perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB III POLA KOMUNIKASI IBU SINGLE PARENT DAN KONSEP DIRI REMAJA Dalam bab ini, peneliti menjabarkan hasil wawancara dan pengamatan selama penelitian berlangsung serta analisis dari hasil penelitian. Data yang ditampilkan merupakan ringkasan dari hasil wawancara (skrip wawancara terlampir) peneliti dengan pasangan ibu single parent dan anak remajanya. Kemudian data tersebut Dianalisis dengan menggunakan metode analisis interaktif dan mengaitkannya dengan teori-teori yang sudah dibahas pada Bab I. 3.1 Profil dan Karakter Narasumber A. Narasumber 1 Pasangan pertama yang peneliti temui adalah pasangan Ibu Endang (50) dan anak perempuannya Lisa (17). Dalam kesehariannya Ibu Endang adalah pegawai sebuah Bank Perkreditan Rakyat di Sukoharjo. Saat peneliti temui, Ibu Endang nampak sedikit lelah, ia terpaksa berdiri di dalam bis dari ngunter sampai solo baru saat pulang kantor karena bis nya memang sering penuh saat jam pulang kantor. Namun dengan baik bu Endang menepati janji wawancaranya. Ibu Endang telah menjadi Ibu single parent untuk 2 orang anak perempuan selama kurang lebih 11 tahun. Saat anak nya yang paling kecil, Lisa, hampir menginjak kelas 2 Sekolah Dasar, suami nya pergi meninggalkan rumah karena suatu alasan. Jadi sejak saat itu Ibu Endang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id sudah benar-benar harus mandiri dan mulai bekerja. Kemudian suaminya meninggal pada tahun 2008. Ibu yang aktif di semua kegiatan gereja ini mengaku bahwa masalah ekonomilah yang paling sulit pasca menjadi ibu single parent. Dalam mendidik anak, Ibu Endang memang sudah membiasakan anak-anaknya untuk hidup mandiri dan sederhana. Kesibukan Ibu yang akan pensiun tahun depan ini lah yang mau tidak mau menjadikan anak-anak hidup mandiri, terutama Lisa. Lisa yang juga selalu mengikuti ibadah di gereja merupakan anak yang mandiri. Setiap hari sedari kecil ia terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci piring nya sendiri sehabis makan, membersihkan kamarnya sendiri, dan lain-lainnya hingga sekarang Lisa yang selalu mencuci baju Ibu nya dan mengurus urusan rumah. Remaja yang fasih berbahasa inggris ini mengatakan apa yang ia lakukan sekarang adalah merupakan wujud ucapan terima kasih dan bakti kepada ibunya yang begitu keras bekerja untuk menghidupi dia dan kakaknya. Saat ditanya mengenai kedekatan komunikasinya dengan ibu, Lisa merasa bahwa masih ada tembok pemisah antara ia dan ibunya, sehingga Lisa jarang untuk bercerita tentang masalah-masalah pribadi nya kepada Ibu Endang. Begitu pula Ibunya, Ibu Endang memang jarang menanyakan hal-hal selain masalah rumah kepada anak-anaknya. Padahal dalam hati Lisa, ia ingin dirangkul lebih dekat oleh ibunya dan bisa berbagi dari hati ke hati seperti sahabat dengan ibunya. Namun rasa iba lah yang selalu menjadi bahan pertimbangan Lisa dan hal itu mengakibatkan ia menjadi seorang yang tertutup. Di sekolah, Lisa yang masuk ke kelas commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Bahasa ini terkenal sebagai orang yang easy going. Ia tidak akan ambil pusing masalah-masalah yang menurutnya tidak penting untuk masa depannya. Pernah suatu ketika gadis yang akan melakukan white lie ini di fitnah oleh temannya, tetapi dengan cepat Lisa memafkan dan melupakan hal tersebut. Untuk hal tata krama, keluarga Lisa memang keluarga yang kejawen. Tergambar dari bangunan rumahnya yang berbentuk joglo dengan latar yang luas, dan sikap lemah lembut dan tutur kata Ibu Endang yang sangat miyayeni. Namun demikian, Lisa mengatakan bahwa pengaruh ibu untuk pembentukan dirinya menjadi seperti ini tidak sebesar pengaruh eyang putrinya. Wajar saja, Lisa lebih sering menghabiskan waktu bersama eyang putri daripada bersama Ibu Endang. B. Narasumber 2 Ibu Sri Lujiwati (40) dan Diana (17) adalah pasangan ibu dan remaja ke-2 yang menjadi narasumber pada penelitian ini. Ditemui di waktu dan tempat yang berbeda, pasangan ibu dan remaja ini memberi kesan yang sama di hati peneliti, hangat. Senyum dan sapa ramah menyapa peneliti saat bertemu. Ibu Sri seorang yang berparas keibuan dan mengenakan jilbab. Ibu dengan 2 orang anak ini memang begitu tegar saat suaminya meninggal saat kedua anaknya masih kecil-kecil. Dalam hal ekonomi tentu Ibu Sri mengalami perbedaan, namun Ibu Sri mengaku lebih sulit menjelaskan kepada anak-anak perihal keberadaan bapaknya. Maklum saat itu anak-anak masih berumur 3 tahun dan 20 bulan. Ibu yang memiliki sebuah warung makan sederhana di rumahnya ini mengajarkan secara riil dengan cara commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id memberikan tauladan kepada anak-anaknya seperti perihal solat, mengaji, sabar, sopan kepada orang tua, dsb. Diana, anak terakhir Ibu Sri tidak memiliki memori apapun tentang ayahnya. Saat ayahnya meninggal, usia Diana masih 20 bulan. Jadi ia merasa tidak ada yang berbeda dari Ibu saat ayah masih hidup maupun sudah meninggal. Gadis berkulit putih ini mengatakan ketidakberadaan ayah tidak membuatnya berkecil hati, dan dia pun sudah terbiasa tanpa ayah. Diana tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, pintar, tegas, dan ramah. Setiap ada tetangga yang lewat dia akan menyapa. Di sekolah pun ia juga terkenal banyak teman dan pintar. Dan hal yang peneliti salut dari seorang yang mengaku tidak memiliki kemampuan khusus ini adalah dia berusaha untuk selalu menyembunyikan kesedihan di depan Ibunya. Diana akan menceritakan hal-hal gembira dan menyenangkan di depan Ibunya, dan dia akan menyimpan rapat-rapat apabila ia sedang menghadapi masalah. Serasi seperti yang diutarakan oleh Ibu Sri, Ibu Sri tidak pernah melihat Diana sedih barang sedetik pun. Mungkin karena Diana tidak tega jika harus membuat ibunya cemas. Selain contoh riil, Ibu sri juga kerap memberikan nasehat-nasehat bijaksana kepada anak-anaknya. Dan dengan suka rela anak-anak terutama Diana menuruti nasehat Ibunya. Diana yakin bahwa Ibu nya tidak akan menjerumuskannya ke hal buruk melalui nasehat tersebut. Saat disinggung harga diri, Diana mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang boleh merendahkan harga dirinya walaupun ia tidak memiliki ayah, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id karena ia melihat betapa besar hal yang dilakukan ibu nya dan ia bangga akan ibu nya. C. Narasumber 3 Narasumber ketiga yang diteliti adalah pasangan Ibu Rini (42) dan Jorgy (19). Saat peneliti temui Ibu Rini baru saja selesai mengecet rambutnya yang mulai memutih. Suara nya keras dan penampilannya cukup rock & roll. Ibu Rini mengenakan celana pendek yang memperlihatkan dengan jelas tatto bergambar kelabang di paha kanannya. Ibu Rini adalah seorang ibu single parent yang telah menjadi ibu single parent selama 12 tahun. Ibu lulusan D3 Akademi sekertaris ini mengaku sebenarnya belum bercerai dari suami nya yang keturunan china. 12 tahun yang lalu suami nya pergi dari rumah meninggalkan Ibu Rini, Jorgy, dan william (adik Jorgy) serta seabrek masalah. Kehidupan Ibu Rini memang keras, sebelum benarbenar pergi suaminya sempat pulang-pergi dari rumah karena kesandung masalah penipuan dan hutang dan diburu oleh dept colector. Ibu Rini mengatakan kalau beliau sempat di ancam akan dibunuh untuk memancing suaminya keluar. Namun setelah 12 tahun berlalu, suaminya juga tak kembali ke rumah dan ternyata suaminya sudah menikah lagi dan memiliki 2 orang anak perempuan. Dalam hal mengurus anak, ibu yang memiliki toko kelontong rumahan ini cenderung cuek dan mengajarkan sedikit kekerasan nek ono sing ngamplengi koe, kamplengono genti (kalau ada yang mukul kamu, silahkan membalas). Tak heran, anaknya yang pertama, Jorgy terkenal suka berkelahi di sekolah. Ibu Rini sering bolak balik ke sekolah commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id karna dipanggil oleh guru anak-anak nya. Jorgy dilaporkan memukul temannya di tempat parkir sekolahan, entah apa sebabnya. Yang kedua kali, saat menjelang ujian, Ibu Rini dipanggil ke sekolahan karna Jorgy selalu membolos pada jam mata pelajaran tertentu. Sebenarnya Ibu Rini selalu menekankan sikap jujur dan tanggungjawab pada anak-anak nya, namun Jorgy tetap saja sering membuat ulah di sekolah. Dan ternyata adik Jorgy pun juga tidak luput dari sikap cuek mamahnya. Saat kelas 1 SD, wili tidak naik kelas. Ternyata wili masih belum bisa membaca saat itu, dan Ibu Rini tidak mengetahuinya. Sikap pembenci dan pendendam mantan penyanyi cafe ini pun menular ke Jorgy. Jorgy akan memaafkan seketika saat orang berbuat salah padanya. Namun ia tidak akan pernah melupakannya. Saat di temui di waktu dan tempat terpisah, Jorgy mengatakan bahwa dendam adalah hal pertama kali terlintas dipikirannya saat mengetahui ayahnya menikah lagi. Dan juga ia masih ingat betul bagaimana teman-teman berbuat salah padanya. Jorgy seorang yang tertutup. Untuk masalah-masalah pribadi atau kejadian-kejadian yang terjadi di sekolah ia jarang menceritakan kepada mamah nya. Jorgy merupakan pribadi yang mandiri, ia tidak suka dibantu oleh orang lain. Ia sangat menyayangi mamah dan adek nya. Ia tidak ingin menjadi seperti papahnya yang tidak bertanggung jawab, walaupun dulu saat kecil dia sangat terobsesi, sayang dan sangat cinta kepada papahnya. Remaja yang hobi main game ini mengaku tidak pernah mengikuti nasehat mamahnya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id D. digilib.uns.ac.id Narasumber 4 Pasangan Ibu Tina (36) dan Mimi (18) adalah pasangan ke-4 yang dijadikan narasumber untuk penelitian ini. Ibu tina bercerai dengan suaminya saat Mimi kelas 4 SD. Sebelumnya saat kelas 2 SD bapak mima pergi ke bogor untuk bekerja, jadi bisa dikatakan Ibu Tina menjadi single parent sejak usia 8 tahun. Pemicunya adalah komunikasi yang tidak baik dan adanya perselingkuhan dari pihka suami. Ibu rumah tangga yang tidak bekerja ini memperlakukan anak seperti selayaknya teman. Wajar saja, Mimi sebagai anak tunggal dan memang usianya tidak terpaut jauh dari ibunya. Ibu Tina yang berbadan gemuk dan berambut pendek memang tidak ingin masalah komunikasi menjadi hal pemisah antara ia dan Mimi. Kehidupan ekonomi yang hanya mengandalkan pemberian ayah kandung Mimi juga menjadi masalah utama keluarga ini. Beberapa waktu lalu, ibu Tina sempat menikah lagi dengan seorang laki-laki, namun pernikahan itu tidak bertahan lama karena suatu dan lain hal. Ibu Tina yang lulusan SMA ini terkesan selalu memanjakan Mimi, Mimi jarang melakukan pekerjaannya sendiri walaupun Mimi sangat ingin melalukannya sendiri agar tidak membebani ibunya. Mimi memiliki badan yang gemuk serupa dengan ibu nya. Suaranya keras seperti laki-laki. Padahal Ibu Tina sudah sering mengingatkan Mimi untuk bertingkah selayaknya perempuan yang lemah lembut. Mimi juga terkesan ceplas ceplos. Apa yang ada di dalam pikirannya selalu dia utarakan apa adanya. Di kesehariannya, Mimi mengaku bahwa ia bukan commit to user perpustakaan.uns.ac.id orang digilib.uns.ac.id yang disiplin. Kamarnya berantakan, dan ia juga jarang membersihkan rumah, selalu Ibu tina yang melakukannya. Dalam hal berteman, Mimi memang memiliki banyak teman karena ia adalah anak yang supel dan mudah bergaul. Akan tetapi tak sedikit pula yang menyibir Mimi karena ia terlalu ceplas ceplos. Remaja yang terkesan bossy di rumah ini sering curhat kepada ibunya. Apapun ia ceritakan karena memang ia memiliki sifat dasar yang hobi bercerita. Dan Ibu Tina yang humoris akan memberikannya nasehat yang diselingi dengan bercanda. Hubungan kedua nya memang sangat dekan, rasa memiliki yang besar diantara keduanya lah yang membuat Mimi dan Ibu Tina berbagi cerita satu sama lain. Dibalik sikap ceplas-ceplosnya, sebenarnya Mimi sangat perhatian kepada ibunya dan ingin berbuat yang terbaik pada ibunya. E. Narasumber 5 Pasangan yang terakhir yang diteliti adalah pasangan Ibu Wiji (58) dan Tio (18). Suami Ibu Wiji meninggal karena sakit diabetes 5 tahun yang lalu. Sebelumnya suami Ibu Wiji bekerja sebagai buruh di tempat pembuatan kock dan Ibu Wiji sendiri bekerja sebagai penjahit rumahan. Keluarga Ibu Wiji bisa dikatakan dengan tingkat ekonomi kebawah. Rumahnya yang berlokasi di kampung jagalan itu terbuat dari kayu dan beralaskan tegel kuno bahkan sebagian masih tanah tanpa plester. Ibu Wiji yang tamatan Sekolah Dasar ini mengaku kesulitan ekonomi pasca ditinggal suami nya, tapi berkat kegigihannya kedua anaknya dapat menempuh pendidikan yang layak. anak tertua Ibu Wiji, saat ini sedang menunggu commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id proses wisuda di Universitas Terbuka, dan Tio masih sekolah. Ibu Wiji seorang yang religius, dia selalu mengedepankan Tuhan sebagai penolongnya. Nasehat-nasehat sering diberikan kepada anak-anaknya. Salah satunya Tio. Tio adalah seorang laki-laki yang pemalu. Entah kenapa ia seperti tidak terbiasa dengan kehadiran orang asing. Remaja yang hobi memancing ini mengaku sempat ingin berhenti sekolah saat bapaknya meninggal. Ia ingin bekerja untuk memenuhi kehidupannya sehari-hari. Karena ia merasa bahawa dia lah yang harus menggantikan posisi ayahnya untuk menjadi tulang punggung keluarga. Tio seorang pekerja keras, selepas pulang sekolah ia bekerja di bengkel yang tidak jauh dari rumahnya. Ia memang memiliki keahlian di bidang mesin otomotif atau bisa dikatakan bahwa ia seorang montir. Tio seorang yang sering mendapat bantuan dari temantemannya, dan ia pasti tak lupa mengucapkan terimakasih. Sebenarnya, tio memiliki sikap yang terbuka kepada ibunya, ia kerap kali berkeluh kesah, menceritakan teman wanitanya kepada ibunya. Namun, tio dikenal sebagai seseorang yang sulit mengendalikan emosi. Ibu Wiji secara jujur mengatakan bahwa dirinya sering dibentak-bentak oleh Tio, kakak Tio pun juga demikian. Apabila kakaknya menasehatinya tetapi tidak sesuai dengan keinginannya, maka Tio akan memarahi kakaknya. Tentu hal ini sering membuat Ibu Wiji mengelus dada. Tio memanglah seorang yang sulit untuk dikendalikan. Emosinya sering meluap-luap dan amarah yang tidak terkontrol tersebut sering ia perlihatkan di depan ibunya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id 3.2 digilib.uns.ac.id Pola Komunikasi Antarpribadi Ibu Single Parent dengan Anak Remaja A. Komunikasi Antarpribadi untuk membentuk Identity Self 1. Agama Dalam pembentukan konsep diri anak remaja dalam hal ketaqwaan terhadap Tuhan, tiga orang Ibu dari lima Ibu Single parent yang diteliti memberikan ajakan dan contoh riil untuk menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan mereka masing-masing. Contohnya Ibu Sri, “Tentunya memberikan contoh yg riil mbak, yang kita praktekan sehari hari, misalnya dalam hal paling sederhana saja, sebelum makan kita membiasakan diri untuk berdoa, sebelum melakukan sesuatu di awali dengan doa dan ibadah wajib tiap hari kita lakukan bersama agar anak menjadi terbiasa hingga dewasa nanti” Pemberian contoh riil dalam pembentukan konsep diri adalah merupakan komunikasi antarpribadi yang bersifat non-verbal atau tanpa kata-kata. Akan tetapi, dengan demikian anak Ibu Sri yang memang sudah dari kecil tidak memiliki ayah menjadi lebih mudah untuk mencontoh dan mengerti bagaimana seharusnya ia beribadah dan bertaqwa kepada Tuhan YME. Berbeda halnya dengan ibu single parent yang hanya menyuruh dengan kata-kata tanpa contoh seperti yang dilakukan oleh Ibu Wiji, “nggih misalnya, pendidikan agama, ya saya mengajarkan juga anak itu menjadi anak yang jujur, sholeh, disuruh solat, suruh berdoa.” commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Ketika anak remaja diminta untuk mengerjakan sesuatu tanpa ada contoh riil, anak cenderung tidak mengerti bagaimana untuk melakukan hal tersebut. Terlebih jika anak tidak diberi pengertian yang jelas akan makna beribadah, maka pesan yang ingin disampaikan dalam komunikasi antarpribadi antara ibu single parent dengan anak tidak diterima dan dimengerti anak dengan baik. Orangtua dalam keluarga bertanggungjawab berkomunikasi sedemikian rupa sehingga dapat bertindak sebagai model atau contoh mengenai komunikasi yang baik bagi para anggota keluarga yang lebih muda, dalam hal ini anakanak. Orangtua bertindak sebagai model peran apakah mereka suka dan tidak suka78. 2. Jenis Kelamin Tiga dari lima anak remaja dari ibu single parent yang diteliti berjenis kelamin perempuan. Kebanyakan dari ibu mengaku bahwa jati diri anak mereka baik yang perempuan maupun laki-laki terbentuk secara alamiah. Namun, selain faktor alamiah, ibu single parent juga tak segan untuk memberikan teguran kepada anak mereka apabila melakukan kesalahan seperti teguran yang diberikan Ibu Tina kepada Mimi yang sering tertawa terlalu keras layaknya laki-laki. “Kalo masalah jalan, makan, baju itu ya menurut saya sudah pas. Tapi kalo masalah ngomong, ketawa I ya masih keras, banter gitu mbak. Ya belum terlalu anggun untuk dikatakan sebagai 78 Muhammad Budyatna dan Leila Mona G. 2011. Teori Komunikasi Antarpribadi. Jakarta: Kencana. Hal: 171 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id seorang perempuan, tapi ya tetep saya tegur, “nduk nek ngomong ojo banter-banter, nek ngguyu ojo seru-seru” kaya gitu mbak.” Pemberian teguran secara langsung merupakan komunikasi antarpribadi yang verbal atau dengan kata-kata. Teguran langsung memang memberikan pengaruh atau effect, namun tidak harus segera dan nyata. Seketika Mimi akan memelankan suaranya, namun tetap akan kembali seperti semula. B. Komunikasi Antarpribadi untuk membentuk Behavioral Self 1. Integritas a. Kejujuran Hasil yang didapat peneliti ketika menanyakan kepada lima orang ibu single parent perihal pembelajaran tentang kejujuran seragam, yaitu memberikan pengertian beserta contoh dengan perbandingan dengan orang lain, seperti yang dilakukan oleh Ibu Rini yang menjadikan mantan suaminya sebagai referensi akan dampak dari berbohong. “Jadi dari awal saya ngomong sama anak-anak, “mah papah dimana?” “papah lagi ada masalah, kamu berdoa semoga masalah selesai gini-gini” nah cuma gini ya, di sisi lain, om nya tu suka bohong. Jadi mungkin saya dari kecil didik anakanak, hal sekecil apa pun jangan pernah berbohong, karna kebohongan itu berasal dari hal-hal kecil lalu menjadi masalah yang besar.” Pengertian yang diberikan oleh Ibu Rini kepada anak-anaknya perihal harus berkata jujur untuk hal sekecil apapun rasanya sudah dapat dimengerti dengan baik oleh anak-anaknya. Contoh nyata yang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ada dalam kehidupan keluarga Ibu Rini menyebabkan Ibu Rini secara tepat mendidik anak-anak untuk tidak meniru perbuatan yang salah. Komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh Ibu Rini kepada anakanaknya merupakan sebuah motivasi untuk anak-anak agar menjadi yang lebih baik daripada ayahnya. b. Disiplin Dalam hal kedisiplinan, empat orang ibu single parent mengajarkan dengan baik agar anak-anak menjadi seorang yang disiplin. Contohnya Ibu Sri yang sudah membiasakan Diana, anak perempuannya untuk disiplin. “Anak saya dari lahir sudah saya biasakan disiplin mbak, contohnya dari hal yang sederhanasederhana dulu. Pas kecil saya bangunin tidur tepat waktu, saya suapin makan pada waktu nya, belajar bermain harus pada jam jam tertentu, yang dimana ini terjadi secara terus menerus.” Bahasa non-verbal memang lebih mendominasi komunikasi antarpribadi di keluarga Ibu Sri. Pembiasaan perilaku baik yang dilakukan Ibu Sri maupun yang diinformasikan kepada anak-anaknya membuat perubahan dan memjadikan anak terbiasa dalam arti positif, lain halnya dengan Ibu Tina. Ibu Tina yang hanya memiliki satu anak cenderung memanjakan anak. “kalo kedisiplinan ya.. mungkin karna saya orangnya agak santai. Jadi kalo bersih-bersih rumah gitu saya ngga terlalu ngoyo. Kalo masalah nyapu-nyapu sih ya rumah saya cuma kecil sih mbak jadi ya ngga begitu ngoyo ngga yang harus selalu.” commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tingkat kedisiplinan yang rendah yang dibiasakan oleh Ibu Tina menyebabkan Mimi tidak disiplin dalam berbagai hal. Komunikasi antarpribadi baik dalam bentuk verbal maupun non verbal yang kurang dalam hal pembentukan kedisplinan anak menyebabakan kurang sadarnya Mimi dalam hal kedisiplinan. c. Kemandirian Seorang ibu yang menjadi ibu single parent memang dituntut untuk mandiri. Empat dari ibu single parent adalah ibu yang bekerja, dan secara otomatis ke-empat ibu single parent ini secara tidak langsung memberikan contoh riil kepada anak-anaknya. Dalam hal kemandirian, Ibu Endang yang sudah bekerja sejak 8 tahun lalu memang sudah membiasakan anak-anak nya untuk hidup mandiri. “ya waktu kecil saya ajarin gitu, tapi sekarang sih engga. Kan udah besar, udah tau sendiri. Kalo kayak saya kan dirumah ngga ada pembantu, ya udah tau sendiri. Ya nyucikan baju nya ibu, baju orang tuanya, bajunya sendiri. Ya bersih-bersih rumah sendiri, masak sendiri. Itu dari kecil udah mandiri gitu lho anak-anak.” Pada waktu anak-anak nya masih kecil, Ibu Endang selalu memberikan contoh bagaimana cara untuk melakukan pekerjaan rumah. Setelah membiasakan anak-anak dengan pekerjaan mandiri, lambat laun anak-anak sudah mengerti bagaimana melakukan pekerjaan tersebut. Sampai saat ini pun tanpa disuruh Lisa kan melakukan pekerjaan rumah dengan sangat baik. Berbeda dengan Ibu commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tina yang selalu menawarkan bantuan kepada Mimi tanpa mengijinkan Mimi mencoba untuk melakukan pekerjaan sendiri. “misal waktu MOS itu Mimi kan suruh nyari pita apa gitu yang warna merah kuning ijo itu lhoh mbak. Terus dia itu langsung bilang sama saya ya saya bilang oya nduk nanti tak cari ke disini gitu mbak. Jadi tetep saya bantu. Apalagi kalo barangnya itu gabisa dia beli sendiri. Apa yang dia butuhin selalu bilang dulu sama saya. Jujur ya mbak, mungkin karna dia ya dia anak saya satusatunya, Cuma dia yang saya punya, ya bisa dibilang rodok manja sih mbak” Komunikasi antarpribadi seperti pemberian nasehat, contoh, tauladan kepada anak merupakan cara orang tua untuk mentransformasi nilai-nilai yang ada dalam kehidupan. Pembiasaan Ibu Tina yang memanjakan Mimi menjadikan Mimi jauh dari kata mandiri. d. Keterbukaan Salah satu syarat agar komunikasi antarpribadi berjalan dengan efektif adalah keterbukaan. Empat Ibu single parent mengaku jarang berbagi cerita kepada anak-anak, begitu pula dengan anak-anak nya. Contohnya saja Ibu Endang, ketika ditanyai apakah sering bertanya kepada anaknya perihal pengalaman anak nya dalam sehari, Ibu Endang secara berterus terang mengatakan tidak pernah. “ga pernah cerita dan saya juga ga tanya-tanya, soalnya anak-anak biasa aja sih. Ga pernah.” commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Berbeda dengan Ibu Tina yang mengajarkan Mimi untuk selalu terbuka. Apapun yang dialami oleh Ibu Tina selalu diceritakan kepada Mimi, begitu pula sebaliknya. “Jadi saya selalu nanemin ke Mimi, baik buruk apapun cerita sama ibu. Jadi jangan sampe kamu mendem apa-apa sendiri. Karna orang tua mu tu ya cuman ibu. Dan anak ku ki ya cuma kamu. Jadi tolong ibu cerita ke kamu semua dan kamu cerita ke ibu semua. Karna kan kita cuma berdua mbak. Jadi selalu terbuka, ga ada yang ditutuptutupi”. Keterbukaan dalam komunikasi antarpribadi yang terjalin di keluarga Ibu Tina menimbulkan kenyamanan dan rasa kesamaan sehingga satu sama lain merasa dekat. Contoh yang diberikan Ibu Tina dengan cara bercerita tentang apa yang dialaminya dicontoh oleh Mimi. Berbeda dengan keluarga Ibu Endang yang tidak pernah sharing pengalamannya kepada Lisa. Sehingga Lisa pun enggan untuk bercerita kepada Ibunya. anggota keluarga khususnya orang tua biasanya adalah orang yang dengan siapa anak merasa paling aman, dan anak seringkali berpaling pada mereka apabila anak membutuhkan pujian, rasa nyaman, dan ketentraman hati. Namun dibanyak keluarga, tanggung jawab yang penting ini sering dilupakan kerena kesibukan hidup sehari-hari79. e. 79 Sopan santun Ibid. Hal: 170 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Dalam perihal sopan santun, kelima ibu single parent memiliki cara yang sama dalam mengajarkannya. Yaitu dengan nasehat dan contoh riil. Seperti yang diutarakan oleh Ibu Tina “Ya sebagai orang tua sih saya waktu kecil udah sering ngasih tau “nduk kalo misal ada eyang, ada budhe, salim. Terus misalkan ada orang tua di rumah mu terus kamu makan ya kamu harus nawan-nawani sik “maem budhe, dahar budhe” terus kalo ada orang yang lebih tua terus kamu harus lewat di depannya ya kamu harus ngasih salam sambil menundukan badan, ya mungkin lewat nasehat gitu. Tapi yo lewat contoh juga mbak. Saya kan dulu di didik eyang nya Mimi juga gitu. Jadi ya sembodo lah mbak. Jadi saya nasehatin Mimi apa , ya saya juga lakuin itu.” Pemberian nasehat beserta contoh memang sangat efektif dalam pembentukan konsep diri anak. Pesan yang disampaikan melalui komunikasi antarpribadi dalam bentuk nasehat yang diikuti dengan contoh riil memudahkan anak mengerti bagaimana melakukan sesuatu. Merupakan tanggung jawab orangtua untuk mensosialisasikan kepada anak-anak, mengajarkan mereka bagaimana mengelola konflik dalam kehidupan. f. Menghargai orang lain Sikap menghargai orang lain dapat berupa ucapan terimakasih dan menjaga hak-hak orang lain. Dalam memberikan pembelajaran akan sikap ini, kelima ibu single parent menjawab dengan seragam. Nasehat serta contoh yang di berikan oleh Ibu Rini misalnya. Tanpa membedakan ras, jumlah pembelian, dan usia. Ibu Rini akan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mengucapkan matur nuwun apabila ada yang membeli sesuatu di warung kelontong miliknya. “nah, setiap kita ditolong orang, beli dagangan saya, kita harus bialng terima kasih, saya aja mesti bilang matur sembah nuwun. Ga peduli masih muda apa orang cina aja saya ga pernah manggil situ, pasti panjenengan. Ya puji Tuhanlah. Orang jawa kan sensitif ya, kita jualan pake mrengut ya mesti diomongin orang, kalo nyuwun sewu jualan karo kemu oli ben lunyu lambene kan nanti sing tuku kembali lagi. Itulah yang saya contohkan ke anak-anak.” Ucapan terimakasih yang dicontohkan oleh Ibu Rini merupakan bahasa verbal yang dapat terjadi dalam komunikasi antarpribadi antara dua orang. Contoh yang sering dilihat oleh anak-anak akan menjadikan anak lebih mudah meniru karena mereka paham betul bagaimana cara melakukannya. Dan anak-anak menjadi mengerti apa maksud kata terimakasih tersebut dan menerapkannya ke dalam kehidupan sehari-hari. g. Motivasi Ketika ditanya perihal pemberian semangat ketika anak-anak sedang sedih atau terjatuh, kelima ibu single parent akan memberikan dorongan berupa kata-kata yang mengandung unsur motivasi. Seperti yang dilakukan oleh Ibu Sri kepada Diana saat nilai sekolah nya jelek. “ya paling saya beri nasehat pada anak saya untuk belajar lebih baik lagi, jangan gampang menyerah dan pasti ada cara atau kesempatan untuk mendapatkan apa yang di inginkan. Dan saya selalu menemani anak saya pas dia lagi down, ya gitu mbak.” commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Rasa empati dalam komunikasi antarpribadi seperti yang ditunjukan oleh Ibu Sri kepada Diana merupakan salah satu syarat komunikasi antarpribadi yang efektif. Dalam hubungan keluarga, sangat mudah untuk mendapatkan rasa empati dari anggota keluarga yang satu sama lain, terlebih hubungan ibu-anak. Setelah ibu Sri berempati karena nilai Diana yang jelek, kemudian Ibu Sri akan memberikan semangat dan motivasi yang merupakan salah satu tujuan dari komunikasi antarpribadi. Sugiyo 80 dalam komunikasi antarpribadi perlu adanya suasana yang mendukung atau memotivasi, lebih-lebih dari komunikator. 2. Karakter a. Pemarah >< Penyabar Empat ibu single parent mengatakan bahwa mereka memberikan nasehat dan pengertian kepada anak-anak untuk tidak cepat marah atau penyabar apabila ada yang menyalahi anak-anak mereka. Ibu Tina mengatakan bahwa marah itu harus sesuai kondisi, hal itu yang ia tanamkan kepada anaknya. “jadi saya bedain situasinya. Kalo misalnya kamu sama keluargamu di rumah, uneg-uneg mu apik opo elek kui ki koe kudu ngomong karo aku, dan aku wajib ngomong karo koe. Tapi kalo di lingkungan luar keluarga, ya kamu harus iso ngontrol emosimu, kamu harus bisa jaga ngendaliin amarahmu. Kan ga mungkin misal e kamu bar di getak gurumu, misal e ra nggarap PR terus kamu ngomong sama guru mu yen kamu ga seneng di bentak kan ya ga mungkin. Apa 80 Sugiyo, Komunikasi Antarpribadi, UNNES Press, Semarang, 2005, Hal. 6 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mungkin sama temen mu, temen mu rodok nganyelne, terus kamu sak penak e dewe ngomong aku ra seneng mbek koe. Lha bisa-bisa anak saya ga punya temen no mbak.” Pengertian dari Ibu Tina sangat mudah dimengerti oleh Mimi. Kerjasama yang dilakukan oleh Ibu Tina dan Mimi dalam mencari solusi untuk kekesalan atau kekecewaan yang dirasakan Mimi terhadap sesuatu merupakan tujuan komunikasi antarpribadi yang dalam pelaksanaan di keluarga Ibu Tina sudah cukup baik. Berbeda dengan Ibu Rini yang memberikan nasehat kurang baik kepada Jorgy, anak laki-lakinya. Ibu Rini menganjurkan untuk membalas apapun hal negatif yang dilakukan oleh orang lain terhadap Jorgy, seperti memukul. “...Tapi kalo kamu diwarai, balesen. Itu pesan saya. Itu memang piye yo, sebenernya saya tau itu salah, tapi yo saya ga punya sifat Yesus ya. Di kampleng pipi ku, terus tak kek ke pipi ku sing siji ne nek aku yo kepruk-keprukan.” Nasehat atau pesan negatif dari Ibu Rini ke Jorgy diterima dengan negatif pula. Efek yang ditimbulkan dari pesan bermuatan negatif itu pun terlihat nyata di kehidupan Jorgy sehari-hari. Calhoun dan Acocella81 berpendapat bahwa konsep diri seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor keluarga yaitu orang tua yang merupakan kontak sosial yang paling awal dan paling kuat dialami oleh individu. Sehingga orang tua menjadi sangat kuat pengaruhnya terhadap anak 81 J. F. Calhoun dan J. R. Acocella, Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan, IKIP Semarang Press, Semarang, 1990 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id karena apa yang dikomunikasikan oleh orang tua pada anak, akan cepat ditanggap oleh anak daripada informasi lain yang diterima anak sepanjang hidupnya. b. Pemalu (Minder) >< Percaya diri Dari lima ibu single parent yang diteliti, semua Ibu single parent mengaku tidak memiliki masalah terhadap pembelajaran percaya diri anak. Status single parent pun tidak membuat mereka minder karena Ibu single parent merasa sama dengan ibu-ibu yang lain sehingga dicontoh oleh anak-anak nya. Terlebih jika anak mereka melakukan perbuat yang terpuji. Contohnya Mimi yang mendapat pujian dari ibunya ketika masakan Mimi cukup enak. ”biar anak saya percaya diri ya gini... misal dia masak, ndelalah hasil e enak, yo tak puji “wah genduk masak ane enak ik” terus misalkan dee resik-resik, yo tak puji “wah apik”. Ya paling gitu , saya nyemangati ne hal-hal kecil tak puji, jadi biar dia tu di bombong, biar percaya diri.” Komunikasi antarpribadi dalam bentuk pujian menjadikan anak seorang yang percaya diri karena dengan pujian anak merasa apa yang sudah selesai dikerjakannya memiliki hasil yang memuaskan dan sempurna. Kepercayaan diri memang tidak timbul begitu saja, dengan pujian yang sesuai porsinya maka percaya diri akan tumbuh seiring peningkatan kemampuannya yang lain. c. Penyayang >< Pembenci Karakter manusia berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Karakter positif manusia salah satunya adalah penyayang. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Sedangkan kebalikan nya adalah pembenci. Keempat ibu single parent mengatakan tidak memiliki masalah dalam pembelajaran karakter ini. Semua seragam, menamkan dengan nasehat dan pengertian untuk tidak membenci seseorang yang membenci dirinya. Seperti nasehat yang diberikan oleh Ibu Sri, “Saya kan tidak akan pernah mengajarkan hal yang saya anggap tidak baik untuk anak saya. Walaupun dia itu di ejek teman-temannya saya selalu mengatakan itu hanya bercanda dan jangan di masukkan ke hati. Dan anak saya mau menerima nya dan dari hal kecil tersebut dia menjadi tidak pernah benci atau dendam dengan seseorang.” Kedekatan Ibu Sri dengan Diana membuat komunikasi antarpribadi diantara keduanya berjalan sangat efektif. Keterbukaan, empati, dukungan membuat komunikasi keduanya hampir tidak menemui masalah apapun. Pengertian dengan nasehat dan teguran menjadikan anak semakin mudah untuk mengerti bagaimana yang baik dan bagaimana yang tidak. Sedangkan Ibu Rini memiliki sifat yang cenderung pembenci. Tergambar dari kata-katanya ketika ditanya perihal pembelajaran karakter penyayang. “Karna saya tu ya dadi wong atos yo atos banget. Kadang saya yo heran ya, saya sekali disakiti orang tu benci sama orang tu ya benci banget sampe tak gowo mati.” Tidak ada pembelajaran yang dapat diberikan oleh Ibu Rini kepada anak-anaknya mengenai hal ini. Karena Ibu Rini menyadari commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id bahwa ia bukan seorang yang penyayang sehingga ia membiarkan anak-anak nya belajar sendiri tentang sifat penyayang. Satu tanggung jawab utama yang dimiliki para anggota keluarga terhadap satu sama lain adalah “berbicara”- meliputi unsur-unsur komunikasi verbal dan nonverbal- dengan cara-cara yang akan berkontribusi bagi pengembangan konsep diri yang kuat bagi semua anggota keluarga, terutama anak-anak muda. Penelitian yang dilakukan oleh D.H. Demo (1987)82 menekankan pada maksud bahwa konsep diri dibentuk, dipelihara, diperkuat dan atau diubah oleh komunikasi dari para anggota keluarga. Konsep diri para anggota keluarga dapat ditingkatkan dengan cara memberikan pernyataan pujian, pernyataan sambutan dan dukungan, dan pernyataan kasih. d. Pemaaf >< Pendendam Satu dari empat ibu single parent yang diteliti secara gamblang memberikan contoh yang negatif kepada anaknya, yaitu Ibu Rini. Ibu Rini memiliki sifat pendendam yang tidak akan melupakan kesalahan orang lain sampai kapanpun. Seperti dendam kepada mantan suaminya dan mantan mertuanya. “...Sampe akhir e saya ngomong ya, itu ama mu sama akung mu itu jangan sampe dipanggil Tuhan sebelum minta maaf sama aku. Hati saya tu terlalu sakit sampe ga bisa tak rasakne sakite.” Sedangkan empat orang ibu single parent yang lain mengaku mengajarkan anak-anak agar menjadi pribadi yang pemaaf dengan 82 M Budyatna dan Leila Mona G, op. cit.,, Hal. 169 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id cara memberikan nasehat dan pengertian ketika ada seseorang yang baik sengaja maupun tidak sengaja berbuat salah pada anak mereka. Seperti yang dilakukan Ibu Sri. “Contoh kecil ya mbak, ini kejadian nyata pas didi kecil itu. Pada waktu ada teman dia yang nakal saya menjelaskan bahwa anak tersebut tidak dengan sengaja melakukan hal itu dan anak saya, saya minta untuk memberi maaf kepada temannya tersebut dan mereka dapat bermain lagi bersamasama tanpa ada dendam-dendaman.” Sifat positif yang terkandung dalam pesan yang disampaikan oleh Ibu Sri kepada Diana merupakan salah satu unsur yang dapat menjadikan komunikasi antarpribadi menjadi efektif dan menghasilkan efek yang positif untuk Diana. Menurut Venderber et al., (2007)83, perilaku mencontoh terutama penting dalam mengelola konflik. Merupakan tanggung jawab orangtua untuk mensosialisasikan anak-anak, mengajarkan bagaimana mereka mengelola konflik dalam kehidupan mereka. Tetapi dengan hanya mengatakan kepada anakanak bagaiman harus berperilaku kemudian mencontohkan perilaku yang berlawanan hanya memperkuat strategi mengelola konflik yang agresif dan pasif. Di pihak lain, orang tua dapat berkolaborasi dalam memberikan contoh melalui diskusi, memberi pertimbangan, mengingatkan, ungkapkan perasaan mereka, dan bersifat mendukung terhadap ketidaksetujuan anak. Dengan berbuat demikian, bukan hanya menjaga hubungna mereka tetapi juga memberi contoh bagi 83 Ibid. Hal: 171-172 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id anak-anak mereka bagaimana orang yang penuh kasih mengatasi konflik. C. Komunikasi Antarpribadi untuk membentuk Judging Self 1. Penentuan Sikap a. Status sekarang (sebagai anak single parent) Pembelajaran tentang bagaimana menyikapi status anak dari ibu single parent yang dilakukan kelima ibu single parent semua sama. Ibu single parent memberikan pengertian bahwa tidak ada yang berbeda walaupun status anak-anak mereka adalah anak dari ibu single parent. Kebiasaan mereka sama saja dengan anak-anak lain dari keluarga yang utuh, mungkin hanya saja dari faktor ekonomi yang membedakan yang seperti disampaikan oleh Ibu Endang. “ya harus sadar, ya kan misalnya kebutuhan. Kalo mau beli barang-barang atau apa kan harus inget budget nya berapa. Ibu punya nya sekian ya jangan berlebih-lebih. Jadi saya tanamkan sih ya hidup biasa aja. hidup sederhana. Pokoknya kita ga boleh melebihi kapasitas.” Dalam hal komunikasi tidak banyak dijumpai banyak masalah dalam hal menyikapi status single parent baik pada diri ibu maupun anak. Mereka sudah mulai terbiasa atas ketidak hadiran ayah sebagai kepala keluarga di dalam kehidupan sehari-hari. b. Harga diri Pengertian mengenai harga diri juga diberikan oleh kelima ibu single parent yang diteliti. walaupun ibu mereka adalah seorang ibu commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id single parent, ibu memberikan pengertian bahwa tidak ada seorang pun yang berhak merendahkan harga diri anak-anaknya. Seperti penuturan Ibu Sri, “...Dan apabila pada keadaan tertentu anak saya merasa rendah diri saya selalu menguatkan dia dengan nasehat-nasehat yang baik. Karena sebenarnya tidak ada yang salah dengan keadaan keluarga yang hanya memiliki 1 orang tua saja.” Rasa empati yang di pertunjukkan orang tua kepada anak merupakan salah satu bahasa non verbal selain nasehat-nasehat langsung dalam memberikan pengertian bahwa tidak ada yang salah dengan keluarga single parent dan harga diri yang mereka punya itu sejajar. c. Pandangan tentang masa depan Nasehat-nasehat seorang ibu single parent tentulah sebuah pesan yang secara tersirat merupakan suatu harapan. Seperti yang ditanamkan Ibu Tina kepada Mimi. “ya saya selalu bilang gini, nasib itu bisa diubah kalo kita ada kemamuan, usaha dan terus berdoa. Karna saya ga mau terutama masalah jodoh itu. saya selalu nekanin ke Mimi itu, kamu harus dapet jodoh yang bener-bener tanggungjawab sama kamu. Saya nanemin ke Mimi ya “ayo nduk, kamu harus bisa lebih dari ibu, kamu jangan sampe nasib mu sama kayak ibu apa malah lebih buruk dari ibu. Jadi sekarang kamu harus bener-bener sekolah tenanan, berdoa, syukur-syukur kalo ada rejeki nanti kamu bisa kuliah, pokoknya kamu harus tetep positif thinking kalo kamu tu harus lebih dari hidup ibu.” commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Harapan-harapan tinggi yang diinginkan kelima ibu single parent agar anaknya lebih baik daripada kehidupan dirinya membuat anak-anak memiliki harapan yang tinggi pula. Keyakinan ibu Tina akan anaknya serta semangat yang diutarakan tentu saja bisa mendorong kualitas hidup Mimi untuk menjadi seseorang yang jauh lebih baik ketimbang ibunya. Melalui komunikasi antarpribadi, seseorang dapat memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu yang baik dan positif. Motivasi adalah dorongan kuar dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Pada dasarnya, seseorang cenderung untuk melakukan sesuatu karena dimotivasi. 3.3. Konsep Diri Remaja A. Identity Self 1. Agama Empat dari lima anak remaja yang wawancara mengaku sudah menjalankan ibadah sebagai mena mestinya. Contohnya Diana, anak dari Ibu Sri. Bahkan Diana sangat rajin mengaji. Ketika di tanya apakah sudah menjalankan solat lima waktu. Diana menjawab sudah. “Sudah, walaupun terkadang muncul rasa malas, namun saat ini saya sedang proses perbaikan tingkat keimanan” Konsep diri yang terbentuk pada diri Diana adalah hasil dari contoh yang diberikan oleh ibunya. Komunikasi verbal berupa ajakan serta non verbal yang berupa contoh rill menjadikan Diana seorang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pemeluk Islam yang taat beribadah. Berbeda dengan Tio. Walaupun ia beragama islam, kewajiban solat pun sering ia tinggalkan. “ya.. masih belajar, kadang 2 kadang 3 kadang blas”. Konsep diri yang terbentuk pada diri Tio merupakan hasil dari kurang nya contoh cara beribadah. Ibu Wiji, Ibunda Tio hanya sekedar mengingatkan tanpa memberi contoh langsung yang terlihat oleh Tio. Konsep diri dapat terbentuk karena adanya orang lain sebagai tauladan yang kita yakini dapat memberikan contoh. Apabila orang tersebut berlaku positif, maka konsep diri yang terbentuk dalam diri kita akan positif, begitu pula sebaliknya. 2. Jenis Kelamin Pencarian jati diri anak remaja salah satunya adalah jenis kelamin. Dimana anak remaja seharusnya meyakini dan bertingkah laku sesuai dengan jenis kelaminnya. Walaupun tidak sepenuhnya menyimpang, namun ada beberapa sifat yang dimiliki Mimi, anak dari Ibu Tina yang mirip seperti laki-laki. Suara Mimi sangat keras, apabila tertawa Mimi pun sampai terbahak-bahak tak selayaknya perempuan yang akan dicap perempuan baik apabila dapat mengatur volume suara tertawanya (lemah lembut). Dari hasil observasi memang sangat terlihat dan terdengar betapa kerasnya suara Mimi dan cenderung ceplas-ceplos. Namun, walaupun demikian Mimi tetap mengenakan baju casual selayaknya perempuan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Saat ini banyak anak remaja yang merasa terjebak dalam tubuh yang salah, tak sedikit pula yang memutuskan untuk bertingkah laku atau berpakaian seperti yang bukan dirinya (laki-laki berdandan perempuan dan perempuan berdandan laki-laki). Seseorang yang memiliki konsep diri positif akan secara yakin dan percaya akan apa yang diberikan Tuhan kepada dirinya. Ketika ia bertanya pada dirinya sendiri, siapakah saya? Apa jenis kelamin saya? Maka ia akan meyakini bahwa dia adalah dirinya sendiri baik itu laki-laki maupun perempuan dan akan berperilaku selayaknya laki-laki ataupun perempuan. B. Behavioral Self 1. Integritas a. Kejujuran Pada dasarnya, kelima anak remaja yang diwawancara akan berusaha untuk selalu berkata jujur. Contohnya saja Jorgy yang memang sudah dididik untuk jujur agar tidak seperti ayahnya yang selalu mendapatkan masalah karena ketidakjujuran. “ya jujur lah mbak. Dari kecil saya itu dididik keras buat jujur mbak. Jadi dengan gitu seminimal mungkin saya engga bohong dan engga buat kesalahan.” Konsep diri yang terbentuk pada diri Jorgy adalah hasil dari didikan Ibu dan hasil dari pandangannya diri nya sendiri tentang arti dari kejujuran. Di dalam hidup Jorgy ada seseorang yaitu ayah yang dapat memberikannya pelajaran bahwa bohong itu adalah sebuah sifat commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id yang tidak baik. Orang lain merupakan faktor yang berpengaruh dalam pembentukan konsep diri seseorang. b. Disiplin Hasil penelitian di lapangan mengatakan bahwa ada 2 anak remaja yang memiliki konsep diri disiplin, salah satunya Diana. Diana meyakini bahwa dirinya sudah disiplin, baik perihal waktu, pikiran, dan segala hal misal meletakkan barang pada tempatnya setelah digunakan, bangun pagi tepat waktu. “Sudah mbak, karna itu kan sudah menjadi kebiasaan saya dari kecil ya, jadi saya ya.. tinggal ngejalanin seperti biasa aja ga ada yg berubah” Mengingat Diana menjadi anak single parent sejak usia 20 bulan, jadi ia merasa tidak ada yang berubah pasca ayahnya meninggal dunia. Tidak semua orang lain memiliki pengaruh yang sama terhadap diri kita. Ada yang paling berpengaruh, yaitu orangorang yang dekat dengan diri kita. George Herbert Mead (1934) 84 menyebut mereka significant others –orang lain yang sangat penting. Ketika kita masih kecil, mereka adalah orang tua kita, saudara-saudara kita, dan orang yang tinggal satu rumah dengan kita. Richard Dewey dan W.J. Humber (1966)85 menamainya affective others –orang lain yang dengan mereka kita memiliki ikatan emosional. Ibu Sri yang selalu membiasakan kebiasaan disiplin sejak kecil membuat Diana 84 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2012, Hal. 100 85 Ibid. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id memiliki sifat ini ketika ia remaja. Karena dalam pandangan Diana, dia telah berlaku apa adanya sesuai dengan dirinya sendiri. c. Kemandirian Absennya ayah di dalam keluarga mengakibatkan baik ibu maupun anak dipaksa secara kondisional untuk mandiri. Seperti Ibu Endang, ibu dari Lisa yang mulai bekerja setelah ayah Lisa meninggalkan rumah. Hal itu juga berimbas ke diri Lisa dan 3 orang remaja lain yang mau tidak mau juga dituntut untuk mandiri karena kesibukan ibunya. semua pekerjaan rumah ia lakukan sendiri sedari kecil. “saya selalu ngelakuin apa-apa sendiri sih mbak. Soalnya kan dirumah saya ga ada pembantu. Lagian masa iya saya nyuruh kakak saya atau saudara saya atau budhe saya atau ibu saya kan ga mungkin lah mbak. Jadi sebagai anak yang baik, saya juga harus, harus ngerti kapasitas kewajiban dan tanggungjawab saya apa aja gitu lho mbak. Jadi jangan, jadi dirumah saya tuh ga ada kayak istilah nyuruh orang lain atau apa gitu engga. Apa yang bisa kamu lakuin sendiri ya lakuin sendiri.” Berbeda dengan Mimi yang ibunya tidak bekerja dan selalu tinggal dirumah. Karena tidak memiliki pekerjaan selain dirumah, jadi Ibu Tina akan mengerjakan segala pekerjaan rumah tanpa membiarkan Mimi untuk melakukannya. Sehingga Mimi pun menjadi anak yang cenderung manja karena ia memiliki ibu yang memanjakannya. Kamar Mimi berantakan, ia tidak terbiasa membereskan rumah bahkan kamarnya sendiri, ia akan menunggu ibunya untuk membereskan kamarnya. Mimi juga akan langsung meminta bantuan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ibunya tanpa berusaha untuk mengerjakannya sendiri dulu. Sifat manja yang dimiliki Mimi dan sifat mandiri yang dimiliki oleh Lisa sangat bertolak belakang. Hal ini diakibatkan oleh perbedaan pola komunikasi yang dilakukan oleh kedua ibu remaja tersebut. Lisa yang sudah dipercaya oleh ibunya untuk melakukan segala sesuatunya sendiri menjadi seorang remaja yang mandiri sesuai dengan apa yang diyakinkan oleh ibu kepadanya. Sedangkan Mimi yang terbiasa dengan bantuan dan ketidakpercayaan Ibu Tina untuk melakukan sesuatu, menjadi remaja yang “apa-apa ibu” atau manja. d. Keterbukaan Walaupun Mimi adalah seorang anak manja, namun dalam hal keterbukaan, Mimi adalah anak yang sangat terbuka seperti 2 orang remaja yang lain. Ia hobi bercerita. Ia selalu menceritakan apapun kepada ibunya dan sahabat-sahabatnya. Termasuk masalah belajar, teman, maupun masalah asmara. “iya sih sis, aku kalo ada apa-apa mesti cerita sama ibu og. Soal temenku atau apa bahkan percintaan temen-temen ku aja ibu ku sampe tau sis... Emang kan aku orangnya, aku cerita tu karna emang aku seneng cerita, emang kebiasaannya gitu. Apa-apa cerita sama ibu, ibu juga cerita sama aku” Keterbukaan Mimi yang menurun dari sifat ibunya merupakan konsep diri yang terbentuk dari Mimi kecil hingga remaja. Ibu yang mendorongnya untuk bercerita apa yang terjadi menjadikan Mimi terbiasa oleh sifat terbuka. Berbeda dengan Lisa dan Jorgy yang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id merasa tidak yakin untuk bercerita apapun kepada ibunya. bahkan ia merasa ada dinding pamisah antara dia dan ibunya dalam hal berkomunikasi. “engga sih mbak, saya sama ibu saya jujur aja ga bisa terlalu terbuka kaya sahabat gitu.. kaya ada jarak gitu lho mbak. Lebih ke malu dan rikuh” Dari hal itulah Lisa menjadi seorang yang tertutup. Ia tidak terbiasa berbagi cerita kepada Ibu, saudara maupun teman-temannya disekolah. Konsep diri Lisa yang seperti ini adalah imbas dari keyakinan Lisa bahwa komunikasi dengan orang lain adalah hanya sebagai formalitas mencari bahan obrolan dan ada jurang pemisah antara ibu dan anak yang patut untuk dibatasi. Johnson Supratiknya (1995) mengartikan keterbukaan diri yaitu membagikan kepada orang lain perasaan kita terhadap sesuatu yang telah dikatakan atau dilakukan, atau perasaan kita terhadap kejadian-kejadian yang baru saja kita saksikan. e. Sopan santun Dengan suara nya yang keras, bukan berarti Mimi sorang remaja yang tidak mengerti sopan santun kepada orang tua. Ia sangat sopan dan ramah. Setiap ada orang yang lewat di depan rumahnya ia selalu menyapa dengan ramah. Seperti saat peneliti mewawancarainya di rumah. Ketika ada tetangga berniat menitipkan sesuatu kepadanya, dengan sopan ia menjawab dengan bahasa yang halus sambil commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menganggukan kepala sebagai rasa hormat kepada orang yang lebih tua. Walaupun banyak yang menganggap bahwa bersuara keras merupakan hal yang tidak lazim dimiliki oleh seorang wanita, namun sifat sopan santun buktinya bisa diterapkan oleh seorang Mimi yang memiliki suara cukup keras. Pengertian dan contoh riil yang diberikan oleh Ibu Tina dalam hal sopan santun berhasil membentuk konsep diri Mimi dalam hal sopan santun. Pengaruh yang diberikan oleh Ibu Tina merupakan contoh bahwa konsep diri dipengaruhi oleh seseorang yang memiliki kedekatan emosional dengan orang tersebut. Sikap sopan santun pun juga dimiliki oleh keempat remaja dari ibu single parent yang lainnya. f. Menghargai orang lain Ucapan terimakasih akan diucapkan oleh kelima remaja dari ibu single parent yang diteliti setelah mereka mendapatkan bantuan. Ucapan terimakasih penting diucapkan karena terimakasih adalah salah satu contoh bagaimana mereka menghargai orang lain. Seperti yang diutarakan oleh Jorgy ketika ditanya apakah ucapan terimakasih itu penting atau tidak untuknya. “ya penting lah mbak. Penting nya itu kan ya kita sama aja menghargai pemberian orang lain.” Hal ini ia pelajari dari ibunya. Ibu Rini sebagai pedagang tidak segan-segan mengucapkan terimakasih kepada orang lain yang telah membeli dagangannya sekecil apapun itu. contoh riil yang diberikan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id oleh ibunya tersebut memberikan pelajaran kepada Jorgy bahwa berterimakasih itu penting sebagai rasa harga-menghargai terhadap orang lain. Konsep diri positif ini sebenarnya juga dapat berkembang dengan pujian atau ucapan terimakasih yang diberikan dari orang lain kepada anak remaja sehingga ia mengerti arti dari menghargai orang lain. 86 g. Motivasi Ketika ditanya perihal motivasi dari ibu, Diana dan keempat remaja yang lainnya sepakat. Bahwa ibu merupakan motivasi terbesar dalam hidup mereka. Ibu selalu memberikan nasehat, dorongan, dan masukan yang berarti dalam kehidupan mereka walaupun ada sebagian dari mereka merasa bahwa nasehat ibu kurang sreg dihati mereka namun untuk seorang Diana, nasehat ibulah yang paling dinanti-nanti. “ya... gimana ya mbak, Saya senang banget kalo ibu ngasih nasehat karena saya menganggapnya sebagai pembentukan diri dan karakter saya dalam menuju tingkat dewasa. Bahkan saya sering kog memang sengaja meminta nasehat nasehat kepada ibu untuk penyelesaian masalah yang saya hadapi. Dan saya dengan suka rela menjalankan nasehat ibu saya tersebut. Karna saya yakin kalo ibu itu engga bakal menyesatkan saya atau merugikan saya.” Dengan adanya motivasi dan dukungan dari orang tua yang diberikan kepada anak, maka anak akan belajar untuk menyenangi 86 Ibid. Hal:101 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dirinya sendiri dan merasa puas akan pekerjaannya87. Diana yang secara suka rela menjalankan nasehat ibu merasa lebih bahagia dan puas karena ia percaya bahwa Ibu Sri tidak akan menjerumuskannya ke hal yang tidak baik. 2. Karakter a. Pemarah >< Penyabar Sikap penyabar dimiliki oleh Mimi dan ketiga remaja lainnya yang diwawancara. Easy going menjadi kata yang pas untuk menggambarkan sifat Mimi yang tidak mudah marah ketika disinggung baik mengenai kondisi fisik, keadaan keluarga, dan status nya sebgai anak dari ibu single parent. “kalo aku sih...terserah ya orang mau ngomong apa. Orang punya hak sendiri, orang mulut-mulut dia sendiri. Jadi selama dia engga jelek-jelekin saya banget ya aku sih yo wis lah terserah gitu.” Berbeda dengan Jorgy yang mudah sekali marah apabila ada yang menyinggung atau bercanda dengannya. Seperti saat ia dibelikan sepatu baru oleh ayahnya yang pada saat itu Jorgy masih terobsesi kepada ayahnya walaupun ayahnya sudah jarang pulang kerumah. Ketika ia memakai sepatu baru itu ke sekolah, sepatu itu dinjak oleh temannya dengan maksud bercanda. Akan tetapi Jorgy tidak terima dengan perlakuan temannya tersebut, sehingga Jorgy langsung 87 Ibid. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id memukul temannya sampai-sampai temannya tidak berani datang ke sekolah lagi. Konsep diri Mimi yang mempunyai karakter penyabar adalah contoh konsep diri positif yang terbentuk karena nasehat dan pengertian-pengertian yang diberikan ibunya kepada Mimi bahwa sebagai seorang manusia kita perlu untuk mengatur emosi dan harus dapat menempatkannya di situasi yang tepat. Sedangkan konsep diri yang dimiliki Jorgy adalah contoh dari konsep diri negatif. Kehidupan Jorgy yang dipenuhi dengan kekerasan dan permusuhan mengakibatkan Jorgy menjadi suka berkelahi dan berwatak keras. Dorothy Law Notle dalam sajaknya Children Learn What They Live 88, mengatakan bahwa, jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi. Permusuhan yang terjadi antara ibu dan ayahnya, serta ibu dan keluarga ayahnya mengakibatkan Jorgy sering berkelahi dengan temannya. b. Pemalu (Minder) >< Percaya diri Status anak single parent tidak menjadikan kelima anak remaja yang diteliti menjadi minder. Menurut mereka, baik status, kondisi fisik, kondisi ekonomi tidak membuat mereka mider untuk bergaul, dan bersosialisasi di lingkungan luar. Contoh nya Mimi. Mimi yang telah menjadi anak dari ibu single parent sejak ia kelas 2 SD memiliki tubuh plus size dan pendek. Akan tetapi dia tidak malu dengan status 88 Ibid. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan kondisi fisiknya. Ia justru berterimakasih kepada Tuhan karena ia diberikan kesehatan dan tidak menjadi minder akan kondisi fisiknya tersebut. Terbukti dari ia yang memiliki banyak teman, grapyak, dan senang mengobrol dengan teman-temannya. Seperti yang uraikan oleh D.E Hamacheck 89, salah satu karakteristik yang dimiliki oleh seseorang yang memiliki konsep diri positif adalah sikap percaya diri. Sikap tidak minder atau percaya diri timbul karena seseorang merasa sama dengan orang lain, sebagai manusia tidak tinggi maupun rendah, walaupun terdapat perbedaan dalam kemampuan tertentu, latar belakang keluarga, atau sikap orang lain terhadapnya. Keadaan Mimi sebagai anak dari ibu single parent tidak membuatnya menjadi minder karena ia memiliki konsep diri yang positif. c. Penyayang >< Pembenci Karakter selanjutnya yang dibahas adalah karakter penyayang atau pembenci. Untuk seorang Diana, tidak ada alasan untuk menjadi seorang pembenci dan memiliki musuh. Ia tetap menganggap seseorang yang tidak menyukainya sebagai seorang teman. “Untuk menghadapi orang yang tidak suka dengan saya ya saya tidak perlu membenci dia juga. Biasanya saya sih tetep berusaha menjalin hubungan dengan dia, berteman dengan dia atau berusaha baik dengan dia karena saya tidak suka memiliki musuh. Tetapi apabila dia benar benar tidak mau di ajak berbaikan ya saya juga cuek89 Ibid. Hal: 104 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id cuek aja sih mbak. Tetapi masih tetep nganggep teman.” Berbeda dengan Jorgy yang memang memiliki sikap keras dan suka berkelahi. Banyak teman-teman yang takut kepadanya, banyak pula yang tidak suka. Menurun dari sikap ibunya, Jorgy juga memiliki karakter pembenci. Ia tidak segan-segan untuk berkelahi dan memukul teman yang tidak disukainya. Berdasarkan hasil validasi yang peneliti lakukan yaitu bertanya dengan teman sekolah Jorgy, Jorgy memiliki banyak musuh dan banyak orang yang tidak disukai oleh Jorgy. Ia sering memandang seseorang dengan penuh kebencian. Dari kecil kehidupan Jorgy memang penuh dengan kebencian, terutama kebencian antara keluarganya dengan keluarga mantan ayahnya. Ibunya pun tidak pernah mengajarkan sikap-sikap penyayang dan pemaaf pada dirinya. Perbedaan sikap kedua remaja dari ibu single parent ini membuktikan bahwa konsep diri seseorang adalah berbeda-beda. Pengaruh komunikasi antarpribadi ibu dan anak berpengaruh sangat besar untuk pembentukan konsep diri. Konsep diri yang dimiliki Diana merupakan konsep diri positif karena Diana menghormati dan menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan, hak, dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat dan ia sukai90. Hak orang lain untuk tidak suka pada 90 Ibid. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Diana, dan ia menyadari dan menerima hal tersebut. Sedangkan konsep Diri Jorgy adalah contoh konsep diri negatif. Seperti yang dibahas oleh William D. Brooks dan Philip Emert (1976)91 bahwa salah satu tanda orang yang memiliki konsep diri negatif adalah orang yang peka pada kritik dalam artian negatif. Seseorang yang memiliki konsep diri negatif sangat tidak tahan terhadap kritik yang diterimanya, dan mudah marah atau naik pitam serta mudah menjadi membenci. Jorgy yang sering tidak terima oleh candaan, dan perkataan temannya menjadikan ia menjadi seorang yang mudah marah dan mudah membenci teman-temannya. d. Pemaaf >< Pendendam Ketika ditanya apa hal yang terlintas dibenak Jorgy, anak Ibu Rini, saat ayah dan ibu nya berpisah, ia dengan tegas menjawab dendam. Rasa dendam yang dirasakan Jorgy atas perilaku ayahnya merupakan contoh konsep diri yang negatif. Karakter pendendam juga dimiliki oleh Ibu Rini. Jadi wajar jika Jorgy memiliki karakter ini. Ibu sebagai figur utama dalam keluarga Jorgy yaitu sebagai orang tua tunggal memiliki andil utama dalam pembentukan konsep diri Jorgy. Kebencian Ibu Rini kepada mantan suaminya yang menjadikan Jorgy memiliki dendam kepada ayahnya karena telah menyakiti hati ibunya. meskipun demikian, konsep diri ini adalah merupakan konsep diri yang negatif. 91 Ibid. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Berbeda pula dengan Diana. Ibu Sri mendidik Diana untuk menjadi pribadi yang pemaaf sejak kecil. Saat bermain, ketika teman ada yang berbuat salah pada Diana, maka dengan ikhlas dan senang hati Diana memaafkannya. “Apabila ada yang melakukan kesalahan kepada saya baik itu sengaja atau tidak selama dia mau mengakui dia salah saya akan dengan senang hati memaafkannya, kecuali orang tersebut benar benar melakukan kesalahan yang fatal terhadap saya misalnya mencuri, saya akan memaafkan tetapi saya akan tetap berhati hati dengan orang tersebut. Karna saya bukan tipe orang pendendam tetapi dalam menjalankan kehidupan dengan orang banyak kita di wajibkan untuk selalu berhati hati agar hal jelek itu tidak terjadi lagi.” Konsep diri yang dimiliki Diana adalah konsep diri positif yang terbentuk karena Diana mengerti dan menjalankan pelajaran-pelajaran baik yang diberikan oleh ibunya. Diana meyakini bahwa Ibu Sri dan teman-teman memandangnya sebagai orang yang pemaaf sehingga ia memiliki konsep diri seperti apa yang ia yakini. C. Judging Self 1. Penentuan sikap a. Status sekarang (sebagai anak single parent) Menjadi anak dari ibu single parent merupakan hal yang tidak diinginkan oleh kelima remaja yang diteliti baik yang menjadi anak single parent karena perceraian maupun kematian. Keadaan tanpa ayah yang mereka hadapi sebenarnya perihal yang mereka rasa tidak mengenakkan. Namun mau tidak mau status tersebut harus mereka commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id hadapi karena mereka tidak bisa lari kenyataan. Seperti yang dihadapi Lisa. Lisa beruntung karena lingkungan sekitarnya tidak pernah mempermasalahkan tentang statusnya bahkan teman-teman atau orang lain yang mengetahui bahwa ia tidak memiliki ayah merasa simpati dan empati. “Nyikapin status saya? enjoy aja sih mbak. Malah misalkan orang ga tau kondisi saya, terus ada yang tanyak "lha bapak mu kerja di mana?", terus saya jawab bapak udah ga ada. terus mereka bersimpati, berempati, kayak gitu. ga ada yang sampe ngebully saya "woo.. ga punya bapak", ga ada sih mbak. sejauh ini baik-baik aja responnya. ya paling kalo masalah yang saya rasain sebagai anak single parent ya mbak, kan otomatis yang bekerja cuma 1 aja. paling lebih kemasalah finansial. Kalo saya kan apa yang dikasihkan ibu harus dikelola dengan baik. kan ga mungkin saya setiap waktu kalau butuh apa-apa langsung minta ke ibu. jadi lebih ke masalah finansial sih mbak.” Masalah finansial memang manjadi masalah utama pasca bapak yang notabene menjadi pencari nafkah. Anak dari ibu single parent menyikapi status mereka dengan santai, enjoy, dan berbesar hati. Konsep diri positif dimiliki kelima remaja yang diteliti. Mereka memiliki keyakinan pada kemampuan untuk mengatasi persoalan. Persoalan dalam hal ini adalah masalah-masalah yang timbul dalam keluarga tanpa keberadaan ayah. b. Harga diri Masih banyak masyarakat yang masih menganggap tabu dan terkesan merendahkan anak dari keluarga single parent. Tapi bagi anak remaja dari ibu single parent, harga diri mereka adalah sejajar commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dengan remaja atau anak-anak lain dari keluarga yang utuh. Rasa hormat dan menghargai usaha ibu mereka lah yang membuat mereka tidak mengijinkan siapapun merendahkan diri mereka. Seperti yang dikatakan Lisa dan Diana. “yang jelas sih sampe ada yang ngatain saya berarti dia juga menghina ibu saya. karna satu tau banget bagaimana usaha ibu saya yang matimatian menghidupi saya sama kakak saya. ya jadi saya ga akan terima segampang itu kalau ada orang yang menghina saya mengenai status saya. sama aja menghina ibu saya kan mbak“ “Harga diri merupakan segalanya bagi saya dan tidak ada yang berhak dan dengan berbagai macam alasan apapun bagi siapa saja untuk merendahkan harga diri saya” Merasa setara dengan orang lain, tidak tinggi maupun rendah, walaupun keadaanya berbeda, latar belakang keluarga, kemampuan tertentu merupakan karakteristik dari konsep diri positif yang dimiliki oleh remaja single parent. Pengertian yang diberikan ibu kepada anak bahwa mereka tidak berbeda dengan anak-anak lainnya menjadikan mereka yakin bahwa memang tidak ada yang berbeda dengan mereka. Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan dan perhatian. Harga diri akan meningkat sesuai dengan meningkatnya usia. Untuk meningkatkan harga diri, anak diberi kesempatan untuk sukses, beri penguatan/ pujian bila anak sukses, tanamkan “ideal” atau harapan jangan terlalu tinggi dan sesuaikan dengan budaya, berikan dorongan untuk aspirasi atau cita-citanya dan bantu membentuk pertahanan diri untuk hal-hal yang menganggu persepsinya. Harga diri sangat commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mengancam pada masa pubertas karena pada saat ini harga diri mengalami perubahan karena banyak keputusan yang harus di buat menyangkut dirinya sendiri. c. Pandangan tentang masa depan Setiap anak-anak pasti memiliki cita-cita dan harapan untuk masa depan. Tidak terkecuali dengan anak remaja dari ibu single parent. Bahkan dapat dikatakan bahwa anak single parent memiliki harapan yang lebih besar daripada anak-anak dari keluarga utuh lainnya terutama di dalam masalah keluarga. Hal ini dikarenakan karena mereka telah melihat dan merasakan bahwa keluarga yang tidak utuh adalah suatu pengalaman hidup yang tidak enak. Dari hal tersebut mereka belajar untuk tidak mengulangi kesalahan dan memperbaiki keadaan agar hidup mereka bisa lebih bahagia dari pada ibu mereka –bagi mereka yang keluarganya bercerai. Seperti Mimi yang sangat mengerti bahwa masa depannya harus lebih bahagia dari ibunya. “harapan masa depan ya pengennya besok aku berkeluarga yang ga kayak ayah ibu ku” Dan Jorgy yang memiliki cita-cita tidak seperti ayahnya. “ya saya pengen bikin mamah bahagia. Ga pengen jadi kayak papah. Pokoknya berusaha untuk nggak bikin kesalahan di masa lalu.” Seseorang yang memiliki konsep diri positif akan mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya 92. Pengalaman hidup yang mereka jalani dapat memberikan pelajaran yang berarti untuk masa depan mereka. Perubahan dan perbaikan kehidupan mutlak mereka lakukan dan mereka sedang berusaha untuk mendapatkan kebahagian di masa depan. 92 Ibid. commit to user