Univ Muhammadiyah Surakarta, dalam skripsinya yang berjudul “ Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Physical Selfassessment Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran PKn Materi Pelaksanaan Otonomi Daerah Pada Siswa Kelas IX A SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA Tahun Pelajaran 2010”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat keaktifan siswa pada materi Pelaksanaan Otonomi Daerah di kelas IX A SMP Muhammadiyah 8 Surakarta Tahun 2010 yaitu dari yang aktif menjawab pertanyaan dan berpendapat sebelum diadakan penelitian tindakan kelas adalah 3 (11,11%). Setelah dilakukan tindakan yang telah disepakati yaitu dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif Physical Self-Assessment, siklus I meningkat menjadi 7 (25,93%), siklus II 15 (55,56%), siklus III 21 (77,78%). Berdasarkan data hasil penelitian tindakan kelas tersebut maka 30 hipotesis tindakan yang menyatakan ”Diduga dari Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Physical Self-Assessment dapat Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran PKn Materi Pelaksanaan Otonomi Daerah Pada Siswa Kelas IX A SMP Muhammadiyah 8 Surakarta Tahun 2010” terbukti dan dapat diterima kebenarannya.36 2. Hasil penelitian lain juga diungkapkan oleh Dany Listiyanti 2012, Univ Muhammadiyah Surakarta, dalam skripsinya yang berjudul “ Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Strategi Physical Self-assessment Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri SARI Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013”. Hal ini dapat dilihat dari 1) keuletan dalam menghadapi kesulitan menjawab soal pra siklus 38,45%, pada siklus I 53,83%, dan pada siklus II mencapai 61,52%; 2) semangat dalam belajar pra siklus 53,83%, siklus I 69,21%, dan pada siklus II mencapai 76,9%; 3) kepercayaan diri dalam menjawab soal pra siklus 38,45%, siklus I 61,52% siklus II mencapai 69,21%; 4) kemampuan mendalami pengetahuan yang diberikan pra siklus 46,14%, siklus I 61,52%, siklus II 76,9%; dan 5) kemampuan diri menjawab soal pra siklus 53,83%, sik lus I 69,21%, siklus II meningkat menjadi 84,59%. Hasil belajar siswa meningkat di setiap siklus terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan hasil belajar yang memenuhi KKM sebanyak 5 siswa (38,45%) dengan nilai rata -rata 56,92; setelah dilaksanakan siklus I meningkat sebanyak 7 siswa (53,83%) dengan nilai rata-rata 68,46; dan pada siklus II meningkat sebanyak 11 siswa (84,59%) dengan nilai rata -rata 81,53. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan strategi pembelajaran Physical Self-assessment dapat 36 AriekAryani,“Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Physical Self-assessment Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran PKn Materi Pelaksanaan Otonomi Daerah Pada SiswaKelas IX A SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA Tahun Pelajaran 2010” Skripsi SI, UnivMuhammadiyah Surakarta, 2011. 31 meningkatkan motivasi pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 3 Genengsari Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2012-2013.37 3. Hasil Penelitian lain juga diungkapkan oleh Devi Juliansa 2012, Univ. Satya Wacana, dalam thesisnya yang berjudul Hubungan Mahasiswa Selfassessment Dalam Mendengarkan dan Mendengarkan Skor”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada korelasi antara mahasiswa self assessment dalam mendengarkan dan skor mendengarkan. Para peserta penelitian ini adalah 46 mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris Universitas Satya Wacana Chistian mengambil kursus Listening Interpersonal. Mereka diminta untuk mengisi kuesioner yang memiliki 3 bagian: sebelum mendengarkan, sambil mendengarkan, dan setelah mendengarkan. Data untuk penelitian ini berasal dari kuesioner yang diadaptasi dari Chen Menjelajahi studi Pengembangan Strategi Taiwan College Student dengan beberapa penyesuaian untuk membuat yang sesuai mengukur fenomena self-assessment. Hasil korelasi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara siswa self-assessment dalam mendengarkan dan mendengarkan skor. Makalah ini diakhiri dengan diskusi, dan implikasi untuk, mendengarkan keterampilan dan menerapkan self-assessment bagi siswa.38 37 DanyListiyanti, “Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Strategi Physical Self-assessment Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri SARI Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013” Skripsi S1, UnivMuhammadiyah Surakarta, 2012. 38 Devi Juliansa, “The Correlation Between Student’s Self-assessment in Listening and Listening Scores”Thesis, Univ. SatyaWacana, 2012. 32 C. Kerangka Berpikir Menurut Hisyam Zaini, dkk. “Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Dengan belajar aktif ini peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental juga tapi melibatkan fisik.” 39 Kemp menjelaskan bahwa “Strategi pembelajaran adalah “suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien”.40 Strategi pembelajaran aktif memiliki berbagai macam dalam penerapannya, diataranya pertama strategi pembentukan tim yakni dengan strategi bertukar tempat, prediksi (prediction guide), resume kelompok (group resume), dll. Kedua strategi penilain sederhana seperti metode penilaian instan (Instant assessment), pertanyaan yang dimiliki siswa (Questions Student Have), pertanyaan penilaian, dll. Ketiga strategi peninjauan kembali seperti teka-teki silang (crossword puzzle), pencocokan kartu index (Index card match), bowling kampus, dll. Keempat strategi belajar efektif mengetahui yang sebenarnya, membuat contoh praktek (modeling the way), mempersiapkan diri dalam kelompok (physical self-assessment), dll. Strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment masuk dalam penerapan belajar efektif karena dengan menggunakan strategi pembelajaran Physical Selfassessment siswa dapat belajar secara aktif dan efektif di dalam kelas. Dengan siswa berperan aktif di dalam kelas maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 39 Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: pustaka Insan Madani, 2008) h. xi Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 126. 40 33 Physical Self-assessment dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai mempersiapkan diri dalam kelompok. Pembelajaran dengan metode ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa atas materi pelajaran yang diberikan atau sejauh mana hasil belajar yang telah dicapai oleh mereka. Strategi ini dapat menjadi strategi yang menarik dan menyenangkan, dapat juga digunakan sebagai cara mengubah aktivitas kelas.41 Strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment atau mempersiapkan diri dalam kelompok merupakan suatu alternatif yang dapat diterapkan oleh siswa. Penerapan strategi ini dimulai dari Guru menuliskan angka 1 sampai 5 pada sepotong kertas ukurannya cukup besar. Kemudian guru menempelkan agka 1 sampai 5 pada tempat yang terpisah di dalam kelas. Guru memperintahkan siswa untuk berdiri di bagian belakang ruangan, dengan menempatkan meja dan kursi di satu sisi ruangan. Guru memberi tahu siswa bahwa guru akan memberikan sebuah penyataan kepada siswa. Sewaktu pernyataan dibacakan, siswa harus bergerak ke bagian ruang kelas yang paling cocok dengan pengetahuan atau posisi mereka. Setelah mendengarkan pendapat siswa lain perintahkan sembarang siswa yang ingin mengubah posisi mereka pada skala itu untuk melakukannya. Selanjutnya, bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Beri mereka salinan tertulis dari pernyataanpernyataan itu dan perintahkan mereka untuk mendiskusikannya. Guru memantau siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Kelebihan dari strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment yaitu, dapat menghindarkan siswa dari lupa akan bahan pelajaran, semua peserta didik dapat berpartisipasi dalam pembelajaran, peserta didik dapat menilai kemampuan dirinya sendiri, setiap peserta didik dapat mengukur pengetahuan 41 http://info189.blogspot.com/2012/09/physical-self-assessment-dan-modeling.html, diakses tgl 19 Februari 2013. 34 yang dimiliki serta materi yang dikuasai, metode ini dapat mengembangkan cara berpikir ilmiah peserta didik. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diharapkan stelah proses belajar mengajar. Untuk itu, segala sesuatu yang mempengaruhi hasil belajar harus dioptimalkan agar mencapai hasil belajar yang baik. Melalui penerapan strategi pembelajaran aktif ini, siswa dituntut untuk belajar bersama, melatih kecepatan berfikir dalam suasana yang menyenangkan. Dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment siswa berperan aktif di dalam kelas dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian yang sebelumnya strategi pembelajaran aktif Physical Selfassessment yaitu Ariek Aryani dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Physical Self-assessment Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran PKn Materi Pelaksanaan Otonomi Daerah Pada Siswa Kelas IX A SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA Tahun Pelajaran 2010”. Hasil penelitiannya yaitu pada siklus I meningkat menjadi 7 (25,93%), siklus II 15 (55,56%), siklus III 21 (77,78%). Sebagai data hasil penelitian tindakan kelas tersebut maka hipotesis tindakan yang menyatakan ”Diduga dari Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Physical Self-Assessment dapat Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran PKn. Selain oleh Ariek Aryani, peneliti lain adalah Dany Listiyanti dengan judul “Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Strategi Physical Selfassessment Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri SARI Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013”. Hasil belajar siswa meningkat di setiap siklus terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan hasil belajar yang memenuhi KKM sebanyak 5 siswa (38,45%) dengan nilai rata-rata 56,92; setelah dilaksanakan siklus I meningkat sebanyak 7 siswa (53,83%) dengan nilai rata-rata 68,46; dan pada siklus II meningkat sebanyak 11 siswa (84,59%) dengan nilai rata-rata 81,53. Dari data di atas 35 dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan strategi pembelajaran Physical Self-assessment dapat meningkatkan motivasi pada mata pelajaran IPA. Hasil Penelitian lain juga diungkapkan oleh Devi Juliansa 2012, Univ. Satya Wacana, dalam thesisnya yang berjudul Hubungan Mahasiswa Selfassessment Dalam Mendengarkan dan Mendengarkan Skor”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada korelasi antara mahasiswa self assessment dalam mendengarkan dan skor mendengarkan. Hasil korelasi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara siswa selassessment dalam mendengarkan dan mendengarkan skor. Makalah ini diakhiri dengan diskusi, dan implikasi untuk, mendengarkan keterampilan dan menerapkan self-assessment bagi siswa. Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah diungkapkan diatas maka dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa di SMP PGRI 1 Ciputat. 36 Gambar 2.3 Kerangka Berpikir STRATEGI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN AKTIF Strategi pembentukan tim yaitu: Strategi bertukar tempat Prediksi (prediction guide) Resume kelompok (group resume) Strategi penilain sederhana yaitu : Metode penilaian instan (Instant assessment) Pertanyaan yang dimiliki siswa (Questions Student Have) Pertanyaan penilaian Strategi peninjauan kembali yaitu: Teka-teki silang (crossword puzzle) Pencocokan kartu index (Index card match) Bowling kampus Strategi belajar efiktif yaitu: Mengetahui yang sebenarnya Membuat contoh praktek (modeling the way) Mempersiapkan diri dalam kelompok (physical selfassessment) Strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment masuk dalam penerapan belajar efektif karena dengan menggunakan strategi pembelajaran Physical Selfassessment siswa dapat belajar secara aktif dan efektif didalam kelas. Dengan siswa berperan aktif didalam kelas maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil Penelitian Relevan: 1. Ariek Aryani 2011, Univ Muhammadiyah Surakarta 2. Dany Listiyanti 2012, Univ Muhammadiyah Surakarta 3. Devi Juliansa 2012, Univ. Satya Wacana 37 D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah dugaan yang sifatnya sementara dan dapat dibuat berdasarkan fakta yang ada serta akan dibuktikan kebenarannya dalam sebuah penelitian. Adapun hipotesis tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Terdapat peningkatan hasil belajar IPS dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif Physical Self-assessment (Mempersiapkan diri dalam kelompok)”. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan di SMP PGRI 1 Ciputat yang beralamat di Jl. Pendidikan No. 30 Ciputat Kec. Kota Tangerang Selatan. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan terhadap seluruh siswa kelas VIII-4 sebanyak 40 siswa untuk mata pelajaran IPS. 2. Waktu Penelitian Waktu yang digunakan oleh penulis untuk melakukan penelitian tindakan kelas ini pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 dari tanggal 11 November 2013 sampai 9 Desember 2013. Tabel 3.1 Jadwal Penelitian NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kegiatan PembuatanProposal Penelitian Observasi Awal Revisi Proposal Pembuatan Instrumen Uji Instrumen Penelitian Pembuatan Bab IV dan Bab V Sidang Skripsi Revisi Skripsi Sep √ Okt Bulan Nov Des Jan Feb Mar √ √ √ √ √ √ √ √ 38 39 B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yaitu suatu Action Research (penelitian tindakan) yang dilakukan di dalam kelas dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran. Adapun rancangan strategi pembelajaran dalam PTK ini dengan menggunakan metode Physical Self-assessment (mempersiapkan diri dalam kelompok), yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS yakni sebagai berikut: 1) Menentukan metode dan pola PTK yang digunakan 2) Fokus masalah, apakah dengan menggunakan strategi pembelajaran Physical Self-assessment dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. 3) Hipotesis tindakan, dengan diterapkannya strategi pembelajaran Physical Self-assessment dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. 4) Melakukan koordinasi dengan orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan PTK. 5) Menyusun program kegiatan, seperti jadwal pelaksanaan tindakan. 6) Menyediakan alat dan bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan tindakan, seperti alat tulis dan papan nomor 1 sampai dengan 5. 7) Menyusun instrumen penelitian, seperti pedoman observasi, pedoman wawancara guru dan siswa, tes hasil belajar (pre-tes dan post test). Sedangkan prosedur dengan menggunakan strategi pembelajaran Physical Self-assessment dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 40 1. Prosedur Penelitian Prosedur tindakan dimulai dari (1) Perencanaan tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Pengamatan tindakan, (4) Analisis dan refleksi. a. Perencanaan Tindakan Hal-hal yang direncanakan diantarannya terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media dan materi pembelajaran dan sebagainya. Pada tahap ini peneliti secara kolaboratif mengadakan kegiatan sebagai berikut. 1) Mengamati teknik pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPS sebelumnya. 2) Mengidentifikasi faktor-faktor hambatan dan kemudahan guru dalam pembelajaran IPS sebelumnya. 3) Merumuskan alternative tindakan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran IPS sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 4) Menyiapkan instrumen (tes dan lembar observasi) 5) Melakukan uji coba instrumen 6) Menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran IPS dengan strategi pembelajaran Physical Self-assessment. Rancangan pelaksanaan pembelajaran IPS ini dengan strategi pembelajaran Physical Self-assessment: 1) Tuliskan angka 1 sampai 5 pada potongan kertas, usahakan ukurannya cukup besar, untuk skala penilaian. 2) Setiap pernyataan dibacakan, peserta didik diminta untuk berkumpul disekitar angka yang menurut mereka sesuai dengan kondisi mereka. Anjurkan peserta didik untuk menilai diri mereka sendiri. 41 3) Setelah semua peserta didik memutuskan pilihan masingmasing tanyakan mengapa mereka memilih angka tersebut. 4) Setelah mendengarkan beberapa pendapat dari mereka, beri kesempatan peserta didik untuk berpindah sekiranya meeka menghendaki. b. Pelaksanaan tindakan Tahap kedua dari penelitian ini adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau isi rancangan yang dilakukan di dalam kelas.Tahap ini adalah implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenai tindakan kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ini pelaksana harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan. Dalam pelaksanaan tindakan peran peneliti adalah: 1. Merancang pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi pembelajaran strategi pembelajaran Physical Selfassessment. 2. Bekerja sama dengan temen sejawat dalam melaksanakan tindakan yang direncanakan. 3. Pelaksana yang didampingi teman sejawat memberikan pengarahan, hasil, dan stimulus agar dapat melaksnakan perannya berdasarkan rencana. c. Pengamatan (Observing) Pada tahap ini, peneliti dibantu observer aktivitas dan respon siswa selama proses pembelajaran yang dilaksnakan peneliti menggunakan lembar observasi. Pada saat monitoring pengamat haruslah mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di kelas penelitian. 42 Dalam pelaksanaan tindakan peran peneliti adalah: 1) Peneliti mengobservasi proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment sekaligus mengamati siswa. 2) Peneliti menilai hasil belajar IPS siswa setelah diberikan tes awal (pre test) dan tes akhir (post test). 3) Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran. d. Refleksi (Reflecting) Pada prinsipnya yang dimaksud dengan istilah reflecting adalah upaya evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator atau partisipan yang terkait dengan suatu penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan. Refleksi ini dilakukan denga cara kolaboratif, yaitu adanya diskusi terhadap berbagai masalh yang terjadi di kelas penelitian. Dengan demikian, refleksi dapat ditentukan sesudah adanya implementasi tindaan dan hasil observasi. Pada tahap ini, hasil yang diperoleh dari observasi dikumpulkan dan dianalisis oleh peneliti dan guru kolaborator, sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Hasil analisis tersebut akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan selanjutnya. 43 Tabel 3.2 Desain Penelitian SIKLUS I SIKLUS 2 Permasalahan Permasalahan Kurangnya kreatif guru dalam menggunakan strategi pembelajaran aktif mengakibatkan rendahnya hasil belajar IPS siswa Baru hasil refleksi I Perencanaan Tindakan II Perencanaan Tindakan I Pelaksanaan Tindakan II Pelaksanaan Tindakan I Pengamatan atau pengumpulan data Refleksi I Pengamatan atau pengumpulan data Refleksi II 44 C. Subjek atau Partisipan yang Terlibat Dalam Penelitian Subjek penelitian yang dimaksud mengarah pada subjek yang menjadikan sasaran penelitian. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIII-4 berjumlah 40 orang tahun ajaran 2013/2014 di SMP PGRI 1 Ciputat. Alasan peneliti meneliti kelas VIII-4 karena di kelas tersebut belum ada peneliti lain yang meneliti di kelas VIII-4 dan hasil belajar siswa 60% masih dibawah KKM. Observer yang terlibat dalam penelitian ini yaitu guru mata pelajaran IPS di SMP PGRI 1 Ciputat. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS siswa pada mata pelajaran IPS pada pokok bahasan Penyimpangan Sosial dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif Physical Selfassessment. D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Dalam penelitian ini peran dan posisi peneliti adalah sebagai observer dan juga sekaligus guru kelas yang berkolaborasi dengan satu guru IPS sebagai partner untuk mengevaluasi kelebihan dan kekurangan peneliti dalam proses pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment pada mata pelajaran IPS. E. Tahap Intervensi Tindakan Adapun pelaksanaan tindakan ini adalah menggunakan strategi pembelajaran strategi pembelajaran Physical Self-assessment untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VIII semester ganjil SMP PGRI 1 Ciputat. Tahap penelitian ini diawali dengan dilakukannya penelitian pendahuluan atau pra penelitian dan akan dilanjutkan dengan tindakan berupa siklus yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.kemudian akan dilanjut dengan siklus I, setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I 45 peneliti akan dilanjutkan dengan siklus II dan selanjutnya hingga mencapai indikator keberhasilan. Langkah awal sebelum tindakan dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan pra tindakan atau refleksi awal. Kegiatan pra tindakan ini dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum tindakan dilakukan. Pada tahap perencanaan pra tindakan, peneliti melakukan refleksi tentang strategi pembelajaran yang selama ini peneliti lakukan dalam pembelajaran IPS. Adapun uraian pada tahapan-tahapan penelitian di atas adalah sebagai berikut: 1. Pra Penelitian a. Observasi kegiatan belajar mengajar Pada kegiatan ini peneliti mengadakan pengamatan awal terhadap proses pembelajaran IPS pada kelas VIII SMP PGRI 1 Ciputat. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran dan aktivitas pada mata pelajaran IPS. b. Wawancara dengan guru dan siswa Wawancara dilaksanakan terhadap guru dan siswa di sekolah untuk mengetahui gambaran umum mengenai proses pembelajaran IPS, untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS, serta permasalahannya yang dihadapi oleh guru dan siswa pada proses pembelajaran IPS di kelas VIII. Sehingga pada instrumen wawancara disini dilakukan wawancara baik dengan guru mata pelajaran IPS di sekolah maupun dengan siswa kelas VIII-4, jumlah siswa yang diwawancarai berjumlah 2 orang. c. Analisis dan refleksi Analisis dan refleksi dari kegiatan penelitian pendahuluan (pra penelitian) ini dilakukan untuk menganalisis data wawancara dan hasil belajar siswa kela VIII yang diperoleh peneliti pada saat kegiatan 46 penelitian pendahuluan (pra penelitian). Setelah itu direfleksikan untuk memperoleh cara yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang muncul sehingga tindakan yang tepat pada tahap pelaksanaan pembelajaran selanjutnya. Tabel 3.3 Tahapan Penelitian Kegiatan Pendahuluam Kegiatan Pendahuluan 1. Observasi ke SMP PGRI 1 Ciputat. 2. Mengurus surat izin penelitian. 3. Menghubungi kepala administrasi kurikulum. 4. Kepala administrasi kurikulum melapor kepala sekolah perihal izin penelitian. 5. Wawancara terhadap guru mata pelajaran. 6. Menentukan kelas subjek penelitian. 7. Wawancara terhadap siswa. 8. Membuat instrumen penelitian. 9. Observasi proses pembelajaran di kelas penelitian. 10. Menguji instrumen soal yang akan diberikan sebagai bahan evaluasi. Tabel 3.4 Tahap Penelitian Siklus I SI- KLU SI Tahap Perencanaan 1. Menyiapkan kelas tempat penelitian. 47 2. Membuat rencana pengajaran. 3. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator. 4. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan. 5. Menyiapkan lembar observasi aktifitas siswa, guru dan proses pembelajaran, dan catatan lapangan. 6. Menyiapkan soal latihan untuk pre-test dan post-tes. 7. Menyiapkan soal akhir siklus. Tahap Pelaksanaan 1. Guru memberikan pre-tes kepada siswa. 2. Guru menjelaskan materi pelajaran. 3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya bagi siswa yang belum mengerti dengan pembelajaran yang sedang berlangsung. 4. Guru menuliskan angka 1 sampai 5 pada sepotong kertas ukurannya cukup besar. 5. Kemudian guru menempelkan agka 1 sampai 5 pada tempat yang terpisah di dalam kelas. 6. Guru memperintahkan siswa untuk berdiri di bagian belakang ruangan, dengan menempatkan meja dan kursi di satu sisi ruangan. 7. Guru memberi tahu siswa bahwa guru akan memberikan sebuah penyataan kepada siswa. 8. Sewaktu pernyataan dibacakan, siswa harus bergerak ke bagian ruang kelas yang paling cocok dengan pengetahuan atau posisi mereka. 9. Setelah mendengarkan pendapat siswa lain perintahkan sembarang siswa yang ingin mengubah posisi mereka pada skala itu untuk melakukannya. 10. Selanjutnya, bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Beri mereka salinan tertulis dari pernyataan-pernyataan itu dan perintahkan mereka untuk mendiskusikannya. 48 11. Guru memantau siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. 12. Penilaian hasil tes siklus I (post-tes). 13. Dokumentasi. Tahap Pengamatan Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri dari observasi terhadap siswa dan guru, mencatat semua hal yang terjadi selama proses pembelajaran dan mendokumentasikan kegiatan belajar. Tahap Refleksi Peneliti bersama kolaborator mengidentifikasikan beberapa kekurangan pada proses pembelajaran siklus I, kemudian membandingkannya dengan indikator ketercapaian yang telah ditetapkan. Jika masih belum mencapai indikator ketercapaian, maka akan dilanjutkan pada siklus II. Setelah ini peneliti dan kolaborator berdiskusi untuk merencanakan tindakan yang tepat pada proses pembelajaran siklus II. Tabel 3.5 Tahap Penelitian Siklus II Tahap Perencanaan 1. Menyiapkan kelas tempat penelitian. 2. Membuat rencana pengajaran. 3. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator. SIKLUS II 4. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan. 5. Menyiapkan lembar observasi aktifitas siswa, guru dan proses pembelajaran, dan catatan lapangan 6. Menyiapkan soal latihan untuk pre-test dan post-tes. 7. Menyiapkan soal akhir siklus. Tahap Pelaksanaan 1. Guru memberikan pre-tes kepada siswa. 49 2. Guru menjelaskan materi pelajaran. 3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya bagi siswa yang belum mengerti dengan pembelajaran yang sedang berlangsung. 4. Guru menuliskan angka 1 sampai 5 pada sepotong kertas ukurannya cukup besar. 5. Kemudian guru menempelkan agka 1 sampai 5 pada tempat yang terpisah di dalam kelas. 6. Guru memperintahkan siswa untuk berdiri di bagian belakang ruangan, dengan menempatkan meja dan kursi di satu sisi ruangan. 7. Guru memberi tahu siswa bahwa guru akan memberikan sebuah penyataan kepada siswa. 8. Sewaktu pernyataan dibacakan, siswa harus bergerak ke bagian ruang kelas yang paling cocok dengan pengetahuan atau posisi mereka. 9. Setelah mendengarkan pendapat siswa lain perintahkan sembarang siswa yang ingin mengubah posisi mereka pada skala itu untuk melakukannya. 10. Selanjutnya, bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Beri mereka salinan tertulis dari pernyataan-pernyataan itu dan perintahkan mereka untuk mendiskusikannya. 11. Guru memantau siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. 12. Penilaian hasil tes siklus II (post-tes). 13. Mewawancarai guru dan siswa Tahap Pengamatan Menganalisis data yang telah terkumpul pada setiap pertemuan Tahap Refleksi Peneliti bersama kolaborator mengidentifikasikan beberapa kekurangan 50 pada proses pembelajaran siklus II, kemudian membandingkannya dengan indikator ketercapaian yang telah ditetapkan. Jika masih belum mencapai indikator ketercapain yang telah ditetapkan. Jika masih belum mencapai indikator ketercapaian, maka akan dilanjukan pada siklus selanjutnya. Namun jika indikator sudah tercapai, maka penelitian akan dihentikan. F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Dari penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment diharapkan siswa dapat lebih memahami materi yang telah disampaikan oleh guru dan juga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS pada konsep Penyimpangan Sosial. G. Data dan Sumber Data 1. Data kualitatif : Hasil observasi proses pembelajaran, hasil wawancara terhadap guru dan siswa, catatan lapangan, dan dokumentasi (berupa foto-foto kegiatan pembelajaran). 2. Data kuantitatif : Nilai hasil pre test dan post test. 3. Sumber data : Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari guru, siswa, dan peneliti. H. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu tes dan non tes. 1. Instrumen Tes 51 Tes tertulis ini berupa pre test dan post test. Pre test yaitu tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai dan bertujuan untuk mengetahui sampai dimana penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran yang akan disampaikan. Sedangkan post test yaitu tes yang diberikan pada setiap akhir program suatu pengajaran, tujuan post test ialah untuk mengetahui sampai dimana pencapaian siswa terhadap bahan pengajaran setelah mengalami suatu kegiatan pembelajaran.1 Soal-soal pre test dibuat sama dengan soal post test. Adapun bentuk tes dalam instrumen ini adalah tes objektif yang berbentuk pilihan ganda. Tes objektif sering juga disebut tes dikotonomi (dichotomously scored item) karena jawaban benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0.2Disebut tes objektif karena penilaiannya objektif. “Tes objektif bentuk pilihan ganda (Multiple-Choice) adalah soal tes bentuk pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.”3 2. Instrumen Non Tes Dalam instrument non tes yang digunakan adalah: a. Lembar observasi 1 Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h.28 2 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Rosdakarya, 2009), h. 135 3 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran…., h. 138 52 Lembar observasi ini terdiri dari dua yaitu lembar observasi guru dalam belajar mengajar dan lembar observasi aktifitas siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi guru dalam belajar mengajar digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment, apakah pembelajaran terlaksana dengan dengan baik atau tidak. Lembar observasi aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran digunakan untuk mengatasi pembelajaran di kelas. b. Catatan lapangan Catatan lapangan yang berisikan kegiatan-kegiatan ketika pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Catatan lapangan digunakan untuk mengamati seluruh kegiatan dalam proses pembelajaran berlangsung. Berbagai hasil pengamatan tentang aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa dan aspek lainnya yang perlu di catat. c. Lembar Wawancara Wawancara dilakukan baik dengan siswa maupun observer setelah pembelajaran berakhir. Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran dan siswa. Wawancara pada saat observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di kelas. Wawancara dilakukan untuk mengetahui tanggapan atau kesan guru dan siswa terhadap kegiatan pembelajaran pada setiap siklus dengan menggunakan pedoman wawancara. Wawancara tindakan dilakukan untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment terhadap siswa. d. Lembar Angket Lembar angket dengan siswa dimaksudkan untuk mengetahui tanggapan dari siswa mengenai penggunaan metode belajar yang diterapkan dalam mempelajari pelajaran. Skala pengukuran yang digunakan adalah “ska- 53 la likert yaitu untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena atau gejala sosial yang terjadi”.4 I. Teknik Pemeriksa Kepercayaan (Trustworthiness) Studi Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden, dalam hal ini di luar sampel yang sudah ditetapkan. Tes uji coba tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrument tersebut dapat memenuhi syarat validitas dan realibilitasnya atau tidak. 1. Uji Validitas Validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau shahih, yakni sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melalkukan fungsi ukurannya.Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.5 Suatu alat evaluasi disebut valid apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang harus dievaluasi, atau dengan kata lain suatu alat evaluasi disebut valid jika dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasi itu. Untuk mengukur validitas soal dalam penelitian ini digunakan rumus korelasi Poin Biserial. = √ Keterangan: rpbis = Koefisien korelasi biserial Mp = Rerata skor pada subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari 4 Iskandar, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: GP Press, 2009), Cet. II, h. 82. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandun: Alfabeta, 2010), h. 173 5 54 Validitasnya: Mt = Mean skor total yang berhasil dicapai oleh peserta tes SDt = Standar Deviasi dari skor total p = Proporsi peserta tes yang menjawab betul q = Proporsi peserta tes yang menjawab salah Kesimpulan hasil: r > rtabel maka butir soal tersebut valid r < rtabel maka butir soal tersebut tidak valid.6 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur (evaluasi). Merupakan kesepakatan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Analisis reliabilitas dilakukan untuk mengetahui soal yang sudah disusun dapat memberikan hasil yang tetap atau tidak tetap. Hal ini berarti apabila soal dikenakan untuk sejumlah subjek yang sama dalam waktu tertentu, maka hasil akan tetap atau relatif sama. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Uji reliabilitas yang digunakan dalam menguji instrumen dengan menggunakan rumus Kuder Richardo atau K-R 20, yaitu: =[ ] ∑ Keterangan; rii = Reliabilitas tes secara keseluruhan n = Banyaknya item S = Standar diviasi dari tes (standar deviasi adalah akar dari varians) p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah Adapun kriteria pengujiannya adalah: rii = 0,91 – 1,00 = Sangat tinggi 6 Suharsimi Arikunto dkk, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Cet. XI, hal. 70 55 rii = 0,71 – 0, 90 = Tinggi rii = 0,41 – 0, 70 = Sedang rii = 0,21 – 0,40 = Rendah rii = < 0,21 = Sangat Rendah. Kesimpulan hasil: r>r tabel instrumen hasil belajar reliabel. r<r tabel instrumen hasil belajar tidak reliable.7 3. Uji Tingkat Kesukaran Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya yang berjudul Dasardasar Pendidikan mengungkapkan bahwa “Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit”.8Pengujian ini bertujuan mengetahui tingkat kesukaran dari item soal, mudah, sedang, dan sukar. Bilangan menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut Indeks Kesukaran (difficulty index). Untuk dapat mengukur tingkat kesukaran suatu soal digunakan rumus: P= Dimana: P = Indeks kesukaran B = Banyaknya Siswa yang yang menjawab soal dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes Dengan Interprestasi Tingkat Kesukaran sebagaimana terdapat dalam Tabel 3.6 Interprestasi Tingkat Kesukaran9 Tingkat Kesukaran (TK) Interprestasi atau Penafsiran TK TK < 0,30 7 Sukar Suharsimi Arikunto dkk, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Cet. XI, hal. 90 8 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi…, hal. 207 9 Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006). 56 0,30 ≤ TK ≤ 0,70 Sedang TK > 0,70 Mudah 0,70 ≤ TK ≤ 1 Sangat Mudah 4. Daya Pembeda “Daya pembeda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa yang pandai dengan kelompok siswa yang kurang pandai”.10 Daya pembeda dihitung dengan rumus: D = (Ba-Bb) / 0,5 N Keterangan : Ba : Jumlah menjawab benar pada kelompok atas Bb : Jumlah menjawab benar pada kelompok bawah N : Jumlah peserta Kriteria daya pembeda: D D D D : 0,00 – 0,20 = : 0,20 - 0,40 = : 0,40 - 0,70 = : 0,70 - 1,00 = Jelek Cukup Baik Baik sekali J. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis Setelah data terkumpul peneliti menganalisis data, menganalisis merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya orang yang meneliti, tetapi juga orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa hasil belajar siswa pada ranah kognitif, lembar observasi kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran dan catatan lapangan. 10 Ahmad Sofyan, dkk, op. cit., h. 104. 57 1. Tes Hasil Belajar Data hasil belajar kognitif siswa yang terkumpul kemudian langkah selanjutnya adalah meneganalisis seberapa besar presentase ketuntasan belajar siswa yang mencapai nilai KKM. Pada pengolahan data ini digunakan rumus: Nilai = Skor total yang dilakukan X 100% Skor yang diharapkan 2. Data Lembar Observasi Dari data hasil observasi kegiatan guru dan siswa diolah secara kualitatif. Adapun analisis terhadap kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran menggunakan format observasi. Observasi kegiatan siswa dan guru dilakukan pada setiap pertemuan ketika proses belajar mengajar berlangsung. Data yang diperoleh dari observasi merupakan data kualitatif. Tabel 3.7 Klasifikasi nilai Kegiatan Guru dan Siswa Skor Kategori 5 Sangat Baik 4 Baik 3 Cukup 58 2 Kurang 1 Sangat Kurang Adapun analisis terhadap kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran menggunakan format observasi. Observasi kegiatan siswa dan guru dilakukan pada setiap pertemuan ketika proses belajar mengajar berlangsung. Data yang diperoleh dari observasi merupakan data kualitatif dan dikonversi ke dalam bentuk penskoran kuantitatif berdasarkan skor yang diperoleh pada setiap indikatornya. Pada pengolahan data ini digunakan rumus:.11 Persentase = Skor total yang dilakukan X 100 Skor Ideal 100 = Bilangan tetap (rumus presentase) Adapun kriteria pengujian : P = 80% - 100% = Sangat Baik P = 70% - 79% = Baik P = 60% - 69% = Cukup P = 50% - 59% = Kurang P = 0% - 49% = Sangat Kurang 3. Angket Lembar angket dengan siswa dimaksudkan untuk mengetahui tanggapan dari siswa mengenai penggunaan metode belajar yang diterapkan dalam mempelajari pelajaran. Angket di penelitian ini hanya menghitung persentase. Teknik persentase angket tersebut menggunakan rumus penghitungan presentase terlihat sebagai berikut: P = x100% Keterangan: P= angket persentase = frekuensi yang sedang dicari 11 Anas sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006). h.43 59 N= Number of cases (jumlah responden)12 4. N-Gain Untuk mengetahui signifikansi peningkatan hasil belajar siswa, akan diperlukan sebuah analisis kuantitatif yang disebut dengan uji normal gain. Gain adalah selisih antara nilai pretest dan nilai posttest. Disamping itu, gain juga menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan. Uji normal gain dilakukan dengan menggunakan rumus normal-gain yang dinyatakan sebagai berikut. Menurut Melzer untuk mengetahui peningkatan skor pretes dan post tes menggunakan rumus Normalized Gain.13 Indeks Gain = Menurut Hake Gain skor ternormalisasi menunjukkan tingkat efektifitas perlakuan dari pada perolehan skor atau post tes. Terdapat tiga kategorisasi perolehan skor gain ternormalisasi. Tabel 3.8 Kriteria Konsep Siswa Berdasarkan Kriteria Gain Rentang Indeks Gain Nilai (g) 12 0,7 Kategori Peningkatan Tinggi Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2003), hal. 43. Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penalitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA, fitk UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 71 13 60 Nilai 0,7 (g) Nilai (g) 0,3 0,3 Sedang Rendah K. Tindak Lanjut atau Pengembangan Perencanaan Tindakan Penelitian tindakan ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra penelitian) dan akan dilanjutkan dengan siklus I. Apabila hasil yang diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yang ditentukan, maka akan ditindak lanjuti dalam siklus II dengan perencanaan pembelajaran yang telah diperbaiki sebelumnya. Setelah melalui serangkaian tindakan pada siklus I dan siklus II, jika hasil yang diharapkan kurang dari kriteria yang ditetapkan, maka peneliti itu akan ditindak lanjuti dengan melakukan tahapan pada siklus selanjutnya. Penelitian berakhir, apabila peneliti menyadari bahwa hasil penelitian dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment bisa meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Indikator untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa di kelas VIII-4 dilihat dari hasil pre-test dan pos-test. BAB IV DESKRIPSI, ANALISA DATA, INTERPRESTASI HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah 1. Sejarah Singkat SMP PGRI 1 Ciputat Pada awalnya lulusan Sekolah Dasar/Sederajat yang berada di lingkungan ciputat hendak melanjutkan ke SMP Negeri/umum sebagian besar harus ke wilayah DKI Jakarta, terutama Wilayah Jakarta Selatan. Sedangkan pada waktu itu di kecamatan ciputat SMP yang ada baru SMP Swasta yaitu SMP Muhammadiyah 17 dan SMP Islamiyah dan Madrasah Pembangunan IAIN Jakarta. Dengan didorong semangat yang luhur guru-guru SMP Negeri 87 Jakarta (Pondok Pinang) yang dipelopori oleh Bapak Drs. Sukandi Kuswara, Bapak A. Mursyidi, B.A. dan Bapak S. Danuwardoyo serta Bapak R.A. Sakri Gandadipura (Kepala Sekolah Kelas Pembangunan) yang berdiri tahun 1970 tetapi hingga akhir 1974 siswanya semakin berkurang hanya satu kelas kecil. Maka beliau berempat sepakat untuk mendirikan sekolah Menengah Pertama Persiapan (SMPP) pada tahun 1975 yang selanjutnya berubah menjadi sekolah Menengah Pertama Persatuan Guru Republik Indonesia (SMP PGRI Ciputat) dengan Kepala Sekolah yang pertama yaitu Bapak R.A. Sakri Gandadipura. Pendirian sekolah Menengah pertama Persatuan Guru Republik Indonesia (SMP PGRI Ciputat) mendapat restu dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Ciputat (Bapak Djahera) ikut membantu pendirian Sekolah Menengah Pertama tersebut,dan pada tanggal 1 Januari 1975 ditetapkan sebagai hari jadi SMP PGRI 1 Ciputat. 61 62 Untuk pertama kali (1975) jumlah murid yang diterima di SMP PGRI 1 Ciputat berjumlah kurang lebih 25 orang dan pada pertengahan tahun bertambah 10 orang menjadi 35. Kemudian pada tahun 1976 Kelas 1 58 orang, Kelas II 39 orang jumlah mejadi 97 orang. Pada tahun 1977 Kelas I 107 orang dan Kelas II 56 orang dan Kelas III 38 orang,Ujian pertama menginduk ke SMP 87 Jakarta. Pada tahun 1978 Bapak A.Sartiman Maryono bersama Guru Kelas VI SDN I Ciputat (Bapak Sumaryo,BA.) Almahum, menerima pendaftaran sebayak 128 orang untuk SMP Negeri I Ciputat atas perintah dari Bapak R.A Sakri Gandadipura untuk mengurus calon siswa baru ke Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tangerang. Pada tahun 1978 siswa Kelas I 128 orang, KelasII 107 orang dan Kelas III sebanyak 51 orang, dan Ujian akhir menggabung/menginduk ke SMP Negeri Ciledug. Tahun 1979-1980 Kelas I 156 orang, Kelas II 125 orang dan dan Kelas III 101 orang jumlah sebanyak 382 orang dan Ujian akhir Kelas III menginduk ke SMP Negeri I Ciputat (SMPN 3 Tangsel) yang di kepalai oleh Bapak Drs.Wanhar Data Kepemimpinan Kepala Sekolah 1. Pada Tahun 1975 - 1980 : R.A. Sakri Gandadipura 2. Pada tahun 1980 - 2000 : Drs. Sukandi Kuswara 3. Pada tahun 2000 – Sekarang : Cartam, S.Pd., M.Pd 2. Visi dan Misi a. Visi Menjadi Sekolah Unggulan yang didasari oleh IMTAQ dan IPTEK, serta Berwawasan Lingkungan Budaya 63 b. Misi Tersusunnya Kurikulum Satuan Pendidikan yang adaptif terhadap perkembangan IPTEKS (Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni) Terlaksananya proses pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning Menyiapkan generasi muda yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan landasan iman dan taqwa Meningkatkan pengetahuan peserta didik yang cerdas, terampil dan berbudi luhur Menjadikan lulusan sebagai calon pemimpin masa depan yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi 3. Data Sekolah Nama Sekolah Alamat : Jalan : SMP PGRI 1 CIPUTAT : Pendidikan No. 30 Desa / Kecamatan : Ciputat Kab / Kota : Tangerang Selatan No. Telp / HP : ( 021 ) 7409827 1. Nama Yayasan Alamat Yayasan & No. Telp : Perkumpulan Pembina Lembaga Pendidikan Dikdasmen PGRI ( PPLP Dikdasmen PGRI) : Jl. A. Damyati No. 41 Tangerang, 5523989 2. NSS / NSM / NDS / NPSN : 202280310005 / 2002040012 / 20603566 3. Jenjang Akreditasi : Terakreditasi A (SK BAS No. 34/BAP-S/M – SK/XI2011) 4. Tahun didirikan : 1975 5. Tahun Beroperasi : 1975 6. Kepemilikan Tanah : Pemerintah / Yayasan / Pribadi / Menyewa / Menumpang *) 64 a. Status Tanah :HGB (Proses SHM / Pelepasan Hak Atas Tanah) b. Luas Tanah : 2.495 m2 7. Status Bangunan : Pemerintah / Yayasan / Pribadi / Menyewa / Menumpang *) 8. Luas Seluruh Bangunan : 1.350 m2 9. Nomor Rekening Sekolah : 1.0293 100088341 atas nama SMP PGRI 1 CIPUTATBank Jabar Banten (BJB) Cabang/Unit Pamulang Tabel 4.1 Data Siswa dalam 4 (Empat) tahun terakhir Jmlh Total Siswa Kelas VII Kelas VIII Kelas IX (Kelas VII + Tahun VIII + IX) Pelajaran Jumlah Jumlah Jumlah Siswa Rombel Siswa Jumlah Jumlah Rombel Siswa Jumlah Rombel Siswa Rombel 2008/2009 334 8 330 8 357 9 1021 25 2009/2010 458 10 335 8 323 8 1.116 26 2010/2011 368 8 434 10 328 8 1.130 26 2011/2012 360 8 360 8 424 10 1.144 26 2012/2013 392 9 376 8 352 8 1.120 25 Berdasarkan tabel di atas terlihat ada peningkatan jumlah siswa di SMP PGRI 1 Ciputat setiap tahunnya. Pada saat ini keadaan murid SMP PGRI 1 Ciputat telah berjumlah 1135 siswa dengan rombongan belajar Kelas VII sebanyak 371 orang (8 kelas), Kelas VIII 435 orang (10 kelas) dan kelas IX 329 orang (8 kelas) jumlah 26 65 kelas. Data di atas juga menunjukkan bahwa pendidikan di SMP PGRI 1 Ciputat semakin lama semakin meningkat sehingga sudah terlihat oleh publik peningkatan pendidikan di SMP PGRI 1 Ciputat sehingga banyak siswa baru yang berminat untuk melanjutkan pendidikan di SMP PGRI 1 Ciputat. Hal inilah yang menyebabkan peneliti ingin benar-benar mengetahui tingkat pendidikan pada SMP PGRI 1 Ciputat terkait dengan hasil belajar siswa di SMP PGRI 1 Ciputat. Tabel 4.2 Data Ruang Kelas Jumlah ruang kelas asli (d) Ukuran Ruang Kelas 2 Ukuran Ukuran 7x9 m >63 m (a) (b) 2 < 63m 2 Jumlah =(a+b+c) (c) (d) Jumlah ruang yang digunakan Jumlah Ruang lainnya yang digunakan Untuk r. kelas (e) u. R. Kelas (f)=(d+e) Jumlah - Jenis Ruangan 21 - 21 21 Tabel 4.3 Data Ruang Lainnya Jumlah Ukuran Jenis Ruangan (buah) (m) Jumlah Ukuran (buah) (m) 1. Perpustakaan 1 10 X 9 4. Lab. Bahasa - - 2. Lab. IPA 1 8X9 5. Lab.Komputer 1 6X9 3.Keterampilan 1 6X9 6.Lab.AudioVisual 1 7X8 Berdasarkan tabel di atas bahwa terdapat ruang lain yakni ruang fasilitas berupa perpustakaan yang bisa menciptakan siswa gemar membaca, dan fasilitas lainnya seperti Lab. IPA, Lab. Komputer, Lab. Audio Visual, dan ruang keterampilan yang terdapat di SMP PGRI 1 Ciputat. Fasilitas yang terdapat di SMP PGRI 1 Ciputat tersebut dapat menunjang pendidikan di SMP PGRI 1 Ciputat, dan dapat membantu dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 66 Tabel 4.4 Data Tenaga Pendidik dan Tata Usaha Jumlah Guru/Staf SMP Negeri Jumlah Guru/Staf SMP Swasta Guru Tetap (PNS) - Guru PNS (DPK) 10 Guru Kontrak - Guru Tetap Yayasan (GTY) 3 Guru Honorer Sekolah - Guru Bantu Sekolah (GBS) 2 - Guru Tidak Tetap (Honorer) 16 Guru PNS ( Honorer ) 8 Staf Tata Usaha 9 Tata Laksana 7 Staf Tata Usaha - Keterangan Tabel di atas menerangkan tentang tenaga pendidik dan staf tata usaha di SMP PGRI 1 Ciputat, berdasarkan data di atas terlihat bahwa banyak yang menjadi faktor meningkatnya sebuah mutu pendidikan pada sebuah sekolah dan meningkatnya hasil belajar siswa pada sekolah. Sehingga ketersediaan guru di SMP PGRI 1 Ciputat juga menjadi pengaruh yang sangat signifikan terhadap mutu pendidikan sebuah sekolah terutama hasil belajar siswa pada setiap kelasnya. Oleh sebab itu peneliti melakukan penelitian di SMP PGRI 1 Ciputat, karena ingin mengetahui ketercapaian hasil belajar siswa dengan ketersediaan tenaga pendidik/pengajar sebagaimana yang ada di tabel diatas di SMP PGRI 1 Ciputat. B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimulai dengan melakukan observasi ke SMP PGRI 1 Ciputat dimana subjek penelitian pada tindakan ini adalah kelas VIII4 dengan jumlah siswa 40 orang. Hasil observasi diperoleh berdasarkan 67 pengamatan proses pembelajaran serta wawancara terhadap guru dan siswa. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 13,14, dan 18 November 2013. Pada hari Senin, tanggal 11 November 2013 peneliti menemui kepala administrasi tata usaha sekolah kemudian menjelaskan maksud kedatangan untuk meminta izin kepala sekolah melakukan penelitian di sekolah SMP PGRI 1 Ciputat. Selanjutnya kepala TU memproses perizinan dan menyampaikan maksud peneliti ke kepala sekolah. Setelah bertemu dan menyampaikan maksud dan tujuan bahwa peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Selfassessment kepada kepala sekolah, kemudian kepala sekolah membolehkan peneliti untuk melakukan penelitian dan selanjutnya memperkenalkan peneliti dengan guru bidang studi IPS. Pada hari rabu tanggal 13 November 2013 peneliti menemui para siswa kelas VIII-4 untuk melakukan wawancara seputar proses pembelajaran IPS. Wawancara ini dilaksanakan untuk mengetahui respon siswa terhadap mata pelajaran IPS di kelas tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan para siswa, diperoleh informasi sebagai berikut: 1. Semua siswa yang hadir pada hari tersebut, wawancara dilakukan secara serempak, peneliti bertanya di depan kelas kepada seluruh siswa. 2. Dari 40 siswa, hanya beberapa siswa yang kurang meyukai pelajaran IPS. 3. Alasan siswa yang menyukai pelajaran IPS adalah karena di SMP menggunakan IPS Terpadu jadi dalam satu pelajaran mereka dapat belajar pelajaran sejarah, geografi, dan ekonomi, dan yang tidak menyukai karena pada saat pelajaran IPS siswa mengalami kesuliatan belajar dalam mempelajari materi-materi IPS terutama yang harus menghafal materi-materi yang terlalu banyak seperti sejarah. 4. Hasil belajar siswa bervariasi, secara umum nilainya berada di bawah KKM dengan rata-rata nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 85. 68 5. Usaha yang dilakukan tetap belajar dan mendengarkan materi-materi yang disampaikan oleh guru IPS. 6. Proses pembelajaran cenderung menjenuhkan dan membosankan karena metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru monoton dan belum bervariasi. Guru hanya memberikan contoh materi pembelajaran dan memberikan latihan dengan mengerjakan tugas LKS. 7. Jika materi IPS yang berhungan dengan teori, siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. 8. Cara siswa mengatasi kesulitan dalam belajar atau memperbaiki nilai adalah dengan membuat catatan atau rangkuman untuk mempermudah untuk mengahapal materi yang sulit untuk dihapal, dan lebih serius atau fokus dalam mendengarkan penjelasan materi-materi yang dijarkan. 9. Langkah tersebut dapat meminimalisir dan dapat membantu siswa dalam belajar IPS. Pada hari kamis tanggal 14 November 2013 peneliti menemui guru bidang studi IPS kelas VIII-4 untuk melakukan wawancara. Wawancara ini dilaksanakan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran IPS di kelas tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, diperoleh informasi sebagai berikut: 1. Kelas VIII-4 dan VIII-5, Mau 9 tahun mengajar di SMP PGRI 1 Ciputat 2. Persiapan untuk mengajar guru biasanya membuat RPP, silabus, membawa administrasi kelas, tatap muka atau kehadiran, jurnal harian guru tahun pelajaran 2013/2014, buku paket, LKS, dan media pembelajaran. 3. Metode yang biasa digunakan pada saat poses pembelajaran adalah ceramah, tanya jawab, dan penugasan. 4. Hasil belajar siswa bervariasi, secara umum nilainya di bawah KKM jika di presentasikan 60%. 69 5. Nilai KKM untuk mata pelajaran IPS adalah 7,5 6. Penyebab siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari pelajaran IPS yaitu dalam menghapal dan menguasai materi. 7. Untuk memberikan motivasi belajar kepada siswa guru menganjurkan kepada siswa lebih meningkatkan disiplin dalam mengatur waktu, jadi waktunya belajar jangan dibuat untuk bermain atau yang lainnya. 8. Pada saat mengalami kesulitan belajar di kelas siswa ada yang bertanya, tetapi ada juga yang tidak bertanya. Hanya pada saat mengerjakan latihan soal yang sulit siswa baru bertanya kepada guru. 9. Mengatasi kesulitan belajar kepada siswa, untuk materi yang belum dipahami oleh siswa diulang kembali penjelasannya sampai siswa yang belum mengerti sampai benar-benar paham, kemudian guru juga memberikan pekerjaan rumah (PR) agar dirumah bisa diingat-ingat lagi pelajaran yang telah diajarkan disekolah. 10. Antusias siswa saat proses pembelajaran berlangsung biasanya siswa yang duduk di bangku depan mendengarkan pelajaran dengan baik, tetapi siswa yang duduk dibangku belakang biasanya malas untuk mendengarkan pelajaran yang sedang diajarkan. 11. Alokasi waktu untuk pelajaran IPS adalah 2x45 menit. 12. Guru belum pernah menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment. Hal ini dikarenakan jika menggunakan strategi pembelajaran akting akan memerlukan waktu untuk persiapannya. Pada tanggal 18 November 2013 peneliti melakukan observasi pembelajaran IPS di kelas VIII-4. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran IPS berlangsung di kelas tersebut. Hasil observasi pembelajaran di kelas adalah sebagai berikut: 70 1. Metode yang digunakan guru adalah ceramah, tanya jawab, dan penugasan 2. Semua siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik pada awal pembelajaran. Namun pada pertengahan pembelajaran banyak siswa yang mengobrol dengan temannya karena masih banyak siswa yang beranggapan bahwa pelajaran IPS itu membosankan. 3. Karena sebagian siswa tidak mendengarkan penjelasan dari guru mengenai materi yang sedang diajarkan biasanya guru langsung memberikan penugasan latihan soal kepada siswa. 4. Pada saat guru memberikan penugasan kepada siswa, mereka baru bertanya kepada guru pada saat pada saat mengerjakan latihan soal yang dianggap sulit oleh siswa. 5. Kemampuan siswa dalam mengingat materi yang telah dipelajari dianggap kurang, karena hanya sebagian siswa yang masih ingat dengan materi yang telah dipelajari, banyak siswa yang lupa ketika ditanyakan materi pelajaran yang lalu. 6. Siswa yang duduk di barisan depan biasanya lebih antusias mendengan materi yang sedang diajarkan oleh guru, sedangkan siswa yang duduk dibarisan belakang biasanya sering mengobrol dengan teman sebangkunya. 7. Jumlah siswa yang hadir pada saat observasi berjumlah 40 orang. 8. Guru menegur siswa yang tidak memperhatikan penjelasan yang sedang disampaikan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dari hasil wawancara dengan guru dan siswa serta observasi pembelajaran dikelas tersebut digunakan sebagai bahan acuan dalam melakukan tindakan siklus I. 71 C. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Tindakan Pembelajaran Siklus I Tahapan tindakan yang dilakukan pada siklus I meliputi beberapa tahapan, antara lain: 1) Tahap Perencanaan Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini antara lain merencanakan pembelajaran yang akan digunakan dengan menggunakan strategi pembelajarana aktif Physical Self-assessment yang diaplikasikan kedalam rencana pembelajaran (RPP) yang dilengkapi dengan Buku Paket, dan Lembar Kerja Siswa (LKS), dan materi yang diajarkan pada siklus I ini adalah tentang penyakit sosial, dari pengertian penyakit sosial, macam-macam penyakit sosial, hubungan penyakit sosial dengan penyimpangan sosial dalam keluarga, dan hubungan penyakit sosial dengan penyimpangan sosial dalam masyarakat. Selanjutnya RPP yang telah dibuat didiskusikan dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan. Kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan soal tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest), dan membuat format-format observasi (pedoman observasi untuk kegiatan pembelajaran, lembar observasi untuk guru dan siswa, kisi-kisi wawancara dan panduan catatan lapangan, serta angket). 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada siklus I dilaksanakan dari tanggal 25-29 November 2013. Pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 3 kali pertemuan dengan materi penyakit sosial. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran, terlebih dahulu peneliti melakukan tes awal (pretest) fungsinya untuk menyiapkan siswa dalam proses belajar, sedangkan pelaksanaan tes akhir siklus (postest) dilakukan pada akhir pertemuan ke tiga. 72 a) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin, tanggal 25 November 2013, sebelum memulai proses belajar mengajar guru memperkenalkan diri terlebih dahulu, dan mengabsen kehadiran siswa untuk mengenal siswa satu persatu serta mengkondisikan siswa dikelas. Pada hari tersebut siswa hadir semua sebanyak 40 anak. Setelah itu guru membuka pelajaran dengan diawali berdoa bersama menurut kepercayaan masingmasing siswa. Selesai mengkondisikan kelas guru memberikan pretest kepada siswa sebelum masuk dalam proses pembelajaran. Pretest diberikan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari. Kemudian dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini kepada siswa. Apersepsi dan motivasi dilakukan guru kepada siswa di awal pembelajaran yaitu dengan siswa diminta menyebutkan macam-macam penyakit sosial dan menjelaskan pengertian penyakit sosial. Apersepsi dan motivasi yang dilakukan guru diharapkan dapat memacu siswa untuk menciptakan interaksi positif dan pengetahuan awal dalam kegiatan pembelajaran. Terbukti beberapa siswa merespon pertanyaan dengan jawaban yang mereka berikan. Pembelajaran diawali dengan stimulus berbentuk pertanyaan kepada siswa mengenai pengertian penyakit sosial, macam-macam penyakit sosial. Sebelum menjelaskan materi pelajaran, guru menjelaskan langkahlangkah pelaksanaan Physical Self-assessment. Setelah materi dijelaskan Guru menuliskan angka 1 sampai 5 pada sepotong kertas ukurannya cukup besar, kemudian guru menempelkan angka 1 sampai 5 pada tempat yang terpisah di dalam kelas. Guru memberi tahu siswa bahwa guru akan memberikan sebuah penyataan kepada siswa. Sewaktu pernyataan dibacakan, siswa harus bergerak ke bagian ruang kelas yang paling cocok dengan pengetahuan atau posisi mereka. Setelah mendengarkan pendapat siswa lain kemudian guru perintahkan sembarang siswa yang ingin mengubah posisi mereka pada skala 73 itu untuk melakukannya. Selanjutnya guru membagi siswa menjadi sub-sub kelompok dan memberi siswa salinan tertulis dari pernyataan-pernyataan itu dan gurupun memerintahkan siswa untuk mendiskusikannya mengenai pernyataan-pernyataan tersebut. b) Pertemuan kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari rabu tanggal 27 november 2013 dengan jumlah siswa yang hadir 37 orang, 3 orang tidak hadir karena sakit. Setelah mengabsen kehadiran siswa, guru mengawali pelajaran dengan berdoa bersama menurut kepercayaan masing-masing siswa, kenudian guru mengkondisikan kelas. Sebelum masuk materi yang baru guru mengingatkan kembali mengenai mataeri yang sebelumnya, ketika guru bertanya dengan siswa banyak siswa yang masih mengingat materi sebelumnya, terbukti pada saat ditanya siswa pun menjawab pertanyaan itu dengan benar. Kemudian guru melanjutkan materi yang akan diajarkan. Apersepsi dan motivasi diberikan guru dengan meminta siswa menyebutkan hubungan penyakit sosial dengan penyimpangan sosial dalam keluarga, dan hubungan penyakit sosial dengan penyimpangan sosial dalam masyarakat. Pada saat penyampaian materi guru sesekali menanyakan kepada siswa bagi yang belum paham mengenai pelajaran yang sedang diajarkan. Hanya sebagian siswa yang bertanya mengenai materi yang sedang diajarkan. Pada pertemuan kedua ini saat melaksanakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment para siswa lebih cepat mengambil keputusan untuk memilih angka 1 sampai 5 dari pernyataan yang dibacakan oleh guru. Karena siswa lebih paham mengenai materi yang diajarkan pada pertemuan kedua ini dan siswa juga memberikan alasan mengapa mereka berdiri diangka tersebut dan alasannya pun cukup bagus karena mereka memahami materi yang disampaikan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung. Kemudian guru pun membagi kelompok untuk siswa mendiskusikan pernyataan- 74 pernyataan yang telah diberikan oleh guru dengan temen sekolompoknya untuk memberikan alasan mengapa memilih angka tersebut. c) Pertemuan ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari jumat tanggal 29 november 2013 dengan jumlah siswa semua hadir pada pertemuan ketiga ini berjumlah 40 siswa. Seperti biasa setelah mengabsen siswa, guru membuka pelajaran dengan berdoa menurut agamanya masing-masing. Kemudian guru mengkondisikan kelas dan mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya kemudian dilanjutkan pembelajaran pada hari ini kepada siswa. Untuk pertemuan ketiga ini respon siswa lebih aktif di dalam kelas terbukti dengan adanya siswa yang bertanya dan berani mengungkapkan pendapat pada saat proses pembelajaran berlangsung. Siswa pun sudah bisa dikondisikan dengan baik banyak siswa yang memperhatikan guru yang sedang mengajar di depan kelas. Tapi masih ada siswa yang duduk dibarisan belakang mengobrol dengan teman sebangkunya dan gurupun langsung menegur siswa tersebut. Pada pertemuan kedua ini saat melaksanakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment para siswa lebih cepat mengambil keputusan untuk memilih angka 1 sampai 5 dari pernyataan yang dibacakan oleh guru. Kemudian guru pun membagi kelompok untuk siswa mendiskusikan pernyataan-pernyataan yang telah diberikan oleh guru dengan temen sekolompoknya untuk memberikan alasan mengapa memilih angka tersebut, dan dengan cepat siswa mengerjakan pernyataan-pernyataan yang diberikan oleh guru. Karena siswa lebih memahami materi dan lebih aktif di dalam kelas. Setelah itu guru memberikan tes hasil belajar pos-test pada akhir siklus I kepada siswa. Tes ini berbentuk soal pilihan ganda yang telah diuji validitas dan reliabilitas soal, soal yang diujikan untuk siklus I berjumlah 15 soal yang terdiri dari pengertian penyakit sosial, macam-macam penyakit sosial, 75 hubungan penyakit sosial dengan penyimpangan sosial dalam keluarga, dan hubungan penyakit sosial dengan penyimpangan sosial dalam masyarakat. Kisi-kisi soal dan instrumen tes akhir siklus I penulis lampirkan pada halaman lampiran. Selama proses pengerjaan post-test berlangsung, suasana kelas hening namun masih ada siswa yang menyontek dengan teman sebangkunya, guru pun langsung menegur siswa tersebut setelah waktu habis siswa segera mengumpulkan lembar jawaban tes. Yang memperoleh hasil post-test pada akhir siklus I masih ada siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM yaitu 7,5. Hal ini disebabkan karena masih ada siswa yang gaduh pada saat proses pembelajaran berlangsung, masih banyak yang tidak memperhatikan pelajaran saat guru sedang menerangkan materi yang sedang diajarkan, siswa masih kurang paham mengenai strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment, siswa masih malu mengeluarkan pendapat mengenai pernyataan-pernyataan yang diberikan oleh guru. Karena masih ada siswa yang nilainya di bawah KKM, maka akan dilanjutkan pada tahap siklus ke II. 3) Tahap pengamatan a) Lembar observasi kegiatan siswa Dari hasil observasi yang dilaksakan selama dilaksanakan tindakan pembelajaran IPS dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessmentdiperoleh persentase tiap kelompok. 76 Tabel 4.5 Hasil Observasi Kegiatan Kelompok Siswa Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Aspek yang diobservasi Melaksanakan tes awal (Pre-test) Mendengarkanpenjelas an materi yang disampaikan oleh guru Memperhatikan penjelasan guru tentang tahapan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Selfassessment Semangat dan antusias mengikuti kegiatan belajar mengajar Mendengarkan pernyataan yang diberikan oleh guru Memilih angka 1 sampai 5 dengan pengetahuan siswa terhadap pernyataan yang diberikan oleh guru Mengungkapkan pendapat mengapa memilih angka tersebut Boleh mengubah posisi sesuai dengan pengetahuan yang diketahui mengenai penyimpangan sosial Diberikan salinan tertulis dari pernyataanpernyataan mengenai Keterangan Ada Tidak √ Kelompok 1 2 % % 80 80 Rata-rata % Kategori 80 Sangat baik √ 80 80 80 Sangat baik √ 60 80 70 Baik √ 80 80 80 Sangat baik √ 80 60 70 Baik √ 60 80 70 Baik √ 60 80 70 Baik √ 80 60 70 Baik √ 80 80 80 Sangat baik 77 10 11 12 penyimpangan sosial Mendiskusikan pernyataan-pernyataan dengan berkelompok Mengungkapkan pendapat mengapa memilih angka tersebut Melaksanakan tes akhir (Post-test) √ 60 80 70 Baik √ 60 60 60 Cukup √ 80 80 80 Sangat baik 73,3 Baik Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa pada proses pembelajaran IPS pada mata pelajaran penyimpangan sosial dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment pembelajaran masih perlu ditingkatkan karena masih sebagian besar siswa yang kurang aktif dan kurang mengeluarkan pendapat dalam mengikuti proses pembelajaran IPS. Masih banyak siswa yang tidak fokus dalam menyimak pernyataan-pernyataan yang diberikan oleh guru, jadi masih banyak siswa yang bingung mengambil keputusan dalam memilih angka yang mereka kehendaki. b) Lembar Observasi Kegiatan Guru Kegiatan guru selama proses pembelajaran diamati dengan menggunakan lembar observasi. Tabel 4.6 Persentase Lembar Observasi Kegiatan Guru Pada Siklus I No 1 Aspek yang diobservasi Mengkondisikan situasi pembelajaran dan kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran Keterangan Ada Tidak √ Skala nilai siklus 1 5 4 3 2 1 √ % Kategori 60 Cukup 78 2 3 4 5 6 7 Guru menyampaikan penjelasan dan memberikan arahan mengenai strategi pembelajaran aktif Physical Selfassessment Apresepsi (Guru mempersiapkan kesiapan siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari). Guru membangkitkan semangat dan motivasi siswa Teknik menjelaskan tentang materi penyimpangan sosial yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Guru menjelaskan teknik pengisian pretest dan memberikan soal pretest Siswa menggunakan strategi physical selfassessment kemudian siswa memilih angka 1 sampai 5 dengan pengetahuan siswa terhadap pernyataan yang diberikan oleh guru kemudian mengungkapkan √ √ √ √ 80 Sangat baik 60 Cukup √ √ 80 Sangat baik √ √ 80 Sangat baik √ √ 80 Sangat baik 60 Cukup √ √ 79 8 9 10 11 pendapat mengapa memilih angka tersebut setelah siswa mengungkapkan boleh mengubah posisi sesuai dengan pengetahuan yang diketahui mengenai penyimpangan sosial, kemudian diberikan salinan tertulis dari pernyataan-pernyataan mengenai penyimpangan sosial dan mereka mendiskusikan pernyataan-pernyataan dengan cara berkelompok Pemusatan perhatian √ siswa terhadap proses pembelajaran Pemberian √ kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat Mengamati kesulitan √ dan kemajuan belajar siswa Kemampuan √ memberikan evaluasi pembelajaran berupa tes objektif (postest) yang sesuai dengan indikator yang ingin dicapai Jumlah Persentase √ 60 Cukup √ 60 Cukup √ 80 Sangat baik √ 80 Sangat baik 70,9 Baik 80 Hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran IPS pada siklus I sudah baik. Namun kegiatan pembelajaran IPS ini kembali lagi kepada siswa-siswi di kelas dan kondisi di kelas. Pada saat kegiatan pembelajaran masih banyak siswa-siswi yang mengobrol dan tidak menyimak dengan baik materi yang disampaikan oleh guru. Kondisi kelas juga kuarng rapih, karena jam pelajaran IPS Terpadu ada setelah jam istirahat. Kelas biasanya kurang rapih setelah jam istirahat karena banyak siswasiswi yang membawa makanan ke dalam kelas. c) Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran selama proses pembelajaran diamati dengan menggunakan lembar observasi. Tabel 4.7 Persentase Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I No 1 2 3 4 Aspek yang diobservasi Guru mengkondisikan situasi pembelajaran dan kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran Guru menyampaikan penjelasan dan memberikan arahan mengenai strategi pembelajaran aktif physical selfassessment Keterangan Ada Tidak √ Guru membangkitkan semangat dan motivasi siswa Guru menjelaskan tentang materi penyimpangan sosial yang sesuai dengan √ √ √ Skala nilai siklus 1 % 5 4 3 2 1 √ 60 √ √ √ Kategori Cukup 80 Sangat baik 60 Cukup 80 Sangat Baik 81 5 6 7 standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Guru menjelaskan teknik pengisian pretest dan memberikan soal pretest Siswa fokus terhadap setiap penjelasan yang dijelaskan oleh guru. Siswa menerapkan strategi pembelajaran aktif physical selfassessment pada saat proses pembelajaran kemudian siswa Memilih angka 1 sampai 5 dengan pengetahuan siswa terhadap pernyataan yang diberikan oleh guru setelah itu siswa mengungkapkan pendapat mengapa memilih angka tersebut kemudian siswa boleh mengubah posisi sesuai dengan pengetahuan yang diketahui mengenai penyimpangan sosial setelah itu diberikan salinan tertulis dari pernyataanpernyataan mengenai penyimpangan sosial dan mendiskusikan pernyataan- √ √ 80 Sangat baik √ √ 80 Sangat baik 60 Cukup √ √ 82 8 9 10 11 12 pernyataan dengan berkelompok Guru memusatkan perhatian pada siswa terhadap proses pembelajaran. Guru mengamati √ kesulitan dan kemajuan belajar siswa Guru memberikan √ soal evaluasi pembelajaran berupa tes objektif (postest) dan siswa mengerjakan soal evaluasi pembelajaran berupa tes objektif (postest) Guru memberikan saran dan hadiah kepada kelompok yang memberikan pendapat mengenai pernyataan yang paling baik Siswa mendengarkan √ saran dari guru dan senang mendapatkan penghargaan yang diberikan kepada setiap kelompok. Jumlah Persentase √ 60 Cukup √ 60 Cukup √ 80 Sangat baik √ 80 Sangat baik 60 Cukup 70 Baik √ Aktivitas pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment masih memerlukan perbaikan karena belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Ini disebabkan masih banyak siswa yang belum mengerti penerapannya sehingga pada saat proses pelaksanaannya belum optimal. Selain itu, 83 aktivitas siswa dalam memilih angka yang mereka kehendaki mengenai pernyataan mengenai penyimpangan sosial yang diberikan oleh guru. 4) Tahap Refleksi Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi terhadap hasil dari analisis data dan seluruh pelaksanaan pembelajaran siklus I. Beberapa hal yang masih harus diperbaiki, antara lain: a. Perlu diberi motivasi dan dorongan pada siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dan saat penerapan strategi pembelajaran aktif Physical Selfassessment. b. Perlu ditingkatkan bimbingan dan arahan saat siswa pelaksanaan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment. c. Guru lebih tegas lagi dalam menghadapi siswa yang gaduh dan sering mengobrol di dalam kelas. d. Perlu diatur secara professional pembagian waktu dalam menjelaskan materi pelajaran, penerapan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment dan kesimpulan hasil belajar e. Perlu diberikan apresiasi dengan memberikan reward (penghargaan) kepada siswa yang paling tepat memberikan pendapatnya mengenai pernyataanpernyataan yang guru berikan. 2. Tindakan Pembelajaran Siklus II Tahapan tindakan yang dilakukan pada siklus II ditekankan pada perbaikan dan penyempurnaan tindakan yang dilakukan pada siklus I. Tindakan pada siklus II diarahkan pada optimalisasi proses pembelajaran dan meningkatkan pemahaman siswa dalam konsep penyimpangan sosial. Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang mengacu pada hasil belajar siswa pada siklus I. Siklus II dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 2 – 6 Desember 2013. 84 1) Tahap Perencanaan Berdasakan hasil refleksi dari siklus I, pada siklus II ini proses pembelajaran harus lebih diarahkan. Peneliti harus mampu mengoptimalkan waktu yang digunakan agar seluruh tahapan pembelajaran strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment dapat selesai sesuai waktu yang diinginkan. Peneliti harus lebih tegas dalam mengkondisikan kelas, memberikan pengarahan kepada siswa secara detail dan dapat dijadikan suasana kelas menjadi santai, tidak tegang dan tidak terburu-buru 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II dilaksanakan dari tanggal 2–6 Desember 2013. Pembelajaran pada siklus II ini terdiri dari 3 kali pertemuan dengan materi penyimpangan sosial. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran, terlebih dahulu peneliti melakukan tes awal (pretest) fungsinya untuk menyiapkan siswa dalam proses belajar, sedangkan pelaksanaan tes akhir siklus (postest) dilakukan pada akhir pertemuan. a) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin, tanggal 2 Desember 2013, pada hari tersebut siswa hadir semua sebanyak 40 anak. Setelah itu guru membuka pelajaran dengan diawali berdoa bersama menurut kepercayaan masing-masing siswa, guru memberikan pre-test kepada siswa sebanyak 15 soal pilihan ganda. Seperti pada pertemuanpertemuan sebelumnya, dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini kepada siswa. Apersepsi dan motivasi dilakukan guru kepada siswa di awal pembelajaran yaitu dengan siswa mengulang kembali materi yang sudah diajarkan, kemudian menjelaskan materi pokok dan memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk 85 mengetahui pemahaman siswa terkait materi dan selanjutnya member kesempatan kepada siswa bertanya tentang apa yang belum dipahami. Apersepsi dan motivasi yang dilakukan guru diharapkan dapat memacu siswa untuk menciptakan interaksi positif dan pengetahuan awal dalam kegiatan pembelajaran. Terbukti beberapa siswa merespon pertanyaan dengan jawaban yang mereka berikan. Pembelajaran diawali dengan stimulus berbentuk pertanyaan kepada siswa mengenai pengertian penyakit sosial, macam-macam penyakit sosial. Pada siklus II ini, respon positif cukup baik diberikan oleh siswa, hal ini terlinat siswa lebih focus dalam proses pembelajaran. Siswa yang mengobrol berkurang, dan ada beberapa siswa yang bertanya seputar materi. Sebelum menjelaskan materi pelajaran, guru menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan Physical Self-assessment. Setelah materi dijelaskan Guru menuliskan angka 1 sampai 5 pada sepotong kertas ukurannya cukup besar, kemudian guru menempelkan angka 1 sampai 5 pada tempat yang terpisah di dalam kelas. Guru memberi tahu siswa bahwa guru akan memberikan sebuah penyataan kepada siswa. Sewaktu pernyataan dibacakan, siswa harus bergerak ke bagian ruang kelas yang paling cocok dengan pengetahuan atau posisi mereka. Setelah mendengarkan pendapat siswa lain kemudian guru perintahkan sembarang siswa yang ingin mengubah posisi mereka pada skala itu untuk melakukannya. Selanjutnya guru membagi siswa menjadi sub-sub kelompok dan memberi siswa salinan tertulis dari pernyataan-pernyataan itu dan gurupun memerintahkan siswa untuk mendiskusikannya mengenai pernyataan-pernyataan tersebut. Pada akhir pembelajaran, guru menanggapi hasil diskusi siswa dan menanyakan apakah ada materi yang sulit dipahami. Setelah semua siswa dipastikan mampu memahami materi, guru membimbing siswa 86 untuk menyimpulkan materi hari ini dan selanjutnya mengingatkan siswa untuk memepelajari materi selanjutnya. b) Pertemuan kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari rabu tanggal 4 Desember 2013 dengan jumlah siswa yang hadir 38 orang, 2 orang tidak hadir karena sakit. Guru membuka pelajaran dengan berdoa bersama, mengabsen siswa dan mengulang kembali materi sebelumnya. Ketika guru bertanya dengan siswa banyak siswa yang masih mengingat materi sebelumnya, terbukti pada saat ditanya siswa pun menjawab pertanyaan itu dengan benar. Atas respon baik ini, guru memberikan pujian kepada siswa, dan bagi siswa yang dapat mengemukakan pendapatnya dengan baik akan diberikan reward (penghargaan) ini akan memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat lagi dalam belajar. Kemudian guru melanjutkan materi yang akan diajarkan. Pada saat penyampaian materi guru sesekali menanyakan kepada siswa bagi yang belum paham mengenai pelajaran yang sedang diajarkan. Hanya sebagian siswa yang bertanya mengenai materi yang sedang diajarkan. Pada pertemuan kedua ini saat melaksanakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment para siswa lebih cepat mengambil keputusan untuk memilih angka 1 sampai 5 dari pernyataan yang dibacakan oleh guru. Karena siswa lebih paham mengenai materi yang diajarkan pada pertemuan kedua ini dan siswa juga memberikan alasan mengapa mereka berdiri diangka tersebut dan alasannya pun cukup bagus karena mereka memahami materi yang disampaikan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung. Kemudian guru pun membagi kelompok untuk siswa mendiskusikan pernyataan-pernyataan yang telah diberikan oleh guru dengan temen sekolompoknya untuk memberikan alasan 87 mengapa memilih angka tersebut. Siswa lebih bersemangat dan aktif dalam mengerjakan pernyataan-pernyataan yang diberikan guru. Pada akhir pembelajaran, guru menanggapi hasil diskusi siswa dan menanyakan apakah ada materi yang sulit dipahami. Setelah semua siswa dipastikan mampu memahami materi, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi hari ini dan selanjutnya mengingatkan siswa untuk memepelajari materi selanjutnya. c) Pertemuan ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari jumat tanggal 6 Desember 2013 dengan jumlah siswa semua hadir pada pertemuan ketiga ini berjumlah 40 siswa. Untuk pertemuan ketiga ini respon siswa lebih aktif di dalam kelas terbukti dengan adanya siswa yang bertanya dan berani mengungkapkan pendapat pada saat proses pembelajaran berlangsung. Siswa pun sudah bisa dikondisikan dengan baik banyak siswa yang memperhatikan guru yang sedang mengajar di depan kelas. Atas respon baik ini, guru memberikan pujian kepada siswa, dan bagi siswa yang dapat mengemukakan pendapatnya dengan baik akan diberikan reward (penghargaan) ini akan memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat lagi dalam belajar. Pada pertemuan ketiga ini saat melaksanakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment para siswa lebih cepat mengambil keputusan untuk memilih angka 1 sampai 5 dari pernyataan yang dibacakan oleh guru. Kemudian guru pun membagi kelompok untuk siswa mendiskusikan pernyataan-pernyataan yang telah diberikan oleh guru dengan temen sekolompoknya untuk memberikan alasan mengapa memilih angka tersebut, dan dengan cepat siswa mengerjakan pernyataan-pernyataan yang diberikan oleh guru. Karena siswa lebih memahami materi dan lebih aktif di dalam kelas. Siswa lebih aktif dan 88 dan bersemangat saat mengerjakan pernyatan-pernyataan yang diberikan oleh guru. Diakhir pada pertemuan ini berlangsung dengan baik, hal ini terlihat bahwa siswa saling bekerja sama dalam menyelesaikan tugas dari guru. Diakhir pembelajaran guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pada pertemuan tersebut. Kemudian guru memberikan tes hasil belajar pos-test pada akhir siklus II kepada siswa. Tes ini berbentuk soal pilihan ganda yang telah diuji validitas dan reliabilitas soal, soal yang diujikan untuk siklus II berjumlah 15 soal yang terdiri dari pengertian penyimpangan sosial, sifat-penyimpangan sosial, bentuk-bentuk penyimpangan sosial, penyebab terjadinya penyimpangan sosial, dan upaya-upaya penyimpangan sosial. Kisi-kisi soal dan instrumen tes akhir siklus II penulis lampirkan pada halaman lampiran. Selama proses pengerjaan post-test berlangsung, suasana kelas hening namun masih ada siswa yang menyontek dengan teman sebangkunya, guru pun langsung menegur siswa tersebut setelah waktu habis siswa segera mengumpulkan lembar jawaban tes. Yang memperoleh hasil post-test pada akhir siklus II sudah tidak ada siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM yaitu 7,5. Hal ini disebabkan karena siswa sudah fokus memperhatikan pelajaran saat guru sedang menerangkan materi yang sedang diajarkan, siswa sudah paham mengenai strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment, siswa tidak malu lagi untuk mengeluarkan pendapat mengenai pernyataanpernyataan yang diberikan oleh guru. Karena presentase kelulusan siswa pada siklus II sudah 100% maka tidak dilanjutkan lagi pada siklus berikutnya. 89 3) Tahap pengamatan a) Lembar observasi kegiatan siswa Dari hasil observasi yang dilaksakan selama dilaksanakan tindakan pembelajaran IPS dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessmentdiperoleh persentase tiap kelompok. Tabel 4.8 Hasil Observasi Kegiatan Kelompok Siswa Siklus II No 1 2 3 4 5 6 Aspek yang Keterangan Kelompok Rata-rata diobservasi Ada 1 2 % % % √ 100 80 90 Sangat baik √ 80 100 90 Sangat baik √ 80 80 80 Sangat baik √ 80 100 90 Sangat baik √ 80 80 80 Sangat baik √ 80 80 80 Sangat baik Melaksanakan tes awal (Pre-test) Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru Memperhatikan penjelasan guru tentang tahapan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Selfassessment Semangat dan antusias mengikuti kegiatan belajar mengajar Mendengarkan pernyataan yang diberikan oleh guru Memilih angka 1 sampai 5 dengan pengetahuan siswa terhadap pernyataan yang diberikan oleh guru Tidak Kategori 90 7 8 9 10 11 12 Mengungkapkan pendapat mengapa memilih angka tersebut Boleh mengubah posisi sesuai dengan pengetahuan yang diketahui mengenai penyimpangan sosial Diberikan salinan tertulis dari pernyataanpernyataan mengenai penyimpangan sosial Mendiskusikan pernyataan-pernyataan dengan berkelompok Mengungkapkan pendapat mengapa memilih angka tersebut Melaksanakan tes akhir (Post-test) √ 100 80 90 Sangat baik √ 80 80 80 Sangat baik √ 80 100 90 Sangat baik √ 80 100 90 Sangat baik √ 100 80 90 Sangat baik √ 100 100 100 Sangat baik 87,5 Sangat baik Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa pada proses pembelajaran IPS pada mata pelajaran penyimpangan sosial dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment siswa sudah lebih mengerti mengenai strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment. Siswa lebih memberikan alasan yang bagus untuk pernyataan-pernyataan yang diberikan oleh guru. b) Lembar Observasi Kegiatan Guru Kegiatan guru selama proses pembelajaran diamati dengan menggunakan lembar observasi. 91 Tabel 4.9 Persentase Lembar Observasi Kegiatan Guru Pada Siklus II No 1 2 3 4 5 6 Aspek yang Keterangan diobservasi Ada Mengkondisikan situasi pembelajaran dan kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran Guru menyampaikan penjelasan dan memberikan arahan mengenai strategi pembelajaran aktif Physical Selfassessment Apresepsi (Guru mempersiapkan kesiapan siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari). Guru membangkitkan semangat dan motivasi siswa Teknik menjelaskan tentang materi penyimpangan sosial yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Guru menjelaskan teknik pengisian pretest dan memberikan soal √ Tidak Skala nilai siklus 1 5 √ √ √ 4 √ √ 3 2 % Kategori 100 Sangat baik 80 Sangat baik 100 Sangat baik 1 √ √ 80 Sangat baik √ √ 80 Sangat baik √ √ 80 Sangat baik 92 7 8 9 10 11 pretest Siswa menggunakan strategi physical selfassessment kemudian siswa memilih angka 1 sampai 5 dengan pengetahuan siswa terhadap pernyataan yang diberikan oleh guru kemudian mengungkapkan pendapat mengapa memilih angka tersebut setelah siswa mengungkapkan boleh mengubah posisi sesuai dengan pengetahuan yang diketahui mengenai penyimpangan sosial, kemudian diberikan salinan tertulis dari pernyataan-pernyataan mengenai penyimpangan sosial dan mereka mendiskusikan pernyataan-pernyataan dengan cara berkelompok Pemusatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran Pemberian kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat Mengamati kesulitan dan kemajuan belajar siswa Kemampuan √ √ √ √ 80 Sangat baik 100 Sangat baik √ √ 80 Sangat baik √ √ 80 Sangat baik 100 Sangat baik √ √ 93 memberikan evaluasi pembelajaran berupa tes objektif (postest) yang sesuai dengan indikator yang ingin dicapai Jumlah Persentase 87,2 Sangat baik Hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran IPS pada siklus II sudah baik. Kegiatan belajar dan pembelajaran kondusif. Siswa sudah fokus dalam mengikuti pelajaran. Dilihat dari hasil observasi di atas guru telah dapat menjalankan pembelajaran sesuai dengan konsep yang telah dibuat sebelumnya. Guru sudah dapat beradaptasi dengan siswa secara baik, dan guru sudah menjalankan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP. c) Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran selama proses pembelajaran diamati dengan menggunakan lembar observasi. 94 Tabel 4.10 Tabel Persentase Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 Aspek yang diobservasi Guru mengkondisikan situasi pembelajaran dan kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran Guru menyampaikan penjelasan dan memberikan arahan mengenai strategi pembelajaran aktif physical selfassessment Guru membangkitkan semangat dan motivasi siswa Guru menjelaskan tentang materi penyimpangan sosial yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Guru menjelaskan teknik pengisian pretest dan memberikan soal pretest Siswa fokus terhadap setiap penjelasan yang dijelaskan oleh guru. Siswa menerapkan strategi pembelajaran aktif physical selfassessment pada saat proses pembelajaran kemudian siswa Keterangan Ada Tidak √ Skala nilai siklus 1 5 4 3 2 1 √ % Kategori 80 Sangat baik √ √ 100 Sangat baik 80 Sangat baik 100 Sangat Baik √ √ √ √ √ √ 80 Sangat baik √ √ 80 Sangat baik √ √ 80 Sangat baik 95 8 9 10 11 Memilih angka 1 sampai 5 dengan pengetahuan siswa terhadap pernyataan yang diberikan oleh guru setelah itu siswa mengungkapkan pendapat mengapa memilih angka tersebut kemudian siswa boleh mengubah posisi sesuai dengan pengetahuan yang diketahui mengenai penyimpangan sosial setelah itu diberikan salinan tertulis dari pernyataan-pernyataan mengenai penyimpangan sosial dan mendiskusikan pernyataan-pernyataan dengan berkelompok Guru memusatkan perhatian pada siswa terhadap proses pembelajaran. Guru mengamati kesulitan dan kemajuan belajar siswa Guru memberikan soal evaluasi pembelajaran berupa tes objektif (postest) dan siswa mengerjakan soal evaluasi pembelajaran berupa tes objektif (postest) Guru memberikan saran dan hadiah kepada kelompok yang memberikan pendapat √ √ √ √ √ √ 100 Sangat baik 80 Sangat baik 100 Sangat baik 80 Sangat baik 96 mengenai pernyataan yang paling baik 12 Siswa mendengarkan saran dari guru dan senang mendapatkan penghargaan yang diberikan kepada setiap kelompok. Jumlah Persentase √ √ 80 Sangat baik 86,6 Sangat baik Aktivitas pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment sudah mengalami peningkatan karena semua siswa sepenuhnya sudah mengerti penerapannya. Selain itu siswa telah mempersiapkan diri belajar di rumah karena pada saat di kelas dituntut dan diwajibkan untuk aktif baik dalam proses pembelajaran maupun penerapannya strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment. 4) Tahap Refleksi Berdasarkan hasil analisis dari evaluasi pada siklus II, diperoleh deskripsi bahwa strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment telah memberikan kontribusi baik terhadap hasil belajar siswa pada materi penyimpangan sosial. Hasil belajar yang dicapai siswa telah mencapai indikator pencapaian hasil yang telah ditetapkan pada awal penelitian 3. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri atas instrumen tes dan non tes. Instrumen tes berupa soal dan dilaksanakan pada setiap awal dan akhir siklus. Tes ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan hasil belajar IPS siswa pada tiap siklus sebagai implikasi dari PTK. 97 Instrumen non tes berupa lembar observasi aktifitas siswa, guru, dan proses kegiatan pembelajaran, lembar wawancara untuk guru dan siswa, serta catatan lapangan. Lembar observasi aktifitas siswa, guru, dan proses kegiatan belajar mengajar siswa dan catatan lapangan diisi pada setiap akhir siklus. Instrumen yang digunakan untuk menguji hasil belajar IPS siswa pada siklus I yaitu berjumlah 15 soal yang diujikan terlebih dahulu melalui validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Dan soal pada siklus II berjumlah 15 soal yang telah diujikan terlebih dahulu melalui validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Peneliti pada siklus II hanya memakai 15 soal. Proses pengambilan data hasil belajar IPS pada masing-masing instrumen melalui pre-test dan post-test yang diambil setelah tiga kali pertemuan pada siklus I, dan pertemuan ketiga pada siklus II. Instrumen soal tes yang digunakan pada penelitian ini sebelum di uji validitas Instrumen tersebut disebar pada tanggal 21 November 2013, kemudian soal tersebut diuji validitas. Dari 60 butir soal, pada siklus I didapatkan 15 soal yang valid yakni nomor 1, 5, 6, 7, 8, 12, 13, 14, 17, 19, 23, 26, 28, 29, 30. Sedangkan pada siklus II didapatkan 16 soal yang valid yakni nomor 31, 34, 35, 36, 38, 40, 42, 45, 46, 47, 50, 51, 53, 55, 57, 60. Adapun hasil perhitungan validitas yang telah dilakukan menggunakan ANATES. Berdasarkan perhitungan menggunakan ANATES diperoleh bahwa nilai realibilitas instrumen tes yang digunakan sebesar 0,62. Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas maka ditentukan tingkat kesukarannya. Dari 15 soal siklus I yang telah valid dan reliabel dihitung tingkat kesukarannya, ternyata diperoleh 5 soal yang dikategorikan sukar, 24 soal dikategorikan sedang, dan 1 soal dikategorikan sangat mudah. Untuk siklus II, dari 16 soal yang telah valid dan reliabel dihitung tingkat kesukarannya, ternyata diperoleh 3 soal dikategorikan sukar, dan 27 soal dikategorikan sedang. Adapun hasil klasifikasi tingkat kesukaran soal yang dihitung menggunakan ANATES. 98 D. Analisis Data 1. Hasil Belajar a. Hasil Belajar Nilai tes hasil belajar IPS siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment adanya peningkatan hasil belajar. Pada siklus I terdapat 13 siswa yang nilainya berada diatas KKM dan 27 siswa yang berada dibawah KKM. Pada siklus II terjadi peningkatan jumlah siswa yang nilainya diatas KKM semua siswa berada diatas nilai KKM. Nilai tes hasil belajar siswa (post-test) siklus I, dan II dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.11 Daftar Nilai N-Gain Siklus I No. NAMA Siklus I Pretest Postest N-gain Keterangan 1 Abetta Muhammad 33 80 0.701492537 Tinggi 2 Afta Faaza 60 80 0.5 Sedang 3 Ahmad Taufik 20 53 0.4125 Sedang 4 Andhika Bayu Setiawan 40 60 0.333333333 Sedang 5 Angga Rukmana 20 40 0.25 Rendah 6 Ayu Amiati 26 80 0.72972973 Tinggi 7 Bella Aprilia Aryanti 13 33 0.229885057 Rendah 8 Calvin Bettranady 26 46 0.27027027 Rendah 9 Della Febrianti 13 40 0.310344828 Sedang 10 Despi Maizona 13 53 0.459770115 Sedang 99 11 Dewi Marlina Efendi 20 80 0.75 Tinggi 12 Evi Novalia 26 53 0.364864865 Sedang 13 Faisal Sanjaya 26 60 0.459459459 Sedang 14 Ferdy Gunawan 13 33 0.229885057 Rendah 15 Firwan Setiawan 20 46 0.325 Sedang 16 Handi 26 60 0.459459459 Sedang 17 Indah Ayu Hapsari 13 53 0.459770115 Sedang 18 Indah Rosalia 13 60 0.540229885 Sedang 19 Jamilul Afkar 20 80 0.75 Tinggi 20 Jefry Muhammad Aji 20 60 0.5 Sedang 21 Jocelin Qorina 26 80 0.72972973 Tinggi 22 Khafif Fhatir Fahresa 46 86 0.740740741 Tinggi 23 Mauliddiana Hasan 33 60 0.402985075 Sedang 24 Meta Rahendra 26 66 0.540540541 Sedang 25 M. Fahrul Aridho 26 60 0.459459459 Sedang 26 Muhammad Rizki 46 86 0.740740741 Tinggi 27 M. Restu Wibowo 20 60 0.5 Sedang 28 Mutiara Hakiki 40 86 0.766666667 Tinggi 29 Nico Ardiansyah 46 60 0.259259259 Rendah 30 Qori Ainnun Astuti 13 46 0.379310345 Sedang 31 Rahma Della Aprilia 26 80 0.72972973 Tinggi 32 Raka Adzan Fadillah 13 53 0.459770115 Sedang 33 Rania Uhfti Nuraeni 20 80 0.75 Tinggi 100 34 Regi Ramadhan 20 40 0.25 Rendah 35 Revy Julio 33 80 0.701492537 Tinggi 36 Reza 40 60 0.333333333 Sedang 37 Rida Sasti 13 80 0.770114943 Tinggi 38 Sendy Mustika Sari 40 60 0.333333333 Sedang 39 Tirdza Ayu Glaudia 13 33 0.229885057 Rendah 40 Yuliani Fazria 20 60 0.5 Sedang Jumlah 1021 2466 19.61308632 Rata-rata 25.525 61.65 0.490327158 Rendah 17.5 Sedang 52.5 Tinggi 30.00 101 Grafik 4.1 Nilai hasil belajar pre-test dan post-test siklus I Hasil Tes Kemampuan Belajar Siswa Siklus I 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Pretest Postest 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 Berdasarkan hasil tes kemampuan belajar siswa di atas terlihat kenaikan grafik hasil belajar siswa setiap individunya yakni dari hasil pretes dan postes, selanjutnya di bawah ini akan terlihat persentase ketuntasan hasil tes belajar siswa secara keseluruhan. Tabel 4.12 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I 40 Jumlah Siswa Siswa yang sudah tuntas 13 Siswa yang belum tuntas 27 Persentase Ketuntasan 32,5 % Rata-rata skor 61,65 102 Grafik 4.2 Nilai hasil belajar Post-test siklus I GRAFIK PERSENTASE KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SIKLUS 52.5 60 I Rendah 40 20 30.00 17.5 Sedang Tinggi 0 Pada gambar di atas dari jumlah siswa sebanyak 40, siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebanyak 13 siswa, sedangkan yang belum mencapai sebanyak 27 siswa dan skor rata-rata siswa pada siklus I sebanyak 61,65 dan persentase ketuntasan siswa hanya mencapai 32,5% dan hasil ini masih jauh mencapai kriteria keberhasilan pada penelitian. Karena masih banyak siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di sekolah yaitu 7,5 maka dilanjutkan dengan siklus II. Siklus II dilakukan dengan dasar perbaikan dari siklus I yaitu memberikan motivasi dan dorongan pada siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dan saat penerapan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment, ditingkatkan bimbingan dan arahan saat siswa melaksanakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment. Guru lebih tegas lagi dalam menghadapi siswa yang gaduh dan sering mengobrol di dalam kelas, perlu diatur secara professional pembagian waktu dalam menjelaskan materi pelajaran, perlu diberikan apresiasi dengan memberikan reward (penghargaan) kepada siswa yang paling tepat memberikan pendapatnya mengenai pernyataan-pernyataan yang guru berikan. Sebagai perolehan nilai pada siklus II mengalami peningkatan hal ini, bisa dilihat dari perolehan nilai melalui tabel 4.10. 103 Tabel 4.13 Daftar Nilai N-Gain Siklus II No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 NAMA Abetta Muhammad Afta Faaza Ahmad Taufik Andhika Bayu Setiawan Angga Rukmana Ayu Amiati Bella Aprilia Aryanti Calvin Bettranady Della Febrianti Despi Maizona Dewi Marlina Efendi Evi Novalia Faisal Sanjaya Ferdy Gunawan Firwan Setiawan Handi Indah Ayu Hapsari Indah Rosalia Jamilul Afkar Jefry Muhammad Aji Jocelin Qorina Khafif Fhatir Fahresa Mauliddiana Hasan Meta Rahendra M. Fahrul Aridho Muhammad Rizki M. Restu Wibowo Mutiara Hakiki Nico Ardiansyah Siklus II Pretest 46 33 40 53 46 20 33 40 60 53 66 46 40 53 33 40 46 53 60 66 40 73 53 33 33 60 46 40 46 Postest 80 80 80 80 93 80 80 86 80 93 80 86 86 80 80 86 86 80 80 80 86 80 86 86 80 80 86 80 80 N-gain 0.62962963 0.701492537 0.666666667 0.574468085 0.87037037 0.75 0.701492537 0.766666667 0.5 0.85106383 0.411764706 0.740740741 0.766666667 0.574468085 0.701492537 0.766666667 0.740740741 0.574468085 0.5 0.411764706 0.766666667 0.259259259 0.70212766 0.791044776 0.701492537 0.5 0.740740741 0.666666667 0.62962963 Keterangan Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang 104 30 Qori Ainnun Astuti 31 Rahma Della Aprilia 32 Raka Adzan Fadillah 33 Rania Uhfti Nuraeni 34 Regi Ramadhan 35 Revy Julio 36 Reza 37 Rida Sasti 38 Sendy Mustika Sari 39 Tirdza Ayu Glaudia 40 Yuliani Fazria Jumlah Rata-rata Rendah Sedang Tinggi 33 60 53 40 40 46 53 33 46 53 40 1848 46.2 86 80 80 86 80 80 80 93 86 80 80 3311 82.775 2.5 47.5 50 0.791044776 0.5 0.574468085 0.766666667 0.666666667 0.62962963 0.574468085 0.895522388 0.740740741 0.574468085 0.666666667 26.33859298 0.658464825 Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang 105 Grafik 4.3 Nilai hasil belajar pre-test dan post-test siklus II Hasil Tes Kemampuan Belajar Siswa Siklus II 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Pretest Postest 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 Berdasarkan hasil tes kemampuan belajar siswa di atas terlihat kenaikan grafik hasil belajar siswa setiap individunya yakni dari hasil pretes dan postes, selanjutnya di bawah ini akan terlihat persentase ketuntasan hasil tes belajar siswa secara keseluruhan. Tabel 4.14 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II 40 Jumlah Siswa Siswa yang sudah tuntas 40 Siswa yang belum tuntas 0 Persentase Ketuntasan 100 % Rata-rata skor 82,7 106 Grafik 4.4 Nilai hasil belajar Post-test siklus II JUMLAH NILAI RENDAH, SEDANG DAN TINGGI SIKLUS 2 47.5 50 50 40 Rendah 30 Sedang 20 Tinggi 10 2.5 0 Pada gambar di atas hasil belajar IPS siswa siklus II mengalami peningkatan. Seluruh siswa yang berjumlah 40 semua mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dengan perolehan nilai rata-rata 82,7 sehingga persentase ketuntasan siswa mencapai 100%. Dapat disimpulkan hasil pembelajaran pada siklus II telah berhasil sehingga siklus II dinyatakan selesai. Sedangkan untuk nilai N-gain menunjukkan bahwa N-gainya rendah dengan presentase 2,5% , N-gain sedang 47,5%, dan N-gain tinggi 50%. Grafik 4.5 Nilai hasil belajar Siklus I, dan II GRAFIK KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS I DAN SIKLUS II PERSENTASE 100% 80% 60% 100% 40% 20% SANGAT BAIK BAIK 32,5% 0% SIKLUS I SIKLUS II 107 Pada grafik no. 4.5 memperlihatkan adanya peningkatan jumlah siswa yang mendapat nilai dari siklus I hingga siklus II yang ditunjukan dengan meningkatnya angka persentase. Pada siklus I jumlah ketuntasan belajar siswa sebanyak 32,5%, dan pada siklus II meningkat menjadi 100%. Peningkatan dari siklus I sampai siklus II mencapai 67.5%. 2. Lembar Observasi a. Lembar Observasi Siswa Adapun hasil pengamatan penerapan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment pada aktivitas siswa pada siklus I dan II diagram seperti yang terlihat di bawah ini: Grafik 4.6 Persentase aktivitas siswa pada siklus I dan II PERSENTASE GRAFIK PERSENTASE AKTIVITAS SISWA SIKLUS I DAN SIKLUS II 100% 50% 73,3% 87,5% SANGAT BAIK BAIK 0% SIKLUS SIKLUS I II Berdasarkan hasil skor pada lembar observasi aktivitas siswa yang terlihat pada gambar 4.6 menunjukan bahwa persentase jumlah rata-rata aktivitas siswa pada siklus I berada pada kategori baik dengan persentase sebesar 73,3%. Dari hasil observasi tersebut aktivitas siswa terlihat belum terbiasa dengan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment. Pada siklus II aktivitas siswa terlihat semakin meningkat menjadi 87,5% dengan kategori sangat baik. Hal ini disebabkan karena siswa telah terbiasa dengan penerapan strategi pembelajaran aktif 108 Physical Self-assessment, siswa semakin bersemangat dalam mengikuti setiap kegiatan dalam proses pembelajaran. b. Lembar Observasi Guru Lembar kegiatan guru diberikan kepada guru setiap siklusnya, siklus I dan siklus II. Berikut ini adalah ke dalam sebuah diagram sebagai berikut: Grafik 4.7 Persentase aktivitas guru pada siklus I dan II PERSENTASE GRAFIK PERSENTASE AKTIVITAS GURU SIKLUS I DAN SIKLUS II 100% 50% 70,9% 87,2% SANGAT BAIK BAIK 0% SIKLUS I SIKLUS II Grafik di atas menunjukan adanya peningkatan kegiatan guru setelah diterapkan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment. Jika dilihat dari diagram tersebut, pada siklus I persentase kegiatan guru sebesar 70,9% dengan kategori baik, dan hasil persentase kegiatan guru siklus II ini meningkat menjadi 87,2% yang tergolong sangat baik. c. Lembar Observasi Aktivitas Pembelajaran Lembar kegiatan aktivitas pebelajaran setiap siklusnya, siklus I dan siklus II. Berikut ini adalah ke dalam sebuah diagram sebagai berikut. 109 Grafik 4.8 Persentase aktivitas pembelajaran pada siklus I dan II PERSENTASE GRAFIK PERSENTASE AKTIVITAS PEMBELAJARAN SIKLUS I DAN SIKLUS II 100% 80% 60% 40% 20% 0% 70% 86,6% SANGAT BAIK BAIK SIKLUS SIKLUS I II Grafik di atas menunjukan adanya peningkatan kegiatan pembelajaran setelah di terapkan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment. Jika dilihat dari diagram tersebut, pada siklus I persentase kegiatan guru sebesar 70% dengan kategori baik, dan hasil persentase kegiatan guru siklus II ini meningkat menjadi 86,6% yang tergolong sangat baik. Dapat disimpulkan strategi pembelajaran aktif Physical Selfassessment dapat membuat siswa lebih aktif di dalam kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung. 3. Respon Siswa Terhadap Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Physical Self-assessment Dari hasil data mengenai respon siswa terhadap penerapan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment diperoleh presentase melalui penyebaran kuesioner kepada siswa dengan jumlah 13 butir item pernyataan. 110 a) IPS adalah salah satu mata pelajaran yang penting untuk dipelajari di SMP PGRI 1 Ciputat. Respon siswa pada item pertama ini menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 47,5%, dan yang menjawab setuju 52,5%, dan tidak ada yang menjawab ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Berikut ini tabel dari penjelasan diatas. Tabel 4.15 Kepentingan Siswa Terhadap Mata Pelajaran No. Pernyataan Jumlah Persentasi 1. Sangat Setuju 19 47,5% 2. Setuju 21 52,5% 3. Ragu-Ragu 0 0,00% 4. Tidak Setuju 0 0,00% 5. Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 40 100% Jumlah Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyadari bahwa mata pelajaran IPS itu penting untuk dipelajari sehingga mereka harus belajar dengan sunguh-sungguh untuk memahami pelajaran tersebut. b) IPS merupakan pelajaran yang menyenangkan. Respon siswa untuk item kedua ini dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 32,5%, dan yang menjawab setuju 60%, dan yang menjawab ragu-ragu 2,5%, sedangkan yang menjawab tidak setuju 5%, dan yang menjawab sangat tidak setuju 0,00%. Berikut ini dibuat tabel dari penjelasan diatas. 111 Tabel 4.16 Ketertarikan Pelajaran IPS No. Pernyataan Jumlah Persentasi 1. Sangat Setuju 13 32,5% 2. Setuju 24 60% 3. Ragu-Ragu 1 2,5% 4. Tidak Setuju 2 5% 5. Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 40 100% Jumlah Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyukai pelajaran IPS. c) Guru IPS sebaiknya memberikan variasi strategi pembelajaran agar proses pembelajaran lebih menyenangkan Respon siswa untuk item ketiga ini dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 30%, dan yang menjawab setuju 65%, dan yang menjawab ragu-ragu 0,00%, sedangkan yang menjawab tidak setuju 5%, dan yang menjawab sangat tidak setuju 0,00%. Berikut ini dibuat tabel dari penjelasan diatas. Tabel 4.17 Kreativitas Guru dalam Pembelajaran No. Pernyataan Jumlah Persentasi 1. Sangat Setuju 12 30% 2. Setuju 26 65% 3. Ragu-Ragu 0 0,00% 4. Tidak Setuju 2 5% 5. Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 40 100% Jumlah 112 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa guru sebaiknya memberikan variasi strategi pembelajaran disetiap proses pembelajaran agar proses pembelajaran lebih menyenangkan. d) Hasil belajar siswa akan lebih baik bila guru menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi. Respon siswa untuk item keempat ini dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju dan yang menjawab setuju keduanya adalah 50%, dan tidak ada yang menjawab ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Berikut ini tabel dari penjelasan diatas. Tabel 4.18 Hasil Belajar Siswa No. Pernyataan Jumlah Persentasi 1. Sangat Setuju 20 50% 2. Setuju 20 50% 3. Ragu-Ragu 0 0,00% 4. Tidak Setuju 0 0,00% 5. Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 40 100% Jumlah Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyadari dengan menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi hasil belajar siswa lebih baik. e) Pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Physical Self-assessment menjadikan belajar lebih menarik. Respon siswa pada item kelima ini menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 37,5%, dan yang menjawab setuju 62,5%, dan tidak ada yang menjawab ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Berikut ini tabel dari penjelasan diatas. 113 Tabel 4.19 Ketertarikan Siswa dengan Strategi Physical Self-assessment No. Pernyataan Jumlah Persentasi 1. Sangat Setuju 15 37,5% 2. Setuju 25 62,5% 3. Ragu-Ragu 0 0,00% 4. Tidak Setuju 0 0,00% 5. Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 40 100% Jumlah Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment pembelajaran IPS menjadi lebih menarik. f) Dengan cepat menentukan pilihan dan memberikan jawaban mengenai pernyataan yang guru sampaikan. Respon siswa untuk item keenam ini dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 12,5%, dan yang menjawab setuju 70%, dan yang menjawab ragu-ragu 12,5%, sedangkan yang menjawab tidak setuju 5%, dan yang menjawab sangat tidak setuju 0,00%. Berikut ini dibuat tabel dari penjelasan diatas. Tabel 4.20 Antusiasme Belajar Siswa No. 1. 2. 3. 4. 5. Pernyataan Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Jumlah 5 28 5 2 0 40 Persentasi 12,5% 70% 12,5% 5% 0,00% 100% 114 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment antusiasme siswa dalam belajar sangat tinggi. g) Strategi pembelajaran Physical Self-assessment dapat membuat siswa lebih beperan aktif di dalam kelas yaitu tidak hanya mendengarkan materi yang sedang disampaikan oleh guru di dalam kelas. Respon siswa pada item ketujuh ini menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 37,5%, dan yang menjawab setuju 62,5%, dan tidak ada yang menjawab ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Berikut ini tabel dari penjelasan di atas. Tabel 4.21 Keaktifan Siswa di dalam Kelas No. Pernyataan Jumlah Persentasi 1. Sangat Setuju 15 37,5% 2. Setuju 25 62,5% 3. Ragu-Ragu 0 0,00% 4. Tidak Setuju 0 0,00% 5. Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 40 100% Jumlah Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment dapat membuat siswa lebih aktif dikelas pada saat proses pembelajaran berlangsung tidak seperti hanya menggunakan metode ceramah. 115 h) Dalam pembelajaran Penyimpangan Sosial, menurut saya tidak perlu adanya strategi Physical Self-assessment cukup dengan metode ceramah saja. Respon siswa untuk item kedelapan ini dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 2,5%, dan yang menjawab setuju 7,5%, dan yang menjawab ragu-ragu 17,5%, sedangkan yang menjawab tidak setuju 62,5%, dan yang menjawab sangat tidak setuju 10%. Berikut ini dibuat tabel dari penjelasan diatas. Tabel 4.22 Ketertarikan Strategi Pembelajaran No. Pernyataan Jumlah Persentasi 1. Sangat Setuju 1 2,5% 2. Setuju 3 7,5% 3. Ragu-Ragu 7 17,5% 4. Tidak Setuju 25 62,5% 5. Sangat Tidak Setuju 4 10% 40 100% Jumlah Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa banyak siswa yang tidak setuju apabila mempelajari penyimpangan sosial hanya dengan metode ceramah saja. i) Suasana belajar di kelas menjadi menyenangkan dengan penerapan strategi Physical Self-assessment. Respon siswa untuk item kesembilan ini dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 20%, dan yang menjawab setuju 70%, dan yang menjawab ragu-ragu 5%, sedangkan yang menjawab tidak setuju 2,5%, dan yang menjawab sangat tidak setuju 0,00%. Berikut ini dibuat tabel dari penjelasan di atas. 116 Tabel 4.23 Ketertarikan Strategi terhadap Suasana Belajar No. Pernyataan Jumlah Persentasi 1. Sangat Setuju 8 20% 2. Setuju 28 70% 3. Ragu-Ragu 2 5% 4. Tidak Setuju 1 2,5% 5. Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 40 100% Jumlah Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa banyak siswa yang merasa senang dengan penerapan strategi pembelajaran aktif Physical Selfassessment pada proses pembelajaran berlangsung. j) Strategi pembelajaran Physical Self-assessment dapat menguatkan dan mengingat kembali pelajaran. Respon siswa untuk item kesebelas ini dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 25%, dan yang menjawab setuju 60%, dan yang menjawab ragu-ragu 7,5%, sedangkan yang menjawab tidak setuju 7,5%, dan yang menjawab sangat tidak setuju 0,00%. No. Tabel 4.24 Keterampilan Strategi Belajar Pernyataan Jumlah Persentasi 1. Sangat Setuju 10 25% 2. Setuju 24 60% 3. Ragu-Ragu 3 7,5% 4. Tidak Setuju 3 7,5% 5. Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 40 100% Jumlah 117 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa dengan strategi Physical Self-assessment dapat menguatkan dan memudahkan mengingat kembali pelajaran. k) Aktifitas belajar lebih meningkat dengan adanya strategi pembelajaran Physical Self-assessment. Respon siswa untuk item keduabelas ini dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 22,5%, dan yang menjawab setuju 70%, dan yang menjawab ragu-ragu 5%, sedangkan yang menjawab tidak setuju 2,5%, dan yang menjawab sangat tidak setuju 0,00%. Berikut ini dibuat tabel dari penjelasan diatas. Tabel 4.25 Aktifitas Belajar Siswa No. Pernyataan Jumlah Persentasi 1. Sangat Setuju 9 22,5% 2. Setuju 28 70% 3. Ragu-Ragu 2 5% 4. Tidak Setuju 1 2,5% 5. Sangat Tidak Setuju 0 0,00% 40 100% Jumlah Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju bahwa strategi Physical Self-assessment dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa. l) Penerapan strategi pembelajaran Physical Self-assessment hanya membuangbuang waktu. Respon siswa untuk item ketigabelas ini dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat setuju 0,00%, dan yang menjawab setuju 25%, dan yang menjawab ragu-ragu 5%, sedangkan yang menjawab tidak setuju 57,5%, 118 dan yang menjawab sangat tidak setuju 12,5%. Berikut ini dibuat tabel dari penjelasan diatas. Tabel 4.26 Ketertarikan Strategi Pembelajaran No. Pernyataan Jumlah Persentasi 1. Sangat Setuju 0 0,00% 2. Setuju 10 25% 3. Ragu-Ragu 2 5% 4. Tidak Setuju 23 57,5% 5. Sangat Tidak Setuju 5 12,5% 40 100% Jumlah Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju bahwa strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment hanya membuang-buang waktu saja. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Tabel 4.28 Rekapitulasi Perhitungan Hasil Angket Soal Kuesioner Nilai Rata-rata IPS adalah salah satu mata pelajaran yang 4,75 penting untuk dipelajari di SMP PGRI 1 Ciputat IPS merupakan pelajaran yang menyenangkan 4,2 Guru IPS sebaiknya memberikan variasi 4.2 strategi pembelajaran agar proses pembelajaran lebih menyenangkan Hasil belajar siswa akan lebih baik bila guru 4,5 menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi Pembelajaran IPS dengan menggunakan 4,375 strategi Physical Self-assessment menjadikan belajar lebih menarik Dengan cepat menentukan pilihan dan 3,9 memberikan jawaban mengenai pernyataan yang guru sampaikan Strategi pembelajaran Physical Self-assessment 4,375 dapat membuat siswa lebih beperan aktif di dalam kelas yaitu tidak hanya mendengarkan Kriteria Setuju Setuju Setuju Setuju Setuju Ragu-ragu Setuju 119 8. 9. 10. 11. 12 materi yang sedang disampaikan oleh guru di dalam kelas Dalam pembelajaran Penyimpangan Sosial, menurut saya tidak perlu adanya strategi Physical Self-assessment cukup dengan metode ceramah saja Suasana belajar di kelas menjadi menyenangkan dengan penerapan strategi Physical Self-assessment Strategi pembelajaran Physical Self-assessment dapat menguatkan dan mengingat kembali pelajaran Aktifitas belajar lebih meningkat dengan adanya strategi pembelajaran Physical Selfassessment Penerapan strategi pembelajaran Physical Selfassessment hanya membuang-buang waktu 2,3 Tidak setuju 4 Setuju 4,775 Setuju 4,175 Setuju 2,425 Tidak setuju 4. Hasil Wawancara dengan Guru Setelah Penelitian Tindakan Kelas No. 1 Aspek yang ditanyakan Jawaban Strategi pembelajaran apa yang Ceramah, persentasi, dan penugasan sering Bapak gunakan selama ini? 2 Bagaimana persiapan untuk Persiapan cukup lama karena menggunakan pembelajaran strategi membutuhkan waktu untuk membuat pembelajaran aktif Physical Self- pernyataan-peryataan assessment ini, apakah yang akan Bapak diberikan oleh siswa merasa memberatkan atau tidak? 3 Apakah langkah-langkah strategi Seluruhnya dapat dilaksanakan pembelajaran aktif Physical Self- walaupun membutuhkan waktu yang assessment ini dapat dilaksanakan cukup lama karena belum semua seluruhnya atau tidak? siswa dengan pendapatnya cepat memberikan 120 4 Menurut pengamatan Bapak Sangat baik respon siswa karena bagaimana respon siswa terhadap mereka lebih aktif dalam proses penggunaan strategi pembelajaran pembelajaran dengan aktif Physical Self-assessment ini pendapat-pendapat dibandingkan dengan mereka sesuai model dengan pengetahuan yang siswa miliki pembelajaran yang biasa gunakan? 5 memberikan masing-masing Apakah strategi pembelajaran aktif Dapat meningkatkan hasil belajar Physical Self-assessment dapat karena terbukti nilai rata-rata sangat meningkatkan hasil belajar siswa meningkatkan dari siklus I ke siklus II pada mata pelajaran IPS pada dibandingkan sebelumnya konsep Penyimpangan Sosial? aktif siswa lebih mengemukakan dan karena terbiasa pendapat sesuai dengan pengetahuan yang siswa miliki masing-masing 6 Apakah Bapak ada keinginan untuk Saya akan mencoba strategi tersebut membuat dan menerapkan model pada materi-materi selanjutnya pembelajaran serupa untuk topik semoga keberhasilan kali ini terulang pembelajaran lainnya? dan semakin meningkatnya hasil belajar dan keaktifan sisiwa di kelas 7 Bagaimana mengenai pendapat strategi Bapak Saya sangat senang dengan strategi ini pembelajaran karena dapat meningkatkan dan hasil aktif Physical Self-assessment ini? 8 Jika ada kelemahan belajar dan keaktifan siswa di kelas. atau Saran saya dalam melaksanakan kekurangannya, bagaimana saran strategi pembelajaran aktif Physical Bapak untuk mengatasinya? Self-assessment lebih banyak lagi pernyataan yang diberikan karena akan mengasah kemampuan siswa 121 9 Apakah kesulitan-kesulitan bagi Saya mengalokasikan waktu agar Bapak dalam menerangkan strategi lebih efektif dalam pelaksaaan strategi pembelajaran aktif Physical Self- pembelajaran aktif assessment? 10 Menurut Physical Self- assessment. Bapak apa yang Yang membedakannya adalah semua membedakan strategi pembelajaran siswa aktif Physical assessmentdengan dalam kelas berkewajiban Self- mengemukakan pendapatnya metode mengenai pernyataan-pernyataan yang pembelajaran yang lain? telah diberikan oleh guru 5. Hasil Wawancara dengan Siswa Setelah Penelitian Tindakan Kelas No. 1 Aspek yang ditanyakan Jawaban Bagaimana menurut pendapatmu Lebih menyenangkan, bervariasi tentang pembelajaran yang telah karena metodenya ga Cuma ceramah kalian ikuti? 2 Apakah pembelajaran aja bu yang bikin ngantuk kamu IPS menyukai Suka, karena menggunakan pembelajaran strategi pembelajaran aktif Physical assessment Self-assessment? dengan aktif strategi Physical dapat Self- memberikan pendapat kita sendiri sesuai dengan pengetahuan yang kita miliki bu 3 Strategi manakah yang kamu sukai, Ya strategi pembelajaran seperti biasa atau Physical pembelajaran Self-assessment lah aktif bu, pembelajaran menggunakan strategi karena dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Self- ini assessment? kita dapat mengemukakan pendapat kita sendiri bu. 122 4 Pada bagian mana yang kamu Yang kami sukai ya kalau pernyataan sukai/tidak sukai dari strategi yang bisa kita pamahami sesuai pembelajaran aktif Physical Self- pengetahuan kita bu. Kalau yang kami assessment? tidak sukai kalau pernyataan- pernyataan yang ibu berikan kami tidak paham bu 5 Apakah kamu menjadi lebih sulit Jelas tidak bu, karena dengan strategi memahami pelajaran dengan pembelajaran menggunakan strategi ini? aktif Physical Self- assessment mengolah kemampuan kita dalam mengemukakan pendapat 6 Apakah dengan strategi Ya dong….karena kita kan jadi ada pembelajaran aktif Physical Self- interaksi dengan siswa lainnya. Terus assessment membuat kamu lebih ditambah mengemukakan pendapat aktif dalam proses pembelajaran? sesuai dengan penyataan yang ibu berikan 7 Apakah hasil belajar kalian Alhamdulillah ya bu meningkat, dari meningkat dengan menggunakan hasil yang ibu tunjukan waktu di kelas strategi pembelajaran aktif Physical cukup Self-assessment? 8 lebih baik dari yang sebelumnya Apakah strategi ini memotivasi Cukup memotivasi, setidaknya karena kamu lebih mempelajari IPS? kita tahu diakhir penjelasan ibu akan menggunakan strategi ini kita jadi persiapan buat memperhatiakn penjelasan pelajaran yang ibu sampaikan 9 Menurut kamu, apa kekurangan dan Kurangnya apa ya? Bingung bu…. Ya kelebihan dari pembelajaran dengan paling kurangnya karena waktu aja bu strategi pembelajaran aktif yang kurang dan meja dan kursi yang 123 Physical Self-assessment? membuat ruang gerak kami jadi sempit bu. Sedangkan kelebihannya, bisa membuat kita mengingat kembali pelajaran, jadi ada peningkatan untuk hasil belajar 10 Apa kamu memiliki saran terhadap Saran saya untuk membuat peryataanpembelajaran IPS menggunakan pertanyaan yang lebih menarik lagi strategi pembelajaran aktif Physical agar siswa dapat lebih termotivasi Self-assessment agar menjadi lebih untuk menjawab peryataan-pernyataan baik? Bagaimana saran kamu? yang diberikan oleh guru. E. Pembahasan Temuan Penelitian 1. Penerapan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Pada siklus I, penerapan strategi pembelajaran aktif Physical Selfassessment mampu meningkatkan hasil belajar siswa dari pre-test ke posttest dengan rata-rata perolehan N-gain sebesar 0,49. Nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa pada pre-test adalah 25,52 meningkat menjadi 61,65 pada post-test. Siswa belum mampu mencapai ketuntasan belajar secara keseluruhan. Siswa yang belum tuntas ada 27 siswa, yang memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yakni 7,5. Jika di persentasikan siklus I hanya 32,5% ketuntasan hasil belajar pada siklus I. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment pada siklus I belum mencapai keberhasilan, oleh karena itu peneliti harus dilanjutkan ke siklus berikutnya, yakni siklus II. 124 Dengan adanya perbaikan pada proses pembelajaran siklus II, penerapan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment berjalan lebih efektif. Hal ini tentunya mempengaruhi hasil belajar siswa pada siklus II. Hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan secara signifikan dari hasil belajar sebelumnya dimana rata-rata nilai post-test yang diperoleh siswa adalah sebesar 82,77 meningkat dari siklus I yang hanya sebesar 61,65. Nilai rata-rata N-gain pun meningkat menjadi 0,65. Pada siklus II, semua siswa memperoleh nilai >75 yang artinya ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran IPS adalah 100%. Dengan demikian, penelitian ini dianggap berhasil karena telah mencapai indikator keberhasilan. Sehingga pemberian tindakan pada penelitian ini dihentikan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis sejalan dengan hasil penelitian yang telah dikemukakan oleh beberapa peneliti yang memiliki keterkaitan dengan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment serta menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran aktif Physical Selfassessment dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VIII-4 SMP PGRI 1 Ciputat. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan rata-rata NGain siklus I 0,49 meningkat pada siklus II menjadi 0,65. Diantaranya yaitu, Ariek Aryani 2011, Univ Muhammadiyah Surakarta, dalam skripsinya yang berjudul “ Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Physical Self-assessment Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran PKn Materi Pelaksanaan Otonomi Daerah Pada Siswa Kelas IX A SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA Tahun Pelajaran 2010”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat keaktifan siswa pada materi Pelaksanaan Otonomi Daerah di kelas IX A SMP Muhammadiyah 8 Surakarta Tahun 2010 yaitu dari yang aktif menjawab pertanyaan dan berpendapat sebelum diadakan penelitian tindakan kelas adalah 3 (11,11%). Setelah dilakukan tindakan yang telah disepakati yaitu dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif Physical Self-Assessment, 125 siklus I meningkat menjadi 7 (25,93%), siklus II 15 (55,56%), siklus III 21 (77,78%).1 Hasil penelitian lain juga diungkapkan oleh Dany Listiyanti 2012, Univ Muhammadiyah Surakarta, dalam skripsinya yang berjudul “ Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Strategi Physical Self- assessment Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri SARI Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013”. Hal ini dapat dilihat dari 1) keuletan dalam menghadapi kesulitan menjawab soal pra siklus 38,45%, pada siklus I 53,83%, dan pada siklus II mencapai 61,52%; 2) semangat dalam belajar pra siklus 53,83%, siklus I 69,21%, dan pada siklus II mencapai 76,9%; 3) kepercayaan diri dalam menjawab soal pra siklus 38,45%, siklus I 61,52% siklus II mencapai 69,21%; 4) kemampuan mendalami pengetahuan yang diberikan pra siklus 46,14%, siklus I 61,52%, siklus II 76,9%; dan 5) kemampuan diri menjawab soal pra siklus 53,83%, sik lus I 69,21%, siklus II meningkat menjadi 84,59%. Hasil belajar siswa meningkat di setiap siklus terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan hasil belajar yang memenuhi KKM sebanyak 5 siswa (38,45%) dengan nilai rata-rata 56,92; setelah dilaksanakan siklus I meningkat sebanyak 7 siswa (53,83%) dengan nilai rata-rata 68,46; dan pada siklus II meningkat sebanyak 11 siswa (84,59%) dengan nilai rata -rata 81,53.2 Dalam penelitian dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment ini siswa belajar lebih menyenangkan karena adanya interaksi antara siswa dengan siswa dimana mereka akan saling mengungkapkan 1 pendapat-pendapatnya. Sehingga dalam hal ini AriekAryani,“Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Physical Self-assessment Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran PKn Materi Pelaksanaan Otonomi Daerah Pada SiswaKelas IX A SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA Tahun Pelajaran 2010” Skripsi SI, UnivMuhammadiyah Surakarta, 2011. 2 DanyListiyanti, “Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Strategi Physical Self-assessment Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri SARI Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013” Skripsi S1, UnivMuhammadiyah Surakarta, 2012. 126 pembelajaran terjadi dengan mengedepankan pada aktifitas siswa, dan tujuan pembelajaran dapat tersampaikan secara efisien, karena dengan penggunaan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment para siswa dituntut untuk mengulang kembali materi pelajaran yang telah diajarkan guru dengan mengungkapkan pendapat-pendapat sesuai dengan pernyataan yang diberikan oleh guru. Sehingga dalam hal ini terdapat kesesuaian antara teori, kerangka berpikir dan hasil penelitian yang relevan bahwa penerapan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa. 2. Respon siswa terhadap strategi pembelajaran aktif Physical Selfassessment sangat baik Berdasarkan angket dan hasil wawancara siswa yang dilakukan oleh peneliti pada akhir siklus II terhadap penerapan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment diperoleh informasi yaitu adanya respon positif dari siswa terhadap strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment sehingga dapat membantu siswa dalam pembelajaran yang bermuara pada meningkatnya hasil belajar. Merespon positif siswa pada saat melaksanakan startegi pembelajaran aktif Physical Self-assessment siswa sangat senang dan berperan aktif di dalam kelas sehingga hasil belajar siswa meningkat dari siklus I ke siklus II. Karena dalam pembelajaran dengan guru bidang studi selalu dengan metode ceramah saja. Walaupun demikian penerapan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment ini sangat menyenangkan bagi siswa. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Physical Self-assessment terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Hal ini terlihat perolehan hasil belajar yang guru berikan setiap siklus. Perolehan hasil belajar siswa pada siklus I mencapai nilai rata-rata 61,65 dan masih terdapat 27 siswa yang mendapat nilai di bawah target penelitian yaitu 7,5. Pada siklus II, rata-rata hasil belajar siswa mencapai 82,7 sedangkan nilai terendahnya 80 artinya semua siswa telah mencapai KKM dan siklus II dikatakan berhasil. Hasil N-gain siklus I 19,61 dan hasil N-gain pada siklus II mencapai 26,33. Berdasarkan perolehan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II meningkat, artinya strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII-4 di SMP PGRI 1 Ciputat. B. Saran Dengan terbuktinya proses pembelajaran dengan menerapkan Strategi Pembelajaran Aktif Physical Self-assessment dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VIII-4 SMP PGRI 1 Ciputat, maka penulis menyarankan halhal berikut: 1. Bagi siswa a. Kegiatan ini dapat bermanfaat bagi siswa maka diharapkan kehadiran siswa dalam proses pembelajaran, karena hal tersebut faktor utama penentu keberhasilan dalam pembelajaran. b. Harus lebih berani mengungkapkan pendapat mengenai pernyataanpernyataan yang diberikan oleh guru. 127 128 2. Bagi guru a. Guru diharapkan dalam proses pembelajaran harus tegas menyikapi siswa yang membuat gaduh dengan memberikan teguran dan sanksi, selain itu harus disiplin waktu terhadap alokasi waktu yang telah ditetapkan sebelumnya, harus adanya kejelasan intruksi dalam proses pembelajaran sehingga tidak membuat siswa kebingungan. b. Tegaskan kepada siswa untuk percaya diri dengan pendapat yang siswa berikan ketika memilih angka 1 sampai 5. c. Perlu adanya penegasan pernyataan-pernyataan yang diberikan agar siswa lebih mengerti dan paham mengenai penyataan tersebut. d. Usahakan pada saat penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Physical Self-assessment siswa tidak gaduh karena dapat menganggu kelas lain. 3. Bagi sekolah diharapkan dapat menyediakan sarana berupa buku pegangan siswa selain LKS seperti buku paket agar pembelajaran di kelas lebih optimal dan siswa mendapat pengayaan. 4. Bagi penelitian, untuk memperkuat hasil penelitian karena adanya keterbatasan peneliti diharapkan ada peneliti lanjutan oleh peneliti-peneliti lain. Peneliti tidak membahas mengenai masalah proses pembelajaran dengan motivasi belajar siswa diharapkan dapat dilakukan penelitan lebih lanjut untuk mengetahui korelasi antara motivasi belajar dengan hasil belajar terhadap penggunaan Strategi Pembelajaran Aktif Physical Selfassessment. DAFTAR PUSTAKA Asep Jihad-Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, Jakarta: Multi Press. Ahmadi, Abu, Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: PT Asadi Mahasatya, 2003. Ariek Aryani, “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Physical Self-assessment Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran PKn Materi Pelaksanaan Otonomi Daerah Pada Siswa Kelas IX A SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA Tahun Pelajaran 2010” Skripsi SI, Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan, Univ Muhammadiyah Surakarta Arikunto, Suharsimi dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Arikunto, Suharsimi dkk, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Jakarta: Bumi Aksara, 2010. Asrori, Muhammad, Penelitian Tindakan Kelas: Seri Pembelajaran Efektif, Bandung: Wacana Prima, 2008. Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo, 2003. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Daryanto, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah: Beserat Contohcontohnya, Yogyakarta: Gaya Media, 2011. Dany Listiyanti, “Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Strategi Physical Self-assessment Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri SARI Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013” Skripsi SI, Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan, Univ Muhammadiyah Surakarta Juliansa, Devi, “The Correlation Between Student’s Self-assessment in Listening and Listening Scores” Fakultas Pendidikan , Univ. Satya Wacana Eveline Siregar-Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor : Ghalia Indonesia, 2010. Zaini, Hisyam, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008. Isjoni, Saatnya Pendidikan Kita Bangkit, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007. Syah, Muhibbin Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995. Melvin L. Silberman, Active learning : 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung : Nuansa, 2012. Sumaatmadja, Nursid, MetodologiPengajaran IPS, Bandung: Alumni, 1998. Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Bandung: Bumi Aksara, 2001. Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2005. 129 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Grasindo, 2002. Sapriya, dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, Bandung: UPI Press, 2006. Nurdin, Syafrudin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa dalam KBK, Tangerang: Quantum Teaching, 2005. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandun: Alfabeta, 2010. Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik, Jakarta: Prestasi Pusaka, 2011. Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendididkan, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006. Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2011. Sanjaya, Wina, Perencanaan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2008. Sanjaya, Wina, Peneltian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana, 2010. Arifin, Zaenal, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT Rosdakarya, 2009. http://info189.blogspot.com/2012/09/physical-self-assessment-dan-modeling.html, diakses tgl 19 Februari 2013. http://info189.blogspot.com/2012/09/physical-self-assessment-dan-modeling.html diakses tgl 10 Oktober 2013 130 Lampiran 1 BERITA WAWANCARA SISWA PRA-PENELITIAN Tujuan : Memperoleh informasi mengenai pembelajaran IPS Bentuk Wawancara : Bebas Waktu : 13 November 2013 Tempat : SMP PGRI 1 Ciputat Objek Wawancara : Siswa Kelas VIII-4 Subjek Wawancara : Peneliti/penulis Pertanyaan! 1. Siapa nama anda dan duduk di kelas berapa? 2. Apakah anda menyukai pelajaran IPS? 3. Jika Ya/Tidak Suka apa alasannya? 4. Berapa nilai tertinggi dan terendah? 5. Usaha apa yang anda lakukan untuk tetap mempertahankan atau meningkatkan nilai tersebut? 6. Biasanya bagaimana cara guru IPS mengajar di kelas? 7. Bagaimana tanggapan anda tentang cara mengajar guru IPS di kelas? 8. Bagaimana cara anda mengatasi kesulitan dalam belajar atau memperbaiki nilai yang berada di bawah KKM? 9. Apakah langkah tersebut dapat membantu anda? Jakarta, 13 November 2013 Siswa Peneliti Wulan Rosyana Indah JAWABAN 1. Semua siswa yang hadir pada hari tersebut, wawancara dilakukan secara serempak, peneliti bertanya di depan kelas kepada seluruh siswa. 2. Dari 40 siswa, hanya beberapa siswa yang kurang meyukai pelajaran IPS. 3. Alasan siswa yang menyukai pelajaran IPS adalah karena di SMP menggunakan IPS Terpadu jadi dalam satu pelajaran mereka dapat belajar pelajaran sejarah, geografi, dan ekonomi, dan yang tidak menyukai karena pada saat pelajaran IPS siswa mengalami kesuliatan belajar dalam mempelajari materi-materi IPS terutama yang harus menghafal materi-materi yang terlalu banyak seperti sejarah. 4. Hasil belajar siswa bervariasi, secara umum nilainya berada dibawah KKM dengan ratarata nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 85. 5. Usaha yang dilakukan tetap belajar dan mendengarkan materi-materi yang disampaikan oleh guru IPS. 6. Proses pembelajaran cenderung menjenuhkan dan membosankan karena metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru monoton dan belum bervariasi. Guru hanya memberikan contoh materi pembelajaran dan memberikan latihan dengan mengerjakan tugas LKS. 7. Jika materi IPS yang berhungan dengan teori siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. 8. Cara siswa mengatasi kesulitan dalam belajar atau memperbaiki nilai adalah dengan membuat catatan atau rangkuman untuk mempermudah untuk mengahapal materi yang sulit untuk dihapal, dan lebih serius atau fokus dalam mendengarkan penjelasan materimateri yang dijarkan. 9. Langkah tersebut dapat meminimalisir dan dapat membantu siswa dalam belajar IPS. Lampiran 2 OBSERVASI AWAL WAWANCARA RESPONDEN GURU-PRA PENELITIAN Pewawancara : Wulan Rosyana Indah Yang diwawancarai : Subarkah, S.Pd Hari/Tanggal : Kamis, 14-November-2013 Waktu : 10.00 1. Bapak mengajar di kelas berapa? Dan sudah berapa lama bapak mengajar di sekolah ini ? 2. Persiapan apa saja yang bapak lakukan untuk mengajar? 3. Metode mengajar apa yang biasa bapak gunakan saat mengajar? 4. Bagaimana dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS? 5. Berapa nilai KKM pada mata pelajaran IPS ? 6. Apa yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari IPS? 7. Bagaimana cara bapak memberikan motivasi kepada siswa? 8. Apakah pada saat siswa mengalami kesulitan belajar di kelas akan bertanya kepada guru? 9. Bagaimana cara bapak mengatasi kesulitan belajar pada siswa? 10. Bagaimana antusias atau sikap siswa saat mengikuti pembelajaran IPS? 11. Berapa jam alokasi waktu untuk mata pelajaran IPS dalam seminggu? 12. Pernahkah bapak menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment (mempersiapkan diri dalam kelompok)? JAWABAN 1. Kelas VIII-4 dan VIII-5, Mau 9 tahun mengajar di SMP PGRI 1 Ciputat 2. Persiapan untuk mengajar guru biasanya membuat RPP, silabus, membawa administrasi kelas, tatap muka atau kehadiran, jurnal harian guru tahun pelajaran 2013/2014, buku paket, LKS, dan media pembelajaran. 3. Metode yang biasa digunakan pada saat poses pembelajaran adalah ceramah, tanya jawab, dan penugasan. 4. Hasil belajar siswa bervariasi, secara umum nilainya di bawah KKM jika di presentasikan 60%. 5. Nilai KKM untuk mata pelajaran IPS 7,5 6. Penyebab siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari pelajaran IPS yaitu dalam menghapal dan menguasai materi. 7. Untuk memberikan motivasi belajar kepada siswa guru menganjurkan kepada siswa lebih meningkatkan disiplin dalam mengatur waktu, jadi waktunya belajar jangan dibuat untuk bermain atau yang lainnya. 8. Pada saat mengalami kesulitan belajar di kelas siswa ada yang bertanya, tetapi ada juga yang tidak bertanya. Hanya pada saat mengerjakan latihan soal yang sulit siswa baru bertanya kepada guru. 9. Mengatasi kesulitan belajar kepada siswa, untuk materi yang belum dipahami oleh siswa diulang kembali penjelasannya sampai siswa yang belum mengerti sampai benar-benar paham, kemudian guru juga memberikan pekerjaan rumah (PR) agar dirumah bisa diingat-ingat lagi pelajaran yang telah diajarkan disekolah. 10. Antusias siswa saat proses pembelajaran berlangsung biasanya siswa yang duduk di bangku depan mendengarkan pelajaran dengan baik, tetapi siswa yang duduk dibangku belakang biasanya malas untuk mendengarkan pelajaran yang sedang diajarkan. 11. Alokasi waktu untuk pelajaran IPS adalah 2x45 menit. 12. Guru belum pernah menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment. Hal ini dikarenakan jika menggunakan strategi pembelajaran aktig akan memerlukan waktu untuk persiapannya. Lampiran 3 KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) Standar Kompetensi : Memahami Masalah Penyimpangan Sosial Materi Pokok : Penyimpangan Sosial Kompetensi Dasar Indikator Butir Soal Siklus I Mengidentifikasi Menjelaskan pengertian berbagai penyakit penyakit sosial sosial (miras, judi, Bentuk Soal Siklus II 13, 17, 23 Pilihan Ganda Menguraikan macam-macam 8, 12, 14, 19, Pilihan Ganda narkoba, penyakit sosial 30 HIV/AIDS, PSK, dan Menganalisis hubungan 7, 28, 29 Pilihan Ganda sebagainya) sebagai penyakit sosial dengan akibat penyimpangan penyimpangan sosial dalam sosial dalam keluarga keluarga dan masyarakat Menganalisis hubungan 1, 5, 6, 26 Pilihan Ganda penyakit sosial dengan penyimpangan sosial dalam masyarakat Mengidentifikasi Pengertian penyimpangan 34, 50, 53 Pilihan Ganda berbagai usaha sosial pencegahan Sifat-sifat penyimpangan 31, 42, 46 Pilihan Ganda penyimpangan sosial sosial dalam keluarga dan Bentuk-bentuk penyimpangan 35, 57, 60 Pilihan Ganda masyarakat sosial Penyebab terjadinya 36, 38, 40, 45, Pilihan Ganda penyimpangan sosial 51 Upaya-upaya pencegahan 47, 55 penyimpangan sosial Jumlah 15 16 Pilihan Ganda Lampiran 4 UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS I A. Tujuan dan Petunjuk 1. Tes ini bertujuan ilmiah, tidak ada maksud lain yakni diberikan untuk mengumpulkan data-data dalam rangka menyelesaikan studi kesarjanaan (S1) di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Jurusan IPS Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Masalah sosial pertama kali muncul karena adanya pandangan yang bersifat normatif, yakni pandangan yang ….. a. Menginginkan kehidupan sejahtera lahir dan batin b. Menghendaki adanya interaksi aktif di antara warga c. Ingin menegakkan organisasi sosial dan politik yang sempurna d. Ingin meneggakan norma-norma untuk kehidupan kolektif e. Menginginkan kehidupan yang damai 2. Berikut yang menunjukkan salah satu problem sosial yang bersumber dari faktor ekonomi adalah ….. a. Meningkatnya harga BBM diikuti peningkatan harga-harga sembako b. Memasuki tahun ajaran baru keperluan rumah tangga meningkat c. Setiap menjelang hari raya harga-harga berbagai kebutuhan naik d. Di setiap perempatan lampu lalu lintas banyak pengamen mengais rezeki e. Banyak anak-anak yang tidak sekolah menjadi pengamen di pinggir jalan 3. Terjadinya kenakalan remaja pada umumnya disebabkan oleh faktor berikut, kecuali …… a. Salah dalam pergaulan di masyarakat b. Anak hanya terpenuhi kebutuhan materiilnya saja c. Mendapat pengaruh dari gambar-gambar dan buku-buku bacaan porno d. Kurikulum sekolah yang tidak relevan dengan kemajuan zaman e. Diberikan kebebasan bergaul dengan orang tua 4. Perilaku menyimpang merupakan perbuatan yang ….. a. Mematuhi nilai dan mengabaikan norma b. Melarang nilai dan norma c. Melanggar keinginan kita d. Mengabaikan nilai dan norma e. Mematuhi norma dan mengabaikan nilai 5. Faktor dari luar yang memungkinkan terjadinya kejahatan adalah ….. a. Terjadinya dorongan interaksi sosial b. Aparat pemerintah yang korup c. Meningkatnya mobilitas sosial d. Adanya kesenjangan sosial e. Adanya peraturan dan norma 6. Dalam kehidupam masyarakat terdapat norma-norma sosial yang berfungsi ….. a. Menetapkan tujuan hdup b. Mengetahui tujuan hidup c. Mencapai kehidupan yang modern d. Mengatur pergaulan hidup e. Membentuk masyarakat homogen 7. Sosialisasi yang tidak sempurna akan mengakibatkan ….. a. Ketidaksanggupan individu menyerap norma b. Ketidaksanggupan individu melakukan interaksi sosial c. Munculnya ketegangan antar individu dalam kelompok d. Terjadinya proses penyesuaian diri dengan lingkungan sosialnya e. Keterlibatan individu terhadap interaksi sosial 8. Seorang remaja bergaul dengan remaja lain yang suka merokok akhirnya ikut-ikutan menjadi perokok. Keadaan ini menunjukkan bahwa penyimpangan sosial terjadi akaibat ….. a. Sosialisasi tidak sempurna b. Perkembangan ilmu pengetahuan c. Sosialisasi sub kebudayaan menyimpang d. Perubahan sosial yang lambat e. Perubahan sosial yang cepat 9. Jika dalam kehidupan sehari-hari setiap warga dalam berinteraksi sosial didasarkan pada peranan dan kedudukannya, maka akan terwujudlah ….. a. Keteraturan sosial b. Integrasi sosial c. Pengendalian sosial d. Disorganisasi sosial e. Keterlibatan sosial 10. Ketidaksenangan para remaja atas perlakuan orang dewasa yang menganggap mereka masih kanak-kanak merupak salah satu bentuk konflik antar ….. a. Kelas sosial b. Pribadi c. Generasi d. Kelompok sosial e. Kelompok kanak-kanak 11. Individu atau kelompok yang dapat dikategorikan sebagai pelaku penyimpangan sosial adalah ….. a. Melawan tindakan sewenang-wenang b. Melarang perbuatan yang melanggar norma dan nilai c. Mengabaikan nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat d. Memenuhi harapan orang tua untuk berbuat baik e. Melanggar perbuatan yang tidak baik 12. Agen sosialisasi yang berkewajiban mengajar dan mendidik secara formal adalah ….. a. Keluarga b. Sekolah c. Media massa d. Masyarakat e. Teman 13. Perilaku berikut ini yang digolongkan sebagai penyimpangan negatif adalah ….. a. Seorang ibu bekerja sebagai buruh bangunan b. Pekerja yang bekerja siang dan malam c. Sekelompok orang yang melakukan perampokan d. Seorang ibu bekerja sebagai supir taxi e. Anak-anak meminum-minuman keras 14. Penyimpangan positif adalah penyimpangan yang terarah pada ….. a. Tindakan yang dilakukan berdasarkan kesungguhan dan kesenangan b. Nilai-nilai yang ideal, meski cara yang dilakukan seolah-olah tampak menyimpang dan norma berlaku c. Bertindak kearah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan akibatnya selalu buruk d. Mengatur adanya tata cara demokrasi yang dinyatakan dalam sistem pemerintahan e. Bertindak kearah nilai-nilai sosial yang dipandang baik 15. Salah satu dampak negatif dari perkelahian antar pelajar adalah ….. a. Kegiatan belajar mengajar terganggu b. Kebebasan siswa terbatasi c. Kedisiplinan di sekolah semakin ditingkatkan d. Pembatasan ekstra kulikuler e. Kedisiplinan sekolah cenderung menurun 16. Profesi yang rentan terkena penyakit HIV/AIDS adalah ….. a. PSK c. Pengusaha b. PKL d. Buruh e. Artis 17. Individu yang melalakukan penyimpangan perilaku cenderung membentuk komunitas sendiri alasannya adalah ….. a. Perasaan tersisih dari lingkungan pergaulan normal b. Kebutuhan akan rasa tenang dan tentram c. Rasa takut mengahadapi kegagalan hidup d. Adanya perasaan putus asa e. Adanya rasa minder terhadap diri sendiri 18. Perilaku individu atau kelompok yang tidak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku didalam masyarakat disebut ….. a. Konformitas b. Perilaku positif c. Penyimpangan sosial d. Ritualisme e. Perilaku negative 19. Contoh penyimpangan sosial dalam bentuk gaya hidup adalah ….. a. Arogansi b. Manipulasi c. Modernis d. Emansipasi e. Fluktuasi 20. Perempuan yang berprofesi sebagai arsitek, dokter sopir taxi, pembalap merupakan ….. a. Penyimpangan sosial negatif b. Perilaku menyimpang c. Penyimpangan kepribadian d. Penyimpangan sosial positif e. Penyimpangan gender 21. Merebaknya praktik kolusi ,korupsi , dan nepotisme yang terjadi di negeri ini termasuk dalam tipe perilaku menyimpang… a. Sekunder-individual b. Individual-kelompok c. Primer-individual d. Primer-kelompok e. Kelompok-kelompok 22. Apabila seorang anak dinasihati orang tuanya tetapi tidak mengubah pendirian menujuperbaikan, sifat anak tersebut dinamakan…. a. Pembandel b. Pembangkang c. Pelanggar d. Penjahat e. Pendendam 23. Dari aspek kesusilaan, penyalahgunaan narkotika sangat mambahayakan. Hal ini karena beberapa hal, kecuali…. a. Jiwa pelajar yang labil b. Kesalah pahaman c. Jiwa yang emosional d. Tidak menganut agama e. Jaringan syaraf tergangu 24. Tawuran antar pelajar mengandung sifat-sifat berikut, kecuali….. a. Solidaritas kelompok b. Sasaran yang jelas c. Keberanian semu d. Hilangnya kesadaran e. Keinginan untuk berkelahi 25. Sanksi yang didapat bagi orang yang melakukan penyimpangan negatif adalah….. a. Mendapat hukuman b. Mendapat celaan c. Dipenjara d. Dikucilkan masyarakat e. Mendapat pengadilan 26. Perkelahian pelajar termasuk bentuk perilaku menyimpang sebab ….. a. Membunag-buang waktu b. Bertentangan dengan norma c. Merugikan masyarakat d. Dilarang oleh aparat keamanan e. Merugikan sekolah dan orang tua 27. Penyalahgunaan narkoba dapat mengakibatkan ….. a. Suka berfikir rasional b. Aktivitas olahraga meningkat c. Habisnya persediaan obat d. Kerusakan organ tubuh e. Merugikan orang lain 28. Berikut yang menunjukkan penyimpangan dalam bentuk gaya hidup lain dari biasanya adalah …. a. Hidup bersama di luar nikah b. Penjudi professional c. Penodongan d. Homoseksual e. Pencopet 29. Berikut ini menunjukkan salah satu bentuk penyimpangan sosial yang tergolong dalam tindakan kejahatan atau kriminal adalah …. a. Homoseksual b. Lesbianism c. Aborsi d. Alkoholisme e. Narkoba 30. Penyimpangan sosial menurut sifatnya terdiri daripenyimpangan sosial….. a. Negatif dan positif b. Preventif dan kuratif c. Primer dan skunder d. Individual dan kelompok e. Individu dan individu JAWABAN 1. A 11. C 21. B 2. A 12. B 22. C 3. D 13. C 23. D 4. D 14. D 24. B 5. D 15. A 25. A 6. C 16. A 26. B 7. C 17. A 27. D 8. C 18. C 28. C 9. C 19. A 29. C 10. C 20. D 30. A Lampiran 5 UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS II A. Tujuan dan Petunjuk 1. Tes ini bertujuan ilmiah, tidak ada maksud lain yakni diberikan untuk mengumpulkan data-data dalam rangka menyelesaikan studi kesarjanaan (S1) di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Jurusan IPS Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Berikut yang menunjukkan penyimpangan dalam bentuk gaya hidup lain dari biasanya adalah …. a. Hidup bersama diluar nikah b. Penjudi profesional c. Penodongan d. Homoseksual e. Perampok 2. Berikut ini menunjukkan salah satu bentuk penyimpangan sosial yang tergolong dalam tindakan kejahatan atau criminal adalah …. a. Homoseksual b. Aborsi c. Lesbianisme d. Alkholisme e. Perjudian 3. Penyimpangan sosial bersifat …. a. Adaptif b. Kompulsif c. Kondusif d. Kompetitif e. Positif 4. Salah satu contoh penyimpangan dalam bentuk konsumsi yang berlebihan adalah ….. a. Melakukan perzinahan b. Ancaman disertai perampasan c. Pembunuhan berantai d. Kecanduan narkotika e. Mabuk-mabukan 5. Perilaku menyimpang yang dilakukan beberapa individu yang menjadi awal terbentuknya ….. a. Komunitas baru b. Pola perilaku khas c. Norma baru d. Percampuran kebudayaan e. Norma-norma baru 6. Di lingkungan masyarakat yang sebagian besar warganya suka berjudi, maka perjudian dianggap bukan merupakan bentuk penyimpangan. Hal ini merupakan contoh kehidupan …. a. Tidak sempurna b. Minoritas c. Subkebudayaan menyimpang d. Dominan e. Sempurna 7. Perilaku menyimpang dapat terjadi karena kondisi keluarga yang tidak harmonis. Hal ini merupakan bentuk penyimpangan sosial yang disebabkan oleh …. a. Sosialisasi tidak sempurna b. Sosialisasi subkebudayaan menyimpang c. Pergaulan yang salah d. Rendahnya kesadaran diri e. Kurangnya pengawasan 8. Dengan alasan demi solidaritas kelompok, seorang anak ikut-ikutan membolos sekolah. Penyimpangan sosial ini disebabkan oleh faktor …. a. Kebutuhan kelompok b. Disorganisasi kelompok c. Pemenuhan tujuan kelompok sosial d. Teman bermain e. Teman sejawat 9. Melakukan penyimpangan setelah mempelajari diri pelaku menyimpang merupakan bentuk penyimpangan yang terjadi karena …. a. Faktor konformitas b. Situasi dan kondisi c. Hubungan diferensiasi d. Interaksi ritualisme e. Interaksi sosial 10. Di sekolah siswa diajarkan untuk sopan santun dan disiplin, sementara di rumah orang tua tidak memerhatikan masalah sopan santun maupun kedisiplinan. Kondisi ini menunjukkan bentuk …. a. Proses pembelajaran yang salah arah b. Proses sosialisasi tidak sempurna c. Suasana keluarga yang tidak mendukung d. Sosialaisasi nilai subkebudayann menyimpang e. Nilai sosialisasi yang baik 11. Salah satu faktor yang menyebabkan seseorang yang melakukan tindakan kejahatan tidak pernah merasa bersalah dan berdosa adalah ….. a. Pelampiasan rasa kecewa b. Sikap mental yang tidak sehat c. Keinginan untuk dipuji d. Pengaruh lingkungan dan media massa e. Pengaruh teman sejawat 12. No. Perilaku 1 Enggan ikut kerja bakti 2 Menghargai adat istiadat 3 Tidak setuju adat istiadat 4 Solusi mengganti tradisi 5 Meninggalkan tradisi 6 Menghormati hak asasi Berdasarkan tabel di atas yang termasuk perilaku penyimpangan sosial secara retreatisme adalah ….. a. 1, 2, 3 c. 2, 4, 6 b. 1, 3, 5 d. 3, 5, 6 e. 3, 4, 5 13. Penyimpangan sosial tidak harus berdampak negatif, ada juga dampak positifnya yaitu ….. a. Mengakibatkan terjadinya peningkatan penderita AIDS b. Berpengaruh terhadap terjadinya kemerosotan moral pada generasi muda c. Mempertegas perilkau yang pantas dan tidak pantas dilakuakan d. Meningkatnya kenakalan remaja yang menganggu ketertiban e. Anak-anak meminum minuman keras 14. Suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain yang terjadi dalam kegiatan-kegiatan sosial tersebut ….. a. Simpati b. Emansipasi c. Toleransi d. Dimensi e. Empati 15. Perhatikan pernyataan berikut ….. Sikap mental yang tidak sehat Menerapkan sanksi yang tegas Dorongan kebutuhan ekonomi Memiliki kepribadian yang teguh Pengaruh lingkungan dan media massa Berdasarkan pernyataan diatas, faktor-faktor penyebab perilaku menyimpang adalah ….. a. 1, 2, 5 c. 2, 4, 5 b. 1, 3, 5 d. 3, 4, 5 e. 1, 2, 3 16. Berikut adalah sifat-sifat yang dapat dijadikan sebgai alat pencegahan perilaku penyimpangan sosial, kecuali ….. a. Kedisiplinan b. Ketaatan beribadah c. Bertanggung jawab d. Diktator e. Psikomotor 17. Kegiatan prositusi dapat mendorong berkembangnya bisnis prostitusi karena ….. a. Dapat mengembangkan perilaku mereka agar lebih terorganisir b. Menciptakan peluang untuk mencari teman demi tujuan tertentu c. Prostitusi dapat dijadikan sebagai mata pencaharian bagi orang yang tidak bermoral d. Dapat memicu peningkatan kemiskinana dalam masyarakt e. Dapat meningkatkan kemiskinan dalam keluarga 18. Pemakain psikotropika dalam jangka panjang tanpa pengawasan dan pembatasan medis menimbulkan ….. a. Kematian b. Kebahagiaan c. Kekuatan d. Keberanian e. Keberhasilan 19. Tindakan antipasti untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam keluarga dan masyarakat adalah sebagai berikut, kecuali ….. a. Penanaman nilai dan norma yang kuat b. Memiliki kepribadian yang teguh dan kuat c. Melaksanakan aturan dengan konsisten d. Mendirikan pusat rehabilitas sosial e. Mendirikan yayasan yatim piatu 20. Untuk memulihkan dan mengembalikan peran dari para pelaku penyimpangan sosial dilakukan dengan tindakan ….. a. Preventif b. Kuratif c. Rehabilitasi d. Pengendalian e. Penyimpangan 21. Berikut faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan sosial, kecuali ….. a. Terdesak oleh kebutuhan ekonomi b. Keluarga yang berantakan c. Proses belajar yang terencana d. Sikap mental yang tidak kuat e. Sikap mental yang kuat 22. Faktor eksternal yang menyebabkan timbulnya prostitusi, antara lain ….. a. Memiliki sifat malas b. Mengalami kesulitan ekonomi c. Hasrat seksual yang tinggi d. Frustasi ditinggal pacar e. Frustasi tidak naik kelas 23. Perjudian dapat menimbulkan kemiskinan, hali ini antara lain disebabkan …. a. Lupa untuk bekerja b. Sering kalah dalam berjudi c. Penjudi umumnya orang miskin d. Perjudian selalu disertati miras e. Miras minuman yang berbahaya 24. Salah satu upaya pencegahan terjadinya penyimpangan sosial dalam keluarga adalah ….. a. Mendirikan pusat rehabilitasi b. Saling kasih saying antara anggota keluarga c. Mendirikan sekolah bagi orang miskin d. Menyediakan saran rekreasi dan hiburan e. Mendirikan yayasan yatim panti asuhan 25. Perilaku menyimpang dapat terjadi karena kondisi keluarga yang tidak harmonis. Hal ini merupakan bentuk penyimpangan sosial yang disebabkan oleh …. a. Sosialisasi tidak sempurna b. Sosialisasi subkebudayaan menyimpang c. Pergaulan yang salah d. Rendahnya kesadaran diri e. Rendahnya kesadaran orang tua 26. Dengan alasan demi solidaritas kelompok, seorang anak ikut-ikutan membolos sekolah. Penyimpangan sosial ini disebabkan oleh faktor …. a. Kebutuhan kelompok b. Disorganisasi keluarga c. Pemenuhan tujuan kelompok sosial d. Teman bermain e. Teman sejawat 27. Di sekolah siswa diajarkan untuk sopan santun dan disiplin, sementara di rumah orang tua tidak memerhatikan masalah sopan santun maupun kedisiplinan. Kondisi ini menunjukkan bentuk …. a. Proses pembelajaran yang salah arah b. Proses sosialisasi tidak sempurna c. Suasana keluarga yang tidak mendukung d. Sosialisasi nilai subkebudayaan menyimpang e. Sosialisasi antar agama 28. Bentuk-bentuk perbuatan yang mengabaikan nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat disebut …. a. Interaksi sosial b. Penyimpangan sosial c. Pengendalian sosial d. Masalah sosial e. Peranan social 29. Penyimpangan sosial yang terjadi dalam masyarakat adalah ….. a. Meminum minuman keras b. Memakai narkoba c. Berjudi d. Melawan orang tua e. Tawuran antar sekolah 30. Penyimpangan sosial yang terjadi dalam keluarga adalah ….. a. Tawuran antar sekolah b. Korupsi c. Berjudi d. Memakan uang anak yatim e. Mengkonsumsi narkoba dan meminum-minuman keras JAWABAN 1. D 11. B 21. C 2. B 12. B 22. A 3. A 13. C 23. B 4. D 14. A 24. B 5. A 15. B 25. E 6. C 16. D 26. C 7. A 17. C 27. C 8. C 18. A 28. B 9. B 19. D 29. E 10. C 20. B 30. E SKOR DATA DIBOBOT ================= Jumlah Subyek = 40 Butir soal = 60 Bobot utk jwban benar = 1 Bobot utk jwban salah = 0 Nama berkas: G:\ \SKRIPS~1\LAMPIR~1\DATAAN~1.ANA No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot 1 1 ADI SA... 37 23 0 37 37 2 2 AHMAD ... 32 28 0 32 32 3 3 ALDA M... 27 33 0 27 27 4 4 ALVINA... 35 25 0 35 35 5 5 ALYA A... 25 35 0 25 25 6 6 ANNISA... 30 30 0 30 30 7 7 ANNISA... 23 37 0 23 23 8 8 CINDY ... 28 32 0 28 28 9 9 DANIL ... 27 33 0 27 27 10 10 DHANI ... 37 23 0 37 37 11 11 DINDA ... 19 41 0 19 19 12 12 DINDA ... 31 29 0 31 31 13 13 DINDA ... 24 36 0 24 24 14 14 ERIK K... 19 41 0 19 19 15 15 ERRICK... 22 38 0 22 22 16 16 ESTI F... 31 29 0 31 31 17 17 FEPBRI... 19 41 0 19 19 18 18 FERDIN... 32 28 0 32 32 19 19 HENDRI... 18 42 0 18 18 20 20 HESTI ... 26 34 0 26 26 21 21 INSAN ... 21 39 0 21 21 22 22 JHON J... 28 32 0 28 28 23 23 KAVITA... 28 32 0 28 28 24 24 KEVIN ... 29 31 0 29 29 25 25 LATIF ... 31 29 0 31 31 26 26 LILIS ... 18 42 0 18 18 27 27 M. ILH... 26 34 0 26 26 28 28 M. ROF... 28 32 0 28 28 29 29 M. YUD... 26 34 0 26 26 30 30 MUHAMM... 24 36 0 24 24 31 31 MUHAMM... 24 36 0 24 24 32 32 NOVI F... 39 21 0 39 39 33 33 NURAIN... 15 45 0 15 15 34 34 PHARAM... 34 26 0 34 34 35 35 PIPIT ... 22 38 0 22 22 36 36 REZKY ... 25 35 0 25 25 37 37 SANDRA... 35 25 0 35 35 38 38 SILVAN... 33 27 0 33 33 39 39 YESSYN... 13 47 0 13 13 40 40 YUDHA ... 30 30 0 30 30 RELIABILITAS TES ================ Rata2= 26.78 Simpang Baku= 6.23 KorelasiXY= 0.45 Reliabilitas Tes= 0.62 Nama berkas: G:\ \SKRIPS~1\LAMPIR~1\DATAAN~1.ANA No.Urut No. Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1 1 Kode/Nama Subyek ADI SAPUTRO 19 18 37 2 2 AHMAD FEBHIAN 16 16 32 3 3 ALDA MAINDARI 13 14 27 4 4 ALVINA RAHMAN... 18 17 35 5 5 ALYA AZZAHRA ... 14 11 25 6 6 ANNISA JULIA ... 14 16 30 7 7 ANNISA NURUL ... 11 12 23 8 8 CINDY MONICA ... 11 17 28 9 9 DANIL PRATAMA 10 17 27 10 10 DHANI AHMAD P... 19 18 37 11 11 DINDA AZZAHRA... 8 11 19 12 12 DINDA KHAERUN... 16 15 31 13 13 DINDA NIDA PUTRI 14 10 24 14 14 ERIK KUSNANDAR 12 7 19 15 15 ERRICK WINALDA 6 16 22 16 16 ESTI FEBRIASTUTI 17 14 31 17 17 FEPBRI HANDOKO 8 11 19 18 18 FERDINAN SYAH 14 18 32 19 19 HENDRI WIDIANTO 6 12 18 20 20 HESTI APRIANTI 16 10 26 21 21 INSAN KAMIL N... 12 9 21 22 22 JHON JOHANES ... 12 16 28 23 23 KAVITA KRISNA... 12 16 28 24 24 KEVIN LYSANDE... 16 13 29 25 25 LATIF RAHMADAN 12 19 31 26 26 LILIS CINDY F... 10 8 18 27 27 M. ILHAM NURD... 11 15 26 28 28 M. ROFIF ZACH... 14 14 28 29 29 M. YUDHA WIJAYA 13 13 26 30 30 MUHAMMAD HAID... 8 16 24 31 31 MUHAMMAD IQBA... 12 12 24 32 32 NOVI FEBRIANTI 20 19 39 33 33 NURAINI WULAN... 4 11 15 34 34 PHARAMESWARA ... 16 18 34 35 35 PIPIT NOVIANI 13 9 22 36 36 REZKY ANANDA ... 11 14 25 37 37 SANDRA KHOFIFAH 18 17 35 38 38 SILVANTI FITR... 15 18 33 39 39 YESSYNTA ARFA... 6 7 13 40 40 YUDHA YUDISTIRA 14 16 30 KELOMPOK UNGGUL & ASOR ====================== Kelompok Unggul Nama berkas: G:\ \SKRIPS~1\LAMPIR~1\DATAAN~1.ANA No.Urut No Subyek 1 32 2 1 3 10 Kode/Nama Subyek 1 2 3 4 5 6 7 Skor 1 2 3 4 5 6 7 NOVI FEBRIANTI 39 1 - - - - - - ADI SAPUTRO 37 1 1 1 - 1 1 1 DHANI AHMAD P... 37 1 - - 1 - - 1 4 4 ALVINA RAHMAN... 35 1 1 - 1 1 1 1 5 37 SANDRA KHOFIFAH 35 1 1 1 - 1 - - 6 34 PHARAMESWARA ... 34 - - 1 1 1 1 1 7 38 SILVANTI FITR... 33 - - - 1 - 1 - 8 2 AHMAD FEBHIAN 32 1 1 1 1 - - - 9 18 FERDINAN SYAH 32 1 - - - 1 - 1 10 12 DINDA KHAERUN... 31 1 - - 1 1 1 - 11 16 ESTI FEBRIASTUTI 31 1 - - - - 1 - 9 4 4 6 6 6 5 8 9 10 11 12 13 14 Jml Jwb Benar No.Urut No Subyek 1 32 2 1 3 4 5 Skor 8 9 10 11 12 13 14 NOVI FEBRIANTI 39 - 1 1 - 1 1 1 ADI SAPUTRO 37 - 1 1 1 - 1 1 10 DHANI AHMAD P... 37 1 - - - - - - 4 ALVINA RAHMAN... 35 1 - 1 1 - 1 1 37 SANDRA KHOFIFAH 35 1 1 1 - 1 - 1 6 34 PHARAMESWARA ... 34 - - - 1 - 1 1 7 38 SILVANTI FITR... 33 1 - - 1 1 1 - 8 2 AHMAD FEBHIAN 32 1 - 1 1 1 - - 9 18 FERDINAN SYAH 32 1 - 1 1 1 1 1 10 12 DINDA KHAERUN... 31 1 1 - 1 1 1 1 16 ESTI FEBRIASTUTI 31 11 Kode/Nama Subyek Jml Jwb Benar - 1 1 1 1 1 1 7 5 7 8 7 8 8 15 16 17 18 19 20 21 Skor 15 16 17 18 19 20 21 NOVI FEBRIANTI 39 1 1 1 1 1 - - ADI SAPUTRO 37 - 1 1 1 1 1 - 10 DHANI AHMAD P... 37 - 1 1 1 1 - 1 4 ALVINA RAHMAN... 35 1 1 - - 1 1 1 37 SANDRA KHOFIFAH 35 - 1 - 1 1 1 1 6 34 PHARAMESWARA ... 34 - 1 1 1 - 1 - 7 38 SILVANTI FITR... 33 1 1 1 1 1 - - 8 2 AHMAD FEBHIAN 32 1 1 - - 1 - 1 9 18 FERDINAN SYAH 32 - 1 1 - - 1 1 10 12 DINDA KHAERUN... 31 - 1 1 1 1 - - 16 ESTI FEBRIASTUTI 31 No.Urut No Subyek 1 32 2 1 3 4 5 11 Kode/Nama Subyek Jml Jwb Benar - 1 1 1 1 - 1 4 11 8 8 9 5 6 22 23 24 25 26 27 28 Skor 22 23 24 25 26 27 28 NOVI FEBRIANTI 39 - 1 - 1 1 1 1 ADI SAPUTRO 37 - - 1 - 1 - - 10 DHANI AHMAD P... 37 1 1 1 - - 1 1 4 ALVINA RAHMAN... 35 - - 1 - 1 - 1 37 SANDRA KHOFIFAH 35 - 1 - - - 1 1 6 34 PHARAMESWARA ... 34 1 1 1 - 1 - - 7 38 SILVANTI FITR... 33 - - 1 - 1 - 1 8 2 AHMAD FEBHIAN 32 1 - 1 - - 1 - 9 18 FERDINAN SYAH 32 1 - - - - - 1 10 12 DINDA KHAERUN... 31 - 1 - - - - 1 No.Urut No Subyek 1 32 2 1 3 4 5 Kode/Nama Subyek 11 16 ESTI FEBRIASTUTI 31 - - - 1 1 1 - 4 5 6 2 6 5 7 29 30 31 32 33 34 35 Skor 29 30 31 32 33 34 35 NOVI FEBRIANTI 39 - 1 1 1 1 1 1 Jml Jwb Benar No.Urut No Subyek 1 32 Kode/Nama Subyek 2 1 ADI SAPUTRO 37 1 - 1 1 - - - 3 10 DHANI AHMAD P... 37 1 1 1 1 1 1 1 4 4 ALVINA RAHMAN... 35 1 1 1 1 1 - 1 5 37 SANDRA KHOFIFAH 35 1 1 - 1 1 1 1 6 34 PHARAMESWARA ... 34 1 1 1 - - 1 - 7 38 SILVANTI FITR... 33 1 - 1 - - 1 - 8 2 AHMAD FEBHIAN 32 1 1 - 1 1 1 1 9 18 FERDINAN SYAH 32 1 - - 1 - 1 1 10 12 DINDA KHAERUN... 31 - 1 - 1 1 - 1 11 16 ESTI FEBRIASTUTI 31 1 1 1 1 1 1 1 9 8 7 9 7 8 8 36 37 38 39 40 41 42 Skor 36 37 38 39 40 41 42 NOVI FEBRIANTI 39 1 - - - 1 1 1 Jml Jwb Benar No.Urut No Subyek 1 32 Kode/Nama Subyek 2 1 ADI SAPUTRO 37 - - - - 1 1 1 3 10 DHANI AHMAD P... 37 1 1 - - 1 1 1 4 4 ALVINA RAHMAN... 35 - 1 1 - 1 - 1 5 37 SANDRA KHOFIFAH 35 1 - - - - - 1 6 34 PHARAMESWARA ... 34 1 1 1 1 - 1 1 7 38 SILVANTI FITR... 33 - - 1 1 1 1 1 8 2 AHMAD FEBHIAN 32 - 1 - - 1 1 1 9 18 FERDINAN SYAH 32 1 - 1 1 1 - 1 10 12 DINDA KHAERUN... 31 1 - - - - 1 1 11 16 ESTI FEBRIASTUTI 31 1 - - - 1 - - 7 4 4 3 8 7 10 43 44 45 46 47 48 49 Skor 43 44 45 46 47 48 49 NOVI FEBRIANTI 39 1 - 1 1 1 1 - Jml Jwb Benar No.Urut No Subyek 1 32 Kode/Nama Subyek 2 1 ADI SAPUTRO 37 1 - 1 1 1 - 1 3 10 DHANI AHMAD P... 37 - - 1 1 1 - - 4 4 ALVINA RAHMAN... 35 1 - 1 - 1 1 - 5 37 SANDRA KHOFIFAH 35 1 - 1 1 1 1 - 6 34 PHARAMESWARA ... 34 - - - 1 - - 1 7 38 SILVANTI FITR... 33 - - 1 1 1 - 1 8 2 AHMAD FEBHIAN 32 - - 1 - 1 1 - 9 18 FERDINAN SYAH 32 - - 1 - 1 1 1 10 12 DINDA KHAERUN... 31 1 1 - - 1 - - 11 16 ESTI FEBRIASTUTI 31 1 - 1 - 1 1 - 6 1 9 6 10 6 4 50 51 52 53 54 55 56 Skor 50 51 52 53 54 55 56 NOVI FEBRIANTI 39 1 1 - 1 - 1 1 ADI SAPUTRO 37 1 - - 1 1 1 1 Jml Jwb Benar No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek 1 32 2 1 3 10 DHANI AHMAD P... 37 1 1 1 1 - 1 - 4 4 ALVINA RAHMAN... 35 - - - 1 - - - 5 37 SANDRA KHOFIFAH 35 - - - 1 1 1 - 6 34 PHARAMESWARA ... 34 1 1 1 1 - - - 7 38 SILVANTI FITR... 33 1 1 1 1 - 1 1 8 2 AHMAD FEBHIAN 32 - - - 1 1 - - 9 18 FERDINAN SYAH 32 - - 1 - - 1 1 10 12 DINDA KHAERUN... 31 1 - - 1 1 1 - 11 16 ESTI FEBRIASTUTI 31 - - 1 - - - - 6 4 5 9 4 7 4 57 58 59 60 Skor 57 58 59 60 NOVI FEBRIANTI 39 1 1 - 1 ADI SAPUTRO 37 1 1 - 1 Jml Jwb Benar No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek 1 32 2 1 3 10 DHANI AHMAD P... 37 1 1 - 1 4 4 ALVINA RAHMAN... 35 1 - - - 5 37 SANDRA KHOFIFAH 35 1 - 1 - 6 34 PHARAMESWARA ... 34 1 - - 1 7 38 SILVANTI FITR... 33 - 1 - - 8 2 AHMAD FEBHIAN 32 1 - - 1 9 18 FERDINAN SYAH 32 - 1 - - 10 12 DINDA KHAERUN... 31 1 - - - 11 16 ESTI FEBRIASTUTI 31 1 - - - 9 5 1 5 Jml Jwb Benar Kelompok Asor Nama berkas: G:\ \SKRIPS~1\LAMPIR~1\DATAAN~1.ANA 1 2 3 4 5 6 7 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 1 7 ANNISA NURUL ... 23 - - - - 1 1 - 2 15 ERRICK WINALDA 22 1 1 - - - - - 3 35 PIPIT NOVIANI 22 - - 1 - - - - 4 21 INSAN KAMIL N... 21 1 - 1 1 - - - 5 11 DINDA AZZAHRA... 19 - 1 1 1 - - - 6 14 ERIK KUSNANDAR 19 - - - 1 - - - 7 17 FEPBRI HANDOKO 19 - 1 - 1 - - - 8 19 HENDRI WIDIANTO 18 1 1 - 1 - - - 9 26 LILIS CINDY F... 18 1 1 - - - - - 10 33 NURAINI WULAN... 15 - 1 - - - - - 39 YESSYNTA ARFA... 13 11 Jml Jwb Benar 1 - - 1 - - - 5 6 3 6 1 1 0 8 9 10 11 12 13 14 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14 1 7 ANNISA NURUL ... 23 1 1 - 1 - - 1 2 15 ERRICK WINALDA 22 - - - - - 1 1 3 35 PIPIT NOVIANI 22 - - 1 - - - - 4 21 INSAN KAMIL N... 21 - - 1 1 - - - 5 11 DINDA AZZAHRA... 19 - - 1 1 1 1 1 6 14 ERIK KUSNANDAR 19 - 1 - 1 - - - 7 17 FEPBRI HANDOKO 19 1 - - - - - - 8 19 HENDRI WIDIANTO 18 - 1 1 1 - - - 9 26 LILIS CINDY F... 18 - - - 1 - - - 10 33 NURAINI WULAN... 15 - - 1 1 1 - - 39 YESSYNTA ARFA... 13 11 Jml Jwb Benar - - - - - - 1 2 3 5 7 2 2 4 15 16 17 18 19 20 21 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21 1 7 ANNISA NURUL ... 23 1 1 - - - 1 1 2 15 ERRICK WINALDA 22 - 1 - - - 1 - 3 35 PIPIT NOVIANI 22 1 1 1 - 1 - 1 4 21 INSAN KAMIL N... 21 1 1 1 1 1 - - 5 11 DINDA AZZAHRA... 19 - 1 - - - 1 - 6 14 ERIK KUSNANDAR 19 - 1 1 - 1 - - 7 17 FEPBRI HANDOKO 19 1 1 - 1 - - - 8 19 HENDRI WIDIANTO 18 - 1 - 1 - - - 9 26 LILIS CINDY F... 18 1 1 - 1 - - 1 10 33 NURAINI WULAN... 15 1 1 - 1 - - 1 11 39 YESSYNTA ARFA... 13 - 1 - - - 1 1 6 11 3 5 3 4 5 22 23 24 25 26 27 28 Jml Jwb Benar No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28 1 7 ANNISA NURUL ... 23 1 1 - - - - - 2 15 ERRICK WINALDA 22 1 - 1 - - - 1 3 35 PIPIT NOVIANI 22 - - - 1 1 1 1 4 21 INSAN KAMIL N... 21 1 - 1 1 - - - 5 11 DINDA AZZAHRA... 19 - - - - 1 1 - 6 14 ERIK KUSNANDAR 19 1 - - - 1 - - 7 17 FEPBRI HANDOKO 19 - - 1 - - - - 8 19 HENDRI WIDIANTO 18 1 - 1 - - - - 9 26 LILIS CINDY F... 18 - - - 1 - 1 - 10 33 NURAINI WULAN... 15 - - - - - - - 11 39 YESSYNTA ARFA... 13 - - - - - 1 - 5 1 4 3 3 4 2 29 30 31 32 33 34 35 Jml Jwb Benar No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35 1 7 ANNISA NURUL ... 23 - - - - - - - 2 15 ERRICK WINALDA 22 1 1 - 1 - - - 3 35 PIPIT NOVIANI 22 - - - 1 1 - - 4 21 INSAN KAMIL N... 21 1 - 1 - - 1 - 5 11 DINDA AZZAHRA... 19 - - - - - - - 6 14 ERIK KUSNANDAR 19 - - 1 1 1 - - 7 17 FEPBRI HANDOKO 19 - - - - - - - 8 19 HENDRI WIDIANTO 18 - 1 - 1 - - - 9 26 LILIS CINDY F... 18 - - 1 1 - - - 10 33 NURAINI WULAN... 15 - - - 1 - - - 11 39 YESSYNTA ARFA... 13 - - - 1 1 - 1 2 2 3 7 3 1 1 36 37 38 39 40 41 42 Jml Jwb Benar No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 41 42 1 7 ANNISA NURUL ... 23 - - 1 - 1 1 - 2 15 ERRICK WINALDA 22 - 1 - - 1 1 - 3 35 PIPIT NOVIANI 22 1 - - 1 1 - - 4 21 INSAN KAMIL N... 21 - - - - - - - 5 11 DINDA AZZAHRA... 19 - - - 1 - - - 6 14 ERIK KUSNANDAR 19 - - - - - - 1 7 17 FEPBRI HANDOKO 19 - 1 - 1 - 1 1 8 19 HENDRI WIDIANTO 18 - - - - - 1 - 9 26 LILIS CINDY F... 18 1 - - - - 1 1 10 33 NURAINI WULAN... 15 - - - - - - 1 11 39 YESSYNTA ARFA... 13 - - - - 1 1 - 2 2 1 3 4 6 4 43 44 45 46 47 48 49 44 45 46 47 48 49 Jml Jwb Benar No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 43 1 7 ANNISA NURUL ... 23 1 - 1 - 1 - - 2 15 ERRICK WINALDA 22 - 1 - 1 - - - 3 35 PIPIT NOVIANI 22 1 - 1 1 1 - - 4 21 INSAN KAMIL N... 21 - - 1 - - - - 5 11 DINDA AZZAHRA... 19 1 - - - - 1 1 6 14 ERIK KUSNANDAR 19 1 - - - 1 - 1 7 17 FEPBRI HANDOKO 19 - - - 1 - - - 8 19 HENDRI WIDIANTO 18 - 1 - - - - - 9 26 LILIS CINDY F... 18 1 - - - - - - 10 33 NURAINI WULAN... 15 - 1 - - - - 1 11 39 YESSYNTA ARFA... 13 - - - - - 1 - 5 3 3 3 3 2 3 50 51 52 53 54 55 56 56 Jml Jwb Benar No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 50 51 52 53 54 55 1 7 ANNISA NURUL ... 23 1 - - - - - 1 2 15 ERRICK WINALDA 22 1 - - - 1 1 1 3 35 PIPIT NOVIANI 22 - - - - 1 1 - 4 21 INSAN KAMIL N... 21 1 - - - - 1 - 5 11 DINDA AZZAHRA... 19 - - 1 - - - 1 6 14 ERIK KUSNANDAR 19 - 1 1 1 - - - 7 17 FEPBRI HANDOKO 19 - 1 - 1 1 1 1 8 19 HENDRI WIDIANTO 18 1 - - 1 1 - - 9 26 LILIS CINDY F... 18 - - - - 1 - 1 10 33 NURAINI WULAN... 15 - - - - 1 - 1 11 39 YESSYNTA ARFA... 13 - - - - - - - 4 2 2 3 6 4 6 Jml Jwb Benar 57 58 59 60 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 57 58 59 60 1 7 ANNISA NURUL ... 23 1 1 - 1 2 15 ERRICK WINALDA 22 - 1 - - 3 35 PIPIT NOVIANI 22 - - - - 4 21 INSAN KAMIL N... 21 1 1 - - 5 11 DINDA AZZAHRA... 19 - - 1 - 6 14 ERIK KUSNANDAR 19 - - 1 - 7 17 FEPBRI HANDOKO 19 - 1 1 - 8 19 HENDRI WIDIANTO 18 1 - - - 9 26 LILIS CINDY F... 18 - - 1 - 10 33 NURAINI WULAN... 15 - 1 - - 11 39 YESSYNTA ARFA... 13 - - - - 3 5 4 1 Jml Jwb Benar DAYA PEMBEDA ============ Jumlah Subyek= 40 Klp atas/bawah(n)= 11 Butir Soal= 60 Nama berkas: G:\ \SKRIPS~1\LAMPIR~1\DATAAN~1.ANA No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%) 1 1 9 5 4 36.36 2 2 4 6 -2 -18.18 3 3 4 3 1 9.09 4 4 6 6 0 0.00 5 5 6 1 5 45.45 6 6 6 1 5 45.45 7 7 5 0 5 45.45 8 8 7 2 5 45.45 9 9 5 3 2 18.18 10 10 7 5 2 18.18 11 11 8 7 1 9.09 12 12 7 2 5 45.45 13 13 8 2 6 54.55 14 14 8 4 4 36.36 15 15 4 6 -2 -18.18 16 16 11 11 0 0.00 17 17 8 3 5 45.45 18 18 8 5 3 27.27 19 19 9 3 6 54.55 20 20 5 4 1 9.09 21 21 6 5 1 9.09 22 22 4 5 -1 -9.09 23 23 5 1 4 36.36 24 24 6 4 2 18.18 25 25 2 3 -1 -9.09 26 26 6 3 3 27.27 27 27 5 4 1 9.09 28 28 7 2 5 45.45 29 29 9 2 7 63.64 30 30 8 2 6 54.55 31 31 7 3 4 36.36 32 32 9 7 2 18.18 33 33 7 3 4 36.36 34 34 8 1 7 63.64 35 35 8 1 7 63.64 36 36 7 2 5 45.45 37 37 4 2 2 18.18 38 38 4 1 3 27.27 39 39 3 3 0 0.00 40 40 8 4 4 36.36 41 41 7 6 1 9.09 42 42 10 4 6 54.55 43 43 6 5 1 9.09 44 44 1 3 -2 -18.18 45 45 9 3 6 54.55 46 46 6 3 3 27.27 47 47 10 3 7 63.64 48 48 6 2 4 36.36 49 49 4 3 1 9.09 50 50 6 4 2 18.18 51 51 4 2 2 18.18 52 52 5 2 3 27.27 53 53 9 3 6 54.55 54 54 4 6 -2 -18.18 55 55 7 4 3 27.27 56 56 4 6 -2 -18.18 57 57 9 3 6 54.55 58 58 5 5 0 0.00 59 59 1 4 -3 -27.27 60 60 5 1 4 36.36 TINGKAT KESUKARAN ================= Jumlah Subyek= 40 Butir Soal= 60 Nama berkas: G:\ \SKRIPS~1\LAMPIR~1\DATAAN~1.ANA No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) 1 1 24 60.00 Tafsiran Sedang 2 2 17 42.50 Sedang 3 3 12 30.00 Sukar 4 4 21 52.50 Sedang 5 5 9 22.50 Sukar 6 6 9 22.50 Sukar 7 7 11 27.50 Sukar 8 8 16 40.00 Sedang 9 9 15 37.50 Sedang 10 10 19 47.50 Sedang 11 11 24 60.00 Sedang 12 12 26 65.00 Sedang 13 13 18 45.00 Sedang 14 14 24 60.00 Sedang 15 15 16 40.00 Sedang 16 16 39 97.50 Sangat Mudah 17 17 20 50.00 Sedang 18 18 23 57.50 Sedang 19 19 18 45.00 Sedang 20 20 16 40.00 Sedang 21 21 18 45.00 Sedang 22 22 16 40.00 Sedang 23 23 9 22.50 Sukar 24 24 15 37.50 Sedang 25 25 14 35.00 Sedang 26 26 16 40.00 Sedang 27 27 16 40.00 Sedang 28 28 14 35.00 Sedang 29 29 18 45.00 Sedang 30 30 19 47.50 Sedang 31 31 18 45.00 Sedang 32 32 27 67.50 Sedang 33 33 17 42.50 Sedang 34 34 18 45.00 Sedang 35 35 18 45.00 Sedang 36 36 16 40.00 Sedang 37 37 14 35.00 Sedang 38 38 8 20.00 Sukar 39 39 16 40.00 Sedang 40 40 24 60.00 Sedang 41 41 23 57.50 Sedang 42 42 21 52.50 Sedang 43 43 18 45.00 Sedang 44 44 10 25.00 Sukar 45 45 18 45.00 Sedang 46 46 21 52.50 Sedang 47 47 24 60.00 Sedang 48 48 19 47.50 Sedang 49 49 17 42.50 Sedang 50 50 18 45.00 Sedang 51 51 13 32.50 Sedang 52 52 18 45.00 Sedang 53 53 17 42.50 Sedang 54 54 21 52.50 Sedang 55 55 21 52.50 Sedang 56 56 18 45.00 Sedang 57 57 20 50.00 Sedang 58 58 20 50.00 Sedang 59 59 15 37.50 Sedang 60 60 11 27.50 Sukar KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL ================================= Jumlah Subyek= 40 Butir Soal= 60 Nama berkas: G:\ \SKRIPS~1\LAMPIR~1\DATAAN~1.ANA No Butir Baru No Butir Asli Korelasi 1 1 0.175 Signifikansi - 2 2 -0.181 - 3 3 0.200 - 4 4 0.218 - 5 5 0.172 - 6 6 0.418 Sangat Signifikan 7 7 0.024 - 8 8 0.336 Sangat Signifikan 9 9 0.158 - 10 10 0.235 - 11 11 0.008 - 12 12 0.135 - 13 13 0.380 Sangat Signifikan 14 14 0.380 Sangat Signifikan 15 15 -0.105 - 16 16 -0.033 - 17 17 0.518 Sangat Signifikan 18 18 0.245 - 19 19 0.586 Sangat Signifikan 20 20 0.175 - 21 21 0.038 - 22 22 0.014 - 23 23 0.265 Signifikan 24 24 0.201 - 25 25 0.132 - 26 26 0.268 Signifikan 27 27 0.064 - 28 28 0.384 Sangat Signifikan 29 29 0.440 Sangat Signifikan 30 30 0.376 Sangat Signifikan 31 31 0.384 Sangat Signifikan 32 32 0.190 - 33 33 0.217 - 34 34 0.443 Sangat Signifikan 35 35 0.284 Signifikan 36 36 0.361 Sangat Signifikan 37 37 0.045 - 38 38 -0.125 - 39 39 -0.054 - 40 40 0.196 - 41 41 -0.084 - 42 42 0.330 Sangat Signifikan 43 43 0.217 - 44 44 0.184 - 45 45 0.509 Sangat Signifikan 46 46 0.289 Signifikan 47 47 0.529 Sangat Signifikan 48 48 0.067 - 49 49 0.057 - 50 50 0.267 Signifikan 51 51 0.132 - 52 52 0.200 - 53 53 0.336 Sangat Signifikan 54 54 0.212 - 55 55 0.185 - 56 56 -0.027 - 57 57 0.461 Sangat Signifikan 58 58 0.104 - 59 59 -0.168 - 60 60 0.423 Sangat Signifikan Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut: df (N-2) P=0,05 P=0,01 10 0,576 0,708 15 0,482 20 25 P=0,05 P=0,01 60 0,250 0,325 0,606 70 0,233 0,302 0,423 0,549 80 0,217 0,283 0,381 0,496 90 0,205 0,267 30 0,349 0,449 100 0,195 0,254 40 0,304 0,393 125 0,174 0,228 50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208 Bila koefisien = 0,000 df (N-2) berarti tidak dapat dihitung. KUALITAS PENGECOH ================= Jumlah Subyek= 40 Butir Soal= 60 Nama berkas: G:\ \SKRIPS~1\LAMPIR~1\DATAAN~1.ANA No Butir Baru No Butir Asli a b c 1 1 24** 6+ 4++ 2 2 17** 2- 3+ 3 3 7++ 14-- 5+ 4 4 1-- 9-- 5++ 5 5 8++ 18--- 6 6 10+ 4+ 7 7 2- 18--- 8 8 14--- 1-- d e * 6+ 0-- 0 5++ 13--- 0 12** 2- 0 21** 4++ 0 4+ 9** 1-- 0 9** 17--- 0-- 0 11** 6++ 3- 0 16** 2- 7++ 0 9 9 10- 10- 15** 1-- 4+ 0 10 10 2- 8- 19** 7+ 4++ 0 11 11 5++ 1-- 24** 4++ 6+ 0 12 12 9--- 26** 3++ 2+ 0-- 0 13 13 4+ 0-- 18** 5++ 13--- 0 14 14 1-- 8-- 4++ 24** 3+ 0 15 15 16** 5++ 9+ 0-- 10- 0 16 16 39** 1--- 0-- 0-- 0-- 0 17 17 20** 7+ 8- 5++ 0-- 0 18 18 1-- 5++ 23** 5++ 6+ 0 19 19 18** 6++ 14--- 1-- 1-- 0 20 20 2- 7++ 11-- 16** 4+ 0 21 21 2- 18** 6++ 0-- 14--- 0 22 22 3- 18--- 16** 3- 0-- 0 23 23 3- 17--- 11+ 9** 0-- 0 24 24 11-- 15** 8+ 2- 4+ 0 25 25 14** 7++ 8++ 11- 0-- 0 26 26 3- 16** 4+ 2- 15--- 0 27 27 11-- 2- 6++ 16** 5++ 0 28 28 18--- 1-- 14** 3- 4+ 0 29 29 2- 3+ 18** 5++ 12--- 0 30 30 19** 8- 1-- 10-- 2- 0 31 31 6++ 6++ 6++ 18** 4+ 0 32 32 1- 27** 8--- 3++ 1- 0 33 33 17** 1-- 2- 14--- 6++ 0 34 34 4+ 8+ 4+ 18** 6++ 0 35 35 18** 5++ 1-- 14--- 2- 0 36 36 12-- 7++ 16** 4+ 1-- 0 37 37 14** 7++ 8++ 6++ 5++ 0 38 38 8++ 14- 8** 10++ 0-- 0 39 39 13--- 16** 4+ 2- 5++ 0 40 40 4++ 9--- 24** 3+ 0-- 0 41 41 3+ 23** 0-- 13--- 1-- 0 42 42 0-- 21** 8- 5++ 6+ 0 43 43 6++ 5++ 18** 8+ 3+ 0 44 44 10** 12- 3- 8++ 7++ 0 45 45 10-- 18** 7+ 4+ 1-- 0 46 46 1-- 4++ 9-- 21** 5++ 0 47 47 3+ 12--- 24** 0-- 1-- 0 48 48 19** 3+ 5++ 8- 5++ 0 49 49 1-- 4+ 12--- 17** 6++ 0 50 50 1-- 18** 4+ 14--- 3+ 0 51 51 2- 17--- 13** 5+ 3- 0 52 52 18** 5++ 11-- 6++ 0-- 0 53 53 9- 17** 8+ 2- 4+ 0 54 54 5++ 21** 7+ 4++ 3+ 0 55 55 2- 10--- 5++ 2- 21** 0 56 56 6++ 5++ 18** 11-- 0-- 0 57 57 4++ 8- 20** 7+ 1-- 0 58 58 7+ 20** 8- 3+ 2- 0 59 59 4+ 8+ 12-- 1-- 15** 0 60 60 7++ 3- 5+ 14-- 11** 0 Keterangan: ** : Kunci Jawaban ++ : Sangat Baik + : Baik - : Kurang Baik -- : Buruk ---: Sangat Buruk REKAP ANALISIS BUTIR ===================== Rata2= 26.78 Simpang Baku= 6.23 KorelasiXY= 0.45 Reliabilitas Tes= 0.62 Butir Soal= 60 Jumlah Subyek= 40 Nama berkas: G:\ \SKRIPS~1\LAMPIR~1\DATAAN~1.ANA Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) 1 1 36.36 T. Kesukaran Sedang 0.261 2 2 -18.18 Sedang -0.182 - 3 3 9.09 0.095 - Sukar Sedang Korelasi -0.010 Sign. Korelasi Signifikan 4 4 0.00 5 5 45.45 Sukar 0.399 Sangat Signifikan - 6 6 45.45 Sukar 0.390 Sangat Signifikan 7 7 45.45 Sukar 0.414 Sangat Signifikan 8 8 45.45 Sedang 0.320 Signifikan 9 9 18.18 Sedang 0.171 - 10 10 18.18 Sedang 0.173 - 11 11 9.09 Sedang -0.038 - 12 12 45.45 Sedang 0.280 Signifikan 13 13 54.55 Sedang 0.352 Sangat Signifikan 14 14 36.36 Sedang 0.327 Sangat Signifikan 15 15 -18.18 Sedang -0.128 - 16 16 0.00 Sangat Mudah -0.084 - 17 17 45.45 Sedang 0.394 Sangat Signifikan 18 18 27.27 Sedang 0.182 - 19 19 54.55 Sedang 0.482 Sangat Signifikan 20 20 9.09 Sedang 0.071 - 21 21 9.09 Sedang -0.040 - 22 22 -9.09 Sedang 0.022 - 23 23 36.36 Sukar 0.370 Sangat Signifikan 24 24 18.18 Sedang 0.188 - 25 25 -9.09 Sedang 0.044 - 26 26 27.27 Sedang 0.270 Signifikan 27 27 9.09 Sedang 0.005 - 28 28 45.45 Sedang 0.410 Sangat Signifikan 29 29 63.64 Sedang 0.532 Sangat Signifikan 30 30 54.55 Sedang 0.442 Sangat Signifikan 31 31 36.36 Sedang 0.327 Sangat Signifikan 32 32 18.18 Sedang 0.157 - 33 33 36.36 Sedang 0.245 - 34 34 63.64 Sedang 0.433 Sangat Signifikan 35 35 63.64 Sedang 0.344 Sangat Signifikan 36 36 45.45 Sedang 0.345 Sangat Signifikan 37 37 18.18 Sedang 0.172 - 38 38 27.27 Sukar 0.262 Signifikan 39 39 0.00 Sedang 0.013 - 40 40 36.36 Sedang 0.261 Signifikan 41 41 9.09 Sedang 0.018 - 42 42 54.55 Sedang 0.332 Sangat Signifikan 43 43 9.09 Sedang 44 44 -18.18 45 45 54.55 Sedang 0.474 Sangat Signifikan 46 46 27.27 Sedang 0.380 Sangat Signifikan 47 47 63.64 Sedang 0.568 Sangat Signifikan 48 48 36.36 Sedang 0.189 - 49 49 9.09 Sedang 0.023 - 50 50 18.18 Sedang 0.286 Signifikan Sukar 0.156 - -0.148 - 51 51 18.18 Sedang 0.251 Signifikan 52 52 27.27 Sedang 0.180 - 53 53 54.55 Sedang 0.393 Sangat Signifikan 54 54 -18.18 Sedang -0.141 - 55 55 27.27 Sedang 0.315 56 56 -18.18 Sedang -0.049 57 57 54.55 Sedang 0.411 58 58 0.00 Sedang 0.102 - 59 59 -27.27 Sedang -0.140 - 60 60 36.36 Sukar 0.441 Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Lampiran 7 INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS I A. Tujuan dan Petunjuk 1. Tes ini bertujuan ilmiah, tidak ada maksud lain yakni diberikan untuk mengumpulkan data-data dalam rangka menyelesaikan studi kesarjanaan (S1) di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Jurusan IPS Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Masalah sosial pertama kali muncul karena adanya pandangan yang bersifat normatif, yakni pandangan yang ….. a. Menginginkan kehidupan sejahtera lahir dan batin b. Menghendaki adanya interaksi aktif di antara warga c. Ingin menegakkan organisasi sosial dan politik yang sempurna d. Ingin meneggakan norma-norma untuk kehidupan kolektif e. Menginginkan kehidupan yang damai 2. Faktor dari luar yang memungkinkan terjadinya kejahatan adalah ….. a. Terjadinya dorongan interaksi sosial b. Aparat pemerintah yang korup c. Meningkatnya mobilitas sosial d. Adanya kesenjangan sosial e. Adanya peraturan dan norma 3. Dalam kehidupam masyarakat terdapat norma-norma sosial yang berfungsi ….. a. Menetapkan tujuan hdup b. Mengetahui tujuan hidup c. Mencapai kehidupan yang modern d. Mengatur pergaulan hidup e. Membentuk masyarakat homogen 4. Sosialisasi yang tidak sempurna akan mengakibatkan ….. a. Ketidaksanggupan individu menyerap norma b. Ketidaksanggupan individu melakukan interaksi sosial c. Munculnya ketegangan antar individu dalam kelompok d. Terjadinya proses penyesuaian diri dengan lingkungan sosialnya e. Keterlibatan individu terhadap interaksi sosial 5. Seorang remaja bergaul dengan remaja lain yang suka merokok akhirnya ikut-ikutan menjadi perokok. Keadaan ini menunjukkan bahwa penyimpangan sosial terjadi akaibat ….. a. Sosialisasi tidak sempurna b. Perkembangan ilmu pengetahuan c. Sosialisasi sub kebudayaan menyimpang d. Perubahan sosial yang lambat e. Perubahan sosial yang cepat 6. Agen sosialisasi yang berkewajiban mengajar dan mendidik secara formal adalah ….. a. Keluarga b. Sekolah c. Media massa d. Masyarakat e. Teman 7. Perilaku berikut ini yang digolongkan sebagai penyimpangan negatif adalah ….. a. Seorang ibu bekerja sebagai buruh bangunan b. Pekerja yang bekerja siang dan malam c. Sekelompok orang yang melakukan perampokan d. Seorang ibu bekerja sebagai supir taxi e. Anak-anak meminum-minuman keras 8. Penyimpangan positif adalah penyimpangan yang terarah pada ….. a. Tindakan yang dilakukan berdasarkan kesungguhan dan kesenangan b. Nilai-nilai yang ideal, meski cara yang dilakukan seolah-olah tampak menyimpang dan norma berlaku c. Bertindak kearah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan akibatnya selalu buruk d. Mengatur adanya tata cara demokrasi yang dinyatakan dalam sistem pemerintahan e. Bertindak kearah nilai-nilai sosial yang dipandang baik 9. Individu yang melalakukan penyimpangan perilaku cenderung membentuk komunitas sendiri alasannya adalah ….. a. Perasaan tersisih dari lingkungan pergaulan normal b. Kebutuhan akan rasa tenang dan tentram c. Rasa takut mengahadapi kegagalan hidup d. Adanya perasaan putus asa e. Adanya rasa minder terhadap diri sendiri 10. Contoh penyimpangan sosial dalam bentuk gaya hidup adalah ….. a. Arogansi b. Manipulasi c. Modernis d. Emansipasi e. Fluktuasi 11. Dari aspek kesusilaan, penyalahgunaan narkotika sangat mambahayakan. Hal ini karena beberapa hal, kecuali…. a. Jiwa pelajar yang labil b. Kesalah pahaman c. Jiwa yang emosional d. Tidak menganut agama e. Jaringan syaraf tergangu 12. Perkelahian pelajar termasuk bentuk perilaku menyimpang sebab ….. a. Membunag-buang waktu b. Bertentangan dengan norma c. Merugikan masyarakat d. Dilarang oleh aparat keamanan e. Merugikan sekolah dan orang tua 13. Berikut yang menunjukkan penyimpangan dalam bentuk gaya hidup lain dari biasanya adalah …. a. Hidup bersama di luar nikah b. Penjudi professional c. Penodongan d. Homoseksual e. Pencopet 14. Berikut ini menunjukkan salah satu bentuk penyimpangan sosial yang tergolong dalam tindakan kejahatan atau kriminal adalah …. a. Homoseksual b. Lesbianism c. Aborsi d. Alkoholisme e. Narkoba 15. Penyimpangan sosial menurut sifatnya terdiri daripenyimpangan sosial….. a. Negatif dan positif b. Preventif dan kuratif c. Primer dan skunder d. Individual dan kelompok e. Individu dan individu JAWABAN INSTRUMEN SOAL SIKLUS I 1. A 2. D 3. C 4. C 5. C 6. B 7. C 8. D 9. A 10. A 11. D 12. B 13. C 14. C 15. A Lampiran 8 INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS II A. Tujuan dan Petunjuk 1. Tes ini bertujuan ilmiah, tidak ada maksud lain yakni diberikan untuk mengumpulkan data-data dalam rangka menyelesaikan studi kesarjanaan (S1) di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Jurusan IPS Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Berikut yang menunjukkan penyimpangan dalam bentuk gaya hidup lain dari biasanya adalah …. a. Hidup bersama diluar nikah b. Penjudi profesional c. Penodongan d. Homoseksual e. Perampok 2. Salah satu contoh penyimpangan dalam bentuk konsumsi yang berlebihan adalah ….. a. Melakukan perzinahan b. Ancaman disertai perampasan c. Pembunuhan berantai d. Kecanduan narkotika e. Mabuk-mabukan 3. Perilaku menyimpang yang dilakukan beberapa individu yang menjadi awal terbentuknya a. Komunitas baru b. Pola perilaku khas c. Norma baru d. Percampuran kebudayaan e. Norma-norma baru 4. Di lingkungan masyarakat yang sebagian besar warganya suka berjudi, maka perjudian dianggap bukan merupakan bentuk penyimpangan. Hal ini merupakan contoh kehidupan …. a. Tidak sempurna b. Minoritas c. Subkebudayaan menyimpang d. Dominan e. Sempurna 5. Dengan alasan demi solidaritas kelompok, seorang anak ikt-ikutan membolos sekolah. Penyimpangan sosial ini disebabkan oleh faktor …. a. Kebutuhan kelompok b. Disorganisasi kelompok c. Pemenuhan tujuan kelompok sosial d. Teman bermain e. Teman sejawat 6. Di sekolah siswa diajarkan untuk sopan santun dan disiplin, sementara di rumah orang tua tidak memerhatikan masalah sopan santun maupun kedisiplinan. Kondisi ini menunjukkan bentuk …. a. Proses pembelajaran yang salah arah b. Proses sosialisasi tidak sempurna c. Suasana keluarga yang tidak mendukung d. Sosialaisasi nilai subkebudayann menyimpang e. Nilai sosialisasi yang baik 7. Perhatikan pernyataan berikut ….. Sikap mental yang tidak sehat Menerapkan sanksi yang tegas Dorongan kebutuhan ekonomi Memiliki kepribadian yang teguh Pengaruh lingkungan dan media massa Berdasarkan pernyataan diatas, faktor-faktor penyebab perilaku menyimpang adalah ….. a. 1, 2, 5 c. 2, 4, 5 b. 1, 3, 5 d. 3, 4, 5 e. 1, 2, 3 8. Berikut adalah sifat-sifat yang dapat dijadikan sebgai alat pencegahan perilaku penyimpangan sosial, kecuali ….. a. Kedisiplinan b. Ketaatan beribadah c. Bertanggung jawab d. Diktator e. Psikomotor 9. Kegiatan prositusi dapat mendorong berkembangnya bisnis prostitusi karena ….. a. Dapat mengembangkan perilaku mereka agar lebih terorganisir b. Menciptakan peluang untuk mencari teman demi tujuan tertentu c. Prostitusi dapat dijadikan sebagai mata pencaharian bagi orang yang tidak bermoral d. Dapat memicu peningkatan kemiskinana dalam masyarakt e. Dapat meningkatkan kemiskinan dalam keluarga 10. Untuk memulihkan dan mengembalikan peran dari para pelaku penyimpangan sosial dilakukan dengan tindakan ….. a. Preventif b. Kuratif c. Rehabilitasi d. Pengendalian e. Penyimpangan 11. Berikut faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan sosial, kecuali ….. a. Terdesak oleh kebutuhan ekonomi b. Keluarga yang berantakan c. Proses belajar yang terencana d. Sikap mental yang tidak kuat e. Sikap mental yang kuat 12. Perjudian dapat menimbulkan kemiskinan, hali ini antara lain disebabkan …. a. Lupa untuk bekerja b. Sering kalah dalam berjudi c. Penjudi umumnya orang miskin d. Perjudian selalu disertati miras e. Miras minuman yang berbahaya 13. Perilaku menyimpang dapat terjadi karena kondisi keluarga yang tidak harmonis. Hal ini merupakan bentuk penyimpangan sosial yang disebabkan oleh …. a. Sosialisasi tidak sempurna b. Sosialisasi subkebudayaan menyimpang c. Pergaulan yang salah d. Rendahnya kesadaran diri e. Rendahnya kesadaran orang tua 14. Di sekolah siswa diajarkan untuk sopan santun dan disiplin, sementara di rumah orang tua tidak memerhatikan masalah sopan santun maupun kedisiplinan. Kondisi ini menunjukkan bentuk …. a. Proses pembelajaran yang salah arah b. Proses sosialisasi tidak sempurna c. Suasana keluarga yang tidak mendukung d. Sosialisasi nilai subkebudayaan menyimpang e. Sosialisasi antar agama 15. Penyimpangan sosial yang terjadi dalam keluarga adalah ….. a. Tawuran antar sekolah b. Korupsi c. Berjudi d. Memakan uang anak yatim e. Mengkonsumsi narkoba dan meminum-minuman keras JAWABAN INSTRUMEN SOAL SIKLUS I 1. D 2. D 3. A 4. C 5. C 6. C 7. B 8. D 9. C 10. B 11. C 12. B 13. E 14. C 15. E Lampiran 9 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP PGRI 1 Ciputat Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Semester : VIII-4/ 1 (Satu) Standar Kompetensi : Memahami masalah penyimpangan sosial Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi berbagai penyakit sosial (miras, judi, narkoba, HIV/AIDS, PSK, dan sebagainya) sebagai akibat penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat Indikator : 1. Menjelaskan pengertian penyakit sosial 2. Menguraikan macam-macam penyakit sosial 3. Menganalisis hubungan penyakit sosial dengan penyimpangan sosial dalam keluarga 4. Menganalisis hubungan penyakit sosial dengan penyimpangan sosial dalam masyarakat Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Pertemuan ke- : 1 (Satu) A. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa dapat 1. Menjelaskan pengertian penyakit sosial 2. Menguraikan macam-macam penyakit sosial 3. Menganalisis hubungan penyakit sosial dengan penyimpangan sosial dalam keluarga 4. Menganalisis hubungan penyakit sosial dengan penyimpangan sosial dalam masyarakat B. Karakter yang diharapkan 1. Disiplin 2. Kerja keras 3. Kreatif 4. Tanggung jawab C. Materi Pembelajaran 1. Pengertian penyakit sosial 2. Macam-macam penyakit sosial 3. Hubungan penyakit sosial dengan penyimpangan sosial dalam keluarga 4. Hubungan penyakit sosial dengan penyimpangan sosial dalam masyarakat D. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran yang digunakan dalam bab ini adalah sebagai berikut: 1. Ceramah bervariasi 2. Tanya jawab 3. Physical Self-assessment E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran NO 1 Kegiatan Pembelajaran Waktu Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan membaca doa Guru mengabsen siswa Melaksanakan Pre-test Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Apersepsi: Sebutkan macam-macam penyakit sosial! Motivasi : Siswa diminta menjelaskan pengertian penyakit sosial. 20 Menit 2 KEGIATAN INTI a. Eksplorasi Guru menyampaikan materi yang diajarkan 15 Menit Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain. Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya. b. Elaborasi Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tulisan Mefasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. Adapun langkah-langkah dalam strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment yaitu sebagai berikut: 1. Perintahkan siswa untuk berdiri di bagian belakang ruangan, dengan menempatkan meja dan kursi di satu sisi ruangan. 2. Buatlah skala penilaian angka dari satu hingga lima di depan kelas dengan menggunakan papan tulis atau dengan menempelkan angka pada dinding. 3. Jelaskan bahwa anda akan membacakan sejumlah pernyataan. Setelah mendengarkan penyataan-pernyataan itu, siswa harus berdiri di depan angka penilaian yang paling cocok dengan sikap. Tempelkan angka-angka tersebut pada tempat yang terpisah di dalam kelas. Jelaskan bahwa arti angka 1 sampai 5 itu adalah sebagai berikut: 20 Menit 1 = sangat tidak setuju 2 = tidak setuju 3 = tidak yakin/tahu 4 = setuju 5 = sangat setuju 4. Sewaktu pernyataan dibacakan, siswa harus bergerak ke bagian ruang kelas yang paling cocok dengan pengetahuan atau posisi mereka. Setelah terbentuk sejumlah barisan di depan berbagai posisi, perintahkan kepada siswa untuk saling menjelaskan alasan mereka posisi itu. 5. Setelah mendengarkan pendapat siswa lain perintahkan sembarang siswa yang ingin mengubah posisi mereka pada skala itu untuk melakukannya. 6. Lanjutkan membaca pernyataan atau fakta individual dan meminta siswa itu bergerak ke angka yang paling cocok dengan opini atau pengetahuan mereka. 7. Selanjutnya, bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Beri mereka salinan tertulis dari pernyataan-pernyataan itu dan perintahkan mereka untuk mendiskusikannya. 8. Sekarang perintahkan siswa untuk secara pribadi mencocokkan kembali pendapat mereka terhadap tiap butir. Perintahkan mereka untuk menunjuk satu angka pada tiap pernyataan yang mencerminkan tingkat kesetujuan atau tidaksetujuan mereka. Variasi : a. Dalam kelas yang jumlah siswanya lebih besar, perintahkan siswa untuk terlebih dahulu memilih sebuah jawaban terhadap penyataan-pernyataan itu dan kemudian bergerak kebagianbagian ruangan yang telah dinomori. b. Mulailah dengan diskusi kelompok kecil dan kemudian lakukan penilaian individual (pribadi). c. Konfirmasi Siswa diminta kembali menjelaskan pengertian penyakit sosial dan 10 Menit hubungan penyakit sosial dengan penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat. Guru memberikan tanggapan atau feed back positive (umpan balik yang positif) dan penguatan terhadap argumentasi siswa agar lebih tepat pada sasaran pembahasan materi Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber yang relevan. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan. 3 Kegiatan Penutup Bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman/kesimpulan pelajaran Guru mengakhiri pelajaran dan mengumpulkan hasil diskusi kelompok. Dan mengingatkan siswa untuk menyiapkan materi selanjutnya. Guru bersama siswa menutup pembelajaran dengan membaca do’a dan Alhamdulillah. 25 Menit Lampiran 10 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP PGRI 1 Ciputat Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Semester : VIII-4/ 1 (Satu) Standar Kompetensi : Memahami masalah penyimpangan sosial Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi berbagai penyakit sosial (miras, judi, narkoba, HIV/AIDS, PSK, dan sebagainya) sebagai akibat penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat Indikator : 1. Menjelaskan pengertian penyakit sosial 2. Menguraikan macam-macam penyakit sosial 3. Menganalisis hubungan penyakit sosial dengan penyimpangan sosial dalam keluarga 4. Menganalisis hubungan penyakit sosial dengan penyimpangan sosial dalam masyarakat Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Pertemuan ke- : 2 (Dua) A. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa dapat 1. Menjelaskan pengertian penyakit sosial 2. Menguraikan macam-macam penyakit sosial 3. Menganalisis hubungan penyakit sosial dengan penyimpangan sosial dalam keluarga 4. Menganalisis hubungan penyakit sosial dengan penyimpangan sosial dalam masyarakat B. Karakter yang diharapkan 1. Disiplin 2. Kerja keras 3. Kreatif 4. Tanggung jawab C. Materi Pembelajaran 1. Pengertian penyakit sosial 2. Macam-macam penyakit sosial 3. Hubungan penyakit sosial dengan penyimpangan sosial dalam keluarga 4. Hubungan penyakit sosial dengan penyimpangan sosial dalam masyarakat D. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran yang digunakan dalam bab ini adalah sebagai berikut: 1. Ceramah bervariasi 2. Tanya jawab 3. Physical Self-assessment E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran NO 1 Kegiatan Pembelajaran Waktu Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan membaca doa Guru mengabsen siswa Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Apersepsi: Sebutkan macam-macam penyakit sosial! Motivasi: Siswa diminta menjelaskan macam-macam penyakit sosial. 5 Menit 2 KEGIATAN INTI a. Eksplorasi Guru menyampaikan materi yang diajarkan 15 Menit Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain. Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya. b. Elaborasi Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan 35 Menit masalah Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tulisan Mefasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. Adapun langkah-langkah dalam strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment yaitu sebagai berikut: 1. Perintahkan siswa untuk berdiri di bagian belakang ruangan, dengan menempatkan meja dan kursi di satu sisi ruangan. 2. Buatlah skala penilaian angka dari satu hingga lima di depan kelas dengan menggunakan papan tulis atau dengan menempelkan angka pada dinding. 3. Jelaskan bahwa anda akan membacakan sejumlah pernyataan. Setelah mendengarkan penyataan-pernyataan itu, siswa harus berdiri di depan angka penilaian yang paling cocok dengan sikap. Tempelkan angka-angka tersebut pada tempat yang terpisah di dalam kelas. Jelaskan bahwa arti angka 1 sampai 5 itu adalah sebagai berikut: 1 = sangat tidak setuju 2 = tidak setuju 3 = tidak yakin/tahu 4 = setuju 5 = sangat setuju 4. Sewaktu pernyataan dibacakan, siswa harus bergerak ke bagian ruang kelas yang paling cocok dengan pengetahuan atau posisi mereka. Setelah terbentuk sejumlah barisan di depan berbagai posisi, perintahkan kepada siswa untuk saling menjelaskan alasan mereka posisi itu. 5. Setelah mendengarkan pendapat siswa lain perintahkan sembarang siswa yang ingin mengubah posisi mereka pada skala itu untuk melakukannya. 6. Lanjutkan membaca pernyataan atau fakta individual dan meminta siswa itu bergerak ke angka yang paling cocok dengan opini atau pengetahuan mereka. 7. Selanjutnya, bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Beri mereka salinan tertulis dari pernyataan-pernyataan itu dan perintahkan mereka untuk mendiskusikannya. 8. Sekarang perintahkan siswa untuk secara pribadi mencocokkan kembali pendapat mereka terhadap tiap butir. Perintahkan mereka untuk menunjuk satu angka pada tiap pernyataan yang mencerminkan tingkat kesetujuan atau tidaksetujuan mereka. Variasi : a. Dalam kelas yang jumlah siswanya lebih besar, perintahkan siswa untuk terlebih dahulu memilih sebuah jawaban terhadap penyataan-pernyataan itu dan kemudian bergerak kebagianbagian ruangan yang telah dinomori. b. Mulailah dengan diskusi kelompok kecil dan kemudian lakukan penilaian individual (pribadi). c. Konfirmasi Siswa diminta kembali menjelaskan pengertian penyakit sosial dan hubungan penyakit sosial dengan penyimpangan sosial dalam 10 Menit keluarga dan masyarakat. Guru memberikan tanggapan atau feed back positive (umpan balik yang positif) dan penguatan terhadap argumentasi siswa agar lebih tepat pada sasaran pembahasan materi Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber yang relevan. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan. 3 Kegiatan Penutup Bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman/kesimpulan pelajaran Guru mengakhiri pelajaran dan mengumpulkan hasil diskusi kelompok. Dan mengingatkan siswa untuk menyiapkan materi selanjutnya. Guru bersama siswa menutup pembelajaran dengan membaca do’a dan Alhamdulillah. 25 Menit Lampiran 11 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP PGRI 1 Ciputat Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Semester : VIII-4/ 1 (Satu) Standar Kompetensi : Memahami masalah penyimpangan sosial Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi berbagai penyakit sosial (miras, judi, narkoba, HIV/AIDS, PSK, dan sebagainya) sebagai akibat penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat Indikator : 1. Menjelaskan pengertian penyakit sosial 2. Menguraikan macam-macam penyakit sosial 3. Menganalisis hubungan penyakit sosial dengan penyimpangan sosial dalam keluarga 4. Menganalisis hubungan penyakit sosial dengan penyimpangan sosial dalam masyarakat Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Pertemuan ke- : 3 (Tiga) A. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa dapat 1. Menjelaskan pengertian penyakit sosial 2. Menguraikan macam-macam penyakit sosial 3. Menganalisis hubungan penyakit sosial dengan penyimpangan sosial dalam keluarga 4. Menganalisis hubungan penyakit sosial dengan penyimpangan sosial dalam masyarakat B. Karakter yang diharapkan 1. Disiplin 2. Kerja keras 3. Kreatif 4. Tanggung jawab C. Materi Pembelajaran 1. Pengertian penyakit sosial 2. Macam-macam penyakit sosial 3. Hubungan penyakit sosial dengan penyimpangan sosial dalam keluarga 4. Hubungan penyakit sosial dengan penyimpangan sosial dalam masyarakat D. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran yang digunakan dalam bab ini adalah sebagai berikut: 1. Ceramah bervariasi 2. Tanya jawab 3. Physical Self-assessment E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran NO 1 Kegiatan Pembelajaran Waktu Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan membaca doa Guru mengabsen siswa Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Apersepsi: Sebutkan macam-macam penyakit sosial! Motivasi : Siswa diminta menjelaskan hubungan penyakit sosial dengan penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat. 5 Menit 2 KEGIATAN INTI a. Eksplorasi Guru menyampaikan materi yang diajarkan 15 Menit Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain. Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya. b. Elaborasi Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan 30 Menit masalah Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tulisan Mefasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. Adapun langkah-langkah dalam strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment yaitu sebagai berikut: 1. Perintahkan siswa untuk berdiri di bagian belakang ruangan, dengan menempatkan meja dan kursi di satu sisi ruangan. 2. Buatlah skala penilaian angka dari satu hingga lima di depan kelas dengan menggunakan papan tulis atau dengan menempelkan angka pada dinding. 3. Jelaskan bahwa anda akan membacakan sejumlah pernyataan. Setelah mendengarkan penyataan-pernyataan itu, siswa harus berdiri di depan angka penilaian yang paling cocok dengan sikap. Tempelkan angka-angka tersebut pada tempat yang terpisah di dalam kelas. Jelaskan bahwa arti angka 1 sampai 5 itu adalah sebagai berikut: 1 = sangat tidak setuju 2 = tidak setuju 3 = tidak yakin/tahu 4 = setuju 5 = sangat setuju 4. Sewaktu pernyataan dibacakan, siswa harus bergerak ke bagian ruang kelas yang paling cocok dengan pengetahuan atau posisi mereka. Setelah terbentuk sejumlah barisan di depan berbagai posisi, perintahkan kepada siswa untuk saling menjelaskan alasan mereka posisi itu. 5. Setelah mendengarkan pendapat siswa lain perintahkan sembarang siswa yang ingin mengubah posisi mereka pada skala itu untuk melakukannya. 6. Lanjutkan membaca pernyataan atau fakta individual dan meminta siswa itu bergerak ke angka yang paling cocok dengan opini atau pengetahuan mereka. 7. Selanjutnya, bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Beri mereka salinan tertulis dari pernyataan-pernyataan itu dan perintahkan mereka untuk mendiskusikannya. 8. Sekarang perintahkan siswa untuk secara pribadi mencocokkan kembali pendapat mereka terhadap tiap butir. Perintahkan mereka untuk menunjuk satu angka pada tiap pernyataan yang mencerminkan tingkat kesetujuan atau tidaksetujuan mereka. Variasi : a. Dalam kelas yang jumlah siswanya lebih besar, perintahkan siswa untuk terlebih dahulu memilih sebuah jawaban terhadap penyataan-pernyataan itu dan kemudian bergerak kebagianbagian ruangan yang telah dinomori. b. Mulailah dengan diskusi kelompok kecil dan kemudian lakukan penilaian individual (pribadi) c. Konfirmasi Siswa diminta kembali menjelaskan pengertian penyakit sosial dan hubungan penyakit sosial dengan penyimpangan sosial dalam 10 Menit keluarga dan masyarakat. Guru memberikan tanggapan atau feed back positive (umpan balik yang positif) dan penguatan terhadap argumentasi siswa agar lebih tepat pada sasaran pembahasan materi Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber yang relevan. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan. 3 Kegiatan Penutup Bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman/kesimpulan pelajaran Guru memberikan post test Guru mengakhiri pelajaran dan mengumpulkan hasil diskusi kelompok. Dan mengingatkan siswa untuk menyiapkan materi selanjutnya. Guru bersama siswa menutup pembelajaran dengan membaca do’a dan Alhamdulillah. 30 Menit Lampiran 12 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP PGRI 1 Ciputat Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Semester : VIII-4/ 1 (Satu) Standar Kompetensi : Memahami masalah penyimpangan sosial Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi berbagai usaha pencegahan penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat Indikator : 1. Menjelaskan pengertian penyimpangan sosial 2. Menguraikan sifat-sifat penyimpangan sosial 3. Menguraikan bentuk-bentuk penyimpangan sosial 4. Menganalisis penyebab terjadinya penyimpangan sosial 5. Menganalisis upaya-upaya pencegahan penyimpangan sosial Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Pertemuan ke- : 4 (Empat) A. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa dapat 1. Menjelaskan pengertian penyimpangan sosial 2. Menguraikan sifat-sifat penyimpangan sosial 3. Menguraikan bentuk-bentuk penyimpangan sosial 4. Menganalisis penyebab terjadinya penyimpangan sosial 5. Menganalisis upaya-upaya pencegahan penyimpangan sosial B. Karakter yang diharapkan 1. Disiplin 2. Kerja keras 3. Kreatif 4. Tanggung jawab C. Materi Pembelajaran 1. Pengertian penyimpangan sosial 2. Sifat-sifat penyimpangan sosial 3. Bentuk-bentuk penyimpangan sosial 4. Penyebab terjadinya penyimpangan sosial 5. Upaya-upaya pencegahan penyimpangan sosial D. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran yang digunakan dalam bab ini adalah sebagai berikut: 1. Ceramah bervariasi 2. Tanya jawab 3. Physical Self-assessment E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran NO 1 Kegiatan Pembelajaran Waktu Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan membaca doa Guru mengabsen siswa Melaksanakan Pre-test Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Apersepsi: Sebutkan pengertian penyimpangan sosial! Motivasi - Siswa diminta menjelaskan pengertian penyimpangan sosial. 20 Menit - Siswa diberikan motivasi dan dorongan pada siswa agar lebih aktif dalam proses pembelajaran - Diberikan apresiasi dengan memberikan reward (penghargaan) kepada siswa yang paling tepat memberikan pendapat mengenai pernyataan-pernyataan yang diberikan guru. 2 KEGIATAN INTI a. Eksplorasi Guru menyampaikan materi yang diajarkan 15 Menit Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain. Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya. b. Elaborasi Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan 20 Menit masalah Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tulisan Mefasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. Adapun langkah-langkah dalam strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment yaitu sebagai berikut: 1. Perintahkan siswa untuk berdiri di bagian belakang ruangan, dengan menempatkan meja dan kursi di satu sisi ruangan. 2. Buatlah skala penilaian angka dari satu hingga lima di depan kelas dengan menggunakan papan tulis atau dengan menempelkan angka pada dinding. 3. Jelaskan bahwa anda akan membacakan sejumlah pernyataan. Setelah mendengarkan penyataan-pernyataan itu, siswa harus berdiri di depan angka penilaian yang paling cocok dengan sikap. Tempelkan angka-angka tersebut pada tempat yang terpisah di dalam kelas. Jelaskan bahwa arti angka 1 sampai 5 itu adalah sebagai berikut: 1 = sangat tidak setuju 2 = tidak setuju 3 = tidak yakin/tahu 4 = setuju 5 = sangat setuju 4. Sewaktu pernyataan dibacakan, siswa harus bergerak ke bagian ruang kelas yang paling cocok dengan pengetahuan atau posisi mereka. Setelah terbentuk sejumlah barisan di depan berbagai posisi, perintahkan kepada siswa untuk saling menjelaskan alasan mereka posisi itu. 5. Setelah mendengarkan pendapat siswa lain perintahkan sembarang siswa yang ingin mengubah posisi mereka pada skala itu untuk melakukannya. 6. Lanjutkan membaca pernyataan atau fakta individual dan meminta siswa itu bergerak ke angka yang paling cocok dengan opini atau pengetahuan mereka. 7. Selanjutnya, bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Beri mereka salinan tertulis dari pernyataan-pernyataan itu dan perintahkan mereka untuk mendiskusikannya. 8. Sekarang perintahkan siswa untuk secara pribadi mencocokkan kembali pendapat mereka terhadap tiap butir. Perintahkan mereka untuk menunjuk satu angka pada tiap pernyataan yang mencerminkan tingkat kesetujuan atau tidaksetujuan mereka. Variasi : a. Dalam kelas yang jumlah siswanya lebih besar, perintahkan siswa untuk terlebih dahulu memilih sebuah jawaban terhadap penyataan-pernyataan itu dan kemudian bergerak kebagianbagian ruangan yang telah dinomori. b. Mulailah dengan diskusi kelompok kecil dan kemudian lakukan penilaian individual (pribadi). 10 Menit c. Konfirmasi Siswa diminta kembali menjelaskan pengertian penyimpangan sosial, sifat-sifat penyimpangan sosial, bentuk-bentuk penyimpangan sosial, penyebab terjadinya penyimpangan sosial, dan upaya-upaya penyimpangan sosial. Guru memberikan tanggapan atau feed back positive (umpan balik yang positif) dan penguatan terhadap argumentasi siswa agar lebih tepat pada sasaran pembahasan materi Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber yang relevan. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan. 3 Kegiatan Penutup Bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman/kesimpulan pelajaran Guru mengakhiri pelajaran dan mengumpulkan hasil diskusi kelompok. Dan mengingatkan siswa untuk menyiapkan materi selanjutnya. Guru bersama siswa menutup pembelajaran dengan membaca do’a dan Alhamdulillah. 25 Menit Lampiran 13 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP PGRI 1 Ciputat Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Semester : VIII-4/ 1 (Satu) Standar Kompetensi : Memahami masalah penyimpangan sosial Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi berbagai usaha pencegahan penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat Indikator : 1. Menjelaskan pengertian penyimpangan sosial 2. Menguraikan sifat-sifat penyimpangan sosial 3. Menguraikan bentuk-bentuk penyimpangan sosial 4. Menganalisis penyebab terjadinya penyimpangan sosial 5. Menganalisis upaya-upaya pencegahan penyimpangan sosial Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Pertemuan ke- : 2 (Dua) A. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa dapat 1. Menjelaskan pengertian penyimpangan sosial 2. Menguraikan sifat-sifat penyimpangan sosial 3. Menguraikan bentuk-bentuk penyimpangan sosial 4. Menganalisis penyebab terjadinya penyimpangan sosial 5. Menganalisis upaya-upaya pencegahan penyimpangan sosial B. Karakter yang diharapkan 1. Disiplin 2. Kerja keras 3. Kreatif 4. Tanggung jawab C. Materi Pembelajaran 1. Pengertian penyimpangan sosial 2. Sifat-sifat penyimpangan sosial 3. Bentuk-bentuk penyimpangan sosial 4. Penyebab terjadinya penyimpangan sosial 5. Upaya-upaya pencegahan penyimpangan sosial D. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran yang digunakan dalam bab ini adalah sebagai berikut: 1. Ceramah bervariasi 2. Tanya jawab 3. Physical Self-assessment E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran NO 1 Kegiatan Pembelajaran Waktu Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan membaca doa Guru mengabsen siswa Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Apersepsi: Sebutkan sifat dan bentuk penyimpangan sosial! Motivasi - Siswa diminta menjelaskan pengertian penyimpangan sosial. - Siswa diberikan motivasi dan dorongan pada siswa agar lebih aktif dalam proses pembelajaran 5 Menit - Diberikan apresiasi dengan memberikan reward (penghargaan) kepada siswa yang paling tepat memberikan pendapat mengenai pernyataan-pernyataan yang diberikan guru. 2 KEGIATAN INTI a. Eksplorasi Guru menyampaikan materi yang diajarkan 15 Menit Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain. Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya. b. Elaborasi Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan 35 Menit masalah Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tulisan Mefasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. Adapun langkah-langkah dalam strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment yaitu sebagai berikut: 1. Perintahkan siswa untuk berdiri di bagian belakang ruangan, dengan menempatkan meja dan kursi di satu sisi ruangan. 2. Buatlah skala penilaian angka dari satu hingga lima di depan kelas dengan menggunakan papan tulis atau dengan menempelkan angka pada dinding. 3. Jelaskan bahwa anda akan membacakan sejumlah pernyataan. Setelah mendengarkan penyataan-pernyataan itu, siswa harus berdiri di depan angka penilaian yang paling cocok dengan sikap. Tempelkan angka-angka tersebut pada tempat yang terpisah di dalam kelas. Jelaskan bahwa arti angka 1 sampai 5 itu adalah sebagai berikut: 1 = sangat tidak setuju 2 = tidak setuju 3 = tidak yakin/tahu 4 = setuju 5 = sangat setuju 4. Sewaktu pernyataan dibacakan, siswa harus bergerak ke bagian ruang kelas yang paling cocok dengan pengetahuan atau posisi mereka. Setelah terbentuk sejumlah barisan di depan berbagai posisi, perintahkan kepada siswa untuk saling menjelaskan alasan mereka posisi itu. 5. Setelah mendengarkan pendapat siswa lain perintahkan sembarang siswa yang ingin mengubah posisi mereka pada skala itu untuk melakukannya. 6. Lanjutkan membaca pernyataan atau fakta individual dan meminta siswa itu bergerak ke angka yang paling cocok dengan opini atau pengetahuan mereka. 7. Selanjutnya, bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Beri mereka salinan tertulis dari pernyataan-pernyataan itu dan perintahkan mereka untuk mendiskusikannya. 8. Sekarang perintahkan siswa untuk secara pribadi mencocokkan kembali pendapat mereka terhadap tiap butir. Perintahkan mereka untuk menunjuk satu angka pada tiap pernyataan yang mencerminkan tingkat kesetujuan atau tidaksetujuan mereka. Variasi : a. Dalam kelas yang jumlah siswanya lebih besar, perintahkan siswa untuk terlebih dahulu memilih sebuah jawaban terhadap penyataan-pernyataan itu dan kemudian bergerak kebagianbagian ruangan yang telah dinomori. b. Mulailah dengan diskusi kelompok kecil dan kemudian lakukan penilaian individual (pribadi). c. Konfirmasi Siswa diminta kembali menjelaskan pengertian penyimpangan sosial, sifat-sifat penyimpangan sosial, bentuk-bentuk penyimpangan sosial, penyebab terjadinya penyimpangan sosial, 10 Menit dan upaya-upaya penyimpangan sosial. Guru memberikan tanggapan atau feed back positive (umpan balik yang positif) dan penguatan terhadap argumentasi siswa agar lebih tepat pada sasaran pembahasan materi Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber yang relevan. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan. 3 Kegiatan Penutup Bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman/kesimpulan pelajaran Guru mengakhiri pelajaran dan mengumpulkan hasil diskusi kelompok. Dan mengingatkan siswa untuk menyiapkan materi selanjutnya. Guru bersama siswa menutup pembelajaran dengan membaca do’a dan Alhamdulillah. 25 Menit Lampiran 14 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP PGRI 1 Ciputat Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Semester : VIII-4/ 1 (Satu) Standar Kompetensi : Memahami masalah penyimpangan sosial Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi berbagai usaha pencegahan penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat Indikator : 1. Menjelaskan pengertian penyimpangan sosial 2. Menguraikan sifat-sifat penyimpangan sosial 3. Menguraikan bentuk-bentuk penyimpangan sosial 4. Menganalisis penyebab terjadinya penyimpangan sosial 5. Menganalisis upaya-upaya pencegahan penyimpangan sosial Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Pertemuan ke- : 3 (Tiga) A. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa dapat 1. Menjelaskan pengertian penyimpangan sosial 2. Menguraikan sifat-sifat penyimpangan sosial 3. Menguraikan bentuk-bentuk penyimpangan sosial 4. Menganalisis penyebab terjadinya penyimpangan sosial 5. Menganalisis upaya-upaya pencegahan penyimpangan sosial B. Karakter yang diharapkan 1. Disiplin 2. Kerja keras 3. Kreatif 4. Tanggung jawab C. Materi Pembelajaran 1. Pengertian penyimpangan sosial 2. Sifat-sifat penyimpangan sosial 3. Bentuk-bentuk penyimpangan sosial 4. Penyebab terjadinya penyimpangan sosial 5. Upaya-upaya pencegahan penyimpangan sosial D. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran yang digunakan dalam bab ini adalah sebagai berikut: 1. Ceramah bervariasi 2. Tanya jawab 3. Physical Self-assessment E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran NO 1 Kegiatan Pembelajaran Waktu Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan membaca doa Guru mengabsen siswa Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Apersepsi: Sebutkan penyebab dan upaya penyimpangan sosial! Motivasi - Siswa diminta menjelaskan pengertian penyimpangan sosial. - Siswa diberikan motivasi dan dorongan pada siswa agar lebih aktif dalam proses pembelajaran 5 Menit - Diberikan apresiasi dengan memberikan reward (penghargaan) kepada siswa yang paling tepat memberikan pendapat mengenai pernyataan-pernyataan yang diberikan guru. 2 KEGIATAN INTI a. Eksplorasi Guru menyampaikan materi yang diajarkan 15 Menit Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain. Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya. b. Elaborasi Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tulisan Mefasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. Adapun langkah-langkah dalam strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment yaitu sebagai berikut: 1. Perintahkan siswa untuk berdiri di bagian belakang ruangan, dengan menempatkan meja dan kursi di satu sisi ruangan. 2. Buatlah skala penilaian angka dari satu hingga lima di depan kelas dengan menggunakan papan tulis atau dengan menempelkan angka pada dinding. 3. Jelaskan bahwa anda akan membacakan sejumlah pernyataan. Setelah mendengarkan penyataan-pernyataan itu, siswa harus berdiri di depan angka penilaian yang paling cocok dengan 30 Menit sikap. Tempelkan angka-angka tersebut pada tempat yang terpisah di dalam kelas. Jelaskan bahwa arti angka 1 sampai 5 itu adalah sebagai berikut: 1 = sangat tidak setuju 2 = tidak setuju 3 = tidak yakin/tahu 4 = setuju 5 = sangat setuju 4. Sewaktu pernyataan dibacakan, siswa harus bergerak ke bagian ruang kelas yang paling cocok dengan pengetahuan atau posisi mereka. Setelah terbentuk sejumlah barisan di depan berbagai posisi, perintahkan kepada siswa untuk saling menjelaskan alasan mereka posisi itu. 5. Setelah mendengarkan pendapat siswa lain perintahkan sembarang siswa yang ingin mengubah posisi mereka pada skala itu untuk melakukannya. 6. Lanjutkan membaca pernyataan atau fakta individual dan meminta siswa itu bergerak ke angka yang paling cocok dengan opini atau pengetahuan mereka. 7. Selanjutnya, bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Beri mereka salinan tertulis dari pernyataan-pernyataan itu dan perintahkan mereka untuk mendiskusikannya. 8. Sekarang perintahkan siswa untuk secara pribadi mencocokkan kembali pendapat mereka terhadap tiap butir. Perintahkan mereka untuk menunjuk satu angka pada tiap pernyataan yang mencerminkan tingkat kesetujuan atau tidaksetujuan mereka. Variasi : a. Dalam kelas yang jumlah siswanya lebih besar, perintahkan siswa untuk terlebih dahulu memilih sebuah jawaban terhadap penyataan-pernyataan itu dan kemudian bergerak kebagianbagian ruangan yang telah dinomori. b. Mulailah dengan diskusi kelompok kecil dan kemudian lakukan penilaian individual (pribadi). c. Konfirmasi Siswa diminta kembali menjelaskan pengertian penyimpangan sosial, sifat-sifat penyimpangan sosial, bentuk-bentuk 10 Menit penyimpangan sosial, penyebab terjadinya penyimpangan sosial, dan upaya-upaya penyimpangan sosial. Guru memberikan tanggapan atau feed back positive (umpan balik yang positif) dan penguatan terhadap argumentasi siswa agar lebih tepat pada sasaran pembahasan materi Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber yang relevan. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan. 3 Kegiatan Penutup Bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman/kesimpulan pelajaran Guru memberikan post test Guru mengakhiri pelajaran dan mengumpulkan hasil diskusi kelompok. Guru bersama siswa menutup pembelajaran dengan membaca do’a dan Alhamdulillah. 30 Menit Lampiran 15 Materi Bahan Ajar Siklus I a. Penyakit Sosial 1. Pengertian Penyakit Sosial Berbagai perilaku individu terkait erat suatu sama lainnya dalam setiap kelompok atau masyarakatnya. Masyarakat adalah suatu kelompok sosial yang terdiri atas kumpulan beberapa individu yang hodup bersama dan menjalin interaksi sosial dalam suatu daerah dalam jangka waktu yang relatif lama. Masyarakt dapat diibaratkan sebagai tubuh, dimana keadaan masing-masing organ berpengaruh terhadap kondisi kesehatan tubuh. Demikian halnya masyarakat, di mana perilaku individu yang merupakan bagian dari masyarakat menentukan bagaimana keadaan masyarakat secara keseluruhan. Seperti halnya dengan tubuh yang selalu menghadapi kemungkinan adanya berbagai jenis penyakit yang berpengaruh terhadap kesehatan, ditengah masyarakat juga terdapat berbagai jenis penyakit yang dapat merongrong kondisi keharmonisan dan keteraturan sosial. Hal-hal yang dapat mengakibatkan situasi lingkungan masyarakat yang tidak sehat disebut sebagai penyakit sosial. Penyakit sosial merupakan bentuk kebiasaan berperilaku sejumlah warga masyarakat yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berpengaruh terhadap kehidupan warga masyarakat. 2. Macam-macam Penyakit Sosial Penyakit sosial merupakan bentuk kebiasaan masyarakat yang berperilaku tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial, sehingga menghasilkan perilaku menyimpang. Minum-minuman keras Minuman keras atau sering disingkat miras adalah minuman yang mengandung alkohol. Minum-minuman beralkohol dalam jumlah banyak dapat menimbulkan mabuk bahkan tak sadarkan diri, karena alkohol berpengaruh terhadap kerja dan fungsi susunan saraf. Judi Judi merupakan kegiatan permainan yang bertujuan memperoleh uang tanpa bekerja dan hanya mengandalkan faktor spekulasi. Permainan judi selalu dilatarbelakangi oleh masalah ekonomi yang bertujuan memperoleh uang secara cepat tanpa bekerja melalui suatu permainan. Kebiasaan berjudi membuat orang menjadi malas dan tidak mau bekerja. Narkoba Istilah narkoba merupakan singkatan dari narkoba dan obat-obatan terlarang. Berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika, narkotika diartikan sebagai zat atau obat yang berasal dar tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Penyakit HIV/AIDS AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh akibat infeksi human immunodeficiency virus (HIV). Tubuh yang terserang AIDS akan rentan terhadap infeksi penyakit, sehingga mengakibatkan kematian. Saat ini, AIDS telah tersebar luas di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. PSK Pekerja sex komersial (PSK) merupakan salah satu bentuk penyakit sosial yang tertua di dunia. Kegiatan PSK yang disebut sebagai prositusi telah dikenal sejak zaman Romawi Kuno. Meskipun upaya pemberantasan terus-menerus ddilakukan, tetapi praktik prostitusi tetap saja marak di masyarakat, baik yang berlangsung secara terang-terangan maupun secara terselubung dengan berkedok dan membaur dalam kegiatan sosial lainnya. Kenakalan Remaja Kenakalan remaja merupakan bentuk aktivitas sekelompok remaja yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku. Sesuai dengan sifat remaja yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan emosi tanpa mempedulikan lingkungannya. 3. Hubungan penyakit sosial dengan penyimpangan sosial dalam keluarga Penyimpangan sosial dalam keluarga dapat terjadi sebagai akibat proses sosialisasi yang tidak sempurna dalam keluarga. Gagalnya proses sosialisasi tersebut disebabkana adanya pengaruh-pengaruh buruk dan media sosialisasi lain terhadap proses sosialisasi dalam keluarga. Salah satu media sosialisasi yang cukup banyak member pengaruh dalam pembentukan kepribadian seseorang dalam keluarga adalah teman bermain atau kelompok bermain. Contoh, seseorang menjadi terbiasa merokok apabila sebagian besar kawan bermainnya perokok. Penyimpangan sosial yang terjadi dalam keluarga umumnya dilakukan secara individual. Macam-macam penyimpangan dalam keluarga, antara lain penyalhgunaan narkoba, alkoholisme dan minuman keras (miras), hubungan seksual di luar nikah, penyimpangan seksual, dan perjudian. 4. Hubungan penyakit sosial dengan penyimpangan sosial dalam masyarakat Penyimpangan-penyimpangan sosial yang terjadi dalam keluarga sebenarnya termasuk ke dalam penyimpangan sosial dalam masyarakat. Sebab, keluarga merupakan bagian dari masyarakat. Hal yang membedakan, penyimpangan sosial dalam keluarga biasanya dilakukan secara individual, sedangkan penyimpangan sosial dalam masyarakat dapat dilakukansecara individual maupun kelompok. Adapun bentuk-bentuk penyimpangan sosial dalam masyarakat, antara lain perkelahian antar pelajar (tawuran), prositusi, kriminalitas, dan korupsi. Perkelahian Antarpelajar (Tawuran) Perkelahian antarpelajar yang lebih dikenal dengan tawuran merupakan bentuk perilaku penyimpangan sosial. Tawuran bukanlah perkelahian antar satu pelajar dengan satu pelajar lainnya. Umumnya, tawuran terjadi karena ulah beberapa orang pelajar yang kemudian meluas kepada banyak pelajar. Alasannya bisa berbeda-beda, misalnya karena berebut perempuan, penguasaan tempat nongkrong, buntut pertandingan olahraga, dan tersenggol badan Prostitusi dan Pekerja Seks Komersial (PSK) Prostitusi adalah pekerjaan yang berkaitan dengan penjualan jasa seksual untuk mendapatkan upah (uang). Seseorang yang menjual jasa seksual disebut pelacur, yang kini sering disebut dengan instilah Pekerja Seks Komersial (PSK). Para PSK biasanya berada dalam satu kelompok yang mendiami suatu kawasan tertentu. Prostitusi merupakan salah satu bentuk penyimpangan sosial, karena akibatnya dapat merusak diri perilaku dan citra masyarakat. Kono, prostitusi merupakan profesi tertua di dunia. Pada sepanjang zaman, prostitusi selalu ada dan berkembang di hampir semua masyrakat, terutama masyarkat permisif (bersifat terbuka, serba membolehkan, suka mengizinkan). Meskipun prostitusi dnilai sebagai pelanggara susila, tetap prostitusi cukup sulit diberantas. Bila pada suatu kawasan tertentu telah dinyatakan tertutup atau dlakukan razia, di lain waktu dan tempat prostitusi muncul kembali. Kriminalitas Seorang criminal adalah seseorang yang melakukan perbuatan yang melanggar hokum berupa tindakan kejahatan. Perbuatan criminal disebut kriminalitas atau tindakan kriminal. Orang-orang yang dianggap criminal, diantaranya seorang pencuri, pelaku pembunuhan, dan kawasan perampok. Pencurian, perampokan, dan pembunuhan merupakan bentuk penyimpangan sosial. Sebab tindakan kriminal amat merugikan pihak lain, terutama tindak criminal pembunuhan. Pembunuhan dalam masyarakat dianggap sebagai kejahatan berat dan tidak berperikemanusiaan. Perbuatan menghilangkan nyawa orang lain amat ditentang oleh norma agama, hokum, dan sosial. Korupsi Korupsi berasal dari bahasa Latin, corruption atau corrumpere yang berarti buruk, busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalikkan. Korupsi merupakan perilaku penyelewengan dari tugas tertentu yang sengaja dilakukan untuk memperoleh keuntungan, baik uang maupun harta kekayaan. Korupsi merupakan salah satu bentuk penyimpangan sosial dalam masyarakat. Korupsi dapat dilakukan sendiri maupun secara berkelompok. Korupsi menguntungkan pelakunya untuk sesaat. Akan tetapi, korupsi amat merugikan kehidupan, baik kepada Negara maupun masyarakat. Bentuk korupsi, antara lain penggelapan, penyogokan, pemutarbalikan fakta, dan penipuan. Korupsi bahkan dapat ikut memuluskan jalan bagi terciptanya kegiatan criminal, seperti prostitusi, penyelundupan, dan penjualan narkotika. Lampiran 16 Materi Bahan Ajar Siklus II a. Penyimpangan Sosial 1. Pengertian Penyimpangan Sosial Penyimpangan sosial adalah bentuk perbuatan yang mengabaikan nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Penyimpangan sosial merupakan tingkah laku yang melanggar, bertentangan atau menyimpang dari aturan-aturan hokum maupun harapan-harapan lingkungan sosial yang bersangkutan. Perilaku penyimpangan sosial terjadi gagalnya individu atau kelompok untuk mengidentifikasi diri agar perilakunya sesuai dengan tata nilai dan norma yang berlaku. Dengan kata lain, individu atau kelompok yang tidak menyesuaikan diri atau melanggar nilai atau norma yang berlaku dapat dianggap sebagai perilaku yang menyimpang. Beberapa ahli memberikan definisi yang berbeda-beda tentang pengertian perilaku menyimpang. Menurut Robert MZ Lawang penyimpangan merupakan tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari pihak berwenang untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang tersebut. Adapun Van der Zanden berpendapat bahwa penyimpangan merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi. 2. Sifat-sifat Penyimpangan Sosial Menurut sifatnya penyimpangan sosial dibedakan menjadi dua, yaitu penyimpangan positif dan penyimpangan negatif. a. Penyimpangan positif Penyimpangan positif adalah peyimpangan yang memiliki dampak positif terhadap kehidupan masyarakat maupun dirinya. Contoh wanita menekuni pekerjaan sebagi sopir taksi, petugas parker, pemain sepak bola, petinju, dan atelet angkat besi. b. Penyimpangan ngatif Penyimpangan negatif adalah penyimpangan yang cenderung merugikan pelaku dan masyarakat. Penyimpangan ini dipandang rendah, berakibat buruk, dan menentang nilai da norma-norma sosial sehingga ditolak masyarakat. Contoh: korupsi, pembunuhan, perampokan, pencurian dan perampokan. 3. Bentuk-bentuk Penyimpangan Sosial Penyimpangan sosial memiliki bentuk-bentuk sebagai berikut: a. Penyimpangan primer, yaitu bentuk penyimpangan sosial yang bersifat sementara, tidak berulang-ulang, dan masyarakat masih menolerir pelaku menyimpang. Contoh: seseorang yang menunda pembayran pajak, siswa menunda pembayaran uang sekolah, terlambat masuk kelas, dan mencontek saat ulangan. b. Penyimpangan sekunder, yaitu perbuatan yang dilakukan secara kahas memperlihatkan perilaku penyimpangan dan sering kali pelaku melakukan tindakan yang meresahkan orang lain. Contoh: perjudian, pembunuhan, dan perampokan. c. Penyimpangan individu, yaitu penyipangan yang dilakukan oleh seseorang dengan melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku. Contoh: pencurian yang dilakukan sendiri. d. Penyimpangan kelompok, yaitu penyimpangan yang dilakukan secara kolektif dengan cara melakukan kegiatan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku. Contoh: geng kejahatan atau mafia. 4. Penyebab Terjadinya Penyimpangan Sosial Terbentuknya perilaku menyimpang dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut: a. Sikap mental yang tidak sehat. Hal ini ditandai dengan sikap pelaku yang merasa tidak bersalah atau tidak menyesali perbuatannya. b. Keluarga yang broken home (berantakan) biasanya sering mencari kesenangan di luar rumah. Misalnya, minum-minuman keras, mengkonsumsi narkoba, dan kebut-kebutan. c. Pelampiasan rasa kecewa yang dialihkan pada hal yang negatif. Misalnya menjadi PSK. d. Merasa terdesak oleh kebutuhan ekonomi dengan melakukan jalan pintas. Misalnya, melakukan perampokan dan penjambretan. e. Dipengaruhi oleh teman dalam lingkungan sepermainan atau lingkungan kerja. f. Beberapa media massa menyuguhkan informasi yang tidak mengindahkan nilai dan norma. Misalnya, berita kejahatan seks diikuti penampilan gambar-gambar porno. g. Timbulnya keinginan untuk dipuji oleh pihak lain. Ia mencuri perhatian orang lain dengan berbuat di luar kebiasaan. Misalnya, cara berpakaian dan model rambut yang meniru kelompok punk. h. Proses belajar yang menyimpang. Misalnya, pencuri senior mengajari juniornya dengan berbagai teknik pencurian. 5. Upaya-upaya Pencegahan Penyimpangan Sosial Dampak penyimpangan sosial yang terjadi dalam keluarga dan masyarakat dapat merugikan berbagai pihak, terutama bagi para generasi muda. Adanya penyalahgunaan narkoba dan pergaulan seks bebas sebagai bentuk penyimpangan sosial setelah meningkatkan jumlah penderita HIV/AIDS. Masalah-masalah penyimpangan sosial yang muncul, khususnya kenakalan remaja menunjukkan kecenderungan meningkat secara kuantitatif. Bila hal ini dibiarkan, dekadensi (kemerosotan) moral dikalangan remaja makin meluas. Oleh sebab itu, berbagai upaya penanggulangan secara arif dan bijaksana perlu dijalankan. Berikut ini beberapa upaya pencegahan penyimpangan sosial secara preventif dan kuratif. a. Tindakan Preventif Prefentif bermakna mencegah, supaya tidak terjadi apa-apa. Tindakan preventif merupakan tindakan yang dilakukan sebelum terjadi pelanggaran, atau tindakan atisipasi untuk mencegah terjadinya sesuatu hal. Misalnya orang tua, member pesan kepada anaknya yang hendak berangkat ke sekolah agar tidak melakukan hal-hal yang merugikan orang lain. Tindakan preventif dalam mengantisipasi penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat dapat dilakukan melalui berbagai cara berikut: 1) Mendukung dan melaksanakan program wajib belajar yang dicanangkan pemerintah. 2) Penanaman nilai dan norma-norm, terutama norma agama dan norma hokum melalui keluarga, lembaga keagamaan, pendidikan dan media massa. 3) Membangun atau menyediakan bermacam sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan para remaja untuk mengalihkan hal-hal yang buruk (negatif). 4) Menjalin hubungan personal yang baik antar orang tua dan anak dalam keluarga, juga antarwarga dalam masyarakat. 5) Menciptakan suasana yang penuh keterbukaan dan kekeluargaan dan masyarakat. 6) Melaksanakan aturan dengan konsisten dalam berbagai lembaga yang ada. 7) Menyusun undang-undang khusu untuk kesejahteraan dan pelanggaran yang dilakukan anak dan remaja. 8) Mendirikan klinik bimbingan psikologis untuk membantu remaja dari kesulitan. b. Tindakan Kuratif Tindakan kuratif merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengatasi penyimpangan sosial terutama di kalangan remaja. Tindakan kuratif dapat dilakukan melalui cara-cara tertentu, antara lain sebagai berikut: 1) Menghilangkan semua penyebab timbulnya kejahatan remaja 2) Melakukan perubahan lingkungan dengan jalan mencarikan orang tua angkat/asuh dan memberikan fasilitas yang diperlukan bagi perkembangan jasmani dan rohani yang sehat bagi anak-anak remaja, 3) Memindahkan anak-anak nakal ke sekolah yang lebih baik atau ke tengah lingkungan sosial yang baik. 4) Memberikan latihan bagi para reamaja untuk hidup teratur, tertib, dan berdisiplin. 5) Memanfaatkan waktu senggang di pusat pelatihan, membiasakan diri bekerja, belajar, dan berekreasi secara sehat dengan disiplin tinggi. 6) Mengingatkan organisasi pemuda dengan program-program latihan keterampilan untuk dipersiapkan bagi pasaran kerja dan hidup di tengah masyarakat. 7) Memperbanyak lembaga latihan kerja dengan program kegiatan pembangunan. 8) Mendayagunakan klinik bimbingan untuk meringankan dan memecahkan pesoalan-persoalannya berkaitan dengan penyimpangan sosial, seperti gangguan kejiwaan. Lampiran 17 Daftar Nilai N-Gain Siklus I No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 NAMA Abetta Muhammad Afta Faaza Ahmad Taufik Andhika Bayu Setiawan Angga Rukmana Ayu Amiati Bella Aprilia Aryanti Calvin Bettranady Della Febrianti Despi Maizona Dewi Marlina Efendi Evi Novalia Faisal Sanjaya Ferdy Gunawan Firwan Setiawan Handi Indah Ayu Hapsari Indah Rosalia Jamilul Afkar Jefry Muhammad Aji Jocelin Qorina Khafif Fhatir Fahresa Mauliddiana Hasan Meta Rahendra M. Fahrul Aridho Muhammad Rizki M. Restu Wibowo Mutiara Hakiki Nico Ardiansyah Qori Ainnun Astuti Rahma Della Aprilia Raka Adzan Fadillah Siklus I Pretest 33 60 20 40 20 26 13 26 13 13 20 26 26 13 20 26 13 13 20 20 26 46 33 26 26 46 20 40 46 13 26 13 Postest 80 80 53 60 40 80 33 46 40 53 80 53 60 33 46 60 53 60 80 60 80 86 60 66 60 86 60 86 60 46 80 53 N-gain 0.701492537 0.5 0.4125 0.333333333 0.25 0.72972973 0.229885057 0.27027027 0.310344828 0.459770115 0.75 0.364864865 0.459459459 0.229885057 0.325 0.459459459 0.459770115 0.540229885 0.75 0.5 0.72972973 0.740740741 0.402985075 0.540540541 0.459459459 0.740740741 0.5 0.766666667 0.259259259 0.379310345 0.72972973 0.459770115 Keterangan Tinggi Sedang Sedang Sedang Rendah Tinggi Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Sedang 33 Rania Uhfti Nuraeni 34 Regi Ramadhan 35 Revy Julio 36 Reza 37 Rida Sasti 38 Sendy Mustika Sari 39 Tirdza Ayu Glaudia 40 Yuliani Fazria Jumlah Rata-rata Rendah Sedang Tinggi 20 20 33 40 13 40 13 20 1021 25.525 80 40 80 60 80 60 33 60 2466 61.65 17.5 52.5 30.00 0.75 0.25 0.701492537 0.333333333 0.770114943 0.333333333 0.229885057 0.5 19.61308632 0.490327158 Tinggi Rendah Tinggi Sedang Tinggi Sedang Rendah Sedang Lampiran 18 Daftar Nilai N-Gain Siklus II No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 NAMA Abetta Muhammad Afta Faaza Ahmad Taufik Andhika Bayu Setiawan Angga Rukmana Ayu Amiati Bella Aprilia Aryanti Calvin Bettranady Della Febrianti Despi Maizona Dewi Marlina Efendi Evi Novalia Faisal Sanjaya Ferdy Gunawan Firwan Setiawan Handi Indah Ayu Hapsari Indah Rosalia Jamilul Afkar Jefry Muhammad Aji Jocelin Qorina Khafif Fhatir Fahresa Mauliddiana Hasan Meta Rahendra M. Fahrul Aridho Muhammad Rizki M. Restu Wibowo Mutiara Hakiki Nico Ardiansyah Qori Ainnun Astuti Rahma Della Aprilia Raka Adzan Fadillah Siklus II Pretest 46 33 40 53 46 20 33 40 60 53 66 46 40 53 33 40 46 53 60 66 40 73 53 33 33 60 46 40 46 33 60 53 Postest 80 80 80 80 93 80 80 86 80 93 80 86 86 80 80 86 86 80 80 80 86 80 86 86 80 80 86 80 80 86 80 80 N-gain 0.62962963 0.701492537 0.666666667 0.574468085 0.87037037 0.75 0.701492537 0.766666667 0.5 0.85106383 0.411764706 0.740740741 0.766666667 0.574468085 0.701492537 0.766666667 0.740740741 0.574468085 0.5 0.411764706 0.766666667 0.259259259 0.70212766 0.791044776 0.701492537 0.5 0.740740741 0.666666667 0.62962963 0.791044776 0.5 0.574468085 Keterangan Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang 33 Rania Uhfti Nuraeni 34 Regi Ramadhan 35 Revy Julio 36 Reza 37 Rida Sasti 38 Sendy Mustika Sari 39 Tirdza Ayu Glaudia 40 Yuliani Fazria Jumlah Rata-rata Rendah Sedang Tinggi 40 40 46 53 33 46 53 40 1848 46.2 86 80 80 80 93 86 80 80 3311 82.775 2.5 47.5 50 0.766666667 0.666666667 0.62962963 0.574468085 0.895522388 0.740740741 0.574468085 0.666666667 26.33859298 0.658464825 Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Lampiran 19 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU SIKLUS I Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif Physical Self-assessment Nama Sekolah : SMP PGRI 1 Ciputat Mata Pelajaran : IPS Kelas : VIII-4 Materi : Penyimpangan Sosial Observer : Hari, Tanggal : Berilah tanda checklist (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda. No 1 2 3 4 5 Aspek yang diobservasi Mengkondisikan situasi pembelajaran dan kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran Guru menyampaikan penjelasan dan memberikan arahan mengenai strategi pembelajaran aktif Physical Selfassessment Apresepsi (Guru mempersiapkan kesiapan siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari). Guru membangkitkan semangat dan motivasi siswa Teknik menjelaskan Keterangan Ada Tidak √ √ Skala nilai siklus 1 5 4 3 2 1 √ √ √ √ % Kategori 60 Cukup 80 Sangat baik 60 Cukup √ √ 80 Sangat baik √ √ 80 Sangat baik 6 7 8 9 tentang materi penyimpangan sosial yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Guru menjelaskan teknik pengisian pretest dan memberikan soal pretest Siswa menggunakan strategi physical selfassessment kemudian siswa memilih angka 1 sampai 5 dengan pengetahuan siswa terhadap pernyataan yang diberikan oleh guru kemudian mengungkapkan pendapat mengapa memilih angka tersebut setelah siswa mengungkapkan boleh mengubah posisi sesuai dengan pengetahuan yang diketahui mengenai penyimpangan sosial, kemudian diberikan salinan tertulis dari pernyataan-pernyataan mengenai penyimpangan sosial dan mereka mendiskusikan pernyataan-pernyataan dengan cara berkelompok Pemusatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran Pemberian kesempatan kepada siswa untuk bertanya √ √ 80 Sangat baik √ √ 60 Cukup √ √ 60 Cukup √ √ 60 Cukup 10 11 dan mengungkapkan pendapat Mengamati kesulitan √ dan kemajuan belajar siswa Kemampuan √ memberikan evaluasi pembelajaran berupa tes objektif (postest) yang sesuai dengan indikator yang ingin dicapai Jumlah Persentase √ 80 Sangat baik √ 80 Sangat baik 70,9 Baik Lampiran 20 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU SIKLUS II Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif Physical Self-assessment Nama Sekolah : SMP PGRI 1 Ciputat Mata Pelajaran : IPS Kelas : VIII-4 Materi : Penyimpangan Sosial Observer : Hari, Tanggal : Berilah tanda checklist (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda. No 1 2 3 4 5 Aspek yang diobservasi Mengkondisikan situasi pembelajaran dan kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran Guru menyampaikan penjelasan dan memberikan arahan mengenai strategi pembelajaran aktif Physical Selfassessment Apresepsi (Guru mempersiapkan kesiapan siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari). Guru membangkitkan semangat dan motivasi siswa Teknik menjelaskan Keterangan Ada Tidak √ Skala nilai siklus 1 5 4 3 2 1 √ √ √ √ √ % Kategori 100 Sangat baik 80 Sangat baik 100 Sangat baik √ √ 80 Sangat baik √ √ 80 Sangat baik 6 7 8 9 tentang materi penyimpangan sosial yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Guru menjelaskan teknik pengisian pretest dan memberikan soal pretest Siswa menggunakan strategi physical selfassessment kemudian siswa memilih angka 1 sampai 5 dengan pengetahuan siswa terhadap pernyataan yang diberikan oleh guru kemudian mengungkapkan pendapat mengapa memilih angka tersebut setelah siswa mengungkapkan boleh mengubah posisi sesuai dengan pengetahuan yang diketahui mengenai penyimpangan sosial, kemudian diberikan salinan tertulis dari pernyataan-pernyataan mengenai penyimpangan sosial dan mereka mendiskusikan pernyataan-pernyataan dengan cara berkelompok Pemusatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran Pemberian kesempatan kepada siswa untuk bertanya √ √ 80 Sangat baik √ √ 80 Sangat baik 100 Sangat baik 80 Sangat baik √ √ √ √ 10 11 dan mengungkapkan pendapat Mengamati kesulitan √ dan kemajuan belajar siswa Kemampuan √ memberikan evaluasi pembelajaran berupa tes objektif (postest) yang sesuai dengan indikator yang ingin dicapai Jumlah Persentase √ √ 80 Sangat baik 100 Sangat baik 87,2 Sangat baik Lampiran 21 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS 1 Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif Physical Self-assessment Nama Sekolah : SMP PGRI 1 Ciputat Mata Pelajaran : IPS Kelas : VIII-4 Materi : Penyimpangan Sosial Observer : Hari, Tanggal : Berilah tanda checklist (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda. No 1 2 3 4 Aspek yang diobservasi Melaksanakan tes awal (Pretest) Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru Memperhatikan penjelasan guru tentang tahapan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment Semangat dan antusias mengikuti kegiatan belajar mengajar Kelompok 1 5 4 3 % % % % % √ √ √ √ 2 1 Rata rata % Kelompok 2 3 2 1 Rata Rata % 5 4 % 80 % % % % √ 80 80 √ 80 60 √ 80 80 √ 80 5 Mendengarkan pernyataan yang diberikan oleh guru 6 Memilih angka 1 sampai 5 dengan pengetahuan siswa terhadap pernyataan yang diberikan oleh guru 7 Mengungkapkan pendapat mengapa memilih angka tersebut 8 Boleh mengubah posisi sesuai dengan pengetahuan yang diketahui mengenai penyimpangan sosial 9 Diberikan salinan tertulis dari pernyataanpernyataan mengenai penyimpangan sosial 10 Mendiskusikan pernyataanpernyataan dengan berkelompok 11 Mengungkapkan pendapat mengapa memilih angka tersebut 12 Melaksanakan tes akhir (Posttest) Jumlah persentase √ √ 80 60 √ 60 √ 80 √ 60 √ 80 √ 80 √ 80 √ 80 √ 60 √ 80 √ 60 √ 80 71,6 √ √ √ Jumlah persentase 60 60 80 75 Hasil Observasi Kegiatan Kelompok Siswa Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Aspek yang diobservasi Melaksanakan tes awal (Pre-test) Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru Memperhatikan penjelasan guru tentang tahapan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Selfassessment Semangat dan antusias mengikuti kegiatan belajar mengajar Mendengarkan pernyataan yang diberikan oleh guru Memilih angka 1 sampai 5 dengan pengetahuan siswa terhadap pernyataan yang diberikan oleh guru Mengungkapkan pendapat mengapa memilih angka tersebut Boleh mengubah posisi sesuai dengan pengetahuan yang diketahui mengenai penyimpangan sosial Diberikan salinan tertulis dari pernyataanpernyataan mengenai penyimpangan sosial Mendiskusikan pernyataan-pernyataan dengan berkelompok Keterangan Ada Tidak √ Kelompok 1 2 % % 80 80 Rata-rata % Kategori 80 Sangat baik √ 80 80 80 Sangat baik √ 60 80 70 Baik √ 80 80 80 Sangat baik √ 80 60 70 Baik √ 60 80 70 Baik √ 60 80 70 Baik √ 80 60 70 Baik √ 80 80 80 Sangat baik √ 60 80 70 Baik 11 12 Mengungkapkan pendapat mengapa memilih angka tersebut Melaksanakan tes akhir (Post-test) √ 60 60 60 Cukup √ 80 80 80 Sangat baik 73,3 Baik Lampiran 22 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS II Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif Physical Self-assessment Nama Sekolah : SMP PGRI 1 Ciputat Mata Pelajaran : IPS Kelas : VIII-4 Materi : Penyimpangan Sosial Observer : Hari, Tanggal : Berilah tanda checklist (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda. No Aspek yang diobservasi Kelompok 1 5 1 2 3 4 Melaksanakan tes awal (Pretest) Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru Memperhatikan penjelasan guru tentang tahapan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment Semangat dan antusias mengikuti kegiatan belajar mengajar % √ 4 3 2 1 Rata rata % % % % % Kelompok 2 5 4 % % % % % √ 100 √ 80 √ 80 √ 80 √ 2 1 80 100 √ √ 3 Rata Rata % 80 100 5 6 7 8 9 10 11 12 Mendengarkan √ pernyataan yang diberikan oleh guru Memilih angka 1 √ sampai 5 dengan pengetahuan siswa terhadap pernyataan yang diberikan oleh guru Mengungkapkan √ pendapat mengapa memilih angka tersebut Boleh mengubah √ posisi sesuai dengan pengetahuan yang diketahui mengenai penyimpangan sosial Diberikan √ salinan tertulis dari pernyataanpernyataan mengenai penyimpangan sosial Mendiskusikan √ pernyataanpernyataan dengan berkelompok Mengungkapkan √ pendapat mengapa memilih angka tersebut Melaksanakan √ tes akhir (Posttest) Jumlah persentase 80 √ 80 80 √ 80 100 √ 80 80 √ 80 80 √ 100 80 √ 100 √ 100 100 86,6 √ Jumlah persentase 80 100 88,3 Hasil Observasi Kegiatan Kelompok Siswa Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Aspek yang diobservasi Melaksanakan tes awal (Pre-test) Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru Memperhatikan penjelasan guru tentang tahapan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Selfassessment Semangat dan antusias mengikuti kegiatan belajar mengajar Mendengarkan pernyataan yang diberikan oleh guru Memilih angka 1 sampai 5 dengan pengetahuan siswa terhadap pernyataan yang diberikan oleh guru Mengungkapkan pendapat mengapa memilih angka tersebut Boleh mengubah posisi sesuai dengan pengetahuan yang diketahui mengenai penyimpangan sosial Diberikan salinan tertulis dari pernyataanpernyataan mengenai penyimpangan sosial Mendiskusikan pernyataan-pernyataan dengan berkelompok Keterangan Ada Tidak √ Kelompok 1 2 % % 100 80 Rata-rata % Kategori 90 Sangat baik √ 80 100 90 Sangat baik √ 80 80 80 Sangat baik √ 80 100 90 Sangat baik √ 80 80 80 Sangat baik √ 80 80 80 Sangat baik √ 100 80 90 Sangat baik √ 80 80 80 Sangat baik √ 80 100 90 Sangat baik √ 80 100 90 Sangat baik 11 12 Mengungkapkan pendapat mengapa memilih angka tersebut Melaksanakan tes akhir (Post-test) √ 100 80 90 Sangat baik √ 100 100 100 Sangat baik 87,5 Sangat baik Lampiran 23 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PEMBELAJARAN SIKLUS 1 Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif Physical Self-assessment Nama Sekolah : SMP PGRI 1Ciputat Mata Pelajaran : IPS Kelas : VIII-4 Materi : Penyimpangan Sosial Observer : Hari, Tanggal : Berilah tanda checklist (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda. No 1 2 3 4 5 Aspek yang diobservasi Guru mengkondisikan situasi pembelajaran dan kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran Guru menyampaikan penjelasan dan memberikan arahan mengenai strategi pembelajaran aktif physical selfassessment Guru membangkitkan semangat dan motivasi siswa Guru menjelaskan tentang materi penyimpangan sosial yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Guru menjelaskan teknik pengisian pretest dan Keterangan Ada Tidak Skala nilai siklus 1 % 5 4 3 2 1 √ √ √ √ √ √ Kategori 60 Cukup 80 Sangat baik 60 Cukup √ √ 80 Sangat Baik √ √ 80 Sangat baik memberikan soal pretest 6 7 8 9 10 Siswa fokus terhadap setiap penjelasan yang dijelaskan oleh guru. Siswa menerapkan strategi pembelajaran aktif physical selfassessment pada saat proses pembelajaran kemudian siswa Memilih angka 1 sampai 5 dengan pengetahuan siswa terhadap pernyataan yang diberikan oleh guru setelah itu siswa mengungkapkan pendapat mengapa memilih angka tersebut kemudian siswa boleh mengubah posisi sesuai dengan pengetahuan yang diketahui mengenai penyimpangan sosial setelah itu diberikan salinan tertulis dari pernyataan-pernyataan mengenai penyimpangan sosial dan mendiskusikan pernyataan-pernyataan dengan berkelompok Guru memusatkan perhatian pada siswa terhadap proses pembelajaran. Guru mengamati kesulitan dan kemajuan belajar siswa Guru memberikan soal evaluasi pembelajaran berupa tes objektif (postest) dan siswa √ √ √ √ √ √ 80 Sangat baik √ 60 Cukup √ 60 Cukup √ 60 Cukup 80 Sangat baik 11 12 mengerjakan soal evaluasi pembelajaran berupa tes objektif (postest) Guru memberikan saran dan hadiah kepada kelompok yang memberikan pendapat mengenai pernyataan yang paling baik Siswa mendengarkan √ saran dari guru dan senang mendapatkan penghargaan yang diberikan kepada setiap kelompok. Jumlah Persentase √ √ 80 Sangat baik 60 Cukup 70 Baik Lampiran 24 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PEMBELAJARAN SIKLUS II Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif Physical Self-assessment Nama Sekolah : SMP PGRI 1Ciputat Mata Pelajaran : IPS Kelas : VIII-4 Materi : Penyimpangan Sosial Observer : Hari, Tanggal : Berilah tanda checklist (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda. No 1 2 3 4 5 Aspek yang diobservasi Guru mengkondisikan situasi pembelajaran dan kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran Guru menyampaikan penjelasan dan memberikan arahan mengenai strategi pembelajaran aktif physical selfassessment Guru membangkitkan semangat dan motivasi siswa Guru menjelaskan tentang materi penyimpangan sosial yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Guru menjelaskan teknik pengisian pretest dan Keterangan Ada Tidak Skala nilai siklus 1 % 5 4 3 2 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Kategori 80 Sangat baik 100 Sangat baik 80 Sangat baik 100 Sangat Baik 80 Sangat baik memberikan soal pretest 6 7 8 9 10 Siswa fokus terhadap setiap penjelasan yang dijelaskan oleh guru. Siswa menerapkan strategi pembelajaran aktif physical selfassessment pada saat proses pembelajaran kemudian siswa Memilih angka 1 sampai 5 dengan pengetahuan siswa terhadap pernyataan yang diberikan oleh guru setelah itu siswa mengungkapkan pendapat mengapa memilih angka tersebut kemudian siswa boleh mengubah posisi sesuai dengan pengetahuan yang diketahui mengenai penyimpangan sosial setelah itu diberikan salinan tertulis dari pernyataan-pernyataan mengenai penyimpangan sosial dan mendiskusikan pernyataan-pernyataan dengan berkelompok Guru memusatkan perhatian pada siswa terhadap proses pembelajaran. Guru mengamati kesulitan dan kemajuan belajar siswa Guru memberikan soal evaluasi pembelajaran berupa tes objektif (postest) dan siswa √ √ 80 Sangat baik √ √ 80 Sangat baik 100 Sangat baik 80 Sangat baik 100 Sangat baik √ √ √ √ √ 11 12 mengerjakan soal evaluasi pembelajaran berupa tes objektif (postest) Guru memberikan saran dan hadiah kepada kelompok yang memberikan pendapat mengenai pernyataan yang paling baik Siswa mendengarkan √ saran dari guru dan senang mendapatkan penghargaan yang diberikan kepada setiap kelompok. Jumlah Persentase √ 80 Sangat baik √ 80 Sangat baik 86,6 Sangat baik Lampiran 25 Catatan Lapangan Penelitian Tindakan Kelas Siklus Pertemuan Waktu Hari/Tanggal :I :I : 2x45 Menit : Senin, 25 November 2013 AKTIVITAS SISWA 1. Melaksanakan tes awal (Pre-Test) sebanyak 40 siswa (Siswa hadir semua) 2. Mempelajari materi yang telah di ajarkan sebelumnya hampir seluruh siswa tidak mempelajari materi yang diajarkan sebelumnya. 3. Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru hanya siswa yang duduk dibarisan depan saja yang mendengarkan penjelasan materi dari guru, siswa yang duduk dibelakang masih mengobrol dengan teman sebangkunya. 4. Siswa masih belum mengajukan pertanyaan tentang materi yang diajarkan. AKTIVITAS GURU 1. Guru memperkenalkan diri sambil mengenal satu persatu peserta didik, dilanjutkan dengan memberikan pretest kepada para siswa, kemudian masuk ke materi namun belum dapat menguasai peserta didik seluruhnya karena masih dalam proses penyesuaian sehingga belum dapat mengkondisikan situasi pembelajaran dan kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. 2. Guru belum dapat memusatkan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran sehingga kondisi kelas masih belum kondusif. 3. Guru memberikan apersepsi, motivasi, dan konfirmasi kepada siswa tentang materi pelajaran yang dipelajari. 4. Materi pelajaran yang disampaikan oleh guru tidak semua tersampaikan. Karena waktu yang telah habis sebelum materi selesai dijelaskan. 5. Guru terus mengulang materi yang diajarkan sampai siswa benar-benar paham akan pelajaran yang dipelajari. 6. Guru memberikan contoh seputar materi dengan mengkaitkan dengan kehidupan sehari-hari. 7. Guru menanyakan kepada siswa apa ada penjelasan materi yang masih belum dimengerti. 8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pendapat seputar materi. 9. Penjelasan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment masih belum maksimal. 10. Guru dan siswa merefleksi dan membahas pendapat mengenai pernyataan-pernyataan yang diberikan. PROSES PEMBELAJARAN 1. Pelaksanaan proses pembelajaran masih belum kondusif karena siswa dalam proses adaptasi. 2. Strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment belum maksimal dalam pelaksanaannya dikarenakan masih terdapat siswa yang masih terlihat bingung dalam mengambil keputusan. 3. Siswa masih kebingungan dalam mengemukakan pendapatnya. Lampiran 26 Catatan Lapangan Penelitian Tindakan Kelas Siklus Pertemuan Waktu Hari/Tanggal :I :2 : 2x45 Menit : Rabu, 27-November 2013 AKTIVITAS SISWA 1. Jumlah siswa yang hadir 37 orang, 3 orang tidak hadir karena sakit. 2. Mempelajari materi yang telah di ajarkan sebelumnya yaitu terdapat peningkatan dalam mengungkapkan kembali materi yang telah diajarkan sebelumnya. 3. Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru yaitu cukup efektif dalam pertemuan kedua ini. 4. Aktif mengungkapkan pendapat dan memberikan contoh seputar materi pelajaran. 5. Siswa sudah mulai bisa mengungkapkan pendapatnya mengenai pernyataan-pernyataan yang diberikan guru walaupun masih ada siswa yang masih bingung untuk mengungkapkan pendapat. AKTIVITAS GURU 1. Guru sudah mulai menyesuaikan diri dengan kondisi siswa dan kelas sehingga dapat mengkondisikan situasi pembelajaran dan kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. 2. Guru dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi pembelajaran. 3. Guru sudah mulai menyampaikan tahapan strategi pembelajaran aktif Physical Selfassessment dengan baik. 4. Guru dan siswa merefleksikan dan membahas pendapat-pendapat siswa mengenai pernyataanpernyataan yang diberikan. 5. Guru memberikan contoh seputar materi dengan mengkaitkan dengan kehidupan sehari-hari. 6. Guru menanyakan kepada siswa apa ada penjelasan materi yang masih belum dimengerti. PROSES PEMBELAJARAN 1. Pelaksanaan proses pembelajaran masih belum kondusif karena siswa dalam proses adaptasi. 2. Strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment pun cukup optimal siswa sudah mulai terlihat bersemangat dalam memilih angka yang tepat sesuai pendapat yang siswa ketahui. 3. Siswa sudah mulai percaya diri dalam mengemukakan pendapat-pendapatnya. Lampiran 27 Catatan Lapangan Penelitian Tindakan Kelas Siklus Pertemuan Waktu Hari/Tanggal :I :3 : 2x45 Menit : Jumat, 29-November 2013 AKTIVITAS SISWA 1. Seluruh siswa hadir 40 siswa. 2. Mempelajari materi yang telah di ajarkan sebelumnya yaitu terdapat peningkatan dalam mengungkapkan kembali materi yang telah diajarkan sebelumnya yaitu hampir seluruh siswa yang hadir dapat menjelaskan materi pelajaran yang diajarkan tentang penyakit sosial. 3. Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru yaitu cukup efektif dalam pertemuan ketiga ini. 4. Aktif mengungkapkan pendapat dan memberikan contoh seputar materi pelajaran. 5. Siswa sudah tidak ragu-ragu dalam mengungkapkan pendapatnya mengenai pernyataanpernyataan yang diberikan guru walaupun masih ada siswa yang masih bingung untuk mengungkapkan pendapat. 6. Melaksanakan tes akhir (Post-Test) siklus I. AKTIVITAS GURU 1. Guru sudah mulai menyesuaikan diri dengan kondisi siswa dan kelas sehingga dapat mengkondisikan situasi pembelajaran dan kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. 2. Guru dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi pembelajaran. 3. Guru sudah mulai menyampaikan tahapan strategi pembelajaran aktif Physical Selfassessment dengan baik. 4. Guru dan siswa merefleksikan dan membahas pendapat-pendapat siswa mengenai pernyataanpernyataan yang diberikan. 5. Guru memberikan contoh seputar materi dengan mengkaitkan dengan kehidupan sehari-hari. 6. Guru menanyakan kepada siswa apa ada penjelasan materi yang masih belum dimengerti. 7. Guru mengkondisikan siswa untuk mengikuti post-test siklus I. PROSES PEMBELAJARAN 1. Pelaksanaan proses pembelajaran sudah kondusif karena guru dan siswa telah beradaptasi dengan baik. 2. Strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment pun cukup optimal siswa sudah mulai terlihat bersemangat dalam memilih angka yang tepat sesuai pendapat yang siswa ketahui. Siswa pun sudah mulai berani untuk mengungkapkan pendapatnya mengenai pernyataanpernyataan yang diberikan guru. 3. Siswa sudah mulai percaya diri dalam mengemukakan pendapat-pendapatnya. 4. Siswa mengerjakan post-test siklus I dengan tertib. Lampiran 28 Catatan Lapangan Penelitian Tindakan Kelas Siklus Pertemuan Waktu Hari/Tanggal : II :4 : 2x45 Menit : Senin, 02-Desember 2013 AKTIVITAS SISWA 1. Seluruh siswa hadir 40 siswa. 2. Mengerjakan pre-test siklus II. 3. Mempelajari materi yang telah di ajarkan sebelumnya yaitu terdapat peningkatan dalam mengungkapkan kembali materi yang telah diajarkan sebelumnya yaitu hampir seluruh siswa yang hadir dapat menjelaskan materi pelajaran yang diajarkan. 4. Banyak siswa yang mendengarkan penjelasan guru dengan seksama, walaupun siswa yang duduk di paling belakang masih ada yang mengobrol dengan teman sebangkunya. 5. Terdapat beberapa siswa yang aktif dalam mengungkapkan pendapat seputar materi pelajaran dan memberikan contoh seputar materi pelajaran. 6. Siswa sudah tidak ragu-ragu dalam mengungkapkan pendapatnya mengenai pernyataanpernyataan yang diberikan guru. AKTIVITAS GURU 1. Guru sudah mulai menguasai karakteristik siswa sehingga pembelajaran berlangsung lebih enjoy dan sesekali guru memancing siswa untuk bertanya. 2. Guru dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi pembelajaran. 3. Guru menerapkan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment sesuai dengan refleksi pada siklus I. 4. Guru dan siswa merefleksikan dan membahas pendapat-pendapat siswa mengenai pernyataanpernyataan. 5. Guru memberikan contoh seputar materi dengan mengkaitkan dengan kehidupan sehari-hari. 6. Guru menanyakan kepada siswa apa ada penjelasan materi yang masih belum di mengerti. PROSES PEMBELAJARAN 1. Pelaksanaan proses pembelajaran sudah kondusif karena guru dan siswa telah beradaptasi dengan baik. 2. Strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment berjalan dengan lancar. Pada pertemuan ini siswa sudah saling mengemukakan pendapatnya dengan teman sekelompoknya. 3. Siswa sudah mulai percaya diri dalam mengemukakan pendapat-pendapatnya. Lampiran 29 Catatan Lapangan Penelitian Tindakan Kelas Siklus Pertemuan Waktu Hari/Tanggal : II :5 : 2x45 Menit : Rabu, 04-Desember 2013 AKTIVITAS SISWA 1. Jumlah siswa yang hadir 38 orang, 2 orang tidak hadir karena sakit. 2. Hampir seluruh siswa yang hadir mempelajari materi yang sebelumnya. 3. Banyak siswa yang mendengarkan penjelasan guru dengan seksama, walaupun kadangkadang guru masih kecolongan dengan adanya siswa yang mengobrol atau bercanda. 4. Terdapat beberapa siswa yang aktif dalam mengungkapkan pendapat seputar materi pelajaran dan memberikan contoh seputar materi pelajaran. 5. Siswa ada yang bertanya tentang materi yang belum mereka pahami. 6. Siswa sudah percaya diri dalam mengungkapkan pendapatnya mengenai pernyataanpernyataan yang diberikan guru. AKTIVITAS GURU 1. Guru sudah mulai menguasai karakteristik siswa sehingga pembelajaran berlangsung lebih enjoy dan sesekali guru memancing siswa untuk bertanya. 2. Guru dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi pembelajaran. 3. Guru menerapkan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment sesuai dengan refleksi pada siklus I. 4. Guru dan siswa merefleksikan dan membahas pendapat-pendapat siswa mengenai pernyataanpernyataan. 5. Guru memberikan contoh seputar materi dengan mengkaitkan dengan kehidupan sehari-hari. 6. Guru menanyakan kepada siswa apa ada penjelasan materi yang masih belum di mengerti. PROSES PEMBELAJARAN 1. Pelaksanaan proses pembelajaran sudah kondusif karena guru dan siswa telah beradaptasi dengan baik. 2. Strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment berjalan dengan lancar. Pada pertemuan ini siswa sudah saling mengemukakan pendapatnya dengan teman sekelompoknya. 3. Siswa sudah mulai percaya diri dalam mengemukakan pendapat-pendapatnya mengenai pernyataan-pernyataan yang diberikan. Lampiran 30 Catatan Lapangan Penelitian Tindakan Kelas Siklus Pertemuan Waktu Hari/Tanggal : II :6 : 2x45 Menit : Jumat, 06-Desember 2013 AKTIVITAS SISWA 1. Jumlah siswa yang hadir 40 orang. 2. Hampir seluruh siswa yang hadir mempelajari materi yang sebelumnya. 3. Banyak siswa yang mendengarkan penjelasan guru dengan seksama. 4. Siswa sudah aktif dalam mengungkapkan pendapat seputar materi pelajaran dan memberikan contoh seputar materi pelajaran. 5. Siswa bertanya tentang materi yang belum mereka pahami. 6. Siswa sudah percaya diri dalam mengungkapkan pendapatnya mengenai pernyataanpernyataan yang diberikan guru. 7. Melaksanakan tes akhir (Post-Test) siklus II. AKTIVITAS GURU 1. Guru sudah mulai menguasai karakteristik siswa sehingga pembelajaran berlangsung lebih enjoy dan sesekali guru memancing siswa untuk bertanya. 2. Guru dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi pembelajaran. 3. Guru menerapkan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment sesuai dengan refleksi pada siklus I. 4. Guru dan siswa merefleksikan dan membahas pendapat-pendapat siswa mengenai pernyataanpernyataan. 5. Guru memberikan contoh seputar materi dengan mengkaitkan dengan kehidupan sehari-hari. 6. Guru menanyakan kepada siswa apa ada penjelasan materi yang masih belum di mengerti. 7. Guru mengkondisikan siswa untuk mengikuti post-test siklus II. PROSES PEMBELAJARAN 1. Pelaksanaan proses pembelajaran sudah kondusif karena guru dan siswa telah beradaptasi dengan baik. 2. Strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment berjalan dengan lancar. Siswa sudah terbiasa melakukan aktifitas ini. 3. Siswa sudah percaya diri dalam mengemukakan pendapat-pendapatnya mengenai pernyataanpernyataan yang diberikan. 4. Siswa mengerjakan post-test siklus II dengan tertib. Lampiran 31 Hasil Wawancara dengan Guru Setelah Penelitian Tindakan Kelas Strategi Pembelajaran Aktif Physical Self-assessment Nama Sekolah : SMP PGRI 1 Ciputat Nama Guru : Subarkah, S.Pd Hari, Tanggal : Senin, 9-Desember-2014 No. 1 Aspek yang ditanyakan Jawaban Strategi pembelajaran apa yang sering Ceramah, persentasi, dan penugasa Bapak gunakan selama ini? 2 Bagaimana persiapan menggunakan pembelajaran pembelajaran aktif Physical untuk Persiapan cukup lama karena strategi membutuhkan waktu untuk membuat Self- pernyataan-peryataan yang akan diberikan assessment ini, apakah Bapak merasa oleh siswa memberatkan atau tidak? 3 Apakah langkah-langkah pembelajaran assessment aktif ini Physical dapat Self- membutuhkan waktu yang cukup lama dilaksanakan karena belum semua siswa dengan cepat seluruhnya atau tidak? 4 strategi Seluruhnya dapat dilaksanakan walaupun memberikan pendapatnya Menurut pengamatan Bapak bagaimana Sangat baik respon siswa karena mereka respon siswa terhadap penggunaan lebih aktif dalam proses pembelajaran strategi pembelajaran aktif Physical dengan memberikan pendapat-pendapat Self-assessmentini dengan model dibandingkan mereka sesuai dengan pengetahuan yang pembelajaran yang siswa miliki masing-masing Bapak biasa gunakan? 5 Apakah strategi pembelajaran aktif Dapat meningkatkan hasil belajar karena Physical Self-assessment dapat terbukti nilai rata-rata sangat meningkatkan hasil belajar siswa pada meningkatkan dari siklus I ke siklus II mata pelajaran IPS pada Penyimpangan Sosial? konsep dibandingkan sebelumnya karena siswa lebih aktif dan terbiasa mengemukakan pendapat sesuai dengan pengetahuan yang siswa miliki masing-masing 6 Apakah Bapak ada keinginan untuk Saya akan mencoba strategi tersebut pada membuat dan pembelajaran menerapkan serupa untuk pembelajaran lainnya? model materi-materi selanjutnya semoga topik keberhasilan kali ini terulang dan semakin meningkatnya hasil belajar dan keaktifan sisiwa di kelas 7 Bagaimana pendapat Bapak mengenai Saya sangat senang dengan strategi ini strategi pembelajaran aktif Physical karena dapat meningkatkan dan hasil Self-assessment ini? 8 Jika ada kekurangannya, belajar dan keaktifan siswa di kelas. kelemahan bagaimana Bapak untuk mengatasinya? atau Saran saya dalam melaksanakan strategi saran pembelajaran aktif Physical Self- assessment lebih banyak lagi pernyataanpernyataan yang diberikan karena akan mengasah kemampuan siswa 9 Apakah kesulitan-kesulitan bagi Bapak Saya mengalokasikan waktu agar lebih dalam menerangkan pembelajaran aktif Physical assessment? 10 strategi efektif dalam Self- pembelajaran pelaksaaan aktif Self- assessment. Menurut Bapak apa yang membedakan Yang membedakannya strategi pembelajaran aktif Physical siswa Self-assessment Physical strategi dengan pembelajaran yang lain? dalam kelas adalah semua berkewajiban metode mengemukakan pendapatnya mengenai pernyataan-pernyataan diberikan oleh guru yang telah Lampiran 32 Hasil Wawancara dengan Siswa Setelah Penelitian Tindakan Kelas Strategi Pembelajaran Aktif Physical Self-assessment Nama Sekolah : SMP PGRI 1 Ciputat Hari, Tanggal : Senin, 9-Desember-2014 No. 1 Aspek yang ditanyakan Bagaimana menurut Jawaban pendapatmu Lebih menyenangkan, bervariasi karena tentang pembelajaran yang telah kalian metodenya ga Cuma ceramah aja bu yang ikuti? 2 bikin ngantuk Apakah kamu menyukai pembelajaran Suka, IPS menggunakan pembelajaran aktif karena strategi pembelajaran Physical assessment? aktif dengan Physical strategi Self- Self- assessment dapat memberikan pendapat kita sendiri sesuai dengan pengetahuan yang kita miliki bu 3 Strategi manakah yang kamu sukai, Ya strategi pembelajaran aktif Physical pembelajaran seperti biasa pembelajaran menggunakan pembelajaran aktif atau Self-assessmentlah bu, karena dengan strategi menggunakan strategi ini kita dapat Physical Self- mengemukakan pendapat kita sendiri bu. yang kamu Yang kami sukai ya kalau pernyataan assessment? 4 Pada bagian sukai/tidak pembelajaran mana sukai aktif dari Physical assessment? strategi yang bisa kita pamahami sesuai Self- pengetahuan kita bu. Kalau yang kami tidak sukai kalau pernyataan-pernyataan yang ibu berikan kami tidak paham bu 5 Apakah kamu menjadi lebih sulit Jelas tidak bu, karena dengan strategi memahami pelajaran menggunakan strategi ini? dengan pembelajaran aktif Physical Self- assessment mengolah kemampuan kita dalam mengemukakan pendapat 6 Apakah dengan strategi pembelajaran Ya dong….karena kita kan jadi ada aktif Physical Self-assessment interaksi dengan siswa lainnya. Terus membuat kamu lebih aktif dalam ditambah mengemukakan pendapat sesuai proses pembelajaran? 7 dengan penyataan yang ibu berikan Apakah hasil belajar kalian meningkat Alhamdulillah ya bu meningkat, dari hasil dengan menggunakan pembelajaran aktif Physical strategi yang ibu tunjukan waktu di kelas cukup Self- lebih baik dari yang sebelumnya assessment? 8 Apakah strategi ini memotivasi kamu Cukup memotivasi, setidaknya karena kita lebih mempelajari IPS? tahu diakhir menggunakan penjelasan strategi ini ibu kita akan jadi persiapan buat memperhatiakn penjelasan pelajaran yang ibu sampaikan 9 Menurut kamu, apa kekurangan dan Kurangnya apa ya? Bingung bu…. Ya kelebihan dari pembelajaran dengan paling kurangnya karena waktu aja bu strategi pembelajaran aktif Physical yang kurang dan meja dan kursi yang Self-assessment? membuat ruang gerak kami jadi sempit bu. Sedangkan membuat kita kelebihannya, mengingat bisa kembali pelajaran, jadi ada peningkatan untuk hasil belajar 10 Apa kamu memiliki saran terhadap Ga ada deh bu …… abis bingung bum au pembelajaran IPS menggunakan kasih saran apa…. strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment agar menjadi lebih baik? Bagaimana saran kamu? Lampiran 33 LEMBAR KUESIONER A. Petunjuk Pengisian 1. Isilah identitas anda di tempat yang telah disediakan. 2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan sejujur-jujurnya. 3. Beri tanda ( ) pada jawaban yang dianggap paling tepat dan sesuai dengan keadaan kalian, dengan kategori : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (RR), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS) yang sesuai dengan pengamatan serta pengalaman anda pada saat menjalani proses belajar IPS di kelas. 4. Atas bantuan dan perhatiannya saya ucapkan terima kasih. B. Identitas Responden Nama : Jenis Kelamin : L/P (coret yang tidak perlu) Kelas : NO. Sikap Siswa 1. IPS adalah salah satu mata pelajaran yang penting untuk dipelajari di SMP PGRI 1 Ciputat. IPS merupakan pelajaran yang menyenangkan. Guru IPS sebaiknya memberikan variasi strategi pembelajaran. Hasil belajar siswa akan lebih baik bila guru menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi. Pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Physical Self-assessment menjadikan belajar lebih menarik. Dengan cepat menentukan pilihan dan memberikan jawaban mengenai pernyataan yang guru sampaikan. Strategi pembelajaran Physical Selfassessment dapat membuat siswa lebih aktif di dalam kelas. Dalam pembelajaran Penyimpangan Sosial, menurut saya tidak perlu adanya strategi Physical Self-assessment cukup dengan metode ceramah saja. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. SS S RR TS STS 9. 10. 11. 12. 13. Suasana belajar di kelas menjadi kondusif dan menyenangkan dengan penerapan strategi Physical Self-assessment. Respon saya di kelas sangat rendah karena situasi belajar yang sangat riuh. Strategi pembelajaran Physical Selfassessment dapat menguatkan dan mengingat kembali pelajaran. Aktifitas belajar lebih meningkat dengan adanya strategi pembelajaran Physical Self-assessment. Penerapan strategi pembelajaran Physical Self-assessment hanya membuang-buang waktu. Lampiran 34 Kisi-kisi Instrumen Respon Siswa Terhadap Strategi Pembelajaran Aktif Physical Self-assessment yang Diterapkan Oleh Guru Dalam Pembelajaran Indikator Daya tarik topik bahasan Kompetensi guru No. 1 Kisi pernyataan Kepentingan siswa terhadap mata pelajaran 2 Ketertarikan pelajaran IPS 3 Kreativitas guru dalam pembelajaran 4 Peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessment Daya tarik strategi 5 pembelajaran aktif Physical Self-assessmen Ketertarikan siswa dengan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessmen 8 Ketertarikan strategi pembelajaran 9 Ketertarikan strategi terhadap suasana belajar 11 Keterampilan strategi belajar 13 Ketertarikan strategi pembelajaran aktif Physical Self-assessmen Keterampilan strategi 6 Antusiasme belajar siswa pembelajaran aktif Physical 7 Keaktifan siswa dalam kelas Self-assessmen 10 Respon belajar siswa 12 Aktifitas belajar siswa Lampiran 35 DAFTAR NILAI MATA PELAJARAN :IPS KELAS :VIII-4 KKM : 75 No. Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Abetta Muhammad Afta Faaza Ahmad Taufik Andhika Bayu Setiawan Angga Rukmana Ayu Amiati Bella Aprilia Aryanti Calvin Bettranady Della Febrianti Despi Maizona Dewi Marlina Efendi Evi Novalia Faisal Sanjaya Ferdy Gunawan Firwan Setiawan Handi Indah Ayu Hapsari Indah Rosalia Jamilul Afkar Jefry Muhammad Aji Jocelin Qorina Khafif Fhatir Fahresa Mauliddiana Hasan Meta Rahendra M. Fahrul Aridho Muhammad Rizki M. Restu Wibowo Mutiara Hakiki Nico Ardiansyah Qori Ainnun Astuti Rahma Della Aprilia Raka Adzan Fadillah Rania Uhfti Nuraeni Regi Ramadhan Revy Julio Reza Rida Sasti Sendy Mustika Sari Tirdza Ayu Glaudia Yuliani Fazria L/P L L L L L P P L P P P P L L L L P P L L P L P P L L L P L P P L P L L L P P P P H-1 70 75 60 60 80 70 65 75 65 55 65 45 30 45 80 45 50 55 70 50 80 65 60 70 80 55 45 75 85 70 55 50 60 45 70 80 50 70 60 75 Ulangan Harian H-2 H-3 75 60 70 50 50 70 65 65 70 70 45 60 60 65 75 60 65 60 60 70 55 70 55 60 45 60 65 75 85 60 60 65 50 60 50 70 50 60 60 75 75 70 50 60 75 55 75 60 75 65 45 50 60 65 75 60 65 70 75 75 55 70 65 45 65 45 45 70 55 65 75 65 55 65 75 80 65 75 60 55 H-4 70 80 75 70 80 65 65 80 60 65 80 75 60 70 80 70 70 65 65 70 70 60 50 65 80 60 70 75 75 80 65 60 70 70 70 65 65 75 65 70 Lampiran 36 DOKUMENTASI PROSES BELAJAR MENGAJAR Tentang Penulis Nama lengkap Wulan Rosyana Indah biasa dipanggil Wulan lahir di Jakarta tepatnya 02 Desember 1991 tepatnya 22 tahun lalu, anak dari ayah H. Bambang Sriyono dan ibu Rusmini, anak pertama dari 2 bersaudara, adik ku tersayang Fara Diba Rosyana Lita beserta saudara-saudara dan teman-teman adalah sumber motivasi terbesar bagi penulis, mereka semua adalah orang-orang yang berjasa selama ini banyak memberikan dorongan baik materil maupun nonmaterial. Penulis mengeyam pendidikan diantaranya, di SD Negeri 02 Ciputat tahun 1997-2003, SMP Islam Al-Ghozali tahun 2003-2006, SMA Islam Al-Ghozali tahun 2006-2009, dan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2009-2014) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Ekonomi. Skripsi yang penulis buat berjudul “PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PHYSICAL SELF-ASSESSMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-4 SMP PGRI Ciputat)”. Skripsi ini dibuat melalui berbagai arahan dan bimbingan dari Pembimbing I Bapak Drs. Banadjid dan Pembimbing II Ibu Tri Harjawati, M.Si. atas doa, dukungan orang tua penulis, keluarga besar dan teman-teman penulis. Skripsi ini penulis dedikasikan untuk orang tua tercinta.