Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

advertisement
Saya Senantiasa Mengutamakan Kesehatan Penderita
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
Insert
Perpres RI
No. 77 Th 2015
Pedoman
Organisasi
Rumah Sakit
Retinoblastoma,
Apa Tandanya ??? / 02
Pikun Itu Penyakit
Jangan Ambil Maklum / 06
Juli 2016 | Vol. 20 | No. 3 | www.rsudrsoetomo.jatimprov.go.id
Bakti Sosial Pengobatan
Nyeri di Sumenep / 24
ISSN : 14106450
Direktur dan jajaran Direksi RSUD Dr. Soetomo serta Redaksi Majalah Mimbar
Mengucapkan : Selamat Hari Raya Idul Fitri 1437 H / Maaf Lahir dan Batin
HALAL BIHALAL 1 SYAWAL 1437 H, RSUD DR. SOETOMO
Kamis, 14 Juli 2016
Halal Bihalal 1437 H Keluarga
Besar RSUD Dr. Soetomo kali
ini dengan Plt. Direktur RSUD
Dr. Soetomo dr. Harsono,
tampak atas Jajaran Direksi
beserta pejabat Struktural
dengan ketua panitia duduk
dua dari kanan Florentina
Yoestandari, drg, MT
Tampak kiri atas-ke bawah
Mantan Direktur RSUD Dr.
Soetomo dr. Dodo Anondo,
MPH beserta ibu, Mantan
Wakil Direktur Dr. Mujib Affan,
M.Kes beserta ibu, Drs.
Pungky Hendriatjarjo, M.Ak.
Dengan hiburan Campursari
Widioraras RSUD Dr. Soetomo
dan Mini Orkestra mahasiswa
UNESA Surabaya.
Untuk tahun ini menu lebaran
spesial Nasi Madura, Sup
Ayam Istimewa, Salad Solo
dan Tahu Campur.
daftar isi
Juli 2016 | Vol. 20 | No. 3
34 RUANG WANITA
02 ARTIKEL KESEHATAN
• Putu Ayu Pandan
• Cah Jamur Baby Buncis
1. Retinoblastoma, Apa Tandanya ???
2. Pencegahan Penularan HIV pada
Perempuan, Bayi & Anak
3. Mengenal Demensia (Kepikunan)
4. Koma
10
berita foto
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
24
36
RUANG UNIK & LUCU
kuis mimbar
Jum’at, 29 April 2016, Plt. Direktur
RSUD Dr. Soetomo, dr. Harsono,
bersama Wadir Umum & Keuangan,
Endang Damayanti, dr., M.Mkes,
M.Hum, dan Wadir Diklit, Bangun
Trapsila Purwaka, dr., Sp.OG(K),
melakukan peletakan tiang pancang
pertama pembangunan Kidney
Center dengan memencet tombol
mesin pemancang. Ini sekaligus
menandai diresmikannya mega proyek
Groundbreaking yang sedang berjalan.
Dari Redaksi
Peringatan Hari Kartini
Seminar Populer oleh Instalasi GRIU Graha
Amerta
Pelantikan & Sertijab 2016-01-30
Bimtek PKRS & Humas Tahap XXIX
Seminar Thalasemia oleh Dharma Wanita
Persatuan
Sertijab Pejabat Instalasi GRIU Graha Amerta
Pelantikan Pengurus MPI dan PERDOPIN
Kegiatan Seputar Ramadhan Tahun 1437 H /
2016 H
Kunjungan Arzetti Bilbina
Hirosima University
Lomba Klomca KSPR
Kunjungan Darma Wanita Persatuan ke Panti
Asuhan
SEKILAS INFO
1. Bakti Sosial di Kabupaten Sumenep Madura
2. Perjalanan dan Pengembangan Layanan
Kanker
32
35
COVER :
tokoh
Supriyanto, SKM, MM
Dalam rangka menghadapi penilaian Akreditasi oleh Tim
JCI, maka saat ini RSUD Dr. Soetomo sedang melakukan Mega
Proyek Groundbreaking yang merupakan perbaikan dan
pembagunan fasilitas RSUD Dr. Soetomo. Hal ini dilakukan oleh
karena semakin banyaknya jumlah pasien RSUD Dr. Soetomo
dari tahun ke tahun. Untuk itu mari kita turut meningkatkan
pelayanan di bidang masing-masing di Rumah Sakit yang
kita cintai ini sebagai tempat kerja. Pembangunan apa saja
yang sedang dikerjakan, dapat dibaca di kolom foto Seputar
Soetomo.
Retinablastoma adalah Tumor ganas yang terbanyak
mengenai mata dan anak-anak. Sebagai orang tua kita harus
waspada terhadap perubahan yang terjadi pada mata anakanak kita, apa tandanya, bagaimana terjadinya dan bagaimana
penanganannya dapat dibaca di artikel kesehatan.
Masih banyak yang dapat kita baca di artikel kesehatan
yang menjadi favorit pembaca dan berita foto seputar Soetomo
selama 3 bulan ini.
Selamat membaca dan mengisi tiga kuis Mimbar terutama
sudoku sebagai senam otak, obat anti pikun.
Susunan Redaksi
Pelindung : dr. Harsono – Plt. Direktur RSUD Dr. Soetomo
Penasehat : dr. Endang Damayanti, M.Mkes, M.Hum – Wakil Direktur &
Keuangan, Dr. dr. Joni Wahyuhadi, Sp.BS (K) – Wakil Direktur Pelayanan
Medik & Keperawatan, Dr. dr. Hendrian Dwikoloso Soebagjo, Sp.M
(K) – WaKIL Direktur Penunjang Medik, dr. Bangun Trapsila Purwaka,
SpOG(K) – Wakil Direktur Pendidikan Profesi & Penelitian.
Pimpinan Redaksi : dr. Pesta Parulian Maurid Edwar, dr, SpAn – Kepala
Instalasi PKRS & Humas.
Wakil Redaksi : Tutik Murniati, SE
Dewan Redaksi : Roestiniadi Djoko Soemantri, dr, SpTHT-KL(K), Sunarso
Suyoso, dr, SpKK(K), Didi Aryono Budiyono, dr, SpKJ(K)
Redaksi Pelaksana : Moegiono M. Oetomo, dr., Sp.M • Mudiharti, SE • Rahayu
Warni Kusasih, SKM • Rama Krishna, SKM • Tutik Murniati, SE. • Ruri
Mustikarani, S.Sos
Tata Usaha : Widyowati, Zainal Mutakin, S.Sos, Susana Shinta A.
Alamat : Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo 6 - 8 Surabaya • Telp. 5501086,
5501088, 5501123 • eMail: [email protected] • Website: www.
rsudrsoetomo.jatimprov.go.id • Foto-foto : ZM
Redaksi menerima sumbangan foto atau karangan, berupa tulisan ilmiah,
pengalaman kerja, ide cerita, anekdot, suka duka dan lain-lain yang
menyangkut kesehatan. Redaksi berhak mengurangi atau menambah,
tanpa mengubah isi.
juli 2016
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
1
artikel kesehatan
Retinoblastoma, ???
Apa Tandanya
Susy Fatmariyanti, Delfitri Lutfi, Hendrian Dwikoloso Soebagjo
Divisi Onkologi Mata Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Mata FK UNAIR/RSUD Dr. Soetomo
R
etinoblastoma adalah tumor ganas yang terbanyak
mengenai mata dan anak-anak. Angka kejadian
retinoblastoma di dunia sebanyak 1:15.000-20.000
kelahiran hidup dan diperkirakan 300 anak menderita
retinoblastoma tiap tahunnya. Di RSUD Dr. Soetomo selama
kurun waktu 5 tahun mulai tahun 2010-2015 didapatkan 108
kasus baru retinoblastoma. Tumor ini paling sering terjadi
pada anak dibawah usia 2 tahun, tetapi 90% kasus baru
terdiagnosis pada usia di bawah 5 tahun.
Retinoblastoma merupakan tumor ganas yang dapat
menghlangkan penglihatan, bahkan menyebabkan
kematian dengan cepat sehingga perlu penanganan yang
optimal. WHO sejak Februari 1999 telah mencanangkan
program “the Right to Sight” dengan salah satu tujan
memberantas kebutaan anak pada tahun 2020. Di Negara
berkembang seperti Indonesia, faktor tingkat pendidikan,
sosial ekonomi, kurangnya akses dan informasi terhadap
fasilitas kesehatan mempersulit diagnosis dan penanganan
retinoblastoma secepatnya. Dibutuhkan upaya yang lebih
untuk dapat mencapai tujuan program WHO tersebut.
Terjadinya Retinoblastoma
Retinoblastoma adalah kanker mata pada anak yang
tumbuh dengan cepat dan berasal dari sel embrionik retina.
Anak laki-laki dan perempuan memiliki peluang yang sama
dalam terjadinya retinoblastoma. Pada 30%-40% kasus
terjadi pada kedua mata (bilateral), meskipun awalnya
hanya satu dan berkembang lebih parah daripada mata sisi
sebelahnya (kontralateral).
Retinoblastoma dapat merupakan penyakit keturunan
(herediter) maupun tidak (non herediter). Gen retinoblastoma
telah diidentifikasi yaitu pita 14 pada lengan panjang
kromosom 13 (13q14) dan merupakan cancer suppressor
atau gen antioncogen. Tidak aktifnya gen proteksi ini akibat
dua mutasi (Knudson’s two hit hypothesis) menghasilkan
kondisi retinoblastoma.
Retinoblastoma yang herediter terjadi pada 40% dari
seluruh kasus retinoblastoma. Seluruh kasus retinoblastoma
dua mata (bilateral) adalah herediter dan 15% unilateral adalah
2
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
juli 2016
herediter. Saudara kandung dari pasien retinoblastoma
bilateral memiliki kemungkinan sebesar 40% menderita
retinoblastoma. Semua kasus retinoblastoma non
herediter adalah satu mata (unilateral).
Tanda Retinoblastoma
Perlu diwaspadai adanya retinoblastoma apabila pada
mata si anak didapatkan tanda antara lain manik mata
bersinar seperti mata kucing (Amaurotic cat’s eye), juling,
mata merah berulang, tajam penglihatan menurun, dan
bola mata menonjol (proptosis).
1. Manik mata bersinar seperti mata kucing (Amaurotic
cat’s eye).
Kondisi ini muncul pada 56,1% kasus. Disebut demikian
karena pada saat manic mata disinari oleh cahaya maka
akan muncul warna putih di tengah lingkaran manik
mata seperti mata kucing.
a
a
Gambar 1.
Amaurotic cat’s eye pada pasien retinoblastoma
(Sumber : POSA Mata RSUD Dr. Soetomo Surabaya)
Retinoblastoma memiliki
tingkat kesembuhan yang
paling baik dari semua
jenis kanker pada anak
jika terdeteksi cukup
dini. Kunci keberhasilan
pengobatan retinoblastoma
adalah semakin awal
stadium retinoblastoma
terdeteksi dan
mendapatkan terapi.
2. Mata juling (Strabismus).
Keadaan mata yang juling muncul karena penurunan
tajam penglihatan. Juling merupakan tanda kedua
terbanyak yang sering dijumpai pada retinoblastoma.
Gambar 2.
Juling yang terjadi pada retinoblastoma paling sering
adalah tipe konvergen
(Sumber : POSA Mata RSUD Dr. Soetomo Surabaya)
3. Mata merah berulang.
Retinoblastoma dapat menyebabkan penyakit mata
sekunder seperi glaukoma, retinal detachment dan
keradangan kronis karena proses nekrosis tumor.
Kondisi tersebut bisa memberikan keluhan berupa
mata merah yang berulang disertai nyeri.
Gambar 3. Mata merah pada retinoblastoma bilateral
(Sumber : POSA Mata RSUD Dr. Soetomo Surabaya)
4. Tajam penglihatan menurun.
Tajam penglihatan menurun terjadi terutama bila tumor
muncul terlambat, misalnya pada usia 3-5 tahun.
5. Penonjolan bola mata (proptosis)
Proptosis terjadi bila tumor telah menyebar keluar dari
bola mata dan kondisi seperti ini merupakan stadium
yang sudah lanjut).
Gambar 4. Seringkali retinoblastoma didapatkan dalam
kondisi yang sudah terlambat. Mata tampak menonjol,
kelopak mata bengkak dan mata menonjol (proptosis)
(Sumber : POSA Mata RSUD Dr. Soetomo Surabaya)
Selain ditemukan tanda dan gejala diatas, saat datang di
fasilitas kesehatan, dokter mata akan melakukan pemeriksaan
mata secara lengkap termasuk pemeriksaan penunjang
untuk mendapatkan diagnosis pasti dan memperoleh
informasi apakah retinoblastoma telah berkembang dan
mempengaruhi struktur bola mata lainnya disekitar mata.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara
lain ultrasound, computerized tomography scan (CT Scan)
bahkan magnetic resonance imaging (MRI). Pemeriksaan
mata dan pemeriksaan tambahan tersebut perlu dilakukan
karena ada beberapa jenis kelainan mata yang menyerupai
retinoblastoma.
Penanganan Retinoblastoma
Bila retinoblastoma sudah terdiagnosis, maka pilihan
pengobatan tergantung stadium penyakit saat itu.
Penatalaksanaan dan perawatan selanjutnya juga tergantung
pada kasus tiap individu dan akan diputuskan oleh dokter
mata dalam diskusi dengan ahli onkologi pediatri. Kombinasi
pengobatan kadang-kadang digunakan. Pengobatannya
meliputi laser, cryotherapy (pembekuan tumor), kemoterapi
sistemik atau intra-arteri, radioterapi, sampai enukleasi
(operasi pengangkatan bola mata).
Dalam dua dekade terakhir, lebih dari 98% kasus
retinoblastoma di Inggris sukses menjalani pengobatan
dan sebagian besar penglihatannya masih berguna.
Retinoblastoma memiliki tingkat kesembuhan yang paling
baik dari semua jenis kanker pada anak jika terdeteksi
cukup dini. Kunci keberhasilan pengobatan retinoblastoma
adalah semakin awal stadium retinoblastoma terdeteksi
dan mendapatkan terapi. Keterlambatan penanganan
akan berakibat pada kebutaan total yang menghambat
pertumbuhan. Keterlambatan penanganan juga dapat
menyebabkan kematian akibat proses metastasis. Diagnosis
dini dan penatalaksanaan yang cepat dan tepat menjadi
sangat penting. Deteksi dini dan pengobatan pada stadium
dini diharapkan dapat menyelamatkan nyawa pasien,
menyelamatkan bola mata dan mungkin juga dapat
menyelamatkan penglihatannya.
juli 2016
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
3
artikel kesehatan
PENCEGAHAN PENULARAN HIV
PADA PEREMPUAN, BAYI & ANAK
Oleh : Siti Nurul Komariyah, S.ST dan Tiara Mustika, Amd.Keb – SMF Obstetri Ginekologi
D
ari Januari sampai dengan Desember 2011, jumlah
kasus AIDS tertinggi adalah pada ibu rumah
tangga dan 2,7% kasus AIDS ditularkan dari ibu HIV
positif kepada anak yang dilahirkannya. Oleh karena itu,
diperlukan berbagai upaya untuk mencegah infeksi HIV
pada perempuan, serta mencegah penularan HIV dari ibu
hamil ke bayi. Menurut WHO, terdapat empat hal yang perlu
diupayakan untuk mencegah terjadinya penularan HIV dari
ibu ke bayi, meliputi mencegah terjadinya penularan HIV
pada perempuan usia reproduksi, mencegah kehamilan
yang tidak direncanakan pada ibu HIV positif, mencegah
terjadinya penularan HIV dari ibu hamil HIV positif ke bayi
yang dikandungnya, dan memberikan dukungan psikologis,
sosial dan perawatan kepada ibu HIV positif beseta bayi dan
keluarganya.
Pengertian
Kecenderungan tren infeksi HIV pada perempuan dan
anak terus meningkat, oleh karenanya diperlukan berbagai
upaya untuk mencegah HIV pada perempuan, serta
mencegah penularan HIV dari ibu hamil ke bayi yaitu PPIA
(Prevention of Mother to Child HIV Transmission). Seperti
fenomena gunung es, kasus HIV yang ada di masyarakat
kemungkinan jauh lebih besar dari yang dilaporkan.
HIV/AIDS pada Perempuan
Walaupun prevalensi HIV pada perempuan di Indonesia
hanya 16%, tetapi karena mayoritas (92,54%) ODHA berusia
reproduktif aktif (15-49 tahun), maka diperkirakan jumlah
kehamilan dengan HIV positif akan meningkat.
Dampak infeksi HIV terhadap ibu antara lain:
• timbulnya stigma sosial, ODHA semakin menutup diri
tentang keberadaannya, yang pada akhirnya akan
mempersulit proses pencegahan dan pengendalian
infeksi,
• diskriminasi, ODHA kehilangan kesempatan untuk ikut
berkarya dan memberikan penghidupan yang layak
pada keluarganya,
• morbiditas dan mortalitas maternal meningkat, terjadi
penurunan daya tahan tubuh secara bermakna.
Dampak infeksi HIV terhadap bayi antara lain:
• gangguan tumbuh kembang karena rentan terhadap
penyakit,
• peningkatan mortalitas,
• stigma sosial, yaitu piatu lebih dini akibat orang tua
meninggal karena AIDS,
• permasalahan ketaatan minum obat pada penyakit
menahun seumur hidup.
Dampak buruk dari penularan HIV dari ibu ke bayi dapat
dicegah apabila:
1. Terdeteksi lebih dini,
2. Terkendali (ibu dengan HIV melakukan perilaku hidup
sehat, ibu dengan mendapatkan ARV secara teratur, ibu
4
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
juli 2016
3.
4.
5.
6.
dengan HIV melakukan ANC secara teratur, petugas
kesehatan menerapkan pencegahan infeksi sesuai
Kewaspadaan Standar),
Pemilihan persalinan yang aman (seksio sesarea atau
persalinan pervaginam)
Pemberian ASI atau PASI (susu formula) yang memenuhi
persyaratan AFASS,
Pemantauan tumbuh kembang bayi dan balita dari ibu
dengan HIV positif,
Adanya dukungan yang tulus, dan perhatian yang
berkesinambungan kepada ibu, bayi dan keluarganya.
Kebijakan PPIA Nasional
Sebagian besar (90%) infeksi HIV pada bayi disebabkan
penularan dari ibu, hanya sekitar 10% yang terjadi
karena proses transfusi. Infeksi yang ditularkan dari ibu
ini kelak akan mengganggu kesehatan anak. Padahal
dengan intervensi yang mudah dan mampu laksana
proses penularan sudah dapat ditekan sampai kurang
lebih 50%nya. Selain itu tindakan intervensi dapat
berupa pencegahan primer (sebelum terjadinya infeksi),
dilaksanakan kepada seluruh pasangan usia subur, dengan
kegiatan konseling, perawatan dan pengobatan tingkat
keluarga.
Tujuan Program PPIA
1. Mencegah Penularan HIV dari Ibu ke Bayi.
2. Mengurangi dampak epidemi HIV terhadap Ibu dan
Bayi.
Sasaran Program PPIA
1. Peningkatan kemampuan manajemen pengelola
program PPIA
2. Peningkatan akses informasi mengenai PPIA
3. Peningkatan akses intervensi PPIA pada ibu hamil,
bersalin dan nifas
4. Peningkatan akses pelayanan Dukungan Perawatan
dan Pengobatan (Care, Support and Treatment) bagi
ibu dan bayi, terutama akses ARV
Bentuk-bentuk khusus intervensi PPIA
1. Mengurangi jumlah ibu hamil dengan HIV positif.
Mengingat adanya kemungkinan penularan vertikal
dan adanya kerentanan tubuh selama proses
kehamilan, maka pada dasarnya perempuan dengan
HIV positif tidak disarankan untuk hamil. Dengan
alasan hak asasi manusia, perempuan ODHA dapat
memberikan keputusan untuk hamil setelah melalui
proses konselng, pengobatan dan pemantauan.
2. Menurunkan viral load/kadar virus serendah rendahnya.
Obat antiretroviral (ARV yang ada sampai saat ini baru
berfungsi unuk menghambat multiplikasi virus, belum
menghilangkan secara total keberadaan virus dalam
tubuh ODHA. Walaupun demikian, ARV merupakan
pilihan utama dalam upaya pengendalian penyakit
guna menurunkan kadar virus.
3. Meminimalkan paparan janin dan bayi terhadap cairan
tubuh ibu.
Persalinan dengan seksio sesarea terencana sebelum
saat persalinan tiba merupakan pilihan pada ODHA,
namun persalinan per vaginam juga dimungkinkan
jika si ibu rutin meminum ARV minimal 6 minggu atau
nilai Viral Load yang undetectable.
Untuk mengurangi risiko penularan, ibu HIV positif bisa
memberikan susu formula dengan syarat AFASS.
• Acceptable = mudah diterima
• Feasible = mudah dilakukan
• Affordable = harga terjangkau
• Sustainable = berkelanjutan
• Safe = aman penggunaannya
Ibu HIV positif bisa memberikan ASI eksklusif dengan
syarat:
• ASI eksklusif
• Sudah mendapatkan konseling manajemen laktasi
• Ibu sudah minum ARV minimal 4 atau 6 minggu
• Tidak ada kontra indikasi lain untuk pemberian ASI
• Bila tidak memungkinkan, maka PASI harus
diusahakan
4. Mengoptimalkan kesehatan ibu dengan HIV positif
• Pemeriksaan ANC secara teratur
• Pemberian roborantia untuk suplemen peningaktan
kebutuhan mikronutrien
• Pola hidup sehat: cukup nutrisi, olahraga dan
istirahat, tidak merokok dan minum alkohol
• Penggunaan kondom, menghindari superinfeksi
bila pasangan juga ODHA, atau mencegah
penularan bila pasangan bukan ODHA
Strategi Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke
Bayi
1. Mencegah terjadinya penularan HIV pada perempuan
usia reproduksi.
Untuk menghindari penularan HIV digunakan konsep
ABCD :
• A (Abstinence) : Absen seks atau tidak melakukan
hubungan seksual bagi orang yang belum
menikah
• B (be faithful) : Bersikap saling setia kepada satu
pasangan seks/tidak berganti-ganti pasangan
• C (Condom) : Cegah dengan kondom. Kondom
harus dipakai oleh pasangan apabila salah satu
atau keduanya diketahui terinfeksi HIV
• D (Drug No) : Dilarang menggunakan napza,
terutama napza suntik dengan jarum bekas secara
bergantian
Kegiatan yang dapat dilakukan dalam upaya
pencegahan primer :
• Menyebarluaskan informasi mengenai HIV/AIDS
• Mengadakan penyuluhan HIV/AIDS secara
berkelompok
• Mobilisasi masyarakat untuk membantu masyarakat
mendapatkan akses terhadap informasi tentang
HIV/AIDS
• Konseling untuk perempuan HIV negatif
• Layanan yang bersahabat untuk pria
2. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada
ibu HIV positif.
Program KB yang paling efektif untuk perempuan
HIV positif adalah dengan penggunaan satu jenis
kontrasepsi mantap untuk mencegah kehamilannya
dan ditambah dengan penggunaan kondom sebagai
alat pencegahan penularan HIV. Jika ibu HIV positif ingin
memiiki anak, Kementerian Kesehatan menganjurkan
jarak antar kelahiran minimal 2 tahun.
3. Mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu HIV positif
kepada bayi yang dikandungnya.
Inti dari intervensi PPIA, berupa:
• Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang
komprehensif,
• Pelayanan konseling dan tes HIV atas inisiatif petugas
kesehatan sesuai tes diagnostik pada pedoman PPIA.
Layanan konseling dan tes HIV secara sukarela (VCT),
• Pemberian obat antiretrovirus (ARV),
• Konseling tentang HIV dan makanan bayi, serta
pemberian makanan bayi,
• Persalinan yang aman.
4. Memberikan dukungan psikologis, sosial dan perawatan
kepada ibu HIV positif beserta bayi dan keluarganya.
Dengan dukungan psikososial yang baik, ibu HIV
positif akan bersikap optimis dan bersemangat mengisi
kehidupannya. Bayi yang tidak terinfeksi HIV tetap perlu
dipikirkan masa depannya karena kemungkinan tidak
lama lagi akan menjadi yatim dan piatu. Namun, bila
bayi terinfeksi HIV, perlu mendapatkan pengobatan ARV
seperti ODHA lainnya.
Alur Upaya PPIA Komprehensif
Referensi
Buku Pedoman Nasional Pencegahan, Perawatan dan
Pengobatan HIV/AIDS
Buku Pedoman Nasional PPIA
juli 2016
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
5
artikel kesehatan
Mengenal Demensia (Kepikunan)
Jangan Maklum Dengan Pikun,
Pikun itu Penyakit
Tim Geriatri – URJ Geriatri RSUD
Dr. Soetomo Surabaya
D
emensia adalah proses penyakit dengan hendaya
berat fungsi otak (kemampuan kerja otak
menurun) yang berlangsung secara progresif,
yang mengakibatkan gangguan berpikir, mengingat,
mental emosi, dan perilaku. Sehingga aktifitas seharihari terganggu. Umumnya yang terkena orang usia
lanjut, walau bisa juga pada usia lebih muda. Demensia
disebabkan oleh kerusakan sel-sel otak yang berfungsi
kognitif dan mental. Urutan terbanyak demensia:
1. Demensia Alzheimer (50-60%)
2. Demensia vaskular (akibat stroke)
3. Demensia akibat infeksi dan cidera kepala
4. Demensia lain (akibat tumor otak, Parkinson, dll)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
6
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
juli 2016
Gejala Demensia
Awal:
Mudah lupa hal baru
Gangguan bahasa
Disorientasi waktu, tempat, orang
Kesulitan mengambil keputusan
Kemunduran motivasi, inisiatif, dan minat
Disertai tanda depresi dan agresivitas
Belum ada obat
yang menyembuhkan
demensia, namun perlu
mendapatkan perhatian
yang serius dari
berbagai aspek yaitu:
Obat dan Kanseling.
Bila memberat dapat terjadi juga:
7. Halusinasi penglihatan, delusi
8. Kesulitan berkomunikasi
9. Timbul gangguan perilaku dan kepribadian sehingga
menjadi beban untuk keluarga dan pasien tidak
mandiri.
Dan bila sudah parah akan sangat tergantung pada
orang lain dalam hal:
10.Sulit makan
11.Tidak kenal anggota keluarga
12.Sulit menahan buang air besar dan buang air kecil
13.Gangguan perilaku yang sangat berat.
Penapisan kepikunan dapat menggunakan pemeriksaan
status mental mini. Pemeriksaan status mental mini (Mini
Mental State Examination = MMSE) digunakan pada
penentuan status kognitif. Populasi lanjut usia memiliki
resiko mengalami gangguan kognitif. Pemeriksaan status
mental mini adalah salah satu instrumen yang telah
lama digunakan secara luas dalam penentuan status
kognitif di dalam praktek klinis, penelitian klinis, dan studi
epidemiologi.
Pemeriksaan status mental mini dapat menjadi
instrumen penapisan dalam identifikasi gangguan kognitif.
Instrumen ini dapat memeriksa gangguan kognitif pada
domain orientasi (waktu dan tempat), memori (segera dan
jangka pendek), atensi dan kalkulasi, bahasa, dan praksis
konstruksional (tabel 1). Instrumen ini telah digunakan
di banyak populasi dengan latar belakang sosial budaya
berbeda dengan validitas memuaskan. Pemeriksaan status
mental mini telah divalidasi di skala komunitas maupun
pelayanan kesehatan primer. Pemeriksaan ini dapat
mengenali adanya gangguan kognitif, dapat diterima oleh
pasien, dan konsisten jika dilakukan oleh pemeriksa yang
berbeda. Jumlah nilai total pemeriksaan ini adalah 30 poin.
Pada penentuan status kognitif berdasarkan pemeriksaan
status mental mini perlu dipertimbangkan nilai titik
potong MMSE dan karakteristik populasi yang dievaluasi
(salah satunya adalah tingkat pendidikan). Titik potong
pemeriksaan status mental mini yang sering digunakan
adalah 24. Jika pada seorang usia lanjut didapatkan nilai
pemeriksaan status mental mini kurang dari 24, dapat
konsultasi lebih lanjut ke dokter spesialis saraf terdekat.
Tabel 1. Domain dan Pertanyaan Pada Pemeriksaan Status
Mental Mini
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Domain
Orientasi
Orientasi
Memori segera
Pertanyaan
Nilai Maksimal
Orientasi waktu
5
Orientasi tempat
5
Registrasi 3 nama
3
benda
Atensi dan Kalkulasi 100-7 (5x) atau
5
mengeja terbalik
“WAHYU”
Memori jangka
Recalling 3 nama
3
pendek
benda
Bahasa
Penamaan 2 benda
2
Bahasa
Pengulangan 3 kata
1
Bahasa
Melakukan 3 perintah
3
Bahasa
Membaca dan
1
melakukan perintah
Bahasa
Menulis spontan
1
Praksis
Menggambar bangun
1
Konstruksional
TOTAL
30
Meskipun belum ada obat yang menyembuhkan
demensia, namun perlu mendapatkan perhatian yang serius
dari berbagai aspek yaitu:
1. Obat
- Untuk menghambat perburukan demensia diberi
obat-obatan yang menghambat asetilkolinesterase
dan atau golongan N-metyl-D-aspartate
- Pengobatan yang diberikan bukan untuk
menyembuhkan
melainkan
berguna
untuk
menghambat perburukan gejala penyakit yang ada.
Jika sudah diberikan pengobatan maka sebaiknya
jangan dihentikan, karena hal itu juga menyebabkan
perburukan gejala yang ada
- Bila ada gejala psikologis dan perilaku dapat diberi
obat-obat kejiwaan.
2. Konseling
Dilakukan konseling intensif bagi anggota keluarga dan
caregiver untuk mengatasi stress bagi penderita dan
keluarga/caregiver serta mencari jalan keluar masalah
yang dihadapi.
Keluarga/caregiver dapat mengatasi perubahan yang
terjadi dengan cara:
- Hindari perbedaan pendapat dengan penderita
- Melatih otak dengan permainan, interaksi sosial, dan
pengembangan hobi
- Memantau kesehatan berkala
- Menjauhi kritik, komentar negative, berdebat, dan
memaksakan keinginan
- Memiliki sikap tenang dan memaklumi
- Memberi pujian
- Memperlakukan penderita demensia sebagai orang
dewasa yang terbatas bukan sebagai anak kecil
- Memberi
kegiatan
rekreatif,
humor,
dan
menyenangkan
- Menciptakan lingkungan yang nyaman (tidak bising,
penerangan cukup, lingkungan bersahabat)
Komitmen semua pihak sangat membantu keberhasilan
program penanganan demensia.
juli 2016
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
7
,
artikel kesehatan
(KOMA)
K
Hanik Badriyah Hidayati, dr, SpS
StafDepartemenNeurologi FK UNAIR – RSUD DrSoetomo Surabaya
oma (penurunan kesadaran) merupakan keadaan
gawat darurat. Jenis pelayanan koma termasuk
keadaan gawat darurat neurologis. Pada pasien koma
perlu dilakukan tindakan yang cepat, tepat dan akurat.
Pasien koma perlu dirawat di ruang pelayanan intensif.
Apakah yang dimaksud dengan sadar?
Seseorang baru disebut sadar hanya bila sedang berada
dalam kondisi menyadari penuh diri dan lingkungannya.
Pada pasien, tingkat kesadarannya dapat didefinisikan
secara operasional oleh dokter dengan cara dengan
memeriksa pasien di samping samping tempat tidur mereka.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan melihat tanggapan pasien
terhadap pemeriksa.
Apakah yang dimaksud dengan koma?
Koma adalah kondisi saat pasien berbaring dengan mata
tertutup dan tidak dapat berespon terhadap rangsangan
dengan tepat, bahkan meskipun rangsangan tersebut telah
diberikan dengan stimulasiyang kuat.
Apakah penyebab koma?
Penyebab koma bermacam-macam, misalnya: stroke
perdarahan maupun infark), keracunan (timah, thalium,
sianida, methanol, ethilen glikol, alkohol), meningitis, abses
serebri, cedera kepala tertutup, tumor otak (baik supra
maupun infra tentoial), gangguan metabolik (anemia, gagal
ginjal, penyakit paru, penyakit jantung, sepsis, hipoglikemia,
hiperglikemia, hipernatremia, hiponatremia, hiperkalsemia,
hipokalsemia,
hiperthermia,
hiporthermia,
uremia,
hipotensi, ensefalopati hipertensi, hipotiroid, hipertiroid,
endokarditis), dll. Beberapa obat dalam dosis tertentu juga
dapat menurunkan kesadaran seseorang seperti obatobatan sedatif, barbiturat, tranquilizer, opiat, psikotropik,
dll.
Bagaimanakah gambaran klinis pasien koma?
Pasien mungkin saja akan meringis saat menanggapi
rangsangan yang menyakitkan tersebut, anggota
badannya juga mungkin menunjukkan respon menarik
salah satu lengan atau tungkainya, namun pasien tidak
melakukan gerakandefensif seperti menyingkirkan sumber
rangsangan nyeri (tangan pemeriksa). Pada koma yang
dalam, saat diberikan stimulus yang menyakitkan, respon
pasien mungkin berkurang atau menghilang. Pasien tidak
memberikan respon mata, suara, maupun gerakan ketika
diberikan rangsangan nyeri kuat. Terkadang posisi tubuh
pasien tampak decorticate atau decerebrate.
Bagaimanakah cara mendiagnosis pasien koma?
Ada kalanya pasien sadar tetapi tidak responsif terhadap
pemeriksa diakibatkan oleh gangguan sistem saraf
sensorik, motorik (lumpuh), atau karena alasan fisiologis
lain yang menyebabkan pasien memutuskan untuk tidak
menanggapi pemeriksa. Dalam hal ini, disumsikan bahwa
8
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
juli 2016
pasien tidak responsif bukan karena tidak sadar namun
karena gangguan sensorik atau motorik yang dideritanya.
Perlu pemeriksaan khusus oleh dokter dan atau para
medis untuk melakukan pemeriksaan kesadaran guna
menentukan koma tidaknya seseorang.
Penegakkan diagnosa koma adalah didasarkan pada
anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium. Ketiga hal
tersebut juga diperlukan dalam menentukan penyebab
koma dan melakukan penatalaksanaan awal. Gambar
1 menunjukkan berbagai cara dalam memberikan
rangsangan nyeri pada pasien koma.
Gambar 1. Sejumlah metode yang dapat digunakan
untuk menimbulkan rangsang nyeri pada pasien koma.
Stimulasi noxius dan menimbulkan trauma yang minimal
dapat diberikan. A. Pada fissura supraorbita B. Pada ujung
kuku jari tangan maupun kaki C. Pada sternum D. Pada
temporomandibular joint (Plum dan Posner, 2007).
Di manakah letak anatomi gangguan kesadaran?
Ada tiga area anatomi penting (gambar 2) yang dapat
mempengaruhi kesadaran, yaitu:
1. Reticular formation (mesensefalon bagian atas)
2. Diensefalon bilateral (talamus)
3. Hemisfer cerebral bilateral
Bila didapatkan lesi pada salah satu area pada struktur
neuroanatomi yang tersebut di atas, baik fokal maupun
difus, maka akan terjadi gangguan kesadaran.
Gambar 2.
Struktur
neuroanatomi yang
berperan dalam
kesadaran (Flemming,
2007)
Bagaimanakah patofisiologipasien koma?
Kondisi apa pun yang menyebabkan lesi atau gangguan
pada sistem ARAS, talamus, dan korteks cerebri akan dapat
menyebabkan koma.
Bagaimanakah manajemenpada pasien koma?
Manajemen pada pasien koma terdiri dari manajemen
umum dan manajemen khusus.
Prinsip manajemen umum pada pasien koma:
1. Memastikan oksigenasi
ABC: Airway, Breathing, Circulation
Penting
bagi
dokter
dan
paramedis
untuk
memastikan
jalan
napas
pasien,
adekuat ataukah tidak dan apakah tekanan perfusi
arterinya cukup. Bila ditemukan ketidakadekuatan
maka perlu diperbaiki dan dipertahankan agar tetap
adekuat. Tekanan darah, nadi, dan respirasi rate
dapat memberikan petunjuk yang berguna untuk
menentukan penyebab koma.
2. Memastikan sirkulasi
3. Mengatur kadar glukosa
4. Menurunkan tekanan intra kranial
5. Menghentikan kejang
6. Mengobati infeksi
7. Mengembalikan keseimbangan asam basa dan
keseimbangan elektrolit
8. Menyesuaikan suhu badan
9. Memberikan thiamin
10.Mempertimbangkan pemberian antidotum spesifik
(seperti naloxon,flumazenil, dan lain sebagainya)
11.Mengatasi kecemasan
Prinsip manajemen khusus pada pasien koma?
Manajemen khusus pada pasien koma diberikan sesuai
dengan diagnosis masing-masing pasien, tergantung
penyebab koma pada masing-masing pasien.
Apakah penyulit koma?
Pada pasien koma kadang terjadi penyulit. Beberapa
penyulit yang sering muncul antara lain:
1. Aspirasi
2. Pneumonia hipostatik
3. Dekubitus/ borok tekan
4. ISK (Infeksi Saluran Kemih)
Sumber Pustaka
Flemming KD. Principles of Critical Care Neurology. In :
Mowzon N, Flemming KD (eds). Neurology Board
Review An Illustrated Study Guide. Canada : Mayo Clinic
Scientific Press 2007 : 401 – 407.
Greenberg DA, Aminoff MJ, Simon RP, 2002. Clinical Neurology.
5th ed. Lange Medical Book/Mc-Graw Hill. 317 – 335.
Plum, Posner. Plum and Posner’s Diagnosis of Stupor and
Coma. 4th ed. New York : Oxford University Press 2007
: 3 - 6.
Tampak Panitia Pertemuan Ilmiah Tahunan Daerah ke 6, Pengurus Daerah Ikatan Perawat Dialisis Indonesia Jatim dengan tema ‘Kesiapan
Perawat Dialisis Menyambut Era Akreditasi & MEA pada tanggal 9-10 April 2016.
Quadruple Joint Symposium Tahun 2016 yang diselenggarakan oleh SMF Penyakit Dalam pada tanggal 23-24 April 2016 di Hotel Shangrila
Good Clinical Practice angkatan 2 Tahun 2016 diikuti oleh 50 peserta yang merupakan staf dokter RSDS. Kegiatan ini bekerjasama dengan
Prodia the CRD & IASMED pada tanggal 27-28 April 2016.
juli 2016
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
9
berita foto
Peringatan Hari Kartini, 21 April 2016
Mengadopsi semangat Kartini ini, RSUD Dr. Soetomo menghimbau para karyawati di bidang administrasi untuk mengenakan busana daerah.
Untuk mengapresiasi antusias karyawan, pihak RSUD Dr. Soetomo bahkan memberi hadiah bagi karyawati dengan busana daerah terbaik
(tampak atas).
(Tampak bawah) Petugas pelayanan kesehatan di IRJ tidak mau ketinggalan juga berbusana daerah dalam melayani pasien.
10
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
juli 2016
Lomba Busana Kebaya Nasional, 21 April 2016
Juara 2
Juara 1
Juara Harapan 2
Juara Harapan 3
Juara 3
Juara Harapan 1
Lomba Busana Kebaya Nasional diadakan di ruang Loka Widya
RSUD Dr. Soetomo yang diselenggarakan oleh Dharma Wanita
Persatuan (DWP) RSUD Dr. Soetomo – FK Unair ini diikuti oleh
51 peserta terdiri dari karyawati hingga para dokter.Meski bukan
peragawati mereka tampak lihai berlenggak lenggok di atas
panggung. Gaya mereka pun bermacam-macam. Berbalut kebaya
beberapa peserta tampil anggun dan kalem bagai putri keraton,
namun ada juga yang tampil percaya diri hingga melambaikan tangan
bak seorang Miss Universe.
Putri Indonesia Th. 1992, Putri Maharani, ikut hadir dalam acara
lomba tersebut. Beliau menjadi juri bersama dengan Bapak Yanuar
dari LT Pro dan Sarriya Ramadhani, Juara I Putri Citra Indonesia
2007 dan Runner Up 1 Ratu Kebaya ASEAN 2008. Mereka bertiga
memberi penilaian dengan berbagai kriteria antara lain busana dan
gaya.
Tampak sebagai juara dalam lomba tersebut : dr. Paramitha dari SMF
Mata tampil sebagai Juara I, dr. Kenzola dari SMF Jantung sebagai
Juara 2, dr. Dinda Anes dari SMF Ilmu Kesehatan Anak sebagai
Juara 3, dr. Nurlina dari SMF THT sebagai Juara Harapan I, dr. Amalia
dari SMF Kulit dan Kelamin sebagai Juara Harapan II, dan dr. Elen
dari SMF Gigi dan Mulut sebagai Juara Harapan III.
juli 2016
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
11
berita foto
Jum’at, 29 April 2016, Plt. Direktur RSUD Dr. Soetomo, dr. Harsono, bersama Wadir Umum & Keuangan, Endang Damayanti, dr., M.Mkes,
M.Hum, dan Wadir Diklit, Bangun Trapsila Purwaka, dr., Sp.OG(K), melakukan peletakan tiang pancang pertama pembangunan Kidney
Center. Ini sekaligus menandai diresmikannya mega proyek Groundbreaking yang sedang berjalan.
Mega proyek Groundbreaking ini merupakan proyek perbaikan dan pembangunan fasilitas RSUD Dr. Soetomo. Tepatnya ada 13 fasilitas
yang tercakup dalam mega proyek tersebut yakni : Pembangunan Kidney Center, Pembangunan Gedung Instalasi Paliatif, Pembangunan
lanjutan Gedung PPJT, Pembangunan lanjutan Gedung Geriatri, Pembangunan lanjutan Gedung Instalasi Farmasi, dan Pembangunan
lanjutan Gedung ITKI, Revitalisasi Gedung IRJ dan Instalasi Gizi, Renovasi Lab. Stem Cell, Pengembangan IPAL Instalasi Sanitasi,
Perencanaan Gedung Intermediate & Bedah, Perencanaan HOSTEL & Pujasera, serta Perencanaan Gedung Parkir.
Ground Breaking
Penghormatan terakhir diberikan kepada
almarhum Ir. Oerip Soedarman sebagai
pememu hari Lahir RSU Dr. Soetomo
dengan menyolati jenazah nya di
Kediamannya Jl. Kertajaya Indah V/ 7
Surabaya pada Rabu 4 Mei 2016.
Family Gathering Department/ SMF/ Instalasi Patologi Anatomi FK. Unair/ RSUD Dr. Soetomo ke Singapore 5-7 Mei 2016, tampak foto
bersama Plt. Direktur RSUD Dr. Soetomo dr. Harsono sebelum berangkat.
12
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
juli 2016
Seminar Kesehatan Populer yang diselenggarakan
oleh Instalasi GRIU Graha Amerta
Seminar “Ginjal Sehat. Batu Ginjal ….. No Way !!! diadakan pada Sabtu 9 April 2016 dengan pembicara Pranawa, dr, SpPD, KGH,
FINASIM, M. Riza Kurniawan, dr, SpA, Dr. Wahyoedjati Soesanto, dr, SpU(K).
Seminar “ Makanan Sehat Otak Cerdas Anak Brilian” diadakan pada Sabtu 30 April 2016 dengan pembicara Dr.Hermanto Tri Joewono, dr,
SpOG(K), Mira Irmawati, dr, SpA(K), Nur Aisyah Widjaya, dr, SpA(K).
Seminar “Retinoblastoma, Kenali BINARNYA Sejak Dini” diadakan pada Sabtu 14 Mei 2016, tampil sebagai pembicara Dr.H.Hendrian D.
Soebagjo, dr, SpM(K); Delfitri Lutfi, dr, SpM, Bpk Kuncoro Jakti (Ocularis RS Mata Undaan).
Seminar “Nyeri Jangan Dianggap Remeh “ diadakan pada Sabtu 28 Mei 2016 tampil sebagai pembicara Yudha Haryono, dr, SpS(K), Jusri
Ichwani, dr, SpPD,KGER, Rwahita, dr, SpKFR, Erikavitri Yulianti, dr, SpKJ(K).
juli 2016
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
13
berita foto
Pelantikan dan Sertijab 2016
Pelantikan dan serah terima jabatan (sertijab) Wakil Direktur, Kepala Bidang/ Bagian serta pelantikan Ketua SMF dan Kepala Instalasi
RSUD Dr. Soetomo pada 19 Mei 2016 di Grahadi dipimpin langsung oleh Gubernur Provinsi Jawa Timur, H. Soekarwo. Beliau melantik Dr.
Joni Wahyuhadi, dr., Sp.BS sebagai Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Dr. Hendrian Dwi Koloso S., dr., Sp.M(K) sebagai Wakil Direktur
Penunjang Medik. Sementara Tri Wahyu Martanto, dr., Sp.OT(K) dilantik sebagai Kabid. Pelayanan Medik; Dr. Cita Rosita, dr., Sp.KK(K)
sebagai Kabid. Penetitian & Pengembangan; Shinta Widyansih M., drg., M.Kes sebagai Kabid. Perbekalan & Peralatan Medik; dan Florentina
Joestandari, drg., MT sebagai Kabag. Tata Usaha.
Usai pelantikan, pada 25 Mei 2016, dilaksanakan sertijab para Kepala SMF dan Instalasi di Hall Gedung Pusat Diagnostik Terpadu (GPDT)
RSUD Dr. Soetomo. Plt. Direktur RSUD Dr. Soetomo, dr. Harsono, memimpin acara ini. Beliau juga memberikan kenang-kenangan
kepada Dr. Kohar Hari Santoso, dr.,SpAn; Dra. Sri Widayati,Apt.,Sp.FRS; dan Edison Siregar,drg.,M.Pd.I karena pernah menjabat di RSUD
Dr.Soetomo.
PEJABAT STRUKTURAL
No. Jabatan
Pejabat Lama
Pejabat Baru
Dr.Kohar Hari Santoso,dr,SpAn-KIC, KAP(K)
Dra. Sri Widayati, Apt, SpFRS
Dr.I Gusti Made Reza Gunadi Ranuh,dr,SpA (K)
Edison Siregar, drg, M.Pd.I
drg. Shinta Widyansih M, MM
drg. Florentina Joestandari, MT
Dr. Joni Wahyuhadi, dr, Sp.BS (K)
dr. Moh. Yusuf, S.KM
Drs. Andri Rianto, MM
Drs. Suwanto, SH, MH.
Dr. Joni Wahyuhadi, dr.Sp.BS (K)
Dr.Hendrian Dwikoloso Soebagjo, dr.Sp.M (K)
Dr.Cita Rosita Sigit Prakoeswa, dr.Sp.KK (K)
Drg. Siti Rachmawati, MARS
drg. Florentina Joestandari, MT
drg. Shinta Widyansih M, MM
dr. Tri Wahyu Martanto, Sp.OT(K)
Drs. Andri Rianto, MM
Drs. Suwanto, SH, MH.
dr. Moh. Yusuf, S.KM
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Wadir Pelayanan Medik & Keperawatan
Wadir Penunjang Medik
Kabid Penelitian & Pengembangan
Kabag Kepegawaian
Kabag Tata Usaha
Kabid Perbekalan & Peralatan Medik
Kabid Pelayanan Medik
Kasubag Umum & Rumah Tangga
Kasubag Administrasi & Pembinaan Pegawai
Kepala Seksi Penelitian
KETUA SMF
No. Jabatan
Pejabat Lama
H. Sjamsul Arief, dr., Sp.A Muhammad Faizi, dr, Sp.A
Dr. Ferdiansyah, dr., Sp.OT(K)
Dr. Dwikora Novembri U, dr., Sp.OT(K)
Prof. Dr. Sjaifuddin Noer, dr., Sp.B, Sp.BP-RE(K) Iswinarno Doso Saputro, dr., Sp.BP-RE(K)
Prof. Dr. Soetojo, dr., Sp.U
Dr. Wahjoe Djati Soesanto, dr., Sp.U
Puger Rahardjo, dr., Sp.An.K-IC Dr. Hamzah, dr., Sp.An.KNA
Djiwatmo, dr., Sp.M(K)
Nurwasis, dr., Sp.M(K)
Wijoto, dr., Sp.S(K)
Muhammad Hamdan, dr., Sp.S
Iskandar Zulkarnain, dr., Sp.KK(K) Dr. Muhammad Yulianto Listiawan, dr., Sp.KK(K)
H. Hoediyanto, dr., Sp.F(K)
Edy Suyanto, dr., Sp.F, SH
Prof. Dr. Aryati, dr., MS, Sp.PK(K)
Yetty Hernaningsih, dr., Sp.PK
Prof. Dr. Widodo Ario Kentjono, dr., Sp.THT-KL(K), FICS Muhtarum Yusuf, dr., Sp.THT-KL(K)
Sasanti Yuniar Santosewoyo, dr., Sp.KJ (K)
I Gusti Ngurah Gunadi Sindhu Putra, dr., Sp.KJ(K)
Harsiwi Purwandani, drg., Sp.KG Christinari Ratih, drg., Sp.KGA
Prof. Dr. Ni Made Mertaniasih, dr., Sp.MK Dr. Eko Budi Koendhori, dr., Sp.MK
Alm. Onny Pieter Sono, dr. Tjahjo Djojo Tanojo, dr., Sp.And.
Elly Listiyani, dr. Budi Sulistiani yulianto, dr. M.Kes
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Ka. SMF Ilmu Kesehatan Anak Ka. SMF Ilmu Bedah Ortopedi & Traumatologi Ka. SMF Ilmu Bedah Plastik Ka. SMF Bedah Urologi Ka. SMF Anastesiologi & Reanimasi Ka. SMF Ilmu Kesehatan Mata Ka. SMF Ilmu Penyakit Syaraf Ka. SMF Ilmu Penyakit Kulit & kelamin Ka. SMF Kedokteran Forensik & medikolegal Ka. SMF Patologi Klinik Ka. SMF Ilmu Kesehatan THT-KL Ka. SMF Ilmu Penyakit Jiwa Ka. SMF Ilmu Kesehatan Gigi & Mulut Ka. SMF Mikrobiologi Klinik Ka. SMF Andrologi Ka. SMF Dokter Umum Pejabat Baru
KEPALA INSTALASI
No. Jabatan
Pejabat Lama
Pejabat Baru
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
Hidayati Wardhani, drg. Prof. H. Heru Santoso, dr., Sp.OG(K) Onk. Yoga Wijayahadi, dr., Sp.B(K)KL, FINACS(K)
Tri Wahyu Martanto, dr, SpOT(K)
Ashon Sa’adi, dr. Sp.OG Alm. Hari Kushariono, dr., Sp.A Heroe Soebroto, dr. Sp.B-TKV (K)
Didi Ariono Budiyono,dr,Sp.KJ (K) Mochammad Yamin Sunaryo Suwandi, dr., Sp.Rad(K) Tulus Panuwun, dr., MS, Sp.PA(K) Djoko Marsudi, dr., MS, Sp.PK(K) Kartuti Debora, dr., MS, Sp.MK Dr. Ahmad Yudianto, dr., Sp.F, SH, M.Kes Urip Murtedjo, dr., Sp.B(K)KL, PGD, Pall.Med Pranawa, dr., Sp.PD, K-GH
Roestiniadi Djoko Soemantri, dr., Sp.THT-KL Ir. Dwi Narmianto Dra. Siti Farida, Apt., Sp.FRS R. Sunarso Suyoso, dr., Sp.KK(K)
Elly Listiyani, dr.
Prof. Dr. Rochmad Romdoni, dr., Sp.PD,Sp.JP(K)FIHA,FASCC
Desak Gede Agung Suprabawati, dr., Sp.B(K) Onk.
Mouli Edwards, dr., Sp.OT
Wita Saraswati, dr., Sp.OG
Dr. I Dewa Gede Ugrasena, dr., Sp.A(K)
Iskandar Ali, dr., Sp.B(K) Onk.
Margaritta Maria Maramis, dr., Sp.KJ(K)
Hartono Yudi Sarastika, dr., Sp.Rad.(K)
Etty Hari Kusumastuti, dr., Sp.PA
Dr. Hartono Kahar, dr., Sp.PK, MQIH
Prof. Dr. Eddy Bagus Wasito, dr., MS. SpMK(K)
H. Hoediyanto, dr., Sp.F(K)
I.G.B. Adria Hariastawa, dr., Sp.BA(K)
Nunuk Mardiana, dr., Sp.PD
Trisiswati Indranarum, dr., Sp.KK
Budi Minarno, SST
Drs. Ali Syamlan, Apt., SE, MARS
Pesta Parulian Maurid Edwar, dr., Sp.An
Dateng, SKM Adi Santoso, dr., Sp.B, Sp.U Drs. Ali Syamlan, Apt., SE, MARS Dr. Ferdiansyah, dr., Sp.OT(K) Teguh Sylvaranto, dr, SpAnKIC
Rini Ekowati, SKM, M.KL
Johan Renaldo, dr., Sp.U
Ammar Widitaputra, S.Farm., Apt.
Dr. Heri Suroto, dr., Sp.OT(K)
Anna Surgean Veterini, dr., Sp.An
Ka. Satuan Pengendali Internal Ka. Instalasi Graha Amerta Ka. Gedung Bedah Pusat Terpadu Ka. Instalasi Bedah Pusat Ka. Instalasi Rawat Inap obsgyn Ka. Instalasi Rawat Inap Anak Ka. Instalasi rawat Inap Bedah Ka. Instalasi Rawat Inap Jiwa Ka. Instalasi Radiodiagnostik Ka. Instalasi Patologi Anatomi Ka. Instalasi Patologi Klinik Ka. Instalasi Mikrobiologi Klinik Ka. Instalasi Kedokteran Forensik Ka. Instalasi Gawat Darurat Ka. Instalasi Hemodialisa Ka. Instalasi Rawat Jalan Ka. Instalasi Pemeliharaan Sarana Medik Ka. Instalasi Farmasi Ka. Instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit & Hubungan Masyarakat
Ka. Instalasi Sanitasi Ka. Instalasi Invasive Urogenital (IIU) Ka. Instalasi Sterilisasi Binatu Ka. Instalasi Bank Jaringan Ka. Instalasi Anastesi Bimbingan Teknis Inovasi Pelayanan Publik RSUD Dr. Soetomo dengan Narasumber Dr. Drs. Muhammad Imanuddin, SH, M.Si sebagai
Asdep Perumusan Kebijakan & Pengelolaan Sistem informasi Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara & Reformasi
Birokrasi yang diselenggarakan oleh Bidang Pemasaran & Rekam Medik pada Rabu 11 Mei 2016 dengan peserta Unit Kerja dilingkungan
RSUD Dr. Soetomo.
juli 2016
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
15
berita foto
Kegiatan On Going Profesional Practice Evaluation (OPPE) dan Implementasi Audit Medik RSUD Dr. Soetomo diadakan di Hotel HARRIS,
Selasa 31 Mei 2016. Acara dibuka oleh Plt. Direktur RSUD Dr. Soetomo dr. Harsono. Tampak para Pemateri dan Moderator saat sesi diskusi
(dari kiri) Henry Boyke Sitompul, dr, SpB, Dr. Joni Wahyuhadi, dr, SpBS, Soebagijo Adi, dr, SpPD, K-EMD, FINASIM, dan Pranawa, dr, SpPD,
K-GH). Acara ini diikuti oleh sekitar 150 orang terdiri dari Pejabat Struktural, Ketua SMF, Kepala Instalasi dan Staf Medik RSUD Dr. Soetomo
Bimtek PKRS & Humas Tahap XXIX – Tahun 2016
Diselenggarakan dalam 2 angkatan pada tanggal 18-19 Mei 2016 dan 25-26 Mei 2016 dengan 50 peserta tiap angkatan dari seluruh Unit
Kerja di Lingkungan RSUD Dr. Soetomo. Tampak atas para peserta sangat serius mengikuti materi yang diberikan, tampak bawah para
peserta sedang berdiskusi kelompok untuk membuat POA, Paket Edukasi, Leaflet dan Poster.
16
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
juli 2016
Seminar Thalasemia, 2 Juni 2016
Dharmawanita Persatuan RSUD Dr. Soetomo menyelenggarakan Seminar ’Deteksi Dini Penderita Thalasemia. Seminar diikuti oleh pegawai
RSUD Dr. Soetomo dan juga orang tua pasien thalasemia yang tergabung dalam POPTI (Perhimpunan Oratua Penderita Thalasemia
Indonesia) cabang Surabaya.
Tampak Ketua DWP RSUD Dr. Soetomo (Ibu Ulfa Harsono) & Ketua Panitia acara (Ibu Bendrong) berfoto bersama pembicara (Ugraseno, dr,
SpA) dan Moderator (Hartono Kahar, dr, SpPK).
Tampak kanan bawah salah satu orang tua pasien berbagi pengalaman.
juli 2016
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
17
berita foto
Seminar Kesehatan Populer GRIU Graha Amerta – 5 Juni 2016
Seminar Kesehatan Populer dengan topik ’Hidup Optimistis & Berkualitas bersama SLE/Lupus’ yang diselenggarakan oleh IRA Cabang
Surabaya berkerjasama dengan Kirana Lupus-Graha Kupu Lamongan-YLI Jatim menyelenggarakan World Lupus Day. Dengan pembicara
Prof. Dr.H. Joewono Soeroso, dr, M.Sc, SpPD, K-R, FINASIM & Erikavitri Yulianti, dr, SpKJ(K), Moderator Ibu Baby Anita Yoewono, S.Si pada
Minggu 5 Juni 2016 di Ruang Pertemuan Lt.1 Graha Amerta RSUD Dr. Soetomo.
Sertijab Pejabat Instalasi GRIU Graha Amerta – 15 Juni 2016
Seritijab Pejabat Instalasi GRIU Graha Amerta oleh Wadir Umum dan Keuangan RSUD Dr Soetomo dr. Endang Damayanti, M.Mkes, M.Hum
sebagai berikut :
No.
Jabatan
Pejabat Lama
Pejabat Baru
1
Kepala Instalasi Graha Amerta
Prof. Heru Santoso, dr, SpOG(K)
Prof. Dr. dr. R. Romdoni, SpJP (K) FIHA
2
Wakil Kepala Instalasi Graha Amerta
-
Dr. dr. Ferdiansyah, SpOT (K)
3
Koordinator Sekretariat
Dr.Hendrian Dwikoloso Soebagjo, dr.Sp.M (K)
Drg. Elies Juniar Sujarwati, M. Si
4
Koordinator Keuangan
Edi Harijono, SE
R. Ari Wahyu Hidayat, S.Sos., MM
5
Koordinator Pelayanan Medik dan Keperawatan Arifoel Hajat, dr, SpPK
dr. Yudha Haryono, SpS
6
Koordinator Penunjang Medik
Arifoel Hajat, dr, SpPK
drg. Nuke Suprijani
18
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
juli 2016
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 77 TAHUN 2015
tentang
PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Pasal 35 Undang-Undang Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, perlu
menetapkan Peraturan Presiden tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit;
unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang
memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom.
4. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
2.Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
153, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5072);
Pasal 2
Pengaturan pedoman organisasi Rumah Sakit bertujuan
untuk mewujudkan organisasi Rumah Sakit yang efektif,
efisien, dan akuntabel dalam rangka mencapai visi dan
misi Rumah Sakit sesuai tata kelola perusahaan yang baik
(Good Corporate Governance) dan tata kelola klinis yang
baik (Good Clinical Governance).
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG
PEDOMAN ORGANISASI RUMAH
SAKIT.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan:
1. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat.
2. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan
negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil
Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai
Pasal 3
Pengaturan pedoman organisasi Rumah Sakit berlaku
bagi seluruh Rumah Sakit di Indonesia.
BAB II
ORGANISASI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 4
(1)Organisasi Rumah Sakit disesuaikan dengan besarnya
kegiatan dan beban kerja Rumah Sakit.
(2)Struktur organisasi Rumah Sakit harus membagi habis
seluruh tugas dan fungsi Rumah Sakit.
Pasal 5
Setiap pimpinan organisasi di lingkungan Rumah
Sakit wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi,
simplifikasi, sinkronisasi dan mekanisasi di dalam
lingkungannya masing-masing serta dengan unit-unit
lainnya.
Pasal 6
(1)Organisasi Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas:
juli 2016
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
i
a. kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit;
b. unsur pelayanan medis;
c. unsur keperawatan;
d. unsur penunjang medis;
e. unsur administrasi umum dan keuangan;
f. komite medis; dan
g. satuan pemeriksaan internal.
(2)Unsur organisasi Rumah Sakit selain kepala Rumah
Sakit atau direktur Rumah Sakit sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat berupa direktorat,
departemen, divisi, instalasi, unit kerja, komite dan/
atau satuan sesuai dengan kebutuhan dan beban
kerja Rumah Sakit.
(3)Unsur organisasi Rumah Sakit sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b sampai dengan huruf e dapat
digabungkan sesuai kebutuhan, beban kerja, dan/
atau klasifikasi Rumah Sakit.
Bagian Kedua
Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit
Pasal 7
(1)Kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf
a adalah pimpinan tertinggi dengan nama jabatan
kepala, direktur utama, atau direktur.
(2)Kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas
memimpin penyelenggaraan Rumah Sakit.
(3)Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah
Sakit menyelenggarakan fungsi:
a. koordinasi pelaksanaan tugas dan fungsi unsur
organisasi;
b. penetapan kebijakan penyelenggaraan Rumah
Sakit sesuai dengan kewenangannya;
c. penyelenggaraan tugas dan fungsi Rumah Sakit;
d. pembinaan, pengawasan, dan pengendalian
pelaksanaan tugas dan fungsi unsur organisasi;
dan
e. evaluasi, pencatatan, dan pelaporan.
Bagian Ketiga
Unsur Pelayanan Medis
Pasal 8
(1)Unsur pelayanan medis sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (1) huruf b merupakan unsur organisasi di
bidang pelayanan medis yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada kepala Rumah Sakit atau
direktur Rumah Sakit.
(2)Unsur pelayanan medis sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dipimpin oleh direktur, wakil direktur, kepala
bidang, atau manajer.
Pasal 9
(1)Unsur pelayanan medis sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 bertugas melaksanakan pelayanan medis.
(2)Dalam
melaksanakan
tugas
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), unsur pelayanan medis
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana pemberian pelayanan medis;
b. koordinasi dan pelaksanaan pelayanan medis;
ii
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
juli 2016
c. pelaksanaan kendali mutu, kendali biaya, dan
keselamatan pasien di bidang pelayanan medis;
dan
d. pemantauan dan evaluasi pelayanan medis.
(3)Unsur pelayanan medis sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat
(2)meliputi pelayanan rawat jalan, rawat inap, dan
gawat darurat.
Bagian Keempat
Unsur Keperawatan
Pasal 10
(1)Unsur keperawatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (1) huruf c merupakan unsur organisasi
di bidang pelayanan keperawatan yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala
Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit.
(2)Unsur keperawatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dipimpin oleh direktur, wakil direktur, kepala
bidang, atau manajer.
Pasal 11
(1)Unsur keperawatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 bertugas melaksanakan pelayanan
keperawatan.
(2)Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), unsur keperawatan menyelenggarakan
fungsi:
a. penyusunan rencana pemberian pelayanan
keperawatan;
b. koordinasi
dan
pelaksanaan
pelayanan
keperawatan;
c. pelaksanaan kendali mutu, kendali biaya, dan
keselamatan pasien di bidang keperawatan; dan
d. pemantauan
dan
evaluasi
pelayanan
keperawatan.
Bagian Kelima
Unsur Penunjang Medis
Pasal 12
(1)Unsur penunjang medis sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 ayat (1) huruf d merupakan unsur
organisasi di bidang pelayanan penunjang medis
yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah
Sakit.
(2)Unsur penunjang medis sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dipimpin oleh direktur, wakil direktur,
kepala bidang, atau manajer.
Pasal 13
(1)Unsur penunjang medis sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 bertugas melaksanakan pelayanan
penunjang medis.
(2)Dalam
melaksanakan
tugas
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), unsur penunjang medis
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana pemberian pelayanan
penunjang medis;
b. koordinasi
dan
pelaksanaan
pelayanan
penunjang medis;
c. pelaksanaan kendali mutu, kendali biaya,
dan keselamatan pasien di bidang pelayanan
penunjang medis;
d. pengelolaan rekam medis; dan
e. pemantauan dan evaluasi pelayanan penunjang
medis.
(3)Rumah Sakit dapat membentuk unsur pelayanan
penunjang non medis sesuai dengan kebutuhan.
(4)Kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit
menetapkan lingkup pelayanan atau bidang yang
masuk dalam unsur pelayanan penunjang medis
dan unsur pelayanan penunjang non medis.
Bagian Keenam
Unsur Administrasi Umum dan Keuangan
Pasal 14
(1)Unsur administrasi umum dan keuangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf
e merupakan unsur organisasi di bidang pelayanan
administrasi umum dan keuangan yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala
Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit.
(2)Unsur administrasi umum dan keuangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin
oleh direktur, wakil direktur, kepala bidang, atau
manajer.
Pasal 15
(1)Unsur administrasi umum dan keuangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 bertugas
melaksanakan administrasi umum dan keuangan.
(2)Dalam
melaksanakan
tugas
administrasi
umum sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), unsur administrasi umum dan keuangan
menyelenggarakan fungsi pengelolaan:
a. ketatausahaan;
b. kerumahtanggaan;
c. pelayanan hukum dan kemitraan;
d. pemasaran;
e. kehumasan;
f. pencatatan, pelaporan, dan evaluasi;
g. penelitian dan pengembangan;
h. sumber daya manusia; dan
i. pendidikan dan pelatihan.
(3)Dalam melaksanakan tugas keuangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), unsur administrasi umum
dan keuangan menyelenggarakan fungsi:
a. perencanaan anggaran;
b. perbendaharaan dan mobilisasi dana; dan
c. akuntansi.
Pasal 16
Dalam hal diperlukan, penyelenggaraan fungsi dalam
unsur administrasi umum dan keuangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) huruf g, huruf h, dan
huruf i dapat menjadi unsur tersendiri.
Bagian Ketujuh
Komite Medis
Pasal 17
(1)Komite Medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal
6 ayat (1) huruf f merupakan unsur organisasi yang
mempunyai tanggung jawab untuk menerapkan tata
kelola klinis yang baik (good clinical governance).
(2)Komite Medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada kepala
Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit.
Pasal 18
(1)Komite Medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17
bertugas meningkatkan profesionalisme staf medis
yang bekerja di rumah sakit dengan cara:
a. melakukan kredensial bagi seluruh staf medis yang
akan melakukan pelayanan medis di rumah sakit;
b. memelihara mutu profesi staf medis; dan
c. menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf
medis.
(2)Dalam melaksanakan tugas kredensial sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, Komite Medis
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan
dan
pengkompilasian
daftar
kewenangan klinis sesuai dengan masukan
dari kelompok staf medis berdasarkan norma
keprofesian yang berlaku;
b. penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian
kompetensi, kesehatan fisik dan mental, perilaku,
dan etika profesi;
c. evaluasi data pendidikan profesional kedokteran
atau kedokteran gigi berkelanjutan;
d. wawancara terhadap pemohon kewenangan
klinis;
e. penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang
adekuat;
f. pelaporan hasil penilaian kredensial dan
menyampaikan rekomendasi kewenangan klinis
kepada komite medik;
g. pelaksanaan proses rekredensial pada saat
berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis
dan adanya permintaan dari komite medik; dan
h. rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan
surat penugasan klinis.
(3)Dalam melaksanakan tugas memelihara mutu profesi
staf medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b, Komite Medis menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan audit medis;
b. rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam
rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis;
c. rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka
pendidikan berkelanjutan bagi staf medis rumah
sakit tersebut; dan
d. rekomendasi proses pendampingan (proctoring)
bagi staf medis yang membutuhkan.
(4)Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika,
dan perilaku profesi staf medis sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c, Komite Medis menyelenggarakan
fungsi:
a. pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran;
b. pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan
pelanggaran disiplin;
c. rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di
rumah sakit; dan
d. pemberian nasehat atau pertimbangan dalam
juli 2016
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
iii
pengambilan keputusan etis pada asuhan medis
pasien.
membentuk Dewan Pengawas Rumah Sakit sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 19
(1)Selain Komite Medis sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17, dapat dibentuk komite lain untuk
penyelenggaraan fungsi tertentu di Rumah Sakit sesuai
kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan dan keselamatan pasien.
(2)Komite lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat berupa komite:
a. keperawatan;
b. farmasi dan terapi;
c. pencegahan dan pengendalian infeksi;
d. pengendalian resistensi antimikroba;
e. etika dan hukum;
f. koordinasi pendidikan; dan
g. manajemen risiko dan keselamatan pasien.
Pasal 24
Dewan Pengawas Rumah Sakit sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 merupakan unit nonstruktural
yang bersifat independen, dibentuk, dan bertanggung
jawab kepada pemilik Rumah Sakit.
Pasal 20
Komite Medis dan komite lain sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17 dan Pasal 19 dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan.
Bagian Kedelapan
Satuan Pemeriksaan Internal
Pasal 21
(1)Satuan pemeriksaan internal sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 ayat (1) huruf g merupakan unsur
organisasi yang bertugas melaksanakan pemeriksaan
audit kinerja internal rumah sakit.
(2)Satuan pemeriksaan internal sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah
Sakit.
Pasal 22
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 ayat (1), satuan pemeriksaan internal
menyelenggarakan fungsi:
a. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan manajemen
risiko di unit kerja rumah sakit;
b. penilaian terhadap sistem pengendalian, pengelolaan,
dan pemantauan efektifitas dan efisiensi sistem dan
prosedur dalam bidang administrasi pelayanan, serta
administrasi umum dan keuangan;
c. pelaksanaan tugas khusus dalam lingkup pengawasan
intern yang ditugaskan oleh kepala Rumah Sakit atau
direktur Rumah Sakit;
d. pemantauan pelaksanaan dan ketepatan pelaksanaan
tindak lanjut atas laporan hasil audit; dan
e. pemberian konsultasi, advokasi, pembimbingan,
dan pendampingan dalam pelaksanaan kegiatan
operasional rumah sakit.
Bagian Kesembilan
Dewan Pengawas Rumah Sakit
Pasal 23
Selain unsur organisasi Rumah Sakit sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1), Rumah Sakit dapat
iv
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
juli 2016
BAB III
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 25
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku,
seluruh Organisasi Rumah Sakit yang saat ini ada,
dinyatakan masih tetap berlaku dan wajib menyesuaikan
dengan ketentuan dalam Peraturan Presiden ini dalam
jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun sejak Peraturan
Presiden ini diundangkan.
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 26
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku:
a. Semua peraturan perundang-undangan yang
merupakan peraturan pelaksanaan dari Keputusan
Presiden Nomor 40 Tahun 2001 tentang Pedoman
Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit Daerah,
dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan
Presiden ini.
b. Ketentuan Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 9, dan
Pasal 10 Keputusan Presiden Nomor 40 Tahun 2001
tentang Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan
Rumah Sakit Daerah, dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Pasal 27
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Presiden ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 3 Juli 2015
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 3 Juli 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
YASONNA H. LAOLY
Pelepasan Purna Tugas Kepala Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. Soetomo Urip Murtedjo, dr, SpB-KL diselenggarakan di Ruang Oval IGD
RSUD Dr. Soetomo pada Selasa 19 Juli 2016. Tampak kiri Urip Murtedjo, dr, SpB-KL beserta ibu sedang berjabat tangan dengan Kepala
Instalasi Gawat Darurat penggantinya I.GB. Adria Hariastawa, dr, Sp.BA(K) dan kanan dilanjutkan dengan Halal Bihalal keluarga besar IGD
RSUD Dr. Soetomo.
Pelantikan Pengurus Masyarakat Paliatif Indonesia (MPI) Pusat Periode 2016-2019
dan Pembentukan Perhimpunan Dokter Paliatif Indonesia Perdopin)
Hotel Haris Surabaya – Sabtu, 23 Juli 2016
Tampak atas kiri-tengah, acara diawali dengan Penandatanganan Akte Notaris Perdopin yang dilakukan oleh Ketua MPI Urip Murtedjo, dr,
SpB-KL(K), FINACS(K). FICS. PGD.Pall.Med (ECU. Tampak tengah Pelantikan Pengurus PERDOPIN dan bawah Pelantikan Pengurus MPI.
Kanan atas usai acara dilanjutkan berhalal bihalal dengan saling bersalam-salaman.
juli 2016
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
19
berita foto
Kegiatan Seputar Ramadhan Tahun 1437 H / 2016 M
ih bersama
Sholat Taraw
karyawan
,
af
st
,
ur
Direkt
amah Prof.
er
nc
dengan pe
an Moesa,
Dr. Ali Masch
Guru Besar
i
ga
ba
M.Si se
pel yang
IAIN Sunan Am
n pada
ka
ra
ga
ng
disele
2016 di
ni
Ju
Minggu 19
r RSUD Dr.
uu
-N
An
jid
as
M
Soetomo.
bungkus buka
mbagian nasi
pe
as
at inap
at
k
pa
Tam
ga pasien raw
r pada keluar
ni s/d 4
Ju
6
l
puasa Musafi
ga
ng
ta
si
etomo mulai
0 bungkus na
RSUD Dr. So
rata-rata + 10
an
ng
de
16
Juli 20
setiap hari.
Tampak kiri pe
mbagian Zaka
t fitrah dan
Maal berupa
beras 2,5 Kg
kepada 222
penerima zaka
t ditambah 11
92 amplop
berisi uang lim
a puluh ribu ru
piah oleh
Ketua Takmir
Masjid An Nuu
r RSUD Dr.
Soetomo Prof
. Dr. Med. H.
Moch Soekry
Erfan K, dr, Sp
KF, DFM.
20
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
juli 2016
Kunjungan Arzetti Bilbina ke RSUD Dr. Soetomo – Jum’at 17 Juni 2016
Anggota Komisi VIII DPR RI Arzetti Bilbina memberikan semangat kepada pasien kanker di RSUD Dr. Soetomo agar tetap kuat dalam
menghadapi cobaan kesehatan. Pada kesempatan tersebut juga menyerahkan Peduli Donasi Paliatif dari Lembaga Kemanusiaan ESQ Jatim
dan memberikan bingkisan lebaran kepada penderita kanker yang sedang berobat.
Hirosima University Hospital, Jum’at 3 Juni 2016
Kunjungan Prof. Hiroaki Kimura, MD dan Tim dari Hirosima University Hospital diterima oleh Wakil Direktur Penunjang Medik, Dr. Hendrian D.
Soebagjo, dr, SpM(K) dan Tim dokter SMF Rehabilitasi Medik.
juli 2016
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
21
berita foto
Lomba Klomca Kapita Selekta Puasa Ramadhan antar RS se Surabaya,
Sidoarjo, Gresik dan sekitarnya ke 7 – 22 Juni 2016
Perserta lomba kali ini lebih banyak dari tahun 2014 sebanyak 27 RS dengan Juara Jingle terbaik diraih RSUD Dr. Soetomo, Pemenang juara
I-VI sebagai berikut : 1. RSI Surabaya, 2. RS Darmo, 3. RSUD Dr. Soetomo, 4. RS Al-Irsyad, 5. RS Mitra Keluarga Waru dan 6. RS PHC.
Tampak kanan bawah pemenang juara 1 peserta RSI Surabaya dengan piala bergilir diserahkan oleh Wadir Penunjang Medik RSUD Dr.
Soetomo Dr.Hendrian Dwikoloso Soebagjo, dr.Sp.M (K) didampingi salah satu penulis artikel Buku Kapita Selekta Puasa Ramadhan dr. Muh.
Tohir, SpKJ dan Kepala Instalasi PKRS & Humas dr. Pesta Parulian Maurid Edwar, SpAn.
22
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
juli 2016
Kunjungan Darma Wanita Persatuan RSDS ke Panti Asuhan – Senin, 27
Juni 2016
Kunjungan pertama dan penyerahan bantuan kepada Darul AYTAM-DLUAFA ’RUQOIYAH’ (Panti Asuhan Yatim Piatu – Manula) di Jl.
Peneleh VI/ 44 Surabaya.
Kunjungan kedua dan penyerahan bantuan kepada Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu & Fakir Miskin Al-Ikhlas Jl. Ketintang I no. 30 B
Surabaya.
Kunjungan ketiga dan
penyerahan bantuan
kepada Yayasan Panti
Asuhan ‘Bani Yaqub’
Menanggal IV gang moris
no. 7 Surabaya.
juli 2016
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
23
sekilas info
Bakti Sosial Pengobatan Masal Nyeri dan
Workshop Essential Pain Management
(EPM) di Kabupaten Sumenep, Madura
D
alam rangka memperingati Hari Bakti Dokter Indonesia
ke-108, pada tanggal 3 – 4 Juni 2016, Departemen
Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran
Unair – RSUD Dr. Soetomo bekerjasama dengan RSUD Dr. H.
Moch. Anwar Sumenep dan LSM setempat menyelenggarakan
kegiatan Bakti Sosial Penanganan Nyeri untuk masyarakat
umum dan Workshop Essential Pain Management (EPM)
untuk tenaga medis setempat. Workshop EPM mengajarkan
manajemen nyeri paling esensial, yang meliputi pengenalan
nyeri, cara mendiagnosis nyeri, dan dasar-dasar terapi nyeri
bagi dokter umum di wilayah Sumenep, Madura. Kegiatan
ini merupakan salah satu perwujudan dari kepedulian
Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif FK Unair –
RS Dr. Soetomo dalam mendarmabaktikan keilmuan yang
dimiliki bagi masyarakat, selain juga sebagai salah satu
bentuk penerapan Tri Darma Perguruan Tinggi. Bakti Sosial
yang berfokus terhadap penanganan nyeri ini baru pertama
kali diselenggarakan di wilayah Madura.
Nyeri seringkali dianggap hal yang tidak terlalu berbahaya
sehingga sering terabaikan, padahal nyeri yang tidak
tertangani dengan baik telah terbukti mengganggu sistim
tubuh. Nyeri bisa menyebabkan gangguan metabolism
tubuh, sistim kardiovaskuler, respirasi, genitourinaria,
gastrointestinal, bahkan gangguan psikologis yang
selanjutnya berdampak terhadap “behavioral” seperti
gangguan tidur, kecemasan serta depresi. Albert Schweitzer,
seorang pakar kedokteran, pada tahun 1914 menulis
ungkapan yang sangat terkenal, yaitu “Pain is a more terrible
lord of mankind then even death itself”. Ungkapan tersebut
sangat relevan terlebih pada penderita kanker, bahwa “nyeri”
yang diderita lebih menakutkan dibandingkan dengan
kematian itu sendiri.
Selain fakta tersebut, dalam literature juga disebutkan
bahwa nyeri akut akan berubah menjadi nyeri kronis yang
lebihsulit ditangani yang pada era BPJS ini tentunya akan
Diagram Jenis dan lokasi Keluhan Nyeri
24
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
juli 2016
berdampak pula pada klaim BPJS yang membengkak
akibat komplikasi akibat nyeri ini. Semua hal tersebut
di atas seharusnya menjadi alasan kuat bagi semua
elemen masyarakat, baik sebagai tenaga medis maupun
masyarakat secara umum untuk senantiasa berjuang
melawan nyeri sesuai dengan peran mereka masingmasing. Perlu dipahami bahwa agar bisa mencapai hasil
yang optimal, maka diperlukan kerjasama antara semua
pihak.
Sesuai dengan perannya sebagai pengelola nyeri yang
telah diatur dalam KepMenkes 779/Menkes/SK/VIII/2008,
maka dokter-dokter yang tergabung Departemen
Anestesiologi dan Reanimasi RSUD Dr. Soetomo juga
menaruh kepedulian yang sangat tinggi terhadap nyeri.
Peran tersebut senantiasa harus selalu ditingkatkan,
karena walaupun nyeri telah ditetapkan sebagai tanda vital
kelima, namun faktanya hal tersebut seringkali diabaikan
atau dianggap remeh oleh masyarakat maupun tenaga
medis. Hal itu tergambar dari hasil penelitian sederhana
yang dilakukan oleh Tim Nyeri RSUD Dr. Soetomo – FK
Unair selama kegiatan tersebut. Hasil studi deskriptif
yang didapat cukup mengejutkan, yaitu bahwa semua
pasien yang berobat tidak pernah diukur skala nyerinya,
baik dengan menggunakan “penggaris nyeri” untuk
pengukuran Visual Analog Scale (VAS) maupun secara
verbal menggunakan Numerical Rating Scale (NRS). Hal ini
tentu sangat bertolak belakang dengan standar akreditasi
yang ditetapkan oleh Joint Commission International (JCI),
bahwa semua pasien yang berobat seharusnya dinilai dan
ditangani secara paripurna.
Animo masyarakat terhadap kegiatan ini cukup besar.
Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya pendaftar
yang ingin mengikuti kegiatan ini (500 orang dalam
waktu 3 hari). Selain mendapat pengelolaan nyeri secara
komprehensif oleh tim dari RSUD Dr. Soetomo saat hari
Diagram NRS saat sebelum tindakan, pada 30 menit pasca
tindakan dan 3 hari pasca tindakan intervensi. (tampak skala
nyeri menurun setelah terapi)
1. Tim Bakti Sosial Pengelolaan Nyeri
2. Dr. Christijogo, dr., Sp.An.KAR sedang memberikan kuliah
tentang nyeri pada dokter-dokter di Sumenep.
3. Pengajar dan peserta workshop EPM di Sumenep.
pelaksanaan kegiatan, pasien juga akan di follow up
sampai sesudah bakti sosial berakhir. Tim Medis yang
berpartisipasi dalam kegiatan ini terutama berasal dari
divisi pengelolaan nyeri dari Departemen Anestesi dan
Terapi Intensif RSUD Dr. Soetomo – FK Unair. Para staf medis
yang turut bergabung dalam kegiatan tersebut antara
lain Prof. Dr. Eddy Rahardjo, dr., Sp.An. KIC KAO; Prof Dr.
Nancy M. R. dr., Sp.An. KIC. KMN; Christrijogo S, dr., Sp.An.
KAR; Herdy Sulistyono, dr., Sp.An. KIC. KMN; Dedi Susila,
dr. Sp.An KMN; Kun Arifi A, dr., Sp.An; Soni Sunarso S, dr.,
Sp.An; Herdiani Sulistyono Putri, dr., Sp.An; Belindo W, dr.,
Sp.An; Yuniar Y, dr., Sp.An, dan dibantu pula oleh beberapa
PPDS I Prodi Anestesiologi dan Terapi Intensif FK Unair.
Selain melakukan pengobatan, tim juga melakukan
edukasi dan pengajaran kepada tenaga medis serta
masyarakat umum di Sumenep melalui berbagai media,
dengan harapan bahwa setelah kegiatan ini, warga
Sumenep tetap dapat merasakan manfaat melalui tangan
tenaga medis di Sumenep dan mampu mengenali gejala
nyeri sejak dini. Selain itu juga telah disepakati adanya
jalinan kerjasama antara RSUD setempat dengan RSUD Dr.
Soetomo, sehingga diharapkan bisa tercipta suatu system
rujukan ke Klinik Pengelolaan Nyeri RSUD Dr.Soetomo
pada pasien yang mengalami nyeri berat dan kompleks.
Sebagai perwujudan Tri Darma Perguruan Tinggi, kegiatan
ini juga menyertakan aspek pendidikan dan penelitian
selain pengabdian pada masyarakat. Dalam hal penelitian,
telah dihasilkan suatu penelitian sederhana terkait nyeri
pada komunitas. Hasilnya cukup mencengangkan bahwa
mayoritas penduduk Sumenep tidak tahu harus berobat
kemana pada saat mereka mengalami nyeri. Hasil total dari
penelitian ini akan kami analisis lebih lanjut untuk diolah
dan publikasikan sebagai bahan pertimbangan kebijakan
penananganan nyeri di Sumenep khususnya dan daerah lain
pada umumnya.
Lokasi Nyeri terbanyak yang dikeluhkan pasien adalah
pada lutut (40%) dan punggung (27%) yang kebanyakan
merupakan nyeri kronis berkisar 96% pasien yang diperiksa
di baksos. Mayoritas pasien yang telah diterapi memberikan
respon sangat puas yang ditandai dengan menurunnya
skala nyeri secara signifikan pasca terapi.
Harapan di masa depan adalah adanya peningkatan
kemampuan tenaga medis serta kesadaran masyarakat
dalam hal nyeri sehingga penanganan nyeri bagi semua
penduduk di Indonesia menjadi semakin baik, dengan
demikian akan semakin banyak lagi senyum yang dapat kita
lihat pada wajah pasien-pasien kita.
juli 2016
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
25
sekilas info
Training Basic Life Support (BLS) bagi Awam di Grand City, 5 Juni 2016
SMF Anastesi & Reanimasi RSUD Dr. Soetomo, Ikatan Dokter Indonesia (IDI),
Permit (Perhimpunan Masyarakat & Pengusaha Tionghoa), dan Tabloid Nyata
1. Kabid. Yanmed, Tri Wahyu Martanto, dr., Sp.OT mewakili
Direktur RSUD Dr. Soetomo membuka Training BLS bagi
masyarakat awam.
2. Ketua IDI, dr. Pudjo, Sp.OG memberikan sambutan.
3. Prof. Eddy Rahardjo, dr.,Sp.An saat memberikan sambutan
dan materi pengenalan BLS.
4. Ketua Permit (Perhimpunan Masyarakat dan Pengusaha
Tionghoa), Bpk. Joshi Halim, memberikan sambutan.
5. Rurus Suryawan, dr., Sp.JP saat memberikan materi.
6. Sebanyak 320 peserta mempraktekkan BLS menggunakan manekin dan didampingi oleh para instruktur yang
merupakan para dokter dari berbagai RS di Surabaya.
26
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
juli 2016
7. Ka. SMF Anastesi, Hamdan, dr., Sp.An., memberikan
sertifikat kepada salah satu peserta.
8. Simbolisasi pemberian sertifikat instruktur oleh Ka. Permit
dan Direktur Tabloid Nyata, Nani Wijaya, kepada Prof. Eddy
Rahardjo, dr., Sp.An. dan Philia Setiawan, dr., Sp.An.
9. Foto bersama panitia, instruktur, dan peserta.
10. Foto bersama seluruh panitia dan instruktur.
juli 2016
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
27
sekilas info
Perjalanan dan Pengembangan
Layanan
Kanker
RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Suatu refleksi menuju perbaikan layanan kanker rumah sakit
dalam bentuk suatu organisasi yang efektif.
Hana D. Pramiasti (Humas PPLK RSDS), Heru Purwanto (Ketua PPLK RSDS)
K
anker adalah salah satu penyakit terbanyak, akan
semakin banyak dan sebagai salah satu penyebab
kematian tertinggi di seluruh dunia, dengan perkiraan
14 juta kasus baru dan 8 juta kematian di tahun 2012 serta
diproyeksikan akan meningkat 70% pada tahun 2030.
Keadaan ini disebabkan karena meningkatnya harapan hidup
dan kesejahteraan, dimana dua pertiga kasus akan terjadi
di negara berkembang, termasuk Indonesia. Berdasarkan
Riset Kesehatan Dasar oleh Kementerian Kesehatan tahun
2011, insiden kanker di Indonesia adalah 100 per 100.000
penduduk.
Sementara itu sama disadari bahwa WHO dan Kemenkes
telah menekankan pengelolaan kanker yang baik adalah
meliputi Promosi dan Edukasi, Skrinning dan Diagnosa
Akurat, Pemberian Terapi yang Tepat dan Sesegera Mungkin,
Perawatan Paliatif dan Mempertahankan Kualitas Hidup
yang layak. Penyakit kanker sendiri mengenai seluruh umur
(meski lebih sering pada usia yang lebih tua, terutama untuk
beberapa jenis kanker) dan mengenai seluruh organ dan
jaringan di tubuh. Oleh karenanya di rumah sakit ditangani
oleh bermacam-macam disiplin ilmu secara spesialistik dan
subspesialistik. Selanjutnya disadari pula bahwa pendekatan
yang terbaik dan termutakhir adalah penanganan secara
multi disiplin atau yang dikenal sebagai Multi Discipline
Team (MDT).
Di RSUD Dr. Soetomo penanganan kanker yang mulai
terorganisir secara multi disiplin, tercatat dimulai era 19801990 dengan dibentukan Tim Kanker dengan beberapa
Pokja: Edukasi-Promosi, Deteksi Dini-Diagnosa Tepat, TerapiRehabilitasi, Perawatan Terminal. Dapat disebut beberapa
tokoh (tanpa mengecilkan nama-nama lain) seperti Alm.
Prof. Dr. Asmino Sp.Rad, Alm. Prof. IDG Sukardja SpB, Prof.
Dr. Roem Soedoko dan Prof. Dr. Subandiri, SpPD. Pada
waktu itu guna menunjukkan arti multi disiplin dibentuklah
Pelayanan Onkologi Terpadu (yang pada waktu itu
ruangannya terletak di galeri jalan ke IRJ, lantai 1) dengan
koordinatornya adalah Alm. Prof. IDG Sukardja didampingi
oleh perawat Alm. Tariyem. Meskipun masih banyak kritikankritikan akan berjalannya poliklinik tersebut namun telah
juga memberikan kontribusi dalam pengelolaan kanker
nasional dengan cikal bakal Registrasi Kanker dan prinsip
hospital without wall. Selanjutnya Ketua Tim Kanker beralih
ke Prof. Prajitno Prabowo SpOG. Pada tahun 2003 ruangan
rawat jalan untuk kasus onkologi dipindahkan ke bekas
Paviliun Airlangga; sampai sekarang dan diberi nama Poli
28
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
juli 2016
Onkologi Satu Atap; yang terkenal dengan singkatan
POSA. Koordinatornya adalah dr. Heru Purwanto, SpB(K).
Onk. Dengan Kepala Unit dan Keperawatan adalah Ibu
Musrini, SST dengan pelayanan onkologi dari berbagai
disiplin ilmu yaitu Bedah, Kandungan, Penyakit DalamHematologi, THT, Mata, dan Paru.
Sehubungan dengan peningkatan kebutuhan akan
kerja sama multi disiplin yang lebih baik dan terorganisir
maka di luar rumah sakit insan staf medis onkologi
tergabung dalam organisasi seminat di bidang onkologi
yang dikenal sebagai Perhimpunan Onkologi Indonesia
Cabang Jawa Timur dan Surabaya. Sekitar tahun 2012
dengan vakumnya Tim Kanker RSUD Dr. Soetomo
Surabaya maka atas prakarsa beberapa insan onkologi
PUSAT PENGEMBANGAN DAN LAYANAN
KANKER RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
SK Direktur Nomor 188.4/3465/301/2014
Tentang
TIM PENGEMBANGAN LAYANAN KANKER RSUD Dr.
SOETOMO SURABAYA
dengan Ketua dr. Heru Purwanto, SpB(K). Onk.
dan Sekretaris dr. Dyah Erawati, SpRad(K) Onk. Rad.
(dimotori dr. Heru Purwanto, SpB(K). Onk. dan dr. Dyah
Erawati, Sp.Rad(K) Onk. Rad. dilakukan diskusi-diskusi
tentang pembentukan Tim Kanker Rumah Sakit. Pada
waktu itu kelompok itu menamakan Komunitas Onkologi.
Meskipun tim kanker belum sepenuhnya terbentuk tetapi
pelayanan dan diskusi multi disiplin tetap dilakukan oleh
berbagai disiplin, seperti Bedah, Kandungan, Interna, THT,
Mata, Urologi, dan sebagainya. Komunitas Onkologi ini
terus saling berdiskusi untuk menuju suatu pembentukan
organisasi yang lebih efektif dan mempunyai kemandirian
dalam memikirkan pengembangan dan layanan kanker di
rumah sakit, sehingga akhirnya pada tahun 2014 dalam
kepemimpinan dr. Dodo Anondo, MPH diterbitkan :
Komunitas onkologi sebelum SK tersebut juga terus
melakukan kegiatan onkologi dengan pusat kegiatan
di POSA dan Instalasi Radioterapi, beberapa kegiatan
fenomenal antara lain :
- Tahun 2013, pada hari kanker sedunia tanggal 04 Juli
menyebarkan brosur tentang kanker dan melakukan
penyuluhan kanker di POSA dan Instalasi Radioterapi
(Ketua Panitia dr. Dyah Erawati, SpRad(K) Onk. Rad.
- Tahun 2014, pada hari Kanker Sedunia tanggal 04 Juli
bersama dengan unsur manajemen rumah sakit, Yayasan
Kanker Indonesia Jawa Timur, menyebarkan brosur dan
leaflet tentang kanker di lingkungan rumah sakit dan
beberapa titik (5 titik) di seluruh kota Surabaya (Ketua
Panitia dr. Heru Purwanto, SpB(K). Onk.)
- Tahun 2015, pada hari Kanker Sedunia, dilakukan suatu
apel gerakan yang lebih luas dan dipusatkan di Grahadi
Jalan Pemuda sertai dikomando oleh Gubernur Jatim,
Pakde Karwo serta diikuti rumah sakit-Dinas Kesehatanunsur pendidik dan masyarakat. Pada apel tersebut
dibacakan “ikrar dan komitmen berbagai unsur terkait
untuk pengelolaan kanker di Jawa Timur” (Ketua dr.
juli 2016
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
29
sekilas info
Hendrian DS, SpM(K) Onk.)
- Pada bulan Oktober 2015 yaitu bulan Kanker Payudara
diselenggarakan “Penyuluhan Awam tentang Deteksi
Dini dan Pengobatan Kanker Payudara” (Ketua Panitia dr.
Hantoro, SpB(K) Onk.)
- Tahun 2016, pada hari Kanker Sedunia tanggal 04 Juli
dengan tema “WE CAN I CAN” dilakukan penyuluhan
kesehatan pada pasien dan pembagian gift yang
dilakukan di POSA dan Instalasi Radioterapi. Pula
diadakan seminar gratis dengan SKP dari PPNI, untuk
para perawat dilakukan simposium “Peran Perawat Dalam
Penanggulangan Kanker” di GDC Lantai 3 (Ketua dr. Indra
Yuli SpOG(K) Onk.).
- Dan beberapa kegiatan lain di masing-masing divisi
onkologi.
Perawat sendiri terus mengembangkan diri dan
keprofesiannya dan pada tahun 2012 berdiri pula
Perhimpunan Perawat Onkologi Indonesia (HIMPONI)
Cabang Jawa Timur yang diketuai oleh Ibu Musrini, SST dan
Sekretaris Hana Dodik Pramiasti, S.Kep. Pada akhir tahun
2015 sampai pertengahan tahun 2016 telah siap dibangun
suatu gedung Pusat Pengembangan dan Layanan Kanker,
yang akan menjadi POSA yang baru, pemberian kemoterapi
rawat jalan, teknik inovatif BM dan Stem Cell serta tempat
memikirkan lebih lanjut pola Pengelolaan Kanker di rumah
sakit (lihat gambar gedung). Pula pada tahun 2016 ini juga
sudah dibentuk Tim Penguatan Registrasi Kanker Rumah
Sakit dengan stake-holder dari Tim Pusat Pengembang dan
Layanan Kanker serta Tim Rekam Medik.
Sementara itu di tingkat Kemenkes, khususnya di
Direktorat Rumah Sakit Rujukan bersama dengan Komite
Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN) juga terus
didiskusikan tentang bagaimana bentuk yang paling
baik Pola Pengelolaan Kanker Rumah Sakit; Tim RSUD Dr.
Soetomo berperan aktif dan sering menjadi narasumber
dalam diskusi-diskusi tersebut.
Sebetulnya Pola Pengelolaan Kanker di RSUD Dr. Seotomo
Surabaya memang harus sudah lebih serius dipikirkan oleh
karena kunjungan rawat jalan dan rawat inap pasien kanker
semakin hari semakin tinggi. (sebagai catatan persentase
kunjungan pasien POSA/kunjungan pasien seluruh IRJ
terus meningkat mulai 9%-tahun 2012, 10%-tahun 2013,
17%-tahun 2014 dan 23%-tahun 2015). Semoga bentukan
organisasi terbaik dan perlunya kemandirian perlu terus
dikembangkan sesuai dengan visi dan misi rumah sakit dan
perbaikan layanan kanker yang baik (= Good Cancer Care)….
Semoga mendapat dukungan semua pihak.
30
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
juli 2016
SEMANGAT HARI KARTINI BERSAMA PASIEN KANKER
DI INSTALASI RADIOTHERAPI RSDS
Hana D Pramiasti - Team Perawat Instalasi Radiotherapi RSDS
PAGI hari yang cerah Kamis, tanggal 21 April 2016
kami semua para staf dokter, perawat, RTT, Fisika Medis
dan Administrasi di Instalasi Radiotherapi ikut membaur
bersama pasien, untuk mengikuti acara Hari Kartini.
Musik dan lagu kami nyanyikan bersama-sama, tampak
antusias para pasien yang sedang menjalani radiasi sangat
senang mendapat hiburan sekaligus kegiatan rutin
kami PKRS. Adapun PKRS tersebut disela-sela hiburan
diantaranya:
1. Sambutan Ka. Inst oleh dr. Dyah E Sp. Rad (K) Onk Rad.
“Semangat Kartini Menjadi Semangat Pasien Kanker
yang Menjalani Pengobatan Radiasi.”
2. Penyuluhan Tentang Alur/Prosedur BPJS di sampaikan
oleh tim Administrasi bapak Abdi Pramono, SE.
3. Penyuluhan tentang Program PPI RSUD salah satunya
“Pencegahan Infeksi di Rumah Sakit yaitu Hand Hygiene
(Cuci Tangan), Etika Batuk dan Bersin yang Benar” agar
pasien dan keluarga pasien juga ikut program tersebut,
disampaikan oleh Tim Perawat Hana D Pramiasti.
4. Permainan Cuci Tangan yang benar bersama pasien
dan pasien yang melakukan dengan benar mendapat
hadiah.
Duet dr. Dyah dan
Prayitno (RTT).
Tim dokter Onkologi
Radiasi.
Joged bersama dengan mas Irin (RTT) ….. tariikk maaangg …
Tim Perawat Radiotherapi.
Tetap semangat joged dengan infus terpasang.
juli 2016
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
31
tokoh
SUPRIYANTO, SKM, MM
Bekerja adalah Tantangan
Lia, Andry, Supriyanto, Marta, Raffa.
Sebagai Kepala Sub Bagian Perencanaan
Program dan Anggaran yang bertugas
membantu Pimpinan dalam penyusunan
dokumen Rencana Strategis, Rencana
Strategis Bisnis, Rencana Bisnis
Anggaran, DPA (Daftar Pelaksanaan
Anggaran) RSUD Dr. Soetomo.
32
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
juli 2016
RIWAYAT PEKERJAAN
Sejak diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil
pada tahun 1980, saya ditugaskan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Tanah Laut dengan ibu kota Pleihari,
Kalimantan Selatan.
Setelah 6 (enam) tahun, tepatnya 2 Januari 1987,
saya pindah tugas ke RSUD Dr. Soetomo. Bekerja di
RSUD Dr. Soetomo mulai dari Bidang Pendidikan dan
Pelatihan (DIKLAT) selama 11 (sebelas tahun). Kemudian
tahun 1998 promosi sebagai Kepala Sub Bagian Tata
Usaha (nomenklatur jabatan saat itu). Setelah setahun
menjabat Kepala Sub Bagian Tata Usaha dimutasi
di Bidang Penelitian dan Pengembangan sebagai
Kepala Seksi Penelitian dan Pengembangan (LITBANG)
Penunjang Medik (nomenklatur saat itu). Menjabat
sebagai Kepala Seksi di Bidang Litbang sejak tahun
2000-2011 (sebelas tahun). Kemudian tahun 2012
(Januari) dimutasi ke Bagian Perencanaan Program
menjadi Kepala Sub Bagian Perencanaan Pogram dan
Anggaran sampai dengan sekarang.
Disamping tugas pokok seperti di atas, saya
mempunyai tugas tambahan sebagai Ketua Komite
K3RS (Kesehatan dan Keselamatan Kerja), Ketua
Tim Kawasan Tanpa Rokok (KTR) RSUD Dr. Soetomo,
juga menjadi Sekretaris/anggota tim lain, misal Tim
Penapisan Teknologi Kesehatan (HTA), Akreditasi/PARS,
JCI, dll.
SUKA DUKA
Tugas di RSUD Dr. Soetomo memiliki sesuatu yang
membuat rasa sukanya itu di saat berbagi ilmu dengan
teman sesama pegawai, mahasiswa, PPDS, DM dalam
pelatihan, penelitian, perencanaan, K3RS, dll.
Dalam bekerja saya lebih senang dengan istilah
tantangan (daripada istilah duka), karena semua
pekerjaan tentu mengalami masa sulit. Hal itu
bisa karena keterbatasan pengetahuan maupun
keterampilan.
MOTTO HIDUP
Sebagai Pegawai dan sebagai diri pribadi dalam
bekerja tentu harus diikuti dengan kemampuan diri
yang mumpuni melalui 3A (ASAH, ASIH dan ASUH).
Disamping berusaha dan berdoa.
RIWAYAT HIDUP
Saya lahir di Kota Bojonegoro, 25 September 1958.
Lingkungan keluarga PNS, dengan delapan (8) orang
saudara.
Menikah dengan Marta Iriani, SKM, MM pada 30
Maret 1983 di Martapura Kalimantan Selatan. Istri
bekerja sebagai PNS RSUD Dr. Soetomo.
Anak kami hanya satu (1) orang, Andry Arianto, SE,
MM. Anak kami (Andry) lahir di Pelaihari, 23 Januari
1985. Bekerja sebagai Chief Manager di Bank Mandiri,
Jalan Basuki Rahmat Surabaya. Telah menikah tahun
2009 dengan Prisilia Dita Yuani, ST, MM (Lia) asal
Malang. Lia bekerja wiraswasta di bidang jasa travelling
(PT. Rodex Holiday) Jalan Dharmahusada Surabaya.
Cucu kami satu (1) orang laki-laki bernama Adrian
Raffa Yuananto (4 tahun).
KATA BIJAK
Kesakitan membuat Anda berpikir. Pikiran
membuat Anda bijaksana. Kebijaksanaan
membuat kita bisa bertahan dalam hidup.
--- John Pattrick --Bila Anda ingin bahagia, buatlah tujuan
yang bisa mengendalikan pikiran,
melepaskan tenaga, serta mengilhami
harapan Anda
--- Andrew Carnegie --Kami tidak pernah melihat ke belakang.
Kami hanya membayangkan ada begitu
banyak yang dapat diharapkan di depan
sehingga tidak ada alasan memikirkan apa
yang seharusnya kami lakukan di masa lalu.
Itu tidak akan menghasilkan perbedaan
apa pun. Anda hanya dapat menjalani
kehidupan ini dengan terus maju.
--- Warren Buffett --Kita perlu menghindari kemiskinan
dalam bentuk ambisi, di mana orang
ingin mengendarai mobil mewah dan
mengenakan pakaian bagus dan tinggal di
Apartement bagus tapi tidak mau bekerja
keras untuk mencapai hal ini. Setiap orang
harus mencoba untuk menyadari potensi
penuh mereka.
--- Barack Hussein Obama --Keyakinan membuat kita memiliki
keingintahuan yang terus bertambah,
juga keberanian untuk melangkah, dan
komitmen serta dedikasi untuk konsistensi
berjuang dan bekerja keras hingga impian
kita terwujud.
--- Walt Disney --juli 2016
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
33
ruang
ruang wanita
CAH JAMUR
BABY BUNCIS
(5 Porsi)
Bahan :
- 100 gram baby buncis
- 100 gram jamur kuping
- 50 gram janten / baby jagung
- 50 gram bunga kol
- 1 sendok makan bawang putih yang sudah
dihaluskan
- 1 sdt kecap Wan
- 1 sdm minyak goreng
- Garam secukupnya
- Merica secukupnya
- 150 ml air
PUTU AYU
PANDAN
(8 Porsi)
Bahan :
- 3 butir telur ayam
- 200 gram tepung terigu protein tinggi
- 250 gr gula pasir
- 250 ml santan
- 2 sendok teh ovalet
- 150 gr kelapa muda parut
- 1 sendok teh garam
- Pasta pandan secukupnya
Cara membuat :
1. Kocok telur ayam selama 5 menit dengan
menggunakan mixer, masukkan gula pasir mixer
terus adonan hingga rata dan mengembang,
setelah mengembang masukkan ovalet, mixer lagi
hingga rata dan adonan berwarna putih
2. Masukkan tepung terigu kedalam adonan adukaduk hingga rata, lalu masukkan santan sedikit
demi sedikit sambil terus diaduk hingga rata,
terakhir masukkan pasta pandan, aduk rata
3. Selanjutnya campurkan kelapa parut dengan
garam, aduk rata. Kemudian olesi cetakan
dengan sedikit minyak goreng, lalu masukkan
kelapa kedalam cetakan sambil ditekan sedikit
agar menjadi padat. Tuangkan adonan putu ayu
kedalam cetakan hingga cetakan penuh atau
sesuai selera.
4. Terakhir panaskan panci pengukus dengan api
sedang, kukus kurang Iebih 15 menit hingga
matang. Angkat dan keluarkan putu ayu dari
dalam cetakan
5. Kue putu ayu siap untuk dihidangkan.
Nilai Gizi :
Energi : 307,5 kkal, Protein :4,6 gram,
Lemak : 4,2 gram, Karbohidrat : 55,05 gram
34
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
juli 2016
Cara Membuat :
1.Potong-potong baby buncis, jamur kuping,
janten, dan bunga kol sesual selera
2.Masukkan minyak goreng, kemudian tumis
bawang putih yang sudah dihaluskan
hingga harum
3.Kemudian masukkan sayuran dan jamur,
aduk dan tambahkan kecap ikan, merica,
garam dan air secukupnya, masak hingga
air menyusut dan sayuran matang
4.Angkat dan sajikan
Nilai Gizi :
Energi : 175 kkal, Protein : 7,5 gram,
Lemak5 gram Karbohidrat : 25 gram
Tim Gizi RSUD Dr. Soetomo Surabaya
ruang unik & lucu
SALAH NGINEP
Dampak Hospitalisasi sebenamya tidak hanya dirasakan anak kecil
yang menjalani perawatan di Rumah Sakit. Pasien dewasa sebenarnya juga
merasakannya. Rasa sakit karena menjalani terapi pengobatan menjadi
faktor utama penyebab dampak hospitalisasi. Suatu han, ketika kami sedang
melakukan tindakan pada pasien, yaltu memasang infus.
“Bu, sakit sedikit ya. Saya tusuk dulu,” kata temanku pada pasien. Pasien
tersebut tidak menjawab.
Karena merasa sakit, pasien itupun berteriak sambil marah-marah. “Mbak,
sakit. Pelan-pelan dong!”
“Ini sudah pelan banget Iho bu. Ayo tarik nafas dulu biar ndak terasa
sakit,” jawab temanku.
Pasien tersebut menarik nafas sambil mengomel, “Masih sakit mbak!”
katanya.
Giliranku menjawab, “Bu, kalau ibu minta nggak sakit. Nginepnya salah.
Jangan nginep disini. Disini tiap hari disuntik 3 kali sampal 4 kali, “ kataku
enteng.
“Lha terus nginep dimana mbak’”
“Katau mau nggak sakit nginep aja di hotel. Kan di hotel nggak mungkin
disuntik-suntik kayak disini”
“Hahaha.... Mbak ini bisa aja.” Pasien tersebut pun tertawa
Ruang Seruni
IBU KAMBOJA
Cerita ini berawal sekitar tiga tahun lalu ketika seorang ibu, sebut saja ibu
Kamboja, membawa anaknya yang berusia 12 tahun berobat ke poli THT-KL
dan bertemu dengan seorang PPDS, kita panggil saja dr. Hasan, yang sedang
bertugas piket di situ. Sebenarnya dr. Hasan bukan dokter yang merneriksa
anak ibu Kamboja. Namun sepertinya cupid sering tidak mempertimbangkan
situasi dan kondisi saat menembakkan panahnya. Atau ini merupakan efek
samping dan senyum 7 cm ala pegawai RSUD Dr. Soetomo. Walau senyum ini
diberikan pada setiap pasien, tetapi rupanya ada juga yang menyalah artikan.
Singkat cerita, ibu Kamboja yang usianya menjelang 50 tahun berusaha
mendapatkan norner telepon dr. Hasan. Pucuk dicinta ulam pun tiba, ada
seseorang yang dengan sigap memberikan nomer telepon itu. Akhirnya ibu
Kamboja mulai melancarkan aksinya dengan mengirimkan SMS-SMS. Diawali
dengan SMS basa-basi menanyakan obat apa yang tepat untuk anaknya yang
kebetulan batuk pilek, hingga lama kelamaan level pertanyaan meningkat jadi
ingin tahu si dokter sedang apa sedang di mana. Dr. Hasan yang awalnya
rnasih berbaik hati membalas, lambat laun menjadi jenuh dan memutuskan
untuk tidak membalas SMS bahkan mengganti nomer hapenya. Namun, jangan
pernah mempertanyakan kegigihan seorang wanita dalam memperjuangkan
cita-citanya. Dulu hanya dengan berbekal bambu runcing saja para pejuang
wanita bisa mengusir kompeni, apalagi ini hanya menghadapi seorang PPDS
yang menolak membalas SMS. Remeh itu.
Ibu Kamboja pun melancarkan serangan baru. Serangan langsung.
Langsung datang ke rumah sakit maksudnya. Pernah saat dr. Hasan sedang
ulang tahun, ibu Kamboja datang membawa kue tart, nasi kuning, susu, dan
air mineral. Nah kok bisa tahu tanggal ultahnya dr. Hasan? Nah kok ada susu
segala? Nah kok pake dibawain air mineral? Mau ga mau dr. Hasan kan
jadi suudzon. Semua makanan berikut susu dan air mineralnya diberikan
ke teman-ternannya yang dengan girang menghabiskannya. Prinsip PPDS,
haram hukumnya menolak makanan. Masalah nanti kena guna-guna atau
santet itu sudah suratan takdir.
Kue tart itu bukanlah kue tart terakhir yang diterima dr. Hasan. Beberapa
bulan kemudian ibu Kamboja kembali memberikan kue tart bertuliskan
«Selamat ulang tahun dr. Hasan yang ke 12». Hari itu jelas bukan ulang tahun
dr. Hasan, melainkan ulang tahun anak ibu Kamboja. Namun bagi ibu Kamboja,
karena anaknya sedang berulang tahun maka dr. Hasan harus mendapatkan
kue ulang tahun. Hmmm.... interesting. Logika yang menarik.
Bukan hanya sekali dua kali ibu Kamboja membawakan makanan,
melainkan hampir setiap han. Dengan tekun ibu Kamboja menunggu dr.
Hasan lewat. Kadang menunggu di depan poli, kadang di lorong rumah sakit
dekat tangga, kadang di depan ruang rawat inap. Ibu Kamboja selalu bisa
mengendus keberadaan dr. Hasan. Mungkin dia keturunan intel. Sampai dr.
Hasan kalau mau keluar ruangan harus jalan muter-muter nyari pintu yang
aman supaya tidak disergap secara mendadak.
Lebaran tahun ini ibu Kamboja memberikan kado berupa kemeja,
baju koko, dan sarung. Lalu saat ibu itu menang undian umroh, pulangnya
membawa oleh-oleh air zam-zam. Kalau orang lain maksimal memberi satu
botol air zam-zam untuk oleh-oleh, khusus untuk dr. Hasan diberi satu jerigen
besar!
Setelah tiga tahun berlalu, ibu Kamboja masih kadang-kadang muncul di
rumah sakit. Padahal rumahnya jauh di daerah Gresik. Memang kalau sudah
ada niat selalu ada jalan. Mungkin kita harus meniru kegigihan ibu Kamboja.
Tapi tolong jangan ditiru kegiatannya.
Dionisia Vidya P – SMF Kesehatan THT-KL
BOTOLNYA MANA ?
Suatu pagi diruang sampling GDC RSUD Dr. Soetomo lantai satu, suasana
berjalan seperti biasanya …….. pasien akan dipanggil satu persatu sesuai
nomor urutnya …..
Dokter PPDS : Pak Yakin ……….. (anggap saja namanya begitu ya ..)
Pasien : Saya dok ………..
Pasien kemudian berdiri, berjalan menuju ruang pengambilan darah......
pasien berjalan agak bungkuk....... oh rupanya sakit pinggang pikir dokter
PPDS ........
Seperti biasa sebelum pengambilan sample ....... dokter/analis akan
memastikan identitas pasien terlebih dahulu........ lalu baru melakukan pungsi
vena ataupun pemeriksaan lainnya ...
Dokter PPDS : Pak Yakin .......... ini ada pemeriksaan kencing 24 jam
ya?
Pasien : Iya dok .............
Dokter PPDS : Oke kalau begitu dimana botol kencingnya ? ditaruh
dimana pak ?
Pasien : (bingung) ................
Dokter PPDS : Loh pak Yakin ... kok malah bengong, kemaren disuruh
ngumpulkan atau Nampung kencingnya selama 24 jam kan pak ? dari kemaren
jam 6 pagi sampai hari ini jam 6 pagi kan ? kencingnya dikumpulkan di botol
atau jerigen kan pak ?
Pasien : (tambah bingung) ........ Hm ............ ini dok ............. saya
bingung .......... jadi harus ditampung di botol Atau jerigen ya dok ?
Dokter PPDS : Iya pa ............ memangnya bapak tampung dimana ?
Pasien
: ............. hm ............ di perut dok ........... saya ga kencing
dari kemaren dok .......
Dokter PPDS : #%+-!! (berasa sempoyongan)
Devi Rahmadhona, dr – Instalasi Patologi Klinik
AKIBAT BURU-BURU
Kejadian ini terjadi saat jaga di Ruangan Palem I. Saat itu Departemen
sedang ada acara yang bersamaan waktunya dengan saat saya jaga.
Rencananya, saat acara berlangsung maka saya akan datang ke acara
tersebut, sedang Ruangan Palem akan saya titipkan kepada dokter jaga
tandem. Setengah jam sebelum acara dimulai, seorang pasien meninggal
dunia, sehingga saya sibuk untuk melakukan pertolongan. Setelah membuat
surat kematian, tepat 10 menit sebelum acara berlangsung maka saya harus
berangkat untuk menunjukkan penampilan angkatan kami diacara tersebut.
Saya lupa untuk meninjau hasil chest Xray pasien yang meninggal tersebut
untuk dilaporkan keesokan harinya, maka saya memutuskan untuk meminjam
ke rumah pasien. Dengan berbekal amplop dan uang, saya memberanikan
diri melayat ke rumah pasien. Di sana sayat disambut dengan amat baik dan
dikatakan dokter yang perhatian. Di saat itulah hati saya tertawa sekaligus
menangis mendengar perkataan tersebut. Dan saat saya utarakan untuk
meminjam foto Rontgen, keluarga dengan senang hati meminjamkan. Saya
pulang sambil menahan malu karena membawa hasil foto Xray. Ada-ada saja,
melayat orang meninggal dengan membawa Xray saat pulang. Sejak saat
itu, jika ada pasien meninggal yang saya rawat dan rumah di Surabaya, saya
usahakan untuk datang melayat.
Herley Windo S, dr – SMF Penyakit Paru
SEMBUH DENGAN FNAB
Pagi itu di Poli FNAB , salah satu tempat dimana diagnosis ditegakkan
di RSUD Dr. Soetomo. Tampak seorang pasien anak-anak bersama ibunya
sedang berbincang-bincang dengan dokter.
Dokter : Bu, ini nanti benjolan dileher putra ibu ditusuk dengan jarum
halus, diambil Sebagian jaringannya untuk dicari jenis penyakitnya ya, Bu
.............
Ibu
: Ya, dokter. Nanti setelah itu benjolannya bisa langsung
sembuh dan hilang kan ?
Dokter : (dalam hati tertawa) ........... (kemudian menjelaskan)
Ternyata bagi pasien tertentu mungkin dengan KIE sebelumnya yang belum
adekuat, FNAB dianggap sebagai terapi yang sekaligus bisa menuntaskan
benjolan
Priangga Adi – Instalasi Patologi Anatomi
juli 2016
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
35
kuis mimbar
Tebak Siapa Dia
?
?
?
Tulis nama lengkap
dan unit kerjanya !!!
ak :
bat 6 minggu
eja redaksi paling lam
dim
ai
mp
sa
hir
ak
ter
• Jawaban
terbitan
setelah terbit.
majalah “Mimbar”
mumkan pada
diu
ng
na
me
Pe
•
berikutnya.
di ganggu gugat.
mutlak tidak dapat
njukkan
• Keputusan juri
sendiri dengan menu
mengambil hadiah
rus
ha
ng
na
me
Pe
•
88
kartu identitas.
PKRS Telp. 1086-10
di kantor Instalasi
il
mb
dia
t
pa
da
h
• Hadia
pada Jam kerja.
. 75.000,Hadiah sebesar Rp
Ketentuan meneb
Su Doku Teka-Teki abad ini :
9
Kita dipersilahkan mengisi kotak-kotak itu dengan angka mulai
dari 1 sampai 9. Syaratnya tidak boleh ada pengulangan angka di
dalam satu kolom, juga di dalam satu baris, serta didalam setiap
kotak parsial 3 x 3. Sebagai patokan awal, beberapa kotak telah
diisi dengan angka-angka pembuka, kita kemudian melanjutkan.
1
8
5
9
7
4
3
2
6
4
9
2
5
6
3
8
1
7
6
3
7
8
2
1
9
4
5
5
6
9
4
1
8
2
7
3
8
7
1
6
3
2
4
5
9
2
4
3
7
5
9
6
8
1
7
2
8
1
9
6
5
3
4
9
1
4
3
8
5
7
6
2
3
5
6
2
4
7
1
9
8
Pemenang Su Doku :
Pemenangnya :
1. Eko Prasetyo W
Mikrobiologi Klinik (GDC)
RSUD Dr. Soetomo
2. Siti Nurul Komariyah
Ruang Merak
RSUD Dr. Soetomo
Jawaban “Kuis Mimbar” Vol. 20, No. 2 :
Tebak Siapa Dia:
Siti Khabsoh
Ruang Seruni B
RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Pemenangnya :
1. Jihan
Farmasi Rosela II
RSUD Dr. Soetomo Surabaya
2. dr. Hanik B. Hidayati, SpS
SMF Neurologi
RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
juli 2016
9
8
8
3
6
2
1
6
4
6
8
2
1
5
8
2
5
8
9
5
2
7
4
Jawaban Su Doku
36
1
9
7
3
Angket Berhadiah
Artikel apa yang paling anda senangi pada edisi
Mimbar Nopember 2010 ini :
1. ......................................................................
......................................................................
2. ......................................................................
......................................................................
Pemenang Angket Berhadiah :
1. Lolok Marlinah, A.Md.PK
Ruang Rosela II RSUD Dr. Soetomo
(Artikel Kesehatan & Sekilas Info)
2. Muraji
Pol PP GBPT RSUD Dr. Soetomo
(Berita Utama & Seputar Soetomo)
Visitasi Direktorat Bina Upaya Rujukan RS Kemenkes RI ke RSUD Dr. Soetomo
Sabtu, 30 April 2016
Tim Visitasi Akreditasi yang dipimpin oleh dr. Tri Hesty Widyastoeti Marwotosoeko, SpM, MPH sebagai Direktur Pelayanan Kesehatan
Rujukan, Ditjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI diterima dan pengarahan langsung oleh Plt. Direktiur RSUD Dr. Soetomo dr. Harsono,
kemudian dilanjutkan kunjungan lapangan ke Gedung Pusat Diagnostik Terpadu, Instalasi Gawat Darurat dan GBPT.
Workshop Head & Neck Flap and Graft dalam rangka P2B2 PABI XIII di Bandar Lampung, 3 Mei 2016. Diikuti 45 Dokter Spesialis Bedah dari
seluruh pelosok Indonesia.
Foto bersama dengan para instruktur bedah kepala leher dari beberapa senter rumah sakit, antara lain Senter Divisi Bedah Kepala Leher
RSUD Dr. Soetomo / FK Unair.
Download