BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Miopia adalah kelainan refraksi sehingga sinar-sinar sejajar tanpa retina yang datang akomodasi pada mata dibiaskan (Duke-Elder, refraksi terbanyak pada 1964). yang dalam keadaan suatu Miopia istirahat titik di merupakan depan kelainan dijumpai baik pada murid-murid Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, maupun Sekolah Menengah Atas (Saerang dan Mangindaan, 1984). Pada penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya, puncak frekuensi miopia terlihat pada golongan umur 10-20 tahun, sedangkan di Rumah Sakit dr. Soetomo Surabaya puncaknya pada usia 15-30 tahun (Mahdi dan Badri, pertumbuhan 1982). yang Hal ini berkaitan menyebabkan kelainan dengan masa-masa refraksi secara progresif akibat perubahan pada mata (Bell; cit Parwoto dan Soenardi, 1984). Pada tahun-tahun awal kehidupan, kelainan refraksi mata pada umumnya adalah hiperemetropia 1 2 yang kemudian makin berkurang sehingga menjadi emetrop, bahkan ada yang berubah menjadi miopia (Bell; Inggram, Parwoto dan Soenardi, 1984). Usia juga dapat mempengaruhi tinggi rendahnya tekanan bola mata (Ilyas et al., 1981). Hubungan mata telah intraokular dan antara banyak dan diteliti mempunyai perkembangan terhadap miopia dan peranan bola peningkatan kenaikan dipublikasi. penting mata. tekanan tekanan pada Mata Tekanan pertumbuhan mempunyai intraokular bola respon dengan cara bertambahnya ukuran bola mata terutama diameter aksial dengan bola akibat mata terbatas berkembangnya yang pada biasa kutub suatu terjadi miopia. pada posterior, sedang Pemanjangan penderita miopia setengah bagian depan bola mata relatif normal. Bola mata membesar secara nyata dan menonjol ke bagian posterior, segmen posterior sklera menipis dan pada keadaan ekstrim dapat menjadi seperempat dari ketebalan sklera normal (Tanjung, 2003). Deteksi dini dengan dapat mencegah komplikasi pemeriksaan tajam penglihatan miopia, salah satunya adalah strabismus (Vaughan dan Asbury, 1992). Untuk anak usia remaja yang menderita miopia disarankan untuk selalu 3 memakai kacamata koreksi untuk mencegah progresivitas miopia (Suhardjo dan Hartono, 2007). Tingginya progresivitas terhadap untuk tekanan miopia tingginya mencegah intraokular (Tanjung, tekanan dapat 2003). intraokular progresivitas miopia menyebabkan Deteksi sangat dini penting (Suhardjo dan penelitian ini Hartono, 2007). Perumusan Masalah Masalah utama yang diteliti dalam adalah adakah hubungan antara progresivitas miopia dengan tekanan intraokular. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah ada hubungan antara tekanan intraokular dengan progresivitas miopia. 4 Keaslian Penelitian Penelitian miopia dan Menengah yang membahas tekanan Pertama hubungan intraokuler di Yogyakarta, pada progresivitas murid sepengetahuan Sekolah penulis belum pernah dilakukan. Penelitian Imam Tiharyo (2007) dengan judul “Pertambahan Miopia pada Anak Sekolah Dasar Perkotaan dan Pedesaan di Yogyakarta”, mempunyai kesamaan dalam hal topik pertambahan miopia. Namun penelitian ini dilakukan di sekolah dasar dan menghubungkan pertambahan miopia dengan aktivitas melihat dekat. Manfaat penelitian Penelitian ini memberi gambaran kepada masyarakat pentingnya deteksi dini tajam penglihatan dalam mencegah progresivitas intraokular progresivitas miopia. juga Deteksi sangat miopia dan dini terhadap tekanan untuk mencegah penting komplikasi lainnya seperti glaukoma. Koreksi miopia dengan menggunakan kacamata dan juga pengobatan intraokular dapat untuk menurunkan dilakukan untuk tingginya tekanan mencegah tingkat pertumbuhan miopia beserta komplikasinya.