BAB III POLA KOMUNIKASI IBU SINGLE PARENT DAN KONSEP

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
POLA KOMUNIKASI IBU SINGLE PARENT
DAN KONSEP DIRI REMAJA
Dalam bab ini, peneliti menjabarkan hasil wawancara dan pengamatan
selama penelitian berlangsung serta analisis dari hasil penelitian. Data yang
ditampilkan merupakan ringkasan dari hasil wawancara (skrip wawancara
terlampir) peneliti dengan pasangan ibu single parent dan anak remajanya.
Kemudian data tersebut Dianalisis dengan menggunakan metode analisis
interaktif dan mengaitkannya dengan teori-teori yang sudah dibahas pada Bab I.
3.1
Profil dan Karakter Narasumber
A.
Narasumber 1
Pasangan pertama yang peneliti temui adalah pasangan Ibu Endang
(50) dan anak perempuannya Lisa (17). Dalam kesehariannya Ibu Endang
adalah pegawai sebuah Bank Perkreditan Rakyat di Sukoharjo. Saat peneliti
temui, Ibu Endang nampak sedikit lelah, ia terpaksa berdiri di dalam bis dari
ngunter sampai solo baru saat pulang kantor karena bis nya memang sering
penuh saat jam pulang kantor. Namun dengan baik bu Endang menepati
janji wawancaranya.
Ibu Endang telah menjadi Ibu single parent untuk 2 orang anak
perempuan selama kurang lebih 11 tahun. Saat anak nya yang paling kecil,
Lisa, hampir menginjak kelas 2 Sekolah Dasar, suami nya pergi
meninggalkan rumah karena suatu alasan. Jadi sejak saat itu Ibu Endang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sudah benar-benar harus mandiri dan mulai bekerja. Kemudian suaminya
meninggal pada tahun 2008. Ibu yang aktif di semua kegiatan gereja ini
mengaku bahwa masalah ekonomilah yang paling sulit pasca menjadi ibu
single parent. Dalam mendidik anak, Ibu Endang memang sudah
membiasakan anak-anaknya untuk hidup mandiri dan sederhana. Kesibukan
Ibu yang akan pensiun tahun depan ini lah yang mau tidak mau menjadikan
anak-anak hidup mandiri, terutama Lisa. Lisa yang juga selalu mengikuti
ibadah di gereja merupakan anak yang mandiri. Setiap hari sedari kecil ia
terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci piring nya sendiri
sehabis makan, membersihkan kamarnya sendiri, dan lain-lainnya hingga
sekarang Lisa yang selalu mencuci baju Ibu nya dan mengurus urusan
rumah. Remaja yang fasih berbahasa inggris ini mengatakan apa yang ia
lakukan sekarang adalah merupakan wujud ucapan terima kasih dan bakti
kepada ibunya yang begitu keras bekerja untuk menghidupi dia dan
kakaknya. Saat ditanya mengenai kedekatan komunikasinya dengan ibu,
Lisa merasa bahwa masih ada tembok pemisah antara ia dan ibunya,
sehingga Lisa jarang untuk bercerita tentang masalah-masalah pribadi nya
kepada Ibu Endang. Begitu pula Ibunya, Ibu Endang memang jarang
menanyakan hal-hal selain masalah rumah kepada anak-anaknya. Padahal
dalam hati Lisa, ia ingin dirangkul lebih dekat oleh ibunya dan bisa berbagi
dari hati ke hati seperti sahabat dengan ibunya. Namun rasa iba lah yang
selalu menjadi bahan pertimbangan Lisa dan hal itu mengakibatkan ia
menjadi seorang yang tertutup. Di sekolah, Lisa yang masuk ke kelas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bahasa ini terkenal sebagai orang yang easy going. Ia tidak akan ambil
pusing masalah-masalah yang menurutnya tidak penting untuk masa
depannya. Pernah suatu ketika gadis yang akan melakukan white lie ini di
fitnah oleh temannya, tetapi dengan cepat Lisa memafkan dan melupakan
hal tersebut. Untuk hal tata krama, keluarga Lisa memang keluarga yang
kejawen. Tergambar dari bangunan rumahnya yang berbentuk joglo dengan
latar yang luas, dan sikap lemah lembut dan tutur kata Ibu Endang yang
sangat miyayeni. Namun demikian, Lisa mengatakan bahwa pengaruh ibu
untuk pembentukan dirinya menjadi seperti ini tidak sebesar pengaruh
eyang putrinya. Wajar saja, Lisa lebih sering menghabiskan waktu bersama
eyang putri daripada bersama Ibu Endang.
B.
Narasumber 2
Ibu Sri Lujiwati (40) dan Diana (17) adalah pasangan ibu dan remaja
ke-2 yang menjadi narasumber pada penelitian ini. Ditemui di waktu dan
tempat yang berbeda, pasangan ibu dan remaja ini memberi kesan yang
sama di hati peneliti, hangat. Senyum dan sapa ramah menyapa peneliti saat
bertemu. Ibu Sri seorang yang berparas keibuan dan mengenakan jilbab. Ibu
dengan 2 orang anak ini memang begitu tegar saat suaminya meninggal saat
kedua anaknya masih kecil-kecil. Dalam hal ekonomi tentu Ibu Sri
mengalami perbedaan, namun Ibu Sri mengaku lebih sulit menjelaskan
kepada anak-anak perihal keberadaan bapaknya. Maklum saat itu anak-anak
masih berumur 3 tahun dan 20 bulan. Ibu yang memiliki sebuah warung
makan sederhana di rumahnya ini mengajarkan secara riil dengan cara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memberikan tauladan kepada anak-anaknya seperti perihal solat, mengaji,
sabar, sopan kepada orang tua, dsb.
Diana, anak terakhir Ibu Sri tidak memiliki memori apapun tentang
ayahnya. Saat ayahnya meninggal, usia Diana masih 20 bulan. Jadi ia
merasa tidak ada yang berbeda dari Ibu saat ayah masih hidup maupun
sudah meninggal. Gadis berkulit putih ini mengatakan ketidakberadaan ayah
tidak membuatnya berkecil hati, dan dia pun sudah terbiasa tanpa ayah.
Diana tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, pintar, tegas, dan ramah.
Setiap ada tetangga yang lewat dia akan menyapa. Di sekolah pun ia juga
terkenal banyak teman dan pintar. Dan hal yang peneliti salut dari seorang
yang mengaku tidak memiliki kemampuan khusus ini adalah dia berusaha
untuk selalu menyembunyikan kesedihan di depan Ibunya. Diana akan
menceritakan hal-hal gembira dan menyenangkan di depan Ibunya, dan dia
akan menyimpan rapat-rapat apabila ia sedang menghadapi masalah. Serasi
seperti yang diutarakan oleh Ibu Sri, Ibu Sri tidak pernah melihat Diana
sedih barang sedetik pun. Mungkin karena Diana tidak tega jika harus
membuat ibunya cemas. Selain contoh riil, Ibu sri juga kerap memberikan
nasehat-nasehat bijaksana kepada anak-anaknya. Dan dengan suka rela
anak-anak terutama Diana menuruti nasehat Ibunya. Diana yakin bahwa Ibu
nya tidak akan menjerumuskannya ke hal buruk melalui nasehat tersebut.
Saat disinggung harga diri, Diana mengatakan bahwa tidak ada seorang pun
yang boleh merendahkan harga dirinya walaupun ia tidak memiliki ayah,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
karena ia melihat betapa besar hal yang dilakukan ibu nya dan ia bangga
akan ibu nya.
C.
Narasumber 3
Narasumber ketiga yang diteliti adalah pasangan Ibu Rini (42) dan
Jorgy (19). Saat peneliti temui Ibu Rini baru saja selesai mengecet
rambutnya yang mulai memutih. Suara nya keras dan penampilannya cukup
rock & roll. Ibu Rini mengenakan celana pendek yang memperlihatkan
dengan jelas tatto bergambar kelabang di paha kanannya. Ibu Rini adalah
seorang ibu single parent yang telah menjadi ibu single parent selama 12
tahun. Ibu lulusan D3 Akademi sekertaris ini mengaku sebenarnya belum
bercerai dari suami nya yang keturunan china. 12 tahun yang lalu suami nya
pergi dari rumah meninggalkan Ibu Rini, Jorgy, dan william (adik Jorgy)
serta seabrek masalah. Kehidupan Ibu Rini memang keras, sebelum benarbenar pergi suaminya sempat pulang-pergi dari rumah karena kesandung
masalah penipuan dan hutang dan diburu oleh dept colector. Ibu Rini
mengatakan kalau beliau sempat di ancam akan dibunuh untuk memancing
suaminya keluar. Namun setelah 12 tahun berlalu, suaminya juga tak
kembali ke rumah dan ternyata suaminya sudah menikah lagi dan memiliki
2 orang anak perempuan. Dalam hal mengurus anak, ibu yang memiliki toko
kelontong rumahan ini cenderung cuek dan mengajarkan sedikit kekerasan
nek ono sing ngamplengi koe, kamplengono genti (kalau ada yang mukul
kamu, silahkan membalas). Tak heran, anaknya yang pertama, Jorgy
terkenal suka berkelahi di sekolah. Ibu Rini sering bolak balik ke sekolah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
karna dipanggil oleh guru anak-anak nya. Jorgy dilaporkan memukul
temannya di tempat parkir sekolahan, entah apa sebabnya.
Yang kedua kali, saat menjelang ujian, Ibu Rini dipanggil ke
sekolahan karna Jorgy selalu membolos pada jam mata pelajaran tertentu.
Sebenarnya Ibu Rini selalu menekankan sikap jujur dan tanggungjawab
pada anak-anak nya, namun Jorgy tetap saja sering membuat ulah di
sekolah. Dan ternyata adik Jorgy pun juga tidak luput dari sikap cuek
mamahnya. Saat kelas 1 SD, wili tidak naik kelas. Ternyata wili masih
belum bisa membaca saat itu, dan Ibu Rini tidak mengetahuinya. Sikap
pembenci dan pendendam mantan penyanyi cafe ini pun menular ke Jorgy.
Jorgy akan memaafkan seketika saat orang berbuat salah padanya. Namun ia
tidak akan pernah melupakannya. Saat di temui di waktu dan tempat
terpisah, Jorgy mengatakan bahwa dendam adalah hal pertama kali terlintas
dipikirannya saat mengetahui ayahnya menikah lagi. Dan juga ia masih
ingat betul bagaimana teman-teman berbuat salah padanya. Jorgy seorang
yang tertutup. Untuk masalah-masalah pribadi atau kejadian-kejadian yang
terjadi di sekolah ia jarang menceritakan kepada mamah nya. Jorgy
merupakan pribadi yang mandiri, ia tidak suka dibantu oleh orang lain. Ia
sangat menyayangi mamah dan adek nya. Ia tidak ingin menjadi seperti
papahnya yang tidak bertanggung jawab, walaupun dulu saat kecil dia
sangat terobsesi, sayang dan sangat cinta kepada papahnya. Remaja yang
hobi main game ini mengaku tidak pernah mengikuti nasehat mamahnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
D.
digilib.uns.ac.id
Narasumber 4
Pasangan Ibu Tina (36) dan Mimi (18) adalah pasangan ke-4 yang
dijadikan narasumber untuk penelitian ini. Ibu tina bercerai dengan
suaminya saat Mimi kelas 4 SD. Sebelumnya saat kelas 2 SD bapak mima
pergi ke bogor untuk bekerja, jadi bisa dikatakan Ibu Tina menjadi single
parent sejak usia 8 tahun. Pemicunya adalah komunikasi yang tidak baik
dan adanya perselingkuhan dari pihka suami. Ibu rumah tangga yang tidak
bekerja ini memperlakukan anak seperti selayaknya teman. Wajar saja,
Mimi sebagai anak tunggal dan memang usianya tidak terpaut jauh dari
ibunya. Ibu Tina yang berbadan gemuk dan berambut pendek memang tidak
ingin masalah komunikasi menjadi hal pemisah antara ia dan Mimi.
Kehidupan ekonomi yang hanya mengandalkan pemberian ayah kandung
Mimi juga menjadi masalah utama keluarga ini. Beberapa waktu lalu, ibu
Tina sempat menikah lagi dengan seorang laki-laki, namun pernikahan itu
tidak bertahan lama karena suatu dan lain hal. Ibu Tina yang lulusan SMA
ini
terkesan
selalu
memanjakan
Mimi,
Mimi
jarang
melakukan
pekerjaannya sendiri walaupun Mimi sangat ingin melalukannya sendiri
agar tidak membebani ibunya.
Mimi memiliki badan yang gemuk serupa dengan ibu nya. Suaranya
keras seperti laki-laki. Padahal Ibu Tina sudah sering mengingatkan Mimi
untuk bertingkah selayaknya perempuan yang lemah lembut. Mimi juga
terkesan ceplas ceplos. Apa yang ada di dalam pikirannya selalu dia
utarakan apa adanya. Di kesehariannya, Mimi mengaku bahwa ia bukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
orang
digilib.uns.ac.id
yang
disiplin.
Kamarnya
berantakan,
dan
ia
juga
jarang
membersihkan rumah, selalu Ibu tina yang melakukannya. Dalam hal
berteman, Mimi memang memiliki banyak teman karena ia adalah anak
yang supel dan mudah bergaul. Akan tetapi tak sedikit pula yang menyibir
Mimi karena ia terlalu ceplas ceplos. Remaja yang terkesan bossy di rumah
ini sering curhat kepada ibunya. Apapun ia ceritakan karena memang ia
memiliki sifat dasar yang hobi bercerita. Dan Ibu Tina yang humoris akan
memberikannya nasehat yang diselingi dengan bercanda. Hubungan kedua
nya memang sangat dekan, rasa memiliki yang besar diantara keduanya lah
yang membuat Mimi dan Ibu Tina berbagi cerita satu sama lain. Dibalik
sikap ceplas-ceplosnya, sebenarnya Mimi sangat perhatian kepada ibunya
dan ingin berbuat yang terbaik pada ibunya.
E.
Narasumber 5
Pasangan yang terakhir yang diteliti adalah pasangan Ibu Wiji (58)
dan Tio (18). Suami Ibu Wiji meninggal karena sakit diabetes 5 tahun yang
lalu. Sebelumnya suami Ibu Wiji bekerja sebagai buruh di tempat
pembuatan kock dan Ibu Wiji sendiri bekerja sebagai penjahit rumahan.
Keluarga Ibu Wiji bisa dikatakan dengan tingkat ekonomi kebawah.
Rumahnya yang berlokasi di kampung jagalan itu terbuat dari kayu dan
beralaskan tegel kuno bahkan sebagian masih tanah tanpa plester. Ibu Wiji
yang tamatan Sekolah Dasar ini mengaku kesulitan ekonomi pasca ditinggal
suami nya, tapi berkat kegigihannya kedua anaknya dapat menempuh
pendidikan yang layak. anak tertua Ibu Wiji, saat ini sedang menunggu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
proses wisuda di Universitas Terbuka, dan Tio masih sekolah. Ibu Wiji
seorang yang religius, dia selalu mengedepankan Tuhan sebagai
penolongnya. Nasehat-nasehat sering diberikan kepada anak-anaknya. Salah
satunya Tio.
Tio adalah seorang laki-laki yang pemalu. Entah kenapa ia seperti
tidak terbiasa dengan kehadiran orang asing. Remaja yang hobi memancing
ini mengaku sempat ingin berhenti sekolah saat bapaknya meninggal. Ia
ingin bekerja untuk memenuhi kehidupannya sehari-hari. Karena ia merasa
bahawa dia lah yang harus menggantikan posisi ayahnya untuk menjadi
tulang punggung keluarga. Tio seorang pekerja keras, selepas pulang
sekolah ia bekerja di bengkel yang tidak jauh dari rumahnya. Ia memang
memiliki keahlian di bidang mesin otomotif atau bisa dikatakan bahwa ia
seorang montir. Tio seorang yang sering mendapat bantuan dari temantemannya, dan ia pasti tak lupa mengucapkan terimakasih. Sebenarnya, tio
memiliki sikap yang terbuka kepada ibunya, ia kerap kali berkeluh kesah,
menceritakan teman wanitanya kepada ibunya. Namun, tio dikenal sebagai
seseorang yang sulit mengendalikan emosi. Ibu Wiji secara jujur
mengatakan bahwa dirinya sering dibentak-bentak oleh Tio, kakak Tio pun
juga demikian. Apabila kakaknya menasehatinya tetapi tidak sesuai dengan
keinginannya, maka Tio akan memarahi kakaknya. Tentu hal ini sering
membuat Ibu Wiji mengelus dada. Tio memanglah seorang yang sulit untuk
dikendalikan. Emosinya sering meluap-luap dan amarah yang tidak
terkontrol tersebut sering ia perlihatkan di depan ibunya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3.2
digilib.uns.ac.id
Pola Komunikasi Antarpribadi Ibu Single Parent dengan Anak Remaja
A.
Komunikasi Antarpribadi untuk membentuk Identity Self
1.
Agama
Dalam pembentukan konsep diri anak remaja dalam hal
ketaqwaan terhadap Tuhan, tiga orang Ibu dari lima Ibu Single parent
yang diteliti memberikan ajakan dan contoh riil untuk menjalankan
ibadah sesuai dengan keyakinan mereka masing-masing. Contohnya
Ibu Sri,
“Tentunya memberikan contoh yg riil mbak,
yang kita praktekan sehari hari, misalnya
dalam hal paling sederhana saja, sebelum
makan kita membiasakan diri untuk berdoa,
sebelum melakukan sesuatu di awali dengan
doa dan ibadah wajib tiap hari kita lakukan
bersama agar anak menjadi terbiasa hingga
dewasa nanti”
Pemberian contoh riil dalam pembentukan konsep diri adalah
merupakan komunikasi antarpribadi yang bersifat non-verbal atau
tanpa kata-kata. Akan tetapi, dengan demikian anak Ibu Sri yang
memang sudah dari kecil tidak memiliki ayah menjadi lebih mudah
untuk mencontoh dan mengerti bagaimana seharusnya ia beribadah
dan bertaqwa kepada Tuhan YME. Berbeda halnya dengan ibu single
parent yang hanya menyuruh dengan kata-kata tanpa contoh seperti
yang dilakukan oleh Ibu Wiji,
“nggih misalnya, pendidikan agama, ya saya
mengajarkan juga anak itu menjadi anak yang
jujur, sholeh, disuruh solat, suruh berdoa.”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ketika anak remaja diminta untuk mengerjakan sesuatu tanpa
ada contoh riil, anak cenderung tidak mengerti bagaimana untuk
melakukan hal tersebut. Terlebih jika anak tidak diberi pengertian
yang jelas akan makna beribadah, maka pesan yang ingin disampaikan
dalam komunikasi antarpribadi antara ibu single parent dengan anak
tidak diterima dan dimengerti anak dengan baik. Orangtua dalam
keluarga bertanggungjawab berkomunikasi sedemikian rupa sehingga
dapat bertindak sebagai model atau contoh mengenai komunikasi yang
baik bagi para anggota keluarga yang lebih muda, dalam hal ini anakanak. Orangtua bertindak sebagai model peran apakah mereka suka
dan tidak suka78.
2.
Jenis Kelamin
Tiga dari lima anak remaja dari ibu single parent yang diteliti
berjenis kelamin perempuan. Kebanyakan dari ibu mengaku bahwa
jati diri anak mereka baik yang perempuan maupun laki-laki terbentuk
secara alamiah. Namun, selain faktor alamiah, ibu single parent juga
tak segan untuk memberikan teguran kepada anak mereka apabila
melakukan kesalahan seperti teguran yang diberikan Ibu Tina kepada
Mimi yang sering tertawa terlalu keras layaknya laki-laki.
“Kalo masalah jalan, makan, baju itu ya menurut
saya sudah pas. Tapi kalo masalah ngomong,
ketawa I ya masih keras, banter gitu mbak. Ya
belum terlalu anggun untuk dikatakan sebagai
78
Muhammad Budyatna dan Leila Mona G. 2011. Teori Komunikasi Antarpribadi. Jakarta:
Kencana. Hal: 171
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
seorang perempuan, tapi ya tetep saya tegur,
“nduk nek ngomong ojo banter-banter, nek
ngguyu ojo seru-seru” kaya gitu mbak.”
Pemberian teguran secara langsung merupakan komunikasi
antarpribadi yang verbal atau dengan kata-kata. Teguran langsung
memang memberikan pengaruh atau effect, namun tidak harus segera
dan nyata. Seketika Mimi akan memelankan suaranya, namun tetap
akan kembali seperti semula.
B.
Komunikasi Antarpribadi untuk membentuk Behavioral Self
1.
Integritas
a.
Kejujuran
Hasil yang didapat peneliti ketika menanyakan kepada lima
orang ibu single parent perihal pembelajaran tentang kejujuran
seragam, yaitu memberikan pengertian beserta contoh dengan
perbandingan dengan orang lain, seperti yang dilakukan oleh Ibu Rini
yang menjadikan mantan suaminya sebagai referensi akan dampak
dari berbohong.
“Jadi dari awal saya ngomong sama anak-anak,
“mah papah dimana?” “papah lagi ada masalah,
kamu berdoa semoga masalah selesai gini-gini”
nah cuma gini ya, di sisi lain, om nya tu suka
bohong. Jadi mungkin saya dari kecil didik anakanak, hal sekecil apa pun jangan pernah
berbohong, karna kebohongan itu berasal dari
hal-hal kecil lalu menjadi masalah yang besar.”
Pengertian yang diberikan oleh Ibu Rini kepada anak-anaknya
perihal harus berkata jujur untuk hal sekecil apapun rasanya sudah
dapat dimengerti dengan baik oleh anak-anaknya. Contoh nyata yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ada dalam kehidupan keluarga Ibu Rini menyebabkan Ibu Rini secara
tepat mendidik anak-anak untuk tidak meniru perbuatan yang salah.
Komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh Ibu Rini kepada anakanaknya merupakan sebuah motivasi untuk anak-anak agar menjadi
yang lebih baik daripada ayahnya.
b.
Disiplin
Dalam hal kedisiplinan, empat orang ibu single parent
mengajarkan dengan baik agar anak-anak menjadi seorang yang
disiplin. Contohnya Ibu Sri yang sudah membiasakan Diana, anak
perempuannya untuk disiplin.
“Anak saya dari lahir sudah saya biasakan disiplin
mbak, contohnya dari hal yang sederhanasederhana dulu. Pas kecil saya bangunin tidur
tepat waktu, saya suapin makan pada waktu nya,
belajar bermain harus pada jam jam tertentu, yang
dimana ini terjadi secara terus menerus.”
Bahasa non-verbal memang lebih mendominasi komunikasi
antarpribadi di keluarga Ibu Sri. Pembiasaan perilaku baik yang
dilakukan Ibu Sri maupun yang diinformasikan kepada anak-anaknya
membuat perubahan dan memjadikan anak terbiasa dalam arti positif,
lain halnya dengan Ibu Tina. Ibu Tina yang hanya memiliki satu anak
cenderung memanjakan anak.
“kalo kedisiplinan ya.. mungkin karna saya
orangnya agak santai. Jadi kalo bersih-bersih
rumah gitu saya ngga terlalu ngoyo. Kalo masalah
nyapu-nyapu sih ya rumah saya cuma kecil sih
mbak jadi ya ngga begitu ngoyo ngga yang harus
selalu.”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tingkat kedisiplinan yang rendah yang dibiasakan oleh Ibu Tina
menyebabkan Mimi tidak disiplin dalam berbagai hal. Komunikasi
antarpribadi baik dalam bentuk verbal maupun non verbal yang
kurang dalam hal pembentukan kedisplinan anak menyebabakan
kurang sadarnya Mimi dalam hal kedisiplinan.
c.
Kemandirian
Seorang ibu yang menjadi ibu single parent memang dituntut
untuk mandiri. Empat dari ibu single parent adalah ibu yang bekerja,
dan secara otomatis ke-empat ibu single parent ini secara tidak
langsung memberikan contoh riil kepada anak-anaknya. Dalam hal
kemandirian, Ibu Endang yang sudah bekerja sejak 8 tahun lalu
memang sudah membiasakan anak-anak nya untuk hidup mandiri.
“ya waktu kecil saya ajarin gitu, tapi sekarang sih
engga. Kan udah besar, udah tau sendiri. Kalo
kayak saya kan dirumah ngga ada pembantu, ya
udah tau sendiri. Ya nyucikan baju nya ibu, baju
orang tuanya, bajunya sendiri. Ya bersih-bersih
rumah sendiri, masak sendiri. Itu dari kecil udah
mandiri gitu lho anak-anak.”
Pada waktu anak-anak nya masih kecil, Ibu Endang selalu
memberikan contoh bagaimana cara untuk melakukan pekerjaan
rumah. Setelah membiasakan anak-anak dengan pekerjaan mandiri,
lambat laun anak-anak sudah mengerti bagaimana melakukan
pekerjaan tersebut. Sampai saat ini pun tanpa disuruh Lisa kan
melakukan pekerjaan rumah dengan sangat baik. Berbeda dengan Ibu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tina yang selalu menawarkan bantuan kepada Mimi tanpa
mengijinkan Mimi mencoba untuk melakukan pekerjaan sendiri.
“misal waktu MOS itu Mimi kan suruh nyari pita
apa gitu yang warna merah kuning ijo itu lhoh
mbak. Terus dia itu langsung bilang sama saya ya
saya bilang oya nduk nanti tak cari ke disini gitu
mbak. Jadi tetep saya bantu. Apalagi kalo
barangnya itu gabisa dia beli sendiri. Apa yang dia
butuhin selalu bilang dulu sama saya. Jujur ya
mbak, mungkin karna dia ya dia anak saya satusatunya, Cuma dia yang saya punya, ya bisa
dibilang rodok manja sih mbak”
Komunikasi antarpribadi seperti pemberian nasehat, contoh,
tauladan
kepada
anak
merupakan
cara
orang
tua
untuk
mentransformasi nilai-nilai yang ada dalam kehidupan. Pembiasaan
Ibu Tina yang memanjakan Mimi menjadikan Mimi jauh dari kata
mandiri.
d.
Keterbukaan
Salah satu syarat agar komunikasi antarpribadi berjalan dengan
efektif adalah keterbukaan. Empat Ibu single parent mengaku jarang
berbagi cerita kepada anak-anak, begitu pula dengan anak-anak nya.
Contohnya saja Ibu Endang, ketika ditanyai apakah sering bertanya
kepada anaknya perihal pengalaman anak nya dalam sehari, Ibu
Endang secara berterus terang mengatakan tidak pernah.
“ga pernah cerita dan saya juga ga tanya-tanya,
soalnya anak-anak biasa aja sih. Ga pernah.”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berbeda dengan Ibu Tina yang mengajarkan Mimi untuk selalu
terbuka. Apapun yang dialami oleh Ibu Tina selalu diceritakan kepada
Mimi, begitu pula sebaliknya.
“Jadi saya selalu nanemin ke Mimi, baik buruk
apapun cerita sama ibu. Jadi jangan sampe kamu
mendem apa-apa sendiri. Karna orang tua mu tu
ya cuman ibu. Dan anak ku ki ya cuma kamu.
Jadi tolong ibu cerita ke kamu semua dan kamu
cerita ke ibu semua. Karna kan kita cuma berdua
mbak. Jadi selalu terbuka, ga ada yang ditutuptutupi”.
Keterbukaan dalam komunikasi antarpribadi yang terjalin di
keluarga Ibu Tina menimbulkan kenyamanan dan rasa kesamaan
sehingga satu sama lain merasa dekat. Contoh yang diberikan Ibu Tina
dengan cara bercerita tentang apa yang dialaminya dicontoh oleh
Mimi. Berbeda dengan keluarga Ibu Endang yang tidak pernah
sharing pengalamannya kepada Lisa. Sehingga Lisa pun enggan untuk
bercerita kepada Ibunya. anggota keluarga khususnya orang tua
biasanya adalah orang yang dengan siapa anak merasa paling aman,
dan
anak
seringkali
berpaling
pada
mereka
apabila
anak
membutuhkan pujian, rasa nyaman, dan ketentraman hati. Namun
dibanyak keluarga, tanggung jawab yang penting ini sering dilupakan
kerena kesibukan hidup sehari-hari79.
e.
79
Sopan santun
Ibid. Hal: 170
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam perihal sopan santun, kelima ibu single parent memiliki
cara yang sama dalam mengajarkannya. Yaitu dengan nasehat dan
contoh riil. Seperti yang diutarakan oleh Ibu Tina
“Ya sebagai orang tua sih saya waktu kecil udah
sering ngasih tau “nduk kalo misal ada eyang, ada
budhe, salim. Terus misalkan ada orang tua di
rumah mu terus kamu makan ya kamu harus
nawan-nawani sik “maem budhe, dahar budhe”
terus kalo ada orang yang lebih tua terus kamu
harus lewat di depannya ya kamu harus ngasih
salam sambil menundukan badan, ya mungkin
lewat nasehat gitu. Tapi yo lewat contoh juga
mbak. Saya kan dulu di didik eyang nya Mimi
juga gitu. Jadi ya sembodo lah mbak. Jadi saya
nasehatin Mimi apa , ya saya juga lakuin itu.”
Pemberian nasehat beserta contoh memang sangat efektif dalam
pembentukan konsep diri anak. Pesan yang disampaikan melalui
komunikasi antarpribadi dalam bentuk nasehat yang diikuti dengan
contoh riil memudahkan anak mengerti bagaimana melakukan
sesuatu.
Merupakan
tanggung
jawab
orangtua
untuk
mensosialisasikan kepada anak-anak, mengajarkan mereka bagaimana
mengelola konflik dalam kehidupan.
f.
Menghargai orang lain
Sikap menghargai orang lain dapat berupa ucapan terimakasih
dan menjaga hak-hak orang lain. Dalam memberikan pembelajaran
akan sikap ini, kelima ibu single parent menjawab dengan seragam.
Nasehat serta contoh yang di berikan oleh Ibu Rini misalnya. Tanpa
membedakan ras, jumlah pembelian, dan usia. Ibu Rini akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengucapkan matur nuwun apabila ada yang membeli sesuatu di
warung kelontong miliknya.
“nah, setiap kita ditolong orang, beli dagangan
saya, kita harus bialng terima kasih, saya aja
mesti bilang matur sembah nuwun. Ga peduli
masih muda apa orang cina aja saya ga pernah
manggil situ, pasti panjenengan. Ya puji
Tuhanlah. Orang jawa kan sensitif ya, kita jualan
pake mrengut ya mesti diomongin orang, kalo
nyuwun sewu jualan karo kemu oli ben lunyu
lambene kan nanti sing tuku kembali lagi. Itulah
yang saya contohkan ke anak-anak.”
Ucapan terimakasih yang dicontohkan oleh Ibu Rini merupakan
bahasa verbal yang dapat terjadi dalam komunikasi antarpribadi antara
dua orang. Contoh yang sering dilihat oleh anak-anak akan
menjadikan anak lebih mudah meniru karena mereka paham betul
bagaimana cara melakukannya. Dan anak-anak menjadi mengerti apa
maksud kata terimakasih tersebut dan menerapkannya ke dalam
kehidupan sehari-hari.
g.
Motivasi
Ketika ditanya perihal pemberian semangat ketika anak-anak
sedang sedih atau terjatuh, kelima ibu single parent akan memberikan
dorongan berupa kata-kata yang mengandung unsur motivasi. Seperti
yang dilakukan oleh Ibu Sri kepada Diana saat nilai sekolah nya jelek.
“ya paling saya beri nasehat pada anak saya
untuk belajar lebih baik lagi, jangan gampang
menyerah dan pasti ada cara atau kesempatan
untuk mendapatkan apa yang di inginkan. Dan
saya selalu menemani anak saya pas dia lagi
down, ya gitu mbak.”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Rasa empati dalam komunikasi antarpribadi seperti yang
ditunjukan oleh Ibu Sri kepada Diana merupakan salah satu syarat
komunikasi antarpribadi yang efektif. Dalam hubungan keluarga,
sangat mudah untuk mendapatkan rasa empati dari anggota keluarga
yang satu sama lain, terlebih hubungan ibu-anak. Setelah ibu Sri
berempati karena nilai Diana yang jelek, kemudian Ibu Sri akan
memberikan semangat dan motivasi yang merupakan salah satu tujuan
dari komunikasi antarpribadi. Sugiyo 80 dalam komunikasi antarpribadi
perlu adanya suasana yang mendukung atau memotivasi, lebih-lebih
dari komunikator.
2.
Karakter
a.
Pemarah >< Penyabar
Empat
ibu
single
parent
mengatakan
bahwa
mereka
memberikan nasehat dan pengertian kepada anak-anak untuk tidak
cepat marah atau penyabar apabila ada yang menyalahi anak-anak
mereka. Ibu Tina mengatakan bahwa marah itu harus sesuai kondisi,
hal itu yang ia tanamkan kepada anaknya.
“jadi saya bedain situasinya. Kalo misalnya kamu
sama keluargamu di rumah, uneg-uneg mu apik
opo elek kui ki koe kudu ngomong karo aku, dan
aku wajib ngomong karo koe. Tapi kalo di
lingkungan luar keluarga, ya kamu harus iso
ngontrol emosimu, kamu harus bisa jaga
ngendaliin amarahmu. Kan ga mungkin misal e
kamu bar di getak gurumu, misal e ra nggarap PR
terus kamu ngomong sama guru mu yen kamu ga
seneng di bentak kan ya ga mungkin. Apa
80
Sugiyo, Komunikasi Antarpribadi, UNNES Press, Semarang, 2005, Hal. 6
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mungkin sama temen mu, temen mu rodok
nganyelne, terus kamu sak penak e dewe ngomong
aku ra seneng mbek koe. Lha bisa-bisa anak saya
ga punya temen no mbak.”
Pengertian dari Ibu Tina sangat mudah dimengerti oleh Mimi.
Kerjasama yang dilakukan oleh Ibu Tina dan Mimi dalam mencari
solusi untuk kekesalan atau kekecewaan yang dirasakan Mimi
terhadap sesuatu merupakan tujuan komunikasi antarpribadi yang
dalam pelaksanaan di keluarga Ibu Tina sudah cukup baik. Berbeda
dengan Ibu Rini yang memberikan nasehat kurang baik kepada Jorgy,
anak laki-lakinya. Ibu Rini menganjurkan untuk membalas apapun hal
negatif yang dilakukan oleh orang lain terhadap Jorgy, seperti
memukul.
“...Tapi kalo kamu diwarai, balesen. Itu pesan
saya. Itu memang piye yo, sebenernya saya tau itu
salah, tapi yo saya ga punya sifat Yesus ya. Di
kampleng pipi ku, terus tak kek ke pipi ku sing siji
ne nek aku yo kepruk-keprukan.”
Nasehat atau pesan negatif dari Ibu Rini ke Jorgy diterima
dengan negatif pula. Efek yang ditimbulkan dari pesan bermuatan
negatif itu pun terlihat nyata di kehidupan Jorgy sehari-hari. Calhoun
dan Acocella81 berpendapat bahwa konsep diri seseorang sangat
dipengaruhi oleh faktor keluarga yaitu orang tua yang merupakan
kontak sosial yang paling awal dan paling kuat dialami oleh individu.
Sehingga orang tua menjadi sangat kuat pengaruhnya terhadap anak
81
J. F. Calhoun dan J. R. Acocella, Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan,
IKIP Semarang Press, Semarang, 1990
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
karena apa yang dikomunikasikan oleh orang tua pada anak, akan
cepat ditanggap oleh anak daripada informasi lain yang diterima anak
sepanjang hidupnya.
b.
Pemalu (Minder) >< Percaya diri
Dari lima ibu single parent yang diteliti, semua Ibu single
parent mengaku tidak memiliki masalah terhadap pembelajaran
percaya diri anak. Status single parent pun tidak membuat mereka
minder karena Ibu single parent merasa sama dengan ibu-ibu yang
lain sehingga dicontoh oleh anak-anak nya. Terlebih jika anak mereka
melakukan perbuat yang terpuji. Contohnya Mimi yang mendapat
pujian dari ibunya ketika masakan Mimi cukup enak.
”biar anak saya percaya diri ya gini... misal dia
masak, ndelalah hasil e enak, yo tak puji “wah
genduk masak ane enak ik” terus misalkan dee
resik-resik, yo tak puji “wah apik”. Ya paling gitu ,
saya nyemangati ne hal-hal kecil tak puji, jadi biar
dia tu di bombong, biar percaya diri.”
Komunikasi antarpribadi dalam bentuk pujian menjadikan anak
seorang yang percaya diri karena dengan pujian anak merasa apa yang
sudah selesai dikerjakannya memiliki hasil yang memuaskan dan
sempurna. Kepercayaan diri memang tidak timbul begitu saja, dengan
pujian yang sesuai porsinya maka percaya diri akan tumbuh seiring
peningkatan kemampuannya yang lain.
c.
Penyayang >< Pembenci
Karakter manusia berbeda-beda antara satu dengan yang
lainnya. Karakter positif manusia salah satunya adalah penyayang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sedangkan kebalikan nya adalah pembenci. Keempat ibu single
parent mengatakan tidak memiliki masalah dalam pembelajaran
karakter ini. Semua seragam, menamkan dengan nasehat dan
pengertian untuk tidak membenci seseorang yang membenci dirinya.
Seperti nasehat yang diberikan oleh Ibu Sri,
“Saya kan tidak akan pernah mengajarkan hal
yang saya anggap tidak baik untuk anak saya.
Walaupun dia itu di ejek teman-temannya saya
selalu mengatakan itu hanya bercanda dan jangan
di masukkan ke hati. Dan anak saya mau
menerima nya dan dari hal kecil tersebut dia
menjadi tidak pernah benci atau dendam dengan
seseorang.”
Kedekatan Ibu Sri dengan Diana membuat komunikasi
antarpribadi diantara keduanya berjalan sangat efektif. Keterbukaan,
empati, dukungan membuat komunikasi keduanya hampir tidak
menemui masalah apapun. Pengertian dengan nasehat dan teguran
menjadikan anak semakin mudah untuk mengerti bagaimana yang
baik dan bagaimana yang tidak.
Sedangkan Ibu Rini memiliki sifat yang cenderung pembenci.
Tergambar dari kata-katanya ketika ditanya perihal pembelajaran
karakter penyayang.
“Karna saya tu ya dadi wong atos yo atos banget.
Kadang saya yo heran ya, saya sekali disakiti
orang tu benci sama orang tu ya benci banget
sampe tak gowo mati.”
Tidak ada pembelajaran yang dapat diberikan oleh Ibu Rini
kepada anak-anaknya mengenai hal ini. Karena Ibu Rini menyadari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bahwa ia bukan seorang yang penyayang sehingga ia membiarkan
anak-anak nya belajar sendiri tentang sifat penyayang. Satu tanggung
jawab utama yang dimiliki para anggota keluarga terhadap satu sama
lain adalah “berbicara”- meliputi unsur-unsur komunikasi verbal dan
nonverbal-
dengan
cara-cara
yang
akan
berkontribusi
bagi
pengembangan konsep diri yang kuat bagi semua anggota keluarga,
terutama anak-anak muda. Penelitian yang dilakukan oleh D.H. Demo
(1987)82 menekankan pada maksud bahwa konsep diri dibentuk,
dipelihara, diperkuat dan atau diubah oleh komunikasi dari para
anggota keluarga. Konsep diri para anggota keluarga dapat
ditingkatkan dengan cara memberikan pernyataan pujian, pernyataan
sambutan dan dukungan, dan pernyataan kasih.
d.
Pemaaf >< Pendendam
Satu dari empat ibu single parent yang diteliti secara gamblang
memberikan contoh yang negatif kepada anaknya, yaitu Ibu Rini. Ibu
Rini memiliki sifat pendendam yang tidak akan melupakan kesalahan
orang lain sampai kapanpun. Seperti dendam kepada mantan
suaminya dan mantan mertuanya.
“...Sampe akhir e saya ngomong ya, itu ama mu
sama akung mu itu jangan sampe dipanggil Tuhan
sebelum minta maaf sama aku. Hati saya tu terlalu
sakit sampe ga bisa tak rasakne sakite.”
Sedangkan empat orang ibu single parent yang lain mengaku
mengajarkan anak-anak agar menjadi pribadi yang pemaaf dengan
82
M Budyatna dan Leila Mona G, op. cit.,, Hal. 169
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
cara memberikan nasehat dan pengertian ketika ada seseorang yang
baik sengaja maupun tidak sengaja berbuat salah pada anak mereka.
Seperti yang dilakukan Ibu Sri.
“Contoh kecil ya mbak, ini kejadian nyata pas didi
kecil itu. Pada waktu ada teman dia yang nakal
saya menjelaskan bahwa anak tersebut tidak
dengan sengaja melakukan hal itu dan anak saya,
saya minta untuk memberi maaf kepada temannya
tersebut dan mereka dapat bermain lagi bersamasama tanpa ada dendam-dendaman.”
Sifat positif yang terkandung dalam pesan yang disampaikan
oleh Ibu Sri kepada Diana merupakan salah satu unsur yang dapat
menjadikan
komunikasi
antarpribadi
menjadi
efektif
dan
menghasilkan efek yang positif untuk Diana. Menurut Venderber et
al., (2007)83, perilaku mencontoh terutama penting dalam mengelola
konflik. Merupakan tanggung jawab orangtua untuk mensosialisasikan
anak-anak, mengajarkan bagaimana mereka mengelola konflik dalam
kehidupan mereka. Tetapi dengan hanya mengatakan kepada anakanak bagaiman harus berperilaku kemudian mencontohkan perilaku
yang berlawanan hanya memperkuat strategi mengelola konflik yang
agresif dan pasif. Di pihak lain, orang tua dapat berkolaborasi dalam
memberikan
contoh
melalui
diskusi,
memberi
pertimbangan,
mengingatkan, ungkapkan perasaan mereka, dan bersifat mendukung
terhadap ketidaksetujuan anak. Dengan berbuat demikian, bukan
hanya menjaga hubungna mereka tetapi juga memberi contoh bagi
83
Ibid. Hal: 171-172
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
anak-anak mereka bagaimana orang yang penuh kasih mengatasi
konflik.
C.
Komunikasi Antarpribadi untuk membentuk Judging Self
1.
Penentuan Sikap
a.
Status sekarang (sebagai anak single parent)
Pembelajaran tentang bagaimana menyikapi status anak dari ibu
single parent yang dilakukan kelima ibu single parent semua sama.
Ibu single parent memberikan pengertian bahwa tidak ada yang
berbeda walaupun status anak-anak mereka adalah anak dari ibu
single parent. Kebiasaan mereka sama saja dengan anak-anak lain dari
keluarga yang utuh, mungkin hanya saja dari faktor ekonomi yang
membedakan yang seperti disampaikan oleh Ibu Endang.
“ya harus sadar, ya kan misalnya kebutuhan. Kalo
mau beli barang-barang atau apa kan harus inget
budget nya berapa. Ibu punya nya sekian ya
jangan berlebih-lebih. Jadi saya tanamkan sih ya
hidup biasa aja. hidup sederhana. Pokoknya kita
ga boleh melebihi kapasitas.”
Dalam hal komunikasi tidak banyak dijumpai banyak masalah
dalam hal menyikapi status single parent baik pada diri ibu maupun
anak. Mereka sudah mulai terbiasa atas ketidak hadiran ayah sebagai
kepala keluarga di dalam kehidupan sehari-hari.
b.
Harga diri
Pengertian mengenai harga diri juga diberikan oleh kelima ibu
single parent yang diteliti. walaupun ibu mereka adalah seorang ibu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
single parent, ibu memberikan pengertian bahwa tidak ada seorang
pun yang berhak merendahkan harga diri anak-anaknya. Seperti
penuturan Ibu Sri,
“...Dan apabila pada keadaan tertentu anak saya
merasa rendah diri saya selalu menguatkan dia
dengan nasehat-nasehat yang baik. Karena
sebenarnya tidak ada yang salah dengan keadaan
keluarga yang hanya memiliki 1 orang tua saja.”
Rasa empati yang di pertunjukkan orang tua kepada anak
merupakan salah satu bahasa non verbal selain nasehat-nasehat
langsung dalam memberikan pengertian bahwa tidak ada yang salah
dengan keluarga single parent dan harga diri yang mereka punya itu
sejajar.
c.
Pandangan tentang masa depan
Nasehat-nasehat seorang ibu single parent tentulah sebuah pesan
yang secara tersirat merupakan suatu harapan. Seperti yang
ditanamkan Ibu Tina kepada Mimi.
“ya saya selalu bilang gini, nasib itu bisa diubah
kalo kita ada kemamuan, usaha dan terus berdoa.
Karna saya ga mau terutama masalah jodoh itu.
saya selalu nekanin ke Mimi itu, kamu harus dapet
jodoh yang bener-bener tanggungjawab sama
kamu. Saya nanemin ke Mimi ya “ayo nduk, kamu
harus bisa lebih dari ibu, kamu jangan sampe
nasib mu sama kayak ibu apa malah lebih buruk
dari ibu. Jadi sekarang kamu harus bener-bener
sekolah tenanan, berdoa, syukur-syukur kalo ada
rejeki nanti kamu bisa kuliah, pokoknya kamu
harus tetep positif thinking kalo kamu tu harus
lebih dari hidup ibu.”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Harapan-harapan tinggi yang diinginkan kelima ibu single
parent agar anaknya lebih baik daripada kehidupan dirinya membuat
anak-anak memiliki harapan yang tinggi pula. Keyakinan ibu Tina
akan anaknya serta semangat yang diutarakan tentu saja bisa
mendorong kualitas hidup Mimi untuk menjadi seseorang yang jauh
lebih baik ketimbang ibunya. Melalui komunikasi antarpribadi,
seseorang dapat memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu yang
baik dan positif. Motivasi adalah dorongan kuar dari dalam diri
seseorang untuk melakukan sesuatu. Pada dasarnya, seseorang
cenderung untuk melakukan sesuatu karena dimotivasi.
3.3. Konsep Diri Remaja
A.
Identity Self
1.
Agama
Empat dari lima anak remaja yang wawancara mengaku sudah
menjalankan ibadah sebagai mena mestinya. Contohnya Diana, anak
dari Ibu Sri. Bahkan Diana sangat rajin mengaji. Ketika di tanya
apakah sudah menjalankan solat lima waktu. Diana menjawab sudah.
“Sudah, walaupun terkadang muncul rasa malas,
namun saat ini saya sedang proses perbaikan
tingkat keimanan”
Konsep diri yang terbentuk pada diri Diana adalah hasil dari
contoh yang diberikan oleh ibunya. Komunikasi verbal berupa ajakan
serta non verbal yang berupa contoh rill menjadikan Diana seorang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pemeluk Islam yang taat beribadah. Berbeda dengan Tio. Walaupun ia
beragama islam, kewajiban solat pun sering ia tinggalkan.
“ya.. masih belajar, kadang 2 kadang 3 kadang
blas”.
Konsep diri yang terbentuk pada diri Tio merupakan hasil dari
kurang nya contoh cara beribadah. Ibu Wiji, Ibunda Tio hanya sekedar
mengingatkan tanpa memberi contoh langsung yang terlihat oleh Tio.
Konsep diri dapat terbentuk karena adanya orang lain sebagai tauladan
yang kita yakini dapat memberikan contoh. Apabila orang tersebut
berlaku positif, maka konsep diri yang terbentuk dalam diri kita akan
positif, begitu pula sebaliknya.
2.
Jenis Kelamin
Pencarian jati diri anak remaja salah satunya adalah jenis
kelamin. Dimana anak remaja seharusnya meyakini dan bertingkah
laku sesuai dengan jenis kelaminnya. Walaupun tidak sepenuhnya
menyimpang, namun ada beberapa sifat yang dimiliki Mimi, anak dari
Ibu Tina yang mirip seperti laki-laki. Suara Mimi sangat keras, apabila
tertawa Mimi pun sampai terbahak-bahak tak selayaknya perempuan
yang akan dicap perempuan baik apabila dapat mengatur volume suara
tertawanya (lemah lembut). Dari hasil observasi memang sangat
terlihat dan terdengar betapa kerasnya suara Mimi dan cenderung
ceplas-ceplos. Namun, walaupun demikian Mimi tetap mengenakan
baju casual selayaknya perempuan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Saat ini banyak anak remaja yang merasa terjebak dalam tubuh
yang salah, tak sedikit pula yang memutuskan untuk bertingkah laku
atau berpakaian seperti yang bukan dirinya (laki-laki berdandan
perempuan dan perempuan berdandan laki-laki). Seseorang yang
memiliki konsep diri positif akan secara yakin dan percaya akan apa
yang diberikan Tuhan kepada dirinya. Ketika ia bertanya pada dirinya
sendiri, siapakah saya? Apa jenis kelamin saya? Maka ia akan
meyakini bahwa dia adalah dirinya sendiri baik itu laki-laki maupun
perempuan dan akan berperilaku selayaknya laki-laki ataupun
perempuan.
B.
Behavioral Self
1.
Integritas
a.
Kejujuran
Pada dasarnya, kelima anak remaja yang diwawancara akan
berusaha untuk selalu berkata jujur. Contohnya saja Jorgy yang
memang sudah dididik untuk jujur agar tidak seperti ayahnya yang
selalu mendapatkan masalah karena ketidakjujuran.
“ya jujur lah mbak. Dari kecil saya itu dididik
keras buat jujur mbak. Jadi dengan gitu seminimal
mungkin saya engga bohong dan engga buat
kesalahan.”
Konsep diri yang terbentuk pada diri Jorgy adalah hasil dari
didikan Ibu dan hasil dari pandangannya diri nya sendiri tentang arti
dari kejujuran. Di dalam hidup Jorgy ada seseorang yaitu ayah yang
dapat memberikannya pelajaran bahwa bohong itu adalah sebuah sifat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang tidak baik. Orang lain merupakan faktor yang berpengaruh
dalam pembentukan konsep diri seseorang.
b.
Disiplin
Hasil penelitian di lapangan mengatakan bahwa ada 2 anak
remaja yang memiliki konsep diri disiplin, salah satunya Diana. Diana
meyakini bahwa dirinya sudah disiplin, baik perihal waktu, pikiran,
dan segala hal misal meletakkan barang pada tempatnya setelah
digunakan, bangun pagi tepat waktu.
“Sudah mbak, karna itu kan sudah menjadi
kebiasaan saya dari kecil ya, jadi saya ya.. tinggal
ngejalanin seperti biasa aja ga ada yg berubah”
Mengingat Diana menjadi anak single parent sejak usia 20
bulan, jadi ia merasa tidak ada yang berubah pasca ayahnya
meninggal dunia. Tidak semua orang lain memiliki pengaruh yang
sama terhadap diri kita. Ada yang paling berpengaruh, yaitu orangorang yang dekat dengan diri kita. George Herbert Mead (1934) 84
menyebut mereka significant others –orang lain yang sangat penting.
Ketika kita masih kecil, mereka adalah orang tua kita, saudara-saudara
kita, dan orang yang tinggal satu rumah dengan kita. Richard Dewey
dan W.J. Humber (1966)85 menamainya affective others –orang lain
yang dengan mereka kita memiliki ikatan emosional. Ibu Sri yang
selalu membiasakan kebiasaan disiplin sejak kecil membuat Diana
84
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2012, Hal. 100
85
Ibid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memiliki sifat ini ketika ia remaja. Karena dalam pandangan Diana,
dia telah berlaku apa adanya sesuai dengan dirinya sendiri.
c.
Kemandirian
Absennya ayah di dalam keluarga mengakibatkan baik ibu
maupun anak dipaksa secara kondisional untuk mandiri. Seperti Ibu
Endang, ibu dari Lisa yang mulai bekerja setelah ayah Lisa
meninggalkan rumah. Hal itu juga berimbas ke diri Lisa dan 3 orang
remaja lain yang mau tidak mau juga dituntut untuk mandiri karena
kesibukan ibunya. semua pekerjaan rumah ia lakukan sendiri sedari
kecil.
“saya selalu ngelakuin apa-apa sendiri sih mbak.
Soalnya kan dirumah saya ga ada pembantu.
Lagian masa iya saya nyuruh kakak saya atau
saudara saya atau budhe saya atau ibu saya kan ga
mungkin lah mbak. Jadi sebagai anak yang baik,
saya juga harus, harus ngerti kapasitas kewajiban
dan tanggungjawab saya apa aja gitu lho mbak.
Jadi jangan, jadi dirumah saya tuh ga ada kayak
istilah nyuruh orang lain atau apa gitu engga. Apa
yang bisa kamu lakuin sendiri ya lakuin sendiri.”
Berbeda dengan Mimi yang ibunya tidak bekerja dan selalu
tinggal dirumah. Karena tidak memiliki pekerjaan selain dirumah, jadi
Ibu Tina akan mengerjakan segala pekerjaan rumah tanpa membiarkan
Mimi untuk melakukannya. Sehingga Mimi pun menjadi anak yang
cenderung manja karena ia memiliki ibu yang memanjakannya.
Kamar Mimi berantakan, ia tidak terbiasa membereskan rumah
bahkan kamarnya sendiri, ia akan menunggu ibunya untuk
membereskan kamarnya. Mimi juga akan langsung meminta bantuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ibunya tanpa berusaha untuk mengerjakannya sendiri dulu. Sifat
manja yang dimiliki Mimi dan sifat mandiri yang dimiliki oleh Lisa
sangat bertolak belakang. Hal ini diakibatkan oleh perbedaan pola
komunikasi yang dilakukan oleh kedua ibu remaja tersebut. Lisa yang
sudah dipercaya oleh ibunya untuk melakukan segala sesuatunya
sendiri menjadi seorang remaja yang mandiri sesuai dengan apa yang
diyakinkan oleh ibu kepadanya. Sedangkan Mimi yang terbiasa
dengan bantuan dan ketidakpercayaan Ibu Tina untuk melakukan
sesuatu, menjadi remaja yang “apa-apa ibu” atau manja.
d.
Keterbukaan
Walaupun Mimi adalah seorang anak manja, namun dalam hal
keterbukaan, Mimi adalah anak yang sangat terbuka seperti 2 orang
remaja yang lain. Ia hobi bercerita. Ia selalu menceritakan apapun
kepada ibunya dan sahabat-sahabatnya. Termasuk masalah belajar,
teman, maupun masalah asmara.
“iya sih sis, aku kalo ada apa-apa mesti cerita
sama ibu og. Soal temenku atau apa bahkan
percintaan temen-temen ku aja ibu ku sampe tau
sis... Emang kan aku orangnya, aku cerita tu
karna emang aku seneng cerita, emang
kebiasaannya gitu. Apa-apa cerita sama ibu, ibu
juga cerita sama aku”
Keterbukaan Mimi yang menurun dari sifat ibunya merupakan
konsep diri yang terbentuk dari Mimi kecil hingga remaja. Ibu yang
mendorongnya untuk bercerita apa yang terjadi menjadikan Mimi
terbiasa oleh sifat terbuka. Berbeda dengan Lisa dan Jorgy yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
merasa tidak yakin untuk bercerita apapun kepada ibunya. bahkan ia
merasa ada dinding pamisah antara dia dan ibunya dalam hal
berkomunikasi.
“engga sih mbak, saya sama ibu saya jujur aja ga
bisa terlalu terbuka kaya sahabat gitu.. kaya ada
jarak gitu lho mbak. Lebih ke malu dan rikuh”
Dari hal itulah Lisa menjadi seorang yang tertutup. Ia tidak
terbiasa berbagi cerita kepada Ibu, saudara maupun teman-temannya
disekolah. Konsep diri Lisa yang seperti ini adalah imbas dari
keyakinan Lisa bahwa komunikasi dengan orang lain adalah hanya
sebagai formalitas mencari bahan obrolan dan ada jurang pemisah
antara ibu dan anak yang patut untuk dibatasi. Johnson Supratiknya
(1995) mengartikan keterbukaan diri yaitu membagikan kepada orang
lain perasaan kita terhadap sesuatu yang telah dikatakan atau
dilakukan, atau perasaan kita terhadap kejadian-kejadian yang baru
saja kita saksikan.
e.
Sopan santun
Dengan suara nya yang keras, bukan berarti Mimi sorang remaja
yang tidak mengerti sopan santun kepada orang tua. Ia sangat sopan
dan ramah. Setiap ada orang yang lewat di depan rumahnya ia selalu
menyapa dengan ramah. Seperti saat peneliti mewawancarainya di
rumah. Ketika ada tetangga berniat menitipkan sesuatu kepadanya,
dengan sopan ia menjawab dengan bahasa yang halus sambil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menganggukan kepala sebagai rasa hormat kepada orang yang lebih
tua.
Walaupun banyak yang menganggap bahwa bersuara keras
merupakan hal yang tidak lazim dimiliki oleh seorang wanita, namun
sifat sopan santun buktinya bisa diterapkan oleh seorang Mimi yang
memiliki suara cukup keras. Pengertian dan contoh riil yang diberikan
oleh Ibu Tina dalam hal sopan santun berhasil membentuk konsep diri
Mimi dalam hal sopan santun. Pengaruh yang diberikan oleh Ibu Tina
merupakan contoh bahwa konsep diri dipengaruhi oleh seseorang
yang memiliki kedekatan emosional dengan orang tersebut. Sikap
sopan santun pun juga dimiliki oleh keempat remaja dari ibu single
parent yang lainnya.
f.
Menghargai orang lain
Ucapan terimakasih akan diucapkan oleh kelima remaja dari ibu
single parent yang diteliti setelah mereka mendapatkan bantuan.
Ucapan terimakasih penting diucapkan karena terimakasih adalah
salah satu contoh bagaimana mereka menghargai orang lain. Seperti
yang diutarakan oleh Jorgy ketika ditanya apakah ucapan terimakasih
itu penting atau tidak untuknya.
“ya penting lah mbak. Penting nya itu kan ya kita
sama aja menghargai pemberian orang lain.”
Hal ini ia pelajari dari ibunya. Ibu Rini sebagai pedagang tidak
segan-segan mengucapkan terimakasih kepada orang lain yang telah
membeli dagangannya sekecil apapun itu. contoh riil yang diberikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
oleh ibunya tersebut memberikan pelajaran kepada Jorgy bahwa
berterimakasih itu penting sebagai rasa harga-menghargai terhadap
orang lain. Konsep diri positif ini sebenarnya juga dapat berkembang
dengan pujian atau ucapan terimakasih yang diberikan dari orang lain
kepada anak remaja sehingga ia mengerti arti dari menghargai orang
lain. 86
g.
Motivasi
Ketika ditanya perihal motivasi dari ibu, Diana dan keempat
remaja yang lainnya sepakat. Bahwa ibu merupakan motivasi terbesar
dalam hidup mereka. Ibu selalu memberikan nasehat, dorongan, dan
masukan yang berarti dalam kehidupan mereka walaupun ada
sebagian dari mereka merasa bahwa nasehat ibu kurang sreg dihati
mereka namun untuk seorang Diana, nasehat ibulah yang paling
dinanti-nanti.
“ya... gimana ya mbak, Saya senang banget kalo
ibu ngasih nasehat karena saya menganggapnya
sebagai pembentukan diri dan karakter saya dalam
menuju tingkat dewasa. Bahkan saya sering kog
memang sengaja meminta nasehat nasehat kepada
ibu untuk penyelesaian masalah yang saya hadapi.
Dan saya dengan suka rela menjalankan nasehat
ibu saya tersebut. Karna saya yakin kalo ibu itu
engga bakal menyesatkan saya atau merugikan
saya.”
Dengan adanya motivasi dan dukungan dari orang tua yang
diberikan kepada anak, maka anak akan belajar untuk menyenangi
86
Ibid. Hal:101
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dirinya sendiri dan merasa puas akan pekerjaannya87. Diana yang
secara suka rela menjalankan nasehat ibu merasa lebih bahagia dan
puas karena ia percaya bahwa Ibu Sri tidak akan menjerumuskannya
ke hal yang tidak baik.
2.
Karakter
a.
Pemarah >< Penyabar
Sikap penyabar dimiliki oleh Mimi dan ketiga remaja lainnya
yang diwawancara. Easy going menjadi kata yang pas untuk
menggambarkan sifat Mimi yang tidak mudah marah ketika
disinggung baik mengenai kondisi fisik, keadaan keluarga, dan status
nya sebgai anak dari ibu single parent.
“kalo aku sih...terserah ya orang mau ngomong
apa. Orang punya hak sendiri, orang mulut-mulut
dia sendiri. Jadi selama dia engga jelek-jelekin
saya banget ya aku sih yo wis lah terserah gitu.”
Berbeda dengan Jorgy yang mudah sekali marah apabila ada
yang menyinggung atau bercanda dengannya. Seperti saat ia dibelikan
sepatu baru oleh ayahnya yang pada saat itu Jorgy masih terobsesi
kepada ayahnya walaupun ayahnya sudah jarang pulang kerumah.
Ketika ia memakai sepatu baru itu ke sekolah, sepatu itu dinjak oleh
temannya dengan maksud bercanda. Akan tetapi Jorgy tidak terima
dengan perlakuan temannya tersebut, sehingga Jorgy langsung
87
Ibid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memukul temannya sampai-sampai temannya tidak berani datang ke
sekolah lagi.
Konsep diri Mimi yang mempunyai karakter penyabar adalah
contoh konsep diri positif yang terbentuk karena nasehat dan
pengertian-pengertian yang diberikan ibunya kepada Mimi bahwa
sebagai seorang manusia kita perlu untuk mengatur emosi dan harus
dapat menempatkannya di situasi yang tepat. Sedangkan konsep diri
yang dimiliki Jorgy adalah contoh dari konsep diri negatif. Kehidupan
Jorgy
yang
dipenuhi
dengan
kekerasan
dan
permusuhan
mengakibatkan Jorgy menjadi suka berkelahi dan berwatak keras.
Dorothy Law Notle dalam sajaknya Children Learn What They Live 88,
mengatakan bahwa,
jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia
belajar berkelahi. Permusuhan yang terjadi antara ibu dan ayahnya,
serta ibu dan keluarga ayahnya mengakibatkan Jorgy sering berkelahi
dengan temannya.
b.
Pemalu (Minder) >< Percaya diri
Status anak single parent tidak menjadikan kelima anak remaja
yang diteliti menjadi minder. Menurut mereka, baik status, kondisi
fisik, kondisi ekonomi tidak membuat mereka mider untuk bergaul,
dan bersosialisasi di lingkungan luar. Contoh nya Mimi. Mimi yang
telah menjadi anak dari ibu single parent sejak ia kelas 2 SD memiliki
tubuh plus size dan pendek. Akan tetapi dia tidak malu dengan status
88
Ibid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan kondisi fisiknya. Ia justru berterimakasih kepada Tuhan karena ia
diberikan kesehatan dan tidak menjadi minder akan kondisi fisiknya
tersebut. Terbukti dari ia yang memiliki banyak teman, grapyak, dan
senang mengobrol dengan teman-temannya.
Seperti yang uraikan oleh D.E Hamacheck 89, salah satu
karakteristik yang dimiliki oleh seseorang yang memiliki konsep diri
positif adalah sikap percaya diri. Sikap tidak minder atau percaya diri
timbul karena seseorang merasa sama dengan orang lain, sebagai
manusia tidak tinggi maupun rendah, walaupun terdapat perbedaan
dalam kemampuan tertentu, latar belakang keluarga, atau sikap orang
lain terhadapnya. Keadaan Mimi sebagai anak dari ibu single parent
tidak membuatnya menjadi minder karena ia memiliki konsep diri
yang positif.
c.
Penyayang >< Pembenci
Karakter selanjutnya yang dibahas adalah karakter penyayang
atau pembenci. Untuk seorang Diana, tidak ada alasan untuk menjadi
seorang pembenci dan memiliki musuh. Ia tetap menganggap
seseorang yang tidak menyukainya sebagai seorang teman.
“Untuk menghadapi orang yang tidak suka dengan
saya ya saya tidak perlu membenci dia juga.
Biasanya saya sih tetep berusaha menjalin
hubungan dengan dia, berteman dengan dia atau
berusaha baik dengan dia karena saya tidak suka
memiliki musuh. Tetapi apabila dia benar benar
tidak mau di ajak berbaikan ya saya juga cuek89
Ibid. Hal: 104
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
cuek aja sih mbak. Tetapi masih tetep nganggep
teman.”
Berbeda dengan Jorgy yang memang memiliki sikap keras dan
suka berkelahi. Banyak teman-teman yang takut kepadanya, banyak
pula yang tidak suka. Menurun dari sikap ibunya, Jorgy juga memiliki
karakter pembenci. Ia tidak segan-segan untuk berkelahi dan memukul
teman yang tidak disukainya. Berdasarkan hasil validasi yang peneliti
lakukan yaitu bertanya dengan teman sekolah Jorgy, Jorgy memiliki
banyak musuh dan banyak orang yang tidak disukai oleh Jorgy. Ia
sering memandang seseorang dengan penuh kebencian. Dari kecil
kehidupan Jorgy memang penuh dengan kebencian, terutama
kebencian antara keluarganya dengan keluarga mantan ayahnya.
Ibunya pun tidak pernah mengajarkan sikap-sikap penyayang dan
pemaaf pada dirinya.
Perbedaan sikap kedua remaja dari ibu single parent ini
membuktikan bahwa konsep diri seseorang adalah berbeda-beda.
Pengaruh komunikasi antarpribadi ibu dan anak berpengaruh sangat
besar untuk pembentukan konsep diri. Konsep diri yang dimiliki
Diana merupakan konsep diri positif karena Diana menghormati dan
menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan,
keinginan, hak, dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui
masyarakat dan ia sukai90. Hak orang lain untuk tidak suka pada
90
Ibid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Diana, dan ia menyadari dan menerima hal tersebut. Sedangkan
konsep Diri Jorgy adalah contoh konsep diri negatif. Seperti yang
dibahas oleh William D. Brooks dan Philip Emert (1976)91 bahwa
salah satu tanda orang yang memiliki konsep diri negatif adalah orang
yang peka pada kritik dalam artian negatif. Seseorang yang memiliki
konsep diri negatif sangat tidak tahan terhadap kritik yang
diterimanya, dan mudah marah atau naik pitam serta mudah menjadi
membenci. Jorgy yang sering tidak terima oleh candaan, dan
perkataan temannya menjadikan ia menjadi seorang yang mudah
marah dan mudah membenci teman-temannya.
d.
Pemaaf >< Pendendam
Ketika ditanya apa hal yang terlintas dibenak Jorgy, anak Ibu
Rini, saat ayah dan ibu nya berpisah, ia dengan tegas menjawab
dendam. Rasa dendam yang dirasakan Jorgy atas perilaku ayahnya
merupakan contoh konsep diri yang negatif. Karakter pendendam juga
dimiliki oleh Ibu Rini. Jadi wajar jika Jorgy memiliki karakter ini. Ibu
sebagai figur utama dalam keluarga Jorgy yaitu sebagai orang tua
tunggal memiliki andil utama dalam pembentukan konsep diri Jorgy.
Kebencian Ibu Rini kepada mantan suaminya yang menjadikan Jorgy
memiliki dendam kepada ayahnya karena telah menyakiti hati ibunya.
meskipun demikian, konsep diri ini adalah merupakan konsep diri
yang negatif.
91
Ibid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berbeda pula dengan Diana. Ibu Sri mendidik Diana untuk
menjadi pribadi yang pemaaf sejak kecil. Saat bermain, ketika teman
ada yang berbuat salah pada Diana, maka dengan ikhlas dan senang
hati Diana memaafkannya.
“Apabila ada yang melakukan kesalahan kepada
saya baik itu sengaja atau tidak selama dia mau
mengakui dia salah saya akan dengan senang hati
memaafkannya, kecuali orang tersebut benar
benar melakukan kesalahan yang fatal terhadap
saya misalnya mencuri, saya akan memaafkan
tetapi saya akan tetap berhati hati dengan orang
tersebut. Karna saya bukan tipe orang pendendam
tetapi dalam menjalankan kehidupan dengan
orang banyak kita di wajibkan untuk selalu berhati
hati agar hal jelek itu tidak terjadi lagi.”
Konsep diri yang dimiliki Diana adalah konsep diri positif yang
terbentuk karena Diana mengerti dan menjalankan pelajaran-pelajaran
baik yang diberikan oleh ibunya. Diana meyakini bahwa Ibu Sri dan
teman-teman memandangnya sebagai orang yang pemaaf sehingga ia
memiliki konsep diri seperti apa yang ia yakini.
C.
Judging Self
1.
Penentuan sikap
a.
Status sekarang (sebagai anak single parent)
Menjadi anak dari ibu single parent merupakan hal yang tidak
diinginkan oleh kelima remaja yang diteliti baik yang menjadi anak
single parent karena perceraian maupun kematian. Keadaan tanpa
ayah yang mereka hadapi sebenarnya perihal yang mereka rasa tidak
mengenakkan. Namun mau tidak mau status tersebut harus mereka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hadapi karena mereka tidak bisa lari kenyataan. Seperti yang dihadapi
Lisa. Lisa beruntung karena lingkungan sekitarnya tidak pernah
mempermasalahkan tentang statusnya bahkan teman-teman atau orang
lain yang mengetahui bahwa ia tidak memiliki ayah merasa simpati
dan empati.
“Nyikapin status saya? enjoy aja sih mbak. Malah
misalkan orang ga tau kondisi saya, terus ada yang
tanyak "lha bapak mu kerja di mana?", terus saya
jawab bapak udah ga ada. terus mereka bersimpati,
berempati, kayak gitu. ga ada yang sampe ngebully saya "woo.. ga punya bapak", ga ada sih
mbak. sejauh ini baik-baik aja responnya. ya
paling kalo masalah yang saya rasain sebagai anak
single parent ya mbak, kan otomatis yang bekerja
cuma 1 aja. paling lebih kemasalah finansial. Kalo
saya kan apa yang dikasihkan ibu harus dikelola
dengan baik. kan ga mungkin saya setiap waktu
kalau butuh apa-apa langsung minta ke ibu. jadi
lebih ke masalah finansial sih mbak.”
Masalah finansial memang manjadi masalah utama pasca bapak
yang notabene menjadi pencari nafkah. Anak dari ibu single parent
menyikapi status mereka dengan santai, enjoy, dan berbesar hati.
Konsep diri positif dimiliki kelima remaja yang diteliti. Mereka
memiliki keyakinan pada kemampuan untuk mengatasi persoalan.
Persoalan dalam hal ini adalah masalah-masalah yang timbul dalam
keluarga tanpa keberadaan ayah.
b.
Harga diri
Masih banyak masyarakat yang masih menganggap tabu dan
terkesan merendahkan anak dari keluarga single parent. Tapi bagi
anak remaja dari ibu single parent, harga diri mereka adalah sejajar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan remaja atau anak-anak lain dari keluarga yang utuh. Rasa
hormat dan menghargai usaha ibu mereka lah yang membuat mereka
tidak mengijinkan siapapun merendahkan diri mereka. Seperti yang
dikatakan Lisa dan Diana.
“yang jelas sih sampe ada yang ngatain saya
berarti dia juga menghina ibu saya. karna satu tau
banget bagaimana usaha ibu saya yang matimatian menghidupi saya sama kakak saya. ya jadi
saya ga akan terima segampang itu kalau ada
orang yang menghina saya mengenai status saya.
sama aja menghina ibu saya kan mbak“
“Harga diri merupakan segalanya bagi saya dan
tidak ada yang berhak dan dengan berbagai
macam alasan apapun bagi siapa saja untuk
merendahkan harga diri saya”
Merasa setara dengan orang lain, tidak tinggi maupun rendah,
walaupun keadaanya berbeda, latar belakang keluarga, kemampuan
tertentu merupakan karakteristik dari konsep diri positif yang dimiliki
oleh remaja single parent. Pengertian yang diberikan ibu kepada anak
bahwa mereka tidak berbeda dengan anak-anak lainnya menjadikan
mereka yakin bahwa memang tidak ada yang berbeda dengan mereka.
Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan dan perhatian.
Harga diri akan meningkat sesuai dengan meningkatnya usia. Untuk
meningkatkan harga diri, anak diberi kesempatan untuk sukses, beri
penguatan/ pujian bila anak sukses, tanamkan “ideal” atau harapan
jangan terlalu tinggi dan sesuaikan dengan budaya, berikan dorongan
untuk aspirasi atau cita-citanya dan bantu membentuk pertahanan diri
untuk hal-hal yang menganggu persepsinya. Harga diri sangat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengancam pada masa pubertas karena pada saat ini harga diri
mengalami perubahan karena banyak keputusan yang harus di buat
menyangkut dirinya sendiri.
c.
Pandangan tentang masa depan
Setiap anak-anak pasti memiliki cita-cita dan harapan untuk
masa depan. Tidak terkecuali dengan anak remaja dari ibu single
parent. Bahkan dapat dikatakan bahwa anak single parent memiliki
harapan yang lebih besar daripada anak-anak dari keluarga utuh
lainnya terutama di dalam masalah keluarga. Hal ini dikarenakan
karena mereka telah melihat dan merasakan bahwa keluarga yang
tidak utuh adalah suatu pengalaman hidup yang tidak enak. Dari hal
tersebut mereka belajar untuk tidak mengulangi kesalahan dan
memperbaiki keadaan agar hidup mereka bisa lebih bahagia dari pada
ibu mereka –bagi mereka yang keluarganya bercerai. Seperti Mimi
yang sangat mengerti bahwa masa depannya harus lebih bahagia dari
ibunya.
“harapan masa depan ya pengennya besok aku
berkeluarga yang ga kayak ayah ibu ku”
Dan Jorgy yang memiliki cita-cita tidak seperti ayahnya.
“ya saya pengen bikin mamah bahagia. Ga pengen
jadi kayak papah. Pokoknya berusaha untuk nggak
bikin kesalahan di masa lalu.”
Seseorang yang memiliki konsep diri positif akan mampu
memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya 92.
Pengalaman hidup yang mereka jalani dapat memberikan pelajaran
yang berarti untuk masa depan mereka. Perubahan dan perbaikan
kehidupan mutlak mereka lakukan dan mereka sedang berusaha untuk
mendapatkan kebahagian di masa depan.
92
Ibid.
commit to user
Download