STRATEGI MEMBANGUN KOPERASI DAN UMKM SEBAGAI

advertisement
STRATEGI MEMBANGUN KOPERASI DAN UMKM SEBAGAI PELAKU BISNIS DI PASAR GLOBAL
Oleh Eko Yulianto
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kab. Garut
I.
Latar Belakang
Koperasi dan UMKM adalah bagian penting dari pelaku ekonomi di Indonesia, data
statistik menunjukan; Jumlah pelaku usaha di Indonesia adalah lebih dari 57 juta. Jumlah
tersebut terdiri atas :Usaha Besar 0,1 %, Usaha Menengah 0,9 %,Usaha Kecil 1,13 % dan Usaha
Mikro 97,87 % sedangkan jumlah Koperasi 212.135 unit ( data Kemenkop dan Usaha Kecil dan
Menengah th.2015 ). Potensi Koperasi dan UMKM Kabupaten Garut adalah ;
1.
2.
Koperasi
Jumlah
1.432 unit
Modal Usaha
Rp. 689.661.000,-
Volume Usaha
Rp. 798.812.000,-
Jumlah Anggota
244.693 orang
Jumlah
16.480 unit
Modal Usaha
Rp. 1.373.100.120.600 (modal usaha dan asset)
Volume Usaha
Rp. 1.034.783.747.300
Jumlah T Kerja
55.332 orang
UMKM
Sesuai UU no 20 Tahun 2008 tentang UMKM :
Usaha Mikro
: adalah usaha produktif milik orang/perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi criteria usaha mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-undang ini. Kriteria Usaha Mikro memiliki kekayan bersih
paling banyak Rp.50.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak
Rp.300.000.000,-.
Usaha Kecil
: adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang/ perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil
sebagaimana imaksud dalam Undang –Undang ini. Kriteria Usaha Kecil
Adalah; memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.50.000.000,- sampai
dengan paling banyak Rp.500.000,000,-tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp.300.000.000,- sampai dengan paling banyak Rp.2.500.000.000,- .
Usaha Menengah : adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang usaha yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsungdengan usaha kecil atau usaha besar
dengan
jumlah
kekayaan
bersih
atau
hasil
penjualan
tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Kriteria Usaha Menengaha
dalah; memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,- sampai
dengan paling banyak Rp.10.000.000,000,- atau memiliki hasil penjualan
tahunan lebih dari Rp.2.500.000.000,- sampai dengan paling banyak Rp.
50.000.000.000,-.
Menurut UU no 25 tahun 1992 :
Koperasi : adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hokum
Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Dewasa ini Koperasi dan UMKM sedang menghadapi suatu tantangan persaingan usaha
yang berat ditengah permasalahan internal yang mereka hadapi, permasalahn internal tersebut
antara lain :
1.
Solidaritas antar anggota masih kurang, kekuatan Koperasi sangat ditentukan oleh modal
sosial para anggotanya dimana kepercayaan dalam koperasi dapat dibangun dari sini.
Solidaritas inilah yang sangat diharapkan dalam rangka menggerakan Koperasi sebagai
kekuatan ekonomi nasional, namun pada kenyataannya hal ini belum terjadi sesuai
harapan. Masih banyak UMKM yang bergerak secara individual tidak bergabung dalam
Koperasi.
2.
Skala Usaha, hal ini penting bagi suatu kegiatan ekonomi agar terjadi kondisi optimal yang
mampu menjadikan Koperasi dan UMKM sebagai usaha yang ekonomis menguntungkan
sehingga secara dinamis mampu berkembang ditengah persaingan ekonomi. Karena
koperasi dan UMKM belum mampu membuat jejaring ekonomi dan rantai pemasaran
serta jenis usahanya terbatas, maka masih sulit berkembang. Kondisi ini diperparah
dengan kecukupan modal yang belum memadai sehingga secar umum Koperasidan
UMKM belum mampu bersaing di pasar global.
3.
Keterampilan Manajerial, pengeloaan usaha Koperasi dan UMKM sangat penting
mengingat bahwa Koperasi adalah bukan kumpulan modal tetapi kumpulan orangorang/termasuk
UMKM
untuk
mecapai
kesejahteraan
bersama.
Tentu
saja
struktur/susunan kepengurusan harus diisi oleh oran-orang dengan keterampilan
pengeloaan usaha yang memadai. Kondisi ini belum tercapai, sebagai contoh Koperasi di
Kabupaten Garut terutama yang di pedesaan secara umum keterampilan manajerialnya
masih sangat perlu ditingkatkan agar Koperasi dapat berperan sebagaimana yang
diharapankan.
4.
Jejaring pasar merupakan hal penting dalam pengembangan usaha Koperasi, jejaring ini
dapat menjadikan pangsa pasar koperasi menjadi semakin luas yang berarti peluang
keuntungan dalam bentuk sisa hasil usaha juga akan makin besar dan koperasi berpeluang
untuk berkembang. Namun pada kenyataannya belum banyak Koperasi dan UMKM di
Kabupaten Garut yang telah memiliki jaringan pasar yang luas.
5.
Penguasaan teknologi, secara umum kapasitas SDM Koperasi dan UMKM dalam hal
penguasaan teknologi baik oleh pengurus maupun oleh anggota masih sangat kurang.
Latar belakang pendidikan SDM menjadi penyebab utama, padahal teknologi ini amat
penting bagi kelangsungan Koperasi dan UMKM dalam mengembangkan usahanya
sehingga koperasi menjadi sehat, tangguh dan mandiri.
Adapun persaingan yang dimaksud adalah berlakunya pasar global yang mau tidak mau
harus dihadapi oleh Koperasi dan UMKM dengan beban permasalahan internal di atas.
Selanjutnya harus bagaimana Pemerintah Kabupaten Garut dalam hal ini adalah Dinas Koperasi,
UMKM dan BMT membuat /menentukan strategi untuk Koperasi dan UMKM agar dapat masuk
ke pasar global sebagai pelaku bisnis. Hal ini bukanlah sesuatu yang mudah akan tetapi
memerlukan pemikiran serius yang benar-benar dapat menghasilkan strategi yang dapat
dijalankan dan menguntungkan bagi Koperasi dan UMKM.
II.
Sekilas Tentang Pasar Global
Salah satunya adalah Masyarakat Ekonomi Asean, MEA ini bukanlah sesuatu yang masih
direncanakan akan tetapi sudah dimulai. MEA adalah pasar tunggal/bersama ( skala besar )telah
disetujui oleh Negara-negara ASEAN. Pada pasar ini Tenaga Kerja, Produk dan Investasi bebas
masuk ke masing-masing Negara anggota ASEAN. Konsekwensinya bagi tiap Negara bisa positif
apabila telah siap menghadapinya, bisa negative apabila belum siap menghadapinya. Tentunya
dalam hal ini daya saing para pelaku bisnis menjadi bagian yang sangat penting dalam rangka
bersaing di pasar global.
Tenaga kerja di Kabupaten Garut rata-rata pendidikannya adalah SLP, perlu sentuhan
khusus agar kemampuan mereka dapat memenuhi tuntutan pasar tenaga kerja. Jenis produk
yang dihasilkan oleh UMKM relative banyak, beberapa UMKM telah mampu menghasilkan
produk unggulan daerah, produk Koperasi masih sedikit. Namun berdasarkan pengamatan
produk-produk tersebut masih perlu perbaikan kualitas. Investasi adalah masih sangat
diharapkan di Kabupaten Garut artinya banyak peluang investasi di Kabupaten Garut tetapi
keterbatasan modal Koperasi dan UMKM menjadi salah satu kendala untuk memanfaatkan
peluang tersebut.
Secara umum terhadap Koperasi dan UMKM perlu penanganan secara tepat/ upaya
perbaikan atas berbagai kendala yang memungkinkan Koperasi dan UMKM Kabupaten Garut
kalah bersaing di pasar global. Hal ini tentu menjadi salah satu tugas Pemerintah/Dinas.
III.
Strategi
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan
gagasan, perencanaan dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu (Wikipedia
bahasa Indonesia). Dalam hal ini pemahaman atas strategi adalah sebuah cara/langkah yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurun waktu tertentu.
Dinas dalam membuat perencanaan terikat dengan UU No.25 tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam UU ini strategi adalah langkah-langkah berisi
program-program indikakatif untuk mewujudkan visi dan misi.
Strategi sebagaimana dimaksud dalam perencanaan Dinas adalah :
1.
Menguatkan Kelembagaan Usaha, Kapasitas SDM, Sitem Pembiayaan dan Peluang Pasar
Koperasi dan UMKM.
Strategi ini dijabarkan dalam Arah Kebijakan
a. Meningkatkan: Kualitas Kelembagaan Koperasi, Kapasitas produksi dan efisiensi usaha
Koperasi, UMKM dan BMT
b. Penguatan Kelembagaan BUMD dan Lembaga Keuangan Non Perbankan
2.
Meningkatkan daya saing Koperasi, UMKM dan BMT
Strategi ini dijabarkan dalam Arah Kebijakan
a.
Peningkatan Kualitas SDM para pelaku Koperasi dan UMKM yang produktif yang
didukung oleh penerapan teknologi.
b. Meningkatkan peran Koperasi dan UMKM dalam perekonomian daerah.
Adapun arah kebijakan tersebut ditindak lanjuti dengan program kerja dan kegiatan yang
menghasilkan :
1.
Peningkatan kualitas SDM Koperasi dan UMKM dalam bentuk: keahlian, pengembangan
wawasan, kreativitas, inovasi dan teknologi
2.
Peningkatan daya saing produk Koperasi dan UMKM dalam bentuk: disain produk,
efisiensi usaha, harga dan eksploitasi nilai budaya dalam produk/jasa
3.
Peningkatan dukungan sumber-sumber permodalan terhadap Koperasi dan UMKM,
termasuk dukungan infrastruktur
4.
Peningkatan ketersediaan informasi pasar, jejaring pemasaran dan kemitraan.
5.
Peningkatan jumlah Koperasi yang bergerak di sektor riil/diluar simpan pinjam
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1.
Na m a
: Eko Yulianto
2.
Tempat tgl lahir
: Sidareja ( Cilacap ), 9 Juli 1961
3.
Status Perkawinan : Nikah, 2 (dua) anak
4.
Pendidikan
5.
Pekerjaan
: SD
1973 Sidareja
SMP
1976 Sidareja
S M A ( IPA )
1980 Purwokerto
S1 F E ( Mgt ) Unsoed
1985 Purwokerto
S2 Mgt. Agribisnis Unsil
2004 Tasikmalaya
: PNS
a. 1989 Kasubbag Registrasi dan Statistik STTT Bandung
b. 1992 Kasubbag Tata Usaha Kandep Perindustrian Kab. Garut
c. 1994 Kepala Seksi Industri Kecil Kandep Perindustrian Kab. Garut
d. 1996 Kasi Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan Kandep Perindag
Kab. Garut
e. 2001 Kasubdin Penanaman Modal Disperindag dan PM Kab. Garut
f. 2002 Kabid UKM Diskop dan UKM Kab. Garut
g. 2004 Kabid Industri Disperindag dan Pengeloaan Pasar Kab. Garut
h. 2008 Kabid Ejoonomi Bappeda Kab. Garut
i. 2011 Kadis. Perindag Kop dan UMKM Kab. Garut
j. 2013 Kadis Perindag dan Pengeloaan Pasar Kab. Garut
k. 2015 Kadis Kop dan UMKM Kab. Garut
Download