100. Kesimpulan Rakornas 2017 - Kementerian Koperasi dan UKM

advertisement
KESIMPULAN
RAPAT KOORDINASI NASIONAL (RAKORNAS)
BIDANG KOPERASI DAN UMKM
TAHUN 2017
Grand Inna, Bali Beach Hotel, 22-24 Maret 2017
RAKORNAS merupakan forum koordinasi dalam rangka Integrasi
Perencanaan Program/Kegiatan sebagai upaya mendorong akselerasi terutama
peningkatan daya saing Koperasi dan UMKM baik pemerintah pusat dan daerah
maupun pemangku kepentingan. Dalam RAKORNAS ini agenda utama lebih
difokuskan pada:
1. Perencanaan Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019 dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2018
Arah kebijakan dan program Kementerian Koperasi dan UKM terkait dengan
prioritas nasional dan Program Prioritas dalam RKP Tahun 2018 sebagaimana
RPJMN 2015-2019, yaitu:
a.
4 (empat) Prioritas Nasional, meliputi: 1). Penangulangan Kemiskinan, 2).
Pendidikan, 3).Pembangunan Wilayah dan 4).Pengembangan Dunia
Usaha dan Pariwisata;
b.
4 (empat) Program Prioritas, meliputi: 1). Peningkatan Daya Saing UMKM
dan
Koperasi;
2).
Pendidikan
Vokasi,
3).
Pencegahan
dan
Penanggulangan Bencana dan Pembangunan Wilayah Perbatasan dan
Daerah Tertinggal; serta 4). Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata.
c.
12 (dua belas) Kegiatan Prioritas, meliputi: 1). Peningkatan kualitas produk
dan akses pemasaran; 2). Pengembangan keterampilan dan layanan
usaha; 3). Pengembangan kewirausahaan; 4). Kemudahan, kepastian dan
perlindungan usaha; 5). Perluasan akses pembiayaan; 6) Koperasi dan
Kemitraan Usaha; 7) Pendidikan pelatihan kewirausahaan dan kecakapan
1
kerja; 8). Pengembangan ekonomi di daerah tertinggal dan kawasan
perbatasan; 9). Pengembangan ekonomi di kawasan bencana; 10).
Pengembangan jaringan kemitraan usaha; 11). Peningkatan kualitas dan
standard produk ekspor; dan 12). Peningkatan efektivitas promosi dan
akses pasar.
2. Fokus Prioritas Pengembangan Koperasi dan UMKM dari Kementerian
Koperasi dan UKM
2.1.
Aspek Kebijakan
Dijabarkan
melalui
Pengembangan
Program/Kegiatan
Petugas
Penyuluh
Strategis,
Koperasi
antara
Lapangan
lain:
(PPKL),
Pendampingan Pra-Koperasi dalam penguatan kelembagaan koperasi,
Bantuan modal awal bagi wirausaha pemula, sosiialisasi dan
pendampingan KUR, Revitalisasi pasar rakyat yang dikelola koperasi,
Penataan Pedagang Kaki Lima, Penguatan pengawasan koperasi
melalui pembentukan satgas koperasi pusat dan daerah.
Program/Kegiatan Unggulan, antara lain: Penataan data koperasi
melalui pemberian sertifikat NIK, Fasilitasi pemberian akta notaris bagi
pelaku usaha mikro dan kecil, fasilitasi ijin IUMK, Fasilitasi sertifikasi dan
standardisasi produk KUKM, Perluasan akses pembiayaan melalui KUR,
Penyediaan dana bergulir KUMKM, Fasilitasi pemasaran KUKM tenant
dan Penumbuhan serta pengembangan kewirausahaan.
2.2.
Aspek Pelaksanaan Program/Kegiatan
Dilaksanakan,
melalui
beberapa
mekanisme:
1).
Anggaran
Dekonsentrasi diarahkan untuk kegiatan koordinasi, sosialisasi dan
pendampingan; 2). Anggaran Tugas Pembantuan (TP) diarahkan untuk
2
kegiatan
Revitalisasi
Pasar
Rakyat
melalui
Koperasi
dan
Pengembangan PLUT; 3). DAK Non Fisik yang diarahkan untuk kegiatan
Pendidikan dan Pelatihan dan Pendampingan; dan 4). Bantuan
pemerintah yang diarahkan pada kegiatan Bantuan modal awal bagi
wirausaha pemula dan penataan Pedagang Kaki Lima (PKL).
2.3.
Aspek Lintas Program K/L
Dimplementasikan melalui sinergi dengan beberapa K/L, antara lain:
a) Kerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian
Perdagangan dalam Fasilitasi Ijin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK)
b) Kerjasama dengan Kementerian Kelautan Perikanan dalam fasilitasi
sertifikasi NIK bagi koperasi untuk mengakses bantuan kapal;
c) Kerjasama dengan Kementerian BUMN oleh Telkom dalam fasilitasi
kampung digital bersinergi dengan Pusat Layanan Usaha Terpadu
(PLUT);
d) Melakukan
Nota
kesepahaman
dengan
Badan
Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) terkait antisipasi dampak
bencana bagi KUMKM terhadap keberlanjutan usaha;
3. Rekomendasi Rakornas 2017
Dalam rangka mendukung akselerasi Program Aksi Reformasi Koperasi,
beberapa rekomendasi kedepan, yaitu:
a) Dengan penyerahan Sertifikat NIK dan CD Online Data System (ODS) oleh
Bapak Menteri Koperasi dan UKM kepada SKPD/Dinas yang Membidangi
Koperasi dan UMKM, didalamnya disampaikan mengenai SOP dan
mekanisme penerbitan Sertifikat Nomor Induk Koperasi (NIK) yang
menyangkut kewenangan dan tugas pokok Kementerian Koperasi dan
UKM, Provinsi/D.I, Kab./Kota;
3
b) Untuk mengantisipasi maraknya mal praktik koperasi dewasa ini khususnya
Koperasi Simpan Pinjam/Koperasi Jasa Keuangan (KJK), selaras dengan
pembenahan koperasi menuju terwujudnya koperasi berkualitas perlu
dipertimbangkan adanya moratorium pemberian Badan Hukum dan
pemberian ijin atas KSP/KJK dalam kaitan ini diperlukan pembahasan lebih
lanjut bersama Unit Deputi terkait di Kementerian Koperasi dan UKM.
c) Perlu dipertimbangkan adanya kebijakan melalui Fit and Proper Test bagi
calon pengurus KSP/KJK dan pengelola USP;
d) Bersinergi
dengan
Lembaga
Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah (LKPP) dalam pengembangan iklim usaha yang kondusif bagi
KUMKM untuk mengakses kegiatan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(PBJP);
e) Dalam rangka memantapkan pelaksanaan Reformasi Koperasi, baik di
pusat maupun daerah perlu mencanangkan Gerakan Reformasi Koperasi
dengan beberapa Jargon antara lain:
a) Dari Kuantitas Koperasi menuju Kualitas Koperasi;
b) Tiada Koperasi Tanpa IT;
c) Tiada Koperasi Tanpa Pendidikan dan Pelatihan;
d) Tiada Koperasi Tanpa Transaksi Anggota Koperasi.
f)
Sebagai upaya percepatan pelaksanaan kegiatan dan realisasi anggaran
terkait program strategis Kementerian Koperasi dan UKM yang dialokasikan
ke daerah, akan diarahkan melalui mekanisme pembelanjaan dengan pola
Dana Alokasi Khusus (DAK) antara lain: Revitalisasi Pasar Rakyat melalui
Koperasi dan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT).
Kementerian
Koperasi
dan
UKM Sanur, 23 Maret 2017
4
Download