MAKALAH MANAJEMEN MUTU TERPADU “KUALITAS PELAYANAN / SERVIS / JASA” Dosen : Nur Hasanah, SE. MSc Disusun Oleh Kelompok 4 Andika Dwi Pratama P.S (RRC1B013061) Anugrah Wirastra (RRC1B013017) Diniyah Lestari (RRC1B013029) Nanang Prihasto (RRC1B013021) Nanda Fitraniko Saputra (RRC1B013005) Wawan Kurniawan (RRC1B0140) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PRODI MANAJEMEN UNIVERSITAS JAMBI 2016 1 DAFTAR ISI SAMPUL DEPAN .............................................................................................................. i DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................1 1.1.Latar Belakang ...............................................................................................................1 1.2.Rumusan Masalah ..........................................................................................................1 1.3.Tujuan ............................................................................................................................1 1.4.Manfaat ..........................................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................2 2.1.Definisi dan Klasifikasi Jasa ..........................................................................................2 2.2.Karakteristik Jasa ...........................................................................................................3 2.3.Strategi Pengembangan Manajemen Kualitas dalam Industri Jasa................................4 2.4.Model Strategi Pelayanan 7P dalam Manajemen Kualitas Jasa Modern .......................7 2.5.Contoh Penerapan Manajemen Kualitas Jasa ................................................................9 BAB III PENUTUP ..........................................................................................................12 3.1.Kesimpulan ..................................................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................13 ii KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena Rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan dan dapat menyusun makalah yang berjudul “KUALITAS PELAYANAN/SERVIS/JASA” guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Mutu Terpadu. Pada kesempatan ini kami meminta maaf apabila terdapat banyak kesalahan atau kekurangan dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini bias bermanfaat bagi semua pihak. Jambi, Maret 2016 Penulis iii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebenarnya perbedaan secara tegas antara barang dan jasa seringkali sukar dilakukan. Hal ini dikarenakan pembelian suatu barang seringkali disertai dengan jasa-jasa tertentu dan sebaliknya pembelian suatu jasa seringkali juga melibatkan barang-barang yang melengkapinya. Dalam membangun sebuah usaha di bidang jasa perlu pertimbangan antara jasa hingga ke kepuasan konsumen sebagai tujuan dan usaha. Dalam sebuah usaha jasa, keunikan adalah salah satu modal dalam sebuah jasa yang memiliki identitas untuk eksis dalam dunia usaha. Tidak jarang konsumen mencari nilai unik yang ada sebagai pemenuhan rasa penasaran dan kepuasannya. 1.2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut: 1. Definisi dan Klasifikasi Jasa; 2. Karakteristik Jasa; 3. Strategi Pengembangan Manajemen Kualitas dalam Industri Jasa; 4. Model Strategi Pelayanan 7P dalam Manajemen Kualitas Jasa Modern; 5. Contoh Penerapan Manajemen Kualitas Jasa; 1.3. Tujuan Dalam penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui Pokok dan Sub Pokok bahasan tentang Kualitas Pelayanan/Servis/Jasa. 1.4. Manfaat Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan tentang Kualitas Pelayanan/Servis/Jasa. 1 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Definisi dan Klasifikasi Jasa Kotler dan Armstrong (2012) menyatakan bahwa “Jasa adalah segala aktivitas dan berbagai kegiatan atau manfaat yang ditawarkan untuk dijual oleh suatu pihak kepada pihak lain yang secara esensial jasa ini tidak berwujud dan tidak menghasilkan perpindahan kepemilikan atas apapun“. Selanjutnya Zeithaml dan Bitner dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2011), menyatakan bahwa “Jasa adalah semua kegiatan ekonomi yang menghasilkan output tidak berupa produk fisik atau kontruksi yang secara umum dikonsumsi pada saat diproduksi, dan memberi nilai tambah dalam bentuk (seperti kenyamanan, hiburan, kesenangan atau kesehatan)”. Pada dasarnya jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan merupakan produk dalam bentuk fisik atau kontruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah (seperti misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan atau kesehatan) atau pemecahan atas masalah yang dihadapi pelanggan. Di dalam jasa selalu ada aspek interaksi antara pemberi jasa dan pihak pelanggan, meskipun pihak-pihak yang terlibat tidak selalu menyadari. Jasa bukan merupakan barang yang berwujud melainkan suatu proses atau aktivitas yang tidak berwujud. Produk jasa bagaimanapun juga tidak ada yang mirip satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu jasa dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Lupiyoadi dan Hamdani, 2011) : Didasarkan atas tingkat kontak pelanggan dengan pemberi jasa sebagai bagian dari sistem saat jasa tersebut dihasilkan. Berdasarkan tingkat kontak pelanggan jasa dapat dibedakan ke dalam kelompok sistem kontak tinggi (high-contact system) dan sistem kontak rendah (low-contact system). Pada kelompok sistem kontak tinggi, pelanggan harus menjadi bagian dari sistem untuk menerima jasa, contohnya jasa pendidikan, rumah sakit dan transportasi. Sedangkan pada kelompok sistem kontak rendah, pelanggan tidak perlu menjadi bagian dari sistem untuk menerima jasa, contohnya jasa reparasi mobil dan jasa perbankan. Pelanggan tidak harus dalam kontak pada saat mobilnya yang rusak diperbaiki oleh teknisi bengkel. Jasa juga dapat diklasifikasikan berdasarkan kesamaannya dengan operasi manufaktur. Jasa ini dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu jasa murni, jasa semi manufaktur dan jasa campuran. Jasa murni (pure service) merupakan jasa yang 2 tergolong kontak tinggi, tanpa persediaan atau sangat berbeda dengan manufaktur, contohnya jasa pangkas rambut atau ahli bedah yang memberikan perlakuan khusus (unik) dan memberikan jasanya pada saat pelanggan di tempat. Sebaliknya jasa semi manufaktur (quasimanufacturing service) merupakan jasa yang tergolong kontak rendah, memiliki kesamaan dengan manufaktur dan pelanggan tidak harus menjadi bagian dari proses produksi jasa, contohnya jasa pengantar, perbankan, asuransi dan kantor pos. Sementara jasa campuran (mixed service) merupakan kelompok jasa yang tergolong kontak menengah (moderate-contact), gabungan beberapa sifat jasa murni dan jasa semi manufaktur, contohnya jasa bengkel, ambulan, pemadam kebakaran, dan lain-lain. 2.2. Karakteristik Jasa Menurut Kotler dan Armstrong (2012), terdapat empat karakteristik jasa yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut : Tidak Berwujud (Intangibility) Jasa berbeda dengan hasil produksi perusahaan. Jasa tidak dapat dilihat, diraba, dirasa, didengar, dicium sebelum jasa itu dibeli. Benda atau barang yang kita beli atau yang kita gunakan sehari-hari adalah sebuah objek, sebuah alat atau sebuah benda, sedangkan jasa merupakan perbuatan, penampilan atau sebuah usaha. Bila kita membeli barang maka barang tersebut dipakai atau ditempatkan di suatu tempat. Tetapi bila membeli jasa maka pada umumnya tidak ada wujudnya. Bila uang dibayar untuk beli jasa, maka pembeli tidak akan memperoleh tambahan benda yang dapat dibawa ke rumah. Walaupun penampilan jasa diwakili oleh wujud tertentu. Tidak Dapat Dipisahkan (Inseparability) Umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersama tidak seperti barang fisik yang diproduksi, disimpan dalam persediaan, didistribusikan lewat berbagai penjualan dan baru kemudian dikonsumsi. Sedangkan jasa biasanya dijual dahulu kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara serentak. Misalnya jasa yang diberikan oleh sebuah perusahaan penerbangan, calon penumpang membeli tiket, kemudian berangkat dan duduk dalam kabin pesawat, lalu pesawat diterbangkan ke tempat tujuannya, pada saat penumpang itu duduk dalam kabin pesawat, pada saat itulah jasa diproduksi. 3 Keberagaman (Variability) Jasa sangat bervariasi karena tergantung pada siapa yang menyediakan dan kapan serta dimana jasa itu dilakukan. Misalnya jasa yang diberikan oleh sebuah maskapai penerbangan yang melayani rute terbang jarak pendek dengan maskapai penerbangan yang melayani rute terbang yang panjang akan sangat berbeda. Tidak Tahan Lama (Perishability) Jasa tidak dapat disimpan. Seorang calon penumpang yang telah membeli tiket pesawat untuk suatu tujuan tertentu tetap dikenakan biaya administrasi, walaupun dia tidak jadi berangkat. Tidak tahan lamanya jasa tidak jadi masalah bila permintaan tetap. Tetapi jika permintaan berfluktuasi, perusahaan jasa menghadapi masalah yang rumit. Misalnya pada musim-musim puncak seperti liburan sekolah, tahun baru, musim haji atau hari raya, sebuah perusahaan penerbangan harus mempersiapkan armada pesawat lebih, berbeda dari permintaan dan penyediaan pesawat pada sepanjang bulan-bulan biasanya. 2.3. Strategi Pengembangan Manajemen Kualitas dalam Industri Jasa Beberapa dimensi atau strategi yang harus diperhatikan dalam perbaikan kualitas jasa adalah : Ketepatan waktu pelayanan; hal-hal yang perlu diperhatikan disini berkaitan dengan waktu tunggu dan waktu proses. Akurasi pelayanan; yang berkaitan dengan reliabilitas pelayanan dan bebas kesalahan-kesalahan. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan; terutama bagi mereka yang berinteraksi langsung dengan pelanggan eksternal, seperti: operator telephone, petugas keamanan (satpam), pengemudi, staf administrasi, kasir, petugas penerima tamu, perawat dan lain-lain. Citra pelayanan dari industri jasa sangat ditentukan oleh orang-orang dari perusahaan yang berada pada garis depan dalam melayani langsung pelanggan eksternal. Tanggung jawab; berkaitan dengan penerimaan pesanan dan penanganan keluhan dari pelanggan eksternal. Kelengkapan; menyangkut lingkup pelayanan dan ketersediaan sarana pendukung, serta pelayanan komplementer lainnya. 4 Kemudahan mendapatkan pelayanan; berkaitan dengan banyaknya outlet, banyaknya petugas yang melayani seperti kasir, staf administrasi, dan lain-lain. Banyaknya fasilitas pendukung seperti komputer untuk memperoses data, dan lain-lain. Variasi model pelayanan; berkaitan dengan inovasi untuk memberikan pola-pola baru dalam pelayanan, feature dari pelayanan, dan lain-lain. Pelayanan pribadi; berkaitan dengan fleksibilitas, penanganan permintaan khusus, dan lain-lain. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan; berkaitan dengan lokasi, ruangan tempat pelayanan, kemudahan menjangkau, tempat parker kendaraan, ketersediaan informasi, petunjuk-petunjuk dan bentuk-bentuk lain.. Atribut pendukung pelayanan lainnya, seperti: lingkungan, kebersihan, ruang tunggu, fasilitas musik, AC, dan lain-lain. Berbagai dimensi kualitas pelayanan di atas harus diperhatikan oleh manajemen industri jasa, terutama dalam menetapkan biaya yang harus dikeluarkan pelanggan untuk membayar jasa yang diterima. Biaya yang ditetapkan harus kompetitif dengan pesaingpesaing lainnya dalam industri jasa. Selain itu, terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kualitas jasa (Tjiptono, 2008) yaitu: Mengidentifikasi Determinan Utama Kualitas Jasa Setiap perusahaan jasa perlu berupaya memberikan kualitas yang terbaik kepada pelanggannya. Untuk itu dibutuhkan identifikasi determinan utama kualitas jasa dari sudut pandang pelanggan. Oleh karena itu langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan riset untuk mengidentifikasi determinan jasa yang paling penting bagi pasar sasaran. Langkah berikutnya adalah memperkirakan penilaian yang diberikan pasar sasaran terhadap perusahaan dan pesaing berdasarkan determinan – determinan tersebut. Dengan demikian dapat diketahui posisi relatif perusahaan di mata pelanggan dibandingkan para pesaing, sehingga perusahaan dapat memfokuskan upaya peningkatan kualitasnya pada determinan-determinan tersebut. 5 Mengelola Harapan Pelanggan Tidak jarang suatu perusahaan berusaha melebih-lebihkan pesan komunikasinya kepada pelanggan dengan maksud agar mereka terpikat. Hal seperti dapat menjadi ‘bumerang’ bagi perusahaan. Semakin banyak janji yang diberikan, maka semakin besar pula harapan pelanggan (bahkan bisa menjurus menjadi tidak realistis) yang pada gilirannya akan menambah peluang tidak dapat terpenuhinya harapan pelanggan oleh perusahaan. Mengelola Bukti (Evidence) Kualitas Jasa Pengelolaan bukti kualitas jasa bertujuan untuk memperkuat persepsi pelanggan selama dan sesudah jasa diberikan. Oleh karena jasa merupakan kinerja dan tidak dapat dirasakan sebagaimana halnya barang, maka pelanggan cenderung memperhatikan fakta-fakta tangibles yang berkaitan dengan jasa sebagai bukti kualitas. Bukti- bukti kualitas jasa misalnya berupa fasilitas fisik jasa (seperti gedung, kendaraan, dan sebagainya), penampilan pemberi jasa, perlengkapan dan peralatan yang digunakan untuk memberikan jasa, laporan keuangan, dan logo perusahaan. Mendidik Konsumen Tentang Jasa Pelanggan yang lebih ‘terdidik’ akan dapat mengambil keputusan secara lebih baik. Upaya mendidik konsumen dapat dilakukan dalam bentuk: Perusahaan mendidik pelanggannya untuk melakukan sendiri jasa/ pelayanan tertentu, misalnya mengisi blanko/formulir pendaftaran, mengangkut barang belanjaan sendiri, dan lain-lain. Perusahaan membantu pelanggan mengetahui kapan menggunakan suatu jasa dan memanfaatkan periode biasa (bukan puncak). Mengembangkan Budaya Kualitas Budaya kualitas merupakan sistem nilai organisasi yang menghasilkan lingkungan yang kondusif bagi pembentukan dan penyempurnaan kualitas secara terus-menerus. Agar dapat tercipta budaya kualitas yang baik, dibutuhkan komitmen menyeluruh pada seluruh anggota organisasi. Upaya membentuk budaya kualitas dapat dilakukan pengembangan suatu program yang terkoordinasi yang diawali dari seleksi dan 6 pengembangan karyawan. Karyawan merupakan aset utama perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan memuaskan pelanggan. Menciptakan Automating Quality Adanya otomatisasi dapat mengatasi variabilitas kualitas jasa yang disebabkan kurangnya sumberdaya manusia yang dimiliki. Meskipun demikian, sebelum memutuskan akan melakukan otomatisasi, perusahaan perlu melakukan penelitian secara seksama untuk menentukan bagian yang membutuhkan sentuhan manusia dan bagian yang memerlukan otomatisasi. Menindaklanjuti Jasa Perusahaan perlu mengambil inisiatif untuk menghubungi sebagian atau semua pelanggan untuk mengetahui tingkat kepuasan dan persepsi mereka terhadap jasa yang diberikan. Perusahaan dapat pula memberikan kemudahan bagi para pelanggan untuk berkomunikasi, balk menyangkut kebutuhan maupun keluhan mereka. Mengembangkan Sistem informasi Kualitas Jasa Sistem informasi kualitas jasa merupakan suatu sistem yang menggunakan berbagai macam pendekatan riset secara sistematis untuk mengumpulkan dan menyebarluaskan informasi kualitas jasa guna mendukung pengambilan keputusan. 2.4. Model Strategi Pelayanan 7P dalam Manajemen Kualitas Jasa Modern Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, manajemen kualitas jasa modern memfokuskan perhatian pada strategi pelayanan 7P, seperti ditunjukkan dalam table berikut ini: No. Strategi pelayanan 7P Isu-isu manajemen kualitas 1. Product (Produk) Ide-ide dan pengembangan produk Variasi dan model produk Spesifikasi kualitas produk Pengepakan atau pembungkusan Logo produk, merk dagang & persepsi publik Pelayanan pendukung dan komplementer 7 Derajat pelayanan (full service and self service.) 2. Price (Harga) Analisa kompetitif Strategi penetapan harga, tingkat dan perubahan harga, target pasar, dan lain-lain Diskon, pemberian kupon berhadiah, kebijaksanaan penjualan Metode atau cara pembayaran 3. Place (tempat) Strategi dan rencana saluran distribusi Manajemen dan alokasi tempat pamer (penempatan produk) Manajemen gudang dan inventory Derajat integrasi vertical dan horizontal Kebijaksanaan dan standar tingkat pelayanan Kenyamanan dan lokasi fasilitas 4. promotion (promosi) Strategi periklanan, target pasar, media iklan yang digunakan, jadwal dan waktu, dan lain-lain. Penjualan langsung dan bersifat pribadi Tema posisi pasar Manajemen dan posisi produk 5. Physical Evidence Tata letak fasilitas (interior dan eksterior), tema, dekorasi, penerangan, service counters, kebersihan, dan lain-lain Penampilan dan kesehatan karyawan Kenyamanan peralatan, reliabilitas, ketertarikan. Kemudahan penggunaan, dan lain-lain Kecocokan kapasitas eksterior seperti tempat parkir 6. process Design Kredibilitas profesional seperti apoteker atau asisten apoteker yang melayani pembelian obat pada apotek Prosedur operasi terperinci, manual dan deskripsi pekerjaan Prosedur untuk resolusi masalah pelanggan Prosedur pelatihan sebagai bagian dari pekerjaan Penetapan standar performansi untuk fasilitas, proses, peralatan, dan pekerjaan yang menciptakan pelayanan kepada pelanggan Desain fasilitas dan tata letak untuk meningkatkan pergerakan item-item atau pelanggan melalui proses 8 7. Participants Pelatihan tentang keterampilan interaksi dan resolusi masalah pelanggan System dan prosedur balas jasa karyawan Personal selling Prosedur partisipasi kelompok pelayan atau pribadi dan norma-norma perilaku Eksekusi simultan dari keterampilan interaksi pribadi dan teknis pada titik kontak dengan pelanggan 2.5. Contoh Penerapan Manajemen Kualitas Jasa Penerapan Sistem Kualitas Modern Pada Bandar Udara Changi, Singapura Bandara Changi, Singapura, telah diakui sebagai bandara terbaik di dunia oleh penumpang pesawat udara. Pada tahun 1993, bandara Changi menangani sekitar 16,2 juta penumpang. Berdasarkan survey yang dilakukan, bandara Changi termasuk dalam kelompok 10 bandara internasional terbaik di dunia. Sebagai perbandingan yang dialami oleh rekan rekan yang pernah mengunjunginya, apabila kita telah tiba di bandara Soekarno hatta, Jakarta, sejak kedatangan sampai meninggalkan bandara membutuhkan waktu lebih dari 60 menit, sedangkan di bandara Changi tidak lebih dari 30 menit. Bandara Changi, Singapura, berdasarkan penilaian yang diberikan oleh pembaca UK Travel magazine Business Traveller, selama empat tahun berturut-turut sejak tahun 1988 sampai 1991 menempati urutan pertama sebagai bandara internasional terbaik di dunia. Sedangkan Asosiasi Perjalanan Asia pasifik (Pacific Asia Travel Association = PATA) memilih bandara Changi sebagai bandara internasional terbaik di dunia selama tiga tahun berturut-turut sejak tahun 1989 – 1991. Beberapa prinsip manajemen kualitas pelayanan total yang diterapkan oleh manajemen bandara Changi telah diungkapkan oleh Lim (1994), Direktur Jenderal Penerbangan Sipil yang bertanggung jawab atas bandara Changi, sebagai berikut: Manajemen Melalui Visi (Management by Vision). Visi manajemen bandara Changi adalah membuat dan mempertahankan bandara Changi sebagai bandara internasional terbaik di dunia. Manajemen puncak bandara Changi memiliki komitmen yang sangat kuat untuk meningkatkan kualitas pelayanan total melalui kemimpinan kualitas, 9 dimana manajemen memiliki visi yang jelas dan disebarluaskan pada semua staf dari berbagai tingkat dalam manajemen bandara Changi. Kualitas dalam Desain (Quality in Design). Dalam bisnis bandara, produk adalah bandara itu sendiri. Untuk mengendalikan kualitas dari suatu produk, manajemen harus memiliki pengendalian kualitas pada berbagai tingkat produksi. Jika kualitas tidak diperhatikan pada tingkat desain, tidak mungkin untuk menghasilkan model bandara terbaik, meskipun memiliki orang dan system terbaik. Dengan demikian bandara terbaik harus memiliki desain sebaik mungkin. Pengukuran Kualitas ( Quality Measurement). Konsep pengukuran kualitas ditetapkan secara konsisten oleh manajemen bandara Changi, karena mereka menyadari sepenuhnya bahwa pengukuran merupakan inti dari proses perbaikan kualitas. Menurut manajemen bandara Changi, jika sesuatu tidak dapat diukur, ia tidak dapat ditingkatkan atau diperbaiki. Agar dapat mempertahankan bandara Changi sebagai bandara internasional terbaik, manajemen menetapkan indikator-indikator pengukuran untuk seterusnya dibandongkan dengan bandara-bandara internasional terbaik lainnya di dunia. Pelayanan Berfokus Pelanggan. Pelanggan utama dari bisnis bandara adalah penumpang. Manajemen bandara Changi menyadari bahwa sebagai bandara internasional, penumpang yang tiba di bandara Changi berasal dari berbagai Negara di dunia dengan masing0masing memiliki kultur yang berbeda. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, harus diketahui terlebih dahulu apa yang mereka inginkan. Pada dasarnya setiap penumpang menginginkan tiga hal pokok dari suatu bandara, yaitu : ruang yang nyaman, kecepatan pelayanan, dan keramahan serta kesopanan petugas atau pelayan di bandara itu. Diferensiasi Pelayanan. Suatu bandara merupakan infrastruktur yang kompleks dimana konstruksi dan pemeliharaannya melibatkan banyak disiplin. Disamping itu, operasi suatu bandara membutuhkan spectrum pelayanan yang luas, dan bervariasi dari yang unik seperti pengendalian penerbangan udara, sampai yang umum ditemukan disetiap bandara seperti kebersihan dll. Beberapa fasilitas tambahan yang terdapat dibandara Changi, yaitu : Tour Keliling Kota Singapura Secara Gratis. Untuk membantu penumpang menggunakan waktu mereka lebih baik ketika sedang menunggu penerbangan berikut, manajemen bandara Changi menawarkan tour keliling kota Singapura 10 secara gratis setiap hari, untuk penumpang-penumpang transit. Tour selama dua jam itu diharapkan akan memberikan pengenalan yang baik tentang Singapura dan menunjukkan kepada pelanggan berbagai obyek pariwisata. Berdasarkan survey diketahui bahwa semua penumpang merasa puas atas pelayanan tambahan dari bandara Changi ini. Pertunjukan Budaya. Manajemen bandara Changi juga mempagelarkan pertunjukan budaya Singapura di bandara Changi itu. Fasilitas Kolam Renang untuk Penumpang Transit. Manajemen bandara Changi juga menyediakan fasilitas tambahan berupa kolam renang untuk penumpang transit. Changi merupakan bandara internasional pertama di dunia yang memiliki fasilitas kolam renang bagi penumpang. Faktor Manusia. Dr. Deming menyatakan bahwa sekitar 85% dari masalah kualitas dalam organisasi merupakan masalah umum karena kegagalan system, sedangkan hanya sekitar 15% yang disebabkan oleh factor manusia. Berdasarkan pemahaman ini, manajemen bandara Changi membangun system kualitas standar dengan prosedur yang jelas. Dengan demikian diharapkan bahwa masalah kualitas pelayanan akan berkurang. Seluruh personel yang terlibat dalam pelayanan di bandara Changi dilatih dan terus diingatkan agar memperlakukan penumpang sebagai pelanggan mereka. Menciptakan Kebiasaan Kualitas. Kebiasaan merupakan paduan dari pengetahuan, ketrampilan dan keinginan. Pengetahuan adalah paradigma teoritis, yang berkaitan dengan pertanyaan’apa’ dan ‘mengapa’. Ketrampilan berkaitan dengan pertanyaan’bagaiaman’. Sedangkan keinginan berkaitan dengan motivasi, ‘kemauan’. Berdasarkan pemahaman ini, manajemen bandara Changi memperlengkapi semua staf bandara dengan pengetahuan, ketrampilan dan keinginan untuk menyerahkan pelayanan berkualitas. 11 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Pada dasarnya jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan merupakan produk dalam bentuk fisik atau kontruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah (seperti misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan atau kesehatan) atau pemecahan atas masalah yang dihadapi pelanggan. Di dalam jasa selalu ada aspek interaksi antara pemberi jasa dan pihak pelanggan, meskipun pihak-pihak yang terlibat tidak selalu menyadari. Jasa bukan merupakan barang yang berwujud melainkan suatu proses atau aktivitas yang tidak berwujud. 12 DAFTAR PUSTAKA http://andripurnama.com/index.php/manajamen-pemasaran/16-pengertian-karakteristik-danklasifikasi-jasa Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani. (2011). Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi Dua. Salemba Empat, Jakarta. http://pri-ab.blogspot.co.id/ https://erinhudaya.wordpress.com/2014/02/13/bagaimana-menciptakan-jasa-layanan-yangberkualitas/ 13