INTERVIEW INTERVIEW Di usianya yang masih muda Rudy Sugiharto dihadapkan untuk mengelola bisnis layanan transportasi publik. Usahanya pun terus dikembangkan ke sektor Stasiun Pengisisan Bahan Bakar Minyak Untuk Umum (SPBU). Lewat usaha transportasi pelayanan publik dan mendirikan SPBU itu, Rudy bertanggung jawab mempertahankan bisnis yang menjadi pioner layanan kepuasan pelanggan. Rudy Soegiharto Mempertahankan Usaha Lebih Sulit Daripada Merintis 20 Edisi 2 | Juni 2014 S adar sebagai pewaris Perusahaan Ottobus Muncul, Rudy yang baru lulus dari kampus Universitas Tri Sakti tahun 1988 silam, rela kembali ke rumahnya di kota Solo. Ia meneruskan usaha yang didirikan oleh orang tuanya. Saat itu PO. Muncul bukan sembarang perusahaan transportasi, angkutan penumpang yang dikelola perusahaan keluarga itu sudah mempelopori layanan Cepat Terbatas (Patas) untuk rute Jakarta-Wonogiri dan SemarangSolo. Bahkan perusahaan yang telah dibangun sejak tahun 1950 itu terus mengibarkan layanan hingga ke pulau Sumatera. “Saya harus bekerja keras, ulet dan jujur. Karena PO Muncul telah mempelopori dalam memberikan layanan Patas,” kata Rudy saat bertandang di kantor cabang Bank Perkreditan Rakyat Weleri Makmur Surakarta, pertengahan April lalu. Sikapnya yang ia sampaikan itu menjadikan Rudy mudah menghadapi karyawan perusahaan yang karakternya beragam, termasuk budaya kerja jalanan sebagai basis bisnis transportasi yang ia kelola. Prinsip kerja keras itu ia buktikan dengan menyerahkan semua waktunya untuk konsentrasi memonitor dan mengelola secara rinci operasional angkutan setiap hari. “Nyaris tak punya waktu untuk libur,” kata Rudy mengawali cerita menjalankan bisnis transportasi milik keluarganya. Rudy merupakan putra tunggal dari sang pendiri perusahaan, tentunya tak mudah mengelola perusahaan transportasi yang selama ini dikenal Edisi 2 | Juni 2014 21