tentang transparansi dan publikasi laporan bank batang tubuh

advertisement
DRAFT PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/
/20… TENTANG
TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK
BATANG TUBUH
PENJELASAN
Menimbang :
a. bahwa dalam rangka menciptakan disiplin
pasar (market discipline) dan sejalan
dengan
perkembangan
standar
internasional
diperlukan
upaya
peningkatan
transparansi
kondisi
keuangan dan kinerja Bank melalui
publikasi laporan Bank;
b. bahwa upaya peningkatan transparansi
dapat dilakukan melalui penyediaan
informasi kuantitatif dan kualitatif yang
tepat
waktu,
akurat,
relevan
dan
memadai;
c. bahwa informasi kuantitatif dan kualitatif
yang disediakan akan mempermudah
pengguna
informasi
dalam
menilai
kondisi keuangan, kinerja, profil risiko
dan penerapan manajemen risiko, serta
aktivitas bisnis Bank, penetapan tingkat
suku bunga, serta kondisi keuangan
Perusahaan Induk, Perusahaan Anak,
Perusahaan Afiliasi dan pihak terkait
Bank;
d. bahwa informasi yang diungkapkan
kepada publik perlu tetap memperhatikan
faktor keseragaman dan kompetisi antar
Bank;
I. UMUM
Tuntutan
untuk
meningkatkan
transparansi kondisi keuangan dan
kinerja Bank semakin tinggi sejalan
dengan semakin berkembangnya produk
dan aktivitas perbankan. Selain itu,
sejalan dengan penerapan Basel II dan
Basel
III,
Bank
dituntut
untuk
mengungkapkan jenis risiko dan potensi
kerugian (risk exposures), praktek
manajemen risiko yang diterapkan,
komponen permodalan yang lebih rinci
serta tambahan modal di atas rasio
permodalan sesuai profil risiko yang
berfungsi sebagai penyangga (buffer).
Transparansi kondisi keuangan dan
kinerja Bank kepada publik juga
merupakan salah satu pilar penting
dalam
penerapan
Good
Corporate
Governance. Beberapa manfaat yang
dapat dicapai melalui transparansi
informasi tersebut antara lain : (i)
sebagai dasar penetapan penilaian yang
wajar dan pengambilan keputusan oleh
para pelaku pasar dan publik untuk
terciptanya
disiplin
pasar
(market
discipline); (ii) meningkatkan kredibilitas
Bank dan kepercayaan masyarakat; (iii)
menunjukkan kemampuan Bank untuk
memantau dan mengelola risiko; dan (iv)
mengurangi
ketidakpastian
pasar
(market uncertainty) serta kesenjangan
informasi (asymmetric information).
Namun di sisi lain, pengungkapan
informasi
yang
berlebihan
dapat
mengurangi keunggulan bersaing Bank,
sehingga perlu diatur cakupan informasi
kuantitatif dan kualitatif yang wajib
diungkapkan
kepada
publik
agar
kompetisi antar Bank tetap terjaga.
Di samping itu, dengan semakin
berkembangnya
konglomerasi
Bank
menyebabkan struktur kelompok usaha
-1-
BATANG TUBUH
PENJELASAN
Bank semakin kompleks sehingga Bank
terekspos risiko dari berbagai aktivitas
yang dilakukan baik oleh Perusahaan
Induk, Perusahaan Anak maupun
perusahaan lain dalam kelompok usaha
yang sama dengan Bank. Oleh karena
itu, para pelaku pasar dan publik
membutuhkan informasi yang lebih luas
dan lengkap mengenai kelompok usaha
Bank. Hal ini sejalan dengan penerapan
pengawasan Bank secara konsolidasi
dan terintegrasi yang diterapkan oleh
Otoritas Jasa Keuangan.
e. bahwa berdasarkan pertimbangan hal-hal
sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b, huruf c dan huruf d, perlu
menetapkan
pengaturan
tentang
transparansi dan publikasi laporan Bank.
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
tentang Perbankan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor
31,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Nomor
3472)
sebagaimana
telah
diubah
dengan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3790);
2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4867);
3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011
tentang
Otoritas
Jasa
Keuangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5253;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN
OTORITAS
JASA KEUANGAN TENTANG
TRANSPARANSI
DAN
PUBLIKASI LAPORAN BANK
-2-
BATANG TUBUH
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
PENJELASAN
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini Cukup jelas.
yang dimaksud dengan:
1. Bank adalah Bank Umum sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor
7 Tahun 1992 tentang Perbankan
sebagaimana
telah
diubah
dengan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998,
termasuk kantor cabang dari Bank yang
berkedudukan di luar negeri, dan Bank
Umum Syariah serta Unit Usaha Syariah
sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah.
2. Laporan
Publikasi
adalah
Laporan
Keuangan, laporan kinerja keuangan
dan/atau
informasi
lain,
yang
disampaikan
oleh
Bank
kepada
masyarakat umum dan/atau Otoritas
Jasa Keuangan dengan tata cara
penyampaian dan pengumuman sesuai
ketentuan yang ditetapkan oleh Otoritas
Jasa Keuangan.
3. Pengendalian adalah perseorangan atau
perusahaan/badan, baik secara langsung
maupun tidak langsung yang:
a. memiliki lebih dari 50% (lima
puluh persen) saham yang memiliki
hak
suara
pada
suatu
perusahaan/badan lain;
b. memiliki 50% (lima puluh persen)
atau kurang saham yang memiliki
hak
suara
pada
suatu
perusahaan/badan lain, tetapi:
1) terdapat perjanjian dengan
pemegang
saham
lain
sehingga memiliki hak suara
lebih dari 50% (lima puluh
persen);
2) mempunyai
kewenangan
untuk mengatur kebijakan
keuangan dan operasional
perusahaan/badan
lain
berdasarkan anggaran dasar
atau perjanjian;
3) mempunyai
kewenangan
untuk
menunjuk
atau
-3-
BATANG TUBUH
4)
PENJELASAN
mengganti
sebagian
besar
Direksi dan Dewan Komisaris
atau organ lainnya yang setara
dan
mengendalikan
perusahaan/badan
lain
melalui Direksi dan Dewan
Komisaris atau organ lainnya
tersebut; dan/atau
mampu
menguasai
suara
mayoritas pada rapat Direksi
dan Dewan Komisaris atau
organ lainnya yang setara dan
mengendalikan
perusahaan/badan
lain
melalui Direksi dan Dewan
Komisaris atau organ lainnya
tersebut.
4. Perusahaan
Induk
(parent
company/holding company) adalah badan
hukum/perusahaan
yang
mengkonsolidasikan satu atau lebih
Perusahaan Anak dalam suatu kelompok
usaha dan melakukan Pengendalian
terhadap Bank.
5. Perusahaan Induk di bidang Keuangan
(financial
parent
company/financial
holding company) adalah badan hukum/
perusahaan yang mengkonsolidasikan
seluruh
aktivitas
satu
atau
lebih
Perusahaan Anak pada kelompok usaha
yang bergerak di bidang keuangan dan
melakukan Pengendalian terhadap Bank.
6. Perusahaan Anak adalah badan hukum
yang dimiliki dan/atau dikendalikan oleh
Bank, baik secara langsung maupun
tidak langsung, baik di dalam maupun di
luar negeri, yang melakukan kegiatan
usaha di bidang keuangan, yang terdiri
dari:
a. Perusahaan
Subsidiari
(subsidiary
company) yaitu Perusahaan Anak
dengan kepemilikan Bank lebih dari
50% (lima puluh persen);
b. Perusahaan Partisipasi (participation
company) adalah Perusahaan Anak
dengan kepemilikan Bank sebesar 50%
(lima puluh persen) atau kurang,
-4-
BATANG TUBUH
PENJELASAN
namun Bank memiliki Pengendalian
terhadap perusahaan;
c. Perusahaan dengan kepemilikan Bank
lebih dari 20% sampai dengan 50%
yang memenuhi persyaratan yaitu:
1) Kepemilikan Bank dan para pihak
lainnya pada Perusahaan Anak
adalah masing-masing sama besar;
dan
2) Masing-masing pemilik melakukan
Pengendalian
secara
bersama
terhadap Perusahaan Anak;
d. Entitas lain yang berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan yang berlaku
wajib dikonsolidasikan.
7. Perusahaan Afiliasi adalah Perusahaan
Anak dari Perusahaan Induk atau dari
Perusahaan Induk di Bidang Keuangan
yang tergabung dalam suatu kelompok
usaha yang sama dengan Bank karena
dikendalikan oleh Perusahaan Induk yang
sama.
8. Pihak Terkait adalah pihak yang terkait
dengan Bank sebagaimana dimaksud
dalam ketentuan yang berlaku mengenai
Batas Maksimum Pemberian Kredit.
9. Pihak-pihak Berelasi adalah pihak-pihak
berelasi sebagaimana dimaksud dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
tentang
Pengungkapan
Pihak-pihak
Berelasi.
10. Akuntan Publik adalah akuntan publik
sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang tentang Akuntan Publik.
11. Laporan Keuangan solo atau tersendiri
adalah Laporan Keuangan yang disajikan
oleh Perusahaan Induk yang mencatat
investasi
pada
Perusahaan
Anak,
Perusahaan Afiliasi, dan Pengendalian
bersama entitas berdasarkan kepemilikan
ekuitas langsung, bukan berdasarkan
pelaporan hasil dan aset neto investee.
12. Laporan Keuangan konsolidasian adalah
Laporan Keuangan suatu kelompok usaha
yang disajikan sebagai suatu entitas
ekonomi tunggal.
13. Laporan
Publikasi
Bulanan
adalah
Laporan
Keuangan
yang
disusun
-5-
BATANG TUBUH
PENJELASAN
berdasarkan Laporan Bulanan Bank
Umum dan dipublikasikan setiap bulan
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
oleh Otoritas Jasa Keuangan.
14. Laporan Publikasi Triwulanan adalah
Laporan
Keuangan
yang
disusun
berdasarkan
Standar
Akuntansi
Keuangan dan informasi lain yang
dipublikasikan setiap triwulan sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
Otoritas Jasa Keuangan.
15. Laporan
Publikasi
Tahunan
adalah
Laporan
Keuangan
yang
disusun
berdasarkan
Standar
Akuntansi
Keuangan dan informasi lain yang
dipublikasikan
setiap
tahun
sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
Otoritas Jasa Keuangan.
16. Tahun Buku adalah tahun takwim atau
tahun yang dimulai dari bulan Januari
sampai dengan bulan Desember.
17. Surat Komentar (Management Letter)
adalah komentar tertulis dari Akuntan
Publik
kepada
manajemen
Bank
mengenai hasil kaji ulang terhadap
struktur
pengendalian
intern,
pelaksanaan
Standar
Akuntansi
Keuangan atau masalah lain yang ditemui
dalam pelaksanaan audit, beserta dengan
saran-saran perbaikannya.
Pasal 2
Pasal 2
Dalam rangka transparansi kondisi Bank, Cukup jelas.
Bank wajib menyusun, menyajikan dan
menyampaikan Laporan Publikasi.
Pasal 3
Pasal 3
(1) Laporan Publikasi sebagaimana dimaksud Cukup jelas.
dalam Pasal 2 terdiri atas:
a. Laporan Publikasi Bulanan;
b. Laporan Publikasi Triwulanan;
c. Laporan Publikasi Tahunan; dan
d. Laporan Publikasi Lain.
(2) Isi dan kebenaran Laporan Publikasi Tanggung jawab manajemen Bank
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk Laporan Publikasi Bulanan
-6-
BATANG TUBUH
sepenuhnya menjadi
manajemen Bank.
tanggung
PENJELASAN
jawab dan Triwulanan yang disajikan pada
website
Otoritas
Jasa
Keuangan
berdasarkan data dan informasi yang
disampaikan oleh Bank kepada Otoritas
Jasa Keuangan.
Pasal 4
Pasal 4
Cakupan informasi dalam Laporan Publikasi Cukup jelas.
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 paling
kurang meliputi:
a. Laporan Keuangan.
b. Informasi kinerja keuangan.
c. Informasi lain.
Pasal 5
(1) Cakupan Laporan Keuangan sebagaimana Cukup jelas.
dimaksud dalam Pasal 4 huruf a adalah:
a. solo.
Pasal 5
b. konsolidasian.
(2) Laporan
Keuangan
konsolidasian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b wajib disusun dalam hal Bank
memiliki
Perusahaan
Anak
dan
melakukan
pengendalian
atas
Perusahaan Anak tersebut.
(3) Cakupan
konsolidasi
dan
prosedur
konsolidasian dilakukan sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan.
(4) Otoritas Jasa Keuangan berwenang
menetapkan cakupan Perusahaan Anak
yang
Laporan
Keuangannya
wajib
dikonsolidasikan dengan Bank, selain
yang telah ditetapkan dalam Standar
Akuntansi Keuangan.
(5) Penyertaan Bank yang mengakibatkan
timbulnya Pengendalian, namun hanya
bersifat sementara dikecualikan dari
penyusunan
Laporan
Keuangan
konsolidasi.
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Yang
dimaksud
dengan
bersifat
sementara antara lain Pengendalian
yang akan dilepaskan dalam jangka
waktu paling lama 12 (dua belas) bulan
sejak posisi Laporan Keuangan pada
tahun perolehan Pengendalian atau
penyertaan modal sementara dalam
rangka restrukturisasi kredit.
(6) Cakupan Laporan Keuangan Kantor Cukup jelas.
Cabang Bank Asing adalah gabungan
-7-
BATANG TUBUH
PENJELASAN
Laporan Keuangan KCBA dan seluruh
Laporan Keuangan dari setiap kantor di
Indonesia.
Pasal 6
(1) Laporan Keuangan posisi akhir bulan
Desember yang dipublikasikan secara
triwulanan dan tahunan wajib diaudit
oleh Akuntan Publik yang terdaftar di
OJK.
(2) Bank
wajib
mencantumkan
alamat
website Bank pada Laporan Publikasi
Triwulanan
dan
Laporan
Publikasi
Tahunan yang dicetak.
Pasal 6
Cukup jelas.
Alamat
website
Bank
wajib
mencerminkan identitas Bank sehingga
memudahkan publik untuk mencari
website dimaksud.
Pasal 7
Laporan
Keuangan,
informasi
kinerja Cukup jelas.
keuangan
dan
informasi
lainnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 wajib
disajikan dalam mata uang Rupiah.
Pasal 7
BAB II
LAPORAN PUBLIKASI
Bagian Kesatu
Laporan Publikasi Bulanan
Pasal 8
menyusun
dan Cukup jelas
Laporan
Publikasi
Pasal 8
(1) Bank
wajib
mengumumkan
Bulanan.
(2) Laporan Publikasi Bulanan mencakup Cukup jelas.
Laporan Keuangan bulanan yang terdiri
atas:
1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca);
2. Laporan Laba Rugi; dan
3. Laporan Komitmen dan Kontinjensi.
Pasal 9
Laporan Publikasi Bulanan sebagaimana Cukup jelas.
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) disajikan
secara solo.
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 10
(1) Bank wajib mengumumkan Laporan Yang dimaksud dengan website Bank
Publikasi Bulanan pada website Bank.
adalah website berdomain Indonesia
yang bukan merupakan bagian dari
-8-
BATANG TUBUH
PENJELASAN
website
Perusahaan
kelompok usaha Bank.
Induk
atau
Publikasi laporan pada website Bank
ditempatkan pada halaman yang mudah
diakses, misalnya dengan memberikan
link khusus untuk laporan publikasi
pada halaman depan website Bank.
Format laporan publikasi tidak dalam
bentuk scancopy.
(2) Pengumuman Laporan Publikasi Bulanan
pada
website
Bank
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling
lambat akhir bulan berikutnya setelah
posisi akhir bulan laporan.
Contoh:
Untuk Laporan Publikasi Bulanan bulan
Maret 2015, wajib diumumkan di
website Bank paling lambat akhir bulan
April 2015.
(3) Pengumuman
pada
website
Bank
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
wajib dipelihara paling kurang untuk 2
(dua) tahun buku terakhir.
Contoh:
Pada bulan April 2015, di website Bank
wajib dipelihara Laporan Publikasi
Bulanan paling kurang sejak periode
akhir bulan April 2013.
Ketentuan ini tidak berlaku bagi Bank
yang baru berdiri atau Bank baru yang
merupakan hasil merger/konsolidasi.
(4) Bank
dinyatakan
terlambat
mengumumkan
Laporan
Publikasi
Bulanan pada website Bank apabila Bank
mengumumkan
Laporan
Publikasi
Bulanan setelah melewati batas akhir
waktu
pengumuman
sebagaimana
dimaksud pada ayat (2).
(5) Bank
yang
dinyatakan
terlambat
mengumumkan
Laporan
Publikasi
Bulanan pada website Bank sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) tetap wajib
mengumumkan
Laporan
Publikasi
Bulanan.
Pasal 11
(1) Bank wajib menyampaikan Laporan
Publikasi Bulanan secara online melalui
Laporan Kantor Pusat Bank Umum
(LKPBU) selama penyampaian laporan
secara online melalui sistem pelaporan
Contoh:
Untuk Laporan Publikasi Bulanan bulan
Maret 2015, dinyatakan terlambat
apabila diumumkan di website Bank
sejak tanggal 1 Mei 2015.
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
-9-
BATANG TUBUH
PENJELASAN
Otoritas Jasa Keuangan belum dapat
dilakukan.
(2) Penyampaian Laporan Publikasi Bulanan Cukup jelas.
secara online melalui LKPBU sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai
dengan tata cara, format, dan jangka
waktu dalam ketentuan mengenai LKPBU.
Bagian Kedua
Laporan Publikasi Triwulanan
Pasal 12
(1) Bank
wajib
menyusun
dan
mengumumkan
Laporan
Publikasi
Triwulanan untuk posisi laporan akhir
bulan
Maret,
bulan
Juni,
bulan
September dan bulan Desember.
Pasal 12
Laporan Publikasi Triwulanan posisi
akhir bulan Maret, bulan Juni dan
bulan September menyajikan Laporan
Keuangan interim, sedangkan Laporan
Publikasi Triwulanan posisi akhir bulan
Desember
menyajikan
Laporan
Keuangan akhir tahun.
(2) Dalam
hal
diperlukan,
selain
mengumumkan laporan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Otoritas Jasa
Keuangan dapat meminta Bank untuk
menyusun dan mengumumkan:
a. Laporan Publikasi selain periode
sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
dan/atau
b. Informasi lain yang akan ditentukan
oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Pertimbangan Otoritas Jasa Keuangan
untuk meminta Bank mengumumkan
Laporan Keuangan publikasi selain
periode sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) atau informasi lain yang
ditentukan Otoritas Jasa Keuangan,
antara lain pertimbangan transparansi
publik
dalam
rangka
tindakan
penyehatan
Bank,
transparansi
mengenai produk/jasa tertentu yang
diterbitkan/dilaksanakan oleh Bank,
serta proses merger, konsolidasi dan
akuisisi Bank.
Pasal 13
Laporan Publikasi Triwulanan sebagaimana Cukup jelas.
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) paling
kurang mencakup:
a. Laporan Keuangan, yang paling kurang
terdiri atas:
1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca);
2. Laporan Laba Rugi Komprehensif;
3. Laporan Komitmen dan Kontinjensi;
Pasal 13
b. Informasi kinerja keuangan, yang terdiri
atas:
1. Perhitungan Kewajiban Penyediaan
Modal Minimum (KPMM);
- 10 -
BATANG TUBUH
PENJELASAN
2. Jumlah dan kualitas aset produktif
serta CKPN, yang paling kurang
memberikan informasi pengelompokan:
i. Instrumen keuangan;
ii. Jumlah penyediaan dana kepada
pihak terkait;
iii. Kredit kepada debitur Usaha
Mikro,
Kecil
dan
Menengah
(UMKM); dan
iv. Kredit
yang
memerlukan
perhatian khusus (antara lain
kredit yang direstrukturisasi dan
kredit properti); dan
v. PPA
yang
wajib
dibentuk
berdasarkan instrumen keuangan;
3. Persentase
Pelanggaran
dan
Pelampauan
Batas
Maksimum
Pemberian Kredit (BMPK);
4. Rasio Posisi Devisi Neto (PDN);
5. Transaksi
Spot
dan
Transaksi
Derivatif.
c. Informasi komposisi pemegang saham
dan susunan pengurus.
d. Informasi lain yang akan ditentukan oleh
Otoritas Jasa Keuangan, dalam hal
diperlukan.
Pasal 14
Khusus untuk Bank berdasarkan Kegiatan
Usaha (BUKU) 3 dan BUKU 4, selain
informasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13, juga ditambahkan dengan
informasi
mengenai
pengungkapan
permodalan sesuai dengan kerangka Basel
III.
Pasal 14
Pengungkapan
permodalan
sesuai
dengan kerangka Basel III akan diatur
lebih lanjut dalam Surat Edaran
Otoritas Jasa Keuangan.
Pasal 15
Khusus untuk Bank Umum Syariah dan Cukup jelas.
Bank Umum Konvensional yang memiliki
Unit Usaha Syariah (UUS), informasi kinerja
keuangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 huruf b, juga ditambahkan dengan
informasi mengenai:
a. Laporan Sumber dan Penyaluran Dana
Zakat, Infaq, Shadaqah (ZIS);
b. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
Kebajikan;
c. Laporan Distribusi Bagi Hasil; dan
Pasal 15
- 11 -
BATANG TUBUH
d. Laporan Perubahan
Terikat, jika ada;
Dana
PENJELASAN
Investasi
Untuk posisi bulan Juni dan Desember.
Pasal 16
(1) Cakupan penyajian Laporan Keuangan Cukup jelas.
pada Laporan Publikasi Triwulanan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
huruf a adalah:
a. Solo; dan
Pasal 16
b. Konsolidasian
(2)
Laporan
Keuangan
pada
Laporan Cukup jelas.
Publikasi
Triwulanan
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 huruf a wajib
disajikan paling kurang dalam bentuk
perbandingan dengan Laporan Publikasi
Triwulanan tahun sebelumnya dan/atau
sesuai
dengan
Standar
Akuntansi
Keuangan yang berlaku.
Pasal 17
(1) Dalam hal Bank merupakan bagian dari
suatu kelompok usaha, selain menyusun
dan mengumumkan Laporan Publikasi
Triwulanan
sebagaimana
dimaksud
dalam Pasal 13, Bank wajib menyusun
dan menyajikan pada Laporan Publikasi
Triwulanan laporan sebagai berikut:
a. Laporan
Keuangan
Konsolidasi
Perusahaan
Induk
di
Bidang
Keuangan; atau
b. Laporan
Keuangan
Konsolidasi
Perusahaan Induk.
Pasal 17
Dalam hal tidak terdapat Laporan
Keuangan Perusahaan Induk di Bidang
Keuangan, maka Bank menyajikan
Laporan Keuangan Perusahaan Induk.
Yang
dimaksud
dengan
“Laporan
Keuangan
Konsolidasi
Perusahaan
Induk di Bidang Keuangan” adalah
laporan konsolidasian dari Laporan
Keuangan seluruh perusahaan di dalam
kelompok usaha di bidang keuangan,
sesuai dengan standar akuntansi.
Yang
dimaksud
dengan
“Laporan
Keuangan
Konsolidasi
Perusahaan
Induk” adalah laporan konsolidasian
dari
seluruh
Laporan
Keuangan
perusahaan di dalam kelompok usaha,
sesuai dengan standar akuntansi.
(2) Laporan
Keuangan
Konsolidasi Cukup jelas.
Perusahaan Induk di Bidang Keuangan
atau Laporan Keuangan Konsolidasi
Perusahaan
Induk
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling kurang
terdiri atas:
- 12 -
BATANG TUBUH
PENJELASAN
a. Laporan Posisi Keuangan (Neraca);
b. Laporan Laba Rugi Komprehensif;
c. Laporan Perubahan Ekuitas; dan
d. Laporan Komitmen dan Kontinjensi.
(3) Laporan
Keuangan
Konsolidasi Cukup jelas.
Perusahaan Induk di Bidang Keuangan
atau Laporan Keuangan Konsolidasi
Perusahaan Induk yang wajib disajikan
adalah untuk posisi akhir bulan Juni dan
Desember.
(4) Laporan
Keuangan
Konsolidasi Cukup jelas.
Perusahaan Induk di Bidang Keuangan
atau Laporan Keuangan Konsolidasi
Perusahaan Induk untuk posisi akhir
bulan Desember wajib diaudit oleh
Akuntan Publik.
Pasal 18
(1) Bank wajib mengumumkan Laporan
Publikasi
Triwulanan
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 dan Pasal 17,
sebagai berikut:
a. paling kurang pada 1 (satu) surat
kabar harian berbahasa Indonesia
yang mempunyai peredaran luas di
tempat kedudukan kantor pusat Bank
atau di tempat kedudukan Kantor
Cabang Bank Asing; dan
Pasal 18
Pengumuman pada surat kabar harian
yang
mempunyai
peredaran
luas
dimaksudkan agar informasi dalam
Laporan Keuangan dapat diketahui oleh
masyarakat luas.
Yang dimaksud dengan surat kabar
yang memiliki peredaran luas adalah:
a. paling kurang surat kabar yang
memiliki peredaran secara nasional
bagi Bank yang:
i.
berkantor
Jabodetabek;
pusat
di
ii.
berkantor
pusat
di
luar
Jabodetabek namun memiliki
cabang di luar wilayah kantor
pusatnya; atau
iii.
telah melakukan penawaran
umum efek bersifat hutang
dan/atau efek bersifat ekuitas;
b. paling kurang surat kabar lokal
yang memiliki peredaran luas di
- 13 -
BATANG TUBUH
PENJELASAN
suatu daerah, khususnya bagi Bank
yang berkantor pusat di luar
Jabodetabek dan tidak memiliki
cabang di luar wilayah kantor
pusatnya.
b. website Bank.
Yang dimaksud dengan website Bank
adalah website berdomain Indonesia
yang bukan merupakan bagian dari
website
Perusahaan
Induk
atau
kelompok usaha Bank.
Publikasi laporan pada website Bank
ditempatkan pada halaman yang mudah
diakses, misalnya dengan memberikan
link khusus untuk laporan publikasi
pada halaman depan website Bank.
Format laporan publikasi tidak dalam
bentuk scancopy.
(2) Pengumuman
Laporan
Publikasi
Triwulanan
pada
surat
kabar
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a wajib ditandatangani oleh paling
kurang 2 (dua) orang anggota Direksi
Bank.
(3) Pengumuman
Laporan
Publikasi
Triwulanan
pada
website
Bank
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b wajib dipelihara paling kurang
selama 2 (dua) tahun buku terakhir.
Penandatanganan oleh Direksi Bank
dilakukan
dengan
mencantumkan
namanya secara jelas.
Contoh:
Pada tanggal 15 April 2015, di website
Bank wajib dipelihara Laporan Publikasi
Triwulanan paling kurang sejak periode
akhir bulan Maret 2013.
Ketentuan ini tidak berlaku bagi Bank
yang baru berdiri atau Bank baru yang
merupakan hasil merger/konsolidasi.
(4) Pengumuman
Laporan
Publikasi Cukup jelas.
Triwulanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) untuk posisi akhir bulan
Desember wajib mencantumkan nama
Kantor Akuntan Publik yang melakukan
audit Laporan Keuangan Tahunan berikut
nama Akuntan Publik yang bertanggung
jawab dalam audit (partner in charge)
disertai dengan opini yang diberikan.
(1) Pengumuman
Pasal 19
Laporan
Pasal 19
Publikasi Cukup jelas.
- 14 -
BATANG TUBUH
PENJELASAN
Triwulanan
sebagaimana
dimaksud
dalam Pasal 18 ayat (1) dilakukan paling
lambat :
a. Tanggal 15 bulan kedua setelah Contoh:
berakhirnya bulan laporan, untuk a. Untuk Laporan Publikasi Triwulanan
laporan posisi akhir bulan Maret, Juni
bulan Maret 2015, wajib diumumkan
dan September;
di surat kabar dan website Bank
paling lambat tanggal 15 Mei 2015.
b. Akhir bulan Maret tahun berikutnya
setelah berakhirnya bulan laporan,
untuk laporan posisi akhir bulan
Desember.
b. Untuk Laporan Publikasi Triwulanan
bulan
Desember
2015,
wajib
diumumkan di surat kabar dan
website Bank paling lambat tanggal
31 Maret 2016.
(2) Bank
dinyatakan
terlambat Contoh:
mengumumkan
Laporan
Publikasi a. Untuk Laporan Publikasi Triwulanan
Triwulanan apabila Bank mengumumkan
bulan Maret 2015, dinyatakan
Laporan Publikasi Triwulanan setelah
terlambat apabila diumumkan di
batas
akhir
waktu
pengumuman
surat kabar dan website Bank sejak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tanggal 16 Mei 2015 sampai dengan
sampai dengan paling lambat:
31 Mei 2015.
a. akhir
bulan
kedua
setelah
berakhirnya bulan laporan, untuk b. Untuk Laporan Publikasi Triwulanan
laporan posisi akhir bulan Maret, Juni
bulan Desember 2015, dinyatakan
dan September; dan
terlambat apabila diumumkan di
b. Tanggal
15
bulan
April
tahun
surat kabar dan website Bank sejak
berikutnya setelah berakhirnya bulan
tanggal 1 April 2016 sampai dengan
laporan, untuk laporan posisi akhir
15 April 2016.
bulan Desember.
(3) Bank dinyatakan tidak mengumumkan Contoh:
Laporan Publikasi Triwulanan apabila a. Untuk Laporan Publikasi Triwulanan
Laporan Publikasi Triwulanan belum
bulan Maret 2015, dinyatakan tidak
diumumkan sampai dengan berakhirnya
mengumumkan apabila diumumkan
batas waktu keterlambatan sebagaimana
di surat kabar dan website Bank
dimaksud pada ayat (2).
sejak tanggal 1 Juni 2015.
b. Untuk Laporan Publikasi Triwulanan
bulan Desember 2015, dinyatakan
tidak
mengumumkan
apabila
diumumkan di surat kabar dan
website Bank sejak tanggal 16 April
2016.
(4) Bank
yang
mengumumkan
dinyatakan
tidak Cukup jelas.
Laporan
Publikasi
- 15 -
BATANG TUBUH
PENJELASAN
Triwulanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) tetap wajib mengumumkan
Laporan Publikasi Triwulanan.
Pasal 20
(1) Bank wajib menyampaikan Laporan Cukup jelas.
Publikasi
Triwulanan
secara
online
melalui Laporan Kantor Pusat Bank
Umum (LKPBU) selama penyampaian
laporan secara online melalui sistem
pelaporan Otoritas Jasa Keuangan belum
dapat dilakukan.
(2) Penyampaian
Laporan
Publikasi Cukup jelas.
Triwulanan secara online melalui LKPBU
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai tata cara, format, dan
jangka waktu dalam ketentuan mengenai
LKPBU.
Pasal 20
Pasal 21
(1) Bank
wajib
menyampaikan
kepada Cukup jelas.
Otoritas
Jasa
Keuangan
bukti
pengumuman berupa fotokopi atau
guntingan surat kabar yang memuat
pengumuman
Laporan
Publikasi
Triwulanan
sebagaimana
dimaksud
dalam Pasal 18 ayat (1) huruf a paling
lambat 5 (lima) hari kerja setelah
pengumuman di surat kabar.
(2) Bank
dinyatakan
terlambat Cukup jelas.
menyampaikan
bukti
pengumuman
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
apabila bukti pengumuman disampaikan
setelah batas akhir waktu penyampaian
bukti pengumuman.
Pasal 21
Pasal 22
Pasal 22
(1) Di
samping
kewajiban
untuk
mengumumkan
Laporan
Publikasi
Triwulanan
sebagaimana
dimaksud
dalam
Pasal
18,
Bank
wajib
menyampaikan kepada Otoritas Jasa
Keuangan secara triwulanan, Laporan
Tertentu yang mencakup:
a. Transaksi antara Bank dengan Pihak- Yang dimaksud dengan ”Bank” dalam
Pihak Berelasi.
ayat ini adalah seluruh Bank, baik Bank
yang merupakan bagian dari kelompok
usaha dan/atau Bank yang mempunyai
Perusahaan Anak maupun Bank yang
- 16 -
BATANG TUBUH
PENJELASAN
tidak merupakan bagian dari kelompok
usaha dan/atau tidak mempunyai
Perusahaan Anak.
Pengertian pihak berelasi dan transaksi
dengan pihak berelasi sesuai dengan
standar akuntasi yang berlaku.
Contoh transaksi dengan Pihak-pihak
Berelasi meliputi:
1. Kepemilikan
shareholdings);
silang
(cross
2. Transaksi dimana suatu kelompok
usaha
bertindak
untuk
kepentingan
kelompok
usaha
yang lain;
3. Pengelolaan
likuiditas
jangka
pendek yang dipusatkan dalam
kelompok usaha;
4. Penyediaan dana yang diberikan
atau diterima oleh perusahaan
lain dalam satu kelompok usaha;
5. Eksposur
kepada
pemegang
saham mayoritas antara lain
dalam
bentuk
pinjaman,
komitmen dan kontinjensi; dan
6. Pembelian,
penjualan
dan
penyewaan
aset
dengan
perusahaan lain dalam suatu
kelompok usaha, termasuk yang
dilakukan
dengan
repurchase
agreement.
b. Bagi Bank yang merupakan bagian
dari kelompok usaha, selain wajib
menyampaikan laporan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, juga wajib
menyampaikan laporan pemberian
penyediaan dana, komitmen maupun
fasilitas lain yang dapat dipersamakan
dengan itu dari setiap perusahaan
yang berada dalam satu kelompok
usaha dengan Bank kepada debitur
yang telah memperoleh penyediaan
dana dari Bank.
c. Khusus untuk Kantor Cabang Bank Yang
dimaksud
dengan
“Laporan
Asing, wajib menyampaikan Laporan Keuangan Konsolidasi Bank Asing”
Keuangan Konsolidasi Bank Asing adalah laporan konsolidasian kantor
- 17 -
BATANG TUBUH
tersebut.
PENJELASAN
pusat Bank Asing dengan seluruh
kantor cabang dan anak perusahaan di
dalam kelompok usaha, sesuai dengan
standar akuntansi.
(2) Jangka
waktu
penyampaian/ Cukup jelas.
keterlambatan/tidak
menyampaikan
Laporan Tertentu sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) mengacu pada jangka waktu
pengumuman
Laporan
Publikasi
Triwulanan
sebagaimana
dimaksud
dalam Pasal 19.
Bagian Ketiga
Laporan Publikasi Tahunan
Pasal 23
Bank wajib menyusun dan mengumumkan Cukup jelas.
Laporan Publikasi Tahunan untuk posisi
laporan akhir bulan Desember.
Pasal 23
Pasal 24
Laporan Publikasi Tahunan sebagaimana Cukup jelas.
dimaksud dalam Pasal 23 paling kurang
mencakup :
a. Informasi umum yang meliputi:
Pasal 24
1. Kepengurusan;
2. Kepemilikan;
3. Perkembangan
usaha
Bank
dan
kelompok usaha Bank termasuk
pengembangan usaha Unit Usaha
Syariah (UUS);
4. Strategi dan kebijakan manajemen
termasuk strategi dan kebijakan
manajemen UUS; dan
5. Laporan manajemen termasuk laporan
manajemen UUS.
b. Laporan Keuangan yang terdiri atas:
1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca);
2. Laporan Laba Rugi Komprehensif;
3. Laporan Perubahan Ekuitas;
- 18 -
BATANG TUBUH
PENJELASAN
4. Laporan Arus Kas;
5. Laporan Komitmen dan Kontinjensi;
dan
6. Catatan atas Laporan Keuangan.
c. Informasi kinerja keuangan yang terdiri
atas:
1. Perhitungan Kewajiban Penyediaan
Modal Minimum (KPMM);
2. Jumlah dan kualitas aset produktif
serta CKPN, yang paling kurang
memberikan
informasi
pengelompokan:
i. Instrumen keuangan;
ii. Jumlah
penyediaan
dana
pihak terkait;
iii. Kredit kepada debitur Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM);
iv. Kredit
yang
memerlukan
perhatian khusus (antara lain
kredit yang direstrukturisasi
dan kredit properti); dan
v. PPA yang wajib dibentuk
berdasarkan instrumen
keuangan.
3. Persentase
Pelanggaran
dan
Pelampauan
Batas
Maksimum
Pemberian Kredit (BMPK);
4. Rasio Posisi Devisi Neto (PDN);
5. Transaksi Spot dan Transaksi
Derivatif.
d. Praktek
manajemen
risiko
yang
diterapkan
Bank,
paling
kurang
mencakup uraian jenis risiko dan potensi
kerugian (risk exposures) yang dihadapi
Bank,
sebagaimana
diatur
dalam
ketentuan mengenai manajemen risiko.
e. Khusus untuk Bank Umum Syariah dan
Bank Umum Konvensional yang memiliki
Unit Usaha Syariah (UUS), informasi
kinerja keuangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf c, juga ditambah dengan
informasi mengenai:
1. Laporan Sumber dan Penyaluran
Dana Zakat, Infaq, Shadaqah (ZIS);
2. Laporan Sumber dan Penggunaan
- 19 -
BATANG TUBUH
PENJELASAN
Dana Kebajikan;
3. Laporan Distribusi Bagi Hasil; dan
4. Laporan Perubahan Dana Investasi
Terikat, jika ada.
f. Pengungkapan khusus bagi Bank yang
merupakan bagian dari suatu kelompok
usaha dan/atau memiliki Perusahaan
Anak, yang paling kurang terdiri dari
informasi sebagai berikut:
i.
Struktur kelompok usaha Bank;
Struktur
kelompok
usaha
disajikan sebagai berikut:
Bank
-
Mulai dari Bank, Perusahaan Anak,
Perusahaan
Afiliasi,
Perusahaan
Induk di Bidang Keuangan, dan/atau
Perusahaan Induk sampai dengan
pemegang saham pengendali terakhir
(ultimate shareholder).
-
Struktur keterkaitan kepengurusan
dan pemegang saham yang bertindak
atas nama pemegang saham lain
(shareholder acting in concert).
Pemegang saham yang bertindak atas
nama pemegang saham lain adalah
pemegang saham perorangan atau
perusahaan yang memiliki tujuan
bersama untuk mengendalikan Bank
yang didasarkan atau tidak didasarkan
pada suatu perjanjian.
ii.
Transaksi antara Bank
Pihak-pihak Berelasi;
dengan Pengertian Pihak Berelasi dan transaksi
dengan Pihak Berelasi sesuai dengan
standar akuntasi yang berlaku.
Contoh transaksi dengan Pihak-pihak
Berelasi meliputi:
1. Kepemilikan
shareholdings);
silang
(cross
2. Transaksi dimana suatu kelompok
usaha
bertindak
untuk
kepentingan
kelompok
usaha
yang lain;
3. Pengelolaan
likuiditas
jangka
pendek yang dipusatkan dalam
kelompok usaha;
4. Penyediaan dana yang diberikan
atau diterima oleh perusahaan
- 20 -
BATANG TUBUH
PENJELASAN
lain dalam satu kelompok usaha;
5. Eksposur
kepada
pemegang
saham mayoritas antara lain
dalam
bentuk
pinjaman,
komitmen dan kontinjensi; dan
6. Pembelian,
penjualan
dan
penyewaan
aset
dengan
perusahaan lain dalam suatu
kelompok usaha, termasuk yang
dilakukan
dengan
repurchase
agreement.
iii.
Transaksi
dengan
Pihak-Pihak Penjelasan sama dengan butir ii.
Berelasi yang dilakukan oleh setiap
perusahaan di dalam kelompok
usaha Bank yang bergerak di bidang
keuangan;
iv.
Penyediaan dana, komitmen maupun
fasilitas
lain
yang
dapat
dipersamakan dengan itu dari setiap
perusahaan yang berada dalam satu
kelompok
usaha
dengan
Bank
kepada
debitur
yang
telah
memperoleh penyediaan dana dari
Bank; dan
v.
Pengungkapan
mengenai
permodalan, jenis risiko, potensi
kerugian dan manajemen risiko
secara
konsolidasi
sebagaimana
diatur
dalam
ketentuan
yang
berlaku.
g. Aspek pengungkapan (disclosure) lain
sebagaimana diwajibkan dalam Standar
Akuntansi Keuangan yang berlaku, dalam
hal belum tercakup dalam huruf a sampai
dengan huruf f di atas.
h. Informasi lain yang akan ditentukan oleh
Otoritas Jasa Keuangan, dalam hal
diperlukan.
Pasal 25
(1) Cakupan penyajian Laporan Keuangan Cukup jelas.
pada
Laporan
Publikasi
Tahunan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24
huruf b adalah:
a. Solo; dan
Pasal 25
b. Konsolidasian.
- 21 -
BATANG TUBUH
PENJELASAN
(2) Opini Akuntan Publik atas Laporan Cukup jelas.
Keuangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) wajib disertakan sebagai cakupan
dalam
Laporan
Publikasi
Tahunan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24.
(3) Laporan
Keuangan
pada
Laporan Cukup jelas.
Publikasi
Tahunan
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib disusun
untuk 1 (satu) Tahun Buku dan disajikan
paling
kurang
dalam
bentuk
perbandingan dengan 1 (satu) Tahun
Buku sebelumnya dan/atau sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan
yang berlaku.
Pasal 26
(1) Dalam hal Bank merupakan bagian dari
suatu kelompok usaha, selain menyusun
Laporan Publikasi Tahunan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24, Bank wajib
menyusun dan menyajikan pada Laporan
Publikasi Tahunan laporan sebagai
berikut:
a. Laporan
Keuangan
Konsolidasi
Perusahaan
Induk
di
Bidang
Keuangan; atau
b. Laporan
Keuangan
Konsolidasi
Perusahaan Induk.
(2) Laporan
Keuangan
Konsolidasi
Perusahaan Induk di Bidang Keuangan
atau Laporan Keuangan Konsolidasi
Perusahaan
Induk
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling kurang
terdiri atas:
a. Laporan Posisi Keuangan (neraca);
Pasal 26
Dalam hal kelompok usaha tidak
memiliki Perusahaan Induk di Bidang
Keuangan
maka
cukup
disajikan
Laporan
Keuangan
Konsolidasi
Perusahaan Induk.
Cukup jelas.
b. Laporan Laba Rugi Komprehensif;
c. Laporan Perubahan Ekuitas; dan
d. Laporan Komitmen dan Kontinjensi.
(3) Laporan
Keuangan
Konsolidasi Cukup jelas.
Perusahaan Induk di Bidang Keuangan
atau Laporan Keuangan Konsolidasi
Perusahaan
Induk
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib diaudit oleh
Akuntan Publik.
(4) Dalam hal audit Laporan Keuangan Cukup jelas.
Tahunan perusahaan lain di luar Bank
dilakukan oleh Akuntan Publik yang
berbeda dengan Akuntan Publik yang
- 22 -
BATANG TUBUH
PENJELASAN
mengaudit Laporan Keuangan Tahunan
Bank, maka Bank dalam menyajikan
Laporan Keuangan Tahunan secara
konsolidasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) wajib mencantumkan nama
Kantor Akuntan Publik yang melakukan
audit Laporan Keuangan Tahunan berikut
nama Akuntan Publik yang bertanggung
jawab dalam audit (partner in charge)
serta opini yang diberikan.
Pasal 27
(1) Bank wajib mengumumkan Laporan
Publikasi
Tahunan
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24 dan Pasal 26
pada website Bank.
Pasal 27
Yang dimaksud dengan website Bank
adalah website berdomain Indonesia
yang bukan merupakan bagian dari
website
Perusahaan
Induk
atau
kelompok usaha Bank.
Publikasi laporan pada website Bank
ditempatkan pada halaman yang mudah
diakses, misalnya dengan memberikan
link khusus untuk laporan publikasi
pada halaman depan website Bank.
(2) Pengumuman
pada
website
Bank
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib dipelihara paling kurang untuk 5
(lima) tahun buku terakhir.
Contoh:
Pada bulan April 2015, di website Bank
wajib dipelihara Laporan Publikasi
Tahunan paling kurang sejak periode
Desember 2010.
Ketentuan ini tidak berlaku bagi Bank
yang baru berdiri atau Bank baru yang
merupakan hasil merger/konsolidasi.
Pasal 28
(1) Bank wajib menyampaikan Laporan Cukup jelas.
Publikasi
Tahunan
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24 dan Pasal 26
kepada Otoritas Jasa Keuangan.
(2) Penyampaian Laporan Publikasi Tahunan Cukup jelas.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib disertai dengan Management Letter
atas audit Laporan Keuangan Tahunan
Bank.
Pasal 28
Pasal 29
Pasal 29
(1) Pengumuman Laporan Publikasi Tahunan Contoh:
pada
website
Bank
sebagaimana Untuk Laporan Publikasi Tahunan akhir
dimaksud
dalam
Pasal
27
dan bulan
Desember
2015,
wajib
- 23 -
BATANG TUBUH
PENJELASAN
penyampaian Laporan Publikasi Tahunan
kepada
Otoritas
Jasa
Keuangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28
wajib dilakukan paling lambat 4 (empat)
bulan setelah akhir Tahun Buku.
diumumkan di website Bank dan
disampaikan kepada Otoritas Jasa
Keuangan paling lambat tanggal 30
April 2016.
(2) Bank
dinyatakan
terlambat
mengumumkan dan/atau menyampaikan
Laporan Publikasi Tahunan apabila Bank
mengumumkan dan/atau menyampaikan
Laporan Publikasi Tahunan setelah batas
akhir waktu pengumuman dan/atau
penyampaian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sampai dengan paling
lambat 1 (satu) bulan setelah batas akhir
pengumuman dan/atau penyampaian
Laporan Publikasi Tahunan.
Contoh:
Untuk Laporan Publikasi Tahunan akhir
bulan Desember 2015, dinyatakan
terlambat
apabila
diumumkan
di
website Bank dan disampaikan kepada
Otoritas Jasa Keuangan sejak tanggal 1
Mei 2016 sampai dengan 31 Mei 2016.
(3) Bank dinyatakan tidak mengumumkan Contoh:
dan/atau
menyampaikan
Laporan a. Untuk Laporan Publikasi Tahunan
Publikasi Tahunan apabila:
akhir
bulan
Desember
2015,
a. Laporan Publikasi Tahunan belum
dinyatakan tidak mengumumkan/
diumumkan dan/atau disampaikan
menyampaikan apabila diumumkan
kepada Otoritas Jasa Keuangan
di website Bank dan disampaikan
sampai dengan berakhirnya batas
kepada Otoritas Jasa Keuangan
waktu keterlambatan sebagaimana
sejak tanggal 1 Juni 2016.
dimaksud pada ayat (2); atau
b. Bank
belum
mengumumkan
di
website
Bank
dan/atau
menyampaikan Laporan Keuangan
Tahunan
sebagaimana
dimaksud
dalam Pasal 24 huruf b yang diaudit
oleh Akuntan Publik yang terdaftar di
Otoritas Jasa Keuangan.
(4) Bank
yang
dinyatakan
tidak Cukup jelas.
mengumumkan dan/atau menyampaikan
Laporan Publikasi Tahunan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) tetap wajib
mengumumkan dan/atau menyampaikan
Laporan Publikasi Tahunan.
Pasal 30
(1) Bank yang merupakan bagian dari suatu
kelompok usaha dan/atau Bank yang
memiliki
Perusahaan
Anak,
selain
menyusun dan mengumumkan Laporan
Publikasi
Tahunan
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24 dan Pasal 26,
Bank
wajib
menyampaikan
kepada
Pasal 30
- 24 -
BATANG TUBUH
PENJELASAN
Otoritas Jasa Keuangan secara tahunan,
Laporan Tertentu yang mencakup:
a. Laporan Tahunan Perusahaan Induk Dalam hal tidak terdapat Laporan
di bidang keuangan atau Laporan Tahunan Perusahaan Induk di Bidang
Tahunan Perusahaan Induk;
Keuangan, maka Bank menyajikan
Laporan Tahunan Perusahaan Induk.
b. Laporan Tahunan Pemegang Saham
langsung
yang
memiliki
saham
mayoritas atau Laporan Tahunan
perusahaan
yang
melakukan
Pengendalian langsung kepada Bank;
c. Laporan Tahunan Perusahaan Anak;
dan
d. Khusus untuk Kantor Cabang Bank Cukup jelas.
Asing, wajib menyampaikan Laporan
Tahunan Bank Asing tersebut.
(2) Apabila kelompok usaha tidak memiliki
Laporan Tahunan Perusahaan Induk di
Bidang Keuangan atau Laporan Tahunan
Perusahaan
Induk,
maka
Laporan
Tertentu sebagai dimaksud pada ayat (1)
huruf a yang wajib disajikan oleh Bank
adalah Laporan Keuangan Konsolidasi
Tahunan Perusahaan Induk di bidang
keuangan
atau
Laporan
Keuangan
Konsolidasi Tahunan Perusahaan Induk.
(3) Dalam hal Perusahaan Anak tidak
memiliki Laporan Tahunan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, maka
laporan yang wajib disajikan adalah
Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan
Anak.
(3) Jangka
waktu
penyampaian/
keterlambatan/tidak
menyampaikan
Laporan Tertentu sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) mengacu pada jangka waktu
pengumuman/penyampaian
Laporan
Publikasi
Tahunan
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 29.
Bagian Keempat
Laporan Publikasi Lain
Pasal 31
(1) Laporan Publikasi Lain sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf d
meliputi:
a. Laporan Suku Bunga Dasar Kredit
(SBDK); dan
Dalam hal tidak terdapat Laporan
Keuangan
Konsolidasi
Tahunan
Perusahaan Induk di Bidang Keuangan,
maka
Bank
menyajikan
Laporan
Keuangan
Konsolidasi
Tahunan
Perusahaan Induk.
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Huruf a
Yang dimaksud dengan “Laporan Suku
Bunga Dasar Kredit (SBDK)” adalah
laporan yang menyajikan perhitungan
suku bunga dasar kredit yang antara
- 25 -
BATANG TUBUH
PENJELASAN
b. Laporan Publikasi Lainnya.
lain mencakup harga pokok dana untuk
kredit (HPDK), biaya overhead, dan
marjin keuntungan (profit margin) yang
ditetapkan
Bank
dalam
kegiatan
perkreditan.
Huruf b
Laporan Publikasi Lainnya yang wajib
disampaikan oleh Bank akan diatur
lebih lanjut dalam Surat Edaran
Otoritas Jasa Keuangan.
(2) Apabila
diperlukan,
Otoritas
Jasa Cukup jelas.
Keuangan berwenang untuk meminta
Bank menyampaikan Laporan Publikasi
Lainnya sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan industri perbankan, di
luar Laporan Publikasi Bulanan, Laporan
Publikasi
Triwulanan
dan
Laporan
Publikasi Tahunan.
(3) Bank wajib mengumumkan Laporan Cukup jelas.
Publikasi Lain sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) secara berkala sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
Otoritas Jasa Keuangan.
Pasal 32
(1) Laporan SBDK sebagaimana dimaksud
pada Pasal 31 ayat (1) huruf a wajib
diumumkan di surat kabar yang memiliki
peredaran luas paling lambat 7 (tujuh)
hari kerja setelah akhir bulan Maret,
bulan Juni, bulan September dan bulan
Desember.
(2) Bank
dinyatakan
terlambat
mengumumkan Laporan SBDK apabila
Bank mengumumkan Laporan SBDK
setelah batas akhir waktu pengumuman
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sampai dengan paling lambat 1 (satu)
bulan
sejak
batas
akhir
waktu
pengumuman Laporan.
(3) Bank dinyatakan tidak mengumumkan
Laporan SBDK apabila Laporan SBDK
belum
diumumkan
sampai
dengan
berakhirnya batas waktu keterlambatan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2).
(4) Format,
cakupan,
dan
tata
Contoh:
Untuk Laporan SBDK akhir bulan Maret
2015, wajib diumumkan di surat kabar
paling lambat tanggal 9 April 2015.
Contoh:
Untuk Laporan SBDK akhir bulan Maret
2015, dinyatakan terlambat apabila
diumumkan di surat kabar sejak
tanggal 10 April 2015 sampai dengan 8
Mei 2015.
Contoh:
Untuk Laporan SBDK akhir bulan Maret
2015, dinyatakan tidak mengumumkan
apabila diumumkan di surat kabar
sejak tanggal 9 Mei 2015.
cara Cukup jelas.
- 26 -
BATANG TUBUH
PENJELASAN
penyampaian serta persyaratan Bank
yang wajib mengumumkan Laporan
SBDK berpedoman pada ketentuan
mengenai transparansi informasi suku
bunga dasar kredit.
BAB III
LAIN-LAIN
Pasal 33
Khusus untuk Laporan yang disampaikan Cukup jelas.
tidak melalui sistem pelaporan secara online,
dalam hal batas waktu penyampaiannya
jatuh pada hari Sabtu, Minggu atau hari
libur
lainnya,
maka
batas
waktu
penyampaian Laporan menjadi hari kerja
berikutnya.
Pasal 33
BAB IV
SANKSI
Bagian Kesatu
Sanksi Laporan Publikasi Bulanan
Pasal 34
(1) Bank
yang
dinyatakan
terlambat
mengumumkan
Laporan
Publikasi
Bulanan pada website Bank sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4)
dikenakan sanksi berupa teguran tertulis.
Pasal 34
Penerapan sanksi tidak diberlakukan
dalam hal terjadi kerusakan sistem
teknologi informasi Bank yang disertai
dengan bukti dan dokumen pendukung
yang disampaikan kepada Otoritas Jasa
Keuangan.
(2) Sanksi atas keterlambatan penyampaian Cukup jelas.
Laporan Publikasi Bulanan secara online
melalui
LKPBU
berpedoman
pada
ketentuan mengenai LKPBU.
(3) Apabila menurut penilaian Otoritas Jasa Cukup jelas.
Keuangan, Laporan Publikasi Bulanan
secara material tidak sesuai dengan
keadaan sebenarnya dan/atau tidak
disajikan
sesuai
ketentuan
dalam
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini
dan/atau Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan yang berlaku, Bank dikenakan
sanksi berupa teguran tertulis.
(4) Bank
diwajibkan
memperbaiki
dan Cukup jelas.
mengumumkan
kembali
Laporan
- 27 -
BATANG TUBUH
PENJELASAN
Publikasi Bulanan yang telah diperbaiki
pada website Bank, paling lambat
bersamaan dengan pengumuman Laporan
Publikasi Bulanan periode berikutnya
setelah dikenakan sanksi teguran tertulis
sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
Bagian Kedua
Sanksi Laporan Publikasi Triwulanan
Pasal 35
(1) Bank
yang
dinyatakan
terlambat
mengumumkan
Laporan
Publikasi
Triwulanan
sebagaimana
dimaksud
dalam Pasal 19 ayat (2) dikenakan:
a. sanksi kewajiban membayar sebesar
Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah)
per hari untuk setiap laporan bagi
Bank yang terlambat mengumumkan
di surat kabar;
b. sanksi berupa teguran tertulis bagi
Bank yang terlambat mengumumkan
di website Bank.
Pasal 35
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Penerapan sanksi tidak diberlakukan
dalam hal terjadi kerusakan sistem
teknologi informasi Bank yang disertai
dengan bukti dan dokumen pendukung
yang disampaikan kepada Otoritas Jasa
Keuangan.
(2) Bank
yang
dinyatakan
tidak Cukup jelas.
mengumumkan
Laporan
Publikasi
Triwulanan
pada
surat
kabar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
ayat (3) dikenakan sanksi kewajiban
membayar sebesar Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah).
(3) Sanksi atas keterlambatan penyampaian Cukup jelas.
Laporan Publikasi Triwulanan secara
online melalui LKPBU berpedoman pada
ketentuan mengenai LKPBU.
(4) Bank
yang
dinyatakan
terlambat Cukup jelas.
menyampaikan bukti pengumuman di
surat kabar kepada Otoritas Jasa
Keuangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 ayat (2), dikenakan sanksi
berupa teguran tertulis.
Pasal 36
(1) Apabila menurut penilaian Otoritas Jasa Cukup jelas.
Keuangan, Laporan Publikasi Triwulanan
Pasal 36
- 28 -
BATANG TUBUH
PENJELASAN
secara material tidak sesuai dengan
keadaan sebenarnya dan/atau tidak
disajikan
sesuai
ketentuan
dalam
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini
dan/atau Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan yang berlaku, atau surat
komentar
(management
letter)
dari
Akuntan Publik menyatakan adanya
kelemahan
mendasar
dari
sistem
pelaporan data Bank ke Otoritas Jasa
Keuangan, dikenakan:
a. sanksi berupa teguran tertulis;
b. kewajiban membayar paling sedikit
sebesar Rp100.000.000,00 (seratus
juta rupiah) dan paling banyak sebesar
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah), apabila dalam jangka waktu 1
(satu) bulan setelah teguran tertulis
diterima oleh Bank, Bank tidak
memperbaiki
dan
mengumumkan
kembali laporan dimaksud.
(2) Bank yang telah dikenakan sanksi Cukup jelas.
kewajiban
membayar
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, tetap
diwajibkan
memperbaiki
dan
mengumumkan
kembali
Laporan
Publikasi Triwulanan pada surat kabar
dan website Bank, serta menyampaikan
kembali bukti pengumuman di surat
kabar kepada Otoritas Jasa Keuangan.
(3) Dalam hal Bank tidak memperbaiki dan Cukup jelas.
mengumumkan
kembali
Laporan
Publikasi Triwulanan pada surat kabar
dan website Bank/menyampaikan bukti
pengumuman di surat kabar setelah
dikenakan sanksi kewajiban membayar
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, maka Bank dikenakan sanksi
administratif lain sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 52 Undang-Undang Nomor 7
Tahun
1992
tentang
Perbankan
sebagaimana
telah
diubah
dengan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
dan Pasal 58 Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,
antara lain berupa:
a. penurunan tingkat kesehatan Bank;
b. pencantuman
anggota
pengurus,
- 29 -
BATANG TUBUH
PENJELASAN
pegawai Bank, pemegang saham dalam
daftar orang-orang yang dilarang
menjadi pemilik dan pengurus Bank;
dan/atau
c. pembekuan kegiatan usaha tertentu.
Pasal 37
(1) Bank
yang
dinyatakan
terlambat Cukup jelas.
menyampaikan Laporan Tertentu kepada
Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2)
dikenakan sanksi kewajiban membayar
sebesar
Rp1.000.000,00
(satu
juta
rupiah) per hari kerja.
(2) Bank
yang
dinyatakan
tidak Cukup jelas.
menyampaikan Laporan Tertentu kepada
Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2)
dikenakan sanksi kewajiban membayar
sebesar Rp 30.000.000,00 (tiga puluh juta
rupiah).
Bagian Ketiga
Sanksi Laporan Publikasi Tahunan
Pasal 38
(1) Bank
yang
dinyatakan
terlambat
mengumumkan dan/atau menyampaikan
Laporan Publikasi Tahunan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 29 ayat (2)
dikenakan sanksi kewajiban membayar
sebesar
Rp1.000.000,00
(satu
juta
rupiah) per hari kerja.
(2) Bank
yang
dinyatakan
tidak
mengumumkan dan/atau menyampaikan
Laporan Publikasi Tahunan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 29 ayat (3)
dikenakan sanksi kewajiban membayar
sebesar Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah).
Pasal 39
(1) Apabila menurut penilaian Otoritas Jasa
Keuangan, Laporan Publikasi Tahunan
secara material tidak sesuai dengan
keadaan sebenarnya dan/atau tidak
disajikan
sesuai
ketentuan
dalam
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini
dan/atau Pernyataan Standar Akuntansi
Pasal 38
Penerapan sanksi tidak diberlakukan
dalam hal terjadi kerusakan sistem
teknologi informasi Bank yang disertai
dengan bukti dan dokumen pendukung
yang disampaikan kepada Otoritas Jasa
Keuangan.
Cukup jelas.
Pasal 39
Cukup jelas.
- 30 -
BATANG TUBUH
PENJELASAN
Keuangan yang berlaku, atau surat
komentar
(management
letter)
dari
Akuntan Publik menyatakan adanya
kelemahan
mendasar
dari
sistem
pelaporan data Bank ke Otoritas Jasa
Keuangan, dikenakan:
a. sanksi teguran tertulis;
b. sanksi kewajiban membayar paling
sedikit
sebesar
Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah) dan paling
banyak sebesar Rp500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah) apabila dalam
jangka waktu 1 (satu) bulan setelah
diberi teguran tertulis, Bank tidak
memperbaiki dan mengumumkan/
menyampaikan
kembali
laporan
dimaksud.
Bank yang telah dikenakan sanksi Cukup jelas.
kewajiban
membayar
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, tetap
diwajibkan
memperbaiki
dan
mengumumkan
kembali
Laporan
Publikasi Tahunan pada website Bank
dan menyampaikan kembali kepada
Otoritas Jasa Keuangan.
(3) Dalam hal Bank tidak memperbaiki dan Cukup jelas.
mengumumkan/menyampaikan kembali
Laporan Publikasi Tahunan setelah
dikenakan sanksi kewajiban membayar
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, maka Bank dikenakan sanksi
administratif lain sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 52 Undang-Undang Nomor 7
Tahun
1992
tentang
Perbankan
sebagaimana
telah
diubah
dengan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
dan Pasal 58 Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,
antara lain berupa:
a. penurunan tingkat kesehatan Bank;
b. pencantuman
anggota
pengurus,
pegawai Bank, pemegang saham dalam
daftar orang-orang yang dilarang
menjadi pemilik dan pengurus Bank;
dan/atau
c. pembekuan kegiatan usaha tertentu.
(2)
Pasal 40
Pasal 40
- 31 -
BATANG TUBUH
PENJELASAN
(1) Bank
yang
dinyatakan
terlambat Cukup jelas.
menyampaikan Laporan Tertentu kepada
Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 30 ayat (5)
dikenakan sanksi kewajiban membayar
sebesar
Rp1.000.000,00
(satu
juta
rupiah) per hari kerja.
(2) Bank
yang
dinyatakan
tidak Cukup jelas.
menyampaikan Laporan Tertentu kepada
Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 30 ayat (5)
dikenakan sanksi kewajiban membayar
sebesar Rp 30.000.000,00 (tiga puluh juta
rupiah).
Bagian Keempat
Sanksi Laporan Publikasi Lain
Pasal 41
(1) Bank
yang
dinyatakan
terlambat Cukup jelas.
mengumumkan
Laporan
SBDK
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32
ayat (2), dikenakan sanksi kewajiban
membayar sebesar Rp1.000.000,00 (satu
juta rupiah) per hari.
Pasal 41
(2) Bank
yang
dinyatakan
tidak Cukup jelas.
mengumumkan
Laporan
SBDK
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32
ayat (3), dikenakan sanksi kewajiban
membayar sebesar Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah).
Bagian Kelima
Sanksi Lainnya
Pasal 42
(1) Bagi Bank yang tidak memelihara Cukup jelas.
Laporan Publikasi Bulanan, Triwulanan
dan Tahunan pada website Bank sesuai
jangka waktu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 ayat (3), Pasal 18 ayat (3),
dan Pasal 27 ayat (2), dikenakan sanksi
berupa teguran tertulis.
Pasal 42
(2) Bagi Bank yang belum memiliki website Cukup jelas.
Bank pada saat ketentuan ini berlaku,
- 32 -
BATANG TUBUH
PENJELASAN
dikenakan sanksi berupa teguran tertulis.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 43
Format dan tata cara penyampaian Laporan Cukup jelas.
Publikasi akan diatur lebih lanjut dalam
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan.
Pasal 43
Pasal 44
Dalam hal terdapat perubahan cakupan Cukup jelas.
Laporan Publikasi akan diatur lebih lanjut
dengan
Surat
Edaran
Otoritas
Jasa
Keuangan.
Pasal 45
Ketentuan lebih lanjut dari Peraturan Cukup jelas.
Otoritas Jasa Keuangan ini akan diatur
dalam
Surat
Edaran
Otoritas
Jasa
Keuangan.
Pasal 44
Pasal 46
(1) Pada saat Peraturan Otoritas Jasa Cukup jelas.
Keuangan ini mulai berlaku maka
Peraturan
Bank
Indonesia
Nomor
14/14/PBI/2012 tanggal 18 Oktober
2012 tentang Transparansi dan Publikasi
Laporan
Bank
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
199,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Nomor
5353),
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 46
Pasal 45
(2) Peraturan pelaksana dan peraturan yang Cukup jelas.
mengacu pada Peraturan Bank Indonesia
Nomor
14/14/PBI/2012
tentang
Transparansi dan Publikasi Laporan Bank
tetap berlaku, sepanjang belum ada
penggantinya dan tidak bertentangan
dengan POJK ini.
Pasal 47
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai Cukup jelas.
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar
setiap
memerintahkan
Otoritas
Jasa
Pasal 47
orang
mengetahuinya,
pengundangan Peraturan
Keuangan
ini
dengan
- 33 -
BATANG TUBUH
penempatannya dalam
Republik Indonesia.
Lembaran
PENJELASAN
Negara
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal …
KETUA OTORITAS JASA KEUANGAN,
MULIAMAN D. HADAD
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal …
MENTERI HUKUM DAN HAK
MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
ASASI
YASSONA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAMBAHAN
LEMBARAN
NEGARA
TAHUN ......NOMOR ......
REPUBLIK INDONESIA NOMOR …..
- 34 -
Download