BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Semikonduktor menjadi topik yang banyak dikaji dalam perkembangan sains dan teknologi abad ini. Pemanfaatannya dalam bidang elektronika seperti transistor, dioda, telepon genggam dan kamera menjadi bahasan yang sangat menarik di bidang teknologi (Neamen, 2003). Semikonduktor adalah suatu material yang sifat kemampuannya sebagai penghantar listrik berada di antara insulator dan konduktor. Perbedaannya didasarkan atas ukuran celah pita (Eg) yang didefinisikan sebagai ukuran energi orbital-orbital tertinggi yang terisi (pita valensi) dengan orbital orbital terendah yang masih kosong (pita konduksi) (Yu, 2010). Umumnya aplikasi dari semikonduktor banyak dimanfaatkan dalam komponen elektronika dan komponen sel surya. Bahan bahan organik atau alamiah semakin berkembang karena sifatnya yang ramah lingkungan (mudah terdekomposisi di alam) sehingga sesuai dengan konsep green chemistry. Bahan organik juga memiliki potensi sebagai material semikonduktor, makromolekul terkonjugasi yang memiliki ikatan tunggal C-C dan ikatan rangkap C=C terkonjugasi memiliki sistem elektron π pada rantainya adalah senyawa organik yang dapat dimanfaatkan sebagai material semikonduktor. Penemuan dan pengembangan semikonduktor organik dimulai pada tahun 1954 (Tsutsul dan Fujita, 2002) hingga berujung pada penemuan sel surya organik di tahun 1977. Brutting (2005) menyebutkan permasalahan yang ditemui adalah rendahnya efisiensi sel surya organik (>5%) jika dibandingkan sengan sel surya anorganik (10-20%). Sel surya organik memiliki keunikan lain yaitu dapat disintesis dari tumbuhtumbuhan yang melimpah serta mudah dibudidayakan di Indonesia. Pigmen tumbuhan dapat digunakan sebagai sensitizer pada sel surya yang dikenal dengan sel surya tersensitasi zat warna (Triyana, 2006). Porfirin adalah salah satu contoh dari senyawa organik yang memiliki potensi sebagai material semikonduktor organik. Ikatan rangkap terkonjugasi dengan empat pirola yang terhubung oleh ikatan π melalui gugus etilen (=CH-) 1 2 yang dimilikinya memungkinkan terjadinya serapan gelombang elektromagnetik sehingga terjadi eksitasi elektron dari tingkat dasar menuju tingkat tereksitasi. Serapan panjang gelombang yang dilakukan senyawa tersebut merupakan serapan salah satu dari radiasi elektromagnetik. Porfirin merupakan bahan organik yang memiliki kemiripan struktur dengan klorofil sehingga senyawa porfirin mampu menyerap panjang gelombang elektromagnetik yang dipancarkan matahari. Attaila (2010) menyatakan bahwa porfirin memiliki tingkat absorbsi yang baik terhadap sinar ultraviolet karena sistem susunan ikatan rangkapnya. Kimia komputasi merupakan cabang ilmu kimia yang dapat memprediksi sifat dan struktur molekul kimia dengan pendekatan matematika yang terdeskripsikan dengan media komputer. Metode kimia komputasi dapat menekan biaya penelitian eksperimen yang tinggi, waktu dan tenaga profesional yang dibutuhkan. Prediksi dengan pendekatan komputasi sangat memberikan kemudahan bagi peneliti untuk melakukan penelitian secara eksperimen di laboratorium. Kimia komputasi didasarkan hasil dari kimia teori yang kemudian diterjemahkan ke dalam program komputer dengan tujuan menghitung sifat-sifat molekul serta perubahannya, melakukan simulasi terhadap sistem-sistem makro dan menerapkan program tersebut dalam sistem kimia nyata. Optimasi struktur, energi, selisih tingkat energi, muatan, momen dipol, kereaktifan, frekuensi getaran, besaran spektroskopi dan lain sebagiannya merupakan sifat-sifat molekul yang umumnya dihitung dengan menggunakan kimia komputasi (Pranowo, 2003). Studi terkait aspek kinetik dan dinamik semikonduktor organik umumnya dilakukan di laboratorium eksperimen dengan menggunakan perangkat analisis instrumen. Metode komputasi dapat mereduksi perhitungan spektra elektronik dari orbital senyawa dengan hasil perhitungan yang akurat. Simulasi dengan media komputer dilakukan dengan membuat sistem yang sangat mirip dengan eksperimen, tujuannya untuk menjaga akurasi perhitungan sehingga dapat dibandingkan langsung dengan hasil eksperimen. Penelitian eksperimen umumnya terhambat oleh beberapa faktor seperti keterbatasan alat, waktu, dan biaya sehingga perhitungan komputasi menjadi solusi dari hambatan tersebut. Penelitian menggunakan metode komputasi banyak memberikan peran penting dalam perkembangan sains. 3 Tahir dkk. (2005) melakukan penelitian secara teoritis tentang fotosensitivitas suatu senyawa menggunakan senyawa antibakteri flourokuinolon berdasarkan karakteristik spektra elektronik dan selisih energi HOMO-LUMO. Tsuda dan Oikawa (1976) melakukan penelitian tentang struktur elektronik pada keadaan transisi dari polivinil sinamat yang mempunyai gugus bersifat fotosensitif. Amao dkk. (2013) dan Wang dkk. (2005) telah membuktikan senyawa klorofil dan turunannya dapat digunakan sebagai sensitizer untuk DSSC. Daphnomili dkk. (2013) juga melaporkan senyawa kompleks Zn(II) porfirin tersubstisusi baik secara asimetris maupun simetris juga memiliki aktivitas yang baik sebagai sensitizer pada DSSC. Roth dkk. (2014) melakukan penelitian terkait sintesis senyawa kompleks platina porfirin sebagai dioda cahaya organik. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kimia komputasi penting untuk menentukan kaitan antara struktur porfirin tersubstitusi dengan aktifitasnya. Penelitian dilakukan untuk mendapatkan kajian teoritis tentang aktivitas porfirin tersubstitusi dalam sensitivitasnya terhadap sinar ultraviolet. Kajian porfirin dengan menggunakan metode komputasi yang banyak diteliti adalah konjugasi porfirin dengan senyawa logam. Barbee dan Kuznetsov (2011) melakukan penelitian terhadap pengaruh substituen pada sifat elektronik dan struktur senyawa Ni(II) porfirin dengan metode Density Functional Theory (DFT). Rovira (1997) melakukan doping logam Fe dengan porfirin sebagai ligannya, metode kimia komputasi yang dipilih adalah metode DFT. Konjugasi logam Fe-porfirin menghasilkan serapan pada gelombang UV, sehingga membutuhkan energi yang sangat besar untuk melakukan eksitasi elektron. Pedersen (2004) juga melakukan penelitian terkait porfirin dengan konjugasi logam Zn, Mg dan Ni. Metode perhitungan yang digunakan adalah metode ab initio, dari penelitian tersebut dibuktikan bahwa Zn dan Ni porfirin memiliki peluang untuk menjadi detektor inframerah organik dan cahaya tampak karena memiliki celah pita (Eg) yang kecil yaitu 0,63 eV. Pemilihan himpunan basis ab initio memberikan waktu yang lama dalam optimasi geometri molekul. Kajian efek jenis logam yang terikat pada porfirin juga diteliti oleh Hasanah (2014) dan Shalabi dkk. (2014) dengan metode DFT, mereka melaporkan jenis logam yang terikat pada porfirin mempengaruhi 4 nilai Eg pada senyawa kompleks logam-porfirin. Tai dkk. (2013) mengkaji efek gugus samping pada substituen porfirin terhadap Eg dan spektra serapan elektroniknya. Berdasarkan latar belakang tersebut dapat disimpulkan bahwa logam yang didopingkan dan substituen yang ditambahkan pada senyawa kompleks logamporfirin memberikan pengaruh terkait performa senyawa kompleks tersebut sebagai material semikonduktor organik. Pada penelitian ini penulis mencoba mengkaji efek substituen pada senyawa kompleks logam-porfirin dengan menggunakan metode komputasi DFT. Ion logam yang dipilih adalah Pt(II) yang didoping dengan ion porfirin2- dengan penambahan substituen pada posisi meso. Parameter yang digunakan berupa nilai celah pita (Eg), rapat keadaan (DOS) dan spektra serapan UV-Vis. I.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka dibuat rumusan masalah bagaimana efek substituen terhadap nilai Eg, spektra rapat keadaan (DOS) dan spektra serapan UVVis senyawa kompleks platina(II) porfirin tersubstitusi. I.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sifat elektronik dan struktur senyawa kompleks platina(II) porfirin secara teoritis dengan pendekatan komputasi menggunakan metode DFT/TD-DFT. Secara spesifik tujuan penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Mempelajari efek substituen terhadap nilai Eg, spektra DOS, dan spektra serapan UV-Vis pada senyawa platina(II) porfirin tersubstitusi 2. Merekomendasikan senyawa yang memiliki sifat semikonduktor terbaik berdasarkan paramater Eg, DOS, dan spektra serapan UV-Vis.