Sulivan, Widjaja, Rusli: Tinjauan Yuridis Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA DENGAN HAK OPSI (FINANCIAL LEASE) DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITTF INDONESIA Robby Sulivan, Gunawan Widjaja dan Hardijan Rusli ABSTRACT Nowadays, business world competition becomes fiercer. With such a competition, high efficiency is needed to face it. In conducting its activities, a company will meet various problems, such as capital goods fulfilment. In acquiring the capital goods, huge amount of money is required certainly. To solve the problem, financial lease transaction applied. Financial lease is company financing activity in terms of capital goods supply in order to be used by the company for a certain period, based on periodical payments, accompanied by option right (optie) for the company to purchase related capital goods or to extend the leasing period based on agreed left over value. Leasing as a kind of financing activities has been recognized in Indonesia since 1974, marked by Multiple Agreement Letter about Leasing Business Permission among Indonesian Minister of Finance, Minister of Industry, and Minister of Trade; Number: Kep-122/MK/IV/2/1974, Number: 32/M/SK/2/I974, and Number: 30/Kpb/I/74. Based on a study on analysis unit in this writing, the author will describe financial lease agreement law position within Indonesian positive law perspective. Also in this writing, rights and obligations of all involved parties in financial lease agreement will be discussed. Keywords : financial lease, lessor, lessee, option right, residual value, security deposit, capital goods. Pendahuluan Sewa guna usaha (leasing) sebagai suatu jenis kegiatan mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1974, ditandainya dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No.Kep-122/MK/ IV/2/1974, No.32/M/SK/2/1974, No.30/Kpb/I/74 tentang Perizinan Usaha Leasing. Pasal 1233, Pasal 1320, Pasal 1381 KUHPer dijadikan Law Review, Fakuhas Hukmn Universitas Pelita Harapan, Vol. Ill, No.3, Maret 2003 I Sulivan, Widjaja, Rusli: Tinjauan Yuridis Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi sebagai rujukan perjanjian leasing di Indonesia, dimana Pasal 1233 KUHPer menyatakan tiap-tiap perikatan dilahirkan baik karena persetujuan, baik karena undang-undang; Pasal 1320 KUHPer menyatakan untuk sahnya suatu perjanjian; Pasal 1381 KUHPer mengatur tentang hapusnya perikatan. Sewa guna usaha (teasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease)', maupun secara sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.2 Pihak-pihak yang terlibat dalam leasing sebagai berikut: /. Lessor, perusahaan pembiayaan atau perusahaan leasing yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan serta melakukan kegiatan leasing. 2. 1 Lessee, perusahaan atau perorangan yang menggunakan barang modal dengan pembiayaan dari lessor. Lessee harus telah Seharusnya menggunakan istilah financial lease. '- Kep.Men.Keu RI No.l 169/KMK.01/1991 Pasal I hurufa. 2 memiliki NPWP, mempunyai kegiatan usaha dan atau pekerjaan bebas. 3. Supplier (jika ada), pihak yang meyediakan barang modal yang menjadi obyek leasing, dimana barang modal tersebut dibayar oleh lessor kepada supplier untuk kepentingan lessee. LEASING Leasing sebagai suatu kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal dibagi atas dua jenis, yaitu financial lease dan operating lease. Financial lease adalah kegiatan sewa guna usaha, dimana penyewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama.3 Operating lease adalah kegiatan sewa guna usaha di mana penyewa guna usaha tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha.4 Dari definisi-definisi tersebut diatas, dapat disebutkan bahwa yang menjadi elemen-elemen dari suatu leasing adalah sebagai berikut: ' Keputusan Menteri Keuangan No. 1251/ KMK.013/1988, Pasal 1 hurufe. 4 Ibid, Pasal 1 huruf f". Law Review. Fakullas Hukum Universitas Pelila Harapan, Vol. Ill, No.3, Marel 2003 Sulivan, Widjaja, Rusli: Tinjauan Yuridis Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi 1. 2. s Suatu Pembiayaan Perusahaan atau Perorangan Leasing sebagai usaha memberikan pembiayaan kepada perusahaan atau perorangan tertentu yang memerlukannya dimana pihak-pihak tersebut harus telah memiliki NPWP, mempunyai kegiatan usaha dan atau pekerjaaan bebas.5 Penyediaan Barang Modal Unsur selanjutnya dari leasing adalah adanya penyediaan barang modal, biasanya oleh supplier atas biaya dari lessor. Barang modal tersebut akan dipergunakan oleh lessee untuk kepentingan bisnisnya. Barang modal sangat bervariasi, dapat berupa mesin-mesin, peralatan kantor, kendaraan bermotor dan sebagainya. Barang modal adalah setiap aktiva tetap berwujud termasuk tanah sepanjang di atas tanah tersebut melekat aktiva tetap berupa bangunan (plant), yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun dan digunakan secara langsung untuk menghasilkan atau meningkatkan atau memperlancar produksi barang Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/ KMK.01/1991,Pasal 6. atau jasa oleh lessee.*" Aktiva tetap adalah aktiva yang jangka waktu pemakaiannya lama, digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan perusahaan dan nilainya besar. 3. Keterbatasan Jangka Waktu Salah satu unsur penting dari leasing adalah adanya jangka waktu yang terbatas. Dalam perjanjian leasing biasanya ditentukan untuk berapa tahun leasing tersebut dilakukan. Selanjutnya setelah jangka waktu tertentu tersebut berakhir, ditentukan pula bagaimana status kepemilikan dari barang tersebut. Dalam hal lessee diberikan hak opsi, hak opsi untuk membeli barang tersebut pada harga yang telah terlebih dahulu disepakati bersama. Jika lessee menggunakan hak opsinya maka hak kepemilikan barang tersebut pindah dari lessor ke lessee. Dalam leasing dengan hak opsi, jangka waktu leasing ditetapkan dalam tiga kategori,7 sebagai berikut: " Ibid, Pasal I huruf b. 7 Ibid, Pasal 3 huruf b. Law Review. Fakuhas Hukum Universilas Pelita Hurapan, Vol. Ill, No.3. Maret 2003 3 Sulivan, Widjaja, Rusli: Tinjauan Yuridis Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi a Jangka singkat, yaitu minimal dua tahun dan berlaku bagi barang modal kelompok I. b. Jangka menengah, yaitu minimal tiga tahun dan berlaku bagi barang modal kelompok II, III dan IV. c. Jangka panjang, yaitu minimal angsuran sesuai dengan kesepakatan yang telah dituangkan dalam perjanjian leasing. 5. Hak Opsi (Untuk Financial Lease) Opsi adalah hak lessee untuk membeli barang modal yang disewa guna usahakan. Hak opsi yang dimiliki oleh lessee untuk membeli barang modal pada saat tertentu dengan syarat tertentu pula, juga merupakan salah satu unsur dari financial leasing. Artinya diakhir masa financial lease, diberikan hak kepada lessee untuk membeli barang modal tersebut dengan harga yang terlebih dahulu ditetapkan dalam perjanjian financial lease yang bersangkutan. 6. Nilai Sisa (Untuk Lease) tujuh tahun dan berlaku bagi kelompok bangunan. Pengelompokan barang modal kepada kelompok I, II, III dan IV tersebut sesuai penggelompokan harta berwujud dalam Pasal 16 ayat (6) Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan (PPh). Tentang jenis harta berwujud tersebut diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan No.l38/KMK.03/2002 tentang jenis-jenis harta yang termasuk dalam kelompok harta berwujud bukan bangunan. 4. Pembayaran Secara Berkala (Untuk Financial Lease) Karena lessor telah membayar lunas harga barang modal kepada pihak supplier, maka adalah kewajiban lessee kemudian untuk mengangsur pembayaran kembali harga barang modal kepada lessor. Besarnya dan lamanya 4 Financial Nilai sisa merupakan besarnya jumlah uang yang haras dibayar lessee kepada lessor di akhir masa berlakunya leasing atau pada saat lessee menggunakan hak opsi. Nilai sisa sudah terlebih dahulu ditentukan bersama dalam perjanjian leasing. Law Review, Fakullas Hukum Universilas Pelita Harapan, Vol. Ill, No.3, Marei 2003 Sulivan, Widjaja, Rusli: Tinjauan Yuridis Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi FINANCIAL LEASE Lessee yang membutuhkan suatu barang modal menentukan jenis dan spesifikasi dari barang yang dibutuhkan. Lessee juga mengadakan negosiasi langsung dengan penjual mengenai harga, syarat-syarat perawatan serta Iain-lain hal yang berhubungan dengan pengoperasian barang tersebut. Lessor hanya berkepentingan mengenai pemilikan barang tersebut secara hukum. Lessor akan mengeluarkan dananya untuk membayar barang tersebut kepada penjual dan kemudian barang tersebut diserahkan kepada lessee. Sebagai imbalan atas jasa penggunaan barang tersebut maka lessee akan membayar sewa secara berkala dari jumlah harga perolehan barang modal ditambah dengan pembayaran nilai sisa (full pay out), sehingga bentuk pembiayaan ini di-sebutjuga/H///?ay o«/ lease atau capital lease. Besarnya harga sewa ditambah nilai sisa (residual value) harus menutupi harga barang ditambah keuntungan yang diharapkan oleh lessor. Kini jelas bahwa $&&& financial lease, lessor merupakan pemilik barang secara hukum, sedangkan les- see merupakan pihak yang menikmati keuntungan ekonomis atas barang tersebut. Pada akhir masa leasing, lessee mempunyai hak pilih untuk membeli barang tersebut seharga nilai sisanya., Dalam prakteknya, sewa guna usaha dengan hak opsi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bentuk, yaitu sebagai berikut: 1. Sewa Guna Usaha Langsung (direct financial lease) Dalam bentuk transaksi ini, lessor membeli barang modal dan sekaligus menyewakannya kepada lessee. Pembelian tersebut dilakukan atas permintaan lessee dan lessee pula yang menentukan spesifikasi barang modal, harga dan penjualnya. Dengan kata lain, lessee berhubungan langsung dengan penjual dan lessor membiayai kebutuhan barang modal tersebut untuk kepentingan lessee. Jadi, tujuan lessee adalah memperoleh barang modal untuk perusahaannya dengan pembiayaan secara sewa guna usaha dengan hak opsi dari lessor. Dalam financial tease jenis ini terdapat penyerahan dalam Law Review. Fakultas Hukum Universilas Pelila Harafmn, Vol. Ill, No.3, Maret 2003 5 Sulivan, Widjaja, Rusli: Tinjauan Yuridis Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi dari lessee kepada lessor, terdapat penyerahan dalam bentuk constitutum possessorium, yaitu penyerahan dimana lessee tetap menguasai kebendaan yang dijual. Hal ini terjadi karena lessee akan menyewa guna usaha barang modal tersebut dari lessor. bentuk penyerahan tangan panjang (traditio longa manu). Dalam penyerahan tangan panjang ini, barang modal berada pada supplier, sehingga yang menyerahkan barang modal bukanlah lessor melainkan supplier yang akan menyerahkan kepada lessee sebagai penyewa guna usaha. Hubungan hukum yang kedua yaitu hubungan sewa guna usaha dengan hak opsi. Lessor menyewa guna usaha barang modal tersebut kepada lessee, maka terjadi penyerahan dalam bentuk penyerahan tangan pendek (traditio brevi manu), yaitu penyerahan dimana lessee sebagai penyewa guna usaha telah menguasai kebendaan atas barang modal. Jual dan Sewa Kembali {sale and lease back) Dalam bentuk transaksi ini, lessee telah memiliki barang modal, kemudian barang modal tersebut dijual kepada lessor dan selanjutnya diserahkan kembali kepada lessee untuk digunakan bagi keperluan usahanya sesuai dengan jangka waktu kontrak sewa guna usaha. Tujuan lessee menggunakan bentuk ini untuk memperoleh dana tambahan modal kerja, yang tadinya ditanggulangi sendiri lalu dialihkan melalui sewa guna usaha. Dalamfinanciallease jenis ini, terdapat dua hubungan hukum. Pertama, hubungan jual-beli antara lessee dengan lessor. Pada saat terjadinya penjual barang modal 6 Perbedaan Financial Lease dengan Perjanjian Lainnya /. Financial Lease dengan SewaMenyewa Financial lease adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal secara guna usaha dengan hak opsi." Sewa-menyewa ialah suatu persetujuan, dengan mana pihak yang satu mengikat dirinya untuk * Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/ KMK.01/1991,Pasal 1 hurufa. Law Review, Fakultas Hukum Universiias Pelitci Harapan, Vol. Ill, No.3, Marel 2003 Sulivan, Widjaja, Rusli: Tinjauan Yuridis Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari sesuatu barang, selama suatu waktu tertentu dan dengan pembayaran sesuatu harga, yang oleh pihak tersebut belakangan itu disanggupi pembayarannya.9 Perbedaan antara financial lease dengan sewa-menyewa adalah sebagai berikut: a. Financial lease merupakan suatu kegiatan pembiayaan, sedangkan sewa menyewa bukan merupakan suatu kegiatan pembiayaan, melainkan suatu kegiatan dimana penyewa memberikan kepada pihak Iain kenikmatan dari suatu barang. b. Obyek dari financial lease adalah barang modal, sedangkan obyek dari sewa-menyewa berupa barang berwujud. Dalam sewa-menyewa, obyeknya adalah barang berwujud baik digunakan secara langsung atau tidak untuk menghasilkan atau meningkatkan atau memperlancar produksi barang atau jasa. Sedangkan dalam financial lease, obyek' Pasal 1548KUHPer. nya barang modal yaitu setiap aktiva tetap berwujud yang digunakan secara langsung untuk menghasilkan atau meningkatkan atau memperlancar produksi barang atau jasa oleh lessee. c. Dalam financial lease di- tentukan bahwa yang dapat bertindak sebagai lessor adalah perusahaan pembiayaan atau perusahaan sewa guna usaha yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan,10 sedangkan dalam perjanjian sewa-menyewa, setiap subyek hukum dapat menjadi penyewa atau yang menyewakan. d. Perjanjian financial lease disyaratkan dibuat dalam jangka waktu tertentu yaitu disesuaikan dengan masa manfaat kegunaan barang," sedangkan jangka waktu dalam perjanjian sewa menyewa terbatas sesuai dengan masa sewa dalam perjanjian. "'Keputusan Menteri Keuangan. op.cit., Pasal 1 huruf c. 11 Ibid, Pasal 3 huruf b. Law Review, Fakultas Hukum Universilas Pelita Harapan, Vol. Ill, No.3, Marel 2003 7 Sulivan, Widjaja, Rusli: Tinjauan Yuridis Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi e. Risiko yang terjadi pada obyek leasing dibebankan kepada lessee, sedangkan risiko yang terjadi pada obyek sewa menyewa ada pada pihak yang menyewakan diatur dalamPasal 1550KUHPer. 2. dari penjual kepada pembeli pada saat barangnya diserahkan oleh penjual kepada pembeli.14 Perbedaan antara financial lease dengan jual-beli adalah sebagai berikut: a. Financial lease merupakan suatu kegiatan pembiayaan, sedangkan jual-beli bukan merupakan suatu kegiatan pembiayaan, melainkan suatu kegiatan dimana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan dan menjadi pemilik atas barang tersebut. Financial Lease dengan JualBeli Financial lease adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal secara guna usaha dengan hak opsi.12 Jual-beli adalah suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan.13 Jual-beli dengan angsuran adalah jual-beli barang dimana penjual melaksanakan penjualan barang dengan cara menerima pelunasan pembayaran yang dilakukan oleh pembeli dalam beberapa kali angsuran atas harga barang yang telah disepakati bersama dan diikat dalam suatu perjanjian serta hak milik atas barang tersebut beralih b. Pada jual beli, barang menjadi miliknya pembeli segera setelah adanya penyerahan barang (levering), sedangkan dalam financial lease tidak ada penyerahan hak milik pada saat transaksi finance lease dilakukan, tetapi nanti setelah hak opsi digunakan oleh lessee, yaitu pada akhir masa leasing. Pada finance lease, penyerahan hak milik terjadi diakhir l2 KeputusanMenteri Keuangan No.. 1169/ KMK.01/1991,Pasal 1 hurufa. "Pasal 1457KUHPer. X u Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi No.34/KP/H/80, Pasal I huruf b. Uiw Review, Fakullas Hukurn Universilas Pelita Harapan, Vol. Ill, No. 3, Marel 2003 Sulivan, Widjaja, Rusli: Tinjauan Yuridis Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi masa leasing apabila hak opsi digunakan oleh lessee. Sedangkan perjanjian jual beli dengan angsuran, penyerahan hak milik dilakukan setelah transaksi dilakukan tanpa harus menunggu lunasnya harga barang yang dibeli. c. Pada perjanjian financial lease, jangka waktu disesuaikan dengan masa guna dari barang yang disewa-gunausahakan, sedangkan pada perjanjian jual beli dengan angsuran tidak memperhatikan masa guna dari barang. 3. Financial Lease dengan Sewa Beli Financial lease adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal secara guna usaha dengan hak opsi.15 Sewa-beli (hire purchase) adalah jual beli barang di mana penjual melaksanakan penjualan barang dengan cara memperhitungkan setiap pembayaran yang dilakukan oleh pembeli dengan pelunasan atas harga barang yang telah disepakati bersama dan yang l5 Keputusan Menteri Keuangan No. II69/ KMK.0l/1991,Pasal 1 hurufa. diikat dalam suatu perjanjian, serta hak milik atas barang tersebut baru beralih dari penjual kepada pembeli setelah jumlah harganya dibayar lunas oleh pembeli kepada penjual."1 Perbedaan antara financial lease dengan sewa-beli adalah sebagai berikut: a. Financial lease merupakan suatu kegiatan pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan pembiayaan, sementara sewa beli tidak termasuk kegiatan lembaga pembiayaan. b. Pada perjanjian financial lease, pihak lessor menyediakan barang modal, dan barang tersebut tidak berasal dari lessor, tetapi dari pihak ketiga. Pada sewa beli, Penjual adalah produsen atau pedagang yang berusaha menjual barangnya. c. Dalam sewa-beli, pembeli menjadi pemilik barang di akhir masa sewa. Pada sewa-beli beralihnya hak terjadi pada saat seluruh harga barang lunas dibayar. Jadi sebelum harganya lunas seluruhnya, "•Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi No.34/KP/II/80 , Pasal I hurufa. Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelila Harapan, Vol. Ill, No.3, Maret 2003 9 Sulivan, Widjaja, Rusli: Tinjauan Yuridis Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi kedudukan pembeli sewa hanya sebagi penyewa belaka, dan berubah menjadi pembeli setelah habis angsurannya. Berdasarkan Pasal 612 ayat (2) KUHPer, maka pada saat harga barang lunas dibayar, tidak perlu dilakukan penyerahan karena barang tersebut telah dikuasai oleh orang yang hendak menerimanya (traditio brevi manu). Pada financial lease, kepemilikan barang modal beralih kepada lessee apabila lessee menggunakan hak opsinya. d. Jangka waktu leasing biasanya ditetapkan sesuai dengan umur kegunaan barang, sedangkan dalam sewa beli, jangka waktu ditetapkan atas dasar kemampuan pembeli. Dari perbeda-bedaan diatas, jelas bahwa financial lease tidak sama dengan sewa-beli, tidak sama dengan sewa-menyewa, tidak sama dengan jual-beli ataupun dengan perjanjian pinjaman uang. Perjanjian financial lease adalah perjanjian yang mempunyai sifat-sifat tersendiri seperti yang dibahas pada bab ini. 10 Sifat Khusus yang Dimiliki Financial Lease Ada beberapa sifat khusus yang dimiliki financial lease yaitu sebagai berikut: 1. Simpanan jaminan (security deposit) adalah jumlah uang yang diterima lessor dari lessee pada permulaan masa lease sebagai jaminan untuk kelancaran pembayaran lease}1 2. Hak Opsi, yaitu hak lessee untuk membeli barang modal pada akhir masa sewa guna usaha. 3. Nilai sisa (residual value) adalah nilai barang modal pada akhir masa sewa guna usaha yang telah disepakati oleh lessor dengan lessee pada awal masa sewa guna usaha.18 Pada saat berakhirnya masa sewa guna usaha dan telah dipenuhinya seluruh kewajiban lessee kepada lessor berdasarkan perjanjian financial lease, maka lessee mempunyai hak membeli barang modal tersebut dari lessor dengan nilai sisa yang diperjanjikan. Dalam praktek, hak opsi selalu digunakan oleh lessee, hal ini disebabkan prinsip akuntansi dan "Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/ KMK.01/1991, Pasal 1 huruf 1. '»Ibid, Pasal 1 huruf k. Law Review, Fakultas Hukum Univers is Pelita Harapan, Vol. Ill, No.3, Mam 2003 Sulivan, Widjaja, Rusli: Tinjauan Yuridis Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi perpajakan yang digunakan dalam transaksi financial lease. Akuntansi sewa guna usaha dilaksanakan sesuai dengan standar akuntansi di bidang sewa guna usaha di Indonesia yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.30 tentang Akuntansi Sewa Guna Usaha. Lessee mencatat barang modal sebagai aktiva tetap, sedangkan lessor mencatat nilai pembiayaan sebagai penanaman netto Sewa Guna Usaha. Dilihat dari perpajakan, yaitu sebagai berikut: 1. Penghasilan lessor dikenakan pajak penghasilan adalah sebagian dari pembayaran sewa guna usaha dengan hak opsi yang berupa imbalan jasa sewa guna usaha; \essor tidak boleh menyusutkan atas barang modal dari transaksi financial lease.™ 2. Selama masa sewa guna usaha, Lessee tidak boleh melakukan penyusutan atas barang modal yang disewa guna usahakan, sampai saat lessee menggunakan hak opsi untuk membeli; Setelah lessee menggunakan hak opsi untuk membeli barang modal '"Ibid, Pasal 14. tersebut, lessee melakukan penyusutan dan dasar penyusutan adalah nilai sisa (residual value) barang modal yang bersangkutan.2" Hal ini membuktikan bahwa perjanjian financial lease dibuat untuk mengadakan barang modal bagi lessee melalui pembiayaan dari lessor, maka jelaslah bahwa lessee berniat memiliki barang modal tersebut sedangkan lessor hanya mengharapkan keuntungan dari pembiayaan yang dilakukannya. Simpanan jaminan merupakanjaminan dari lessee yang diberikan kepada lesor untuk kelancaran kewajiban lessee. Dengan adanya simpanan jaminan ini membuktikan bahwa financial lease merupakan kegiatan pembiayaan. Pada saat hak opsi digunakan maka terjadilah kompensasi (perjumpaan utang) yaitu antara simpanan jaminan (security deposit) dengan nilai sisa (residual value) nilainya sama besar dan selalu sama. Ibid, Pasal 16. Law Review. Fakullas Hukum Universilas Peliia Harapan, Vol. III. No.3, Marel 2003 11 Sulivan, Widjaja, Rusli: Tinjauan Yuridis Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi Daftar Pustaka Kitab Undang-undang Hukum Perdata Keputusan Presiden RI No.61 Tahun 1988 Tentang Lembaga Pembiayaan. Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No.Kep-122/MK/IV/2/1974, No. 32/M/SK/2/1974, No.30/Kpb/I/74 tentang Perizinan Usaha Leasing. Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi No.34/KP/II/80 tentang Perizinan Kegiatan Usaha Sewa Beii Keputusan Menteri Keuangan No.l251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan. Keputusan Menteri Keuangan NO.1169/KMK.01/1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha (Leasing). Keputusan Menteri Keuangan No. 138/ KMK.03/2002 tentang jenis-jenis harta yang termasuk dalam kelompok harta berwujud bukan bangunan. 12 La*' Review, Fakultas Hukum Univeisilas Pelilti Harapan, Vol. Ill, No.3, Muivi 2003