ekonomi politik dalam bisnis

advertisement
EKONOMI POLITIK DALAM BISNIS
Oleh:
HERIYONO
Dosen Fakultas Ekonomi UNTAG Cirebon
ABTRAKSI
Tonggak pemikiran ekonomi politik klasik memang merupakan babak
paling penting sampai perkembangan dimasa kini. Dalam pandangan
ekonomi klasik dinyatakan bahwa tujuan kehidupan manusia sebanding
dengan tujuan keberadaan pasar.
Pembelajaran Ilmu Ekonomi Politik merupakan pembelajaran ilmu
yang bersifat interdisiplin,yakni terdiri atas gabungan dua disiplin ilmu dan
dapat digunakan untuk menganalisis ilmu sosial lainnya dengan isu-isu yang
relevan dengan isu ekonomi politik. Ilmu ini mengkaji dua jenis ilmu yakni
ilmu politik dan ilmu ekonomi yang digabungkan menjadi satu kajian ilmu
ekonomi politik
Dalam melihat demokrasi, bisnis
menjadi ukuran bagaimana
penerapan demokrasi yang dijalankan melalui kebijakan publik yang dibuat
oleh Negara. Begitu pula dalam melihat sektor bisnis, masing-masing
memiliki ciri yang berbeda-beda dalam menempatkan posisi pilar demokrasi,
walau dapat ditarik kesamaan bahwa keduanya tidak dapat dipisahkan.
KATA KUNCI: Ekonomi, Politik dan Bisnis
PENDAHULUAN
Wacana ekonomi politik dapat diajukan sebagai salah satu bahan dasar
perbincangan tentang bisnis dan demokrasi. Dalam berbagai perdebatannya,
wacana ekonomi politik sendiri lahir dari asumsi kompromis antara ilmu
politik dalam satu perspektip dan ilmu ekonomi dalam perspektip lainnya.
Ekonomi politik pada dasarnya diambil dari bahasa Yunani yaitu polis
yaitu sebuah kota atau unit politik dan oikonomike yang maknanya menuju
manajemen rumah tangga. Kalaborasi kedua ini yang dikawinkan yang
kemudian melahirkan istilah ekonomi politik. Kaitan kedua istilah ini
menunjukkan betapa eratnya keterkaitan faktor-faktor produksi, keuangan
Halaman | 97
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 1 No. 2 Januari-April 2013
dan perdagangan dengan kebijakan pemerintah dibidang moneter, fiskal dan
komersial.
Namun istilah ekonomi politik sebenarnya pada dasarnya interaksi
antara kedua bidang ekonomi dan politik, yang pada awalnya lebih fokus
kepada ilmu untuk mengelola perekonomian dengan ilmu untuk mengelola
pemerintahan. Tapi menurut penulis pada intinya di dalam nilai atau aspek
ekonomi ada kepentingan politik. Biasanya kepentingan atau daya magnet
politik cenderung lebih kuat dari pada magnet ekonomi.
Dalam ilmu ekonomi masih mengadopsi pendekatan ilmu eksaks yang
biasanya mengunakan teknikal analisis. Ekonomi dan politik berada
ditengah-tengahnya yang biasanya mengunakan data kualitatif dan data
kuantitatif.
Ketika kita berbicara ekonomi maka, istilah yang sering muncul atau
kata-kata yang tidak lepas dari unsur, komsumsi, investasi, fiskal, moneter,
ekspor dan impor semua yang ditulis di atas adalah bahasa atau istilah yang
akrab ditemukan dalam diskusi atau berbicara ekonomi itu sendiri, yang tentu
berbeda dengan politik, istilah yang akan kita temukan adalah negara,
idiologi, kelompok dan elit.
Adapun yang menjadi pertanyaan oleh kita kemudian adalah, kenapa
muncul istilah ekonomi politik? dua hal yang berbeda tapi terjadi perkawinan
dua ilmu yang berbeda, ekonomi lebih kepada kuantitatif sementara politik
lebih cenderung kepada kualitatif, tapi apa sebenarnya motif dari ekonomi
politik itu sendiri? Menurut penulis bahwa didalam motif ekonomi selalu ada
yang namannya motif politik yang tidak bisa di pungkiri.
Namun yang jelas, ekonomi politik pada hakikatnya adalah melihat
hubungan timbal balik antara kepentingan ekonomi dan kepentingan politik,
namun setelah kita melihat indikator perbedaan antara ekonomi dan politik
tentu juga ada persamaan antara dua ilmu ini, yaitu sama-sama untuk
mencapai kepuasan, ketika orang sudah kaya atau sudah bosan dengan
kekayaan tersebut maka mereka mencoba merubah kebosanan dengan masuk
atau terjun ke ranah politik.
Maka tidak heran sekarang, lebih dari 60% yang ada di parlemen kita
sekarang berasal dari pengusaha, dan tidak heran juga kenapa banyak calon
kepala daerah yang bertarung dalam pilkada, sumbangan mengalir banyak
dari para pengusaha, sehingga ketika calon kepala daerah ini terpilih akan
Halaman | 98
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 1 No. 2 Januari-April 2013
memudahkan akses ekonomi bisnis proyek para pengusaha, sekali lagi motif
ekonomi dan politik dua hal yang berbeda tetapi sulit untuk dipisahkan
karena ilmu ini selalu akan terjadi interaksi karena kepentingan itu tadi.
Dalam perbincangan ekonomi politik ini Caporaso dan Levine (1992),
Theories of political economy, menyatakan salah satu hal yang jarang
disampaikan adalah bahwa ide ekonomi politik itu sendiri sebenarnya
didasarkan pada pemisahan antara ilmu politik dengan ilmu ekonom. Artinya
jika keduanya disatukan secara konseptual, maka ekonomi politik tidak lagi
bias dipandang sebagai hubungan antara dua jenis telaah yang berbeda.
Dalam kontek seperti inilah masalah keduanya sering dibuat rancu dengan
menyatakan bahwa politik dan ekonomi memiliki hubungan organik satu
sama lain atau pernyataan yang menyatakan hubungan samar atau tidak
jelas.
Dengan pengertian demikian, sebetulnya politik tidak betul-betul
terpisah dengan ekonomi, dan sebaliknya. Dapat dengan mudah dijumpai
adanya distribusi barang dan jasa dalam jalur politik , dan sebaliknya adanya
adanya faktor-faktor politik dalam mekanisme dan kelembagaan ekonomi.
Ilmu ekonomi dan ilmu politik berbeda dan terpisah satu sama lain dalam
konteks analisis dan pendekatan yang melekat di dalam keduanya.
Hubungan teoritis diantara keduanya terkadang sudah ada dengan
sendiri tergantung pokok masalah yang dikemukakan. Fleksibilitas semacam
ini pada akhirnya justru memberikan kontribusi kepada masing-masing
perspektif untuk memperkaya diri dalam pendekatanya
Bisnis dan demokrasi adalah contoh topik makro yang bias dikaji
melalui pendekatan ekonomi dan politik. Demokrasi dalam kajian terkini
umumnya memasukan masalah-masalah ekonomi, bahkan dalam kontek
mikro ekonomi sekalipun, sebagai bahan yang berperan besar mempengaruhi
perkembangan suatu masyarakat. Demokrasi yang secara umum dikenal
sebagai konsep pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat dalam perspektif
represantasi politik pemerintahan, dalam kesadaran terkini menjadikan
ekonomi dan bisnis sebagai bagian utama yang berpengaruh besar. Dalam
kajian demokrasi, bisnis bahkan dijadikan sebagai salah satu tolak ukur ( dan
bahkan pilar) berhasil tidaknya penerapan demokrasi di suatu Negara. Dalam
melihat demokrasi, bisnis menjadi ukuran bagaimana penerapan demokrasi
yang dijalankan melalui kebijakan publik yang dibuat oleh Negara. Begitu
pula dalam melihat sektor bisnis, masing-masing memiliki ciri yang berbeda-
Halaman | 99
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 1 No. 2 Januari-April 2013
beda dalam menempatkan posisi pilar demokrasi , walau dapat ditarik
kesamaan bahwa keduanya tidak dapat dipisahkan.
Dengan mengakomodasi analisis seperti ini akan menjauhkan diri dari
keterjebakan pemahaman yang parsial. Analisa politik tidak dilakukan secara
membabi-buta dengan mengabaikan dimensi-dimensi lainya yang secara
nyata memberikan pengaruh besar. Begitu pula dengan analisis ekonomi,
tidak bisa bekerja dengan mengabaikan faktor-faktor politik yang terjadi.
IDENTIFIKASI
Dengan mempelajari cara pandang individu terhadap ekonomi, akan
diketahui bagaimana cara pandang dan idiologi sebuah negara
memperlakukan hubungan antara ekonomi politik
TINJAUAN PUSTAKA
Ilmu Ekonomi Politik adalah bagian dari ilmu sosial yang berbasis
pada dua subdisiplin ilmu, yakni politik dan ekonomi.
Rachbini, Didick J: 2002, Pembelajaran Ilmu Ekonomi Politik
merupakan pembelajaran ilmu yang bersifat interdisiplin,yakni terdiri atas
gabungan dua disiplin ilmu dan dapat digunakan untuk menganalisis ilmu
sosial lainnya dengan isu-isu yang relevan dengan isu ekonomi politik. Ilmu
ini mengkaji dua jenis ilmu yakni ilmu politik dan ilmu ekonomi yang
digabungkan menjadi satu kajian ilmu ekonomi politik. Dalam
penggunaannya secara tradisional, istilah ekonomi politik dipakai sebagai
sinonim atau nama lain dari istilah ilmu ekonomi (Rothschild, 1989).
Fokus dari studi ekonomi politik adalah fenomena-fenomena ekonomi
secara umum, yang bergulir serta dikaji menjadi lebih spesifik ; yakni
menyoroti interaksi antara faktor-faktor ekonomi dan faktor-faktor politik.
Namun, dalam perkembangan yang berikutnya, istilah ekonomi politik selalu
mengacu pada adanya interaksi antara aspek ekonomi dan aspek politik.
Adanya kelemahan instrumental ini menyebabkan banyak kalangan
ilmuwan dari kedua belah pihak – berusaha untuk mempertemukan titik
temunya, sehingga para ilmuwan ini berusaha untuk mencoba mengkaji, hal
ini dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dalam ekonomi politik.
Halaman | 100
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 1 No. 2 Januari-April 2013
Dalam upaya memaksimalkan studi mengenai ekonomi politik, juga tidak
boleh terlepas dari sistem ekonomi di negara yang bersangkutan.
Terkait dengan hal tersebut, setidaknya dalam berbagai jenis yang
ada, terdapat dua sistem ekonomi besar dunia yang dibagi menjadi dua
kategori pokok, yakni sistem ekonomi yang berorentasi pasar (ekonomi
liberal) dengan sistem ekonomi terencana atau yang lebih dikenal sebagai
sistem ekonomi terpusat (sosialis). Sehingga dalam studi ekonomi politik
akan ditemui masalah atau pertanyaan yang sama peliknya mengenai
bagaimana faktor-faktor politik itu memengaruhi kondisi-kondisi sosial
ekonomi suatu negara.
Tingkat Kelimpahan Dan Faktor-Faktor Politik
Mas’oed, Muktar: 2002, Tema Pembangunan politik cukup banyak
mendapat perhatian dalam ilmu politik komparatif (comparative Politics),
namun ada masalah dalam perjalanan perkembangannya kerena ilmu politik
masih belum memiliki konsep pembangunan politik, sejelas pembangunan
ekonomi yang dapat diukur dengan angka-angka, yang dapat diukur
berdasarkan tingkat pertumbuhan keseluruhan output atau perekonomian atau
pendapatan masyarakat, upaya pengantian konsepsi perubahan politik yang
multidimensional dengan konsep spesifik pembangunan politik sampai
sekarang belum jelas, karena konsep pembangunan politik masih diliputi
ketidakjelasan, bahkan keberadaan konsepnya juga masih diperdebatkan
Studi Komperatif Sistem Sistem Politik
Seymour Martin Lipset dalam sebuah artikel yang terkenalnya
diterbitkan pada tahun 1959 yang kemudian dibahas mendalam dalam
politics and markets (1977). Intinya Lipset mempertanyakan keberadaan antara organisasi demokratis dari suatu rezim dari keseluruhan sistem, pada
ekonomi dalam masyarakat, namun ada sesuatu yang mengunggulinya yaitu
sistem ekonomi pasar dengan sistem ekonomi serba terencana, memang tidak
sukar untuk melihat negara yang menggunakan sistem ekonomi terencana,
dimana alokasi ada ditangan pemerintah dan negara mana saja yang
menyerahkan ekonomi mekanisme ke pasar.
Namun yang menjadi masalah kemudian adalah, akan sulit kemudian
negara yang mengunakan sistem ekonomi campuran, Artinya adalah pasar
dengan pemerintah sama mengelola perekonomian nasional. Runtuhnya
Halaman | 101
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 1 No. 2 Januari-April 2013
komonisme di Negara-Negara Eropa Timur sejak tahun 1989 turut
mengaburkan pemilahan antara sosialisme dan kapitalisme.
Faktor-Faktor Ekonomi Politik
Tidak jarang kita pernah mendengar besarnya pengaruh politik dalam
ekonomi, baik dalam institusi politik maupun kebijakan pemerintah terhadap
pertumbuhan ekonomi. Kebijakan publik pemerintah dibidang industri sangat
besar pengaruhnya terhadap perintisan terhadap perkembangan yang biasa
disebut Rostow, tahap tinggal landas, hasil tesis Olson mengatakan bahwa
kepolitikan nasional (Institusioanl sclerosis) di suatu negara menyebabkan merosotnya rata-rata pertumbuhan ekonomi negara itu.
Kemudian yang menjadi pertanyaan oleh penulis adalah bagaimana
dengan sistem ekonomi yang di bangun di negeri ini? Indonesia memiliki
sumber daya alam yang kaya tapi rakyatnya jauh dari kemapanan, padahal
kekayaan negara dipergunakan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat,
dimana letak kesalahan sistem yang kita bangun? Relatif sulit semua yang di
kelola pemerintah maju, hampir rata-rata perusahan badan usaha negara rugi
dan sulit untuk berkembang, PLN dan pertamina, krakatau still.
Nasionalisasi perusahaan tidak mampu menjadikan kita menjadi
bangsa yang mandiri, hampir relatif sedikit sekali badan usaha negara kita
yang bisa bertahan lama, entah kapan atau bisa jadi basok gulung tikar, ini
sangat bahaya ketika ini diambil oleh pasar, maka pengalaman kita ketika
menjual indosat, terbukti sekarang pulsa menjadi mahal, karena harga telah
didominasi oleh swasta, negara seakan tidak berdaya dalam menghadapi ini
semua.
Kalau kita komperatifkan dengan Cina misalnya, sampai sekarang
masih banyak perusaahan negara yang bertahan, dan mampu
mensejahterakan rakyatnya. Indonesia kalau kita lihat secara sepintas sedang
menuju neo liberalisme yang tidak lagi terkontrol, Perguruan tinggi juga
tidak terlepas dari produk neo-liberalisme.
Sekedar mencontohkan kepentingan atau magnet politik lebih kuat
dari magnet ekonomi itu sendiri, artinya ekonomi kerakyatan tersandera oleh
politik. Yang membuat RUU migas misalnya di buat oleh Usaid atau bulebule asing bersama LSM, dari pihak asing dititipkan kata-kata dibeli untuk
Halaman | 102
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 1 No. 2 Januari-April 2013
kepentingan usaha atau bisnis mereka, berkembangnya perusahaan asing di
Indonesia tentu akan merugikan dan berbahaya terhadap migas di negeri ini.
Kenapa ini semua bisa terjadi, karena politisi kita di legislatif telah
menjual negara ini ke asing, ketika peran negara dibatasi, paling tidak ini
analisis penulis tentang kajian ekonomi dan politik. Kita masih banyak
belajar dengan Cina, sampai sekarang masih banyak perusahan Negara
mereka yang maju, sampai kareta api sekarang di Cina masih murah, dan
dikelo dengan baik, tapi bagaimana dengan Indonesia yang perusahaan
negara selalu rugi. Kenapa?
Pendekatan dalam Ekonomi Politik
Pendekatan Pilihan Publik
Pilihan publik adalah suatu sikap individu dalam menentukan pilihan
mereka secara rasional. Dalam ekonomi politik, analisisnya tertuju pada
aktor. Aktor dianggap sebagai pelaku dari kegiatan ekonomi dan politik dan
berlandaskan pada asumsi dasar individualisme metodologis, yang
menempatkan sikap rasional idividu di dalam institusi non-pasar. Namun
karena sifatnya yang longitudinal, maka hasil yang dimunculkan oleh modelmodel pilihan publik berbeda-beda pada satu negara ke negara lainnya.
Pendekatan Neo-Marxis
Nurcahyo, Hendra (2006) Pendekatan neo-marxis dalam ekononomi
politik, menekankan pada sifat holistik yakni analisis secara menyeluruh,
mengenai pentingnya aspek-aspek ekonomi makro dari sistem ekonomi dan
sistem politik. Selain itu, pendekatan ini memiliki model yang memiliki
aspek komparatif, yakni berusaha membandingkan secara eksplisit.
Pendekatan ini lebih fokus atau menyeluruh dan menekankan pada
aspek-aspek makro dari sistem ekonomi dan sistem politik, kita tentu masih
ingat dengan teori ketergantungan misalnya (dependenct theory) ada yang
mengatakan bahwa model ekonomi politik Neo-Marxis yang mengacu
kepada konsepsi dunia itu sangat lemah karena tidak didukung oleh dunia
emperis bahkan sulit untuk diuji, jika ini benar berarti Neo Marxis telah
mampu memacu berkembangnya cabang di bidang studi ekonomi dan politik,
yaitu pendekatan komperatif terhadap perbedaan unsur ekonomi dan politik
dari suatu negara dibandingkan dengan yang ada di dalam negara-negara lain.
Halaman | 103
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 1 No. 2 Januari-April 2013
Pendekatan ini juga menyoroti dan memodelkan berbagai perbedaan
antar-negara di bidang kesejahteraan, pertumbuhan ekonomi dan
ketergantungan kelas sosial di masyarakat.
Pendekatan Ekonomi Politik
Terdapat cukup banyak jenis pendekatan atau studi mengenai interaksi
antara ekonomi dan politik, yang kemudian semuanya mendapat label
”ekonomi politik moderen”. Antara lain pendekatan marxis, pendekatan teori
sistem, pendekatan institusional atau tradisional, hingga pendekatan pilihan
publik. Ada juga yang berpendapat bahwa ekonomi politik moderen itu pada
dasarnya penerapan dari suatu metode pokok, yakni model ekonomi
mengenai preferensi. Namun pendekatan ekonomi politik moderen lebih
cenderung pada pola hubungan timbal balik atau resiprositas antara politik
dan ekonomi dalam pengertian yang seluas-luasnya
Sesudah perang dunia II kita melihat gejala bahwa secara formil
demokrasi merupakan dasar dari kebanyakan negara di dunia, menurut suatu
penelitian yang diselenggarakan oleh Unesco dalam tahun 1949, untuk
pertama kali dalam sejarah demokrasi dinyatakan sebagai nama yang paling
baik dan wajar untuk semua sistem organisasi politik dan sosial yang
diperjuangkan.
Oleh pendukung-pendukung yang berpengaruh.,(probably for the first
time in history democracy is claimed as the proper ideal description of all
systems of political and social organinizations advocated by influential
proponents).
1. KONSEP POLITIK
Banyak pandangan yang sudah dikemukakan para ahli mengenai
konsep ilmu politik. Tidak ada satu pandangan mutlak yang diterima secara
umum sebab masing-masing memiliki keunggulan sekaligus kelemahan
teoritis didalamnya. Politik dimaknai sebagai siapa mendapatkan apa, kapan
dan bagaimana (Laswell, 1937), pertarungan untuk mendapatkan kekuasaan
(margenthau 1948), seni dan ilmu dari pemerintah atau sosialisasi konflik
(schanttschneider, 1960), konflik murni yaitu antara sini melawan sana
(schmit, 1976). Dengan kata lain, kekuasan, kewenangan, kehidupan politik,
pemerintahan, konflik dan resolusi politik semuanya merupakan bagian dari
dimensi politik dan ilmu politik.
Surbakti (1999), Ringkasan yang dikemukakan, sekurang-kurangnya
terdapat lima pandangan untuk menjelaskan ilmu politik:
Halaman | 104
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 1 No. 2 Januari-April 2013
a. Politik merupakan usaha-usaha yang ditempuh warga negara untuk
membicarakan dan mewujudkan kebaikan bersama.
b. Politik ialah segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan
Negara dan pemerintah.
c. Politik sebagai segala kekuatan yang diarahkan untuk mencari dan
mempertahankan kekuasan dalam masyarakat.
d. Politik sebagai kegiatan yang berkaitan dengan perumusan dan
pelaksanaan kebijaksanaan publik.
e. Politik sebagai konflik dalam rangka mencari dan atau
mempertahankan sumber-sumber yang dianggap penting.
2. KONSEP EKONOMI
Nurcahyo , Hendra (2006) Sebagaimana juga politik, ekonomi juga
tidak memiliki makna tunggal. Dalam penggunaanya hingga masa kini,
ekonomi memiliki banyak makna kendatipun setiap makna itu masih bisa
ditemukan faktor kesaling terkaitannya.
Setidaknya ada tiga makna ekonomi:
a. Istilah ekonomi yang merujuk pada cara melakukan tindakan ,
seperti pada kata economically yang berarti bertindak dengan
ekonomis atau hemat. Dalam pengertian ekonomi berarti efisiensi,
yakni pengarahan upaya minimal dengan target hasil maksimal.
b. Ekonomi sering digunakan sebagai rujukan untuk kegiatan-kegiatan
yang dimaksudkan untuk mendapatkan kebutuhan yang
diinginkan/dibutuhkan. Makna ini berkonotasi pada produksi
misalnya pengadaan barang dan jasa.
c. Makna ekonomi pada intitusi-intitusi pasar. Pasar merupakan
perwujudan paling mencolok dalam upaya pencapaian efisiensi
dalam kegiatan yang ditujukan untuk mendapatkan barang dan jasa.
Dalam pengertian di atas bisnis merupakan bagian utama dimensi
ekonomi dapat dipraktekkan, bisnis lebih condong diterapkan sebagai tingkah
laku nyata yang memerankan semua aspek ekonomi.
Sadono Sukirno (2001) Kenyataan bahwa sudah sejak lama negara –
negara maju terus menerus mengalami peningkatan dalam taraf hidup
masyarakat, sedangkan sampai perang dunia kedua kebanyakan negara –
negara berkembang merupakan negara – negara yang tarap hidup
penduduknya relatif masih sangat rendah, meninbulkan satu pertanyaan yang
sangat fundamental.
Prinsif ekonomi kalkulasi adalah pendekatan yang memandang
bagaimana seseorang bisa memanfaatkan apa yang tersedia yang bersifat
terbatas demi memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas. Weber bahkan
Halaman | 105
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 1 No. 2 Januari-April 2013
menyebut bahwa pendekatan kalkulasi ekonomi sebagai pendekatan
‘rasionalitas instrumental’ yakni penggunaan ratia/nalar untuk mencapai
tujuan tertentu. Pendekatan ini menjadi ciri khas ekonomi modern. Karena
manusia modern melihat lingkungan sekitarnya dalam bentuk kalkulasi,
maka yang ia pikirkan bagaimana memanfatkannya dengan pengorbanan
yang kecil untuk keuntungan yang maksimal.
Dalam konteks pembahasan bisnis dan demokrasi, upaya untuk meraih
keuntungan sebesar-besarnya dengan pengorbanan yang kecil pada akhirnya
juga dihadapkan dengan tuntutan lain dari publik. Sampai sejauh mana biayabiaya itu dipertimbangkan agar bisnis tetap bisa berjalan dengan baik dan
menguntungkan di satu sisi, dan dan sejauh mana pula kebijaksanaan publik
dalam negara demokrasi memberikan ruang yang menguntungkan bagi
tumbuh kembangnya bisnis tersebut.
Dalam pendekatan terakhir, ekonomi dipandang sebagai institusi
–intitusi pasar atau perekonomian secara lebih luas. Pendekatan ini memilih
masyarakat menjadi dua bidang, yakni ekonomi perekonomian (the
economy) dan bidang politik (polity). Ide utamanya adalah bahwa ekonomi
memiliki intitusi yang bersifat sosial dan historis. Dengan kata lain adanya
asumsi bahwa ada ada sebuah fenomena tertentu yang berdiri sendiri bukan
fenomena ekonomi yang bersifat umum. Memiliki tempat tersendiri dan bisa
jadi berbentuk pasar .
Dapat dilihat makna ekonomi sebagaimana dinyatakan Adam Smith,
tujuan perekonomian adalah untuk mengakumulasi capital. Smith meyakini
bahwa akumulasi capital adalah pembenaran bagi pasar untuk meregulasi
dirinya sendiri. Keuntungan individu dalam pasar akan memotivasi individu
lainnya untuk melakukan akumulasi capital dan keuntungan. Keyakinan
seperti inilah yang menjadi sasaran kritik dari Karl Marx dalam communitast
Manifestonya.
3. KONSEP EKONOMI POLITIK
Caporaso dan Levine (1999) menyatakan ekonomi politik sebagai
manajemen terhadap urusan ekonomi dalam sebuah negara. Konsep ekonomi
politik muncul pada abad ke-18. Konsep ekonomi politik lahir sebagai bentuk
pemahaman atas gejala-gejala dan perkembangan sosial yang tidak bisa
semata-mata hanya didekati dengan konsep politik atau ekonomi semata.
Para pakar ekonomi klasik abad ke-18 dan 19 adalah yang pertama
kalinya menggunakan istilah ekonomi politik (political economy). Ada pula
yang menyatakan periode pemikiran ekonomi politik klasik dimulai dari
munculnya pemikiran kaum fiokrat pada pertengan abad ke-18 sampai
kematian Karl Marx (1883). Marx diyakini sebagai pemikir ekonomi politik
Halaman | 106
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 1 No. 2 Januari-April 2013
klasik yang paling penting bahkan dipandang sebagai orang pertama yang
menggunakan istilah ekonomi politi klasik.
Tonggak pemikiran ekonomi politik klasik memang merupakan babak
paling penting sampai perkembangan dimasa kini. Dalam pandangan
ekonomi klasik dinyatakan bahwa tujuan kehidupan manusia sebanding
dengan tujuan keberadaan pasar.
Dengan mempelajari cara pandang individu terhadap ekonomi, akan
diketahui bagaimana cara pandang dan idiologi sebuah negara
memperlakukan hubungan antara ekonomi politik ini. Dengan menggunakan
pendekatan ekonomi sebagai kalkulasi, maka politik pada prinsifnya bisa
dipersamakan dengan ekonomi. Politik menjadi salah satu bidang diantara
sekian banyak bidang yang bisa dikalkulasi secara ekonomi. Dengan
menggunakan pendekatan kalkulasi ekonomi maka bisa dipastikan ekonomi
akan jauh lebih dominan daripada politik.
Dalam pendekatan terakhir, yakni ekonomi sebagai perekonomian
menekankan bahwa ekonomi memiliki wilayah tersendiri yang terpisah
dengan wilayah lain. Pendekatan ini memfokuskan pada hubungan-hubungan
sosial yang terjadi dalam urusan ekonomi. Dalam pemahaman ini, ekonomi
dilihat sebagai bidang sosial dan bukan melulu kegiatan material yang
berkaitan dengan produksi semata, dan juga bukan semata-mata kalkulasi
individu atas untung rugi.
4. BISNIS DAN DEMOKRASI
Mas’oed, Muktar (2002), Pandangan mengenai ekonomi, politik,
ekonomi politik, dan ekonomi politik baru. Bagaimana keduanya
berhubungan , apakah saling melengkapi atau merugikan, sedikit banyak bisa
didasarkan pada bagaimana secara umum ideologi dan kebijaksanaan negara
berperan. Sebagai contoh, pada saat orde baru ketika negara begitu kuat dan
demokrasi tidak dijalankan sungguh-sungguh, bisnis juga terasa ikut
mendorong semangat tersebut. Pada saat reformasi ketika demokrasi mulai
direvaliasi kembali maknanya, bisnis juga mulai mempertimbangkan nilainilai yang diemban oleh demokrasi dalam berbagai tindakannya.
Kajian ekonomi politik dalam perbincangan tema bisnis dan demokrasi
ini penting dikemukakan karena dari sini bisa dikembangkan proposi-proposi
(hipotesis) mengenai kemungkinan hasil akhir dari proses pertukaran sumbersumber baik yang bersifat non ekonomi ( sosial politik ) maupun yang
bersifat ekonomi,
Dengan landasan konsep demikian maka akan dapat diterangkan secara
rasional berbagai hal tidak saja mengenai bagaimana sistem-sistem ekonomi
politik tertentu bekerja, melainkan juga yang jauh lebih penting adalah
Halaman | 107
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 1 No. 2 Januari-April 2013
bagaimana sistem-sistem tersebut bisa diperbaiki dan disempurnakan
kinerjanya untuk mencapai tujuan menciptakan kesejahteraan rakyat.
Gamble (1995) menyatakan bahwa semenjak dulu hingga sekarang
persoalan yang menjadi pusat perhatian kajian ekonomi politik adalah
penilaian terhadap sistem-sistem politik dan ekonomi serta analisis yang
cermat mengenai keuntungan-keuntungan dan kerugian-kerugiannya, atas
pertimbangan tersebut lalu disusun lembaga-lembaga dan struktur politik
yang dirasakan paling sesuai untuk mencapai tujuan sebuah negara.
PENUTUP
Dengan kesimpulan sementara, dapat dinyatakan hubungan bisnis dan
demokrasi sampai kini masih belum menemukan format yang edial dalam hal
bagaimana seharusnya demokrasi memberikan sumbangsih bagi dunia bisnis
agar mampu melahirkan kesejahteraqan umum, dan sebaliknya dunia bisnis
melihat demokratisasi politik sebagai faktor positif yang harus didukung
guna terciptanya persaingan yang sehat.
Demokrasi politik sangat membutuhkan sokongan demokrasi ekonomi,
taraf hidup akan meningkat bila pertumbuhan ekonomi dinikmati oleh
seluruh masyarakat pengalaman Orde Baru sudah jelas menggambarkan
pengalaman bahwa adanya laporan pertumbuhan ekonomi yang tinggi
disertai angka kelaparan yang tinggi merupakan bumerang.
Demokrasi politik harus menjamin setiap individua gar memperoleh
akses sama dalam kegiatan ekonomi. Demokrasi ekonomi menjamin adanya
kegiatan ekonomi tanpa diskriminasi dan menghilangkan peran serta politik
yang merugikan rakyat. Ada keyakinan publik jika selama ini peran politik
dalam ekonomi belum tegas membela siapa, selain perannya untuk
segolongan kelompok tertentu saja. Negarapun gagal menjalankan fungsinya
sebagai pemegang kendali dan mediator yang membantu rakyat miskin
keluar dari kemiskinan.
Banyak faktor penyebabnya, salah satunya adalah kesungguhan
menerapkan demokrasi substansial yang masih terus menghadapi kendala
dari para elitnya sendiri juga ketidakjelasan pemihakan serta spirit idiologi
negara, apakah masih kukuh terhadap pancasila dan UUD’1945 yang
mengharapkan agar negara berada di balik pengelolaan aset-aset yang
menguasai hajat hidup orang banyak, atau justru terseret dalam arus besar
neo-liberalisme dalam kawasan kehidupan.
Halaman | 108
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 1 No. 2 Januari-April 2013
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, Rcardi,S., 2006, Potret Suram Bangsaku, Gugatan dan Alternatif
Desain Pembangunan, Jakarta;Fisip-UI Press.
Gamble, Andrew, 1995, The New Political Economy, dan Political Studies,
XLIII,516.
Komperatif Ekonomi dan Politik”Tingkat Kelimpahan dan Faktor-Faktor
Politik XVIII.
Mas’oed, Muktar 2002, New Politcal Economy dan Perburuan Rente, Bahan
kuliah ekonomi politik. Malang Unibraw
Nurcahyo , Hendra, 2006, Filsafat Demokrasi, Jakarta; Bumi Aksara
Racbini,J,Dididk,1996, Ekonomi Politik, Paradigma, Teori dan Perpektif
Baru, Jakarta;Cides.
_______________ 2002,. Ekonomi Politik: Paradigma dan Teori Pilihan
Publik. Jakarta. Penerbit Ghalia Indonesia.
Ronald H.Chilcote, Bab I dan Komperatif Ekonomi Politik Bab I
diterjemahkan Pangi Syarwi.
Sadono Sukirno,2001, Ilmu Ekonomi Pembangunan, Jakarta, Bumi aksara.
Wahab Solichin Abdul, 1999, Ekonomi Politik Pembangunan, Bisnis
Indonesia Orde Baru dan ditengah crisis moneter, Malang Danar
Wijaya.
Halaman | 109
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 1 No. 2 Januari-April 2013
Download