BAB IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Tekanan Darah Tinggi Berdasarkan acuan data hasil pemeriksaan tekanan darah, asam urat, gula darah dan kolesterol di balai desa pada bulan Juni 2015 (Karwur dkk, belum dipublikasikan), karena dari ketiga belas tokoh masyarakat salah satu tokoh diantaranya yang mempunyai indikasi tekanan darah tinggi sudah tidak bisa dilakukan intervensi oleh peneliti yaitu Ibu L (Gondhang) yang sudah menikah lagi dan menetap di Kalimantan, maka tersisa ketiga belas tokoh masyarakat Desa Batur. Dari ketiga belas tokoh masyarakat, fokus spesifik intervensi peneliti dilakukan bagi “satu tokoh masyarakat” dengan tekanan darah yang tinggi yaitu ibu H (tekanan darah: 140/90 mmHg). 34 35 a) Ibu. H (Samirono) Proses Penelitian Persiapan Sosial (26 April 2016) Peneliti melakukan bina hubungan sosial pertama kalinya dengan Ibu H yang pada saat tersebut berada di kantor SD 04 Batur sekaligus meminta izin persetujuan bahwa akan dilaksanakan program tindak lanjut berdasarkan hasil pemeriksaan sebelumnya pada bulan Juni 2015 di balai Desa Batur (Karwur dkk, belum dipublikasikan), yaitu perbaikan status kesehatan tokoh masyarakat dalam bentuk kunjungan rumah masing-masing tokoh. Kunjungan Pertama (6 Mei 2016) Peneliti menggali pemahaman Ibu H tentang hal apa yang diketahui secara umum termasuk makanan yang harus dihindari terkait tekanan darah yang tinggi, kadar kolesterol tinggi, kadar asam urat tinggi, kadar gula darah tinggi, serta bagaimana komplikasi penyakit tersebut ke tingkat yang lebih berbahaya apabila jika tidak segera diatasi. 36 Kunjungan Kedua (13 Mei 2016) Peneliti memastikan kembali apakah data yang telah didapat dari hasil pemeriksaan bahwa kadar asam urat tinggi (8,3 mg/dl) dan tekanan darah tinggi (140/90 mmHg) pada saat diperiksa di balai desa masih berlaku sama atau tidak hingga sekarang. Maka pada kesempatan kunjungan kedua kali ini, peneliti melakukan cek pemeriksaan tekanan darah dan asam urat kembali, dengan hasil: Asam urat: 4,4 mg/dl dan Tekanan darah: 140/80 mmHg. Ibu H menyampaikan bahwa untuk hasil pemeriksaan rutin di dokter keluarga, untuk hasil pemeriksaan yang tinggi adalah tekanan darah dan kolesterol saja, asam urat normal. Kunjungan Ketiga (23 Mei 2016) Peneliti melakukan follow up dari hasil pemeriksaan mencakup pada tentang kunjungan kedua pemberian yaitu edukasi kesehatan terkait asam urat tinggi, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi dan gula darah tinggi serta anjuran terkait diit makanan apa saja yang 37 harus dikurangi porsinya hingga benar-benar harus dihindari agar tidak dikonsumsi karna dapat berpotensi terhadap munculnya tingkatan penyakit yang lebih berbahaya jika tidak segera ditangani. Terkhususnya untuk tekanan darah tinggi dapat mengakibatakan stroke, penyakit jantung dan gagal ginjal. Karena Ibu H mempunyai tekanan darah yang tinggi, peneliti menghimbau agar Ibu H membatasi jenis makanan yang asin termasuk penggunaan garam dan bumbu dapur (MSG) setiap harinya, menghindari kopi serta sebisa mungkin tidak stress terbeban dengan pekerjaan. Kunjungan Keempat (3 Juni 2016) Peneliti melakukan controlling terkait pola makan sejauh mana sudah diterapkan untuk menekan tekanan darah tinggi dalam menghindari makanan asin, kopi dan sebisa mungkin pikiran untuk tidak terlalu terbeban pekerjaan. Kunjungan Kelima (10 juni 2016) Berdasarkan acuan data pemeriksaan ibu H yang telah didapat pada bulan Juni 2015 di balai 38 Desa Batur (Karwur dkk, belum dipublikasikan), Ibu H mempunyai data hasil pemeriksaan sebagai berikut: Kolesterol: 127 mg/dl, gula darah: 100 mg/dl, asam urat: 8,3 mg/dl dan Tekanan Darah: 140/90 mmHg. Maka peneliti pemeriksaan melakukan tekanan darah, evaluasi asam urat, kolesterol dan gula darah. Hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut: kolesterol: 211 mg/dl, asam urat: 5,1 mg/dl, gula darah puasa: 121 mg/dl dan tekanan darah: 140/90 mmHg. Penilaian Terhadap Tokoh Masyarakat yaitu Ibu H (Samirono) Ibu H merupakan tokoh yang sudah melakukan pemeriksaan rutin ke dokter keluarga setiap bulannya, dan sudah tahu jenis makanan untuk menekan kolesterol, asam urat dan tekanan darah yang tinggi. Selama proses kunjungan Ibu H menerapkan proses yang baik dalam bentuk membatasi jenis makanan yang berlemak dan berminyak seperti daging dan makanan gorengan, sayuran santan termasuk menghindari jenis makanan kacang-kacangan seperti buncis, kol, 39 brokoli kacang panjang, pete dalam menekan kolesterol dan asam urat yang tinggi. Selain itu untuk menekan tekanan darah yang tinggi, Ibu H sudah benar berhati-hati menggunakan bumbu dapur MSG yang hanya pembuatan masakan. pemeriksaan (sebelum digunakan tetapi terdapat evaluasi, secukupnya dalam diakhir evaluasi ketidakstabilan perilaku Ibu H cukup banyak mengonsumsi daging ayam karna ada tamu saudara yang datang) sehingga menyebabkan hasil kolesterol yang tinggi yaitu 211 mg/dl sedangkan untuk pemeriksaan asam urat didapatkan hasil yang normal yakni 5,1 mg/dl. Hasil output yang didapat pada Ibu H setelah dilaksanakan intervensi yaitu tekanan darah tetap tinggi yaitu 140/90 mmHg, kolesterol yang tinggi yaitu 211 mg/dl sedangkan hasil pemeriksaan asam urat dan gula darah didapatkan hasil yang normal yaitu 5,1 mg/dl dan 121 mg/dl. 4.1.2 Kadar Asam urat Tinggi Berdasarkan acuan data hasil pemeriksaan tekanan darah, asam urat, gula darah dan kolesterol di balai desa pada bulan Juni 2015 (Karwur dkk, 40 belum dipublikasikan), dari ketiga belas tokoh masyarakat, fokus spesifik intervensi peneliti dilakukan bagi tiga tokoh dengan asam urat tinggi yaitu Bapak A.K. (asam urat: 7,7 mg/dl), Ibu H (asam urat: 8,3 mg/dl) dan Ibu P (asam urat: 8,4 mg/dl). a) Bapak A.K. (Nanggulan) Proses Penelitian Persiapan Sosial (22 April 2016) Peneliti melakukan bina hubungan sosial pertama kalinya dengan Bapak A.K yang pada saat tersebut berada di kantor Kepala Sekolah Dasar 01 Batur sekaligus meminta izin persetujuan bahwa akan dilaksanakan program tindak lanjut berdasarkan hasil pemeriksaan sebelumnya pada bulan Juni 2015 di balai Desa Batur (Karwur dkk, belum dipublikasikan), yaitu perbaikan status kesehatan tokoh masyarakat dalam bentuk kunjungan rumah masing-masing tokoh. Kunjungan Pertama (10 Mei 2016) Peneliti menggali pemahaman Bapak A.K. tentang hal apa yang diketahui secara umum 41 termasuk makanan yang harus dihindari terkait tekanan darah yang tinggi, kadar kolestrol tinggi, kadar asam urat tinggi, kadar gula darah tinggi, serta bagaimana komplikasi penyakit tersebut ke tingkat yang lebih berbahaya apabila jika tidak segera diatasi. Kunjungan Kedua (10 Mei 2016) Peneliti memastikan kembali apakah data yang telah didapat dari hasil pemeriksaan bahwa kadar asam urat tinggi dan kolesterol tinggi Bapak A.K. (asam urat: 7,7 mg/dl dan kolesterol: 248 mg/dl) pada saat diperiksa di balai desa masih berlaku sama atau tidak hingga sekarang. Maka pada kesempatan kunjungan kedua kali ini, peneliti melakukan cek pemeriksaan kolesterol dan asam urat kembali, dengan hasil sebagai berikut: Kolesterol: 138 mg/dl dan asam urat: 5,3 mg/dl. Kunjungan Ketiga (17 Mei 2016) Peneliti melakukan follow up dari hasil pemeriksaan mencakup pada tentang kunjungan kedua pemberian yaitu edukasi kesehatan terkait asam urat tinggi, kolesterol 42 tinggi, tekanan darah tinggi dan gula darah tinggi serta anjuran terkait diit makanan apa saja yang harus di kurangi porsinya hingga benar-benar harus dihindari agar tidak dikonsumsi karna dapat berpotensi terhadap munculnya tingkatan penyakit yang lebih berbahaya jika tidak segera ditangani. Terkhususnya untuk asam urat tinggi dapat menghambat dirasakannya kaku aktivitas di persendian karena kaki, pergelangan tangan dan bahkan sampai tidak bisa digerakkan dalam kondisi tertentu. Karena Bapak A.K. mempunyai asam urat sudah normal, peneliti tetap menghimbau agar Bapak A.K. membatasi jenis makanan yang mengandung purin dalam bentuk membatasi jenis makanan seperti: kacang-kacangan, kacang panjang, buncis, emping melinjo, kol terlebih menghindari daging, ikan sarden serta jeroan. Kunjungan Keempat (24 Mei 2016) Peneliti menghimbau agar Bapak A.K. terus mempertahankan pola makan yang baik untuk menekan kadar asam urat agar dalam rentang 43 normal dengan membatasi konsumsi makanan, seperti: kacang-kacangan, kacang panjang, buncis, emping melinjo, kol terlebih menghindari daging, ikan sarden serta jeroan. Kunjungan Kelima (31 Mei 2016) Berdasarkan acuan data pemeriksaan yang telah didapat di balai Desa Batur pada bulan Juni 2015 (Karwur dkk, belum dipublikasikan), Bapak A.K. mempunyai data hasil pemeriksaan sebagai berikut: kolesterol: 248 mg/dl, gula darah: 108 mg/dl asam urat: 7,7 mg/dl, tekanan darah: 120/70 mmHg. Peneliti melakukan evaluasi pemeriksaan tekanan darah, asam urat, kolesterol dan gula darah, hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut: kolesterol: 143 mg/dl, asam urat: 4,9 mg/dl, gula darah: 90 mg/dl dan tekanan darah: 120/80 mmHg. Penilaian terhadap Tokoh Masyarakat yaitu Bapak A.K. (Nanggulan) Selama proses penelitian, berdasarkan pengalaman terdahulu Bapak A.K. merupakan elit 44 tokoh yang sudah mengerti tentang makanan pantangan dalam menekan munculnya indikasi kolesterol dan asam urat tinggi dimana sudah benar dibatasi sampai dihindari untuk tidak dikonsumsi jenis makanan yang berlemak: daging, jeroan, makanan berminyak: gorengan serta jenis makanan yang mengandung purin: kacang-kacangan, buncis, kol. Pada kunjungan kedua, peneliti melakukan pemeriksaan kadar kolesterol dan asam urat dengan hasil keduanya dalam rentang normal yaitu kolesterol: 138 mg/dl dan asam urat: 5,3 mg/dl. Hasil pemeriksaan pada kunjungan kedua mampu dipertahankan dengan baik dalam pola makan sehari-hari (konsisten) dilaksanakan sehingga pemeriksaan pada evaluasi di saat akhir kunjungan, hasil pemeriksaan kolesterol dan asam urat Bapak A.K. tetap dalam ambang batas yang normal (kolesterol: 143 mg/dl dan asam urat: 4,9 mg/dl). Hasil output yang didapat pada Bapak A.K. setelah dilaksanakan didapatkan keempat intervensi hasil pemeriksaan indikator, yaitu oleh normal sebagai peneliti pada berikut: 45 pemeriksaan asam urat: 4,9 mg/dl, gula darah: 95 mg/dl, kolesterol: 143 mg/dl, serta tekanan darah 5,1 mmHg. b) Ibu H (Samirono) Proses Penelitian Persiapan Sosial (26 April 2016) Peneliti melakukan bina hubungan sosial pertama kalinya dengan Ibu H yang pada saat tersebut berada di kantor SD 04 Batur sekaligus meminta izin persetujuan bahwa akan dilaksanakan program tindak lanjut berdasarkan acuan data pemeriksaan yang telah didapat di balai Desa Batur pada bulan Juni 2015 (Karwur dkk, belum dipublikasikan), yaitu perbaikan status kesehatan tokoh masyarakat dalam bentuk kunjungan rumah masing-masing tokoh. Kunjungan Pertama (6 Mei 2016) Peneliti menggali pemahaman Ibu H tentang hal apa yang diketahui secara umum termasuk makanan yang harus dihindari terkait tekanan darah yang tinggi, kadar kolestrol tinggi, kadar asam urat tinggi, kadar gula darah tinggi, serta 46 bagaimana komplikasi penyakit tersebut ke tingkat yang lebih berbahaya apabila jika tidak segera diatasi. Kunjungan Kedua (13 Mei 2016) Peneliti memastikan kembali apakah data yang telah didapat dari hasil pemeriksaan bahwa kadar asam urat tinggi dan tekanan darah tinggi Ibu H (asam urat: 8,3 mg/dl dan TD: 140/90 mmHg) pada saat diperiksa di balai desa masih berlaku sama atau tidak hingga sekarang. Maka pada kesempatan kunjungan kedua kali ini, peneliti melakukan cek pemeriksaan tekanan darah dan asam urat kembali, dengan hasil sebagai berikut: asam urat: 4,4 mg/dl dan tekanan darah: 140/80 mmHg. Ibu H menyampaikan bahwa untuk hasil pemeriksaan rutin di dokter keluarga, untuk hasil pemeriksaan yang tinggi adalah tekanan darah dan kolesterol saja, asam urat normal. Kunjungan Ketiga (23 Mei 2016) Peneliti melakukan follow up dari hasil pemeriksaan mencakup pada tentang kunjungan kedua pemberian yaitu edukasi 47 kesehatan terkait asam urat tinggi, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi dan gula darah tinggi serta anjuran terkait diit makanan apa saja yang harus dikurangi porsinya hingga benar-benar harus dihindari agar tidak dikonsumsi karna dapat berpotensi terhadap munculnya tingkatan penyakit yang lebih berbahaya jika tidak segera ditangani. Terkhususnya untuk asam urat tinggi dapat menghambat dirasakannya kaku aktivitas di karena persendian kaki, pergelangan tangan dan bahkan sampai tidak bisa digerakkan dalam kondisi tertentu. Karena Ibu H mempunyai asam urat yang sudah normal, peneliti tetap membatasi menghimbau konsumsi jenis agar Ibu makanan H yang mengandung purin seperti: kacang-kacangan, kacang panjang, buncis, emping melinjo, kol terlebih menghindari daging, ikan sarden serta jeroan. Kunjungan Keempat (3 Juni 2016) Peneliti melakukan controlling terkait pola makan sejauh mana sudah diterapkan untuk menekan asam urat agar tetap dalam rentang 48 normal dalam bentuk membatasi konsumsi jenis makanan yang mengandung kacang-kacangan, kacang purin seperti: panjang, buncis, emping melinjo, kol terlebih menghindari daging, ikan sarden serta jeroan. Kunjungan Kelima (10 juni 2016) Berdasarkan acuan data pemeriksaan yang telah didapat di balai Desa Batur pada bulan Juni 2015 (Karwur dkk, belum dipublikasikan), Ibu H mempunyai data hasil pemeriksaan sebagai berikut: kolesterol: 127 mg/dl, gula darah: 100 mg/dl, asam urat: 8,3 mg/dl dan tekanan darah: 140/90 mmHg. Peneliti melakukan evaluasi pemeriksaan tekanan darah, asam urat, kolesterol dan gula darah. Hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut: kolesterol: 211 mg/dl, asam urat: 5,1 mg/dl, gula darah puasa: 121 mg/dl, dan tekanan darah: 140/90 mmHg. Penilaian Terhadap Tokoh yaitu Ibu H (Samirono) Ibu H merupakan tokoh yang sudah melakukan pemeriksaan rutin ke dokter keluarga setiap bulannya, dan sudah tahu jenis makanan untuk 49 menekan kolesterol, asam urat dan tekanan darah yang tinggi. Selama proses kunjungan Ibu H menerapkan proses yang baik dalam bentuk membatasi jenis makanan yang berlemak dan berminyak seperti daging dan makanan gorengan, sayuran santan termasuk menghindari jenis makanan kacang-kacangan seperti buncis, kol, brokoli kacang panjang, pete dalam menekan kolesterol dan asam urat yang tinggi. Selain itu untuk menekan tekanan darah yang tinggi, Ibu H sudah benar berhati-hati menggunakan bumbu dapur MSG yang hanya pembuatan masakan. pemeriksaan (sebelum digunakan terdapat evaluasi, secukupnya tetapi dalam diakhir evaluasi ketidakstabilan perilaku Ibu H cukup banyak mengonsumsi daging ayam karna ada tamu saudara yang datang) sehingga menyebabkan hasil kolesterol yang tinggi yaitu 211 mg/dl sedangkan untuk pemeriksaan asam urat didapatkan hasil yang normal yaitu 5,1 mg/dl. Hasil Output yang didapat pada Ibu H setelah dilaksanakan intervensi oleh peneliti yaitu tekanan darah tetap tinggi yaitu 140/90 mmHg, kolesterol 50 yang tinggi yaitu 211 mg/dl sedangkan hasil pemeriksaan asam urat dan gula darah didapatkan hasil yang normal yaitu 5,1 mg/dl dan 121 mg/dl. c) Ibu P (Dukuh) Proses Penelitian Persiapan Sosial (29 April 2016) Peneliti melakukan bina hubungan sosial pertama kalinya dengan Ibu P yang berada di rumah tempat tinggalnya di Dukuh sekaligus meminta izin persetujuan bahwa akan dilaksanakan program tindak lanjut berdasarkan acuan data pemeriksaan yang telah didapat di balai Desa Batur pada bulan Juni 2015 (Karwur dkk, belum dipublikasikan), yaitu perbaikan status kesehatan tokoh masyarakat dalam bentuk kunjungan rumah masing-masing tokoh. Kunjungan Pertama (4 Mei 2016) Peneliti menggali pemahaman Ibu P tentang hal apa yang diketahui secara umum termasuk makanan yang harus dihindari terkait tekanan darah yang tinggi, kadar kolestrol tinggi, kadar 51 asam urat tinggi, kadar gula darah tinggi, serta bagaimana komplikasi penyakit tersebut ke tingkat yang lebih berbahaya apabila jika tidak segera diatasi. Kunjungan Kedua (11 Mei 2016) Peneliti memastikan kembali apakah data yang telah didapat dari hasil pemeriksaan bahwa kadar asam urat tinggi Ibu P (asam urat: 8,4 mg/dl) pada saat diperiksa di balai desa masih berlaku sama atau tidak hingga sekarang. Maka pada kesempatan kunjungan kedua kali ini, peneliti melakukan cek pemeriksaan asam urat kembali, didapatkan hasil sebagai berikut: asam urat: 5,1 mg/dl. Kunjungan Ketiga (25 Mei 2016) Peneliti melakukan follow up dari hasil pemeriksaan mencakup pada tentang kunjungan kedua pemberian yaitu edukasi kesehatan terkait asam urat tinggi, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi dan gula darah tinggi serta anjuran terkait diit makanan apa saja yang harus dikurangi porsinya hingga benar-benar harus dihindari agar tidak dikonsumsi karna 52 dapat berpotensi terhadap munculnya tingkatan penyakit yang lebih berbahaya jika tidak segera ditangani. Terkhususnya untuk asam urat tinggi dapat menghambat dirasakannya kaku aktivitas di karena persendian kaki, pergelangan tangan dan bahkan sampai tidak bisa digerakkan dalam kondisi tertentu. Karena Ibu P mempunyai asam yang sudah normal, peneliti tetap membatasi menghimbau konsumsi jenis agar Ibu makanan P yang mengandung purin seperti: kacang-kacangan, kacang panjang, buncis, emping melinjo, kol terlebih menghindari daging, ikan sarden serta jeroan. Kunjungan Keempat (1 Juni 2016) Peneliti melakukan controlling terkait pola makan sejauh mana sudah diterapkan untuk menekan membatasi asam urat konsumsi tinggi jenis dalam makanan bentuk yang mengandung purin seperti: kacang-kacangan, kacang panjang, buncis, emping melinjo, kol terlebih menghindari daging, ikan sarden serta jeroan. 53 Kunjungan Kelima (11 juni 2016) Berdasarkan acuan data pemeriksaan yang telah didapat di balai Desa Batur pada bulan Juni 2015 (Karwur dkk, belum dipublikasikan), Ibu P mempunyai data hasil pemeriksaan sebagai berikut: kolesterol: 150 mg/dl, gula darah: 100 mg/dl, asam urat: 8,4 mg/dl dan tekanan darah: 100/90 mmHg. Peneliti melakukan evaluasi pemeriksaan tekanan darah, asam urat, kolesterol dan gula darah, hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut: kolesterol: L.O (di bawah normal), asam urat: 3,5 mg/dl, gula darah puasa: 67 mg/dl dan tekanan darah: 100/70 mmHg. Penilaian terhadap Tokoh Masyarakat yaitu Ibu P (Dukuh) Berdasarkan pengalaman terdahulu Ibu P menunjukkan perubahan yang siginifikan dimana kadar asam urat yang dulunya tinggi, menjadi nomal pada pemeriksaan yang dilakukan pada kunjungan kedua oleh peneliti yaitu 5,1 mg/dl. Ibu P 54 sudah jarang mengonsumsi jenis makanan seperti buncis, kol, kacang-kacangan serta jenis dagingdagingan terkecuali jenis kacang tanah yang masih cukup sering dikonsumsi adalah kacang tanah dalam bentuk olahan sambal pecel. Pada akhir evaluasi pemeriksaan, Ibu P juga mempunyai hasil pemeriksaan asam urat yang tetap normal yaitu 3,5 mg/dl. Hasil output yang didapat pada Ibu P setelah dilaksanakan intervensi oleh peneliti yaitu tekanan darah dan kolesterol rendah yaitu 100/70 mmHg dan L.O, sedangkan untuk hasil pemeriksaan asam urat dan gula darah didapatkan hasil yang normal yaitu 3,5 mg/dl dan 67 mg/dl. Selain itu, terdapat perubahan yang sangat baik dalam perilaku yang diterapkan oleh Ibu P dari semula yang tidak mengerti menjadi mengerti tentang pengetahuan terhadap jenis makanan yang harus dihindari dan menerapkannya secara konsisten dalam menekan indikasi terjadinya asam urat tinggi sehingga pada hasil evaluasi pemeriksaan didaptkan hasil pemeriksaan asam urat yang tetap normal (3,5 mg/dl). 55 4.1.3 Kadar Kolesterol Tinggi Berdasarkan acuan data hasil pemeriksaan tekanan darah, asam urat, gula darah dan kolesterol di balai desa pada bulan Juni 2015 (Karwur dkk, belum dipublikasikan), dari ketiga belas tokoh masyarakat, fokus spesifik intervensi peneliti dilakukan bagi empat tokoh dengan kadar kolesterol tinggi yaitu Bapak A.K. (248 mg/dl), Bapak I (212 mg/dl), Bapak R (240 mg/dl) dan Bapak S (200 mg/dl). a) Bapak A.K. (Nanggulan) Proses Penelitian Persiapan Sosial (22 April 2016) Peneliti melakukan perkenalan pertama kalinya dengan Bapak A.K yang pada saat tersebut berada di kantor Kepala Sekolah SD 01 Batur sekaligus meminta izin persetujuan bahwa akan dilaksanakan program tindak lanjut berdasarkan acuan data pemeriksaan yang telah didapat di balai Desa Batur pada bulan Juni 2015 (Karwur dkk, belum dipublikasikan), yaitu perbaikan status kesehatan tokoh masyarakat 56 dalam bentuk kunjungan rumah masing-masing tokoh. Kunjungan Pertama (10 Mei 2016) Peneliti menggali pemahaman Bapak A.K. tentang hal apa yang diketahui secara umum termasuk makanan yang harus dihindari terkait tekanan darah yang tinggi, kadar kolestrol tinggi, kadar asam urat tinggi, kadar gula darah tinggi, serta bagaimana komplikasi penyakit tersebut ke tingkat yang lebih berbahaya apabila jika tidak segera diatasi. Kunjungan Kedua (10 Mei 2016) Peneliti memastikan kembali apakah data yang telah didapat dari hasil pemeriksaan bahwa kadar asam urat tinggi dan kolesterol tinggi Bapak A.K. (asam urat: 7,7 mg/dl dan kolesterol: 248 mg/dl) pada saat diperiksa di balai desa masih berlaku sama atau tidak hingga sekarang. Maka pada kesempatan kunjungan kedua kali ini, peneliti melakukan cek pemeriksaan kolesterol dan asam urat kembali, dengan hasil sebagai berikut: kolesterol: 138 mg/dl dan asam urat: 5,3 mg/dl. 57 Kunjungan Ketiga (17 Mei 2016) Peneliti melakukan follow up dari hasil pemeriksaan mencakup pada kunjungan tentang kedua pemberian yaitu edukasi kesehatan terkait asam urat tinggi, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi dan gula darah tinggi serta anjuran terkait diit makanan apa saja yang harus dikurangi porsinya hingga benar-benar harus dihindari agar tidak dikonsumsi karna dapat berpotensi terhadap munculnya tingkatan penyakit yang lebih berbahaya jika tidak segera ditangani. Terkhususnya untuk kolesterol tinggi dapat berpotensi mengarah ke penyakit jantung dan stroke. Karena Bapak A.K. mempunyai kolesterol yang sudah normal, peneliti menghimbau agar Bapak A.K. tetap terus membatasi jenis makanan yang berminyak dan berlemak, seperti: aneka macam gorengan, tempe, bakwan, rolade dan makanan daging, jeroan, babat iso, telur ayam, telur puyuh dan sejenis seafood cumi, kepiting serta sayur santan. 58 Kunjungan Keempat (24 Mei 2016) Peneliti menghimbau agar Bapak A.K. terus mempertahankan pola makan yang baik untuk terus menekan kadar kolesterol tetap normal dalam membatasi konsumsi jenis makanan yang berminyak dan berlemak, seperti: aneka macam gorengan, tempe, bakwan, rolade dan makanan daging, jeroan, babat iso, telur ayam, telur puyuh dan sejenis seafood cumi, kepiting serta sayur santan. Kunjungan Kelima (31 Mei 2016) Berdasarkan acuan data pemeriksaan yang telah didapat di balai Desa Batur pada bulan Juni 2015 (Karwur dkk, belum dipublikasikan), bapak A.K. mempunyai data hasil pemeriksaan sebagai berikut: kolesterol: 248 mg/dl, gula darah: 108 mg/dl, asam urat: 7,7 mg/dl, dan tekanan darah: 120/70 mmHg. Peneliti melakukan evaluasi pemeriksaan tekanan darah, asam urat, kolesterol dan gula darah. Hasil pemeriksaan sebagai berikut: kolesterol: 143 mg/dl, asam urat: 4,9 mg/dl, gula darah: 90 mg/dl, tekanan darah: 120/80 mmHg. 59 Penilaian terhadap Tokoh Masyarakat yaitu Bapak A.K. (Nanggulan) Selama proses penelitian, berdasarkan pengalaman terdahulu Bapak A.K. merupakan elit tokoh yang sudah mengerti tentang makanan pantangan dalam menekan munculnya indikasi kolesterol dan asam urat tinggi dimana sudah benar dibatasi sampai dihindari untuk tidak dikonsumsi jenis makanan yang berlemak: daging, jeroan, makanan berminyak: gorengan serta jenis makanan yang mengandung purin: kacang-kacangan, buncis, kol. Pada kunjungan kedua, peneliti melakukan pemeriksaan kadar kolesterol dan asam urat dengan hasil keduanya dalam rentang normal yaitu kolesterol: 138 mg/dl dan asam urat: 5,3 mg/dl. Hasil pemeriksaan pada kunjungan kedua mampu dipertahankan dengan baik dalam pola makan sehari-hari dilaksanakan (konsisten) sehingga pemeriksaan pada evaluasi di saat akhir kunjungan, hasil pemeriksaan kolesterol dan asam urat Bapak A.K. tetap dalam ambang batas yang normal (143 mg/dl dan 4,9 mg/dl). 60 Hasil output yang didapat pada Bapak A.K. setelah dilaksanakan didapatkan keempat intervensi hasil pemeriksaan indikator, yaitu oleh peneliti normal sebagai pada berikut: pemeriksaan asam urat: 4,9 mg/dl, gula darah: 95 mg/dl, kolesterol: 143 mg/dl, serta tekanan darah 5,1 mmHg. b) Bapak I (Selo Duwur) Proses Penelitian Persiapan Sosial (21 April 2016) Peneliti melakukan perkenalan pertama kalinya dengan Bapak I yang berada di rumah tempat tinggalnya di Selo Duwur sekaligus meminta izin persetujuan bahwa akan dilaksanakan program tindak lanjut berdasarkan acuan data pemeriksaan yang telah didapat di balai Desa Batur pada bulan Juni 2015 (Karwur dkk, belum dipublikasikan) yaitu perbaikan status kesehatan atau sosialisasi kesehatan bagi tokoh masyarakat dalam bentuk kunjungan rumah masing-masing tokoh. 61 Kunjungan pertama (4 Mei 2016) Peneliti menggali pemahaman bapak I tentang hal apa yang diketahui secara umum termasuk makanan yang harus di hindari terkait tekanan darah yang tinggi, kadar kolestrol tinggi, kadar asam urat tinggi, kadar gula darah tinggi, serta bagaimana komplikasi penyakit tersebut ke tingkat yang lebih berbahaya apabila jika tidak segera di atasi. Kunjungan Kedua (11 Mei 2016) Peneliti memastikan kembali apakah data yang telah didapat dari hasil pemeriksaan bahwa kadar kolesterol tinggi Bapak I (kolesterol: 212 mg/dl) pada saat diperiksa di balai desa masih berlaku sama atau tidak hingga sekarang. Maka pada kesempatan kunjungan kedua kali ini, peneliti melakukan cek pemeriksaan kolesterol kembali, dengan hasil sebagai berikut: kolesterol: 200 mg/dl. Kunjungan Ketiga (25 Mei 2016) Peneliti melakukan follow up dari hasil pemeriksaan mencakup pada tentang kunjungan kedua pemberian yaitu edukasi 62 kesehatan terkait asam urat tinggi, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi dan gula darah tinggi serta anjuran terkait diit makanan apa saja yang harus dikurangi porsinya hingga benar-benar harus dihindari agar tidak dikonsumsi karna dapat berpotensi terhadap munculnya tingkatan penyakit yang lebih berbahaya jika tidak segera ditangani. Terkhususnya untuk kolesterol tinggi dapat berpotensi mengarah ke penyakit jantung dan stroke. kolesterol Karena yang Bapak masih I mempunyai tinggi, peneliti menghimbau agar Bapak I membatasi jenis makanan yang berminyak dan berlemak, seperti: aneka macam gorengan, tempe, bakwan, rolade dan makanan daging, jeroan, babat iso, telur ayam, telur puyuh dan sejenis seafood cumi, kepiting serta menghimbau sayur Bapak santan. I untuk Selain itu, mengurangi intensitas dalam merokok. Kunjungan Keempat (1 Juni 2016) Peneliti menghimbau agar Bapak I terus mempertahankan pola makan yang baik untuk terus menekan kadar kolesterol tetap normal 63 dalam membatasi konsumsi jenis makanan yang berminyak dan berlemak, seperti: aneka macam gorengan, tempe, bakwan, rolade dan makanan daging, jeroan, babat iso, telur ayam, telur puyuh serta benar-benar mengurangi intensitas dalam merokok. Kunjungan Kelima (8 Juni 2016) Berdasarkan acuan data pemeriksaan yang telah didapat di balai Desa Batur pada bulan Juni 2015 (Karwur dkk, belum dipublikasikan), Bapak I mempunyai data hasil pemeriksaan sebagai berikut: kolesterol: 212 mg/dl, gula darah: 91 mg/dl, asam urat: 5,6 mg/dl dan tekanan darah: 110/70 mmHg. Peneliti melakukan evaluasi pemeriksaan tekanan darah, asam urat, kolesterol dan gula darah, dengan hasil sebagai berikut: kolesterol: 237 mg/dl, gula darah: 80 mg/dl, asam urat: L.O dan tekanan darah: 130/80 mmHg. 64 Penilaian terhadap Tokoh Masyarakat yaitu Bapak I (Selo Duwur) Selama siklus penelitian, Bapak I berpartisipasi dengan proses perubahan perilaku ke arah yang lebih baik yaitu dari semula yang tidak tahu menjadi mengerti jenis makanan pantangan dalam menekan munculnya indikator kolesterol tinggi dengan memberikan kontribusi bentuk partisipasi yaitu mengurangi intensitas dalam merokok dan membatasi jenis makanan yang berminyak seperti gorengan dan jarang mengonsumsi makanan berlemak. Akan tetapi, sebelum dilakukan evaluasi pemeriksaan di akhir kunjungan bapak I lupa untuk meninjau pola makan dalam kesehariannya yang masih sering mengonsumsi sayuran santan yang dipastikan dalam rentang waktu 2 hari sekali sehingga di ahir di dapatkan hasil pemeriksaan kolesterol yang tinggi yaitu 237 mg/dl. Secara keseluruhan, ada proses di mana Bapak I mempunyai motif untuk berubah ke arah yang baik dengan melakukan bukti nyata tindakan kesehatan yang benar. 65 Hasil output yang didapat pada Bapak I setelah dilaksanakan intervensi oleh peneliti yaitu tekanan darah cukup tinggi yaitu 130/80 mmHg, hasil pemeriksaan asam urat rendah yaitu L.O, gula darah didapatkan hasil yang normal yaitu 80 mg/dl serta kolesterol yang tinggi yaitu 237 mg/dl. Selain itu, terdapat perubahan yang sangat baik dalam perilaku yang diterapkan oleh Bapak I dari semula yang tidak mengerti menjadi mengerti tentang pengetahuan terhadap jenis makanan yang harus dihindari dan menerapkan pola makan secara konsisten dalam menekan indikasi terjadinya kolesterol tinggi. c) Bapak R (Tekelan) Proses Penelitian Persiapan Sosial (26 April 2016) Peneliti melakukan bina hubungan sosial pertama kalinya dengan Bapak R yang pada saat tersebut berada di kantor SD 02 Samirono sekaligus meminta izin persetujuan bahwa akan dilaksanakan program tindak lanjut Berdasarkan acuan data pemeriksaan yang telah didapat di balai Desa Batur pada bulan Juni 2015 (Karwur 66 dkk, belum dipublikasikan), yaitu perbaikan status kesehatan tokoh masyarakat dalam bentuk kunjungan rumah masing-masing tokoh. Kunjungan Pertama (5 Mei 2016) Peneliti menggali pemahaman bapak R tentang hal apa yang diketahui secara umum termasuk makanan yang harus dihindari terkait tekanan darah yang tinggi, kadar kolestrol tinggi, kadar asam urat tinggi, kadar gula darah tinggi, serta bagaimana komplikasi penyakit tersebut ke tingkat yang lebih berbahaya apabila jika tidak segera diatasi. Kunjungan Kedua (14 Mei 2016) Peneliti memastikan kembali apakah data yang telah didapat dari hasil pemeriksaan bahwa kadar kolesterol tinggi dan gula darah tinggi Bapak R (kolesterol: 240 mg/dl dan gula darah: 209 mg/dl) pada saat diperiksa di balai desa masih berlaku sama atau tidak hingga sekarang. Maka pada kesempatan kunjungan kedua kali ini, peneliti melakukan cek pemeriksaan kolesterol dan gula darah kembali, dengan hasil: kolesterol: 185 mg/dl dan gula darah: 100 mg/dl. 67 Kunjungan Ketiga (21 Mei 2016) Peneliti melakukan follow up dari hasil pemeriksaan mencakup pada kunjungan tentang kedua pemberian yaitu pendidikan kesehatan terkait asam urat tinggi, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi dan gula darah tinggi serta anjuran terkait diit makanan apa saja yang harus di kurangi porsinya hingga benar-benar harus dihindari agar tidak dikonsumsi karna dapat berpotensi terhadap munculnya tingkatan penyakit yang lebih berbahaya jika tidak segera ditangani. Terkhususnya untuk kolesterol tinggi dapat berpotensi mengarah ke penyakit jantung dan stroke. kolesterol menghimbau Karena yang agar Bapak sudah Bapak R mempunyai normal, R tetap peneliti terus membatasi jenis makanan yang berminyak dan berlemak, seperti: aneka macam gorengan, tempe, bakwan, rolade dan makanan daging, jeroan, babat iso, telur ayam, telur puyuh dan sejenis seafood cumi, kepiting serta sayur santan. 68 Kunjungan Keempat (31 Mei 2016) Peneliti menghimbau agar Bapak R terus mempertahankan pola makan yang baik untuk terus menekan kadar kolesterol tetap normal dalam membatasi konsumsi jenis makanan yang berminyak dan berlemak, seperti: aneka macam gorengan, tempe, bakwan, rolade dan makanan daging, jeroan, babat iso, telur ayam, telur puyuh dan sejenis seafood cumi, kepiting serta sayur santan. Kunjungan Kelima (11 Juni 2016) Berdasarkan acuan data pemeriksaan yang telah didapat di balai Desa Batur pada bulan Juni 2015 (Karwur dkk, belum dipublikasikan), Bapak R mempunyai data hasil pemeriksaan sebagai berikut: kolesterol: 240 mg/dl, gula garah: 209 mg/dl, asam urat: 5,8 mg/dl, dan tekanan darah: 110/80 mmHg. Peneliti melakukan evaluasi pemeriksaan tekanan darah, asam urat, kolesterol dan gula darah, hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut: kolesterol: 257 mg/dl, asam urat: 4,3 69 mg/dl, gula darah: 107 mg/dl dan tekanan darah: 130/90 mmHg. Penilaian terhadap Tokoh Masyarakat yaitu Bapak R (Tekelan) Bapak R yang semula berdasarkan pengalaman sudah tahu dan mengerti tentang pola makan untuk menekan kolesterol yang tinggi, selama proses kunjungan sudah menjaga dengan menerapkan untuk membatasi konsumsi makanan yang berlemak seperti daging, jeroan, sayur santan, dan makanan berminyak seperti gorengan. Proses ini menunjukkan bahwa Bapak R mengerti dan menerapkan tindakan kesehatan yang semestinya dalam menekan kolesterol tinggi yang dinilai paling riskan terjadi terhadap Bapak R. Tetapi pada akhir kunjungan di dapatkan angka kolesterol yang tinggi, 257 mg/dl penyebabnya adalah karena beberapa hari sebelumnya bapak R sering mengonsumsi makanan berlemak yaitu daging karna Bapak dan Ibu mertua dari istrinya datang ke rumah dalam beberapa waktu yang cukup lama. 70 Hasil output yang didapat pada Bapak R setelah dilaksanakan intervensi oleh peneliti didapatkan hasil pemeriksaan asam urat dan gula darah yang normal yaitu 4,3 mg/dl dan 107 mg/dl, sedangkan untuk pemeriksan tekanan darah dan kolesterol tinggi, yaitu tekanan darah: 130/90 mmHg dan kolesterol: 257 mg/dl. d) Bapak S (Tekelan) Proses Penelitian Persiapan Sosial (22 April 2016) Peneliti melakukan perkenalan pertama kalinya dengan Bapak S yang pada saat tersebut selepas mengajar berada di ruang guru SD 01 Batur sekaligus meminta izin persetujuan bahwa akan dilaksanakan program tindak lanjut berdasarkan acuan data pemeriksaan yang telah didapat di balai Desa Batur pada bulan Juni 2015 (Karwur dkk, belum dipublikasikan), yaitu perbaikan status kesehatan tokoh masyarakat dalam bentuk kunjungan rumah masing-masing tokoh. 71 Kunjungan Pertama (5 Mei 2016) Peneliti menggali pemahaman Bapak S tentang hal apa yang diketahui secara umum termasuk makanan yang harus dihindari terkait tekanan darah yang tinggi, kadar kolestrol tinggi, kadar asam urat tinggi, kadar gula darah tinggi, serta bagaimana komplikasi penyakit tersebut ke tingkat yang lebih berbahaya apabila jika tidak segera diatasi. Kunjungan Kedua (14 Mei 2016) Peneliti memastikan kembali apakah data yang telah didapat dari hasil pemeriksaan bahwa kadar kolesterol tinggi bapak S (kolesterol: 200 mg/dl) pada saat diperiksa di balai desa masih berlaku sama atau tidak hingga sekarang. Maka pada kesempatan kunjungan kedua kali ini, peneliti melakukan cek pemeriksaan kolesterol kembali, dengan hasil sebagai berikut: kolesterol: 183 mg/dl. Kunjungan Ketiga (21 Mei 2016) Peneliti melakukan follow up dari hasil pemeriksaan mencakup pada tentang kunjungan kedua pemberian yaitu edukasi 72 kesehatan terkait asam urat tinggi, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi dan gula darah tinggi serta anjuran terkait diit makanan apa saja yang harus dikurangi porsinya hingga benar-benar harus dihindari agar tidak dikonsumsi karna dapat berpotensi terhadap munculnya tingkatan penyakit yang lebih berbahaya jika tidak segera ditangani. Terkhususnya untuk kolesterol tinggi dapat berpotensi mengarah ke penyakit jantung dan stroke. kolesterol menghimbau Karena yang agar Bapak sudah Bapak S mempunyai normal, S tetap peneliti terus membatasi jenis makanan yang berminyak dan berlemak, seperti: aneka macam gorengan, tempe, bakwan, rolade dan makanan daging, jeroan, babat iso, telur ayam, telur puyuh dan sejenis seafood cumi, kepiting serta sayur santan. Selain itu, mengurangi intensitas dalam merokok setiap harinya. Kunjungan Keempat (31 Mei 2016) Peneliti menghimbau agar Bapak S terus menekan kadar kolesterol agar tetap dalam rentang normal dengan membatasi konsumsi 73 jenis makanan yang berminyak dan berlemak, seperti: aneka macam gorengan, tempe, bakwan, rolade dan makanan daging, jeroan, babat iso, telur ayam, telur puyuh dan sejenis seafood cumi, kepiting serta sayur santan dan mengurangi sedikit-demi sedikit intensitas dalam merokok setiap harinya. Kunjungan Kelima (11 Juni 2016) Berdasarkan acuan data pemeriksaan yang telah didapat di balai Desa Batur pada bulan Juni 2015 (Karwur dkk, belum dipublikasikan), Bapak S mempunyai data hasil pemeriksaan sebagai berikut: kolesterol: 200 mg/dl, gula darah: 115 mg/dl, asam urat: 5,8 mg/dl dan tekanan darah: 100/90 mmHg. Peneliti melakukan evaluasi pemeriksaan tekanan darah, asam urat, kolesterol dan gula darah, hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut: kolesterol: 288 mg/dl, asam urat: 5,9 mg/dl, gula darah: 125 mg/dl dan tekanan darah: 140/90 mmHg. 74 Penilaian terhadap Tokoh Masyarakat yaitu Bapak S (Tekelan) Bapak S tidak menunjukkan perubahan perilaku yang berarti selama proses kunjungan, karena pola makannya yang masih sembarangan atau tidak terjaga, yaitu masih tetap merokok kurang lebih 2 pack dalam sehari semalam, masih mengonsumsi daging setiap harinya tanpa ada pembatasan sehingga pada akhir evaluasi didapatkan hasil kolesterol yang sangat tinggi mencapai 288 mg/dl. Hasil output yang didapat pada Bapak S setelah dilaksanakan intervensi oleh peneliti didapatkan hasil pemeriksaan asam urat dan gula darah yang normal yaitu 5,9 mg/dl dan 125 mg/dl, sedangkan untuk pemeriksaan tekanan darah dan kolesterol tinggi, yaitu tekanan darah: 140/90 mmHg dan kolesterol: 288 mg/dl. 4.1.4 Kadar Gula Darah Tinggi Berdasarkan acuan data hasil pemeriksaan tekanan darah, asam urat, gula darah dan kolesterol di balai desa pada bulan Juni 2015 (Karwur dkk, belum dipublikasikan), karena salah satu tokoh 75 diantaranya yang mempunyai indikasi gula darah tinggi sudah tidak bisa dilakukan intervensi oleh peneliti yaitu Ibu L (Gondhang) yang sudah menikah lagi dan menetap di Kalimantan, maka tersisa ketiga belas tokoh masyarakat Desa Batur. Dari ketiga belas tokoh masyarakat, fokus spesifik intervensi peneliti dilakukan bagi satu tokoh dengan indikasi gula darah yang tinggi yaitu Bapak R (gula darah: 209 mg/dl). a) Bapak R (Tekelan) Proses Penelitian Persiapan Sosial (26 April 2016) Peneliti melakukan perkenalan pertama kalinya dengan Bapak. R yang pada saat tersebut berada di kantor SD 02 Samirono sekaligus meminta izin persetujuan bahwa akan dilaksanakan program tindak lanjut berdasarkan acuan data pemeriksaan yang telah didapat di balai Desa Batur pada bulan Juni 2015 (Karwur dkk, belum dipublikasikan) yaitu perbaikan status kesehatan tokoh masyarakat dalam bentuk kunjungan rumah masing-masing tokoh. 76 Kunjungan Pertama (5 Mei 2016) Peneliti menggali pemahaman Bapak R tentang hal apa yang diketahui secara umum termasuk makanan yang harus dihindari terkait tekanan darah yang tinggi, kadar kolestrol tinggi, kadar asam urat tinggi, kadar gula darah tinggi, serta bagaimana komplikasi penyakit tersebut ke tingkat yang lebih berbahaya apabila jika tidak segera diatasi. Kunjungan Kedua (14 Mei 2016) Peneliti memastikan kembali apakah data yang telah didapat dari hasil pemeriksaan bahwa kadar kolesterol tinggi dan gula darah tinggi Bapak R (kolesterol: 240 mg/dl dan gula darah: 209 mg/dl) pada saat diperiksa di balai desa masih berlaku sama atau tidak hingga sekarang. Maka pada kesempatan kunjungan kedua kali ini, peneliti melakukan cek pemeriksaan kolesterol dan gula darah kembali, dengan hasil: kolesterol: 185 mg/dl dan gula darah: 100 mg/dl. Kunjungan Ketiga (21 Mei 2016) Peneliti melakukan follow up dari hasil pemeriksaan pada kunjungan kedua yaitu 77 mencakup tentang pemberian edukasi kesehatan terkait asam urat tinggi, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi dan gula darah tinggi serta anjuran terkait diit makanan apa saja yang harus dikurangi porsinya hingga benar-benar harus dihindari agar tidak dikonsumsi karna dapat berpotensi terhadap munculnya tingkatan penyakit yang lebih berbahaya jika tidak segera ditangani. Terkhususnya untuk gula darah tinggi dapat berpotensi mengarah ke penyakit jantung, ginjal, dan luka yang sulit untuk sembuh. Karena Bapak R mempunyai gula darah yang sudah normal, peneliti menghimbau agar Bapak R tetap terus membatasi jenis makanan yang mengandung banyak kalori seperti nasi putih melainkan lebih banyak mengonsumsi serat sayuran, selain itu juga harus membatasi penggunaan gula setiap harinya dalam pembuatan minuman teh ataupun kopi (cukup 1½ sendok). Kunjungan Keempat (31 Mei 2016) Peneliti menghimbau agar Bapak R terus mempertahankan pola makan yang baik untuk 78 terus menekan kadar gula darah agar tetap normal dengan membatasi konsumsi jenis makanan yang manis-manis dan menganjurkan untuk lebih banyak mengonsumsi serat sayuran. Kunjungan Kelima (11 Juni 2016) Berdasarkan acuan data pemeriksaan yang telah didapat di balai Desa Batur pada bulan Juni 2015 (Karwur dkk, belum dipublikasikan), Bapak R mempunyai data hasil pemeriksaan sebagai berikut: kolesterol: 240 mg/dl, gula darah: 209 mg/dl,asam urat: 5,8 mg/dl dan tekanan darah: 110/80 mmHg. Peneliti melakukan evaluasi pemeriksaan tekanan darah, asam urat, kolesterol dan gula darah, hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut: kolesterol: 257 mg/dl, asam urat: 4,3 mg/dl, gula darah: 107 mg/dl dan tekanan darah: 130/90 mmHg. Penilaian terhadap Tokoh Masyarakat yaitu Bapak S (Tekelan) Bapak R yang semula berdasarkan pengalaman sudah tahu dan mengerti tentang pola makan untuk 79 menekan kolesterol yang tinggi, selama proses kunjungan sudah menjaga dengan menerapkan untuk membatasi konsumsi makanan yang berlemak seperti daging, jeroan, sayur santan, dan makanan berminyak seperti gorengan. Proses ini menunjukkan bahwa Bapak R mengerti dan menerapkan tindakan kesehatan yang semestinya dalam menekan kolesterol tinggi yang dinilai paling riskan terjadi terhadap Bapak R. Tetapi pada akhir kunjungan di dapatkan angka kolesterol yang tinggi, 257 mg/dl penyebabnya adalah karena beberapa hari sebelumnya bapak R sering mengonsumsi makanan berlemak yaitu daging karna Bapak dan Ibu mertua dari istrinya datang ke rumah dalam beberapa waktu yang cukup lama. Hasil output yang didapat pada Bapak R setelah dilaksanakan intervensi oleh peneliti didapatkan hasil pemeriksaan asam urat dan gula darah yang normal yaitu 4,3 mg/dl dan 107 mg/dl, sedangkan untuk pemeriksan tekanan darah dan kolesterol tinggi, yaitu tekanan darah: 130/90 mmHg dan kolesterol: 257 mg/dl. 80 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 4.2.1 Proses Pelaksanaan Kaji Tindak Partisipatif dalam Upaya Perbaikan Status Kesehatan Tokoh Masyarakat Peneliti menuangkan proses pelaksanaan kaji tindak partisipatif dalam bentuk kunjungan ke rumah masing-masing tokoh masyarakat yaitu berjumlah 13 tokoh masyarakat dari berbagai dusun yang tetap tergabung dalam satu lingkup area Desa Batur. A) Berdasarkan data hasil pemeriksaan di balai Desa Batur pada bulan Juni 2015 (Karwur dkk, belum dipublikasikan), peneliti melakukan kunjungan rumah sebanyak 6 kali pada masingmasing tokoh masyarakat yang mempunyai minimal satu indikasi hasil pemeriksaan yang tinggi, yaitu: 1. Bapak I (Selo Duwur) dengan kadar kolesterol tinggi (212 mg/dl), 2. Ibu H (Samirono) dengan tekanan darah tinggi (140/90 mmHg) dan asam urat tinggi (8,3 mg/dl), 3. Bapak A.K. (Nanggulan) dengan kadar kolesterol tinggi (248 mg/dl) dan asam urat tinggi (7,7 mg/dl), 4. Bapak R (Tekelan) dengan kolesterol 81 tinggi (240 mg/dl) dan gula darah tinggi (209 mg/dl), 5. Bapak S (Tekelan) dengan kadar kolesterol tinggi (200 mg/dl), serta 6. Ibu P (Dukuh) dengan kadar asam urat yang tinggi (8,4 mg/dl). Kunjungan sebanyak 6 kali ini dilakukan dengan tujuan intervensi supaya peneliti bersama keenam tokoh masyarakat secara partisipatif merancang upaya yang maksimal dilakukan bersama dalam perbaikan status kesehatan tokoh masyarakat. Kunjungan sebanyak 6 kali ini, meliputi unsur: 1. Persiapan sosial, peneliti melakukan pendekatan atau bina hubungan sosial pertama kali dengan tokoh masyarakat sekaligus meminta izin persetujuan bahwa akan dilaksanakan program tindak lanjut dalam kunjungan dalam upaya perbaikan status kesetahan. 2. Kunjungan pertama, peneliti menggali pemahaman tokoh masyarakat yaitu sejauh mana tingkat pengetahuan secara umum, terhadap bentuk makanan yang harus dihindari untuk menekan indikasi terjadinya kolesterol tinggi, asam urat tinggi, gula darah tinggi, dan 82 tekanan darah tinggi, serta komplikasi ke tingkatan penyakit yang lebih berbahaya jika tidak segera diatasi. 3. Kunjungan kedua, peneliti memastikan kembali dengan melaksanakan pemeriksaan ulang apakah data yang telah didapat pada hasil cek pemeriksaan di balai Desa Batur pada bulan Juni 2015 (Karwur dkk, belum dipublikasikan) masih berlaku sama atau tidak hingga massa saat ini. 4. Kunjungan ketiga, peneliti mencoba untuk menambahkan pemahaman yang lebih tepat terkait bentuk makanan yang harus dihindari apabila didapatkan hasil pemeriksaan kolesterol tinggi, asam urat tinggi, gula darah tinggi, dan gula darah yang tinggi. 5. Kunjungan keempat, peneliti terus melakukan controlling, apakah kesepakatan komitmen yang sudah disepakati bersama dalam bentuk menghindari makanan pantangan sudah sepenuhnya atau belum sama sekali diterapkan dalam menekan terjadinya kolesterol tinggi, asam urat tinggi, gula darah tinggi, dan tekanan darah tinggi. 6. Kunjungan kelima, peneliti melakukan follow up dari 83 kunjungan sebelumnya makanan tertentu terkait yang pembatasan sudah benar dilaksanakan dalam menekan kolesterol tinggi, gula darah tinggi, asam urat tinggi dan tekanan darah yang tinggi. Selain itu, pada kunjungan terakhir ini peneliti melakukan evaluasi cek pemeriksaan akhir, yaitu: pemeriksaan tekanan darah, asam urat, gula darah dan kolesterol. B) Sedangkan untuk 7 lainnya tokoh yang mempunyai indikasi kolesterol, asam urat, gula darah dan tekanan darah yang normal dari hasil pemeriksaan di balai Desa Batur (Karwur dkk, belum dipublikasikan), yaitu: bapak A (Rejosari), bapak S (Krangkeng Bawah), bapak M (Njetak), bapak S (Kopeng), ibu W (Gondhang), bapak S (Krangkeng atas) serta bapak N (gondhang). Peneliti tetap melakukan intervensi dalam bentuk kunjungan rumah akan tetapi hanya sebanyak 4 kali kunjungan rumah. Kunjungan rumah sebanyak 4 kali ini meliputi unsur: 1. Persiapan sosial, peneliti melakukan pendekatan atau bina hubungan sosial pertama kali dengan tokoh masyarakat sekaligus meminta izin persetujuan 84 bahwa akan dilaksanakan program tindak lanjut dalam kunjungan dalam upaya perbaikan status kesetahan. 2. Kunjungan pertama, peneliti menggali pemahaman tokoh masyarakat yaitu sejauh mana tingkat pengetahuan secara umum, terhadap bentuk makanan yang harus dihindari untuk menekan indikasi terjadinya kolesterol tinggi, asam urat tinggi, gula darah tinggi, dan tekanan darah tinggi, serta komplikasi ke tingkatan penyakit yang lebih berbahaya jika tidak segera diatasi. 3. Kunjungan kedua, peneliti mencoba untuk menambahkan pemahaman yang lebih tepat terkait bentuk makanan yang harus dihindari apabila didapatkan hasil pemeriksaan kolesterol tinggi, asam urat tinggi, gula darah tinggi, dan gula darah yang tinggi. 4. Kunjungan ketiga, peneliti melakukan follow up dari kunjungan sebelumnya terkait pembatasan makanan tertentu yang dirasa paling sering dikonsumsi yaitu dengan tujuan mencegah munculnya kolesterol tinggi, gula darah tinggi, asam urat tinggi dan tekanan darah yang tinggi. Selain itu, pada kunjungan 85 terakhir ini peneliti melakukan evaluasi cek pemeriksaan akhir, yaitu: pemeriksaan tekanan darah, asam urat, gula darah dan kolesterol. Dalam proses pelaksanaan kaji tindak patisipatif perbaikan status kesehatan tokoh masyarakat Desa Batur, peneliti juga menggunakan bahasa yang sopan, bahasa Indonesia maupun bahasa Jawa halus (krama inggil) dalam berbincang dengan tokoh masyarakat sesuai kapasitas kenyamanan tokoh berkomunikasi dengan harapan supaya bisa memperlancar komunikasi dalam perbincangan antara tokoh masyarakat dan peneliti. Peneliti juga mengupayakan sikap sopan dengan menyesuaikan waktu dengan tokoh masyarakat melalui pembuatan janji terlebih dahulu dalam pesan SMS dimana tokoh sedang dirumah dan tidak mengerjakan kesibukan pekerjaannya, baik pada saat di kantor maupun di ladang. 86 4.2.2 Partisipasi Tokoh Masyarakat dalam Perbaikan Status Kesehatan Ketiga belas tokoh masyarakat Desa Batur mempunyai dasar pengetahuan yang berbeda-beda, pengetahuan tersebut keterlibatan sebagai ditinjau melalui peran elit tokoh masyarakat yang sudah cukup aktif untuk ikut ambil bagian dalam penyuluhan kesehatan di area desa dan yang masih belum berkontribusi secara langsung karena masih menjadi tokoh yang biasa-biasa saja ataupun pasif. Selain itu, seiring berkembangnya pengetahuan akan pentingnya beberapa tokoh kesehatan secara maka mandiri mendorong memeriksakan kesehatan rutin (minimal 1 bulan sekali) ke tenaga kesehatan setempat. Berdasarkan uraian di atas, peneliti menilai bahwa dasar pengetahuan tokoh masyarakat sangatlah berpengaruh terhadap bentuk keterlibatan tokoh masyarakat dalam kunjungan penelitian dimana pada tokoh yang sudah mempunyai dasar pengetahuan yang baik, sudah mengerti terkait pemahaman tentang penyakit sindrom metabolik yaitu Bapak A.K. (Nanggulan), Bapak M (Njetak), Ibu 87 H (Samirono), Ibu W (Gondhang), Bapak S (krangkeng bawah) serta Bapak I (Selo Duwur), tokoh tersebut berperan menjadi “partner diskusi” dengan terciptanya suasana yang lebih hidup dalam berkomunikasi pada saat kunjungan penelitian sehingga bentuk partisipasi yang diberikan adalah aktif berdiskusi bersama peneliti, mendengar dan menyampaikan pengetahuan terkait bentuk makanan yang harus dihindari terkait munculnya indikasi kolesterol tinggi, gula darah tinggi, asam urat tinggi serta tekanan darah tinggi berdasarkan pemahaman yang telah didapat. Berbeda halnya dengan tokoh lain, yang dapat dikatakan masih sangat minim pengetahuan terhadap indikasi penyakit sindrom metabolik yaitu Bapak A (Rejosari), Bapak R (Tekelan), Bapak S (Kopeng), Bapak S (Tekelan), Bapak S (krangkeng Bawah), Bapak N (Gondhang) serta Ibu P (Dukuh), bentuk partisipasi tokoh tersebut lebih banyak mendengarkan pemahaman yang di sampaikan peneliti. Dari ketiga belas tokoh yang mempunyai data hasil pemeriksaan di balai Desa Batur pada bulan 88 Juni 2015 dengan indikasi hasil pemeriksaan yang tinggi (lebih dari rentang normal), masing-masing tokoh tersebut mau berusaha untuk menekan indikasi penyakit metabolik yang muncul (kolesterol tinggi, asam urat tinggi, gula darah tinggi, dan tekanan darah tinggi) yaitu dengan melakukan persetujuan atau persepakatan dengan peneliti dalam bentuk: (1) menghindari makanan pantangan seperti menghindari makanan berminyak dan berlemak dalam menekan kolesterol tinggi, (2) membatasi aneka minuman atau makanan yang mengandung banyak gula dalam menekan gula darah yang tinggi, (3) membatasi konsumsi makanan yang mengandung purin, daging, kacang-kacangan, buncis, kol, dll dalam menekan asam urat yang tinggi, serta (4) membatasi penggunaan maupun konsumsi makanan yang asin, dan kopi untuk menekan tekanan darah yang tinggi. 4.2.3 Perubahan Perilaku Tokoh Masyarakat terkait Perbaikan Status Kesehatan Setelah dilakukan tindakan intervensi dari peneliti dalam bentuk sosialisasi kesehatan kunjungan rumah, ketiga belas tokoh masyarakat 89 mempunyai siklus yang berbeda-beda dalam proses untuk mencapai perubahan perilaku kesehatan ke arah yang lebih baik. Menurut H. Ray Elling, (1970) sebagaimana dikutip di dalam buku Soekidjo Notoatmodjo, (2010) faktor sosial yang berpengaruh pada perilaku kesehatan salah satunya adalah self concept. Self concept ditentukan oleh tingkatan kepuasan atau ketidakpuasan yang dirasakan seseorang terhadap masing-masing pribadi setiap individu. Apabila orang lain melihat kita positif dan menerima apa yang kita lakukan, kita akan meneruskan perilaku kita. Tetapi apabila orang lain berpandangan negatif terhadap perilaku kita dalam jangka waktu yang lama, kita akan merasa suatu keharusan untuk melakukan perubahan perilaku. Oleh karena itu, secara tidak langsung self consept kita cenderung menentukan, apakah kita akan menerima keadaan diri kita seperti adanya atau berusaha untuk mengubahnya. Berdasarkan uraian faktor sosial self concept yang yang berpengaruh pada perilaku kesehatan, maka terdapat keterkaitan yang sangat kuat dengan hasil penelitian pada tokoh masyarakat di Desa 90 Batur. Sebagai contoh konkret, ketika peneliti menggali pemahaman tokoh masyarakat, menanyakan pengetahuan yang diketahui secara umum dan sikap yang sudah dilaksanakan oleh tokoh dalam menyikapi indikasi munculnya kolesterol tinggi, asam urat tinggi, gula darah tinggi dan tekanan darah tinggi, peneliti berperan sebagai orang lain yang menilai perilaku tokoh masyarakat. Pengaruh self consept ditemukan pada tokoh masyarakat dimana timbulnya kecenderungan dalam menentukan pilihan perilaku kesehatannya yaitu beberapa tokoh masyarakat menerima bahwa pengetahuannya terkait indikasi penyakit sindrom metabolik sudah benar sehingga mempertahankan perilaku kesehatannya dan beberapa tokoh lainnya ketika merasa orang lain (peneliti) memandang bahwa pengetahuan maupun perilakunya merupakan sifat yang salah atau negatif dan bahkan tidak seharusnya dilakukan maka tokoh masyarakat berusaha untuk mengubahnya untuk menerapkan perilaku kesehatan ke arah yang lebih baik. 1. Dua tokoh menunjukkan perubahan perilaku yang baik 91 yaitu Bapak I (Selo Duwur), dan Ibu P (Dukuh) sudah menjalankan perubahan perilaku yang baik dalam menekan munculnya indikasi kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, asam urat tinggi serta gula darah tinggi, yaitu: (1) Bapak I sudah mengurangi jenis makanan yang berlemak seperti daging, jeroan, telur dan membatasi makanan berminyak, seperti gorengan, tempe, rolade, serta meskipun tidak bisa langsung berhenti merokok, Bapak I mau dan sudah menerapkan untuk mengurangi intensitas dalam merokok sebagai tujuan untuk menekan kadar kolesterol yang tinggi. (2) Ibu P tetap menjaga pola makan kandungan untuk purin, membatasi seperti konsumsi kacang-kacangan, buncis, kol, untuk tetap menekan kadar asam urat yang tinggi. 2. Empat tokoh masyarakat lainnya, seperti: Bapak A (Rejosari), Bapak S (Kopeng), Bapak S (Krangkeng Atas), Bapak N (Gondhang) menunjukkan perubahan pemahaman terkait indikasi kolesterol tinggi, asam urat tinggi, gula darah tinggi serta tekanan darah tinggi, dari 92 semula yang tidak mengerti jenis makanan yang harus dihindari dan tidak mengerti komplikasi tingkatan penyakit yang bisa saja terjadi akibat munculnya indikasi seperti tekanan darah tinggi, asam urat tinggi, kolesterol tinggi dan gula darah tinggi, berubah menjadi mengerti jenis-jenis makanan yang harus dihindari dalam menekan munculnya indikasi penyakit metabolik serta menjadi mengerti bahaya komplikasi ke tingkatan yang lebih berbahaya. 3. Dua tokoh masyarakat yang sudah mengerti tentang jenis makanan yang harus dihindari dalam menekan penyakit sindrom metabolik adalah Bapak M (Njetak) dan Bapak A.K., tidak terjadi perubahan perilaku akan tetapi kedua tokoh masyarakat tetap menerapkan perilaku kesehatan yang baik dalam menekan penyakit sindrom metabolik sehingga pada evaluasi pemeriksaan akhir di dapatkan hasil yang normal. Menurut G.M. Foster, (1973) sebagaimana dikutip di dalam buku Soekidjo Notoatmodjo, (2010) aspek budaya dapat mempengaruhi perubahan 93 perilaku kesehatan seseorang salah satunya adalah “faktor tradisi” yang dianut oleh lingkungan masyarakat sekitarnya. Ada tradisi di dalam masyarakat yang dapat berpengaruh negatif terhadap status kesehatan tokoh masyarakat Desa Batur yaitu munculnya pemahaman tergabung apabila dalam terdapat satu saudara rumah) yang (tidak datang berkunjung di rumah tokoh masyarakat, maka tokoh masyarakat semaksimal mungkin akan berusaha memberikan penyambutan terbaik, sebagai contoh yaitu tokoh masyarakat yang berlaku sebagai tuan rumah menyajikan masakan yang enak dan lezat seperti masakan daging. Bentuk penyambutan tersebut diberikan sebagai bentuk penghargaan kepada sanak saudara baik itu mertua, saudara kandung kakak ataupun adik kandung yang sudah bersedia datang berkunjung di rumah. Tradisi penyambutan dari tokoh masyarakat ini berpengaruh terhadap munculnya pola makan yang baru dimana sebelumnya daging merupakan makanan pantangan yang sudah dihindari bagi tokoh 94 dengan kolesterol yang tinggi, akan tetapi sebagai ungkapan penghargaan atas kedatangan sanak saudara di rumah, makanan daging menjadi dikonsumsi kembali oleh tokoh masyarakat sehingga berakibat terhadap munculnya evaluasi hasil pemeriksaan kolesterol yang tinggi. 4. Lima tokoh masyarakat yaitu Bapak S (Krangkeng Bawah), Bapak S (Tekelan), Ibu H (samirono), Bapak R (Tekelan) dan Ibu W (Gondhang) menunjukan perubahan perilaku buruk menjelang dilakukan pemeriksaan akhir yaitu melanggar komitmen dengan mengonsumsi jenis makanan yang menjadi pantangan pada indikasi penyakit yang diderita (kolesterol tinggi, asam urat tinggi, gula darah tinggi dan tekanan darah tinggi). 95 4.2.4 Subjek Perubahan Pemeriksaan Klinis (sebelum dan sesudah dilakukan intervensi peneliti) Alamat Usia Data Awal (Juni 2015) Data Persiapan Data Evaluasi Akhir Sosial 1. Bapak I Selo Duwur 44 tahun TD: 110/70 mmHg Cholesterol : 200 TD: 130/80 mmHg Cholesterol: 127 mg/dl mg/dl Cholesterol: 237 mg/dl Uric Acid: 8,3 mg/dl Uric Acid: L.O Glucose: 100 mg/dl Glucose: 80 mg/dl (puasa) 2. Bapak Nanggulan 57 tahun A.K TD: 120/70 mmHg Cholesterol: 138 TD: 120/90 mmHg Cholesterol: 248 mg/dl mg/dl Cholesterol: 143 mg/dl Uric Acid: 7,7 mg/dl Uric Acid: 5,3 mg/dl Uric Acid: 4,9 mg/dl Glucose: 108 mg/dl 3. Bapak R Tekelan 47 tahun Glucose: 95 mg/dl TD: 110/80 mmHg Cholesterol: 185 TD: 130/90 mmHg Cholesterol: 209 mg/dl mg/dl Cholesterol: 257 mg/dl 96 Uric Acid: 5,8 mg/dl Glucosa: 100 mg/dl Glucose: 209 mg/dl 4. Bapak S 5. Ibu P 6. Ibu H Tekelan Dukuh Samirono 52 tahun 35 tahun 43 tahun Uric Acid: 4,3 mg/dl Glucose: 107 mg/dl TD: 100/90 mmHg Cholesterol: 183 TD: 140/90 mmHg Cholesterol: 200 mg/dl mg/dl Cholesterol: 288 mg/dl Uric Acid: 5,8 mg/dl Uric Acid: 5,9 mg/dl Glucose: 115 mg/dl Glucose: 125 mg/dl TD: 100/90 mmHg Uric Acid: 5,1 mg/dl TD: 100/70 mmHg Cholesterol: 150 mg/dl Cholesterol: L.O Uric Acid: 8,4 mg/dl Uric Acid: 3,5 mg/dl Glucose: 100 mg/dl Glucose: 67 mg/dl TD: 140/90 mmHg TD: 140/80 mmHg TD: 140/90 mmHg Cholesterol: 127 mg/dl Uric Acid: 4,4 mg/dl Cholesterol: 211 mg/dl Uric Acid: 8,3 mg/dl Uric Acid: 5,1 mg/dl Glucose: 100 mg/dl Glucose: 121 mg/dl 97 7. Bapak A Rejosari 62 tahun TD: 100/70 mmHg Cholesterol: 133 mg/dl 8. Bapak S Krangkeng 43 tahun Bawah Krangkeng 32 tahun Atas Kopeng 36 tahun Cholesterol: 122 mg/dl Uric Acid: L.O Glucose: 114 mg/dl Glucose: 95 mg/dl TD: 110/70 mmHg TD: 120/80 mmHg Cholesterol: 150 mg/dl Cholesterol: 170 mg/dl - Uric Acid: 10,1 mg/dl Glucose: 121 mg/dl Glucose: 105 mg/dl TD: 110/70 mmHg TD: 130/80 mmHg Cholesterol: 165 mg/dl Cholesterol: 143 mg/dl Uric Acid: 5,6 mg/dl 10. Bapak S - Uric Acid: 5,6 mg/dl Uric Acid: 6,7 mg/dl 9. Bapak S TD: 110/70 mmHg - Uric Acid: L.O Glucose: 105 mg/dl Glucose: 102 mg/dl TD: 120/90 mmHg TD: 110/80 mmHg Cholesterol: 120 mg/dl Cholesterol: 215 mg/dl 98 Uric Acid: 6,1 mg/dl 11. Bapak Kemiri, M Jetak 12. Bapak N Gondhang 53 tahun Glucose: 36 mg/dl TD: 120/80 mmHg TD: 120/70 mmHg Gondhang 31 tahun - Cholesterol: 178 mg/dl Uric Acid: 5,8 mg/dl Uric Acid: 4,2 mg/dl Glucose: 105 mg/dl Glucose: 69 mg/dl TD: 120/90 mmHg TD: 110/70 mmHg Cholesterol: 189 mg/dl 13. Ibu W Uric Acid: 3,9 mg/dl Glucose: 117 mg/dl Cholesterol: 183 mg/dl 66 tahun - - Cholesterol: 253 mg/dl Uric Acid: 6,5 mg/dl Uric Acid: 6,2 mg/dl Glucose: 119 mg/dl Glucose: 69 mg/dl TD: 100/90 mmHg TD: 100/60 mmHg Cholesterol: 105 mg/dl - Cholesterol: 223 mg/dl Uric Acid: 5,4 mg/dl Uric Acid: 3,5 mg/dl Glucose: 95 mg/dl Glucose: 73 mg/dl