Enterobacter sakazakii pada Susu Formula

advertisement
Enterobacter sakazakii
pada Susu Formula
Reni Wijayanti
Ariani Intan Utami
Yosi Ayu Aulia
Fida Farhana
Astri Ellia
Venessa Allia
Annisa Kurnia Maulida
10407001
10407013
10407019
10407021
1040702
10407032
10407040
Susu Formula
Susu formula adalah cairan atau bubuk dengan formula tertentu
yang diberikan pada bayi dan anak-anak.
Fungsi : Sebagai pengganti ASI. Susu formula memiliki peranan
yang penting dalam makanan bayi karena seringkali
bertindak sebagai satu-satunya sumber gizi bagi bayi, dan
merupakan suplemen atau pelengkap makanan yang berfungsi
membantu pertumbuhan anak.
Kandungan Susu Formula
Karbohidrat : salah satu sumber energi atau tenaga.
Protein : untuk berbagai proses pertumbuhan.
Lemak : sumber energi dan penghasil asam lemak yang diperlukan pada
proses biokimia dalam sel. Susu formula yang memiliki kandungan asam
lemak esensial linolenat (Omega-3) dan linoleat (Omega-6) lebih
direkomendasikan karena diperlukan untuk menyuplai kebutuhan
pertumbuhan sel-sel otak.
Vitamin dan mineral : sebagai zat pengatur dalam berbagai proses
biokimia yang berlangsung di setiap sel dan jaringan tubuh.
BEBERAPA VITAMIN YANG PERLU DIPERHATIKAN:
• Vitamin B kompleks, terdiri dari
- B1 ( tiamin ), untuk membantu pengolahan energi.
- B2 ( riboflavin), berfungsi dalam proses pengolahan energi dari protein
sekaligus menyuplai nukleotida
- B5 ( asam pantotenat ), membantu proses pengolahan energi.
- B6 ( pyridoksin ), berfungsi dalam proses perubahan protein menjadi asam
amino dan neurotransmitter (senyawa yang diperlukan sel-sel otak).
- B12 ( sianokobalamin ), antara lain membantu proses pengolahan sel-sel
darah merah.
• Niasin ( nikotinamida ), untuk proses pengolahan energi maupun
menurunkan kadar kolesterol darah.
• Asam folat ( folic acid ), berfungsi mencegah anemia megaloblastik (sel darah
membesar tapi awan pecah atau rusak).
• Biotin, membantu pembentukan asam lemak, asam
amino, dan purin.
• Vitamin C, membantu meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap ancaman berbagai penyakit, sekaligus sebagai
penawar racun atau antioksidan.
• Vitamin A, mengatur pertumbuhan tulang dan gigi serta
penglihatan.
• Vitamin D, membantu proses pertumbuhan tulang.
• Vitamin E, diperlukan dalam sistem pertahanan tubuh
untuk melindungi sel-sel dari serangan senyawa beracun
dan proses reproduksi.
• Vitamin K, diperlukan dalam proses pembekuan darah
dan pembentukan tulang.
MINERAL YANG PERLU DIPERHATIKAN:
• Kalsium dan fosfor, untuk pembentukan dan
pertumbuhan tulang.
• Yodium (I), untuk perkembangan otak dan kelenjar
tiroid.
•Fe (zat besi), untuk pembentukan sel darah merah
dan pengolahan energi serta sel-sel otak.
• Zn (seng), untuk pertumbuhan badan dan organ
reproduksi serta meningkatkan daya tahan tubuh.
•Selenium, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
penyakit dan senyawa beracun.
• Flour (F), untuk pembentukan tulang dan gigi.
KANDUNGAN ZAT TAMBAHAN
•DHA (Docosahexaenoic Acid)
DHA dalam konsentrasi tinggi ditemukan pada otak dan retina yang merupakan
komponen
penting
pada
selaput
phospholipids.
Bayi yang mendapatkan DHA pada makanan mereka menunjukkan kandungan
DHA yang lebih tinggi dalam lapisan otaknya.
•ARA (Arachidonic Acid)
Komponen ARA juga penting bagi struktur selaput sel phospholipids dan sistem
saraf pusat..
Enterobacter sakazakii
Enterobacter sakazakii
• Dikenal sebagai "yellowpigmented Enterobacter
Bacteria
cloacae"  memproduksi
pigmen kuning pada soy
Proteobacteria
agar pada 25°C setelah
Gammaproteobacteria
inkubasi 48 jam
Klasifikasi
Kingdom
Filum
Kelas
Orde
Enterobacteriales
Famili
Enterobacteriaceae
Genus
Enterobacter
Nama
Binomial
Enterobacter sakazakii
Enterobacter sakazakii
•Tidak berspora, motil, bakteri gram negatif, anaerob
fakultatif, basil
•menghasilkan enterotoksin melalui uji sitolisis dan
dapat memfermentasi glukosa.
•PH optimum antara 5 sampai 9. Temperatur
optimum antara 30°C-40°C. Waktu regenerasi bakteri
ini terjadi setiap 40 menit jika diinkubasi pada suhu
23°C,
Bakteri kontaminan lain
• Selain E. sakazakii, bakteri lain yang sering
mengontaminasi susu formula adalah Clostridium
botulinum, Citrobacter freundii, Leuconostoc
mesenteroides, Escherichia coli, Salmonella agona,
Salmonella anatum, Salmonella bredeney, Salmonella
ealing, Salmonella Virchow, Serratia marcescens,
Salmonella isangi dan berbagai jenis salmonella
lainnya.
Enterobacter sakazakii
Sifat E.sakazakii
• Berkoloni pada saluran pencernaan manusia.
• Selain pada susu formula, dapat ditemukan pula
pada produk pangan: keju, daging, sayuran, bijibijian, bumbu-bumbuan
• Tidak semua strain dari E. Skazaki ini bersifat Patogenik.
Namun ada Strain dari bakteri ini yang menghasilkan
enterotoksin ; dengan vektor plasmid dapat dipindahkan ke
enterobakter lainnya yang merupakan flora normal saluran
pencernaan manusia seperti E. coli dan coliform lainnya.
Sehingga enterobakter tersebut akan menghasilkan toksin
yang sama. Hal ini yang menyebabkan E. Sakazakii
digolongkan bakteri yang virulen (ganas)
Infektivitas E.sakazakii
• Bakteri E. sakazakii adalah bakteri yang dapat
menghasilkan zat beracun (enterotoksin).
• Selain itu, E. sakazakii digolongkan ke dalam jenis
bakteri ganas karena kemampuannya mempengaruhi
jenis bakteri lain, misalnya E. coli (bakteri yang
normal terdapat dalam usus manusia), untuk
memproduksi racun yang sama.
Enterobacter sakazakii
 Menghasilkan racun atau toksin (Enterotoksin)
 Selain itu, E. sakazakii digolongkan ke dalam jenis bakteri ganas karena kemampuannya
mempengaruhi jenis bakteri lain, misalnya E. coli (bakteri yang normal terdapat dalam
usus manusia), untuk memproduksi racun yang sama.
 Hingga saat ini tidak banyak diketahui tentang virulensi dan daya patogeniotas bakteri
berbahaya ini.
 Bayi prematur, berat badan lahir rendah (kurang dari 2.500 gram) dan penderita dengan
gangguan kekebalan tubuh adalah individu yang paling berisiko mengalami infeksi ini.
Enterotoxins
• Merupakan exotoxins, dimana aktivitasnya mempengaruhi usus
kecil.
• Lebih lanjut dapat menyebabkan tersekresinya darah ke lumen usus
dan menyebabkan Vomiting serta diare.
Secara garis besar terdapat tiga jalur masuknya
E. sakazakii ke dalam susu formula bayi
• Bahan baku untuk produksi
susu formula bayi atau
bahan tambahan lainnya.
• Kontaminasi pada susu
formula bayi atau bahan
baku kering lainnya setelah
proses pasteurisasi
(peralatan, kemasan,
kebersihan tempat dan
petugas)
• Kontaminasi pada susu
formula saat disiapkan
sebelum dikonsumsi
Gejala yang ditimbulkan
• Nafsu makan hilang
• Suhu tubuh terganggu.
• Gejala lain: diare, kembung, muntah, demam tinggi, bayi tampak
kuning, kesadaran menurun (malas minum, tidak menangis),
mendadak biru, sesak hingga kejang.
Akibat terinfeksi
 Infeksi karena bakteri ini sangat jarang, penyakit yang diakibatkannya sangat
berbahaya sampai dapat mengancam jiwa.
 Di antaranya neonatal meningitis (infeksi selaput otak pada bayi),
hidrosefalus (kepala besar karena cairan otak berlebihan), sepsis (infeksi
berat), dan necrotizing enterocolitis (kerusakan berat saluran cerna),
menginfeksi saluran kencing, dapat menginfeksi tulang (Osteomielities).
 Infeksi otak yang disebabkan karena E. sakazakii dapat mengakibatkan infark
atau abses otak (kerusakan otak) dengan bentukan kista, gangguan
persarafan yang berat dan gejala sisa gangguan perkembangan.
Penderita Meningities
oleh E. sakazakii
 Dapat mengakibatkan bayi menjadi prematur hingga
kurang dari 1,5 kg. Sehingga pertumbuhan akan menjadi
lambat.
 Di Negara Iceland pada tahun 1986 dan 1987, dua orang
bayi lahir dengan berat badan normal dan dapat
bertahan hidup namun mengalami kerusakan pada otak
kiri.
 Hasil konferensi WHO dan FAO di Geneva, 2–5 Februari
2004 menyimpulkan bahwa kontaminasi bakteri E.
sakazakii dan Salmonella pada susu formula bubuk
untuk bayi menyebabkan infeksi dan penyakit pada bayi
termasuk penyakit yang parah hingga menyebabkan bayi
cacat dan kematian.
Daftar Pustaka
Anonim 1, 2009, http://klipingut.wordpress.com/2009/11/19/enterobactersakazakii-si-cantik-yang-patogenik/ (29 Nov 2009)
Anonim 2, 2009, http://en.wikipedia.org/wiki/Enterobacter_sakazakii (29 Nov
2009)
Anonim 3, 2009,
http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.tabloidnakita.com/photo/09466sehat02.jpg&imgrefurl=http://www.tabloidnakita.com/artikel.php3%3Fedisi%3D09466%26rubrik%3Dsehat&usg=__fr
2TuXP5xlgyoHYaG9Iy7zLOw58=&
Riyadi, Wahyu, 2008,
http://wahyuriyadi.blogspot.com/2008/04/enterobacter-sakazakii.html
(29 Nov 2009)
Download