program pelayanan kesehatan yayasan persada

advertisement
PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN
YAYASAN PERSADA NURANI DALAM
MENINGKATKAN KESEHATAN
MASYARAKAT MISKIN
DI KEBAYORAN LAMA
JAKARTA SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai Syarat
untuk Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh
Ida Nur Aeni
NIM: 106054002040
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M/1431 H
PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN
YAYASAN PERSADA NURANI DALAM
MENINGKATKAN KESEHATAN
MASYARAKAT MISKIN
DI KEBAYORAN LAMA
JAKARTA SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai Syarat
untuk Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh
Ida Nur Aeni
NIM: 106054002040
Di bawah bimbingan
Dr. Arief Subhan, MA.
NIP. 19660110 199303 1 004
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M/1431 H
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul: “PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN
YAYASAN
PERSADA
NURANI
DALAM
MENINGKATKAN
KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN DI KEBAYORAN LAMA,
JAKARTA SELATAN”, telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 1
September tahun 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam.
Jakarta, 1 September
2010
Sidang Munaqasah
Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Drs. Wahidin Saputra, MA
Dr. Moh. Ali Wafa, Sag, Mag
NIP: 19700903 199603 1 001
NIP: 150 321 584
Penguji I
Penguji II
Drs. H. Helmi Rustandi, Mag
Wati Nilamsari, M.Si
NIP: 19601208 198803 1 005
NIP: 19710520 199903 2 002
Pembimbing
Dr. H. Arief Subhan, MA
NIP: 19660110 199303 1 004
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta 1 September, 2010
Ida Nur Aeni
ABSTRAK
IDA NUR AENI
Program Pelayanan Kesehatan Yayasan Persada Nurani dalam
Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Miskin di Kebayoran Lama Jakarta
Selatan.
Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak. Tidak hanya
oleh orang per orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan semua masyarakat.
Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak hal yang perlu
dilakukan. Salah satu di antaranya yang dinilai mempunyai peranan yang cukup
penting adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan (Blum, 1974). Bentuk dan
jenis pelayanan kesehatan tersebut, tidak sama antara satu negara dengan negara
lainnya. Setiap negara, tergantung dari kemajuan ilmu dan teknologi, kebutuhan
dan tuntutan kesehatan, tingkat sosial ekonomi serta latar belakang politik, yang
dapat memiliki bentuk dan jenis pelayanan kesehatan berbeda. Bentuk dan jenis
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di negara-negara yang telah maju
(industrial countries) tidak sama dengan yang diselenggarakan di negara-negara
yang sedang berkembang (developing countries) seperti Indonesia.
Pemerintah Indonesia baru-baru ini mengeluarkan kebijakan Jamkesmas
(Jaminan Kesehatan Masyarakat) sebagai bentuk upaya pembiayaan kesehatan.
Kebijakan itu diharapkan dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang adil,
berkualitas serta bisa diakses oleh masyarakat luas. Namun demikian pada
pelaksanaanya program Jamkesmas ini tidak merata dalam memberikan pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat miskin.
Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana proses perencanaan dan
pelaksanaan program pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh Yayasan
Persada Nurani yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat miskin
di Kecamatan Kebayoran Lama. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif,
yaitu penulis menggambarkan secara fakta apa yang dilihat dan ditemukan dari
obyek penelitian ini. Metode ini didukung oleh hasil observasi dan wawancara.
Yang menjadi subyek penelitian ini adalah Klinik Yayasan Persada Nurani
Kebayoran Lama Jakarta Selatan yang terdiri dari Ketua Yayasan Persada Nurani
(YPN), Sekretaris YPN, Karyawan Klinik YPN, juga pihak-pihak lain yakni
masyarakat Kebayoran Lama Jakarta Selatan yang terdiri dari pasien member dan
non member peserta pengobatan di klinik YPN maupun masyarakat sekitar
Klinik.
Dalam penelitian ini dapat diketahui upaya-upaya yang dilakukan oleh
Yayasan Persada Nurani dalam memberdayakan kesehatan masyarakat miskin di
daerah Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Salah satu upaya yang dilakukan oleh
yayasan persada nurani tersebut adalah dengan mendirikannya sebuah klinik
kesehatan yang ditujukan untuk masyarakat miskin yang difasilitasi langsung oleh
dokter. Jenis kegiatannya pun beragam, dengan tujuan agar para pasien mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah swt., atas segala rahmat
dan nikmat yang telah diberikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw., atas jasa-jasanya yang besar bagi
kehidupan umat manusia. Salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan gelar
Sarjana Strata Satu (SI) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta, adalah membuat karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi. Dalam rangka
itulah, penulis mengangkat judul “Program Pelayanan Kesehatan Yayasan
Persada Nurani dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Miskin di
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.”
Selama penulisan dan penyusunan skripsi ini, tidak sedikit hambatan yang
dihadapi. Namun berkat kerja keras, kesungguhan hati serta arahan dan bimbingan
dari semua pihak, akhirnya semua kesulitan tersebut dapat teratasi. Oleh kerena
itu sudah sepantasnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya terutama kepada:
1. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA selaku pembimbing dan Dekan Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang dengan
kerelaan hati dan penuh kesabaran memberikan bimbingan, petunjuk dan
saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Wati Nilamsari, M.Si selaku Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam (PMI) yang telah berusaha untuk meningkatkan mutu dan kualitas
Mahasiswa
Fakultas
Dakwah
dan
Komunikasi,
khususnya
untuk
Pengembangan Masyarakat Islam (PMI).
4. Bapak M. Hudri, selaku Sekretaris Jurusan Pengembvangan Masyarakat
Islam, terimakasih telah memberikan masukan kepada penulis agar penulis
segera menyelesaikan penulisan skripsi ini.
ii
5. Para Dosen Pengajar Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, khususnya Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam,
yang telah membimbing dan memberi bekal ilmu kepada penulis selama
perkuliahan.
6. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Utama, serta Perpustakaan Dakwah dan
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah melayani dengan
baik selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
7. Pengurus Yayasan Persada Nurani khusunya M. Faridj Wajdi, SE, MSi selaku
ketua yayasan, Sdr. Nurkholis, Sip selaku Sekretaris yayasan, Dr. Nur Aini,
Mba indah pengurus yayasan dan rekan-rekan di yayasan yang tidak bisa saya
sebutkan satu-persatu. Terima kasih telah memberikan data-data yang terkait
dengan penulisan skripsi ini.
8. Yang tercinta dan terkasih Ayahku Anwar Sanusi, Mama Siti Aminah, Bapa
H. Amin Suripto dan Mama tersayang Hj. Niti Rahma yang selalu mengurus,
mendidik dan membantu penulis baik materi maupun spiritual, sehingga
penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas pengorbanan kalian selama ini,
semoga Allah SWT membalas dengan surga-Nya.
9. Kakak-kakakku yang baik hati, Siti Nurhayati S.Pd terimakasih telah
membiayai penulis selama kuliah. Kakakku Nur Kholis, Sip dan istri (Merry
Sofiaty), terimakasih telah memberikan motivasi. Adikku yang tersayang Ali
Nur Faiz dan Ibnu Hakim Rifani. Saudara-saudara sepupuku Edi Suswanto,
Hanifah Azwar dan Kurnia Popy Rahmawati, terima kasih atas bantuan dan
dukungan kalian baik moril maupun materiil sehingga penulis dapat
iii
menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Terima kasih atas pengorbanan kalian selama ini, semoga Allah SWT
membalas kebaikan kalian.
10. Yang tercinta, Keluarga besar H. Abdul Syukur yang telah memberikan
banyak motivasi, inspirasi, pengalaman, pelajaran hidup dan dukungan yang
tulus kepada penulis. Semoga setiap nasihat, pesan, kritik dan saran, Allah
SWT balas dengan pahala yang besar.
11. Kepada seluruh sahabat-sahabat seperjuangan PMI angkatan 2006. Fenny
Oktaviany, Ika Lestari, Milastri Muzakkar (four angels), Nurul Hikmah,
Ahmad Rokhoul Alamin, Ari Kurniawan, Kurnia Aji, Hidmatullah, Lia Fitria
Farhana, Yanis Sarohmah, Iin Nurhayati, Syarifudin, Ahmad Fauzi, Aji
Purnama Ismail. Kalian semua penulis banggakan dalam menjaga kesolidan
dalam berdiskusi di kelas, dan dalam pertemanan dan persahabatan kita di
UIN, semoga kenangan-kenangan bersama kita tetap terjaga sampai kapanpun.
12. Teman-teman KKS Kelompok 55. Agyl, Ichal, Nurul, Ade, Ninda, Abu, Sidik,
Mionk, Windi, Mega, Chika, Andry, Arya Yang selalu memberi suport agar
penulis segera menyelesaikan penulisan skripsi ini.
13. Untuk adik-adik kelas dan kakak-kakak kelas yang selalu memberikan
motivasi dan dukungan. Kepada seluruh teman-teman di Fakultas Dakwah dan
Komunikasi dan teman-teman Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta semoga sukses selalu.
iv
Akhirnya, dengan segala hormat dan kerendahan hati, penulis hanya
mampu menyerahkan semua kepada Allah swt., atas amal baik semua pihak yang
telah diberikan kepada penulis, semoga Allah swt. dapat memberikan imbalan
yang lebih baik kepada mereka.
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah................................................... 1
B.
Pembatasan dan Perumusan masalah ............................... 7
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ 8
D.
Metodologi Penelitian ...................................................... 9
E.
Tinjauan Pustaka ............................................................. 15
F.
Sistematika Penulisan ..................................................... 17
TINJAUAN TEORITIS
A.
Program ........................................................................... 19
1.
Pengertian Program ................................................ 19
2.
Macam-macam Program ........................................ 19
3.
Tujuan Program ..................................................... 20
B.
Implementasi Program .................................................... 21
C.
Pelayanan Kesehatan Masyarakat ................................... 23
1.
Pengertian Pelayanan Kesehatan Masyarakat ........ 23
2.
Ruang Lingkup Pelayanan Kesehatan Masyarakat 25
vi
3.
Sistem Pelayanan Kesehatan Masyarakat di
Indonesia ................................................................ 26
D.
BAB III
Kemiskinan ..................................................................... 30
1.
Pengertian Kemiskinan .......................................... 30
2.
Faktor Penyebab Kemiskinan ................................ 32
3.
Dimensi Kemiskinan .............................................. 34
4.
Penanggulangan Kemiskinan ................................. 35
GAMBARAN UMUM YAYASAN PERSADA NURANI
A.
B.
Profil Yayasan ................................................................. 40
1.
Sejarah Singkat Yayasan Persada Nurani .............. 40
2.
Visi dan Misi Yayasan Persada Nurani ................. 43
3.
Susunan Pengurus Yayasan Persada Nurani .......... 44
4.
Bidang Aktivitas Yayasan Persada Nurani ............ 44
5.
Fokus Program Yayasan Persada Nurani ............... 46
Letak Geografis Yayasan Persada Nurani ...................... 51
1.
Letak Geografis ...................................................... 51
2.
Kondisi sosio historis masyarakat di Yayasan
Persada Nurani ....................................................... 52
BAB IV
IMPLEMENTASI PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN
YAYASAN PERSADA NURANI
A.
Proses Perencanaan Program Pelayanan Kesehatan ....... 54
1. Perencanaan Kegiatan ............................................ 54
vii
2. Anggaran Dana ...................................................... 57
B.
Proses Pelaksanaan Program Pelayanan Kesehatan ....... 58
1. Upaya Pelaksanaan Program ................................. 61
2. Penyuluhan dan Pemeriksaan Kesehatan .............. 65
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan ..................................................................... 79
B.
Saran ............................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Rancangan Informan ......................................................................... 10
Tabel 2 Anggaran Dana ................................................................................... 57
Tabel 3 Jadwal Praktek Dokter ........................................................................ 63
Tabel 4 Laporan Administrasi.......................................................................... 66
Tabel 5 Data Administrasi Klinik YPN ........................................................... 68
Tabel 6 Jadwal Pemberian Imunisasi ............................................................... 71
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini dalam berbagai media massa nasional, seringkali kita
membaca tentang meningkatnya berbagai permasalahan sosial yang ada. Dari
meningkatnya angka penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan,
meningkatnya angka pengangguran, banyaknya anak jalanan dan pengemis di
berbagai wilayah, semakin banyaknya ‘pak ogah’ dan ‘polisi cepek’ di jalan raya,
banyaknya perampokan kendaraan bermotor roda dua, banyaknya penodongan di
persimpangan jalan, dan sebagainya. Berbagai permasalahan sosial tersebut
seringkali dikaitkan dengan kemiskinan yang terjadi saat ini. 1
Sebagaimana diketahui, kehidupan yang menjadi dambaan masyarakat
adalah kondisi yang sejahtera. Dengan demikian, kondisi yang menunjukkan
adanya taraf hidup yang rendah merupakan sasaran utama usaha perbaikan dalam
rangka perwujudan kondisi yang sejahtera tersebut. Kondisi kemiskinan dengan
berbagai dimensi dan implikasinya, merupakan salah satu bentuk masalah sosial
yang menggambarkan kondisi kesejahteraan yang rendah. Oleh sebab itu wajar
apabila kemiskinan dapat menjadi inspirasi bagi tindakan perubahan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 2
1
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas (Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis), (Jakarta: Lembaga Penerbit
FEUI, 2003), Cet. Ke-1, h. 322
2
Soetomo, Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2008), Cet. Ke-1, h. 309-310
1
2
Indonesia
adalah
negara
berkembang
dimana
sebagian
besar
masyarakatnya masih berada dalam tatanan ekonomi menengah ke bawah.
Masalah kemiskinan selalu merupakan masalah yang paling serius dan dituntut
untuk segera diselesaikan. Selain kemiskinan, di Indonesia juga memiliki banyak
sekali masalah yang berkaitan dengan rakyatnya seperti masalah kesejahteraan,
kesenjangan sosial dan yang paling serius yaitu masalah kesehatan masyarakat. 3
Kemiskinan pada dasarnya bukan hanya karena permasalahan ekonomi
saja, akan tetapi kemiskinan merupakan permasalahan yang multidimensional.
Dimana kemiskinan multidimensional ini mencakup kemiskinan dalam dimensi
ekonomi, kemiskinan dalam dimensi sosial dan budaya, kemiskinan dalam
dimensi kesehatan, kemiskinan dalam dimensi sosial-politik, kemiskinan dalam
dimensi pendidikan, agama, dan budi pekerti, serta kemiskinan dalam dimensi
perdamaian dunia.
Indonesia dinilai paling lambat dalam mengatasi masalah kemiskinan, hal
tersebut dapat dilihat dari nilai rupiah yang tidak stabil, pengangguran dimanamana dan bahkan cenderung bertambah banyak, serta jurang ketimpangan sosial
ekonomi yang kian melebar.
Pada kelompok ekonomi lemah memang tidak tahu menahu permasalahan
pemerintah dan perekonomian, tapi dalam permasalahan krisis perekonomian,
kaum inilah yang paling terkena imbasnya. Tidak sedikit kepala keluarga yang di
pemutusan hubungan kerja (PHK) di tempat mereka bekerja, sehingga berubah
statusnya menjadi pengangguran, dan tak sedikit pula anak-anak kehilangan masa
depan karena orangtuanya tak mampu lagi membayar biaya sekolah.
3
Andi Rizal, Kesehatan dan Kemiskinan, diakses pada tanggal 04 April 2010,
www.republikaonline.com
3
Isbandi Rukminto Adi mengatakan; bahwa dalam proses pembangunan
yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh dua dimensi yaitu; yang pertama,
dimensi makro yang menggambarkan bagaimana institusi negara melalui
kebijakan dan peraturan yang dibuatnya mempengaruhi proses perubahan suatu
masyarakat, sedangkan dimensi yang kedua adalah dimensi mikro yaitu individu
dan kelompok masyarakat mempengaruhi proses pembangunan itu sendiri. 4
Sedangkan menurut Syaiful Arif, kemiskinan dapat digolongkan menjadi
dua kategori yaitu kemiskinan kultural dan kemiskinan struktural. Kemiskinan
kultural dipahami sebagai akibat dari adanya karakter budaya masyarakat dan
etos kerja yang lemah, sedangkan kemiskinan struktural bisa terjadi karena
adanya struktur dan kebijakan pemerintah yang timpah, sebagai akibat dari
terjadinya ketidak-adilan dalam kehidupan masyarakat. 5
Pembangunan
nasional
merupakan
sarana
yang
penting
untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada hakekatnya pembangunan nasional
Indonesia adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh
masyarakat Indonesia. Untuk itu pola umum strategi pembangunan nasional
merupakan rangkaian program-program yang menyeluruh, terarah dan terpadu
serasi serta berlangsung secara terus menerus, bertahap dan berkesinambungan
melalui pembangunan lima tahun.
Sedangkan tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan suatu
masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Republik
4
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas (Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis), (Jakarta: Lembaga Penerbit
FEUI, 2003), Cet Ke-1, h.1
5
Syaiful Arif, Menolak Pembangunanisme, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), Cet.
Ke-1, h. 289
4
Indonesia, yang merdeka, berdaulat, bersatu, berkedaulatan rakyat dalam suasana
perikehidupan bangsa yang aman, tentram dan damai. Ruang lingkup
pembangunan nasional sangat luas, maka pelaksanaannya harus secara berencana,
menyeluruh, bertahap dan berlanjut. Pada tiap-tiap tahap diharapkan dapat
mencapai keselarasan dalam kemajuan lahiriah dan batiniah yang merata
mencakup seluruh rakyat, dengan kadar keadilan sosial yang meningkat, dengan
demikian pembangunan adalah suatu proses yang berjalan terus menerus. 6
Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka pembangunan nasional harus
dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan pemerintah. Masyarakat adalah
pelaksana utama pembangunan. Sedangkan pemerintah berkewajiban untuk
mengarahkan, membimbing dan menciptakan suasana yang menunjang, saling
mengisi dan saling melengkapi dalam satu kesatuan langkah menuju tercapainya
tujuan pembangunan nasional.
Dengan menggunakan pedoman pokok Undang-Undang Dasar 1945 dan
pedoman operasional Garis-garis Besar Haluan Negara, pembangunan disegala
bidang dilaksanakan sebagai upaya menuju kesejahteraan bangsa didalam
masyarakat adil dan makmur yang berdasarkan pancasila. Salah satu modal utama
dalam rangka mencapai kesejahteraan adalah kesehatan, yang merupakan bagian
dari kebutuhan dasar manusia.
Pemerintah menyadari bahwa setiap orang berhak untuk dapat memenuhi
kebutuhan sendiri hidupnya yang layak dan peningkatan martabatnya menuju
terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera adil dan makmur, serta adanya
6
Hal. 7
Emil Salim, Pembangunan Berwawasan Lingkungan, (Jakarta: PT. Mediyatama, 1991),
5
suatu jaminan sosial yang menyeluruh antara lain mengenai kesehatan di
masyarakat.
Kesehatan masyarakat merupakan suatu hal yang komplek, karena pada
dasarnya kesehatan masyarakat menyangkut semua segi kehidupan dan kegiatan,
sehingga mempunyai ruang lingkup yang luas. Untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang optimal merupakan menjadi tanggung jawab pemerintah dan
seluruh masyarakat. Dengan demikian keadaan yang memungkinkan dapat hidup
sehat bukan saja menjadi hak dari setiap anggota masyarakat tetapi juga menjadi
kewajibannya untuk ikut serta di dalam segala usaha kesehatan.
Pembangunan kesehatan di Indonesia didasarkan atas Sistem Kesehatan
Nasioanl (SKN) 7 , yang menegaskan bahwa: “… pada dasarnya kesehatan
menyangkut semua segi kehidupan, baik di masa lalu, sekarang, maupun yang
akan datang.” Sebagai tujuan pembangunan dinyatakan: “… tercapainya
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan
umum dari tujuan nasioanl.” 8
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum tersebut, harus
diwujudkan
melalui
pembangunan
nasional
yang
berkesinambungan.
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan yang
besar artinya bagi pembangunan dan pembinaan sumber daya manusia Indonesia,
serta sebagai modal bagi pelaksanaan pembangunan nasional yang hakikatnya
adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh
masyarakat Indonesia.
7
Departemen Kesehatan, Sistem Kesehatan Nasional, (Jakarta: Depkes, 1982), h. 2
Koentjaraningrat, Ilmu-ilmun Sosial dalam Pembangunan Kesehatan, (Jakarta: PT
Gramedia, 1985), h. 1
8
6
Hak untuk memperoleh hidup sehat itu telah diatur dalam Undang-Undang
Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor 23/ 1992 tentang Kesehatan,
menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. 9
Karena
setiap
individu,
keluarga
dan
masyarakat
berhak
memperoleh
perlindungan terhadap kesehatannya, dan Negara bertanggungjawab mengatur
agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat
miskin dan tidak mampu.
Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah tersebut
diakibatkan karena sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan. Kesulitan akses
pelayanan ini dipengaruhi oleh berbagai factor seperti, tidak adanya kemampuan
secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan memang mahal. Untuk menjamin
akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan sebagaimana diamanatkan
dalam Undang-Undang Dasar 1945, sejak tahun 2005 telah diupayakan untuk
mengatasi hambatan dan kendala tersebut melalui pelaksanaan kebijakan program
Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS). JAMKESMAS adalah program
bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak
mampu. Program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang
dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi
masyarakat miskin, sebab pada hakekatnya pelayanan kesehatan masyarakat
miskin menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan bersama oleh pemerintah pusat
dan daerah. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya kebijakan ini tidak dapat
mewujudkan pelayanan kesehatan yang adil, berkualitas dan dapat diakses oleh
masyarakat luas.
9
Departemen Kesehatan, Tiga Undang-undang Kesehatan, (Bandung: Kuraiko Pratama,
1992), h. 45
7
Oleh karena itu Yayasan Persada Nurani sebagai salah satu lembaga yang
bergerak di bidang sosial-kemanusiaan, tergerak untuk melakukan upaya-upaya
penanggulangan kesehatan bagi masyarakat miskin (kurang mampu). Yayasan
pelayanan kesehatan ini merupakan suatu lembaga yang salah satu aktivitas
pokoknya ialah melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat miskin
dengan salah satu tujuan yang ingin dicapainya adalah memberikan pelayanan
kesehatan yang murah (terjangkau) dan berkualitas. Melalui program Pelayanan
Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin tersebut, yayasan ini mencoba membantu
memberi solusi untuk program kesehatan pemerintah (rumah sakit dan
puskesmas) yang sampai saat ini usaha pemerintah tersebut masih belum dapat
memenuhi harapan masyarakat. Banyak anggota masyarakat yang mengeluh dan
merasa tidak puas dengan kualitas pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit
pemerintah ataupun puskesmas.
Melihat latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui
lebih jauh tentang program pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Yayasan
Persada Nurani. Semua itu dituangkan dalam penelitian skripsi yang berjudul ”
Program
Pelayanan
Kesehatan
Yayasan
Persada
Nurani
dalam
Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Miskin di Kebayoran Lama, Jakarta
Selatan”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar penulisan skripsi ini lebih terarah, penulis membuat batasan masalah
yang akan dibahas, yaitu pada perencanaan dan pelaksanaan yang dilakukan oleh
8
Yayasan Persada Nurani dalam meningkatkan kesehatan masyarakat miskin di
Kecamatan Kebayoran Lama.
2. Perumusan Masalah
Penulis merumuskan permasalahan pada hal-hal yang tidak terlalu luas,
agar pembahasan tidak terlalu melebar. Permasalahan yang akan difokuskan dan
dibahas dalam skripsi ini, secara sederhana dapat disimpulkan dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut:
a. Bagaimana perencanaan program pelayanan kesehatan Yayasan
Persada Nurani dalam meningkatkan kesehatan masyarakat miskin di
kecamatan Kebayoran Lama-Jakarta Selatan?
b. Bagaimana pelaksanaan program pelayanan kesehatan Yayasan
Persada Nurani dalam meningkatkan kesehatan masyarakat miskin di
kecamatan Kebayoran Lama-Jakarta Selatan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan Yayasan Persada Nurani
dalam program pelayanan kesehatan yang dilaksanakan untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat di Kecamatan Kebayoran LamaJakarta Selatan.
b. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program Yayasan Persada
Nurani untuk dapat meningkatkan kesehatan masyarakat di Kecamatan
Kebayoran Lama-Jakarta Selatan.
9
2. Manfaat Penelitian
a. Secara Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah pembelajaran,
khususnya mengenai program pemberdayaan masyarakat miskin melalui
pelayanan kesehatan Yayasan Persada Nurani dan sebagai bahan kajian
pertimbangan civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya
untuk Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI).
b. Secara Praktis
Untuk menggambarkan kinerja Yayasan Persada Nurani, penelitian ini
diharapkan memberikan masukan kepada Yayasan Persada Nurani dan
menjadikan parameter dalam menjalankan tugas-tugas selanjutnya.
D. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif, karena penulis bermaksud untuk meneliti secara mendalam. Bogdan dan
Taylor mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau tulisan dari orangorang atau perilaku yang diamati secara langsung. 10
2. Teknik Pemilihan Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sampling bertujuan
(Purposive) yaitu teknik pengambilan sampel yang mempunyai maksud untuk
menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan teori yang muncul.
10
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2004), h. 13.
10
Dalam konteks ini peneliti mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya sampai
terjadi pengulangan informasi atau sudah tidak ada informasi yang terjaring lagi.
Dari teknik sampling inilah peneliti kemudian bisa menentukan subjek dan objek
penelitian.
Subjek dari penelitian ini adalah orang atau sekelompok orang yang dapat
memberikan informasi, mereka terdiri dari: Ketua Yayasan Persada Nurani,
Sekretaris YPN, Karyawan Klinik YPN, Adapun pihak-pihak lain yaitu
masyarakat Kebayoran Lama Jakarta Selatan yang terdiri dari pasien member dan
non member peserta pengobatan di klinik YPN yang penulis jadikan informaninforman pemerkuat dalam hal melengkapi data-data dan informasi skripsi ini.
Tabel 1
Rancangan Informan
No
Informan
Informasi yang
dicari
Jumlah
1
Ketua Yayasan
Gambaran lembaga, 1 Orang
latar
belakang
program kegiatan
2
Sekretaris Yayasan
3
Dokter Klinik
4
Karyawan Klinik
Gambaran lembaga, 1 Orang
perencanaan
program
kegiatan,
pelaksanaan program
Gambaran
1 Orang
perencanan program
dan
pelaksanaan
program
Gambaran
bentuk 1 Orang
pelaksanaan program
pelayanan kesehatan
5
Mayarakat (pasien)
Hasil dari program 5 Orang
dan manfaatnya
Metode
Pengumpulan
Data
Wawancara
bebas
terstruktur
Wawancara
bebas
terstrukur
Wawancara
bebas
terstruktur,
observasi
Wawancara
bebas
terstruktur,
dokumen,
observasi
Observasi
langsung
11
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Yayasan Persada Nurani yang berlokasi di Jl.
Kebon Mangga No. 07, RT 09/RW 07 Cipulir, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
Adapun alasan pemilihan lokasi itu sendiri didasari oleh pertimbangan yaitu
sebelumnya penulis pernah berkunjung ke yayasan tersebut, dari sana penulis
ingin mengetahui program pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin dan
tidak mampu dalam upayanya meningkatkan kesehatan di wilayah Kecamatan
Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Selain itu lokasinya yang cukup strategis,
karena cukup dekat dengan rumah penulis maka alasan tersebut membuat penulis
semakin yakin untuk mengambil lokasi penelitian di Yayasan Persada Nurani.
Penelitian ini dilakukan mulai 20 Maret 2010 sampai dengan 20 Juni 2010.
4. Teknik Analisis Data
Analisis data, menurut M. Nadzir, adalah “mengelompokkan, membuat
suatu urutan, menyingkatkan data, sehingga mudah dibaca”. 11 Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa secara teoritis analisa data adalah suatu kegiatan yang
bersifat untuk “mentransformasikan” data menjadi informasi.
Data adalah hasil suatu pencatatan. Informasi adalah makna dari hasil
pencatatan itu. Metode analisa yang digunakan adalah metode deskripsi análisis
yakni dengan cara mengumpulkan data kemudian disusun, disajikan, baru
kemudian dianalisis untuk mengungkapkan arti dari data tersebut.
Proses análisis data dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan dan dokumen. 12 Dalam hal ini
penulis terlebih dahulu mengumpulkan semua data yang diperoleh mengenai
11
12
2005), h.3
Moh. Nadzir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2000), h. 234.
Prasetya Irawan, Metodologi Penelitian Administrasi, (Jakarta: Universitas Terbuka,
12
pemberdayaan masyarakat dalam program pelayanan kesekatan di Klinik
Kesehatan Yayasan Persada Nurani kemudian mendeskripsikan temuan-temuan
yang ada dengan berpedoman pada sumber-sumber tertulis.
5. Keabsahan Data
Untuk
memeriksa
keabsahan
data,
penulis
menggunakan
teknik
triangulasi. Teknik triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan
atau pembanding terhadap data tersebut, teknik triangulasi yang banyak yang
digunakan adalah pemeriksaan terhadap sumber lainnya. Dalam hal ini, penulis
menggunakan pasien sebagai sumber pengecekkan keabsahan data yang penulis
peroleh dari pengurus atau staf program pelayanan kesehatan.
6. Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data yaitu :
a.
Data Primer, yaitu data yang berasal dari wawancara pengamatan di
lapangan. Data ini terbagi menjadi dua sumber yaitu:
a)
Utama, adalah data yang diperoleh secara langsung dari sasaran
peneliti, yaitu Klinik Kesehatan Yayasan Persada Nurani yang
terdiri dari: Ketua Yayasan, Sekretaris
b)
Umum, yaitu data yang diperoleh dari masyarakat kebayoran
lama maupun masyarakat setempat
b.
Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari catatan-catatan atau
dokumen yang berkaitan dengan penelitian dari sumber yang terkait.
Catatan dan dokumen tersebut berasal dari dokumen pribadi milik
YPN berupa laporan-laporan.
13
7. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran
yang dipandang ilmiah dalam suatu penelitian terhadap hasil yang diperoleh
secara keseluruhan. Moeleong mengatakan bahwa sumber data utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan
seperti dokumen dan lain-lain. 13 Data yang dipakai adalah data primer, yaitu data
yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan pengurus yang
bersangkutan.
Dalam penelitian ini metode yang peneliti gunakan adalah :
a. Wawancara
Wawancara atau interview adalah percakapan atau tanya jawab yang
diarahkan untuk tujuan tertentu, dalam hal ini pertanyaan yang ditujukan kepada
responden untuk memperoleh data. Deddy Mulyana menjelaskan wawancara
adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin
memperoleh informasi dari seseorang lainnya, dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan dari seseorang lainnya berdasarkan tujuan tertentu. 14
Teknik yang digunakan adalah interview bebas terpimpin, yaitu penulis
mengajukan beberapa pertanyaan yang telah dipersiapkan, kemudian langsung
dijawab oleh informan dengan bebas dan terbuka. Dimana hal ini dilakukan oleh
peneliti untuk dapat menggali informasi dan data yang akurat dari narasumber
yang berkaitan dengan program pelayanan kesehatan yayasan persada nurani.
Dalam penelitian ini penulis akan melakukan wawancara dengan pengurus
Yayasan Persada Nurani Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
13
Moeleong, Op.cit., h. 112.
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi
dan Ilmu Sosial Lainnya. Cet ke 2, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), h. 180.
14
14
b. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan metode pertama yang digunakan
dalam melakukan penelitian ilmiah. Observasi berarti pengamatan pencatatan
sistematik terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. 15
Penulis akan
mengadakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian dengan maksud
memperoleh gambaran umum Yayasan Persada Nurani Kebayoran Lama dalam
aktifitasnya untuk memberikan pelayanan kesehatan dalam upaya pemberdayaan
masyarakat miskin.
c. Dokumentasi
Peneliti mengumpulkan, membaca dan mempelajari berbagai macam
bentuk data berupa buku-buku, dokumen, brosur, proposal, catatan, foto dan
sebagainya yang berhubungan dengan Yayasan Persada Nurani Kecamatan
Kebayoran Lama, yang dapat dijadikan bahan pendukung dalam penulisan skripsi
ini, terutama mengenai program pemberdayaan masyarakat miskin melalui
pelayanan kesehatan.
8. Teknik Pencatatan Data
Pencatatan data dilakukan dengan cara pencatatan lapangan yang berisi
hasil wawancara dan pengamatan. Pengamatan secara cermat diarahkan terhadap
perubahan yang terjadi pada kehidupan masyarakat (pasien) Kecamatan
Kebayoran Lama melalui program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan
Yayasan Persada Nurani dalam implementasi program pelayanan kesehatan klinik
Yayasan Persada Nurani.
15
Moleong, Metode Penelitian Kualitatif , h. 216.
15
Teknik wawancara digunakan untuk mengumpulkan keterangan tentang
pemberdayaan program masyarakat miskin dalam program pelayanan kesehatan
Yayasan Persada Nurani. Dalam hal ini penulis mengajukan pertanyaan yang telah
disiapkan kepada responden, lalu dijawab oleh pemberi data dengan bebas
terbuka.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan skripsi ini sebelum mengadakan penelitian lebih lanjut
kemudian menyusun menjadi statu karya ilmiah, maka langkah awal yang penulis
lakukan dengan mengkaji terlebih dahulu karya ilmiah yang sudah ada yang berisi
hasil-hasil penelitian yang telah diterbitkan yang mempunyai judul hampir sama
dengan yang akan penulis teliti. Maksud pengkajian ini adalah dapat diketahui
bahwa apa yang penulis teliti sekarang tidak sama dengan penelitian dari karya
ilmiah terdahulu yang telah diterbitkan.
Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti
menduplikasi hasil karya orang lain, maka penulis perlu mempertegas perbedaan
antara masing-masing judul karya ilmiah dengan yang akan penulis bahas, yaitu
sebagai berikut: :
1. ‘’Gambaran Pelaksanaan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat Miskin (Askeskin) di Dinas Kesehatan Kabupaten
Banyuasin, Palembang Sumatera Selatan”. Skripsi ini ditulis oleh Suci
Pujiati
mahasiswa
program
peminatan
manajemen
pelayanan
kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia tahun
2007. Skripsi ini meneliti tentang pelaksanaan program Aseskin di
16
Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin yang terdapat berbagai
masalah yang ditimbulkan karena sistem manajemen yang kurang baik
dari segi sumber daya manusia (SDM), metode penentuan sasaran,
perencanaan kegiatan, pencatatan, dan pelaporan pertanggungjawaban
kegiatan.
2.
‘’Analisis Pelayanan Kesehatan bagi Keluarga Miskin di Kota
Bandar Lampung (studi kasus : Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek).”
Oleh Rini Yulianti, Karya ilmiah ini berisikan tentang: Kualitas
pelayanan kesehatan yang diberikan RSUAM terhadap pasien keluarga
miskin, khususnya pasien gakin rawat inap.
3. “Peningkatan dan Pengembangan RS Dokter Pirngadi Medan dalam
Usaha Peningkatan Pelayanan Kesehatan kepada Masyarakat.”
Skripsi ini ditulis oleh Maringan Emry Hutapea mahasiswi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia tahun 1981. Skripsi ini
membahas permasalahan yang menyangkut masalah yang mempunyai
hubungan dengan ketenagaan, pembiayaan, sarana fisik, peralatan
medis dan non medis, masalah pelayanan kesehatan yang berada di RS
Dokter Pringadi Medan
Berbeda dengan karya-karya ilmiah di atas, bahwa penelitian yang akan
penulis lakukan berjudul ’’Program Pelayanan Kesehatan Yayasan Persada
Nurani dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Miskin di Kebayoran Lama
Jakarta Selatan.’’
Skripsi ini bertujuan untuk memberikan penilaian secara kritis tentang
pelayanan kesehatan di Yayasan Persada Nurani dan sekaligus memaparkan
17
antara teori dengan realitas yang terjadi di lapangan. Dalam proposal penelitian
ini, isinya lebih memaparkan tentang pelaksanaan program pelayanan kesehatan
tersebut dalam meningkatkan kesehatan masyarakat miskin, serta langkah-langkah
yang telah dilakukan oleh Yayasan Persada Nurani. Demikian perbedaan pokok
bahasan atau materi antara proposal penelitian ini dengan karya ilmiah yang lain.
F. Sistematika Penulisan
Untuk lebih memudahkan pembahasan dalam skripsi ini, penulis
menyusun ke dalam lima bab yang terdiri dari beberapa subbab tersendiri. Babbab tersebut secara keseluruhan saling berkaitan satu sama lainnya yang diawali
dengan pendahuluan dan diakhiri dengan penutup serta kesimpulan dan saran,
adapun susunannya adalah sebagai berikut:
BAB I
Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan
dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian meliputi; pendekatan penelitian, teknik pemilihan
subyek penelitian, tempat dan waktu penelitian, keabsahan data,
teknik analisis data, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik
pencatatan data, dan análisis data, penelitian terdahulu dan
sistematika penulisan.
BAB II
Tinjauan Teori, yang meliputi pengertian program, macammacam program, tujuan program dan implementasi program. teori
pelayanan kesehatan masyarakat meliputi, pengertian pelayanan
kesehatan masyarakat, ruang lingkup pelayanan kesehatan
masyarakat, sistem pelayanan kesehatan masyarakat di indonesia.
18
teori kemiskinan meliputi pengertian kemiskinan, faktor penyebab
kemiskinan, dimensi kemiskinan, dan penanggulangan kemiskinan.
BAB III
Gambaran Umum tentang Yayasan Persada Nurani yang
meliputi; sejarah berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi,
bidang aktivitas yayasan, fokus program yayasan, serta tentang
program pelayanan kesehatan yang meliputi; dasar pemikiran, visi
dan misi dan jenis kegiatan.
BAB IV
Temuan dan Analisis, memaparkan tentang perencanaan kegiatan
dan anggaran dana, upaya pelaksanaan program, penyuluhan dan
pemeriksaan kesehatan yang meliputi; pemeriksaan kesehatan,
pelaksanaan imunisasi, pemberdayaan kesehatan untuk pasien
LANSIA (Lanjut Usia)
BAB V
Penutup, bab ini merupakan penutup dari bab-bab sebelumnya
yang memuat mengenai Kesimpulan dan Saran yang ditemukan
penulis selama menjalani penelitian dengan didasarkan kepada
hasil temuan dan analisis lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Program
1. Pengertian Program
Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
seseorang atau sekelompok organisasi, lembaga bahkan negara. Sebuah kelompok
organisasi, lembaga ataupun negara pastilah mempunyai suatu program.
Suharsimi Arikunto mengemukakan program sebagai berikut : “Program adalah
sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan
kegiatan tertentu.” 1
Kegiatan yang sudah dilaksanakan bukan lagi suatu program dan kegiatan
yang tidak direncanakan bukan merupakan suatu program.
2. Macam-macam Program
Macam atau jenis program dapat bermacam-macam wujud dan dapat
dilihat dari berbagai aspek. Salah satunya, program dapat ditinjau dari :
a. Tujuan. Ada yang bertujuan mencari keuntungan, maka ukurannya
adalah seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi orang lain.
b. Jenis. Ada program pendidikan, program kemasyarakatan dan
sebagainya.
Klasifikasi
tersebut
tergantung
dari
isi
program
bersangkutan.
1
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Yogyakarta : Bina Aksara, 1988),
h. 1
19
20
c. Jangka Waktu. Ada program jangka pendek, jangka menengah dan
jangka panjang.
d. Keluasan. Ada program sempit dan ada program luas. Program sempit
hanya menyangkut program yang terbatas, sedangkan program luas
menyangkut banyak variabel.
e. Pelaksanaannya. Ada program kecil dan ada program besar. Program
kecil hanya dilaksanakan beberapa orang, sedangkan program besar
dilaksanakan oleh banyak orang.
f. Sifatnya. Ada program penting dan ada program yang kurang penting.
Program penting yang dampaknya menyangkut orang banyak,
menyangkut hal-hal yang vital, sedangkan kurang penting adalah
sebaliknya. 2
3. Tujuan Program
Tujuan program adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam
proses pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto adalah sebagai berikut :
“ Tujuan program merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan
perhatian oleh evaluator. Jika suatu program tidak mempunyai tujuan yang
tidak bermanfaat, maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan karena
tujuan menentukan apa yang akan diraih”. 3
2
3
Ibid, h.23
Ibid, h.24
21
Tujuan program dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu : tujuan umum dan
khusus (obyektives). Tujuan umum biasanya menunjukkan out put dari program
jangka panjang. Sedangkan tujuan khusus, out putnya jangka pendek. 4
Berbicara mengenai program atau tujuan program tidak dapat terlepas dari
kurikulum. Kurikulum adalah acuan yang berisi tentang sejumlah pelajaran yang
akan dilaksanakan dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh S. Nasution bahwa, kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran
yang harus ditempuh atau sejumlah pelajaran yang harus dikuasai untuk mencapai
suatu tingkat atau ijazah. 5
4. Implementasi Program
Dalam kamus Webster (Solichin Abdul Wahab, 1997:64) pengertian
implementasi
dirumuskan
secara
pendek,
dimana
(mengimplementasikan) berarti “to provide means for
“to
implementasi"
carrying out; to give
practical effec to” (menyajikan alat bantu untuk melaksanakan; menimbulkan
dampak/berakibat sesuatu). 6
Pengertian
yang
sangat
sederhana
tentang
implementasi
adalah
sebagaimana yang diungkapkan oleh Charles O. Jones (1991), dimana
implementasi diartikan sebagai "getting the job done" dan "doing it". Tetapi di
balik kesederhanaan rumusan yang demikian berarti bahwa implementasi program
merupakan suatu proses kebijakan yang dapat dilakukan dengan mudah. Namun
4
Ibid, h. 35
S. Nasution, Azas-azas Kurikulum, (Bandung: CV Jenimar, 1975), h. 5
6
Wayan Nurkacana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1976), h. 85
5
22
pelaksanaannya,
menurut
Jonse, menuntut adanya syarat yang antara lain:
adanya orang atau pelaksana, uang dan kemampuan organisasi atau yang sering
disebut dengan resources, Lebih lanjut Jones merumuskan batasan implementasi
sebagai
proses
penerimaan
sumber
daya
tambahan,
sehingga
dapat
mempertimbangkan apa yang harus dilakukan.
Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa keberhasilan impelementasi
program sangat dipengaruhi oleh berbagai variabel atau faktor yang pada
gilrannya akan mempengaruhi keberhasilan implementasi program itu sendiri
Ahli lain, Brian W. Hogwood dan Lewis A. Gunn (dalam Slichin Abdul
Wahab, 1991, 36) mengemukakan sejumlah tahap implementasi sebagai berikut :
•
Tahap pertama Terdiri atas kegiatan-kegiatan :
a. Menggambarkan rencana suatu program dengan penetapan tujuan
secara jelas
b. Menentukan standar pelaksanaan
c. Menentukan
biaya
yang
akan
digunakan
beserta
waktu
pelaksanaan.
•
Tahap
kedua
Merupakan
pelaksanaan
program
dengan
mendayagunakan struktur staf, sumber daya, prosedur, biaya serta
metode
•
Tahap ketiga Merupakan kegiatan-kegiatan :
a. Menentukan jadwal
b. Melakukan pemantauan
23
c. Mengadakan pengawasan untuk menjamin kelancaran pelaksanaan
program. Dengan demikian jika terdapat penyimpangan atau
pelanggaran dapat diambil tindakan yang sesuai, dengan segera.
B. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
1. Pengertian Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pengertian
pelayanan
kesehatan
banyak
macamnya.
Menjabarkan
pendapat Levey dan Loomba (1973) maka yang dimaksud dengan pelayanan
kesehatan ialah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersamasama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah
dan
menyembuhkan
penyakit
serta
memulihkan
kesehatan
perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. 7
Secara umum pelayanan kesehatan masyarakat (public health services)
adalah merupakan sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah
pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan
sasaran masyarakat. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa pelayanan kesehatan
masyarakat tidak melakukan pelayanan kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif
(pemulihan). 8
Pelayanan kesehatan masyarakat, baik yang diselenggarakan oleh
pemerintah maupun swasta perlu memperhatikan beberapa ketentuan, antara lain
:9
7
Azrul Azwar, Pengantar Administrasi Kesehatan (Jakarta: Binarupa Aksara, 1996),
Edisi III, h. 35
8
Ibid, h. 115
9
Lamintang, Pelayanan Kesehatan dan Hukum (Bandung: Bina Cipta, 1991), h. 59
24
a). Penanggung Jawab
Suatu sistem pelayanan kesehatan masyarakat harus ada penanggung
jawab oleh pemerintah maupun oleh swasta. Namun demikian di Indonesia,
pemerintah (dalam hal ini Departemen Kesehatan) merupakan penanggung jawab
yang paling tinggi. Artinya pengawasan, standar pelayanan dan sebagainya bagi
pelayanan kesehatan masyarakat baik pemerintah (puskesmas) maupun swasta
(balkesmas) adalah di bawah koordinasi Departemen Kesehatan.
b). Standar Pelayanan.
Sistem pelayanan kesehatan masyarakat, baik pemerintah maupun swasta
harus berdasarkan pada suatu standar tertentu. Di Indonesia, standar ini telah
ditetapkan oleh Departemen Kesehatan dengan adanya buku Pedoman Puskesmas.
c). Hubungan Kerja.
Sistem pelayanan kesehatan masyarakat harus mempunyai pembagian
kerja yang jelas antara bagian satu dengan yang lain. Artinya fasilitas kesehatan
tersebut harus mempunyai struktur organisasi yang jelas dan menggambarkan
hubungan kerja, baik horizontal maupun vertikal.
d). Pengorganisasian Potensi Masyarakat.
Ciri khas dari sistem pelayanan kesehatan masyarakat adalah keikutsertaan
masyarakat atau pengorganisasian masyarakat. Upaya ini penting (terutama di
Indonesia) karena adanya keterbatasan sumber-sumber daya dari penyelenggara
pelayanan kesehatan masyarakat, perlu keikutsertaan masyarakat ini.
25
2. Ruang Lingkup Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Sekalipun bentuk dan jenis pelayanan kesehatan banyak macamnya,
namun jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam.
Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan tersebut, jika dijabarkan dari pendapat
Hodgetts dan Cascio (1983) adalah : 10
a. Pelayanan kedokteran
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan
kedokteran (medical services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat
bersifat sendiri (solo practice) atau secara bersama-sama dalam satu organisasi
(institusion), tujuan utamanya untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan
kesehatan serta sasarannya terutama untuk perseorangan dan keluarga.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan kesehatan
masyarakat (public health services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang
umumnya secara bersama-sama dalam satu organisasi, tujuan utamanya untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, serta
sasarannya terutama untuk kelompok dan masyarakat.
Karena ruang lingkup pelayanan kesehatan masyarakat menyangkut
kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan
kesehatan masyarakat umumnya adalah besar. Hanya saja karena masalah
kesehatan masyarakat pada dasarnya adalah masalah masyarakat sendiri, maka
10
Ibid, h. 116
26
dalam menyediakan serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat,
potensi masyarakat sering diikut-sertakan.
Jika ditinjau dari batasan ilmu kesehatan masyarakat, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Winslow (1920), pengikut-sertaan potensi masyarakat ini telah
merupakan prinsip pokok yang harus diikuti.
3. Sistem Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Indonesia
Jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang cukup tinggi serta
distribusi yang tidak merata, merupakan tantangan berat bagi pembangunan
kesehatan di Indonesia. Keadaan lain yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan
adalah tingkat pendidikan umum yang belum memadai, terutama pada golongan
wanita. Di samping itu adat-istiadat, sikap, tingkah laku, dan kebiasaan-kebiasaan
warga masyarakat untuk hidup sehat dan berperan serta aktif dalam pembangunan
kesehatan, masih belum seperti apa yang diharapkan.
Tingkat ekonomi yang masih rendah menyebabkan banyak warga
masyarakat belum mampu memperoleh upaya pelayanan kesehatan. Pembiayaan
untuk pembangunan kesehatan, baik yang berasal dari pemerintah maupun dari
masyarakat, dirasakan masih terbatas jumlahnya. Meskipun telah terdapat
berbagai peningkatan kerja sama lintas-sektoral, tetapi pelaksanaannya masih
belum berjalan dengan lancar. 11
Untuk Indonesia penanggung jawab pelayanan kesehatan masyarakat
adalah Departemen Kesehatan yang menurut KEPRES No. 15 tahun 1984
11
Koentjaraningrat, Ilmu-ilmun Sosial dalam Pembangunan Kesehatan, (Jakarta: PT
Gramedia, 1985), h. 3
27
memang diserahkan tugas sebagai penyelenggara sebagian dari tugas umum
pemerintahan dan pembangunan dibidang kesehatan. Untuk ini, Depatemen
Kesehatan melalui segenap aparatnya yang tersebar di seluruh tanah air, aktif
menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat. Aparat yang dimaksud ialah
Kantor Wilayah Departemen Kesehatan yang terdapat di setiap propinsi serta
Kantor Departemen Kesehatan yang terdapat di setiap Kabupaten.
Hanya saja sesuai dengan UU Pokok Pemerintah Daerah No. 5 tahun 1974
dimana tanggung jawab kesehatan berada pada pemerintah Daerah maka ditingkat
pemerintah daerah juga ditemukan aparat pemerintah yang bertanggung jawab
dalam bidang kesehatan. Aparat yang dimaksud ialah Kantor Dinas Kesehatan
Propinsi untuk tingkat propinsi, Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten/Kotamadya
untuk tingkat Kabupaten/Kotamadya serta Kantor Dinas Kesehatan Kecamatan
untuk tingkat Kecamatan (masih dalam tahap perencanaan).
Dari uraian yang seperti ini jelaslah bahwa peranan kantor dalam Sistem
Kesehatan di Indonesia, tidak hanya sebagai pelaksana fungsi administrasi saja,
tetapi juga sebagai pelaksana fungsi pelayanan kesehatan. Dengan perkataan lain
Kantor Departemen Kesehatan dan atau Kantor Dinas Kesehatan yang terdapat di
kabupaten juga bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan, yang
dalam hal ini adalah pelayanan kesehatan masyarakat seperti misalnya mengatasi
keadaan wabah yang terjangkit di wilayah kerjanya.
Tentu mudah dipahami bahwa fungsi pelayanan kesehatan masyarakat
yang dimiliki oleh berbagai ‘kantor’ ini sifatnya hanya merupakan pelayanan
rujukan saja. Sedangkan sebagai pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat
28
sehari-hari, dipercayakan kepada PUSKESMAS, yang oleh pemerintah memang
didirikan di semua kecamatan di Indonesia.
Untuk lebih memperluas cakupan pelayanan kesehatan masyarakat
tersebut, pada beberapa kecamatan yang jumlah penduduknya lebih dari 30.000
dan yang wilayah kerjanya terlalu luas, didirikan PUSKESMAS pembantu.
Kecuali itu untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
yang bertempat tinggal jauh dari PUSKESMAS diselenggarakan PUSKESMAS
keliling.
Selanjutnya
sesuai
dengan
prinsip
perlunya
melibatkan
potensi
masyarakat, pada saat ini pemerintah berupaya secara maksimal untuk
mengikutsertakan potensi masyarakat yang dimaksud. Peran serta masyarakat
dalam bidang kesehatan secara keseluruhan disebut dengan nama Pembangunan
Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) yang pengorganisasiannya berada dalam
naungan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD). Sedangkan wadah
peran serta masyarakat dalam program kesehatan masyarakat dikenal dengan
nama Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Pada saat ini Posyandu direncanakan
akan didirikan di setiap desa. Sedangkan kegiatan utama Posyandu yang dikelola
dengan prinsip “dari dan oleh untuk masyarakat” ini, secara umum dapat
dibedakan atas lima macam yakni (1) pelayanan KIA, (2) pelayanan gizi, (3)
pelayanan keluaraga, (4) pemberian oralit, serta (5) imunisasi. 12
Sejak reformasi nasional pada 1998, terjadi perubahan yang sangat
mendasar pada hampir seluruh organisasi di Indonesia. Demikian pula pada
12
Azrul Azwar, Pengantar Administrasi Kesehatan (Jakarta : Binarupa Aksara, 1996),
Edisi III, h. 117-118
29
organisasi pelayanan kesehatan. Perubahan yang mendasar dalam sektor
kesehatan adalah terjadinya perubahan paradigma pembangunan kesehatan
menjadi ‘Paradigma Sehat’. Paradigma baru ini mendorong terjadinya perubahan
konsep yang sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain: 13
a. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya
kuratif dan rehabilitatif, menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan
kuratif tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif,
b. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah
(fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated),
c. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah,
berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat,
d. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula free
for service menjadi pembayaran secara pra-upaya,
e. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan konsumtif
menjadi investasi,
f. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah,
akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra
pemerintah (partnership),
g. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralized),
menjadi otonomi daerah (decentralized)
h. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring
berjalannya era desentralisasi.
13
Op Cit, h. 66
30
C. Kemiskinan
1. Pengertian Kemiskinan
Miskin adalah bentuk kata dasar dari kemiskinan, dalam kamus besar
Bahasa Indonesia, kata “miskin” memiliki arti tidak berharta benda, sebab
kekurangan (berpenghasilan sangat rendah). Sedangkan “kemiskinan” mempunyai
arti hal miskin, keadaan miskin, situasi penduduk atau sebagian penduduk yang
hanya dapat memenuhi makanan, pakaian, dan perumahan yang sangat diperlukan
untuk mempertahankan tingkat kebutuhan yang minimum. 14
Dalam bahasa Arab kata “miskin” diambil dari kata sakana yang berarti
tenang atau diam. Kata miskin biasanya berkaitan dengan kata fakir yang berasal
dari kata faqr yang artinya orang yang patah tulang punggungnya, dalam arti
bahwa beban yang dipikulnya sedemikian berat sehingga mematahkan tulang
punggungnya. 15
KH. Ali Yafie berpendapat bahwa miskin adalah barang siapa yang
memiliki harta benda atau mata pencaharian tetap, akan tetapi salah satunya atau
kedua-duanya hanya menutupi seperdua atau lebih dari kebutuhan pokoknya. 16
Kemiskinan dari sudut sosiologi dapat dibedakan menjadi tiga pengertian:
kemiskinan absolut, kemiskinan relatif, dan kemiskinan kultural. Seseorang
termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah
garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum,
seperti pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong
14
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1998), Cet. Ke-1, h. 587
15
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1994), h. 449
16
Ali Yafie, Menggagas Fiqih Sosial, (Bandung: Mizan, 1994), h. 170
31
miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan, namun masih
berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedangkan kemiskinan
kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang
tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari
pihak lain yang membantunya.
Soerjono Soekanto merumuskan: ”kemiskinan sebagai suatu keadaan di
mana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf
kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun
fisiknya dalam kelompok tersebut”. 17
Dari beberapa pendapat di atas dapatlah diambil kesimpulan, bahwa
kemiskinan merupakan keadaan yang dialami oleh sebagian penduduk yang hidup
dalam keadaan serba kekurangan untuk memperoleh kebutuhan hidupnya yang
pokok disebabkan kurangnya kemampuan ekonomi.
Secara umum, yang dimaksud dengan orang miskin dalam buku Planning
And Management of Social Sector Programme, didefinisikan sebagai orang yang
hidupnya berada di bawah garis kemiskinan, yakni orang yang tertutup baginya
kesempatan untuk mendapatkan nafkah untuk makan dan kebutuhan lainnya
seperti pakaian, pendidikan, lapangan kerja dan sebagainya. 18
Kemiskinan adalah ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan
dasar minimal untuk hidup layak. 19 Dalam kehidupan di masyarakat, kemiskinan
adalah suatu hal yang nyata adanya. Bagi mereka yang tergolong miskin, mereka
17
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 1987), h. 365
Parsudi Suparlan, Kemiskinan Diperkotaan (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1993)
Cet. Ke-2, h. 20
19
Departemen Sosial (Depsos), Penduduk Fakir Miskin Indonesia Tahun 2002 (Jakarta:
Depsos, 2002)
18
32
sendiri merasakan dan menjalankan kehidupan dalam kemiskinan tersebut. Tetapi
kesadaran akan kemiskinan mereka itu baru terasa bila mereka membandingkan
kehidupan yang mereka jalani dengan kehidupan orang lain yang lebih tinggi
tingkat kehidupannya. 20
2. Faktor Penyebab Kemiskinan
Di Indonesia, masalah kemiskinan merupakan masalah sosial yang
senantiasa relevan untuk dikaji terus meneus. Ini bukan saja karena masalah
kemiskinan telah ada sejak lama dan masih hadir di tengah-tengah kita saat ini,
melainkan pula karena kini gejalanya semakin meningkat sejalan dengan krisis
multidimensional yang masih dihadapi oleh Bangsa Indonesia. 21
Kemiskinan adalah sesuatu yang tidak dikehendaki oleh setiap orang,
namun demikian seperti yang telah dibahas sebelumnya, kemiskinan ini pun
banyak terjadi dalam masyarakat. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan
kemiskinan ini. Dr. M. Quraish Shihab berpendapat bahwa faktor utama penyebab
kemiskinan adalah sikap berdiam diri, enggan atau tidak dapat bergerak atau
berusaha. Keengganan berusaha adalah penganiayaan terhadap diri sendiri, sedang
ketidakmampuan berusaha antara lain disebabkan oleh penganiayaan orang lain.
Ketidakmampuan berusaha yang disebabkan orang lain ini diistilahkan pula
dengan
kemiskinan
20
struktural.
Kemiskinan
ini
terjadi
akibat
adanya
Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, h. 366
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: Refika
Aditama, 2005), Cet. Ke-1, h. 131
21
33
ketidakseimbangan dalam perolehan atau penggunaan sumber daya alam yang
telah diberikan oleh Allah Swt kepada makhluknya. 22
Seseorang yang hidupnya selalu diam atau tidak mau berusaha atau tidak
dapar berusaha, tidaka akan dapat memiliki sesuatu, padahal Allah Swt telah
menyediakan sumber daya alam yang bias dikelola oleh manusia yang tidak
terbatas jumlahnya. Sebagaimana Firman Allah Swt: (Q.S. Ibrahim : 34)
KH. Ali Yafie mengemukakan ada 6 (enam) hal yang menjadi penyebab
terjadinya kemiskinan : 23
1. Kelemahan, yang meliputi kelemahan hati dan semangat, kelemahan akal
dan ilmu atau kelemahan fisik.
2. Kemalasan, sifat ini merupakan pangkal utama dari kemiskinan.
3. Ketakutan, merupakan penghambat untuk mencapai sukses atau usaha.
Keberhasilan pekerjaan tergantung pada keberanian pelakunya.
4. Kepelitan, hal ini bersangkutan dengan pihak si kaya. Karena dengan sifat
ini tanpa disadari, pelitnya itu membantu untuk tidak mengurangi
kemiskinan, sehingga kemiskinan terus terpelihara.
5. Tertindih hutang, orang yang sudah terbiasa berhutang, maka ia akan
tersulit lepas dari jeratannya, sehingga dia tidak bias keluar dari
kemiskinan.
22
23
M. Quraish Shihab, Op. Cit., h. 449-450
Ali Yafie, Op. Cit., h. 73
34
6. Diperas atau dikuasai oleh sesame manusia. Pemerasan terhadap manusia
ini sangat rentan untuk menimbulkan perbudakan.
Dari enam hal di atas, ada tiga hal yang merupakan penyebab kemiskinan
yang disebabkan oleh faktor intern yang muncul dari individu itu sendiri, hal
tersebut adalah: kelemahan, kemalasan dan ketakutan. Ketiga faktor ini
merupakan faktor utama penyebab kemiskinan. Sedangkan tiga faktor lain
dimunculkan oleh faktor ekstern yang oleh orang lain faktor ini merupakan faktor
penunjang terciptanya kemiskinan.
Sedangkan Dr. Musthofa Husni Assiba’I berpendapat bahwa kemiskinan
itu disebabkan karena salah satu dari dua sebab, yaitu kemalasan dan
ketidakmampuan bekerja atau karena kehilangan syarat-syarat untuk bekerja. 24
3. Dimensi Kemiskinan
Kemiskinan merupakan fenomena yang berwayuh wajah. Kemiskinan
dapat dibagi kedalam beberapa dimensi:
a. Kemiskinan yang diakibatkan globalisasi. Globalisasi menghasilkan
pemenang dan pengkalah. Pemenang umumnya adalah negara-negara
maju sedangkan negara-negara berkembang seringkali semakin
terpinggirkan oleh persaingan dan pasar bebas yang merupakan
prasyarat globalisasi.
24
Musthofa Husni Assiba’i, Kehidupan Sosial Menurut Islam, Tuntutan Hidup
Bermasyarakat, alih bahasa M. Adhi Ratomi, (Bandung: CV Diponegoro, 1993), Cet. Ke-4, h.
155.
35
b. Kemiskinan yang berkaitan dengan pembangunan. Kemiskinan
subsisten (kemiskinan akibat rendahnya pembangunan), kemiskinan
pedesaan (kemiskinan akibat peminggiran pedesaan dalam proses
pembangunan), kemiskinan perkotaan (kemiskinan yang disebabkan
oleh hakekat dan kecepatan pertumbuhan perkotaan).
c. Kemiskinan sosial. Kemiskinan yang dialami oleh perempuan, anakanak, dan kelompok minoritas.
d. Kemiskinan
konsekuensional.
Kemiskinan
yang
terjadi
akibat
kejadian-kejadian lain atau faktor-faktor eksternal di luar si miskin,
seperti konflik, bencana alam, kerusakan lingkungan, dan tingginya
jumlah penduduk. 25
4. Penanggulangan Kemiskinan
Kemiskinan merupakan problem bagi kemanusiaan, khususnya disini bagi
ummat Islam. Kemiskinan merupakan masalah yang membebani laju dari
pergerakan
menuju
keteraturan.
Masyarakat
kita
memunculkan
sebuah
kesepakatan baru atau konsepsi bahwa siapa yang mempunyai keahlian,
kepintaran, gelar yang tinggi dan jaringan komunikasi yang luas akan bias
mencapai kesuksesan. Sedangkan banyak sekali orang-orang pergi ke kota hanya
bermodal nekat dan ingin mengadu nasib, alhasil yang mereka rasakan hanya akan
menjadi orang-orang pinggiran yang bias masuk dalam kategori orang miskin.
25
David Cox, “Outline of Presentation on Poverty Alleviation Programs in the AsiaPacific Region” makalah yang disampaikan pada International Seminar on Curriculum
Development for Social Work Education in Indonesia, (Bandung: Sekolah Tinggi Kesejahteraan
Sosial, 2004), h. 1-6
36
Di Indonesia program-program penanggulangan kemiskinan sudah banyak
pula dilaksanakan, seperti: pengembangan desa tertinggal, perbaikan kampong,
P2KP, PNPM dan BLT. Karena problem kemiskinan bersifat multidimensional,
maka strategi penanggulangannya harus bersifat multi dimensional juga. Selama
ini (studi kasus Indonesia) yang dilakukan oleh pemerintah hanya bersifat
ekonomi semata, sehingga apabila kebutuhan ekonomi sudah tercapai seolah-olah
proyek penanggulangan kemiskinan yang tidak berdimensi ekonomi, seperti
kemiskinan struktural atau politik. Untuk itu, ada beberapa langkah yang perlu
diperhitungkan dalam pemberdayaan lapisan masyarakat miskin guna sebagai
penanggulangan kemiskinan tersebut :
1. Pemberdayaan masyarakat merupakan prasyarat mutlak bagi upaya
penanggulangan masalah kemiskinan, yang bertujuan menekan perasaan
ketidakberdayaan masyarakat miskin bila berhadapan dengan struktur
sosial dan politis.
2. Upaya-upaya memutus hubungan yang bersifat eksploitatif terhadap
lapisan orang miskin yang perlu dilakukan.
3. Tanamkan rasa kesamaan (egaliterian) dan berikan gambaran bahwa
kemiskinan bukan merupakan takdir tetapi sebagai penjelmaan dari
konstruksi sosial.
4. Merealisasikan perumusan pembangunan dengan melibatkan masyarakat
miskin secara penuh. Seperti PKT (Proyek Kawasan Terpadu).
5. Perlunya pembangunan sosial dan budaya bagi masyarakat miskin. Selain
perubahan struktur yang diperlukan, juga perubahan nilai-nilai budaya.
37
6. Diperlukan redistribusi infrastruktur pembangunan yang lebih merata,
meskipun kelima langkah di atas dapat dipenuhi tanpa dukungan
infrastruktur yang memadai, orang miskin tetap saja tidak akan
memperoleh akses ekonomi yang akibatnya tidak memiliki juga akses di
bidang-bidang lainnya. Apabila langkah-langkah tersebut dapat dilakukan
secara terpadu maka kemiskinan akan dapat ditanggulangi, langkah di atas
merupakan gambaran bahwa antara ekonomi dan politik tidak dapat
dipisahkan. 26
Menurut pandangan Islam kemiskinan tidak semata-mata hanya persoalan
ekonomi saja, kemiskinan juga harus dilihat salah satunya dari sisi sejauhmana
manusia yang mengalami kemiskinan tersebut menggunakan potensi yang ada
pada dirinya semaksimal mungkin, ini berkaitan dengan fungsi manusia di bumi
sebagai khalifah Allah Swt. Kemiskinan dalam pandangan Islam dilihat sebagai
suatu kelemahan, ketidakberdayaan yang menjadi problem yang dapat
menurunkan martabat kehormatan manusia yang harus diatasi.
Strategi pendekatan yang dipakai dalam pengentasan kemiskinan akan
sangat dipengaruhi oleh masalah yang melatarbelakanginya. Oleh karena itu,
apabila masalah kemiskinan disebabkan oleh individual, maka usaha ang
dilakukan adalah dengan merubah aspek manusia sebagai individu atau warga
masyarakat. Sedangkan apabila masalahnya disebabkan oleh faktor struktural atau
sistem, maka usaha yang harus dilakukan adalah perubahan pada struktur sistem.
26
Heru Nugroho, Negara Pasar dan Keadilan Sosial, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), Cet.
Ke-1, h. 195-197.
38
Adapun kemiskinan alamiah biasanya diatasi dengan cara bentuk
pembangunan secara fisik, pemasukan modal dan pengenalan teknologi.
Sedangkan kemiskinan buatan bias diatasi oleh perubahan structural, perubahan
kelembagaan dan perubahan dalam berbagai bentuk sosial ekonomi.
Selanjutnya dalam tahap pelaksanaan program pengentasan kemiskinan
agar tepat sasaran, psrtisipasi kaum miskin dalam proses pelaksanaan program
tersebut mutlak diperlukan. Dalam hal ini Kramer mengajukan model Community
Action Program (CAP) yang terdiri dari 4 (empat) bentuk partisipasi, antara
lain: 27
1. Partisipasi dalam proses pengambilan keputusan pada kebijaksanaan
program yang akan dijalankan. Perwujudan partisipasi kaum miskin dalam
model ini dapat diwujudkan dengan adanya presentasi wakil-wakil mereka
dalam pelaksanan program.
2. Partisipasi dalam perkembangan program. Dalam kapasitasnya sebagai
sasaran, maka pendapat, saran dan aspirasi kaum miskin harus didengar
terutama tentang kebutuhan dan kepentingan yang betul-betul riil.
3. Keterlibatan dalam gerakan sosial. Dalam bentuk ini, kaum miskin sebagai
pihak yang tidak berdaya (powerless) diberikan motivasi dan stimulasi
untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan.
4. Keterlibatan dalam berbgai pekerjaan. Karena kaum miskin menjadi
miskin akibat terbatasnya kesempatan dan kemampuan mereka untuk
melakukan pekerjaan yang dapat meningkatkan pendapatan, maka
27
Alfian, Kemiskinan Struktural : Suatu Bunga Rampai, (Jakarta: Yayasan Ilmu-ilmu
Sosial, 1980), h. 5
39
diperlukan penyegaran lapangan usaha yang banyak melibatkan kaum
miskin. Padat karya adalah slah satu contohnya.
Bahwa bukan saja pemerintah Indonesia yang menyoroti problem
kemiskinan dan cara mengentaskannya, akan tetapi menjadi sorotan atau perhatian
dalam ajaran Islam. Karenanya hal ini merupakan suatu ajaran Islam untuk
membantu menanggulanginya, baik melalui bantuan individu maupun lembaga
keuangan yang berperan mengisi pembangunan di Negara Indonesia ini.
BAB III
GAMBARAN UMUM
YAYASAN PERSADA NURANI
A. Profil Yayasan
1. Sejarah Perkembangan Yayasan Persada Nurani
Ide awal pendirian Yayasan Persada Nurani dilatar-belakangi oleh
keprihatinan beberapa pihak yang melihat realita kehidupan bangsa dan
Negara Indonesia, dimana kondisi negara dan sosial kemasyarakatannya
yang kian terpuruk. Seolah kondisi yang ada mencerminkan bahwa bangsa
ini sudah tidak lagi mempunyai identitas yang jelas. Keterpurukan ini
ditandai dengan berbagai permasalahan yang ada sebagaimana berikut ini:
degradasi moral yang kian menghebat menghancurkan generasi muda
bangsa, kemiskinan yang kian merajalela, pengangguran yang semakin
meninggi, kesehatan dan pendidikan yang kian mahal, angka kriminalitas
yang begitu fantastis meningkat dan segenap permasalahan sosial lainnya. 1
Dari permasalahan sosial tersebut keprihatinan itu muncul. Dari
beberapa diskusi yang dilakukan, maka jiwa-jiwa patriotisme muncul,
semangat untuk memperbaiki keadaan bangkit, semangat untuk melayani
timbul. Kemudian dari hasil diskusi itu, ada keinginan untuk bisa berbuat
dan bertindak bagi perubahan. Dalam pertemuan hari Selasa, 29 Maret
2007 beberapa orang kemudian bersepakat untuk membuat sebuah
1
Hasil Wawancara Pribadi dengan sdr Nurkholis, Sip selaku Sekretaris yang merangkap
Humas Yayasan Persada Nurani, Jakarta 12 Mei 2010 40
41
yayasan sebagai wadah untuk mengaktualisasikan keinginannya untuk
melayani dan ”membina” masyarakat ke arah yang lebih baik.
Pada awalnya yayasan diberi nama Yayasan Bakti Mulia, namun
ketika nama yayasan ini didaftarkan ke notariat, dinyatakan bahwa nama
yayasan tersebut sudah ada yang menggunakannya. Selang beberapa bulan
kemudian beberapa orang tadi bersepakat untuk merubah nama yayasan
dengan nama yang baru yaitu Yayasan Persada Nurani. Tak lama
kemudian Yayasan Persada Nurani didaftarkan kembali ke notariat.
Dengan nama yang baru inilah wadah yang diharapkan menjadi sarana
untuk melayani bangsa dan masyarakat tersebut terdaftar sebagai yayasan
dengan AKTA NOTARIS JOHN EDY RAHMAN, SH., MKn bernomor.
10 tertanggal 27 Juni 2007. Alamat yang digunakan ketika itu adalah
alamat rumah ketua yayasan, yakni Jl. Alam Segar XI/36 Rt. 007/016
Komplek Perumahan Pondok Indah, Pondok Pinang, Kebayoran Lama
Jakarta Selatan. 2
Tercatat sebagai Dewan Pendiri yang merupakan orang-orang yang
melakukan diskusi atas permasalahan yang ada sebagaimana dijelaskan di
atas adalah Andi Purwanto, SE., M. Faridj Wajdi, SE., M.Si., Nurkholis,
S.IP., Iim Arif Iman Nudin dan dr. Meizi Fachrial Achmad. Pada
pertemuan pembentukan yayasan sebelum didaftarkan ke notariat, telah
diputuskan dan disepakati juga bahwa yang menjadi Dewan Pengurus
adalah sebagai berikut: M. Faridj Wajdi sebagai ketua yayasan, Nurkholis,
S.IP. sebagai sekretaris yayasan dan Iim Arif Iman Nudin sebagai
2
Ibid. 42
bendahara yayasan. Sementara itu, yang diberikan kewenangan sebagai
Dewan Pengawas adalah Andi Purwanto, SE. dan Achmad Farid.
Kondisi Yayasan Persada Nurani ketika pertama kali berdiri
memang belum bisa berbuat lebih banyak untuk mencari solusi praktis
bagi permasalahan yang ada. Akan tetapi dalam perjalanannya, yayasan ini
telah mampu membuat program-program sebagai lingkup kegiatannya. Di
antaranya program sosial seperti bazar, pengobatan gratis bagi dhu’afa,
santunan anak yatim, pemberian ”kafalah” atau bingkisan kepada para
ustadz, dll.. Selain itu, juga ada program pembinaan masyarakat, di
antaranya
pelatihan
motivasi
bagi
pelajar
SMU/sederajat
dan
SMP/sederajat, pendalaman agama Islam ketika bulan Ramadhan,
penyediaan buka puasa di jalan maupun masjid, dll.
Dalam setiap aktifitas kegiatannya Yayasan Persada Nurani selalu
melibatkan peran serta masyarakat luas, baik sebagai pelaksana kegiatan di
lapangan maupun sebagai donatur. Dalam perjalanannya dana yang
dibutuhkan demikian besar untuk mengcover setiap kegiatannya, namun
kebutuhan tersebut tidak dibarengi dengan ketersediaan dana yang
mencukupi. Oleh karena sebagai pemikiran awal selain dari para donatur
yang telah ada, Yayasan Persada Nurani mencoba menyerap dana-dana
yang ada di intstansi pemerintahan seperti APBD, APBN maupun instansi
swasta seperti perusahan-perusahan sekitar sebagai sumber dana bagi
pembiayaan setiap kegiatan yang digulirkan.
Kini untuk menjadikan yayasan sebagai suatu wadah yang layak
untuk mendapatkan dana dari beberapa sumber dimaksud, maka Yayasan
43
Persada Nurani dalam waktu dekat ke depan akan melengkapi persyaratan
yang diharuskan ada seperti; Surat Keterangan dari Departemen Hukum
dan HAM, Surat Keterangan dari Departemen Sosial, nomor peserta wajib
pajak (NPWP) dan kelengkapan administrasi lainnya. Perubahan alamat
pun dilakukan demi terpenuhinya syarat tersebut. Yayasan Persada Nurani
kini beralamat di Jl. Kebon Mangga No. 07, RT 09/RW 07 Cipulir,
Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
Sehingga perubahan dan pelengkapan ini diharapkan bisa menjadi
pemompa ”nafas” bagi perjalanan Yayasan Persada Nurani dalam
mewujudkan cita-citanya yang agung.
2. Visi dan Misi YAYASAN PERSADA NURANI
Adapun yang menjadi Visi dari YAYASAN PERSADA NURANI,
yaitu menjadikan Yayasan sebagai Pelayan dan Pembina masyarakat serta
ikut mendorong dalam proses pembentukan masyarakat madani yang
memanusiakan manusia (humanisasi), membebaskan manusia dari rasa
takut (liberalisasi) dan beriman kepada Allah swt. (transendensi).
Sedangkan Misi YAYASAN PERSADA NURANI adalah :
a. Menyumbangkan kepada masyarakat (khususnya kaum dhu’afa) suatu
bentuk pelayanan yang terbaik bagi perbaikan.
b. Menjadi yayasan yang bebas dari tekanan kekuatan modal dan politik
dalam mendorong proses humanisasi, liberalisasi dan transendensi.
c. Menjadi yayasan pembina masyarakat dalam mendukung proses
terbentuknya masyarakat yang madani.
44
3. Susunan Struktur Organisasi Yayasan Persada Nurani
Susunan Struktur organisasi Yayasan Persada Nurani adalah sebagai
berikut :
Dewan Pendiri
:
1. Andi Purwanto, SE.
2. Faridj Wajdi, SE., MSi
3. Nurkholis, S.IP.
4. Iim Arif Iman Nudin
5. dr. Meizi Fachrizal Achmad
Dewan Pengurus
Ketua
: M. Faridj Wajdi, SE, M.Si.
Sekretaris
: Nurkholis, S.IP.
Bendahara
: Iim Arif Iman Nuddin
Dewan Pengawas
: 1. Achmad Farid
2. Andi Purwanto, SE.
4. Bidang Aktifitas Yayasan Persada Nurani
Adapun aktifitas Yayasan Persada Nurani dibagi menjadi masingmasing Divisi sebagai berikut :
a. Divisi Pelayanan Sosial, Dakwah Masyarakat
Koordinator
: Drs. Abdul Rosyid
Program-programnya
:
1) Bazzar Sembako/pakaian
2) Bakti Sosial
45
3) Pengobatan Gratis
4) Santunan Anak Yatim
5) Dll.
b. Divisi Pendidikan dan Pembinaan Masyarakat
Koordinator
: Ahdiat Zamzam Mihardja, A.Md.
Program-programnya
:
1) Pemberantasan Buta Huruf Al-Qur’an dengan BBQ (bina baca
Qur’an)
2) Pendalaman/pemahaman ilmu agama Islam
3) Pelatihan live skill
4) Pelatihan Motivasi, dll.
c. Divisi fund rishing (ZISWAF dan penyerapan APBD)
Koordinator
: Ari Wibowo, SE.
Program-programnya
:
1) Pembuatan Proposal ZISWAF setiap Ramadhan
2) Jemput ZISWAF
3) Melakukan kerja sama dengan majelis ta’lim dan perusahaanperusahaan untuk mendapatkan penyaluran dana.
4) Mengajukan proposal ke Pemerintah melalui penyerapan APBD
(anggaran pendapatan dan belanja daerah)
46
B. Fokus Program Yayasan Persada Nurani
1. Program Pengentasan Kemiskinan
a. Dasar Pemikiran
☺
☺
☺
☺
☺
⌧
⌧
Dan
orang-orang
yang
beriman,
lelaki
dan
perempuan,
sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang
lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang
munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah
dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (At-Taubah : 71)
Kemiskinan merupakan masalah utama di negeri kita, ketersediaan
lapangan kerja adalah salah satu penyebab mengapa penduduk berada di
dalam garis kemiskinan, untuk itu dibutuhkan pemikiran yang inovatif
dalam mengentaskan kemiskinan ini, banyak kebijakan yang telah
dilakukan oleh Pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan ini tetapi
selalu saja pemerintah hanya menangani masalah luar saja tanpa
menyentuh pokok dari masalah kemiskinan. Salah satu program
pemerintah untuk mengatasi permasalahan kemiskinan adalah dengan
47
program bantuan tunai langsung (BLT) program ini bertujuan untuk
mengurangi kemiskinan dengan cara membagikan dana langsung kepada
masyarakat, terlihat bahwasanya secara bentuk kebijakan ini terlihat baik,
tetapi secara substansi
terjadi penyelewengan-penyelewengan dari
kebijakan ini.
Timbulnya krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada
pertengahan tahun 1997, menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk
yang hidup di bawah garis kemiskinan. dan kebanyakan penduduk yang
berada dibawah garis kemiskinan adalah muslim, sehingga menjadi tugas
kita semua sebagai saudara seiman untuk membantu saudara-saudara kita
yang masih berada di bawah garis kemiskinan. Pemberdayaan masyarakat
miskin perlu dikelola secara baik, profesional dan amanah, supaya angka
kemiskinan dapat dikurangi. Sehingga program-program yang baik untuk
pengetasan kemiskinan menjadi sangat penting. Sadar akan permasalahan
ini, kami membentuk wadah dengan nama Yayasan Persada Nurani. Kami
hadir membawa misi untuk mengetaskan permasalahan ini.
b. Visi dan Misi
1) VISI
Menjadikan masyarakat muslim yang adil, makmur dan sejahtera yang
cerdas, berkualitas juga mandiri.
2) MISI
a) Membangun diri menjadi lembaga yang professional dan
amanah
48
b) Mendayagunakan seluruh elemen-elemen sosial yang berada di
masyarakat.
c) Mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam masyarakat
d) Menciptakan suasana yang baik antar masyarakat.
c. Fungsi dan Tujuan
1) Pusat pembinaan dan pemberdayaan Masyarakat
2) Me€ngelola dana sosial perusahan dan masyarakat untuk kegiatan
produktif.
3) Memberikan bantuan sosial, biaya pendidikan dan pengobatan
kepada masyarakat
4) Meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam menciptakan
peluang wirausaha sesuai dengan keadaan lingkungannya.
5) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan wirausaha yang telah
dilakukan
d. Program Kerja
1) Pelatihan Kewirausahaan
2) Pelayanan Kesahatan
3) Pemberantasan Buta Huruf
4) Pendistribusian Zakat, Infaq dan Shodakoh kepada para Mustahiq
5) Pengelolaan dana Sosial baik dari Masyarakat maupun Perusahaan
2. Program Pelayanan Kesehatan
a. Dasar Pemikiran
49
Untuk lebih meyakinkan pembaca dan donatur agar tidak ragu-ragu
dalam menginvestasikan dananya untuk akhirat di bidang kesehatan, maka
kami sampaikan kutamaan-keutamaan ini karena Allah semata :
1)
Al-Qur’an Surat al-Baqarah (2) : 156
“Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan
innalillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”
2)
Rasulullah SAW. Bersabda :
“Mu’min yang kuat (sehat) lebih dicintai oleh Allah dari pada mu’min
yang lemah (sakit)”
3)
Al-Qur’an Surat at-Taghabun (64) : 11
“ Tidak ada suatu musibahpun telah menimpa seseorang kecuali
dengan izin Allah. Dan siapa yang percaya kepada Allah, niscaya dia
akan member petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui
terhadap segala sesuatu”. Hal senada disebutkan dalam Surat Al
Hadiid (57) : 22-23
4) Al-Qur’an Surat al-Baqarah (2) : 273
50
“Berinfaklah kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan
Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu
menyangka mereka orang kayak arena memelihara diri dari minta-minta.
Kamu kenal dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada
orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu
nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui”
b. Visi dan Misi
1) Visi
: Menyehatkan kaum dhu’afa
2) Misi
: Memberikan pengobatan, konsultasi dan pemahaman
untuk terwujudnya kesehatan yang optimal.
c. Jenis Kegiatan
1) Klinik Layanan Kesehatan Persada Nurani
Program utama Layanan Kesehatan Persada Nurani adalah layanan
kesehatan dasar yang diberikan kepada fakir miskin dalam bentuk
layanan kuratif atau pengobatan dengan jam buka paruh waktu dari
Senin-Jum’at Pukul 13.00-17.00 wib. Lokasi klinik beralamat di Jl.
Kebon Mangga No. 07, RT 09/RW 07 Cipulir, Kebayoran Lama
Jakarta Selatan. Telp : (021) 9120 4544.
Dari awal pendirian hingga kini sudah tercatat 750 jiwa yang
menjadi anggota Layanan Kesehatan Persada Nurani yang terdiri dari
51
kaum fakir, miskin, yatim/piatu, janda, jompo. Jumlah itu akan terus
bertambah seiring dikenalnya Layanan Kesehatan ini oleh masyarakat
sekitar yang diperkirakan akan menjadi 1000 orang member dalam
beberapa bulan selanjutnya.
2) Bakti Sosial Kesehatan
Mengingat tidak semua fakir miskin tinggal berdekatan dengan
lokasi Layanan Kesehatan maka untuk mengantisipasi kendala
transportasi, layanan kesehatan berusaha melakukan “jemput bola”
dengan melakukan bakti sosial kesehatan di wilayah mereka dengan
melakukan layanan kesehatan dalam bentuk pemeriksaan dan layanan
obat.
B. Letak Geografis Yayasan Persada Nurani
1. Letak Geografis
Yayasan Persada Nurani berada di Kecamatan Kebayoran Lama yang
terletak di Jakarta Selatan. Kebayoran Lama dahulu adalah wilayah terbarat
dari Kotamadya Jakarta Selatan. Namun semenjak dimekarkan menjadi dua
kecamatan baru, Kebayoran Lama dan Pesanggrahan, maka sebagian wilayah
kelurahan Kebayoran Lama masuk ke dalam wilayah Pesanggrahan yang
merupakan wilayah terbarat dari Kota Jakarta Selatan. 3
Kecamatan Kebayoran Lama
3
Hasil Wawancara Pribadi dengan sdr Nurkholis, Sip selaku Sekretaris yang merangkap
Humas Yayasan Persada Nurani, Jakarta 12 Mei 2010P 52
Peta lokasi Kecamatan Kebayoran Lama
2. Kondisi Sosio Historis Masyarakat di YPN (Yayasan Persada Nurani)
Berdasarkan catatan pendataan keluarga tahun 2009 di kecamatan
kebayoran lama masih ditemukan keluarga dalam tahapan Pra Sejahtera dan
Sejahtera 1 sebanyak 30,5% keluarga. Tekanan ini menjadikan tumbuhnya
kasus-kasus kurang gizi dan kerawanan kesehatan lainnya.
Masyarakat yang berada di sekitar Yayasan Persada Nurani, mayoritas
merupakan masyarakat pendatang yang berasal dari Jawa, Padang, Batak, dan
lainnya. Umumnya mereka bermatapencaharian sebagai pedagang di pasar
Kebayotran Lama. Kebanyakan dari mereka hidup dengan keadaan ekonomi
yang tidak mampu, berkaitan dengan masalah kesehatan, berobat menjadi hal
yang sulit mereka lakukan, terlebih semakin mahalnya biaya kesehatan
sekarang ini. Hal itu lah yang membuat Yayasan Persada Nurani
mengupayakan agar mereka mendapatkan pelayanan kesehatan yang
terjangkau dengan mendirikan klinik Persada Nurani ini. 4
4
Hasil Wawancara Pribadi dengan sdr Nurkholis, Sip selaku Sekretaris yang merangkap
Humas Yayasan Persada Nurani, Jakarta 12 Mei 2010 BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS
Sesuai dengan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti di
Klinik Kesehatan Yayasan Persada Nurani kepada ketua yayasan dan pengurus
serta pasien yang menjadi sample, maka dapat dianalisa sebagai pelaksanaan
program pemberdayaan masyarakat melalui pelayanan kesehatan yang berupaya
meningkatkan kesehatan masyarakat miskin di daerah Kebayoran Lama Jakarta
Selatan, seperti wawancara penulis kepada ketua yayasan :
“Yayasan Persada Nurani (YPN) adalah sebuah lembaga sosial
kemanusiaan yang sekaligus sebagai lembaga swadaya masyarakat yang
menaruh perhatian dalam pemberdayaan dan pengembangan masyarakat
di antaranya melalui pelayanan kesehatan masyarakat guna
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya dan
masyarakat miskin khususnya ” 1
Edi suharto mengatakan bahwa, pemberdayaan adalah serangkaian
kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam
masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. 2
Program pemberdayaan masyarakat melalui pelayanan kesehatan di sini membuat
masyarakat untuk dapat mengembangkan kemampuan yang mereka miliki, minat
mereka dapat tersalurkan melalui program kegiatan yang dilaksanakan oleh
yayasan sehingga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat itu sendiri.
1
Hasil Wawancara Pribadi dengan sdr Nurkholis, Sip selaku Sekretaris yang merangkap
Humas Yayasan Persada Nurani, Jakarta 12 Mei 2010 2
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2005), h. 58 53
54
A. Proses Perencanaan Program Pelayanan Kesehatan
1. Perencanaan kegiatan
Merujuk kepada apa yang dicontohkan Rasulullah SAW ketika
membangun masyarakat setidaknya harus ditempuh tiga tahap atau proses
pemberdayaan masyarakat, sebagai berikut: 3
1. Proses Takwin, yaitu tahap pembentukan masyarakat. Kegiatan pokok
pada tahap ini adalah proses sosialisasi dari unit terkecil dan terdekat
sampai kepada perwujudan-perwujudan kesepakatan.
Dalam proses ini, awal atau tahun pertama dari pelaksanaan pelayanan
kesehatan di klinik kesehatan persada nurani mulai merekrut
masyarakat-masyarakat miskin yang tinggal di kebayoran lama untuk
menjadi member di klinik persada nurani, kemudian mendiskusikan
persyaratan-persyaratan
guna
menjadi
member
karena
hanya
masyarakat miskin/kurang mampu saja yang diperkenankan berobat di
klinik persada nurani.
2. Proses Tanzim, yaitu tahap pembinaan dan penataan masyarakat. Pada
fase ini internalisasi dan eksternalisasi isu-isu muncul dalam bentuk
institusionalisasi secara komprehensif dalam realitas sosial.
Poses ini berjalan di tahun kedua klinik persada nurani membuka
praktek pengobatan, dimana klinik tidak hanya melaksanakan kegiatan
pengobatan saja akan tetapi juga melaksanakan kegiatan penyuluhan
kepada masyarakat mengenai kesehatan lingkungan sehingga nantinya
mereka mampu membuat lingkungan mereka menjadi sehat.
3
Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Safe’I, Pengembangan MAsyarakat Islam:
Dari Ideologi, Strategi, Sampai Tradisi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 31-34 55
3. Proses Taudi’, yaitu tahap keterlepasan dan kemandirian. Pada tahap ini
masyarakat telah siap menjadi masyarakat mandiri.
Dalam proses terakhir ini mengenai kemandirian mayarakat dalam
bidang kesehatan, diharapkan mereka dapat dan mampu menciptakan
lingkungan sehat bagi mereka dengan mengaplikasikan ilmu-ilmu yang
mereka peroleh dari adanya kegiatan penyuluhan kesehatan yang
dilaksanakan oleh klinik persada nurani.
Layanan Kesehatan Persada Nurani adalah program bantuan sosial
untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. 4
Program ini diselenggarakan dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan
yang menyeluruh bagi masyarakat miskin, sebab pada hakekatnya pelayanan
kesehatan masyarakat miskin menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh
bersama.
Program pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di yayasan persada
nurani ini sasaran utamanya adalah masyarakat miskin yang tinggal di daerah
kebayoran lama. Konsep yang digunakan dalam kegiatan pelayanan kesehatan
ini adalah konsep “terjangkau”, yakni pelayanan dengan biaya tetap per paket
sebesar Rp 3.000,- sekali berobat, termasuk pemeriksaan dokter, pemeriksaan
penunjang, dan obat . Konsep “terjangkau” mengandung arti mampu dibayar
oleh pengguna, yang cocok untuk suatu barang atau jasa yang kebutuhannya
dapat diprediksi.
4
Hasil Wawancara Pribadi dengan sdri Indah selaku Karyawan yang bertugas di Klinik
Kesehatan Yayasan Persada Nurani, Jakarta 08 Juni 2010 56
“ Untuk jasa transportasi misalnya, ongkos angkutan jauh-dekat
misalnya Rp 1.000,- jelas dapat dikatakan terjangkau untuk masyarakat
Jakarta. Penduduk dapat menghitung besarnya biaya transportasi yang
dibutuhkan untuk setiap bulan.” 5
Program utama Layanan Kesehatan Persada Nurani adalah layanan
kesehatan dasar yang diberikan kepada fakir miskin dalam bentuk layanan
curative (pengobatan) pada khusunya dan preventive (pencegahan), promotive
(peningkatan kesehatan) serta rehabilitative (penyembuhan) pada umumnya,
dengan jam buka paruh waktu dari Senin-Jum’at Pukul 16.00 - 20.00 wib.
Lokasi klinik beralamat di Jl. Kebon Mangga No. 07, RT 09/RW 07 Cipulir,
Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Telp : (021) 9120 4544.
Suharsimi Arikunto mengemukakan program sebagai berikut :
“Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
mencapai suatu tujuan kegiatan tertentu.” 6 Dari hasil observasi dan
wawancara yang dilakukan penulis terhadap Yayasan Persada Nurani
diperoleh data dan informasi tentang perencanaan program pelayanan
kesehatan di klinik YPN.
Untuk mencapai tujuan yang direncanakan tersebut adalah dengan
melakukan pendekatan atau berinteraksi secara baik dengan mengamati dan
memahami lingkungan masyarakat, sasaran program untuk melakukan
perekrutan. Adapun syarat-syarat untuk mendapatkan kartu anggota (member)
layanan kesehatan Persada Nurani ialah :
h. 1
5
Ibid
6
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Yogyakarta : Bina Aksara, 1988),
57
a. Fotocopy KTP
b. Fotocopy Kartu Keluarga
c. Memiliki Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) cukup dari RT
d. Mengisi formulir pendaftaran.
Catatan :
1) 1 Kartu member berlaku untuk semua anggota keluarga yang tertera dalam
KK (Kartu Keluarga)
2) bagi calon member yang persyaratannya belum lengkap (surat keterangan
tidak mampu/KK) tidak mendapat kartu berobat
3) nama yang tertera di kartu member dan pengajian adalah nama kepala
keluarga dalam kk
4) pengajian member diadakan setiap 1x/bulan (hari ditentukan kemudian),
dan bila tidak hadir 3 kali maka keanggotaan member akan dihapus
2. Anggaran Dana 7
a. Perhitungan Anggaran per bulan
Tabel 2
Perhitungan Anggaran Dana Per Bulan
1
Tenaga Operasional Harian :
-
Dokter : 1 orang x Rp. 100. 000,- x 25 Rp. 2. 500. 000,hari
-
Paramedis : 1 orang x Rp. 1. 500. 000,-
7
Dikutip dari catatan administrasi Yayasan Persada Nurani
Rp. 1. 500. 000,-
58
2.
Subsidi obat-obatan untuk > 500 member
Rp. 2. 000. 000,-
3.
Biaya sewa tempat Praktek
Rp. 2. 000. 000,-
4.
Perlengkapan medis dan non medis
Rp. 1. 000. 000,-
5.
Administrasi (kartu pasien, kertas resep, ATK, Rp.
250. 000,-
dll)
Total Anggaran Klinik per bulan
Rp. 9. 250. 000,-
b. Perhitungan Anggaran per tahun
Total Anggaran per bulan dikali 12 bulan = Total Anggaran setahun
Rp. 9. 250. 000,- X 12
Rp. 111. 000. 000,-
c. Perhitungan Anggaran per pasien tiap bulan
Total biaya dibutuhkan per bulan
: Rp. 9. 250. 000,-
Pasien berobat rata-rata per bulan
: 300 orang (termasuk baksos
keliling)
Jadi Anggaran biaya untuk satu orang pasien per bulan adalah :
Rp. 9. 250. 000,- dibagi 300 orang
= Rp. 31. 000,-/pasien/bulan
B. Proses Pelaksanaan Program Pelayanan Kesehatan
Upaya pemerintah Republik Indonesia untuk membantu mananggulangi
kemiskinan dengan memberikan bantuan kepada masyarakat miskin yang
disalurkan melalui kelurahan sudah sering dilaksanakan, tetapi program-program
tersebut hanya seumur jagung dan belum memberikan hasil yang optimal. Sampai
sekarang, di beberapa tempat bantuan-bantuan tersebut tidak jelas ujung
pangkalnya, kegagalan berbagai program pemerintah dalam upaya menanggulangi
59
kemiskinan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang datang dari
penerima bantuan maupun yang datang dari pihak pengelola bantuan. 8
Masalah kemiskinan adalah suatu keadaan, dimana seseorang tidak dapat
memenuhi kebutuhan pokoknya, mereka dihadapkan dengan masalah pendapatan
yang diakibatkan karena tidak adanya lapangan pekerjaan, tidak memiliki
pekerjaan akibat dari tidak memiliki modal, tidak memiliki modal akibat tidak
memiliki tabungan, sedangkan tidak memiliki tabungan akibat dari tidak memiliki
pendapatan. 9
Oleh karena itu, untuk menanggulangi persoalan kemiskinan yang
disebabkan
oleh
krisis
ekonomi
terutama
tentang
masalah
kesehatan
masyarakat, 10 pemerintah mengeluarkan program Jaminan Kesehatan Masyarakat
(JAMKESMAS). JAMKESMAS adalah program bantuan sosial untuk pelayanan
kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan
secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan
kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin, sebab pada hakekatnya
pelayanan
kesehatan
masyarakat
miskin
menjadi
tanggung
jawab
dan
dilaksanakan bersama oleh pemerintah pusat dan daerah. 11
“Dalam rangka ikut memberdayakan masyarakat miskin, Yayasan
Persada Nurani Kebayoran Lama, Jakarta Selatan telah berusaha
8
Media Partisipatif, Media Informasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di
Perkotaan, Direktorat Perumahan dan Pemukiman, No. 06-TH.II-Edisi Juli 2001
9
Parsudi Suparlan, Kemiskinan Diperkotaan (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1993)
Cet. Ke-2, h. 32 10
Andi Rizal, Kesehatan dan Kemiskinan, diakses pada tanggal 04 April 2010,
www.republikaonline.com
11
Departemen Kesehatan, Sistem Kesehatan Nasional, (Jakarta: Depkes, 1982), h. 23
60
semaksimal mungkin menjalankan beberapa program sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan dalam AD/ART yayasan”. 12
Dalam bidang kesehatan, program yang sudah dapat direalisasikan adalah
melakukan pelayanan kesehatan berupa pengobatan, pencegahan dan dengan
sasaran utama masyarakat miskin yang tinggal di Kecamatan Kebayoran Lama
Jakarta Selatan. Dan seperti yang diungkapkan oleh salah satu pasien Klinik
Persada Nurani Ibu Santi Bahwa ia memilih berobat di Klinik Persada Nurani.
“karna masalah ekonomi, saya kan orang gak mampu ya..kalo di sini saya
bisa terjangkau, bisa sering komunikasi sama dokter, sering..maksudnya
kan kalo ke dokter yang itu kan mahal mba,,mungkin saya gak begitu
mampu”. 13
Selain untuk membantu masyarakat kurang mampu (miskin) program ini
diharapkan juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya arti
kesehatan, karena pada hakekatnya kesehatan merupakan bagian terpenting dari
kehidupan manusia, tanpa kesehatan manusia tidak dapat melakukan berbagai
aktifitasnya, selain itu kesehatan juga merupakan nikmat yang telah diberikan
Allah SWT kepada manusia. Dengan berdirinya Yayasan Persada Nurani inilah,
masyarakat yang kurang mampu (miskin) sangat terbantu, karena hal itu dapat
mengurangi beban hidup mereka. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Susi
salah satu pasien di klinik Persada Nurani, bahwa:
”Alhamdulillah ya pas ada klinik ini di sini saya jadi gak jauh kalo mo
berobat..mana murah lagi priksa di sini trus dokternya juga
12
Hasil Wawancara Pribadi dengan sdr Nurkholis, Sip selaku Sekretaris yang merangkap
Humas Yayasan Persada Nurani, Jakarta 12 Mei 2010
13
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ibu Santi salah satu pasien di Klinik Kesehatan di
Yayasan Persada Nurani, Jakarta 16 Juni 2010 61
bae,,pokoknya mah saya cocok aja mba berobat di sini,jadi ya saya
merasa bermanfaat banget ada klinik ni di sini mba.”. 14
Sebagai timbal baliknya, masyarakat sangat antusias untuk mendukung
dan membantu setiap program yang dilaksanakan di Yayasan Persada Nurani
terutama dalam program pelayanan kesehatan . 15
1. Upaya Pelaksanaan Program
Dari
pemberdayaan
hasil
observasi
masyarakat
penulis,
miskin
dalam
melalui
pelaksanaan
pelayanan
program
kesehatan
ini
dilaksanakan oleh beberapa dokter praktek yang menyempatkan waktunya
untuk mengamalkan ilmu yang dimilikinya kepada masyarakat miskin yang
tinggal di kebayoran lama Jakarta selatan.
Menurut Gunawan Sumadiningrat, proses pemberdayaan dapat
dilakukan melalui tiga tahap: 16
1.
Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi seseorang
atau masyarakat berkembang.
2.
Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat. Dalam rangka
ini diperlukan langkah-langkah lebih positif dan nyata, penyediaan
berbagai masukan (input), serta pembukaan akses kepada berbagai peluang
yang akan membuat diri menjadi makin berdaya memanfaatkan peluang.
14
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ibu Susi salah satu pasien di Klinik Kesehatan di
Yayasan Persada Nurani, Jakarta 16 Juni 2010 15
Hasil Wawancara Pribadi dengan Dr. Aini selaku Dokter yang bertanggung jawab
Klinik YPN, Jakarta 08 Juni 2010 16
Gunawan Sumadiningrat, Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat,
(Jakarta: Bina Rena Pariwara, 1997), h. 165 62
3.
Memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Pemberdayaan secara
pasti dapat diwujudkan, tetapi perjalanan tersebut tidaklah berlaku bagi
mereka yang lemah semangat. Dalam proses pemberdayaan harus dicegah
yang lemah menjadi bertambah lemah. Contohnya dengan memberikan
dorongan dan semangat untuk berubah.
Secara umum pelayanan kesehatan masyarakat (public health services)
adalah merupakan sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya
adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan
kesehatan) dengan sasaran masyarakat. Meskipun demikian, tidak berarti
bahwa pelayanan kesehatan masyarakat tidak melakukan pelayanan kuratif
(pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan). 17
Kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan yang diperuntukkan bagi
masyarakat miskin pada khususnya dan masyarakat biasa pada umumnya yang
dilakukan oleh klinik persada nurani, adalah:
a. Pendataan sasaran pelayanan
Kegiatan ini dilakukan paling tidak dua kali setahun yang lebih efektif
bila dilakukan bekerjasama dengan perangkat desa atau kelurahan
setempat dan dibantu oleh kader-kader kesehatan.
b. Preventive
Kegiatan preventive (pencegahan) ini dilakukan melalui penyuluhan
kesehatan yang biasanya dilaksanakan setiap satu bulan sekali atau paling
lama dilaksanakan setiap tiga bulan sekali.
17
Azrul Azwar, Pengantar Administrasi Kesehatan (Jakarta: Binarupa Aksara, 1996),
Edisi III, h. 115
63
c. Deteksi
Deteksi dini keadaan kesehatan dan pemeriksaan secara berkala yang
dilakukan setiap pasien datang berobat dengan instrument kartu berobat
(berupa kartu member) sebagai alat pencatat yang merupakan teknologi
tepat guna.
d. Pengobatan
Pengobatan penyakit yang ditemukan pada pasien sampai kepada
upaya rujukan ke rumah sakit bila diperlukan.
e. Upaya Rehabilitatif
Rehabilitatif (pemulihan/penyembuhan) berupa upaya medik yang
dimaksudkan untuk mengembalikan semaksimal mungkin kesehatan
pasien.
Tabel 3
Jadwal Praktek Dokter di Klinik YPN
No
Nama Dokter
Jadwal Praktek
Keterangan
1.
Dr.irfan
Senin dan Rabu
-
Praktek
klinik
dilaksanakan hari Senin
s/d Jum’at
2.
Dr. Nadya
Selasa dan Kamis
-
Jam praktek klinik Pkl
16.00-20.00 WIB
3.
Dr. Nur'aini
Jum’at
-
Praktek Bidan hanya
dilaksanakan setiap hari
Kamis minggu ke-4
4.
Bidan Aam
Kamis
-
Nama Bidan
praktek :
yang
1. Bidan
A’am
(bidan
yang
bertanggung
jawab di klinik
64
Persada Nurani)
2. Bidan
Tuti
(bidan
cadangan)
“Peningkatan sistem pelayanan kesehatan di Klinik Persada Nurani
bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan
masyarakat miskin di daerah kebayoran lama dengan menanamkan pola
hidup sehat”. 18
Program pokok kesehatan bagi masyarakat ini diprioritaskan pada
upaya pencegahan penyakit (preventive) dan peningkatan kesehatan
(promotive) tanpa mengabaikan upaya pengobatan (curative) dan upaya
penyembuhan (rehabilitative). Pelayanan kesehatan bagi para pasien yang
tergolong miskin dan tidak mampu diupayakan dapat diberikan secara
subsidi melalui prosedur yang berlaku di YPN.
Kegiatan
pelayanan
kesehatan
lainnya
yang
juga
sedang
dikembangkan oleh yayasan persada nurani dalam program peningkatan
sistem pelayanan kesehatan antara lain:
a) Peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) ksehatan
pasien.
b) Pengembangan program pemberian makanan tambahan (gizi) bagi
pasien.
c) Peningkatan mutu perawatan kesehatan bagi pasien dalam keluarga.
d) Peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan pasien.
18
Hasil Wawancara Pribadi dengan sdri Indah selaku Karyawan yang bertugas di Klinik
Kesehatan Yayasan Persada Nurani, Jakarta 08 Juni 2010 65
Penguatan dukungan keluarga dan masyarakat tersebut bertujuan untuk: 19
a) Menggalakkan, membina, dan meningkatkan peran keluarga untuk
membudayakan dan melembagakan kegiatan sehari-hari seluruh
anggota keluarga dalam memberikan pelayanan, pembinaan kualitas
dan peningkatan kesejahteraan kepada anggota keluarganya yang sakit
(pasien).
b) Memelihara, memperkuat, dan memasyarakatkan nilai-nilai budaya
bangsa yang menghormati, menghargai, dan memberikan perhatian
terhadap anggota keluarganya yang sakit (pasien) dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Penyuluhan dan Pemeriksaan Kesehatan
Sejak terbentuknya Yayasan Persada Nurani tahun 2007 maka
penyusunan programnya, lebih difokuskan kepada kebutuhan masyarakat
yang sebenarnya, artinya program ini diharapkan lebih menyentuh kepada
masyarakat.
“Program Layanan Kesehatan Persada Nurani adalah program bantuan
sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak
mampu”. 20
Program ini diselenggarakan dalam rangka mewujudkan pelayanan
kesehatan
yang
menyeluruh
bagi
masyarakat
miskin
setempat.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa Yayasan Persada Nurani adalah suatu
lembaga sosial yang berdasarkan prakarsa masyarakat berusaha untuk
menampung dan mewujudkan aspirasi serta kebutuhan masyarakat di
19
20
Ibid
Hasil Wawancara Pribadi dengan Dr. Aini selaku Dokter yang bertanggung jawab
Klinik YPN, Jakarta 08 Juni 2010 66
bidang sosial, ekonomi dan kesehatan. Di antara program-program
pelayanan kesehatan yang ada di Yayasan Persada Nurani antara lain :
a. Pemeriksaan kesehatan
Menurut T. Hani Handoko, pemberdayaan adalah suatu usaha
jangka panjang untuk memperbaiki proses pemecahan masalah dan
melakukan pembaharuan. 21
Dalam program pemberdayaan masyarakat Yayasan Persada Nurani
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat kurang mampu yang
terdiri dari pemeriksaan kehamilan, pengobatan dan pemberian asupan gizi
untuk anak-anak. Hal ini dapat dirasakan oleh masyarakat Kecamatan
Kebayoran Lama.
“Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini akan mengurangi tingkat dan
grafik masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi.” 22
Daftar kunjungan pasien member dan non member di klinik
layanan kesehatan Persada Nurani periode Agustus 2009-Mei 2010
sebagai berikut :
Tabel 4
Laporan Administarsi Klinik YPN
Pasien
No
1.
Bulan
Agustus 2009
Member
Non Member
88 Pasien
40 Pasien
21
22
T. Hani Handoko, Manajemen, edisi II, (Yogyakarta, 1997) cet. Ke-XI, h. 337 Hasil Wawancara Pribadi dengan dr. Aini selaku Dokter yang bertanggung jawab
Klinik YPN, Jakarta 25 Juni 2010
67
2.
September 2009
36 Pasien
13 Pasien
3.
Oktober 2009
91 Pasien
39 Pasien
4.
November 2009
75 Pasien
37 Pasien
5.
Desember 2009
78 Pasien
49 Pasien
6.
Januari 2010
76 Pasien
64 Pasien
7.
Februari 2010
71 Pasien
77 Pasien
8.
Maret 2010
102 Pasien
75 Pasien
9.
April 2010
104 Pasien
93 Pasien
99 Pasien
110 Pasien
10. Mei 2010
Manfaat yang diperoleh dengan terdaftar sebagai member di klinik
kesehatan yayasan persada nurani secara umum adalah memperoleh
pelayanan kesehatan terjangkau dengan tarif yang telah ditentukan yakni
Rp 3.000,- sekali berobat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan
menurut penuturan Dr. Aini terlihat sepuluh penyakit utama yang
dikeluhkan oleh pasien, antara lain: Ispa, Diare, Demam, Bronkhitis,
Gastroenteritis, Infeksi neonates, Gastritis, Kebidanan, Cedera, dan TBC
paru. 23
Berikut daftar nama-nama program kegiatan pengobatan beserta
tarifnya yang dilaksanakan di Klinik Kesehatan Yayasan Persada Nurani
sebagai berikut :
23
Hasil Wawancara Pribadi dengan Dr. Aini selaku Dokter yang bertanggung jawab
Klinik YPN, Jakarta 08 Juni 2010
68
Tabel 5
Data Administrasi Klinik YPN
Biaya
No
Jenis Kegiatan
Member
Non Member
1.
Pengobatan Umum
Rp. 3. 000,-
Rp. 20. 000,-
2.
Periksa gula darah
Rp. 10. 000,-
Rp. 10. 000,-
3.
Periksa asam urat
Rp. 15. 000,-
Rp. 15. 000,-
4.
Periksa kolesterol
Rp. 25. 000,-
Rp. 25. 000,-
5.
Terapi uap/nebulizer
Rp. 25. 000,-
Rp. 25. 000,-
6.
Periksa Hamil
Rp. 3. 000,-
Rp. 20. 000,-
7.
Imunisasi
Rp. 20. 000,-
Rp. 20. 000,-
8.
Cek Kehamilan (Tes Pack)
Rp. 5. 000,-
Rp. 10. 000,-
9.
Suntik KB
Rp. 3. 000,-
Rp. 10. 000,-
Catatan : untuk imunisasi BCG (0-2 bln) dan campak (9-10 bln)
dilaksanakan setiap hari kamis minggu 1/bulan
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa dana untuk tarif
pengobatan di klinik YPN ini sangat membantu masyarakat yang kurang
mampu (miskin), perbedaan tarif untuk pasien non member dimanfaatkan
untuk subsidi silang kepada pasien member yang merupakan pasien
69
kurang mampu. Sesuai dengan wawancara penulis mengenai dukungan
masyarakat pada awal berdirinya klinik YPN, mengatakan :
“ Partisipasi masyarakat sangat mendukung adanya program
pelayanan kesehatan ini karena selain tarif pengotan yang relatif
terjangkau, melalui program ini masyarakat bisa mendapatkan
akses kesehatan yang lebih mudah seperti mendapatkan
penyuluhan dan pengobatan, pemeriksaan kehamilan, dan
pemberian asupan gizi untuk anak-anak “. 24
b. Pelaksanaan imunisasi
Dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan di YPN terdapat
juga pelayanan imunisasi. 25 Pada dasarnya imunisasi ini terbagi menjadi 2
(dua) yakni :
1) Imunisasi pasif (passive immunization)
Imunisasi pasif ini adalah ‘inmuno globulin’ jenis imunisasi ini dapat
mencegah penyakit campak (measles) pada anak-anak.
2) Imunisasi aktif (active immunization)
Imunisasi aktif yang diberikan kepada anak adalah :
-
BCG, untuk penyakit TBC.
-
DPT, untuk mencegah penyakit-penyakit diptheri, partusis dan
tetanus.
-
Polio, untuk mencegah penyakit poliomilitis.
-
Campak, untuk mencegah penyakit campak (measles)
24
25
Ibid.
Hasil Wawancara Pribadi dengan dr. Aini selaku Dokter yang bertanggung jawab
Klinik YPN, Jakarta 25 Juni 2010
70
Imunisasi pada ibu hamil dan calon pengantin adalah imunisasi tetanus
toxoid (imunisasi ini untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi
yang akan dilahirkan).
Tujuan dari program imunisasi ini adalah :
a) Tujuan
Program imunisasi ini bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan
dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada
saat ini penyakit-penyakit tersebut adalah disentri, tetanus, betuk rejan
(pertusis), campak (measles), polio, dan tuberculosis.
b) Sasaran
-
Bayi di bawah umur 1 tahun (0-11 bulan)
-
Ibu hamil (awal kehamilan-8 bulan)
-
Wanita usia subur (calon mempelai wanita)
c) Pokok-pokok kegiatan
1) Pencegahan terhadap bayi (imunisasi lengkap)
-
Imunisasi BCG 1
-
Imunisasi DPT 3x
-
Imunisasi Polio 3x
-
Imunisasi Campak 1x
2) Pencegahan lengkap terhadap ibu hamil dan PUS/calon
mempelai wanita
-
Imunisasi TT (Tetanus Toxoid) 2x
Jadwal pemberian imunisasi, pemberian imunisasi pada bayi, ibu
hamil, dan calon pengantin mengikuti ketentuan sebagai berikut :
71
Tabel 6
Jadwal Pemberian Imunisasi di Klinik YPN
Jenis Vaksin
Jumlah
Selang Waktu
Vaksinasi
Pemberian
Sasaran
1. BCG
1 kali
-
Bayi (0-11 minggu)
2. DPT
3 kali (DPT 1, 2, 3)
4 minggu
Bayi (2-11 bulan)
3. Polio
3 kali (POL 1, 2, 3)
4 minggu
Bayi (2-11 bulan)
4. Campak
1 kali
-
Anak (9-11 bulan)
5. TT. IH
1 kali (booster)
-
- bila ibu hamil
pernah
menerima
TT 2x pada waktu
calon
pengantin
atau
pada
kehamilan
sebelumnya.
- bila ibu hamil
belum
pernah
divaksinasi
TT,
diberikan 2x selama
kehamilan.
Bila
pada waktu kontak
berikutnya
(saat
pemberian
TT2
tetap
diberikan
72
dengan
maksud
untuk memberikan
perlindungan pada
kehamilan
berikutnya)
6. TT
2 kali
Calon
4 minggu
Calon
pengantin
sebelum akad nikah
(waktu
melapor/waktu
menerima
nasihat
perkawinan).
c. Pemberdayaan kesehatan untuk pasien LANSIA (Lanjut Usia)
Salah satu hasil pembangunan kesehatan di Indonesia adalah
meningkatnya angka harapan hidup (life expextancy). Dilihat dari sisi ini
pembangunan kesehatan di Indonesia sudah cukup berhasil, karena angka
harapan hidup bangsa kita telah meningkat secra bermakna. Namun di sisi
lain dengan meningkatnya angka harapan hidup ini membawa beban bagi
masyarakat, karena populasi penduduk lanjut usia (lansia) meningkat. Hal
ini berarti kelompok resiko dalam masyarakat kita menjadi lebih tinggi.
Meningkatnya populasi lansia ini bukan hanya fenomena di Indonesia saja
tetapi juga secara global. 26
26
Azrul Azwar, Pengantar Administrasi Kesehatan (Jakarta: Binarupa Aksara, 1996),
Edisi III, h. 64
73
Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap
perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang
mencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari.
Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses
perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa decade. Menurut
WHO (1989), dikatakan usia lanjut tergantung dari konteks kebutuhan
yang tidak dipisah-pisahkan. Konteks kebutuhan tersebut dihubungkan
secara biologis, social, dan ekonomi dan dikatakan usia lanjut dimulai
paling tidak saat masa puber dan prosesnya berlangsung sampai kehidupan
dewasa (Depkes RI, 1999), lanjut usia (lansia) adalah tahap masa tua
dalam perkembangan individu dengan batas usia 60 tahun ke atas. 27
Dengan meningkatnya usia harapan hidup masyarakat Indonesia
saat ini membuat jumlah penduduk yang tergolong lanjut usia (lansia)
semakin meningkat. Ini menimbulkan permasalah tersendiri yang
menyangkut aspek kesehatan mereka. Aspek kesehatan pada lansia
ditandai dengan adanya perubahan faali akibat proses menua yang
meliputi: 28
1. Gangguan penglihatan
Gangguan penglihatan ini biasanya disebabkan oleh degenerasi
macular senilis, katarak dan glaucoma. Secara rinci dapat diuraikan
sebagai berikut:
27
Lamintang, Pelayanan Kesehatan dan Hukum (Bandung: Bina Cipta, 1991), h. 35
28
Departemen Kesehatan, Sistem Kesehatan Nasional, (Jakarta: Depkes, 1982), h. 47
74
a. Degenerasi macular senilis
Penyebab penyakit ini belum diketahui namun dapat dicetuskan
oleh rangsangan cahaya berlebihan. Kelainan ini mengakibatkan
distorsi visual, penglihatan menjadi kabur.
b. Katarak
Katarak pada lansia dapat diakibatkan oleh pengobatan steroid
yang lama, trauma maupun radiasi. Bila tidak ditemukan
penyebabnya, biasanya disebut idiopatik akibat proses menua.
c. Glaukoma
Peningkatan tekanan di dalam bola mata dapat terjadi secara akut
maupun mendadak. Gejalanya adalah kabur penglihatan disertai
nyeri, pusing, muntah dan kemerahan pada mata.
2. Gangguan pendengaran
Gangguan ini meliputi presbikusis (gangguan pendengaran pada
lansia) dan gangguan komunikasi.
a. Presbikusis
Gangguan pendengaran pada lansia disebut presbikusis. Laki-laki
umumnya lebih sering menderita prebiskusis daripada perempuan.
b. Gangguan komunikasi
Gangguan komunikasi dapat timbul akibat pembicaraan terjadi
dalam interferensi karena terganggu suara lain, sumber suara
mengalami distorsi dan kondisi akustik ruangan yang tidak
sempurna seperti ruangan pertemuan yang berdinding mudah
memantulkan suara.
75
3. Perubahan komposisi tubuh
Dengan bertambahnya usia maka massa bebas lemak (terutama terdiri
atas otot) berkurang 6,3 % berat badan per dekade seiring dengan
penambahan massa lemak 2% per decade. Masa air mengalami
penurunan sebesar 2,5% per decade.
4. Saluran cerna
Dengan bertambahnya usia maka jumlah gigi berangsur-angsur
berkurang karena tanggal atau ekstraksi atas indikasi tertentu.
Ketidaklengkapan alat cerna mekanik tentu mengurangi kenyamanan
makan serta membatasi jenis makanan yang dapat dimakan. Produksi
air liur dengan berbagai enzim yang terkandung di dalamnya juga
mengalami penurunan. Selain mengurangi kenyamanan makan,
kondisi mulut yang kering juga mengurangi kelancaran saat makan.
5. Hepar
Hati mengalami penurunan aliran darah sampai 35% pada usia 80
tahun ke atas, sehingga obat-obatan yang memerlukan proses
metabolisme pada organ ini harus ditentukan dosisnya secara seksama
agar para lansia terhindar dari efek samping yang tidak diinginkan.
6. Ginjal
Ginjal merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh
melalui air seni. Darah masuk ke ginjal kemudian disaring oleh unit
terkecil ginjal yang disebut nefron. Pada lansia terjadi penurunan
jumlah nefron sebesar 5-7% per decade mulai usia 25 tahun. Hal ini
76
mengakibatkan berkurangnya kemampuan ginjal untuk mengeluarkan
sisa metabolisme melalui air seni termasuk sisa obat-obatan.
7. Sistem kardiovaskuler
Perubahan pada jantung dapat telihat dari bertambahnya jaringan
kolagen, ukuran miokard bertambah, jumlah miokard berkurang, dan
jumlah air jaringan berkurang. Selain itu, akan terjadi pula penurunan
jumlah sel-sel pacu jantung serta serabut berkas His dan Purkinye.
Keadaan tersebut akan mengakibatkan menurunnya kekuatan dan
kecepatan kontraksi mioikard disertai memanjangnya waktu pengisian
diastolic. Hasil akhirnya adalah berkurangnya fraksi ejeksi sampai 1020%.
8. Sistem pernafasan
Kemampuan pegas dinding dada dan kekuatan otot pernafasan akan
menurun seiring dengan penambahan usia. Sendi-sendi tulang iga akan
menjadi kaku. Keadaan-keadaan tersebut mengakibatkan penurunan
laju ekspirasi paksa satu detik sebesar kurang lebih 0,2 liter/decade
serta berkurangnya kapasitas vital. System pertahanan yang terdiri atas
gerak bulu getar, leukosit, dan antibodi serta refleks bentuk akan
menurun. Hal tersebut menyebabkan warga usia lanjut lebih rentan
terhadap infeksi.
9. Sistem hormonal
Produksi testoteron dan sperma menurun mulai usia 45 tahun tetapi
tidak mencapai titik nadir. Pada usia 70 tahun, seorang laki-laki masih
memiliki libido dan mampu melakukan kopulasi. Pada wanita, karena
77
jumlah ovum dan folikel yang sangat rendah maka kadar estrogen akan
sangat menurun setelah menopause (usia 45-50 tahun). Keadaan ini
menyebabkan dinding rahim menipis, selaput lendir mulut rahim dan
saluran kemih menjadi kering. Pada wanita yang sering melahirkan
keadaan
di
atas
akan
memperbesar
kemungkinan
terjadinya
inkontinensia.
10. Sistem musculoskeletal
Dengan bertambahnya usia maka jelas terhadap sendi dan system
musculoskeletal semakin banyak. Sebagai resporeparatif maka dapat
terjadi pembentukan tulang baru, penebalan selaput, sendi dan firosin.
Ruang lingkup gerak sendi yang berkurang dapat diperberat pula
dengan tendon yang semakin kaku.
Aspek kesejahteraan lansia berdasarkan kelayakan hidup lansia
dalam lingkungan hidupnya tidak jauh dari faktor kemiskinan yang
menghambatnya, termasuk dalam memperoleh pelayanan kesehatan. 29
Bagi usia lanjut yang memiliki asset dan tabungan yang cukup, mereka
tidak akan merasa kesulitan dalam membiayai kehidupan mereka seharihari termasuk untuk biaya kesehatan. Akan tetapi, bagi usia lanjut yang
tidak memiliki jaminan hari tua dan tidak memiliki asset dan tabungan
yang cukup maka mereka harus memperoleh bantuan dari keluarga,
kerabat atau orang lain untuk memenuhi kebutuhanya sehari-hari termasuk
dalam hal kesehatan. Masih banyaknya usia lanjut yang belum
29
Hasil Wawancara Pribadi dengan dr. Aini selaku Dokter yang bertanggung jawab
Klinik YPN, Jakarta 25 Juni 2010 78
memperoleh pelayanan kesehatan termasuk jaminan kesehatan masyarakat
(JAMKESMAS) mengisyaratkan banyaknya usia lanjut yang perlu
mendapatkan bantuan kesehatan dari pemerintah dan swasta agar
kesehatan kelompok usia lanjut dapat terpelihara. 30
Salah satu bentuk kegiatan pelayanan kesehatan YPN juga
memberikan pelayanan kesehatan di kelompok lansia yang meliputi
pemeriksaan kesehatan fisik. 31 Adapun jenis pelayanan kesehatan yang
dapat diberikan kepada lansia antara lain:
a. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan
pengukuran tnggi badan dan dicatat dalam grafik indeks massa tubuh.
b. Pengukuran tekanan darah
c. Pemeriksaan laboratorium sederhana (hemoglobin) pemeriksaan gula
darah dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit diabetes
militus, dan pemeriksaan protein dalam air seni sebagai deteksi awal
adanya penyakit ginjal.
d. Pelaksanaan rujukan ke RS (Rumah Sakit) bila diperlukan
e. Terakhir, pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Yayasan Persada
Nurani kepada lansia dalam meningkatkan kesehatannya adalah
Penyuluhan, hal ini bisa dilakukan di dalam atau luar kelompok dalam
rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan sesuai dengan
masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu atau kelompok lansia.
30
Departemen Kesehatan, Tiga Undang-undang Kesehatan, (Bandung: Kuraiko Pratama,
1992), h. 29
31
Op Cit
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan landasan teori dan pelaksanaan penelitian mengenai Program
Pelayanan Kesehatan Yayasan Persada Nurani dalam Meningkatkan Kesehatan
Masyarakat Miskin di Kebayoran Lama Jakarta Selatan, yang telah dikemukakan
pada bab-bab sebelumya, maka pada bab ini penulis mengemukakan beberapa
kesimpulan dan saran. A.
Kesimpulan
Berdasarkan data-data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1.
Program utama Layanan Kesehatan Persada Nurani adalah layanan
kesehatan dasar yang diberikan kepada fakir miskin dalam bentuk layanan
curative (pengobatan) pada khususnya dan preventive (pencegahan),
promotive (peningkatan kesehatan) serta rehabilitative (penyembuhan) pada
umumnya, dengan jam buka paruh waktu dari Senin-Jum’at Pukul 16.00 20.00 wib. Konsep yang digunakan dalam program pelayanan kesehatan ini
adalah konsep “terjangkau”, yakni pelayanan dengan biaya tetap per paket
sebesar Rp 3.000,- sekali berobat, termasuk pemeriksaan dokter,
pemeriksaan penunjang, dan obat . Konsep “terjangkau” mengandung arti
mampu dibayar oleh pengguna, yang cocok untuk suatu barang atau jasa
yang kebutuhannya dapat diprediksi.
79
80
2.
Pelaksanaan program pokok kesehatan bagi masyarakat miskin ini
diprioritaskan
pada
upaya
pencegahan
penyakit
(preventive)
dan
peningkatan kesehatan (promotive) tanpa mengabaikan upaya pengobatan
(curative) dan upaya penyembuhan (rehabilitative). Pelayanan kesehatan
bagi para pasien yang tergolong miskin dan tidak mampu diupayakan dapat
diberikan secara subsidi melalui prosedur yang berlaku
B.
Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan :
1.
Tingkatkan terus program-program yang telah dilakukan oleh Yayasan
Persada Nurani, terutama dalam hal pelayanan kesehatan terhadap warga
yang kurang mampu ( miskin) misalnya, melakukan kerjasama dengan
Rumah Sakit tertentu untuk menangani pasien yang menderita penyakit
berat/serius
2.
Pelayanan kesehatan lebih ditingkatkan lagi, bukan hanya pada pelayanan di
klinik dengan menunggu pasien datang ( tunggu bola), akan tetapi pelayanan
kesehatan bisa ditingkatkan lagi ke arah pada mendatangi pasien (jemput
bola) misalnya, dengan mengadakan aksi kesehatan diluar klinik, mengingat
tidak memiliki biaya (uang) untuk transportasi ke klinik.
3.
Hendaknya Yayasan Persada Nurani lebih meningkatkan lagi dalam hal
penggalangan dananya, supaya pelayanan kesehatan dapat menjangkau di
semua wilayah miskin yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Alfian. Kemiskinan Struktural : Suatu Bunga Rampai. Jakarta: Yayasan Ilmu-ilmu
Sosial, 1980.
Arif, Syaiful. Menolak Pembangunanisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000.
Arikunto, Suharsimi. Penilaian Program Pendidikan. Yogyakarta: Bina Aksara,
1988.
Assiba’i, Musthofa Husni. Kehidupan Sosial Menurut Islam, Tuntutan Hidup
Bermasyarakat, alih bahasa M. Adhi Ratomi. Bandung: CV Diponegoro,
1993.
Azrul, Azwar. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Bina Rupa Aksara,
1996.
Bungin, Burhan. Analisa Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2003.
Cox, David. “Outline of Presentation on Poverty Alleviation Programs in the
Asia-Pacific Region” makalah yang disampaikan pada International
Seminar on Curriculum Development for Social Work Education in
Indonesia, Bandung: Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial, 2004.
Departemen Kesehatan, Tiga Undang-undang Kesehatan. Bandung: Kuraiko
Pratama, 1992.
_ _ _ _ . Sistem Kesehatan Nasioanal. Jakarta: Depkes. 1982.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka, 1998.
Departemen Sosial (Depsos), Penduduk Fakir Miskin Indonesia Tahun 2002.
Jakarta: Depsos, 2002.
Hasbullah, Thabrany. Pendanaan Kesehatan dan Alternatif Mobilisasi Dana
Kesehatan di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005.
Irawan, Prasetya. Metodologi Penelitian Administrasi. Jakarta: Universitas
Terbuuka, 2005.
Koentjaraningrat, Ilmu-ilmu Sosial Dalam Pembangunan Kesehatan. Jakarta: PT
Gramedia, 1985.
Lamintang. Pelayanan Kesehatan dan Hukum. Bandung: Bina Cipta, 1991.
Moleong, Lexy J.. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004.
Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Cet ke 2. Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2002.
Nadzir, Moh. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2000.
Nasution, S.. Azas-azas Kurikulum. Bandung: CV Jenimar, 1975.
Nugroho, Heru. Negara Pasar dan Keadilan Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2006.
Nurkacana, Wayan. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional, 1976.
Rukminto, Isbandi Adi. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan
Intervensi Komunitas (Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan
Praktis). Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2003.
Salim, Emil. Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: PT. Mediyatama,
1991.
Shihab, M. Quraish. Wawasan Al-Qur’an. Bandung: Mizan, 1994.
Soekanto, Soejono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2005.
Soekidjo, Notoatmojo. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka
Cipta, 2007.
Soetomo, Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2008.
Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial). Bandung:
Refika Aditama, 2005.
Sunyoto, Usman. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Cet ke 4.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.
Suparlan, Parsudi. Kemiskinan Diperkotaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
1993.
Yafie, Ali. Menggagas Fiqih Sosial. Bandung: Mizan, 1994.
Yunus, Muhammad. Bank Kaum Miskin, Diterjemahkan oleh Irfan Nasution.
Jakarta: PT Cipta Lintas Wacana, 2007.
WAWANCARA PRIBADI
Wawancara Pribadi dengan Nurcholis. Jakarta, 12 Mei 2010.
Wawancara Pribadi dengan Nuraeni. Jakarta, 8 Juni 2010.
Wawancara Pribadi dengan Indah Rizkiani. Jakarta, 8 Juni 2010.
Wawancara Pribadi dengan Santi. Jakarta, 16 Juni 2010.
Wawancara Pribadi dengan Susi. Jakarta, 16 Juni 2010.
Wawancara Pribadi dengan Tika. Jakarta, 16 Juni 2010.
Lampiran
CURRICULUM VITAE
Nama
: Ida Nur Aeni
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat/tanggal lahir
: Tegal / 08 Desember 1988
Alamat Rumah
: Jl. Sanusi Gg. Murtado No. 22 RT. 009 RW. 01
Kel. Cipulir Kec. Kebayoran Lama Jaksel
Nomor Kontak
: 08567111665
Riwayat Pendidikan
:
•
Tahun 1994-2000 di SD Negeri 2 Jatinegara
•
Tahun 2000-2003 di SMP Negeri I Jatinegara
•
Tahun 2003-2006 di SMA Negeri 2 Slawi
•
Tahun 2006-2010 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengalaman Organisasi
•
:
Tahun 2002-2006 : - Anggota OSIS SMP Negeri 1 Jatinegara
- Anggota Pramuka SMP Negeri 1 Jatinegara
- Anggota PMR
- Wakil Ketua Paskibraka angkatan X SMA Negeri 2
Slawi
•
Tahun 2006-2007 : Anggota BEMJ PMI Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi
Jakarta, Oktober 2010
(Ida Nur Aeni)
Lampiran
KANTOR YAYASAN PERSADA
RSADA NURANI
PELAYANAN KESEHATAN DI YAYASAN
YASAN PERSADA NURANI
Lampiran
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KETUA YAYASAN
1. Apa yang dimaksud dengan YPN (Yayasan Persada Nurani)?
2. Bagaimana sejarah berdirinya Yayasan Persada Nurani ini?
3. Apakah tujuan didirikannya Yayasan Persada Nurani?
4. Apakah Visi dan Misi Yayasan Persada Nurani?
5. Program-program apa saja yang ada di Yayasan Persada Nurani?
6. Bagaimana cara mensosialisasikan Yayasan ini?
7. Program apakah yang menjadi unggulan di Yayasan Persada Nurani?
8. Bagaimana proses perencanaan program pelayanan kesehatan masyarakat
ini?
9. Bagaimana proses pelaksanaan program pelayanan kesehatan masyarakat
ini?
10. Bagaimana sumber pendanaan di Yayasan Persada Nurani?
11. Faktor pendukung dan penghambat apa saja yang ditemukan oleh
yayasan?
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK DOKTER PRAKTEK
1. Pemberdayaan masyarakat seperti apa yang dilakukan oleh klinik Persada
Nurani?
2. Apa tujuan dari Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh klinik
Persada Nurani?
3. Apa pelayanan yang diberikan klinik Persada Nurani selain pelayanan
pengobatan?
4. Untuk Lansia aspek apa yang diperhatikan oleh Klinik Persada Nurani?
5. Apa saja bentuk kegiatan pelayanan kesehatan Klinik Persada Nurani yang
diberikan kepada kelompok lansia?
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK DOKTER PRAKTEK
1. Sejak kapan program pelayanan kesehatan di Klinik Persada Nurani ini
dilaksanakan?
2. Bagaimanakah bentuk pelayanan kesehatannya ?
3. Penyakit apa saja yang biasa dikeluhkan pasien?
4. Bagaimanakah bentuk pengobatannya?
5. Apakah ada bentuk kerjasama dengan instalasi kesehatan lainnya ?
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KARYAWAN KLINIK
1. Seperti apa pelayanan kesehatan di Klinik Persada Nurani ?
2. Pasien seperti apa yang menjadi kriteria untuk menjadi pasien di klinik
Persada Nurani ini ?
3. Bagaimanakah cara pasien untuk mendapatkan member ?
4. Berapa tarif pelayanan untuk pasien sekali berobat ?
5. Darimanakah sumber biaya untuk mendapatkan obat-obatan di klinik
Persada Nurani ini ?
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PASIEN
1. Sudah berapa lama saudara menjadi pasien di klinik Persada Nurani ini?
2. Apa alasan anda memilih berobat di klinik Persada Nurani?
3. Bagaimana pelayanan kesehatan di klinik Persada Nurani menurut anda?
4. Manfaat apa yang anda peroleh dari adanya program pelayanan kesehatan
di klinik Persada Nurani?
HASIL WAWANCARA
Nama
: Nurkholis, Sip
Jabatan
: Sekretaris/Humas Yayasan Persada Nurani
Hari/Tanggal : 12 Mei 2010
Waktu
: 16.30 – 17.30 wib.
Tempat
: Kantor Sekretariat Yayasan Persada Nurani
1. Tanya : Apa yang dimaksud dengan YPN (Yayasan Persada Nurani)?
Jawab : Yayasan Persada Nurani (YPN) adalah sebuah lembaga sosial
kemanusiaan yang sekaligus sebagai lembaga swadaya masyarakat yang
menaruh perhatian dalam pemberdayaan dan pengembangan masyarakat di
antaranya melalui pelayanan kesehatan masyarakat guna meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat pada umumnya dan masyarakat miskin khususnya ”
2. Tanya : Bagaimana sejarah berdirinya Yayasan Persada Nurani ini?
Jawab : Yayasan ini berdiri diawali oleh keprihatinan beberapa orang yang
sering berkumpul dan berdiskusi menyangkut permasalahan sosial yang ada di
sekitar kita sekitar Maret 2007. Dari hasil diskusi tersebut kami bersepakat
untuk turut serta memberikan solusi atas permasalahan sosial yang ada. Untuk
mewadahi aktifitas tersebut, maka kami bersepakatan mendirikan sebuah
yayasan sosial dengan nama Yayasan Bakti Mulia. Untuk melengkapi lndasan
berdirinya, yayasan ini kemudian didaftarkan ke notariat. Namun ternyata
nama yayasan tersebut sudah ada yang menggunakannya. Dalam pertemuan
berikutnya kami bersepakat untuk merubah nama yayasan dengan nama
Yayasan Persada Nurani, dan pada akhirnya kami berhasil mendaftarkan
yayasan tersebut ke notariat dan tercatat dengan AKTA NOTARIS JOHN
EDY RAHMAN, SH., MKn. bernomor 10 tertanggal 27 Juni 2007. Adapun
alamat yang digunakan ketika itu adalah alamat rumah ketua yayasan, yakni
Jl. Alam Segar XI/36 Rt. 007/016 Komplek Perumahan Pondok Indah,
Pondok Pinang, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
3. Tanya : Apakah tujuan didirikannya Yayasan Persada Nurani?
Jawab : Tujuan utama pendirian Yayasan Persada Nurani ini adalah sebagai
bentuk ”tanggung-jawab” moral dan keprihatinan kami terhadap permasalahan
sosial yang ada di sekitar kita. Sehingga dengan pendirian ini kami berharap
bisa memberikan solusi melalui program-programnya.
4. Tanya : Apakah visi dan misi Yayasan Persada Nurani ?
Jawab : Visi didirikannya Yayasan Persada Nurani adalah sebagai pelayan dan
pembina masyarakat serta ikut mendorong dalam proses pembentukan
masyarakat madani yang memanusiakan manusia (humanisasi), membebaskan
manusia dari rasa takut (liberalisasi) dan beriman kepada Allah swt.
(transendensi). Sedangkan Misi Yayasan Persada Nurani adalah Pertama,
menyumbangkan kepada masyarakat (khususnya kaum dhu’afa) suatu bentuk
pelayanan yang terbaik bagi perbaikan. Kedua, menjadi yayasan yang bebas
dari tekanan kekuatan modal dan politik dalam mendorong proses humanisasi,
liberalisasi dan transendensi. Ketiga, menjadi yayasan pembina masyarakat
dalam mendukung proses terbentuknya masyarakat yang madani.
5. Tanya : Program-program apa saja yang ada d YPN?
Jawab : Kami mempunyai beberapa program, diantaranya adalah bazzar
sembako/pakaian murah, bakti sosial, pengobatan gratis, santunan anak yatim,
pemberantansan buta huruf Al-Qur’an dengan BBQ (bina baca Qur’an),
pendalaman/pemahaman ilmu agama Islam, wakaf Al-Qur’an, pelatihan live
skill, pelatihan motivasi, fund rishing melalui penerimaaan dan penyaluran
dana ZISWAF (zakat, infaq, shodaqoh, wakaf dan fidyah) serta penyerapan
APBD (anggaran pendapatan belanja daerah) juga dana-dana ZIS/CSR dari
berbagai perusahaan, dll.
6. Tanya : Bagaimana cara mensosialisasikan yayasan ini?
Jawab : Cara mensosialisasikan lembaga ini pada awalnya dengan berbagai
kegiatan ”launching” lembaga dan program kegiatan, pembuatan leaflet yang
berisi profil yayasan dan untuk seterusnya dengan cara membuat berbagai
event kegiatan sosial, sehingga dengan sendirinya masyarakat mengetahui
keberadaan yayasan ini.
7. Tanya : Program apakah yang menjadi unggulan di Yayasan Persada Nurani?
Jawab : Kami mempunyai beberapa program unggulan, salah satunya adalah
pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin. Hal ini disebabkan karena
minimnya lembaga yang consercn mengurusi permasalahan seputar kesehatan
terhadap masyarakat miskin.
8. Tanya : Bagaimana proses perencanaan program pelayanan kesehatan
masyarakat ini?
Jawab : Pertama, kami menentukan bentuk pelayanan kesehatan dan jenis
pelayanannya. Kedua, kami membuat proposal pelayanan ke berbagai instansi
baik swasta maupun birokrasi.
9. Tanya : Bagaimana proses pelaksanaan program pelayanan kesehatan
masyarakat ini?
Jawab :
Pelaksanaan program pelayanan ini kami bedakan menjadi dua
bagian, pertama dengan pembukaan klinik kesehatan dan kedua dengan aksi
sosial pengobatan gratis. Pelayanan kesehatan klinik ini dilakukan dengan
mekanisme membership dan non membership.
10. Tanya : Bagaimana sumber pendanaan di Yayasan Persada Nurani?
Jawab : Semua kegiatan yang ada di yayasan ini termasuk pelayanan
kesehatan didanai oleh masyarakat baik individu maupun lembaga/intansi.
11. Tanya : Faktor pendukung dan penghambat apa saja yang ditemukan oleh
yayasan?
Jawab : Faktor pendukung dari program yayasan adalah masih adanya
antusiasme dari masyarakat untuk membantu masyarakat lainnya yang kurang
mampu. Faktor penghambatnya adalah keterbatasan sumber dana yang bisa
diakses oleh yayasan sebagai sumber pedanaan kegiatan.
Narasumber
Pewawancara
Nurkholis, Sip
Ida Nur Aeni
HASIL WAWANCARA
Nama
: Sdr. Susi
Jabatan
: Pasien
Hari/Tanggal : 16 Juni 2010
Waktu
: 18.30 wib.
Tempat
: Klinik Persada Nurani
1. Tanya : Sudah berapa lama saudara menjadi pasien di klinik Persada Nurani?
Jawab : udah dua minggu yak, kmren pertama tanggal 7
2. Tanya : Apa alasan anda memilih berobat di klinik Persada Nurani ?
Jawab : lebih deket rumah, pelayananannya ok, obatnya juga oke..alasannya
khan? udah itu aja..
3. Tanya : Bagaimana pelayanan kesehatan di klinik PN ini menurut anda?
Jawab : pelayanan di sini baik mba, dokternya baik pokoknya profesional
gitulah mba,hehehe..
4. Tanya : Manfaat apa yang anda ambil dari adanya program pelayanan
kesehatan di klinik Persada Nurani ini?
Jawab : Alhamdulillah ya pas ada klinik ini di sini saya jadi gak jauh kalo mo
berobat..mana murah lagi priksa di sini trus dokternya juga bae,,pokoknya
mah saya cocok aja mba berobat di sini,jadi ya saya merasa bermanfaat banget
ada klinik ni di sini mba..
Narasumber
Pewawancara
Sdri. Susi
Ida Nur Aeni
HASIL WAWANCARA
Nama
: Ibu. Santi
Jabatan
: Pasien
Hari/Tanggal : 16 Juni 2010
Waktu
: 19.00 wib.
Tempat
: Klinik Persada Nurani
1. Tanya : Sudah berapa lama saudara menjadi pasien di klinik Persada Nurani
ini?
Jawab : udah setaun, dari mulai sampai sekarang..dari yang di jalan panjang
dulu mba sampai sekarang pindah ke sini.
2. Tanya : Apa alasan anda memilih berobat di klinik Persada Nurani ?
Jawab : karna masalah ekonomi, saya kan orang gak mampu ya..kalo di sini
saya bisa terjangkau, bisa sering komunikasi sama dokter, sering..maksudnya
kan kalo ke dokter yang itu kan mahal mba,,mungkin saya gak begitu mampu
3. Tanya : Bagaimana pelayanan kesehatan di klinik PN ini menurut anda?
Jawab : Baek..baek..lagipula saya cocok berobat di sini, dokternya baek
semua, khan kadang-kadang gak tentu kan mba kalo berobat itu tapi saya
cocok berobat di sini.
4. Tanya : Manfaat apa yang anda ambil dari adanya program Pelayanan
kesehatan di klinik Persada Nurani ini?
Jawab : ya bermanfaatlah..bisa menolong saya, menolong temen-temen saya
yang yang gak mampu karna bisa terjangkau,..saya cocok semua sih mba kalo
berobat di sini
HASIL WAWANCARA
Nama
: Sdr. Tika
Jabatan
: Pasien
Hari/Tanggal : 16 Juni 2010
Waktu
: 19.30 wib.
Tempat
: Klinik Persada Nurani
1. Tanya : Sudah berapa lama saudara menjadi pasien di klinik Persada Nurani?
Jawab : Blom...baru sekali ini mba.
2. Tanya : Apa alasan anda memilih berobat di klinik Persada Nurani ?
Jawab : Karena deket sama rumah saya dan katanya juga murahan di sini
ketimbang klinik laennya.
3. Tanya : Bagaimana pelayanan kesehatan di klinik PN ini menurut anda?
Jawab : Ya mba, walopun saya baru sekali ini berobat di sini tapi menurut
saya pelayanan di sini bagus..
4. Tanya : Manfaat apa yang anda ambil dari adanya program pelayanan
kesehatan di klinik Persada Nurani ini?
Jawab : salah satunya ya mba, saya nggak perlu jauh-jauh pergi ke puskesmas
ato rumah sakit mba,hehe..
Narasumber
Pewawancara
Sdri. Tika
Ida Nur Aeni
HASIL WAWANCARA
Nama
: Sdr. Indah Rizkiani
Jabatan
: Karyawan Klinik Persada Nurani
Hari/Tanggal : 08 Juni 2010
Waktu
: 16.30 – 17.30 wib.
Tempat
: Klinik Persada Nurani
1. Tanya : Seperti apa pelayanan kesehatan di YPN ini ?
Jawab : Prosesnya sama seperti klinik kesehatan lain pada umumnya.. tapi
perlu di ketahui bahwa Layanan Kesehatan Persada Nurani adalah program
bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak
mampu.
Peningkatan
sistem
pelayanan
kesehatan
bertujuan
untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan masyarakat miskin di
daerah kebayoran lama dengan menanamkan pola hidup sehat
2. Tanya : Pasien seperti apa yang menjadi kriteria untuk menjadi pasien d klinik
YPN ini ?
Jawab : Di klinik persada nurani tidak hanya menerima pasien member tapi
dalam perjalanan pelaksanaanya pasien umum juga berminat untuk berobat di
klinik ini. Pasien member di sini dikategorikan yang termasuk masyarakat
miskin atau tidak mampu kami menyebutnya sebagai kaum duaffa.
3. Tanya : Bagaimanakah cara pasien untuk mendapatkan member ?
Jawab : Awalnya dari pihak yayasan berkoordinasi dengan RT dan RW
setempat prosesnya mulai dari wawancara, sosialisasi dan bakti sosial.
Prosedurnya sesuai persyaratan yang telah di sepakati yayasan yaitu fotocopy
KTP, fotocopy Kartu Keluarga, memiliki Surat Keterangan Tidak Mampu
(SKTM) cukup dari RT, mengisi formulir pendaftaran. Dengan catatan: satu
kartu member berlaku untuk semua anggota keluarga yang tertera dalam KK
(Kartu Keluarga), bagi calon member yang persyaratannya belum lengkap
(surat keterangan tidak mampu/KK) tidak mendapat kartu berobat, nama yang
tertera di kartu member dan pengajian adalah nama kepala keluarga dalam kk,
pengajian member diadakan setiap 1x/bulan (hari ditentukan kemudian), dan
bila tidak hadir 3 kali maka keanggotaan member akan dihapus.
4. Tanya : Berapa tarif pelayanan untuk pasien sekali berobat ?
Jawab : Tarif non member Rp. 20.000 itu sudah termasuk obat, pendaftaran,
konsultasi dan pemeriksaan sedangkan untuk pasien member hanya dikenakan
biaya Rp. 3.000..Klinik Persada Nurani ini menggunakan konsep terjangkau
yang diibaratkan untuk jasa transportasi misalnya, ongkos angkutan jauhdekat misalnya Rp 1.000,- jelas dapat dikatakan terjangkau untuk masyarakat
Jakarta. Penduduk dapat menghitung besarnya biaya transportasi yang
dibutuhkan untuk setiap bulan. Begitu juga halnya dengan biaya kesehatan.
5. Tanya : Darimanakah sumber biaya untuk mendapatkan obat-obatan di klinik
YPN ini ?
Jawab : Kalo itu saya kurang tau mba, yang lebih tau Dr. Aini, mba ida nanti
tanya aja langsung sm Dr. Aini ...tapi setau saya sih ada yang dari donatur dan
subsidi silang dari pasien umum ke untuk pasien member
Narasumber
Pewawancara
Sdri. Indah
Ida Nur Aeni
HASIL WAWANCARA
Nama
: Dr. Nur Aeni
Jabatan
: Dokter praktek di Klinik Persada Nurani
Hari/Tanggal : 08 Juni 2010
Waktu
: 16.30 – 17.30 wib.
Tempat
: Klinik Persada Nurani
1. Tanya : Sejak kapan program pelayanan kesehatan Persada Nurani ini
dilaksanakan?
Jawab : Sejak bulan Mei 2009 sampai sekarang,,pada dasarnya Partisipasi
masyarakat sangat mendukung adanya program pelayanan kesehatan ini
karena selain tarif pengotan yang relatif terjangkau, melalui program ini
masyarakat bisa mendapatkan akses kesehatan yang lebih mudah seperti
mendapatkan penyuluhan dan pengobatan, pemeriksaan kehamilan, dan
pemberian asupan gizi untuk anak-anak.
2. Tanya : Bagaimanakah bentuk pelayanan kesehatannya ?
Jawab : Program Layanan Kesehatan Persada Nurani adalah program bantuan
sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu..
Bentuk pelayanan kesehatan di sini lebih ke arah pengobatan (kuratif), terus
ada pelayanan duafa dan member, bentuk pelayanannya berupa pemeriksaan
biasa dan penanganan lebih lanjut seperti rujukan ke rumah sakit bila
diperlukan.
3. Tanya : Penyakit apa saja yang biasa dikeluhkan pasien?
Jawab : biasanya itu Ispa, Diare, Demam, Bronkhitis, Gastroenteritis, Infeksi
neonates, Gastritis, Kebidanan, Cedera, dan TBC paru..umumnya penyakit
orang tua, termasuk lansia ya..karena begini mba, Aspek kesejahteraan lansia
berdasarkan kelayakan hidup lansia dalam lingkungan hidupnya tidak jauh
dari faktor kemiskinan yang menghambatnya, termasuk dalam memperoleh
pelayanan kesehatan
4. Tanya : Bagaimanakah bentuk pengobatannya?
Jawab : pasien datang, daftar..member ato non member trus di cek tensi,
timbang, kemudian ke ruang dokter, konsultasi lalu pemeriksaan lanjutan dan
suntikan bila diperlukan
5. Tanya : Apakah ada bentuk kerjasama dengan instalasi kesehatan lainnya ?
Jawab : Ada..kita sekarang kerjasama dengan BAZNAS, kartu member kita
sekarang ini juga sudah tertera bentuk kerjasama dengan BAZNAS jadi
apabila ada pasien member yang memerlukan perawatan rujukan bisa datang
ke rumah sehat BAZNAS yang di menteng.
Narasumber
Pewawancara
Dr. Nur Aeni
Ida Nur Aeni
HASIL WAWANCARA
Nama
: Dr. Nur Aeni
Jabatan
: Dokter praktek di Klinik Persada Nurani
Hari/Tanggal : 25 Juni 2010
Waktu
: 16.00 – 17.30 wib.
Tempat
: Klinik Persada Nurani
1. Tanya : Pemberdayaan masyarakat seperti apa yang dilakukan oleh klinik
Persada Nurani?
Jawab : Dalam program pemberdayaan masyarakat Yayasan Persada Nurani
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat kurang mampu yang
terdiri dari pemeriksaan kehamilan, pengobatan dan pemberian asupan gizi
untuk anak-anak.
2. Tanya
: Apa tujuan dari Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh
klinik Persada Nurani ?
Jawab : Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini akan mengurangi tingkat dan
grafik masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi.
3. Tanya
:
Apa pelayanan yang diberikan klinik Persada Nurani selain
pelayanan pengobatan ?
Jawab : Dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan di YPN terdapat
juga pelayanan imunisasi dan pelayanan untuk Lansia.
4. Tanya : Untuk Lansia aspek apa yang diperhatikan oleh Klinik Persada
Nurani?
Jawab : Aspek kesejahteraan lansia berdasarkan kelayakan hidup lansia dalam
lingkungan hidupnya tidak jauh dari faktor kemiskinan yang menghambatnya,
termasuk dalam memperoleh pelayanan kesehatan
5. Tanya : Apa saja bentuk kegiatan pelayanan kesehatan Klinik Persada Nurani
yang diberikan kepada kelompok lansia?
Jawab : Ada.. Salah satu bentuk kegiatan pelayanan kesehatan yang juga
diberikan
kepada kelompok lansia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik.
Adapun jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada lansia antara
lain: Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan
pengukuran tnggi badan dan dicatat dalam grafik indeks massa tubuh,
Pengukuran tekanan darah, Pemeriksaan laboratorium sederhana (hemoglobin)
pemeriksaan gula darah dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit
diabetes militus, dan pemeriksaan protein dalam air seni sebagai deteksi awal
adanya penyakit ginjal, Pelaksanaan rujukan ke RS (Rumah Sakit) bila
diperlukan. Terakhir, pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Yayasan
Persada Nurani kepada lansia dalam meningkatkan kesehatannya adalah
Penyuluhan, hal ini bisa dilakukan di dalam atau luar kelompok dalam rangka
kunjungan rumah dan konseling kesehatan sesuai dengan masalah kesehatan
yang dihadapi oleh individu atau kelompok lansia.
Narasumber
Pewawancara
Dr. Nur Aeni
Ida Nur Aeni
HASIL WAWANCARA
Nama
: Sdr. Fajar
Jabatan
: Pasien
Hari/Tanggal : 16 Juni 2010
Waktu
: 19.30 wib.
Tempat
: Klinik Persada Nurani
1. Tanya : Sudah berapa lama saudara menjadi pasien di klinik Persada Nurani?
Jawab : saya berobat disini sudah cukup lama mba.. kurang lebih sudah enam
bulananlah kira-kira,.
2. Tanya : Apa alasan anda memilih berobat di klinik Persada Nurani ?
Jawab : saya kan orang gak mampu trus saya sudah terdaftar jadi member di
sini mba jadi saya lebih suka berobat di sini,,di sini kan sekali berobat saya
cuma bayar tiga ribu doang jadi itu sangat membantu saya sebagai orang
miskin..ya karna murahlah kira-kira begitu alasannya,.
3. Tanya : Bagaimana pelayanan kesehatan di klinik PN ini menurut anda?
Jawab : bagus..baik..ramah..yang penting mah sebenernya cocok-cocokan ya
mba karna saya sudah biasa berobat di sini alhamdulillah sembuh jadi ya saya
terusin,,ya itu tadi karna pelayanannya bagus.
4. Tanya : Manfaat apa yang anda ambil dari adanya program pelayanan
kesehatan di klinik Persada Nurani ini?
Jawab
: banyaklah manfaatnya, untuk saya,,ya klinik ini sangat
membantu,.orang kecil kalo mo berobat di rumah sakit kan gak mampu jadi
pas ada klinik ini di sini ya saya merasa bermanfaat sekali,.
HASIL WAWANCARA
Nama
: Sdr. Agus
Jabatan
: Pasien
Hari/Tanggal : 16 Juni 2010
Waktu
: 19.00 wib.
Tempat
: Klinik Persada Nurani
1. Tanya : Sudah berapa lama saudara menjadi pasien di klinik Persada Nurani?
Jawab : baru dua kali ini mbak,,kemaren saya periksa terus sekarang saya ke
sini lagi mau kontrol,,nerusin yang kemaren kan dah berobat di sini,,gitu.
2. Tanya : Apa alasan anda memilih berobat di klinik Persada Nurani ?
Jawab : pertama kali saya pas ke sini di anterin sama sodara saya trus karna
kemaren obatnya cocok dan karna saya musti kontrol jadi saya balik lagi ke
sini mba,,tapi selain itu juga karna deket sama rumah ya.
3. Tanya : Bagaimana pelayanan kesehatan di klinik PN ini menurut anda?
Jawab : menurut saya sih pelayanan di klinik ini bagus,,yang ngelayanin obat
ramah, dokternya ramah juga trus dokternya itu juga teliti pas meriksanya jadi
saya sreg berobat di sini.
4. Tanya : Manfaat apa yang anda ambil dari adanya program pelayanan
kesehatan di klinik Persada Nurani ini?
Jawab : manfaatnya,,saya bisa berobat lebih murah, lebih deket sama rumah
jadi gak perlu ngluarin ongkos lebih, tapi yang lebih penting manfaatnya itu
ya saya sembuh berobat di sini, khan begituu...hhehe,,,he.
Sdra. Agus
Download