HUBUNGAN INTENSITAS PENERANGAN DENGAN KELELAHAN

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN INTENSITAS PENERANGAN DENGAN KELELAHAN
MATA PADA TENAGA KERJA DI AREA PENGANTONGAN DI PT.
PUPUK KUJANG CIKAMPEK
JAWA BARAT
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
Oleh
Luviana Eka Puspitasari
R. 0207081
PROGRAM DIPLOMA IV KESEHATAN KERJA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul : Hubungan Intensitas Penerangan Dengan Kelelahan
Mata Pada Tenaga Kerja di Area Pengantongan di PT. Pupuk Kujang
Cikampek Jawa Barat
Luviana Eka Puspitasari, NIM : R0207081, Tahun : 2011
Telah diuji dan sudah disahkan dihadapan
Dewan Penguji Skripsi
Program Diploma IV Kesehatan Kerja
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Pada Hari :…………., Tanggal :…..Juni 2011
Pembimbing Utama
Arsita Eka P. , dr, M. Kes
NIP. 19830621 200912 2 003
.................................................
Pembimbing Pendamping
Live Setyaningsih, SKM
.................................................
Penguji
Putu Suriyasa, dr, MS, PKK, Sp.Ok
NIP. 19481105 198111 1 001
..................................................
Surakarta,…………………….
Tim Skripsi
Sumardiyono, SKM, M.Kes.
NIP. 19650706 1988303 1 002
Ketua Program
Diploma IV Kesehatan Kerja FK UNS
Dra. Ipop Syarifah, M. Si
commit to user NIP. 19560328 198503 2 001
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi
dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta,
Juni 2011
Luviana Eka Puspitasari
NIM. R0207081
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
HUBUNGAN INTENSITAS PENERANGAN DENGAN KELELAHAN
MATA PADA TENAGA KERJA DI AREA PENGANTONGAN PT. PUPUK
KUJANG CIKAMPEK JAWA BARAT
Luviana Eka Puspitasari1, Arsita Eka Puspitasari2, Live Setyaningsih3
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji hubungan
intensitas penerangan dengan kelelahan mata pada tenaga kerja di Area
Pengantongan PT. Pupuk Kujang Cikampek Jawa Barat.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian Observasional Analitik dengan
pendekatan cross sectional. Subjek penelitiannya adalah 50 tenaga kerja bagian
pengantongan dengan menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan
datanya yaitu dengan melakukan pengukuran langsung di tempat penelitian dan
dengan melakukan wawancara terhadap tenaga kerja. Teknik pengolahan dan
analisa data dilakukan dengan uji statistik Chi-Square Test dengan menggunakan
program komputer SPSS 16.0.
Hasil : Hasil uji statistik terhadap hubungan intensitas penerangan dengan
kelelahan mata pada tenaga kerja di area pengantongan PT. Pupuk Kujang
Cikampek Jawa Barat menunjukkan nilai sangat signifikan yaitu p = 0,01.
Kesimpulan : Dari hasil uji tersebut dapat disimpulkan adanya hubungan
intensitas penerangan dengan kelelahan mata pada tenaga kerja di area
pengantongan PT. Pupuk Kujang Jawa Barat.
Kata Kunci : Intensitas Penerangan, Kelelahan Mata, Area Pengantongan
1.
Program Study D.IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2.
Magister Kesehatan, D.IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
3.
Sarjana Kesehatan Masayarakat, D. IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
THE CONNECTION OF LIGHTING INTENSITY AGAINST EYE
TIREDNESS ON THE EMPLOYEE IN BAGGING OF PT. PUPUK
KUJANG CIKAMPEK WESTERN JAVA
Luviana Eka Puspitasari1, Arsita Eka Puspitasari2, Live Setyaningsih3
Objective : This research was aimed to know and investigate the connection of
lighting intensity against eye tiredness on the employee in bagging of PT. Pupuk
Kujang Cikampek Western Java.
Methods : The research is an observational cross sectional approach. The subject
of this research is 50 employee in bagging. It’s data collecting technique is with
doing direct measurement on the spot of the research site and interview of the
employee. Data cultivait and analysis are done by statistic Chi-Square Test with
program of SPSS computer in 16.0 version.
Result : The result of statistic showed the connection of lighting intensity against
eye tiredness on the employee in bagging of PT. Pupuk Kujang Cikampek
Western Java showed very significance value p = 0,001.
Conclution : From the result above, it could be conclude that there is significant
connection between lighting intensity against eye tiredness on the employee in
bagging of PT. Pupuk Kujang Cikampek Jawa Barat.
Keyword : Illumination, Eye Fatigue, Bagging
1.
Occupational Health Study Program of Medical Faculty Sebelas Maret University of
Surakarta.
2.
Magister Health, Occupational Health of Medical Faculty Sebelas Maret
University of Surakarta.
Public Health Degree, Occupational Health of Medical Faculty Sebelas Maret
University of Surakarta.
3.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat,
karunia, kesehatan dan kemudahaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi dengan judul “Hubungan Intensitas Penerangan Dengan
Kelelahan Mata Pada Tenaga Kerja Di Area Pengantongan PT. Pupuk Kujang
Cikampek Jawa Barat”.
Laporan penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan
kelulusan Program Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret, Surakarta. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini
tidak akan berhasil tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. dr. A. A Subijanto, MS selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Sebelas Maret Surakarta, periode sebelum 16 Mei 2011.
2. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., SPD-KD-FINASIM selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Sebelas Maret Surakarta, periode 16 Mei 2011 – 16 Mei
2015
3. Bapak Putu Suriyasa, dr., MS. PKK, Sp.OK selaku Ketua Program Diploma
IV Kesehatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta, periode sebelum 16
Juni 2011.
4. Ibu Dra. Ipop Syarifah, M.Si selaku Ketua Program Diploma IV Kesehatan
Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta, periode 16 Juni 2011 – 16 Juni
2015.
5. Ibu Arsita Eka P., dr. M.Kes selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan sarana dalam penyusunana laporan ini.
6. Ibu Live Setyaningsih, SKM selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan sarana dalam penyusunan laporan ini.
7. Bapak Putu Suriyasa, dr., MS. PKK, Sp. OK selaku Penguji yang telah
memberikan banyak masukan dalam pelaksanaan penelitian ini.
8. Bapak Drs. Yoen Sutarya selaku Superintendent bagian Hyperkes sekaligus
Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan dalam penulisan
laporan ini serta memberikan kesempatan bagi penulis untuk dapat
melaksanakan kegiatan magang di PT. Pupuk Kujang.
9. Bapak Irpan Budhihartono, SKM selaku Pembimbing Lapangan yang
bersedia meluangkan waktu dan telah banyak membimbing serta membantu
penulis dalam mengumpulkan data-data penelitian dan penyusunan laporan.
10. Bapak Sumarna selaku Superintendent bagian Keselamatan dan Pemadam
Kebakaran.
11. Bapak Dadi Setiadi, Bapak Rahmat, Bapak Mujiono, Bapak Asep Ridwan,
Ibu Ida Rosida, Mas Adi Prianto, Mas Ainur Rohman, Mas Slamet Hidayat
dan Bapak-bapak shift group A, B. C dan D di KPK, yang telah banyak
memberikan pengarahan dan bantuan kepada penulis demi kelancaran selama
pelaksanaan magang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12. Bapak, Ibu dan keluarga tercinta yang telah memberikan doa, semangat dan
motivasi baik material maupun nonmaterial sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan tugas akhir dengan lancar.
13. Bapak, Ibu Joko beserta keluarga yang telah memberikan semangat, doa dan
membantu fasilitas dalam hidup keseharian selama penulis melakukan
magang di PT. Pupuk Kujang Cikampek.
14. Teman-teman seperjuangan di cikampek Dhian Novita, Dinar, dan Galih
kenangan selama 2,5 bulan bersama di cikampek sungguh sangat berkesan.
Maaf kalau selama kita bersama ada kata-kata maupun perbuatanku yang aku
sengaja maupun tidak telah menyinggung kalian. Makasih juga buat
kerjasama dan perhatiannya.
15. Teman-teman magang di KPK Mega, Leli, Dian. Garna, Yudha, Doni dan
anak-anak training, senang bisa berkenalan dengan kalian semoga Allah
mempertemukan kita kembali suatu hari nanti.
16. Teman-teman angkatan 2007 serta semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih banyak
kekurangan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikkan dan
kesempurnaan laporan ini.
Surakarta,
Juni 2011
Penulis
Luviana Eka Puspitasari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………
i
HALAMAN PENGESAHAAN………………………………………..
ii
HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN……………………….
iii
HALAMAN PERNYATAAN………………………………………….
iv
ABSTRAK……………………………………………………………...
v
ABSTRACT…………………………………………………………….
vi
KATA PENGANTAR…………………………………………………..
vii
DAFTAR ISI…………………………………………………………….
ix
DAFTAR BAGAN……………………………………………………...
xi
DAFTAR TABEL………………………………………………………
xii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………
xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………
1
B. Rumusan Masalah……………………………………....
3
C. Tujuan Penelitian………………………………………..
3
D. Manfaat Penelitian……………………………………....
4
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka………………………………………..
5
B. Kerangka Pemikiran…………………………………….
17
C. Hipotesis………………………………………………...
18
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian…………………………………………..
19
B. Lokasi dan Waktu Penelitian…………………………….
19
C. Populasi Penelitian……………………………………...
19
D. Teknik Sampling………………………………………...
20
E. Sampel Penelitian……………………………………….
20
F. Desain Penelitian………………………………………...
21
G. Identifikasi Variabel Penelitian…………………………
commit
to user
H. Definisi Operasional
Variabel
Penelitian………………..
21
22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
I.
Alat dan Bahan Penelitian……………………………….
23
J.
Cara Kerja Penelitian………………...…………………..
23
K. Teknik Analisa Data……………………………………..
24
BAB IV HASIL PENELITIAN
BAB V
A. Gambaran Umum Bagian Pengantongan………………..
26
B. Karakteristik Subjek Penelitian………………………….
27
C. Hasil Pengukuran Intensitas Penerangan………………..
28
D. Pengukuran Kelelahan Mata…………………………….
29
E. Analisa Intensitas Penerangan dengan Kelelahan Mata...
29
PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat………………………………………..
31
B. Analisa Bivariat……………………………………........
34
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………...
36
B. Saran…………………………………………………….
37
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………......
39
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tingkat Penerangan berdasarkan Jenis Pekerjaan……………..
9
Tabel 2. Nilai Pantulan (Reflaktan)……………………………………… 10
Tabel 3. Standar Tingkat Pencahayaan………………………………….
10
Tabel 4. Distribusi Subyek berdasarkan Usia…………………………...
27
Tabel 5. Distribusi Subyek Penelitian berdasarkan Masa Kerja……….. ... 28
Tabel 6. Hasil Pengukuran Intensitas Penerangan di Area
Pengantongan PT. Pupuk Kujang Cikampek…………………..
28
Tabel 7. Hasil Pengukuran Kelelahan Mata……………………………... 29
Tabel 8. Hasil Uji Statistik Chi-Square………………………………….. 30
Tabel 9. Synmetric Meansure……………………………………………... 30
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Pemikiran…………………………………..
17
Gambar 2. Desain Penelitian……………………………………....
21
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat selesai melakukan penelitian
Lampiran 2. Informed Consent
Lampiran 3. Kuesioner
Lampiran 4. Hasil Uji Validitas Kuesioner
Lampiran 5. Hasil Uji Rehabilitas Kuesioner
Lampiran 6. Hasil Pengukuran Intensitas Penerangan
Lampiran 7. Hasil Pengukuran Kelelahan Mata
Lampiran 8. Hasil Uji Statistik
Lampiran 9. Denah Pengukuran Intensitas Penerangan di Area Pengantongan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
`BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi yang semakin maju mendorong
Indonesia pada era industrialisasi, yaitu adanya berbagai macam industri
yang ditunjang dengan teknologi maju dan modern. Salah satu
konsekuensi dari perkembangan industri yang sangat pesat dan persaingan
yang ketat antar perusahaan di Indonesia sekarang ini adalah tantangan
proses produksi kerja dalam perusahaan supaya terus menerus berproduksi
selama 24 jam. Dengan demikian diharapkan ada peningkatan kualitas dan
kuantitas produksi untuk mencapai keuntungan yang maksimal (Imansyah,
2004).
Dengan adanya perkembangan tersebut membutuhkan tenaga
kerja. Tenaga kerja tersebut harus dibina dan diarahkan menjadi sumber
daya yang penting. Pengembangan sumber daya manusia terutama dari
aspek
kualitas
memerlukan
peningkatan
perlindungan
terhadap
kemungkinan akibat teknologi atau proses produksi sehingga keselamatan,
kesehatan, kesejahteraan dan produktifitas kerja akan lebih meningkat
pula. Oleh karena itu perlu diketahui dan dimasyarakatkan usaha-usaha
pengendalian dan pemantauan lingkungan kerja agar tidak membawa
dampak
atau
akibat
buruk
kepada
commit to
user
tenaga
kerja
yang
berupa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penyakit/gangguan kesehatan ataupun penurunan kemampuan atau
produktifitas kerja (Pusat Kesehatan Kerja, 2008).
Salah satu faktor permasalahan yang mengganggu kenyamanan kerja
tenaga kerja ialah permasalahan mengenai penerangan/pencahayaan yang
kurang atau pencahayaan yang berlebih. Intensitas penerangan yang ada
dipengaruhi oleh faktor kuantitas pencahayaan (tingkat ketelitian yang
diperlukan, bagian yang diamati dan kemampuan dari objek tersebut untuk
memantulkan cahaya yang jatuh padanya, serta brightness dari sekitar
objek yang diamati), dan faktor kualitas pencahayaan (kesilauan) (Depkes
RI, 2008).
Penerangan yang buruk dapat mengakibatkan kelelahan mata
dengan berkurangnya daya efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhankeluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala sekitar mata, kerusakan alat
penglihatan dan meningkatnya kecelakaan sedangkan penerangan yang
baik adalah penerangan yang memungkinkan tenaga kerja dapat melihat
objek yang dikerjakannya secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya yang
tidak perlu (Suma’mur, 2009).
Masalah penglihatan tidak bisa lepas dari peran cahaya, karena
manusia tidak akan dapat melihat suatu benda kalau tidak ada cahaya yang
menimpa benda tersebut yang kemudian dipantulkan ke mata. Oleh sebab
itu aktivitas pada Pengantongan sangat perlu memperhatikan penerangan
yang cukup karena dalam jangka waktu lama akan berdampak pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kelelahan mata jika tidak diimbangi dengan intensitas penerangan yang
memadai dan istirahat yang cukup.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 1405 tahun
2002, tentang Persyaratan Lingkungan Kerja Industri, Pencahayaan di
Ruangan, untuk jenis kegiatan pekerjaan rutin, seperti : pekerjaan
kantor/administrasi,
ruang
kontrol,
pekerjaan
mesin
dan
perakitan/penyusun tingkat pencahayaan minimalnya adalah 300 Lux.
Berdasarkan survai pendahuluan yang dilakukan di PT. Pupuk
Kujang Cikampek dijumpai intensitas penerangan di tempat kerja
khususnya di area Pengantongan kurang maksimal dari rata-rata sehingga
dapat menyebabkan kelelahan mata pada tenaga kerja di pabrik tersebut.
Intensitas penerangan pada bagian Pengantongan yaitu antara 177,4 lux.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Hubungan Intensitas Penerangan dengan Kelelahan Mata
pada Tenaga Kerja di area Pengantongan di PT Pupuk Kujang Cikampek,
Jawa Barat”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat disusun
rumusan masalah sebagai berikut:
“Adakah Hubungan Intensitas Penerangan dengan Kelelahan Mata pada
Tenaga Kerja di Area Pengantongan di PT. Pupuk Kujang Cikampek Jawa
Barat ?”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan intensitas penerangan dengan
kelelahan mata tenaga kerja di area pengantongan PT. Pupuk Kujang
Cikampek Jawa Barat.
b.
Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui besarnya intensitas penerangan di area
pengantongan di PT. Pupuk Kujang Cikampek Jawa Barat.
2) Untuk mengetahui tingkat kelelahan mata tenaga kerja di area
pengantongan di PT. Pupuk Kujang Cikampek Jawa Barat.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, antara lain
adalah :
a.
Manfaat Teoritis
Memberikan pembuktian teori bahwa intensitas penerangan
mempengaruhi kelelahan mata pada tenaga kerja.
b.
Manfaat Praktis
1) Bagi Peneliti
Mampu menerapkan materi yang diperoleh selama
dibangku perkuliahan dan diterapkan di lingkungan kerja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Bagi Tenaga Kerja
Mampu memberi masukan kepada tenaga kerja agar
pekerja dapat bekerja dengan maksimal dan produktif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Penerangan
a. Pengertian Intensitas Penerangan
Intensitas penerangan adalah banyaknya cahaya yang
tiba pada satu luas permukaan (Hadi R. dan Handoko, 2009).
b. Pengertian Penerangan di Tempat Kerja
Penerangan di tempat kerja adalah penerangan yang
baik
memungkinkan
tenaga
kerja
melihat
obyek
yang
dikerjakannya secara jelas, cepat dan upaya yang tidak perlu.
Lebih dari itu, penerangan yang memadai memberikan kesan
pemandangan yang lebih baik dan keadaan lingkungan yang
menyegarkan (Suma’mur, 2009).
Untuk mengurangi kelelahan akibat dari penerangan
yang tidak cukup dikaitkan dengan objek dan umur pekerja ini
dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :
1) Perbaikan kontras dimana warna objek yang dikerjakan
kontras dengan latar belakang objek tersebut. Misalnya cat
tembok di sekeliling tempat kerja harus berwarna kontras
commit to user
dengan warna objek yang dikerjakan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Meningkatkan penerangan. Sebaiknya penerangan 2 kali
dari penerangan di luar tempat kerja. Di samping, itu di
bagian-bagian tempat kerja perlu ditambah dengan lampulampu tersendiri.
3) Pengaturan tenaga kerja dalam shift sesuai dengan umur
masing-masing tenaga kerja. Misalnya tenaga kerja yang
sudah berumur di atas 50 tahun tidak diberikan tugas di
malam hari (Notoatmodjo, 2003).
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas maka
dalam
mendirikan
bangunan
tempat
kerja
sebaiknya
mempertimbangkan ketentuan-ketentuan antara lain sebagai
berikut :
1) Jarak antara gedung dan bangunan-bangunan lain tidak
mengganggu masuknya cahaya matahari ke tempat kerja.
2) Jendela-jendela dan lubang angin untuk masuknya cahaya
matahari harus cukup, seluruhnya sekurang-kurangnya 1/6
daripada luas bangunan.
3) Apabila cahaya matahari tidak mencukupi ruangan tempat
kerja, harus diganti dengan penerangan lampu yang cukup.
4) Penerangan tempat kerja tidak menimbulkan suhu ruangan
panas.
5) Sumber penerangan tidak boleh menimbulkan silau dan
bayang-bayang
yangtomengganggu
kerja.
commit
user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6) Sumber cahaya harus menghasilkan daya penerangan yang
tetap
dan
menyebar
serta
tidak
berkedip-kedip
(Notoatmodjo, 2003).
Dalam
ruang
lingkup
pekerjaan,
faktor
yang
menentukan adalah ukuran objek, derajat kontras di antara objek
dan sekelilingnya, luminansi dari lapangan penglihatan, yang
tergantung dari penerangan dan pemantulan pada arah si
pengamat, serta lamanya melihat (Suma’mur, 2009).
c. Sistem Pencahayaan
Ada 5 sistem pencahayaan di ruangan, yaitu :
1) Sistem Pencahayaan Langsung (Direct Lighting)
Pada sistem ini 90%-100% cahaya diarahkan
secara langsung ke benda yang perlu diterangi. Sistem ini
dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi
ada kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya
serta kesilauan yang mengganggu, baik karena penyinaran
langsung maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek
yang optimal, disarankan langit-langit, dinding serta benda
yang ada di dalam ruangan perlu diberi warna cerah agar
tampak menyegarkan.
2) Pencahayaan Semi Langsung (Semi Direct Lighting)
Pada sistem ini, 60%-90% cahaya diarahkan
commit to user
langsung pada benda yang perlu diterangi, sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dengan
sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat
dikurangi. Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang
diplester putih memiliki pemantulan 90%, apabila dicat
putih pemantulan antara 5%-90%.
3) Sistem Pencahayaan Difus (General Diffus Lighting)
Pada sistem ini setengah cahaya 40%-60%
diarahkan pada benda yang perlu disinari, sedangkan
sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dalam
pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-indirect
yakni, memancarkan setengah cahaya ke bawah dan
sisanya ke atas. Pada sistem ini masalah bayangan dan
kesilauan masih ditemui.
4) Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (Semi Indirect
Lighting).
Pada sistem ini, 60%-90% cahaya diarahkan ke
langit-langit dan dinding bagian atas, sedangkan sisanya
diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal
disarankan langit-langit perlu diberikan perhatian serta
dirawat dengan baik. Pada sistem ini masalah bayangan
praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5) Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (Indirect Lighting)
Pada sistem ini, 90%-100% cahaya diarahkan ke
langit-langit
dan
dinding
bagian
atas
kemudian
dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar
seluruh langit-langit dapat menjadi sumber cahaya, perlu
diberikan
perhatian
Keuntungan
bayangan
sistem
dan
dan
ini
pemeliharaan
adalah
kesilauan
yang
baik.
tidak
menimbulkan
sedangkan
kerugiannya
mengurangi effisien cahaya total yang jatuh pada
permukaan kerja (Soeripto, 2008).
d. Standar Pencahayaan di Ruangan
Menurut Suma’mur (2009), menyebutkan bahwa
kebutuhan
intensitas
penerangan
tergantung
dari
jenis
pekerjaan yang dilakukan. Pekerjaan yang membutuhkan
ketelitian sulit dilakukan bila keadaan cahaya di tempat kerja
tidak memadai. Untuk lebih jelas, lihat tabel dibawah ini :
Tabel 1. Tingkat Penerangan berdasarkan Jenis Pekerjaan
Jenis Pekerjaan
Contoh Pekerjaan
Tidak Teliti
Agak Teliti
Penimbunan Barang
Pemasangan (tidak
teliti)
Membaca,
Menggambar
Pemasangan
Teliti
Sangat Teliti
Sumber
:
Higene Perusahaan
(Suma’mur, 2009)
commit to user
dan
Tingkat Penerangan
Yang Dibutuhkan
(Lux)
80-20
170-350
350-700
700-100
Kesehatan
Kerja
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Nilai pantulan (reflektan) yang dianjurkan menurut
Suma’mur (2009), adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Nilai Pantulan (reflaktan)
Jenis Permukaan
Langit-langit
Dinding
Reflaktan (%)
80-90
40-60
Perkakas (mebel)
Mesin dan Perlengkapannya
Lantai
25-45
30-50
20-40
Sumber
:
Higene Perusahaan
(Suma’mur, 2009)
dan
Kesehatan
Kerja
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia
Nomor
1405/MENKES/SK/XI/2002
tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan
Industri.
Tabel 3. Standar Tingkat Pencahayaan
Jenis Pekerjaan
Pekerjaan kasar dan
tidak terus-menerus
Pekerjaan kasar dan
terus-menerus
Pekerjaan rutin
Pekerjaan
halus
Pekerjaan halus
agak
Tingkat
Pencahayaan
Minimal (Lux)
100
200
300
500
1000
commit to user
Keterangan
Ruang penyimpanan dan ruang
peralatan/instalasi
yang
memerlukan
pekerjaan
yang
kontinu.
Pekerjaan dengan mesin dan
perakitan kasar.
Ruang administrasi, ruang kontrol,
pekerjaan mesin/penyusun
Pembuatan gambar atau bekerja
dengan mesin, kantor, pekerja
pemeriksaan atau pekerjaan dengan
mesin.
Pemilihan warna, pemprosesan
tekstil, pekerjaan mesin halus dan
perakitan halus.
bersambung
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sambungan
Jenis Pekerjaan
Pekerjaan
halus
amat
Tingkat
Pencahayaan
Minimal (Lux)
1500
Pekerjaan terinci
3000
Keterangan
Tidak menimbulkan bayangan.
Mengukir
dengan
tangan,
pemeriksaan pekerjaan mesin dan
perakitan yang sangat halus.
Tidak menimbulkan bayangan.
Pemeriksaan pekerjaan, perakitan
sangat halus
Sumber : Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002
e. Sifat-Sifat Penerangan
Menurut Suma’mur (2009), sifat-sifat penerangan
yang baik, adalah :
1) Pembagian luminasi dalam lapangan penglihatan
2) Pencegahan kesilauan
3) Arah sinar
4) Warna
5) Panas penerangan terhadap kelelahan mata
2. Kelelahan Mata
a. Pengertian Kelelahan Mata
Kelelahan mata adalah gangguan yang dialami mata
karena otot-ototnya yang dipaksa bekerja keras terutama saat
harus melihat objek dekat dalam jangka waktu lama
(Padmanaba, 2006).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Penyebab Kelelahan Mata
1) Stres
Terjadi pada fungsi penglihatan. Stress pada otot
akomodasi dapat terjadi pada saat seseorang berupaya
untuk melihat objek berukuran kecil dan pada jarak yang
dekat dalam waktu lama. Beratnya kelelahan mata
tergantung pada jenis kegiatan, intensitas penerangan serta
lingkungan kerja (Imansyah, 2009).
2) Monotomi
Suatu persepsi kesamaan pekerjaan dari menit ke
menit, jadi dalam hal ini terdapat ciri pekerjaan yang tidak
berubah (Setyawati, 2009)
c. Proses Melihat
Proses
melihat
dimulai
ketika
sebuah
benda
memantulkan cahaya dan cahaya ini kemudian masuk ke
dalam mata melalui kornea, pupil, lensa, dan akhirnya cahaya
dipusatkan di retina. Di retina cahaya tadi diubah menjadi
muatan-muatan listrik yang kemudian dikirim ke otak melalui
serabut saraf penglihatan untuk diproses. Hasil dari kerja otak
ini membuat kita melihat benda (Wahyono, 2008).
Pupil atau manik mata berfungsi mengatur cahaya
yang masuk dengan mengecil jika cahaya terlalu terang atau
commit to user
melebar jika cahaya kurang. Diagfragma kamera bekerja
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
seperti pupil. Lensa mengatur agar bayangan dapat jatuh tepat
di retina. Retina atau selaput jala, merupakan jaringan tipis di
sebelah dalam bola mata. Di retina terdapat jutaan sel saraf
yang dikenal sebagai sel batang dan sel kerucut. Sel batang
membuat kita mampu melihat dalam keadaan cahaya agak
gelap sedang sel kerucut membantu melihat detail saat terang,
misalnya membaca, dan melihat warna (Wahyono, 2008).
d. Ciri-Ciri Kelelahan Pada Mata
Kelelahan pada mata ini ditandai oleh adanya iritasi
pada mata atau konjungtivitas (konjungtiva berwarna merah
dapat mengeluarkan air mata), penglihatan ganda, sakit kepala,
daya akomodasi menurun, ketajaman penglihatan (visual
acuity), kepekaan kontras (contras sensitivity), dan kecepatan
persepsi (speed of perception) (Dewa, 2008).
e. Faktor yang Mempengaruhi Kelelahan Mata
Beberapa faktor yang mempengaruhi kelelahan mata
antara lain, sebagai berikut :
1) Faktor usia
Dengan bertambahnya usia menyebabkan lensa
mata berangsur-angsur kehilangan elastisitasnya, dan agak
kesulitan melihat pada jarak dekat. Hal ini akan
menyebabkan
ketidaknyamanan
commit to user
penglihatan
ketika
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengerjakan sesuatu pada jarak dekat maupun penglihatan
jauh. Daya akomodasi menurun pada usia 45 - 50 tahun.
2) Faktor silau (glare)
Silau
adalah
suatu
proses
adaptasi
yang
berlebihan pada mata sebagai akibat dari retina terkena
sinar berlebihan.
3) Kelainan refraksi
Dikarenakan adanya perubahan pada bentuk biji
mata atau lensa mata sehingga bayangan tidak jatuh tepat
pada retina dan menghasilkan gambaran yang kabur.
Seseorang yang mempunyai kelainan refraksi biasanya
lebih cepat mengalami kelelahan mata.
4) Ukuran pupil
Agar jumlah sinar yang diterima oleh retina
sesuai, maka otot mata iris akan mengatur ukuran pupil.
Lubang pupil juga dipengaruhi oleh memfokusnya lensa
mata, mengecil ketika lensa mata memfokuskan pada
objek yang dekat.
5) Riwayat penyakit
Riwayat penyakit sangat penting dalam langkah
awal diagnosis semua penyakit, termasuk penyakit mata.
Sebagaimana
biasanya
diperlukan
riwayat
penyakit
deskripif dan kronologis, ditanya pula faktor yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mempercepat penyakit dan hasil pengobatan untuk
mengurangi keluhan penderita.
6) Jenis kegiatan
Jenis kegiatan berpengaruh terhadap kelelahan
mata yang mungkin dapat timbul dalam pekerjaan sehari
dikarenakan kebutuhan akan intensitas penerangan pada
masing-masing jenis kegiatan berbeda sesuai dengan
kebutuhannya. Seperti pada pekerjaan/kegiatan yang
memerlukan ketelitian tanpa penerangan yang memadai,
maka dampaknya akan sangat terasa pada kelelahan mata
(Cahyono, 2005).
3. Hubungan Intensitas Penerangan dengan Kelelahan Mata
Pencahayaan ruangan, khususnya di tempat kerja yang
kurang memenuhi persyaratan tertentu dapat memperburuk
penglihatan, karena jika pencahayaan terlalu besar atau pun kecil,
pupil mata harus berusaha menyesuaikan cahaya yang diterima
oleh mata. Akibatnya mata harus memicing silau atau berkontraksi
secara berlebihan, karena jika pencahayaan lebih besar atau lebih
kecil, pupil mata harus berusaha menyesuaikan cahaya yang dapat
diterima oleh mata. Pupil akan mengecil jika menerima cahaya
yang besar. Hal ini merupakan salah satu penyebab mata cepat
lelah (Depkes, 2008).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dampak dari pencahayaan yang tidak memadai itu adalah
kelelahan pada mata, namun itu pun bersifat reversible.
Maksudnya, jika mata mengalami kelelahan, maka dengan
melakukan istirahat yang cukup/beristirahat sepulang kerja maka
pagi harinya mata akan pulih kembali (Depkes, 2008).
Kelelahan mata akibat dari pencahayaan yang kurang baik
akan menunjukan gejala kelelahan mata yang sering muncul antara
lain: kelopak mata terasa berat, terasa ada tekanan dalam mata,
mata sulit dibiarkan terbuka, merasa enak kalau kelopak mata
sedikit ditekan, bagian mata paling dalam terasa sakit, perasaan
mata berkedip,
penglihatan
kabur,
tidak
bisa difokuskan,
penglihatan terasa silau, penglihatan seperti berkabut walau mata
difokuskan, mata mudah berair, mata pedih dan berdenyut, mata
merah, jika mata ditutup terlihat kilatan cahaya, kotoran mata
bertambah, tidak dapat membedakan warna sebagaimana biasanya,
ada sisa bayangan dalam mata, penglihatan tampak ganda, mata
terasa panas, mata terasa kering (Pusat Hiperkes dan Keselamatan
Kerja, 2008).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Kerangka Pemikiran
Intensitas penerangan
sesuai standar
yang
tidak
Intensitas
Penerangan Tidak
Intensitas
Penerangan Sesuai
Tidak dapat melihat objek
dengan jelas, teliti, tepat, dan nyaman
Penggunaan mata untuk melihat secara
intensif
Stress Otot Pengkomodasi
(Korpus Siliaris)
Faktor Intern :
- Usia
- Riwayat penyakit
- Lama kerja
- Jarak pandang
Kelelahan
Mata
Faktor Ekstern :
- Masa kerja
- Bentuk objek kerja
Produktivitas
Menurun
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran tentang Hubungan Penerangan
dengan Kelelahan Mata
Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Intensitas penerangan di tempat kerja baik yang melebihi
NAB maupun yang tidak melebihi NAB sangat berpengaruh terhadap
objek kerja yang dihadapi oleh pekerja, misal apabila penerangan baik
maka pekerja dapat melihat obyek kerja secara jelas, teliti, tepat dan
nyaman tetapi apabila penerangannya kurang baik maka pekerja tidak
dapat melihat obyek dengan jelas, teliti, tepat dan nyaman sehingga
mata tidak dapat melihat dengan intensif karena cahaya yang diterima
tidak sampai pada retina/bintik kuning maka dapat menyebabkan
stress otot pengakomodasi, akhirnya timbul kelelahan mata sehingga
akan mengakibatkan menurunnya produktivitas pekerja. Selain
dipengaruhi oleh penerangan, kelelahan mata dipengaruhi oleh faktor
intern yaitu usia, riwayat penyakit, lama kerja, jarak pandang dan
faktor ekstern yaitu masa kerja dan bentuk objek kerja.
C. Hipotesis
Ada Hubungan Intensitas Penerangan dengan Kelelahan Mata pada
Tenaga Kerja di Area Pengantongan PT. Pupuk Kujang Cikampek.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik
yaitu peneliti mencoba untuk mencari hubungan antar variabel faktor
resiko dan efek yang analisisnya untuk menentukan ada tidaknya
hubungan antar variabel itu sehingga perlu disusun hipotesisnya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional
karena variabel bebas (faktor resiko) dan variabel terikat (efek) yang
terjadi pada obyek penelitian diukur atau dikumpulkan dalam waktu
yang bersamaan dan dilakukan pada situasi saat yang sama
(Taufiqurrohman, 2003).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di PT. Pupuk Kujang Cikampek pada
bulan Februari 2011.
C. Populasi Penelitian
Populasi Penelitian adalah semua tenaga kerja di Area
Pengantongan PT. Pupuk Kujang. Jumlah tenaga kerja di area
pengantongan 50 orang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan menggunakan Purposive
Sampling dengan pengambilan sampelnya berdasarkan ciri-ciri
sebagai berikut :
a.
Jenis kelamin
: laki-laki
b.
Usia
: 25 - 40 tahun
c.
Masa kerja
: Lebih dari 5 tahun
d.
Lama kerja 8 jam sehari
E. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan
teknik
Purposive
Sampling
dengan
pengambilan
sampelnya
berdasarkan ciri-ciri dan sampel yang didapat yaitu 40 orang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F. Desain Penelitian
Populasi
Purposive
Sampel
Intensitas penerangan
tidak sesuai standar
Intensitas penerangan
sesuai standar
Mengalami
Kelelahan Mata
Tidak Mengalami
Kelelahan Mata
Mengalami
Kelelahan Mata
Tidak Mengalami
Kelelahan Mata
Chi Square
G. Identifikasi Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah intensitas penerangan.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kelelahan mata.
c. Variabel Pengganggu
Variabel pengganggu dalam penelitian ini ada dua, yaitu :
1) Variabel pengganggu terkendali : jenis kelamin, usia, masa
kerja dan lama kerja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Variabel pengganggu tidak terkendali : riwayat penyakit, jarak
pandang dan bentuk objek kerja.
H. Desain Operasional Variabel Penelitian
1. Intensitas penerangan
Intensitas penerangan adalah besarnya cahaya lampu
ruangan yang menerangi permukaan kerja sehingga objek di tempat
kerja bagian Pengantongan terlihat oleh mata tenaga kerja dan
tenaga kerja dapat bekerja secara nyaman.
Alat ukur
: Lux Meter LK-064-IDN
Satuan
: Lux
Skala
: Nominal
Hasil Pengukuran
: Sesuai standar (250-300 Lux)
Tidak sesuai standar (< 250 Lux atau >
300 Lux)
2. Kelelahan mata
Kelelahan mata adalah keluhan yang dialami oleh tenaga
kerja, yang dirasakan berhubungan dengan mata.
Alat ukur
: Kuesioner
Skala
: Nominal
Hasil Pengukuran
: Lelah, Tidak Lelah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
I. Alat dan Bahan Penelitian
Dalam penelitian ini peralatan yang digunakan untuk
pengambilan data beserta pendukungnya adalah :
1. Lux Meter untuk mengukur intensitas penerangan.
2. Lembar kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang digunakan untuk
mengetahui apakah subjek penelitian mengalami kelelahan mata
atau tidak. Kuesioner diambil dari Balai Hyperkes Jakarta dan telah
dilakukan uji validitas dan rehabilitas.
J. Cara Kerja Penelitian
1. Pengukuran intensitas penerangan dengan LUX Meter LK-064IDN. Cara pemakaian LUX Meter pada prinsipnya adalah sebagai :
a. Pasang baterai dan tekan tombol ON.
b. Kalibrasi alat terlebih dahulu pada zero point sampai
menunjukkan angka 0 pada display, photo cell harus ditutup saat
pengkalibrasian.
c. Lakukan pengukuran dengan menghadapkan photo cell pada
sumber cahaya sekitar 85 cm dari lantai permukaan.
d. Baca hasil pada display.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Kelelahan Mata
Pengukuran kelelahan mata tenaga kerja dilakukan
dengan menggunakan kuesioner, yaitu :
a.
Kuesioner serta alat tulis diberikan pada tenaga kerja selesai
bekerja.
b.
Menberikan penjelasan atau pengarahan tentang jawaban
kuesioner.
c.
Tiap pertanyaan terdapat 2 jawaban dan memiliki skor yang
berbeda-beda yaitu tidak lelah = 0 dan lelah = 1.
d.
Setelah tenaga kerja selesai mengisi kuesioner, kuesioner
dikumpulkan.
e.
Tiap kuesioner dijumlah skor nya berdasarkan jawaban yang
dipilih oleh tiap tenaga kerja.
f.
Jumlah skor dari masing-masing kuesioner merupakan
besarnya nilai kelelahan mata yang dialami tiap tenaga kerja.
g.
Data yang diperoleh, dirangkum pada lembar daftar skor
kelelahan mata.
K. Teknik Analisis Data
Seluruh data ditabulasi dan dianalisa dengan SPSS 16.0 for
windows. Data yang terkumpul dianalisa secara statistik dengan uji chisquare. Uji chi-square disebut juga uji keselarasan, karena untuk
menguji apakah sebuah sampel selaras dengan salah satu distribusi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
teoritis. Chi-square, yaitu melihat hubungan antara variabel yang
berbentuk kategorik dimana antara kelompok adalah independen
(Singgih, 2004).
Dimana kriteria penelitian adalah sebagai berikut :
a.
Ho diterima bila X2 hitung kurang dari atau sama dengan X2 tabel
pada a = 0,05 dan df = 1, yang berarti tidak ada hubungan
bermakna antara intensitas penerangan dengan kelelahan mata.
b.
H1 diterima bila X2 hitung lebih besar atau sama dengan X2 tabel
pada a = 0,05 dan df = 1, yang berarti ada hubungan yang
bermakna antara intensitas penerangan dengan kelelahan mata.
(Taufiqurrahman, 2003).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umun Bagian Pengantongan
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Pupuk Kujang yang
terletak di Jl. Jendral A. Yani No. 39 Cikampek 41373 Kecamatan
Cikampek, Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat pada bulan
februari 2011 di bagian Pengantongan.
PT. Pupuk Kujang merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dalam bidang petrokimia. Perusahaan ini menghasilkan urea
dengan bahan baku air, udara dan gas alam yang diproses pada suhu
dan tekanan yang tinggi, di PT. Pupuk Kujang terdapat berbagai jenis
pekerjaan yang dibagi dalam beberapa departeman atau bagian di
mana tugas dan tanggung jawabnya berbeda satu sama lain. Salah
satunya adalah bagian pengantongan. Aktifitas yang terjadi di
pengantongan yaitu pengantongan dan penjahitan hasil produksi.
Aktifitas yang dilakukan di pengantongan tergolong pekerjaan yang
rutin sehari-hari dan memerlukan ketelitian dalam pekerjaan tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Karakteristik Subjek Penelitian
1. Umur
Berdasarkan pengambilan data tenaga kerja di bagian
administrasi untuk tenaga kerja bagian Pengantongan di PT. Pupuk
Kujang Cikampek adalah sebagai berikut :
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Subyek Berdasarkan Usia
Usia (Tahun)
25-28
29-32
33-36
37-40
Jumlah
Frekuensi
5
8
17
10
40
Prosentase (%)
12,5
20
42,5
25
100
Salah satu faktor yang mempengaruhi penerangan dengan
kelelahan mata adalah umur. Dari tabel 4 dapat diketahui 5
responden (12,5 %) yang berusia antara 25-28 tahun, 8 responden
(20 %) yang berusia antara 29-32 tahun, 17 responden (42,5 %)
yang berusia 33-36 tahun dan 10 responden (25 %) yang berusia
antara 37-40 tahun.
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin tenaga kerja di bagian Pengantongan PT.
Pupuk Kujang Cikampek yang menjadi sampel dalam penelitian ini
adalah laki-laki.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Masa Kerja
Masa kerja tenaga kerja di Pengantongan PT. Pupuk
Kujang Cikampek yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah
yang masa kerjanya lebih dari 5 tahun. Dapat dilihat dari tabel
sebagai berikut :
Tabel 5. Distribusi Subyek Penelitian Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja (Tahun)
5-8
9-12
13-16
17-20
Jumlah
Frekuensi
4
15
8
13
40
Presentase (%)
10
37,5
20
32,5
100
Masa kerja juga sangat mempengaruhi penerangan
terhadap kelelahan mata. Dari tabel 5 didapatkan 4 responden (10
%) yang masa kerjanya antara 3-7 tahun, 15 responden (37,5 %)
yang masa kerjanya antara 6-12 tahun, 8 responden (20 %) yang
masa kerjanya 13-16 tahun dan 13 responden (32,5 %) yang masa
kerjanya antara 17-20 tahun.
C. Hasil Pengukuran Intensitas Penerangan
Hasil
pengukuran
intensitas
penerangan
umum
di
Pengantongan PT. Pupuk Kujang Cikampek dilakukan pada jam kerja
yaitu tanggal 28 Februari 2011 jam 09.00 sampai jam 11.00 WIB dan
pada tanggal 3 Maret 2011 jam 09.00 sampai jam 11.00 WIB.
Didapatkan hasil sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 6. Hasil Pengukuran Intensitas Penerangan Umum di bagian
Pengantongan PT. Pupuk Kujang Cikampek
Kategori
Frekuensi
Presentase (%)
Sesuai Standar
22
55
Tidak Sesuai Standar
18
45
Jumlah
40
100
Dari tabel 6 didapatkan hasil pengukuran 22 titik pengukuran
(55 %) melebihi NAB dan 18 titik pengukuran (45 %) tidak melebihi
NAB. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 8.
D. Pengukuran Kelelahan Mata
Pengukuran kelelahan mata pada responden menggunakan
kuesioner kelelahan mata yang berisi daftar 20 pertanyaan mengenai
gejala ketegangan mata. Kuesioner diberikan kepada 40 tenaga kerja
di bagian pengantongan. Hasil observasi dan pengambilan data di
lapangan, diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 7. Hasil Pengukuran kelelahan Mata dengan Kuesioner
Kategori
Frekuensi
Presentase (%)
Lelah
25
62,5
Tidak Lelah
15
37,5
Jumlah
40
100
Tenaga kerja yang mengalami kelelahan mata menurut table
7, yaitu sebesar
25 responden (62,5%). Sedangkan 15 responden
(37,5%) tidak mengalami kelelahan mata. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada lampiran 9.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Uji Intensitas Penerangan dengan Kelelahan Mata
Dari hasil kuesioner kelelahan mata di bagian pengantongan
selanjutnya dilakukan uji statistik dengan metode Chi-square test
program SPSS versi 16,0. Didapatkan hasil sebgai berikut :
Tabel 8. Hasil Uji Statistik
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi- 40.000a
Square
35.847
Continuity
b
Correction
52.925
Likelihood
Ratio
Fisher's Exact
Test
39.000
Linear-byLinear
Association
40
N of Valid
Cases
Df
Asymp. Sig.
(2-sided)
1
.000
1
.000
1
.000
1
Exact Sig. (2sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.000
.000
.000
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 5,63.
b. Computed only for a 2x2 table
Tabel 9. Symmetric Meansure
Symmetric Measures
Nominal by Nominal Contingency Coefficient
N of Valid Cases
Value
Approx. Sig.
.707
40
.000
Hasil uji Chi-square test menunjukkan Sig. p = 0,000 maka
dikatakan sangat signifikan karena p ≤ 0,01 yang berarti Ho ditolak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan Ha diterima. Jadi terdapat hubungan yang signifikan antara
intensitas penerangan dengan kelelahan mata pada karyawan di PT.
Pupuk Kujang Cikampek. Dengan 55 % penerangan yang sesuai
standar, 45 % tidak sesuai standar dan 62,5 % mengalami kelelahan
mata, 37,5 % tidak mengalami kelelahan mata.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat
1. Umur
Sampel yang diambil dalam penelitian ini berusia antara 25 40 tahun dengan rata-rata umur sampel dari keseluruhan adalah 32,5
tahun. Berdasarkan teori yang ada pada usia 20 - 40 tahun merupakan
suatu periode dimana pada usia tersebut manusia boleh disebut sangat
dinamis dan produktif. Selain itu kelainan akomodasi yang terjadi
akibat dari penuaan lensa biasanya timbul setelah usia 40 tahun
(Depkes RI, 2008)
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin dalam penelitian ini adalah laki-laki, karena
pada tenaga kerja wanita akan terjadi siklus biologis setiap bulan di
dalam mekanisme tubuhnya sehingga akan mempengaruhi turunnya
kondisi fisik maupun psikisnya. Hal ini akan menyebabkan tingkat
kelelahan wanita lebih besar dari pada laki-laki (Suma’mur, 2009).
3. Masa Kerja
Dalam penelitian ini masa kerja subjek penelitian berkisar
antara 5 - 20 tahun dengan rata-rata 13,4 tahun. Masa kerja berkaitan
dengan proses aklimatisasi tenaga kerja terhadap iklim kerja tertentu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sehingga menjadi terbiasa terhadap iklim kerja tersebut dan kondisi
fisik, faal dan psikis tidak mengalami efek buruk dari iklim kerja yang
dimaksud. Pekerja baru yang mulai bekerja pada lingkungan kerja
dengan tekanan panas yang tinggi akan mengalami proses aklimatisasi
terhadap intensitas paparan panas yang sebelumnya tidak pernah
mengalaminya. Proses aklimatisasi ini biasanya memerlukan waktu 710 hari (Santoso, 2004).
Begitu juga tenaga kerja yang mempunyai masa kerja yang
lama pada ruangan yang intensitas penerangannya kurang maka dapat
mengakibatkan miopi, hipermetropi, presbiopi, hemerolopi (rabun
senja).
4. Lama Kerja
Lama kerja tenaga kerja yang menjadi sampel adalah 8 jam
perhari dengan diberikan waktu istirahat 1 jam. Lama kerja perhari
yang digunakan untuk penelitian adalah 8 jam karena lamanya
sseorang bekerja sehari secara baik pada umumnya 6 - 8 jam.
Terjadinya perbedaan tingkat kelelahan mata tidak dipengaruhi oleh
lama kerja karena lama kerja semua subjek penelitian konstan atau
sama (Tarwaka, 2010).
Dengan
menyamakan
karakteristik
sampel
tersebut
dimaksudkan agar variabel pengganggu yang dapat menyebabkan
kelelahan mata bisa terkendali.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Pengukuran Intensitas Penerangan
Aktifitas yang dilakukan di bagian pengantongan PT.
Pupuk Kujang Cikampek tergolong kategori pekerjaan yang rutin
sehari-hari dan memerlukan ketelitian dalam pekerjaannya tersebut
yaitu penjahitan dan pemasukkan urea ke dalam karung. Sumber
penerangan dibagian pengantongan pada dasarnya menggunakan
sumber penerangan alami dan buatan. Sumber penerangan alami
berasal dari sinar matahari dan untuk penerangan buatan dipergunakan
jenis lampu TL. Sumber penerangan di bagian Pengantongan ada 11
titik lampu dimana masing-masing titik terdiri dari satu buah lampu
TL dengan daya 40 watt. Luas area tertutup (indoor) dan terbuka
(outdoor) di area Pengantongan adalah ± 4080 m2. Dari luas area
tersebut diambil sampel penelitian sebanyak 40 titik pengukuran yang
dianggap mewakili intensitas penerangan umum di area tersebut.
Dari hasil pengukuran 40 titik diperoleh data bahwa 22 titik
intensitas penerangannya sesuai standar dan 18 titik intensitas
penerangannya belum sesuai dengan standar tingkat pencahayaan
menurut Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002.
6. Pengukuran Kelelahan Mata
Dari penilaian kuesioner yang telah dibagikan pada pekerja
ditetapkan batas batas tingkat kelelahan mata adalah ≥ 25 sedangkan
untuk mata yang tidak mengalami kelelahan < 25. Hasil penilaian
kuesioner tingkat kelelahan mata didapatkan bahwa tenaga kerja yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengalami kelelahan mata 25 orang dan tenaga kerja yang tidak
mengalami kelelahan mata 15 orang.
Dari penilaian kuesioner tersebut dapat disimpulkan bahwa
di pengantongan mayoritas tenaga kerja mengalami kelelahan mata
lebih banyak karena intensitas penerangan yang kurang dari standar.
B. Analisa Bivariat
Hasil pengukuran intensitas penerangan tersebut kemudian
dihubungkan dengan timbulnya kelelahan mata pada responden melalui
jawaban kuesioner untuk dilakukan pengujian statistik menggunakan uji
statistik Chi-Square Test dan diperoleh hasil yang signifikan p = 0, 00 (p ≤
0,01). Dari hasil tersebut maka Ho dapat ditolak dan Ha diterima, yang
berarti terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas penerangan
dengan kelelahan mata pada karyawan di PT. Pupuk Kujang Cikampek
Jawa Barat.
Harga C atau Contingency Coefficient adalah 0,707 atau 70,7 %
yang berarti besarnya pengaruh intensitas penerangan dengan kelelahan
mata dan 29,3 % dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti umur, jenis
kelamin, masa kerja dan lama kerja.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Mutiara Ragil Kuning pada
tahun 2010 dengan judul Hubungan Intensitas Penerangan dengan
Kelelahan Mata pada Karyawan di PT. DIC Astra Chemicals Jakarta
terdapat hasil p = 0, 00 berarti signifikan yang menyatakan bahwa ada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hubungan intensitas penerangan dengan kelelahan mata pada karyawan di
PT. DIC Astra Chemicals Jakarta.
Harga C atau Contingency Coefficient adalah 0,518 atau 51,8 %
yang berarti besarnya pengaruh intensitas penerangan dengan kelelahan
mata dan 48,2 % dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti umur, jenis
kelamin, masa kerja dan lama kerja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan tersebut maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1.
Ada hubungan antara intensitas penerangan dengan kelelahan
mata pada karyawan di area Pengantongan
PT. Pupuk
Kujangn Cikampek. Pengujian statistik Chi-square test untuk
mengetahui hubungan intensitas penerangan dengan kelelahan
mata pada karyawan di area Pengantongan PT. Pupuk Kujang
Cikampek diperoleh hasil yang signifikan p = 0,00 (p ≤ 0,01).
Dari hasil tersebut maka Ho dapat ditolak dan Ha diterima,
yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara
intensitas penerangan dengan kelelahan mata pada karyawan di
PT. Pupuk Kujang Cikampek Jawa Barat.
2. Dari 40 titik pengukuran penerangan terdapat 18 titik
pengukuran yang tidak sesuai dengan standar yaitu antara 72190 lux dan terdapat 22 titik yang sesuai standar yaitu antara
250-290 lux.
3. Dari hasil penilaian kuesioner tingkat kelelahan mata
didapatkan bahwa tenaga kerja yang mengalami kelelahan
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mata 25 orang dan tenaga kerja yang tidak mengalami
kelelahan mata 15 orang.
B. Saran
1. Lampu di area pengantongan yang mati sebaiknya segera diganti
dengan lampu yang baru.
2. Sebaiknya supervisior bagian pengantongan menjadwalkan
pembersihan lampu sebulan sekali agar lampu tetap terlihat
terang.
3. Penempatan lampu di loading area jangan di tempatkan ±50 cm
didepan pekerja tetapi agak dibelakang/diatas kepala pekerja
agar pekerja tidak merasa silau dan panas.
4. Lampu di loading area jangan ditutup memakai karung agar
tidak menghalangi cahaya yang dihasilkan oleh lampu tersebut
sehingga penerangannya sesuai dengan standar yang ditetapkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono.
2005.
Informasi
Biologi
Mata
dan
Penglihatan.
http://www.medicastore.com//. Diakses pada tanggal 29 Maret 2010.
Depkes RI. 2008. Pencahayaan Salah Perburuk Penglihatan.
http://www.klikdokter.com/article/detail/401.htm. Diakses pada tanggal 28
Desember 2010.
Dewa. 2008. Dampak Sistem Pencahayaan Bagi Kesehatan Mata. http://kulit
cantik.jawabali.com/mata-sexy/dampak-sistem-pencahayaan-bagikesehatan-mata. Diakses pada tanggal 28 Desember 2010.
Hadi, R. dan Handoko. 2009. Fisika Kesehatan. Jogjakarta : Mitra Cendekia.
Handoko Riwidikdo. 2008. Statistik Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia
Press.
Hastono. 2001. Analisis Data. Jakarta : FKM UI.
Imansyah, B. 2003. Dampak Sistem Pencahayaan Bagi Kesehatan Mata.
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0611/28/ipt02.html. Diakses pada
tanggal 28 Desember 2010.
Padmanaba, R. 2006. Pengaruh Penerangan dalam Ruang terhadap
Produktivitas
Mahasiswa
Desain
Interior.
http:/www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartementID=INT.
Diakses pada tanggal 28 Desember 2010.
Pusat Hiperkes dan Keselamatan Kerja. 2008. Penelitian Pengaruh Komputer
Pada Mata. Departemen Tenaga Kerja : Pusat Hiperkes dan Keselamatan
Kerja.
Notoatmojo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : CV Rineka
Cipta.
Notoamodjo, S. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta.
Santoso, S. 2004. SPSS, Mengolah Data Statistik secara Profesional. Jakarta :
PT. Elek Media Komputindo Gramedia.
Santoso. 2004. Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja. Jakarta : Prestasi
Pustaka.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Setyawati. 2009. Selintas Tentang Kelelahan Kerja. Yogyakarta : Amara
Books.
Soeripto, 2008. Higiene Industri. Jakarta : Balai Penerbit FK UI.
Suma’mur, PK. 2009. Higene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja. Jakarta :
Sagung Seto.
Sutrisno, H. 2004. Statistik 2. Yogyakarta : Andi Offset.
Tarwaka, 2010. Ergonomi Industri. Surakarta : Harapan Press.
Taufiqurrohman, A. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan.
Surakarta : CSGF.
Wahyono, 2008. Rangka dan Alat Indera Manusia.
http://www.kalbe.co.id/files/cdk_154_Kesehatan Kerja.pdf. Diakses pada
tanggal 28 Desember 2010.
commit to user
Download