35 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

advertisement
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengolahan Data
Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian tentang
hubungan antara self-efficacy dengan prestasi belajar mahasiswa jurusan
psikologi, fakultas humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 – 2012.
Pemaparan hasil pengolahan data ini meliputi gambaran umum responden,
gambaran self-efficacy yang dimiliki mahasiswa jurusan psikologi, fakultas
humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 – 2012, gambaran prestasi
belajar yang dicapai mahasiswa jurusan psikologi, fakultas humaniora Binus
University tahun ajaran genap 2011 – 2012, dan hubungan antara self-efficacy
dengan prestasi belajar mahasiswa jurusan psikologi, fakultas humaniora Binus
University tahun ajaran genap 2011 – 2012.
4.1.1
Gambaran Umum Responden
4.1.1.1
Gambaran Usia Responden
Tabel 4.1
Frequency
Valid
Percent
18
16
15.2
19
34
32.4
20
34
32.4
21
13
12.4
22
3
2.9
24
4
3.8
25
1
1.0
105
100.0
Total
35
36
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat diketahui gambaran
usia dari responden. Sebanyak 16 orang mahasiswa berumur 18
tahun, 34 orang mahasiswa berumur 19 tahun, 34 orang
mahasiswa berumur 20 tahun, 13 orang mahasiswa berumur 21
tahun, 3 orang mahasiswa berumur 22 tahun, 4 orang mahasiswa
berumur 24 tahun, 1 orang mahasiswa berumur 25 tahun. Berarti
rata-rata usia responden berumur 19 dan 20 tahun, dimana
masing-masing memiliki presentasi sebesar 32,4%.
4.1.1.1.1
Chi-Square Prestasi Belajar Responden
Dengan Usia
Tabel 4.1.1.
Chi-Square Tests
Value
Asymp. Sig.
(2-sided)
df
10.384a
12
.582
Likelihood Ratio
10.496
12
.573
Linear-by-Linear
Association
.013
1
.909
N of Valid Cases
105
Pearson Chi-Square
Berdasarkan tabel 4.1.1 di atas, dapat diketahui
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
usia dengan prestasi belajar mahasiswa. Karena Pearson
Chi-Square lebih besar dari 0,05.
37
4.1.1.2
Gambaran Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.2
Frequency
Valid
Percent
Laki-laki
26
24.8
Perempuan
79
75.2
105
100.0
Total
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat diketahui gambaran
jenis kelamin dari responden. Sebanyak 26 orang mahasiswa
yang
menjadi
responden
adalah
laki-laki,
dan
79
orang
mahasiswa yang menjadi responden adalah perempuan.
4.1.1.2.1
Chi-Square Prestasi Belajar Responden
Dengan Jenis Kelamin
Tabel 4.2.1
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
a
2
.184
Likelihood Ratio
3.590
2
.166
Linear-by-Linear Association
3.348
1
.067
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
3.391
105
Berdasarkan tabel 4.2.1 di atas, dapat diketahui
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
jenis kelamin dengan prestasi belajar mahasiswa. Karena
Pearson Chi-Square lebih besar dari 0,05.
38
4.1.1.3
Gambaran Semester Perkuliahan Responden
Tabel 4.3
Frequency
Valid
Percent
2
35
33.3
4
35
33.3
6
35
33.3
105
100.0
Total
Berdasarakan tabel 4.3 di atas, dapat diketahui gambaran
semester perkuliahan dari responden. Terdapat 35 orang
mahasiswa pada tiap semester 2, 4, dan 6.
4.1.1.3.1
Chi-Square Prestasi Belajar Responden
Dengan Semester Perkuliahan
Tabel 4.3.1
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
a
4
.768
1.844
4
.764
Linear-by-Linear Association
.037
1
.847
N of Valid Cases
105
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
1.824
Berdasarkan tabel 4.3.1 di atas, dapat diketahui
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
semester perkuliahan dengan prestasi belajar mahasiswa.
Karena Pearson Chi-Square lebih besar dari 0,05.
39
4.1.1.4
Gambaran
Keikutsertaan
Unit
Kegiatan
Mahasiswa (UKM) Responden
Tabel 4.4
Frequency
Valid
Percent
Ya
26
24.8
Tidak
79
75.2
Total
105
100.0
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat diketahui gambaran
keikutsertaan unit kegiatan mahasiswa responden. Terdapat 26
orang mahasiswa yang mengikuti UKM, dan 79 orang mahasiswa
yang tidak mengikuti UKM.
4.1.1.4.1
Chi-Square Prestasi Belajar Responden
Dengan
Keikutsertaan
Unit
Kegiatan
Mahasiswa (UKM)
Tabel 4.4.1
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
Pearson Chi-Square
.982
a
2
.612
Likelihood Ratio
1.032
2
.597
Linear-by-Linear Association
.136
1
.712
N of Valid Cases
105
Berdasarkan tabel 4.4.1 di atas, dapat diketahui
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
keikutsertaan unit kegiatan mahasiswa (ukm) dengan
40
prestasi belajar mahasiswa. Karena Pearson Chi-Square
lebih besar dari 0,05.
4.1.1.5
Gambaran Keikutsertaan Himpunan Mahasiswa
Jurusan (HMJ) Responden
Tabel 4.5
Frequency
Valid
Percent
Ya
30
28.6
Tidak
75
71.4
Total
105
100.0
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat diketahui gambaran
keikutsertaan himpunan mahasiswa jurusan responden. Terdapat
30 orang mahasiswa yang mengikuti HMJ, dan 75 orang
mahasiswa yang tidak mengikuti HMJ.
4.1.1.5.1
Chi-Square Prestasi Belajar Responden
Dengan
Keikutsertaan
Himpunan
Mahasiswa Jurusan (HMJ) Responden
Tabel 4.5.1.
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
a
2
.514
Likelihood Ratio
1.294
2
.524
Linear-by-Linear Association
1.203
1
.273
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
1.332
105
41
Berdasarkan tabel 4.5.1 di atas, dapat diketahui
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
keikutsertaan himpunan mahasiswa jurusan (hmj) dengan
prestasi belajar mahasiswa. Karena Pearson Chi-Square
lebih besar dari 0,05.
4.1.1.6
Gambaran Keikutsertaan Organisasi Di Luar
Kampus Responden
Tabel 4.6
Frequency
Valid
Percent
Ya
43
41.0
Tidak
62
59.0
Total
105
100.0
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dapat dilihat gambaran
keikutsertaan organisasi di luar kampus responden. Terdapat 43
orang mahasiswa yang mengikuti organisasi di luar kampus, dan
62 orang mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi di luar
kampus.
42
4.1.1.6.1
Chi-Square Prestasi Belajar Responden
Dengan
Keikutsertaan
Organisasi
Di
Luar Kampus
Tabel 4.6.1
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
a
2
.731
Likelihood Ratio
.634
2
.728
Linear-by-Linear Association
.573
1
.449
N of Valid Cases
105
Pearson Chi-Square
.626
Berdasarkan tabel 4.6.1 di atas, dapat diketahui
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
keikutsertaan organisasi di luar kampus dengan prestasi
belajar mahasiswa. Karena Pearson Chi-Square lebih
besar dari 0,05.
4.1.2
Gambaran self-efficacy yang yang dimiliki mahasiswa jurusan
psikologi, fakultas humaniora Binus University tahun ajaran
genap 2011 – 2012.
Berdasarkan hasil perhitungan statistik dari jumlah mahasiswa
sebanyak 105 orang. Diketahui rata-rata skor mahasiswa dalam
pengisian kuesioner self-efficacy sebesar 116,88 dengan skor minimum
sebesar 85, skor maksimum sebesar 151 dan standar deviasi sebesar
10,408. Secara lebih rinci hasil perhitungan statistik deskriptif untuk
variabel self-efficacy mahasiswa jurusan psikologi, fakultas humaniora
43
Binus University tahun ajaran genap 2011 – 2012 dapat dilihat pada tabel
4.7.
Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif Variabel Self-Efficacy Mahasiswa Jurusan
Psikologi, Fakultas Humaniora Binus University Tahun Ajaran Genap 2011 –
2012.
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
TotalSE
105
85
151
116.88
10.408
Valid N (listwise)
105
Dengan merujuk pada nilai rata-rata dan nilai standar deviasi,
maka langkah selanjutnya adalah mengelompokkan skor setiap subjek ke
dalam 3 kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Untuk lebih jelasnya,
gambaran tingkat self-efficacy mahasiswa jurusan psikologi, fakultas
humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 – 2012 dapat dilihat
pada tabel 4.8.
Tabel 4.8
Gambaran Self-Efficacy Mahasiswa Jurusan Psikologi, Fakultas Humaniora
Binus University Tahun Ajaran Genap 2011 – 2012.
Norma
Kategorisasi
Frekuensi
Presentase
X < 106,472
Rendah
15
14,3%
106,472 – 127,288
Sedang
76
72,4%
X ≥ 127,288
Tinggi
14
13,3%
105
100%
Jumlah
44
Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa terdapat 15 orang
mahasiswa (14,3%) yang memiliki self-efficacy rendah, 76 orang
mahasiswa (72,4%) yang memiliki self-efficacy sedang, dan 14 orang
mahasiswa (13,3%) yang memiliki self-efficacy tinggi. Dengan melihat
hasil
perhitungan
tersebut,
dapat
diindikasikan bahwa
mayoritas
mahasiswa jurusan psikologi, fakultas humaniora Binus University tahun
ajaran genap 2011 – 2012 untuk variabel self-efficacy berada pada
kategori sedang.
4.1.3
Gambaran prestasi belajar yang dicapai mahasiswa jurusan
psikologi, fakultas humaniora Binus University tahun ajaran
genap 2011 – 2012.
Berdasarkan hasil perhitungan statistik deskriptif, dapat diketahui
bahwa rata-rata prestasi belajar atau indeks prestasi kumulatif (IPK)
mahasiswa jurusan psikologi, fakultas humaniora Binus University tahun
ajaran genap 2011 – 2012 sebesar 2,6486, nilai minimum sebesar 1,30,
nilai maksimum sebesar 3,80 dan standar deviasi sebesar 0,53369. Untuk
lebih jelasnya hasil perhitungan statistik deskriptif prestasi belajar
mahasiswa jurusan psikologi, fakultas humaniora Binus University tahun
ajaran genap 2011 – 2012 dapat dilihat pada tabel 4.9.
45
Tabel 4.9
Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif Prestasi Belajar Mahasiswa Jurusan
Psikologi, Fakultas Humaniora Binus University Tahun Ajaran Genap 2011 –
2012.
Descriptive Statistics
N
Minimum
IPKdata
105
Valid N (listwise)
105
1.30
Maximum
Mean
3.80
Std. Deviation
2.6486
.53369
Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah indeks
prestasi kumulatif mahasiswa mahasiswa jurusan psikologi, fakultas
humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 – 2012. Untuk
mengetahui tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai oleh
mahasiswa, maka untuk lebih mudahnya dilakukan pengkategorisasian.
Pengkategorisasian untuk prestasi belajar dibagi menjadi 3, yaitu non
reguler, middle achiever, dan high achiever. Untuk lebih jelasnya,
gambaran tingkat prestasi belajar mahasiswa jurusan psikologi, fakultas
humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 – 2012 dapat dilihat
pada tabel 4.10.
Tabel 4.10
Gambaran Prestasi Belajar Mahasiswa Jurusan Psikologi, Fakultas Humaniora
Binus University Tahun Ajaran Genap 2011 – 2012.
Norma
Kategorisasi
Frekuensi
Presentase
<2
Non Reguler
22
21%
46
2-3
Middle Achiever
65
61,9%
≥ 3,01
High Achiever
18
17,1%
105
100%
Jumlah
Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa terdapat 22 orang
mahasiswa (21%) yang berada pada kategori non reguler, 65 orang
mahasiswa (61,9%) berada pada kategori middle achiever, dan 18 orang
mahasiswa (17,1%) berada pada kategori high achiever. Dengan melihat
hasil
perhitungan
tersebut,
dapat
diindikasikan bahwa
mayoritas
mahasiswa jurusan psikologi, fakultas humaniora Binus University tahun
ajaran genap 2011 – 2012 berada pada kategori middle achiever.
4.1.4
Hasil Uji Normalitas Data Self-efficacy dan Prestasi Belajar
Tabel 4.11
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
TotalSE
N
IPKdata
105
105
Mean
116.88
2.6486
Std. Deviation
10.408
.53369
Absolute
.095
.117
Positive
.050
.117
Negative
-.095
-.069
Kolmogorov-Smirnov Z
.976
1.203
Asymp. Sig. (2-tailed)
.297
.111
a
Normal Parameters
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 4.11, data self-efficacy
dan prestasi belajar menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi
47
normal dengan nilai Asymp. Sig (2-Tailed) > 0,05 sebesar 0,297 untuk
self-efficacy dan 0,111 untuk prestasi belajar.
4.1.5
Uji Korelasi
Berdasarkan hasil dari uji normalitas, baik data self-efficacy
maupun prestasi belajar mahasiswa menunjukkan bahwa kedua data
tersebut berdistribusi normal. Dengan merujuk pada hasil tersebut, maka
uji korelasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi
dari Pearson.
Pengujian korelasi antara self-efficacy dengan prestasi belajar
mahasiswa dilakukan dengan menggunakan software SPSS. Untuk
melihat seberapa kuat hubungan tersebut, dapat dilihat pada nilai
koefisien korelasi yang kemudian diinterpretasikan pada tabel 4.12.
Tabel 4.12
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
(Sugiyono, 2008:184)
48
4.1.6
Pengujian Hipoteses
Untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian yang diajukan
dalam penelitian ini diterima atau tidak, maka dilakukan pengujian
hipotesis. Dengan mengacu pada hipotesis penelitian, hipotesis yang
akan diuji dinyatakan dengan hipotesis statistik (H0 dan Ha) berikut ini.
1.
Ha : p > 0
Terdapat hubungan positif antara self-efficacy dengan prestasi
belajar mahasiswa jurusan psikologi, fakultas humaniora Binus University
tahun ajaran genap 2011 – 2012.
2.
H0 : p = 0
Tidak terdapat hubungan antara self-efficacy dengan prestasi
belajar mahasiswa jurusan psikologi, fakultas humaniora Binus University
tahun ajaran genap 2011 – 2012.
Hipotesis statistik tersebut diuji dengan koefisien α sebesar 0,05
dengan ketentuan H0 ditolak apabila angka probabilitas ≤ 0,05 dan H0
diterima apabila angka probabilitas > 0,05.
4.1.7
Koefisien Determinasi
Perhitungan koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar sumbangan (kontribusi) variabel self-efficacy terhadap
variabel prestasi belajar. Dalam penelitian ini, perhitungan koefisien
determinasi dihitung secara manual dengan rumus di bawah ini.
KD = r² x 100%.
49
Keterangan :
4.1.8
KD
= Koefisien Determinasi
r
= Koefisien Korelasi
Hubungan
antara
self-efficacy
dengan
prestasi
belajar
mahasiswa jurusan psikologi, fakultas humaniora Binus
University tahun ajaran genap 2011 – 2012.
Pengujian korelasi antara variabel self-efficacy dengan variabel
prestasi belajar mahasiswa, secara lebih rinci dapat dilihat pada hasil uji
korelasi pada tabel 4.13.
Tabel 4.13
Hasil Uji Korelasi antara Self-Efficacy dengan Prestasi Belajar Mahasiswa
Jurusan Psikologi, Fakultas Humaniora Binus University Tahun Ajaran Genap
2011 – 2012.
Correlations
IPKdata
IPKdata
Pearson Correlation
TotalSE
1
Sig. (2-tailed)
TotalSE
.170
.082
N
105
105
Pearson Correlation
.170
1
Sig. (2-tailed)
.082
N
105
105
Dengan melihat hasil dari perhitungan statistik di atas, diketahui
bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0,170 dan nilai probabilitas sebesar
0,082. Dengan merujuk pada ketentuan bahwa H0 ditolak apabila nilai
50
probabilitas ≤ 0,05, dan H0 diterima apabila nilai probabilitas > 0,05,
maka hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini mengindikasikan
bahwa H0 diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan hasil dari perhitungan
statistik yang ada, berarti tidak terdapat hubungan antara self-efficacy
dengan prestasi belajar mahasiswa jurusan psikologi, fakultas humaniora
Binus University tahun ajaran genap 2011 – 2012. Besar kecilnya
kontribusi self-efficacy terhadap prestasi belajar mahasiswa dapat
diketahui
dengan
perhitungan
perhitungan
koefisien
koefisien
determinasi,
determinasi.
sebesar
2,89%
Berdasarkan
self-efficacy
memberikan kontribusi terhadap pencapaian prestasi belajar mahasiswa.
Kuat tidaknya hubungan antara self-efficacy dengan prestasi belajar
mahasiswa dapat diketahui dengan melihat interpretasi dari nilai koefisien
korelasi. Berdasarkan pedoman interpretasi koefisien korelasi tersebut,
hubungan antara self-efficacy dengan prestasi belajar mahasiswa jurusan
psikologi, fakultas humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 –
2012 adalah sangat rendah.
51
Untuk mengetahui kontribusi per dimensi secara lebih detail, dapat
dilihat pada tabel 4.14 dibawah ini.
Tabel 4.14
Hasil Uji Korelasi antara Self-Efficacy Per Dimensi dengan Prestasi Belajar
Mahasiswa Jurusan Psikologi, Fakultas Humaniora Binus University Tahun
Ajaran Genap 2011 – 2012.
Correlations
IPKdata
IPKdata
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
N
Total Skor Level
Total Skor Gen
105
Total Skor
Total Skor
Total Skor
Level
Gen
Strength
.066
-.089
-.101
.501
.368
.305
105
105
105
1
**
.548**
.000
.000
Pearson Correlation
.066
Sig. (2-tailed)
.501
N
105
105
105
105
-.089
**
1
.690**
Pearson Correlation
.501
.501
Sig. (2-tailed)
.368
.000
N
105
105
105
105
-.101
**
**
1
.548
.000
Total Skor
Pearson Correlation
Strength
.690
Sig. (2-tailed)
.305
.000
.000
N
105
105
105
105
Dengan melihat hasil dari perhitungan statistik di atas, diketahui bahwa
koefisien determinasi pada dimensi level adalah sebesar 0,4356 %, 0,7921%
pada dimensi generality, dan 1,0201% pada dimensi strength.
4.2
Pembahasan Hasil Penelitian
Berikut ini akan dipaparkan pembahasan hasil dari penelitian tentang
hubungan antara self-efficacy dengan prestasi belajar mahasiswa jurusan
52
psikologi, fakultas humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 – 2012.
Pembahasan ini meliputi gambaran self-efficacy yang dimiliki mahasiswa jurusan
psikologi, fakultas humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 – 2012,
gambaran prestasi belajar yang dicapai mahasiswa jurusan psikologi, fakultas
humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 – 2012, dan hubungan
antara self-efficacy dengan prestasi belajar mahasiswa jurusan psikologi, fakultas
humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 – 2012.
1.
Gambaran self-efficacy yang dimiliki mahasiswa jurusan
psikologi, fakultas humaniora Binus University tahun ajaran
genap 2011 – 2012.
Berdasarkan hasil perhitungan statistik, diketahui bahwa rata-rata
mahasiswa jurusan psikologi, fakultas humaniora Binus University tahun
ajaran genap 2011 – 2012 memiliki self-efficacy yang sedang. Hal
tersebut terlihat dari hasil pengelompokkan tingkat self-efficacy yang
dimiliki mahasiswa ke dalam tiga kategori (lihat tabel 4.8). Dari hasil
pengelompokkan tersebut, diperoleh 76 mahasiswa dari 105 mahasiswa
jurusan psikologi, fakultas humaniora Binus University tahun ajaran genap
2011 – 2012 memiliki self-efficacy sedang, yang berarti rata-rata
mahasiswa memiliki standar keyakinan yang cukup untuk mengatur dan
melaksanakan tindakan-tindakan yang diperlukan dalam menghadapi
derajat kesulitan dalam perkuliahan, bertahan dalam menyelesaikan
tugas yang sulit dan bervariasi.
Pada dasarnya, self-efficacy yang dimiliki mahasiswa akan
berbeda antara satu dengan lainnya. Tinggi rendahnya self-efficacy
seseorang tergantung kepada tiga dimensi yang diungkapkan oleh
53
Bandura (1997) yaitu dimensi level, generality, dan strength. Level
merupakan dimensi yang berkaitan dengan derajat kesulitan tugas yang
dihadapi oleh mahasiswa. Generality berkaitan dengan varian tugas yang
dihadapi oleh mahasiswa. Strength berkaitan dengan ketahanan dan
keuletan mahasiswa dalam menghadapi tugasnya.
Tinggi rendahnya self-efficacy dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya faktor pembentuk self-efficacy itu sendiri. Bandura (Setiadi,
2010) mengungkapkan bahwa pembentukan self-efficacy tidak terjadi
secara otomatis, tetapi memerlukan proses dan membutuhkan beberapa
sumber atau informasi yang akan mempengaruhi tinggi rendahnya selfefficacy yang dimiliki oleh seseorang. Sumber-sumber tersebut adalah
enactive mastery experience, vicarious experience, verbal persuasion,
physiological and affective states.
Enactive mastery experience berkaitan dengan pengalaman
kegagalan dan keberhasilan mahasiswa dalam mencapai prestasi. Hal ini
dipengaruhi juga oleh umpan balik orang lain terhadapnya. Mahasiswa
yang banyak memiliki pengalaman kegagalan dalam mencapai prestasi
belajar, akan cenderung memiliki self-efficacy rendah, sedangkan
mahasiswa yang banyak memiliki pengalaman keberhasilan, akan
cenderung memiliki self-efficacy yang tinggi dalam mencapai prestasi
belajar, tetapi hal ini juga tidak luput dari umpan balik orang disekitar
mahasiswa
yang dapat mempengaruhi self-efficacy
yang dimiliki
mahasiswa tersebut. Begitu juga dengan upaya-upaya yang dilakukan
dalam menghadapi kegagalan, jika seseorang berhasil mengatasi
berbagai pengalaman yang ada, maka self-efficacy orang tersebut juga
dapat meningkat.
54
Vicarious experience berkaitan dengan bagaimana seseorang
belajar menerima pengalaman dari luar dirinya yang berkaitan erat
dengan proses modeling. Ketika seorang mahasiswa yang mempunyai
role model yang baik atau yang dapat meningkatkan self-efficacy
berkaitan dengan tugas yang dihadapi (pencapaian prestasi belajar)
maka mahasiswa tersebut akan cenderung mempunyai self-efficacy yang
tinggi karena ia yakin bahwa dirinya juga dapat berhasil dalam bidang
tersebut. Sebaliknya self-efficacy dapat turun ketika role model yang
diamati mahasiswa tersebut gagal dalam menghadapi tugas yang
dihadapi. Semakin seseorang merasa dirinya mirip dengan role model,
maka
kesuksesan
dan
kegagalan
role
model
akan
semakin
mempengaruhi self-efficacy mahasiswa tersebut.
Verbal persuasion berkaitan dengan pengakuan sosial atau
umpan balik evaluasi terhadap kinerja yang telah dilakukan seseorang.
Dalam hal ini verbal dijadikan sebagai alat bagi pihak yang secara
langsung atau tidak langsung berinteraksi dalam pengembangan selfefficacy mahasiswa. Orang tua, teman, dosen, atau siapapun dapat
memberikan kontribusi dalam perkembangan self-efficacy mahasiswa
tersebut. Bandura (1997) mengungkapkan bahwa orang yang mendapat
persuasi
secara
verbal,
maka mereka memiliki
kemauan
untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan akan mengerahkan usaha
yang lebih besar daripada orang yang tidak dipersuasi bahwa dirinya
mampu pada bidang tersebut. Dengan kata lain, mahasiswa yang
mendapatkan persuasi secara verbal akan cenderung memiliki selfefficacy yang lebih tinggi, daripada mahasiswa yang kurang atau tidak
mendapatkan persuasi secara verbal.
55
Physiological state berkaitan dengan kondisi fisiologis seseorang.
Kondisi fisiologi ini berkaitan dengan kesehatan mahasiswa. Kesehatan
mahasiswa akan berpengaruh pada proses belajar dan prestasi yang
dicapainya. Penurunan kesehatan, dapat menurunkan self-efficacy dalam
pencapaian prestasi belajar yang disebabkan oleh kelemahan fisik
sehingga menyebabkan mahasiswa tidak dapat melakukan upaya –
upaya untuk dapat mencapai prestasi yang diharapkannya. Kondisi stres
dan kecemasan mahasiswa ketika menghadapi suatu tugas juga dapat
mempangaruhi self-efficacy mahasiswa tersebut. Apakah cemas atau
khawatir (self-efficacy rendah) atau tertarik (self-efficacy tinggi) dapat
memberikan informasi mengenai self-efficacy mahasiswa tersebut.
2.
Gambaran prestasi belajar yang dicapai mahasiswa jurusan
psikologi, fakultas humaniora Binus University tahun ajaran
genap 2011 – 2012.
Berdasarkan perhitungan statistik, rata - rata prestasi belajar yang
dicapai oleh mahasiswa jurusan psikologi, fakultas humaniora Binus
University tahun ajaran genap 2011 – 2012 termasuk ke dalam kategori
middle achiever. Hal tersebut terlihat dari hasil pengelompokkan ke dalam
tiga kategori (lihat tabel 4.10). Dari hasil pengelompokkan tersebut,
diperoleh 65 mahasiswa dari 105 mahasiswa jurusan psikologi, fakultas
humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 – 2012 memiliki
prestasi belajar yang termasuk dalam kategori middle achiever.
Tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai oleh mahasiswa
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam pencapaian prestasi
belajar. Slameto (2010) mengungkapkan terdapat dua faktor yang dapat
56
mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor – faktor tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung
dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Menurut Slameto
(2010) yang merupakan faktor internal diantaranya faktor jasmaniah,
faktor kelelahan, faktor psikologis yaitu intelegensi, perhatian, minat,
bakat, motif, kematangan dan kesiapan, sedangkan yang termasuk faktor
eksternal diantaranya lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan
lingkungan masyarakat.
Faktor lingkungan tidak kalah penting dari faktor psikologis.
Lingkungan sekitar mahasiswa, seperti lingkungan kampus merupakan
sarana mahasiswa dalam mengembangkan fungsi kognitifnya dan tempat
dimana mahasiswa dapat mengeksplorasi kemampuannya (Bandura,
1997). Tinggi rendahnya prestasi yang dicapai oleh mahasiswa di
lingkungan kampus tergantung kepada bagaimana cara mengajar dosen,
kurikulum yang diterapkan, hubungan antara dosen dengan mahasiswa,
hubungan antara sesama mahasiswa, kedisiplinan mahasiswa di kampus,
kelengkapan fasilitas di kampus dan lain sebagainya.
Lingkungan keluarga terutama orang tua merupakan salah satu
peran yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Dukungan yang diberikan oleh
orang tua, baik motivasi maupun materi yang proporsional akan
berkontribusi positif terhadap perkembangan psikis mahasiswa yang pada
akhirnya akan mempengaruhi self-efficacy dan pencapaian prestasi.
Lingkungan
masyarakat
juga
berkontribusi
terhadap
tinggi
rendahnya prestasi belajar mahasiswa diantaranya teman sebaya, mass
media, dan bentuk kehidupan masyarakat. Jika mahasiswa berada di
57
lingkungan masyarakat yang terdiri dari orang – orang yang tidak
terpelajar dan mempunyai kebiasaan tidak baik, maka mahasiswa
tersebut dapat terpengaruh oleh lingkungan yang tidak mendukung
tersebut, begitu juga sebaliknya. Jika mahasiswa berada pada lingkungan
yang kondusif maka, pengaruh yang akan didapat oleh mahasiswa
adalah pengaruh yang positif, yang dapat memberikan kontribusi
terhadap prestasi mahasiswa tersebut.
3.
Hubungan
antara
self-efficacy
dengan
prestasi
belajar
mahasiswa jurusan psikologi, fakultas humaniora Binus
University tahun ajaran genap 2011 – 2012.
Berdasarkan hasil uji korelasi antara variabel self-efficacy dengan
variabel prestasi belajar, tidak terlihat hubungan antara self-efficacy
dengan prestasi belajar mahasiswa jurusan psikologi, fakultas humaniora
Binus
University
tahun
ajaran
genap
2011
–
2012.
Hal
ini
mengindikasikan bahwa self-efficacy yang dimiliki mahasiswa tidak
berkaitan dengan prestasi yang dicapainya. Tidak semua mahasiswa
yang memiliki self-efficacy tinggi akan mendapatkan nilai yang tinggi,
begitu pula sebaliknya, tidak semua mahasiswa yang memiliki selfefficacy rendah akan mendapatkan nilai yang rendah juga.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu
penelitian Mahardikawati (2012) yang mengungkapkan bahwa terdapat
hubungan positif antara self-efficacy dengan prestasi belajar dengan
koefisien korelasi sebesar 0,614.
Berdasarkan hasil koefisien determinasi, hanya 2,89% selfefficacy yang memberikan kontribusi terhadap pencapaian prestasi
58
belajar
mahasiswa,
sedangkan
sebesar
97,11%
prestasi
belajar
berkorelasi dengan faktor lain yang juga memberi kontribusi terhadap
pencapaian prestasi belajar mahasiswa.
Download