tinjauan yuridis perjanjian sewa guna usaha

advertisement
Sulivan, Widjaja, Rusli: Tinjauan Yuridis Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi
TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA
DENGAN HAK OPSI (FINANCIAL LEASE)
DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITTF INDONESIA
Robby Sulivan, Gunawan Widjaja dan Hardijan Rusli
ABSTRACT
Nowadays, business world competition becomes fiercer. With such a
competition, high efficiency is needed to face it. In conducting its activities,
a company will meet various problems, such as capital goods fulfilment. In
acquiring the capital goods, huge amount of money is required certainly. To
solve the problem, financial lease transaction applied.
Financial lease is company financing activity in terms of capital goods
supply in order to be used by the company for a certain period, based on
periodical payments, accompanied by option right (optie) for the company
to purchase related capital goods or to extend the leasing period based on
agreed left over value. Leasing as a kind of financing activities has been
recognized in Indonesia since 1974, marked by Multiple Agreement Letter
about Leasing Business Permission among Indonesian Minister of Finance,
Minister of Industry, and Minister of Trade; Number: Kep-122/MK/IV/2/1974,
Number: 32/M/SK/2/I974, and Number: 30/Kpb/I/74.
Based on a study on analysis unit in this writing, the author will describe financial lease agreement law position within Indonesian positive law
perspective. Also in this writing, rights and obligations of all involved parties in financial lease agreement will be discussed.
Keywords : financial lease, lessor, lessee, option right, residual value, security deposit, capital goods.
Pendahuluan
Sewa guna usaha (leasing)
sebagai suatu jenis kegiatan mulai
dikenal di Indonesia sejak tahun 1974,
ditandainya dengan Surat Keputusan
Bersama Menteri Keuangan, Menteri
Perindustrian dan Menteri Perdagangan
Republik Indonesia No.Kep-122/MK/
IV/2/1974, No.32/M/SK/2/1974,
No.30/Kpb/I/74 tentang Perizinan
Usaha Leasing. Pasal 1233, Pasal
1320, Pasal 1381 KUHPer dijadikan
Law Review, Fakuhas Hukmn Universitas Pelita Harapan, Vol. Ill, No.3, Maret 2003
I
Sulivan, Widjaja, Rusli: Tinjauan Yuridis Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi
sebagai rujukan perjanjian leasing di
Indonesia, dimana Pasal 1233 KUHPer
menyatakan tiap-tiap perikatan
dilahirkan baik karena persetujuan, baik
karena undang-undang; Pasal 1320
KUHPer menyatakan untuk sahnya
suatu perjanjian; Pasal 1381 KUHPer
mengatur tentang hapusnya perikatan.
Sewa guna usaha (teasing) adalah
kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan modal baik secara sewa
guna usaha dengan hak opsi (finance
lease)', maupun secara sewa guna
usaha tanpa hak opsi (operating lease)
untuk digunakan oleh lessee selama
jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran secara berkala.2
Pihak-pihak yang terlibat dalam leasing sebagai berikut:
/.
Lessor, perusahaan pembiayaan
atau perusahaan leasing yang telah
memperoleh izin usaha dari Menteri
Keuangan serta melakukan kegiatan
leasing.
2.
1
Lessee, perusahaan atau perorangan yang menggunakan
barang modal dengan pembiayaan
dari lessor. Lessee harus telah
Seharusnya menggunakan istilah financial
lease.
'- Kep.Men.Keu RI No.l 169/KMK.01/1991
Pasal I hurufa.
2
memiliki NPWP, mempunyai kegiatan
usaha dan atau pekerjaan bebas.
3.
Supplier (jika ada), pihak yang
meyediakan barang modal yang
menjadi obyek leasing, dimana
barang modal tersebut dibayar
oleh lessor kepada supplier untuk
kepentingan lessee.
LEASING
Leasing sebagai suatu kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan
barang modal dibagi atas dua jenis,
yaitu financial lease dan operating
lease. Financial lease adalah
kegiatan sewa guna usaha, dimana
penyewa guna usaha pada akhir masa
sewa guna usaha mempunyai hak opsi
untuk membeli obyek sewa guna usaha
berdasarkan nilai sisa yang disepakati
bersama.3 Operating lease adalah
kegiatan sewa guna usaha di mana
penyewa guna usaha tidak mempunyai
hak opsi untuk membeli objek sewa
guna usaha.4
Dari definisi-definisi tersebut diatas,
dapat disebutkan bahwa yang menjadi
elemen-elemen dari suatu leasing
adalah sebagai berikut:
' Keputusan Menteri Keuangan No. 1251/
KMK.013/1988, Pasal 1 hurufe.
4
Ibid, Pasal 1 huruf f".
Law Review. Fakullas Hukum Universitas Pelila Harapan, Vol. Ill, No.3, Marel 2003
Sulivan, Widjaja, Rusli: Tinjauan Yuridis Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi
1.
2.
s
Suatu Pembiayaan Perusahaan
atau Perorangan
Leasing sebagai usaha memberikan pembiayaan kepada perusahaan atau perorangan tertentu
yang memerlukannya dimana
pihak-pihak tersebut harus telah
memiliki NPWP, mempunyai
kegiatan usaha dan atau pekerjaaan
bebas.5
Penyediaan Barang Modal
Unsur selanjutnya dari leasing
adalah adanya penyediaan barang
modal, biasanya oleh supplier atas
biaya dari lessor. Barang modal
tersebut akan dipergunakan oleh
lessee untuk kepentingan bisnisnya.
Barang modal sangat bervariasi,
dapat berupa mesin-mesin, peralatan kantor, kendaraan bermotor dan
sebagainya. Barang modal adalah
setiap aktiva tetap berwujud
termasuk tanah sepanjang di atas
tanah tersebut melekat aktiva tetap
berupa bangunan (plant), yang
mempunyai masa manfaat lebih
dari 1 (satu) tahun dan digunakan
secara langsung untuk menghasilkan atau meningkatkan atau
memperlancar produksi barang
Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/
KMK.01/1991,Pasal 6.
atau jasa oleh lessee.*" Aktiva
tetap adalah aktiva yang jangka
waktu pemakaiannya lama,
digunakan dalam kegiatan
perusahaan, dimiliki tidak untuk
dijual kembali dalam kegiatan
perusahaan dan nilainya besar.
3.
Keterbatasan Jangka Waktu
Salah satu unsur penting dari leasing adalah adanya jangka waktu
yang terbatas. Dalam perjanjian
leasing biasanya ditentukan untuk
berapa tahun leasing tersebut
dilakukan. Selanjutnya setelah
jangka waktu tertentu tersebut
berakhir, ditentukan pula bagaimana status kepemilikan dari
barang tersebut. Dalam hal lessee diberikan hak opsi, hak opsi
untuk membeli barang tersebut
pada harga yang telah terlebih
dahulu disepakati bersama. Jika
lessee menggunakan hak opsinya
maka hak kepemilikan barang
tersebut pindah dari lessor ke lessee.
Dalam leasing dengan hak opsi, jangka
waktu leasing ditetapkan dalam tiga
kategori,7 sebagai berikut:
" Ibid, Pasal I huruf b.
7
Ibid, Pasal 3 huruf b.
Law Review. Fakuhas Hukum Universilas Pelita Hurapan, Vol. Ill, No.3. Maret 2003
3
Sulivan, Widjaja, Rusli: Tinjauan Yuridis Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi
a
Jangka singkat, yaitu minimal dua
tahun dan berlaku bagi barang
modal kelompok I.
b.
Jangka menengah, yaitu minimal
tiga tahun dan berlaku bagi barang
modal kelompok II, III dan IV.
c.
Jangka panjang, yaitu minimal
angsuran sesuai dengan kesepakatan yang telah dituangkan
dalam perjanjian leasing.
5.
Hak Opsi (Untuk Financial Lease)
Opsi adalah hak lessee untuk
membeli barang modal yang
disewa guna usahakan. Hak opsi
yang dimiliki oleh lessee untuk
membeli barang modal pada saat
tertentu dengan syarat tertentu
pula, juga merupakan salah satu
unsur dari financial leasing.
Artinya diakhir masa financial
lease, diberikan hak kepada lessee untuk membeli barang modal
tersebut dengan harga yang
terlebih dahulu ditetapkan dalam
perjanjian financial lease yang
bersangkutan.
6.
Nilai Sisa (Untuk
Lease)
tujuh tahun dan berlaku bagi
kelompok bangunan.
Pengelompokan barang modal kepada
kelompok I, II, III dan IV tersebut
sesuai penggelompokan harta
berwujud dalam Pasal 16 ayat (6)
Undang-Undang No. 17 Tahun 2000
tentang Pajak Penghasilan (PPh).
Tentang jenis harta berwujud tersebut
diatur dalam Keputusan Menteri
Keuangan No.l38/KMK.03/2002
tentang jenis-jenis harta yang termasuk
dalam kelompok harta berwujud bukan
bangunan.
4.
Pembayaran Secara Berkala
(Untuk Financial Lease)
Karena lessor telah membayar
lunas harga barang modal kepada
pihak supplier, maka adalah
kewajiban lessee kemudian untuk
mengangsur pembayaran kembali
harga barang modal kepada lessor. Besarnya dan lamanya
4
Financial
Nilai sisa merupakan besarnya
jumlah uang yang haras dibayar
lessee kepada lessor di akhir
masa berlakunya leasing atau
pada saat lessee menggunakan
hak opsi. Nilai sisa sudah terlebih
dahulu ditentukan bersama dalam
perjanjian leasing.
Law Review, Fakullas Hukum Universilas Pelita Harapan, Vol. Ill, No.3, Marei 2003
Sulivan, Widjaja, Rusli: Tinjauan Yuridis Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi
FINANCIAL LEASE
Lessee yang membutuhkan
suatu barang modal menentukan jenis
dan spesifikasi dari barang yang
dibutuhkan. Lessee juga mengadakan
negosiasi langsung dengan penjual
mengenai harga, syarat-syarat
perawatan serta Iain-lain hal yang
berhubungan dengan pengoperasian
barang tersebut. Lessor hanya
berkepentingan mengenai pemilikan
barang tersebut secara hukum.
Lessor akan mengeluarkan
dananya untuk membayar barang
tersebut kepada penjual dan kemudian
barang tersebut diserahkan kepada
lessee. Sebagai imbalan atas jasa
penggunaan barang tersebut maka lessee akan membayar sewa secara berkala
dari jumlah harga perolehan barang
modal ditambah dengan pembayaran nilai
sisa (full pay out), sehingga bentuk
pembiayaan ini di-sebutjuga/H///?ay o«/
lease atau capital lease. Besarnya
harga sewa ditambah nilai sisa (residual
value) harus menutupi harga barang
ditambah keuntungan yang diharapkan
oleh lessor.
Kini jelas bahwa $&&& financial
lease, lessor merupakan pemilik
barang secara hukum, sedangkan les-
see merupakan pihak yang menikmati
keuntungan ekonomis atas barang
tersebut. Pada akhir masa leasing,
lessee mempunyai hak pilih untuk
membeli barang tersebut seharga nilai
sisanya.,
Dalam prakteknya, sewa guna
usaha dengan
hak opsi
dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa
bentuk, yaitu sebagai berikut:
1.
Sewa Guna Usaha Langsung (direct financial lease)
Dalam bentuk transaksi ini, lessor
membeli barang modal dan sekaligus menyewakannya kepada
lessee. Pembelian tersebut dilakukan atas permintaan lessee dan
lessee pula yang menentukan
spesifikasi barang modal, harga
dan penjualnya. Dengan kata lain,
lessee berhubungan langsung
dengan penjual dan lessor
membiayai kebutuhan barang
modal tersebut untuk kepentingan
lessee. Jadi, tujuan lessee adalah
memperoleh barang modal untuk
perusahaannya dengan pembiayaan secara sewa guna usaha dengan
hak opsi dari lessor.
Dalam financial tease jenis
ini terdapat penyerahan dalam
Law Review. Fakultas Hukum Universilas Pelila Harafmn,
Vol. Ill, No.3, Maret 2003
5
Sulivan, Widjaja, Rusli: Tinjauan Yuridis Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi
dari lessee kepada lessor, terdapat
penyerahan dalam bentuk constitutum possessorium,
yaitu
penyerahan dimana lessee tetap
menguasai kebendaan yang dijual.
Hal ini terjadi karena lessee akan
menyewa guna usaha barang
modal tersebut dari lessor.
bentuk penyerahan tangan
panjang (traditio longa manu).
Dalam penyerahan tangan
panjang ini, barang modal berada
pada supplier, sehingga yang
menyerahkan barang modal
bukanlah lessor melainkan supplier yang akan menyerahkan
kepada lessee sebagai penyewa
guna usaha.
Hubungan hukum yang kedua
yaitu hubungan sewa guna usaha
dengan hak opsi. Lessor menyewa guna usaha barang modal
tersebut kepada lessee, maka
terjadi penyerahan dalam bentuk
penyerahan tangan pendek (traditio brevi manu), yaitu penyerahan
dimana lessee sebagai penyewa
guna usaha telah menguasai
kebendaan atas barang modal.
Jual dan Sewa Kembali {sale and
lease back)
Dalam bentuk transaksi ini, lessee
telah memiliki barang modal,
kemudian barang modal tersebut
dijual kepada lessor dan
selanjutnya diserahkan kembali
kepada lessee untuk digunakan
bagi keperluan usahanya sesuai
dengan jangka waktu kontrak
sewa guna usaha. Tujuan lessee
menggunakan bentuk ini untuk
memperoleh dana tambahan
modal kerja, yang tadinya
ditanggulangi sendiri lalu dialihkan
melalui sewa guna usaha.
Dalamfinanciallease jenis ini,
terdapat dua hubungan hukum.
Pertama, hubungan jual-beli antara
lessee dengan lessor. Pada saat
terjadinya penjual barang modal
6
Perbedaan Financial Lease dengan
Perjanjian Lainnya
/.
Financial Lease dengan SewaMenyewa
Financial lease adalah kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal secara
guna usaha dengan hak opsi."
Sewa-menyewa ialah suatu
persetujuan, dengan mana pihak
yang satu mengikat dirinya untuk
* Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/
KMK.01/1991,Pasal 1 hurufa.
Law Review, Fakultas Hukum Universiias Pelitci Harapan, Vol. Ill, No.3, Marel 2003
Sulivan, Widjaja, Rusli: Tinjauan Yuridis Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi
memberikan kepada pihak yang
lainnya kenikmatan dari sesuatu
barang, selama suatu waktu
tertentu dan dengan pembayaran
sesuatu harga, yang oleh pihak
tersebut belakangan itu disanggupi
pembayarannya.9
Perbedaan antara financial lease
dengan sewa-menyewa adalah
sebagai berikut:
a. Financial lease merupakan
suatu kegiatan pembiayaan,
sedangkan sewa menyewa
bukan merupakan suatu kegiatan pembiayaan, melainkan
suatu kegiatan dimana penyewa memberikan kepada
pihak Iain kenikmatan dari
suatu barang.
b. Obyek dari financial lease
adalah barang modal, sedangkan obyek dari sewa-menyewa
berupa barang berwujud.
Dalam sewa-menyewa, obyeknya adalah barang berwujud
baik digunakan secara langsung atau tidak untuk menghasilkan atau meningkatkan
atau memperlancar produksi
barang atau jasa. Sedangkan
dalam financial lease, obyek' Pasal 1548KUHPer.
nya barang modal yaitu setiap
aktiva tetap berwujud yang
digunakan secara langsung
untuk menghasilkan atau
meningkatkan atau memperlancar produksi barang atau
jasa oleh lessee.
c. Dalam financial
lease di-
tentukan bahwa yang dapat
bertindak sebagai
lessor
adalah perusahaan pembiayaan atau perusahaan sewa guna
usaha yang telah memperoleh
izin usaha dari Menteri
Keuangan,10 sedangkan dalam
perjanjian sewa-menyewa,
setiap subyek hukum dapat
menjadi penyewa atau yang
menyewakan.
d. Perjanjian financial
lease
disyaratkan dibuat dalam jangka
waktu tertentu yaitu disesuaikan
dengan masa manfaat kegunaan
barang," sedangkan jangka
waktu dalam perjanjian sewa
menyewa terbatas
sesuai
dengan masa sewa dalam
perjanjian.
"'Keputusan Menteri Keuangan. op.cit., Pasal
1 huruf c.
11
Ibid, Pasal 3 huruf b.
Law Review, Fakultas Hukum Universilas Pelita Harapan, Vol. Ill, No.3, Marel 2003
7
Sulivan, Widjaja, Rusli: Tinjauan Yuridis Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi
e. Risiko yang terjadi pada obyek
leasing dibebankan kepada
lessee, sedangkan risiko yang
terjadi pada obyek sewa
menyewa ada pada pihak
yang menyewakan diatur
dalamPasal 1550KUHPer.
2.
dari penjual kepada pembeli pada
saat barangnya diserahkan oleh
penjual kepada pembeli.14
Perbedaan antara financial lease
dengan jual-beli adalah sebagai
berikut:
a. Financial lease merupakan
suatu kegiatan pembiayaan,
sedangkan jual-beli bukan
merupakan suatu kegiatan
pembiayaan, melainkan suatu
kegiatan dimana pihak yang
satu mengikatkan dirinya untuk
menyerahkan suatu kebendaan, pihak yang lain untuk
membayar harga yang telah
dijanjikan dan menjadi pemilik
atas barang tersebut.
Financial Lease dengan JualBeli
Financial lease adalah kegiatan
pembiayaan dalam bentuk
penyediaan barang modal secara
guna usaha dengan hak opsi.12
Jual-beli adalah suatu perjanjian,
dengan mana pihak yang satu
mengikatkan dirinya untuk
menyerahkan suatu kebendaan,
dan pihak yang lain untuk
membayar harga yang telah
dijanjikan.13 Jual-beli dengan
angsuran adalah jual-beli barang
dimana penjual melaksanakan
penjualan barang dengan cara
menerima pelunasan pembayaran
yang dilakukan oleh pembeli
dalam beberapa kali angsuran atas
harga barang yang telah
disepakati bersama dan diikat
dalam suatu perjanjian serta hak
milik atas barang tersebut beralih
b. Pada jual beli, barang menjadi
miliknya pembeli segera
setelah adanya penyerahan
barang (levering), sedangkan
dalam financial lease tidak
ada penyerahan hak milik pada
saat transaksi finance lease
dilakukan, tetapi nanti setelah
hak opsi digunakan oleh lessee,
yaitu pada akhir masa leasing.
Pada finance lease, penyerahan hak milik terjadi diakhir
l2
KeputusanMenteri Keuangan No.. 1169/
KMK.01/1991,Pasal 1 hurufa.
"Pasal 1457KUHPer.
X
u
Keputusan Menteri Perdagangan dan
Koperasi No.34/KP/H/80, Pasal I huruf b.
Uiw Review, Fakullas Hukurn Universilas Pelita Harapan, Vol. Ill, No. 3, Marel 2003
Sulivan, Widjaja, Rusli: Tinjauan Yuridis Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi
masa leasing apabila hak opsi
digunakan oleh lessee. Sedangkan perjanjian jual beli
dengan angsuran, penyerahan
hak milik dilakukan setelah
transaksi dilakukan tanpa
harus menunggu lunasnya
harga barang yang dibeli.
c. Pada perjanjian financial
lease, jangka waktu disesuaikan dengan masa guna dari
barang yang disewa-gunausahakan, sedangkan pada
perjanjian jual beli dengan
angsuran tidak memperhatikan
masa guna dari barang.
3.
Financial Lease dengan Sewa
Beli
Financial lease adalah kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal secara
guna usaha dengan hak opsi.15
Sewa-beli (hire purchase) adalah
jual beli barang di mana penjual
melaksanakan penjualan barang
dengan cara memperhitungkan
setiap pembayaran yang dilakukan oleh pembeli dengan pelunasan
atas harga barang yang telah
disepakati bersama dan yang
l5
Keputusan Menteri Keuangan No. II69/
KMK.0l/1991,Pasal 1 hurufa.
diikat dalam suatu perjanjian, serta
hak milik atas barang tersebut
baru beralih dari penjual kepada
pembeli setelah jumlah harganya
dibayar lunas oleh pembeli kepada
penjual."1
Perbedaan antara financial lease
dengan sewa-beli adalah sebagai
berikut:
a. Financial lease merupakan
suatu kegiatan pembiayaan
yang dilakukan oleh perusahaan pembiayaan, sementara
sewa beli tidak termasuk
kegiatan lembaga pembiayaan.
b. Pada perjanjian financial
lease, pihak lessor menyediakan barang modal, dan barang
tersebut tidak berasal dari lessor, tetapi dari pihak ketiga.
Pada sewa beli, Penjual adalah
produsen atau pedagang yang
berusaha menjual barangnya.
c. Dalam sewa-beli, pembeli
menjadi pemilik barang di akhir
masa sewa. Pada sewa-beli
beralihnya hak terjadi pada
saat seluruh harga barang
lunas dibayar. Jadi sebelum
harganya lunas seluruhnya,
"•Keputusan Menteri Perdagangan dan
Koperasi No.34/KP/II/80 , Pasal I hurufa.
Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelila Harapan, Vol. Ill, No.3, Maret 2003
9
Sulivan, Widjaja, Rusli: Tinjauan Yuridis Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi
kedudukan pembeli sewa
hanya sebagi penyewa belaka,
dan berubah menjadi pembeli
setelah habis angsurannya.
Berdasarkan Pasal 612 ayat
(2) KUHPer, maka pada saat
harga barang lunas dibayar,
tidak perlu dilakukan penyerahan karena barang
tersebut telah dikuasai oleh
orang yang hendak menerimanya (traditio brevi manu).
Pada financial lease, kepemilikan barang modal beralih
kepada lessee apabila lessee
menggunakan hak opsinya.
d. Jangka waktu leasing biasanya ditetapkan sesuai dengan
umur kegunaan
barang,
sedangkan dalam sewa beli,
jangka waktu ditetapkan atas
dasar kemampuan pembeli.
Dari perbeda-bedaan diatas, jelas
bahwa financial lease tidak sama
dengan sewa-beli, tidak sama dengan
sewa-menyewa, tidak sama dengan
jual-beli ataupun dengan perjanjian
pinjaman uang. Perjanjian financial
lease adalah perjanjian yang
mempunyai sifat-sifat tersendiri seperti
yang dibahas pada bab ini.
10
Sifat Khusus yang Dimiliki Financial Lease
Ada beberapa sifat khusus yang dimiliki
financial lease yaitu sebagai berikut:
1.
Simpanan jaminan (security deposit) adalah jumlah uang yang
diterima lessor dari lessee pada
permulaan masa lease sebagai
jaminan untuk kelancaran pembayaran lease}1
2.
Hak Opsi, yaitu hak lessee untuk
membeli barang modal pada akhir
masa sewa guna usaha.
3.
Nilai sisa (residual value) adalah
nilai barang modal pada akhir
masa sewa guna usaha yang telah
disepakati oleh lessor dengan lessee pada awal masa sewa guna
usaha.18
Pada saat berakhirnya masa
sewa guna usaha dan telah dipenuhinya
seluruh kewajiban lessee kepada lessor berdasarkan perjanjian financial
lease, maka lessee mempunyai hak
membeli barang modal tersebut dari
lessor dengan nilai sisa yang
diperjanjikan. Dalam praktek, hak opsi
selalu digunakan oleh lessee, hal ini
disebabkan prinsip akuntansi dan
"Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/
KMK.01/1991, Pasal 1 huruf 1.
'»Ibid, Pasal 1 huruf k.
Law Review, Fakultas Hukum Univers is Pelita Harapan, Vol. Ill, No.3, Mam 2003
Sulivan, Widjaja, Rusli: Tinjauan Yuridis Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi
perpajakan yang digunakan dalam
transaksi financial lease. Akuntansi
sewa guna usaha dilaksanakan sesuai
dengan standar akuntansi di bidang
sewa guna usaha di Indonesia yaitu
Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No.30 tentang
Akuntansi Sewa Guna Usaha.
Lessee mencatat barang modal
sebagai aktiva tetap, sedangkan lessor
mencatat nilai pembiayaan sebagai
penanaman netto Sewa Guna Usaha.
Dilihat dari perpajakan, yaitu sebagai
berikut:
1.
Penghasilan lessor dikenakan
pajak penghasilan adalah sebagian
dari pembayaran sewa guna
usaha dengan hak opsi yang
berupa imbalan jasa sewa guna
usaha; \essor tidak boleh menyusutkan atas barang modal dari
transaksi financial lease.™
2.
Selama masa sewa guna usaha,
Lessee tidak boleh melakukan
penyusutan atas barang modal
yang disewa guna usahakan,
sampai saat lessee menggunakan
hak opsi untuk membeli; Setelah
lessee menggunakan hak opsi
untuk membeli barang modal
'"Ibid, Pasal 14.
tersebut, lessee melakukan penyusutan dan dasar penyusutan
adalah nilai sisa (residual value)
barang modal yang bersangkutan.2"
Hal ini membuktikan bahwa
perjanjian financial lease dibuat untuk
mengadakan barang modal bagi lessee
melalui pembiayaan dari lessor, maka
jelaslah bahwa lessee berniat memiliki
barang modal tersebut sedangkan lessor hanya mengharapkan keuntungan
dari pembiayaan yang dilakukannya.
Simpanan jaminan merupakanjaminan
dari lessee yang diberikan kepada
lesor untuk kelancaran kewajiban lessee. Dengan adanya simpanan jaminan
ini membuktikan bahwa financial
lease merupakan kegiatan pembiayaan. Pada saat hak opsi digunakan maka
terjadilah kompensasi (perjumpaan
utang) yaitu antara simpanan jaminan
(security deposit) dengan nilai sisa
(residual value) nilainya sama besar
dan selalu sama.
Ibid, Pasal 16.
Law Review. Fakullas Hukum Universilas Peliia Harapan, Vol. III. No.3, Marel 2003
11
Sulivan, Widjaja, Rusli: Tinjauan Yuridis Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi
Daftar Pustaka
Kitab Undang-undang Hukum Perdata
Keputusan Presiden RI No.61 Tahun
1988 Tentang Lembaga Pembiayaan.
Keputusan Bersama Menteri Keuangan,
Menteri Perindustrian dan Menteri
Perdagangan Republik Indonesia
No.Kep-122/MK/IV/2/1974, No.
32/M/SK/2/1974, No.30/Kpb/I/74
tentang Perizinan Usaha Leasing.
Keputusan Menteri Perdagangan dan
Koperasi No.34/KP/II/80 tentang
Perizinan Kegiatan Usaha Sewa
Beii
Keputusan
Menteri
Keuangan
No.l251/KMK.013/1988 tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan.
Keputusan
Menteri
Keuangan
NO.1169/KMK.01/1991 tentang
Kegiatan Sewa Guna Usaha
(Leasing).
Keputusan Menteri Keuangan No. 138/
KMK.03/2002 tentang jenis-jenis
harta yang termasuk dalam
kelompok harta berwujud bukan
bangunan.
12
La*' Review, Fakultas Hukum Univeisilas Pelilti Harapan, Vol. Ill, No.3, Muivi 2003
Download