BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Ketentuan mengenai gadai ini diatur dalam KUHP Buku II Bab XX, Pasal 1150 sampai dengan pasal 1160. Sedangkan pengertian gadai itu sendiri dimuat dalam Pasal 1150 yang berisi: “Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seseorang yang mempunyai utang atau oleh seorang lain atas nama orang yang mempunyai utang. Seorang yang mempunyai utang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang untuk menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi utang apabila pihak yang berutang tidak dapat memenuhi kewajibannya pada jatuh tempo”. Gadai merupakan perjanjian riil, yaitu perjanjian yang disamping kata sepakat, diperlukan perbuatan nyata (penyerahan kekuasaan atas barang gadai). Dalam hal ini yang bertindak sebagai kreditur ialah Pegadaian. Di dalam perjanjian tersebut, akan ditentukan beberapa klausul-klausul yang memuat kesepakatan mengenai hutang piutang antara debitur dan kreditur. Apabila pinjaman tersebut tidak dapat dilunasi tepat pada waktunya, maka penerima atau pemegang gadai yang bertindak sebagai kreditur berhak untuk menjual barang gadai sebagai pelunasan dari pinjaman kredit tersebut. Terjadinya gadai dalam suatu PT. Pegadaian (Persero) yaitu apabila barang gadai diserahkan kepada pihak pegadaian dan selanjutnya melaksanakan penandatanganan Surat Bukti Kredit (SBK). Penyerahan barang tersebut terjadi pada saat yang bersamaan dengan penandatanganan SBK. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa saat terjadinya gadai adalah saat SBK ditandatangani. Dalam perjanjian kredit di PT. Pegadaian (Persero), apabila telah terjadi persetujuan atau kesepakatan antara kedua belah pihak, maka pihak debitur menyerahkan barang jaminan dan barang jaminan ada dalam kekuasaan kreditur dan sebagai imbalannya kreditur memberikan pinjaman uang dan memberikan Surat Bukti 8 Sistem Pembukuan Dan…, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 Kredit (SBK) sebagai bukti adanya perjanjian gadai dan sebagai alat bukti untuk mengambil barang jaminan apabila hutang debitur telah dilunasi. Untuk sahnya suatu perjanjian gadai, pemberi gadai haruslah seorang yang berwenang menguasai bendanya. Benda itu kemudian bisa dipegang oleh kreditur atau si penerima gadai. Jadi benda gadai pada asasnya ada dalam kekuasaan pemegang gadai. Apabila dalam perjanjian gadai tersebut dijanjikan bahwa gadai tetap berada dibawah kekuasaan debitur walaupun atas kemauan kreditur sekalipun, maka perjanjian gadai tersebut tidak sah dan dianggap batal demi hukum, perjanjian gadai tersebut dianggap tidak ada. Penyerahan ini menjadi syarat mutlak dalam perjanjian gadai. Alasan pengaturan seperti ini sebenarnya demi keamanan hak kreditur atas pelunasan hutang debitur. Apabila debitur masih menguasai barang yang menjadi obyek gadai, dikhawatirkan debitur dengan mudah dapat mengalihkan dan menyerahkan barang gadainya kepada pihak lain walaupun pihak lain ini memiliki itikad baik yang perlu dilindungi secara hukum. Di dalam pelaksanaan gadai, yang menjadi obyek dalam gadai ini adalah jaminan yang berupa benda bergerak baik berwujud maupun tidak berwujud. Mengenai sifat perjanjian jaminan lazimnya dikonstruksikan sebagai perjanjian yang bersifat accessoir yaitu senantiasa merupakan perjanjian yang dikaitkan dengan perjanjian pokok, mengabdi pada perjanjian pokok. Dalam KUHP, peraturan mengenai jaminan secara umum terhadap pelunasan hutang dapat dilihat pada Pasal 1131 yang berisi: “Segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk perikatan perseorangan”. Selanjutnya terdapat juga pada Pasal 1132 yang berisi: “Kebendaan tersebut menjadi jaminan bersama-sama bagi semua orang yan mengutangkan padanya, pendapatan penjualan benda-benda itu dibagi-bagi menurut keseimbangan yaitu menurut besar kecilnya piutang masing-masing, kecuali bila diantara kreditur itu ada alasan-alasan sah untuk didahulukan”. 9 Sistem Pembukuan Dan…, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 2.2 Pengertian Usaha Gadai Dalam kegiatan sehari-hari, uang selalu saja dibutuhkan untuk membeli atau membayar berbagai keperluan. Dan yang menjadi masalah terkadang kebutuhan yang ingin dibeli tidak dapat dicukupi dengan uang yang dimilikinya. Kalau sudah demikian maka mau tidak mau kita mengurangi untuk membeli berbagain keperluan yang dianggap penting. Namun untuk keperluan yang sangat penting terpaksa harus dipenuhi dengan berbagai cara seperti meminjam dari berbagai sumber dana yang ada. Jika kebutuhan dana jumlahnya besar, maka dalam jangka pendek sulit untuk dipenuhi lewat lembaga perbankan. Namun jika dana yang dibutuhkan relative kecil tidak jadi masalah, karena banyak tersedia sumber dana yang murah dan cepat, mulai dari pinjaman ke tetangga. Tukang ijon sampai ke pinjaman dari lembaga keuangan lainnya. Bagi mereka yang memiliki barang-barang berharga kesulitan dana dapat segera dipenuhi dengan cara menjual barang berharga tersebut, sehingga akan hilang dan sulit untuk kembali. Kemudian jumlah uang yang diperoleh terkadang lebih besar dari yang diinginkan sehingga dapat mengakibatkan pemborosan. Untuk mengatasi kesulitan di atas, maka masyarakat dapat menjaminkan barang-barangnya ke lembaga tertentu. Barang yang dijaminkan tersebut pada waktu tertentu dapat ditebus kembali setelah masyarakat melunasi pinjamannya. Kegiatan tersebut kita sebut dengan nama usaha gadai. Dengan usaha gadai masyarakat tidak perlu takut kehilangan barang-barang berharganya dan jumlah uang yang diinginkan dapat disesuaikan dengan harga barang yang dijaminkan. Perusahaan yang menjalankan usaha gadai disebut perusahaan pegadaian dan secara resmi satu-satunya usaha gadai di Indonesia hanya dilakukan oleh PT. Pegadaian. Secara umum pengertian usaha gadai adalah kegiatan menjaminkan barangbarang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai 10 Sistem Pembukuan Dan…, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 2.3 Manfaat, Tujuan dan Keistimewaan Pegadaian 2.3.1 Manfaat Pegadaian a. Bagi Nasabah: Prosedur yang relatif lebih sederhana dalam waktu yang lebih cepat terutama apabila dibandingkan dengan kredit perbankan. Disamping itu, mengingat jasa-jasa yang ditawarkan PT. Pegadaian Persero maka manfaat lain yang dapat diperoleh nasabah adalah: 1. Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari suatu institusi yang telah berpengalaman dan dapat dipercaya. 2. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya. b. Bagi Pegadaian: 1. Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam dana. 2. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah yang memperoleh jasa tertentu dari Pegadaian. 3. Pelaksanaan misi Pegadaian sebagai suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat yang memerlukan dana dengan prosedur dan cara yang relatif sederhana. 2.3.2 Tujuan Pegadaian: 1. Membantu orang-orang yang membutuhkan pinjaman dengan syarat mudah. 2. Menunjang pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya melalui penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai. 3. Mencegah praktik ijon, pegadaian gelap, riba dan pinjaman tidak wajar lainnya. 4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama golongan menengah kebawah melalui penyediaan dana atas dasar hukum gadai, dan jasa dibidang keuangan lainnya berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. 11 Sistem Pembukuan Dan…, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 5. Membina pola pengkreditan supaya benar-benar terarah dan bermanfaat, terutama mengenai kredit yang bersifat produktif dan bila perlu diperluas operasionalnya. 2.3.3 Keistimewaan Pegadaian: Jika seseorang membutuhkan dana sebenarnya dapat diajukan ke berbagai sumber dana, seperti meminjam uang ke bank atau lembaga keuangan lainnya. Akan tetapi, kendala utamanya adalah prosedurnya yang rumit dan memakan waktu yang relatif lama. Kemudian disamping itu, persyaratannya yang lebih sulit dan cenderung rumit untuk dipenuhi. Begitu pula dengan jaminan yang diberikan harus barang-barang tertentu, karena tidak semua barang dapat dijadikan jaminan di bank. Namun di Pegadaian begitu mudah dilakukan, masyarakat cukup datang ke kantor Pegadaian terdekat dengan membawa jaminan barang yang dimiliki, maka uang pinjaman pun dalam waktu singkat dapat terpenuhi. Jaminannya pun cukup sederhana contohnya, jaminan dengan jam tangan saja sudah cukup untuk memperoleh sejumlah uang dan hal ini hampir mustahil dapat diperoleh di lembaga keuangan lainnya. Keuntungan lain di Pegadaian adalah pihak Pegadaian tidak mempermasalahkan untuk apa uang tersebut digunakan dan hal ini tentu bertolak belakang dengan pihak perbankan yang harus dibuat serinci mungkin tentang penggunaan uangnya. Begitu pula dengan sanksi yang diberikan relatif ringan, apabila tidak dapat melunasi dalam waktu tertentu, sanksi yang paling berat adalah jaminan yang disimpan akan dilelang untuk menutupi kekurangan pinjaman yang telah diberikan. 2.4 Pengertian Sistem Pembukuan dan Administrasi 2.4.1 Pembukuan Pembukuan adalah proses pencatatan, penggolongan dan pemeriksaan serta peringkasan dengan cara yang tepat dan dinyatakan dalam angka-angka uang, transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang bersifat keuangan dan penafsiran. Sarana utama dari pembukuan adalah peristiwa-peristiwa atau keuangan yaitu 12 Sistem Pembukuan Dan…, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 yang dapat dihitung dengan uang, menyangkut persoalan yang dapat dinilai dengan uang. 2.4.2 Administrasi Administrasi merupakan suatu fungsi yang memegang peranan yang sangat penting terhadap tercapainya kelancaran usaha kegiatan maupun aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan/organisasi. Pemahaman yang tepat tentang peranan administrasi dalam kehidupan modern sangat tergantung pada definisi yang digunakan sebagai titik tolak berpikir. Administrasi didefinisikan sebagai “keseluruhan proses kerjasama” antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dengan memanfaatkan sarana dan prasarana tertentu secara berdaya guna dan berhasil guna. Dan menurut penggolongannya biaya administrasi dan umum adalah biaya yang dikategorikan menurut fungsi pokok dalam perusahaan. Di kategori ini, biaya administrasi dan umum bersanding dengan biaya produksi dan biaya pemasaran. 2.5 Pengembalian atau Pelunasan Barang Gadai Sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan pada waktu pemberian pinjaman, nasabah mempunyai kewajiban untuk melakukan pembayaran angsuran atau bisa juga pelunasan pinjaman yang telah diterima. Pada dasarnya Pegadaian sekarang sudah meggunakan sistem online, jadi apabila mau mengangsur atau menggadai ulang dapat dilakukan nasabah dimana saja. Namun apabila nasabah akan melunasi pinjaman beserta sewa modalnya (bunga) dapat dibayarkan langsung ke kasir Pegadaian disertai surat gadai. Sebenarnya nasabah dapat melunasi kewajibannya setiap saat tanpa harus menunggu jatuh tempo. Setelah adanya pelunasan atau penebusan yang disertai pemenuhan kewajiban nasabah yang lain-lain, nasabah dapat segera mengambil kembali barang yang telah digadaikan. 13 Sistem Pembukuan Dan…, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017